Romawi Interaksi Kelas

23
INTERAKSI KELAS Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

Transcript of Romawi Interaksi Kelas

Page 1: Romawi Interaksi Kelas

INTERAKSI KELAS

Pusat Pengembangan PendidikanUNIVERSITAS GADJAH MADAYogyakarta

Page 2: Romawi Interaksi Kelas

ii

C Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau seluruh buku dengancara dan dalam bentuk apa pun juga tanpa seijin editor dan penerbit.

EDITOR:Harsono

PENATA LETAK DAN DESAIN COVERSutarto

ILUSTRATORLingga Tri Utama

FOTOGRAPHER:Bimo (Gedung Pusat UGM)Bambang Prastowo (Gerbang UGM)

Dicetak Oleh:.....................................................................................................................................Yogyakarta, 2005

Cetakan Pertama, November 2005ISBN No. ................................................

Page 3: Romawi Interaksi Kelas

iii

PENGANTAR

Interaksi kelas merupakan aktivitas diskusi maupun dialogis antaramahasiswa dengan sesama temannya, dan antara mahasiswa dengandosen. Aktivitas ini memerlukan perancangan yang memungkinkanterjadinya komunikasi dua arah secara bermakna. Kepada paramahasiswa perlu dijelaskan tentang aktivitas pembelajaran yang khas iniagar mereka tidak canggung dan sekaligus memahami makna serta tujuandiselenggarakannya interaksi kelas.

Interaksi kelas meningkatkan atmosfer akademik, mendorong paramahasiswa untuk selalu aktif di dalam proses pembelajarannya, danmendorong para dosen untuk merancang struktur pembelajaran sertameningkatkan peran dosen sebagai fasilitator. Di sini peran dosen sebagaimitra pembelajaran akan tampak secara jelas.

Buku kecil ini menyajikan pokok pengertian tentang interaksi kelas.Hakekatnya akan dapat dipahami apabila para dosen berani mencobamelaksanakan aktivitas ini. Awal yang canggung adalah suatu hal yanglazim; kecanggungan akan berubah menjadi hal yang menyenangkanapabila kegiatan interaksi kelas menjadi kebiasaan sehari-hari. Semogaberhasil!

Yogyakarta, Nopember 2005

Penyusun

Page 4: Romawi Interaksi Kelas

iv

PENYUSUN

Amitya Kumara

Harsono

KONTRIBUTOR

Edia Rahayuningsih

Achmadi Priyatmojo

H.C.Yohannes

Kusminarto

Djoko Dwiyanto

Ika Dewi Ana

Page 5: Romawi Interaksi Kelas

v

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ iii

Daftar Isi .............................................................................................................. v

Bab IPendahuluan ............................................................................................................. 1

Apa dan bagaimana interaksi kelas? ............................................................ 1Apa saja manfaat dan fungsi interaksi kelas? ............................................. 3

Bab 2Faktor-faktor yang berperan dalam interaksi kelas .......................................... 4

Peran dosen dalam interkasi kelas ............................................................... 4Kondisi mahasiswa yang membangun interaksi kelas ............................. 5Interaksi dosen-mahasiswa dan mahasiswa-mahasiswa ......................... 6Tantangan dalam interaksi di kelas besar .................................................. 8Interaksi yang sinkron dan tidak sinkron ................................................... 8

Bab 3Strategi interaksi kelas ............................................................................................ 10

a. Gaya belajar orang dewasa ................................................................... 10b. Motivasi pembelajaran ............................................................................ 11c. Belajar memberi pelayanan yang lebih baik ...................................... 12d. Profesional ................................................................................................. 12e. Minat kognitif ............................................................................................ 12f Tanggung jawab ........................................................................................ 12g. Ketergantungan ........................................................................................ 12h. Pengaturan jadwal / tatakala ................................................................. 13i. Kurang percaya diri ................................................................................. 13

Bab 4Evaluasi Interaksi Kelas .......................................................................................... 15

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 17

Page 6: Romawi Interaksi Kelas

1

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

PENDAHULUAN

Apa dan bagaimana interaksi kelas?Universitas Gadjah Mada, dalam rangka meningkatkan kualitas

lulusannya dan efisiensi proses pembelajaran telah memutuskan untukmenggunakan pendekatan Pembelajaran Berpusat Mahasiswa (PBM) atauStudent Centered Learning sebagai metode penyampaian materi di kelasmaupun di luar kelas. Tentunya penetapan metode PBM bukan tanpaalasan dan survey, namun sudah dipertimbangkan masak-masakkeunggulan PBM dalam mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa.Salah satu ciri yang menonjol dari PBM adalah mahasiswa sebagai subyekpembelajaran yang aktif dan mandiri, dan dosen berperan sebagaifasilitator atau mitra pembelajaran. Oleh karena itu suksesnya suatupembelajaran ditentukan oleh sejauh mana dan sedalam apa prosesinteraksi dosen dan mahasiswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Dalam PBM maka mahasiswa menjadi komponen utama dalam kelas,mahasiswa merupakan fokus, dan pengajar beralih fungsi sebagaifasilitator bagi mahasiswa dalam diskusi kelompok kecil (Thorburg, 1995).Harmon dan Harumi (1996) mengemukakan bahwa dalam PBM pengajarmenjadi pembimbing dan mentor yang membantu mahasiswa dalammengakses, mengorganisasi, dan mentransfer pengetahuan untukmemecahkan masalah yang sesungguhnya; sementara itu mahasiswamemperoleh tambahan keahlian bukan hanya dari materi yangdipelajarinya melainkan juga dari pengalaman pembelajaran. Hal tersebut

Page 7: Romawi Interaksi Kelas

2

Interaksi Kelas

sangat sesuai dengan filosofi pendidikan yang sesungguhnya. MenurutMcGriff (2000), bahwa pendidikan adalah proses komunikasi yangmembantu (facilitate) mahasiswa untuk mengembangkan makna atasinformasi yang diperolehnya menjadi pengetahuan yang baru. Prosespembelajaran semacam ini sangatlah kondusif dalam membentuk polapemikiran kritis dan kemandirian mahasiswa.

Di samping dari segi kemanfaatannya, jika dilihat dari sisi mahasiswaitu sendiri, PBM merupakan metode pembelajaran yang paling tepat untukditerapkan pada mahasiswa. Pembelajaran Berpusat Mahasiswa dapatdikatakan tepat , tidak lain adalah karena jika dipandang baik dari segibiologis, legalitas, maupun psikologis, mahasiswa telah memasuki tahapkedewasaan, dan seseorang yang telah dewasa memiliki karakteristik dangaya tersendiri dalam proses belajarnya. Gaya belajar yang dimaksudantara lain adanya otonomi, orientasi pada tujuan, adanya keinginan untukmengetahui alasan mereka mempelajari sesuatu, berpikir praktis,mengutamakan pemecahan masalah serta menambah pengalaman (Can-tor & Cranton, 1992). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orangdewasa lebih mementingkan proses daripada isi dalam pembelajaran.Gaya belajar orang dewasa dapat difasilitasi dengan metode PBM yaitumelalui metode belajar aktif seperti studi kasus, diskusi, dan pembelajarankolaboratif.

Dari uraian di atas jelas bahwa kesuksesan proses pembelajaransangat ditentukan oleh interaksi antara dosen dengan mahasiswa, sertaantara mahasiswa itu sendiri. Bjorklund dan Parente (2002) menegaskanbahwa kualitas interaksi kelas akan mempengaruhi kualitas prestasi dankepuasaan mahasiswa dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuanakan materi yang dipelajarinya. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa interaksi kelas adalah proses dinamis yang terjadi di dalam kelassewaktu dosen memberi materi pembelajaran dengan menggunakanpendekatan PBM.

Page 8: Romawi Interaksi Kelas

3

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

Apa saja manfaat dan fungsi interaksi kelas ?Bjorklund dan Parente (2002) mengemukakan bahwa berdasarkan

hasil penelitian mereka, interaksi kelas secara signifikan akanmeningkatkan ketrampilan profesional, dengan umpan balik yangdisampaikan oleh dosen secara konstruktif; di samping itu interaksi kelasmenumbuhkan kesadaran baik bagi para dosen maupun mahasiswa bahwatujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

Kenyataan menunjukkan bahwa disamping pemahaman akan materikuliah meningkat, sekaligus juga meningkatkan ketrampilan-ketrampilanyang lain, misalnya bekerja kelompok, ketrampilan berkomunikasi secaratertulis maupun lisan, dan grafis. Di dalam konteks interaksi kelas makamahasiswa akan terdorong untuk menggunakan komputer sebagai alatbantu untuk mencari berbagai sumber informasi, menganalisis data, danpresentasi makalah. Dengan demikian penggunaan komputer secaralangsung juga meningkatkan ketrampilan presentasi dan pemecahanmasalah. Di samping itu mahasiswa dapat memperoleh gambaran aplikasiteori ke dalam dunia nyata, contohnya saat mahasiswa berinteraksi dengannara sumber, baik saat nara sumber dihadirkan di kelas, maupun saatmahasiswa mengikuti program magang.

Kajian meta-analisis mengenai dampak interaksi kelas, menunjukkanpeningkatan prestasi akademik yang signifikan dan persisten, danmenghasilkan mahasiswa yang mendapat penghargaan dan memilikikarakteristik yang tidak canggung dalam dunia kerja, percaya diri, danmempengaruhi iklim akademik serta outcomes proses pembelajaranmahasiswa (Springer et al., 1997).

Page 9: Romawi Interaksi Kelas

4

Interaksi Kelas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAMINTERAKSI KELAS

Peran dosen dalam interaksi kelasPeran dosen dalam interaksi kelas adalah sebagai fasilitator dalam

berbagai tingkat dan bentuk serta intensitas yang beragam. Sebagaicontoh, interaksi dosen-mahasiswa dapat dilaksanakan di dalam kelas

Page 10: Romawi Interaksi Kelas

5

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

maupun di luar kelas, dapat berupa diskusi secara intensif mengenai topikyang tengah hangat dibicarakan saat ini, dan dosen menyediakan diriuntuk memberi konsultasi akademik secara suka rela di luar waktu yangtelah dijadwalkan. Dosen memberi kesempatan yang seluas-luasnyakepada mahasiswa untuk melakukan penelitian bersama dosen (Kuh &Hus,1990).

Dosen merancang perkuliahannya sedemikian rupa sehinggamemungkinkan mahasiswa berinteraksi dengan dosen dalam setiapkesempatan perkuliahan, sehingga dampaknya dapat dirasakan olehmahasiswa. Dampak tersebut mencakup ketrampilan memecahkan masalah,ketrampilan mengekspresikan diri secara lisan maupun tertulis, sertameningkatkan rasa percaya diri. Kelas dirancang dengan format kecil,maksimal satu kelas 32 – 40 mahasiswa, sehingga memungkinkan dosenmelaksanakan diskusi kelompok. Dosen merancang berbagai proyek kelasseperti presentasi mingguan, menulis laporan kerja, dan membangun danmenguji prototype; kegiatan ini mengharuskan mahasiswa selalu aktifdalam kelompok (Vines & Rowland,1995).

Kuh & Hus (1990) dan Lamport (1993) menambahkan bahwa tidakhanya dosen semata yang merancang perkuliahan penuh dengan interaksinamun juga didukung oleh kebijaksanaan fakultas untuk menciptakansuasana akademik yang kondusif, seperti misalnya aksesibilitas ke sumber-sumber informasi yang ada maupun fasiltas yang ada di setiap ruangkuliah.

Kondisi mahasiswa yang membangun interaksi kelasMahasiswa ditinjau dari segi biologis, legalitas, maupun psikologis telah

memasuki tahap kedewasaan. Arti kedewasaan adalah mahasiswa dapatdituntut tanggung jawab atas perbuatannya, serta telah mengerti arahdan minat belajarnya, dan mampu mengelola waktu untuk keseimbanganantara kegiatan akademik maupun non akademik.

Page 11: Romawi Interaksi Kelas

6

Interaksi Kelas

Menurut Knowles dan Erickson (1990), mahasiswa dapat dipandangsebagai orang dewasa, dengan demikian proses pembelajarannyahendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa,dengan memperhatikan karakteristik pembelajar orang dewasa sebagaiberikut:

l Self directed, artinya memiliki kemampuan untuk mengatur danmengelola kegiatannya baik yang berhubungan dengan kegiatanakademik maupun non akademik.

l Life experience and knowledge, artinya memiliki pengalamanbelajar pada jenjang sebelumnya, serta memiliki pengetahuanyang memadai untuk mencari tambahan pengetahuan baru sesuaidengan minatnya.

l Goal oriented, artinya memiliki kegiatan yang terarah pada tujuansehingga perilakunya menjadi terarah pada tujuan yang hendakdicapai.

l Relevance oriented, artinya dalam proses belajar berorientasipada relevansi materi yang dipelajari dengan minat studinya.

l Praktis, artinya apa yang dipelajari dapat diaplikasikan dalammenunjang karirnya di masa yang akan datang.

l Menghargai, artinya mampu menghargai pendapat orang laindalam berdiskusi.

Interaksi dosen-mahasiswa dan mahasiswa-mahasiswaBagaimana fungsi dan bagaimana peran kerja otak saat terjadi

interaksi di kelas antara dosen dan mahasiswa, telah banyak diteliti olehpara ahli diantaranya Svinicki (1996). Selanjutnya Svinicki secara garisbesar membedakan menjadi dua fungsi interaksi kelas yaitu:

1. Task function

a. Information and opinion giver, antara anggota kelompok diskusidapat saling bertukar fakta, opini, ide, saran, dan informasilainnya yang relevan untuk membantu diskusi kelompok.

Page 12: Romawi Interaksi Kelas

7

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

b. Information and opinion seeker, pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan, opini, gagasan serta saran dan informasi lain yangrelevan akan membantu diskusi kelompok.

c. Starter, anggota kelompok yang memulai diskusi, dan akanmenjadi inisiator bagi kelompoknya untuk mengembangkandiskusi kelompok .

d. Direction giver , mengembangkan perencanaan, sertapenyelesaian tugas-tugas diskusi.

e. Summarizer, kemampuan merangkum berbagai masukan menjaditemuan utama diskusi.

f. Coordinator, kemampuan mengaitkan berbagai gagasan danmengkoordinasikan semua aktivitas secara harmonis.

g. Diagnoser, kemampuan mendiagnosis kendala-kendala kelompokdalam bekerja secara efektif.

h. Energizer, kemampuan membangkitkan aktivitas kelas.i. Reality tester, kemampuan menguji kepraktisan dan keefektivan

kerja gagasan yang sudah diterapkan pada situasi nyataj. Evaluator, kemampuan melakukan evaluasi keputusan kelompok

dan menguji bagaimana aplikasinya pada situasi nyata dan padapencapaian tujuan.

2. Maintenance function

a. Encouragerer of participation, membangkitkan semangat seluruhpeserta untuk terlibat dan dikenang kontribusinya, menunjukkanpenerimaan dan keterbukaan terhadap ide orang lain dan secaraakrab menanggapi gagasan tersebut.

b. Harmonizer dan compromiser, mampu melakukan persuasi kepadaanggota dan secara konstruktif mencari elemen-elemenperbedaan dan mencoba melakukan rekonsiliasi perbedaantersebut.

Page 13: Romawi Interaksi Kelas

8

Interaksi Kelas

4. Tension reliever, kemampuan meredakan ketegangan denganjoke dan menyegarkan suasana pertemuan.

4. Communication helper, menunjukkan kemampuan berkomunikasiyang baik, mampu memperjelas kualitas komunikasi sehingga tidakmenimbulkan pertanyaan bagi peserta yang lain.

5. Evaluator of emotional climate, kemampuan menjaga emosi paraanggota kelompok.

6. Process observer, kemampuan mengamati kelompok danmenggunakan pengamatan tersebut untuk menguji efektivitaskelompok.

7. Standard setter, mengekspresikan standar kelompok sehinggapara anggota kelompok menyadari kemajuan kerja, dan terbukaterhadap penerimaan kelompok

8. Active listener, menunjukkan kemampuan mendengarkan secaraaktif.

9. Trust builder, menerima dan mendukung keterbukaan antaranggota kelompok, dapat dipercaya dan mengembangkananggota

10. Interpersonal problem solver, memiliki gagasan untukmenyelenggarakan diskusi terbuka dalam rangka penyelesaiankonflik dan meningkatkan kekompakkan kelompok.

Tantangan dalam interaksi di kelas besarBerdasarkan literatur, observasi, dan eksperimen dengan prototip

Classroom Feedback System (CFS), maka beberapa faktor primer yangmenghambat interaksi antarmahasiswa adalah sebagai berikut (Andersonet al., 2002):

l Feedback lag, mahasiswa tidak yakin akan nilai pertanyaanmereka di dalam jedah perkuliahan; hal ini berlangsung sampaidengan usainya perkuliahan. Dengan demikian tidak munculumpan balik, baik dari dosen maupun dari sesama mahasiswa

Page 14: Romawi Interaksi Kelas

9

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

l Student apprehension, ada rasa takut untuk berbicara di dalamkelas yang begitu besar

l Single-speaker paradigm , hanya ada seorang saja yangberbicara, apakah itu dosen atau mahasiswa

Interaksi yang sinkron dan tidak sinkronInteraksi dapat terjadi dalam berbagai bentuk yang berbeda, antara

lain antara mahasiswa dengan bahan kuliah, antara mahasiswa denganaktivitas pembelajaran / ujian, antara mahasiswa dengan dosen /instruktur, dan antara mahasiswa dengan mahasiswa. Setiap mahasiswaharus mengerjakan sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang sedangdipelajarinya. Interaksi dengan content berarti terjadi proses aktif danmengkombinasikan content tadi dengan pengetahuan yang telahdimilikinya atau prior knowledge (Collins & Berge, 1999).

Berdasarkan pemahaman dasar tentang interaksi maka pembelajaranmerupakan suatu aktivitas sosial. Hal ini mengembangkan pengertianbahwa pembelajaran bukan sekedar interaksi tatap muka. Interaksi sosialdapat terjadi di antara kelompok orang dengan menggunakan pesawattelepon, faksimil, surat elektronik, surat pos, dan media lainnya yangmenggunakan teknologi canggih. Interaksi sosial tidak hanya memerlukanalokasi waktu yang sesungguhnya (synchronous). Interaksi di antara parapembelajar atau instruktur dapat bersifat bebas dari batasan waktu dangeografi. Komunikasi dan konferensi dapat dimediasi oleh komputer,dikombinasikan dengan texbooks atau bahan bacaan lainnya. Perangkatkomputer dalam dunia pendidikan menegaskan bahwa proses interaksidapat melampaui batas waktu dan jarak (asynchronous), dan dapatmemberi peluang untuk terjadinya interaksi yang lebih intensif kepadapara mahasiswa dan dosen. Interaksi kelas online dapat dibangun secaraone-to-one (email), one-to-many (Litserver managed groups) dan many-to-many misalnya bulletin boards dan dedicated computer conference sys-tems (Collins & Berge,1999).

Page 15: Romawi Interaksi Kelas

10

Interaksi Kelas

STRATEGI INTERAKSI KELAS

Bagaimana mengaktifkan mahasiswa sejak perkuliahandimulai?

Dalam rangka mengaktifkan mahasiswa sejak proses perkuliahandimulai maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Gaya belajar orang dewasaMenurut Cantor (1992) dan Cranton (1992) orang dewasa memiliki

gaya belajar yang berbeda dengan remaja dalam hal otonomi belajar,artinya mahasiswa memiliki kewenangan untuk mengatur waktu belajarnyasendiri tanpa harus ada pengawasan dan pengaturan dari orang dewasalain. Ciri yang kedua adalah berorientasi pada tujuan, karena padadasarnya hal ini didorong oleh pertanyaan yang selalu muncul yaitu inginmengetahui mengapa mereka belajar. Dengan demikian setiap merekabelajar selalu berorientasi kepada pemecahan masalah dan aplikasinyasecara praktis.

Selanjutnya Kearlsy ( 2005) menambahkan ciri pembelajar orangdewasa (andragogy) adalah proses pembelajarannya berfokus padaproses bukan pada isi semata, dengan demikian metode pembelajaranyang cocok adalah diskusi kasus, bermain peran, simulasi dan evaluasidiri.

Perry (1992) menambahkan bahwa terdapat perbedaan gaya belajarantara pria dan wanita, sebagai berikut : pria lebih meyakini hanya adasatu jawaban yang benar dalam satu permasalahan, kalaupun ada

Page 16: Romawi Interaksi Kelas

11

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

alternatif jawaban maka tidak akan dipaksa ke arah satu jawaban yangbenar. Ciri berikutnya adalah perbedaan pendapat diantara merekadalam memecahkan masalah adalah bersifat temporer, dan diarahkanuntuk menuju satu kepastian, dengan tetap menghargai hak dan pendapat

Selanjutnya, Belenky (2005) menambahkan uraian tentang gayabelajar perempuan sebagai berikut: pendiam, kurang berpartisipasi dalamsetiap diskusi, penerima ilmu, cenderung memahami pengetahuan secaraprosedural dan bersifat subjektif.

b. Motivasi pembelajarCantor (1992) mengemukakan bahwa motivasi belajar orang dewasa

untuk mempelajari satu bidang ilmu tidak semata memenuhi rasa ingintahunya saja, akan tetapi juga ada dorongan untuk memelihara hubungansosial, menjalin relasi (net-working) di samping untuk memenuhi harapaneksternal misalnya dari lingkungan keluarga. Sumber motivasi lain yangmendorong seorang pembelajar dewasa untuk mempelajari sesuatu yangbaru adalah mencapai profesionalitas (ketuntasan).

Page 17: Romawi Interaksi Kelas

12

Interaksi Kelas

c. Belajar memberi pelayanan yang lebih baikProses belajar adalah suatu bentuk pelayanan kepada mahasiswa,

dan seharusnya diselenggarakan dengan baik artinya menghargai potensimahasiswa. Terjadi perubahan paradigma pendidikan yang semula teachercentered menjadi student centered dengan demikian dalam prosespembelajaran tentunya mengutamakan layanan proses belajar lebih baik.

d. ProfesionalPembelajar dalam hal ini mahasiswa menuju ke arah penguasaan

profesi. Dengan demikian proses pembelajaranpun diselenggarakansecara profesional agar kompetensi profesional tercapai.

e. Minat KognitifPembelajar sudah menunjukkan minat yang serius untuk menguasai

profesi tertentu secara kognitif, minat sudah mantap bukan sekedar ikut-ikutan. Oleh karena itu di dalam proses pembelajaran, hendaknya dosenmemperhatikan aspek minat kognitif untuk terus tetap dipelihara dandikembangkan.

Selain aspek positif di atas maka berikut adalah aspek yangmerupakan hambatan dalam proses pembelajaran.

f. Tanggung jawabTidak tertutup kemungkinan bahwa dapat dijumpai mahasiswa yang

belum menunjukkan tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas, baiksecara individual maupun secara kelompok pada waktu yang telahditetapkan. Penyelesaian tugas akhir yang selalu berlarut-larutmenunjukkan belum munculnya tanggung jawab mahasiswa.

g. Keterbatasan waktuKenyataan menunjukkan adanya waktu untuk tatap muka yang sangat

terbatas, apalagi jika kondisi kelas besar. Keadaan seperti ini tentunyamenjadi kendala untuk melibatkan partisipasi seluruh mahasiswa secaraaktif.

Page 18: Romawi Interaksi Kelas

13

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

h. Pengaturan jadwal / tatakalaDi dalam penyelenggaraan kuliah sudah barang tentu perlu

mempertimbangkan waktu yang cukup memadai agar aktivitas dandinamika kelas menjadi terselenggara.

i. Kurang percaya diriKenyataan menunjukkan tidak semua mahasiswa memiliki percaya diri

yang mendukung proses interaksi pembelajaran. Dengan demikian jikaditemukan ada mahasiswa yang belum memiliki percaya diri, hendaknyadijadikan pertimbangan agar kegiatan kelas dapat menfasilitasitumbuhnya rasa percaya diri bagi mahasiswa.

Bagaimana strategi membantu mahasiswa mengintegrasikanpengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam perkuliahan?

Dalam rangka membantu mahasiswa memiliki kemampuanmengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap maka perlu diingattiga kata kunci dalam proses pembelajaran orang dewasa yaitu :

a. Self directed learning, mahasiswa sebagai orang dewasa memilikipotensi dan kemampuan untuk mengelola informasi yangdiperlukan serta mampu mengarahkan tujuan dan materi belajaryang hendak dikuasainya.

b. Critical reflection, dosen secara berkala selalu mengadakanrefleksi kritis atas materi kuliah, dengan menggunakan bahan-bahan kasus yang ada di sekitar, dengan demikian meningkatkankemampuan serta ketrampilan mahasiswa berpikir kritis dananalitis.

b. Experiential learning , proses belajar berbasis pengalaman akanmeningkatkan kemampuan, ketrampilan pemecahan masalahyang tepat dan kontekstual.

Page 19: Romawi Interaksi Kelas

14

Interaksi Kelas

Innes dan Claudia (2005) menegaskan bahwa perkuliahan interaktifdi Perguruan Tinggi akan memberikan dampak tidak hanya pada out-come, akan tetapi juga pada pendekatan belajar itu sendiri. Kajianpenelitian menunjukkan koreksi yang signifikan antar ubahan kontekstualdan pendekatan belajar. Interaksi teman dan interaksi fakultas memberidampak pada perubahan dalam pendekatan belajar sepanjang waktu,hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bjorklund danParente (2002). Berikut akan dikutipkan tiga pendekatan pembelajaranyang berkorelasi dengan ubahan motivasi dan strategi pembelajaran(Tabel 1).

Tabel 1. Tiga Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Motivasi Strategi Deep • Minat intrinsik

• Mengembangan kompetensi

• Pencarian makna • Linking • Pemahaman

komprehensif Surface • Penuhi sasaran

• Keseimbangan tindakan

• Memenuhi target yang paling penting

• Reproduksi Achievement • Menyadari

penghargaan tertinggi

• Bersaing

• Mengidentifikasi apa yang dikehendaki instruktur

• Mengorganisasi dan fokus pada apa yang saling berhubungan

Page 20: Romawi Interaksi Kelas

15

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

EVALUASI INTERAKSI KELAS

Interaksi kelas merupakan kegiatan yang terstruktur dengan tujuantertentu, terutama untuk meningkatan pembelajaran aktif dan mendorongpara mahasiswa ke arah pembelajaran mandiri. Putihnya butir-butir beraskarena ditumbuk bersama-sama; apabila sebutir beras ditumbuk makabutir beras tadi akan hancur, tidak lagi putih sebagaimana kita inginkan.Dengan demikian proses dan hasil interaksi kelas perlu dipantau dandievaluasi. Pembobotan kegiatan ini lebih ke arah evaluasi psikologik.Contoh instrumen untuk mengevaluasi kegiatan interaksi kelas adalahsebagai berikut (Tabel 2).

Tabel 2. Contoh angket / survei interaksi kelas

APA YANG ANDA LAKUKAN DI DALAM KELOMPOK ?

Tidak pernah Selalu

1. Saya siap memberikan gagasan 1 2 3 4 5dalam diskusi kelompok

2. Saya memberi semangat kepada rekan 1 2 3 4 5mahasiswa untuk aktif berpartisipasi

3. Saya bertanya sehingga saya menda- 1 2 3 4 5patkan gagasan dari rekan mahasiswa

4. Saya mencoba mengidentifikasi konflik 1 2 3 4 5yang terjadi dalam kelompok

Page 21: Romawi Interaksi Kelas

16

Interaksi Kelas

5. Saya mengarahkan kelompok agar 1 2 3 4 5fokus kepada tujuan

6. Saya menyampaikan humor untuk 1 2 3 4 5meredakan ketegangan diskusi

7. Saya merangkum, mengkoordinir kerja kelompok 1 2 3 4 58. Saya mengamati jalannya diskusi kelompok 1 2 3 4 5

dan mendorong rekan mahasiswa yang pasifagar aktif

9. Ketika kelompok sudah menetapkan keputusan 1 2 3 4 5saya selalu melakukan evaluasi apakah sudahsesuai tujuan

10. Saya sampaikan perasaan saya pada kelompok 1 2 3 4 5

Task total : ………………. (soal ganjil)Maintenance Total : ……………… (soal genap)

Page 22: Romawi Interaksi Kelas

17

Pesat Pengembangan Pendidikan UGM

Daftar PustakaAnderson, R.J., Anderson,R., Vandegrift,T., Wolfman,S., Yasuhara,K. 2002

Promoting interaction in large classes with computer-mediated feed-back. Technical report 02-12-02. University of Washington, ComputerScience & Engineering.

Bjorklund, S., Parente,R. 2002 Understanding and Facilitating Adult Learn-ing. Melton Keynes; Open University Press.

Blenkin, G.M., Kelly,A.V. 1981 The Primary Curriculum. London; Harper &Row.

Cantor, K.P., Cranton,K.P. 1992 Adult as learners: Increasing participationand facilitating learning. San Fransisco; Jossey-Bass.

Collins. M., Berge,Z. 1999 Facilitating interaction in computer mediatedonline courses. Available on http://lilt.ilstu.edu/smexpos/website/using_a_forum_to_promote_student,htm. 11/25/2005.

Harmon & Harumi 1996 School Improvement in an Era of Change. Lon-don; Cassell.

Kearsky, M.T. 1976 Experiential learning: rationale, characteristics, andassessment. San fransisco; Jossey-Bass.

Knowles, M.S., Erickson,M. 1990 Self-directed learning: A guide for learn-ers and teachers. New York; Cambridge Book Company

Kuh, D. 1990 The structure of scientific revolutions; 2nd ed (enlarged). Chi-cago; University of Chicago Press.

McGrift, M. 2000 “Colleges master online learning”. Available on http://www.informationweek.com/826/e learning_side.htm; February 262005.

Springer, J. 1997 The Construction of Social Reality. New York; Simon &Scluster.

Svinicki, M. 2002 Learning how to learn: Applied Theory for Adults. NewYork; Cambridge Book Company

Vines, T. 1995 Learning to listen, learning to teach. San Fransisco; Jossey-Bass.

Page 23: Romawi Interaksi Kelas

18

Interaksi Kelas