Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

36
LBM 4 BIZARRE BEHAVIOR AND HIGH FEVER STEP 7 1. Explain about thinking process! PROSES PIKIR (BERPIKIR) Aliran gagasan, simbol dan asosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi kenyataan; jika terjadi urutan yang logis, berpikir adalah normal; parapraksis (tergelincir dari logis yang termotivasi secara tidak disadari juga disebut pelesetan menurut Freud) dianggap sebagai bagian dari berpikir yang normal. Gangguan Umum dalam Bentuk atau Proses Berpikir: 1. Gangguan mental: sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis, disertai dengan penderitaan atau ketidakmampuan, tidak hanya suatu respon yang diperkirakan dari peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dan masyarakat. 2. Psikosis: ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi; gangguan dalam kemampuan menilai kenyataan, dengan menciptakan realitas baru (berlawanan dengan neurosis: gangguan mental di mana kemampuan menilai kenyataan yang masih utuh, perilaku tidak jelas melanggar norma-norma sosial, serta relatif masih dapat bertahan lama atau rekuren tanpa pengobatan). 3. Tes kenyataan atau realitas: pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia di luar diri. 4. Gangguan pikiran formal: gangguan dalam bentuk pikiran, malahan isi pikiran; berpikir ditandai dengan kekenduran asosiasi, neologisme dan konstruksi yang tidak logis; proses berpikir mengalami gangguan, dan lazimnya dianggap sebagai orang yang psikotik. 5. Berpikir tidak logis: berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal; hal ini adalah patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh nilai kultural atau defisit intelektual.

description

Psikiatri

Transcript of Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Page 1: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

LBM 4

BIZARRE BEHAVIOR AND HIGH FEVER

STEP 7

1. Explain about thinking process! PROSES PIKIR (BERPIKIR) Aliran gagasan, simbol dan asosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi kenyataan; jika terjadi urutan yang logis, berpikir adalah normal; parapraksis (tergelincir dari logis yang termotivasi secara tidak disadari juga disebut pelesetan menurut Freud) dianggap sebagai bagian dari berpikir yang normal.Gangguan Umum dalam Bentuk atau Proses Berpikir:1. Gangguan mental: sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis, disertai

dengan penderitaan atau ketidakmampuan, tidak hanya suatu respon yang diperkirakan dari peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dan masyarakat.

2. Psikosis: ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi; gangguan dalam kemampuan menilai kenyataan, dengan menciptakan realitas baru (berlawanan dengan neurosis: gangguan mental di mana kemampuan menilai kenyataan yang masih utuh, perilaku tidak jelas melanggar norma-norma sosial, serta relatif masih dapat bertahan lama atau rekuren tanpa pengobatan).

3. Tes kenyataan atau realitas: pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia di luar diri.4. Gangguan pikiran formal: gangguan dalam bentuk pikiran, malahan isi pikiran; berpikir

ditandai dengan kekenduran asosiasi, neologisme dan konstruksi yang tidak logis; proses berpikir mengalami gangguan, dan lazimnya dianggap sebagai orang yang psikotik.

5. Berpikir tidak logis: berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal; hal ini adalah patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh nilai kultural atau defisit intelektual.

6. Dereisme: aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau pengalaman.7. Berpikir autistik: preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi; istilah digunakan agak sama

dengan dereisme.8. Berpikir magis: suatu bentuk pikiran dereistik; berpikir adalah serupa dengan fase

praoperasional pada masa anak-anak (Jean Piaget), di mana pikiran, kata-kata atau tindakan mempunyai kekuatan (sebagai contohnya, mereka dapat menyebabkan atau mencegah suatu peristiwa).

9. Proses berpikir primer: istilah umum untuk berpikir yang dereistik, tidak logis, magis; normalnya ditemukan pada mimpi, abnormal pada psikosis.

Gangguan Spesifik pada Bentuk Pikiran:1. Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan mengkombinasikan suku

kata dari kata-kata lain, untuk alasan psikologis yang aneh (idiosinkratik) Contoh : ”AASSDFHIOOOOO.”

Page 2: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

2. Word salad (gado-gado kata): carnpuran kata dan frasa yang membingungkan.Contoh : ”……kemarin jatuh ada kuda polisi durian tiba-tiba bagaimana ee…”

3. Sirkumstansialitas: bicara yang tidak langsung yang lambat dalam mencapai tujuan tetapi pada akhirnya mulai lagi dari titik awal untuk mencapai tujuan yang diharapkan; ditandai dengan pemasukan detail-detail yang tidak bermakna. Contoh : ”……apa pekerjaan nona?” dijawab “tahun 2000 kita ‘kan baru lulus SMU kong ta pe tanta pangge ka Manado,waktu itu musim rok mini di toko-toko kong dia tawarkan jadi SPG di Matahari,ada stou 2 taun kita disitu.Disana no atik baku dapa deng do’I kong paitua pangge pi jo pa de pe Om pe caffe.Taon 2003…………,2004……………………………2007 Juli kita schwangger des brenti no.…..(penanya sudah tertidur)

4. Tangensialitas: ketidakmarnpuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan oleh tujuan; pasien tidak pemah berangkat dari titik awal dari tujuan yang diinginkan.

5. lnkoherensi: pikiran yang, biasanya, tidak dapat dimengerti; berjalan bersama pikiran atau atau kata-kata dengan hubungan yang tidak logis atau tanpa tata bahasa, yang menyebabkan disorganisasi; terputusnya asosiasi antar ide-ide yang ekstrim sehingga tidak dapat dimengerti sama sekali.Contoh : ”…………ada tiga durian kemarin mandi sudah ke pasar saya Agnes Monica tidak lupa menggosok sepatu Hypermart low price low hipssssst”.

6. Perseverasi: respon terhadap stimulus sebelumnya yang menetap setelah stimulus baru diberikan, sering disertai dengan gangguan kognitif.

7. Verbigerasi: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang tidak mempunyai arti.8. Ekolalia: pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh seseorang lain secara

psikopatologis; cenderung berulang dan menetap, dapat diucapkan dengan mengejek atau intonasi yang terputus-putus.

9. Kondensasi: penggabungan berbagai konsep menjadi satu konsep.10. Jawaban yang tidak relevan: jawaban yang tidak harmonis dengan pertanyaan yang ditanyakan

(pasien tampaknya mengabaikan pertanyaan).Contoh : ”Ada dimana sayang?” jawaban diujung Hp yang lain “Ooooh iiiyo kakanda segera kesana!”

11. Pengenduran asosiasi: aliran pikiran di mana gagasan-gagasan bergeser dari satu subjek ke subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan; jika berat, bicara mungkin membingungkan (inkoheren).

12. Keluar dari jalur (derailment): penyimpangan yang mendadak dalarn urutan pikiran tanpa penghambatan; seringkali digunakan secara sama dengan pengenduran asosiasi.

13. Lompat gagasan (flight of ideas): verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus yang menghasilkan terus pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain; ide-ide cenderung dihubungkan, dan dalam bentuk yang kurang parah pendengar mungkin mampu untuk mengikutinya.Contoh : ”tadi ada supervisor yang masuk Cuma sebentar,ya saya akan jadi pedagang grosir – menjual pasir di pasar – hati-hati kesasar di Makasar- ombak besar pernah menyambar Sumbar……………………..”

Page 3: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

14. Asosiasi bunyi (clang assosiation): asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda artinya; kata tidak mempunyai hubungan logis, dapat termasuk permainan sajak dan permainan kata.

15. Penghambatan (blocking): terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau gagasan diselesaikan; setelah suatu periode terhenti singkat; orang tampak tidak teringat pada apa yang telah dikatakan atau apa yang akan dikatakan (juga dikenal sebagai pencabutan pikiran).Contoh : sering terjadi pada saat Co-Ass ujian.

16. Glossolalia: ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata yang tidak dipahami (juga dikenal sebagai "berbahasa lidah"); tidak dianggap sebagai gangguan pikiran jika terjadi pada praktek keagamaan tertentu.

Gangguan Spesifik Pada Isi Pikiran:1. Kemiskinan isi pikiran: pikiran yang memberikan sedikit informasi karena tidak ada pengertian,

pengulangan kosong atau frasa yang tidak jelas.2. Gagasan yang berlebihan: keyakinan palsu yang dipertahankan dan tidak beralasan yang

dipertahankan secara kurang kuat dibandingkan dengan suatu waham.3. Waham: keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal

tidak sejalan dengan inteligensia pasien dan latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan apapun.a. Waham yang kacau dan aneh (bizzare delusion): keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan

sama sekali tidak masuk akal (sebagai contohnya: orang dari angkasa luar telah menanamkan suatu elektroda pada otak pasien).

b. Waham tersistematisasi: keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal (sebagai contohnya: pasien dimata-matai oleh agen rahasia, mafia atau bos).

c. Waham yang sejalan dengan mood (mood congruent delusion): waham yang sesuai dengan mood (sebagai contoh: seorang pasien depresi percaya bahwa ia bertanggungjawab untuk penghancuran dunia).

d. Waham yang tidak sejalan dengan mood (mood incongruent delusion): waham dengan isi yang tidak mempunyai hubungan dengan mood atau merupakan mood netral (sebagai contohnya, pasien depresi mempunyai waham kontrol pikiran atau siar pikiran).

e. Waham nihilistik: perasaan palsu bahwa dirinya dan orang lain dan dunia adalah tidak ada atau berakhir.

f. Waham kemiskinan: keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau akan terampas semua harta miliknya.

g. Waham somatik: keyakinan yang palsu menyangkut fungsi tubuh pasien (sebagai contohnya, keyakinan bahwa otak pasien adalah berakar atau mencair).

h. Waham paranoid: termasuk waham persekutorik dan waham referensi, kontrol dan kebesaran (dibedakan dari ide paranoid, dimana kecurigaan adalah lebih kecil dari bagian waham).

Page 4: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

i. Waham persekutorik: keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu, ditipu atau disiksa; sering ditemukan pada seorang pasien yang senang menuntut yang mempunyai kecenderungan patologis untuk mengambil tindakan hukum karena penganiayaan yang dibayangkan.

ii. Waham kebesaran: gambaran kepentingan, kekuatan atau identitas seseorang yang berlebihan. (sebagai contoh, seorang laki-laki yang ditinggal lari istrinya mengaku memiliki penis khusus yang hanya boleh dipakai untuk senggama dengan Zulaika Rivera.Seorang wanita mengaku jauh lebih cantik dari Nadine Chandrawinata padahal dia labiopalatoschizis.)

iii. Waham referensi: keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain ditujukan pada dirinya; bahwa peritiwa, benda-benda atau orang lain, mempunyai kepentingan tertentu dan tidak biasanya, umumnya dalam bentuk negatif, diturunkan dari idea referensi, di mana seseorang secara salah merasa bahwa ia sedang dibicarakan oleh orang lain (sebagai contohnya, percaya bahwa orang di televisi atau di radio berbicara padanya atau membicarakan dirinya).

i. Waham menyalahkan diri sendiri: keyakinan yang palsu tentang penyesalan yang dalam dan bersalah. (sebagai contoh, seorang pemuda di Aceh karena ulahnya merasa sebagai penyebab Tsunami.)

j. Waham pengendalian: perasaan palsu bahwa kemauan, pikiran atau perasaan pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar.

Contoh : ”……sasasaya dokter ada yang suruh suruh masuk ke tempat hiburan sex yang tidak bisa saya tolaaaak”.i. Penarikan pikiran (thought withdrawal): waham bahwa pikiran pasien dihilangkan dari

ingatanya oleh orang lain atau tenaga lain.ii. Penanaman pikiran (thought insertion): waham bahwa pikiran ditanam dalam pikiran

pasien oleh orang atau tenaga lain.iii. Siar pikiran (thought broadcasting): waham bahwa pikiran pasien dapat didengar oleh

orang lain, seperti pikiran mereka sedang disiarkan di udara.iv. Pengendalian pikiran (thought control): waham bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh

orang atau tenaga lain. Contoh : Seorang laki-laki mengatakan bahwa ada microchips didalam kepalanya yang berisi program kegiatan sehari-hari.

k. Waham ketidaksetiaan (waham cemburu): keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien adalah tidak jujur.

l. Erotomania: waham bahwa seseorang sangat mencintai dirinya; lebih sering pada perempuan; juga dikenal dengan Kompleks Cleramnault-Kandinsky). Contoh : Seorang wanita tidak mau kawin-kawin karena menunggu Prince Charming datang menjemput.

m. Pseudologia phantastica: suatu jenis kebohongan, di mana seseorang tampaknya percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan; disertai dengan sindroma Munchausen, berpura-pura sakit yang berulang.

4. Kecenderungan atau preokupasi pikiran: pemusatan isi pikiran pada ide tertentu, disertai dengan irama efektif yang kuat, seperti kecenderungan paranoid atau preokupasi tentang bunuh diri atau membunuh.

Page 5: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

5. Egomania: preokupasi dengan diri sendiri yang patologis.6. Monomania: preokupasi dengan suatu objek tunggal.7. Hipokondria: keprihatinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien yang didasarkan bukan

pada patologi organik yang nyata, tetapi pada interpretasi yang tidak realistik terhadap tanda atau sensasi fisik sebagai suatu yang tak normal. Contoh : Seorang pasien merasa yakin bahwa isi perutnya berdarah-darah karena terasa tidak enak.

8. Obsesi: pikiran kukuh (persisten) yang patologis, sekalipun tidak dikehendaki pasien, pikiran mana yang tidak dapat ditentang dan tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh usaha logika; biasanya disertai dengan kecemasan.

9. Kompulsi: kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu tindakan yang jika ditahan, menyebabkan kecemasan; perilaku berulang sebagai respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu, tanpa akhir yang sebenarnya. Contoh : Seseorang merasa belum mengunci pintu dan berulang kali mengeceknya bahkan sampai tidak tertidur sepanjang malam.

10. Koprolalia: pengungkapan kompulsif dari kata kata yang cabul/kotor.11. Fobia: rasa takut patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi terhadap

suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu; menyebabkan keinginan yang memaksa untuk menghindari stimulasi yang ditakuti.a. Fobia sederhana: rasa takut yang jelas terhadap objek atau situasi yang jelas (sebagai

contohnya, rasa takut terhadap laba-laba atau ular).b. Fobia sosial: rasa takut akan keramaian masyarakat, seperti rasa takut berbicara dengan

masyarakat, bekerja atau makan dalam masyarakat.c. Akrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tinggi.d. Agorafobia: rasa takut terhadap tempat yang terbukae. Algofobia: rasa takut terhadap rasa nyeri.f. Ailurofobia: rasa takut terhadap kucing.g. Eritrofobia: rasa takut terhadap warna merah (merujuk terhadap rasa takut terhadap

darah).h. Panfobia: Rasa takut terhadap segala sesuatu.i. Klaustrofobia: rasa takut terhadap tempat yang tertutup.j. Xenofobia: rasa takut terhadap orang asing.k. Zoofobia: rasa takut terhadap binatang.

12. Noesis: suatu wahyu di mana terjadi pencerahan yang besar sekali disertai dengan perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin dan memerintah.

13. Unio mystica: suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik bersatu dengan kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu gangguan dalam isi pikiran jika sejalan dengan keyakinan pasien atau lingkungan kultural.

2. What are the criteria of organic mental disorder?Gangguan mental organik merupakan gangguan-ganguan yang dikaitkan dengan disfungsi otak secara temporer atau permanen. Oeh karena itu, ganguan mental organik disebut juga organic brain syndromes, yang dikelompokkan dalam 7 tipe (Choca, 1980), yaitu :

Page 6: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

dikelompokkan dalam 7 tipe (Choca, 1980), yaitu :

No Nama Gangguan Karateristik Utama1 Dimensia Gangguan Fungsi Intelektual2 Delirium Gangguan Konsentrasi dan kesadaran3 Sindrom Amnesic Gangguan Memori4 Sindrom Delusi Organic Munculnya Khayalan - khayalan5 Halusinasi Organik Munculnya Halusinasi6 Sindrom Mental Organik Gangguan Pada fungsi emosi7 Intoksikasi Gangguan Intelektual dan Fungsi Motorik

Gambaran umum gangguan mental organik (Rathus & Nevid, 1991) yaitu :1. Penurunan fungsi intelektual dan memori2. Gangguan dalam bahasa (language) dan berbicara (speak)3. Disorientasi waktu, ruang, dan orang4. Gangguan motorik5. Gangguan dalam pembuatan keputusan tindakan6. Ketidakstabilan perasaan dan emosi7. Perubahan kepribadian

Sulit untuk melakukan diagnosa yang tepat pada perilaku abnormal yang disebabkan oleh faktor organik. Kerusakan otak mengakibatkan simptom-simptom yang bervariasi, tergantung pada faktor lokasi dan luasnya area kerusakan, dan adanya kemampuan penderita dalam mengatasinya, serta adanya dukungan sosial (social support). Kerusakan pada struktur terntu atau bagian yang mempunyai fungsi tertentu, dapat menyebabkan terganggunya fungsi tersebut. Misal, bila yang mendapat gangguan kerusakan adalah area bicara motoris, maka individu tersebut akan mengalami kesulitan untuk berbicara (secara motorik). Kerusakan pada area otak yang sama, tidak selalu mengakibatkan pola simptom yang sama; mungkin dikarenakan terjadinya perubahan minor pada tempat terjadinya kerusakan; mungkin karena faktor psikologis yang berinteraksi dengan faktor organik. Dengan mengetahui luas dan lokasi kerusakan pada otak dapat membantu menentukan range dan beratnya kerusakan. Makin meluasnya kerusakan otak, makin luas pula kerusakan pada fungsinya. Diagnosis dini dari simptom-simptom yang terjadi, memungkinkan beberapa gangguan kondisi organik dapat segera diobati atau dipulihkan, dengan menggunakan treatment yang tepat. Misal, treatment yang tepat untuk tumor otak adalah dengan pembedahan/operasi, bukan dengan psikoterapi. Pada umumnya, gangguan mental organik disebabkan oleh kerusakan atau trauma otak, penyakit (disease), ketidakseimbangan nutrisi. Gambaran utama dari gangguan mental organik yaitu :1. Gangguan fungsi kognitif

Meliputi gangguan daya ingat (memory), daya pikir (intelect), daya belajar (learning)2. Gangguan sensorium

Misalnya, gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention)

Page 7: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang :· persepsi (halusinasi)· isi pikiran (waham/delusi)· suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, dan cemas)(PPDGJ-III, 1999)

III. DELIRIUM Delirium berasal dari bahasa latin; de = dari, lira = garis/line: yang berarti menyimpang dari garis atau norma, dalam persepsi, kognitif, dan perilaku. Delirium merupakan sindrom yang meliputi keadaan mental yang kacau dan kesulitan dalam meusatkan perhatian/konsentrasi (Rathus & Nevid, 1991); yang mungkin disebabkan oleh gangguan fisik seperti benturan pada kepala, infeksi otak, intoksikasi atau pasca penggunaan zat-zat psikoaktif.1. Diagnosa dan gambaran umum penderita

a) Gangguan kesadaranYaitu dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma

b) Gangguan perhatianPenderita mengalami penurunan kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, dan mengalihkan perhatian, sehingga penderita mengalami kesulitan untuk mengikuti pembicaraan yang berpindah topik pada waktu yang hampir bersamaan. Penderita juga mengalami penurunan perhatian terhadap lingkungannya.

c) Gangguan kognitif secara umum· Penderita mengalami halusinasi (terutama halusinasi visual), ilusi, dan distorsi persepsi Ikesalahan interpretasi pada stimuli sensori)· Mengalami hendaya daya ingat dan pengertian abstrak, dengan/tanpa waham yang bersifat sementara. Tetapi sangat khas terdapat inkoherensi yaitu penderita tidak dapat mengorganisasikan pikirannya (mengalami kekacauan), yang diperlihatkan dengan berbicara melantur dan kacau (tidak mempunyai arti).· Mengalami hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat jangka panjang masih utuh.· Mengalami diorientasi waktu. Pad kasus yang berat, terdapat juga disorientasi tempat dan orang.

d) Gangguan psikomotor· Penderita mengalami hipo atau hiper-aktivitas yang tidak terduga. Terjadi fluktuasi yang

cepat antara keadaan gelisah (restlessness) dan keadaan pingsan (stupor).· Waktu bereaksi yang lebih panjang· Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang· Reaksi terperanjat meningkat· Melakukan gerakan yang tidak ada tujuannya dan tidak tenang, misal memukul obyek

yang tidak jelas.e) Gangguan siklus tidur-bangun

· Penderita mengalami insomnia atau tidak bisa tidur samasekali (pada kasus yang berat); atau mengalami terbaliknya siklus tidur bangun, mengantuk pada siang hari.

Page 8: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

· Gejala-gejala makin memburuk pada malam hari dan dalam keadaan tidak bisa tidur· Mengalami mimpi buruk dan sering terjaga dari tidur. Mimpi buruk tersebut dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur.

f) Gangguan emosionalPenderita dapat mengalami depresi, anxietas, lekas marah, euforia, apatis, atau merasa kehilangan akal.

g) Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang-timbul sepanjang hari, dan keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan.(Rathus & Nevid, 1991; PPDGJ-III, kategori diagnosis F05)

SINDROM AMNESTIK (AMNESIA)Sindrom amnestik atau disebut juga amnesia, memiliki karakteristik utama terjadinya kemunduran fungsi daya ingat (memoru) yang cukup tajam, baik memori jangka pendek (short-therm memory) maupun memori jangka panjang (long-term memory).1. Diagnosa dan gambaran umum penderitaa. Ketidakmampuan daya ingat

· Hendaya memori jangka pendek, yaitu mengalami ketidakmampuan untuk mengingat hal-hal baru (lemahnya kemampuan belajar materi baru). Penderita tidak mampu mengingat orang atau nama orang yang baru ditemui lima atau sepuluh menit yang lalu.

· Hendaya memori jangka panjang, yaitu mengalami ketidakmampuan untuk mengingat hal-hal atau pengalaman di masa lalu dalam urutan terbalik menurut kejadiannya.

· Daya ingat segera (immediate memory/recall) masih berfungsi dengan baik , misal masih dapat untuk mengulang menyebutkan deret angka.

b. Penderita tidak mengalami gangguan perhatian (attention) dan kesadaran (consciousness). Fungsi intelektual secara umum masih baik.

c Keadaan amnesia ini membuat penderita merasa terganggua karena hilangnya identitas diri. Untuk menutupi hal ini, penderita mungkin mengingkari problem memorinya ini atau kadang mengakuinya tapi tampak bersikap tak acuh dan ditutup dengan obrolan.

(Rathus & Nevid, 1991; PPDGJ-III, kategori diagnosis F04)

DEMENSIA Demensia berasal dari kata de = keluar dan mens = mental. Demensia merupakan

gangguan kognitif yang memiliki ciri menonjol adanya kemunduran ingatan secara progresif, terganggunya kemampuan berbahasa (language) dan kordinasi motorik.

Menurut PPDGJ-III, demensia merupakan suatu sindrom akibat gangguan otak yang biasanya, bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel, termasuk di dalamnya: daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai. Umumnya disertai, dan ada kalnya diawali dengan kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.

Page 9: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Proses kemunduran mental atau fungsi intelektual pada demensia tidak dapat disamakan dengan proses perubahan kemampuan intelektual pada manula, karena pada kasus demensia lebih mengacu pada gangguan degeneratif otak.

Demensia terjadi pada usia 65 tahun atau sebelumnya disebut presenile dementia. Simptom-simptomnya mulai berkembang cepat pada usia 40-50 tahun. Terjadi perubahan mental dan kerusakan-kerusakan otak dari tingkat ringan sampai tingkat berat. Menunjukkan adanya riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer (PPDGJ-III: F00.0). Sedangkan demensia yang terjadi di atas usdia 65 tahun disebut senile dementia, yang ditandai dengan kemunduran fisik dan mental secara lamban dan progresif, dengan gangguan daya ingat sebagai gambaran utamanya (PPDGJ-III: F00.1). Meskipun demikian, demensia dapat saja terjadi pada semua tingkat umur.1. Diagnosis dan gambaran umum penderita

a) Adanya kemunduran mental, seperti daya ingat, daya pikir atau kemampuan problem solving, dan berpikir abstrak, yang semuanya itu dapat menggangu fungsi sosial dan fungsi keseharian, seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll.

b) Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness)c) Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.

PPDGJ

3. Why the doctor suspected the patient severe organic mental disorder?

4. Mention any kind of organic mental disorder!

Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak, disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh.Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, Editor Dr, Rusdi Maslim. Jakarta 2003. hal 3-43.

PPDGJ IIIFOO DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMERFOO.O Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset diniFOO.l Demensia pad a penyakit Alzheimer dengan onset lambat FOO.2 Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran FOO.9 Demensia pada penyakit Alzheimer YTT FOI DEMENSIA VASKULARFOl.O Demensia vaskular onset akut FOl.l Demensia multi-infark

Page 10: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

FOl.2 Demensia vaskular subkortikal FOl.3 Demensia vaskular campuran kortikal dan subkortikol FOl.8 Demensia vaskular lainnya FOl.9 Demensia vaskular YTT F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDKF02.0 Demensia pada penyakit Pick F02.1 Demensia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob F02.2 Demensia pada penyakit Huntington F02.3 Demensia pad a penyakit Parkinson F02.4 Demensia pada penyakit human immunodeficienci virus [HIV] F02.8 Demensia pada penyakit lain YDT YDK F03 DEMENSIA Y'ITKarakter kelima dapat digunakan untuk menentukan demensia pada FOO - F03 sebagai berikut :.xO Tanpa gejala tambahan .xl Gejala lain, terutama waham .x2 Gejala lain, terutama halusinasi .x3 Gejala lain, terutama depresi .x4 Gejala campuran lain F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL daD ZAT PSIKOAKTIF LAlNNYAF05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan Zat PSIKOAKTIF LAlNNYAF05.0 Delirium, tak bertumpangtindih dengan demensia F05.1 Delirium, bertumpangtindih dengan demensia F05.8 Delirium lainnya F05.9 Delirium YTT FOG GANGGUAN MENTAL LAlNNYA AKIBAT KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK daD PENYAKIT FISIKF06.0 Halusinosis organik F06.1 Gangguan katatonik organik F06.2 Gangguan waham 'organik (lir-skizofemia) F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) organ .30 Gangguan manik organik .31 Gangguan bipolar organik .32 Gangguan depresif organik

.33 Gangguan afektif organik campuran F06.4 Gangguan anxeitas organik F06.5 Gangguan disosiatif organik F06.6 Gangguan astenik organik F06.7 Gangguan kognitif ringan F06.8 Gangguan mental lain YDK akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik F06.9 Ganguan mental YTI akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan PERILAKU AKIBAT PENYAKIT, KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK

Page 11: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

F07.0 Gangguan kepribadian organik F07.1 Sindrom pasca-ensefalitik F07.2 Sindrom pasca-kontusio F07.8 Gangguan kepribadian dan perilaku organik lain akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak F07.9 Gangguan kepribadian dan perilaku organik YTT akibat penyakit, kerusakan dan disfunsi otak F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK ATAU SIMTOMATIKDiagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr, Rusdi Maslim.1993. hal 3.

DSM-IV-TR:- Delirium karena kondisi medis umum- Delirium karena intoksikasi zat- Delirium karena sindrom putus zat- Delirium karena etiologi yang multiple- Delirium yang tak terklasifikasikanDiktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh Syallmsir Bs, Psikiater

Terbagi 4:1. Sindrom sintom organik

o Sindrom deliriumo Dementiao Sindrom amnestik o halusinosiso Sindrom delusi organic dan afektif organico Sindrom kepribadian organic

2. Paresis Umum (serangan pada system saraf)3. Dementia senile dan prasenil 4. Arteriosklerosis cerebral (pengerasan pembuluh darah pada otak)

Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak. Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuhKriteria diagnostik :1. kriteria diagnostik umum2. kriteria diagnostik khusus

Kriteria diagnostik umum :

Page 12: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

1. adanya penurunan kemampuan, baik dlm daya ingat, maupun daya pikir seseorg sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari2. tidak ada ggn kesadaran, kecuali bila bertumpang tindih dengan delirium3. gejala dan hendaya tsb harus sudah nyata untuk setidak-tidaknya 6 bulan

Kriteria diagnostik dementia pd penyakit alzheimer :

a. Tdptnya gejala dementiab. Onset yg tersembunyi dengan deteriorasi lambatc. Tdk adanya bukti klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus, yg menyatakan bhw kondisi mental itu dpt disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yg dpt menimbulkan dementia (mis : hipertiroid, hiperkalsemia, dll)d. Tdk adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologis kerusakan otak fokal seperti : hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dll

Kriteria diagnostik dementia pd penyakit vaskular :

a. Terdapatnya gejala dementiab.Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata, jadi mungkin tdpt hilangnya daya ingat, hendaya intelek, dan tanda neurologis fokal- daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap baik- suatu onset yg mendadak atau kemunduran yg lambat laun serta tdptnya tanda/gejala neurologis fokalc. Adanya gambaran penyerta : hipertensi, labilitas emosional dengan depresif sementara, tangis dan tawa yg meledak dan episode kesadaran berkabut

(Syamsir Bs, Psikiater,Departemen Psikiatri,FK-USU)

5. What is the relation between agitation and screwed talk with symptoms 2 weeks ago?

- Termasuk dalam tanda2 delirium, karena suatu penyakit dalam otak (toksik) sehinnga terjadi penurunan asetil kolin dan gangguan peningkatan hormone serotonin dan glutamate.

- Neurotransmitter yang berkaitan dengan delirium ACTH dan asetil kolin, lesi terdapat pada farmasio retikuloralis , timbul marah karena tidak bisa membedakan rangsangan merasa gangguan.(hal 22 PPDGJ III)

Informasi yang masuk ke otak diterima oleh otak dalam bentuk persepsi. Persepsi adalah

rangkaian proses mengenali, mengatur, dan memahami sensasi dari pancaindra yang

diterima dari rangsang lingkungan. Persepsi memerlukan konsentrasi. Jika konsentrasi

menurun, informasi ke otak tidak lengkap. Terjadilah lupa. 

Kesibukan dan cemas berlebihan juga bisa membuat kita mudah lupa. Makin cemas dan

makin stres, makin sedikit pula energi otak yang dialokasikan untuk mencari informasi di

Page 13: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

otak. Masing-masing orang menghadapi stres berbeda. Ada yang terbiasa bekerja dalam

tekanan tinggi dalam jangka waktu lama, sehingga fungsi memorinya tetap baik. Sementara,

tidak sedikit orang yang dalam situasi tersebut justru kewalahan. Dalam hal ini, stres

intensif memicu pelepasan hormon kortisol yang dapat mengganggu ingatan.

Stres

Stres yang terlalu berat sangat tidak baik, karena akan mempengaruhi sistem kerja otak

yang normal sehingga akan menjadi racun bagi otak. Keadaan ini juga membahayakan

memori yang tersimpan dalam otak, dan akan mudah teresiko penyakit Alzheimer.

Kehamilan

Banyak nya perubahan yang terjadi pada masa kehamilan ternyata juga berpengaruh

pada kelupaan yang terjadi. Perubahan hormon dan cairan pada tubuh akan memicu sakit

kepala dan meningkatkan cortisol serta akan berpengaruh pada memori yang tersimpan

dalam otak.

Diet yang tidak sehat

Seseorang akan cepat mengalami kelupaan karena kurang nya asupan gula darah

(glukosa). Sedangkan bila seseorang diet, ia akan kehilangan berat badan nya dalam

waktu cepat, dan hal ini tentu karena ia rela menahan lapar dalam waktu yang lama.

Ternyata ini juga sangat berpengaruh bagi daya ingat dan kemampuan berpikir

seseorang.

Kemoterapi

Kemoterapi ini akan menyebabkan efek anemia, kelelahan, insomia, bahkan sulit

berkonsentrasi. Jadi wajar saja bila seseorang dengan perawatan kemoterapi akan

mengalami kelupaan dan kurang konsentrasi, karena saat perawatan, obat-obatan yang

diberikan kerjanya seperti memukul di dalam kepala. Selain itu pasien kemoterapi juga

pasti akan mengalami gizi buruk, karena nafsu makan juga akan berkurang.

Penyebab sering lupa- /archive/main/issue/issue_detail.asp?id=634&cid=2&views=84

6. Why the patient shows bizarre behavior after has a high fever (between thypi and organic mental disorder)?

Patogenesis Delirium:

Page 14: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Walaupun patogenesis delirium belum diketahui secara pasti, beberapa teori yang diungkapkan oleh beberapa pakar tetap penting untuk diperhatikan.Perubahan Electro Encephalo Graphic (EEG) (-8 kali per detik, lebih lambat dari fungsi sistem saraf pusat normal) sering terjadi pada delirium yang terkait dengan disfungsi korteks, hal ini disebabkan karena EEG mengukur aktivitas listrik di korteks.Struktur subkorteks (formasiretikuler, thalamus) mengendalikan aktivitas listrik di korteks sehingga struktur ini juga erat kaitannya dengan delirium.Disaritmia korteks mengindikasikan adanya defisiensi substrat tertentu, umumnya karena paparan abnormal glukosa dan oksigen dalam kada rtertentu.Sayangnya, tidak semua pasien dengan delirium menunjukkan adanya perlambatan EEG, dan bukti adanya defisiensi substrat tertentu tidak dapat ditemukan pada sebagian besar kasus.Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit mengganggu kemampuan sel saraf untuk menginisiasi aktivitas listrik. Menurunnya aktivitas listrik antar sel saraf akan menyebabkan melambatnya gelombang EEG. Delirium menyebabkan variasi yang luas terhadap gangguanstructural dan fisiologik.Neuropatologi dari delirium telah dipelajari padapasien dengan hepatic encephalopathy dan pada pasien dengan putusalkohol. Patogenesis delirium terdiri dari beberapa transmitter, yaitu :

a. AsetilkolinAsetilkolin adalah salahsatu dari neurotransmiter yang penting dari pathogenesis terjadinya delirium.Hal yang mendukung teori ini adalah bahwa obat antikolinergik diketahui sebagai penyebab keadaan bingung, pada pasien dengan transmisi kolinergik yang terganggu juga muncul gejala ini.Pada pasien postoperatif delirium serum antikolinergik juga meningkat.

b. DopaminePada otak,hubungan muncul antara aktivitas kolinergik dandopaminergik. Pada delirium muncul aktivitas berlebih daridopaminergik,pengobatan simptomatis muncul pada pemberianobat antipsikosis seperti haloperidol dan obat penghambatdopamine.

c. Neurotransmitter lainnyaSerotonin: terdapat peningkatan serotonin pada pasien denganencephalopati hepatikum.GABA (Gamma-Aminobutyric Acid); pada pasien dengan hepaticencephalopati, peningkatan inhibitor GABA juga ditemukan. Peningkatan level ammonia terjadi pada pasien hepaticencephalopati, yang menyebabkan peningkatan pada asamamino glutamat dan glutamine (kedua asam amino inimerupakan precursor GABA). Penurunan level GABA pada susunan saraf pusat juga ditemukan pada pasien yang mengalami gejala putus benzodiazepine dan alkohol.

Perjalanan Penyakit Demensia: Stadium Awal

Perilaku berubah dapat diamati keluargasemangat & kemauan, dorongan untuk melakukan aktifitas rutin sehari-hari, tak mampu melakukan aktifitas multipel, depresi ringan.

Stadium Menengah: Gangguan memori & kognitif Deteriorasi intelektual : orientsi, memori, berhitung, percakapan kurang efisien, pemahaman misinterpretasi

Page 15: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Penderita murung, menarik diri, menjauhi teman lamaObsesi, kebiasaan pramorbidDaya nilai menurun.

Stadium Lanjut : Kemunduran psikologik & perilaku ApatiGangguan kepribadian menyeluruhmengurus diri (-)Tak mampu mengingat, komunikasiGejala neurologikafasia, apraksia, agnosia, buta kortikalPasien meninggal 2-5 tahun, komplikasi terbanyak karena infeksi.

Prognosis dan Patogenesis Demensia:Pada umumnya demensia dimulai pada umur 50 sampai 60 tahun dengan deteriorasi selam 5-10 tahun yang berujung kematian. Onset dan kecepatan dari deteriorasi berbeda pada tiap jenis dementia dan kategori diagnosis individu.Rata-rata tingkat survival expectation untuk pasien demensia dengan tipe alzheimer adalah 8 tahun dari range 1-20 tahun. Data menunjukkan bahwa orang yang memiliki onset lebih awal atau memiliki latar belakang keluarga yang mungkin pernaj memiliki dementia akan memiliki perjalanan penyakit yang lebih cepat. Segera setelah demensia di diagnosis, pasien harus menjalani tes medis dan neuropsikologis karena 10-15% dari seluruh pasien dengan demensia memiliki potensi reversibel jika treatment diberikan sebelum munculnya kerusakan otak secara permanen.

Diktat Psikiatri GMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh Syallmsir Bs, Psikiater

Gambaran Demensia Delirium Pseudodemensia

UmurRiwayatAwalLamanyaPerjalananTaraf kesadaranOrientasiAfekAlam pikiran

Biasanya lansiaKronikLambat launBerbulan-bulan/bertahun-tahunKronik progresifNormalIntak pd awalnyaLabil tapi tidak cemas

Tak spesifikAkutCepat

Berhari-hari/berminggu-mingguNaik turunNaik turunTerganggu,periodik

Tak spesifikGangguan afekSamarBerhari-hari/berminggu-mingguCepatDistressApatis Depresi

Page 16: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Daya IngatPersepsiPsikomotorTidurAtensi & kesadaranReversibilitas

Turun jumlahnyaJgk pendek dan jgk panjang tergangguHalusinasi jarang (kecuali fase berat)Normal (kecuali fase berat)Sedikit tergangguSedikit tergangguUmumnya ireversibel

Cemas dan iritabelSering tergangguJgk pendek terganggu secara nyataHalusinasi (terutama visual)Retardasi, agitasi ,atau campuranTergangguAmat tergangguSering reversibel

Turun jumlahnyaAgak tergangguKadang-kadangApatisTergangguApatisReversibel

7. Why he also has visual halusination and felt scary about it?8. Why the lab test shows leukopeni and widal test (+)?9. Mention differential diagnosis of the case above!

- HALUSINASI ORGANIC- DELIRIUM

Feature Dementia Delirium

Onset Slow Rapid

Page 17: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Duration Months to years Hours to weeks

Attention Preserved Fluctuates

Memory Impaired remote memoryImpaired recent and immediate memory

Speech Word-finding difficulty Incoherent (slow or rapid)

Sleep–wake cycle Fragmented sleep Frequent disruption (e.g., day–night reversal)

Thoughts Impoverished Disorganized

Awareness Unchanged Reduced

Alertness Usually normal Hypervigilant or reduced vigilance

(Adapted from Lipowski ZJ. Delirium: Acute Confusional States. Oxford: Oxford University Press; 1990, with permission.)

Delirium DemensiaRiwayat Penyakit akut Penyakit kronikMuncul Cepat Biasanya

InsidiusLama Harian -

mingguanBulanan – Tahunan

Perjalanan Fluktuatif Progresif KronisTingkat Kesadaran

Fluktuatif Normal

Orientasi Terganggu, minimal secara berkala

Awalnya intak

Afek Anxietas, irritable

Labil tapi biasanya tanpa anxietas

Pikiran Sering terganggu

Menurun jumlahnya

Ingatan Ingatan baru jelas terganggu

Ingatan baru dan jauh terganggu

Page 18: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Persepsi Sering halusinasi (visual)

Halusinasi lebih jarang

Psikomotor Retardasi, agitasi atau campuran

Normal

Tidur Siklus bangun / tidur terganggu

Siklus bangun / tidur kurang terganggu

Atensi dan Pengenalan

Sangat terganggu

Kurang terganggu

Reversibilitas Seing reversible Umumnya irreversible

Buku Saku Psikiatri Klinik, Harold J. Kaplan, Benjamin J. Sadock, Binarupa Aksara

Definisigangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk, gangguan mental simtomatik, dimana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit/gangguan sistemik di luar otak (extracerebral)PPDGJ III

EtiologiPrimer : penyakit otak, cedera kranialSekunder : penyakit sistemik ( TB, DM) yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh, infeksi sistemik, penyakit endokrin hormonal.Organobiologi : primer, sekunderPsikologi : konflik, tekanan batinSosiokultural : problem keluarga, Lingkungan, sekolah

Klasifikasi :Demensia, Delirium, Amnestik

DEMENSIAgejala klinisPada stadium awal demensia, pasien menunjukkan kesulitan untuk mempertahankan kinerja mental, fatigue, dan kecenderungan untuk gagal jikasuatu tugas adalah baru atau kompleks atau memerlukan penggeseran strategi pemecahan maslah. Ketidakmampuan melakukan tugas menjadi makin berat dan menyebar ke tugas-tugas harian,seperti berbelanja, saat demensia berkembang.Akhirnya, pasien demensia

Page 19: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

mungkin memerlukan pengawasan dan bantuan yang terus menerus untuk melakukan bahkan tugas yang paling dasar dalam kehidupan sehari-hari. Defek utama dalam demensia melibatkan orientasi, ingatan, persepsi, fungsi intelektual, dan pemikiran, dan semua fungsi tersebut menjadi secara progresif terkena saat proses penyakit berlanjut. Perubahan afektif dan perilaku, seperti kontrol impuls yang defektif dan labilitas emosional, sering ditemukan, seperti juga penonjolan dan perubahan sifat ke-pribadian premorbid. G angguan Daya Ingat

Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal dan menonjol pada demensia, khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti demensia tipe Alzheimer. Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat adalah ringan dan biasanya paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi, seperti melupakan nomor telepon, percakapan, dan peristiwa hari tersebut. Saat perjalanan dimensia berkembang, gangguan emosional menjadi parah, dan hanya informasi yang dipelajari paling baik (sebagai contohnya, tempat kelahiran) dipertahankan.

Orientasi Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu, orientasi dapat terganggu secara progresif selama perjalanan penyakit demensia.Sebagai contohnya, pasien dengan demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya setelah pergi ke kamar mandi.Tetapi, tidak masalah bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak menunjukkan gangguan pada tingkat kesadaran.

Gangguan Bahasa Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe Alzheimer dan demensia vaskular, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. Pada kenyataannya, DSM-IV memasukkan afasia sebagai salah satu kriteria diag-nostik.Kesulitan berbahasa mungkin ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, stereotipik, tidak tepat, atau berputar-putar. Pasien mungkin juga memiliki kesulitan dalam menyebutkan namasuatu benda.

Perubahan Kepribadian Perubahan kepribadian pasien demensia merupakan gambaran yang paling mengganggu bagi keluarga pasien yang terkena.Sifat kepribadian sebelumnya mungkin diperkuat selama perkembangan demensia. Pasien dengan demensia juga mungkin menjadi introvert dan tampaknya kurang memperhatikan tentang efek perilaku mereka terhadap orang lain. Pasien demensia yang mempunyai waham paranoid biasanya bersikap bermusuhan terhadap anggota keluarga dan penga-suhnya.Pasien dengan gangguan frontal dan temporal kemungkinan mengalami perubahan kepribadian yang jelas dan mungkin mudah marah dan meledak-ledak.

Psikosis Diperkirakan 20 sampai 30 persen pasien demensia, terutama pasien dengan demensia tipe Alzheimer, memiliki halusinasi, dan 30 sampai 40 persen pasien memiliki waham, terutama dengan sifat paranoid atau persekutorik dan tidak sistematik, walaupun waham yang kompleks, menetap, tersistematik dengan baik juga dilaporkan pada pasien demensia. Agresi fisik dan bentuk kekerasan lainnya

Page 20: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

adalah sering pada pasien demensia yang juga mempunyai gejala psikotik. Gangguan Lain

Psikiatrik. Di samping psikosis dan perubahan kepribadian, depresi dan kecernasan adalah gejala utama pada kira-kira 40 sarnpai 50 persen pasien demensia, walaupun sindroma gangguan depresif yang sepenuhnya mungkin hanya ditemukan pada 10 sampai 20 persen pasien demensia. Pasien dengan demensia juga menunjukkan tertawa atau menangis yang patologis-yaitu, emosi yang ekstrim tanpa provokasi yang terlihat.Neurologis. Di samping afasia pada pasien demensia, apraksia dan agnosia adalah sering, dan keberadaannya dimasukkan sebagai kriteria diagnostik potensial dalam DSM-IV. Tanda neurologis lain yang dapat berhubungan dengan demensia adalah kejang, yang terlihat pada kira-kira 10 persen pasien dengan demensia tipe Alzheimer dan 20 persen pasien dengan demensia vaskular, dan presentasi neurologis yang atipikal, seperti sindroma lobus parietalis nondominan. Refleks primitif-seperti refleks menggenggam, moncong, mengisap, kaki-tonik, dan palmomental mungkin ditemukan pada pemeriksaan neurologis, dan jerks mioklonik ditemukan pada 5 sampai 10 persen pasien.Pasien dengan demensia vaskular mungkin mempunyai gejala neurologis tambahan-seperti nyeri kepala, pusing, pingsan, kelemahan, tanda neurologis fokal, dan gangguan tidur-mungkin menunjukkan lokasi penyakit serebrovaskular.Palsi serebrobulbar, disartria, dan disfagia juga lebih sering pada demensia vaskular dibandingkan demensia lain.Reaksi katastropik. Pasien demensia juga menunjukkan penurunan kemampuan untuk menerapkan apa yang disebut oleh Kurt Goldstein sebagai perilaku abstrak. Pasien mempunyai kesulitan dalam generalisasi dari suatu contoh tunggal dalam membentuk konsep, dan dalam mengambil perbedaan dan persamaan di antara konsep-konsep.Selanjutnya, kemampuan untuk memecahkan masalah, untuk memberikan alasan secara logis dan untuk membuat pertimbangan yang sehat adalah terganggu.Goldstein juga menggambarkan suatu reaksi katastropik, yang ditandai oleh agitasisekunder karena kesadaran subjektif tentang defisit intelektualnya di bawah keadaan yang menegangkan. Pasien biasanya berusaha untuk mengkompensasi defek tersebut dengan menggunakan strategi untuk menghindari terlihatnya kegagalan dalam daya intelektual, seperti mengubah subyek,membuat lelucon, atau mengalihkan pewawancaradengan cara lain. Tidak adanya pertimbangan kontrol impuls yang buruk sering ditemukankhususnya pada demensia yang terutama mempengaruhi lobus frontalis.Contoh dari gangguantersebut adalah bahasa yang kasar, humor yang tidak sesuai, pengabaian penampilan dan higine pribadi, dan mengabaikan aturan konvensionaltingkah laku sosial.Sindroma "sundowner." Sindroma downer ditandai oleh mengantuk, konfusi, ataksia dan terjatuh secara tidak disengaja. Keadaan ini terjadi pada pasien lanjut usiayang mengalamisedasi berat dan pada pasien demensia yang bereaksi secara menyimpang bahkan terhadap dosiskecil obat psikoaktif. Sindroma juga terjadi pada pasien demensia jika stimuli eksternal, seperti cahaya dan isyarat yang menyatakan interpersonal adalah menghilang.

Page 21: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Onset yang perlahan-lahan dengan perjalanan yang memburuk secara progresif, tidak adanya tanda neurologis, tidak adanya riwayat trauma atau penyakit serebrovaskular, hasil tes darah yang normal, dan bukti atrofi kortikal pada CT scan berarti diagnosis demensia tipe Alzheimer. Karena tidak terdapat ciri psikotik atau gangguan mood, diagnosis dicatat tanpa komplikasi.Beratnya demensia dinyatakan sebagai moderat karena pasien memerlukan suatu pengawasan.

Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock

DELIRIUMDefinisiSuatu gangguan kesadaran, biasanya terlihat bersamaan dengan gangguan fungsi kognitif secara global. Kelainan mood, persepsi dan perilaku adalah gejala psikiatrik yang umumSinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock

Etiologi

Penyebab intrakranial Epilepsi atau keadaan pascakejang Trauma otak ( terutama gegar ) Infeksi Meningitis Ensefalitis Neoplasma Gangguan vaskularPenyebab ekstrakranial Obat”an dan racun Obat antikolinergik Antikonvulsan Obat antihipertensif Obat antiparkinson Obat antipsikotik Glikosida jantung Cimetidine Clonidine Dilsufiram Insulin Opiat Phencyclidine Phenytoin Ranitidine Salisilat Sedatif dan hipnotik Steroid

Racun Karbon monoksida Logam berat dan racun industri lain Disfungsi endokrin ( hipofungsi atau

hiperfungsi ) Hipofisis Pankreas Adrenal Paratiroid Tiroid Penyakit organ non endokrin Hati ( ensefalopati hepatik ) Ginjal dan saluran kemih ( ensefalopati uremik ) Paru” ( narkosis karbon dioksida & hipoksia ) Sistem kardiovaskular ( gagal jantung, aritmia, dan hipotensi )

Penyakit defisiensi ( defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asam folat )

Infeksi sistemik dengan demam dan sepsisKetidakseimbangan elektroit dengan

penyebab apapunKeadaan pascaoperatifTrauma ( kepala atau seluruh tubuh )

Page 22: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Pedoman diagnostico Gangguan kesadaran dan perhatian :

Dari kesadaran berkabut sampai koma. Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan dan

mengalihkan perhatian.o Gangguan kognitif secara umum : distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi, seringkali visual. o Gangguan psikomotor : bisa hipo atau hiperaktif, pengalihan aktifitas dari satu ke lainnya,

waktu bereaksinya lebih panjang.o Gangguan siklus tidur bangun : insomnia;gejala memburuk pada malam hari, mimpi

buruk , yang dapat menjadi halusinasi setelah bangun tidur.o Gangguan emosional, missal : depresi, anxietas, cepat marah, euphoria, apatis atau rasa

kehilangan akal.o Onset : biasanya cepat, perjalannya hilang timbul sepanjang hari dan berlangsung kurang

dari 6 bulan.

KlasifikasiMenurut PPDGJ IIIF05 : Delirium bukan akibat alcohol dan zat psikoaktif lainnya.F05.0 : Delirium , tak bertumpang tindih dengan demensia.F05.1 : Delirium bertumpang tindih dengan demensia.F05.8 : Delirium lainnya.F05.9 : Delirium ytt

Delirium karena kondisi medis umumDelirium akibat zatDelirium yang tidak ditentukan (YTT) (NOS)Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock

Gejala klinisGambaran kunci dari delirium : GANGGUAN KESADARAN. Dalam DSM IV : ”‘penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan’, dengaan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian”.Keadaan delirium mungkin didahului selama beberapa hari oleh perkembangan kecemasan, mengantuk, insomnia, halusinasi transien, mimpi menakutkan di malam hari, kegelisahan. jika ada pasien yang mengalami gejala2 ini, dokter harus mengamatinya dengan cermat.Pasien yan gpernah mengalami delirium, kemungkinan akan mengalami delirium kembali dalam keadaan yang sama (REKUREN).

Kesadaran( Arousal)Terdapat DUA pola kelainan kesadaran.1. HIPERAKTIVITAS , berhubungan dengan peningkatan kesiagaan. Biasanya dialami

oleh pasien yang delirium karena PUTUS ZAT, yang juga disertai oleh tanda

Page 23: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

otonomik, seperti kemerahan kulit, pucat, berkeringat, takikardi, pupil dilatasi, mual, muntah,dll.

2. PENURUNAN KESIAGAAN.Terdapat pula pasien dengan campuran dari dua pola di atas.Orientasi Orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang harus di uji.Orientasi terhadap waktu sering hilang (meskipun pada delirium ringan)Orientasi tempat dan orang (hilang pada delirium berat).Orientasi terhadap diri sendiri jarang hilang.Bahasa dan KognisiSering terdapat kelainan bahasa.Berupa : bicara melantur, tidak relevan, membungungkan, gangguan mengerti pembicaraan. DSM IV ; dalam mendiagnosis tidak diperlukan adanya kelainan bahasa karena orang bisu tidak dapat didiagnosis.Fungsi kognisi dan ingatan terganggu.Kemampuan untuk menyusun, mempertahankan, dn mengingat kenangan mungkin terganggu, tetapi INGATAN JAUH masih dipertahankan.Fungki kognisi menurun drastis. Mungkin memiliki WAHAM yang tidak sistematik dan kadang2 PARANOID.Persepsi Pasien delirium tidak mampu membedakan STIMULI dan untuk MENYATUKAN persepsi sekarang dengan pengalaman masa lalu mereka.Dengan demikian pasien sering tertarik oleh stimuli yang tidak relevan atau menjadi teragitasi jika dihadapkan informasi baru.Sering mengalami HALUSINASI. Halusinasi tersering : visual/auditoris, jarang : taktil/olfaktoris.Sering juga mengalami ILUSI visualdan auditori.MoodKelainan PENGATURAN mood.Gejala tersering : kemarahan, kegusaran, rasa takut yang tidak beralasan.Gejala lain : apati, depresi, dan euforia.Beberapa pasien dengan cepat berpindah antara emosi-emosi di atas.Gejala Penyerta Gangguan TIDUR-BANGUN.Tidur singkat danterputus-putus. Pasien sering mengalami eksaserbasi gejala delirium tepat sebelum tidur di kenal dengan SUNDOWNING. Gejala neurologisDisfasia, tremor, inkoordinasi dan inkontinensia urin, dan tanda neurologis fokal.Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock

AMNESTIK

Page 24: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Definisi : Sindrom yang ditandai dengan gangguan daya ingat jangka panjang dan pendek yang amat menonjol, sedangkan daya ingat segera masih baik. Sehingga jelas mengganggu proses belajar materi yang baru, dapat juga menyebabkan amnesia anterograd dan disorientasi waktu.

Gejala tunggal suatu gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial maupun pekerjaanSinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock

Etiologi Kondisi medis sistemik

☃ Defisiensi tiamin (sindroma korsakoff)☃ hipoglikemia

Kondisi otak primer☃ Kejang ☃ Trauma kepala (tertutup dan tembus)☃ Tumor serebral (terutama talamik dan lobus temporalis)☃ Penyakit serebrovaskular(terutama talamik dan lobus temporalis)☃ Prosedur bedah pada otak ☃ Ensefalitis karena herpes simplex☃ Hipoksia (termask usaha pencekikan yang tidak mematikan dan keracunan

karbondioksida ☃ Amnesia global transien ☃ Terapi elektrokonvulsif ☃ Sklerosis multiel

Penyebab yang berhubungan dengan zat ☃ Gangguan pengguna alkkohol ☃ Neurotoksin ☃ Benzodiazepine (dan sedative hipnotik lain )☃ Banyak preparat yang dijual bebas

Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock

DDDelirium vs DemensiaDelirium : onset tiba2, perubahan kognisi tidak stabil/berfluktuasi,kadang2 terjadi pada pasien demensia (disebut PENGABURAN DEMENSIA/BECLOUDED DEMENTIA)Demensia : sebaliknya.Delirium vs Psikosis/DepresiPada depresi :biasanya pasien berpura-pura delirium/buatan.Pada delirium buatan : mereka biasanya mengungkapkan sifat berpura-pura dari gejalanya dengan inkontinensia pada pemeriksaan status mentalnya, dan EEG dapat secara mudah memisahkan kedua diagnosis.

Page 25: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

Pasien psikotik : memiliki episode perilaku yang sangat terdisorganisasi yang mungkin sulit dibedakan dari delirium. Tapi umumnya halusinasi dan waham pada pasien ini biasanya lebih konstan dan terorganisasi dengan baik.Diagnosis Banding Lain : gangguan psikotik singkat, skizofreniform, dan gangguan disosiatif.Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock

Penatalaksanaan Delirium:Prinsip terapi pada pasien dengan delirium yaitu mengobati gejala-gejala klinis yang timbul (medikasi) dan melakukan intervensi personal danlingkungan terhadap pasien agar timbul fungsi kognitif yang optimal.Medikasi yang dapat diberikan antara lain :

1. Neuroleptik (haloperidol,risperidone,olanzapine)Haloperidol (haldol)Suatu antipsikosis dengan potensi tinggi.Salah satu antipsikosis efektif untuk delirium.Risperidone (risperdal)Antipsikotik golongan terbaru dengan efek ekstrapiramidal lebih sedikitdibandingkan dengan haldol.Mengikat reseptor dopamine D2 dengan afinitas 20 kali lebih rendah daripada 5-ht2-reseptor.

2. Short acting sedative (lorazepam)Digunakan untuk delirium yang diakibatkan oleh gejala putus obat atau alcohol. Tidak digunakan benzodiazepine karena dapat mendepresi nafas, terutama pada pasien dengan usia tua, pasien dengan masalah paru.

3. Vitamin, thiamine (thiamilate) dancyanocobalamine (nascobal, cyomin, crystamine)Bahwadefisiensi vitamin B6 dan vitamin B12 dapat menyebabkan delirium maka untuk mencegahnya diberikan preparat vitamin B per oral.

4. Terapi Cairan dan NutrisiIntervensi personal dan lingkungan terhadap pasien delirium jugasangat berguna untuk membina hubungan yang erat terhadap pasien dengan lingkungan sekitar untuk dapat berinteraksi serta dapat mempermudah pasien untuk melakukan ADL (activity of daily living) sendirinya tanpa tergantung orang lain.

Penatalaksanaan Demensia:Bantuan yang baik mereka yang membantu pasien berjuang dengan perasaan bersalah, berduka, marah, dan kelelahan sebagaimana mereka menyaksian anggota keluarga mereka sendiri menderita. Pasien yang mendapat dukungan dan psikoterapi edukasional dimana penyakitnya secara terang dijelaskan.Mereka juga mendapat keuntungan dari dukungan yang diberikan oleh keluarganya dalam menghadapi penyakit yang membuat mereka memiliki disfungsi.Diktat PsikiatriGMO dari departemen Psikiatri FK Universitas Sumatera Utara oleh Syallmsir Bs, Psikiater

10. Mention any clinical examination!

Page 26: Rizqon Yk Sgd 8 Jiwa Lbm 4

11.Explain about the difference of dementia dan delirium!