Rino Sinusitis

13
RINOSINUSITIS Dr. Fahria Aldiana

description

ilmu penyakit-smk keperawatan

Transcript of Rino Sinusitis

Page 1: Rino Sinusitis

RINOSINUSITISDr. Fahria Aldiana

Page 2: Rino Sinusitis

SINUS PARANASAL

Page 3: Rino Sinusitis

DEFINISI

Rinosinusitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal

Page 4: Rino Sinusitis

KLASIFIKASI

Konsensus internasional tahun 2004 :1. Akut : kurang dari 4 minggu2. Subakut : antara 4 minggu sampai 3 bulan 3. Kronik : lebih dari 3 bulan (Mangunkusumo, 2010).

Page 5: Rino Sinusitis

ETIOLOGI

Virus : rhinovirus (50%), coronavirus (20%), influenza, parainfluenza, respiratory syncytial virus, adenovirus dan enterovirus

Bakteri : Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza

Jamur : spesies Aspergillus dan Candida

Page 6: Rino Sinusitis

PATOFISIOLOGI Sinus normal biasanya dalam keadaan yang steril. Bakteri yang

masuk ke sinus dapat dieliminasi dengan cepat melalui sekresi mukus yang dikeluarkan oleh sel epitel kolumnar bersilia. Mukus itu sendiri dihasilkan oleh sel goblet dan kelenjar submukosa. Oleh karena itu, jika ada kelainan pada silia, maka proses eliminasi bakteri pun terhambat (Lane, 2003).

Baik atau tidak baiknya keadaan sinus dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar (mucocilliary clearance) di dalam kompleks ostio-meatal (KOM). Mukus sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan sinus karena mengandung substansi antimikrobial (immunoglobulin) dan zat-zat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan (Soetjipto, 2010).

Page 7: Rino Sinusitis
Page 8: Rino Sinusitis

Rinosinusitis akut biasanya terjadi karena infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas. Infeksi tersebut akan menyebabkan pembengkakan mukosa hidung sehingga mengakibatkan oklusi atau obstruksi ostium sinus. Apapun penyebabnya, sekali saja ostium mengalami oklusi, hipoksia lokal akan terjadi pada kavum sinus dan sekresi sinus menjadi terakumulasi. Kombinasi antara keadaan hipoksia dan sekresi yang tertumpuk tadi akan menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen di dalam sinus (Lane, 2003). Peradangan juga menyebabkan mukus menjadi lebih kental dan gerakan silia lebih lambat daripada normal.

Page 9: Rino Sinusitis

Alergi sangat berperan penting pada kejadian rinosinusitis. Reaksi antigen-antibodi pada keadaan alergi menyebabkan pelepasan mediator inflamasi, termasuk histamin. Mediator-mediator ini meningkatkan permeabilitas vaskular, edema mukosa, dan pada akhirnya mengakibatkan obstruksi ostia. Walaupun agen infeksius dapat menjadi penyebab utama inflamasi sinus, mereka juga ditemukan sebagai infeksi sekunder pada individu yang mengalami rinitis alergi (Benninger, 2008).

Page 10: Rino Sinusitis
Page 11: Rino Sinusitis

GEJALA KLINIS Gejala mayor : obstruksi hidung/sumbatan, adanya

sekret hidung yang purulen, gangguan penghidu seperti hiposmia/anosmia, dijumpai sekret purulen pada pemeriksaan hidung, nyeri wajah seperti tertekan, kongesti wajah (penuh), dan demam (hanya pada rinosinusitis akut).

Gejala minor : sakit kepala, demam (non-akut), halitosis, lemah/letih, nyeri gigi, batuk, nyeri telinga/ seperti ditekan dan merasa penuh di telinga.

Untuk diagnosis rinosinusitis dibutuhkan 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2 gejala minor

Page 12: Rino Sinusitis

TERAPI

Medikamentosa : dekongestan, antihistamin, antibiotik

Pembedahan : bedah sinus endoskopi fungsional dan operasi sinus terbuka, seperti operasi Caldwell-Luc, etmoidektomi eksternal, trepinasi sinus frontal dan irigasi sinus.

Page 13: Rino Sinusitis

KOMPLIKASI

Komplikasi orbita : selulitis preseptal, selulitis orbita, abses subperiosteal, abses orbita, dan trombosis sinus kavernosus

Komplikasi intracranial : meningitis, abses subdural, abses intraserebri , dan trombosis sinus kavernosus

Komplikasi lain yang dapat dijumpai yaitu osteomielitis, abses subperiostal serta kelainan paru