ringkasan filsafat ilmu
-
Upload
frhendrayani7007 -
Category
Documents
-
view
46 -
download
9
Transcript of ringkasan filsafat ilmu
BAB 1
SUMBER FILSAFAT ILMU
Filsafat dan ilmu yang dikenal saat ini berasal dari zaman Yunani kuno. Tokoh pertama
yang dikenal sebagai bapak filsafat ialah Thales. Thales mengembangkan filsafat alam
kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi dari alam
semesta. Ia juga berusaha mengembangkan astronomi dan fisika. Karena itu, ia juga dikenal
sebagai ahli matematika Yunani pertama dan dikatakan sebagai bapak dari penalaran induktif.
Pada tahap berikutnya munculah Pythagoras. Menurut Pythagoras, kearifan yang
sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan. Ia hanyalah seorang pecinta kearifan. Dengan
demikian, filsafat bagi Pythagoras berarti cinta akan kearifan. Pythagoras juga dikenal sebagai
seorang ahli matematika.
Tokoh berikutnya adalah Plato. Plato mengembangkan sebuah filsafat yang dinamakan
sebagai filsafat spekulatif. Ilmu geometri dikatakan Plato sebagai pengetahuan rasional
berdasarkan akal murni menjadi kunci ke arah pengetahuan dan kebenaran filsafati serta bagi
pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan yang terakhir.
Pada tahap selanjutnya munculah Aristoteles. Ia adalah murid dari Plato. Selain sebagai
filsuf, ia juga adalah seorang ilmuwan yang mempelajari biologi, psikologi, politik, analitika dan
dialektika. Analitika dan dialektika dikatakan sebagai pengetahuan penalaran. Pengetahuan
penalaran itu ditulis Aristoteles dalam enam naskah (dalam terjemahan inggris): categories, on
interpretation, prior analytics, posterior analytics, topics, sophistical refutations. Pada awal
abad ke-3, Alexander Aphrodisias menamakan pengetahuan yang termuat dalam enam naskan
Aristoteles itu sebagai logika.
Menapaki perkembangan filsafat dan ilmu tadi, maka kita dapat menemukan bahwa
sesungguhnya dari zaman Yunani kuno pengetahuan tidak hanya mencakup dua bidang yaitu
filsafat dan ilmu, tapi empat bidang yaitu filsafat, ilmu, matematika dan logika.
1. Filsafat
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagad raya, lalu berkembang ke arah
kosmologi. Pada era Plato berkembang menjadi filsafat spekulatif dan metafisika pada
zaman Aristoteles.
Memasuki zaman Romawi kuno, filsafat dilihat sebagai ars vitae atau the art of
life (pengetahuan tentang hidup). Da lam abad tengah, filsafat dianggap sebagai the
supreme art (pengetahuan yang tertinggi). Namun, peran dan kedudukannya hanyalah
sebagai pelayan dari teologi. Filsafat dijadikan sarana untuk menetapkan kebenaran-
kebenaran tentang Tuhan yang dapat dicapai olen manusia.
Dalam abad selanjutnya, filsafat berkembang melalui dua jalur yaitu filsafat alam
dan filsafat moral, lalu diperluas menjadi filsafat mental dan moral. Memasuki abad XX
filsafat dalam garis besarnya dibedakan menjadi dua yakni filsafat kritis dan filsafat
spekulatif. Oleh sebagian filsuf, filsafat kritis disebut juga sebagai filsafat analitik,
sedangkan filsafat spekulatif sesungguhnya merupakan sebutan lain dari metafisika.
2. Ilmu
Pada zaman Yunani kuno antara filsafat dan ilmu tidak dapat dibedakan secara
jelas karena seorang ahli filsafat seperti Thales pun mempelajari topik-topik pengetahuan
lain seperti astronomi dan fisika. Pengetahuan tentang fisika bahkan dikatakan sebagai
filsafat alam.
Pada zaman Renaissance sejak abad XIV sampai abad XVI terjadi perkembangan
baru. Banyak tokoh pembaharu seperti Galileo, Francis Bacon, Rene Descartes dan Issac
Newton memperkenalkan metode matematik dan metode eksperimental untuk
mempelajari alam. Dengan adanya metode-metode itu, maka sejak abad XVII filsafat
alam sesungguhnya bukan lagi pengetahuan filsafat tetapi menjadi ilmu alam.
Dalam perkembangan selanjutnya, sektar abad XVIII sampai abad XX banyak
ilmu lain pun mulai memisahkan diri dari filsafat, seperti fisika, biologi, psikologi,
sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi, logika formal, linguistik, teori tanda. Pada
pertangahan abad XX muncul pula ilmu-ilmu yang merupakan perpaduan dari berbagai
unsur ilmu seperti ilmu perilaku yang merupakan gabungan dari psikologi, sosiologi dan
antropologi, anatomi sosial manusia yang mamadukan anatomi, ilmu fosil, antropologi
ragawi
Pemisahan diri beragam ilmu dari filsafat dikarenakan perbedaan yang sangat
mencolok antara keduanya. Filsafat kebanyakan masih bercorak spekulatif, sedangkan
ilmu-ilmu modern telah menerapkan metode-metode empiris, eksperimental dan induktif.
3. Matematika
Matematika sejak awal menjadi pendorong bagi filsafat. Matematika tidak dapat
dipisahkan dari filsafat. Keduanya selalu saling mempengaruhi. Kaitan antara keduanya
menjadi bahan pembicaraan dari ahli-ahli terkenal seperti Stephen Barker dan Galileo.
Filsuf Zeno bahkan menjadi pendorong lahirnya konsep-konsep matematika seperti limit,
seri tak terhingga dan konvergensi. Sedangkan ahli-ahli matematika mengembangkan
logika sebagai bidang filsafat melalui metode aljabar, teknik simbolisme, dan teori
himpunan. Selanjutnya, matematika dan filsafat berkembang terus melalui pemikiran
tokoh-tokoh yang sekaligus merupakan ahli matematika dan filsafat seperti Descartes,
Leibniz, Comte, Whitehead dan Bertrand Russel.
Kaitan antara matematika dan ilmu-ilmu modern pun tak perlu dipersoalkan lagi.
Pada Abad XVII matematika menjadi perintis bagi ilmu alam, contohnya Newton yang
membongkar rahasia alam dengan menggunakan matematika.
4. Logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan
tata cara penalaran yang betul. Walaupun tidak disebutkan sebagai pengetahuan yang
rasional, logika adalah sepenuhnya pengetahuan yang rasional. Tokoh yang memelopori
logika adalah Aristoteles. Logika yang dikembangkan Aristoteles selanjutnya dilengkapi
oleh ahli-ahli logika abad pertengahan yang kemudian dikenal dengan sebutan logika
tradisional.
Pertengahan abad XIX dikembangkan lagi logika yang kemudian tergolong
sebagai logika modern, dengan ahli-ahlinya seperti George Boole, Auguste De Morgan,
dan Gottlob Frege. Memasuki abad XX, logika telah menjadi bidang pengetahuan yang
amat luas yang tidak semata-mata bersifat filsafati, melainkan juga bercorak teknis dan
ilmiah. Logika modern mencakup logika perlambang, logika kewajiban, logika ganda-
nilai, logika intuisionistik, dan berbagai logika tak baku. Berbagai metode yang
dikembangkan logika modern adalah deduksi dan induksi, analisis logis, abstraksi,
analogi, pembagian dan penggolongan logis. Dalam penerapannya, logika dapat
diterapkan dalam penyusunan program komputer, dan pengaturan arus listrik.
BAB 2
PENGERTIAN FILSAFAT SEPANJANG ZAMAN
1) Pengertian Semula
Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang berari cinta kearifan. Namun,
pengertiannya tidak hanya berarti cinta kearifan tetapi juga berarti kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin
dan kecerdikan dalam memutuskan soal-soal praktis.
2) Filsafat Pythagoras
Pythagoras menganggap dirinya pecinta kearifan, namun kearifan yang
sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan.
3) Aliran Filsafat Alam Semesta
Menurut aliran filsafat kosmos filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam
semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya, dan kaidah-kaidahnya.
4) Pendapat Socrates
Menurut Socrates filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
5) Pendapat Plato
Bagi Plato filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan
terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran.
6) Pendapat Aristoteles
Menurut Aristoteles sophia adalah kebajikan intelektual tertinggi, sedangkan
philosopia merupakan suatu kumpulan teratur pengetahuan rasional mengenai sesuatu
objek yang sesuai. Ia juga memberikan dua definisi dari prote philosophia. Pertama,
sebagai ilmu tentang asas-asas pertama. Kedua sebagai suatu ilmu yang menyelidiki
peradaan sebagai peradaan dan ciri-ciri yang tergolong pada objek itu berdasarkan sifat
alaminya sendiri.
7) Aliran Filsafat Stoicisme
Para filsuf aliran Stoicisme mengartikan filsafat sebagai suatu pencarian terhadap
asas-asas rasional yang mempertalikan alam semesta dan kehidupan manusia dalam suatu
kebulatan tunggal yang logis.
8) Pendapat Marcus Tullius Cicero
Ia mengartikan filsafat sebagai ars vitae (the art of life) yang dapat diartikan
sebagai pengetahuan kehidupan.
9) Konsepsi Abad Pertengahan
Dalam abad pertengahan filsafat dianggap sebagai pelayan dari teologi. Tokoh
terkenal yang menyatukan antara filsafat dan teologi adalah Thomas Aquinas. Menurut
Thomas, kebenaran teologis tidak dapat ditentang oleh suatu kebenaran filsafati yang
dicapai dengan akal manusia, karena kedua macam kebenaran itu berasal dari satu
sumber yaitu Tuhan.
10) Pendapat Francis Bacon
Ia menggunakan metode induksi untuk mencapai kebenaran. Filsafat bagi dia
adalah ibu kandung dari ilmu-ilmu.
11) Pendapat Christian von Wolff
Ia mendefinisikan filsafat sebagai ilmu tentang hal yang mungkin sejauh dapat
ada.
12) Defenisi Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Hegel mendefinisikan filsafat sebagai penyelidikan hal-hal dengan pemikiran dan
perenungan.
13) Pendapat Herbert Spencer
Herbert Spencer menerima filsafat sebagai pengetahuan dari generalitas yang
tertinggi derajatnya.
14) Pendapat Henry Sidgwick
Bagi dia, filsafat adalah ilmu tentang ilmu.
15) Pendapat Bertrand Russel
Russel menganggap filsafat sebagai suatu kritik terhadap pengetahuan.
16) Pendapat Wilhelm Windelband
Wilhelm berpendapat bahwa filsafat adalah pengujian terhadap praanggapan-
praanggapan seseorang.
17) Pendapat J.A Leighton
Ia menegaskan bahwa filsafat mencari suatu kebulatan dan keselarasan
pemahaman yang beralasan tentang sifat alami dan makna dari semua segi pokok
kenyataan.
18) Pendapat Unamuno Y Jugo
Unamuno menyatakan bahwa semua filsafat pada dasarnya adalah ilmu bahasa.
19) Pendapat John Dewey
Ia menganggap filsafat merupakan suatu pengungkapan dari perjuangan-
perjuangan manusia dalam usaha yang terus menerus untuk menyesuaikan kumpulan
tradisi yang lama dengan berbagai kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru.
20) Definisi Alfred North Whitehead
Dalam bukunya Process and Reality ia mendefinisikan filsafat spekulatif sebagai
usaha menyusun sebuah sistem ide-ide umum yang berpautan, logis dan perlu yang
dalam kerangka sistem itu setiap unsur dari pengalaman kita dapat ditafsirkan. Dalam
karya terbarunya ia mendefinisikan filsafat sebagai suatu sikap budi rohani terhadap
ajaran-ajaran yang diterima begitu saja oleh setiap orang tanpa memahami maknanya
yang sesungguhnya.
21) Raymond F Piper dan Paul W Ward
Kedua filsuf ini memberikan definisi filsafat sebagai suatu penafsiran yang kritis
dan tuntas mengenai hal-hal yang nyata dan ideal serta mengenai nasib manusia
sebagaimana terlibat didalamnya.
22) Tokoh Pendiri Aliran Filsafat Empirisme Logis Moritz Schlick
Ia mendefinisikan filsafat sebagai kegiatan mencari arti.
23) Filsuf Penganut Aliran Filsafat Idealisme Objektif William Ernest Hocking
Dalam karangannya, ia mengatakan bahwa filsafat pertama-tama adalah
pemeriksaan terhadap keyakinan-keyakinan yang dengan itu seseorang hidup.
24) John Macmurray
Ia melukiskan filsafat sebagai suatu usaha untuk memahami perbedaan antara hal
yang nyata dengan yang tak nyata, atau dengan perkataan lain untuk memahami
kenyataan.
25) Federigo Enriques
Filsuf ini memberikan definisi filsafat sebagai suatu kecenderungan dari budi
rohani manusia ke arah kesatuan dan keumuman dalam bidang pengetahuan dan bidang
tujuan.
26) Pendukung Aliran Filsafat Realistik John Wild
Pendukung aliran ini mendefinisikan filsafat sebagai suatu usaha untuk
memahami fakta-fakta paling pokok tentang dunia yang kita diami dan sejauh mungkin
menerangkan fakta-fakta itu.
27) Lewis White Beck
Ia mendefinisikan filsafat sebagai suatu usaha yang gigih untuk memikirkan hal-
hal sampai tuntas.
28) Sejarahwan Filsafat W.T Jones
Sejarahwan ini merumuskan filsafat sebagai pencarian abadi terhadap kebenaran,
suatu pencarian yang tak terhindarkan gagal namun tak pernah terkalahkan; yang terus
menerus menghindari kita namun senantiasa membimbing kita.
29) Tokoh Aliran Filsafat Bahasa sehari-hari George Edward Moore
Bagi dia, filsafat adalah suatu pelukisan umum tentang keseluruhan alam semesta.
30) Penganut Filsafat Thomisme Jacques Maritain
Ia mendefinisikan filsafat sebagai ilmu yang dengan cahaya alamiah dari akal
menelaah sebab-sebab pertama atau asas-asas tertinggi dari semua hal – dengan
perkataan lain ilmu mengenai hal-hal dalam sebab-sebabnya yang pertama sejauh hal itu
tergolong pada tertib alam.
31) Ernest Nagel
Ia merumuskan filsafat sebagai suatu ulasan kritis terhadap keberadaan dan
terhadap tuntutan-tuntutan kita memiliki pengetahuan tentang hal itu.
32) Stuart Hampshire
Filsuf ini menganggap filsafat sebagai suatu penyelidikan bebas terhadap batas-
batas pengetahuan manusia dan terhadap penggolongan-penggolongan paling umum yang
dapat diterapkan pada pengalaman dan kenyataan.
33) James L. Jarrett
Tokoh ini menegaskan bahwa filsafat adalah terutama kegiatan yang bersifat
menjelaskan tentang berbagai arti perkataan-perkataan, konsep-konsep, kategori-kategori,
dan cita-cita.
34) Peter Winch
Ia mendefinisikan filsafat sebagai suatu penyelidikan terhadap sifat alami dari
pengetahuan manusia tentang kenyataan dan terhadap perbedaan yang dibuat oleh
kemungkinan pengetahuan seperti itu pada kehidupan manusia.
35) Jose Ferrater Mora
Filsuf ini mendefinisikan filsafat sebagai suatu sudut pandangan terhadap semua
sasaran yang mungkin sejauh itu merupakan sasaran-sasaran dari penyelidikan ilmiah,
dari kepercayaan agama, dari kegiatan seni, dari pengalaman bersama, dan seterusnya.
36) Theodore Brameld
Ia merumuskan filsafat sebagai usaha yang gigih dari orang-orang biasa maupun
orang-orang cerdik pandai untuk membuat kehidupan sedapat mungkin dapat dipahami
dan bermakna.
37) Edgar Sheffield Brightman
Filsuf ini mendefinisikan filsafat sebagai pemikiran yang tertuju pada
kekongkretan yang sebesar-sebesarnya atau pemikiran yang berusaha menemukan yang
saling bertalian mengenai segenap pengalaman yang ada.
38) William P. Alston
Tokoh ini menegaskan bahwa para filsuf aliran analitik dewasa ini
mempertahankan filsafat sebagai analisis kritis mengenai konsep-konsep dasar yang
dengan perantaraan itu orang berpikir tentang dunia dan kehidupan manusia.
39) Hunter Mead
Ia memberikan definisi filsafat sebagai kegiatan yang dengannya orang-orang
berusaha memahami sifat alami dari alam semesta, sifat alami dari mereka sendiri, dan
hubungan-hubungan antara dua bagian yang paling pokok dari pengalaman kita itu.
40) Robert Paul Wolff
Filsuf ini memberi definisi filsafat sebagai perenungan sistematis dari budi rohani
terhadap ukuran-ukuran pemikiran yang benar dan tindakan yang benar yang
dipergunakan dalam semua kegiatannya.
41) Gerald Runkle
Ia secara singkat mengatakan bahwa filsafat adalah sebuah kegiatan pencarian
terhadap pemahaman.
42) Harold H. Titus
Ia merumuskan filsafat sebagai suatu proses perenungan dan pengkritikan
terhadap keyakinan-keyakinan kita yang dianut paling dalam.
BAB 3
DEFINISI FILSAFAT ILMU DEWASA INI
Berbagai definisi filsafat ilmu dari para filsuf dapat dikutipkan sebagai berikut:
a. Dari Robert Ackerman
Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah
dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah
dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-
pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu yang demikian jelas bukan suatu cabang
ilmu yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya.
b. Dari Lewis White Beck
Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menetapkan nilai dan penntingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
c. Dari A. Cornelius Benjamin
Cabang pengetahuan fisafati yang merupakan telaah sistematis mengenai sifat
dasar ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan pranggapan-
pranggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang
pengetahuan intelektual.
d. Dari Michael V. Berry
Penelaahan tentang logika inheren dari teori-teori ilmiah, dan hubungan-
hubungan antara percobaan dan teori yakni tentang metode ilmiah.
e. Dari May Brodbeck
Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai
landasan-landasan ilmu.
f. Dari Peter Caws
Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu
apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat
ilmu melakukan dua hal: membangun teori-teori dan memeriksanya secara kritis.
g. Dari Alfred Cyril Ewing
Filsafat ilmu biasanya diterapkan pada cabang logika yang membahas dalam
suatu cara yang dikhususkan metode-metode dari ilmu yang berlainan.
h. Dari Antony Flew
Ilmu empiris yang teratur menyajikan hasil yang paling mengesankan dari
rasionalitas manusia dan merupakan salah satu dari calon yang diakui terbaik untuk
pengetahuan.
i. Dari A.R. Lacey
Studi tentang bagaimana ilmu bekerja atau seharusnya bekerja.
j. Dari John Macmurray
Filsafat ilmu bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandangan-
pandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-
asumsi ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu; tetapi yang bukan
sendirinya merupakan hasil-hasil penyelidikan dengan metode-metode yang dipakai
oleh ilmu.
k. Dari D.W. Theobald
Filsafat ilmu dalam garis besarnya berkaitan dengan sifat dasar fakta ilmiah atau
berkaitan dengan fakta-fakta mengenai fakta-fakta tentang dunia.
l. Dari Stephen R. Toulmin
Filsafat ilmu mencoba menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses
penyelidikan ilmiah dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesahihannya dari
sudut pandang logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
m.Dari Penulis (Liang Gie)
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi dari kehidupan manusia.
n. Dari Rudolf Carnap
Analisis dan pelukisan tentang ilmu dari berbagai sudut tinjauan, termasuk logika,
metodologi, sosiologi, dan sejarah ilmu.
Pembagian ilmu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan jenis dan ragamnya.
Pembagian ilmu menurut jenisnya dicontohkan oleh pembagian ilmu yang dianut secara luas
oleh universitas-universitas di Amerika Serikat dan pembagian ilmu dalam Undang-undang
perguuan tinggi (UU 1961/1962). Pembagian menurut ragam dicontohkan oleh pembagian ilmu
menurut Karl Pearson, William Calvert, Wilson Gee, Rudolph Carnap, Wilhelm Windelband,
dan Hugo Munsterberg.
BAB 4
LINGKUPAN FILSAFAT ILMU
a. Peter Angeles
Filsuf ini membagi filsafat ilmu menjadi empat bidang konsentrasi:
1. Telaah mengenai berbagai konsep, pranggapan, metode ilmu, berpikir analisis,
perluasan, dan penyusunannya.
2. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur
perlambangnya.
3. Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu.
4. Telah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan
pencerapan dan pemahaman manusia.
b. Cornelis Benjamin
Ia membagi filsafat ilmu dalam tiga bidang:
1. Telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah, dan struktur logis dari sistem
perlambang ilmiah.
2. Penjelasan mengenai konsep dasar, praanggapan, dan pangkal pendirian ilmu, berikut
landasan-landasan empiris, rasional, atau pragmatis yang menjadi tempat
tumpuannya.
3. Telaah mengenai saling kait diantara berbagi ilmu dan implikasinya bagi suatu teori
alam semesta.
c. Arthur Danto
Menurut dia, lingkup filsafat ilmu mencakup persoalan-persoalan konsep yang
demikian erat kaitannya dengan ilmu itu sendiri yang pemecahannya memberikan
sumbangan pada ilmu dan persoalan-persoalan umum lainnya yang begitu erat kaitannya
dengan filsafat yang pemacahannya memberikan sumbangan kepada metafisika dan
epistemologi.
d. Edward Madden
Menurut dia, filsafat apapun selalu memperbincangkan tiga hal: probabilitas,
induksi, dan hipotesis.
e. Ernest Nagel
Menurut dia filsafat ilmu mencakup tiga bidang yaitu:
1. Pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu.
2. Pembentukan konsep ilmiah.
3. Pembuktian keabsahan kesimpulan ilmiah.
f. P.H. Nidditch
Pembagian bidang-bidang filsafat ilmu menurut dia adalah:
1. Logika ilmu yang berlawanan dengan epistemologi ilmu.
2. Filsafat ilmu alam yang berbeda dengan filsafat ilmu kemanusiaan.
3. Filsafat ilmu yang berlawanan dengan telaah masalah filsafat dari sesuatu ilmu
khusus.
4. Filsafat ilmu yang berlawanan dengan sejarah ilmu.
5. Telaah hubungan antara filsfat ilmu dengan agama.
g. Israel Scheffler
Ia membagi ilmu menjadi tiga bidang:
1. Peranan ilmu dalam masyarakat.
2. Dunia sebagaimana digambarkan oleh ilmu.
3. Landasan-landasan ilmu.
h. J.J.C. Smart
Filsafat ilmu mempunyai dua komponen:
1. Bahasan analitis dan metodologis tentang ilmu.
2. Penggunaan ilmu untuk membantu pemecahan problem-problem filsafat.
i. Marx Wartofsky
Menurut dia, filsafat ilmu meliputi:
1. Perenungan mengenai konsep dasar, struktur formal, dan metodologi ilmu
2. Persoalan-persoalan ontologi dan epistemologi yang khas filsafat dengan memadukan
segi analitis dari logika modern dan model konseptual penyelidikan ilmiah.
j. John Losee
Jhon Losee seorang filsuf pengamat sejarah menggolongkan filsafat ilmu menjadi
empat konsepsi:
1. Filsafat ilmu yang berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia yang sesuai atau
berdasarkan teori-teori ilmiah yang penting.
2. Filsafat ilmu yang berusaha memaparkan pra anggapan dan kecenderungan para
ilmuwan.
3. Filsafat ilmu sebagai suatu cabang pengetahuan yang menganalisis dan menerangkan
konsep dan teori ilmu.
4. Filsafat ilmu sebagai pengetahuan kritis derajat kedua yang menelaah ilmu sebagai
sasarannya.
k. Arthur Pap
Filsafat ilmu dibedakan dalam:
1. Filsafat ilmu seumumnya yang menelaah konsep-konsep dan metode-metode yang
terdapat dalam semua ilmu.
2. Filsafat ilmu-ilmu khusus, misalnya filsafat fisika dan filsafat psikologi.
l. Michael Scriven
Ia membagi filsafat ilmu menjadi dua:
1. Filsafat ilmu substansif.
2. Filsafat ilmu struktural.
Ensiklopedia Britanica edisi kelima belas merinci dengan lengkap ruang lingkup dan
topik persoalan filsafat ilmu sebagai berikut:
1. Sifat dasar dan lingkupan filsafat ilmu dan hubungannya dengan cabang-cabang ilmu
lain.
2. Perkembangan historis dari filsafat ilmu dimulai dari masa purba, abad pertengahan,
abad XVII, abad XVIII, abad XIX sampai perang dunia 1, dan abad XX.
3. Unsur-unsur usaha ilmiah
a. Unsur-unsur empiris, konseptual, dan formal serta tafsiran teoretisnya.
b. Prosedur empiris dari ilmu: pengukuran, perancangan, penggolongan.
c. Struktur formal ilmu.
d. Perubahan konseptual dan perkembangan ilmu.
4. Gerakan-gerakan pemikiran ilmiah
a. Penemuan ilmiah
b. Pembuktian keabsahan dan pembenaran dari konsep dan teori baru
c. Penyatuan teori-teori dan konsep-konsep dari ilmu-ilmu yang terpisah.
5. Kedudukan filsafat dari teori ilmiah
a. Kedudukan proposisi ilmiah dan konsep dari entitas.
b. Hubungan antara analisis filsafati dan praktek ilmiah.
6. Pentingnya pengetahuan ilmiah bagi bidang-bidang lain dari pengalaman dan soal
manusia.
7. Hubungan antara ilmu dengan pengetahuan humaniora.