Ringkasan Chapter 5

9
 Ringkasan Chapter 5: Teori Pengukuran 1. Pentingnya Pengukuran  Campbell mendefiniskan pengukuran adalah : the assignment of numerals to represent properties of material systems other than numbers, in virtue of the laws governing these properties”  Sedangkan menurut Stevens: assignment of numerals to objects or events according to the rules”  Dalam pengertian Campbell, “The System” sama dengan “object or events” dalam pengertian Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja, manusia, aset, atau jarak perjalanan.  Properties” yaitu spesifikasi atau karakteristik dari “The System” dalam perngertian Campbell. Dalam hal ini maka Teori Pengukuran menurut Campbell lebih tepat. Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkolerasi dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian tersebut telah terjadi. Dalam Akuntansi, kita mengukur laba dengan langkah pertama yaitu menghitung /menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai pertukaran dalam modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi yang mempengaruh i perusahaan. 2. Skala Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat keti ka aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau kejadian.

Transcript of Ringkasan Chapter 5

Page 1: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 1/9

 

Ringkasan Chapter 5: Teori Pengukuran 

1.  Pentingnya Pengukuran 

Campbell mendefiniskan pengukuran adalah :

“the assignment of numerals to represent properties of material systems other than

numbers, in virtue of the laws governing these properties” 

Sedangkan menurut Stevens:

“assignment of numerals to objects or events according to the rules”  

Dalam pengertian Campbell, “The System” sama dengan “object or events” dalam

pengertian Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja, manusia, aset, atau jarak 

perjalanan.

“ Properties” yaitu spesifikasi atau karakteristik dari “The System” dalam perngertian

Campbell. Dalam hal ini maka Teori Pengukuran menurut Campbell lebih tepat.

Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkolerasi

dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian

tersebut telah terjadi. Dalam Akuntansi, kita mengukur laba dengan langkah pertama

yaitu menghitung /menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai

pertukaran dalam modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi yang

mempengaruhi perusahaan.

2.  Skala

Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan

semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau

kejadian.

Page 2: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 2/9

 

Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti

kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang

digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal,

ordinal, interval atau rasio.

1.  Skala Nominal

Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label. Contohnya

adalah penomoran pemain sepak bola.

Banyak teori yang tidak sependapat dengan skala nominal. Torgerson

menyatakan:

“Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat

kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri.

Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau

kelompok dari objek.” 

2.  Skala Ordinal

Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan

dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan

 jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan

nilai bersihnya saat ini.

Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-

apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.

3.  Skala Interval

Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak 

hanya member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval

skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan

menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan,

missal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B

30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruanagn B

Page 3: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 3/9

 

lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada

ruangan A.

Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.

4.  Skala Rasio

Skala rasio adalah skala yang:

  Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian

  Interval antar objek diketahui dan sama

  Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir diketahui

Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan

panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih

panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjan dari A.

3.  Penggunaan Skala yang diperbolehkan 

Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka

sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang

digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal

ini tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-

variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan

keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak 

memberikan informasi yang sama.

4.  Tipe-tipe Pengukuran 

Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian.

Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan

 jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan

turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-

Page 4: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 4/9

 

teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh,

pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran

fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.

1.  Pengukuran Fundamental

Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa

diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung

pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik,

nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa

diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan

dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.

2.  Pengukuran Turunan

Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang

bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah

pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume.

Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan

dari penambahan dan pengurangan pendapatan denagn beban.

3.  Pengukuran Formal

Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan

definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa

diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori

konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam

akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan

secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan

kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa

digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.

Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha

menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat

Page 5: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 5/9

 

manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang,

kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes aritmatik.

Bagaimanapun, tidak adateori empiris yang konfirmasi untuk menilai tes yang

kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran.

Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai nilai

tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.

5.  Keandalan dan Ketepatan 

Apa yang dimaksud dengan Keandalan dan Ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk 

menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak 

pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah

kursi di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung

kesalahan atau eror.

Sumber kesalahan :

1. 

Operasi Pengukuran tidak tetap

Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu

set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya

dapat diinterpretasikan salah oleh pengukur.

2.  Pengukur

Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau

membaca instrumen dengan tidak benar.

3.  Instrumen

Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris atau

termometer atau barometer, yang mungkin cacat.

4.  Lingkungan

Page 6: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 6/9

 

Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil.

5.  Atribut yang tidak jelas

Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan

suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.

6.  Resiko dan Ketidakpastian

Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset nyata.

Jika semua pengukuran kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan kesalahan,

maka yang kita butuhkan adalah untuk menetapkan batas kesalahan yang diterima. Jika

pengukuran masih dalam batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan adil dalam hal

akuntansi.

Pengukuran yang dapat diandalkan 

Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, danbeban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk 

dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua

aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan

mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai

peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.

Istilah „presisi‟ sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk ke

nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan

dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari

operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan

berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.

Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah,

kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di

mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.

Page 7: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 7/9

 

 

Pengukuran yang akurat 

Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat

tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi

berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju „nilai sejati ' dari atribut

pengukuran.

Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat

dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.

Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui.

Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita

ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan

informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan

 pragmatis dari „kegunaan‟, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan

standar kuantitatif yang harus diterapkan.

6.  Pengukuran dalam ilmu Akuntansi 

Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal

dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar

modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal

dalam satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai cara,

contoh : historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan

pada kita bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang

dari waktu ke waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental.

Yang terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep kebih tepat

yaitu konsep “nilai wajar”. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep “nilai

wajar” ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana

akan menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif.

Perubahan ini lebih fokus pada penilaian “Balance Sheet”, mengalihkan akuntansi dari

Page 8: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 8/9

 

perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita

komersi dan pengambilan keputusan oleh investor dibadingkan kebenarannya.

Page 9: Ringkasan Chapter 5

5/16/2018 Ringkasan Chapter 5 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-chapter-5 9/9

 

7.  Masalah Pengukuran buat Auditor 

Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang menimbulkan masalah

tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang dapat diterima oleh

auditor jika memenuhi persyaratan :

1.  metode penilaian diaplikasikan secara tepat dan konsisten,

2.  menggunakan asumsi yang beralasan,

3.  data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.

Pada prakteknya, Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan auditee

unruk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak maka auditee

akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit atas biaya

historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan ditetapkan

secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang dipengaruhi oleh

kondisi yang berubah-ubah.

dc305.4shared .com/img/JrSgCh9V/preview.html