RIFQAH AMALIA.pdf
Transcript of RIFQAH AMALIA.pdf
PENGARUH KOMPOSISI PEMBIAYAAN DAN FAKTOR MAKRO EKONOMI
TERHADAP PENDAPATAN BANK SYARIAH
(STUDI EMPIRIS BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2012-2015)
SKRIPSI
Oleh
Rifqah Amalia
NIM : 1112086000013
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016 M
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rifqah Amalia
NIM : 1112086000013
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan ini skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat diertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 9 Juni 2016
Yang Menyatakan
(Rifqah Amalia)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama Lengkap : Rifqah Amalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juli 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Pangkalan Jati II No. 34 RT. 005/02,
Kel. Pangkalan Jati Kec. Cinere Kota Depok
Telepon/HP : 021-7502410 / 085691073312
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1998 – 2000: TK. Islam Salafiyah syafi‟iyah
2000 – 2006 : SD Lazuardi GIS
2006 – 2009 : Mts. Darunnajah Ulujami
2009 – 2012 : MAN 11
2012 – 2016 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi :
2009 – 2012 : Saman on Bir
2014 – 2015 : Anggota Bidang Eksternal HMJ Ekonomi Syariah
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan pertumbuhan perbankan
syariah di Indonesia, tren positif ini ditunjukkan oleh data pertumbuhan aset dan
pendapatan BUS dan UUS yang diambil dari Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri
sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan syariah turut serta
mengalami efek pertumbuhan yang mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan
yang dialami perbankan syariah khususnya Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi
pendapatan yang disebabkan oleh faktor komposisi pembiayaan dan faktor makro
ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh
komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi terhadap pendapatan bank syariah.
Indikator komposisi pembiayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komposisi
pembiayaan murabahah dan komposisi pembiayaan ijarah dan indikator faktor makro
ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari websitewww.bi.go.id
dan Bank Syariah Mandiri periode 2012-2015.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan menganalisis
komposisi pembiayaan (murabahah dan ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan
nilai tukar) untuk mengetahui pengaruh kedua variabel tersebut terhadap pendapatan
bank syariah pada Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan metode analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Komposisi pembiayaan murabahah,
komposisi pembiayaan inflasi dan nilai tukar berpengaruh siginifikanterhadap
pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial dimana hasil uji t menunjukan
nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut dibawah 0,05. Dan nilai ijarah tidak
berpengaruhsiginifikanterhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.
Sedangkan pada uji f menunjukkan bahwa Komposisi pembiayan (murabahah dan
ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar rupiah) berpengaruh terhadap
pendapatan bank syariah secara simultan.
Kata kunci : pembiayaan murabahah, pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah,
pendapatan bank syariah.
vii
ABSTRACT
This research is motivated by the development of the growth of Islamic banking
in Indonesia, this positive trend shown by the data growth in assets and earnings BUS
and UUS taken from Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri as a company engaged in
Islamic banking participate in experiencing the effects of growth has increased, but the
increase experienced by the Islamic banking especially Bank Syariah Mandiri
experience income fluctuations caused by factors financing composition and macro-
economic factors.
This study aims to identify and understand how to influence the composition of
financing and macroeconomic factors to revenue Islamic banks. Indicators financing
composition used in this study is the composition of the financing murabaha and Ijarah
financing composition and indicators of macro economic factors used in this study,
namely inflation and the exchange rate (exchange rate). This study uses secondary data
obtained from the website www.bi.go.id and Bank Syariah Mandiri 2011-2014.
This research is a quantitative descriptive study, by analyzing the composition of
financing (murabaha and Ijarah) and macroeconomic factors (inflation and exchange
rates) to determine the influence of these two variables on revenue Islamic banks in
Bank Syariah Mandiri using multiple linear regression analysis.The results showed that
the composition of the financing murabaha, exchange rate and affect inflation
significantly to revenues in Bank Syariah Mandiri partially where the t test results
showed the significance of these three variables under 0.05. And the Ijarah financing
composition no significant effect on earnings at Bank Syariah Mandiri partially. While
the F test showed that the composition of financing (murabaha and Ijarah) and
macroeconomic factors (inflation and the exchange rate) affects earnings Islamic banks
simultaneously.
Keywords: murabaha financing, Ijarah financing, inflation, exchange rate, revenue
Islamic banks.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita
kesempatan untuk hidup di dunia ini dan memberikan nafas gratis yang dengarnya kita
dapat merasakan keindahan untuk dapat mrnyrmbah-Mu. Sungguh tidak ada satupun
kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua sudah terncana, semua sudah ditentukam
oleh qodha dan qadhar-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga
kepada umatnya sampai akhir zaman.
Ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan dari Allah SWT, yang sama
sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari umat manusia. Semoga
kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk meraih ilmu yang dapat menjadi penerang
dalam kegelapan dan dapat menjaga ilmu tersebut dengan penuh kerendahan hati.
Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berdoa dan berusaha, seperti
hadist Rasulullah SAW “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa yang
bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Itulah kalimat yang menjadi penggunggah
demi terselesaikannya skripsi yang sederhana ini dengan judul “Pengaruh Komposisi
Pembiayaan dan Faktor Makro Ekonomi Terhadap Pendapatan Bank Syariah
(Studi Empiris Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2015)”
Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, semangat, serta
doa dari orang-orang terbaik yang ada disekeliling penulis selama proses penyelesaian
skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolongan-Nya tidak mungkin
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat dan
kemudahan yang Engkau berikan, ya Rabb.
2. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang tulus tiada hentinya, mamah tercinta
Nurwahidah dan papah tercinta Buchori yang telah membesarkan, mendidik
mengajarkan yang disertai nasihat, motivasi dan doa yang selalu terucap.
Terimakasih banyak atas dukungan materi dan nonmateri untuk melancarkan
studi ini yang tidak bisa terbalas oleh apapun atas apa yang mamah dan papah
lakukan. Doa yang terbaik segalanya untuk mamah dan papah semoga Allah
SWT selalu memberikan kesehatan, rahmat dan ridho-Nya kepadamu.
3. Kaka dan Adikku tercinta yaitu Rizka Khaizuran, Khairil Fajri, Hanan Nabilah,
Farah Adiba Zahra dan Muhammad Zainul Ahda yang telah memberikan
ix
motivasi dan doanya selama mengajarkan skripsi ini. Semoga kalian selalu
berada dalam lindungan Allah SWT.
4. Keponakanku tersayang Muhammad Asyraf Malik Arkana yang selalu
memberikan canda serta tawanya yang menjadi penghibur dikala penulis lelah
akan permasalahan skripsi. Semoga asyraf menjadi anak yang selalu berbakti
kepada kedua orang tua dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
5. Ihsan Amiruddin yang telah menjadi penyemangat selama masa perkuliahan
dengan canda serta tawa, suka maupun duka, terima kasih atas segala masukan,
support materi dan non materi, pengalaman serta doanya. Semoga Allah SWT
membalas semua jasa-jasamu dan dipermudahkan untuk urusan kedepannya,
amiiiin.
6. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga dapat memajukan dan
mengembangkan jurusan Ekonomi menjadi lebih baik dan terdepan.
7. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1
dengan segala kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis demi
cepat terselasaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala
kerendahan hati bapak dengan sebaik-baiknya balasan.
8. Ibu RR. Tini Anggraeni,M.Si selaku Dosen pembimbing II dengan segala
kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi yang sangat berarti selama
penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas segala bentuk bimbingan yang telah
ibu berikan demi terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT
membalas segala kerendahan dan kemurahan hati ibu dengan sebaik-baiknya
balasan.
9. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.Si dan ibu Endra Kasni Laila Yuda, M.Si
selaku ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meluangkan waktu dan arahan
selama penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya. Serta jajaran karyawan dan staf
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pelayanan selama
perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga Allah SWT
membalas semua jasa-jasanya.
11. Sahabat terbaik selama masa perkuliahan Rahmatika Istiqamah alias kokom.
Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal semasa kuliah hingga saat
ini dengan canda tawa, suka duka, dukungan, bantuan, doa, serta ada dikala
x
membutuhkan dalam bentuk apapun hingga berjuang bersama-sama dalam
mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho
Allah SWT.
12. Sahabat kesayanganku, sahabat terbaik dari masa SMA hingga saat ini Nur
Ariza, Siti Nurmellya Baskarani, Lorna Zelfa, Bunga Putri Gustini dan Azizah
Nurafni Rizki. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal semasa
SMA hingga saat ini dengan canda tawa, suka duka, dukungan,
bantuan,doa,serta ada dikala membutuhkan dalam bentuk apapun hingga
berjuang bersama-sama dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang
kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT.
13. Seluruh kawan-kawan Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan canda tawa, saling membantu
selama masa kuliah, serta doa yang selalu terucap. Semoga kita sukses dan
selalu dapat menjaga tali silaturahmi.
14. Semua pihak yang belum disebut diatas, terimakasih atas segala bantuan selama
proses penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 4 september 2016
Rifqah Amalia
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xviii
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 13
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 13
2. Manfaat Penelitian .................................................................... 14
a. Manfaat Pihak Penulis ....................................................... 14
b. Manfaat Pihak Akademis .................................................. 14
xii
c. Manfaat Pihak Perusahaan ................................................ 14
d. Manfaat Pihak Masyarakat ................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................ 16
1. Mudharabah ............................................................................... 16
a. Pengertian Mudharabah ...................................................... 16
b. Unsur-unsur pembiayaan mudharabah .............................. 17
c. Jenis-Jenis Mudharabah ..................................................... 18
2. Musyarakah ............................................................................... 19
a. Pengertian Musyarakah ...................................................... 19
b. Fitur dan Mekanisme Pembiayaan Musyarakah ................ 19
c. Landasan Hukum Musyarakah .......................................... 20
d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan ........................... 21
3. Murabahah ................................................................................ 22
a. Pengertian Murabahah ....................................................... 22
b. Dasar Hukum Murabahah ................................................. 23
c. Syarat Murabahah ............................................................. 25
d. Manfaat Murabahah .......................................................... 26
e. Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan ..................... 27
4. Ijarah ......................................................................................... 27
a. Pengertian Ijarah ............................................................... 27
b. Dasar Hukum Ijarah .......................................................... 28
xiii
c. Rukun dan Syarat Ijarah .................................................... 29
d. Macam-Macam Ijarah ....................................................... 29
e. Akad Ijarah Berakhir ......................................................... 30
f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah ................................. 31
g. Jenis Barang / Jasa yang Dapat Disewakan ...................... 31
h. Hubungan Ijarah Terhadap Pendapatan ............................. 32
5. Inflasi ........................................................................................ 33
a. Pengertian Inflasi ............................................................... 33
b. Jenis-Jenis Inflasi .............................................................. 34
c. Efek Inflasi ........................................................................ 38
d. Hubungan Inflasi Terhadap Pendapatan ............................ 40
6. Kurs (Nilai Tukar) .................................................................... 41
a. Pengertian Kurs (Nilai Tukar) ........................................... 41
b. Jenis Nilai Tukar ............................................................... 42
c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia ........................................ 43
d. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pendapatan ................... 44
7. Pendapatan ................................................................................ 45
a. Pengertian Pendapatan ...................................................... 45
b. Klasifikasi Pendapatan ...................................................... 46
c. Karakteristik Pendapatan .................................................. 48
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 50
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 52
xiv
D. Hipotesis .......................................................................................... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 56
B. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 56
C. Metode Analisis Data ...................................................................... 57
1. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 58
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 58
a. Uji Normalitas ................................................................... 59
b. Uji Multikolinieritas .......................................................... 59
c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 60
d. Uji Autokorelasi ................................................................ 61
3. Uji Hipotesis ............................................................................. 61
a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) ............................... 61
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f) ........................... 62
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 62
D. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 63
1. Variabel Dependen: Pendapatan Bank Syariah Mandiri ........... 63
2. Variabel Independen .................................................................. 63
a. X1 (Komposisi Pembiayaan Murabahah) ........................... 63
b. X2 (Komposisi Pembiayaan Ijarah) .................................... 64
c. X3 (Inflasi) .......................................................................... 64
d. X4 (Nilai Tukar Rupiah) ..................................................... 64
xv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 66
1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ................................. 66
2. Perkembangan Bank Syariah Mandiri ...................................... 68
a. Perkembangan dari Segi Aset ........................................... 68
b. Perkembangan dari Segi Dana Pihak Ketiga ..................... 69
c. Perkembangan dari Segi Pembiayaan ............................... 70
3. Gambaran Umum Penelitian .................................................... 70
a. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ......... 71
b. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah .................. 72
c. Perkembangan Inflasi ........................................................ 73
d. Perkembangan Nilai Tukar ................................................ 74
e. Perkembangan Pendapatan ................................................ 75
B. Pengujian dan Pembahasan ............................................................. 76
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................ 76
a. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 76
b. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................ 78
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................ 79
d. Hasil Uji Autokorelasi ....................................................... 80
2. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 80
a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) ................... 80
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............. 85
xvi
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................ 86
3. Analisis Ekonomi .................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keimpulan ....................................................................................... 90
B. Saran ................................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 93
LAMPIRAN ........................................................................................................... 96
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
1.1 Data Tingkat Equivalen tingkat imbalan/Bagi Hasil/Fee/Bonus ................. 2
1.2 Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS ...................................................... 3
1.3 Data Pendapatan BUS dan UUS ................................................................. 4
1.4 Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri ..................................................... 5
1.5 Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri ........ 6
1.6 Data Inflasi .................................................................................................. 9
1.7 Data Nilai Tukar Rupiah ........................................................................... 10
1.8 Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing .......................................... 11
2.1 Penelitian terdahulu ................................................................................... 50
4.1 Perkembangan Aset ................................................................................... 68
4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ............................................................ 69
4.3 Perkembangan Pembiayaan ....................................................................... 70
4.4 One-Sampel Kolmogorof-Swirnov Test ................................................... 77
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................................... 78
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 80
4.7 Hasil Uji Signifikan Parsial ....................................................................... 81
4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan ................................................................... 85
4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 86
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman
2.1 Kurva Demand Pull Inflation .................................................................... 35
2.2 Kurva Cost – push inflation ...................................................................... 36
2.3 Kerangka pemikiran .................................................................................. 53
4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent
Variabel : Pendapatan (Y) ......................................................................... 76
4.2 Grafik Scatterplot ....................................................................................... 79
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik Keterangan Halaman
4.1 Perkembangan Aset ..................................................................................... 68
4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga .............................................................. 69
4.3 Perkembangan Pembiayaan ......................................................................... 70
4.4 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ................................... 71
4.5 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah ............................................ 72
4.6 Perkembangan Inflasi .................................................................................. 73
4.7 Perkembangan Nilai Tukar .......................................................................... 74
4.8 Perkembangan Pendapatan .......................................................................... 75
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Halaman
1 Data Variabel .............................................................................. 97
2 Hasil Output SPSS ................................................................... 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Saat ini kegiatan usaha bisnis berbasis syariah semakin berkembang pesat, mulai
dari perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, hingga koperasi berbasis
syariah. Perkembangan bisnis berbasis syariah yang paling pesat terjadi pada industri
perbankan syariah. Alasan utama masyarakat Indonesia khususnya yang beragama
Islam beralih dari perbankan konvensional keperbankan syariah adalah penghapusan
adanya bunga dalam transaksi keuangan dan sebagai gantinya bank syariah
menerapkan konsep bagi hasil yang merupakan bagian dari ciri ekonomi Islam.
Menurut Adiwarman A.Karim (2001) Profit-Loss Sharing berarti keuntungan
dan atau kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan ekonomi/bisnis ditanggung
bersama-sama. Dalam atribut nisbah bagi hasil tidak terdapat fixed and certain return
sebagaimana bunga tetapi dilakukan Profit-Loss Sharing berdasarkan produktivitas
nyata dari produk tersebut. Dalam perjanjian bagi hasil yang disepakati adalah
proporsi pembagian hasil (disebut nisbah bagi hasil) dalam ukuran presentase
kemungkinan hasil produktivitas nyata. Nilai nominal bagi hasil yang nyata diterima,
baru dapat diketahui setelah hasil pemanfaatan dana tersebut benar-benar telah ada.
Nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan pihak-pihak yang bekerja sama. Besarnya
nisbah biasanya akan dipengaruhi oleh pertimbangan kontribusi masing-masing
2
pihak dalam bekerja sama dan prospek perolehan keuntungan serta tingkat resiko
yang mungkin terjadi (Hendri Anto : 2003).
Berdasarkan data yang diperoleh dari statistik perbankan syariah Bank
Indonesia, tingkat equivalen tingkat imbalan/ bagi hasil/ fee/ bonus Bank Umum
Syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Tingkat Equivalen Tingkat Imbalan/ Bagi Hasil/ Fee/ Bonus
Bank UmumSyariah
Pembiayaan Tahun
2012 2013 2014 Juni 2015
Mudharabah 14,90% 14,40% 20,69% 17,94%
Musyarakah 13,44% 12,45% 13,61% 12,14%
Murabahah 14,72% 13,18% 15,43% 14,94%
Ijarah 0,78% 0,19% 9,81% 10,06%
Qardh 5,40% 6,94% 3,67% 11,52%
Istishna 14,23% 13,36% 12,81% 12,98%
Sumber : Bank Indonesia
Dalam UU No.21 tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah mengemukakan
pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah, yaitu: Perbankan
Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah,
mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.Bank Syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah dan menurut jenisnya
bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah).
Perkembangan perbankan syariah ditunjukkan oleh lajupertumbuhan asset
perbankan syariah yang tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan aset
BUS dan UUS cenderung selalu naik, Data pertumbuhan BUS dan UUS dapat dilihat
pada tabel 1.1 dibawah ini:
3
Tabel 1.2
Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS
2012 2013 2014 2015
Jumlah BUS 11 11 12 12
Jumlahkantor 1460 1998 2145 1990
Jumlah UUS 24 23 22 22
Jumlahkantor 427 590 320 311
Total Aset BUS dan UUS
(dalamtriliun) 195.018 242.276 272.343 296.262
Sumber: Data BI diolah kembali
Berdasarkan data pada tabel 1.2 pada tahun 2012-2013 jumlah BUS tidak
mengalami kenaikan, jumlah BUS baru mengalami kenaikan pada tahun 2014
sebesar 1% dan pada tahun 2015 tidak mengalami kenaikan. Jumlah UUS pada
tahun 2011 hingga 2014 mengalami penurunan sebesar 4% dan pada tahun 2015
jumlah UUS tidak mengalami kenaikan. Meskipun jumlah BUS dan UUS tidak
mengalami kenaikan yang signifikan akan tetapi jumlah aset yang dimiliki BUS
dan UUS mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Data pada tabel 1.2 juga menunjukan bahwa pertumbuhan aset BUS dan UUS
pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 24%, pada tahun 2014 sebesar terjadi
peningkatan sebesar 12%, dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 9%.
Faktor yang membuat perbankan syariah berkembang adalah karakteristik sistem
perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan
alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank,
serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan
menghindari kegiatan spekulasi dalam bertransaksi keuangan. Dengan
4
menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan
skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem
perbankan yang kredibel dan dapat diminati oleh seluruh golongan masyarakat
Indonesia tanpa terkecuali.
Efek dari perkembangan perbankan syariah adalah perolehan pendapatan bagi
lembaga perbankan syariah itu sendiri. Pendapatan perbankan syariah ikut
mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan data dari Bank Indonesia dari
tahun 2012 hingga 2015 yaitu:
Tabel 1.3
Data Pendapatan BUS dan UUS tahun 2012-2015
(Dalam Triliun)
Lembaga
Keuangan
Syariah
Tahun
2012 2013 2014 2015
BUS dan UUS 17.734 27.207 24.712 27.615
Sumber: Bank Indonesia diolah kembali
Berdasarkan data pada tabel 1.3 di atas perkembangan pendapatan BUS dan
UUS pada tahun 2013 peningkatan sebesar 53%, pada tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 9%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 12%.
Peningkatan pendapatan yang diterima oleh perbankan syariah tidak terlepas dari
pendapatan produk-produk pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah
perbankan syariah.
Efek dari pesatnya perbankan syariah turut dirasakan oleh Bank Syariah
Mandiri. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang perbankan syariah di Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan, Bank Syariah
5
Mandiri dituntut untuk memperoleh pendapatan agar keberlangsungan hidup
perusahaan dapat tetap berjalan, dan pendapatan yang diperoleh pun harus sesuai
dengan ajaran agama Islam. Dengan kondisi perekonomian saat ini, kebijakan yang
diterapkan pemerintah mempengaruhi produktivitas Bank Syariah Mandiri dalam
memperoleh pendapatan. Data pendapatan yang berhasil penulis ambil dari Bank
Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4
Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2015
(Dalam Ribuan Rupiah)
Jenis Pendapatan Tahun
2012 2013 2014 2015
Pendapatan
Pengelolaan Dana
Oleh Bank Sebagai
Mudharib
4.684.793.297 5.432.851.397 5.487.192.071 5.960.015.903
Jumlah Pendapatan
Usaha Lainnya 1.138.747.549 1.193.418.732 1.002.089.656 938.859.243
Jumlah Pendapatan
Nonusaha 14.612.830 15.905.362 15.597.902 16.795.574
Total Pendapatan 5.838.153.676 6.642.175.491 6.504.879.629 6.915.670.720
Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri Pusat diolah kembali.
Berdasarkan data pada tabel 1.4 diatas, total pendapatan yang diterima oleh
Bank Syariah Mandiri cenderung meningkat kecuali pada tahun 2014. Hal ini dapat
dilihat dalam tabel total pendapatan yang diterima pada tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 14%, pada tahun 2014 menurun sebesar 2%, pada tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar 6%. Menurunnya pendapatan yang diterima Bank
Syariah pada tahun 2014 disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
kondisi makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif berdampak pada bisnis
6
nasabah pembiayaan sehingga kondisi keuangan mereka menurun, hal ini
mempengaruhi kualitas aktiva produktif Bank Syariah Mandiri. Per Desember
2014, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) naik menjadi 4,29% dari posisi
Desember 2013 sebesar 2,29%. Sedangkan dari sisi internal perusahaan, Bank
Syariah Mandiri menghadapi beberapa isu operasional utama yang membutuhkan
perbaikan segera. Pertama, tingginya pembiayaan bermasalah (NPF) dan fraud.
Kedua, lemahnya sanksi dan disiplin terhadap pelaku fraud. Ketiga, perlambatan
pertumbuhan bisnis telah menggerus pangsa pasar Bank Syariah Mandiri. Keempat,
pengembangan sumber daya manusia, teknologi informasi, dan produktivitas
cabang belum optimal. Kelima, komunikasi internal belum efektif.
Namun, secara garis besar pendapatan yang diterima oleh Bank Syariah
Mandiri mengalami pengingkatan rata-rata sebesar 6% dalam 4 tahun terakhir.
Peningkatan pendapatan total yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri juga tidak
terlepas dari komposisi pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah Bank Syariah
Mandiri, hal ini sejalan dengan data komposisi pembiayaan yang diberikan Bank
Syariah Mandiri sebagai berikut:
Tabel 1.5
Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri
Tahun 2012 – 2015
Jenis Pembiayaan Tahun
2012 2013 2014 2015
Murabahah (Milyar) 283.444 368.661 397.247 546.023
Musyarakah (Milyar) 69.180 82.288 89.291 15.463
Mudharabah (Milyar) 54.303 49.664 41.982 36.573
Qardh (Milyar) 69.055 73.292 56.800 32.958
Ijarah (Milyar) 3.338 3.357 6.277 12.336
Istishna (Milyar) 777 766 525 302
Sumber: data dari Bank Syariah Mandiri diolah kembali
7
Berdasarkan pada tabel 1.5 diatas seluruh komposisi pembiayaan perbankan
syariah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada komposisi pembiayaan
murabahah (dengan produk pembiayaan pengadaan barang konsumtif seperti rumah
atau Griya BSM, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi BSM
Oto, pabrik dan lainnya) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 25%.
Pada komposisi pembiayaan musyarakah (pembiayaan khusus untuk modal
kerja, dimana dana dari Bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan
keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati) terjadi penurunan dengan rata-
rata sebesar 18%.
Pada komposisi pembiayaan mudharabah (BSM Deposito, Tabungan BSM,
BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan Mabrur, BSM Tabungan Investa
Cendekia dan BSM Tabungan Kurban)terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar
12%.
Pada komposisi pembiayaan qardh (Gadai emas Bank Syariah Mandiri)
mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 19%.
Pada komposisi pembiayaan ijarah (BSM Pembiayaan Eduka dan BSM
Pembiayaan Umrah) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 61%, dan terakhir
pada komposisi pembiayaan istishna (umumnya Bank Syariah Mandiri
memanfaatkan pembiayaan ini untuk konstruksi) terjadi penurunan dengan rata-rata
sebesar 25%.
Hal ini menjadi pertimbangan pada penelitian ini terkait pengaruh komposisi
pembiayaan musyarakah, mudharabah, qardh dan istishna terhadap peningkatan
8
pendapatan Bank Syariah Mandiri, namun rata-rata pertumbuhan komposisi
pembiayaan musyarakah, mudharabah, qardh dan istishna mengalami penurunan
dari tahun 2012 hingga 2015. Maka dari itu, peneliti membatasi pembiayaan yang
akan diteliti hanya pada pembiayaan yang mengalami peningkatan dari tahun 2012
hingga 2015, yaitu murabahah dan ijarah.
Banyaknya jumlah komposisi pembiayaan murabahah, musyarakah,
mudharabah, qardh, ijarah dan istishna sesuai dengan finance to deposit ratioBank
Syariah Mandiri, finance to deposit ratio atau pada perbankan konvensional lebih
dikenal dengan loan to deposit ratio adalah merupakan rasio pembiayaan yang
diberikan kepada pihak ketiga terhadap pendanaan dalam Rupiah dan mata uang
asing. FDR digunakan untuk menilai besarnya jumlah dana yang bersumber dari
dana publik, yang secara kontraktual biasanya dalam jangka pendek, dialokasikan
untuk pembiayaan aset yang merupakan pembiayaan tidak lancar. FDR Bank
Syariah Mandiri pada tahun tahun 2011 sebesar 86,03%, tahun 2012 sebesar
94,40%, tahun 2013 sebesar 82,13%, dan tahun 2014 sebesar 89,37%. Berdasarkan
data tersebut, rasio FDR Bank Syariah Mandiri masih dalam batasan yang
direkomendasikan oleh Bank Indonesia, sesuai dengan peraturan GWM LDR
(laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2014:98).
Selain komposisi pembiayaan oleh perbankan syariah, faktor makro ekonomi
akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan
pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan.
Variabel makro ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan
9
perusahaan, khususnya perbankan syariah di Indonesia, yaitu Inflasi (Sahara,
2013:151).
Fenomena inflasi yang terjadi pada perekonomian Indonesia sudah tentu akan
berimbas kepada Bank Syariah Mandiri. Tinggi-rendahnya tingkat inflasi
mempengaruhi masyarakat untuk menginvestasikan pendapatan mereka kepada
perbankan dalam bentuk tabungan, obligasi dan produk perbankan lainnya. Data
inflasi yang penulis ambil dari situs resmi Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 1.6
Data Inflasi Tahun 2012 – 2015
(Dalam Presentase)
2012 2013 2014 2015
Inflasi 4,30 6,96 6,42 6,38
Sumber: Situs resmi Bank Indonesia
Berdasarkan data pada tabel 1.6, inflasi yang terjadi masuk kedalam golongan
inflasi rendah, karena inflasi berada dibawah 10% menurut Sukirno (2004:337).
Tingkat inflasi yang rendah membuat harga barang kebutuhan stabil, harga yang
stabil membuat konsumsi masyarakat menjadi naik, tingkat konsumsi seperti ini
menarik investor untuk menginvestasikan pendapatannya kepada perbankan agar
diinvestasikan untuk sektor riil. Semakin banyak sektor riil yang dikembangkan,
semakin besar pula tingkat pendapatan yang akan diperoleh perbankan.
Faktor makro ekonomi yang mempengaruhi pendapatan perbankan syariah
selanjutnya adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar, data tentang nilai tukar rupiah
terhadap dollar adalah sebagai berikut:
10
Tabel 1.7
Data Nilai Tukar Rupiah Tahun 2012-2015
Nilai Tukar 2012 2013 2014 2015
Nilai dari USD 1
dalam rupiah 9880.39 10951.37 12378.30 13389.41
Sumber: Situs resmi Bank Indonesia
Berdasarkan data pada tabel 1.7 data nilai tukar rupiah pada tahun 2013 sebesar
11%, pada tahun 2014 sebesar 13% dan pada tahun 2015 sebesar 8%.
Nilai mata uang dollar dapat mempengaruhi hampir seluruh mata uang di
dunia, karena dollar sudah menjadi mata uang dunia dimana hampir seluruh negara
menjadikan nilai dollar sebagai patokan bagi mata uangnya. Efek dari pertambahan
nilai dollar terhadap perkembangan industri perdagangan baik itu barang ataupun
jasa dapat terasa ketika nilai tukar rupiah melemah ataupun menguat (Lia Rizkiyah,
2011: 5).
Terjadinya penurunan nilai mata uang rupiah pada tahun 2011-2015
disebabkan nilai mata uang dollar semakin menguat, menguatnya nilai mata uang
dollar didasari pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang mencapai 2,5%
sementara inflasi yang terjadi di Amerika Serikat hanya 1,6%, bahkan pada januari
terjadi deflasi sekitar -0,1%, ditambah dengan tingkat pengangguran di Amerika
Serikat menurun sangat drastis dan saat ini berada pada level 5,7%. Membaiknya
perekonomian Amerika Serikat ini membuat The Fedmenaikan Fed fund rate pada
Desember sebesar 0,25%-0,5% (www.worldbank.org).
Dampak dari kenaikan suku bunga The Fed adalah membuat investor menarik
investasinya keluar, jika investor menarik investasinya maka akan berdampak pada
perekonomian Indonesia, termasuk perbankan. Jika tidak ada investor maka dana
11
yang berhasil perbankan himpun menjadi berkurang dan ini akan berimbas kepada
pendapatan perbankan. Efek dari melemahnya nilai tukar rupiah adalah menjadikan
pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank Syariah Mandiri fluktuatif, karena
salah satu kegiatan bank syariah mandiri adalah memberikan jasa jual beli valuta
asing. Maka dari itu, BSM salah satu perbankan yang memberikan jasa jual beli
valuta asing akan memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Data
pendapatan dari transaksi valuta asing yang penulis ambil dari situs resmi Bank
Syariah Mandiri sebagai berikut:
Tabel 1.8
Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing Tahun 2012-2015
(Dalam Ribuan)
2012 2013 2014 2015
Pendapatan
dari transaksi
valuta asing
Rp21.334.852 Rp32.071.826 Rp21.919.770 Rp44.922.010
Sumber: Situs resmi Bank Syariah Mandiri
Pada tahun 2013, pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank
SyariahMandiri meningkat sebesar 50%, pada tahun 2014 terjadi penurunan sebesar
31%, kemudian pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 104%.
Data pendapatan dari transaksi valuta asing bank syariah mandiri diatas
menunjukan bahwa tingkat pendapatan yang diterima dari jasa jual beli valuta asing
di BSM mengalami fluktuasi karena pendapatan BSM sebagian besar dipengaruhi
oleh transaksi valuta asing. Oleh karena itu, pendapatan dari transaksi valuta asing
berpengaruh terhadap pendapatan Bank Syariah Mandiri. tingkat fluktuasi valuta
asing akan terjadi dikarenakan kebutuhan barang dan jasa ekspor impor, selera
12
masyarakat serta faktor makro ekonomi lainnya yang berbeda-beda setiap periode.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
yang terus menurun, hal ini disebebkan oleh kinerja yang baik ditunjukan oleh
BSM dalam melakukan heading dan dalam menyediakan jasa pemenuhan akan
kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan mata uang asing seperti
pembelian bahan baku industridari luar negeri, ibadah haji dan umrah dan lain
sebagainya.
Gabungan dari seluruh pembiayaan berdasarkan karakteristik dari komposisi
pembiayaan yang berbeda-beda dan faktor makro ekonomi yang ada membuat
pendapatan yang diperoleh Bank Syariah Mandiri berbeda-beda, maka dari itu
peneliti tertarik untuk membuat penelitian mengenai “PENGARUH KOMPOSISI
PEMBIAYAAN DAN FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP
PENDAPATAN BANK SYARIAH” (Studi Empiris Pada Bank Syariah
Mandiri Periode 2012 - 2015).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, kita ketahui bahwa
komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai
tukar rupiah merupakan elemen yang berpengaruh terhadap Pendapatan Bank
Syariah Mandiri. Untuk itu dapat dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan murabahah terhadap pendapatan
pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.
13
2. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan pada
Bank Syariah Mandiri secara parsial.
3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri
secara parsial.
4. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah
Mandiri secara parsial.
5. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan
ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah
Mandiri secara simultan.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Menganalsis pengaruh komposisi pembiayaan murabahah terhadap
pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.
b. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan
pada Bank Syariah Mandiri.
c. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah
Mandiri.
d. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank
Syariah Mandiri.
14
e. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi
pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada
Bank Syariah Mandiri.
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, Penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yaitu:
a. Manfaat pihak Penulis
penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis dalam bidang perbankan syariah, sehingga dapat berguna
bagi kegiatan akademis dan non akademis penulis dikemudian hari.
b. Manfaat pihak Akademisi
Sebagai sarana untuk memberikan kontribusi positif baik untuk tambahan
khasanah ilmu mengenai teori ekonomi islam umumnya dan komposisi
pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar
rupiah dan pendapatan di Bank Syariah Mandiri pada khususnya serta
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi
pada penelitian-penelitian selanjutnya
c. Manfaat pihak Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya.
15
d. Manfaat pihak Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dibidang
perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal yang berkaitan dengan
komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi,
nilai tukar rupiah dan pendapatan.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Mudharabah menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 81) adalah akad
kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (Malik, Shahibul maal, atau
bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua („amil,
mudharib atau nasabah) yangbertindak selaku pengelola dana dengan
membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan
dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah
kecuali jika pihak kedua melakukan kesalah yang disengaja, lalai atau
menyalahi perjanjian.
Mudharabah menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:135)
adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertmana
sebagai pemilik dana (shahibul maal) menyediakan seluruh dana
sedangkan pihak lainnya (mudharib) mengelola usaha dengan keuntungan
usaha dibagi menurut kesepakatan bersama yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila usaha rugi bukan akibat kelalaian pengelolaan
usaha maka kerugian ditanggung oleh pemilik dana (Shahibul maal).
17
b. Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Pembiayaan Mudharabah
Menurut Muhammad (2005:102-105) unsur-unsur pembiayaan
mudharabah adalah:
1) Ijab dan Qabul Ijab dan qabul antara kedua pihak memiliki syarat-
syarat yaitu harus jelas menujukan maksud untuk melakukan kegiatan
mudharabah dan harus bertemu antara kedua belah pihak agar dicapai
kesepakatan.
2) Adanya dua pihak (pihak penyedia dana dan pengusaha) para pihal
disyaratkan cakap bertindak secara syar‟i artinya penyedia dana
memiliki kapasitas untuk menjadi pemodal dan pengusaha memiliki
kapasitas menjadi pengelola.
3) Adanya modal. Adapun syarat-syarat modal adalah modal harus jelas
jumlah dan jenisnya dan diketahui oleh kedua belah pihak pada waktu
dibuatnya akad mudharabah sehingga tidak menimbulkan sengketa
dalam pembagian keuntungan karena ketidakjelasan jumlah dan modal
harus berupa uang bukan barang.
4) Adanya usaha (al-„amal) jenis usaha yang diperbolehkan adalah semua
jenis usaha tentu saja tidak hanya menguntungkan tetapi juga harus
sesuai dengan syariah sehingga merupakan usaha yang halal. Dalam
usaha ini penyedia dana tidak boleh ikut campur dalam teknis
operasional dan manajemen usaha dan tidak boleh membatasi usaha
18
sedemikian rupa sehingga mengakibatkan upaya pemerolehan
keuntungan maksimal tidak tercapai.
5) Adanya keuntungan disyaratkan bahwa keuntungan tidak boleh
dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang diinvestasikan,
melainkan hanya keuntunganya saja setelah dipotong besarnya modal,
keuntungan untuk masing-masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah
nominal dan nisbah pembagian keuntungan ditentukan dengan
presentase.
c. Jenis-Jenis Mudharabah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:137) jenis-jenis
mudharabah sebagai berikut:
1) Mudharabah Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat) adalah bentuk
kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat
luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah
bisnis. Dalam pembahasan bisnis ulama Salaf ash Shalih seringkali
dicontohkan dengan ungkapan if‟al ma syi‟ta (lakukanlah sesukamu)
dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.
2) Mudharabah Muqayyadah (Investasi Tidak Terikat) adalah kebalikan
dari mudharabah mulaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam
memasukin jenis dunia usaha.
19
2. Musyarakah
a. Pengertian Musyarakah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129) musyarakah
adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau
amal/ expertisa) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) musyarakah adalah akad
kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang
masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.
b. Fitur dan Mekanisme Akad Pembiayaan Musyarakah
Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) fitur dan mekanisme akad
pembiayaan musyarakah adalah:
1) Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha
dengan bersama-sama menyediakan dana dan/atau barang untuk
membiayai suatu kegiatan usaha tertentu.
2) Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra
usaha dapat ikut serta dalam pengeloaan usaha sesuai dengan tugas dan
wewenang yang disepakati seperti melakukan review, dan meminta
bukti-bukti dari laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti
pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan.
20
3) Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah
yang disepakati.
4) Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang waktu
investasi kecuali atas dasar kesepakatan para pihak.
5) Pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam bentuk uang
dan atau barang, seta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan.
6) Bank dan nasabah dapat menanggung kerugian secara proporsional
menurut porsi modal masing-masing.
c. Landasan Hukum Musyarakah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129). Adapun dasar
hukum musyarakah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an, Al-Hadist, maupun
Ijma sebagai berikut :
1) Al-Qur‟an
Surah Shad: 24 Artinya :“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-
orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada
sebagian lain kecuali orang yang berimana dan mengerjakan amal
shalih.
2) Al-Hadist
Artinya: dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata: “sesungguhnya Allah
Azza Wa Jalla berfirman: „aku pihak ketiga dari dua orang yang
bersyarikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya.”
21
3) Ijma‟
Arinya: ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni 5/109 telah berkata,
“kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah
secara global walaupun terhadap perbedaan pendapat dalam beberapa
elemen dari padanya.”
d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:133). Aplikasi musyarakah
dalam perbankan sebagai berikut :
1) Pembiayaan Proyek
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana
nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan
dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
2) Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi
dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam modal
ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu,
dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian
sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
22
3. Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Menurut Adiwarman A. Karim (2007:98) murabahah yang berasal
dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank
menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,
sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari
pemasok ditambah keuntungan (margin).
Menurut Adiwarman A. Karim (2007:113) murabahah adalah suatu
penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang
disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya
kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut
dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk
presentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. Menurut
Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:101). Murabahah adalah jual-beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Menurut Sunarto Zulkifli (2003:43) Bai‟ al-murabahah adalah
prinsip bai‟ (jual beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok
barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. Pada
murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara
pembayarannya dilakukan secara tangguh atau cicilan.
Dari beberapa definisi diatas pembiayaan murabahah adalah akad
jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
23
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan
salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah
ditentukan berapa required rate of profitnya (keuntungan yang ingin
diperoleh).
b. Dasar Hukum Murabahah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102). Adapun dasar
hukum murabahah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist,
sebagai berikut :
1) Al-Qur‟an
Surah Al-Baqarah:275 Artinya :“Orang-orang yang makan riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti, maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu dan urusannya kepada Allah. Orang yang
kembali, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka
kekal di dalamnya.
2) Al-Hadist
Artinya : “ Diriwayatkan dari shuhaib r.a. bahwa Rasulullah
SAW pernah bersabda : tiga hal yang mengandung berkah, yaitu jual
24
beli secara tidak tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari Shuhaib)
3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN)
MenurutBambang Rianto Rustam (2008:48) Dewan Syari‟ah
Nasional menetapkan aturan tentang murabahah sebagaimana tercantum
dalam fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000
tertanggal 1 April 2000 sebagai berikut :
(a) Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas
dari riba.
(b) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah islam.
(c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya.
(d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
(e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang.
(f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam hal
ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
25
(g) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
(h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad
tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan
nasabah.
(i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan
setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.
c. Syarat Murabahah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102) syarat murabahah
sebagai berikut:
1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
3) Kontrak harus bebas dari riba.
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4),atau(5) tidak dipenuhi,
pembeli memiliki pilihan:
1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
26
2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang
yang dijual.
3) Membatalkan kontrak.
d. Manfaat Murabahah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:106) murabahah
memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah
adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual
dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah sangat
sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank
syariah.
Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain
sebagai berikut:
1) Default atau kelalaian. Nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
2) Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar
naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa
mengubah harga jual-beli tersebut.
3) Penolakan nasabah: barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah
karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan
sehingga nasabah tidak meu menerimanya. Karena itu, sebaiknya
dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa
spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank
telah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang
27
tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai
risiko untuk menjualnya kepada pihak lain.
4) Dijual: karena murabahah bersifat jual-beli dengan hutang, maka ketika
kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah
bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk
untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default akan
besar.
e. Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan Bank Syariah
Murabahah merupakan akad jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati dalam murabahah, pembeli
harus memberi tahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2002: 101). Tingkat
keuntungan yang diperoleh bank syariah adalah berupa margin, semakin
besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, diharapkan margin yang
didapat bank syariah semakin besar pula. Tingginya pendapatan margin
tersebut akan meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh bank syariah.
Dengan kata lain, pembiayaan murabahah dengan margin yang tinggi akan
meningkatkan pendapatan bank syariah (Iqbal Ali Hamzah, 2014 : 24)
4. Ijarah
a. Pengertian Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
28
kepemilikan atas barang itu sendiri (Muhammad Syafi‟i Antonio,
2001:117). Ijarah artinya upah, sewa, jasa atau imbalan. Salah satu bentuk
kegiatan manusia dalam muamalah adalah sewa-menyewa, kontrak,
menjual jasa dan lain-lain (M. Ali Hasan, 2004:227). Menurut fatwa
dewan syariah nasional ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa
atau upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri
(Adiwarman A. Karim, 2007:138).
Berdasarkan definisi diatas, pembiayaan ijarah adalah hak untuk
pemanfaatan barang antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa
dengan penyewa dengan waktu dan imbalan tertentu.
b. Dasar Hukum Ijarah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117). Adapun dasar
hukum ijarah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist, sebagai
berikut :
1) Al-Quran
Artinya : “Dan, kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah:233).
Dalil pada ayat tersebut adalah ungkapan “apabila kamu
memberikan pembayaran yang patut”. Ungkapan tersebut menunjukan
29
adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban membayar upah (fee)
secara patut. Dalam hal ini termasuk didalamnya jasa penyewaan atau
leasing.
2) Al-Hadist
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw,
“berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upayanya kepada
tukang bekam itu” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Umar bahwa rasulullah bersabda, “berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah).
c. Rukun dan Syarat Ijarah
(M. Ali Hasan, 2004:231) Ulama Mazhab Hanafi mengatakan,
bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab dan kabul saja (ungkapan
menyerahkan dan persetujuan sewa-menyewa). Jumhur ulama
berpendapat, bahwa rukun ijarah ada 4:
1) Orang yang berakal.
2) Sewa/imbalan.
3) Manfaat.
4) Sighah (ijab dan qabul).
d. Macam-Macam Ijarah
Dilihat dari segi objek nya ijarah dapat dibagi menjadi dua macam
(M. Ali Hasan, 2004:236) yaitu:
30
1) Ijarah yang bersifat manfaat. Seperti sewa menyewa rumah, toko,
kendaraan, pakaian, dan perhiasan.
2) Ijarah yang bersifat pekerja yaitu dengan cara mempekerjakan
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah semacam ini
dibolehkan, seperti buruh bangunan, tukang jahit, tukang sepatu dan
lain-lain.yaitu ijarah yang bersifat kelompok (serikat). Ijarah yang
bersifat pribadi juga dapat dibenarkan seperti menggaji rumah tangga,
tukang kebun dan satpam.
e. Akad Ijarah Berakhir
Menurut M. Ali Hasan (2004:237) Suatu akad ijarah berakhir:
1) Objek hilang atau musnah seperti rumah terbakar.
2) Habis tenggang waktu yang disepakati. Kedua point tersebut di atas
disepakati oleh ulama.
3) Menurut mazhab Hanafi, akad berakhir apabila salah seorang
meninggal dunia, karena manfaat tidak dapat diwariskan. Berbeda
dengan jumhur ulama, akad tidak berakhir (batal) karena manfaat dapat
diwariskan.
4) Menurut mazhab Hanafi, apabila ada uzur seperti rumah disita. Maka
akad berakhir. Sedangkan jumhur ulama melihat, bahwa uzur yang
membatalkan ijarah itu apabila objeknya mengandung cacat atau
manfaatnya hilang seperti kebakaran dan dilanda banjir.
31
f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah
Menurut Adiwarman A. Karim (2007:147) skema transaksi
pembiayaan ijarah adalah sebagai berikut:
1) Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah.
2) Bank syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah
sebagai ijarah, dari supplier/penjual/pemilik.
3) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai
barang objek ijarah, tarif ijarah, periode ijarah dan biaya
pemeliharaanya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani. Nasabah
diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki.
4) Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang
disepakati. Setalah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan
objek ijarah tersebut kepada bank.
5) (a) Bila bank membeli objek ijarah tersebut (al-bai‟ wal ijarah), setelah
periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut disimpan oleh bank
sebagai aset yang dapat disewakan kembali.
(b) Bila bank menyewakan objek ijarah tersebut (al-ijarah wal ijarah,
atau ijarah pararel) setelah periode ijarah berakhir objek ijarah
tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplier/penjual/pemilik.
g. Jenis Barang/ Jasa yang Dapat Disewakan
Menurut Adiwarman A. Karim (2007:147) Jenis barang/ jasa yang
dapat disewakan adalah sebagai berikut:
32
1) Barang modal: aset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko dan
lain-lain.
2) Barang produksi: mesin, alat-alat berat, dan lain-lain.
3) Barang kendaraan transportasi: darat, laut dan udara.
4) Jasa untuk membayar ongkos:
(a) Uang sekolah/kuliah.
(b) Tenaga kerja.
(c) Hotel.
(d) Angkut dan transportasi dan sebagainya.
h. Hubungan Ijarah terhadap Pendapatan Bank Syariah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117).Ijarah adalah
akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran
upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri. Ketika bank akan mengeksekusi kredit macetnya pada akad ijarah,
bank tidak memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang tidak
sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko kredit muncul
ketika bank tidak dapat memperoleh kembali pinjaman yang diberikan.
Selanjutnya pembiayaan yang bermasalah, bank mempunyai kewajiban
melakukan penyisihan pencadangan aktiva produktif (PPAP) sebesar
100% dari modal yang belum dikembalikan, sehingga pengaruh
pendapatan menjadi turun. Karena ada potensi resiko yang harus
ditanggung oleh modal bank sendiri Muhammad (2002).
33
5. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah harga barang dan jasa, ketika tingkat harga
mengalami kenaikan maka individu harus mengeluarkan unag nya lebih
banyak untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang tetap. Inflasi
juga merupakan ukuran nilai mata uang, yaitu ketika harga naik berarti
nilai uang sekarang menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi, hal ini dikarenakan inflasi
hanya terjadi jika proses naiknya harga berlangsung secara terus-menerus
dan mempengaruhi barang yang lainnya. Naiknya harga mengakibatkan
naiknya jumlah perminataan uang, ini dikarenakan semakin banyak uang
yang dibutuhkan dalam transaksi (Mankiw, 2006:196)
Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan
harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Dari beberapa definisi diatas inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
34
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dapat
diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
b. Jenis-Jenis Inflasi
1) Inflasi menurut sebabnya yaitu:
a) Natural Inflation dan Human Error Inflation.
Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-
sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam
mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi
karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri
(Adiwarman A. Karim, 2007:138).
b) Expected Inflation dan Unexpected Inflation
Expected Inflation adalah tingkat suku bunga pinjaman riil
akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi
inflasi atau secara notasi ret = Rt-π
et. Unexpected Inflation adalah
tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak
merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi (Adiwarman A.
Karim, 2007:138).
c) Demand-Pull Inflation
Diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi
Permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu
perekonomian (Adiwarman A. Karim,2007:138).
35
Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang
pesat. Kesempatan kerja tinggi menciptakan pendapatan yang tinggi
pula, yang pada akhirnya mengakibatkan pengeluaran yang melebihi
kemampuan ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa (Sukirno,
2011:333).
Gambar 2.1
Kurva Demand Pull Inflation
Menurut gambar 2.1 permintaan agregat awalnya berada pada
AD1, pendapatan nasional Y1 dan tingkat harga P1. Karena
perekonomian sedang berkembang maka mendorong permintaan
agregat naik menjadi AD2, akibatnya pendapatan nasional mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh YF dan harga naik menjadi PF. Hal
ini lah yang mewujudkan terjadinya inflasi. Apabila masyarakat
tetap menambah pengeluarannya maka peningkatan agregat menjadi
AD3. Untuk memenuhi perminataan yang semakin bertambah maka
perusahaan menambah produksinya dan mengakibatkan pendapatan
nasional riil meningkat menjadi Y2. Kenaikan produksi nasional
36
melebihi kesempatan kerja penuh menyebabkan kenaikan harga
menjadi P2 (Sukirno, 2011:334).
d) Cost- Push inflation
Inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada
sisi Penawaran Agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu
perekonomian (Adiwarman A. Karim, 2007:138).
Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang
dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Keadaan
ini cenderung menyebabkan kenaikan upah dan gaji karena :
(1) Perusahaan akan berusaha mencegah perpindahan tenaga kerja
dengan menaikkan upah dan gaji
(2) Usaha untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil
apabila perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lebih tinggi
(Sukirno, 2011:333).
Gambar 2.2
Kurva Cost – push inflation
37
Berdasarkan gambar 2.2, pada mulanya kesimbangan
ekonomi negara tercapai pada pendapatan nasional Y1, yaitu
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh dan tingkat harga
P1. Pada tingkat kesempatan kerja tinggi, perusahaan sangat
memerlukan tenaga kerja. Kenaikan upah akan menaikan biaya dan
memindahkan penawaran agregat ke atas dari AS1 ke AS2.
Akibatnya tingkat harga naik menjadi P2. Harga barang yang tinggi
ini mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah lagi maka biaya
produksi akan makin tinggi. Akhirnya kurva penawaran agregat
bergeser menjadi AS3 meningkatkan harga menjadi P3 dan
mendapatkan nasional riil terus mengalami penurunan yaitu dari YF
(Y1) menjadi Y2 dan Y3 (Sukirno, 2011:335).
e) Spiralling Inflation
Spiralling Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh
inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya
itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi
dan begitu sebelumnya (Adiwarman A. Karim, 2007:139).
f) Imported Inflation dan Domestic Infaltion
Imported inflation Adalah inflasi di negara lain yang ikut
dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam
pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation adalah inflasi
yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu
38
mempengaruhi negara-negara lainnya (Adiwarman A. Karim,
2007:139).
2) Inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga
Menurut Sukirno (2004:337) penggolongan inflasi berdasarkan
tingkat kelajuan kenaikan harga yang berlaku, yaitu:
(a) Inflasi merayap
Inflasi merayap adalah kenaikan harga secara lambat, yang
stingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.
(b) Inflasi moderat (sederhana)
Inflasi moderat adalah tingkat inflasi yang antara 5-10 persen
setahun. Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang
lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit”, pada tingkat
inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan
menyimpan kekayaanya dalam bentuk uang dari pada dalam bentuk
aset riil (Adiwarman A. Karim, 2007:137).
(c) Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat,
menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat
dalam masa yang singkat.
c. Efek Inflasi
Efek buruk menurut Sukirno (2004:338), efek-efek buruk dari
inflasi yaitu sebagai berikut:
39
1. Inflasi dan perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya akan menggalakan perkembangan
ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan
produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya
lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi
produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun.
Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.
Kenaikan harga-harga menimbulakan efek buruk pula ke atas
perdangangan. Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang
negara itu tidak dapat bersaing di pasar internasional, selanjutnya
ekspor akan menurun. Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri
yang semakin tinggi segabai akibat inflasi menyebabkan barang-barang
impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan ekspor
yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan
ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca
pembayaran akan memburuk.
2. Inflasi dan kemakmuran rakyat
Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi
negara inflasi juga menimbulkan efek-efek terhadap individu dan
masyarakat.
3. Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang-orang yang
berpendapatan tetap
40
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-
harga. Maka inflasi akan menurunkan upah rill individu-individu yang
berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan
menurun.
4. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang.
Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-
institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya
akan menurun apabila inflasi terjadi.
5. Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan
menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik
kekayaan bersifat keuangan mengalami nilai riil kekayaanya. Juga
sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian
pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilik-
pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin merata.
d. Hubungan Inflasi terhadap Pendapatan Bank Syariah
Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan
harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun
41
sebelumnya. Naiknya tingkat inflasi akan berdampak pada beban
operasional bank yang juga akan meningkat, serta nilai suku bunga riil
menurun yang mengakibatkan hasrat masyarakat untuk menabung di bank
berkurang. Dengan naiknya tingkat inflasi maka suku bunga akan naik dan
mengakibatkan masyarakat enggan meminjam pada pihak bank. Selain itu
perusahaan sektor riil juga enggan untuk menambah modal guna
membiayai produksinya, yang pada akhirnya akan berdampak pada
turunnya pendapatan bank. Sedangkan jika inflasi turun maka pendapatan
perbankan akan naik (Pohan, 2008).
6. Kurs (Nilai Tukar)
a. Pengertian Kurs (Nilai Tukar)
Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki
arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda
(Halwani, 2005:157).
Perubahan kurs disebut depresiasi atau apresiasi, bila mata uang
suatu negara mengalami depresiasi yaitu melemahnya nilai mata uang
karena hanya dapat membeli lebih sedikit mata uang asing, dampaknya
adalah ekspor bagi pihak luar negeri menjadi makin murah sedang impor
bagi penduduk neegara ini menjadi makin mahal. Apresiasi adalah
menguatnya nilai mata uang karena dapat membeli lebih banyak mata
uang asing, menimbulkan dampak harga produk bagi pihak luar negeri
42
makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi
lebih murah (Krugman,1999:43).
b. Jenis Nilai Tukar
1) Nilai tukar nominal:
Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain
(Mankiw, 2006:242).
Nilai tukar nominal digunakan untuk mengukur perbedaan harga
mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara
yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah mata uang dari negara
lain (Halwani, 2005:157).
2) Nilai tukar riil
Nilai tuka riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa
negara lain (Mankiw, 2006:242).
Rumus perhitungan nilai tukar riil:
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x harga dalam negeri
Harga luar negeri
Nilai tukar riil adalah penentuan berapa banyak suatu negara
mengekspor dan mengimpor. Nilai tukar riil yang lebih tinggi
mengakibatkan haraga dalam negri menjadi lebih mahal (Mankiw,
2006:261).
43
Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang
tersedia didalam negri terhadap barang dan jasa yang tersedia diluar
negeri (Mankiw, 2006:244).
c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia
Adapun sistem nilai tukar yang diterapkan di Indonesia, adalah
sebagai berikut:
1) Sistem kurs tetap
Sistem ini terjadi pada tahun 1971 sampai 15 November 1978,
sistem ini dalam jangka pendek dapat menunjang stabilitas nilai tukar
dan sejalan dengan strategi inward looking yang mewarnai
kebijaksanaan ekonomi pada periode tersebut. Sistem nilai tukar
tersebut telah menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami over-valued
yang menjadi salah satu sebab menurunya daya saing produk dalam
negeri. Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar dan mendorong
ekspor nonmigas, pada November 1978 dilakukan devaluasi rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 30,8 persen, dimana nilai
rupiah terhadap dollar adalah tetap yaitu Rp 415 per dollar AS
(Deliarnov, 2006:186).
2) Sistem mengambang terkendali (manage floating)
Sistem ini terjadi pada periode 15 November 1978 sampai
dengan Desember 1995, dimana kurs rupiah terhadap dollar diiringi
dengan batas intervensi yaitu zona kurs batas atas dan batas bawah.
44
Kurs dibiarkan bergerak di pasar dengan spread tertentu. Pemerintah
hanya melakukan intervensi apabila kurs bergejolak melebihi batas atas
atau bawah dari batas intervensi (Deliarnov, 2006:186).
3) Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997-sekarang)
Awal Agustus 1997 nilai rupiah terhadap dollar AS mencapai
Rp. 2.650 per dollah AS. Dalam rangka mengamankan cadangan devisa
yang terus berkurang maka pemerintah memutuskan untuk menghapus
rentang intervensi (sistem nilai tukar mengambang terkendali) dan
mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating
exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang
intervensi ini dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi
pemerintah terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan
moneter dalam negeri (Basalim, 2007:74).
d. Hubungan Nilai Tukar terhadap Pendapatan Bank Syariah
Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki
arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda
(Halwani, 2005:157).
Nilai tukar mata uang asing menjadi faktor pendapatan perbankan
karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta asing.
Dalam situasi normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya
sangat menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa
selisih kurs. Hal itu terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing
45
selalu menawarkan dua harga nilai tukar (Loen & Ericson, 2008). Dalam
kegiatan transaksi tersebut, nilai tukar akan mata uang asing menjadi
perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingkat
pendapatan bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai tukar mata uang
asing, bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs.
Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap pendapatan bank
mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau
depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat
jatuh tempo. Akibatnya, pendapatan bank akan mengalami perubahan jika
dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging.
7. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Menurut Niswonger (2006:56) pendapatan merupakan kenaikan
kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilakan dari penjualan barang
dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewakan harta, peminjaman
uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh
penghasilan
Menurut Kieso (2011:955) pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama
suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
46
Menurut Skousen, stice dan stice (2010:161) pendapatan adalah
arus masuk atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari
pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan
aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau merupakan aktivitas
centra yang sedang berlangsung
Berdasarkan teori di atas, pendapatan adalah arus kekayaan dalam
bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk kedalam
perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang
atau penyerahan jasa.
b. Klasifikasi Pendapatan
Menurut Kusnadi (2000:19) menyatakan bahwa pendapatan dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari
penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu
dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama
perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha pokok
perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai
dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang
selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.
Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda
sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis
47
pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber
dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan jasa yang
menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan.
Pendapatan operasional dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu:
(a) Penjualan kotor, yaitu merupakan semua hasil atau penjualan
barang-barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai
potongan-potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan
kepada langganan atau yang membutuhkannya.
(b) Penjualan bersih, yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah
diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-
potongan yang menjadi hak pembeli.
Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu:
(a) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan
sendiri oleh perusahaan tersebut.
(b) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya
hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.
(c) Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui
kerjasama dengan para investor.
2) Pendapatan Non operasional
Pendapatan yang diperoleh peerusahaan dalam periode tertentu,
akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Adapun
jenis dari pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut:
48
(a) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber
ekonomi perusahaan oleh pihak lain. Contohnya: pendapatan bunga,
sewa, royalti dan lain-lain.
(b) Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang
dagangan atau hasil produksi. Contohnya: penjualan surat-surat
berharga, penjualan aktiva tak berwujud.
Pendapatan bunga, sewa, royalti, kentungan (laba), penjualan
aktiva tetap, investasi jangka panjang dan deviden merupakan
pendapatan di luar usaha bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur dan perdagangan. Dan pendapatan yang di peroleh
dari peningkatan ekuitas dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan
utama dari entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian
lainnya serat keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang
dihasilkan dari investasi pemilik disebut dengan keuntungan.
c. Karakteristik Pendapatan
Menurut PSAK No.23 tahun 2010 pendapatan diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi
untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan
perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut
earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua
akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan
pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The activity of earning process
49
creates two effect, possitive stream (revenues and gains) and negative
stream (expenses and loses).
Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi
atau less. Pendapatan digolongkan atas pendapatan yang berasal dari
kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari
kegiatan normal perusahaan.
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh
dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan
kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan
normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang
sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya
dimasukan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan
deviden.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang
menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke
perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan.
Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan
kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses
penandingan.
50
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
Nama dan
judul
penelitian
Variabel Pembahasan Persamaan dan
perbedaan
1. Reinissa
(2015)
pengaruh
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah,
dan
murabahah
terhadap
profitabilitas
bank syariah
mandiri, tbk
Variabel X:
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah,
dan
murabahah
Variabel Y:
profitabilitas
bank syariah
mandiri, tbk
Penelitian ini
menggunakan analisis
Regresi linier
berganda.Hasil
penelitian
menunjukkan
pembiayaan
mudharabah
berpengaruh signifikan
dan positif terhadap
ROE tetapi tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA dan ROF.
Pembiayaan
musyarakah
berpengaruh signifikan
dan positif
terhadap ROA dan
ROE tetapi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROF.
Pembiayaan
murabahah
berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap
ROA dan ROE tetapi
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap ROF.
Persamaan:
1. Variabel
Pembiayaan
murabahah
2. Objek penelitian
Bank Syariah
Mandiri
3. Hasil penelitian
menunjukan
bahwa
pembiayaan
murabahah
berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan
Perbedaaan:
1. Alat uji yang
digunakan
adalah eviews
2. Nur Amalia
(2016)
Struktur
pembiayaan
dan
pengaruhnya
Variabel X:
Mudharabah,
Musyarakah,
Murabahah,
Istishna dan
Ijarah
Penelitian ini
menggunakan analisis
regresi linar berganda.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
hasil signifikansi (uji t)
menunjukan bahwa
Persamaan:
1. Variabel
pembiayaan
ijarah
2. Metode analisis
regresi berganda
51
terhadap
profitabilitas
Bank
Muamalat
Indonesia
Variabel Y:
profitabilitas
Bank
Muamalat
Indonesia
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah, murbahah
dan istishna
berpengaruh terhadap
profitabilitas,
sedangkan pembiayaan
ijarah tidak
berpengaruh terhadap
profitablitias Bank
muamalat Indonesia.
Perbedaan:
1. Hasil penelitian
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan
2. Objek penelitian
Bank Muamalat
Indonesia
3. (Iwan
Susanto,2014)
Analisis
pengaruh
PDRB,
penduduk, dan
inflasi
terhadap
pendapatam
Asli Daerah
(PAD)
(studi kasus
kota malang
tahun 1998-
2012)
Variabel X:
PDRB,
Penduduk,
Inflasi
Variabel Y :
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)
Penelitian ini
menggunakan analisis
regresi berganda.
Hasil penelitian dapat
disimpulakan bahwa
secara simultan
variabel PDRB,
penduduk, dan Inflasi
berpengaruh signifikan
terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD)
Kota Malang, secara
parsial PDRB,
Penduduk berpengaruh
signifikan terhadap
Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Karena
PDRB menggambarkan
sembilan sektor hasil
perekonomian semakin
meningkat
perekonomian semakin
meningkat perolehan
pendapatan asli daerah
didalam Kota Malang,
sedangkan penduduk
merupakan penggerak
perekonomian dan
Inflasi mempunyai
nilai yang tidak
signifikan atau hanya
mempunyai pengaruh
rendah terhadap
Persamaan:
1. Variabel inflasi
2. Hasil penelitian
variabel inflasi
berpegaruh
signifikan
terhadap
pendapatan
Perbedaan:
1. Objek penelitian
di lakukan di
Bank Muamalat
52
Pendapatan Asli
Daerah (PAD) karena
Inflasi merupakan
dampak pergerakan
ekonomi secara positif
ataupun negatif.
4. Desi Marilin
Swandayani
dan
Rohmawati
Kusumaningty
as (2011)
Pengaruh
Inflasi,Suku
Bunga, Nilai
Tukar Valas
dan jumlah
uang beredar
terhadap
profitabilotas
pada
perbankan
syariah di
Indonesia
periode 2005-
2009
Variabel X:
Inflasi,Suku
Bunga, Nilai
Tukar Valas
dan jumlah
uang beredar
Variabel Y:
profitabilotas
pada
perbankan
syariah di
Indonesia
periode 2005-
2009
Penelitian ini
menggunakan analisis
regresi berganda.
Hasil Penelitian
menunjukan bahwa
secara simultan
variabel inflasi,suku
bunga, niai tukar valas
dan jumlah uang
beredar mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap profiabilitas
perbankan syariah.
Hasil secaraparsial
suku bunga,nilai tukar
valas dan jumlah uang
beredar mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap profitablitas
sedangkan variabel
inflasi mempunyai
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
proitabilitas.
Persamaan:
1. Variabel
independen yang
diteliti, yaitu
Nilai Tukar
Mata Uang
2. Variabel
independen Nilai
Tukar Mata
Uang
berpengaruh
signifikan
3. Metode analisis
regresi linear
berganda
Perbedaan:
1. Periode
penelitian
dilakukan pada
tahun 2005 -
2009
Sumber: Data yang diolah
C. Kerangka Pemikiran
Dalam suatu penelitian kerangka pemikiran sangat perlu dikemukakan,
karena merupakan alur pikir dari gagasan penelitian yang mengacu pada kajian
teori, hingga munculnya variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian.
Kerangka pemikiran bukan merupakan urutan kegiatan pada penelitian atau
penulisan yang dilakukan. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010:88)
53
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel independen dan dependen yang akan diteliti. Adapun
masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian kali ini adalah
pengaruh komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi terhadap
pendapatan bank syariah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
komposisi pembiayaan seperti komposisi pembiayaan murabahah, komposisi
pembiayaan ijarah dan faktor makro ekonomi seperti inflasi dan nilai tukar
rupiah sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan
Bank syariah Mandiri.
Gambar 2.3
Kerangka pemikiran
H1
H2
H4 H5
(X1)
Komposisi
Pembiayaan
Murabahah
(X2)
Komposisi
Pembiayaan
Ijarah (Y)
Pendapatan
(X3)
Inflasi
(X4)
Nilai Tukar Rupiah
H3
54
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan awal atau jawaban sementara, dengan
hubungan atau pengaruhnya antara variabel independen terhadap variabel
dependen yang masih perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis,
jelas dan dapat diuji. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:93),
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empiris. Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, dapat dibuat hipotesis
yang akan diujikan kebenarannya secara empiris sebagai berikut:
Komposisi Pembiayaan Murabahah:
H0 = Komposisi pembiayaan murabahah tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap Pendapatan.
Ha = Komposisi pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap Pendapatan.
Komposisi Pembiayaan Ijarah :
H0 = Komposisi pembiayaan ijarah tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap Pendapatan.
55
Ha = Komposisi pembiayaan ijarah berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap Pendapatan.
Inflasi:
H0 = Inflasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan.
Ha = Inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan.
Nilai Tukar Rupiah:
H0 = Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
Pendapatan.
Ha = Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
Pendapatan.
Komposisi Pembiayaan Murabahah, Komposisi Pembiayaan Ijarah, Inflasi
dan Nilai Tukar Rupiah:
H0 = Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi
dan nilai tukar rupiahtidak berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap Pendapatan.
Ha = Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi
dan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
Pendapatan.
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah tipe penelitian kuantitatif. Adapun objek penelitian ini
dilakukan di Bank Syariah Mandiri. Ruang lingkup penelitian ini adalah
membahas dua (2) variabel, yang terdiri dari
1. Variabel independen, yaitu komposisi pembiayaan murabahah dan komposisi
pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah
2. Variabel dependen, yaitu Pendapatan Bank Syariah Mandiri.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia pada
suatu instansi. Observasi penelitian dimulai dari Januari 2012 sampai dengan
Desember tahun 2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena pada dasarnya data merupakan alat pengambilan keputusan
atau pemecah suatu permasalahan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan
informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu.
Pada data sekunder, peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti berupa dokumen perusahaan terkait komposisi
57
pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah
dan pendapatan Bank Syariah Mandiri yang berkaitan dengan sasaran
penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Komposisi Pembiayaan Murabahah pada Januari tahun 2012– Desember
2015 bersumber dari Bank Syariah Mandiri.
2. Komposisi Pembiayaan Ijarah pada Januari tahun 2012 - Desember 2015
bersumber dari Bank Syariah Mandiri.
3. Inflasi pada Januari tahun 2012 - Desember 2015 bersumber dari Bank
Indonesia.
4. Nilai tukar pada Januari tahun 2012 - Desember 2015 bersumber dari Bank
Indonesia.
5. Pendapatan Bank Syariah Mandiri pada Januari tahun 2012 – Desember 2015
bersumber dari Bank Syariah Mandiri.
C. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu dimana data yang
digunakan dalam penelitian berbentuk angka. Untuk menguji hipotesis dari
variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen, penelitian
ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. penelitian ini akan
diperkuat perhitungannya dengan menggunakan bantuan dari program Excel
dan program SPSS.
58
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Alat analisis yang dipakai untuk mengetahui pengaruh variabel
komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan
nilai tukar rupiah terhadap pendapatan bank syariah mandiri adalah dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Regresi pada dasarnya adalah studi
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan
atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.
Hubungan linier antara variabel independen dan dipenden dapat di tulis
dalam persamaan regresi sebagai berikut (Widarjono 2010:9) :
Y= a+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+ e
Keterangan :
Y = pendapatan
a = konstanta
β1-β4 = koefisien regresi (menunjukan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan
nilai variabel independen)
X1 = Komposisi Pembiayaan murabahah
X2 = Komposisi Pembiayaan ijarah
X3 = Inflasi
X4 = Nilai Tukar
e = error
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan empat uji, yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
59
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
dependent, independent atau keduanya berdistribusi normal, mendekati
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memliki distribusi
normal atau mendekati normal (Umar, 2010:77). Dalam penlitian ini,
untuk mendeteksinya menggunakan uji normalitas berdasarkan Grafik
Normal Probability plot (P-Plot) dan uji normalitas berdasarkan
kolmogorov-Smirnov Tes .
Uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability Plot (P-Plot)
adalah apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asusmi normalitas. Dan
sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Yama, 2008:13). Sedangkan uji normalitas berdasarkan
Kolmogorov-Smirnov Tes yaitu uji yang dapat dilihat dari Asymp. Sig. (2-
tailed). Uji normalitas berdasarkan Kolmogorov-Smirnov Tes yang baik,
memiliki hasil Asymp. Sig (2-tailed) harus lebih besar dari 0,05 (Umar,
2010:79).
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
diajukan ditemukan korelasi kuat antar variabel independen (Bebas). Jika
60
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas
(multiko) (Umar, 2010:80).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas dilihat dari nilai
Tolerance dan Variance inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi
antar variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas
multiko jika mempunyai angka Tolerance> 10 dan mempunyai nilai VIF <
10 (Umar, 2010: 81).
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2013:139). Model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa model regresi tersebut memliki kesamaan varians
atau data bersifat homogen (Umar, 2010:82).
Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID).
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
61
yang teratur (bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (Yama, 2008:19).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan adanya problem autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson
(DW). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat diambil patokan
sebagai berikut. (Singgih Santoso, 2015:194).
1) Angka DW di bawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif.
2) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak terdapat autokorelasi.
3) Angka DW diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif.
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan melalui tiga pengujian, diantaranya Uji Statistik t,
Uji Statistik F, uji koefisien determinasi (R2).
a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau dependent secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen yang di uji pada tingkat
signifikansi harus lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98). Adapun
62
pengambilan keputusan yaitu dengan cara membandingkan antara thitung
dengan ttabel dengan kriteria (Sujarweni, 2013:93):
Jika thitung> ttabel = H0 ditolak
Jika thitung< ttabel = H0 diterima
b. Uji Sigifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
antara semua variabel independen yang dimasukan dalam model regresi
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikan harus lebi kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98).
Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara membandingkan antara
Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria (Sujarweni, 2013:95):
Jika Fhitung> Ftabel = H0 ditolak
Jika Fhitung< Ftabel = H0 diterima
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi dapat dikatakan kuat apabila dalam menerangkan
variasi variabel independen terhadap variabel dependent antara 0 (nol) dan
1 (satu) (Ghozali, 2013:100).
Nilai adjusted R Square menandakan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
63
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:100).
D. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen : Pendapatan Bank Syariah Mandiri
Pendapatan adalah arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau
aktiva lain yang masuk kedalam perusahaan atau menurunnya kewajiban
sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa. Data operasional yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Syariah Mandiri yaitu
statistik Perbankan Syariah. Berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari
Januari tahun 2012 hingga Desember tahun 2015 yang dinyatakan dalam
bentuk nominal.
2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Variabel independen berupa nominal. Berdasarkan uraian pada tinjauan
pustaka dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pendapatan
Bank Syariah Mandiri maka penelitian ini menspesifikasikan variabel
independen dan definisi operasional sebagai berikut:
a. X1 (Komposisi Pembiayaan Murabahah)
Secara sederhana komposisi pembiayaan murabahah diartikan sebagai
akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan
salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah
64
ditentukan berapa required rate of profitnya (keuntungan yang ingin
diperoleh). Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari Bank Syariah Mandiri yaitu berdasarkan perhitungan
bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun 2015 yang
dinyatakan dalam bentuk Nominal.
b. X2 ( Komposisi Pembiayaan Ijarah)
Komposisi Pembiayaan ijarah adalah hak untuk pemanfaatan barang
antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa dengan penyewa
dengan waktu dan imbalan tertentu. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Syariah Mandiri berdasarkan
perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun
2015 yang dinyatakan dalam bentuk Nominal.
c. X3 (Inflasi)
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia berdasarkan
perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun
2015 yang dinyatakan dalam bentuk Presentase.
d. X4 (Nilai Tukar Rupiah)
Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki
arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda.
65
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Bank Indonesia berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun
2012 hingga Desember tahun 2015 yang dinyatakan dalam bentuk
Nominal.
66
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan gambaran umum objek penelitian, dilanjutkan
dengan uji asumsi klasik. Bagian berikutnya menguraikan hasil analisis data, diikuti
dengan pengujian hipotesis-hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan beragam
dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat,
yang tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan
nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar
biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakandengan merestrukrisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvesional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
67
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank bernama PT Bank Mandiri (persero)
pada tanggal 31 juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan
dan menetapkan PT Bank Mandiri (persero) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas baru
BSB.
Sebagai tindak lanjut keputusan marger, bank mandiri melakukan konsolidasi
serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah. Pembentuk tim ini
bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberikan peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah
(Dual Banking System). Tim pengembangan perbankan syariah memandang
bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menajadi bank
syariah. Oleh karenanya, Tim pengembangan perbankan syariah segera
mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB
berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum
dalam Akta Notaris : Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 september 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi
salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan
68
Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia
yang lebih baik.
2. Perkembangan Bank SyariahMandiri
a. Perkembangan dari Segi Aset
Tabel 4.1
PerkembanganAset
(Dalam Miliar)
2012 2013 2014 2015
Aset 54.229 63.965 66.956 70.370
Sumber: Data diolahkembali
Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas perkembangan aset mengalami kenaikan
yang signifikan. pada tahun 2013 Aset Bank Syariah Mandirimengalami
kenaikan sebesar 17% dari tahun 2012, pada tahun 2014 Aset Bank Syariah
Mandiri mengalami kenaikan sebesar 4% dari tahun 2013, dan pada tahun 2015
Aset Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2014.
Seperti dijelaskan pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.1
PerkembanganAset
Sumber: Data diolah Kembali
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
2012 2013 2014 2015
69
b. Perkembangan dari Segi Dana Pihak Ketiga (DPK)
Tabel 4.2
PerkembanganDana Pihak Ketiga
(Dalam Miliar)
2012 2013 2014 2015
Dana Pihak
Ketiga 47.409 56.461 59.821 62.110
Sumber: Data diolah kembali
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas perkembangan dana pihak ketiga
mengalami kenaikan yang signifikan. pada tahun 2013dana pihak ketiga Bank
Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 19% dari tahun 2012, pada
tahun 2014dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan
sebesar 5% dari tahun 2013, dan pada tahun 2015dana pihak ketiga Bank
Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun 2014. Seperti
dijelaskan pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.2
PerkembanganDana Pihak Ketiga
Sumber: Data diolah Kembali
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
2012 2013 2014 2015
70
c. Perkembangan dari Segi Pembiayaan
Tabel 4.3
Perkembangan Pembiayaan
(Dalam Miliar)
2012 2013 2014 2015
Pembiayaan 44.755 50.460 49.133 51.090
Sumber: Data diolahkembali
Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas pembiayaan mengalami fluktuatif. pada
tahun 2013 pembiayaan Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar
12% dari tahun 2012, pada tahun 2014 pembiayaan Bank Syariah Mandiri
mengalami penurunan sebesar 2% dari tahun 2013, dan pada tahun 2015
pembiayaan Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan sebesar 3% pada
tahun 2014. Seperti dijelaskan pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.3
PerkembanganPembiayaan
Sumber : Data Diolah Kembali
3. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek penelitian Bank Syariah Mandiri.
Penelitian ini ditujukan untuk mengamati pengaruh komposisi pembiayaan dan
40.000
42.000
44.000
46.000
48.000
50.000
52.000
2012 2013 2014 2015
71
faktor makro ekonomi terhadap pendapatan bank syariah dari periode Januari
2012 hingga Desember 2015. Variabel komposisi pembiayaan dalam penelitian
ini adalah komposisi pembiayaan murabahah dan komposisi pembiayaan ijarah,
sedangkan variabel faktor makro ekonomi adalah inflasi dan nilai tukar.
a. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah
Grafik 4.4
Perkembangan Komposisi PembiayaanMurabahah
(Dalam Ribuan Rupiah)
Sumber: Data diolah kembali
Dari grafik 4.4 dapat dilihat bahwa komposisi pembiayaan murabahah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan yang signifikan
dengan rata-rata sebesar 2%, Pada tahun 2013 komposisi pembiayaan murabahah
dengan rata-rata sebesar 1%, dan pada tahun 2014 komposisi pembiayaan
murabahah dengan rarta-rata sebesar 0,1%. Pada tahun 2015 komposisi
pembiayaan murabahah dengan rata-rata sebesar 3%. Komposisi pembiayaan
murabahah tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2015 sebesar Rp.
Rp0
Rp10.000.000.000
Rp20.000.000.000
Rp30.000.000.000
Rp40.000.000.000
Rp50.000.000.000
Rp60.000.000.000
20
12
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
13
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
14
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
15
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
72
49.914.035.000 dan komposisi pembiayaan murabahah paling rendah terjadi pada
bulan Januari 2012 sebesar Rp. 19.601.716.719
b. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah
Grafik 4.5
Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah
(Dalam Ribuan Rupiah)
Sumber: Data diolah kembali
Dari grafik 4.5 dapat dilihat bahwa komposisi pembiayaan ijarah dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan yang signifikan
dengan rata-rata sebesar 5%, pada tahun 2012 komposisi pembiayaan ijarah
dengan rata-rata sebesar 1%. Pada tahun 2013 komposisi pembiayaan
ijarahdengan rata-rata sebesar 3%, pada tahun 2014 komposisi pembiayaan
ijarah dengan rata-rata sebesar 11% dan pada tahun 2015 komposisi
pembiayaan ijarah dengan rata-rata sebesar 2%.Komposisi pembiayaan ijarah
tertinggi terjadi pada bulan Agustus tahun 2015 sebesar Rp. 1.160.872.000 dan
komposisi pembiayaan ijarah paling rendah terjadi pada bulan Desember 2012
sebesar Rp. 191.464.451.
Rp0Rp200.000.000Rp400.000.000Rp600.000.000Rp800.000.000
Rp1.000.000.000Rp1.200.000.000Rp1.400.000.000
20
12
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
13
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
14
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
15
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
73
c. Perkembangan Inflasi
Grafik 4.6
Perkembangan Inflasi
(Dalam Persentase)
Sumber: Data diolah kembali
Dari grafik 4.6 dapat dilihat bahwa inflasi dari tahun 2012sampai dengan
tahun 2015 mengalami fluktuatif dengan rata-rata sebesar 15%, Pada tahun
2013 inflasi dengan rata-rata sebesar 6%, pada tahun 2014 inflasi dengan rata-
rata sebesar 1% dan pada tahun 2015 inflasi dengan rata-rata sebesar 1%.inflasi
tertinggi terjadi pada bulan Agustus tahun 2013 sebesar 8,79% dan inflasi
paling rendah terjadi pada bulan April 2015 sebesar 0,79%.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20
12
jan
uar
i
mar
et
mei
juli
oct
ob
er
no
pem
be
r
20
13
jan
uar
i
mar
et
mei
juli
no
vem
be
r
no
pem
be
r
20
14
jan
uar
i
mar
et
mei
juli
dec
emb
er
no
pem
be
r
20
15
jan
uar
i
mar
et
mei
juli
sep
tem
ber
no
pem
be
r
74
d. Perkembangan Nilai Tukar
Grafik 4.7
Perkembangan Nilai Tukar
(Dalam Satuan Rupiah)
Sumber: Data diolah kembali
Dari grafik 4.7 dapat dilihat bahwa nilai tukar dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2015 mengalami fluktuatif dengan rata-rata sebesar 10%, pada
tahun 2013 nilai tukar dengan rata-rata sebesar 19%, pada tahun 2014 nilai
tukar dengan rata-rata sebesar 0,2% dan pada tahun 2015 nilai tukar dengan
rata-rata sebesar 0,9%.Nilai tukar tertinggi terjadi pada bulan September tahun
2015 sebesar 14396,1 dan nilai tukar paling rendah terjadi pada bulan Februari
2012 sebesar 9025,76.
0
5000
10000
15000
20000
20
12
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
13
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
14
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
15
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
75
e. Perkembangan Pendapatan
Grafik 4.8
Perkembangan Pendapatan
(Dalam Ribuan Rupiah)
Sumber: Data diolah kembali
Dari grafik 4.8 dapat dilihat bahwa pendapatan dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2015 mengalami kenaikan yang signifikan dengan rata-rata
sebesar 9%, Pada tahun 2013 pendapatan dengan rata-rata sebesar 0,8%, pada
tahun 2014 terjadi penurunan pendapatan dengan rata-rata sebesar 1% dan pada
tahun 2015 terjadi peningkatan pendapatan dengan rata-rata sebesar 38%.
Pendapatan tertinggi terjadi pada bulan September tahun 2015 sebesar
12.373.400.000 dan pendapatan paling rendah terjadi pada bulan Maret tahun
2012 sebesar 417.691.306.
Rp0
Rp2.000.000.000
Rp4.000.000.000
Rp6.000.000.000
Rp8.000.000.000
Rp10.000.000.000
Rp12.000.000.000
Rp14.000.000.000
20
12
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
13
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
14
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
20
15
jan
uar
i
apri
l
juli
okt
ob
er
76
B. Pengujian dan Pembahasan
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen, variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal
atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal.
Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu melihat penyebaran
data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of Regression
Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-
titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual
tersebut telah normal.
Gambar4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variabel : Pendapatan (Y)
Sumber:Data Sekunder yang diolah, 2016
77
Dari grafik P-P Plot diatas terlihat bahwa sebaran data memusat pada nilai
rata-rata dan median atau nilai P-P terletak digaris diagonal, maka dapat
dikatakan bahwa data penelitian ini memiliki penyebaran dan terdistribusi
normal. Dengan normalnya data pada penelitian ini maka penelitian ini dapat
diteruskan.
Untuk menegaskan hasil uji normalitas diatas maka peneliti melakukan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut:
Tabel4.4
One-Sampel Kolmogorof-Swirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,36900833
Most Extreme Differences Absolute ,089
Positive ,066
Negative -,089
Test Statistic ,089
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil Kolmogorov-Smirnov diatas, terlihat nilai Asymp. Sig
memiliki nilai 0,200> 0,05. Hal ini menunjukan bahwa data pada penelitian ini
terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk
memprediksi variabel dependen yaitu pendapatan berdasarkan masukan
78
variabel independen yaitu komposisi pembiayaan murabahah, komposisi
pembiayaan ijarah,inflasi dan nilai tukar. Maka data penelitian layak digunakan
sebagai penelitian.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mendeteksi adanya problem
multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5,123 ,688 7,451 ,000
Murabahah ,000134 ,000 1,057 7,576 ,000 ,135 7,397
Ijarah ,000783 ,000 ,240 1,923 ,061 ,169 5,903
Inflasi -,117426 ,046 -,173 -2,561 ,014 ,578 1,731
Nilai Tukar ,000218 ,000 -,321 -2,108 ,041 ,114 8,810
a. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel
independen >0,10 dan nilai VIF semua variabel independen <10,00, yang
ditunjukan dengan nilai Tolerance untuk komposisi pembiayaan murabahah
sebesar 0,135, komposisi pembiayaan ijarah sebesar 0,169 inflasi sebesar
0,578, dan nilai tukar sebesar 0,114. Serta VIF untuk komposisi
pembiayaanmurabahah sebesar 7,397, komposisi pembiayaan ijarah sebesar
5,903, inflasi sebesar 1,731, dan nilai tukar sebesar 8,810.
79
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak
terdapat problem multikolinieritas atau dapat dikatakan bebas dari problem
multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan yang lain. Jika varians dari
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
Gambar4.2
Grafik Scatterplot
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.2, grafik Scatterplot menunjukan bahwa titik-titik
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
80
d. Hasil Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson
(DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari
ketentuan berikut (Singgih Santoso, 2015:194).
1) Angka DW di bawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif.
2) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak terdapat autokorelasi.
3) Angka DW diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,942a ,887 ,876 ,38579 ,731
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
b. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai hitung Durbin-Watson sebesar
0,731. Hasil ini menunjukan dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi
karena nilai hitung Durbin-Watson lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2.
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t ini bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau indeoenden secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi harus lebih kecil dari
81
0,05 (Ghozali, 2013:93). Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara
membandingkan antara thitung dengan ttabel dengan kriteria (Sujarweni, 2013:93):
Jika thitung > ttabel = Ho ditolak
Jika thitung < ttabel = Ho diterima
Tabel 4.7
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,123 ,688 7,451 ,000
Murabahah ,000 ,000 1,057 7,576 ,000
Ijarah ,001 ,000 ,240 1,923 ,061
Inflasi -,117 ,046 -,173 -2,561 ,014
Nilai Tukar ,000 ,000 -,321 -2,108 ,041
a. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
adalah sebagai berikut:
Pengaruh Komposisi Pembiayaan Murabahah Terhadap Pendapatan
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan
murabahah (X1) dengan signifikansi sebesar 0,000 menunjukan bahwa nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai thitung7,576>ttabel1,678,
hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan
menerima Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 adalah
82
besarnya komposisi pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap pendapatan.
Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang
kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah
sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai
tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678.
Pengaruh Komposisi Pembiayaan Ijarah Terhadap Pendapatan
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan ijarah
(X2) dengan signifikansi sebesar 0,061 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 (0,061 > 0,05), dan nilai thitung1,923>ttabel 1,678. Hal tersebut
menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima
Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 adalah komposisi
pembiayaan ijarah tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
pendapatan.
Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang
kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah
sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai
tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678.
Pengaruh Inflasi Terhadap Pendapatan
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel inflasi (X3) dengan signifikansi
sebesar 0,014 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,014<
0,05), dan nilai thitung-2.561<ttabel 1,678 / (-1,678). Hal tersebut menunjukan
83
bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Dengan
demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 3 adalah inflasi berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap pendapatan.
Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang
kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah
sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai
tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678.
Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pendapatan
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel nilai tukar (X4)
dengansignifikansi sebesar 0,041 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05 (0,041<0,05), dan nilai thitung-2.108<ttabel 1,6772. Hal tersebut
menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima
Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 4 adalah nilai tukar
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan.
Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang
kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah
sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai
tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari koefisien regresi diatas, maka dapat
dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
84
Y= 5.123 + 0,000134X1+ 0,000783X2- (-0,117)X3+ 0,000218X4
Keterangan:
Y = Pendapatan
X1= Komposisi Pembiayaan Murabahah
X2= Komposisi Pembiayaan Ijarah
X3= Inflasi
X4= Nilai Tukar
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa angka koefisien regresi
0,000134 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% variabelkomposisi
pembiayaan murabahah (X1) akan meningkatkan pendapatan (Y) sebesar
0,000134% dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Angka koefisien regresi 0,000783 menyatakan bahwa setiap penambahan
1% variabelkomposisi pembiayaan ijarah (X2) akan meningkatkan pendapatan
(Y) sebesar 0,000783% dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Angka koefisien regresi -0,117 menyatakan bahwa setiap peningkatan1%
variabel inflasi (X3) akan mengurangi pendapatan (Y) sebesar 0,117% dengan
catatan variabel lain dianggap konstan.
Angka koefisien regresi 0,000218 menyatakan bahwa setiap penambahan
1% variabel nilai tukar (X4) akan meningkatkan pendapatan (Y) sebesar
0,000218 dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
85
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen, hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah:
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 50,176 4 12,544 84,282 ,000b
Residual 6,400 43 ,149
Total 56,576 47
a. Dependent Variable: LnPendapatan
b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.8 hasil perhitungan diperoleh signifikansi sebesar
0,000b. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai signifikansi
F sebesar 0,000 menunjukan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai
Fhitung84,282> Ftabel 3,79. Dengan demikian Ha5 diterima, sehingga hipotesis
yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas komposisi
pembiayaan murabahah (X1), komposisi pembiayaan ijarah (X2), inflasi (X3),
nilai tukar (X4) secara simultan terhadap variabel terikat pendapatan (Y) dapat
diterima.
Adapun nilai Ftabel berasal dari perhitungan dengan menggunakan rumus:
df1 = k-1
df2 = n-k
86
Keterangan:
K= jumlah variabel bebas
N= jumlah sampel pembentuk regresi
Dengan menggunakan rumus perhitungan diatas, maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
df1: 5-1= 4
df2: 48-5=43
Pada form Ftabel dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%
didapatkan nilai 3,79.
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,942a ,887 ,876 ,38579 ,731
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
b. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
Terlihat pada tabel 4.9 diatas, angka Adjusted R Square adalah 0,876, hal
ini berarti 87,6% variabel dependen pendapatan dapat dijelaskan oleh variabel
independen komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah,
87
inflasi, nilai tukar. Sedangkan sisanya (100%- 87,6%=12,4%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Analisis Ekonomi
Hipotesis 1 = Pengaruh Komposisi Pembiayaan Murabahah Terhadap
Pendapatan
Komposisi Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan dengan prinsip
jual beli, dimana keuntungan yang diperoleh bank syariah berupa marjin. Dengan
semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, diharapkan margin yang
akan didapat semakin besar pula. Tingginya pendapatan margin tersebut tentunya
akan meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh bank syariah. Dengan kata
lain, pembiayaan murabahah dengan keuntungan akan meningkatkan pendapatan
bank syariah (Iqbal Ali Hamzah, 2014:24) Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Reinissa (2015), dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa
pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan.
Hipotesis 2 = Pengaruh Komposisi Pembiayaan Ijarah Terhadap Pendapatan
Dari pengertian akad ijarah akad sewa menyewa antar pemilik objek sewa
dan penyewa untuk mendapat imbalan atas objek sewa yang disewakannya.
Mubarok (2009) menjelaskan bahwa kedudukan yang menjadi objek akad ijarah
benda sewa, oleh karena itu, pembayaran berkala yang dilakukan pengguna
barang serta diterima oleh pemilik barang adalah ujrah. Secara implisit
menunjukkan bahwa objek ijarah masih tetap menjadi milik pihak yang
menyewakan.
88
Pada pembiayaan ijarah ketika bank akan mengeksekusi kredit macetnya,
bank tidak memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang tidak sebanding
dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko kredit muncul ketika bank tidak
dapat memperoleh kembali pinjaman yang diberikan. Selanjutnya pembiayaan
yang bermasalah, bank mempunyai kewajiban melakukan penyisihan
pencadangan aktiva produktif sebesar 100% dari modal yang belum
dikembalikan, sehingga pengaruh laba menjadi turun. Karena ada potensi resiko
yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri Muhammad (2002). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Amalia (2016), dimana
penelitian tersebut menunjukan bahwa pembiayaan ijarah tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas .
Hipotesis 3 = Pengaruh Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus
menerus, apabila terjadi inflasi yang parah maka keadaan perekonomian menjadi
tidak stabil. Hal ini mengakibatkan minat masyarakat untuk menabung, atau
berinvestasi dan berproduksi menjadi berkurang sehingga dapat menurunkan
pendapatan, sehingga jika inflasi tinggi maka pendapatan perbankan akan turun,
dan sebaliknya jika inflasi turun maka pendapatan perbankan akan naik. Bagi
produsen inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi maupun operasional
mereka sehingga menyebabkan kerugian bagi produsen karena harga jual
meningkat sementara permintaan produk tersebut akan menurun (Wibowo,
2013:4). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Iwan Susanto (2014), dimana
89
penelitian tersebut menunjukan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan.
Hipotesis 4 =Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pendapatan
Nilai tukar mata uang asing menjadi faktor pendapatan perbankan karena
dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta asing. Dalam situasi
normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya sangat menguntungkan
karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa selisih kurs. Hal itu terjadi
karena para pelaku perdagangan valuta asing selalu menawarkan dua harga nilai
tukar (Loen & Ericson, 2008). Dalam kegiatan transaksi tersebut, nilai tukar akan
mata uang asing menjadi perhatian bank karena hal tersebut mampu
mempengaruhi tingkat pendapatan bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai
tukar mata uang asing, bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih
kurs.
Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap pendapatan bank
mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau depresiasi, maka
akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya,
pendapatan bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak
melakukan headging. berdasarkan penelitian oleh Desi Marilin Swandayani dan
Rohmawati Kusumaningtyas(2011), nilai tukar berpengaruh secara parsial
terhadap profitabilitas bank syariah.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Komposisi pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. Hasil
perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan murabahah (X1)
dengan signifikansi sebesar 0,000 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih
kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai thitung7.576>ttabel 1,678.
2. Komposisi pembiayaan ijarah tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. Hasil
perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan ijarah (X2)
dengan signifikansi sebesar 0,061 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 (0,061> 0,05), dan nilai thitung1.923 >ttabel 1,678.
3. Inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan pada Bank
Syariah Mandiri secara parsial.Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel
inflasi (X3) dengan signifikansi sebesar 0,014 menunjukan bahwa nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,014< 0,05), dan nilai thitung-2,561>ttabel 1,678.
4. Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan
pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.Hasil perhitungan diperoleh untuk
91
variabel nilai tukar (X4) dengan signifikansi sebesar 0,041 menunjukan
bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,041 < 0,05), dan nilai thitung-
2,108>ttabel 1,678.
5. Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi,
dan nilai tukar berpengaruh siginifikan secara bersama-sama (simultan)
terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri. hasil perhitungan
diperoleh signifikansi sebesar 0,000b. Dengan menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 maka nilai signifikansi F sebesar 0,000 menunjukan lebih
kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai Fhitung 84,282> Ftabel 3,79. Dengan
demikian Ha5 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat
pengaruh signifikan antara variabel bebas komposisi pembiayaan murabahah
(X1), komposisi pembiayaan ijarah (X2), inflasi (X3), nilai tukar (X4) secara
simultan terhadap variabel terikat pendapatan (Y) dapat diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dilakukan maka saran
yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu:
1. Atas dasar hasil yang didapat, maka disarankan bagi pihak manajemen agar
dapat meningkatkan pendapatan melalui komposisi pembiayaan murabahah.
2. Bagi pihak manajemen agar dapat meningkatkan pendapatan, maka bank
harus lebih selektif dalam mengeluarkan komposisi pembiayaan ijarah.
92
3. Jika terjadi inflasi yang tinggi pihak manajemen harus mampu
mempertahankan kinerjanya agar investor dan masyarakat dapat beralih ke
perbankan syariah.
4. Pihak bank syariah harus mampu menghadapi jika kondisi rupiah melemah.
5. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu meneliti variabel pendapatan,
komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan
nilai tukar saja. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti lebih
banyak variabel lagi.
6. Dalam penelitian ini periode penelitiannya adalah 2012-2015. Penelitian
berikutnya diharapkan lebih memperbaharui dan menambah periode
penelitian agar hasil yang didapat lebih maksimal.
93
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi'i. "Bank Syariah: dari Teori ke Praktik", Gema Insani,
jakarta, 2001.
Arikunto, S. "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik", Rineka Cipta, Jakarta,
2006.
Deliarnov. "Ekonomi Politik", Erlangga, 2006
Dwijayanthy, Febrina & Naomi, Prima. "Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai
Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007",
Universitas Paramadina Jakarta, 2009.
Emha, Muhammad Busthomi. "Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,
Musyarakah, dan Ijarah terhadap Kemampulabaan Bank Muamalat di
Indonesia", Jurnal ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, 2014.
Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS", Edisi 7,
Penerbit UniversitaH. Kusnadi. "Akuntansi Keuangan Menengah
(Intermediate), Prinsip, Prosedur & Metode Edisi Pertama", Brawijaya
Malang, Malang, 2000.
H. Kusnadi. "Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate), Prinsip, Prosedur &
Metode Edisi Pertama", Brawijaya Malang, Malang, 2000.
Halwani, Hendra. "Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi Edisi Kedua", Ghalia
Indonesia, Bogor, 2005.
Karim, Adiwarman A. "Bank Islam: Analisis Fiqih dan keuangan edisi ketiga", PT Raja
grafindo persada, Jakarta, 2007.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. "Intermediate Accounting Volume 1 IFRS
Edition", Wiley, USA, 2011.
Krugman, R., Paul & Obsfeld, Maurice. "Ekonomi Internasional", PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1999.
Laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2014:98.
Laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2015:98.
Loen, Boy & Ericson. "Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa", PT. Grasindo, Jakarta,
2008.
94
Mankiw, Gregory. "Pengantar Ekonomi Makro Edisi Ketiga", Salemba Empat, Jakarta,
2006.
Muhammad. "Manajemen Bank Syariah", Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta,
2002.
Niswonger. "Prinsip-prinsip Akuntansi", Edisi ke-19, diterjemahkan oleh Alfonsus
Sirait, Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta, 2006.
PSAK No.23 tahun 2010
Reinissa. "Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Tbk", Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, Malang, 2015.
Rustam, Bambang Rianto. "Manajemen Resiko Perbankan di Indonesia", Salemba
Empat, Jakarta, 2013.
Sahara, Ayu Yanita. "Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI dan Produk Domestik
Bruto terhadap Return on Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia", Jurnal
Ilmu Manajemen, Vol. 1 No. 1.
Santoso, Singgih. "Menguasai Statistik Parametrik", PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2015.
Stice, E. K., Stice J. D., & Skousen, K.F. "Intermediate Accounting", Edisi 15 (Buku 1),
Salemba Empat, jakarta, 2010.
Sugiyono. "Metode Penelitian Kuantitatij dan R&D", Alfavbeta, Bandung, 2010.
Sujarweni. "Statistik untuk Penelitian", 2013.
Sukirno, Sadono. "Pengantar Teori Ekonomi Makro", PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2011.
Umar, Husein. "Desain Penelitian MSDM dan perilaku Karyawan", Cet. Ke-3, PT. Raja
Grafindo Persada, jakarta, 2010.
Wibowo. "Manajemen Kinerja", Rajawali Press, Jakarta, 2013.
Widarjono, Agus. "Analisis Statistika multivariat Terapan", Cet. Pertama, Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2010.
95
Yama, Indo. "Modul: Metodologi Penelitian disertai Contoh Kasus dengan Analisis
SPSS", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Zulkifli, Sunarto. "Panduan Praktis Perbankan Syariah", Cet. Ke-1, Zikrul Hakim,
Jakarta, 2003.
Rama, Ali. "Analisis Kerangka Regulasi Model Shariah Governance Lembaga
Keuangan Syariah di Indonesia Vol. 1, No. 1", UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta2015.
Rama, Ali. "Shariah Governance dan Kualitas Tata Kelola Perbankan Syariah Vol. 4
No.2", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2015.
Rama, Ali. "Analisis Sistem Tata Kelola Syari‟ah Bagi Perbankan Syari‟ah Di
Indonesia Dan Malaysia Vol. 8 No.1", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2015.
Rama, Ali. "Analisis Determinan Pengungkapan Islamic Social Reporting: Studi Kasus
Bank Umum Syariah di Indonesia Vol. 2 No.1", UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta2014.
Rama, Ali. "Sistem Ekonomi Islam ", PuslitpenUIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2015.
Website: www.worldbank.org.
www.syariahmandiri.co.id
96
LAMPIRAN
97
Lampiran 1 : Data Variabel
A. Variabel Komposisi Pembiayaan Murabahah (X1)
Bulan
Tahun
(Dalam Ribuan Rupiah)
2012 2013 2014 2015
Januari 19.601.716.719 27.349.730.729 32.653.138.209 32.801.994.053
Februari 20.328.708.611 28.052.319.562 32.470.327.645 32.748.344.510
Maret 21.297.981.829 28.911.863.246 33.283.630.766 47.334.174.000
April 22.061.146.004 29.566.964.146 33.519.045.047 47.027.358.000
Mei 22.742.521.797 30.050.686.791 33.374.981.278 47.475.081.000
Juni 23.560.706.578 30.597.818.720 33.340.158.780 47.956.286.000
Juli 24.019.450.619 31.642.923.851 33.157.754.242 47.636.832.000
Agustus 24.539.832.259 31.524.477.375 32.922.624.111 47.845.744.000
September 25.321.803.152 32.291.379.216 32.888.668.610 48.754.889.000
Oktober 25.945.937.776 32.567.165.954 33.062.177.907 48.205.905.000
Nopember 26.475.257.754 32.898.757.279 32.859.910.928 48.322.669.000
Desember 27.549.264.479 33.207.375.747 33.714.638.094 49.914.035.000
B. Variabel Komposisi Pembiayaan Ijarah (X2)
Bulan
Tahun
(Dalam Ribuan Rupiah)
2012 2013 2014 2015
Januari 267.465.669 260.932.122 314.347.181 802.322.431
februari 272.593.686 260.367.279 319.001.695 786.452.784
Maret 291.194.040 257.743.460 315.788.298 1.103.203.000
April 288.571.473 259.446.954 332.630.676 1.099.108.000
Mei 378.155.768 273.103.912 343.452.823 1.079.651.000
Juni 278.376.717 229.724.799 339.926.714 1.119.199.000
Juli 276.542.946 234.150.007 510.902.601 1.133.844.000
agustus 267.214.308 310.589.585 508.324.633 1.160.872.000
september 265.799.566 349.537.070 736.358.096 986.096.000
oktober 274.918.545 330.656.294 830.907.269 977.875.000
nopember 286.463.084 323.628.859 908.290.513 1.042.591.000
desember 191.464.451 267.552.052 817.813.418 1.045.642.000
98
C. Variabel Inflasi (X3)
Bulan Tahun
2012 2013 2014 2015
Januari 3.65% 4.57% 8.22% 6,96%
Februari 3.56% 5.31% 7.75% 6,29%
Maret 3.97% 5.90% 7.32% 6,38%
April 4.50% 5.57% 7.25% 6,79%
Mei 4.45% 5.47% 7.32% 7,15%
Juni 4.53% 5.90% 6.70% 7,26%
Juli 4.56% 8.61% 4.53% 7,26%
Agustus 4.58% 8.79% 3.99% 7,18%
September 4.31% 8.40% 4.53% 6,83%
Oktober 4.61% 8.32% 4.83% 6,25%
Nopember 4.32% 8.37% 6.23% 4,89%
Desember 4.30% 8.38% 8.36% 3,35%
D. Variabel Nilai Tukar Rupiah (X4)
Bulan
Tahun
(Dalam Rupiah)
2012 2013 2014 2015
Januari 9109.14 9687.33 12179.65 12579.1
Februari 9025.76 9686.65 11935.10 12749.84
Maret 9165.33 9709.42 11427.05 13066.82
April 9175.50 9724.05 11435.75 12947.76
Mei 9290.24 9760.91 11525.94 13140.53
Juni 9451.14 9881.53 11892.62 13313.24
Juli 9456.59 10073.39 11689.06 13374.79
Agustus 9499.84 10572.50 11706.67 13781.75
September 9566.35 11346.24 11890.77 14396.1
Oktober 9597.14 11366.90 12144.87 13795.86
Nopember 9627.95 11613.10 12158.30 13672.57
Desember 9645.89 12087.10 12438.29 13854.6
99
E. Variabel Pendapatan (Y)
Bulan
2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
pendapatan
pengelolaan dana
oleh bank sebagai
mudharib
jumlah
pendapatan
usaha lainnya
jumlah
pendapatan(beban)
nonusaha
Total
Januari 359.798.160 145.360.104 556.076 505.714.340
Februari 351.751.573 114.372.262 2.407.639 468.531.474
Maret 348.210.028 68.802.916 678.362 417.691.306
April 358.716.355 95.765.946 624.450 455.106.751
Mei 401.549.857 92.765.064 240.666 494.555.587
Juni 370.032.466 96.020.600 4.718.771 470.771.837
Juli 399.513.961 76.601.179 316.116 476.431.256
Agustus 388.460.961 77.176.743 1.096.030 466.733.734
September 396.179.424 94.330.817 587.043 491.097.284
Oktober 406.164.501 110.703.637 432.490 517.300.628
Nopember 405.488.505 104.572.965 1.188.779 511.250.249
Desember 498.927.506 62.275.316 1.766.408 562.969.230
Bulan
2013
(Dalam Ribuan Rupiah)
pendapatan
pengelolaan dana
oleh bank sebagai
mudharib
jumlah
pendapatan
usaha lainnya
jumlah
pendapatan(beban)
nonusaha
Total
Januari 421.128.926 106.113.815 978.307 528.221.048
Februari 399.886.002 96.616.383 155.647 496.658.032
Maret 418.469.923 93.153.275 265.423 511.888.621
April 442.704.751 109.777.452 1.082.262 553.564.465
Mei 444.615.500 119.512.541 503.042 564.631.083
Juni 484.795.189 101.969.859 4.034.508 590.799.556
Juli 463.667.464 89.249.669 1.087.469 554.004.602
Agustus 423.907.233 75.033.498 3.360.107 502.300.838
September 423.396.191 97.547.014 993.363 521.936.568
Oktober 500.144.190 108.637.834 1.904.193 610.686.217
Nopember 489.811.142 107.474.725 1.265.243 598.551.110
Desember 520.324.886 88.332.667 275.798 608.933.351
100
Bulan
2014
(Dalam Ribuan Rupiah)
pendapatan
pengelolaan dana
oleh bank sebagai
mudharib
jumlah
pendapatan
usaha lainnya
jumlah
pendapatan(beban)
nonusaha
Total
Januari 503.120.100 95.944.478 99.741 599.164.319
Februari 424.737.586 88.283.630 41.745 513.062.961
Maret 457.151.289 94.225.488 914.630 552.291.407
April 471.371.956 74.382.807 4.067.235 549.821.998
Mei 445.700.115 72.584.906 5.987.119 524.272.140
Juni 466.693.003 79.512.883 1.413.867 547.619.753
Juli 469.445.594 94.347.481 2.553.469 566.346.544
Agustus 456.149.251 93.965.863 904.619 551.019.733
September 460.625.549 91.151.373 684.969 552.461.891
Oktober 459.056.049 96.585.074 1.400.555 557.041.678
Nopember 455.287.066 96.598.045 367.894 552.253.005
Desember 477.223.755 24.970.828 12.734.612 514.929.195
Bulan
2015
(Dalam Ribuan Rupiah)
pendapatan
pengelolaan dana
oleh bank sebagai
mudharib
jumlah
pendapatan
usaha lainnya
jumlah
pendapatan(beban)
nonusaha
Total
januari 483.918.466 110.537.574 384.487 594.840.527
februari 1.170.269.000 176.814.000 830.000 1.347.913.000
maret 2.205.015.000 738.201.000 433.000 2.943.649.000
april 2.912.257.000 1.260.916.000 991.604.000 5.164.777.000
mei 3.662.687.000 1.589.020.000 1.248.224.000 6.499.931.000
juni 2.867.482.000 1.824.013.000 3.033.000 4.694.528.000
juli 5.067.407.000 2.661.820.000 1.715.587.000 9.444.814.000
agustus 5.947.035.000 2.630.463.000 1.963.194.000 10.540.692.000
september 6.705.902.000 3.450.409.000 2.217.089.000 12.373.400.000
oktober 4.994.159.000 2.391.024.000 2.286.000 7.387.469.000
nopember 5.505.804.000 4.114.325.000 2.056.000 9.622.185.000
desember 6.123.985.000 4.580.783.000 181.000 10.704.949.000
101
Lampiran 4 : Hasil Output SPSS
A. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,36900833
Most Extreme Differences Absolute ,089
Positive ,066
Negative -,089
Test Statistic ,089
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
102
B. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5,123 ,688 7,451 ,000
Murabahah ,000134 ,000 1,057 7,576 ,000 ,135 7,397
Ijarah ,000783 ,000 ,240 1,923 ,061 ,169 5,903
Inflasi -,117426 ,046 -,173 -2,561 ,014 ,578 1,731
Nilai Tukar ,000218 ,000 -,321 -2,108 ,041 ,114 8,810
a. Dependent Variable: LnPendapatan
C. Hasil Uji Heteroskedastisitas
D. Hasil Uji Aurokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,942a ,887 ,876 ,38579 ,731
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
b. Dependent Variable: LnPendapatan
103
E. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,123 ,688 7,451 ,000
Murabahah ,000 ,000 1,057 7,576 ,000
Ijarah ,001 ,000 ,240 1,923 ,061
Inflasi -,117 ,046 -,173 -2,561 ,014
Nilai Tukar ,000 ,000 -,321 -2,108 ,041
a. Dependent Variable: LnPendapatan
F. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 50,176 4 12,544 84,282 ,000b
Residual 6,400 43 ,149
Total 56,576 47
a. Dependent Variable: LnPendapatan
b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
G. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,942a ,887 ,876 ,38579 ,731
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
b. Dependent Variable: LnPendapatan