RHPCh11_Kelompok 3

44
UNIVERSITAS INDONESIA FINANCIAL REPORTING QUALITY RINGKASAN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Penggunaan Laporan Keuangan HALAMAN JUDUL Disusun oleh: Astrid Shabrina Damayanti – 13064848103 Betharia Marpaung – 1306484141 Fitri Jayanti Sitindaon – 1306484450 Maulia Dewi Anggraeni – 1306484816 Meiddy Nanda – 1306484822 Rahadian Assaf - 1306485112 Try Setiawan Putra – 1306485453 FAKULTAS EKONOMI i

description

Summary Analisis Laporan Keuangan Robinson

Transcript of RHPCh11_Kelompok 3

Page 1: RHPCh11_Kelompok 3

UNIVERSITAS INDONESIA

FINANCIAL REPORTING QUALITY

RINGKASAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Penggunaan Laporan Keuangan

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh:

Astrid Shabrina Damayanti – 13064848103

Betharia Marpaung – 1306484141

Fitri Jayanti Sitindaon – 1306484450

Maulia Dewi Anggraeni – 1306484816

Meiddy Nanda – 1306484822

Rahadian Assaf - 1306485112

Try Setiawan Putra – 1306485453

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI AKUNTANSI

JAKARTA

OKTOBER 2015

i

Page 2: RHPCh11_Kelompok 3

Statement of Authorship

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan dengan tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Ajaran : Analisis Penggunaan Laporan Keuangan

Judul Makalah : Financial Reporting Quality

Tanggal : 16 September 2015

Dosen : Rallyati A. Wibowo

Anggota :

Nama NPM Tanda Tangan

Astrid Shabrina Damayanti 1306484103

Betharia Marpaung 1306484141

Fitri Jayanti Sitindaon 1306484450

Maulia Dewi Anggraeni 1306484816

Meiddy Nanda 1306484822

Rahadian Assaf 1306485112

Try Setiawan Putra 1306485453

2

Page 3: RHPCh11_Kelompok 3

LO 1 : Distinguish between financial reporting quality and quality of reported results

(including quality of earnings, cash flow, and balance sheet items)

Conseptual Overview

Hubungan antara kualitas laporan keuangan dan kualitas hasil pelaporan (termasuk di dalamnya

kualitas dari pendapatan, arus kas, dan item pada neraca)

Kualitas Laporan Keuangan

Kualitas Laba (Hasil)

Rendah Tinggi

Rendah

Kualitas Laporan Keuangan

yang buruk berpengaruh

pada informasi yang

tersedia kurang berguna

untuk menilai prestasi

perusahaan

Kualitas laporan keuangan

yang baik dapat menjadi

dasar untuk menilai

perusahaan

Kualitas laba yang tinggi

akan menaikkan nilai

perusahaan di mata

stakeholder.

Tinggi

Kualitas laporan keuangan

yang baik dapat menjadi

dasar untuk menilai

perusahaan

Kualitas laba yang rendah

akan menurunkan nilai

perusahaan di mata

stakeholder.

Kualitas laporan keuangan yang baik adalah laporan yang berisikan informasi yang relevan,

lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan. Apabila kualitas laporan keuangan buruk/rendah maka

laporan keuangan tersebut menjadi kurang berguna bagi stakeholder karena tidak dapat menjadi

dasar untuk menilai prestasi perusahaan dan tidak dapat menjadi dasar untuk pengambilan

keputusan.

Sedangkan dari kualitas laporan keuangan yang baik, stakeholder dapat menggunakan laporan

tersebut untuk menilai prestasi perusahaan apakah kualitas hasil perusahaan (laba) rendah atau

3

Page 4: RHPCh11_Kelompok 3

tinggi. Apabila kualitas hasil (dalam hal ini adalah laba perusahaan) cukup tinggi, maka

stakeholder akan menilai perusahaan lebih baik, dapat menarik investor baru dan investor tetap

akan bertahan. Apabila kualitas perdapatan rendah, maka stakeholder akan menilai perusahaan

lebih buruk, dan dapat mengakibatkan investor akan menjual sahamnya.

LO 2 : Describe a spectrum for assessing financial reporting quality

Spektrum untuk menilai kualitas laporan keuangan

Pada spectrum pertama adalah GAAP decision useful, sustainable, and adequate returns yaitu

kualitas laporan keuangan yang baik dengan kualitas performa perusahaan yang tinggi. Seperti

sebelumnya laporan keuangan yang baik adalah yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

dalam hal ini yaitu IFRS, dapat menjadi dasar bagi stakeholder untuk mengambil suatu

keputusan. Untuk kualitas performa perusahaan yang tinggi yaitu tercapainya return on

investment pada level yang memuaskan dan berasal dari aktivitas perusahaan yang dapat

bertahan di masa depan.

Spektrum kedua, GAAP decision useful, but sustainable? Low earnings quality menjelaskan

bahwa laporan keuangan dengan kualitas yang baik dapat memberikan informasi yang berguna

bagi stakeholder, namun informasi yang dihasilkan oleh perusahaan adalah laba yang rendah dan

mencerminkan perusahaan yang tidak berkelanjutan.

4

Page 5: RHPCh11_Kelompok 3

Contoh pada spectrum kedua adalah Toyota Motor Corp, penjualan pada tahun kuartal pertama

Tahun 2014 menurun sebesar 2,232 thousand units atau sebesar 1,6% dibandingkan kuartal

pertama tahun 2013. Sedangkan hasil dari aktivitas operasi menunjukkan peningkatan laba dari

aktivitas operasi sebesar 310,2 billion yen atau sebesar 87,9% dari perbandingan kuartal 1 Tahun

2013 dengan Tahun 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan laba dari aktivitas operasi

antara lain, efek dari kurs laba sebesar 260 billion yen.

Pada spectrum ketiga, Within GAAP, but biased choices. Ada dua pilihan untuk biased choices

pada pelaporan keuangan perusahaan. Pertama adalah aggressive, yaitu dengan menaikkan laba

pada pelaporan keuangan pada periode saat ini.

Contoh untuk biased choice, tipe agresif adalah pada Laporan Keuangan Tahun 1999 pada

Trump Hotels and Casino Resorts melaporkan EBITDA pada kuartal ketiga sebesar $106,7

million naik secara signifikan dibandingkan dengan pada tahun 1998 sebesar $90,6 million. Pada

laporan keuangan tersebut, perusahaan memasukkan one-time gain sebesar $17,2 million

namun tidak memasukkan one-time charge sebesar $81,4 million.

Securities and Exchange Commission (SEC) melakukan review atas laporan THCR dan

melakukan press realese bahwa laporan tersebut dapat menyesatkan stakeholder bahwa

perusahaan melaporkan laba diatas ekspekstasi melalui peningkatan operasi, yang sebenarny

adalah tidak.

Pilihan kedua untuk laporan keuangan yang bias adalah conservative, yaitu menurunkan laba

pada laporan keuangan periode saat ini, namun terdapat kemungkinan pada masa mendatang

laba akan naik.

Spektrum keempat yaitu within GAAP but earning management, yang dimaksud earning

management adalah kebijakan manajemen untuk memanipulasi laba yang dilaporkan. Perbedaan

earning management dengan biased choice adalah pada niat, yaitu earning management

menunjukkan bahwa manajemen sudah berniat untuk memanipulasi menggunakan beberapa

teknik earning management.

Beberapa contoh earning management menggunakan accounting estimates yaitu jumlah produk

yang akan diretur, bad debt expense, atau imparment pada asset yang dikecilkan.

Pada spektrum kelima yaitu non GAAP/IFRS standard, ada dua tipe, pertama adalah non-

complaint accounting dapat diartikan bahwa kualitas laporan keuangan rendah dan tidak berguna

5

Page 6: RHPCh11_Kelompok 3

bagi stakeholder untuk membuat suatu keputusan. Untuk non-compliant accounting, perusahaan

tidak menggunakan standar internasional untuk menyusun laporan keuangan perusahaan, atau

laporan keuangan tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Contoh skandal

keuangan pada Enron (2001) menggunakan special purposed entities yang mengakibatkan

hutang menjadi understated serta menjadikan laba dan arus kas overstated.

Sedangkan untuk tipe kedua yaitu adanya fictitous transaction contohnya adalah laporan

keuangan yang mengandung transaksi palsu. Contohnya adalah Parmalat (2004) melaporkan

saldo bank fiktif.

LO 3 : Distinguish between conservative and aggressive accounting.

Perbedaan karakteristik pada konservatif akuntansi dan agresif akuntansi

No. Characteristic Conservative Aggressive

1 Penggunanya

lebih kepada

Investor Management

2 Hasilnya Dapat menerima a positive

surprise

Dapat meningkatkan laporan

kinerja dan laporan posisi

keuangan perusahaan pada

periode berjalan

3 Dampak pada

laporan kinerja

dan laporan

posisi keuangan

perusahaan

Berdampak pada periode

selanjutnya.

Berdampak pada periode berjalan

sehingga dapat meningkatkan

kinerjanya pada periode

berikutnya.

4 Dampak

berkelanjutan

Memberikan dampak yang

berkelanjutan.

Secara spesifik tidak memberi

dampak yang berkelanjutan

5 Antispasi Antisipasi all losses Antisipasi no profit

A. Conservatism in Accounting Standards

Konservatis secara langsung bertentangan dengan karakteristik netralitas karena sifatnya

yang asimetris yang menyebabkan adanya bias dalam pengukuran aset dan kewajiban dan

selanjutnya berpengaruh kepada pendapatan. Meskipun ada upaya untuk mendukung

karakteristik netralitas dalam pelaporan keuangan, namun tetap saja masih banyak standar

6

Page 7: RHPCh11_Kelompok 3

konservatif yang bias. Standar-standar ini menghasilkan bias yang menurun pada pendapatan

dan posisi keuangan didalam laporan keuangan. Jika tidak diperhatikan, penampakan bias ini

dapat berakibat estimasi bias pada pengembangan penggunaan laporan keuangan di masa depan.

Standar konservatif pada standar akuntansi juga terlihat pada standar IFRS dan US

GAAP. Contoh perbedaan perlakuan baik IFRS dan US GAAP pada penurunan (impairment)

aset jangka panjang adalah menentukan protokol analisis penurunan yang dimulai dengan

penilaian apakah peritiwa yang baru saja terjadi menunjukkan adanya manfaat ekonomi dari

suatu individu atau kelompok aset jangka panjang yang mungkin saja kurang dari nilai

tercatatnya. Pada poin ini, bagaimanapun kedua rezim tersebut berbeda, yaitu:

Pada IFRS, jika “recoverable amount” (konsep yang mirip dengan nilai wajar) kurang dari

nilai tercatat, maka biaya penurunan akan disimpan.

Pada US GAAP, biaya penurunan akan disimpan apabila jumlah arus kas di masa depan

didiskontokan diperkirakan berasal dari aset yang kurang dari jumlah tercatatnya.

Contoh-contoh sederhana konservatif dalam standar akuntansi sebagai berikut:

1. Research costs. Karena manfaat biaya penelitian di masa depan tidak pasti pada saat

biaya dikeluarkan, baik US GAAP dan IFRS langsung membebankan dan bukan

mengkapitalisasinya.

2. Litigation losses. Ketika hal tersebut ‘mungkin’ maka biaya akan dikeluarkan. Baik US

GAAP dan IFRS membuat pengakuan biaya, meskipun kewajiban hukum kemungkinan

tidak terjadi sampai masa mendatang.

3. Insurance recoverables. Pada umumnya, perusahaan yang melakukan pembayaran klaim

asuransi belum membuat piutang sampai perusahaan asuransi mengakui keabsahan

jumlah yang diklaim tersebut.

4. Commodity inventiries. Meningkatkan harga komoditas persediaan di harga pasar

mungkin tidak diakui kecuali jika dijual, meskipun faktanya identifikasi pembeli tertentu

merupakan kegiatan yang relatif tidak penting jika dilihat dari sudut pandang ekonomi.

B. Bias dalam Mengaplikasikan Standard Akuntansi

Penerapan karakteristik standar akuntansi yang konservatif dan agresif lebih bermasalah

daripada definsinya sendiri. Perlu analisis yang cermat pada pengungkapan, fakta, dan

kontribusi yang nyata untuk membuat maksud dan kesimpulan yang akurat. Majamen berusaha

untuk memanipulasi laba dengan mengorbankan keuntungan jangka pendek dengan maksud

7

Page 8: RHPCh11_Kelompok 3

memastikan keuntungan yang lebih tinggi pada periode berikutnya. Salah satu contoh akuntansi

yang bias dalam konservatif disebut dengan “big bath” biaya restrukturisasi. Baik US GAAP dan

IFRS memuat biaya akrual masa depan terhadap restrukturisasi, dan biaya ini sering dikaitkan

dan disajikan dengan penurunan nilai aset. tapi dalam beberapa kasus, perusahaan menggunakan

ketentuan akuntansi untuk memperkirakan berapa besar kerugian pada periode berjalan sehingga

kinerja di masa mendatang akan muncul menjadi lebih baik.

LO 4 : Describe motivations that might cause management to issue financial reports that

are not high quality.

A. Motivation

Manajer mungkin termotivasi untuk menerbitkan laporan keuangan yang tidak

berkualitas tinggi untuk melindungi kinerjanya yang buruk, seperti misalnya rugi pasar saham

atau rendahnya keuntungan dibandingkan kompetitornya. Lewis (2012) menyatakan, “A firm

experiencing performance problems, particularly those it considers transient, may induce a

response that inflates current earnings numbers in exchange for lower future earnings.” Berikut

adalah beberapa kasus yang memotivasi manajemen menerbitkan laporan keuangan yang tidak

berkualitas tinggi:

Bahkan ketika tidak ada kebutuhan untuk menutupi kinerja yang buruk, manajer sering

memilki dorongan untuk memenuhi atau melampaui ekspektasi pasar terhadap perkiraan

analis dan / atau perkiraan manajemen sendiri. Melebihi perkiraan biasanya seperti

meningkatkan harga saham, walaupun hanya sementara. Selain itu juga meningkatkan harga

saham atau laba yang dilaporkan. Motivasi ini untuk mengukur tolok ukur pendapatan yang

mencakup equity market effect (misalnya membangun kredibilitas dengan para pelaku pasar

dan positif mempengaruhi harga saham) dan efek perdagangan (misalnya, meningkatkan

reputasi dengan pelanggan dan pemasok). Equity market effect adalah insentif yang paling

kuat di pasar saham, tetapi efek perdagangan menjadi hal yang terpenting terutama untuk

perusahaan kecil.

Urusan karir dan insentif kompensasi juga dapat menjadi motivasi untuk memilih standar

akuntansi. Kekhawatiran manajer ketika bekerja pada sebuah perusahaan yang berkinerja

buruk akan membatasi kesempatan karir mereka di masa depan atau mereka tidak akan

mendapatkan bonus ketika tidak melebihi target laba tertentu. Dalam kedua kasus tersebut

8

Page 9: RHPCh11_Kelompok 3

manajemen mungkin termotivasi untuk membuat pilihan akuntansi tersebut karena untuk

meningkatkan penghasilan.

LO 5. Describe conditions that are conducive to issuing low-quality, or even fraudulent,

financial reports

Penyimpangan dari presentasi hasil laporan keuangan dapat didorong oleh keputusan

manajemen atau standar pelaporan keuangan. Akhirnya dapat membuat keputusan untuk

mengeluarkan kualitas rendah, atau bahkan penipuan, laporan keuangan yang dibuat oleh

seseorang.

Tiga kondisi yang ada saat laporan keuangan yang berkualitas rendah diterbitkan:

opportunity, motivation, rationalization. Opportunity dapat berasal dari kondisi internal, internal

kontrol yang lemah atau board of director yang tidak efektif, atau kondisi eksternal, seperti

standar akuntansi yang memberikan peluang untuk terjadinya perbedaan pilihan atau memiliki

konsekuensi yang minim untuk pilihan yang tidak benar. Motivation dapat dihasilkan dari

sebuah tekanan untuk memenuhi beberapa kriteria untuk alasan pribadi, seperti bonus, atau

alasan perusahaan, seperti kekhawatiran tentang pembiayaan di masa depan. Rationalization ini

penting karena jika seorang individu yang bersangkutan tentang pilihan, ia harus mampu untuk

membenarkan itu untuk dirinya sendiri

Former Enron CFO Andrew Fastow dalam Association of Certified Fraud Examiners

Annual Fraud Conference, indicated that he knew at the time he was doing something wrong but

followed procedure to justify his decision (Pavlo, 2013). Ia memastikan untuk mendapatkan

persetujuan dari manajemen dan dewan, baik pendapat hukum dan akuntansi, dan untuk

melakukan pengungkapan yang sesuai. Insentif dan budaya perusahaan dapat menambah laba

daripada fokus pada nilai jangka panjang, ia melakukan sesuatu yang tidak hanya salah, tapi

illegal.

LO 6. Describe mechanisms that discipline financial reporting quality and the potential

limitations of those mechanisms

Pasar dapat berpotensi pada laporan keuangan. Perusahaan bersaing untuk mendapatkan

modal, dan cost of capital merupakan risiko yang dirasakan termasuk risiko dimana laporan

keuangan perusahaan akan condong kepada keinginan investor. Dengan tidak bertentangan

dengan insentif ekonomi , sebuah perusahaan berusaha untuk meminimalisir long term cost of

capital agar dapat memberikan laporan keuangan berkualitas tinggi. Mekanisme lain bahwa

9

Page 10: RHPCh11_Kelompok 3

kualitas kualitas kepatuhan laporan keuangan termasuk market regulatory authorities, auditors,

dan private contacts.

market regulatory authorities

Perusahaan berusaha untuk meminimalkan biaya modal pelaporan tetapi tetap memaksimalkan

kualitas, seperti yang telah dibahas sebelumnya , sering ada konflik.

Fitur dari sebuah regulasi yang paling langsung mempengaruhi pelaporan keuangan kualitas

mencakup berikut:

Regristration requirements

regulator pasar biasanya mengharuskan perusahaan yang diperdagangkan secara terbuka

untuk mendaftar sekuritasnya sebelum menawarkan sekuritasnya dijual kepada publik.

Dokumen Pendaftaran biasanya berisi laporan keuangan terbaru, informasi lainnya terkait

tentang risiko dan prospek penerbitan surat berharga perusahaan , dan informasi tentang

sekuritas yang ditawarkan.

Disclosure requirements

Regulator pasar mengaruskan perusahaan terbuka untuk membuat laporan secara periodik,

termasuk laporan keuangan dan laporan manajemen.

Auditing requirements

Regulator pasar mengaruskan laporan keuangan perusahaan dapat dibuktikan oleh opini audit

bahwa laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di perusahaan.

Management commentaries

Regulator pasar mengaruskan laporan keuangan perusahaan untuk memasukkan pernyataan

dari manajemen.

Responsibility statements

Regulator pasar mengharuskan laporan Dari orang yang atau orang orang yang bertanggung

jawab atas perusahaan tersebut pendaftaran. Seperti halnya laporan dibutuhkan orang yang

bertanggung jawab untuk membuktikan kebenaran laporan keuangan tersebut.

Regulatory review of filings

Regulator biasanya melakukan proses review untuk memastikan bahwa aturan telah diikuti.

Biasanya meliputi semua proses awal regristrasi dan sampel laporan keuangan periodik.

10

Page 11: RHPCh11_Kelompok 3

Enforcement mechanisms

Regulator diberikan wewenang untuk menegakkan aturan pasar sekuritas.

Auditors

peraturan pemerintah biasanya mewajibkan bahwa perusahaan yang diperdagangkan secara

terbuka laporan keuangan menjadi diaudit oleh auditor independen. Perusahaan swasta

memperoleh opini audit atas laporan keuangan mereka, baik secara sukarela atau karena laporan

hasil audit diwajibkan oleh pihak luar, seperti sebagai penyedia utang atau ekuitas modal.

Opini audit menyediakan pengguna laporan keuangan dengan beberapa jaminan dimana

informasi yang sesuai dengan standar akuntansi dan menyajikan informasi perusahaan dengan

jelas.

Private Contracting

Aspek dari private contract , seperti loan agreements atau kontrak investasi, dapat berfungsi

sebagai mekanisme untuk kualitas kepatuhan laporan keuangan. Banyak pihak yang memiliki

perjanjian kontraktual dengan perusahaan yang memiliki hak untuk melakukan pengawasan

terhadap kinerja perusahaan dan menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan memiliki

kualitas tinggi.

Karena laporan yang dibuat oleh para invetees atau peminjam dapat mempengaruhi hasil kontrak

– berpotensi juga menciptakan misreporting - investor dan pemberi pinjaman tidak bersemangat

untuk memantau dan laporan keuangan termotivasi untuk memonitor laporan keuangan dan

memastikan bahwa memiliki kualitas tinggi.

LO 7 : Describe presentation choice, including non-GAAP measures, that could be used to

influence an analyst’s opinion

4. Detection of Financial Reporting Issues

Pilihan dalam penerapan standar akuntansi sangat bervariasi, ini merupakan salah satu

alasan mengapa literatur-literatur akuntansi begitu tebal dan banyak. Berdasarkan kompleksitas

dalam akuntansi, pengukuran seringkali tergantung pada estimasi yang dilakukan terhadap

fenomena ekonomi yang terjadi. Penggunaan dua estimasi mungkin dibenarkan, tetapi estimasi-

estimasi tersebut mungkin akan memberikan efek yang sangat berbeda terhadap laporan

keuangan perusahaan. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, pemilihan terhadap estimasi

tertentu mungkin berdasarkan pada motivasi dari manajer pelaporan keuangan perusahaan

11

Page 12: RHPCh11_Kelompok 3

tersebut. Dengan tersedianya banyak pilihan, manajer memiliki banyak alat untuk mengelola dan

memenuhi harapan para analis melalui pelaporan keuangan.

Pemahaman mengenai pilihan yang diambil perusahaan dalam pelaporan keuangan

adalah hal yang paling mendasar untuk mengevaluasi kualitas secara keseluruhandari laporan

yang dibuat (Baik pelaporan keuangan maupun kualitas laba). Terdapat pilihan mengenai

bagaimana informasi disajikan (kualitas pelaporan keuangan) dan bagaimana hasil keuangan

dihitung (kualitas laba). Pilihan dalam menyajikan (kualitas pelaporan keuangan) harus

transparan terhadap para investor. Pilihan dalam perhitungan dari hasil keuangan (kualitas laba),

bagaimanapun, akan lebih sulit untuk dibedakan, karena sudah “melekat” dengan hasil laporan

keuangan yang disajikan.

Ketersediaan pilihan-pilihan dalam akuntansi membuat manajer bisa mempengaruhi hasil

pelaporan keuangan. Beberapa pilihan meningkatkan performa dan posisi keuangan pada

periode berjalan (pilihan agresif), dan pilihan lain meningkatkan performa dan posisi keuangan

pada periode berikutnya (pilihan konservatif).Manajer yang ingin meningkatkan performa dan

posisi keuangan pada periode berjalan bisa melakukan:

1. Mengakui pendapatan lebih awal

2. Menggunakan transaksi yang tidak berulang terjadi (non-recurring)untuk meningkatkan laba

3. Menunda beban untuk periode berikutnya

4. Pengukuran dan pelaporan aset pada nilai yang lebih tinggi, dan/atau

5. Pengukuran dan pelaporan kewajiban pada nilai yang rendah

Manajer yang ingin meningkatkan performa dan posisi keuangan pada periode

berikutnya bisa melakukan:

1. Menunda pendapatan periode berjalan untuk periode berikutnya

2. Pengakuan beban-beban masa depan di periode berjalan

4.1 Presentation Choices

Penggunaan teknologi pada tahun 1990-an, dan penggunaan internet pada awal tahun

2000-an populer di kalangan investor, dimana pada saat itu mereka memiliki karateristik yang

sama, yaitu mereka tidak bisa menghasilkan keuntungan yang cukup dari saham mereka jika

menggunakan pendekatan tradisional (P/E Ratio) dalam melakukan valuasi. Banyak investor

yang memilih untuk menjelaskan anomali-anomali yang terjadi dengan menggunakan

rasionalisasi bahwa fokus pada laba dan valuasi dengan cara tradisional sudah tidak lagi

diterapkan di beberapa perusahaan. Cara baru untuk mengukur performa kegiatan operasi

12

Page 13: RHPCh11_Kelompok 3

perusahaan akhirnya muncul, yaitu dalam bentuk pro forma earnings yang merupakan

pengukuran laba non-GAAP, yang memilik banyak versi dan diyakini menjadi dasar pelaporan

keuangan pokok di era sekarang.

Banyak teknologi yang dimiliki perusahaan memenuhi para praktisi pelaporan pro forma,

tetapi mereka bukan merupakan yang pertama menggunakan itu. Di awal 1990-an, perampingan

perusahaan besar merupakan hal yang biasa, dan biaya restrukturisasi yang besar mengaburkan

kinerja operasi di banyak perusahaan. Contohnya adalah ketika International Business Machines

(IBM)memilih untuk menggunakan personal computerdibandingkan dengan mainframe

computing, hal ini membuat IBM melaporkan biaya restrukturisasi yang besar pada tahun 1991

(sebesar 3,7 milyar dollar), 1992 (sebesar 11,6 milyar dollar), dan 1993 (sebesar 8,9 milyar

dollar). Hal seperti ini juga terjadi di perusahaan-perusahaan lain sepertiSears dan AT&T.

Kejadian seperti ini tidak dirahasiakan, biaya restrukturisasi adalah peristiwa standar yang

dilaporan dalam pelaporan kuartal. Untuk menghadapi persepsi mengenai operasi mereka yang

sedang mengalami kesulitan, dan yang seharusnya membantu investor dalam mengevaluasi

kinerja operasi, perusahaan merilis laba yang tidak memasukkan biaya restrukturisasi dalam

pengukuran pro forma dari performa keuangan.

Prinsip akuntansi untuk pelaporan kombinasi bisnis (akuisisi)juga memainkan peran

dalam meningkatkan popularitas dari laba pro forma. Sebelum tahun 2001, akuisisi suatu

perusahaan oleh perusahaan lain terlihat dalam biaya amortisasi goodwill yang membuat laporan

laba berikutnya terlihat lemah.Hal yang menyulitkan adalah, terdapat dua metode akuntasi untuk

mencatat akuisisi: Pooling of Interest dan Purchase Methods. Penggunaan metode Pooling of

Interest sulit untuk digunakan oleh perusahaan, karena banyak kriteria yang bersifat membatasi

dalam penggunaan metode ini, tetapi metode ini sangat diinginkan karena mencatat akuisisi

tidak dalam bentuk biaya amortisasi goodwill. Ketika zaman penggunaan teknologi datang,

akuisisi merupakan hal yang umum dan banyak dilaporkan sebagai pembelian. Perusahaan yang

mengakuisisi dan melaporkan dalam standar Purchase Accountingmerasa diri mereka berada

dalam posisi yang tidak diuntungkan dalam hal pelaporan dibandingkan dengan perusahaan yang

bisa menggunakan metode Pooling of Interest. Perusahaanyang menggunakan Purchase

Accountingdalam pelaporannya mulai untuk menyajikan laba yang sudah disesuaikan untuk

pengeluaran amortisasi aset tidak berwujud dan goodwill.

Karena investor mencoba untuk membuat perbandingan antar perusahaan dalam dasar

yang konsisten, laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi menjadi dasar yang

sangat popular untuk melakukan pengukuran performa perusahaan. EBITDA secara luas dikenal

sebagai dasar yang mengeliminasi “noisy”dalam sebuah laporan. “noisy”diketahui oleh

13

Page 14: RHPCh11_Kelompok 3

perbedaan metode akuntansi yang digunakan diantara perusahaan dalam depresiasi, amortisasi

aset tidak berwujud, dan biaya restrukturisasi. Perusahaan mungkin membuat dan melaporkan

dengan versi masing-masing untuk EBITDA, hal ini kadang-kadang mengacu sebagai “EBITDA

yang disesuaikan” dengan menambahkan item-item yang tidak termasuk dalam perhitungan laba

bersih. Item-item yang mungkin ditemukan analis adalah sebagai berikut:

1. Pembayaran sewa untuk kegiatan leasing, berasal dari hasil EBITDAR(earning before

interest, taxes, depreciation, amortization, and rentals)

2. Kompensasi dengan dasar ekuitas, biasanya dibenarkan dengan alasan itu merupakan biaya

non-kas

3. Biaya akuisisi terkait

4. Biaya penurunan nilai untuk goodwill dan aset tidak berwujud

5. Biaya penurunan nilai untuk aset jangka panjang

6. Biaya litigasi

7. Gain/Loss dalam penghapusan utang

Seperti dijelaskan di awal, jika perusahaan menggunakan pengukuran keuangan non-

GAAP, mereka harus menyajikan pengukuran berdasarkan GAAP yang paling relevan dan

dengan keunggulan yang sama, dan menyediakan rekonsiliasi dari pengukuran non-GAAP

terhadap pengukuran berdasarkan GAAP.

Manajemen harus menjelaskan alasan kenapa mereka percaya bahwa pengukuran

keuangan non-GAAP menyediakan informasi yang berguna mengenai kondisi keuangan dan

kinerja operasi perusahaan. Manajemen juga harus memberitahu tujuan tambahan, jika material,

pada bagian mana saja yang menggunakan pengukuran keuangan non-GAAP.

Serupa dengan GAAP, IFRS juga mensyaratkan untuk adanya definisi dan penjelasan dari

semua pengukuran non-IFRS di dalam laporan keuangan, termasuk kenapa pengukuran tersebut

potensial untuk menjadi relevan bagi para pengguna laporan keuangan.

Manajemen juga harus menyajikan rekonsiliasi dari pengukuran non-IFRS terhadap

pengukuran berdasarkan IFRS di laporan keuangan. Tampaknya menjadi perhatian umum bahwa

manajemen dapat menggunakan langkah-langkah pengukuran non-GAAP untuk mengalihkan

perhatian pengguna laporan keuangan dari tindakan pengukuran GAAP.

SEC menekankan bahwa pengukuran keuangan non-GAAP harus menampilkan semua

pengukuran yang menggambarkan baik:

1. Pengukuran performa yang dibedakan dari yang disajikan di dalam laporan keuangan yang

dihitung menggunakan GAAP, seperti income/loss sebelum pajak, atau laba bersih, atau

kerugian.

14

Page 15: RHPCh11_Kelompok 3

2. Pengukuran likuiditas yang dibedakan dari arus kas atau arus kas dari kegiatan operasi yang

dihitung menggunakan GAAP

SEC melarang pengeluaran dari biaya atau kewajiban yang membutuhkan pembayaran

tunai dari pengukuran likuiditas berdasarkan non-GAAP, selain EBIT dan EBITDA. SEC juga

melarang jikaperhitungan pengukuran performa non-GAAP dimaksudkan untuk

mengeliminasi item yang diklasifikasi sebagai kejadian tidak berulang, jarang terjadi, atau

tidak biasa terjadi, ketika beberapa item diketahui dapat muncul kembali(Recurring

Items).SEC memandang periode waktu dua tahun baik sebelum atau setelah tanggal

pelaporan sebagai kerangka waktu yang relevan untuk mempertimbangkan apakah biaya atau

keuntungan termasuk ke dalam recurring items (item yang muncul kembali/berulang).

LO 8 Describe accounting methods (choices and estimates) that could be used to manage

earnings, cash flow, and balance sheet items.

4.2. Accounting Choices and Estimates

Dalam penggunaan metode akuntansi dan estimasi, terdapat beberapa pilihan yang dapat

dipakai:

Pengakuan pendapatan

Pemilihan waktu (Timing)

Jumlah (Amounts)

Pengakuan beban

Arus biaya persediaan (Inventory Cost Flow)

Capitalizing vs Expensing

Metode penyusutan dan estimasi (Depretiation Method and Estimates)

Allowances for Realization of Assets

Timing dari pengakuan pendapatan contohnya dapat dilihat dari shipping termsnya. Terdapat 2

pemilihan shipping terms

FOB (Free on Board) Shipping Point, pendapatan diakui pada saat pengiriman.

FOB (Free on Board) Destination, pendapatan diakui pada saat barang diterima

customer.

Perubahan shipping terms dapat berdampak pada pendapatan dan keuntungan perusahaan. Jika

perusahaan ingin mengakui pendapatan diawal, maka perusahaan memakai FOB Shipping Point.

Sebaliknya jika perusahaan ingin mengakui pendapatan setelah resiko sudah berpindah tangan

ke customer, perusahaan memakai FOB Destination.

15

Page 16: RHPCh11_Kelompok 3

4.2.1 How Accounting Choices and Estimates Affect Earning and Balance Sheets

Dalam IFRS, pengakuan Inventory Cost Flow hanya bisa dilakukan dengan 2 metode, FIFO dan

weighed average.

Inventory cost flow assumpitons memberikan gambaran tentang bagaimana pilihan akuntansi

mempengaruhi laporan keuangan. Dalam periode perubahan harga, FIFO (first in-first-out)

asumsi biaya akan memberikan gambaran yang lebih saat mengakhiri nilai persediaan karena

pembelian terbaru akan tetap dalam persediaan. Balance sheet akan lebih relevan bagi investor.

Sebaliknya, jika memakai weighed average, balance sheet akan menampilkan perpaduan biaya

lama dan baru. Selama periode inflasi, nilai persediaan akan understated: Perusahaan tidak akan

mampu untuk menunjukan persediaan pada nilai ditampilkan.

Pada saat yang sama, metode biaya persediaan weighted average memastikan bahwa biaya lebih

saat ditunjukkan pada biaya penjualan, membuat laporan laba rugi yang lebih relevan daripada di

bawah asumsi FIFO. Trade-off ada, dan investor harus menyadari bagaimana pilihan akuntansi

mempengaruhi laporan keuangan.

Units Cost per Unit Total Cost

Purchase 1 5 $100 $500

Purchase 2 5 150 750

Purchase 3 5 180 900

Purchase 4 5 200 1,000

Purchase 5 5 240 1,200

Cost of goods available for sale $4,350

Perhitungan COGS dengan Weighted Average

Average cost per unit = $4,350/25 units = $174

Ending inventory = 5 × $174 = $870

Cost of goods sold = 20 × $174 = $3,480

16

Page 17: RHPCh11_Kelompok 3

Setiap jumlah dikapitalisasi pada neraca sebagai bangunan, item persediaan, biaya yang

ditangguhkan, atau aset lainnya adalah jumlah yang tidak diakui sebagai beban pada periode

berjalan.

Contoh kapitalisasi vs beban dapat dilihat dari kapitalisasi bunga, yang menciptakan perbedaan

antara jumlah pembayaran bunga dan jumlah biaya bunga.

Asumsikan sebuah perusahaan menimbulkan biaya bunga total $ 30.000, terdiri dari $ 3.000

diskon amortisasi dan $ 27.000 pembayaran bunga. Dari $ 30.000, dua pertiga dari itu ($ 20.000)

dibebankan; sepertiga sisanya ($ 10.000) dikapitalisasi sebagai aset tanaman.

Jika perusahaan menggunakan sama bunga proporsi biaya / kapitalisasi untuk mengalokasikan

pembayaran bunga antara operasi dan aktivitas investasi, maka akan menghasilkan $ 18,000 (2/3

× $ 27.000) sebagai operating outflow dan $ 9000 (1/3 × $ 27.000) sebagai investing outflow.

Atau, perusahaan mungkin memilih untuk mengoffset seluruh $ 3.000 non-cash diskon

amortisasi terhadap $ 20.000 diperlakukan sebagai beban dan termasuk dalam arus kas operasi,

mengakibatkan operating outflow paling kecil $ 17.000, atau paling banyak sebesar $ 20,000,

jika $10.000 dialokasikan pada non-cash diskon amortisasi, maka biaya bunga akan dikapitalisir

sebagai aktivitas operasi

Investasi outflow bisa paling banyak $ 10.000 atau paling sedikit $ 7.000, tergantung pada

perlakuan non-cash diskon amortisasi.

17

Page 18: RHPCh11_Kelompok 3

Metode penyusutan dan estimasi dalam IFRS dapat dibedakan menjadi 3, straight line method,

double declining method, dan unit of production method. Straight line method mengalokasikan

beban depresiasi sama rata dengan estimasi masa hidup asetnya. Double declining method

menggunakan rate sebagai dasar perhitungan beban depresiasi. Sedangkan unit of production

method menggunakan seberapa banyak unit yang diproduksi pada saat periode tersebut dan

dikalikan dengan rate per unitnya.

Straight-lineYear Depr. Expense Balance Declining Rate Depr, Expense Unit Produced Depr. Rate Depr. Expense

1 100,000.00$ 1,000,000.00$ 20% 200,000.00$ 90000 2.50$ 225,000.00$ 2 100,000.00$ 800,000.00$ 20% 160,000.00$ 80000 2.50$ 200,000.00$ 3 100,000.00$ 640,000.00$ 20% 128,000.00$ 70000 2.50$ 175,000.00$ 4 100,000.00$ 512,000.00$ 20% 102,400.00$ 60000 2.50$ 150,000.00$ 5 100,000.00$ 409,600.00$ 20% 81,920.00$ 50000 2.50$ 125,000.00$ 6 100,000.00$ 327,680.00$ 20% 65,536.00$ 10000 2.50$ 25,000.00$ 7 100,000.00$ 262,144.00$ 20% 52,428.80$ 10000 2.50$ 25,000.00$ 8 100,000.00$ 209,715.20$ 20% 41,943.04$ 10000 2.50$ 25,000.00$ 9 100,000.00$ 167,772.16$ 20% 33,554.43$ 10000 2.50$ 25,000.00$

10 100,000.00$ 134,217.73$ 20% 26,843.55$ 10000 2.50$ 25,000.00$ Total 1,000,000.00$ 892,625.82$ 1,000,000.00$

Unit of ProductionDouble Declining

4.2.2. How Choices Affect the Cash Flow Statement

Laporan arus kas terdiri atas 3 aktivitas: aktivitas operasi, yang menunjukkan kas yang

dihasilkan atau digunakan oleh operasi; aktivitas investasi, yang menunjukkan kas yang

digunakan untuk investasi atau dihasilkan dari penjualan aset tetap, saham atau obligasi;

aktivitas pendanaan, yang menunjukkan transaksi tunai disebabkan aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi dari arus kas adalah porsi yang sering harus diteliti oleh investor,

banyak dari mereka yang menganggap bagian operasi menjadi realitas pada laba yang

dilaporkan, dengan alasan bahwa laba yang signifikan yang dapat diatribusikan hanya untuk

metode akrual dan tidak didukung oleh arus kas yang sebenarnya yang dapat menjadi

kemungkinan bahwa adanya manipulasi laba.

Aktivitas operasi dari laporan arus kas dapat ditampilkan baik dengan metode langsung

atau metode tidak langsung. Namun dalam prakteknya, perusahaan jarang menggunakan metode

langsung. Sebaliknya, mereka menggunakan metode tidak langsung, yang menunjukkan

rekonsiliasi laba bersih untuk kas yang disediakan oleh aktivitas operasi. Rekonsiliasi

menunjukkan item non-tunai yang mempengaruhi laba bersih seiring dengan perubahan dalam

working capital mempengaruhi kas yang disediakan oleh aktivitas operasi.

18

Page 19: RHPCh11_Kelompok 3

Investor dan analis perlu menyadari bahwa pilihan presentasi diizinkan di IAS 7,

"Laporan Arus Kas," menawarkan fleksibilitas dalam klasifikasi barang-barang tertentu dalam

laporan arus kas. Fleksibilitas ini secara drastis dapat mengubah hasil di bagian operasi dari

laporan arus kas. Kutipan dari IAS 7, ayat 33 dan 34, memberikan latar belakang:

33. Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima biasanya diklasifikasikan

sebagai arus kas operasi untuk lembaga keuangan. Namun, tidak ada konsensus pada

klasifikasi arus kas ini untuk entitas lain. Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen

yang diterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mereka masuk ke dalam

penentuan laba atau rugi. Atau, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang

diterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi masing-

masing, karena mereka adalah biaya perolehan sumber daya keuangan atau

pengembalian investasi.

34. Dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai arus kas pendanaan karena mereka

adalah biaya perolehan sumber daya keuangan. Atau, dividen yang dibayar dapat

diklasifikasi sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dalam rangka untuk

membantu pengguna untuk mengetahui kemampuan entitas untuk membayar dividen dari

arus kas operasi.

4.2.3. Choices That Affect Financial Reporting

Sebagian dari area dimana pilihan yang dibuat dapat mempengaruhi laporan keuangan:

Area of Choice/Estimate Analyst Concerns

Revenue Recognition Bagaimana pendapatan diakui: pada

saat pengiriman atau pada saat

pengiriman barang?

Apakah perusahaan yang bergerak

di"channel isian" – praktek

overloading saluran distribusi dengan

produk yang lebih daripada biasanya

mampu menjual? Hal ini dapat

dicapaidengan menginduksi

pelanggan untuk membeli lebih

19

Page 20: RHPCh11_Kelompok 3

banyak melalui diskon tidak biasa,

ancaman kenaikan harga jangka

pendek, atau keduanya-atau hanya

dengan pengiriman barang yang tidak

diperintahkan. Transaksi ini dapat

dikoreksi pada periode berikutnya dan

bahkan dapat mengakibatkan hasil

disajikan kembali. Apakah piutang

relatif terhadap pendapatan abnormal

tinggi untuk sebuah perusahaan relatif

terhadap sejarah atau rekan-rekan?

Jika demikian, saluran isian mungkin

terjadi.

Apakah ada aktivitas yang tidak biasa

di penyisihan retur penjualan relatif

sejarah masa lalu?

Apakah company's days sales

outstanding menunjukkan masalah

koleksi yang mungkin menunjukkan

pengiriman barang yang tidak

dibutuhkan atau tidak diinginkan ke

pelanggan?

Apakah perusahaan terlibat dalam

transaksi "bill and hold"? Dalam

transaksi tersebut, pelanggan membeli

barang tetapi meminta agar barang

tetap dengan penjual sampai nanti.

Jenis transaksi membuatnya possibble

untuk penjual untuk memproduksi

penjualan fiktif dengan menyatakan

akhir-periode persediaan sebagai

“sold but held"dengan minimum

usaha dan dokumentasi palsu.

20

Page 21: RHPCh11_Kelompok 3

Apakah perusahaan menggunakan

rabat sebagai bagian dari pendekatan

pemasaran? Jika demikian,

bagaimana secara signifikan yang

perkiraan pemenuhan rabat

mempengaruhi pendapatan bersih,

dan memiliki jeda dengan sejarah

terjadi?

Long-lived assets: Depreciation policies Apakah masa hidup aset yang

diperkirakan masuk akal, atau sangat

rendah dibandingkan dengan yang

lain dalam industri yang sama?

Apakah ada perubahan dalam masa

depresiasi yang memiliki efek positif

pada pendapatan saat ini?

Apakah baru-baru ini asset write-

downs menunjukkan bahwa kebijakan

perusahaan pada kehidupan aset

mungkin perlu dipertimbangkan

kembali?

Intangibles: Capitalizations policies Apakah perusahaan mengkapitalisasi

pengeluaran yang berhubungan

dengan aset tak berwujud, seperti

software? Apakah neraca

menunjukkan adanya R&D yang

dikapitalisasi sebagai hasil dari

akuisisi?

Bagaimana kebijakan kapitalisasi

perusahaan dibandingkan dengan

kompetisi?

Apakah kebijakan amortisasinya

masuk akal?

Allowance for doubtful accounts/loan loss

reserves

Apakah penambahan tunjangan

tersebut lebih rendah atau lebih tinggi

21

Page 22: RHPCh11_Kelompok 3

daripada di masa lalu?

Apakah ada kemungkinan bahwa

setiap penurunan penyisihan mungkin

hasil dari kesulitan industri bersama

dengan kesulitan memenuhi harapan

penghasilan?

Inventory Cost Methods Apakah perusahaan menggunakan

metode biaya yang menghasilkan

hasil pelaporan yang adil dalam

pandangan lingkungannya?

Bagaimana metode persediaan

dibandingkan dengan orang lain

dalam industri? Apakah ada

perbedaan yang akan membuat

perbandinganyang tidak rata jika ada

perubahan inflasi yang tidak biasa?

Apakah perusahaan menggunakan

cadangan usangdalam penilaian

persediaan? Jika demikian, apakah

mereka bergantung pada fluktuasi

yang tidak biasa yang mungkin

mengindikasikan penyesuaian mereka

untuk sampai pada hasil pendapatan

yang ditentukan?

LO 9 : Describe acounting warning signs and methods for detecting manipulation of information in financial reports

4.3 Warning Signs

22

Page 23: RHPCh11_Kelompok 3

Bukti atau tanda – tanda peringatan atas manipulasi informasi dalam laporan keuangan

terhubung langsung dengan pengertian dasar dari manipulasi : bias pengakuan pendapatan dan

bias pengakuan beban . Bias tersebut dapat terkait dengan waktu dan atau letak dari pengakuan.

Contohnya, perusahaan dapat memilih untuk menunda pengakuan beban dengan

mengkapitalisasi beban tersebut, dimana hal tersebut terkait dengan kapan beban diakui. Contoh

lainnya, perusahaan dapat memilih untuk mengakui kerugian dalam conprehensive income atau

secara langsung melalui ekuitas daripada melalui laporan laba rugi, dimana hal tersebut terkait

dengan dimana kerugian diakui. Investor dan analis yang waspada harus melakukan hal – hal

berikut ini untuk menemukan tanda – tanda peringatan.

1. Pay attention to revenue

Jumlah nilai terbesar dalam Income Statement adalah pendapatan, dan pengakuan pendapatan

adalah sumber manipulasi akuntansi yang bersifat berulang (recurring) dan bahkan penipuan

langsung (outright fraud). Berikut ini prosedur analitis yang bisa dilakukan untuk menyediakan

tanda – tanda peringatan dari pelanggaran akuntansi :

Memeriksa catatan kebijakan akuntansi untuk memeriksa kebijakan pengakuan

pendapatan perusahaan.

Pertimbangkan apakah kebijakan yang dibuat membuat perusahaan secara mudah

mengakui pendapatan secara prematur, seperti mengakui pendapatan segera pada saat

pengiriman barang, atau jika perusahaan menggunakan peraturan bill and hold dimana

penjualan diakui sebelum barang benar – benar dikirimkan ke pelanggan.

Hambatan transaksi kemungkinan timbul, yang mana dapat mempersulit penilaian secara

tepat.

Program potongan harga (rebate) melibatkan banyak estimasi, termasuk jumlah dari

potongan harga yang pada akhirnya akan dikeluarkan. Estimasi tersebut bisa berdampak

signifikan terhadap pengakuan pendapatan.

Peraturan penyerahan barang dan jasa yang beragam adalah sesuatu yang biasa, namun

kejelasan tentang waktu dari pengakuan pendapatan untuk setiap item atau jasa yang

dipesan adalah hal yang penting bagi investor untuk bisa merasa sreg dengan laporan

pendapatan.

Walaupun tidak ada dari keputusan – keputusan tersebut di atas yang melanggar standar

akuntansi, tapi setiap keputusan tersebut bisa meningkatkan kecurigaan investor jika tanda –

tanda peringatan lainnya juga ada.

23

Page 24: RHPCh11_Kelompok 3

Lihat hubungan pendapatan. Bandingkan pertumbuhan pendapatan perusahaan dengan

pesaing utama atau peer grup industri perusahaan.

Jika pertumbuhan pendapatan perusahaan di luar batas pesaingnya, industrinya,

atau perekonomian. Investor dan analis harus memahami alasan untuk outperform

tersebut. Outperform tersebut bisa merupakan hasil dari manajemen atau produk dan jasa

yang superior, tetapi tidak semua manajemen superior, begitu pula dengan produk dan

jasa perusahaan mereka. Kualitas pendapatan kemungkinan bisa menjadi tersangkanya

dan investor harus mengambil langkah analisis tambahan.

Bandingkan piutang dengan pendapatan selama beberpa tahun.

Periksa tren untuk menentukan apakah piutang meningkat sebagai bagian dari

presentasi dari total pendapatan. Jika seperti itu, perusahaan mungkin terlibat dalam

aktivitas channel-stuffing, atau yang terburuk adalah mencatat transaksi penjualan

fiksi.

Menghitung turnover piutang untuk beberapa tahun :

Periksa tren untuk perubahan yang tidak biasa atau aneh dan cari penjelasannya

jika hal tersebut ada.

Bandingkan company’s day sales outstanding (DSO) atau turnover piutang dengan

pesaing yang relevant atau peer grup industri dan tentukan apakah perusahaan

berada di luar batas.

Kenaikan dalam DSO atau penurunan dalam turnover piutang bisa menandakan bahwa

beberapa pendapatan dicatat secara prematur atau bahkan fiksi, atau penyisihan piutang

ragu – ragunya tidak dalam jumlah yang cukup.

Periksa turnover aset. Jika manajer perusahaan membuat pilihan alokasi aset yang

buruk, pendapatan mungkin tidak akan cukup untuk membenarkan adanya investasi.

Menjadi sangat sebuah peringatan ketika pilihan alokasi aset melibatkan akuisisi dari

seluruh perusahaan. Jika penghasilan pendapatan pasca akuisisi lemah, manajer mungkin

dapat mencapai untuk pertumbuhan pendapatan dimanapun hal tersebut bisa ditemukan.

Keinginan untuk pertumbuhan tersebut mungkin hasil dari penyalahgunaan akuntansi.

Pendapatan dibagi total aset mengindikasikan produktivitas aset dalam memperoleh

pendapatan. Jika turnover aset perusahaan terus menerus menurun, atau terdapat

ketertinggalan turnover aset dari pesaing atau industri, hal tersebut bisa menandakan

penghapusan aset di masa depan, terutama di area saldo goodwill untuk perusahaan yang

acquisitive.

2. Pay attention to signals from inventories

24

Page 25: RHPCh11_Kelompok 3

Walaupun persediaan bukan merupakan komponen untuk setiap dasar aset perusahaan,

kehadirannya membuka kesempatan untuk manipulasi akuntansi.

Lihat hubungan persediaan. Karena pendapatan meliputi item – item yang dijual dari

persedian, jenis dari pemeriksaan investor yang harus dilakukan pada persediaan sama

dengan yang dilakukan pada pendapatan.

Bandingkan pertumbuhan persediaan dengan benchmark pesaing atau industri. Jika

pertumbuhan persediaan perusahaan diluar batas peer-nya, tanpa dibarengi pertumbuhan

penjualan, hal ini mungkin hasil dari manajemen persediaan yang buruk, ketidakefisienan

operasional yang mungkin dapat mempengaruhi pandangan investor terhadap perusahaan.

Hal tersebut bisa juga tanda permasalahan keusangan dalam persediaaan perusahaan yang

belum diakui melalui penurunan ke inventory’s net realizable value. Profit kotor dan

bersih saat ini bisa menjadi lebih saji karena lebih saji persediaan.

Menghitung rasio turnover persediaan. Rasio ini adalah beban pokok penjualan dibagi

dengan rata – rata persediaan akhir. Penurunan turnover persediaan juga bisa menandakan

permasalahan keusangan yang harusnya diakui.

Perusahaan yang membuat lapoaran keuangan berdasarkan US GAAP dapat

menggunakan asumsi aliran biaya persediaan LIFO. Ketika asumsi ini menjadi bagian

dari kebijakan akuntansi, dan perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang inflasi,

investor harus mengetahui apakah dulu, biaya persediaan yang rendah telah melewati

pendapatan saat ini dan secara artificial meningkatkan profit kotor, profit operasi dan profit

bersih.

3. Pay attention to capitalization policies and defered costs. Dalam sebuah penelitian dari

penegakan hukum selama lima tahun, SEC menemukan bahwa pengakuan pendapatan yang

tidak tepat adalah isu akuntansi yang paling lazim. Menekan beban – beban adalah permasalah

paling lazim selanjutnya.

Periksa catatan kebijakan akuntansi perusahaan untuk kebijakan kapitalisasinya untuk

aset jangka panjang termasuk beban bunga, dan untuk penanganan biaya tangguhan

lainnya. Bandingkan kebijakan perusahaan dengan praktek industri. Jika perusahaan

adalah satu – satunya yang mengkapitalisasi beberapa biaya sedangkan industri lain

memperlakukan biaya – biaya tersebut sebagai beban, maka ini adalah salah satu pertanda

manipulasi.

4. Pay attention to the relationship of cash flow and net income.

Net income mendorong harga saham namun cash flow membayar tagihan. Manajemen bisa

memanipulasi salah satunya, tetapi cepat atau lambat, net income harus direalisasi dalam kas jika

25

Page 26: RHPCh11_Kelompok 3

perusahaan ingin tetap bertahan. Ketika net income lebih tinggi daripada kas yang tersedia oleh

operasi, salah satu kemungkinannya adalah kebijakan akuntansi akrual yang agresif telah

menggeser beban saat ini ke periode selanjutnya. Peningkatan laba dalam penurunan kas yang

dihasilkan dari operasi mungkin tanda penyimpangan operasi.

Membangun time series dari kas yang diperoleh dari operasi dibagi dengan net income .

Jika rasio secara konsisten dibawah 1,0 atau menurun terus menerus, maka ada kemungkinan

masalah dalam akuntansi akrual perusahaan.

5. Tanda – tanda peringatan potensial lainnya. Area lain yang mungkin menganjurkan

analisis lebih lanjut termasuk dalam berikut ini :

Metode depresiasi dan masa manfaat

Metode depresiasi dan masa manafaat yang dipilih dapat sangat mempengaruhi profitabilitas.

Seorang investor harus membandingkan kebijakan perusahaan dengan peer perusahaan untuk

menentukan apakah kebijakan perusahaan sangat lunak dalam efeknya terhadap laba.

Perusahaan juga seharusnya membandingkan lamanya masa manfaat dapresiasi yang

digunakan perusahaan dengan yang digunakan oleh peer perusahaan.

Fourth – quarter surprise

Seorang investor seharusnya curiga atas kemungkinan manajemen laba jika perusahaan

secara rutin mengecewakan investor dengan laba yang buruk atau mencapai laba berlebih

pada kuarter keempat ketika tidak ada musiman yang terjadi dalam bisnis. Perusahaan dapat

melaporkan profit lebih atau kurang dalam tiga kuarter pertama.

Kehadiran transaksi related party.

Transaksi related party sering muncul letika pendiri perusahaan masih sangat aktif dalam

mengatur perusahaan, dengan banyaknya kekayaan mereka yang terikat dengan nasib

perusahaan. Mereka dapat lebih bias dalam pandangan mereka terhadap kinerja perusahaan

karena terkait langsung dengan kekayaan dan reputasi mereka sendiri, dan mereka juga

mungkin dapat melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan melalui cara yang mungkin

tidak dapat dideteksi. Sebagai contohnya, mereka mungkin membeli persediaan yang tidak

terjual dari perusahaan untuk dijual ke perusahaan lain milik mereka sendiri dalam rangka

menghindari penurunan.

Non – Operating Income atau one time sales yang termasuk dalam pendapatan.

Untuk menyamarkan kelemahan pertumbuhan pendapatan, atau hanya untuk meningkatkan

pertumbuhan pendapatan, perusahaan dapat mengklasifikasikan item – item non operating

income dalam pendapatan atau gagal dalam menjelaskan sifat dari pendapatan.

Mengklasifikasi beban – beban sebagai “non-recurring”

26

Page 27: RHPCh11_Kelompok 3

Untuk membuat kinerja operasi terlihat lebih menarik, manajer dapat mencatat “item khusus.

” dalam laporan laba rugi. Terutama ketika item khusus tersebut muncul dari periode ke

periode, investor ekuitas dapat menemukan minat mereka yang disajikan terbaik dengan tidak

memberikan perlakuan pada “item khusus” dan bukan berfokus pada batas net income dalam

mengevaluasi kinerja selama periode yang panjang.

Gross/operating margin di luar batas pesaing atau industri.

Perbedaan ini adalah tanda – tanda peringatan yang ambivalen. Hal tersebut dapat merupakan

tanda kemampuan manajemen superior. Namun hal tersebut juga tanda akan adanya

manipulasi akuntansi untuk menambah lapisan kemampuan manajemen superior untuk

reputasi perusahaan. Hanya kompilasi dan pemeriksaan tanda – tanda peringatan lainnya yang

akan dapat membuat investor atau analis untuk memutuskan tanda – tanda yang mana yang

diberikan.

Konteks adalah hal yang penting dalam menilai nilai dari tanda – tanda peringatan,

berikut beberapa contoh dari fakta dan keadaan yang harus diwaspadai :

Perusahaan yang masih muda dengan catatan proyeksi pertumbuhan yang tanpa cacat.

Adalah hal yang masuk akal khususnya bagi perusahaan yang masih muda penawaran produk

yang baru dan populer, untuk menghasilkan pengembalian yang di atas rata – rata selama

beberapa periode. Namun, permintaan yang menghilang, produk yang sudah matang dan

tantangan pesaing untuk pangsa pasar, manajemen dapat berusaha untuk memperpanjang

catatan pertumbuhan penjualan dan profitabilitasnya yang cepat dengan cara yang tidak

konvensionl. Pada poin ini, “permainan laba” dimulai : estimasi agresif, penurunan cadangan

“cookie jar”, menjual aset untuk keuntungan akuntansi, mengambil kelebihan leverage, atau

masuk ke dalam transaksi keuangan tanpa tujuan bisnis yang nyata selain laporan keuangan

“window dressing”.

Manajemen yang mengadopsi pendekatan minimalis untuk pengungkapan.

Keyakinan dalam kualitas akuntansi tegantung pada pengungkapan. Contohnya, ketika

perusahaan besar menyatakan bahwa mereka hanya mempunyai satu laporan segmen atau

komentar manajemen sama dari periode ke periode, maka ada hal yang harus menjadi

perhatian di situ. Jika manajemen tidak terlihat serius atas kewajibannya untuk menyediakan

informasi, maka ada hal yang harus diperhatikan. Penjelasan yang masuk akal untuk

kebijakan pengungkapan yang minimalis bisa jadi karena manajemen melindungi

27

Page 28: RHPCh11_Kelompok 3

kepentingan investor dengan menahan informasi yang bernilai dari pesaing. Namun

penjelasan tersebut belum tentu demikian maksudnya.

Fiksasi manajemen dalam laporan laba

Waspadalah terhadap perusahaan yang manajemennya tampak terpaku terhadap laporan laba,

kadang – kadang hanya untuk mengorbankan adanya nilai laba yang sebenarnya. Indikator

fiksasi laba yang berlebihan termasuk, penggunaan pengukuran kinerja non – GAAP, item

khusus, dan biaya - biaya non - recurring. Indiaktor lainnya adalah desentralisasi operasi yang

sangat tinggi dalam divisi paket kompensasi manajer yang berbobot berat terhadap laporan

laba atau pengukuran kinerja non – GAAP.

Restrukturisasi dan atau biaya impairment

Analis harus mempertimbangkan, bagaimanapun, bahwa peristiwa yang akhirnya

menyebabkan “big bath” dalam laporan keuangan tidak terjadi dalam semalam, walaupun

akuntansi untuk kejadian tersebut terjadi pada titik subsequent. Manajemen mungkin ingin

mengkomunikasikan bahwa penyesuaian akuntansi menggambarkan path perusahaan yg baru,

namun biaya restrukturisasi juga mengindikasikan bahwa path yang lama dari laporan laba

tidak nyata. Terutama beban – beban yang dilaporkan pada periode sebelumnya sangat

mungkin kurang saji, bahkan dengan asumsi tidak ada manipulasi laporan keuangan yang

tidak tepat yang terjadi.

Manajemen yang beorientasi merger dan akuisisi

Tyco Internasional Ltd. Menakusisis lebih dari 700 perusahaan dari 1996 – 2002. Bahkan

dengan asumsi niat terbaik terkait laporan keuangan, pertumbuhan pada biaya apapun budaya

perusahaan merupakan tantangan berat untuk operasional dan kontrol laporan keuangan.

Dalam kasus Tyco, SEC menemukan bahwa tyco secara konsisten dan curang mencatat

kurang saji perolehan aset (menurunkan biaya depresiasi dan amortisasi dimasa depan ) dan

melebih sajikan liabilitas diasumsikan (menghindari pengakuan beban dan pinjaman dari

bank dicairkan di periode mendatang)

28