Rhinosinusitis Dr Pramusinto
-
Upload
triono-assamsul -
Category
Documents
-
view
82 -
download
8
Transcript of Rhinosinusitis Dr Pramusinto
RHINOSINUSITISPembimbing :
dr. Pramusinto Adhy, Sp. THT-KL
Disusun oleh :Alvin
CheriaGheaVivi
Yohan
Bagian Ilmu Penyakit THTRumah Sakit Immanuel
Bandung 2013
PENDAHULUAN
• Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai / dipicu oleh rinitis, sehingga disebut rinosinusitis.
• Sinus etmoid dan sinus maksila paling sering terkena.
• Bila mengenai beberapa sinus multisinusitis.
• Bila mengenai semua sinus pansinusitis
RINOSINUSITIS
DEFINISI
EPOS (European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps) 2007:
Rinosinusitis (termasuk polip hidung) :Inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal yang
ditandai dengan adanya 2 atau lebih gejala, salah satunya termasuk hidung tersumbat/obstruksi/kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/posterior) :± nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah± penurunan/ hilangnya penghidu
Dan salah satu dari• Temuan Nasoendoskopi :
- polip dan/atau- sekret mukopurulen dari meatus media dan/atau- edema/obstruksi mukosa di meatus media
Dan/atau• Gambaran tomografi komputer :
- perubahan mukosa di KOM dan/atau sinus
KlasifikasiAkut :– < 12 minggu– Gejala dapat sembuh total.
• Common cold/ rinosinusitis virus akut :– Durasi gejala kurang dari 10 hari.
• Rinosinusitis non-virus akut:– Gejala bertambah buruk setelah 5 hari– Durasi 10 hari - <12 minggu
Kronik :– > 12 minggu– Tanpa perbaikan gejala
Etiologi
• Rinosinusitis Akut Rinosinusitis Akut Viral/Bakterial
Kuman : • Streptococcus pneumoniae• Haemophilus influenzae• Moraxella catarrhalis (>anak)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Rinosinusitis Akut
• Patogen : superinfeksi bakteri pada mukosa yang rusak oleh infeksi virus
• Kerusakan silia• Alergi• Helicobacter pylori dan Refluks Laringofaringeal
(LPR)• Pemakaian ETT, NGT
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Rinosinusitis Kronik
• Kerusakan silia• Alergi• Asma• Keadaan daya tahan tubuh menurun (immunocompromised)• Genetik• Kehamilan dan hormonal• Faktor lingkungan (asap rokok, sosioekonomi rendah)• Iatrogenik• Helicobacter pylori dan Refluks Laringofaringeal (LPR)
EPOS: Disease Symptom Score• Define disease severity:– Mild: VAS 0-3– Moderate: VAS 4-7– Severe: VAS 8-10
Score > 5 shownTo adversely
Affect QOL
Patogenesis
• Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar di dalam KOM.
• Struktur pembentuk KOM letaknya berdekatan, dan bila terjadi edema, mukosa yang berhadapan tidak dapat bergerak ostium tersumbat tekana negatif di dalam rongga sinus transudasi, mula-mula serous.
• Bila kondisi menetap multiplikasi bakteri sekret purulen.
• Bila di terapi tidak ada perbaikan inflamasi berlanjut hipoksia dan bakteri anaerob berkembang mukosa makin memengkak hipertrofi mukosa, pembentukan polip / kista.
Diagnosis
• Gejala– Hidung tersumbat– Nyeri tekan pada pipi, di antara kedua bola mata,
dahi/seluruh kepala.– Sekret purulen– Hiposmia/anosmia– Post nasal drip
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Mikrobiologi• Indikasi pemeriksaan mikrobiologi adalah : Sakit yang berat Sakit yang akut dan tidak membaik dengan terapi
medikamentosa selama 48-72 jam Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh
(immunocompromised) Adanya komplikasi supuratif pada intraorbital maupun
intrakranial. Jumlah bakteri yang tumbuh dapat membantu membedakan infeksi dengan kontaminasi. Isolasi bakteri dikatakan positif bila suatu bakteri berjumlah 10000 koloni/ml
Pemeriksaan Radiologi• Pemeriksaan ini bukanlah pemeriksaan utama untuk menegakan diagnosis rinosinusitis.•Penebalan jaringan lunak dan bagian tulang dari palatum pada anak usia dibawah 10 tahun mengurangi keefektifan pemeriksaan transiluminasi dan USG.•Foto polos tidak sensitif untuk diagnosis, maupun untuk membantu tindakan operasi.
Gambaran foto polos normal pada anak
Gambaran foto polos pada anak dengan rinosinusitis di kanan
• CT scan merupakan metode pilihan untuk membantu menegakkan diagnosis mampu memvisualisasikan dengan baik kompleks osteomeatal tanpa dipengaruhi ketebalan jaringan lunak dan tulang.
• Indikasi dilakukan CT scan sama dengan indikasi pemeriksaan mikrobiologi, serta bila akan dilakukan tindakan operatif pada anak tersebut.
Gambaran CT-scan sinus normal pada anak
Gambaran CT scan pada anak dengan rinosinusitis
Alergi• Anak dengan rinosinusitis kronik yang memiliki
riwayat atopi (asma, eksim) atau tanda-tanda atopi, sebaiknnya dilakukan tes alergi.
Fibrosis kistik• Pasien dengan fibrosis kistik dan rinosinusitis
didapatkan adanya opasifikasi pada sinus maksila, etmoid bagian anterior, maupun frontal pada semua hasil pemeriksaan CT scan.
Diskinesia Siliar Primer• Merupakan kelainan resesif autosomal dimana
terjadi disfungsi silia pada 1 dari 15000 populasi. Hal ini harus diperhatikan bila terdapat masalah pernapasan atau pada telinga hidung tenggorok tanpa penyebab yang jelas.
Diagnosis Banding
• Rinitis medikamentosa• Rinitis vasomotor• Rinitis alergi• Rinitis struktural• Benda asing• Keganasan
Penatalaksanaan
• Tujuan terapi sinusitis :– Mempercepat penyembuhan– Mencegah komplikasi– Mencegah perubahan menjadi kronik.
• Prinsip : membuka sumbatan di KOM, sehingga drainase dan ventilasi sinus-sinus lancar.
Terapi medis
• Rinosinusitis akut– Amoksisilin(45-90 mg / kg / hari), amoxicillin /
clavulanate, cefpodoxime, atau cefuroxime10 sampai 14 hari
– Alergi penisilin dapat diberikan azitromisin, klaritromisin, eritromisin, atau TMP / SMX namun efektivitasnya terbatas (tingkat kegagalan 25%)
Amoksisilin
• anak >8 kg : 125-250mg /8jam (drops)• 6< anak <8 kg : 1-1.5 ml/ 8 jam• anak <6 kg : 0.5 – 1 ml / 8jam
• Komplikasi atau gejala yang berat – Sefotaxim IV (dosis anak: <12 tahun 50-100 mg /
kg / hari dibagi dalam 2-4 dosis) atau seftriakson (dosis anak : 20mg/kg/hari) ditambah klindamisin (8-16 mg / kg / hari dibagi dalam 3 -4 dosis )
Rinosinusitis Kronik– agen beta laktam stabil (amoksisilin / klavulanat
atau terapi kombinasi) selama 3-6 minggu
• Salin isotonik– Tetes– Semprot– Irigasi
Dekongestan topikal
Nasal Phenylephrine2-6 tahun1-3 tetes intranasal tiap 2-4 jam dari 0,125% prn, tidak melebihi 3 hari
6-12 tahun2-3 tetes intranasal tiap 4 jam 0,25% prn, tidak melebihi 3 hari
> 12 tahunGunakan 1-2 semprot atau 1-2 tetes intranasal tiap 4 jam dari 0,25-0,1% prn, tidak melebihi 3 hari
PseudoefedrinUsia 2-6 tahun: 5-30 mg PO tiap 4-6 jam prnUsia 6-12 tahun: 30 mg PO tiap 4-6 jam atau 4 mg / kg / hari dibagi tiap 6 jam, tidak melebihi 120 mg / hari
Berusia> 12 tahun: 60 mg PO tiap 6 jam prn (kerja cepat), alternatif: 120 mg PO tiap 12 jam (kerja panjang) atau 240 mg PO tiap 24 jam (kerja pajang)
Nasal Steroid
Beklometason, intranasal6-11 tahun:1 semprotan / lubang hidung 2x1 per hari (168 mcg / hari); bisa meningkat sampai 2 semprotan / lubang hidung (336 mcg / hari)
12 tahun atau lebih:Seperti pada orang dewasa, 1-2 semprotan / lubang hidung 2x1 per hari (dosis total: 168-336 mcg / hari)
Mukolitik
Guayafenesin
6-12 tahun: 100-200 mg PO tiap 4 jam, tidak melebihi 1,2 g / hari
2-6 tahun: 50-100 mg PO tiap 4 jam, tidak melebihi 600 mg / hari
6 bulan-2 tahun: 25-50 mg tiap 4 jam, tidak melebihi 300 mg / hari
Antihistamin
• Anak-anak usia 6 tahun dan lebih tua 5- 10 mg sekali sehari
• Anak-anak 4 - 6 tahun 2,5 mg sekali sehari, sampai maksimum 5 mg sekali sehari atau 2,5 mg dua kali sehari(Sirup dan tablet)
Terapi bedah
• Adenoidektomi– Bila ada gejala kongesti hidung
• Septoplasti– Dilakukan bila ada deviasi septum
• Aspirasi antral dan pencuciannya– Hanya untuk sinus maksila
• Maxillary Sinus Puncture (Anthral Washout)
Konsep:Sinus maksila diirigasi dengan saline solution menggunakan kanula yang dimasukkan lewat meatus inferior. Cairannya akan bersirkulasi di dalam kavitas sinus dan keluar bersama sekret yang terakumulasi, melewati ostium di meatus media.
• Indikasi Anthral Washout:– Diagnostik• Proof puncture• Penelitian kultur dan sensitivitas• Studi sitologi
– Terapeutik• Sinusitis maksila kronik• Sinusitis maksila dentogen (dewasa)
Terapi bedah
• Caldwell-Luc• FESS
Terapi bedah
• FESS– hasil yang sangat baik: 71% normal pada satu
tahun, data metaanalisis 89% sukses dengan komplikasi 0,6% biasanya antrostomi maksila/etmoidektomi anterior
Terapi bedah
• FESS (absolut)– sumbatan hidung total– polip antrochoanal– komplikasi intrakranial atau orbital– mukokel atau mukopyokokel– luka trauma di kanal optikus– sinusitis jamur– beberapa meningoencephalokel / neoplasma
• FESS (yang memungkinkan)– rinosinusitis kronik persisten yang gagal
perawatan medis optimal dan setelah eksklusi penyakit sistemik
– eksaserbasi asma terkait dengan rinosinusitis
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI LOKAL
• Kista retensi mukus• Mukokel• Osteomielitis
KOMPLIKASI ORBITAL
• Selulitis periorbita• Selulitis orbita• Abses subperiosteal• Abses periorbita• Trombosis sinus kavernosus
INTRAKRANIAL
• Abses– Subdural– Epidural– Parenkimal
• Meningitis• Dural venous sinus thrombosis• Defisit neurologis fokal• Kejang
SISTEMIK
• Sepsis• Kegagalan Multiorgan
TERIMA KASIH