Rheumatoid Arthritis (AR)
Transcript of Rheumatoid Arthritis (AR)
NAMA : I GUSTI AYU ARI INDAH YANINIM : 821413098KELAS : C S1 FARMASIMATA KULIAH : FARMAKOTERAPI II
RHEUMATOID ARTHRITIS (AR)
Definisi:
Penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi, bersifat
menahun, sistemik, progresif, dan nyeri sendinya bersifat simetris.
Penyakit autoimun, dimana pelapis sendi mengalami peradangan sebagai
bagian dari aktivitas sistem imun tubuh. AR adalah tipe arthritis yang paling
parah dan dapat menyebabkan cacat, kebanyakan menyerang perempuan
hingga tiga sampai empat kali daripada laki-laki
Patofisiologi:
Antigen di membran sinovial, Di proses oleh antigen presenting cells (APC)
terbagi atas dua yaitu Berbagai jenis sel : synoviocyte A dan Sel dendrite,
APC ( disekresi ke permukaan sel), synoviocyte A menjadi Determinan
dengan HLA menjadi Anti gen diikat oleh sel T, Aktivasi mitosis sel T +
CD4, Aktivasi sel B, Membentuk antibodi (rheumatoid factor), Stimulasi
makrpfag, monosit, synovial fibroblast, Stimulasi Angiogenesis Peningkatan
vaskularisasi dan membran synovial dan Produksi IL 1,2 dan TNF α,
terjadinya Inflamasi.
Etiologi:
Stadium I : Tidak adanya kerusakan total pada sendi tetapi baru mulai
meradang
Stadium II : Terjadi peyempitan pada ruang sendi
Stadium III : Terjadi kerusakan pada kartilago dan penyempitan pada ruang
sendi, terjadi perubahan bentuk sendi
Stadium IV : imobilisasi menyeluruh pada sendi karena menyatunya tulang-
tulang
Epidemologi:
Wanita 3-4 kali lebih berisiko terkena, serta lebih banyak terjadi di negara
berkembang.
Di Indonesia, diperkirakan:
Kelompok dewasa > 18 tahun : 0,1-0,3 persen anak- Anak dan remaja
< 18 tahun : 1 dari 100 ribu penduduk.
Manifestasi klinik:
Gejala utama : Kerusakan tulang rawan sendi dan tulang sekitarnya, bagian
kaki dan tangan
Gejala umum: Terjadi pembengkakan sendi, warna kemerahan, terasa
hangat, bila ditekan terasa lunak dan disertai rasa sakit
Gejala lain: Sendi tidak dapat digerakkan secara normal (kekakuan), area
gerak sendi mungkin berkurang, peradangan (kemerahan, empuk, dan
terasa), pembengkakan di daerah di sekitar sendi , dan nyeri
Pengobatan:
Terapi non farmakologi
• Istirahat yg cukup, mengurangi berat badan jika obesitas, terapi fisidan
penggunaan alat pembantu dapat meningkatkan gejala dan membantu
menjaga fungsi sendi
• Bila pasien parah dpt dilakukan operasi seperti perbaikan tendon dan
penggantian sendi
• Pendidikan pasien ttg penyakit dan pembatasan terapi obat adalah penting
• Pengurangan BB
Terap Farmakologik
a. Golongan imunosupresan
• Azatioprin : mk blm diketahui
• Metotreksat : diduga mempengaruhi fungsi imun, menghambat reduktase
asam dihidrofolat dan bertentangan dgn sintesis, perbaikan dan replikasi DNA
• Siklosporin : sbg agen imunosupresan pd transplantasi organ, juga
menghambat produksi limfokin dan pelepasan interleukin-2
b. AINS
• Diklofenak
• Indometasin
• Sulindak
• Tolmetin
• Celecoxip
• Asam mefenamat
• Piroksikam
• Meloksikam
c. kortikosteroid
• Kortison
• Hidrokortison
• Metilprednisolon
• Prednison
• Prednisolon
• Betametason
• Deksametason
• Triamsonolon