Reviewer / Ass. Editor

14

Transcript of Reviewer / Ass. Editor

Page 1: Reviewer / Ass. Editor
Page 2: Reviewer / Ass. Editor

Editor-in-Chief

Nyoman Adiputra (Udayana University) Indonesia

Reviewer / Ass. Editor:

1. I Made Jawi (Udayana University) Indonesia

2. Luh Putu Ratna Sundari (Udayana University) Indonesia

3. Susy Purnawati (Udayana University) Indonesia

4. I Putu Adiartha Griadhi (Udayana University) Indonesia

5. I Made Krisna Dinata (Udayana University) Indonesia

6. Ketut Tirtayasa (Udayana University) Indonesia

7. Made Sutajaya (UNDIKSA University) Indonesia

8. Beltasar Tarigan (FPOK UPI University) Indonesia

9. I Putu Gede Adiatmika (Udayana University) Indonesia

Page 3: Reviewer / Ass. Editor

10. Theo Welly Everd Mautang (Unima University) Indonesia

11. Ermita Isfandiary Ibrahim Ilyas (Universitas Indonesia) Indonesia

12. Leonardo Lubis (Padjajaran University) Indonesia

13. Rolles Nixon Palilingan (Negeri Manado University) Indonesia

Peer Reviewer:

1. Ambrosius Purba (Padjajaran University) Indonesia

2. Albert Hutapea (ADVENT INDONESIA University) Indonesia

3. Djoko Pekik Irianto (Padjajaran University) Indonesia

Design

IB. Putra Widnyana (Udayana University) Indonesia

Publication

Putu Ayu Siska Pebryana (Udayana University) Indonesia

Putu Yeni Ari Yastini (Udayana University) Indonesia

3.Volume 6, No.1, Januari 2018

DOI: https://doi.org/10.24843/spj.2018.v06.i01

Published: 2018-01-12

Articles

DEFISIENSI VITAMIN D PADA OBESITAS

Luh Putu Ratna Sundari

o jurnal1

RENANG LAMBAT GAYA BEBAS LEBIH EFEKTIF

MENURUNKAN DENYUT NADI PEMULIHAN DARIPADA SENAM

TAI CHI PADA ANGGOTA TNI-AD RINDAM IX/UDAYANA

Ni Ketut Dewita Putri, Alex Pangkahila, Syahmirza Indra Lesmana,

Nengah Sandi, Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti, M. Ali Imron

Page 4: Reviewer / Ass. Editor

o jurnal2

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS KONTRAKSI (25%, 50% DAN

75%) DARI NILAI KONTRAKSI MAKSIMAL PADA TEKNIK

CONTRACT RELAX TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS

OTOT HAMSTRING

Masrum Syam, I Made Muliarta, Muhammad Irfan, Nyoman Adiputra,

Wayan Weta, Ali Imron

o jurnal3

KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING DAN

KINESIOTAPING LEBIH BAIK DIBANDINGKAN DENGAN FOOT

MUSCLE STRENGTHENING TERHADAP PENINGKATAN

KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DENGAN FLEXIBLE

FLATFOOT

Luh Ita Mahendrayani, Dewa Putu Gede Purwa Samatra, M. Irfan, Ni

Wayan Tianing, Ni Nyoman Ayu Dewi, Sugijanto -

o jurnal4

DYNAMIC NEUROMUSCULAR STABILIZATION LEBIH

MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DARIPADA

BALANCE EXERCISE PADA SISWA USIA 9-10 TAHUN DI

SEKOLAH DASAR NEGERI 11 SUMERTA DENPASAR

Santi Bery Hastuti, J. Alex Pangkahila, Muhammad Irfan, I Dewa Ayu

Inten Dwi Primayanti, I Putu Adiartha Griadhi, Moh Ali Imron

o jurnal5

LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH

MENURUNKAN DISABILITAS DIBANDINGKAN DENGAN

WILLIAM’S FLEXION EXERCISE PADA PASIEN NYERI

PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

M. Widnyana, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, Wahyuddin -,

Bagus Komang Satriyasa, I Made Muliarta, Sugijanto -

o jurnal6

LATIHAN WALL SITS LEBIH BAIK DARI PADA STATIC

QUADRICEPS SETELAH PEMBERIAN TRANSCUTANEOUS

ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA

OSTEOARTHRITIS GENU DI DENPASAR

I Made Wahyu Palguna, I Putu Gede Adiatmika, M.Ali Imron, I Ketut

Tirtayasa, Made Indah Sri Handari Adiputra, Mutiah Munawaroh

o jurnal7

Page 5: Reviewer / Ass. Editor

KOMBINASI INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR

INHIBITION TECHNIQUE (INIT) DAN ULTRASOUND LEBIH BAIK

DARIPADA STRETCHING METODE JANDA DAN ULTRASOUND

DALAM MENINGKATKAN ROM SERVIKAL PADA SINDROMA

MIOFASIAL OTOT UPPER TRAPEZIUS

Dwi Halim Kevin Gautama, Susy Purnawati, Sugijanto -, Nyoman

Adiputra, I Wayan Weta, Moh. Ali Imron

o jurnal8

PENAMBAHAN INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION

TECHNIQUE LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS LEHER

DARIPADA CONTRACT RELAX STRETCHING PADA INTERVENSI

ULTRASOUND DALAM KASUS SINDROM MYOFASCIAL OTOT

UPPER TRAPEZIUS

Putu Ayu Sita Saraswati, I Putu Gede Adiatmika, Syahmirza Indra

Lesmana, I Wayan Weta, I Made Jawi, Wahyuddin -

o jurnal9

KOMBINASI TERAPI ULTRASOUND DAN INTEGRATED

NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUES (INIT)_1 SAMA

EFEKTIF DENGAN KOMBINASI TERAPI ULTRASOUND DAN

TRANSVERSE FRICTION MASSAGE UNTUK MENURUNKAN

NYERI MYOFASCIAL TRIGGER POINT SYNDROME OTOT UPPER

TRAPEZIUS

Yuniarti N, Dewa Putu Sutjana, Muh. Ali Imron, I Nengah Sandi, Bagus

Komang Satriyasa, S.Indra Lesmana

o jurnal10

PENAMBAHAN LATIHAN KOMBINASI CORE STABILITY PADA

LATIHAN FOOTWORK MENINGKATKAN KELINCAHAN PEMAIN

BULUTANGKIS PUTRI PB. PUMA MAS MADIUN

Triyanto Nugroho, Gde Indraguna Pinatih, Muthiah Munawwarah, Luh

Made Indah Sri Handari Adiputra, I Putu Adiartha Griadhi, Muh. Irfan

o jurnal11

PENAMBAHAN NERVE STRETCHING LEBIH BAIK

DIBANDINGKAN NERVE GLIDING SETELAH MC KENZIE

EXERCISE DALAM MENURUNKAN GANGGUAN SENSORIK DAN

MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS NERVUS ISCHIADICUS PADA

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAL

Fendy Nugroho, I Wayan Weta, Sugijanto -, I Putu Adiartha Griadhi,

Bagus Komang Satriyasa, Muh. Irfan

Page 6: Reviewer / Ass. Editor

o jurnal12

INTERVENSI RHYTMIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH BAIK

DARIPADA INTERVENSI POST ISOMETRIC RELAXATION (PIR)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA

KONDISI NON SPECIFIC LOW BACK PAIN

Virny Dwiya Lestari, Dewa Putu Gde Purwa Samatra, Syahmirza Indra

Lesmana, Ni Wayan Tianing, Ni Nyoman Ayu Dewi, Mutiah Munawarah

o jurnal13

PELATIHAN 12 BALANCE LEBIH MENINGKATKAN

KESEIMBANGAN DIBANDINGKAN PELATIHAN CORE

STABILITY PADA LANSIA DI BANJAR BATU, DESA PERERENAN

KECAMATAN MENGWI-BADUNG

Ida Ayu Astiti Suadnyana, Ketut Tirtayasa, Muthiah Munawaroh, Luh

Made Indah Sri Handari Adiputra, I Putu Adiartha Griadhi, Muh Irfan

o jurnal

LATIHAN JALAN TANDEM LEBIH MENINGKATKAN

KESEIMBANGAN LANSIA DARIPADA LATIHAN BALANCE

STRATEGY

I Gusti Ayu Sri Wahyuni Novianti, I Made Jawi, Muthia Munawaroh, I

Putu Adiartha Griadhi, Made Muliarta, Muh. Irfan

o jurnal15

Page 7: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

102 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..

INTERVENSI RHYTMIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH BAIK DARIPADA

INTERVENSI POST ISOMETRIC RELAXATION (PIR) DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA KONDISI NON SPECIFIC LOW BACK PAIN

Virny Dwiya Lestari1, Dewa Putu Gde Purwa Samatra2, Syahmirza Indra Lesmana3, Ni Wayan

Tianing4, Ni Nyoman Ayu Dewi5, Mutiah Munawarah6

1Program Magister Fisiologi Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar 2,4,5 Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

3,6Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta

ABSTRAK

Prevalensi low back pain meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia.

Aktivitas yang berlebihan dalam posisi statis dapat menimbulkan Non Specific Low back pain. Non

Specific Low back pain merupakan nyeri di sekitar punggung bawah yang disebabkan karena

gangguan non patologis. Non Specific Low back pain dapat mengakibatkan nyeri, spasme otot dan

imbalance muscle, sehingga stabilitas otot perut dan punggung bawah mengalami penurunan,

mobilitas lumbal terbatas, mengakibatkan penurunan aktivitas fungsional. Penelitian ini bertujuan

untuk membuktikan intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post

Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific

Low back pain. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan

penelitian pre-test and post-test control group design. Kelompok I terdiri dari 16 orang dengan

intervensi yang diberikan adalah Rhytmic Stabilization Exercise dan Kelompok II yang terdiri dari 16

orang dengan intervensi yang diberikan adalah Post Isometric Relaxation (PIR). Kemampuan

fungsional diukur menggunakan Oswestry Disability Index (ODI). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa (1) terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada Kelompok I dengan nilai rerata pre test

25,50 ± 1,751% dan post test 21,12 ± 1,962%, (2) terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada

Kelompok II dengan hasil rerata pre test 24,93 ± 2,08% dan post test 21,43 ± 2,52%, (3) terdapat

perbedaan yang signifikan pada hasil tes ODI pada Kelompok I dan Kelompok II dengan hasil rerata

± SB Kelompok I 4,37 ± 1,147% dan rerata ± SB Kelompok II 3,50 ± 1,211 % dengan nilai p =

0,044 yang berarti intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada intervensi Post

Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi Non Specific

Low back pain. Disimpulkan bahwa intervensi Rhytmic Stabilization Exercise lebih baik dari pada

intervensi Post Isometric Relaxation (PIR) dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada kondisi

Non Specific Low back pain.

Kata Kunci: Oswestry Disability Index, Rhytmic Stabilization Exercise, Post Isometric Relaxation

(PIR), Non Specific Low back pain

INTERVENTION OF RHYTMIC STABILIZATION EXERCISE IS MORE EFFECTIVE

TO IMPROVE FUNCTIONAL ABILITY THAN POST ISOMETRIC RELAXATION (PIR)

INTERVENTION IN THE CONDITION OF NON SPECIFIC LOW BACK PAIN.

ABSTRACT

The prevalence of low back pain increases with increasing human activity. Excessive activity

in a static position can lead to Non Specific Low back pain. Non Specific Low back pain is a pain in

thearea of lower back caused by non-pathological disorders. Non Specific Low back pain can cause

pain, muscle spasms and imbalance muscle, so stability of the abdominal muscles and lower back

decreases, lumbar mobility is limited, resulting in decreased functional activity. The research was

Page 8: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

103 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..

aimed to discover that the Rhytmic Stabilization Exercise intervention is more effective to improve

functional ability than Post Isometric Relaxation (PIR) intervention in the condition of Non Specific

Low back pain. The research using Experimental research methodology using pre-test and post-test

control group design as the scheme research method. Group I consisted of 16 people treated using

Rhytmic Stabilization Exercise intervention and group II consist of 16 people treated using Post

Isometric Relaxation intervention. The functional ability is measured using ODI.

The result of the research is concluded (1) Improvement of the functional ability toward treatment

group I with pre test result average 25,50 +- 1.751 and post test 21.12 +- 1.962, (2) Improvement of

the functional ability toward treatment group II with pre test result average 24.93 +- 2.08 and post

test 21.43 +- 2.52 (3) significant difference occured in the ODI test toward treatment group I and

treatment group II with result average +- SB group I 4.37 +- 1.147 and average +- SB group II 3.50

+- 1.211 with value p= 0.044 which means RSE intervention is more effective than PIR intervention

to improve the functional ability in the condition of Non specific low back pain. The conclusion is

RSE intervention is more effective that PIR to improve the functional ability in the condition of Non

specific low back pain.

Keyword: Oswestry Disability Index, Rhytmic Stabilization Exercise, Post Isometric Relaxation

(PIR), Non Specific Low back pain

PENDAHULUAN

Prevalensi low back pain meningkat

seiring dengan meningkatnya aktivitas

manusia. Faktor fisik menjadi faktor yang

mendominasi karena sangat erat hubungannya

dengan gerak dan fungsi tubuh. Gaya hidup

modern yang dianut sebagian besar

masyarakat Indonesia sangat menimbulkan

suatu gangguan penyakit, bagi yang bekerja

dalam posisi duduk, berdiri yang lama, bad

posture, aktivitas-aktivitas yang berlebihan

dengan dominan posisi statis dapat menjadi

faktor timbulnya low back pain.1

Non specific low back pain merupakan

nyeri di sekitar punggung bawah yang

disebabkan karena gangguan atau kelainan

pada unsur otot dan tendon tanpa disertai

gangguan neurologis. Non specific low back

pain dapat mengakibatkan nyeri, spasme otot

dan imbalance muscle, sehingga stabilitas otot

perut dan punggung bawah mengalami

penurunan, mobilitas lumbal terbatas,

mengakibatkan penurunan aktivitas

fungsional.1

Non specific low back pain adalah nyeri

yang disebabkan oleh ketegangan otot, spasme

otot, defisiensi otot dan hipersensitif. Non

specific low back pain bisa dicetuskan oleh

jaringan yang berbeda pada daerah punggung

bawah seperti otot, jaringan ikat, ligamen,

kartilago sendi, dan pembuluh darah. Jaringan

ini dapat cidera akibat adanya tarikan,

ketegangan, dan penguluran. Pada non specific

low back pain tidak diketahui secara jelas

struktur yang mengalami nyeri, tetapi saat

dipalpasi terdapat spasme otot dan nyeri tekan

pada daerah tersebut. Spasme otot yang

berkepanjangan dapat

menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah

yang mengakibatkan iskemia sehingga

penderita akan membatasi adanya gerakan

yang dapat menimbulkan nyeri.1

Teknik terapi latihan yang digunakan

yaitu pemberian intervensi Rhytmic

Stabilization Exercise yang dibandingkan

dengan intervensi Post Isometric Relaxation

(PIR). 2

Rhythmic Stabilization exercise

merupakan suatu latihan stabilisasi dari trunk

dengan mengaktivasi otot-otot postural

stability (core muscle) untuk menimbulkan

respon otot-otot postural yang sinergis,

sehingga terjadi stabilisasi dari otot-otot trunk

yang bertujuan untuk meningkatkan stabilisasi

otot-otot trunk, meningkatkan kekuatan otot-

otot trunk, meningkatkan keseimbangan,

memperbaiki postur tubuh, dan lain-lain.2

Mekanisme rhythmic stabilization

exercise terhadap peningkatan kemampuan

fungsional pada pasien non specific low back

pain yaitu akibat dari adanya gangguan postur

dan postur yang imbalance oleh karena adanya

Page 9: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

102 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..

instabilitas pada ligamen yang terulur maka

posisi lumbal akan cenderung menjadi lordosis

sebagai kompensasi dari rasa nyeri, sehingga

otot-otot punggung akan bekerja secara

berlebihan, dengan latihan stabilisasi otot-otot

paraspinal dan Multifidus bertindak langsung

untuk menahan gaya yang bekerja pada tulang

belakang lumbal dan ini akan menstabilkan

tulang lumbal dan juga akan mengontrol posisi

tulang lumbal selama gerakan dinamis.2

Post Isometric Relaxation (PIR)

merupakan teknik isometrik yang digunakan

untuk strengthening atau meningkatkan tonus

otot yang lemah, melepaskan hipertonus,

stretching ketegangan otot dan fascia,

meningkatkan fungsi muskuloskeletal,

mobilisasi sendi pada keterbatasan gerak

sendi, dan meningkatkan sirkulasi lokal, dan

mengurangi nyeri.3

Mekanisme peningkatan kemampuan

fungsional pada Non Specific Low Back Pain

dengan intervensi Post Isometric Relaxation

(PIR) adalah dengan kontraksi isometrik untuk

mendapatkan rileksasi otot melalui pelepasan

analgesic endogenus opiate sehingga nyeri

berkurang. Adanya komponen stretching pada

Post Isometric Relaxation maka panjang otot

dapat dikembalikan dengan mengaktifasi golgi

tendon organ sehingga rileksasi dapat dicapai

dan nyeri akibat ketegangan otot dapat

diturunkan dan mata rantai viscous circle dapat

diputuskan. Sehingga diharapkan apabila

fleksibilitas otot-otot paralumbal meningkat

akan dapat meningkatkan kemampuan

fungsional pada pasien kondisi Non Specific

Low back pain.3

Berdasarkan latar belakang tersebut

diatas, penulis tertarik untuk mengangkat topik

diatas ke dalam bentuk penelitian dengan judul

“Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise

lebih baik dari pada intervensi Post Isometric

Relaxation (PIR) dalam meningkatkan

kemampuan fungsional pada kondisi Non

Spesific Low Back Pain”, karena sampai saat

ini belum ada penelitian yang membandingkan

kedua metode ini secara langsung.3

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat studi eksperimental.

Dengan menggunakan rancangan penelitian

two group pre and post test control group

design. Sampel dibagi menjadi 2 Kelompok.

Pada Kelompok I diberikan Rhytmic

Stabilization Exercise 3 kali seminggu selama

6 minggu yaitu 18 kali pelatihan. Pada

Kelompok II diberikan Post Isometric

Relaxation 3 kali seminggu selama 6 minggu

yaitu 18 kali pelatihan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik

Sasana Husada Physiotherapy, Jakarta Selatan.

Penelitian dilakukan pada bulan Januari-

Februari 2017.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini merupakan

pasien dengan kondisi Non Specific Low Back

Pain di Sasana Husada Physiotherapy Clinic.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian dari populasi yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

berjumlah 32 orang dibagi dengan Kelompok I

berjumlah 16 sampel dan Kelompok II dengan

metode pengambilan sampel random

sampling.

E. Prosedur Penelitian

1) Studi pendahuluan 2) Pengukuran

sebelum intervensi 3) Melakukan intervensi 4)

Pengukuran setelah intervensi.

F. Analisa Data

Statistik diskriptif digunakan untuk

menggambarkan karakteristik fisik sampel

yang meliputi umur, jenis kelamin, dan

pekerjaan sampel Non Specific Low Back Pain.

Uji normalitas data digunakan untuk

mengetahui apakah data yang akan dianalisis

berdistribusi normal atau tidak. Analisis

statistik dengan uji Shapiro-wilk. Nilai

probabilitas (p>0,05) maka distribusi data

dinyatakan normal sedangkan nilai

Page 10: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

103 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..

probabilitas (p<0,05) maka distribusi data

dinyatakan tidak normal.

Uji homogenitas data dengan uji Levene’s

bertujuan untuk mengetahui apakah varian

kedua data yang akan dianalisa bersifat

homogen tidak ada perbedaan. Varians

dikatakan homogen apabila nilai p > 0,05.

Uji hipotesis pada peningkatan

kemampuan fungsional pada pasien Non

Specific Low Back Pain sebelum dan sesudah

pelatihan dengan Shapiro Wilk Test pada

hipotesis I dan II, dikatakan beda jika nilai p <

0,05 dan Ho ditolak. Uji hipotesis III dengan

menggunakan data selisih pada kedua

Kelompok dengan menggunakan t-test

independent dikatakan terdapat peningkatan

kemampuan fungsional jika nilai p < 0,05 dan

Ho di tolak.

HASIL

A. Deskripsi karakteristik subjek

Tabel 1

Karakteristik Subjek Penelitian

Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil

analisis terhadap 32 subjek yang dibagi

menjadi 2 Kelompok, dimana pada Kelompok

I menunjukan rerata umur subjek 34,19±6,26,

dengan rentangan umur subjek yang telah

ditetapkan, yaitu antara 20-50 tahun.

Jenis kelamin subjek pada Kelompok I

sampel laki-laki 9 orang (56,25%) dan sampel

perempuan berjumlah 7 orang (43,75%)

dengan jumlah seluruhnya 16 orang (100%),

dan jenis pekerjaan subjek yaitu karyawan

swasta, wiraswasta, dan ibu rumah tangga

dengan rerata 63.30±8.32 pada Kelompok II

menunjukan rerata umur subjek 37,38±6,26

tahun, dengan rentangan umur subjek yang

telah ditetapkan, yaitu antara 20-50 tahun.

Jenis kelamin subjek pada Kelompok II

sampel laki-laki 11 orang (68,75%) dan

sampel perempuan berjumlah 5 orang

(31,25%) dengan jumlah seluruhnya 16 orang

(100%). Jenis pekerjaan subjek yaitu karyawan

swasta, wiraswasta, dan ibu rumah tangga

dengan rerata 64.9±7.68.

B. Uji Normalitas dan Homogenitas

Tabel 2

Uji normalitas dan homogenitas

Shapiro-Wilk

test Levene’s

test Klp I Klp II

Sebelum 0,600 0,402 0,551

Sesudah 0,162 0,931

Selisih 0,172 0,122

Berdasarkan Tabel 2 uji Shapiro Wilk

didapatkan seluruh data berdistribusi normal,

karena Nilai p > (α) (0,05). Untuk itu

pengujian hipotesis akan menggunakan uji

statistik parametric. Hasil perhitungan uji

homogenitas dengan menggunakan Levene’s

test dari data sebelum terapi pada Kelompok I

dan Kelompok II diperoleh nilai p-value

dimana p=0,415 > α(0,05). Maka dapat

disimpulkan bahwa varian pada kedua

Kelompok adalah homogen atau sama.

C. Hasil Analisis Data

Dari Tabel 3 diketahui bahwa sebelum

diberikan program latihan nilai rerata sebesar

25,50 dan SD sebesar 1,751 dan sesudah

diberikan program latihan nilai rerata sebesar

21,12 dan SD sebesar 1,962. Berdasarkan

perhitungan didapatkan nilai p = 0,000 yang

berarti nilai p < 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada peningkatan

kemampuan fungsional pada Kelompok I

setelah diberikan program Rhytmic

Stabilization Exercise.

Sedangkan uji hipotesis II dari Tabel 3

diketahui bahwa sebelum diberikan program

latihan nilai rerata sebesar 24,93 dan SD

sebesar 2,080 dan sesudah diberikan program

latihan nilai rerata sebesar 21,43 dan SD

Variabel

Rerata ± SD

Kelompok I

(n=20)

Kelompok II

(n=20)

Umur (th) 34,19±6,26 37,38±6,26

Jenis

Kelamin

56,25 (L)±

43,75(P)

68,75 (L)±

31,.25(P)

Page 11: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

104 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..

sebesar 2,529. Berdasarkan perhitungan

didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti nilai p

< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada

peningkatan kemampuan fungsional pada

Kelompok II setelah diberikan program

latihan Post Isometric Relaxation (PIR).

Tabel 3

Uji Hipotesis I dan II dengan Paired

Sample Test

Dari tabel 4 diketahui bahwa nilai rerata

untuk selisih sebelum dan sesudah perlakuan

pada Kelompok I sebesar (4,37 ± 1,147) %.

Sedangkan pada Kelompok II didapatkan nilai

rerata sebesar (3,50 ± 1,211) %. Berdasarkan

perhitungan didapatkan nilai p = 0,044 yang

berarti nilai p < 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pemberian Rhythmic

Stabilization Exercise lebih baik daripada Post

Isometric Relaxation (PIR) untuk

meningkatkan kemampuan fungsional pada

pasien Non Specific Low Back Pain.

Tabel 4

Uji Hipotesis III dengan t-test independent

PEMBAHASAN

Peningkatan kemampuan fungsional pada

pasien Non Specific Low Back Pain merupakan

peningkatan aktivitas dan kualitas hidup

pasien Non Specific Low Back Pain tanpa

adanya keluhan nyeri, spasme, dan

keterbatasan gerak. Peningkatan kemampuan

fungsional diukur menggunakan Oswestry

Disability Index (ODI). Semakin kecil nilai

ODI, maka semakin besar peningkatan

kemampuan fungsional pada pasien Non

Specific Low Back Pain.

Intervensi Rhythmic Stabilization Exercise

dapat meningkatkan kemampuan

fungsional pada pasien Non Specific Low

Back Pain

Pada pengujian hipotesis I menggunakan

paired sample t-test pada Kelompok I dengan

jumlah sampel sebanyak 16 orang. Diperoleh

peningkatan nilai Oswestry Disability Index

(ODI) yang dapat dilihat dari nilai rerata

sebelum latihan sebesar 25,50 dengan nilai SD

1,751 dan nilai rerata pada pengukuran

setelah program latihan sebanyak 18 kali

berakhir yaitu 21,12 dengan standar deviasi

1,.962, berdasarkan t-test related pada data

tersebut nilai P-value 0,001 dimana jika nila p

< 0,05 maka dapat disimpulkan Rhythmic

Stabilization Exercise dapat meningkatkan

kemampuan fungsional pada pasien Non

Specific Low Back Pain. Hal ini dapat terjadi

karena Rhythmic Stabilization Exercise akan

berpengaruh pada beberapa hal berikut ini

menurut (Koumantakis, et al, 2005) yaitu

meningkatnya tekanan intra abdominal untuk

mengaktivasi otot-otot postural stability pada

trunk. Hal ini akan memperkuat otot-otot

postural yang akan dipergunakan dalam

mempertahankan postur dan meningkatkan

keseimbangan sebagai dasar kontrol gerakan

terutama pada anggota gerak atas. Aktivasi

otot-otot tungkai dan kontrol gerakan dapat

meningkatkan kemampuan reciprocal activity

dari otot postural dan otot abdominal.2

Post Isometric Relaxation (PIR) dapat

meningkatkan kemampuan fungsional

pada pasien Non Specific Low Back Pain.

Pada pengujian hipotesis II menggunakan

paired sample t-test pada Kelompok II dengan

jumlah sampel sebanyak 16 orang. Diperoleh

peningkatan nilai Oswestry Disability Index

Hipotesis I Hipotesis II

Mean±S

D% p

Mean±S

D% p

Sebelu

m

25,50±1

,751 0,0

00

24,93±2

,080 0,0

00 Setela

h

21,12±1

,962

21,43±2

,529

Selisih p

Mean±SD

Kelompok I 4,37 ± 1,147 0,044 Kelompok II 3,50 ± 1,211

Page 12: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

105 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..

(ODI) yang dapat dilihat dari nilai rerata

sebelum latihan sebesar 24,93 dengan nilai SD

2,080 dan nilai rerata pada pengukuran

setelah program latihan sebanyak 18 kali

berakhir yaitu 21,43 dengan standar deviasi

2,529. Berdasarkan t-test related pada data

tersebut nilai P-value 0,000 dimana jika nilai p

< 0,05 maka dapat disimpulkan Post Isometric

Relaxation (PIR) dapat meningkatkan

kemampuan fungsional pada pasien Non

Specific Low Back Pain.3

Menurut Koumantakis, et al (2005),

pelatihan Post Isometric Relaxation (PIR)

meningkatkan kontraksi isometrik akan

mengaktivasi golgi tendon organ (GTO) yang

terletak pada otot agonist. Pada saat GTO

teraktivasi, maka akan terjadi perubahan

viscoelastis dan inhibisi sehingga

meningkatkan efek Relaxation Mechanism dan

terjadi penurunan tonus otot. Meningkatkan

fleksibilitas jaringan karena efek lengthening.3

Rhythmic Stabilization Exercise lebih baik

daripada Post Isometric Relaxation (PIR)

dalam meningkatkan kemampuan

fungsional pada pasien Non Specific Low

Back Pain.

Berdasarkan uji menggunakan

independent t-test pada nilai selisih Oswestry

Disability Index (ODI) dari Kelompok I dan

Kelompok II, maka diperoleh nilai p : 0,044

yang berarti jika nilai p < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa secara signifikan Rhythmic

Stabilization Exercise lebih baik daripada Post

Isometric Relaxation (PIR) dalam

meningkatkan kemampuan fungsional pada

pasien Non Specific Low Back Pain.

Hasil analisis di atas sesuai dengan teori

bahwa prinsip latihan Rhythmic Stabilization

Exercise adalah mengaktifkan kerja dari pada

core muscle yang merupakan deep muscle

yang pada pasien Non Specific Low Back Pain

mengalami kelemahan. Teraktivasinya core

muscle ini akan meningkatkan stabilitas tulang

belakang, karena core muscle yang aktif akan

meningkatkan tekanan intra abdominal dan

hal tersebut akan membentuk abdominal brace

yang akan meningkatkan stabilitas dari tulang

belakang.6

Dalam penelitian ini menunjukkan

peningkatan kemampuan fungsional yang

signifikan dengan rata-rata penurunan

persentase Oswestry Disability Index (ODI)

antara 2 Kelompok baik RSE dan PIR sebesar

4,37 dan 3,50 persen. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa jika ditinjau dari segi

struktur jaringan spesifik, biomekanik, dan

patologi maka Non Specific Low Back Pain

dengan intervensi Rhythmic Stabilization

Exercise lebih baik dari pada Post Isometric

Relaxation (PIR) terhadap kasus ini. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Gatti (2011) yang menjelaskan bahwa

secara mekanik otot lebih rileks, dan Rhythmic

Stabilization Exercise memiliki resiko yang

minimal terhadap cidera Rhythmic

Stabilization Exercise dapat dilakukan sendiri

sehingga latihan ini memiliki waktu yang lebih

efisien.6

KESIMPULAN

Intervensi Rhythmic Stabilization

Exercise Lebih Baik daripada Post Isometric

Relaxation (PIR) dalam meningkatkan

kemampuan fungsional pada kondisi Non

Specific Low Back Pain dengan selisih nilai

penurunan Oswestry Disability Index (ODI)

sebesar 0,87 lebih besar Rhythmic Stabilization

Exercise.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pramita, I. 2015. Core Stability Exercise

Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas

Fungsional Daripada William’s Flexion

Exercise Pada Pasien Nyeri Punggung

Bawah Myogenik. Sport and fitness journal.

Volume 3, no.1 : 35-49.

2. Gatti, 2011. Efficacy of Trunk Balance

Exercise for Individuals With Chronic Low

Back Pain. Journal of Orthopedic and

Sports Physical Therapy.

3. Chaitow, L. 2001. Muscle Energy

Techniques. Second edition. Hal 132-162.

4. Cailliet, R. 2003. Spine Disorder and

Deformities. fourth edition WB Saunders

Company. Philadelphia, hal. 792-809.

5. Hodges, P.W, and Richardson, C.A. (1999).

Altered trunk muscle recruitment in people

with low back pain with upper limb

movement at different speeds.

Page 13: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

106 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..

6. Koumantakis, G.A., Watson, P. J., Oldham,

J. A. 2005. Trunk Muscle Stabilization

Training Plus General Exercise Versus

General Exercise Only: Randomized

Controlled Trial of Patients with Recurrent

Low Back Pain. London : Phys Ther. vol.

85. Hal 209 – 225.

7. Magee, D.J. 2013. Orthopaedics condition

and treatment . sixth edition, WB Saunders

Company, Philadelpia, hal. 209-230.

8. Panjabi, M.M. 2013. The Stabilizing

system of the Spine. Part I. Function,

Dysfunction, Adaptation, and

Enhancement. Journal of Spinal Disorder,

hal 194-200.

9. Pocock, J. Stuart. 2008. Clinical Trials: A

Practical Approach. Chichester: John

Wiley & Sons.p. The Society of

Obstetricians and Ginaecologist of Canada

2003.

Page 14: Reviewer / Ass. Editor

Sport and Fitness Journal ISSN: 2302-688X Volume 6, No.1, Januari 2018: 102-106

107 Intervensi Rhytmic Stabilization Exercise Lebih Baik daripada Intervensi…………..