Resume Tanya Jawab Presentasi
-
Upload
rokhim-anda-dcancer -
Category
Documents
-
view
221 -
download
4
description
Transcript of Resume Tanya Jawab Presentasi
Resume Tanya Jawab Pertemuan Ke-2 Mata Kuliah
Seminar Akuntansi Pemerintahan
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
Presentasi Kelompok I:
1. Hari Setia Budi (07)
2. Nurrokhim Andayani (15)
3. Prisma Ari Ambara (17)
4. Stephanus Manovan Setyanta (23)
5. Taufik Affandi (25)
Pokok Bahasan : National-Current Issue: Overviu SAP Berbasis Akrual (PP 71
Th. 2010 Lampiran I)
Sub Pokok Bahasan :
1. Latar belakang perubahan SAP dari Cash Toward Accrual
Basis menjadi Accrual Basis (Amanat UU KN No.17/2003);
2. Tujuan dan kelebihan/manfaat penerapan basis akrual;
3. Pengaruh basis akrual terhadap pengakuan transaksi;
4. Pengaruh basis akrual terhadap laporan keuangan
pemerintah (dilihat dari komponen dan elemen laporan
keuangan).
Penanya I : Harianto Ghany Rahman
Pertanyaan : Berdasarkan pemaparan dari kelompok I mengenai tujuan dan
manfaat penerapan basis akrual dalam pelaporan keuangan
pemerintah, apa sajakah peluang (opportunity) yang dimiliki oleh
pemerintah?
Jawaban :
1. Dari kelompok I
Salah satu peluang yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia
dengan penerapan basis akrual adalah memberikan informasi
yang handal dan relevan kepada pihak eksternal contohnya
negara-negara calon kreditur. Best practise international saat ini
mengarah kepada penggunaan basis akuntansi akrual penuh
dalam pelaporan keuangan pemerintah, sehingga dengan turut
mengikuti tren yang sedang berkembang maka laporan
keuangan Pemerintah Indonesia menjadi mudah dipahami oleh
pembaca dari negara lain dan mengarah kepada pembuatan
laporan statistik keuangan yang akan dapat diperbandingkan
antar negara.
2. Tambahan dari Puput Waryanto
Penggunaan basis akrual selaras dengan tuntunan dari IMF
yang menerbitkan manual GFS. Dengan dibuatnya laporan
keuangan berbasis akrual penuh, pada akhirnya Pemerintah
Indonesia akan mampu membuat laporan keuangan GFS yang
memperlihatkan kemampuan Indonesia untuk melunasi utang-
utangnya dimasa mendatang dan menjadikan kondisi keuangan
Indonesia dapat dibandingkan dengan negara-negara lain yang
menerapkan standar yang sama. Penerapan basis akrual juga
akan mampu memperlihatkan potensi keuangan yang
sebenarnya dari Pemerintah Indonesia. Hal ini tentunya akan
meningkatkan kredibilitas kita salah satunya di depan para
calon debitur.
3. Tambahan dari Pak Akhmad Priharjanto
Pertanyaan dari saudara Ghany tambaknya ingin mengetahui
analisis apa yang dilakukan dalam pengambilan keputusan
penerapan basis akrual dalam pelaporan keuangan pemerintah.
Peluang sendiri terdiri dari peluang internal dan peluang
eksternal. Alat untuk melakukan analisis peluang terhadap
proses pengambilan keputusan pun sangat beragam mulai dari
analisis SWOT maupun analisis lainnya. Sebenarnya kajian-
kajian ini merupakan ruang lingkup pembahasan dari mata
kuliah manajemen strategi pemerintah. Setiap keputusan yang
akan diambil oleh pemerintah tentunya diambil dengan terlebih
dahulu dilakukan analisis. Akuntansi sendiri sebenarnya
merupakan alat (tools) dari manajemen dan bukan merupakan
suatu end product dari manajemen/pemerintah. Saat ini di luar
negeri sedang tren penggunaan basis akrual untuk pelaporan
keuangan pemerintah karena memberikan manfaat yang lebih
baik. Dengan menerapkan basis yang sama, Indonesia akan
lebih diakui oleh negara lain.
Indonesia memiliki peluang untuk diakui di kancah internasional
dan mendapatkan kepercayaan dari pihak asing terutama
dalam bentuk nyata seperti pinjaman dan bantuan program.
Kalau kita tetap menggunakan basis kas, Indonesia akan
ketinggalan. Sama seperti perubahan standar akuntansi di
sektor private. Dulu kiblat standar akuntansi sektor private
adalah GAAP, sekarang telah beralih ke IFRS. Hal tersebut
dikarenakan negara-negara lain telah berpindah ke IFRS. Bisa
dibayangkan seandainya di Indonesia masih menggunakan
GAAP, kita akan ditinggalkan investor.
GFS sendiri sebenarnya bukan merupakan standar akuntansi,
tetapi pola akuntansi yang digunakan oleh banyak negara.
Kalau kita bicara tentang statistik biasanya isinya adalah
perbandingan data. GFS bisa disusun atau dibandingkan
apabila negara satu dan negara yang lain melakukan cara yang
sama dalam pencatatan.
Penanya II : Obby Imsah Munthe
Pertanyaan : Alasan apa yang melatarbelakangi mundurnya proses penerapan
basis akrual penuh yang menurut amanat UU KN No. 17 tahun
2003 seharusnya dimulai pada tahun anggaran 2008? Dari latar
belakang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan
akuntansi dilakukan apabila kebijakan yang baru memberikan
informasi yang lebih baik. Informasi-informasi apakah yang
didapatkan dari penerapan basis akrual penuh yang dapat
mendukung pengambilan kebijakan pemerintah?
Jawaban :
1. Jawaban dari Kelompok I
Setidaknya ada dua faktor utama penyebab mundurnya
penerapan basis akrual penuh dalam pelaporan keuangan
pemerintah. Yang pertama adalah asas kehati-hatian yaitu
perlunya menyusun sebuah strategi yang matang dalam
pentahapan penerapan basis akrual sambil sekaligus
melakukan evaluasi perbaikan dan studi kelayakan waktu
penerapan basis akrual penuh. Penetapan batas waktu
penerapan basis akrual penuh yang menurut UU Keuangan
Negara adalah pada tahun anggaran 2008 merupakan bentuk
komitmen politik dari level tertinggi manajemen pemerintah
Indonesia. Namun batas waktu yang ditetapkan tersebut masih
harus diikuti dengan evaluasi setiap tahun apakah sudah layak
untuk piloting basis akrual mengingat pemerintah memiliki
kurang lebih 24 ribu satuan kerja. Jangan sampai penerapan
yang tergesa-gesa justru akan berujung kepada kegagalan
seperti halnya yang terjadi di Fiji dan Nepal sehingga manfaat
yang diharapkan akan didapat dari penerapan basis akrual
tersebut tidak tercapai. Selain itu mundurnya penerapan basis
akrual penuh menjadi pada tahun anggaran 2015 oleh
kelompok kami dirasakan sebagai wujud pemerintah untuk
mengurangi resistensi satker atas peralihan dari basis kas
menuju akrual ke basis akrual penuh. Penerapan secara
bertahap disertai dengan evaluasi kelayakan ini menjadi
penting agar tidak terjadi “reform fatigue” yaitu hilangnya sense
of urgent dan antusiasme dari para penyelenggara akuntanti
khususnya karena merasa lelah dengan perubahan-perubahan
yang terus menerus tanpa merasakan manfaatnya secara
langsung. Faktor kedua yang tidak kalah penting harus diakui
bahwa kapasitas yang dimiliki oleh para penyelenggara
akuntansi pemerintahan memang belum siap. Tentunya
kekurangan ini menjadi faktor penghambat dari penerapan
basis akrual penuh yang harus segera ditindaklanjuti oleh para
pemangku kepentingan.
2. Tambahan dari Pak Akhmad Priharjanto
Beliau memberi penekanan bahwa jumlah satker yang
mencapai 24 ribu itu merupakan pekerjaan rumah pemerintah
yang memerlukan kerja keras untuk dapat mengatasinya.
Merubah kebiasaan penggunaan basis akuntansi itu tidak
mudah apalagi basis akrual memang secara prinsip tidak
mudah dipahami dan cukup menantang untuk diterapkan.
Penanya III : Ricky Kunwi Prabowo
Pertanyaan : Saya tertarik dengan isi pasal 1 angka 8 (delapan) PP 71 tahun
2010 yang memberikan kelonggaran bagi pemerintah dalam
penggunaan basis akuntansi untuk pelaporan pelaksanaan
anggaran, apakah ini tidak menandakan kesiapan pemerintah yang
minim terkait rencana penerapan basis akrual dalam akuntansi
pemerintahan Indonesia? Lalu ketika melihat kinerja pengumpulan
laporan keuangan dalam pembuatan laporan konsolidasian
pemerintah pusat yang sering terlambat ketika masih memakai
basis akuntansi CTA, apakah masih relevan penggunaan basis
akrual penuh jika pada akhirnya pembuatan laporan itu sendiri
menjadi tidak tepat waktu (timely) meskipun isi dari laporan
keuangan itu sendiri masih handal (reliable)?
Jawaban :
1. Jawaban dari Kelompok I
Pada prinsipnya kita mengenal dua macam pelaporan
pemerintah. Yang pertama adalah laporan pelaksanaan
anggaran yang sampai saat ini masih bebasis kas dan laporan
keuangan pemerintah yang menurut amanat PP 71 2010 harus
sudah berbasis akrual penuh pada tahun anggaran 2015 ini.
Kedua hal tersebut pada intinya merupakan dua hal yang
berbeda. Jika pasal 1 angka 8 memberikan ruang kepada
pemerintah untuk memilih basis akuntansi dalam penyusunan
anggaran yang saat ini memakai basis kas, tentunya
pemerintah mempunyai pertimbangan yang memadai. Namun
best practice di negara-negara kiblat penggunaan basis akrual
penuh dalam akuntansi pemerintahan juga telah mulai
menerapkan basis akrual dalam penyusunan anggaran
(APBN/D). Dimungkinkan dalam perjalanan waktunya,
pemerintah akan menerapkan basis yang sama dalam
penyusunan anggaran. Jadi keputusan pemerintah untuk baru
menetapkan basis akrual penuh dalam pelaporan keuangan
saja tentunya berlandaskan pemikiran masih bermanfaatnya
penganggaran berbasis kas. Terkait keterlambatan proses
pembuatan laporan keuangan berbasis akrual penuh yang
mungkin terjadi itu memang benar menjadi tantangan yang
harus dimulai dari komitmen politik pimpinan untuk dapat
mengatasinya.
2. Tambahan dari Pak Akhmad Priharjanto
Pertama, terkait kemungkinan informasi keuangan yang tidak
timely terkait penerapan basis akrual (yang dianggap lebih
reliable), beliau berpendapat bahwa timely dan reliable itu
adalah dua hal yang saling bertolak belakang. Di posisi mana
kita akan berdiri sebagai suatu bangsa tentunya merupakan
kebijakan dari manajemen pemerintahan yang harus diambil
dengan analisis yang komprehensif. Apakah kita akan
mengorbankan sedikit keandalan agar laporan keuangan tepat
waktu? Ataukah menitikberatkan pada sisi keandalan informasi
dengan konsekuensi laporan keuangan sedikit mundur di buat?
Namun pada prinsipnya kita semua sepakat bahwa basis akrual
penuh dalam pelaporan keuangan pemerintah ini sangat besar
manfaatnya dan kita sepakat untuk mengarah ke sana.Kedua,
laporan keuangan yang dihasilkan oleh SAP merupakan
laporan keuangan untuk pengguna internal atau eksternal?
Dari situ kita dapat menyimpulkan akrual posisinya dimana dan
apa yang harus kita lakukan agar dapat memberikan manfaat
seperti yang kita inginkan.