Resume 3 Analisis Cekungan

3
Nama : Galuh Adamori NPM : 270110110022 Geologi A Resume 3 - Analisis Cekungan Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik yang khas bila dilihat dari litologi, struktur sedimen, dan struktur biologi akan menampilkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang ada diatas, dibawah atau sekelilingnya (Walker & James, 1992). Fasies juga dapat diartikan sebagai suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya (Slley, 1985). Fasies umumnya dikelompokkan kedalam asosiasi fasies, dimana dari beberapa fasies dikelompokkan secara genetis, sehingga asosiasi fasies memiliki arti bahwa fasies-fasies yang ada didalamnya terbentuk oleh proses yang sama pada lingkungan pengendapan yang sama pula. Dalam skala luas asosiasi fasies dapat disebut sebagai basic architectural element dari lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan makna bentuk tiga dimensinya. Asosiasi fasies ini mencerminkan lingkungan pengendapan atau proses dimana fasies-fasies itu terbentuk. Beda fasies menunjukkan kondisi dan lingkungan pengendapan yang berbeda pula. Hubungan antar facies dikemukakan oleh Johannes Walther (1894) dalam Hukum Korelasi Fasies (Law of Facies Correlation). Hukum tersebut mengimplikasikan bahwa perubahan vertikal-gradasional dari satu fasies ke fasies yang lain mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapan kedua fasies itu terletak berdampingan. De Raaf dkk (1965) dan Reading (1978) juga menekankan arti penting batas gradasional pada penampang vertikal. Jika batas

description

fffff

Transcript of Resume 3 Analisis Cekungan

Nama: Galuh AdamoriNPM: 270110110022Geologi AResume 3 - Analisis Cekungan

Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik yang khas bila dilihat dari litologi, struktur sedimen, dan struktur biologi akan menampilkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang ada diatas, dibawah atau sekelilingnya (Walker & James, 1992). Fasies juga dapat diartikan sebagai suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya (Slley, 1985). Fasies umumnya dikelompokkan kedalam asosiasi fasies, dimana dari beberapa fasies dikelompokkan secara genetis, sehingga asosiasi fasies memiliki arti bahwa fasies-fasies yang ada didalamnya terbentuk oleh proses yang sama pada lingkungan pengendapan yang sama pula. Dalam skala luas asosiasi fasies dapat disebut sebagai basic architectural element dari lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan makna bentuk tiga dimensinya. Asosiasi fasies ini mencerminkan lingkungan pengendapan atau proses dimana fasies-fasies itu terbentuk.Beda fasies menunjukkan kondisi dan lingkungan pengendapan yang berbeda pula. Hubungan antar facies dikemukakan oleh Johannes Walther (1894) dalam Hukum Korelasi Fasies (Law of Facies Correlation). Hukum tersebut mengimplikasikan bahwa perubahan vertikal-gradasional dari satu fasies ke fasies yang lain mengindikasikan bahwa lingkungan pengendapan kedua fasies itu terletak berdampingan. De Raaf dkk (1965) dan Reading (1978) juga menekankan arti penting batas gradasional pada penampang vertikal. Jika batas antar fasies bersifat tajam atau erosional, maka tidak ada jaminan bahwa lingkungan pengendapan kedua fasies tersebut saling berdampingan. Kontak tajam antar fasies, khususnya jika dicirikan oleh horizon tipis yang kaya akan struktur bioturbasi, biasanya mengindikasikan tidak terjadinya pengendapan, adanya perbedaan besar dari jenis lingkungan pengendapan, dan menandai dimulainya satu siklus sedimentasi yang baru.Model fasies dapat diinterpretasikan sebagai urutan-urutan yang ideal dari komponen-komponen facies (terutama litologi dan struktur sedimen) yang menunjukkan keaslian lingkungannya dengan diagram blok atau grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagai ukuran yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk observasi masa depan. Model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi yang baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik. Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan, mengelompokkan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.

Fungsi atau kegunaan utama Model Fasies diantaranya :- Bertindak sebagai sebuah norma, untuk tujuan perbandingan- Bertindak sebagai kerangka dan panduan untuk observasi masa depan- Bertindak sebagai prediksi dalam situasi geologi yang baru- Bertindak sebagai dasar untuk interpretasi terpadu untuk sistem yang diwakilinya.Ada bermacam-macam tipe Facies Model, diantaranya adalah :1. Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga dimensi, dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan framework;2. Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan deposisi oleh waktu;3. Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear multiple, analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model berfungsi untuk mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan atau memprediksi respon dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah proses-respon model.Stratigrafi merupakan cabang Geologi yang membahas tentan pemerian, pengurutan, pengelompokan, dan klasifikasi tubuh batuan serta korelasinya satu terhadap lainnya. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi).Sikuen stratigrafi adalah studi stratigrafi yang berhubungan dengan kerangka waktu pengendapan dalam kaitannya perubahan siklus muka laut (global/regional). Setiap sikuen pengendapan terdiri dari perulangan perlapisan yang dibatasi oleh permukaan erosi (UC) atau hiatus atau permukaan yang selaras (C) (Van Wagoner et.al., 1987). Sikuen dibatasi secara regional oleh ketidakselarasan (UC) atau permukaan keselarasan (C) (Mitchum et.al., 1977). Elemen penting dalam menentukan pola-pola sikuen stratigrafi adalah shelf/slope break.