Restorasi

86
Gatot Sutrisno

Transcript of Restorasi

Page 1: Restorasi

G atot S utris no

Page 2: Restorasi

control of infection, Plaque control reduce carbohydrate intake

• Tooth brushing clean before eating, after eating, before retiring• Frequent daily cleaning the using of fluoridated dentrifice is a must

• Additional cleaning aids - the correct use of interdental cleaning aids

- theurapeutic mouth rinse: chlorhexidine glouconate,

povidone iodine 10%,

avoid mouthrinse containing high alcohol !!!

Further dehydration and exacerbate the problemsG.J Mount & W.R Hume, 2002

Page 3: Restorasi

Bereaksi secara langsung degan email dan dentin dan menghasilkan efek:

- Membentuk senyawa Fluorapatit (FA) yang tidak gampang larut dibandingkan hidroksi apatit (HA)

Kritikal pH FA : 4,5 & HA : 5,5- Menghambat demineralisasi- Merangsang remineralisasi- Mengurangi “wettability”

permukaan gigi- Menghambat pembentukan plak - Menghambat metabolisme bakteri

Gigi yang sehat tanpa suplementasi fuoride mengandung 2,5 ppm ion fluor

S umber:- Makanan & minuman: sea food, teh,

bir- Fluoridasi pada air minum- Pasta gigi dan obat kumur (1,000

ppm ion fluor)- Aplikasi gel topical fluor aplikasi

setiap hari selama 2-4 bulan akan pengerasan dentin yang terekspos remineralisasi yang bisa terlihat seperti glass like texture (hipermineralisasi)

B e aw are!!! Probable toxic dose 5 mg/ kg of body

weight &, > 0,07 mg/kg of body weight in

children fuorosis

G.J Mount & W.R Hume, 2002

Page 4: Restorasi

• Etiologi:- Intake karbohidrat ↑- pH saliva ↓ (ekstrinsik atau

intrinsik ??)- Kontrol plak yang tidak

adekuat- Kontrol mikroflora yang

gagal- Defisiensi pada salivary

protection- Kurangnya penggunaan ion

flouride

aetiology

prevention Oral hygiene measures

OH measures:

-Fungsi kelenjar saliva minor-Kosistensi saliva tidak terstimulasi-pH saliva tidak terstimulasi-Kecepatan aliran saliva-Kapasitas buffer saliva yang terstimulasi

•Pemeriksaan Biofilm

Intake gula, asam, flouride, & Faktor yang memodifikasi

•Analisis Diet dan Resiko Karies

•Pemeriksaan saliva

Page 5: Restorasi

• Salivary protection:- Ion Ca2+&PO4

2-

- Pelikel- Buffer oleh karbonat- Aliran saliva- Tingkat pembersihan

saliva- Kandungan ion Fluoride

• Ion Ca2+&PO42-

tersaturasi dalam saliva dan berperan dalam remineralisasi

• Pelikel :lapisan glikoprotein saliva yang terdapat pada permukaan gigi berperan sebagai barrier yang membatasi difusi asam ke gigi

Remineralisation techniques

Page 6: Restorasi

Anti-Cariogenic Casein Phosphopeptides (CPP)

Dairy Products ( milk, milk concetrate, powders, cheese) mengandung casein, kalsium, fosfat anti cariogenik activity.

• Aplikasi intra oral pada manusia menunjukan: proses pencernaan casein oleh tripsin meningkatkan kemampuan protein menghambat demineralisasi dibawah permukaan email.

• CPP-ACP juga terlihat berikatan dengan dentin yang terekspos dan menutup tubuli dentin

• 0,5% CPP-ACP + 500ppm Fluoride menghambat karies lebih tinggi

Sediaan:- S ugar - free chewing gum (Recaldent

TM)- Tooth mousseTM ( GC Corp.)

treatment: lesi fluorosis, white spot setelah debanding perawatan ortho

G.J Mount & W.R Hume, 2002

Page 7: Restorasi

• Pada casein terdapat Tryptic peptide dan multiple phos phos eryl res idu

• CPP berperan menstabilkan Kalsium fosfat pada fase larutan : AC P (amorphous c a lc ium phos pate phas e : Ca3,0877(PO 4)2(OH)0,1754xH2O )

• CPP akan berikatan dengan ACP membentuk nanoc lus ter metastable solution remineralisasi

• Pada penelitian terhadap email yang terekspos larutan CPP-ACP 1% terlihat penurunan demineralisasi email terhadap grp kontrol

Page 8: Restorasi
Page 9: Restorasi

preservation of natural toothstructure & be limited to the removal of friable enamel & infected dentine.

enables their restoration with adhesive materials

Page 10: Restorasi

Removal of restorations

repair

Page 11: Restorasi
Page 12: Restorasi

PREPARASI KAVITAS

OLEH :

ELVIRA ROSA TRISNAWATI RIANA INDARI

Page 13: Restorasi

DEFINISI PREPARASI

• Suatu tehnik pengurangan jaringan gigi yang mengalami kerusakan agar dapat menerima material bahan tambal mengembalikan kesehatan gigi, tmsk mengkoreksi estetik sesuai bentuk dan fungsi normalnya

Sturdevant’s : Art and Science of Operative Dentistry

Page 14: Restorasi

PREPARASI GIGI • Conventional preparation restorasi

amalgam, gold, ceramic membutuhkan pembentukan dinding, kedalaman, dan tepi-tepi kavitas sifat bahan restorasi

• Modified preparation restorasi composite, glass-ionomer, retensi dan resistensinya diterima dari ikatan bonding

Sturdevant’s : Art and Science of Operative Dentistry

Page 15: Restorasi

• Konsep dasar yang berhubungan dg preparasi konvensional maupun modifikasi adalah sama :

1. Tidak ada struktur gigi rusak yang tertinggal2. Seluruh kerusakan dan karies dibuang3. Sisa struktur gigi yang ada harus kuat4. Melindungi jaringan pulpa di bawahnya5. Bahan restorasi harus kuat, dan memenuhi

syarat estetis

Sturdevant’s : Art and Science of Operative Dentistry

Page 16: Restorasi

TUJUAN PREPARASI1. Membuang sel jar rusak melindungi

pulpa2. Memperluas restorasi sekonservative

mungkin3. Membentuk preparasi shg tekanan kunyah

yang diterima gigi atau restorasi tidak menyebabkan fraktur atau lepasnya restorasi tsb

4. Membuat suatu restorasi yang memenuhi estetik atau fungsional

Page 17: Restorasi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREPARASI

• Faktor Umum– Diagnosa desain preparasi dan pemilihan

bahan restorasi – Pengetahuan anatomi gigi arah enamel rod,

ketebalan enamel dan dentin, ukuran dan posisi pulpa, hub gigi dan jar.pendukungnya

– Faktor pasien ekonomi, usia• Struktur Gigi makin sedikit preparasi

makin kuat struktur gigi yg tersisa minimal extension (faciolingual, pulpally), supragingiva margin, rounded internal line angle

• Bahan Restorasi

Page 18: Restorasi

TERMINOLOGI PREPARASI GIGI

• Simple preparasi melibatkan 1 perm gigi O

• Compound preparasi melibatkan 2 perm gigi MO

• complex preparasi melibatkan lebih dari 3 perm gigi MOD

Page 19: Restorasi

TERMINOLOGI PREPARASI GIGI

Page 20: Restorasi

KLASIFIKASI KAVITAS• Kelas I : pit dan fissure permukaan oklusal gigi P

dan M, termasuk pit pd permukaan facial dan lingual gigi M

• Mjor : modern concept in operative dentistry

Page 21: Restorasi

• Kelas II : pada permukaan proksimal gigi P dan M

• Kelas III : pada permukaan proksimal gigi I dan C dimana tepi insisal masih utuh

• Mjor : modern concept in operative dentistry•

Page 22: Restorasi

KLASIFIKASI KAVITAS• Kelas IV :pada permukaan proksimal gigi I dan C

tepi insisal terlibat

• Kelas V : pada sepertiga gingival permukaan bukal dan lingual semua gigi

• Kelas VI : pada insisal edge gigi anterior atau cusp oklusal gigi posterior

• Mjor : modern concept in operative dentistry

Page 23: Restorasi

Klasifikasi baru

• Graham J. Mount : Preservation and Restoration of Tooth structure

Page 24: Restorasi
Page 25: Restorasi

PRINSIP PREPARASI

• Sistematika Black :– Outline form– Resistance and retention form– Convenience form– Removal of caries– Finishing– Cavity toilet

• Mjor : modern concept in operative dentistry

Page 26: Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Outline form

– Mempertimbangkan kekuatan cusp gigi– Mempertimbangkan kekuatan marginal ridge– Meminimalkan perluasan kavitas arah faciolingual– Menghubungkan 2 kerusakan gg yg berdekatan– Kedalaman preparasi dlm dentin max. 0,2 mm

untuk karies pd pit dan fisure; 0,2 – 0,8 mm untuk dinding axial pd karies perm halus gigi

Page 27: Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Resistance form

– Bentuk dan penempatan dinding preparasi yang dapat mendukung restorasi dan gigi utk bertahan terhadap fraktur dan tek.kunyah

– Berbentuk box– Dasar preparasi rata– Internal line angle sedikit membulat– Mempunyai ketebalan yg cukup untuk bahan

restorasi

Page 28: Restorasi
Page 29: Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Retention form

– Adlh bentuk dari conventional preparasi yang menahan restorasi dari terlepas karena tekanan

– Tergantung dari material yang digunakan – Kelas I dan II amalgam konvergen ke oklusal– Composite micromechanical bond – Dinding paralel axial dan undercut yang dibuat

dlm dentin cara tradisional u/ mdptkan retensi u/ material plastis

– Untuk material yang berbahan dasar resin retensi didapat dari ikatan kimia bonding dengan gigi enamel lebih dl dietching u/ mdptkan btk irreguler scr mikroskopis

Page 30: Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Convenience form

– Adlh bentuk preparasi yang menyediakan kemudahan pandangan saat preparasi atau merestorasi gigi

– Kelas II amalgam preparasi diperluas di bawah titik kontak

Page 31: Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Pembuangan jaringan karies• Finishing

– Desain cavosurface angle : 270o dalam prakteknya, dibuat lebih kecil dari 270o dg konsekuensi material margin angle tambalan mjd lbh kecil

– Kehalusan dinding kavitas– Tujuan :

• Memberikan kekuatan mekanis antara gigi dan bhn tambal

• Memberikan seal yang baik utk gigi• Sbg batas tepi restorasi• Mdptkan sudut yang optimal terhadap gigi

Page 32: Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Finishing

Page 33: Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Cavity toilet

– Membersihkan kavitas yang telah di preparasi sebelum direstorasi

– Debris, darah dan sisa – sisa hasil preparasi dibersihkan dengan semprotan air melalui syringe

– Langkah terakhir adlah mengeringkan kavitas dengan aliran udara

Page 34: Restorasi

P R E P AR ASI UNTUK R E STOR ASI COM P OSI TE

Page 35: Restorasi

Indikasi restorasi composite

1. Initial class I, II,2. Restorasi moderate-size class I dan II3. Restorasi class V 4. Kepentingan estetik5. Pasien alergi atau sensitif terhadap

metal Sturdevant’s : Art and Science of Operative Dentistry

Page 36: Restorasi

Type of composite tooth preparation

1. Conventional2. Beveled conventional3. Modified4. Box only5. Slot preparation

Sturdevant’s : Art and Science of Operative Dentistry

Page 37: Restorasi

…1. Conventional • Indikasi :

– Preparasi pada perm akar ( nonenamel areas )

– Restorasi kelas I atau II sedang atau luas

Page 38: Restorasi
Page 39: Restorasi

…2.Beveled conventional• Sama dg conventional preparation

tetapi dibevel pada enamel margin• Indikasi : restorasi kelas III, IV, dan V

Page 40: Restorasi
Page 41: Restorasi
Page 42: Restorasi

…3. Modified

• Indikasi : lesi karies atau kavitas yang kecil

Page 43: Restorasi

….4. Box -only• Indikasi : hanya jika permukaan

proksimal rusak tidak ada lesi pd perm oklusal

• Bag.proksimal dipreparasi dg inverted atau round bur paralel dg sumbu pjg gigi

• Initial proximal axial depth dipreparasi 0,2mm k dalam DEJ

Page 44: Restorasi
Page 45: Restorasi

…5. Facial or lingual slot • Untuk merestorasi lesi proksimal pd

gigi posterior dimana akses dapat dilakukan dari arah facial atau lingual = preparasi kelas III gigi anterior

• Digunakan round bur kecil• Preparasi diperluas ke arah

occlusogingivally dan faciolingually

Page 46: Restorasi
Page 47: Restorasi

Tehnik restorativ1. Enamel dan dentin bonding2. Penempatan matrix3. Inserting the composite4. Contouring and polishing

Page 48: Restorasi
Page 49: Restorasi

Tooth preparation : amalgam vs composite

amalgam composite

Outline Include faultMay extend to break proximal contact Include adjacent susp.area

SameSame

No

Pulpal depth Uniform 1.5mm Not usually uniform

Axial depth Uniform 0.2-0.5mm inside DEJ

Not usually uniform

Cavosurface margin

Create 90o amalgam margin > 90o

bevels none large preparation, esthetics

Page 50: Restorasi

Tooth preparation : amalgam vs composite

amalgam compositeTexture of prepared wall

smoother rough

Cutting instrument burs Burs or diamond

Primary retention form

Convergence occlusally bonding

Secondary retention form

groove Bonding; grooves very large or root surface prep

Resistance form Flat floor, rounded angles, box-shaped

Same for large preparation

Page 51: Restorasi

AM AL GAM

Indikasi Klinis:- Restorasi kls I dan II yang moderat – luas

(menerima beban kunyah yang besar, perluasan ke akar).

- Restorasi kls V - Restorasi sementara caries – control (dilakukan selama observasi kesehatan pulpa sebelum restorasi

tetap)

- Foundation (untuk meningkatkan resistensi dan retensi crown atau onlay logam

Page 52: Restorasi

Prinsip

1. Kedalaman (pulpally or axially) sama

2. Mampu menahan amalgam dalam gigi

3. Membuat preparasi cavosurface margin gigi menjadi margin amalgam yang 900

4. Letakkan perluasan preparasi gigi ke struktur gigi yang utuh di daerah margin

II. Final Stage• Membuang karies atau

restorasi yang lama : perluasan margin preparasi harus terletak pada struktur gigi yang utuhg, dan penting meggunakan liners dan base

• Membuat bentuk retensi dan resistensi skunder: dibutuhkan untuk preparasi gigi yang cukup besar

• Prosedur akhir: Memastikan seluruh jaringan karies sudah dibuang, margin membentuk sudut yang benar, dan gigi dalam keadaan bersih dari debris

I. Initial stage:- Out Line - Resistensi- Retensi - Convenience forms

Page 53: Restorasi

Convenience FormBentuk yang mempermudah prosedur dan akses:

- Mempermudah akses pembuangan karies- Mempermudah aplikasi matriks dan

amalgam, serta carving dan finishing- Perluasan margin proksimal untuk

memperjelas hubungan dengan gigi sebelahnya

Page 54: Restorasi

Kedalaman yang adekuat:Kedalaman preparasi gigi

untuk bahan amalgam terdapat pada DEJ, kecuali

(1). Bila email oklusal sangat tipis

(2). Bila preparasi meluas ke bagian akar gigi, initial depth:

• Pulpally 0,2mm kedalam DEJ / 1,5mm dari central groove.

• Bagian aksial 0,2mm ke dalam DEJ, dan 0,5mm bila menggunakan retenstion locks.

• Kedalam dinding aksial terhadap permukaan akar 0,75mm – 1 mm

Page 55: Restorasi

Bentuk Retensi Primer

Amalgam memerlukan retensi secara mekanis, melalui:- Mechanical locking dari ketidakteraturan

permukaan preparasi- Preparasi dinding vertikal yang konvergen

ke oklusal- Retensi khusus: locks, grooves, coves,

slots, pins, steps, atau amalgam pins.

Page 56: Restorasi

Bentuk Resistensi Primer Mencegah restorasi dan gigi fraktur karena daya

kunyahTerhadap g ig i:• Mempertahankan jaringan

sehat sebanyak mungkin (cusp & marginal ridge)

• Dinding pulpa dan dinding gusi dipreprasi tegak lurus terhadap daya kunyah

• S udut preparasi yang membulat

• Membuang struktur gigi yang lemah dan tidak terdukung

• Resistensi skunder: pin yang dimasukan ke dalam gigi

Terhadap Amalg am:• Ketebalan amalgam yang

adekuat, (1,5-2 mm di daerah oklusal dan 0,75mm didaerah aksial)

• Margin amalgam ≥ 900

• Bentuk preparasi seperti kotak ketebalan amalgam yang sama

• Line angles aksiopulpa pada kls 2 yang membulat

Page 57: Restorasi

Disain Preparasi

A. KonvensionalB. BoxC. Tunnel

Page 58: Restorasi

Teknik Restorasi Peletakan matriks:Mudah di aplikasikan dan dibuka, meluas ke bawah margin gusi, dan ke atas marginal ridge, serta tahan terhadap deformasi saat aplikasi bahan

Kontak dan kontur restorasi yang baik & membatasi bahan restorasi

Triturasi

Aplikasi Amalgam-Kondensasi lateral arah fasial dan lingual

penting pada boks proksimal

-Amalgam yang dikondensasi pertama kali

- adalah dalam porsi kecil porsi yang lebih besar.

-Ini memungkinkan Line angle internal teris i.

Carving•Area Oklusal: grooves, pit, cusp inclines menggunakan instrumen berukuran bundar

•Are Fasial dan Lingual:

Membentuk kecembungan kontur dengan panduan bagian oklusal dan gingival gigi yang tidak dipreparasi

•Area Embrasur Proksimal

Hubungan amalgam dan gigi halus, tidak overhang konfirmasi menggunakan dental floss

Page 59: Restorasi

• Preparasinya meliputi pit dan fissure yang rusak, yang dimulai dari membuka jaringan karies terdalam menggunakan carbide bur no.245 dengan arah paralel sumbu panjang mahkota gigi dinding buka l dan ling ua l konverg en

• Pembuatan is thmus sebaiknya > diameter bur mencegah fraktur

• Perluasan ke arah distal atau mesial marginal ridge, dilakukan dengan memiringkan bur 100, sehingga dinding mes ia l / dis ta l diverg en.

Ketebalan marginal ridge harus dijaga 1,6-2mm.

!! jangan membentuk undermine.

Preparasi Kls I

Page 60: Restorasi
Page 61: Restorasi

Namun, pada kondisi tertentu…

Page 62: Restorasi

Enameloplasty…• Utk fissure yang kedalamannya < ½ atau 1/3

email• Tapi sering gagal karena edge strength

amalgam kurang.

Alternative bila terjadi kegagalan:- Tidak merubah out line - Memperluas ke marginal ridge bila terletak lebih

ke lingual dari kontak- Preparasi kls II

Page 63: Restorasi

B entuk –bentuk akhir preparas i

Page 64: Restorasi

Preparasi Kls II

• Occlusal outlinePembuangan dimulai dari pit yang rusak fissure pit yang lain. Pit yang lain dipertahankan bila, masih dalam keadaan sehat & terdapat ridge transversa yang utuh retensi didapat dari pembuatan dove tail, atau perluasan mengikuti lekuk fissure

& Dove tail tidak memerlukan oklusal step

Isthmus dibuat sesempit

mungkin (> 1/3 jarak inter cusp)

S ebelum memperluas preparasi ke arah marginal ridge, perlu dilakukan visualisasi lokasi akhir dinding fasial dan lingual & hubungannya dengan titik kontak

Reverse curve pada outline oklusal di perluasan proksimal untuk mendapatkan dinding yang sejajar dengan enamel rod & melindungi cusp

Initia l P reparation:

Page 65: Restorasi

• Membuang karies, email yang undermine dan bahan restorasi yang lama

• Membentuk cavosurface margin yang 900

• Membuat jarak yang <0,5 mm dengan permukaan proksimal yang bersebelahan

Outline P roks ima l

Page 66: Restorasi

E. Pembuangan sisa email jangan menggunakan bur 245, tapi hand instrumen

F. Clearance 0,5 mmG. Dimensi fasio-lingual Proksimal ditch >

gingival. Dr arah oklusalA. Bagian bur terlihat di permukaan

proksimal pada dinding gingiva

A. Posisi Bur saat pembuatan ditch cutB. Ditch cut mengarah ke gingivalC. Perluasan axiogingival line; (a).

Minimal; (b). Moderate; (c). Gingival margin pada sementum

D. Proksimal ditch cut sampai pada permukaan kontur terluar proksimal

Page 67: Restorasi

Retensi tambahan

Page 68: Restorasi

Bentuk-bentuk preparasi

Page 69: Restorasi

Persiapan untuk penambalan

Page 70: Restorasi

Wedg e

Page 71: Restorasi

• Indikas i Permukaan distal C Ra

& Rb- Preparasi dengan

keterlibatan fasial yang minimal

- Margin gingiva yang meliputi sementum

- Moisture control is difficult

Preparasi Kls III

Page 72: Restorasi
Page 73: Restorasi
Page 74: Restorasi

• Indikas iSeluruh gigi, terutama yang digunakan

sebagai denture abutment resisten terhadap penggunaan clasp

Preparasi Kls V

Page 75: Restorasi

B entuk R etens i:

A. Bur no ¼ Dipersiapkan untuk pembuatan gingival groove

B. Groove gingival dipreparasi sepanjang line angle, sehingga memisahkan dinding gingiva dan aksial. Idealnya, arah preparasi lebih ke arah gingiva dibandingkan ke arah pulpa

C&D. Kedalaman groove 0,2 mm ke arah DEJ dengan kedalaman 0,25mm

E. Arah fasial

F. Potongan incisogigival-> arah kedalaman groove yang lebih ke gingival dan hanya sedikit ke pulpa

G. Potongan mesiodistal

Page 76: Restorasi

Amalgam diindikasikan untuk puncak cusp gigi posterior karena wear resistance nya

Teknik:- Dengan menggunakan bur fisur kecil, preparasi

diperluas, samapi cavosurface line angle didukung oleh dentin yang utuh

- Dinding preparasi bisa dibuat divergen ke arah oklusal untuk mendapatkan margin cavosurface yang 900

- Kedalam preparasi 1,5mm material strength- Retensi: under kecil disepanjang line angle internal

Preparasi Kls VI

Page 77: Restorasi

R E STOR ASI L OGAM COR

Initial Preparation- Membentuk box proksimal

yang divergen ke arah ke oklusal

- Bur yang digunakan 271, 169L- Pembuatan bevel pada cavo

surface angle menggunakan bur 8862

• Oklusal Step: - Sumbu panjang bur // sb

panjang gigi, dengan initial depth 1,5mm.

• Box Proksimal terbentuk divergen ke arah oklusal

Final RestorationPembuangan jaringan karies, dan

perlindungan thd pulpa (base & liner)

Inlay KlS II

Page 78: Restorasi
Page 79: Restorasi
Page 80: Restorasi
Page 81: Restorasi
Page 82: Restorasi

PR E PAR AS I U N TU K ON LAY

• Onlay memiliki bevel di margin preparasi terluar dan dianngap sebagai secondary flaring dengan sudut 300

• Dilakukan pengurangan permukaan oklusal

Page 83: Restorasi
Page 84: Restorasi
Page 85: Restorasi
Page 86: Restorasi