Responsi Robby
-
Upload
streeturban -
Category
Documents
-
view
246 -
download
0
description
Transcript of Responsi Robby
RESPONSI KASUS
POLIKLINIK PSIKIATRI RSUD SANJIWANI GIANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Oleh: Robby Paguh Tarigan (NIM: 1002005175)
Pembimbing: dr. A.A. Ayu Indriany, Sp.KJ
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : IKR
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 46 Tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pengrajin Ukir
Agama : Hindu
Bangsa / Suku Bangsa : Bali
Alamat : Banjar Tangkas/Dusun Tangkas, Tampak Siring
Tanggal Pemeriksaan : 30 April 2014
Kunjungan Rumah : 1 Mei 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Keluhan Utama : Leher terasa tertarik
A. Autoanamnesis :
Pasien merupakan pasien yang dirawat inap di ruang Nakula sejak tanggal 24
April 2014. Pasien diwawancarai dalam posisi berbaring diatas kasur dengan
ditemani istrinya disampingnya. Pasien mengenakan celana pendek berwarna
abu-abu, dan tidak mengenakan baju. Roman muka sesuai umur, penampilan
wajar, kontak visual dan verbal cukup. Raut muka yang terlihat pada pasien
menunjukkan seperti cemas. Pasien dapat menjawab namanya, usianya, dan
menyebutkan istrinya dengan benar.
1
Pasien datang ke RS dengan keluhan utama leher terasa seperti tertarik. Pasien
mengaku awalnya dia datang ke UGD sebab keluhan tersebut mendadak dan
membuatnya sulit bernafas. Dia meminta bantuan saudaranya untuk segera
diantar ke UGD menggunakan mobil untuk mendapat penanganan segera.
Pasien juga menjelaskan ini adalah kunjungan ketiganya dalam sebulan
belakangan dan sempat dirawat ketiga-tiganya. Awal kunjungannya pasien
mengeluh sesak nafas, dan badan terasa kesemutan. Setelah dirawat beberapa
hari, pasien diijinkan pulang karena kata dokter pasien tidak ditemukan kelainan
dan kondisi sudah membaik. Kunjungan kedua pasien datang dengan keluhan
merasa tertekan pada bahu, lalu keluhan tersebut menyebar kedada hingga ke
tulang belakang, dan setelah dirawat, pasien minta pulang paksa dan memilih
periksa ke dokter pribadi. Pada kunjungan ketiganya, pasien sempat marah-
marah di UGD karena merasa tidak dilayani, padahal pasien sudah merasa
hidupnya terancam. Pasien mengatakan peluang untuk hidupnya terasa sudah
tipis, 50:50, serasa kematian sudah didepan mata. Namun pasien menjelaskan
dalam pikirannya pasien tidak mau menyerah. Dia masih ingin hidup dan sangat
berusaha untuk sembuh. Namun ketika sampai di UGD, dokter-dokternya tidak
segera menaganinya dan itu membuatnya kesal dan marah.
Selain mengeluh leher seperti tertarik, pasien juga mengeluh badan seperti mati
rasa diseluruh tubuh, sesak di bagian lambung, dan sesak pada dada. Ketika
dikonfirmasi mengenai penyakit maag, pasien menjelaskan tidak tahu, dan
menjelaskan pola makannya terkadang tidak teratur. Terkadang tiga kali sehari,
terkadang bisa dua kali, makan pagi kemudian makan malam. Keluhan-keluhan
tersebut, kecuali leher yang seperti tertarik, sudah dirasakan sejak sebulan lalu.
Untuk keluhan leher tertarik tersebut, pasien menjelaskan keluhan itu dirasakan
terus menerus dan mengatakan ketika diperiksa dokter neurologi, pasien dicubit
lehernya dan mengatakan terasa, namun kulitnya tidak merasakan apa-apa.
Pasien mengatakan mungkin sakitnya didalam.
Selama wawancara pasien terlihat sangat khawatir akan kondisi penyakitnya.
Pasien banyak mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan rumah sakit
dan para dokter yang merawat dia karena dia tidak merasa dilayani dengan
2
maksimal dan tidak dijelaskan bagaimana mengenai penyakitnya. Padahal
menurut dia itu sudah menyangkut nyawanya. Pasein juga mengeluh uang yang
dikeluarkan sudah cukup banyak, namun sampai saat ini kondisinya tidak
kunjung membaik, belum mendapat kejelasan apa-apa, dan tindakan yang
diberikan tidak maksimal. Pasien sering memikirkan akan penyakitnya, dan
ingin segera sembuh, pulang, dan beraktivitas serta bekerja seperti biasa lagi.
Hal ini menyebabkan dia pada awalnya sering sulit untuk tidur karena terpikir
akan penyakitnya.
Pasien menjelaskan nafsu makan baik, tidak ada gangguan makan, sebelumnya
ada gangguan tidur namun saat ini sudah membaik, tidak ada mendengar suara-
suara ataupun melihat bayangan-bayangan yang aneh. Pasien mengaku
aktivitasnya normal sebelum ke RS, hanya setelah masuk RS ini, dia harus cuti
bekerja. Pasien menjelaskan sebelum ke rumah sakit, pasien tidak pernah
mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien menyangkal adanya anggota
keluarga yang punya gejala yang sama. Pasien mengaku tidak sedang menderita
penyakit tertentu, sebelumnya belum pernah di rawat di RS, tidak ada riwayat
oprasi, minum alcohol, atau obat-obatan terlarang. Pasien hanya biasa merokok
dan minum kopi.
Ketika ditanyakan apa yang akhir-akhir ini menjadi beban pikiran, pasien
mengatakan tidak ada yang begitu membebani pikirannya. Tidak ada masalah
dalam pekerjaannya, dengan saudaranya, maupun keluarganya. Namun pasien
mengaku sampai saat ini dia dan istrinya belum memiliki anak. Ini yang selama
ini menjadi masalah sejak lama dalam keluarganya. Dia dan istrinya sudah
sempat kontrol ke dokter spesialis kandungan, dan dikatakan istri pasien ada
mengalami gangguan tertentu yang menyebabkan dia sulit untuk hamil.
Berbagai jalan keluar sudah ditawarkan sang dokter, seperti oprasi bedah
maupun teknik bayi tabung, namun semua tidak ada yang diterima oleh pasien
karena sang dokter tidak brani menjamin 100% tindakan-tindakan tersebut
berhasil memberinya anak. Pasien juga mengaku sudah berusaha mencari anak
adopsi, namun belum menemukannya sampai saat ini.
3
B. Heteroanamesis (Istri Pasien)
Istri Pasien menjelaskan bahwa suaminya telah mengalami keluhan-keluhan
tersebut selama satu bulan lalu. Sudah tiga kali dirawat, dan yang terakhir
mengeluh leher tertarik dan sesak nafas. Pasein mendesak untuk dibawa ke UGD,
dan akhirnya bersama saudaranya, pasien diantar menggunakan mobil carry
sewaan. Dirumah sakit, dia mengatakan suaminya marah-marah kepada petugas
UGD karena merasa tidak dilayani, dan dia pun tidak luput dari kemarahan sang
suami karena berusaha menenangkannya. Istri pasien mengaku bingung mengapa
pasien sering sakit-sakitan dan mengeluh banyak hal, namun keadaan pasien
tidak kunjung membaik, padahal pasien sudah dirwat beberapa kali dan
mengeluarkan uang yang lumayan banyak.
Istri pasien menjelaskan bahwa sebelum-sebelumnya tidak ada sikap yang aneh
ditunjukkan pasien. Hanya belakangan pasien lebih mudah marah-marah. Tidak
ada masalah yang berat akhir-akhir ni, hanya dari dulu masalah yang menjadi
beban keluarganya yaitu karena belum adanya anak yang mereka peroleh. Istri
pasien mengatakan mungkin suaminya terus berpikir tentang masalah ini, dan dia
mengaku merasa bersalah dan pernah mencoba menyuruh pasien untuk menikah
lagi, namun suaminya tidak mau karena kasihan dengan dia. Berbagai upaya telah
mereka lakukan, seperti mengunjungi dokter spesialis kandungan sampai mencari
anak adopsi, namun semuanya sampai saat ini masih nihil. Istri pasien mengaku
sedih, karena pasien sering mengeluh menginginkan anak laki-laki untuk menjadi
penerus keluarganya, namun dia tidak bisa memberikan apa-apa.
Dia juga menjelaskan bahwa suaminya adalah seorang yang pendiam, tak suka
banyak bicara, tidak suka banyak bercerita, namun memiliki cukup banyak teman.
Dia menjelaskan bahwa suaminya adalah seorang yang mudah cemas, dan
khawatir. Sering melamun, dan berpikir banyak hal. Kesehariannya pasien bekerja
sebagai pengrajin ukiran, berangkat pagi dan baru pulang jam 5 sore. Setelah
pulang, pasien lalu lebih sering menonton telivisi lalu beristirahat.
Istri pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak memiliki penyakit-penyakit
tertentu, seperti DM atau hipertensi. Belum pernah mengalami keluhan yang sama
4
sebelumnya. Suaminya tidak mengkonsumsi alcohol ataupun obat-obatan
terlarang, hanya kopi dan rokok saja yang selama ini dikonsumsi olehnya.
C. Riwayat Penyakit Sebelumya
Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, Diabetes Mellitus, dan penyakit
jantung disangkal pasien. Tidak ada riwayat penyakit tertentu semenjak lahir.
Tidak ada riwayat di rawat di RS sebelumnya, dan tidak ada riwayat oprasi.
D. Riwayat Penyakit di Keluarga
Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien di dalam
keluarga tidak ada. Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
juga tidak ada. Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, kencing manis, dan
jantung dalam keluarga disangkal.
E. Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya telah berkunjung ke UGD RSUD Sajiwani sebanyak 2x dan
disarankan untuk rawat inap. Pasien juga mengaku telah mengunjungi dokter
pribadi 1x. pengobatan yang didapat dan disarankan dikonsumsi dengan rutin dan
sesuai petunjuk dokter. Pasien mengaku banyak mendapat obat, dan semuanya
dikonsumsi dengan baik.
F. Lingkungan Keluarga
Pasien sudah menikah sejak lama namun hingga kini belum memiliki anak. Saat
ini pasien tinggal bersama istrinya dalam satu rumah. Keluarga pasien termasuk
keluarga ekonomi yang kurang mampu. Ayah dan ibu pasien telah meninggal,
namun ibu tirinya masih hidup dan tinggal didekat rumahnya. Pasien merupakan
anak terakhir dari 5 bersaudara. 2 kakaknya telah meninggal. Hubungan pasien
dengan keluarga saat ini cukup baik. Beberapa diantara mereka tinggal
berdekatan.
5
G. Lingkungan Sosial
Pasien dalam kesehariannya biasa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
dengan baik. Pasien memiliki banyak teman, dan dikenala cukup ramah diantara
orang-orang disekitarnya, maupun ditempat kerjanya. Pasien jarang memiliki
konflik dengan teman-teman ataupun orang-orang disekitarnya.
H. Lingkungan Rumah
Pasien bersama istrinya tinggal bersama di Banjar Tangkas, Dusun Tangkas,
Tampak Siring. Saya meminta ijin kepada pasien dan istrinya untuk melihat
kondisi rumah pasien besok. Saya kemudian menerangkan maksud dan tujuan
kunjungan rumah tersebut, dan kemudian mereka mengijinkan untuk
mengunjungi rumahnya.
Keesokan harinya, saya pergi kerumah pasien bersama istrinya. Kami berangkat
pukul 11.30 WITA dan jam 12.00 WITA kami sampai dirumahnya. Keaadaan
lingkungan rumah pasien terlihat begitu asri dan bersih. Dalam lingkungan
rumahnya, terdapat 5 rumah yang ada disana termasuk rumah pasien. 4
diantaranya adalah rumah saudara-saudara dan ibu tirinya. Mereka tinggal
berdekatan.
Rumah pasien terdiri dari 3 ruangan, yaitu ruangan kamar tidur pasien dan
istrinya, serta 2 ruangan yang belum memiliki fungsi. Istrinya menjelaskan
dulunya ruangan tersebut dipakai untuk ditinggali oleh ibunya pasien. namun
semenjak meninggal, ruangan tersebut kini kosong dan tidak terpakai. Secara
umum, rumahnya terlihat sempit, dan dinding rumahnya tidak dicat. Ventilasi
baik, dan menggunakan penerangan lampu PLN. Ventilasi baik, dan halaman
cukup luas. Terdapat beberapa tanaman yang tumbuh pada halaman rumah. Tidak
ada ruang keluarga, tidak ada ruang makan, tidak ada ruang tamu. Hanya ada teras
rumah depan. Dapur pasien memiliki ruang terrpisah dari rumah, dan keluarga
pasien tidak memiliki kamar mandi/WC. Istrinya menjelaskan untuk mandi dan ke
WC, mereka biasanya pergi ke sungai yang berada tidak jauh dari rumahnya.
6
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Interna
Status Present:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36oC
Status General :
Kepala : normocephali
Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : Nyeri menelan (+)
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorak : Cor : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, dekubitus (-)
Ekstremitas : edema (-), hangat (+) pada keempat ekstremitas
B. Status Neurologi
- GCS E4V5M6
- Meningeal sign (kaku kuduk) : (-) negatif
- Gejala Ekstra Piramidal : (-) negatif
- Tenaga : 555 555
555 555
- Tonus : N N
N N
- Tropik : N N
N N
- Reflek fisiologis : + +
+ +
- Reflek patologis : - -
- -
- Gerakan Involunter : (-) negatif
7
C. Status Psikiatri
- Kesan Umum : Penampilan pasien wajar, roman muka
sesuai, umur, raut muka tampak cemas,
kontak verbal dan visual dengan pemeriksa
cukup.
- Kesadaran : Jernih
- Mood/Afek : Cemas/ appropriate
- Proses Pikir
o Bentuk Pikir : Nonlogis nonrealis
o Arus Pikir : Koheren
o Isi Pikir : Waham (-)
- Pencerapan
o Halusinasi (-)
o Ilusi (-)
- Sensorium dan Kognisi
o Orientasi : baik terhadap waktu, tempat, orang
o Daya ingat : baik
o Konsentrasi/ perhatian : baik
o Berpikir abstrak : baik
o Intelegensi : sesuai tingkat pendidikan
- Dorongan Instingtual
o Insomnia (+)
o Riwayat hipobulia (-)
o Raptus (-)
- Psikomotor : Tenang saat pemeriksaan
- Tilikan : 6
IV. RINGKASAN
Pria berinisial IKR berusia 46 tahun, seorang pengrajin ukir, suku bali, agama
Hindu, datang ke UGD pada tanggal 24 April 2014 dengan keluhan utama leher
seperti tertarik yang dirasakan yang baru saja dirasaknnya. Ini adalah kunjungan
8
ke tiga dalam satu bulan belakangan, dimana sebelumnya pasien mengeluh
sesak pada dada, kesemutan/mati rasa seluruh tubuh, nyeri pada bahu da tulang
belakang yang dirasakan sejak 1 bulan lalu. Pasien mengaku merasa hampir
mati mengatakan harapan hidup 50:50, namun pasien mengatakan dia masih
ingin hidup dan berusaha keras untuk sembuh. Pasien sempat marah-marah di
UGD karena merasa tidak dilayani, padahal pasien merasa nyawanya telah
terancam. Pasien sangat khawatir akan kondisi penyakitnya. Pasien banyak
mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan rumah sakit dan para
dokter yang merawat dia karena dia tidak merasa dilayani dengan maksimal.
Pasien sering memikirkan akan penyakitnya, dan ini menyebabkan sering sulit
untuk tidur.
Nafsu makan baik, tidak mendengar suara-suara ataupun melihat bayangan-
bayangan aneh, belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya, tidak
ada keluarga yang mengalamai keluhan yang sama, menyangkal sedang
mengidap penyakit tertentu, tidak ada riwayat minum alcohol, di rawat di RS,
ataupun oprasi sebelumnya. Pasien terbiasa mengkonsumsi rokok dan kopi.
Pasien mengaku akhir-akhir ini tidak ada beban pikiran, hanya penyakitnya saja,
namun sudah sejak lama pasien dan istrinya belum meiliki anak. Pasien adalah
seorang yang tidak suka banyak bicara, cenderung tertutup, memiliki banyak
teman, dan tidak pernah ada masalah dengan orang-orang dilingkungannya.
Keseharian bekerja sebagai pengrajin ukir. Pasien tinggal bersama istrinya di
rumah sendiri, dan berdekatan dengan rumah keluarganya.
Status interna dan neurologi dalam batas normal. Untuk status psikiatri
didapatkan kesan umum dengan penampilan wajar, roman muka sesuai umur,
raut muka tampak cemas, dan kontak verbal maupun visual cukup. Selama
wawancara berlangsung pasien bersikap kooperatif. Kesadaran jernih.
Sensorium dan kognitif cukup baik, konsentrasi dan perhatian baik. Mood/afek
didapatkan cemas/ appropriate. Proses pikir terdiri dari bentuk pikir dari pasien
nonlogis nonrealis, arus pikir koheren, isi pikir tidak ditemukan adanya waham.
Persepsi didapatkan halusinasi dan ilusi tidak ada. Insomnia ada namun kini
9
telah membaik, riwayat hipobulia tidak ada, riwayat raptus tidak ada, dan
psikomotor tenang saat pemeriksaan.
V. DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan Somatoform Tak Terinci (F 45.1)
2. Ganguan Hipokondrik (F.45.2)
3. Gangguan Cemas Menyeluruh (F 41.1)
VI. DIAGNOSIS KERJA
Gangguan Somatoform Tak Terinci (F 45.1)
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Somatoform Tak Terinci (F 45.1)
Aksis II : Ciri kepribadian tertutup
Aksis III : Penyakit susunan saraf, Penyakit system pernafasan
Aksis IV : Masalah primary support group
Aksis V : GAF 70-61
VIII. PENATALAKSANAAN
Amitriptyline 2 x 25mg
Terapi supportif bila diperlukan
KIE supportif pada pasien dan keluarga
IX. PROGNOSIS
Diagnosis : Follow Up Gangguan Somatoform
tak terinci
: baik
Onset : Usia Dewasa : baik
Riwayat keluarga : tidak ada : baik
Dukungan keluarga : ada : baik
Perjalanan penyakit : kronis : buruk
Ciri kepribadian : tertutup : buruk
Stressor : ada : buruk
10
Sosial ekonomi : kurang : buruk
Status perkawinan : sudah menikah : baik
Penyakit organic : tidak ada : baik
Tilikan : 6 : baik
Respon terhadap terapi : baik : baik
Kepatuhan : baik : baik
Dari beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis pasien
adalah dubius ad bonam (mengarah ke arah baik).
11
Lampiran 1SILSILAH KELUARGA PASIEN
Keterangan :
1. Laki-laki = 3. Pasien =
2. Meninggal = 4. Perempuan =
12
Lampiran 2
DENAH TEMPAT TINGGAL PASIEN
13
Pintu Masuk
1 1
1
1
3 1
2
1
4
1
5
Halaman
Halaman
6
7
8
9
10
11
Keterangan :
1. Kamar pasien & Istrinya2. Ruanagan tidak terpakai3. Ruangan tidak terpakai4. Teras depan5. Dapur
6. Rumah Ipar7. Rumah saudara kandung istri8. Rumah sepupu9. Rumah ibu tiri pasien10. Pura11. Balai bengong
Lampiran 3
FOTO DOKUMENTASI
14
Gambar 1. Keadaan Rumah pasien (tampak depan)
Gambar 2. Keadaan Rumah pasien dan halamannya
Gambar 3. Keadaan kamar pasien
15
Gambar 4. Ruangan yang tidak terpakai pada rumah pasien
Gambar 5. Keadaan dapur