Responsi psiki dinar.docx
Transcript of Responsi psiki dinar.docx
RESPONSI
GANGGUAN WAHAM MENETAP
(F22.0)
Oleh:
Nur Alfi Dinari
105070100111116
Pembimbing:
dr. Happy Indah H., Sp.KJ
LABORATORIUM / SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
IDENTITAS
Nama : Nn. I
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Bali Winata 17f/5, Sawojajar, Malang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : Tamat S1 jurusan ilmu komputer
Status pernikahan : Belum Menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
No. RM : 10509xxx
Tanggal periksa : 30 September 2015
KELUHAN UTAMA
Takut dan sering marah terhadap deheman atau suara batuk ayah tiri
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Autoanamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada hari Rabu, 30 September 2015, pukul 16.00
di rumah pasien didampingi oleh ibu pasien (Ny.M).
T : Selamat siang mbak, perkenalkan saya dokter muda Dinar yang bertugas
di bagian psikiatri RSSA. Nama lengkap mbak siapa?
J : Nama saya I (Benar, pasien menjawab pelan sambil sedikit
mengernyitkan dahi, kontak mata (+), pasien duduk di kursi
T : Umurnya berapa mbak?
J : 25 tahun, saya lahir 12 Juni 1990 (Benar)
T : Mbak tinggal dimana mbak?
J : Di Sawojajar (Benar)
T : Pekerjaan?
J : Sekarang saya tidak bekerja, dulu pernah di beberapa tempat, di pabrik
kertas Mojokerto, di pabrik extra joss juga pernah.
T : Baik, saya sekarang ingin menanyakan beberapa pertanyaan tentang apa
yang mbak rasakan. Nanti mbak bisa ceritakan semua yang dirasakan
kepada saya. Nggak perlu takut, nggak perlu malu atau apa, saya akan
1
rahasiakan semuanya yang berhubungan sama keadaan mbak sekarang. Mbak
setuju? Boleh saya tanya-tanya?
J : Iya nggak apa-apa (Inform consent verbal disetujui)
T : Oke mbak, kalau gitu. Santai saja. Saya mulai ya. Mbak kenal siapa ini?
(Pemeriksa menunjuk ke ibu pasien yang ada di sampingnya)
J : Kenal, ibu saya (Benar)
T : Oiya mbak, kenapa kok dulu keluar dari tempat kerja?
J : Nggak cocok aja
T : Nggak cocok apanya mbak?
J : Dengan teman-temannya
T : Kenapa dengan teman-temannya mbak?
J : Nyebelin aja
T : Pernah bertengkar dengan temannya?
J : Nggak
T : Pendidikan terakhir apa?
J : Lulusan ilmu komputer, di Wearnes (Benar)
T : Dulu selama SD sampai sekarang pernah ada masalah dengan teman
atau guru atau siapapun?
J : Nggak pernah
T : Mbaknya sudah menikah?
J : Belum menikah (Benar)
T : Di rumah ini tinggal sama siapa aja mbak?
J : Ayah, Ibu dan Adek (Benar)
T : Adeknya usia berapa?
J : 12 tahun (Benar)
T : Biasanya di rumah kegiatanya apa mbak yang sering dilakukan sehari-
hari?
J : Bersih-bersih rumah, memasak, nonton tivi
T : Hobinya apa mbak?
J : Baca novel dan majalah
T : Punya saudara tiri mbaknya?
J : Punya, anaknya bapak tiri saya, namanya Anik dan Agung (Benar)
T : Dekat nggak dengan mereka?
J : Nggak
T : Mbak punya teman dekat?
2
J : Punya, namanya Aulia, teman dari SMP sampai sekarang. Kerja di
poliklinik sebagai perawat.
T : Sering keluar dan curhat sama Aulia?
J : Sering, dia orangnya baik
T : Menurut mbak bagaimana kepribadian mbak dihadapan teman-teman?
J : Menurut mereka, saya periang dan humoris
T : Kalau hubungan mbak dengan orang lain? Tetangga?
J : Baik, nggak ada yang nyebelin. Saya kenal kok ama tetangga sekitar.
T : Keluhannya apa mbak kok datang ke RSSA? Apa yang mbak rasakan
saat ini?
J : Mungkin karena saya takut sama dehem-dehemnya bapak tiri saya
T : Sejak kapan mbak takutnya?
J : Sejak 2011, saya nggak suka ama bapak
T : Mbak kenapa kok nggak suka ama bapak?
J : Saya nggak tau kenapa gak suka. Gak suka aja.
T : Sejak kapan mbak tinggal dengan bapak tiri mbak?
J : Sejak 2011
T : Maaf mbak, kalau boleh tau bapak kandungnya mbak kemana?
J : Meninggal tahun 2008
T : Menurut mbak, sosok bapak yang dulu bagaimana?
J : Bapak yang dulu baik, humoris, dan tekun dalam bekerja. Dulu bapak
saya bekerja sebagai kontraktor.
T : Kalau bapak tiri mbak yang sekarang, sosoknya bagaimana di mata
mbak?
J : Biasa aja. Tapi saya takut.
T : Takut kenapa mbak kalau boleh tahu?
J : Ya kalau bapak itu dehem dan batuk, saya takut
T : Memang apa yang mbak rasakan ketika bapak dehem?
J : Ya kayak merasa seperti dimarahin
T : mbak kalau takut sampai seperti apa?membanting barang atau teriak-
teriak atau bagaimana?
J : dulu sih kalau bapak berdehem saya takut sekali sampai mengunci diri di
dalam kamar, tapi sekarang sudah tidak terlalu takut meskipun masih ada rasa
takut sedikit tapi sudah tidak seperti dulu lagi. Bahkan dulu sampai mengumpat
kata-kata kotor.
3
T : Sehari-hari biasa ngobrol ama bapak tiri mbak?
J : Ngobrol tapi jarang. Ya ngobrol kalau Bapak ngasih makanan aja.
T : Pernah bertengkar ama bapak yang sekarang?
J : Pernah. Dulu cas-casan hape saya pernah kebawa bapak, terus saya
marah. Tapi bapak gak balik marah ke saya, bapak diam saja.
T : Kalau di rumah biasanya sering cerita dan curhat ke siapa?
J : Ke Ibu
T : Mbak kalau tidur, tidurnya nyenyak apa nggak?
J : Nggak, suka insomnia.
T : Kenapa mbak? Kepikiran sesuatu?
J : Gak bisa tidur karena kepikiran dehem dan batuknya bapak.
T : Mbak pertama dibawa ke RS kapan?
J : Tanggal 17 Oktober 2014 kalau gak salah (Benar)
T : Tau nggak alasan kenapa mbak dibawah ke RSSA?
J : Ya karena takut dan marah marah kalau dengar sama dehem-dehemnya
bapak
T : Siapa yang membawa ke rumah sakit?
J : Ibu saya
T : Menginap di rumah sakit apa nggak waktu itu?
J : Iya rawat inap selama 2 minggu (Benar)
T : Diberi obat apa saja? Ingat?
J : Ingat! Trifluoperazin, THD, risperidon
T : Setalah 2 minggu itu, mbak kontrol rutin?
J : Iya sebulan sekali
T : Obatnya diminum rutin?
J : Iya minum rutin
T : Setalah itu pernah masuk rumah sakit lagi?
J : Nggak pernah, merasa membaik
T : menurut mbak sakitnya mbak ini memang perlu diobati atau tidak ?
J : perlu mbak, saya merasa sekarang lebih membaik daripada dulu, jarang
marah-marah dan takutnya tinggal sedikit
T : Mbak pernah mendengar suara sesuatu yang orang lain nggak dengar
tapi mbak rasa ada atau dengar? Atau lihat sesuatu?
J : Nggak ada
4
T : oiya mbak pernah kecelakaan atau jatuh, atau trauma pada kepala ?
J : ndak pernah
T : Mbak saya tes hitung-hitungan ama soal ya
J : Ya
T : 90-4?
J : 86 (Benar)
T : kurang 4 lagi?
J : 82, kurang 4 lagi 78, lagi 72 (Benar)
T : Hari ini hari apa?
J : Hari Rabu (Benar)
T : Presiden sekarang siapa?
J : Jokowi (Benar)
T : Apa yang dilakuin kalau hujan? Kalau nemu dompet di jalan?
J : Pakai mantel, ya kembaliin ke orangnya liat KTPnya, kasih polisi.
T : Setelah sembuh ini mbak mau ngapain?
J : Nggak tau dok, mungkin cari pekerjaan lagi, biar nggak jenuh
T : Oh ya sudah mbak, setelah ini saya boleh tanya-tanya ke Ibunya
sebentar?
J : iya Boleh silakan
Heteroanamnesis
(Heteroanamnesis dilakukan pada hari Rabu, 30 September 2015 pukul 16.00 di
rumah pasien dengan Ibu pasien yang tinggal serumah dengan pasien dan
mengerti perjalanan penyakit pasien)
Pasien mengalami keluhan sering merasa takut dan suka marah jika
mendengar atau terbayang dehaman dan batuk ayah tirinya. Semua yang
dikatakan pasien benar kecuali bagian kepribadiannya, pasiennya bilang bahwa
dirinya periang dan humoris sedangkan ibunya mengatakan bahwa pasien sejak
kecil pendiam sehingga tidak terlalu mempunyai banyak teman. Pasien
mempunyai watak yang pemarah dan sering bertengkar sama temen-temannya
saat sekolah dan kuliah sampai membuat orangtuanya sering dipanggil oleh
pihak sekolah. Pasien permah kerja di Mojokerto di pabrik kertas tahun 2013
selama 6 bulan lalu keluar karena bertengkar dengan temannya di tempat kerja.
Pasien lalu bekerja lagi di pabrik extrajoss di malang selama 5 bulan dan keluar
karena bertengkar dengan temannya juga. Pasien suka marah-marah kalau
5
kesinggung walau karena masalah kecil saja dan semakin menjadi pemarah
sejak ibunya menikah lagi dengan ayah tirinya ini padahal ibunya dahulu sudah
meminta izin untuk menikah kepada pasien pada tahun 2011 dan pasien sudah
menyetujui. Pasien menjadi lebih pemarah dan kalau ayah tirinya berdeham atau
batuk, pasien merasa ketakutan, marah, bahkan sampe mengumpat.
Ibu pasien sempat membawa pasien ke RSSA karena pasien sering takut
dan marah-marah setahun yang lalu dan MRS selama 2 minggu serta diberi
obat. Ibu pasien mengaku diberi obat berwarna jingga, putih, biru, namun lupa
nama dan berapa kali minum sehari. Pasien tinggal bersama ayah tiri, ibu pasien,
dan adik. Pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit bantuan orang
tua dan adiknya.
I. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Organik : -
Non Organik
Pasien mempunyai watak yang pemarah dan sering bertengkar sama
temen-temannya saat sekolah dan kuliah sampai membuat orangtuanya
sering dipanggil oleh pihak sekolah. Pasien permah kerja di Mojokerto di
pabrik kertas tahun 2013 selama 6 bulan lalu keluar karena bertengkar
dengan temannya di tempat kerja. Pasien lalu bekerja lagi di pabrik
extrajoss di malang selama 5 bulan dan keluar karena bertengkar dengan
temannya juga. Pasien suka marah-marah kalau kesinggung walau
karena masalah kecil saja dan semakin menjadi pemarah sejak ibunya
menikah lagi dengan ayah tirinya ini padahal ibunya dahulu sudah
meminta izin untuk menikah kepada pasien dan pasien sudah menyetujui.
Pasien menjadi lebih pemarah dan kalau ayah tirinya berdeham atau
batuk, pasien merasa ketakutan, marah, bahkan sampe mengumpat. Ibu
pasien sempat membawa pasien ke RSSA karena pasien sering takut
dan marah-marah setahun yang lalu dan MRS selama 2 minggu serta
diberi obat. Ibu pasien mengaku diberi obat berwarna orange, kuning,
biru, namun lupa nama dan berapa kali minum sehari. Pasien berkurang
gejalanya namun masih belum bisa bersosialisasi dengan baik dan masih
6
ketakutan dengan deheman bapak tirinya meskioun sudah banyak
berkurang dan membaik
II. RIWAYAT PREMORBID
1. Riwayat Pribadi
Riwayat Kelahiran:
Pasien lahir di bidan, cukup bulan, lahir langsung menangis.
Riwayat Tumbuh Kembang:
Tumbuh kembang pasien didapatkan normal, sama dengan teman
seusianya.
Riwayat Pendidikan:
Pasien tamat SMK, tidak pernah tinggal kelas. Hubungan dengan
teman sebaya kurang baik, pasien sering bertengkar dan berselisih
dengan teman sebayanya dikarenakan sifat mudah tersinggung dan
pemarahnya.
Penggunaan Waktu Luang:
Pasien biasanya membaca majalah dan menonton televisi.
Riwayat Keagamaan:
Pasien beragama Islam dan rutin melaksanakan sholat 5 waktu.
2. Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah kandung
pasien sudah meninggal dan ibu pasien masih hidup. Pasien tinggal dengan
ayah tiri, ibu, dan adik. Pasien tidak bekerja. Pasien sering marah-marah dan
takut jika mendengar atau membayangkan dehaman dan batuk ayah tirinya.
Pasien kurang dapat bersosialisasi dengan rekan bekerja karena sering
berselisih. Dalam hal ekonomi pasien tergolong keluarga berkecukupan.
3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No
.
Keluarga Nama Usia Pekerjaan
1. Pasien Nn. I 25 tahun Tidak bekerja
2. Ayah Tiri Pasien Tn. K 60 tahun Fotografer
3. Ibu Pasien Ny. M 49 tahun Penjual jus buah
4. Adik Pasien An. R 12 tahun Pelajar
7
4. Kepribadian Premorbid
Sejak kecil pasien memiliki kepribadian pendiam dan pemarah.
Pasien dikatakan susah bersosialisasi dengan baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga sekitar.
5. Riwayat Keturunan
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa maupun
keluhan yang sama dengan pasien.
6. Faktor Pencetus
Pasien kemungkinan merasa tidak begitu suka ibunya menikah
dengan ayah tirinya saat ini. Pasien juga merasa ayah tirinya sekarang tidak
seramah dan sebaik mendiang ayah kandungnya.
Timeline Perjalanan Penyakit
PRE MORBID MORBID
A B C D E F
A: Pasien dilahirkan pada tahun 1990
B: Ayah pasien meninggal dunia pada tahun 2008
C: Ibu pasien menikah lagi dengan Ayah tiri pasien saat ini pada tahun 2011
D: Pasien mulai tinggal serumah dengan Ayah tiri pasien. Pasien semakin
pemarah dan sering takut terhadap dehaman dan batuk Ayah tirinya.
E: Pasien dibawa ke RSSA dan rawat inap di ruang 23 Psikiatri selama 2
minggu
F: Pasien masih merasa takut dan pemarah jika mendengar atau
membayangkan dehaman dan batuk Ayah tirinya
8
III. HOME VISIT
Kunjungan rumah (Rabu, 30 September 2015)
Tujuan:
- Mengetahui hubungan pasien dengan anggota keluarga
- Mengetahui keadaan psikososial dan lingkungan pasien
- Mengetahui kemungkinan stresor psikososial yang menjadi pencetus
timbulnya gejala
Sasaran:
- Rumah pasien
- Lingkungan di sekitar rumah pasien
Denah Rumah
Lokasi Rumah
- Rumah pasien beralamat di Jln. Bali Winata 17f/5, Sawojajar, Malang, di
perkampungan yang cukup ramai, dengan akses jalan yang tidak begitu
besar.
Ruang kekuarga
Ruang Tamu
Halaman Belakang
Teras Depan
Kamar Ibu dan Ayah Pasien
Kamar pasien
Dapur Kamar adik pasien
9
- Tampak permukiman warga yang cukup padat dengan jalan yang cukup
dilalui oleh dua mobil pada lingkungan di sekitar rumah pasien.
Kondisi Rumah
• Rumah berukuran sekitar 8 x 16 m
• Berlantai keramik dan berdinding tembok, beratap genteng, 1 lantai
• Dinding rumah berupa tembok bercat warna putih, terdapat pagar
• Terdapat satu kamar mandi untuk satu ruang keluarga
• Memiliki fasilitas PLN, TV, 2 sepeda motor, kompor minyak tanah, kulkas
Foto
10
11
12
VII.
PEMERIKSAAN FISIK
Status I ntern a (30 September 2015)
Keadaan umum : Baik
Gizi : Kesan cukup
Higiene : Cukup
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 50 kg
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Nadi : 86x/ menit
Pernapasan : 20x/ menit
Suhu aksiler : 36,1o C
Kepala : Anemia -/-, ikterus -/-, sianosis -/-, edema-/-
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB leher (-)
Thorax : Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V
MCL Sinistra
Perkusi : LHM: ICS V MCL sinistra
RHM: SL dextra
Auskultasi: S1 S2 tunggal, murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Chest expansion D=S
Perkusi : Sonor di semua lapangan paru kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler di semua lapangan paru
13
Rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen : Inspeksi : Flat
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Distribusi timpani normal
Hepar dan lien tidak membesar
Palpasi : Soefll, meteorismus (-)
Extremitas : Akral hangat, edema -/-
Status N eurologis (30 September 2015)
GCS: 456
Meningeal signs:
Brudzinski I/ II (-)
Kaku kuduk (-)
Kernig (-)
Refleks cahaya +/+
Refleks pupil +/+, pupil bulat isokor 3 mm/ 3 mm
N. cranialis: Dalam batas normal, parese (-)
Motorik: Tonus N N Power +5 +5
N N +5 +5
Sensorik: N N
N N
Refleks fisiologis: BPR +2 | +2 KPR +2 | +2
TPR +2 | +2 APR +2 | +2
Refleks patologis: H - I - B - I -
T - I - C - I -
O - I - G - I -
S - I -
ANS: Dalam batas normal
Status P sikiatri (30 September 2015)
Kesan umum : Seorang wanita, 25 tahun, wajah tampak sesuai usia, gizi
cukup, berat dan tinggi badan kesan normal, tidak ada cacat fisik, cara
berpakaian rapi, bersih, tampak tenang, kontak mata (+)
Kontak : Verbal (+) relevan
14
Proses berpikir
- Isi : waham
- Arus : koheren
- Bentuk : non realistik
Kesadaran
- Kuantitas : GCS 456
- Kualitas : Berubah
Orientasi
- Tempat : Normal
- Waktu : Normal
- Orang : Normal
Daya ingat
Daya ingat segera : Baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Daya ingat jangka sedang : Baik
Daya ingat jangka panjang : Baik
Persepsi : Halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-)
Afek/ Emosi/Mood: Afek normal, mood euthym, kesesuaian : appropriate
Intelegensi : kesan normal (IQ tidak dievaluasi)
Psikomotor : normal
Kemauan
ADL : normal
Cita : normal
Hobi : normal
Relasi : menurun
Pekerjaan : menurun
Diagnosis multiaksial:
Aksis I : Gangguan Waham Menetap (F22.0)
Aksis II : ciri kepribadian paranoid
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan (keluarga dan tempat kerja)
Aksis V : GAF Scale 80-71
15
VIII. RESUME
Nn. I/ 25 tahun/ Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan pada tanggal 30
September 2015
Keluhan Utama: Takut dan sering marah terhadap dehaman atau suara
batuk ayah tiri
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Organik: -
Non organik:
Pasien mempunyai watak yang pemarah dan sering bertengkar sama
temen-temannya saat sekolah dan kuliah sampai membuat orangtuanya
sering dipanggil oleh pihak sekolah. Pasien permah kerja di Mojokerto di
pabrik kertas tahun 2013 selama 6 bulan lalu keluar karena bertengkar
dengan temannya di tempat kerja. Pasien lalu bekerja lagi di pabrik
extrajoss di malang selama 5 bulan dan keluar karena bertengkar dengan
temannya juga. Pasien suka marah-marah kalau kesinggung walau
karena masalah kecil saja dan semakin menjadi pemarah sejak ibunya
menikah lagi dengan ayah tirinya ini padahal ibunya dahulu sudah
meminta izin untuk menikah kepada pasien dan pasien sudah menyetujui.
Pasien menjadi lebih pemarah dan kalau ayah tirinya berdeham atau
batuk, pasien merasa ketakutan, marah, bahkan sampe mengumpat. Ibu
pasien sempat membawa pasien ke RSSA karena pasien sering takut
dan marah-marah setahun yang lalu dan MRS selama 2 minggu serta
diberi obat. Ibu pasien mengaku diberi obat berwarna orange, kuning,
biru, namun lupa nama dan berapa kali minum sehari. Pasien berkurang
gejalanya namun masih belum bisa bersosialisasi dengan baik dam
masih takut dengan deheman dan batuk bapak tirinya meskipun sudah
membaik
RIWAYAT PREMORBID
1. Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah kandung
pasien sudah meninggal dan ibu pasien masih hidup. Pasien tinggal
dengan ayah tiri, ibu, dan adik. Pasien tidak bekerja. Pasien sering
marah-marah dan takut jika mendengar atau membayangkan dehaman
dan batuk ayah tirinya. Pasien kurang dapat bersosialisasi dengan rekan
16
bekerja karena sering berselisih. Dalam hal ekonomi pasien tergolong
keluarag berkecukupan.
2. Kepribadian Premorbid
Sejak kecil pasien memiliki kepribadian pendiam dan pemarah. Pasien
dikatakan susah bersosialisasi dengan baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga sekitar.
3. Faktor Pencetus
Pasien kemungkinan merasa tidak begitu suka ibunya menikah dengan
ayah tirinya saat ini. Pasien juga merasa ayah tirinya sekarang tidak
seramah dan sebaik mendiang ayah kandungnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Status I ntern a : Dalam batas normal
Status N eurologis : Dalam batas normal
Status P sikiatri :
Kesan umum : Seorang wanita, 25 tahun, wajah tampak sesuai usia, gizi
cukup, berat dan tinggi badan kesan normal, tidak ada cacat fisik, cara
berpakaian rapi, bersih, tampak tenang, kontak mata (+)
Kontak : Verbal (+) relevan
Proses berpikir
- Isi : waham
- Arus : koheren
- Bentuk : non realistik
Kesadaran
- Kuantitas : GCS 456
- Kualitas : Berubah
Orientasi
- Tempat : Normal
- Waktu : Normal
- Orang : Normal
17
Daya ingat
Daya ingat segera : Baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Daya ingat jangka sedang : Baik
Daya ingat jangka panjang : Baik
Persepsi : Halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-)
Afek/Mood : Afek normal, mood euthym, kesesuaian : appropriate
Intelegensi : kesan normal (IQ tidak dievaluasi)
Psikomotor : normal
Kemauan
ADL : normal
Cita : normal
Hobi : normal
Relasi : menurun
Pekerjaan : menurun
Diagnosis multiaksial
Aksis I : Gangguan Waham Menetap (F22.0)
Aksis II : Ciri kepribadian paranoid
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan (keluarga dan tempat kerja)
Aksis V : GAF Scale 80-71
X. PENATALAKSANAAN
Pasien rawat jalan di polikilinik umum psikiatri RSSA
- Thrifluoperazin 2x5 mg
Psikoterapi dan rehabilitasi, berupa:
- Psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang
praktis dengan maksud mengembalikan pasien ke masyarakat.
- Terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy).
- Terapi kerja untuk mendorong pasien bergaul lagi dengan orang lain,
pasien lain, perawat, dan dokter.
- Pengaturan lingkungan agar pasien tidak mengalami stres terlalu banyak.
- Terapi keluarga, antara lain dengan membantu keluarga dan pasien untuk
memahami dan mempelajari penyakit pasien serta sebaiknya dianjurkan
18
untuk diadakan diskusi mengenai peristiwa pemicu yang mengarah ke
sana. Anggota keluarga yang memiliki masalah dengan pasien sebaiknya
diberi pemahaman mengenai kondisi pasien sehingga turut menjaga
kondisi lingkungan di sekitar pasien agar tetap kondusif dan tidak
memberikan stresor yang terlalu banyak.
KIE mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dengan aturan dan dosis
yang dianjurkan.
XI. PROGNOSIS
Diagnosis gangguan waham menetap: Buruk
Onset saat dewasa: Baik
Perjalanan penyakit yang belum kronis: buruk
Tidak ada faktor keturunan: Baik
Faktor pencetus diketahui: Baik
Ciri kepribadian premorbid yang tertutup: Buruk
Belum menikah: Buruk
Sosial ekonomi mampu: Baik
Dukungan keluarga yang baik: Baik
Patuh minum obat: Baik
Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam
19