Responsi psiki dinar.docx

27
RESPONSI GANGGUAN WAHAM MENETAP (F22.0) Oleh: Nur Alfi Dinari 105070100111116 Pembimbing: dr. Happy Indah H., Sp.KJ LABORATORIUM / SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

Transcript of Responsi psiki dinar.docx

Page 1: Responsi psiki dinar.docx

RESPONSI

GANGGUAN WAHAM MENETAP

(F22.0)

Oleh:

Nur Alfi Dinari

105070100111116

Pembimbing:

dr. Happy Indah H., Sp.KJ

LABORATORIUM / SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Responsi psiki dinar.docx

IDENTITAS

Nama : Nn. I

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Bali Winata 17f/5, Sawojajar, Malang

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : Tamat S1 jurusan ilmu komputer

Status pernikahan : Belum Menikah

Suku bangsa : Jawa

Agama : Islam

No. RM : 10509xxx

Tanggal periksa : 30 September 2015

KELUHAN UTAMA

Takut dan sering marah terhadap deheman atau suara batuk ayah tiri

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Autoanamnesis

Autoanamnesis dilakukan pada hari Rabu, 30 September 2015, pukul 16.00

di rumah pasien didampingi oleh ibu pasien (Ny.M).

T : Selamat siang mbak, perkenalkan saya dokter muda Dinar yang bertugas

di bagian psikiatri RSSA. Nama lengkap mbak siapa?

J : Nama saya I (Benar, pasien menjawab pelan sambil sedikit

mengernyitkan dahi, kontak mata (+), pasien duduk di kursi

T : Umurnya berapa mbak?

J : 25 tahun, saya lahir 12 Juni 1990 (Benar)

T : Mbak tinggal dimana mbak?

J : Di Sawojajar (Benar)

T : Pekerjaan?

J : Sekarang saya tidak bekerja, dulu pernah di beberapa tempat, di pabrik

kertas Mojokerto, di pabrik extra joss juga pernah.

T : Baik, saya sekarang ingin menanyakan beberapa pertanyaan tentang apa

yang mbak rasakan. Nanti mbak bisa ceritakan semua yang dirasakan

kepada saya. Nggak perlu takut, nggak perlu malu atau apa, saya akan

1

Page 3: Responsi psiki dinar.docx

rahasiakan semuanya yang berhubungan sama keadaan mbak sekarang. Mbak

setuju? Boleh saya tanya-tanya?

J : Iya nggak apa-apa (Inform consent verbal disetujui)

T : Oke mbak, kalau gitu. Santai saja. Saya mulai ya. Mbak kenal siapa ini?

(Pemeriksa menunjuk ke ibu pasien yang ada di sampingnya)

J : Kenal, ibu saya (Benar)

T : Oiya mbak, kenapa kok dulu keluar dari tempat kerja?

J : Nggak cocok aja

T : Nggak cocok apanya mbak?

J : Dengan teman-temannya

T : Kenapa dengan teman-temannya mbak?

J : Nyebelin aja

T : Pernah bertengkar dengan temannya?

J : Nggak

T : Pendidikan terakhir apa?

J : Lulusan ilmu komputer, di Wearnes (Benar)

T : Dulu selama SD sampai sekarang pernah ada masalah dengan teman

atau guru atau siapapun?

J : Nggak pernah

T : Mbaknya sudah menikah?

J : Belum menikah (Benar)

T : Di rumah ini tinggal sama siapa aja mbak?

J : Ayah, Ibu dan Adek (Benar)

T : Adeknya usia berapa?

J : 12 tahun (Benar)

T : Biasanya di rumah kegiatanya apa mbak yang sering dilakukan sehari-

hari?

J : Bersih-bersih rumah, memasak, nonton tivi

T : Hobinya apa mbak?

J : Baca novel dan majalah

T : Punya saudara tiri mbaknya?

J : Punya, anaknya bapak tiri saya, namanya Anik dan Agung (Benar)

T : Dekat nggak dengan mereka?

J : Nggak

T : Mbak punya teman dekat?

2

Page 4: Responsi psiki dinar.docx

J : Punya, namanya Aulia, teman dari SMP sampai sekarang. Kerja di

poliklinik sebagai perawat.

T : Sering keluar dan curhat sama Aulia?

J : Sering, dia orangnya baik

T : Menurut mbak bagaimana kepribadian mbak dihadapan teman-teman?

J : Menurut mereka, saya periang dan humoris

T : Kalau hubungan mbak dengan orang lain? Tetangga?

J : Baik, nggak ada yang nyebelin. Saya kenal kok ama tetangga sekitar.

T : Keluhannya apa mbak kok datang ke RSSA? Apa yang mbak rasakan

saat ini?

J : Mungkin karena saya takut sama dehem-dehemnya bapak tiri saya

T : Sejak kapan mbak takutnya?

J : Sejak 2011, saya nggak suka ama bapak

T : Mbak kenapa kok nggak suka ama bapak?

J : Saya nggak tau kenapa gak suka. Gak suka aja.

T : Sejak kapan mbak tinggal dengan bapak tiri mbak?

J : Sejak 2011

T : Maaf mbak, kalau boleh tau bapak kandungnya mbak kemana?

J : Meninggal tahun 2008

T : Menurut mbak, sosok bapak yang dulu bagaimana?

J : Bapak yang dulu baik, humoris, dan tekun dalam bekerja. Dulu bapak

saya bekerja sebagai kontraktor.

T : Kalau bapak tiri mbak yang sekarang, sosoknya bagaimana di mata

mbak?

J : Biasa aja. Tapi saya takut.

T : Takut kenapa mbak kalau boleh tahu?

J : Ya kalau bapak itu dehem dan batuk, saya takut

T : Memang apa yang mbak rasakan ketika bapak dehem?

J : Ya kayak merasa seperti dimarahin

T : mbak kalau takut sampai seperti apa?membanting barang atau teriak-

teriak atau bagaimana?

J : dulu sih kalau bapak berdehem saya takut sekali sampai mengunci diri di

dalam kamar, tapi sekarang sudah tidak terlalu takut meskipun masih ada rasa

takut sedikit tapi sudah tidak seperti dulu lagi. Bahkan dulu sampai mengumpat

kata-kata kotor.

3

Page 5: Responsi psiki dinar.docx

T : Sehari-hari biasa ngobrol ama bapak tiri mbak?

J : Ngobrol tapi jarang. Ya ngobrol kalau Bapak ngasih makanan aja.

T : Pernah bertengkar ama bapak yang sekarang?

J : Pernah. Dulu cas-casan hape saya pernah kebawa bapak, terus saya

marah. Tapi bapak gak balik marah ke saya, bapak diam saja.

T : Kalau di rumah biasanya sering cerita dan curhat ke siapa?

J : Ke Ibu

T : Mbak kalau tidur, tidurnya nyenyak apa nggak?

J : Nggak, suka insomnia.

T : Kenapa mbak? Kepikiran sesuatu?

J : Gak bisa tidur karena kepikiran dehem dan batuknya bapak.

T : Mbak pertama dibawa ke RS kapan?

J : Tanggal 17 Oktober 2014 kalau gak salah (Benar)

T : Tau nggak alasan kenapa mbak dibawah ke RSSA?

J : Ya karena takut dan marah marah kalau dengar sama dehem-dehemnya

bapak

T : Siapa yang membawa ke rumah sakit?

J : Ibu saya

T : Menginap di rumah sakit apa nggak waktu itu?

J : Iya rawat inap selama 2 minggu (Benar)

T : Diberi obat apa saja? Ingat?

J : Ingat! Trifluoperazin, THD, risperidon

T : Setalah 2 minggu itu, mbak kontrol rutin?

J : Iya sebulan sekali

T : Obatnya diminum rutin?

J : Iya minum rutin

T : Setalah itu pernah masuk rumah sakit lagi?

J : Nggak pernah, merasa membaik

T : menurut mbak sakitnya mbak ini memang perlu diobati atau tidak ?

J : perlu mbak, saya merasa sekarang lebih membaik daripada dulu, jarang

marah-marah dan takutnya tinggal sedikit

T : Mbak pernah mendengar suara sesuatu yang orang lain nggak dengar

tapi mbak rasa ada atau dengar? Atau lihat sesuatu?

J : Nggak ada

4

Page 6: Responsi psiki dinar.docx

T : oiya mbak pernah kecelakaan atau jatuh, atau trauma pada kepala ?

J : ndak pernah

T : Mbak saya tes hitung-hitungan ama soal ya

J : Ya

T : 90-4?

J : 86 (Benar)

T : kurang 4 lagi?

J : 82, kurang 4 lagi 78, lagi 72 (Benar)

T : Hari ini hari apa?

J : Hari Rabu (Benar)

T : Presiden sekarang siapa?

J : Jokowi (Benar)

T : Apa yang dilakuin kalau hujan? Kalau nemu dompet di jalan?

J : Pakai mantel, ya kembaliin ke orangnya liat KTPnya, kasih polisi.

T : Setelah sembuh ini mbak mau ngapain?

J : Nggak tau dok, mungkin cari pekerjaan lagi, biar nggak jenuh

T : Oh ya sudah mbak, setelah ini saya boleh tanya-tanya ke Ibunya

sebentar?

J : iya Boleh silakan

Heteroanamnesis

(Heteroanamnesis dilakukan pada hari Rabu, 30 September 2015 pukul 16.00 di

rumah pasien dengan Ibu pasien yang tinggal serumah dengan pasien dan

mengerti perjalanan penyakit pasien)

Pasien mengalami keluhan sering merasa takut dan suka marah jika

mendengar atau terbayang dehaman dan batuk ayah tirinya. Semua yang

dikatakan pasien benar kecuali bagian kepribadiannya, pasiennya bilang bahwa

dirinya periang dan humoris sedangkan ibunya mengatakan bahwa pasien sejak

kecil pendiam sehingga tidak terlalu mempunyai banyak teman. Pasien

mempunyai watak yang pemarah dan sering bertengkar sama temen-temannya

saat sekolah dan kuliah sampai membuat orangtuanya sering dipanggil oleh

pihak sekolah. Pasien permah kerja di Mojokerto di pabrik kertas tahun 2013

selama 6 bulan lalu keluar karena bertengkar dengan temannya di tempat kerja.

Pasien lalu bekerja lagi di pabrik extrajoss di malang selama 5 bulan dan keluar

karena bertengkar dengan temannya juga. Pasien suka marah-marah kalau

5

Page 7: Responsi psiki dinar.docx

kesinggung walau karena masalah kecil saja dan semakin menjadi pemarah

sejak ibunya menikah lagi dengan ayah tirinya ini padahal ibunya dahulu sudah

meminta izin untuk menikah kepada pasien pada tahun 2011 dan pasien sudah

menyetujui. Pasien menjadi lebih pemarah dan kalau ayah tirinya berdeham atau

batuk, pasien merasa ketakutan, marah, bahkan sampe mengumpat.

Ibu pasien sempat membawa pasien ke RSSA karena pasien sering takut

dan marah-marah setahun yang lalu dan MRS selama 2 minggu serta diberi

obat. Ibu pasien mengaku diberi obat berwarna jingga, putih, biru, namun lupa

nama dan berapa kali minum sehari. Pasien tinggal bersama ayah tiri, ibu pasien,

dan adik. Pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit bantuan orang

tua dan adiknya.

I. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Organik : -

Non Organik

Pasien mempunyai watak yang pemarah dan sering bertengkar sama

temen-temannya saat sekolah dan kuliah sampai membuat orangtuanya

sering dipanggil oleh pihak sekolah. Pasien permah kerja di Mojokerto di

pabrik kertas tahun 2013 selama 6 bulan lalu keluar karena bertengkar

dengan temannya di tempat kerja. Pasien lalu bekerja lagi di pabrik

extrajoss di malang selama 5 bulan dan keluar karena bertengkar dengan

temannya juga. Pasien suka marah-marah kalau kesinggung walau

karena masalah kecil saja dan semakin menjadi pemarah sejak ibunya

menikah lagi dengan ayah tirinya ini padahal ibunya dahulu sudah

meminta izin untuk menikah kepada pasien dan pasien sudah menyetujui.

Pasien menjadi lebih pemarah dan kalau ayah tirinya berdeham atau

batuk, pasien merasa ketakutan, marah, bahkan sampe mengumpat. Ibu

pasien sempat membawa pasien ke RSSA karena pasien sering takut

dan marah-marah setahun yang lalu dan MRS selama 2 minggu serta

diberi obat. Ibu pasien mengaku diberi obat berwarna orange, kuning,

biru, namun lupa nama dan berapa kali minum sehari. Pasien berkurang

gejalanya namun masih belum bisa bersosialisasi dengan baik dan masih

6

Page 8: Responsi psiki dinar.docx

ketakutan dengan deheman bapak tirinya meskioun sudah banyak

berkurang dan membaik

II. RIWAYAT PREMORBID

1. Riwayat Pribadi

Riwayat Kelahiran:

Pasien lahir di bidan, cukup bulan, lahir langsung menangis.

Riwayat Tumbuh Kembang:

Tumbuh kembang pasien didapatkan normal, sama dengan teman

seusianya.

Riwayat Pendidikan:

Pasien tamat SMK, tidak pernah tinggal kelas. Hubungan dengan

teman sebaya kurang baik, pasien sering bertengkar dan berselisih

dengan teman sebayanya dikarenakan sifat mudah tersinggung dan

pemarahnya.

Penggunaan Waktu Luang:

Pasien biasanya membaca majalah dan menonton televisi.

Riwayat Keagamaan:

Pasien beragama Islam dan rutin melaksanakan sholat 5 waktu.

2. Riwayat Psikososial

Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah kandung

pasien sudah meninggal dan ibu pasien masih hidup. Pasien tinggal dengan

ayah tiri, ibu, dan adik. Pasien tidak bekerja. Pasien sering marah-marah dan

takut jika mendengar atau membayangkan dehaman dan batuk ayah tirinya.

Pasien kurang dapat bersosialisasi dengan rekan bekerja karena sering

berselisih. Dalam hal ekonomi pasien tergolong keluarga berkecukupan.

3. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No

.

Keluarga Nama Usia Pekerjaan

1. Pasien Nn. I 25 tahun Tidak bekerja

2. Ayah Tiri Pasien Tn. K 60 tahun Fotografer

3. Ibu Pasien Ny. M 49 tahun Penjual jus buah

4. Adik Pasien An. R 12 tahun Pelajar

7

Page 9: Responsi psiki dinar.docx

4. Kepribadian Premorbid

Sejak kecil pasien memiliki kepribadian pendiam dan pemarah.

Pasien dikatakan susah bersosialisasi dengan baik dengan keluarga, teman

maupun tetangga sekitar.

5. Riwayat Keturunan

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa maupun

keluhan yang sama dengan pasien.

6. Faktor Pencetus

Pasien kemungkinan merasa tidak begitu suka ibunya menikah

dengan ayah tirinya saat ini. Pasien juga merasa ayah tirinya sekarang tidak

seramah dan sebaik mendiang ayah kandungnya.

Timeline Perjalanan Penyakit

PRE MORBID MORBID

A B C D E F

A: Pasien dilahirkan pada tahun 1990

B: Ayah pasien meninggal dunia pada tahun 2008

C: Ibu pasien menikah lagi dengan Ayah tiri pasien saat ini pada tahun 2011

D: Pasien mulai tinggal serumah dengan Ayah tiri pasien. Pasien semakin

pemarah dan sering takut terhadap dehaman dan batuk Ayah tirinya.

E: Pasien dibawa ke RSSA dan rawat inap di ruang 23 Psikiatri selama 2

minggu

F: Pasien masih merasa takut dan pemarah jika mendengar atau

membayangkan dehaman dan batuk Ayah tirinya

8

Page 10: Responsi psiki dinar.docx

III. HOME VISIT

Kunjungan rumah (Rabu, 30 September 2015)

Tujuan:

- Mengetahui hubungan pasien dengan anggota keluarga

- Mengetahui keadaan psikososial dan lingkungan pasien

- Mengetahui kemungkinan stresor psikososial yang menjadi pencetus

timbulnya gejala

Sasaran:

- Rumah pasien

- Lingkungan di sekitar rumah pasien

Denah Rumah

Lokasi Rumah

- Rumah pasien beralamat di Jln. Bali Winata 17f/5, Sawojajar, Malang, di

perkampungan yang cukup ramai, dengan akses jalan yang tidak begitu

besar.

Ruang kekuarga

Ruang Tamu

Halaman Belakang

Teras Depan

Kamar Ibu dan Ayah Pasien

Kamar pasien

Dapur Kamar adik pasien

9

Page 11: Responsi psiki dinar.docx

- Tampak permukiman warga yang cukup padat dengan jalan yang cukup

dilalui oleh dua mobil pada lingkungan di sekitar rumah pasien.

Kondisi Rumah

• Rumah berukuran sekitar 8 x 16 m

• Berlantai keramik dan berdinding tembok, beratap genteng, 1 lantai

• Dinding rumah berupa tembok bercat warna putih, terdapat pagar

• Terdapat satu kamar mandi untuk satu ruang keluarga

• Memiliki fasilitas PLN, TV, 2 sepeda motor, kompor minyak tanah, kulkas

Foto

10

Page 12: Responsi psiki dinar.docx

11

Page 13: Responsi psiki dinar.docx

12

Page 14: Responsi psiki dinar.docx

VII.

PEMERIKSAAN FISIK

Status I ntern a (30 September 2015)

Keadaan umum : Baik

Gizi : Kesan cukup

Higiene : Cukup

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 50 kg

Tekanan darah : 120/ 80 mmHg

Nadi : 86x/ menit

Pernapasan : 20x/ menit

Suhu aksiler : 36,1o C

Kepala : Anemia -/-, ikterus -/-, sianosis -/-, edema-/-

Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran KGB leher (-)

Thorax : Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V

MCL Sinistra

Perkusi : LHM: ICS V MCL sinistra

RHM: SL dextra

Auskultasi: S1 S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Chest expansion D=S

Perkusi : Sonor di semua lapangan paru kanan dan kiri

Auskultasi : Vesikuler di semua lapangan paru

13

Page 15: Responsi psiki dinar.docx

Rhonki (-), wheezing (-)

Abdomen : Inspeksi : Flat

Auskultasi : BU (+) normal

Perkusi : Distribusi timpani normal

Hepar dan lien tidak membesar

Palpasi : Soefll, meteorismus (-)

Extremitas : Akral hangat, edema -/-

Status N eurologis (30 September 2015)

GCS: 456

Meningeal signs:

Brudzinski I/ II (-)

Kaku kuduk (-)

Kernig (-)

Refleks cahaya +/+

Refleks pupil +/+, pupil bulat isokor 3 mm/ 3 mm

N. cranialis: Dalam batas normal, parese (-)

Motorik: Tonus N N Power +5 +5

N N +5 +5

Sensorik: N N

N N

Refleks fisiologis: BPR +2 | +2 KPR +2 | +2

TPR +2 | +2 APR +2 | +2

Refleks patologis: H - I - B - I -

T - I - C - I -

O - I - G - I -

S - I -

ANS: Dalam batas normal

Status P sikiatri (30 September 2015)

Kesan umum : Seorang wanita, 25 tahun, wajah tampak sesuai usia, gizi

cukup, berat dan tinggi badan kesan normal, tidak ada cacat fisik, cara

berpakaian rapi, bersih, tampak tenang, kontak mata (+)

Kontak : Verbal (+) relevan

14

Page 16: Responsi psiki dinar.docx

Proses berpikir

- Isi : waham

- Arus : koheren

- Bentuk : non realistik

Kesadaran

- Kuantitas : GCS 456

- Kualitas : Berubah

Orientasi

- Tempat : Normal

- Waktu : Normal

- Orang : Normal

Daya ingat

Daya ingat segera : Baik

Daya ingat jangka pendek : Baik

Daya ingat jangka sedang : Baik

Daya ingat jangka panjang : Baik

Persepsi : Halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-)

Afek/ Emosi/Mood: Afek normal, mood euthym, kesesuaian : appropriate

Intelegensi : kesan normal (IQ tidak dievaluasi)

Psikomotor : normal

Kemauan

ADL : normal

Cita : normal

Hobi : normal

Relasi : menurun

Pekerjaan : menurun

Diagnosis multiaksial:

Aksis I : Gangguan Waham Menetap (F22.0)

Aksis II : ciri kepribadian paranoid

Aksis III : tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan (keluarga dan tempat kerja)

Aksis V : GAF Scale 80-71

15

Page 17: Responsi psiki dinar.docx

VIII. RESUME

Nn. I/ 25 tahun/ Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan pada tanggal 30

September 2015

Keluhan Utama: Takut dan sering marah terhadap dehaman atau suara

batuk ayah tiri

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Organik: -

Non organik:

Pasien mempunyai watak yang pemarah dan sering bertengkar sama

temen-temannya saat sekolah dan kuliah sampai membuat orangtuanya

sering dipanggil oleh pihak sekolah. Pasien permah kerja di Mojokerto di

pabrik kertas tahun 2013 selama 6 bulan lalu keluar karena bertengkar

dengan temannya di tempat kerja. Pasien lalu bekerja lagi di pabrik

extrajoss di malang selama 5 bulan dan keluar karena bertengkar dengan

temannya juga. Pasien suka marah-marah kalau kesinggung walau

karena masalah kecil saja dan semakin menjadi pemarah sejak ibunya

menikah lagi dengan ayah tirinya ini padahal ibunya dahulu sudah

meminta izin untuk menikah kepada pasien dan pasien sudah menyetujui.

Pasien menjadi lebih pemarah dan kalau ayah tirinya berdeham atau

batuk, pasien merasa ketakutan, marah, bahkan sampe mengumpat. Ibu

pasien sempat membawa pasien ke RSSA karena pasien sering takut

dan marah-marah setahun yang lalu dan MRS selama 2 minggu serta

diberi obat. Ibu pasien mengaku diberi obat berwarna orange, kuning,

biru, namun lupa nama dan berapa kali minum sehari. Pasien berkurang

gejalanya namun masih belum bisa bersosialisasi dengan baik dam

masih takut dengan deheman dan batuk bapak tirinya meskipun sudah

membaik

RIWAYAT PREMORBID

1. Riwayat Psikososial

Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah kandung

pasien sudah meninggal dan ibu pasien masih hidup. Pasien tinggal

dengan ayah tiri, ibu, dan adik. Pasien tidak bekerja. Pasien sering

marah-marah dan takut jika mendengar atau membayangkan dehaman

dan batuk ayah tirinya. Pasien kurang dapat bersosialisasi dengan rekan

16

Page 18: Responsi psiki dinar.docx

bekerja karena sering berselisih. Dalam hal ekonomi pasien tergolong

keluarag berkecukupan.

2. Kepribadian Premorbid

Sejak kecil pasien memiliki kepribadian pendiam dan pemarah. Pasien

dikatakan susah bersosialisasi dengan baik dengan keluarga, teman

maupun tetangga sekitar.

3. Faktor Pencetus

Pasien kemungkinan merasa tidak begitu suka ibunya menikah dengan

ayah tirinya saat ini. Pasien juga merasa ayah tirinya sekarang tidak

seramah dan sebaik mendiang ayah kandungnya.

PEMERIKSAAN FISIK

Status I ntern a : Dalam batas normal

Status N eurologis : Dalam batas normal

Status P sikiatri :

Kesan umum : Seorang wanita, 25 tahun, wajah tampak sesuai usia, gizi

cukup, berat dan tinggi badan kesan normal, tidak ada cacat fisik, cara

berpakaian rapi, bersih, tampak tenang, kontak mata (+)

Kontak : Verbal (+) relevan

Proses berpikir

- Isi : waham

- Arus : koheren

- Bentuk : non realistik

Kesadaran

- Kuantitas : GCS 456

- Kualitas : Berubah

Orientasi

- Tempat : Normal

- Waktu : Normal

- Orang : Normal

17

Page 19: Responsi psiki dinar.docx

Daya ingat

Daya ingat segera : Baik

Daya ingat jangka pendek : Baik

Daya ingat jangka sedang : Baik

Daya ingat jangka panjang : Baik

Persepsi : Halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-)

Afek/Mood : Afek normal, mood euthym, kesesuaian : appropriate

Intelegensi : kesan normal (IQ tidak dievaluasi)

Psikomotor : normal

Kemauan

ADL : normal

Cita : normal

Hobi : normal

Relasi : menurun

Pekerjaan : menurun

Diagnosis multiaksial

Aksis I : Gangguan Waham Menetap (F22.0)

Aksis II : Ciri kepribadian paranoid

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan (keluarga dan tempat kerja)

Aksis V : GAF Scale 80-71

X. PENATALAKSANAAN

Pasien rawat jalan di polikilinik umum psikiatri RSSA

- Thrifluoperazin 2x5 mg

Psikoterapi dan rehabilitasi, berupa:

- Psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang

praktis dengan maksud mengembalikan pasien ke masyarakat.

- Terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy).

- Terapi kerja untuk mendorong pasien bergaul lagi dengan orang lain,

pasien lain, perawat, dan dokter.

- Pengaturan lingkungan agar pasien tidak mengalami stres terlalu banyak.

- Terapi keluarga, antara lain dengan membantu keluarga dan pasien untuk

memahami dan mempelajari penyakit pasien serta sebaiknya dianjurkan

18

Page 20: Responsi psiki dinar.docx

untuk diadakan diskusi mengenai peristiwa pemicu yang mengarah ke

sana. Anggota keluarga yang memiliki masalah dengan pasien sebaiknya

diberi pemahaman mengenai kondisi pasien sehingga turut menjaga

kondisi lingkungan di sekitar pasien agar tetap kondusif dan tidak

memberikan stresor yang terlalu banyak.

KIE mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dengan aturan dan dosis

yang dianjurkan.

XI. PROGNOSIS

Diagnosis gangguan waham menetap: Buruk

Onset saat dewasa: Baik

Perjalanan penyakit yang belum kronis: buruk

Tidak ada faktor keturunan: Baik

Faktor pencetus diketahui: Baik

Ciri kepribadian premorbid yang tertutup: Buruk

Belum menikah: Buruk

Sosial ekonomi mampu: Baik

Dukungan keluarga yang baik: Baik

Patuh minum obat: Baik

Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam

19