RESPONS PENDENGAR YANG IKUT INTERAKTIF TERHADAP...
Transcript of RESPONS PENDENGAR YANG IKUT INTERAKTIF TERHADAP...
ABSTRAK
Nama : Haiza Roni
Nim : 104051001785
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
RESPONS PENDENGAR (YANG IKUT INTERAKTIF) TERHADAP
PROGRAM SIARAN SOS (SOUND OF SPIRIT) DI RADIO MUSTANG
Radio merupakan media komunikasi masa yang dinilai cukup efektif
dalam penyampaian pesan.radio sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi. Radio yang kita kenal kini
memiliki fungsi sebagai salah satu wadah untuk menyiarkan ajaran agama.Di
Indonesia banyak sekali radio baik milik pemerintah maupun swasta yang menyiarkan program keagamaan Radio Mustang 88FM adalah radio milik swasta
yang menyuguhkan berbagai jenis siaran informasi yang bersifat umum maupun informasi tentang keagamaan. Salah satu program keagamaan yang ada di radio
Mustang 88 FM adalah SOS (Sound of Spirit). SOS merupakan salah satu Siaran keagamaan yang ada di Radio Mustang
88 FM dengan jangkauan JABODETABEK Maka yang menjadi perumusan masalah adalah: Bagaimana Keberadaan Siaran SOS di Radio Mustang 88FM,
Bagaimana Format Siaran SOS, bagaimana Respons Pendengar (Interaktif) terhadap Program SOS di Radio Mustang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara
menyebarkan angket, angket ini disebarkan melalui telepon atau email oleh peneliti kepada pendengar yang pernah interaktif dalam acara tersebut dan juga
wawancara. Sebagai data untuk analisis respons pendengar Penelitian ini menggunakan teori yang dipolulerkan oleh Bovee dan Thill
yaitu model komunikasi AIDA, antara lain A (attention)-menciptakan perhatian, I (interst)-menimbulkan ketertarikan,D(desire)-meningkatkan atau mempromosikan
hasrat atau keinginan, A (action)- merangsang tindakan atau bereaksi untuk merespons informasi yang disampaikan.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya keterkaitan antara siaran SOS
dengan siaran yang lain di radio Mustang 88 FM. Program siaran tersebut bersifat
positif baik dari segi acara maunpun teknis, dan juga keberaaan program tersebut
di Radio Mustang sangat berpengaruh terhadap program siaran yang ada. Adapun
format siaran SOS adalah dialog interaktif yang menghadirkan seorang nara
sumber. Mayoritas responden adalah remaja putri dan merespons acara tersebut
dengan sangat baik.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratanmemperoleh gelar SI di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,01 Juni 2008
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu terlimpah kepada panutan umat Nabi
Muhammad SAW, yang selalu memberi syafaat kepada umatnya.
Penulis merasa senang dan bangga engan seleainya skripsi ini tetapi
kesenangan dan kebanggaan ini tidak akan tercapai tanpa adanya proses dukungan
yang melibatkan banyak kalangan, untuk itulah penulis merasa
perlumenghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini, terutama penulis sampaikan kepada:
1. Drs. Murodi, M.A sebagai dekan fakultas dakwah dan komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta besrta para pembantu dekannya.
2. Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku ketua jurusan Komuikasi dan penyiaran
Islam
3. Drs. Sunandar, seaku dosen pembimbing yang rela dan tulus serta ikhlas
meluangkan waktunya didalam pembuatan skripsi ini
4. Kedua belahan jiwa yaitu orang tua tercinta bapak (H. Ali), dan ibunda
(Hj. Aminah), penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, karena
merekalah yang membesarkan dan mendidik penulis, serta selalu
mendoakan penulis tiada henti agar skripsi ini dapat terselesaikan.
Terimakasih untuk cinta dan pengorbanannya..
5. Saudar-saudari ku yang juga mendo’akan penulis ka Tuti, Ka Anis, ka
Mila, Umar al-ghiefari dan Usman al-faritsi, my inspired Arya Dzaky
Baihaqi, Syahrul Azhim, Azriel Thorieq, dan Fauzan Azhima you are My
Boy, yang selalu menghibur Penulis dan menjadikan inspirasi yang
terbesar.
6. Seluruh dosen fakultas dakwah dan komunikasi, yang telah membina dan
mendidik serta mentransfer ilmunya, semoga ilmu yang diberikannya bisa
menjadi berkah dan bermanfaat bagi penulis untuk meraih cita-cita yang
akan dating.
7. Para pengelola perpustakaan Utama dan perpustakaan fakultas, terima
kasih atas semua
8. Pt. Radio Mustang 88 FM, bapak H. yudhie Buster, bapak Asmo Budhi
Joyo, Ust. Abi. Terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
9. Teman-teman KPI B angkatan 2004 ga da lo ga rame, terima kasih atas
segala dukungannya kepada penulis.
Jakarta, Juni, 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi sekarang ini telah menawarkan sumber informasi dan
komunikasi yang amat luas. Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi
dewasa ini berlangsung dengan pesatnya sehingga para ahli menyebutnya
dengan revolusi.
Revolusi informasi dan komunikasi ini telah melahirkan peradaban baru,
sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta
meningkatkan mobilitas sosial. Disamping itu, kemajuan teknologi
komunikasi dan informasipun mampu mengatasi jarak ruang dan waktu.1
Dalam pekembangan zaman, media merupakan wadah bagi setiap orang
untuk berintraksi dengan orang lain dalam jumlah yang banyak (massa),
walaupun dibandingkan media cetak dan televisi. Radio dianggap sebagai
“anak kecil“ namun menjelang dan sesudah reformasi. Radio menjadi bagian
yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi.2
Diantara sekian banyak media massa yang ada, media radio sampai saat ini
dianggap cukup efektif dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Hal
ini dibuktikan dengan kelebihan pada radio seperti yang dikatakan oleh
Moeryanti Ginting Munthe, yaitu : 3
1 Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa sebuah Analisis Media, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996)Cet, ke-1, h.82. 2 Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta:
LKIS, 2004) Cet, ke-1, h. 28. 3 Muryanti Ginting Munthe, Media komunikasi Radio, (Jakarta: Sinar Harapan) cet, ke-1, h.
14.
1. Dapat menyapai pendengar yang jauh tempat tinggalnya dan sulit dicapai
oleh komunikasi fisik.
2. Pesan / berita dapat mencapai pendengarnya dengan cepat dan hampir
pada saat yang bersamaan itu pula dapat dicerna.
3. Merupakan medium yang mudah dibawa – bawa.
4. Dapat mencapai khalayak yang bisa tulis maupun tidak.
5. Dapat memberikan hiburan yang sekaligus pendidikan dan informasi.
Dalam radio siaran, pendistribusian waktu atau “programming“ dianggap
sebagai hal yang penting, salah satunya jenis siaran keagamaan. Siaran
keagamaan ini merupakan bentuk dari pendidikan agama .4 Di Indonesia
terutama di Jakarta banyak kita jumpai radio-radio yang menyiarkan program
acara keagamaan, banyak radio milik pemerintah maupun swasta. Salah
satunya Radio MUSTANG 88 FM Jakarta milik swasta yang menyuguhkan
berbagai macam siaran informasi baik yang berupa hiburan, informasi yang
bersipat umum maupun keagamaan.
Radio MUSTANG yang beralamatkan di jalan MH. Thamrin No.25
Jakarta, mengudara setiap hari dengan frekuensi 88 FM. Berdasarkan
pengamatan peneliti, radio ini merupakan radio swasta yang menyiarkan
program keagamaan yang cukup menarik yang diberi nama SOS (Sound Of
Spirit). Program ini disiarkan setiap hari dari pukul 05.00 – 06.00 WIB.
Program SOS ini merupakan siaran keagamaan yang segmentasinya adalah
remaja, siaran ini menggunakan metode inter-active dengan pendengar, yaitu
melalui SMS. Pendengar bisa langsung menceritakan problem/masalah yang
4 Answir dan M. Basiruddinm Usman, Media pembelajaran, ( Jakarta: Ciputat Pers,
2002) cet, ke-1,h.118.
tengah dihadapi oleh remaja yang nantinya akan dijadikan topik dan akan
dipecahkan masalahnya (dicari solusinya) berdasarkan al-Qur’an dan Hadist
yang akan dijawab oleh Ustad Agi sebagai nara sumber tetap di radio ini.
Berdasarkan hal diatas, kiranya perlu diadakan penelitian secara khusus
untuk mengetahui bagaimana format acara SOS & respon pendengar
terhadapan siaran SOS tersebut , oleh karena itu penulis mengambil judul “
Respon Pendengar “interaktif” Radio Mustang 88 FM terhadap program
siaran keagamaan SOS (Sound of Spirit)”.
B. Pembatasan & Permusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami, penulisan skipsi ini, dan
untuk membatasi masalah yang akan diteliti maka perlu diberikan pembatasan
masalah terlebih dahulu.
Radio MUSTANG 88 FM Jakarta merupakan radio milik swasta yang
menyuguhkan berbagai jenis siaran informasi yang bersifat umum maupun
informasi tentang keagamaan yang dikemas dalam suatu program acara, maka
penelitian ini dibatasi pada progarm SOS selama periode November 2007 s/d
Januari 2008,dengan jumlah siaran 66 kali terhitung dari 1 November 2007
samapi 31 Januari 2008.Adapun yang dijadikan objek dalam penelitian ini
adalah pendengar (yang Interaktif ) di radio Mustang 88 FM yang diambil
berdasarkan data base yang ada di radio Mustang 88 FM Jakarta dengan
jumlah 79 orang akan tetapi yang benar mengisi angket dengan sempurna
hanya berjumlah 68 orang, maka disini terjdai bias sampel yaitu 11 orang.
2. Perumusan Masalah
Program SOS yang disiarakan radio mustang 88 FM yang memiliki
jangkauan di JABODETABEK, perlu mendapat Respon dari Pendengar
Siaran SOS, oleh sebab itu, Rumusan dalam Penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Keberadaan Program Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM?
2. Bagaimana Format Program Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM?.
3. Bagaimana Respon Pendengar terhadap Siaran SOS di Radio Mustang 88
FM?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui Program Siaran SOS di MUSTANG 88 FM Jakarta.
b. Mengetahui Format dan Materi Program Siaran SOS di Mustang 88
FM.
c. Mengetahui Respon Pendengar Program Siaran SOS di Mustang 88
FM.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Memberikan motivasi kepada praktisi dakwah untuk lebih memanfaatkan
media radio sebagai media untuk berdakwah.
Manfaat Praktis
Memberikan kontribusi kepada pimpinan radio Mustang 88 FM dalam
peningkatan kualitas siaran SOS.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field reseach), dengan
pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan data hasil
penelitian dalam bentuk angka.
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Pendengar Radio Mustang 88 Fm, dan
Objeknya adalah Respons Pendengar siaran SOS di Radio Mustang 88 FM.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek peneltian populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah pendengar ( yang interaktif ) Mustang 88 FM
periode November 2007-Januari 2008 dengan jumlah 79 orang pendengar
yang interaktif pada program SOS yang diambil dari data base radio Mustang
88 FM. kemudian yang mengisi angket secara keseluruhan berjumlah 68
orang disini terlihat ada bias sample dengan jumlah 11 orang.
Untuk keperluan penelitian ini diambil populasi dengan berpedoman
kepada pendapat Suharsimi Arikunto: “Apabila subjek kurang dari 100 orang,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil 10-150/0 atau lebih,
tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,
tenaga, dan dana . 5
5 Suharsimi Arikonto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)
cet, ke-1, h.107.
Sample adalah sejumlah data yang dipilih sebagai data yang akan diteliti
dan diambil dari sejumlah populasi. Berdasarkan pengertian tersebut dalam
penelitian ini peneliti mengambil sample 68 orang (semua populasi) karena
subjeknya kurang dari 100 orang, maka diambil semuanya.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat serta sistematis gejala-gejala yang diselidiki.6
Observasi dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan langsung ke
radio Mustang 88 FM Jakarta untuk melihat proses pra-produksi, produksi,
dan pasca produksi. Peneliti mencatat melalui buku-buku yang ada di
radio Mustang.
b. Angket
Angket yaitu susunan daftar pertanyaan yang diberikan atau dikirimkan
kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.7 Yang
diberikan kepada pendengar radio Mustang 88 FM dengan cara
menghubungi responden melelui telepon dan e-mail.
c. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya-jawab sambil tatap muka antara si penanya dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
6 Drs. Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-4,
h.70. 7 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet, ke-3,
h. 60.
Intervie guide (panduan wawancara). 8Wawancara ini ditujukan kepada
ketua/kepala eksekutif program radio Mustang 88 FM bapak Asmo Budi
Joyo (mas BABA) dan Ustadz Abi yaitu sebagai nara sumber tetap dalam
acara SOS di radio Mustang 88 FM.
d. Dokumentasi
Yaitu pengumpuluan data yang berkaitan dengan penelitian, baik secara
tertulis yang telah didokumentasikan oleh institusi maupun yangn telah
dipublikasikan dengan tujuan mendapatkan informasi yang akurat, berupa
buku, surat kabar, buku-buku arsip radio Mustang 88 FM, dan lain
sebagainya.
E. Teknik Analisis Data
Data-data yang peneliti peroleh dari hasil angket akan dianalisis yang
kemudian akan peneliti kritisi. Metode penelitian yang peneliti gunakan
adalah statistik deskriftif dengan statistik prosentase sebagsi berikut :
P=f/N x 100 %
P= besar prosentase
F= frekunsi
N= Jumlah Responden9
F. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis sudah mengadakan tinjauan
pustaka di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
8 M. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indo, 2004), cet, ke-1 h.234.
9 Anas Sarjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Gravindo Persada, 1997)
cet, ke-8, h.40.
menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang dilakukan. Terdapat
satu skripsi karya Heru Romdhon Fitriyadi tahun 2007 dengan judul
Respons Pendengar Aktif Terhadap Kajian Mutiara Hikamah di Radio
Dakta 107 FM Bekasi, dan juga satu skripsi dengan judul Respons Warga
Depok Terhadap Program Tazkia Kalbu di Radio Music City 107,5 FM
karya Ana Sabhana Azmi tahun 2008.
Pada skripsi Heru Romdon Fitriyadi terdapat kesamaan subjek
dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu Pendengar yang pernah ikut
serta Interaktif, akan tetapi berbeda Subjeknya pada penelitian yang
dilakukan Heru yaitu Pendengar Radio Dakta 107 FM Bekasi, sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan subjeknya yaitu Pendengar Radio
Mustang 88 FM.
Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana
Sabhana Azmi adalah subjek dan juga objeknya. Objek dari penelitian ini
adalah Program Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM dan subjeknya
adalah Pendenar yang pernah ikut Interaktif dalam siaran SOS di Radio
Mustang 88 FM, sedangkan penelitian yang dilakukan Ana Sabhana Azmi
subjeknya adalah warga Depok dan Objeknya adalah Siaran Tazkia Kalbu
di Radio Music City 107,5 FM.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah, maka
peneliti membagi permasalahannya ke dalam lima BAB yaitu:
BAB I berisi pendahuluan yang mencantumkan Latar Belakang Masalah,
Pembatasan, Perumusan Maslah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II berisi landasan teoritis, yang membahas tentang Pengertian Respons,
pengertian format radio siaran, Pengertian Dakwah, Tujuan Dakwah,
Pengertian Radio, Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia, Radio sebagai
Media Dakwah.
BAB III berisi gambaran Umum Radio Mustang 88 FM Jakarta yang
membahas tentang Sejarah Singkat Berdirinya Radio Mustang 88 FM, Visi
dan Misi, struktur Organisasi dan Tugas Serta Tanggung jawab tiap Jabatan,
Program SOS (Sound Of Spirit).
BAB IV berisi Analisis Data mengenai respons Pendengar Radio Mustang 88
FM terhadap program siaran SOS, yang membahas tentang : keberadaan
siaran SOS di radio Mustang, Format siaran SOS, Respons Pendengar
Terhadap Program Siaran SOS.
BAB V berisi Penutup, Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Respons
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa respons
tanggapan. Reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.
Tanggapan adalah bayangan atau kesan kenangan dari apa yang pernah
diamati dan dikenali. Reaksi merupakan segala bentuk aktivitas individu yang
dibangkitkan oleh suatu stimulus. Jawaban adalah suatu yang muncul karena
adanya suatu pertanyaan.10
Sedangkan dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan bahwa
respons adalah reaksi psikologis metabolis terhadap tibanya suatu rangsangan
yang ada yang bersifat otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung
ada pula yang bersifat terkendali.11
Menurut Poerwadinata Respons dapat
diartikan sebagai tanggapan, reaksi dan jawaban.12
Respons akan muncul dari
penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi.
Menurut Ahmad Soebandi mengatakan respons dengan istilah umpan balik
(feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam
menentukan baik tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya “respons yang
10
Petter Salim, et al, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern
Pers, 1991), h.1263. 11
save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan
Kebudayaan Nusantara, 1997), cet ke-1, h,964. 12 Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1997), cet ke-3, h.43.
disampaikan oleh objek dakwah kepada subjek dakwah atau dari komunikan
kepada komunikator, akan meminimalisir kesalah penafsiran dalam sebuah
proses dakwah dan komunikasi.”13
Dalam pembahasan teori-teori respon tidak lepas dari proses pembahasan
teori komunikasi, karena respons merupakan timbal balik dari apa yang
dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses
komunikasi.komunikasi menampakan jalinan sistem yang utuh dan signifikan,
sehingga proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efisien
apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.14
Pada penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi dengan model
AIDA yang dipopulerkan oleh Bovee dan Thill yang mengatakan bahwa A
(attention)-menciptakan perhatian, I (interest) D (desire)-meningkatkan atau
mempromosikan hasrat atau keinginan; A (action)-merangsang tindakan atau
bereaksi untuk merespons informasi yang disampaikan.
Satu kekhususan versi dari perencanaan AIDA, yang memiliki empat
tahapan yaitu:
1. Perhatian, Dalam tahapan perhatian, penyiar meyakinkan pendengar
dengan benar pada awal bahwa penyiar memiliki sesuatu yang berguna
atau menarik untuk dikatakan.
2. Tindakan, Pada tahap tindakan, penyiar menyarankan tindakan yang Anda
ingin pendengar mengambilnya.
3. Hasrat atau Keinginan, sebuah keingin tahuan pendengar terhadap apa
yang disampaikan oleh penyiar melalui hasrat ingin bertanya.
13
Ahmad subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang 1982), Cet.2, h.50. 14
Onong Ucjhana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teory dan Praktik, (Bandung: PT. Roesda
Karya,1999), cet ke-12, h.18.
4. Tindakan, pada tahap tindakan, penyiar menyarankan tindakan yang ingin
pendengar mengambilnya. Seluruh pesan persuasive diakhiri dengan
sebuah sesi yang mendorong tindakan spesifik. Pada kenyataannya, bagian
ini menawarkan sebuah kesempatan baik untuk pengingat terakhir dari
keuntungan utama yang akan disadari oleh pendengar dari tindakan yang
diambil sesuai yang Anda inginkan.15
Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang
didapat dari pengamatan. Jadi pengertian tanggapan adalah gambaran ingatan
dari pengamatan. Sejalan dengan pengertian tadi Abu Ahnadi menjelaskan arti
tanggapan sebagai berikut: “tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang
pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam
mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang wakt
pengamatan. Jadi jika proses pengamatan sudah berhenti hanya kesannya saja.
Peristiwa tersebut sebagai “tanggapan”.16
Sementara Agus mengemukakan bahwa yang disebut tanggapan adalah
“pengamatan yang tingggal kesadaran kita yang mengamati”.17
1. Macam-macam Respons
Macam-macam respons yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan
berasarkan indera yang digunakan, menurut Abu Ahmadi respons atau
tanggapan terbagi menjadi lima macam, yaitu “menurut Indera yang
digunakan, tanggapan pengadilan, tanggapan baru, tanggapan pengecap,
tanggapan pendengaran dan tanggapan peraba. Menurut ikatannya, tanggapan
15
Harley Prayudha, Radio, Penyiar it’s not Just a Talk, (Malang: Bayu Media
Production, 2006), cet, ke-1, h. 8-9. 16
Abu Ahmadi,Psikologi Belajar, (Jakarta: Renaka Cipta, 1992), Cet.1, h. 6. 17 Agus Sujanto,Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Aksara Baru,1997), Cet.1, h. 6.
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tanggapan keberadaan dan tanggapan
pengamatan”.18
Agus sujanto mengemukakan tanggapan sebagai berikut:
a. Tanggapan menurut indera yang mengamati, Yaitu:
1) Tanggapan Audit adalah tanggapan terhadap apa yang telah
didengarnya, baik berupa suara, ktukan dan lain-lain.
2) Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat
3) Tanggapan perasa adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya.
b. Tanggapan menurut Terjadinya
1) Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lampau, artinya tanggapan
terhadap kejadian yang telah lalu
2) Tanggapan fantasi adalah tangapan masa kini, artinya tanggapan
terhadap sesuatu yang sedang terjadi.
3) Tanggapan fikiran adalah tanggapan masa dating atau tanggapan
terhadap sesuatu yang akan terjadi.
c. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:
1) Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang ada
disekitarnya
2) Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan atau
kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicaranya.19
2. Faktor-faktor terbentuknya respons
18
Ibid, h. 31. 19 ibid, h.31-32.
Semenjak manusia lahir, sejak itulah manusia langsung menerima stimulus
sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh. Manusia
dalam pertumbuhan selanjutnya terus merasakan akibat pengaruh dari dirinya,
untuk mengembangkan fungsi alat inderanya sesuai fungsinya, terus
memperhatikan, menggali segala sesuatu disekitarnya, Allah SWT telah
mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat inderanya
dalam menggali lingkungan sekitar serta aspek eksternal (yang mempengaruhi
dari luar diri manusia) seperti dikatakan Bimo Walgito ”alat indera itu
penghubung antara individu dengan dunia luarnya”.20
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi faktor
penyebabnya. Hal itu perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan
dapat menanggapi dengan baik., pada proses awalnya individu mengadakan
tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar.
Tidak semua stimulus itu mendapatkan respons individu, sebab individu
melakukan terahadap stimulus yang ada penyesuaian atau yang menarik
dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi oleh individu selain
tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri
dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan
bergantung pada dua faktor yaitu, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam individu. Manusia itu terdiri
dari du unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yangmengadakan
tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi
kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah unsur saja maka akan
20 Bimo Walgito, Psilogi Belajar, h.185.
melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu
yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya anara satu
orang dengan orang lain. Unsur jasmani atau psikologis meliputi
keberadaan, perasan akal, fantasi, pandangan jiwa, mental pikiran,
motivasi dan sebagainya.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungannya. Faktor in
insensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan
faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya, pengantar
psikologi umum menyatakan bahwa “faktor fisik berhubungan dengan
objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengabaikan alat indera”.21
B. Pengertian Format Penyiaran Radio
Secara etimologis format siaran diterjemahkan sebagai pola, susunan atau
bentuk.22 Format juga dapat dipahami sebagai bentuk atau rupa yang
mempunyai kaidah atau norma tertentu dan lazim diperhunakan oleh umum,
dimana pengertian umum disini adalah badan penyiaran.23
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa format adalah
bentuk atau ukuran,24
dan siaran adalah memberikan sesuatu dalam bentuk
berita menjadi format siaran adalah memberikan suatu berita dalam bentuk
siaran.
21
Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneka Cipta,1997), Cet-1, h.6. 22
John M. Ehols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1996)cet ke-23, h.254 23
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana
University Press, 1994), h.224 24 Daryanto S.S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), h.456.
Pada umumnya format penyiaran radio terbagi menjadi tiga dimensi
pengertian format, antara lain.25
1. Format Program : Program siaran berdasarkan isi materinya.
2. Format Produksi : Program Siaran Berdasarkan Teknik Penyajiannya.
3. Format Siaran : Bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran
tercermin dari program siaran.
Ketika kata format dan penyiaran disandingkan maka dapat diartikan
sebagai pola, bentuk atau segi penyiaran yang didasari atas kaidah tertentu
atau norma tertentu dan lazim digunakan oleh umumnya, yaitu dalam bidang
penyiaran. Dengan kata lain format penyiaran adalah pola atau bentuk
penyampaian dan penyebaran pesan secara serempak, luas yang disampaikan
oleh komunikator kepada khalayak banyak yang tidak tertentu dengan standar
penyiaran yang berlaku umum, mematuhi undang-undang yang berlaku.26
Penyiaran dapat terjadi karena tersedianya alat-alat untuk siaran.
Sementara itu tujuan penyiaran klasik adalah “untuk membuat acara siaran”,
dan akhirnya mengarah pada tujuan akhir penyiaran, yakni “menghibur,
mendidik, dan mewartakan”. Patut diperntanyakan sebelumnya kepada siapa
penyiaran itu ditujukan. Pada tahapan ini pengelola stasiun radio menyadari
bahwa dia mengerjakan sesuatu yang mempunyai dampak khusus pada
masyarakat.27
25
Andrew Boyd, “Journalism of Radio and TV News”, (New York Press, 3rd Ed, 1999),
h.19. 26
Dodi, Modul Penyiaran Kantor Berita Radio 68H, (Jakarta: Pystaka Amani), h. 2. 27
Howard Gough, “Planing, Producing The Radio Programme”, IIBD, Asia-Pasific
Institute for Broadcasting Development, Kuala Lumpur-Malaysia, 1999, h.1
C. Pengertian Dakwah
Dakwah ditinjau dari segi bahasa berarti: panggilan, ajakan, atau seruan.
Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut masdar. Sedangkan
bentuk kata kerja/ fi’liyah adalah da’a-yad’u yang berarti memanggil,
menyeru atau mengajak.28
Menurut H. Zaini Muchtarom, dakwah adalah mengajak atau menyeru
umat manusia baik perorangan atau kelompok kepada agama islam sebagi
pedoman hidup yang diridhoi oleh Allah dalam bentuk Amar ma’ruf nahi
munkar dan amal sholeh secara lisan maupun perbuatan guna mencapai
kebahagian hidup baik di dunia maupun di akhirat.29
Sedangkan H.M Mansur Amin Mendefinisikan Dakwah sebagai berikut:
dakwah adalah suatu aktifitas yang mempunyai tujuan tertentu yang unsur-
unsurnya adalah: materi dakwah, tujuannya, tata caranya, pelaksanaannya dan
sasaran atau objeknya. Dari kelima unsur diatas maka dakwah dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas yang mendorong manusia untuk memeluk agama islam
agar mereka mendapatkan kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di
akhirat.30
Dari beberapa pengertian dakwah diatas maka istilah dakwah dapat
disimpulkan yaitu sebagai proses penyelenggaraan suatu usaha/aktivitas yang
dilakukan dengan sabar dan sengaja. Usaha yang dilakukan secara sadar itu
yaitu berusaha mengajak orang untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau
28
Abd. Rosyad Shaleh, Manajeman Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet
ke-1, h. 12. 29
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin
Press,1996), Cet. Ke-1, h. 8. 30 H.M. Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997), h.5.
memeluk agama islam, amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan
masyarakat, (ishlah) dan nahi munkar. Proses penyelenggaraan tersebut
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup yang diridhoi Allah SWT.
D. Tujuan Dakwah
Agar usaha dakwah itu dapat diukur keberhasilan dan kegagalannya maka
dakwah harus ada tujuan. Tujuan dakwah merupakan faktor yang sangat
penting dalam berdakwah. Oleh karena itu disini akan dijelaskan tujuan
dakwah.
Syekh Ali Mahfudz menjelaskan bahwa tujuan dakwah itu ada 5, yaitu:
1) Menyiarkan tuntunan islam, memberikan akidah dan meluruskan amal
perbuatan manusia, terutama bui pekertinya.
2) Memindahkan hati dari keadaan yang jelek kepada keadaan yang baik.
3) Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara
kaummuslimin.
4) Menolak faham atheisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka kerja.
5) Menolak subhat, bid’ah dan kurafat atau kepercayaan yang tidak
bersumber dari agama dengan mendalami ilmu ushuluddin.
E. Pengertian Radio
Radio secara etimologi ialah pengiriman suara atau bunyi melalui udara.31
Menurut Ton Kerrtapati, pada dasarnya radio ialah medium untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk
31
DEPDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia((Jakarta: Balai Pustaka 1997), cet
ke-9, h. 808.
cerita, namun di dalam bercerita itu diikuti faktor lain yang membedakannya
dengan surat kabar yaitu efek suara, musik dan dialog.32
Radio merupakan salah satu alat komunikasi, bagian dari pada media masa
(elektronik). Secara umum Radio dapat diartikan “suatu alat penghubung
untuk menyebarkan, menyiarkan dan menyalurkan buah pikiran dan pendapat
seseorang, sesuatu pemerintah, dan atau sesuatu pemerintah kepada
masyarakat banyak untuk di ketahui sebagai bahan pertimbangan guna diikuti
atau tidak diikuti.33
Sebagai salah satu media elektronik radio memiliki karakteristik antara
lain :
1) Auditif
Ini adalah karakter utama radio. Auditif-disebut juga auditori artinya suara
(bersifat audio). Apapun yang ingin disampaikan lewat radio, mesti dalam
bentuk suara, selain itu tidak bisa.
2) Theatre of Mind
Radio itu menciptakan gambar dalam imajinasi/khalayak pendengar. Jika
seorang penyiar ingin menggambarkan kondisi serbuah ruangan, maka ia
harus menyebutkan secara detil, rinci, apa yang ada diruangan itu,
termasuk luas dan warnanya.
3) Transmisi
Transmisi artinya proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada
pendengar melalui pemancar (transmisi), lalu diterima oleh pesawat radio,
sesuai dengan gelombang atau frekuensi dari masing-masing radio
32
Ton Kertapatti, Dasar-dasar Publisistik, (akarta: Soeroengan, 1996), jilid 3, h. 83. 33
DEPDIKBUD RI, Perkembangan Media Komunikasi di Daerah, (Jakarta: 1999), Cet
ke-1, h. 7.
4) Ekonomis
Radio bersifat ekonomis. Dalam 1 minggu radio dapat mencapai 9 dari 10
pendengar yng berusia 12 tahun keatas mendengarkan radio hampir 31/2
jam sehari.
5) Bersifat pertisipasif
Rasa persahabatan dan kesetiaan pada sebuah stasiun radio tertentu
membuat para pendengar mengembangkan sebuah rasa keterlibatan, radio
membutuhkan imajinasi berupa cerita-cerita, komersial yang tidak terbatas
pada tempat dan waktu.34
F. Sejarah perkembangan Radio di Indonesia
Radio merupakan media komunikasi yang tidak kurang penting
dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.radio merupakan media komunikasi yang relatif baru bila dibandingkan dengan media komunikasi
lainnya seperti film, bahasa non-linguistk, bahasa tulisan dan media surat kabar. Namun demikian peranan dan pengaruhnya sangat besar dalam
kehidupan masytarakat. Melalui radio dapat disiarkan segala bentuk dan sifat siarann. Jangkauan siaran radio dapat mencapai sasarannya dalam jarak jauh
tanpa mengenal adanya batas ruang dan letak geografis dari suatu tempat.
Peranan radio sebagai alat komunikasi dapat dipergunakan oleh manusia
dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan aman maupun situasi perang.
Perkembangan radio sebagai alat komunikasi di Indonesia dapat
dikelompokan dalam beberapa fase yaitu:
1) Zaman penjajahan belanda
Perkembangan radio siaran di Indonesia pada zaman penjajahan kolonial
Belanda telah berlangsung lama. Kehadirannya dimulai dengan berdirinya
“Bataviase Radio Vereneging (BRV) pada tanggal 16 juni 1925, lima than
34
Asep Syamsyul M. romli, Jadi Penyiar itu Asyik lho, (Bandung: Nuansa 2007), cet.
1, h.22-25.
setalah berdirinya radio di Amerika Serikat dan tiga tahun setelah
munculnya radio Inggris dan Unisoviet.
Setelah itu muncullah beberapa badan radio siaran lainnya seperti:
“Nederlandsch Indisch Omroep Mij (NIROM)” di Jakarta, Bandung, dan
Medan. Sementara itu di Surakarta berdiri ”Solosche Radio Vereniging”,
“Mataramse Vereniging Voor Omroep(MAVRO)”.
Kehadiran radio-radio tersebut lebih menguntungkan pemerintah kolonial
Belanda. Program-program siarannya selalu berorientasi kepada
kepentingan atau misi pemerintah kolonial Belanda, baik yang
menyangkut politik maupun sosial budaya. Belanda menggunakan media
komunikasi radio itu untuk memperoleh informasi mengenai situasi daerah
jajahan, sehingga lewat radio dapat mengontrol dan memantapkan
kekuasaan di Indonesia.
2) Zaman penduduk Jepang
Proses kedatangan Jepang ke Indonesia tidak bisa terlepas dari peranan
media massa radio. Melalui radio, Jepang menyiarkan berita-berita dari
Tokyo kepada seluruh pemimpin-pemimpin dan rakyat Indonesia agar
berkerjasama dengannya dalam menghadapi tentara sekutu yang menjajah
negara-negara Asia termasuk Indonesia. Propaganda Jepang yang ingin
membebaskan negara Asia dari belenggu penjajah Barat itu diterima oleh
sebagian pemimpin rakyat Indonesia.
Berkat bantuan media massa radio sebagai alat propaganda yang sangat
ampuh, maka pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang berhasil mengusir
Belanda bersama rakyat Indonesia dari tanah air. Semenjak itu maka
semua wilayah bekas jajahan Hindia Belanda resmi dikuasai oleh
pemerintahan militer Jepang. Segala sesuatu harus dilakukan sesuai
dengan kehendak dan perintah tentara Jepang untuk mendukung
peperangan. Radio swasta yang selama ini berstatus swasta di ambil alih
oleh pemerintahan Jepang. Semua sarana komunikasi yang telah ada
ditutup dan dimatikan. Pemancar Radio dikuasai seluruhnya oleh Jepang
dan radio-radio rakyat disegel.
3) Zaman kemerdekaan
Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945 setelah Amerika serikat menjatuhkan bom atom dikota Hirosima dan
Nagasaki. Walaupun Jepang telah berusaha untuk menjaga secara keras
agar rakyat Indonesia tidak mendengar berita luar negeri kecuali hanya
berita yang disiarkan oleh radio Hoko Kioku saja, namun beberapa orang
pemuda Indonesia berhasil mendengar dan mengetahi berita tentang
kekalahan Jepang. Para pejuang kita kemudian mempersiapkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dengan berbagai kegiatan dan gerakan, karena saat
itu merupakan waktu atau peluang yang paling baik untuk
memproklamasikan kemerdekaan.
Setelah adanya kesepakatan antara para pemimpin negara, maka pada
tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh
Bungkarno. Berhubung semua satsiun Radio pada tanggal 15 Agustus
dijaga ketat oleh tentara Jepang., maka teks proklamasi tersebut tidak
dapat disiarkan secara langsung pada saat dibacakan oleh kedua
proklamator yaitu Sukarno dan Hatta. Barulah pada malam harinya tanggal
17 Agustus 1945, sekitar pukul 19.00 WIB dapat diudarakan melalui
Radio Republik Indonesia (RRI) dalam bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris.
4) Zaman Orde baru
Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan satu-satunya radio siaran
yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah Indonesia sampai akhir tahun
1966. dalam masa peralihan dari pemerintah orde lama ke orde baru
merupakan kesempatan bagi radio amatir untuk mengadakan radio siaran.
Radio amatir adalah seperangkat pemancar radio yang digunakan oleh
seorang penggemar untuk berhubungan dengan penggemar lainnya.
Sifatnya aalah komunikasi dua arah atau timbal balik dalam bentuk
percakapan.
Perkembangan radio amatir dan radio siaran mengalami kemajuan yang
begitu pesat. Perkembangannya terus meningkat sampai dengan tahun
1980, yang jumlah stasiun radio non RRI mencapai 948 buah, yang terdiri
dari 379 stasiun komersial, 26 stasiun non komersial, dan 138 stasiun radio
pemerintah daerah. Badan Radio siaran non pemerintah kini telah
bergabung dalam suatu wadah yang bernama Persatuan Radio Swasta
Niaga Indonesia (PRSSNI). Organisasi ini berdiri pada tanggal 17
Desember 1974, yang berkedudukan di ibu kota Republik Indonesia.
G. Radio sebagai Media Dakwah
Keberadaan radio sangat penting dalam menyampaikan materi dakwah
dalam bentuk pidato, ceramah, dialog interaktif. Pesawat radio dapat
menjangkau mad’unya dalam jarak jauh dan luas. Oleh karena itu, pesawat
radio merupakan media yang efektif dalm menyampaikan dakwah untuk
semua kalangan.35
Salah satu penyampaian dakwah adalah .melalui media masa elektronik
yaitu radio siaran. Dakwah melalui radio siaran adalah sebuah urutan metode
dari salah satu dari tiga kategori dakwah yaitu dakwah bil-lisan, penyampaian
materi-materi dakwah melalui radio siaran di era globalisasi merupakan
tuntunan bagi kedua institusi, stasiun radio siaran dan islam dalam melengkapi
program acaranya demi penyesuaian tujuan adil. Radio siaran menyiarkan
program-program keagamaan meski dalam waktu yang terbatas dan bukan
dalam waktu tayang utama (prime time).36
Menurut Asmuni Syukir radio sebagai media dakwah memiliki
keutamaan diantaranya yaitu:
1) Program radio disiapkan oleh ahli, sehingga bahan yang disampaikan
benar-benar berbobot/bermutu.
2) Radio merupakan bagian budaya masyarakat.
3) Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki
alat itu.
4) Mudah dijangaku oleh masyarakat. Artinya pendengar cukup dirumah.
5) Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan
akurat.
6) Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana.
35
M. Bakri Ghazali, Dakwah komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, (Jakrta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h.37. 36
A. Muis, Islam dan Arus Globalisasi dalam Komunikasi Islam, (Bandung: Rosda,
2001) Cet. Ke-1, h. 161-162.
Kelemahan dan keterbatasan media radio sebagai media dakwah antara
lain:
1) Siaran hanya didengar sekali (tidak dapat diulang), kecuali memang dari
pusat pemancarannya.
2) Terikat oleh pusat pemancarannya dan waktu siaran, artinya siaran radio
tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya (objek dakwah).
3) Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun teknis.37
37
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
176-177.
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO MUSTANG
A. Sejarah Singkat Berdirinya Radio Mustang 88 FM Jakarta
Radio Mustang berdiri pada tanggal 17 Januari 1981, awal didirikan
dengan frekuensi 1350 (AM) di Bogor. Lalu pada tahun 1984 pindah lokasi di
daerah Cinere-Depok dengan frekuensi yang berbeda yaitu 720 (AM), tahun
1985 frekuensinya berbeda lagi menjadi 738 (AM), kemudian pada tahun
1988-2001 masih berlokasi ditempat yang sama kembali berpindah frekuensi
menjadi 100.55 (FM), pada tanggal 1 Agustus 2004 dari Cinere-Depok pindah
ke Jl.M. H. Thamrin no.28 tepatnya di Wisma Nusantara lt.25 sampai saat ini.
Pada saat ini stasiun radio Mustang Jakarta terus berkembang sehingga
menjadi salah satu radio swasta yang cukup terkenal, radio Mustang
mengudara setiap hari dari pukul 05.00-02.00 WIB melalui frekuensi 88 FM,
dengan format sebagai berikut:
1. Format Redaksi
a. Materi kata singkat dan padat (to the point) berdurasi maksimal 30 detik
b. Informasi yang diangkat meliputi Informasi film, musik, olah raga,
teknologi, dan ilmu pengetahuan.
c. Insert/tips/skrip rekam berisi informasi yang mendidik dan bersifat tidak
kadaluarsa.
d. Penulisan skrip, spot promo singkat, padat dan menarik serta mudah
dimengerti, diutamakan versi dialog.
e. Penulisan adlibs promo singkat dan padat serta berdurasi maksimal 30
detik.
2. Format Musik
a. Musik yang dimainkan Contemporary Hit Radio (CHR), top 40, Indie,
Indonesia dan New Entry, kecuali pada special program yang tidak
mengharuskan pemutaran musik-musik tersebut.
b. Di acara reguler musik CHR dan Recurent lebih dominant.
c. Setiap hari Sabtu dimainkan musik-musik yang bertema cinta yang
melankolis dengan batasan usia tahun 1993- sekarang.
3. Fomrat Quiz
a. Kemasan kuis dibuat eksklusif.
b. Dilengkapi opening tune dan closing tune.
c. Tidak mengumpulkan penelepon, tapi penelepon langsung diberitahu
jawabannya benar/salah (kecuali jika permintaan sponsor berbeda,
ketentuan ini dapat dimusyawarahkan).
d. Sarana yang dipergunakan untuk peserta kuis tidak hanya line telepon,
namun juga fax,e-mail dan sms, tergantung dari mekanisme kuis.
e. Pertanyaan kuis bersifat ilmu pengetahuan atau Product Knowledge.
f. Saat memainkan kuis diputar musik sebagai back sound (interaksi penyiar
dan peserta kuis diatas backsound).
g. Jika ada waktu tersisa dipergunakan untuk membaca adlibs
sponsor/product knowledge.
4. Format Request
a. Mixing lagu tanpa jeda.
b. Penyiar bicara diatas backsound mixing antara lagu 1 ke lagu selanjutnya.
c. Request lagu melalui telepon, fax, e-mail dan sms.
d. Penelpon yang request tidak di on air, hanya disapa oleh penyiar dan
diputar lagunya.
e. Terbagi menjadi 2 bentuk request yaitu: request yang terkonsep (request
yang bersifat eksklusif yang dilengkapi opening dan closing tune) dan
request yang tidak terkonsep (digelar disepanjang acara reguler dimana
penyiar akan menyapa dan memutarkan lagu pilihan boys and girls secara
random).
5. Format Program
a. Pendekatan program lebih kepada mahasiswa dan professional muda (usia
20-25 tahun) tanpa melupakan remaja (siswa SMU).
b. Isi Program dengan prosentase sebagai berikut:
Hiburan : 75%
Edukasi : 5%
Olah raga : 10%
Teknologi : 5%
Ilmu pengetahun : 5%
c. Setiap hari besar atau bersejarah yang dianggap numental digelar program
special edition.
B. Visi dan Misi Radio Mustang
Visi
Menjadi radio nomor 1 di Jakarta dan sekitarnya yang mengedepankan
pendidikan dan juga sebagai media yang menyajikan hiburan.
Misi
Radio mustang turut ikut serta dan bertanggung jawab untuk mebangun
generasi muda ynag baik bagi negara Indonesia.
C. Struktur Ogranisasi
1. Station Manager : Asmo Budijoyo
2. Marketing : Nunis/ndari
3. Programme Director : Bagus Lazuardi
4. Team Programme : Bayu, Bagus, Andri, Jati,
5. Trainner : Yudhie Buster
6. Anggota Trainner : Andrie Gutz
7. Music Director : Yudhie Buster
8. Staff Music Director : Gilang
9. Traffic : Arfina
10. Operator : Jati
11. Koordinator Redaksi : Bayu
12. Staff Redaksi : Miranti, Hannie
13. Koordinator Penyiar : Andrie Gutz
14. Penyiar : Rico ceper, Bedu, J.fellianto, Fiks, Dea, Pramana,
Tara, Syuli, David, Arief, Nadira, Imam, Heston,
Yuni, Danar, Utina, Vari, Ww, Binta.
15. Font Oficce : wulan
16. Teknisi : Ardi
17. IT : Herman
D. Tugas dan Tanggung Jawa tiap Jabatan
1. Program Director
Tugas
a. Memastikan program on air dan off air berjalan dengan baik
b. Membuat proposal program baik itu yang diminta klien ataupun keperluan
program.
c. Bekerjasama dengan music director merancang format musik, time clock
siaran, mencari, menyeleksi dan menyusun lagu menjadi sebuah list
(harian, mingguan untuk bahan acuan penyiar memutarkan lagu).
d. Bekerjasama dengan koordinator penyiar untuk mengarahkan format
program, format siaran, format kata, format mixing kepada penyiar, dan
membuat jadwal siaran.
e. Bekerjasama dengan traffic dalam penjadwalan log iklan dan pengaturan
penempatan produk iklan.
f. Bekerjasama dengan koordinator redaksi dalam membuat format kata,
baik untuk naskah on air maupun off air untuk merancang sebuah
program, proposal, juga untuk surat-menyurat (intern dan ekstern).
g. Bekerjasama dengan koordinator produksi dalam mengarahkan pembuatan
paket sponsor/special program.
h. Bekerjasama dengan koordinator off air merenanakan dan membuat
program off air.
i. Bekerjasama dengan Humas/public relation untuk merencanakan dan
membuat kerjasama promosi.
j. Bekerjasama dengan team program untuk merencanakan dan membuat
program (on air dan off air), membuat format Mustang 88 FM,
mengevaluasi format dan program secara reguler 3 bulan sekali (bila
diperlukan).
k. Membuat rencana kerja per tahun dengan para timer.
Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada ststion manager atas semua jalannya.
b. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali) kepada Station manager.
2. Music Director
Tugas
a. Bekerjasama dengan program director merancang format musik Mustang
dan time clock siaran.
b. Mencari dan Memilih Lagu yang berkualitas yang sesuai dengan format
musik Mustang 88 FM.
c. Menambah Materi lagu pada Library Musatng 88 FM.
d. Mencari, menyeleksi, dan menyusun list lagu (harian/mingguan) untuk
siaran.
e. Menyusun Chart/tangga lagu (Asing atau Indonesia)
f. Mendata/ memberi label semua lagu/musik yang ada di Mustang 88 FM.,
baik berupa CD, kaset, pita reel, DAT, MP3 dan lain-lain.
g. Menjaga keutuhan CD, kaset dan lain-lain yang berhubungan dengan
Library Mustang 88 FM.
Tanggung jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada station manager.
b. Bertanggung jawa langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
c. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali) kepada program director.
3. Redaksi
Tugas
a. Bekerasama dengan program director untuk membuat format kata, baik
untuk naskah on air, off air maupun untuk merancang sebuah program,
proposal juga untuk surat menyurat (intern dan ekstern.)
b. Membuat script/naskah siaran yang disesuaikan dengan format kata dan
format siaran Mustang 88 FM.
c. Membuat naskah program sponsor atau program reguler.
d. Membuat redaksional untuk iklan (Spot dan Adlibs iklan/promo) dan
smash/bridge.
e. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan wawancara atau interview
dengan klien, tokoh atau bintang tamu yang akan diwawancarai.
f. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan liputan langsung atas
kejadian atau event program .
g. Mengikuti/mewakili program untuk undangan press conferernce, seminar
atau event, baik yang berhubungan dengan klien atau untuk dijadikan
sumber berita.
Tanggung Jawab
a. Bertangung jawab penuh kepada ststion manager.
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada program director.
c. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali)kepada program director.
4. Produksi
Tugas
a. Membuat spot iklan, spot promo, adlibs recorder, insert dan lain-lain yang
berkaitan dengan kelancaran program siaran baik yang disponsori maupun
program harian/mingguan Mustang 88 FM.
b. Bekerjasama dengan program director, redaksi, produser dan pihak terkait
lainnya dalam pembuatan paket special program, baik yang disponsori
maupun program harian/mingguan Mustang 88 FM.
c. Merencanakan, menyiapkan dan membuat opening & closing Program
atau kuis.
d. Menyediakan Bukti Siar (Bila diperlukan).
e. Menyimpan Bukti Siar dengan baik.
f. Membuat Smash atau Bridge siaran secara berkala dalam waktu tertentu
sesuai dengan kebutuhan program.
g. Menyiapkan keperluan serta perlengkapan yang diperlukan untuk
kebutuhan interview di studio, bekerjasama dengan teknisi.
h. Membuat kreatif-kreatif baru dalam pembuatan semua jenis produksi
sesuai dengan Format Siaran Mustang 88 FM.
i. Menjaga serta merawat peralatan di Studio Produksi.
Tangung jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada station manager.
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-
hari)kepada Program Director.
c. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali) kepada program director.
d. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali)kepada program director.
5. Humas/publik relation
Tugas
a. Mengetahui semua tentang Mustang 88 FM (selalu berkomunikasi dengan
Program Director.
b. Menjadi juru bicara Mustang baik untuk ekstern maupun intern.
c. Bekerjasama dengan Program Director dan Marketing dalam hal
kerjasama Full Barter ataupun Semi Barter promosi baik itu dengan media
cetak ataupun elektronik, hotel, cafe, tempat gaul, tempat wisata, kampus,
sekolah-sokolah, dll.
d. Bekerjasama dengan Program Director dan Marketing dalam
merencanakan dan membuat kontrak kerjasama promosi ataupun
penawaran kerjasama.
e. Bersama-sama dengan Team Program, merancang dan menyiapkan materi
untuk Promotion Tools (Company profile baik itu dalam bentuk cetak
ataupun audio, sticker, leaflet, banner, spanduk, umbul-umbul, stereofon,
neon sign, billboard, tv com, dll).
f. Menjadi duta/wakil dari Mustang 88 FM untuk urusan ekstern ke media,
Instansi/institusi ataupun masyarakat umum.
g. Menjaga citra diri yang baik dan profesional sebagai image station yang
positif, baik itu ke pendengar, klien ataupun masyarakat luas pada
umumnya.
h. Menjaga citra baik station, baik ekstern (pendengar, klien, label record
company) ataupun intern (sesama rekan kerja di Mustang 88 FM).
i. Mengkoordinir kegiatan/aktifitas (hang out, olah raga, jalan-jalan, dll)
karyawan Mustang 88 FM.
j. Menerima, menjadwal dan mengkoordinir pelajar/mahasiswa yang
melakukan PKL/ Kunjungan/ Observasi.
Tangung jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager.
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Program
Director.
6. Administrasi/sekretaris
Tugas
a. Mencatat dan mendata hal-hal yang berkaitan dengan program On air, Off
air, Daftar Tamu, Keperluan Umum, dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan radio.
b. Membuat laporan internal dan external dalam hal-hal yang berhubungan
dengan program seperti: Laporan Bulanan, Memo Intern (Inter Office
Memorandum), surat menyurat, izin, absensi, kontrak kerja part-timer atas
arahan Station Manager, dan lain-lain.
c. Mendata surat-surat yang masuk atau keluar dari bagian program dengan
diketahui oleh Station Manager.
d. Mengikuti pertemuan-pertemuan program dan membuat notulen
e. Membuat dan mengajukan anggaran bagian program yang sudah disetujui
oleh Station Manager.
f. Menangani serta mendata administrasi program siaran.
Tanggung jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager.
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Program Director.
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Program director.
7. Data Entry
Tugas
a. Mendata semua identitas pendengar MUSTANG FM dari mulai nama
lengkap, alamat rumah ataupun kantor, nomor telephone
rumah/handphone atau kantor, E-mail, pekerjaan, usia, jenis kelamin dan
status pernikahan.
b. Mengelompokan semua data pendengar berdasarkan, usia, jenis
kelamin,tempat tinggal / domisili, waktu mendengarkan, acara yang
didengarkan.
c. Membuat tabel dan prosentase dari semua kelompok data pendengar
secara berkala sesuai kebutuhan program.
d. Bertanggung jawab terhadap semua data atau berkas pendengar (sms,fax,
e-mail) yang masuk ke MUSTANG FM baik itu Program Sponsor
ataupun Program Reguler.
Tanggung jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager.
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Program Director.
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Program Director.
d. Memberikan Laporan Berkala (tiga bulan sekali) kepada Marketing.
E. Program Radio Mustang
1. Program Harian
a. SOS (Sound of Spirit)
b. SPADA (Setiap Pagi Bercanda)
c. TLC (Tender With Love)
d. Rhytem Request
e. Tripplellicous
2. Program Mingguan
a. Indoque
b. Jamaican sound
c. Dunia kita
d. ID CARD (Imam David Cari Duit)
e. Geat Reel
f. Rock&Rhytem
g. Mustang gettho
h. Down with DJ
i. Rhytem of love
j. The 40 show
k. Musik anak negri
l. GULALI (Lagu Gue Cendili)
F. Program SOS (Sound Of Spirit)
Program SOS merupakan program acara harian yang ada di radio Mustang
88 FM, bentuk dari acara tersebut adalah Talk show acara yang berdurasi 1
jam ini disiarkan setiap hari Senin-Jum’at pukul 05.00-06.00 yang dibawakan
secara langsung oleh Pramana Jati dan Ustadz Abi sebagai nara sumber tetap.
Acara ini membahas tentang masalah yang tengah dihadapi oleh anak
muda/remaja yang akan di bahas melalui sudu pandang ajaran agama islam
secara universal.
Pada acara ini pendengar bisa menceritakan masalahnya (berineraktif)
melalui faxs, e-mail, sms dan telepon.
BAB IV
RESPONS PENDENGAR (INTERAKTIF) TERHADAP PROGRAM
SIARAN SOS (SOUND OF SPIRIT) DI RADIO MUSTANG
A. Keberadaan Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM
1. Gambaran Umum Siaran SOS
Kemajuan dibidang penyiaran di Indonesia menyebabkan terbukanya
kesempatan menampilkan berbagai program siaran yang menyangkut budaya
masyarakat. Masyarakat Indonesia yang religius, dulu masih menikmati acara
keagamaan melalui mimbar. Setelah datangnya radio budaya masyarakat tentu
dimanfaatkan bagi siaran bernuansakan keagamaan.
Selama ini masyarakat memandang radio hanya sebagai media yang
menyiarkan hiburan semata. Setelah radio menyiarkan program keagamaan
secara terus-menerus dan berkualitas maka persepsi negatif terhadap radio
dapat dikurangi. Apalagi bila menjelang bulan ramadhan semua stasiun radio
berlomba-lomba untuk menyiarkan acara keagamaan.
Mustang mempunyai program-program siaran dakwah Islam yang sangat
menarik dan beragam. Program-program dakwah Islam tersebut dapat
didengarkan setiap hari Senin-Jum’at dan juga Minggu.
SOS (Sound of Spirit) adalah program dakwah harian yang dimiliki oleh
radio Mustang 88 Fm yang disiarkan setiap hari Senin-Jum’at pada pukul
05.00-06.00 WIB program SOS ini mulai disiarkan pada tahun 20001. SOS
dikategorikan kedalam acara harian dimaksudkan untuk menyapa
pendengarnya dengan siraman rohani, karena jumlah penduduk Indonesia
yang mayoritas Islam, dengan tujuan utama yaitu menyiarkan nilai-nilai
keIslaman dan membentuk muda-mudi yang berakhlak baik.
Selain SOS di radio Mustang juga ada siaran keagamaan yang diberi nama
Get Reel yang masuk dalam kategori program mingguan disiarkan setiap hari
minggu pukul 05.00-06.00
2. Keberadaan Siaran SOS di Radio Mustang 88FM
Radio disinyalir oleh banyak kalangan sebagai media yang hanya
menyiarkan acara-acara hiburan dan tidak mendidik. Radio juga dikatakan
sebagai produk budaya massa (mass Culture). Pembicaraan tentang media
massa (dalam hal penyiaran ) erat kaitannya dengan masyarakat massa.
Jallauddin Rahmat mengartikan masyarakat masa sebagai suatu yang ditandai
oleh beberapa hal yaitu: pembagian kerja yang membuat orang tereliminasi,
dari yang lainnya, serta ikatan keluarga dan komunitas yang semakin
melemah, otoritas kelompok terpelajar dari pemmpin moral memudar
bersamaan dengan hancurnya keyakinan beragama, masyarakat yang
didominasi oleh kecemasan mengejar status (status seeking society) dan
pencaharian pemimpin-pemimpin keyakinan baru.38
Keberadaan Siaran SOS di radio Mustang 88 Fm sangat berpengaruh
sekali terhadap program-program yang ada di radio Mustang 88FM. Siaran
SOS membuktikan bahwa tidak semua program yang ada di radio Mustang
88FM mengedepankan acara hiburan. SOS membuktikan bahwa siaran
keagamaan tidak hanya di adakan pada saat bulan Ramadhan saja.
38
Jallaudin Rahmat, Dedi Jallaludin Malik E.t, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Bentang
Budaya, 1997), Cet. Ke-1, h.54.
Harapan siaran keagamaan menjadi kontribusi bagi masyarakat merupakan
target yang ingin dicapai, untuk itulah setiap program siaran dakwah
dibutuhkan manajerial yang handal, manajemen penyiaran agama islam
melalui media radio yang berangkat dari keinginan yang dicapai, adapun
kontribusi program siaran SOS terhadap pendengarnya antara lain:
a. Menambahkan wawasan islam kepada Masyarakat khususnya remaja
Salah satu kontribusi penting yang dihasilkan dari progrsm acara SOS
adalah tercapainya wawasan yang lebih luas bagi masyarakat tentang
pemahaman agama islam. Karena siaran dakwah di radio merupakansalah
sau alternatif program dakwah yang disiarkan bagi pendengarnya, agar
dalam setiap langkah kehidupan para pendengar siaran radio selalu dibina
dan dibimbing oleh ajaran Islam.hal ini juga menjai alas an pokok
disiarkanya program SOS.
b. Menjadi generasi Islam yang berakhalkul karimah
Realita yang terjadi saat ini bahwa radio merupakan media massa yang
dapat masuk ke semua kalangan khususnya remaja yang menjadi target
siaran SOS. “program SOS banyak berpengaruh terhadap generasi muda
yang akan datang, melalui pesan agama mereka dibina unutk terus
menerus megamalkan ajaran Islam, agar menjadi manusia yang
bermanfaat bagi kehidupannya, sehingga menjadi generasi Islam yang
berakhlakul karimah yang mampu menjawab tantangan kehidupan di era
Globalisasi.”39
39
Pramana Jati, coordinator Keagamaan di Radio Mustang 88 FM, wawancara pribadi,
Jakarta 6 Mei 2008.
Untuk itulah setiap siaran keagamaan dibutuhkan manajerrial yang
handal..
c. Mewujudkan masyarakat yang Islami berdasarkan al-quran dan al-
hadits.
Selain menjadikan generasi Islam yang berakhlakul karimah, siaran SOS
diharapkan mampu meberikan kontribusi bagi terwujudnya kehidupan
yang tercermin menurut prinsip-prinsip Al-quran dan al-hadis. Program
SOS yang disiarkan Mustang ini juga akan menjadi motivasi bagi
perbaikan moral bangsa melalui cerminan al-quran dan hadis serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sangat jelas sekali
tuntunan dalam Al-quran dan hadis adalah “untuk mencciptakan sebuah
kreasi karya seni yang berkualitas tinggi dan mengandung unsur dakwah,
karena dalam produksi acara terjadi proses kreatifita dan seni. Namun Al-
qur’an dan hadis memberikan batasan yang jelas dan tidak merugikan,
bahkan dapat menjadikan produk yang berkualias tinggi karena
mengangkat nilai-nilai luhur dalam hasil karyanya”.40
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Siaran SOS Mustang 88 FM
a. Faktor Pendukung
1) Alat-alat Produksi
Sarana produksi menjadi penunjang terwujudnya hasil produksi yang
baik ada dua unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi
yang sangat menunjang baik atau tidaknya siaran yaitu: Mixer, dan
40
Mafrin Amir, Etika kKomunikasi dalam Pandangan islam, (Jakarta: Logos,1999) cet
ke-2, h.85.
peralatan rekaaman suara. Faktor pendukung yang ada dalam program
siaran SOS yaitu didukung oleh alat-alat yang canggih yang menjadi solusi
untuk kemudahan bagi proses produksi terhadap program siaran.
Diketahui bersama, pesatnya alat-alat komunikasi dalam proses siaran
yang kini makin cangggih menghasilkan sebuah siaran yang berkualitas
tinggi dan bermutu. Adanya alat-alat ini menjadikan proses produksi SOS
menjadi lebih efektif, efisien dan Fleksibel.
2) Pengisi Acara
Pengisi acara adalah orang yang terlibat secara langsung dalam proses
siaran yang termasuk pengisi acara adalah: pembawa acara, narasumber
(Ustadz).
b. Faktor penghambat
1) Faktor Penghambat Teknis dalam Siaran SOS
a) Pendanaan
Sedikitnya dana yang diperoleh atau keterbatasan sponsor yang bersedia
untuk mendukung program tayangan ini. Hal ini berdampak pada
terbatasnya siaran dakwah dalam melahirkan ide-ide baru yang inovatif
untuk menampilkan siaran yang lebih bernutu dan berkualitas. Sebab kita
ketahui bahwa untuk melahirkan karya-karya yang bermutu dan berkualitas
membutuhkan dana yang cukup besar.
b) Peralatan
Faktor pendukung peralatan bisa jadi penghambat produksi, seperti audio
yang kurang keras atau terlalu keras, kerusakan alat lainya yang jadi
penghambat suatu proses siaran SOS.
2) Faktor Penghambat non Teknis
Pengisi acara
Masalah keterlambatan pengisi acara atau ustadz, hal ini sangat
merepotkan team produksi karena ini merupakan siaran langsung dan
apabila nara sumber tidak dapat hadir maka penyiar akan interaksi langsung
melalui telepon dan hasilnya kurang bagus juga suaranya tidak jelas.
B. Format Siaran SOS
Siaran SOS merupakna salah satu siaran keagamaan di radio Mustang
Jakarta dengan frekuensi 88 FM dan disiarkan setiap hari Senin-Jum,at pada
pukul 05.00-06.00 dengan metode dialog interaktif. Acara ini dipandu oleh
seorang penyiar yang akan membuka dan menutup acara tersebut. Penyiar
akan mnenemani penceramah dan memberikan kesempatan kepada pendengar
untuk ikut aktif dalam program tersebut. Pendengar dapat intraktif melalui :
telepon, sms,dan e-mail.
Siaran SOS ini disajikan secara live (langsung) dengan pendengar yang
berada di mana saja, dan pendengar bias merespons langsung kepada
penceramahnya apabila ada yang belum jelas kepada materi yang disampaikan
oleh si penceramah. Atau pendengar juga bisa menanyakan masalah lain yang
tengah dihadapi oleh pendengar dan penceramah akan memberikan masukan
berdasarkan ajaran agama Islam.
Siaran SOS dibuka dengan salam dan menyapa pendengar yang dilakukan
oleh announcer atau penyiar, setelah itu penyiar memberikan kesempatan
kepada nara sumber untuk menyampaikan materi kemudian memutar sebuah
lagu, dan commercial break (iklan). Pada tahap berikutnya yaitu sesi Tanya
jawab, disini penyiar memberikan kesempatan kepada pendengar yang ingin
bertanya dan akan dijawab oleh nara sumber, kemudian penyiar kembali
memutar lagu.
Selanjutnya sesi Tanya jawab selesai maka nara sumber menyimpulkan
materi atau masalah yang disampaikan pada hari ini. Dan acara ini ditutup
oleh salam yang diucapkan si penyiar.
Apabila penceramah tidak dapat hadir dalam acara tersebut maka penyiar
akan berhubungan secara langsung kepada si penceramh melalui telepon.
C. Tujuan siaran SOS
Adapun tujuan disiarkannya program SOS dalam dialog interaktif di radio
Mustang 88 FM Jakarta adalah :
1. Menyiarkan nilai-nilai keislaman kepada pendengar khususnya di wilayah
Jakarta.
2. Membangun potensi akhlak yang islami khususnya bagi kawula muda
3. Diharapkan terciptanya masyarakat yang religius, tidak hanya mengaku
islam tetapi mereka mengetahui nilai-nilai keislamannya.
D. Tinjauan pendengar Mustang 88 Fm
1. Profil responden
Dalam penelitian ini, jenis kelamin dibagi menjadi dua bagian yaitu laki-
laki dan perempuan. Data selengkapnya tentang jumlah responden dilihat dari
jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin F Prosentase
1 Laki-laki 25 37%
2 Perempuan 43 63%
Jumlah 68 100%
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengambil sample 79 orang, terdiri
dari laki-laki dan perempuan. Dari data diatas dikatakan bahwa responden
hanya ada 68 orang berdasarkan angket yang terkumpul yang terdiri dari 25
laki-laki atau 37% dan 43 perempuan atau 63%. Maka dapat disimpulkan
bahwa data responden yang valid dan syah hanya 68 orang dan 8 orang
dikatakan gugur.
Usia responden dalam mendengarkan siaran SOS ini cukup bervariasi.
Oleh karena itu penulis membagi dalam 4 kelompok: usia 16-20 tahun, usia
21-25 tahun, usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun keatas. Data mengenai usia
responden dapat dillihat pada tabel 2 dibawah ini
Tabel 2
Usia Responden
No Usia F Prosentase
1 16 – 20 10 15 %
2 21 – 25 29 43 %
3 26 – 30 24 35 %
4 31 -35 5 7 %
Jumlah 68 100 %
Menurut data tabel diatas, ada Variasi yang signifikan yaitu responden
yang berusia 16-20 tahun 15%, yang berusia 21-25 tahun 43%, ynag berusia
26-30 tahun 35% dan pada responden yang berusia 31 tahun keatas 7%
Dari data diatas menunjukan bahwa mayoritas yang mendengarkan siaran
SOS ialah yang berusia 21-25 tahun. Hal ini menunjukan bahwa usia 21-25
tahun adalah cepat dan mudah untuk mencerna dan memahami materi-materi
yang disampaikan oleh penceramah, disamping itu juga mereka mendapatkan
pelajaran dan wawasan diluar dari pendidikan formal dan hal ini juga sesuai
dengan target siaran SOS yang diperuntukan bagi kawula muda. Namun
demikian, responden yang lain juga mendengarkan dan ikut interaktif dalam
siara tersebut, dengan alasan mereka masih membutuhkan wawasan yang luas.
Mengenai tingkatan pendidikan terakhir responden, penulis membagi
dalam 3 kategori yaitu: SMP. SMU, Perguruan tinggi/sederajat. Unutk data
selengkapnya tentang tingkatan pendidikan terakhir responden dapat dilihat
pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3
Pendidikan Terakhir Responden
No Pendidikan terakhir F Prosentase
1 SMP 6 9%
2 SMU 14 21%
3 Perguruan Tinggi 48 70%
Jumlah 68 100%
Dari data diatas, ada variasi tingkat pendidikan responden yang signifikan
yaitu responden yang tingkat pendidikanya SMP 9%, SMU 21%, perguruan
tinggi 70%.
Berdasarkan data diatas, menunjukan bahwa mayoritas responden yang
mendengarkan siaran SOS adalah responden yang berpendidikan perguruan
tinggi/sederajat. Hal ini disebabkan ketertarikan mereka untuk mendengarkan
siaran SOS karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
keislaman yang lebih luas, karena ilmu yang mereka dapatkan dalam
pendidikan Formal saja tidak cukup untuk itu mereka ikut serta interaktif
dalam program siaran SOS dan juga sesuai dengan target pendengar rado
Mustang 88 FM secara umum yaitu para mahasiswa/I dan eksekutif muda.
Untuk pelajar SMU 21 % hal ini dikarenakan pelajar tingkat SMU masih
terlalu muda dan juga kurang memahami bahasa yang digunakan oleh nara
sumber, karena pendengar Mustang khususnya SOS di dominasi oleh para
mahasiswa dan eksekutif muda.
Dalam penelitian ini, status sipil responden dibagi kedalam dua bagian
yaitu nikah dan belum menikah. Data selengkapnya tentang jumlah responden
dilihat dari status sipil dalam penelitian ini dapat dilihat pada tablel 4 dibawah
ini.
Tabel 4
Status Sipil Responden
No Status Sipil F Prosentase
1 Nikah 17 25%
2 Belum Menikah 51 75%
Jumlah 68 100%
Dari tabel diatas, menunjukan bahwa ternyata mayoritas responden yang
mendengarkan siaran SOS adalah belum menikah. Hal ini dikarenakan mereka
masih banyak waktu luangnya dan belum banyak memikirkan hal-hal yang
menyangkut duniawi.
2. Analisis Respons Pendengar (interaktif) terhadap siaran SOS di
Mustang 88 FM Jakarta.
Dalam penelitian ini, yang menjadi sample adalah pendengar yang pernah
ikut interaktif pada siaran SOS periode November 2007- Januari 2008.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil sample penelitian sebanyak 68
orang, kemudian data dianalisis berdasarkan angket yang telah disebarkan
dengan menggunakan table-tabel. Untuk mendapatkan gambaran tersebut,
diatas telah dijelaskan tentang profil responden, dan dibawah ini akan
dijelaskan respons pendengar (yang ikut interaktif) terhadap siaran SOS
Untuk mengetahui sejauh mana respons pendengar (interaktif) terhadap
siaran SOS di radio Mustang 88 FM Jakarta, maka terlebih dahulu maka
responden diberi pertanyaan mengenai, apakah mereka pernah mendengrkan
siaran SOS yang disiarkan di radio Mustang 88 FM. Data mengenai siaran
SOS yang disiarkan di radio Mustang 88 FM Jakarta, dapat dilihat pada tabel
5 dibawah ini.
Tabel 5
Pernah Mendengarkan Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM
No Pernah mendengarkan SOS F Prosentase
1 Pernah 68 100%
2 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 100% responden menjawab pernah mendengarkan siaran SOS
diradio Mustang karena mereka pernah ikut serta interaktif dalam siaran SOS.
Hal ini menunjukan bahwa siaran ini dibutuhkan oleh para remaja karena
menambah wawasan dan pengetahuan tentang keislaman.
Waktu untuk mendengarkan siaran SOS bermacam-macam. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui kapan responden mendengarkan siaran SOS.
Data mengenai kapan Responden mendengarkan siaran SOS dapat dilihat
pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6
Waktu Mendengarkan Siaran SOS
No Waktu Mendengarkan SOS F Prosentase
1 05.00 WIB 28 41%
2 05.30 WIB 40 59%
3 06.00 WIB 0 0%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 41% responden menjawab 05.00WIB, dan 59% menjawab 05.30
WIB, dan 0% menjawab 06.00 WIB.
Dari hasil data diatas, ternyata mayoritas mereka menjawab 05.30 WIB
adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan siaran SOS karena pada saat itu
merupakan waktu yang senggang setelah melaksanakan sholat subuh dan tidak
terlalu pagi untuk mendengarkan siaran keagamaan, namun 41% responden
yang menjawab 05.00 WIB. Hal ini dikarenakan mereka ingin mendengarkan
siaran ini dari awal.
Mengetahui berapa kali responden mendengarkan siaran SOS,
jawabannya bervariasi, untuk lebih jelasnya mengenai berapa kali responden
mendengarkan acara tersebut dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini.
Tablel 7
Berapa kali dalam seminggu mendengarkan siaran SOS
No
Frekuensi dalam
mendengarkan siaran SOS
F Prosentase
1 2 48 71%
2 3 19 28%
3 Setiap hari 1 1%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 71% responden menjawab 1 hari, 28% menjawab 2 kali dalm
seminggu, dan 1% menjawab tiap hari.
Berdasarkan data diata dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh
responden menjawab 1 kali dalam sehari. Hal ini dikarenakan mereka tidak
selalu mendengarkan siaran SOS. Disamping itu juga mereka banyak juga
mereka mendengarkan SOS sesuai dengan kebutuhan dan keinginan untuk
mendengarkan siaran SOS.
Untuk mengetahui berapa kali responden pernah ikut interaktif dalam
siaran SOS maka dapat dilihat dari tabel 8.
Tabel 8
Berapa kali pernah ikut interaktif dalam siaran SOS
No Frekuensi Interaktif F Prosentase
1 1-2 kali 48 25%
2 2-3 kali 4 6%
3 Tidak tentu 47 69%
Jumlah 68 100%
69% responden menjawab tidak tentu untuk interaktif dalam siaran SOS
dikarenakan mereka akan ikut serta interaktif apabila sesuai dengan kebutuhan
mereka akan pengetahuan agama terutama agama Islam. Sebanyak 25%
responden menjawab 2 kali ikut interaktif hal ini dikarenakan mereka terutama
para remaja yang ingin bercertita tentang masalah yang tengah dihadapinya
dan dicari solusinya berdasarkan ajaran agama Islam. Dan 6% responden
menjawab 2 kali..
Untuk mengetahui tentang pengemasan acara SOS dapat dilihat pada tabel
9.
Tabel 9
Pengemasan siaran SOS
No Pengemasan Siaran
SOS
F Prosentase
1 Bagus 45 66%
2 Cukup bagus 23 34%
3 Tidak bagus 0 0%
Jumlah 68 100%
66% responden menjawab bagus, dan 34% responden menjawab cukup
bagus.Kebanyakan dari responden menjawab bagus karena acara ini dikemas
dengan sangat baik dari segi teknis maupun non teknis..
Metode penyampaian yang disenangi responden,dapat dilihat pada tabel
10 di bawah ini.
Tabel 10
Metode penyampaian yang disenangi
No Metode Penyampaian F Prosentase
1 Ceramah Lepas 8 12%
2 Tanya jawab 58 85%
3 Baca kitab 2 3%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 12% responden menjawab ceramah lepas, 85% responden
menjawab Tanya jawab, dan 3% menjawab baca kitab.
Dari tabel diatas, terlihat jelas bahwa dalam hal penyampaian metode yang
disenangi oleh responden adalah Tanya jawab dibandingkan dengan ceramah
lepas dan baca kitab. Hal ini dikarenakan ceramah lepas dan baca kitab tidak
bisa mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang dimengerti terhadap materi
yang disampaikan oleh penceramah.
Untuk mengetahui materi apa yang pernah didengar oleh responden dapat
dilihat pada tablel 11.
Tabel 11
Materi yang pernah di dengar
No Materi yang pernah di dengar F Prosentase
1 Syariah 12 18%
2 Akhlak 49 72%
3 Muamalah 7 10%
Jumlah 68 100%
18% responden menjawab Syariah, 72% responden menjawab akhlak, dan
10% menjawab muamalah.
Berdasarkan tabel diatas, jawaban yang diberikan responden dalam hal
kecenderungannya terhadap materi yang pernah disiarkan ternyata mayoritas
pernah mendengarkan akhlah yang disampaikan oleh sipenceramah. Hal ini
menunjukan bahwa sesuai dengan tujuan siaran SOS yakni menjadikan
generasi muda yang islami dan berakhlak mulia.
Respon pengisi acara terhadap pendengar yang ikut interakrif dalam siaran
SOS dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12
Respons Pengisi Acara SOS terhadap Pendengar
No Respon pengisi acara F Prosenase
1 Baik 65 96%
2 Cukup 3 4%
3 Tidak baik 0 0%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 96% menjaab baik, 4% menjawab cukup dan 0% menjawab
tidak baik.
Berdasarkan keterangan diatas bahwa 96% menjawab baik, karena pihak
penyelenggara program tersebut tidak ingin mengecewakan pendengar,
terutama yang ingin serta interaktif dalam siaran SOS.
Untuk mengetahui bahasa yang digunakan oleh penceramahdapat dilihat
pada tabel 13.
Tabel 13
Bahasa yang digunakan Pengisi Acara
No Bahasa yang digunakan F Prosentase
1 Mudah 60 88%
2 Kurang 8 12%
3 Sulit 0 0%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 88% responden menjawab baik, dan 12% responden menjawab
cukup.
Berdasarkan keterangan diatas mayoritas pendengar yang pernah ikut
interaktif menjawab bahasa yang disampaikan oleh penceramah adalah baik
hal itu dikarenakan bahasanya mudah dipahami.
Apakah program siaran SOS sudah tepat di siarkan pada pukul 05.00-
06.00 WIB. Untuk mengetahuinya dapat dilihat pada tabel 14 dibawah ini.
Tabel 14
Apakah waktu siaran SOS yang digunakan Cukup Efektif
No Keefektifan waktu siaran F Prosentase
1 Terlalu singkat 17 25%
2 Cukup 39 57%
3 Terlalu lama 12 18%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 17% responden menjawab terlalu singkat, 57% menjawab
cukup, dan 18% responden menjawab terlalu lama.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jawaban yang diberikan
responden dalam hal cukup efektifkah waktu yang digunakan dalam siaran
SOS. Mayoritas responden menjawab cukup terhadap waktu yang digunakan
nara sumber dalam siaran SOS. Hal ini karena mereka merasa cukup untuk
memahami materi yang disampaikan nara sumber, namun ada pula sebagian
dari responden yang menjawab singkat. Hal ini karena responden merasa
waktu yang diberikan kurang karena masih banyak hal yang belum begitu
mereka pahami.
Dalam suatu siaran pasti adanya ketertarikan responden dalam
mendengarkan siarannya, untuk lebih rinci mengenai ketertarikan responden
terhadap siaran SOS dapat dilihat pada table 15 dibawah ini
Tabel 15
Menurut Anda Apakah yang Menarik dari Siaran SOS?
No Yang menarik dari
SOS
F Prosentase
1 Materinya praktis 43 63%
2 Narasumbernya
berkualitas
16 24%
3
Radionya cukup
terkenal
9 13%
Jumlah 68 100%
Sebanyak 63% responden menjawab materinya praktis, 24% responden
menjawab nara sumber yang berkualitas, dan 13% menjawab nama radio yang
cukup terkenal terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa jawaban yang diberikan oleh responden
dalam hal apa yang menarik dari siaran SOS ialah mayoritas responden
menjawab materinya praktis. Hal ini dikarenakan materi yan disampaikan oleh
nara sumber sangat mudah dimengerti dan tidak terlalu memperdulikan siapa
nara sumbernya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa terhada hasil respon pendengar yang interaktif penulis
menyimpulkan bahwa:
1. SOS merupakan salah satu program dakwah yang disiarkan oleh radio
Mustang 88 FM, diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi
terwuudnya kehidupan yang tercermin menurut prinsip-prinsip Al-qur’an
dan hadits. SOS adalah siaran keagamaan yang diharapkan di masa depan
mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap nilai-nilai spiritual
yang mungkin sudah tidak terpikir lagi di era globalisasi.Keberadaan
siaran SOS di radio Mustang dapat membuktikan bahwa radio Mustang
tidak hanya menyiarkan siaran hiburan saja akan tetapi ada siaran agama
yang tidak hanya disiarkan pada bulan ramadhan saja melainkan setiap
hari.
2. Format dari acara SOS tersebut adalah dialog interaktif , dimana si
pendengar dapat bertanya langsung kepada nara sumber melalui faks,
telepon, e-mail, dan SMS apabila ada yang belum jelas.
3. Responden memberikan tanggapan positif dari masing-masing pertanyaan
yang penulis ajukan dengan menggunakan angket. Baik dari segi materi,
metode, bahkan penceramahnya. Ini menunjukan bahwa program dakwah
SOS di radio Mustang 88 FM merupakan siaran Dakwah yang sangat
menarik bagi pendengar yang ikut interaktif pada acara tersebut.
Responden yang sebagian besar adalah remaja, ini membuktikan
kesesuaian dengan apa yang diutarakan oleh koordinator program SOS
dalam wawancranya, yang menyatakan bahwa sebenarnya sasaran utama
pendengar siaran SOS adalah remaja karena remaja membutuhkan banyak
pengetahuan agama, tetapi ini juga tidak menutup kemungkinan bagi
pendengar SOS dimanapun berada untuk ikut mendengarkan siaran
tersebut.
B. Saran-saran
1. Penulis berharap kepada coordinator keagamaan di radio Mustang agar siaran-
siaran dakwah di radio khususnya Mustnag dikemas dengan kemasan yang
sangat menarik, sehingga para pendengar dapat menyukai siaran dakwah
tersebut
2. Bagi nara sumberUntuk jangka panjang siaran SOS dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pendengar. Karena bagaimanapun juga terdapat perbedaan
kebutuhan antara para pendengar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Islam.
4. Kepada pemerintah hendaknya memberi dukungan dan aturan main bagi
pengelola radio, agar menciptakan iklim persaingan yang kondusif dan memacu
kreatifitas insane radio dalam memproduksi acara-acara yang bermutu tinggi,
terutama dalam acara keagamaan, yang diharapkan dapat memupuk moral
bangsa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1992, Cet. Ke-1.
Amin, H.M., Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: Al-Amin Pres, 1997.
Amir, Mafrin, Etika Komunikasi dalam Pandangan Islam, Jakarta: Logos, 1999,
Cet. Ke-2.
Answer dan M. Basiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press,
2002, Cet. Ke-1.
Ari kunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
1996, Cet. Ke-1.
Boyd, Andrew, “Jurnalism of Radio and TV News”, New York Press, 3rd Ed,
1999.
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-4.
Daugun, Save D., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian
dan Kebudayaan Nusantara, 1997, cet. Ke-1.
Darianto S, S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1998.
DEPDIKBUD RI, 1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 1997, Cet. Ke-9
2. Perkembangan Media Komunikasi di Daerah, Jakarta: 1999, Cet. Ke-1
Dodi, Modul Penyiaran Kantor Berita Radio 68H, Jakarta: Pustaka Amani
Ghazali, M. Bakri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997, Cet. Ke-1
Ginting Munthe, Muryanti, Media Komunikasi Radio, Jakarta: Sinar Harapan, Cet
ke-1.
Gough, Howard, “Planing, Producing thr Radio Programe”, IIBD, Asia Pasific,
Institute for Brodcasting Development, Kuala Lumpur, Malaysia, 1999.
Kertapati, ton, Dasar-dasar Publisistik, Jakarta: Soerongan, 1996, jilid 3.
Kusnadi, wawan, Komunikasi Masa Sebuah Analisis Media, Jakarta: Rineka
Cipta, 1996, cet. Ke-1.
M. Echols, John dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1996, cet. Ke-23.
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,
Yogakarta: LKIS, 2004, cet. Ke-1
Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manjemen Dakwah, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996, cet. Ke-1.
Muis, A., Islam dan Arus Globalisasi dalam Komunikasi Islam, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2001, cet. Ke-1.
Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Galia Indo, 2004, Cet ke-1.
Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, Jakarta: UT, 1997, cet. Ke-3.
Rahmat, jalaluddin, Dedi Jalaluddin Malik E.t., Hegemoni Budaya, Yogyakarta:
Bentang Budaya, 1997, cet. Ke-1.
Sarjono, Annas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo Persada,
1997, cet. Ke-8.
Syamsul, M. Romli, Asep, Jadi Penyiar itu Asyik Lho, Bandung, Nuansa 2007,
Cet ke-1.
Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-ikhlas, 1983.
Effendi Onong, Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 1999, Cet. Ke12.
Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, cet. Ke-3.
Walgito, Bimo, Psikologi Belajar, Jakarta: Reneka Cipta, 1997, cet. Ke-1.