respirasi & hipoksia

download respirasi & hipoksia

of 14

Transcript of respirasi & hipoksia

Tinjauan Pustaka

Pengaruh Ketinggian yang Menyebabkan Kekurangan Oksigen pada Sistem PernapasanEga Farhatu Jannah (102012277)Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta [email protected]

Latar BelakangBernapas adalah suatu proses yang kita lakukan setiap hari, bahkan dalam waktu satu menit kita bisa bernafas lebih dari 15 kali. Pernapasan adalah suatu proses pertukaran udara yaitu untuk pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. System pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas (paru) dan suatu pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi ini terdiri atas dinding dada; otot pernapasan, yang memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada; pusat pernapasan diotak yang mengendalikan otot pernapasan serta jaras dan saraf yang menghubungkan pusat pernapasan dengan otot pernapasan.Identifikasi Istilah yang tidak DiketahuiTidak adaRumusan Masalah1. Seorang laki-laki 50 tahun merasa sesak nafas dan sulit bernafas dan wajahnya membiru ketika mendaki gunung.

Analisis MasalahGambaran mind map: Hipotesis Perubahan ketinggian menyebabkan perubahan kadar oksigen dalam darah sehingga menyebabkan wajah membiru.Sasaran Pembelajaran Mampu memahami mekanisme perubahan Mampu memahami pengaruh perubahan tekanan atmosfer.System PernapasanFungsi system pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer kedalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing dan pengaturan hormonal tekanan darah.1 Respirasi melibatkan proses berikut yaitu:1. Ventilasi pulmonary (pernapasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari saluran pernapasan dan paru-paru.2. Respirasi eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antara udara dalam paru dan kapilar pulmonar.3. Respirasi internal adalah difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel jaringan.4. Respirasi seluler adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energy dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air).Saluran pernapasan terdiri dari cabang-cabang saluran dari lingkungan sampai ke paru-paru.Anatomi Fungsional Saluran Pernapasan

Gambar 1. System pernapasan pada manusia2A. Rongga hidung dan nasal.1,21. Hidung eksternal berbentuk pyramid disetai suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerj tulang, kartilago hialin, dan jaringan fibroareolar.1a. Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal.bagian anterior septum adaah kartilago.b. Naris (nosril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal.1. Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung.2. Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.c. Tulang Hidung1. Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.2. Vomer dan lempeng berpendikular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal.3. Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.4. Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribiform tulang etmoid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dari tulang sphenoid.5. Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan interior menonjol pada sisi medial dinding lateral ronggal nasal. Setiap konka dilapisi membrane mukosa (epitel kolumnar bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh darah.6. Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara ronggal nasal yang terletak dibawah konka.d. Empat pasang sinus paranasal (frontal, etmoid, maksilar, dan sfenoid) adalah kantong tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar, dan sfenoid. Sinus ini dilapisi membrane mukosa.21. Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mukus, dan memberi efek resonansi dalam produksi wicara.22. Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal melalui duktus kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada posisi tegak, aliran mukus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama pada kasus infeksi sinus.23. Duktus naorakrimal dari kelanjar air mata membuka kearah meatus inferior.2. Membran mukosa nasala. Struktur1. Kulit pada bagian external permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat, dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak didalam nostril, kulit dibagian dalam ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara terhisap.1,22. Di baggian rongga nasal yang lebih dalam, epithelium respitaratorik membentuk mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epithelium bersilia dengan sel goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularisasi dan terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.1,2b. Fungsi1. Penyaringan partikel kecil. Silia pada epithelium respiratorik melambai kedepan dan belakang dalam suatu lapisan mukus. Gerakan dan mukus membentuk suatu perangkat untuk partikel yang kemudian akan disapu ke atas untuk ditelan, dibatukan, atau dibersinkan keluar.1,22. Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk. Udara kering akan dilembabkan melalui evaporasi sekresi serosa dan mukus serta dihangatkan oleh radiasi panas dari pembuluh darah yang terletak dibawanya.1,23. Resepsi odor. Epithelium olfaktori yang terletak dibagian atas rongga hidung dibawah lempeng kribiform, mengandung sel-sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indera penciuman.1,2B. FaringFaring adalah tabung muscular yang berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esophagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.11. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal melalui dua naris internal (koana) a. Dua tuba eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi kedua gendang telinga.b. Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak didekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara..2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan palatum keras tulang.a. Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur kebawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.b. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior. 3. Laringofaring mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk system respiratorik selanjutnya. C. LaringLaring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh Sembilan kartilago; tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan.1,21. Kartilago tidak berpasangan a. Kartilago tiroid ( jakun) terletak dibagian proksimal kelenjar tiroid. Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormon yang di sekresi saat pubertas.b. Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak dibawah kartilago tiroid.c. Epiglottis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago tiroid. Saat menelan, epiglottis secara otomatis menutupi mulut faring untuk mencegah masuknya makann dan cairan. 2. Kartilago berpasangana. Kartilago aritenoid terletak diatas dan dikedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpasangan dari epithelium skuamosa bertingkat.b. Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid. c. Kartilago kuneiform berupa batang-batang kecil yang membantu menopang jaringan lunak.3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laringa. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventricular (pita suara semu) yang tidak berfungsi saat produksi suara.b. Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid dan pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid. Pembuka diantara kedua pita ini adalah glottis.1. Saat bernafas, pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh otot laring dan glottis berbentuk triangular.2. Saat menelan, pita suara teraduksi (tertarik menutup) dan glottis membentuk celah sempit. 3. Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glottis dan derajat ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara.

Gambar 2. Laring1D. TrakeaTrakea (pipa udara) adalah tuba dengan panjang 10-12 cm dan diameter 2,5 cm terletak diatas permukaan anterior esophagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah dua bronkus utama.1,21. Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk C. ujung posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan ekspansi esophagus.2. Trakea dilapisi epithelium respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang mengandung banyak sel goblet.E. Percabangan bronkus1. Bronkus primer (utama) kanan berukuran lebih pendek lebih tebal dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah kekana. Objek asing yang masuk dalam trakea kemungkinan ditempatkan dalam bronkus kanan.12. Setiap bronkus primer bercabang 9-12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.13. Bronki disebut ekstrapulmonar samapai memasuki paru-paru, setelah ini disebut intrapulmonary.14. Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya; bronki, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar dan aveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.1F. Paru-paru1,21. Paru-paru adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam rongga toraks.a. Paru kanan memliki tiga lobus; paru kiri memiliki dua lobusb. Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diagfragmatik (bagian dasar) terletak diatas diagfragma, sebuah permukaan mediastinal (medial yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal terletak diatas kerangka iga.c. Permukaan mediastinal memiliki hilus (akar) tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah bronki, pulmonary dan bronchial dari paru 2. Pleura adalah membrane penutup yang membungkus setiap paru.a. Pleura parietal melapisi rongga toraks (kerangka iga, diafragma, mediastinum) b. Pleura visceral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal dibagian bawah paruc. Rongga pleura (ruang intrapleura) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan visceral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel-sel plural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan (tekanan intraplura) agak negatif dibandingkan tekanan atmosfer.d. Resesus pleura adalah rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul saat pleura parietal bersilangan dari satu permukaan kepermukaan lain. Saat bernafas, paru-paru bergerak keluar masuk area ini.Mekanika Pernapasana. Inspirasi dan ekspirasiPada saat lahir, jaringan paru mengembang sehingga teregang dan akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya recoil dinding dada kea rah yang berlawanan. Jika dinding dada dibuka, paru akan kolaps; dan bila paru kehilangan elasitisitasnya dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong. Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi akan meningkatkan volume intratoraks. Tekanan intrapleura dibagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar -2,5 mmHg (relative terhadap tekanan atmosfer) pada awal inspirasi menjadi -6 mmHg. Jaringan paru akan semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negative dan udara mengalir kedalam paru-paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di aluran udara menjadi lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru. Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memrlukan kontraksi otot untuk menurukan volume intratoraks. Namun, pada awal ekspirasi sedikit konraksi otot masih terjadi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya recoil paru dan memperlambat ekspirasi. Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun mencapai -30 mmHg sehingga pengembangan jaringan paru menjadi lebih besar. Bila ventilasi meningkat, deraja pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan ole kontraksi aktif otot ekspirasi yn menurunkan volme intratoraks.3b. Volume paruJumlah udara yang masuk kedalam paru setiap kali inspirasi atau jumlah udara yang keluar dari paru setiap kali ekspirasi disebut volume tidal (TV), Tv pada dewasa muda sehat berkisar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan. Jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maksimal setelah inspirasi biasa disebut volume cadangan inspirasi ( inspiratory reserve volume/IRV), IRV berkisar 3.100 ml pada laki-laki dan 1.900 ml pada perempuan. Jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui kontraksi otot ekspirasi stelah ekspirasi biasa disebut volume cadangan ekspirasi ( expiratory reserve volume/ERV), ERV biasanya berkisar 1.200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan. dan udara yang masih tertinggal didalam paru setelah ekspirasi maksimal disebut volume residu (residual volume/RV), RV penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat pernapasan. Rata-rata volume ini pada laki-laki 1.200 ml dan pada perempuan 1000 ml. Ruang di saluran napas yang berisi udara yang tidak ikut serta dalam proses pertukaran gas dengan darah dalam kapiler paru disebut ruang rugi pernapasan (respiratory dead space). Dan pengkuran kapasitas vital, yaitu jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru setelah inspirasi maksimal.1,3

Gambar 3.spirogram volume dan kapasitas paru1c. Transport oksigen 1. Penyaluran oksigen ke jaringan System pengank O2 ditubuh terdiri atas paru dan system kardiovaskular. Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu bergantung pada jumlah O2 yang masuk dalam paru, adanya pertukaran gas di paru yang adekuat, aliran darah yang menuju jaringan, dan kapasitas darah untuk mengangkut O2. Aliran darah bergantung pada derajat kontriksi jalinan vascular di jaringan serta curah jantung. Jumlah O2 di dalam darah dtentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah dan afinitas hemoglobin terhadap O2.42. Reaksi hemoglobin dan oksigenDinamika reaksi hemoglobin dengan O2 menjadikannya sebagai pembawa O2 yang sangat tepat. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat subunit, masing-masing mengandung gugus heme. Saat O2 pertama kali terikat, ikatan yang menahan unit globin terlepas sehingga terbentuk konfigurasi relaxed (R, rileks) yang memaparkan lebih banyak tentang pengikatan O2. Hasil akhirnya adalah peningkatan afinitas terhadap O2 sebesar 500 kali lipat. Dijaringan reaksi-reaksi ini berbalik sehingga terjadi pelepasn O2. Peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya diperkirakan berlangsung sekitar 108 kali selama kehidupan sebuah sel darah merah.3-53. Factor yang mempengaruhi afinitas hemoglobin terhadap oksigenFactor-faktor yang mempengaruhi afinitas hemoglobin terhadap oksigen yaitu penurunan pH, penurunan PO2, peningkatan PCO2, peningkatan suhu dan peningkatan 2,3 BPG dalam sel darah merah. Berkurangnya afinitas hemoglobin terhadap O2 saat pH darah menurun dikenal sebagai efek bohr. Hemoglobin memiliki empat fungsi yaitu untuk memudahkan pengangkutan O2, memudahkan pengangkutan CO2, berperan penting pada pendaparan asam basa dan mengangkut NO.3d. Transpor karbon dioksidaKarena CO2 membentuk asam karbonat dalam darah maka kita perlu memahami pendaparan didalam tubuh untuk mengetahui transportasi CO2. Buffer adalah suatu larutan yang pH nya cenderung tidak berubah walaupun ditambah sedikit asam, sedikit basa ataupun diencerkan. Larutan buffer biasaya terdiri asam lemah dengan garamnya dan basa lemah dan garamnya. Dapar paling efektif jika : [asam]=[garam] atau pH=pKa. Dalam pengangkutan CO2 kapasitas buffer terdiri dari Hb/ oxy Hb 60%, fosfat dalam sel darah merah 25%, protein plasma 10%, dan bikarbonat plasma, losfat plasma, dan bikarbonat sel darah merah jumlahnya 5%.41. Nasib karbon dioksida dalam darah a. Dalam plasma Terlarut Membentuk senyawa karbamino dengan protein plasma Hidrasi, H+ mengalami pendaparan, HCO3- didalam plasmab. Dalam sel darah merah Terlarut Membentuk karbamino-Hb Hidrasi, H+ mengalami pendaparan, 70% HCO3- memasuki plasma Pergeseran CI- ke dalam sel; mosm dalam sel meningkat.e. System pertahanan tubuh Dalam tubuh manusia terdapat system dapar yang berperan dalam mempertahankan Ph tubuh. Darah orang normal memiliki pH ntara 7,35-7,45, jika mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, misalnya sakit berat akan mengakibatkan pH darah turun dibawah 7,0 atau naik diatas 7,8 dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh permanen bahkan kematian.5 Untuk mempertahankan agar pH darah tidak banyak berubah maka dalam tubuh terdapat beberapa system perahanan, antara lain : System buffer System pernafasan Pengontrol pH oleh ginjalKetiga system ini bekerja sama mengatur pH darah menjadi konstan. Jika salah satu system tidak bekerja, dapat mengakibatkan fatal, dan bisa mengakibatkan kematian.1. Asidosis dan alkalosis respiratorik Peningkatan p CO2 arteri akibat berkurangnya ventilasi akan menyebabkan asidosis respiratorik. CO2 yang tertahan dalam tubuh berada dalam keseimbangan dengan H2 CO3, yang selanjutnya akan berada dalam keseimbangan dengan HCO3- sehingga konsentrasi HCO3- plasma meningkat dan tercapai keseimbangan baru pada pH yang lebih rendah. Sebaliknya, penurunan pCO2 menyebabkan alkalosis respiratorik.6a. Asidosis Bila pH darah lebih kecil dari 7,35 maka keadaan tersebut dinamakan asisdosis. Factor-faktor yang menyebabkan keadaan asidosis antara lain : Penyakit jantung Penyakit ginjal Diare terus menerus Makan-makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama Olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama (asidosis bersifat sementara)b. Alkalosis Bila pH darah lebih besar dari 7,45 maka keadaan tersebut dinamakan alkalosis. Factor-faktor yang menyebabkan alkalosis antara lain: Muntah yang hebat Hyperventilasi (bernafas berlebihan) misalnya : para pendaki gunung, karena tubuh mengatasi tekanan oksigen yang rendah ditempat tinggi dan cemas atau histeris sehingga bernafas berlebihan. f. Respon ventilasi terhadap perubahan keseimbangan asam basaPada asisdosis metabolic, misalnya akibat akumulasi badan yang asam disirkulasi pada diabetes mellitus, terdapat perangsangan pernafasan yang kuat. Hyperventilasi akan menurunkan pCO2 alveolus dan menghasilkan kompensasi berupa penurunan konsentrasi H+ darah . sebaliknya pada alkalosis metabolic misalnya akibat muntah berkepanjangan disertai kehilangan HCl dari tubuh, ventilasi menjadi lemah dan pCO2 darah arteri meningkat itbukan disebabkan oleh peningkatan konsentrasi H+ darah arteri, penurunan pCO2 akan menurunkan H+ dibawah normal (alkalosis respiratorik); sebaliknya hipoventilasi yang bukan disebabkan penurunan konsentrasi H+ plasma menimbulkan asidosis respiratorik.4g. Respon terhadap kekurangan oksigenJika kandungan O2 udara inspirasi berkurang, volume pernapasan permenit akan meningkat. Selama pO2 masih berada diatas 60 mmHg, hanya sedikit perangsangan yang terjadi pernapasan dan perangsangan pentilasi yang kuat hanya terjadi bila nilai pO2 turun lebih rendah. Namun setiap penuruna pO2 arteri dibawah 100mmHg menyebabkan peningkatan pelepasan impuls dari kemoresetor karotikus dan aortikus.5HipoksiaHipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan. Istilah ini lebih tepat bila dibandingkan dengan anoksia karena ketiadaan O2 dijaringan jarang dijumpai.5 Secara umum hipoksia dibagi atas empat jenis yaitu:1. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik) yaitu bila pO2 darah arteri berkurang.2. Hipoksia anemic bila pO2 darah arteri normal namun jumlah hemoglobin untuk mengangkut O2 berkurang.3. Hipoksia stagnan atau iskemik bila aliran darah ke jaringan sangat rendah sehingga O2 yang dihantarkan ke jaringan tidak cukup, meskipun pO2 dan konsentrasi hemoglobin normal4. Hipoksia histotoksik bila jumlah O2 yang dihantarkan ke jaringan memadai, namun oleh karena kerja suatu agen toksik, sel jaringan tak mampu menggunakan O2 yang diberikan.Hipoksia hipoksik merupakan masalah pada individu normal pada daerah ketinggian dan merupakan penyulit pada pneumonia serta berbagai penyakit system pernapasan yang lain. Dengan bertambahnya ketinggian, tekanan barometer total berkurang, sedangkan komposisi udara tetap sama. Dengan demikian, pO2 juga berkurang. Pada ketinggian 3000 m (sekitar 10.000 kaki) diatas permukaan laut, pO2 alveolus sekitar 60 mmHg dan rangsang hipoksia pada kemoreseptor cukup berlangsung lebih lambat dan pO2 alveolus agak menurun akibat hiperventilasi. Penurunan pO2 darah arteri yang terjadi menimbulkan alkalosis respiratorik.3a. Gejala hipoksia saat bernafas dengan udara biasaTerdapat berbagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan toleransi pada ketinggian (aklimatisasi), yang bekerja untuk jangka waktu tertentu. Namun, pada subjek yang tidak teraklimatisas, gejala mental seperti iritabilitas muncul pada ketinggian sekitar 3700 m. pada ketinggian 5500 m, gejala hipoksia menjadi berat; dan pada ketinggian diatas 6100 m kesadaran umumnya hilang.6,7b. Gejala hipoksia saat bernafas dengan oksigenJika kita bernapas dengan 100% O2, faktor pembatas pada toleransi terhadap ketinggian adalah tekanan atmosfer total. Pada ketinggian 13.700 m dengan tekanan barometer lingkungan sebesar 100 mmHg, pO2 alveolus maksimum yang dapat dipertahankan saat bernapas dengan 100% O2 adalah sekitar 40 mmHg. Pada ketinggian 14.000 m kesadaran akan hilang meskipun diberikan 100% O2. Diketinggian 19.200 m, tekanan barometer mencapai 47 mmHg dan pada tekanan ini atau pada tekanan yang lebih rendah, cairan tubuh akan mendidih pada suhu tubuh. Namun, titik didih ini didapatkan berdasarkan pemikiran akademis karena setiap orang yang terpajan pada tekanan demikian rendah akan terlebih dulu meninggal akibat hipoksia, sebelum gelembung uap air panas dari dalam tubuh menyebabkan kematian.6,7

Gambar 4.komposisi udara dalam alveolus3Kesimpulan Fungsi system pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer kedalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing dan pengaturan hormonal tekanan darah. Bernapas itu melalui rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan berakhir di paru-paru. Dalam mekanika pernapasan terdapat inspirasi dan ekspirasi. Ketinggian mempengaruhi persediaaan oksigen. Hipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan

Daftar Pustaka1. Sloane. Anatomi dan fisiologi dasar untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.266-76.2. Moore KL, Agur AMN. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.135-50.3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.66.9-7244. Montgomery Rex, dkk. Biokimia suatu pendekatan berorientasi kasus. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2002.h.315-505. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed: 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.579-749.6. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed: 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h. 104-45.7. Suryo J.Herbal penyembuh gangguan sistem pernapasan.Yogyakata: B First. 2010.h.49-66.

11