Rescue 24 Mei
Transcript of Rescue 24 Mei
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tanah Abang
Kecamatan Tanah Abang mempunyai luas wilayah 930,85 Ha ( 9.31 km 2)
Pembagian wilayah administrative menjadi 7 Kelurahan sesuai dengan
Keputusan Gubernur nomor No. Ib/I/1/1/1996 tanggal 12 Agustus 1966, dimana
pembagian tersebut meliputi 7 (tujuh) Kelurahan yaitu Kelurahan Keon Kacang,
Kebon Melati, Bendungan Hilir, Karet Tengsin, Petamburan, Kampung Bali,
dan Gelora seperti dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Daftar Wilayah Kecamatan Tanah Abang
NO KELURAHAN PENDUDUK LUAS WILAYAH KELURAHAN RW RT KET
1Kel. Kampung Bali
11,187 73,40 Ha (0,73 Km 2) 1 10 81
2Kel. Kebon Kacang
20,661 71,00 Ha (0,71 Km2) 1 11 152
3 Kel. Kebon Melati 33,982 125,63 Ha (1,26 Km2) 1 15 170 4 Kel. Petamburan 31,829 90,10 Ha (0,90 Km2) 1 11 119
5Kel. Karet Tengsin
23,671 153,43 Ha (1,54 Km2) 1 9 71
6Kel.Bendungan Hilir
21,070 158,16 Ha (1,58 Km2) 1 9 124
7 Kel.Gelora 30,040 259,13 Ha (2,59 Km2) 1 2 12 JUMLAH 172,095 930,85 Ha (9.31 km 2) 7 67 729
Sumber Data : RBA BLUD Puskesmas Tanah Abang Tahun 2012
Jumlah penduduk Kec. Tanah Abang saat ini berdasarkan BPS tahun 2012
sebanyak 173,446 jiwa, dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk sebesar
18.630 jiwa per Km2
Batas Wilayah
1
Batas wilayah Kec. Tanah Abang adalah :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Grogol Utara & Jl. Palmerah Utara,
Kec. Palmerah dan Kec. Kebayoran Baru.
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Jati Baru & Jl. Kebon Sirih, Kec.
Gambir.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. M.H. Thambrin & Kali Cideng, Kec.
Menteng.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Jend. Sudirman & Kali Grogol, Kec.
Kebayoran Baru
PETA WILAYAH :
Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Tanah Abang
2
Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang merupakan salah satu Puskesmas
yang melaksanakan kegiatan pengembangan, pembinaan dan pelayanan
kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang mempunyai Visi, Misi, Tujuan, Tugas Pokok, Fungsi,
Sasaran an Prioritas Program.
Wilayah Kecamatan Tanah Abang mempunyai satu unit Puskesmas
tingkat Kecamatan, lima unit Puskesmas tingkat Kelurahan, yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang merupakan puskesmas dengan luas
bangunan 1500 m2 terdiri dari tiga lantai.
2. Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir
Dibangun di atas tanah seluas 932 m2 dengan luas bangunan 432 m2.
3. Puskesmas Kelurahan Gelora
Dibangun di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas bangunan 270 m2.
4. Puskesmas Kelurahan Kampung Bali
Dibangun di atas tanah seluas 250 m2 dengan luas bangunan 175 m2.
5. Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin
Dibangun di atas tanah seluas 302 m2 dengan luas bangunan 168 m2.
6. Puskesmas Kelurahan Bungur
Dibangun di atas tanah seluas 486 m2 dengan luas bangunan 252 m2
Kegiatan pelayan kesehatan yang ada di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang adalah sebagai berikut :
Balai Pengobatan Umum (BPU)
Balai Pengobatan Gigi (BPG)
BP Mata
BP Kulit
BP Kebidanan
BP Diabetes Melitus
Poli KIA
3
Poli KB
Poli MTBS
Poli Gizi
Poli Jiwa
Poli Askes/Jamsostek
Tindakan
UGD 24 Jam
Laboratorium
Rontgen
Pap Smear
Apotik
Poli Onkologi
IMS
4
1.2 Struktur Organisasi
Diagram 1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Tanah Abang 2013
1
1.2.1 Visi Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Menjadi Pusat pelayanan Yang
Bermutu Dengan Tenaga Profesional tahun 2015
1.2.2 Misi Puskesmas
1. Mengembangkan profesional SDM
2. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan untuk
memuaskan pelanggan
5
Penanggung JawabRumah Bersalin
Ka.PKM Kel.
BENHIL
Ka. PKM Kel. PETAMBURA
N
Ka. PKM Kel.
KARET TENGSIN
Ka. PKM Kel. Kp.
BALI
Ka. PKM Kel.
GELORA
KEPALA PUSKESMAS
Kasubag Tata Usaha
Kepegawaian
Keuangan
Perencanaan
Tim Pengadaa
n
Rumah Tangga
KOORDINATORPELAYANAN KESEHATAN
KOOORDINATORPENUNJANG
Bendahara Barang
3. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral yang
berhubungan dengan bidang kesehatan
1.2.3 Tujuan
Meningkatkan cakupan kesehatan masyarakat
Menurunkan angka kesakitan penyakit
Meningkatkan angka kesembuhan penyakit
Meningkatkan caupan pelayanan kesehatan medis
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan medis
Meningkatkan manajemen sumberdaya kesehatan
Meningkatkan manajemen mutu kesehatan
Meningkatkan manajemen informasi kesehatan
Meningkatkan fungsi manajemen kesehatan
Meningkatkan jejaring kemitraan
1.2.4 Tugas Pokok
Puskesmas Kecamatan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang
mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan, Pembinaan, Pengendalian
Puskesmas Kelurahan, Pengembangan Upaya Kesehatan, Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan di wilayah kerjanya.
1.2.5 Fungsi
Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Kelurahan, meliputi program KIA, Perbaikan Gizi, Perawatan
Kesehatan Masyarakat, UKS dan R/R.
Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian terhadap pengelolaan dan
pelayanan Puskesmas Kelurahan
Memberikan pelayanan kesehatan klinis yang meliputi : Loket, Rekam
Medik, KB, Gigi, Spesialis, Konsultasi Remaja, Gizi, Geriatrik, Klinik 24
jam, Persalinan, Rawat Inap, Laboratorium, Farmasi Komunitas, Radiologi,
Optik.
6
Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang
meliputi : Kader kesehatan, Posyandu, Karang Werda, dll.
Mengkoordinasikan temu Lintas Batas, Lintas Sektoral dalam
penanggulangan masalah kesehatan.
Menilai dan melaporkan kinerja puskesmas.
1.2.6 Sasaran
Meningkatkan cakupan pelayanan Rumah Bersalin Puskesmas
Meningkatkan cakupan pelayanan Puskesmas 24 jam
Meningkatkan angka kepuasan pelanggan
Meningkatnya jumlah sumber daya manusia kesehatan ssesuai standar
Meningkatnya mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai standar
Mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2000
Meningkatnya manajemen teknologi informasi kesehatan Puskesmas
Kecamatan dan Kelurahan
Meningkatnya kualitas perencanaan kesehatan
Meningkatnya pengendalian dan penilaian kegiatan
Meningkatnya manajemen administrasi keuangan
Meningkatnya manajemen administrasi kepegawaian
Meningkatnya manajemen sarana dan prasarana kesehatan
Meningkatnya manajemen administrasi umum
Meningkatnya jumlah dan kualitas jejaring kemitraan
1.2.7 Program Puskesmas
1. Program peningkatan Kesehatan Masyarakat
a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
i. Penanggulangan Demam Berdarah
ii. Penanggulangan TBC
iii. Penanggulangan Kusta
iv. Imunisasi
b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tidak Menular
i. Penyuluhan tentang penyakit
ii. Penanggulangan Kesehatan Remaja dan Konseling jiwa
7
iii. Kesehatan Gigi dan Mulut
iv. PHBS
v. TOGA
c. Peningkatan Gizi dan PPSM
i. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
ii. Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
iii. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
iv. Lansia
v. Kesehatan Ibu
vi. Kesehatan Anak
vii. Peran Serta Masyarakat (PSM)
viii. Perkesmas
d. Peningkatan Surveillance dan Epidemiologi
i. Surveilance KLB
ii. Surveilance AFP
iii. Surveilance Kematian
e. Kesehatan Lingkungan
i. Penyehatan TTU
ii. Pengawasan Kualitas air dan Industri
iii. Penyehatan Makanan dan Minuman
iv. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
a. Peningkatan dan Pengembangan SDM Puskesmas
b. Operasional Belanja Barang dan Jasa Puskesmas
c. Operasional Buka 24 Jam
d. Peningkatan Diklat SDM Puskesmas
e. Survei Kepuasan Pelanggan
3. Penanganan gawat Darurat
4. Perbaikan Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
8
1.3 Sumber Daya Manusia (SDM)
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Tanah
Abang Periode Januari – April 2013 berjumlah .. orang, dengan perincian:
Tabel 2. Ketenagaan di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Jenis
Puskesmas
Jumla
h
Kec.
Tanah
Abang
Kel.
Benhi
l
Kel.
Karet
Tengsi
n
Kel.
Petambura
n
Kel.
Kampun
g Bali
Kel.
Gelor
a
Dr. Spesialis 1 - 1
S1 Hukum 1 - 1
Dr. Gigi 4 2 1 1 1 1 10
Dr. Umum 6 1 1 1 1 1 11
S1 Kesmas 1 - 1
Apoteker 2 - 2
S1 Ekonomi /
akuntansi3 - 3
A.k Rontgen 1 - 1
Ak. Gizi 1 - 1
Ak. Analisis
Lab1 - 1
D3 Kebidanan 3 1 1 1 6
D3
Keperawatan9 2 1 1 1 14
Perawat Umum 1 1 1 3
Perawat Gigi /
Tehniker2 2
Sp PH 1 1
D3 Kesling 1 1
SAA/D3 1 1 1 1 4
9
Farmasi
Pekarya
Kesehatan
SLA 1
SLP 1SLA 1
SLA 2
SLP 1
D3 Umum 1 1
SLA/STM/
SMEA7 2 1 1 11
SLP 1 1
SD 1 1 1 3
S1 ADM
Negara1 1
SMAK 1 1
D1 Bidan/SB 1 1 1 1 4
S1 Matematika 1 1
Jumlah 54 9 6 7 5 6 87
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Tanah Abang 2013)
1.4 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang terdiri dari tiga lantai, pada lantai satu
terdapat Rumah Bersalin (RB) yang dilengkapi dengan kamar rawat inap dan kamar
mandi, Instalasi Gawat Darurat (IGD), satu poliklinik dokter spesialis penyakit
dalam, serta satu poliklinik dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang dilengkapi
dengan pemeriksaan USG. Di lantai dua terdapat loket pendaftaran, apotik,
laboratorium, pelayanan KIA, KB, Imunisasi, Gizi, poli anak, poli penyakit dalam,
poli khusus asuransi & rujukan (Jamsostek, Askes, dan Gakin), poli gigi, poli mata,
poli paru, poli spesialis anak, ruang tindakan dan kamar mandi. Lantai tiga terdapat
kantor kepala puskesmas, tata usaha, staff program puskesmas, ruang arsip, ruang
rumah tangga, gudang, ruang kesling, rontgen, dan aula.
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang juga dilengkapi dengan sarana medis
dan non medis. Sarana medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat - alat yang
tidak habis pakai yang diberikan kepada Puskesmas, termasuk perlengkapan
laboratorium seperti:
1. Basic Equipment:
a. Umum10
b. KlA set
c. Poliklinik set
2. Public Health Nursing dan Midwifery kit
3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician kit
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Alat - alat resusitasi dasar
8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas
9. Alat- alat imunisasi
10. IUD set (for family planning )
11. Alat - alat penyuluhan
12. Perangkat peralatan gigi A dan B
13. Perlengkapan / alat - alat pertolongan persalinan
14. Alat kesehatan gigi
15. Alat kesehatan untuk membantu partisipasi masyarakat
16. USG
17. EKG.
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang adalah :
1. Meubel :
a. Lemari arsip dan obat
b. Lemari kartu
c. Lemari instrumen
d. Meja periksa
e. Meja rapat
f. Meja kerja
g. Kursi
h. Bangku tunggu
2. Kendaraan / transportasi :
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah
b. Sepeda motor 11 buah
11
3. Perlengkapan kantor :
a. Administrasi (formulir, kertas,map, dll)
b. Mesin tulis (portabel, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Peti uang / brankas
e. Personal komputer tiga unit pada puskesmas Kecamatan.
4. Alat komunikasi: telepon
5. Alat penerangan: PLN dan generator diesel
6. Alat rumah tangga kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset / Radio
c. Kulkas (bukan untuk vaksin)
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak, Alat - alat kebersihan
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang juga dilengkapi dengan sarana obat-
obatan. Pengelolaan obat di Puskesmas marupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menyangkut perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia, yang mencakup pola / tata laksana dan
perangkat lunak lainnya, tenaga, sarana dan dana dalam rangka memelihara dan
meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan ekonomis di unit-unit kesehatan
meliputi penyediaan obat yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan tempat.
1.5 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang, yaitu :
A. Pengendalian penyakit TB paru
Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2M di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang pada kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru
yang berobat ke puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Tanah Abang
dan agar semua penderita TB yang berobat mendapat obat TB paru secara
12
lengkap (mendapatkan dan meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa
terputus). Sasaran dari program P2M di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
pada kasus TB paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke poli TB
paru.
Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi dan
Angka Kesembuhan :
- Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun = 130/100.000 x Jumlah
Penduduk
- CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB
BTA positif pada penduduk suatu wilayah
=
Dengan target >70%
- CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA
positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif
diantara penderita TB paru yang diobati.
Dengan target >80%
- CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA posi-
tif menjadi BTA negatif setelah pengobatan selesai
Dengan target >85%
- Error Rate adalahangka kesalahan laboratorium yang
menunjukkan persentasekesalahan diagnosis yang dilakukan oleh
laboratorium pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau lab-
13
oratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di
laboratorium pemeriksaan pertama.
Tabel 3. Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di wilayah kerja Puskesmas
Sekecamatan Tanah Abang Periode Januari –April 2013
No Puskesmas
Perkiraan BTA
(+)
(a)
Penemuan pen-
derita BTA(+) (b)
CDR (>70%)
(b/a x 100%)
1 Kebon Melati 57,82 16 27,67
2 Kebon Kacang
3 Benhil 22,54 3 13,31
4 Gelora 32,14 3 9,33
5 Kampung Bali 11,97 0 0
6 Petamburan 34,06 8 32,06
7 Karet Tengsin 24,95 2 16,7
Jumlah 154,55 32 20,7
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas Kecamatan Tanah
AbangPeriode Januari-April 2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.11 didapatkan angka penemuan penderita (CDR) TB di Kecamatan
Tanah Abang sebesar 20,7%, kurang dari target yaitu > 70%.
14
Tabel 4. Angka Konversi TB di wilayah Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang Periode Januari–April 2013
No PuskesmasPenemuan pen-
derita BTA(+) (a)
Penemuan pen-
derita konversi
(b)
Angka kon-
versi TB
(>80%)
(b/a x 100%)
1 Kebon Melati 16 13 81,25
2 Kebon Kacang
3 Benhil 3 1 33,33
4 Gelora 0 0 0
5 Kampung Bali 0 0 0
6 Petamburan 11 1 9,1
7 Karet Tengsin 2 0 0
Jumlah 32 15 46,87
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien
baru BTA Positif P2M Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari-
April 2013)
Keterangan : Dari tabel 1.12 didapatkan angka konversi TB di Kecamatan Tanah
Abang sebesar 46,87% , kurang dari target yaitu > 80%.
Tabel 5. Angka Kesembuhan (CR) TB di wilayah Puskesmas Sekecamatan
Tanah Abang Periode Januari-April2013
No Kelurahan
Penemuan pen-
derita BTA(+)
(a)
Penemuan pen-
derita sembuh
(b)
Angka ke-
sembuhan TB
(>85%)
(b/a x 100%)
1 Kebon Melati
2 Kebon Kacang
3 Benhil
4 Gelora
5 Kampung Bali
6 Petamburan
15
7 Karet Tengsin
Jumlah
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien
baru BTA Positif P2M Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari-April
2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.13 didapatkan angka kesembuhan TB di Kecamatan Tanah
Abang sebesar 0%, kurang dari target yaitu > 85%. Error rate tidak dapat dihitung
karena tidak terdapatnya data mengenai hasil false positive dan false negative.
B. Pengendalian Penyakit ISPA/Pneumonia
Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan pneumonia
pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator
kinerja Pengendalian Penyakit ISPA adalah persentase kasus ISPA balita < 10 %.
Kegiatan yang dilaksanakan pada program pengendalian penyakit ISPA/Pneumonia
serta penyebar luasan informasi penyakit pneumonia yaitu melalui leaflet.
Incidence Rate kasus ISPA/Pneumonia
Tabel 6. Jumlah Penderita ISPA pada Balita di wilayah Puskesmas Sekecamatan Tanah
Abang Periode Januari – April 2013
No Kelurahan
Jumlah Penderita
ISPA Balita
(a)
Jumlah Selu-
ruh Balita
(b)
Angka kesakitan
a x100%
b
Target
1 Kebon Melati
686 4137 16,58% <10%2 Kebon Kacang
3 Benhil 50 2107 2,37% <10%
4 Gelora 1621 4395 36,88% <10%
5 Kampung Bali 896 1725 51,94% <10%
6 Petamburan 445 3182 13,98% <10%
16
7 Karet Tengsin 39 2333 1,67% <10%
Jumlah 3737 17879 20,9% <10%
(Sumber: Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari-
April 2013)
Keterangan :
Dari tabel 1.14 Persentase kasus ISPA pada balita di wilayah Kecamatan Tanah
Abang sebesar 20,9%, tidak mencapai target yaitu <10%.
C. Pengendalian Penyakit Diare
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian akibat diare,
tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah
tangga. Indikator kinerja dan pemberantasan penyakit diare di wilayah Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang periode bulan Januari - April 2013 adalah angka kesakitan
< 5 %.
Tabel 7. Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah Puskesmas Sekecamatan
Tanah Abang periode bulan Januari – April 2013
No Kelurahan
Jumlah Penderita
Diare Balita
(a)
Jumlah Selu-
ruh Balita
(b)
Angka kesakitan
a x100%
b
Target
1 Kebon Melati
200 4137 4.83% <10%2 Kebon Kacang
3 Benhil 122 2107 5.8% <10%
4 Gelora 87 4395 1.98% <10%
5 Kampung Bali 87 1725 0.5% <10%
6 Petamburan 113 3182 3.55% <10%
7 Karet Tengsin 69 2333 3% <10%
Jumlah 678 17879 0.04% <10%
(Sumber : Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode bulan Januari
- April 2013)
17
Keterangan :
Dari tabel 1.15 dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus diare di
wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode bulan Januari - April 2013
sebesar 0,04 %, mencapai target yaitu <10%.
1.6 IDENTIFIKASI MASALAH
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu sub-
sistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa
fungsi yaitu :
a. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 27,67 %
b. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 13,31 %
c. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Kampung Bali Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 0 %
d. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Petamburan Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 32,06 %
e. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 16,7 %
f. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Periode bulan Januari – April 2013sebesar 33,33 %
g. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Gelora Periode bulan Januari – April 2013sebesar 0 %
h. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Kampung Bali Periode bulan Januari – April 2013sebesar 0 %
i. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Petamburan Periode bulan Januari – April 2013sebesar 9,1 %18
j. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Karet Tengsin Periode bulan Januari – April 2013sebesar 0 %
k. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode bulan Januari – April 2013
16,58 %
l. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kelurahan Gelora periode bulan Januari – April 2013 36,88 %
m. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Bali periode bulan Januari – April 2013
51,94 %
n. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kelurahan Petamburan periode bulan Januari – April 2013 13,98
%
1.7 RUMUSAN MASALAH
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan
perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang
ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas
adalah sebagai berikut :
1. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 27,67 %, kurang dari target 70 %
2. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 13,31 %, kurang dari target 70 %
3. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Kampung Bali Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 0 %, kurang dari target 70 %
19
4. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Petamburan Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 32,06 %, kurang dari target 70 %
5. Angka Penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Karet Tengsin Periode bulan Januari – April
2013 sebesar 16,7 %, kurang dari target 70 %
6. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Periode bulan Januari – April 2013sebesar 33,33
%, kurang dari target 80 %
7. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Gelora Periode bulan Januari – April 2013sebesar 0 %, kurang
dari target 80 %
8. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Kampung Bali Periode bulan Januari – April 2013sebesar 0 %,
kurang dari target 80 %
9. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Petamburan Periode bulan Januari – April 2013sebesar 9,1 %,
kurang dari target 80 %
10. Angka Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kelurahan Karet Tengsin Periode bulan Januari – April 2013sebesar 0 %,
kurang dari target 80 %
11. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang periode bulan Januari – April 2013
16,58 %, lebih dari target 10 %
12. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kelurahan Gelora periode bulan Januari – April 2013 36,88 %,
lebih dari target 10 %
13. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kampung Bali periode bulan Januari – April 2013
51,94 %, lebih dari target 10 %
14. Jumlah Penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Kelurahan Petamburan periode bulan Januari – April 2013 13,98
%, lebih dari target 10 %
20
15.
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan
apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas
karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua per-
masalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masa-
lah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan.
Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantita-
tif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program Pembe-
rantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu,
maka dari semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang
menjadi prioritas untuk diselesaikan.
21
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobo-
tan. Untuk dapat menetapkankriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah
kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan menca-
pai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan
data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas ma-
salah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program P2ML Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
yang diangkat, maka didapatkan empat permasalahan. Adapun masalah tersebut
meliputi:
1. Angka penemuan penderita (CDR) TB di
Kecamatan Tanah Abang sebesar 20,7%, kurang dari target yaitu > 70%.
2. Angka konversi TB di Kecamatan Tanah
Abang sebesar 46,87% , kurang dari target yaitu > 80%.
3. Persentase kasus ISPA pada balita di
wilayah Kecamatan Tanah Abang sebesar 20,9%, tidak mencapai target yaitu
<10%.
2.1.1 Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digu-
nakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai
melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique”
(NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :
A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui
diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Se-
hingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu
untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi
peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
B. Metode Delphi
22
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempun-
yai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta un-
tuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang ter-
banyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.2 Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik sko-
ring antara lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
- Prevalence: Besarnya masalah yang dihadapi.
- Seriousness:Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam mas-
yarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat
masalah kesehatan tersebut.
- Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber
daya.
- Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah
Kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai
lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing
masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil
yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.
B. Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah :
23
Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit
yang ditunjukkan dengan angka prevalens.
Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fa-
tality rate masing- masing penyakit.
Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif un-
tuk mengatasi masalah tersebut.
Community and political concern : Menunjukkan sejauh mana masalah
tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi
Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia
C. Metode MCUA
Pada metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assasement), yang menjadi
kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah adalah :
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menim-
bulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah
CFR (Case Fatality Rate),jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika
yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,maka digunakan parameter kuantitatif
berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh per-
masalahan tersebut. Misalnya masalahK1, maka yang digunakan sebagai parameter
adalah angka kematian ibu,dan lain sebagainya.
2. Greetest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalahprevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain,
maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian su-
atu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain
diluar sektor kesehatan.Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
24
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan.Parameteryang digunakan adalah ketersediaan sumber
daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memi-
liki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah men-
dukung terselesaikannya masalah tersebut. Metode ini memakai lima kriteria yang
tersebut diatas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan
bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil
yang didapat lebih obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai
kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan
yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih
tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai
bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang
tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate),jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan
25
oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai
parameter adalah Angka Kematian Ibu, dan lain sebagainya.
Tabel 8. Skoring terhadap CFR (Case Fatality Rate) di wilayah kerja
Puskesmas di Kecamatan Tanah Abang yang berkaitan dengan program P2ML
Periode Januari–April 2013
No Permasalahan Capaian Score
1 CFR berdasarkan penyakit ISPA
di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kampung Bali
1411468 15
2 CFR berdasarkan penyakit ISPA
di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Gelora
39439 14
3 CFR berdasarkan penyait TB
(CR) di wilayah Kecamatan
Tanah Abang
28000 13
4 CFR berdasarkan penyakit ISPA
di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Petamburan
20649 12
5 CFR berdasarkan penyakit ISPA
di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang
18836 11
6 CFR berdasarkan penyakit TB
(CDR) di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Petamburan
108 10
7 CFR berdasarkan penyakit TB
(CDR) di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Karet
Tengsin
77 9
8 CFR berdasarkan penyakit TB
(CDR) di wilayah kerja
68 8
26
Puskesmas Kelurahahan Bendun-
gan Hilir
9 CFR berdasarkan penyakit TB
(CVR) di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang
65 7
10 CFR berdasarkan penyakit TB
(CDR) di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang
54 6
11 CFR berdasarkan penyakit TB
(CVR) di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Petamburan
31 5
12 CFR berdasarkan penyakit TB
(CDR) di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kampung
Bali
0 4
13 CFR berdasarkan penyakit TB
(CVR) di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Gelora
0 3
14 CFR berdasarkan penyakit TB
(CVR) di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kampung
Bali
0 2
15 CFR berdasarkan penyakit TB
(CVR) di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Karet
Tengsin
0 1
Pada emergency, daftar masalah program P2ML didapatkan skor terbesar
yaitu 10 pada angka Penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di puskesmas
27
Sekecamatan Tanah Abang, angka konversi TB di Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang dan angka kesembuhan TB di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
2. Greetest Member
Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar
selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tabel 9. Penentuan Greetest Member terhadap masalah P2ML yang terdapat di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanah AbangPeriode Januari–April 2013
No Permasalahan Score
1 Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Gelora
80 15
2 Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
80 14
3 Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Karet
Tengsin
80 13
4 Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan
70.9 12
5 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Kam-
pung Bali
70 11
28
6 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahahan
Bendungan Hilir
56.69 10
7 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Karet
Tengsin
53.3 9
8 Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
46.67 8
9 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
42.33 7
10 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
41.94 6
11 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan
37.94 5
12 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Gelora
26.88 4
13 Angka prevalensi berdasarkan
cure rate penyait TB di wilayah
Kecamatan Tanah Abang
23.64 3
29
14 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
6.58 2
15 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan
3.98 1
Keterangan:
Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score
dari 10 sampai 30 dengan jarak tiap range sebesar 10 agar mendapatkan nilai
greetest member yang bervariasi.
Skor Greetes Member terbesar didapatkan pada masalah Angka kesembuhan TB di
wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang sebesar 20.
3. Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut. Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan
yang memiliki penduduk terbanyak sampai yang terkecil, dimulai dari kecamatan
Tanah Abang yang penduduknya berjumlah 54.643 jiwa, kelurahan Petamburan
sebanyak 31.829, kelurahan Gelora sebanyak 30.040, kelurahan Karet Tengsin
sebanyak 23.326, kelurahan Bendungan Hilir sebanyak 21.070, dan kelurahan
Kampung Bali sebanyak 11.187 jika ditotal untuk kecamatan Tanah Abang yang
memiliki 7 kelurahan maka jumlah penduduknya 172.095 jiwa. Maka diputuskan
dari hasil terbanyak penduduk diberi nilai 6, 5, 4, 3, 2, dan 1 berurutan untuk
kecamatan Tanah Abang, kelurahan Petamburan, kelurahan Gelora, kelurahan Karet
Tengsin, kelurahan Bendungan Hilir, dan kelurahan Kampung Bali.
30
Untuk luas wilayah diurut dari luas wilayah terluas sampai terkecil dimulai
dari kelurahan Gelora yang luas wilayahnya 259,13 Ha, kecamatan Tanah Abang
yang luas wilayahnya 196,63 Ha, kelurahan Bendungan Hilir yang luas wilayahnya
158,16 Ha, Kelurahan Karet Tengsin yang luas wilayahnya 153,43 Ha, Kelurahan
Petamburan yang luas wilayahnya 90,10, dan kelurahan Kampung Bali yang luas
wilayahnya 73,40 Ha jika ditotal kecamatan Tanah Abang memiliki luas wilayah
930,85 Ha / 9,31 km2 .Maka diputuskan dari urutan dari wilayah yang paling luas
adalah Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Bendungan Hilir,
Kelurahan Karet Tengsin, Kelurahan Petamburan, dan Kelurahan Kampung Bali
diberi nilai masing masing 6, 5, 4, 3, 2, dan 1. Untuk adanya keterpaduan lintas
sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu program memungkinkan untuk
menimbulkan masalah pada banyak sektor lainnya yang berhubungan langsung
sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.
Tabel 10. Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah AbangPeriode Januari – April 2012
DaerahJumlah
PendudukNilai
KelurahanTanah Abang 54643 6
Kelurahan Petamburan 31829 5
Kelurahan Gelora 30040 4
Kelurahan Karet Tengsin 23326 3
Kelurahan Bendungan Hilir 21070 2
Kelurahan Kampung Bali 11187 1
Total Kecamatan Tanah Abang 172095
Tabel 11. Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah AbangPeriode Januari – April 2012
Daerah Luas Wilayah Nilai
Kelurahan Gelora 259,13 Ha 6
Kecamatan Tanah Abang 196,63 Ha 5
Kelurahan Bendungan Hilir 158,16 Ha 4
Kelurahan Karet Tengsin 153,43 Ha 3
31
Kelurahan Petamburan 90,10 Ha 2
Kelurahan Kampung Bali 73,40 Ha 1
Total Kecamatan Tanah Abang 930,85
Tabel 12. Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas
Sektoral di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari –
April 2013
Nilai Lintas Sektor
1 Tidak ada keterpaduan lintas sector
2 Ada keterpaduan lintas sector
Tabel 13. Penentuan Score Expanding Scope program pengendalian penyakit
menular langsung di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode
Januari – April 2013
No Permasalahan Jumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
Lintas Sek-
toral
Jumlah
1 Angka prevalensi
berdasarkan CVR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Gelora
4 6 1 11
2 Angka prevalensi
berdasarkan CVR
penyakit TB di
1 1 1 3
32
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
3 Angka prevalensi
berdasarkan CVR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Karet Tengsin
3 3 1 7
4 Angka prevalensi
berdasarkan CVR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Petamburan
5 4 1 10
5 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
1 1 1 3
6 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Keluraha-
han Bendungan Hilir
2 4 1 7
7 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
3 3 1 7
33
Karet Tengsin
8 Angka prevalensi
berdasarkan CVR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
6 5 2 13
9 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
6 5 2 13
10 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit ISPA di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
1 1 1 3
11 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit TB di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Petamburan
5 2 1 8
12 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit ISPA di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Gelora
4 6 1 11
34
13 Angka prevalensi
berdasarkan cure rate
penyait TB di wilayah
Kecamatan Tanah
Abang
6 5 2 13
14 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit ISPA di
wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
6 5 1 12
15 Angka prevalensi
berdasarkan CDR
penyakit ISPA di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Petamburan
5 2 1 8
Nilai expanding scope terbesar pada program pengendalian penyakit menular
langsung periode Januari – April 2013 adalah angka penemuan kasus baru (CDR)
TB Paru di puskesmas se-kecamatan Tanah Abang periode Januari – April 2013,
angka konversi TB di puskesmas se-kecamatan Tanah Abang periode Januari s/d
April 2013, angka kesembuhan TB di puskesmas se-kecamatan Tanah Abang
periode Januari s/d April 2013dan angka penderita ISPA di kecamatan Tanah Abang
periode Januari- April 2013 yaitu sebesar 50.
4. Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria
kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian
terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi:
35
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas
kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan
di masing – masing wilayah Puskesmas.
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah
penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :
Tabel 14. Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk Sasaran
Program P2ML di Wilayah Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – April
2013
PuskesmasJumlah Tenaga
KesehatanJumlah
Penduduk
Perbandingan Score
Tanah Abang 54 54.643 1 : 1.011 6
Benhil 9 21.070 1 : 2.341 5
Gelora 6 30.040 1: 5.006 4
Kampung Bali 5 11.187 1: 2.237 3
Petamburan 7 31.829 1: 4.547 2
Karet Tengsin 6 23.326 1 : 3.887 1
Jumlah 87 145.095
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan
untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan
cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap
kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang
dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.Kategori fasilitas digolongkan
menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat dan ketersediaan tempat. Penilaian
berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan
tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan
program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua.
Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang,
36
atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila tidak
tersedia dan diberi nilai nol.
Tabel 15. Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di
wilayahPuskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – April 2013
Kategori Ketersediaan Score
Tempat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat/ Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
2. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan
Puskesmas penilaian dibagi dua yaitu“cukup” dan“kurang”. Penilaian
berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas
terkait.
Tabel 16. Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Puskesmas
KecamatanTanah Abang Periode Januari – April 2012
Dana Score
Cukup 2
Kurang 1
Tabel 17. Penentuan Score Feasibility Program P2ML Terhadap Kegiatan
diPuskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – April 2012
NO DAFTAR MASALAHSDM Fasilitas
Dana JumlahAlat/Obat Tempat
1. Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
2 2 2 2 8
37
kerja Puskesmas Kelurahan
Gelora
2
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
2 2 2 2 8
3
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Karet Tengsin
2 2 2 2 8
4
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan
2 2 2 2 8
5
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
2 2 2 2 8
6
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahahan
Bendungan Hilir
2 2 2 2 8
7
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Karet Tengsin
2 2 2 2 8
8
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
2 2 2 2 8
9 Angka prevalensi berdasarkan 2 2 2 2 8
38
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
10
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kampung Bali
2 2 2 2 8
11
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan
2 2 2 2 8
12
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Gelora
2 2 2 2 8
13
Angka prevalensi berdasarkan
cure rate penyait TB di
wilayah Kecamatan Tanah
Abang
2 2 2 2 8
14
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang
2 2 2 2 8
15
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Petamburan
2 2 2 2 8
Feasibility tertinggi pada program P2ML periode Januari – April 2012 adalah angka
penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, angka
kesembuhan TB di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang dengan skor 8.
5. Policy
39
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu
masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah
tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor
untuk penyuluhan diberikan 1, sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai
5.Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas
dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan
tersebut di media elektronik diberikan nilai 10.
Tabel 18. ScoringPolicy Terhadap Kegiatan Puskesmas
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Periode Januari – April 2012
Parameter Score
Penyuluhan 1
Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) 2
Media Elektronik (TV, radio, internet) 3
Tabel 19. PenentuanScore Policy Program P2ML pada Puskesmas
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanah AbangPeriode Januari – April 2012
NO DAFTAR MASALAH PenyuluhanMedia
Cetak
Media
ElektronikJumlah
1.
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Gelora
1 2 3
2
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
1 2 3
40
3
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Karet Tengsin
1 2 3
4
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan
1 2 3
5
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Kampung Bali
1 2 3
6
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahahan
Bendungan Hilir
1 2 3
7
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Karet Tengsin
1 2 3
8
Angka prevalensi berdasarkan
CVR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
1 2 3 6
9
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang
1 2 3 6
10 Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
1 2 3
41
Kelurahan Kampung Bali
11
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit TB di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan
Petamburan
1 2 3
12
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Gelora
1 2 3
13
Angka prevalensi berdasarkan
cure rate penyait TB di
wilayah Kecamatan Tanah
Abang
1 2 3 6
14
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang
1 2 3
15
Angka prevalensi berdasarkan
CDR penyakit ISPA di
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Petamburan
1 2 3
Skor policy untuk semua masalah dari TB dan ISPA didapatkan hasil dengan nilai
sama yaitu sebesar 17 untuk setiap masalah.
Tabel 20. Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1-
MS 4 pada Puskesmas kecamatan Tanah Abang periode Januari – April 2013
Permasalahan
SCORE TOTAL SCORE
Emergency Greetest member
Feasibility Expanding scope
Policy
Bobot 5 4 3 2 1
42
Cure Rate TB di Kecamatan Tanah Abang
Nilai 13 3 13 8 6 138
Nilai Bobot
65 12 39 16 6
CFR ISPA di Kelurahan Gelora
Nilai 14 4 11 8 3 138
Nilai Bobot
70 16 33 16 3
CVR TB di Kecamatan Tanah Abang
Nilai 7 8 13 8 6 128
Nilai Bobot
35 32 39 16 6
CVR TB di Kelurahan Gelora
Nilai 3 15 11 8 3 127
Nilai Bobot
15 60 33 16 3
CFR ISPA di Kampung Bali
Nilai 15 6 3 8 3 127
Nilai Bobot
75 24 9 16 3
CVR TB di Kelurahan Petamburan
Nilai 5 12 10 8 3 122
Nilai Bobot
25 48 30 16 3
CDR TB di Kelurahan Karet Tengsin
Nilai 9 9 7 8 3 121
Nilai Bobot
45 36 21 16 3
CDR TB di Kecamatan Tanah Abang
Nilai 6 7 13 8 6 119
Nilai Bobot
30 28 39 16 6
CFR ISPA Kecamatan Tanah Abang
Nilai 11 2 12 8 3 118
Nilai Bobot
55 8 36 16 3
CFR ISPA di Nilai 12 1 8 8 3 115
43
Kelurahan Petamburan
Nilai Bobot
60 4 32 16 3
CDR TB di Kelurahan Petamburan
Nilai 10 5 8 8 3 113
Nilai Bobot
50 20 24 16 3
CDR TB di Kelurahan Bendungan Hilir
Nilai 8 10 7 8 3 110
Nilai Bobot
40 30 21 16 3
CVR TB di Kelurahan Karet Tengsin
Nilai 1 13 7 8 3 97
Nilai Bobot
5 52 21 16 3
CVR TB di Kelurahan Kampung Bali
Nilai 2 14 3 8 3 94
Nilai Bobot
10 56 9 16 3
CDR TB di Kelurahan Kampung Bali
Nilai 4 11 3 8 3 92
Nilai Bobot
20 44 9 16 3
Setelah dilakukan penghitungan, dipilih masalah dengan hasil penjumlahan bobot
nilai tertinggi. Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan dibuat dengan
menggunakan fishbone atau diagram Ishikawa :
1. Angka kesembuhan TB di Puskesmas di kecamatan Tanah Abang
periode Januari – April 2013 sebesar 46,36% dibawah target, dari target >70 %.
2. Angka jumlah pendertia ISPA di Puskesmas Kelurahan Gelora
periode Januari – April 2013 sebesar 36,88% dibawah target, dari target <10 %.
2.2 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian
44
masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar per-
masalahan dari setiap masalah yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan
diagram sebab akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone dia-
gram/Ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data
Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu
sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem
adalah: (Azwar Azrul, 1996).
Man : Sumber daya manusia
Money : Dana
Material : Sarana
Method : Cara
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output.
Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari:
Planning (perencanaan):
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi,
sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
Organizing (pengorganisasian):
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber
daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Actuating (panggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan
yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
Controlling (monitoring):
45
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
jika terjadi penyimpangan.
Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan
menggunakan diagram fishbone/Ishikawa:
1. Angka kesembuhan (CR) TB di Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang
periode Januari – April 2013 sebesar 46,36% dibawah target, dari target >70
%.
2. Angka jumlah pendertia ISPA di Puskesmas Kelurahan Gelora periode
Januari – April 2013 sebesar 36,88% dibawah target, dari target <10 %.
2.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH YANG DOMINAN
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau
lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan
data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar
penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang
lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan
dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah
kerja Puskesmas Tanah Abang:
2.3.1 Kemungkinan penyebab masalah dominan dengan menggunakan fishbone
(diagram tulang ikan) pada angka kesembuhan TB di Puskesmas di kecamatan
Tanah Abang periode Januari – April sebesar 46,36 % dibawah target, dari
target >70 %.
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Ketidakefektifan kinerja tenaga kesehatan yang menangani permasalahan TB (Man)
46
2. Kurangnya perhatian petugas dalam menyediakan perlengkapan laboratorium
(Money)
3. Kurang meratanya penyebaran dana kesehatan di tiap program (Material)
4. Kurangnya informasi mengenai penyakit TB (Method)
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Kurangnya partisipasi semua petugas kesehatan dalam upaya meningkatkan
kesembuhan pasien TB (Planning)
2. Tidak seimbangnya pembagian tugas antar petugas di puskesmas (Organizing)
3. Minimnya Petugas kesehatan dalam memberikanedukasi kepada pasien TB
(Actuating)
4. Rendahnya perhatian puskesmas dalam mengadakan pendidikan dan pelatihan
bagi kader kesehatan TB (Controlling)
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
1. Focus petugas puskesmas hanya pada pasien TB (Environment)
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominanberdasarkan diskusi dan hasil justifikasi.
Kedua akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah :
1. kurang efektifnya kinerja tenaga kesehatan yang menangani permasalahan TB
(Man)
2. Tidak seimbangnya pembagian tugas antara tugas di puskesmas (Organizing)
3. Kurang meratanya penyebaran dana kesehatan di setiap program (Money)
2.3.2 Angka jumlah pendertia ISPA di Puskesmas di kecamatan Tanah Abang
periode Januari – April 2013 sebesar 36,88% dibawah target, dari target <10
%.
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
47
1. Petugas kesehatan yang kurang memperhatikan penemuan penyakit pasien
ISPA di puskesmas (Man)
1. Anggaran dana yang kurang untuk program ISPA (Money)
2. Terlambat pasokan Persediaan obat ISPA di puskesmas (Material)
3. Kurang penyuluhan tentang ISPA oleh petugas kesehatan (Method)
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Kurangnya pastisipasi semua petugas kesehatan dalam upaya menurunkan
angka kejadian penyakit (Planning)
2. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk menyampaikan materi edukasi
bagi warga (Organizing)
3. Petugas kesehatan memberikan edukasi dengan bahasa yang tidak dimengerti
pasien (Actuating)
4. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk menyampaikan materi edukasi
bagi warga (Controlling)
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
1. Pasien merasa penyakitnya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari
(Environment)
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan empat akar
penyebab masalah yang paling dominan berdasarkan diskusi dan hasil justifikasi.
Keempat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah :
1. Kurangnya penyuluhan tentang ISPA oleh petugas kesehatan (Method)
2. Kurangnya koordinasi yang baik pada petugas kesehatan dalam melak-
sanakan tugas (organizing
3. Petugas kesehatan memberikan edukasi dengan bahasa yang tidak
dimengerti (Actuating)
48
Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengu-
rangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan
tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alter-
natif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria
Utility Assesment), yaitu dengan bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan
justifikasi kelompok.
Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom.
Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga
hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari se-
tiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan
masing – masing alternatif masalah tersebut.
Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :
1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna. Diberi nilai tertinggi dan
terendah, di mana nilai tertinggi merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan nilai terendah adalah masalah yang paling
sulit diselesaikan.
2. Mudah dilaksanakan. Diberi nilai tertinggi dan terendah, di mana nilai tertinggi
merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan dengan sempurna dan nilai
terendah adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
3. Murah biayanya. Diberi nilai tertinggi dan terendah, di mana nilai tertinggi
adalah masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya dan nilai terendah
adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya.
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama. Diberi nilai tertinggi
dan terendah, di mana nilai tertinggi adalah masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan nilai terendah merupakan masalah yang
memerlukan waktu paling lama dalam penyelesaiannya.
3.1.1 Alternatif pemecahan masalah angka kesembuhan TB di Puskesmas
Sekecamatan Tanah Abang periode Januari - April 2013 sebesar 46,36%
dibawah target, dari target 70 %.
Dari dua akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif
masalah sebagai berikut :50
1. kurang efektifnya kinerja tenaga kesehatan yang menangani permasalahan TB
(Man).
Alternatif Pemecahan Masalah : Disarankan kepada setiap Puskesmas untuk
melakukan pelatihan dan waktu khusus untuk menangani kasus TB.
2. Tidak seimbangnya pembagian tugas antara tugas di puskesmas. (Organizing)
Alternatif Pemecahan Masalah : Rutin melakukan rotasi pembagian tugas den-
gan waktu yang disesuaikan berdasarkan kesepakatan bersama.
3. Kurang meratanya penyebaran dana kesehatan di setiap program (Money)
Alternatif Pemecahan Masalah : Memanajemen penyebaran dana secara lebih
detail dan merinci sesuai tiap-tiap program yang ada sesuai kebutuhan setiap
program tersebut.
Tabel 21. MCUA angka kesembuhan TB di Puskesmas Sekecamatan Tanah
Abang Periode Januari – April 2013 sebesar 46,36% dibawah target, dari
target 70%.
N
oParameter
Bobo
t
AL – 1 AL – 2 AL – 3
N BN N BN
1 Mudah dilaksanakan 4 1 4 3 12 2 8
2 Murah biayanya 3 2 6 3 9 1 3
3
Waktu penerapannya sampai
masalah terpecahkan tidak ter-
lalu lama
2 1 2 2 2 3 6
4Dapat menyelesaikan dengan
sempurna1 1 1 3 1
2 2
Jumlah 13 24 19
Keterangan :
AL - 1 : Disarankan kepada setiap Puskesmas untuk melakukan pelatihan dan waktu
khusus untuk menangani kasus TB
AL – 2 : Rutin melakukan rotasi pembagian tugas dengan waktu yang disesuaikan
berdasarkan kesepakatan bersama.
51
AL - 3 : Memanajemen penyebaran dana secara lebih detail dan merinci sesuai tiap-
tiap program yang ada sesuai kebutuhan setiap program tersebut.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Rutin melakukan rotasi pembagian tugas dengan waktu yang disesuaikan
berdasarkan kesepakatan bersama.
2. Memanajemen penyebaran dana secara lebih detail dan merinci sesuai tiap-
tiap program yang ada sesuai kebutuhan setiap program tersebut.
3. Disarankan kepada setiap Puskesmas untuk melakukan pelatihan dan waktu
khusus untuk menangani kasus TB
3.1.2 Alternatif pemecahan masalah pada penemuan kasus baru ISPA di
Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang periode Januari-April 2013 sebesar
33,68% dibawah target, dari target <10%.
Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif
masalah sebagai berikut :
a. Kurangnya penyuluhan tentang ISPA oleh
petugas kesehatan (method)
Alternatif pemecahan masalah : memberikan penyuluhan program ISPA yang
optimal dengan cara melakukan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan
terlebih dahulu
b. Kurangnya koordinasi yang baik pada petu-
gas kesehatan dalam melaksanakan tugas (organizing)
Alternatif pemecahan masalah : Meningkatkan koordinasi dan kinerja dalam
menurunkan angka kejadian ISPA
c. Petugas kesehatan memberikan edukasi dengan bahasa yang tidak dimengerti
52
Alternatif pemecahan masalah : memberikan pengarahan kepada petugas
kesehatan oleh pihak yang lebih berkompeten dibidangnya (dokter) agar
dapat menyampaikan penyuluhan yang dapat dimengerti oleh pasien.
Tabel 22. MCUA angka Penemuan kasus baru ISPA pada balita di
Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang periode Januari-April 2013
sebesar 33,88% dibawah target, dari target <10 %.
N
oParameter
Bobo
t
AL – 1 AL – 2 AL-3
NB
NN
B
N
N B
N
1 Mudah dilaksanakan 4 2 8 1 4 3 8
2 Murah biayanya 3 1 3 3 9 2 3
3
Waktu penerapannya sampai
masalah terpecahkan tidak terlalu
lama2
2 4 1 2 3 6
4Dapat menyelesaikan dengan sem-
purna1 1 1 2 2 3 3
Jumlah 16 17 20
Keterangan :
AL- 1 : memberikan penyuluhan program ISPA yang optimal dengan cara
melakukan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan terlebih dahulu.
AL– 2 : Meningkatkan koordinasi dan kinerja dalam menurunkan angka kejadian
ISPA
AL – 3: memberikan pengarahan kepada petugas kesehatan oleh pihak yang lebih
berkompeten dibidangnya (dokter) agar dapat menyampaikan penyuluhan
yang dapat dimengerti oleh pasien.
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
53
MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Memberikan pengarahan kepada petugas kesehatan oleh pihak yang lebih
berkompeten dibidangnya (dokter) agar dapat menyampaikan penyuluhan
yang dapat dimengerti oleh pasien.
2. Meningkatkan koordinasi dan kinerja dalam menurunkan angka kejadian
ISPA memberikan penyuluhan program ISPA yang optimal dengan cara
melakukan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan terlebih dahulu.
3. Memberikan penyuluhan program ISPA yang optimal dengan cara
melakukan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan terlebih dahulu.
BAB IV
54
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMECAHAN MASALAH
4.1. MENYUSUN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada
tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat
mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap
paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang
bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutan-
nya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang men-
jelaskan rencana memecahkan masalah.
4.1.1 Angka kesembuhan TB di Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang
periode Januari April 2012 sebesar 46,36% dibawah target, dari
target 70 %
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah Angka kesembuhan
TB di Puskesmas sekecamatan Tanah Abang periode Januari-April 2013 sebesar
46,36% dibawah target, dari target 70 %,yang didapatkan dalam BAB III, maka
dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :
55
Tabel 23. Rencana Pemecahan Masalah untuk Masalah Angka Kesembuhan TB di Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang periode Januari-April 2013 Sebesar 46,36%di bawah Target, dari Target 70 %.
No KeputusanRencana
KegiatanTarget
Volume
KegiatanBiaya
1.
Disarankan kepada
setiap Puskesmas
untuk melakukan
pelatihan dan waktu
khusus kepada petugas
yang ada untuk
menangani kasus TB
Mengadakan
pelatihan skrining
penderita TB ter-
hadap seluruh
petugas yang sudah
ditempatkan pada
program khusus
TB
Mengerti dan
memahami den-
gan baik dari
pelatihan yang
diterapkan oleh
pihak puskesmas
1x/ tahun Rp. 500.000,-
Mengedukasi
PMO sebagai
pengingat pasien
agar tidak banyak
terjadi angka kega-
galan dalam pen-
gobatan
Meningkatkan
angka kesem-
buhan dan menu-
runkan angka
kegagalan dalam
pengobatan TB
1x/tahun Rp. 100.000,-
Membuat leaflet
mengenai informasi
tentang penyakit
TB
Leaflet di terima
pasien dan dapat
dibaca dan di
mengerti serta di
pahami
1x/ tahun Rp.600.000
56
2.
Rutin melakukan rotasi
pembagian tugas den-
gan waktu yang dis-
esuaikan berdasarkan
kesepakatan bersama.
Mengajukan per-
mohonan rotasi
tenaga puskesmas
tiap bulan untuk
program TB ke
kepala Puskesmas
Proposal untuk
mengajukan per-
mohonan rotasi
petugas kesehatan
di ajukan kepada
kepala
puskesmas.
1x/ tahun @Rp.100.000,-
→Rp.100.000,-/
tahun
Menyelenggarakan
rapat untuk menen-
tukan rotasi petugas
kesehatan
Mendapatkan jad-
wal rotasi tenaga
kesehatan yang
sesuai kebutuhan
program TB
1x/tahun @Rp.250.000,-
→Rp.250.000,-/
tahun
3 Memanajemen penga-
lokasian dana secara
lebih detail dan mer-
inci sesuai tiap-tiap
program yang ada
sesuai kebutuhan se-
tiap program tersebut.
Mengajukan per-
mohonan untuk
manajemen alokasi
dana rinci menge-
nai program TB ke
kepala Puskesmas
Proposal untuk
mengajukan per-
mohonan manaje-
men penga-
lokasian dana
rinci mengenai
program TB di
ajukan kepada
kepala
puskesmas.
2x/ tahun Rp. 800.000
Menyelenggarakan
rapat untuk mem-
bahas mengenai
pengaturan alokasi
dana secara rinci
mengenai program
TB
Mendapatkan ke-
sepakatan dana
yang sesuai den-
gan kebutuhan
program TB
Rp. 350.000,-/
tahun
57
Total biaya Rp. 3.050.000,-/tahun
4.1.2. Angka ISPA di Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang periode Januari-
April 2013 sebesar 33,88% dibawah target, dari target <10 %
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah angka ISPA di
Puskesmas Tanah Abang periode Januari-Oktober 2012 sebesar 11,6% diatas target,
dari target <10 %, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan
kegiatan sebagai berikut :
Tabel 24. Rencana Pemecahan Masalah untuk Angka ISPA di Puskesmas di
kecamatan Tanah Abang periode Januari-April 2013
N
oKeputusan
Rencana
KegiatanTarget
Volume
KegiatanBiaya
1 Memberikan pen-
garahan dari pihak
yang lebih berkom-
peten (dokter)
kepada petugas ke-
sehatan yang khusus
pada program ISPA
Melakukan
pengarahan
kepada petugas
kesehatan
mengenai ISPA
dan penyuluhan
kepada pasien dan
masyarakat
dengan
menggunakan
leaflat.
Masyarakat
mengetahui
tentang
penyakit ISPA
1x/ tahun Gratis
Memberikan
leaflet tentang
penyakit ISPA
kepada pasien
dan keluarga
1x/tahun @Rp.500.000,
→Rp.500.000,-
/ tahun
2
.
Meningkatkan
koordinasi dan
kinerja petugas
kesehatan khusus
program ISPA
Rutin melakukan
rapat koordinasi
antar petugas ke-
sehatan agar lebih
meningkatkan
kinerja khususnya
Lebih terkootdinir
dengan baik antar
petugas kesehatan
di program
khusus ISPA
1x/ tahun Rp.100.000,-/
tahun
58
di program ISPA
3
.
Melakukan pelatihan
khusus
kepada petu-
gas ISPA
mengenai
ISPA dan ba-
hayanya
Memberikan
pengarahan
tentang terkini
mengenai ISPA
Petugas selalu
berpartisipasi
dalam menurukan
angka kejadian
ISPA
2x/tahun @Rp.
150.000,-/
Rp.300.00,-/
tahun
Total Biaya Rp. 800.000 ,-
4.2. RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan
rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan
kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel
gan chart berikut ini:
Tabel 25. Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah untuk Masalah Angka
Kesembuhan TB di Puskesmas di kecamatan Tanah Abang periode Januari-
April 2013
NO KEPUTUSAN
Bulan
Mei
Bulan
KEGIATAN Juni
1 2 3 4 1 2 3 4
1. 1. Mengadakan pelatihan X
59
Disarankan kepada
setiap Puskesmas
untuk melakukan
pelatihan dan
waktu khusus
kepada petugas
yang ada untuk
menangani kasus
TB
skrining penderita TB
terhadap seluruh petugas
yang sudah ditempatkan
pada program khusus TB
2. Mengedukasi PMO sebagai pengingat pasien agar tidak banyak terjadi angka kegagalan dalam pengobatanMembuat leaflet mengenai informasi tentang penyakit TB
X
2. Rutin melakukan
rotasi pembagian
tugas dengan waktu
yang disesuaikan
berdasarkan kesepa-
katan bersama.
1. Mengajukan permohonan rotasi tenaga puskesmas tiap bulan untuk program TB ke kepala Puskesmas
X
2. Menyelenggarakan rapat untuk menentukan rotasi petugas kesehatan
X
3.Membuat jadwal rotasi
yang sudah disepakati pada
rapat.
X
Menjalankan rotasi yang
ada sesuai dengan jadwal X
3. Memanajemen
pengalokasian
dana secara lebih
detail dan merinci
sesuai tiap-tiap
program yang ada
sesuai kebutuhan
setiap program
1.Mengajukan permohonan
untuk manajemen alokasi
dana rinci mengenai pro-
gram TB ke kepala
Puskesmas
X
60
tersebut.2. Menyelenggarakan rapat
untuk membahas mengenai
pengaturan alokasi dana se-
cara rinci mengenai pro-
gram TB
X
Evaluasi Kegiatan X X X X X X X X
Tabel 26. Rencana pelaksanaan Pemecahan Masalah untuk Angka Kematian
Balita (CFR) di Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang periode Januari-April
2013
NO. KEPUTUSAN
Bulan
Mei
Bulan
JuniKEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Memberikan pengara-
han dari pihak yang
lebih berkompeten
(dokter) kepada petu-
gas kesehatan yang
khusus pada program
ISPA
1.Melakukan pengarahan
kepada petugas kese-
hatan mengenai ISPA
dan penyuluhan kepada
pasien dan masyarakat
dengan menggunakan
leaflat.
x
2 Meningkatkan
koordinasi dan kinerja
petugas kesehatan
khusus program ISPA
Rutin melakukan rapat
koordinasi antar petugas
kesehatan agar lebih
meningkatkan kinerja
khususnya di program
ISPA
X
3 Melakukan pelatihan
khusus kepada
petugas menge-
nai ISPA dan
bahayanya
Memberikan pengarahan
terkini terkini mengenai
ISPA
X
61
Evaluasi Kegiatan X X X X X X
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Setelah melewati berbagai proses maka didapatkan satu program kesehatan
dasar Puskesmas sekecamatan Tanah Abang yang dievaluasi yaitu program P2ML
(Pemberantasan Penyakit Menular Langsung), didapatkan 15 masalah yang teridenti-
fikasi melewati diskusi dan justifikasi sehingga didapatkan dua prioritas masalah se-
lama bulan Januari – Oktober 2012, yaitu :
62
1. Angka kesembuhan TB di Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang periode
Januari – April 2013 sebesar 46,36% dibawah target, dari target >70 %.
2. Angka Kematian Balita (CFR) ISPA di Puskesmas di kecamatan Tanah
Abang periode Januari – April 2013 sebesar 33,88% dibawah target,dari
target <10%.
Selanjutnya kedua prioritas masalah diatas dicari akar penyebab masalah yang
paling dominan dan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan justifikasi maka da-
pat disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan dari kedua prioritas masalah
sebagai berikut :
1. Angka kesembuhan TB di Puskesmas sekecamatan Tanah Abang periode
Januari – April 2013 sebesar 46,26% dibawah target, dari target >70 %.
Akar penyebab masalah dominan :
a) kurang efektifnya kinerja tenaga kesehatan yang menangani permasala-
han TB (Man).
b) Tidak seimbangnya pembagian tugas antara tugas di puskesmas. (organizing)
c) Kurang meratanya penyebaran dana kesehatan di setiap program (Money)
1. Angka kematian Balita (CFR) ISPA di Puskesmas di kecamatan Tanah Abang
periode Januari – April 2013 sebesar 33,68% dibawah target, dari target <10%.
Akar penyebab masalah dominan :
a. Kurangnya penyuluhan tentang ISPA oleh petugas kesehatan (method)
b. Kurangnya koordinasi yang baik pada petugas kesehatan dalam melak-
sanakan tugas (organizing)
63
c. Petugas kesehatan memberikan edukasi dengan bahasa yang tidak dimengerti
(Actuating)
5.2 SARAN
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan beberapa hal kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
sebagai berikut :
1. Alternatif pemecahan masalah angka kesembuhan TB di Puskesmas di
kecamatan Tanah Abang yang kurang dari target.
1. Mengadakan pelatihan skrining penderita TB terhadap seluruh petugas yang
sudah ditempatkan pada program khusus TB
2. Mengedukasi PMO sebagai pengingat pasien agar tidak banyak terjadi angka
kegagalan dalam pengobatan
3. Membuat leaflet mengenai informasi tentang penyakit
4. Mengajukan permohonan rotasi tenaga puskesmas tiap bulan untuk program
TB ke kepala Puskesmas
5. Menyelenggarakan rapat untuk menentukan rotasi petugas kesehatan
6. Menjelaskan kepada pasien mengenai bahaya dari penyakit yang di derita
7. Menyelenggarakan rapat untuk membahas mengenai pengaturan alokasi dana
secara rinci mengenai program TB
2. Alternatif pemecahan masalah pada penemuan kasus baru ISPA di
Puskesmas di kecamatan Tanah Abang yang kurang dari target
1. Memberikan pengarahan mengenai ISPA kepada petugas ISPA dan
penyuluhan kepada pasien dan masyarakat
2. Memberikan leaflet tentang penyakit ISPA kepada pasien dan keluarga
3. Memberikan penyuluhan tentang ISPA dengan menggunakan bahasa
yang mudah di mengerti
4. Memberikan pengarahan kepada petugas kesehatan tentang berita terkini 64