Renungan Pemuda - Gereja Kristen...

of 72 /72

Embed Size (px)

Transcript of Renungan Pemuda - Gereja Kristen...

  • Renungan PemudaISSN 0853 - 0917

    Youth for Christ menggunakan kertas yang ramah lingkungan guna mendukung kelestarian alam.

    Salam jumpa! Kali ini, kita berjumpa dalam suasana yang sedikit berbeda. Pertama, mula i ed i s i in i , renungan Youth for Christ akan diasuh oleh tim redaksi yang baru karena tim redaksi yang lama telah berakhir masa baktinya. Untuk itu, kami mengucapkan terima kas ih kepada Pdt. Noerman Sasono, Pdt. Marto Marbun, Pdt. Stella Luciana Handojono dan Pnt. Maria W. Sindhu Putr i atas pelayanannya selama ini. Kiranya tim yang baru dapat melanjutkan pekerjaan yang baik yang telah Bapak Ibu lakukan selama ini. Kedua, edisi kali ini t idak dicetak secara f is ik, dalam bentuk buku seperti biasanya, melainkan diterbitkan secara digital dengan format PDF. Hal ini terjadi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang saat ini sedang melanda dunia, termasuk Indonesia. Percetakan tidak beroperasi, dan banyak toko buku, gereja, dan sekolah yang ditutup sementara, mengakibatkan proses distribusi tidak dapat berjalan dengan lancar.

    Semoga keadaan akan segera membaik dan kita semua dapat melewati situasi ini dengan pertolongan Tuhan. Kami juga berharap kiranya renungan-renungan yang ditulis oleh Pnt. Maria W. Sindhu Putri dan Pdt. Peter Abet Nego dapat menguatkan kita di masa-masa sulit ini.

    Selamat membaca!Tim Redaksi Youth for Christ

    Penanggung Jawab: Pdt. Arliyanus Larosa

    Redaktur: Pdt. Mestika Hulu

    Penulis:Pnt. Maria W. Sindhu Pdt. Peter Abet Nego

    Dewie KristantiIsabella Novsima

    Artistik:Victory Valentino

    Alamat: Graha Arteri Mas, Kav. 19 - 20

    Jl. Panjang No. 68Kedoya - Jakarta 11520

    P.O. Box 7113 JKB-TU, Jakarta 11071 Telepon:

    +6221 583 03398+6221 583 03498

    Website: www.ykb-wasiat.org

    E-mail: [email protected]

    Pembayaran melalui: Bank Mandiri Jakarta - Kelapa Dua

    A/C No. 165 0000 558743 a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

    Marketing

    BCA BidakaraA/C No. 450 558 9999

    a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

    Persembahan Kasih melalui:BCA Bidakara

    A/C 450 305 2990a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

    Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

    Rp. 70.000,-/tahunRp. 8.000,-/eksemplar

  • Rabu, 1 Juli 2020

    BERTOBATLAH! Matius 11:20-24

    Apakah orang percaya masih membutuhkan mukjizat? Jawabannya bisa “ya” atau “tidak”. “Ya” karena mukjizat diperlukan untuk meneguhkan iman kita, khususnya di dalam situasi-situasi yang sulit dan berat. “Tidak” karena mukjizat bukanlah tujuan utama seorang Kristen. Kita menjadi Kristen bukan untuk mengejar mukjizat. Banyak orang dimampukan percaya kepada Tuhan meskipun tanpa mukjizat yang spektakuler dalam hidupnya.

    Tuhan Yesus melakukan mukjizat bukan untuk memamerkan kehebatan-Nya. Ia melakukannya untuk menarik orang percaya kepada-Nya. Itulah pesan tersembunyi di balik mukjizat. Namun, di dalam teks di atas, Tuhan Yesus marah dan mengecam beberapa kota. Ia mengecam Khorazim dan Betsaida yang tidak bertobat meski paling banyak mendengar ajaran-Nya dan melihat mukjizat-Nya (ay. 20). Khorazim dan Betsaida bahkan lebih buruk dari Tirus dan Sidon. Meski bukan orang Yahudi, orang Tirus dan Sidon ternyata mau bertobat setelah mendengar ajaran dan melihat mukjizat Tuhan. Kerasnya hati dan kesombongan menjadi penghambat orang Yahudi untuk menyambut Juruselamat.

    Youth, ada banyak media untuk kita makin bertumbuh di dalam Tuhan. Ada berbagai bentuk ibadah yang bisa kita ikuti. Ada banyak acara pendalaman Alkitab yang bisa kita ikuti atau lakukan sendiri. Ada banyak pengalaman iman yang terjadi setiap hari. Semua itu terjadi untuk memperkuat keyakinan kita kepada Tuhan. Namun, apakah semua itu benar-benar telah mengubah hidup kita dan membuat kita terarah kepada Tuhan? Mari lembutkan hati selalu untuk sedia bertobat ketika disapa atau ditegur Tuhan.

    1. Untuk apa Tuhan Yesus menyebut Tirus dan Sidon dalam teks di atas? 2. Apa tantangan yang membuat kita sulit bertobat?

    Pokok Doa: Pertolongan Tuhan agar hati dan diri kita siap dibentuk.

    Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,

    sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya

    ....

    (Mat. 11:20)

  • Kamis, 2 Juli 2020

    BERBAHAGIAKejadian 25:19-27

    Youth, apakah Anda berbahagia saat ini? Apakah Anda bersyukur untuk hidup Anda saat ini? Itu pertanyaan penting karena faktanya tidak semua orang berbahagia dengan kehidupannya. Banyak orang, termasuk kaum muda, gagal mensyukuri kehidupannya. Mereka gagal melihat kebaikan Tuhan. Mengapa? Karena mereka hanya menggunakan kriteria kebahagiaan menurut dunia ini, misalnya tidak bahagia jika masih jomlo di umur 30 tahun, atau gaji kecil, atau

    paras kurang cantik/tampan, atau ketika orang lain lebih sukses. Jika memakai ukuran dunia, kita mungkin menilai hidup Ishak tidak

    bahagia. Hidupnya terkesan menyedihkan. Ia hampir menjadi korban sembelihan ayahnya (Kej. 22). Ia dilahirkan oleh orangtua yang sudah sangat tua. Ia menikah karena dijodohkan orangtuanya. Ia menikah di umur 40 tahun. Dengan semua itu, apakah Ishak disebut berbahagia? Jawabannya “ya”. Mengapa? Karena seperti ayahnya, Ishak juga berpaut penuh kepada Tuhan. Kebahagiaan mereka didasarkan pada Tuhan, bukan pada dunia. Mereka berbahagia karena mengikuti rancangan baik Tuhan. Terbukti, Tuhan selalu menggenapi kehendak-Nya dan kebahagiaan mereka menjadi sangat sempurna.

    Youth, pergumulan memang muncul silih berganti. Namun, semua itu jangan menjadi alasan untuk tidak berbahagia. Siapa pun punya persoalan dalam hidupnya, tetapi faktanya banyak orang tetap berbahagia di tengah pergumulan mereka. Oleh karena itu, berbahagialah selalu! Izinkan Tuhan menggenapi rancangan-Nya atas hidup Anda. Libatkan dan andalkan Dia selalu. Hanya di dalam dan bersama Tuhan, kebahagiaan sejati Anda akan merekah.

    1. Apa wujud penyertaan Tuhan yang tampak dalam hidup Ishak? 2. Apa saja kebaikan Tuhan yang layak Anda syukuri dalam hidup Anda?

    Pokok Doa: Bersyukur untuk hidup dan suka duka yang Tuhan beri.

    Dan Ishak berumur empat puluh tahun, ketika Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, diambilnya

    menjadi istrinya.

    (Kej. 25:20)

  • Jumat, 3 Juli 2020

    MENGHALALKANSEGALA CARA?

    Kejadian 27:1-17

    Menyogok agar masuk ke sekolah pilihan atau ke tempat kerja idaman, mengorbankan teman sendiri demi terpandang di tempat kerja, menyuap supaya urusan dipermudah, menggunakan koneksi supaya bisa cepat naik jabatan, atau berbohong untuk menutupi kesalahan adalah beberapa contoh kejahatan yang terjadi setiap hari. Meskipun semua itu dipahami sebagai kejahatan, toh tetap dilakukan oleh banyak orang, bahkan kejahatan seperti itu kerap dianggap biasa.

    Banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginan dan kepuasan diri mereka.

    Ribka tahu betul bahwa Yakub bukanlah anak sulungnya, melainkan Esau. Yakub pun tahu bahwa berkat kesulungan adalah hak kakaknya. Akan tetapi, Yakub sangat menginginkan berkat kesulungan Esau. Untuk merebut berkat kesulungan itu, Yakub mengikuti anjuran ibunya yang tidak adil. Mereka menyusun tipu muslihat. Mereka berbohong dan menipu Ishak dan Esau. Mereka menghalalkan segala cara agar Ishak percaya bahwa Yakub adalah Esau. Herannya, rencana itu berhasil. Ishak tertipu. Ia memberkati Yakub layaknya memberkati Esau. Namun, ketika rencana itu terbongkar, relasi keluarga telah benar-benar retak dan rusak.

    Youth, ada banyak sekali cara untuk mendapatkan suatu keinginan. Ada cara instan, kotor, jahat, baik, benar, atau bertanggung jawab. Pilihan antara cara baik atau cara buruk akan selalu muncul. Akan tetapi, sebagai murid Kristus, kita harus mempunyai kontrol untuk selalu memilih cara baik dan benar. Mintalah kekuatan dan hikmat Roh Kudus untuk memilih yang baik dan benar. Jangan halalkan segala cara. Halalkan cara Tuhan dalam setiap pilihan Anda!

    1. Berkat kesulungan apa yang akhirnya diterima Yakub (ay. 27-29)?2. Maukah Anda memilih cara yang benar meskipun tidak mudah? Mengapa?

    Pokok Doa: Berkomitmen untuk berani hidup benar di hadapan Allah.

    “Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia

    memberkati engkau, sebelum ia mati.”

    (Kej. 27:10)

  • Sabtu, 4 Juli 2020

    KEGEMBIRAAN YESUSLukas 10:21-24

    Ketika saya mengajar anak batita di sekolah minggu, ada orangtua yang berkata, “Kak, anak saya sekarang sudah pintar berdoa. Mengawali doanya, dia selalu menyanyikan lagu seperti yang diajarkan di sekolah minggu sambil melipat tangan dan menutup matanya. Dia lalu berkata, “Ikuti kata Kak Maria ya … dst.” Membayangkan lucunya anak itu, kami pun tertawa bersama. Itulah kegembiraan terbesar guru atas murid-muridnya, yaitu ketika mereka menjalankan apa

    yang diajarkan dan mengalami pertumbuhan diri yang baik.Ketika murid-murid Tuhan Yesus menjalankan tugas perutusan mereka

    dengan baik, Tuhan Yesus merasa sangat bergembira — to exult, rejoice exceedingly, be exceeding glad. Kegembiraan itu disertai ungkapan syukur kepada Allah, Bapa-Nya. Para murid mengalami sendiri kuasa ilahi dalam tugas pemberitaan firman, menyembuhkan orang sakit, dan mengusir setan. Semua tugas itu bukanlah tugas mudah (Luk. 10:1-12). Jika mereka dapat melakukannya, pada satu sisi, itu menandakan besarnya iman, ketekunan, keteguhan hati, kasih sayang pada sesama, kesabaran, dan kerendahan hati mereka. Pada sisi lain, itu menandakan besarnya kuasa Allah yang bekerja atas diri mereka. Oleh sebab itulah, Tuhan Yesus sangat bersyukur kepada Bapa.

    Youth, bagaimana dengan kita, apakah Tuhan juga bergembira ketika melihat kehidupan kita? Menyenangkan hati Tuhan adalah kerinduan terbesar setiap orang Kristen. Oleh karena itu, baiklah kita setia dan bersungguh dalam setiap tugas dan peran hidup kita. Andalkan Tuhan dan biarkan Dia bekerja dengan penuh. Biarkan Tuhan tersenyum dalam setiap karya pelayanan kita.

    1. Apa yang menyebabkan Tuhan Yesus sangat bergembira?2. Tantangan apa yang membuat Anda sulit untuk menjadi murid Tuhan?

    Pokok Doa: Keberanian untuk mengevaluasi perjalanan hidup selama ini.

    Pada waktu itu jugabergembiralah Yesus dalam Roh

    Kudus dan berkata: “Akubersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi ….”

    (Luk. 10:21)

  • Minggu, 5 Juli 2020

    KUK YANG RINGANMatius 11:16-19, 25-30

    Youth, kesusahan, penderitaan dan pergumulan adalah bumbu-bumbu kehidupan. Sebagaimana kesenangan dan kebahagiaan, pergumulan dan penderitaan dapat memperkaya kehidupan kita. Menjadi murid Kristus tidak serta-merta melepaskan kita dari kesusahan dunia ini. Sebaliknya, sebagai orang beriman, kita harus siap mengecap pahitnya dunia ini. Itulah keistimewaan orang beriman, yaitu mampu menghadapi kepahitan dan pergumulan dengan

    cara yang baik dan benar. Tuhan Yesus mengajak kita untuk memikul kuk yang Ia pasang dan

    belajar dari-Nya. Ajakan ini menegaskan pentingnya tunduk dalam pimpinan Tuhan yang disertai kerelaan hati. Seorang murid harus rela berjalan bersama Tuhan dalam semua situasi. Ia rela mengerjakan tugas pelayanannya semata untuk Tuhan. Meski ada tantangan dan pergumulan, ia tidak bersungut-sungut, mengeluh atau patah hati. Sebaliknya, dalam keyakinan kepada Tuhan yang mahabaik dan mahatahu, ia setia mengerjakannya. Kuk pelayanan itu dihayati sebagai kuk yang ringan dan enak. Mengapa? Karena kuk itu tidak melebihi kekuatan kita, apalagi Tuhan ternyata campur tangan dan terlibat penuh dalam seluruh pergumulan dan karya pelayanan kita itu.

    Youth, jika Anda sedang bergumul saat ini, janganlah patah hati. Jangan biasakan hidup bersungut-sungut atau mengeluh. Datanglah kepada Tuhan dan biarkan Ia menghibur hati Anda. Ia selalu mau dan mampu memberi kelegaan dan penghiburan. Oleh karena itu, mari belajar menikmati kuk yang Tuhan pasang. Kuk itu ringan jika kita bersama Tuhan dan itu baik untuk kemajuan kita.

    1. Mengapa Yesus menggunakan kata “kuk” dalam panggilan untuk mengikut-Nya? 2. Apa kebaikan Tuhan yang Anda rasakan saat menggumuli kuk dari Tuhan?

    Pokok Doa: Kekuatan agar dapat tunduk secara penuh kepada Tuhan.

    “Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

    (Mat. 11:30)

  • Senin, 6 Juli 2020

    LUCUNYA MANUSIARoma 1:18-25

    Youth, kalau dipikir-pikir manusia itu lucu ya. Perhatikan, manusia lebih takut kepada manusia daripada kepada Tuhan. Manusia lebih hormat kepada sesamanya daripada kepada Tuhan. Manusia lebih takut sesamanya marah ketimbang Tuhan marah. Padahal, Tuhan jauh lebih kuat, berkuasa, dan mulia daripada manusia. Coba lihat dalam keseharian: banyak orang bekerja dengan baik ketika ada bos saja; orang taat lalu lintas ketika ada polisi saja; orang setia di

    hadapan kekasihnya saja. Mereka lupa bahwa di atas semua itu ada Tuhan yang tidak kelihatan. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya.

    Dosa dan kejahatan dapat membuat Tuhan murka! Allah sudah menyatakan kemuliaan-Nya, rencana baik-Nya, dan karya keselamatan-Nya melebihi apa pun atau siapa pun di dunia ini. Seluruh penyataan itu seharusnya membuat manusia sadar dan taat kepada-Nya. Manusia seharusnya kagum, hormat, dan bersyukur kepada Allah atas karya ilahi-Nya. Namun lucunya, manusia justru kerap berlaku serong. Manusia melakukan apa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Manusia masih mengisi pikirannya dengan hal yang sia-sia dan gelap. Manusia hidup seolah tidak mengenal Allah.

    Youth, jadilah orang beriman yang terhormat. Jadilah orang yang benar-benar beriman, bukan sekadar Kristen KTP atau sekadar tahu tentang Tuhan. Jadikanlah pengenalan akan Allah sebagai dasar hidup yang paling teguh. Selaraskanlah seluruh perbuatan, pikiran, perasaan, dan impian kita dengan kehendak dan rencana Tuhan. Jangan menjadi tertawaan dunia ini. Sebagai seorang Kristen, berhentilah berbuat jahat, curang, kotor, atau berhati serong.

    1. Bagaimana cara Allah menyatakan diri-Nya pada manusia?2. Mengapa manusia terkadang merasa aman dan nyaman saat berbuat dosa?

    Pokok Doa: Pengampunan dan kekuatan untuk lepas dari dosa.

    Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan

    kelaliman.

    (Rm. 1:18)

  • Selasa, 7 Juli 2020

    IKATAN PERSAUDARAANKejadian 29:1-14

    Youth, bagaimana rasanya berjumpa sesama orang Indonesia di negeri asing? Pada umumnya kita akan merasa senang, bukan? Mengapa begitu? Kita merasa punya keterikatan. Kita merasa memiliki akar sejarah yang sama. Kita merasa senasib dan sepenanggungan, khususnya mengingat tidak mudahnya hidup di negeri orang. Dampaknya, kita mudah menjalin persaudaraan dengan mereka.

    Saat melarikan diri ke kampung halaman ayahnya, Yakub berjumpa dengan Rahel. Menyadari Rahel adalah saudaranya, Yakub menangis dengan nyaring. Wajar saja ia terharu, ia sudah melarikan diri begitu jauh. Selama ini hatinya dipenuhi ketakutan dan rasa bersalah. Ia berada jauh dari keluarganya. Akan tetapi, ketika melihat Rahel dan berjumpa dengan keluarga ayahnya, Yakub merasa senang dan tenang. Ia lalu menjelaskan hubungan persaudaraan dirinya dengan keluarga Rahel. Ketika mereka mengerti, mereka semua merasa senang, terutama Yakub yang merasa tidak sendirian lagi. Ia memiliki kerabat yang kini bisa melindungi dan menolongnya bertahan hidup.

    Youth, menjalin pertemanan dan persahabatan bisa terjadi di mana saja dan kepada siapa saja. Bukankah orang bisa bersikap baik kepada kita atau kita kepada orang asing? Sayangnya, terkadang orang bisa akrab dengan orang asing, tetapi tidak dengan keluarganya sendiri. Banyak orang perang dingin dan konflik berkepanjangan dengan anggota keluarganya sendiri. Padahal, jika bisa menjalin relasi baik dengan orang asing, mestinya juga bisa dalam relasi kasih dengan keluarga sendiri. Hanya, jangan melarikan diri lagi. Usahakanlah ikatan yang kuat dan relasi penuh kasih di dalam keluarga kita sendiri.

    1. Kesulitan apa saja yang dialami Yakub karena ulahnya sendiri?2. Apa yang Anda lakukan untuk membangun ikatan kasih dalam keluarga?

    Pokok Doa: Pertolongan Tuhan agar mampu berdamai dengan keluarga.

    Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangis dengan

    suara keras. Lalu Yakub menceritakan kepada Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah

    Rahel, dan anak Ribka.

    (Kej. 29:11-12)

  • Rabu, 8 Juli 2020

    PERTOLONGAN TUHAN Kejadian 29:31-35

    Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul.

    (Kej. 29:31)

    Tidak diinginkan, tidak dicintai, atau dituntut untuk menjadi seperti orang lain merupakan hal yang sangat tidak menyenangkan. Penolakan dalam semua bentuk ini tidak mudah untuk diterima. Lebih berat dan menyesakkannya lagi adalah jika penolakan itu dilakukan oleh orang-orang terdekat dan yang kita kenal, seperti teman, rekan kerja, atau keluarga kita sendiri.

    Kita bisa membayangkan bagaimana Lea mengalami penolakan yang terasa begitu

    menyesakkan tersebut. Ia tidak dicintai oleh Yakub, suaminya sendiri. Mungkin Yakub melakukan itu karena sejak awal cintanya hanya kepada Rahel (ay. 17). Yakub mendapat Lea karena jebakan mertuanya sendiri. Yakub terpaksa bekerja 7 tahun lagi untuk mendapat Rahel. Ketika akhirnya Rahel menjadi istrinya, Yakub mungkin makin tidak mencintai Lea. Situasi-situasi itulah yang membuat Lea sangat terluka. Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan menolong Lea. Tuhan berpihak kepada orang terzalimi. Ia membukakan kandungannya sehingga Lea melahirkan anak-anak bagi Yakub. Tuhan ingin agar Yakub bersikap adil, yaitu mengasihi Lea seperti ia mengasihi Rahel.

    Youth, kita punya Tuhan yang begitu baik. Ia selalu peduli kepada orang-orang tertindas. Ia tahu bagaimana menolong orang menderita. Oleh karena itu, jangan pernah putus asa ketika dikhianati, ditolak, kurang dicintai atau dizalimi dalam berbagai bentuk. Berdoa dan berserulah kepada Tuhan. Ia tahu bagaimana cara menolong kita tepat pada waktunya. Di samping itu, renungkan juga apakah ada andil kita di dalam ketidakadilan itu. Jika kita pernah berbuat salah hingga orang membalasnya kepada kita, bertobatlah! Minta ampunlah!

    1. Mengapa Lea mengalami penolakan?2. Apa yang Anda lakukan dalam menanti pertolongan Tuhan?

    Pokok Doa: Pertolongan Tuhan dalam kesesakan yang kita rasakan.

  • Kamis, 9 Juli 2020

    PERJALANAN HIDUP Keluaran 3:1-6

    Youth, perjalanan hidup setiap orang tidaklah sama. Setiap orang memiliki momen-momen personal yang berbeda dalam berjumpa dengan Tuhan. Momen personal itu sangat penting dalam pembentukan identitas diri kita. Kita ada dan tumbuh melalui setiap momen personal tersebut. Setiap bentuk penyataan dan penyertaan Tuhan yang direspons dengan sikap iman yang benar akan melahirkan kematangan iman dan karakter atas diri kita.

    Musa dikenal sebagai pemimpin besar bagi orang Yahudi dan Kristen. Namun, keteladanan itu tidak tumbuh secara instan. Musa menempuh perjalanan hidup yang panjang dan sulit. Ia dihanyutkan orangtuanya di sungai Nil. Putri Firaun menariknya dan merawatnya sebagai anaknya. Ia dibesarkan sebagai pangeran di istana Mesir. Ketika dewasa, ia membunuh prajurit yang bertindak kasar kepada budak Ibrani. Ia lalu melarikan diri ke Midian. Ia menjadi gembala dan menikahi putri Yitro, imam di Midian. Saat menggembalakan domba milik mertuanya itulah ia mengalami perjumpaan dengan Allah. Perjumpaan itu begitu personal dan mengubah hidup Musa sepenuhnya. Ia dipersiapkan dan diperlengkapi untuk suatu karya ilahi yang mahabesar. Musa pun memberi diri untuk berproses bersama dengan Allah.

    Youth, kita memang memiliki jalan hidup masing-masing. Namun, kita memiliki peluang yang sama untuk mengenal, beribadah, dan mengabdi kepada Tuhan. Setiap kerinduan yang tulus untuk mengenal dan mengabdi Tuhan pasti akan diberkati. Karena itu, kejar dan raihlah pengalaman personal dengan Tuhan. Percayalah, Anda akan tumbuh makin kuat dan dewasa.

    1. Pada awalnya, apa yang menyebabkan Musa takut untuk mengikut Allah? 2. Apa yang Anda syukuri dari proses kehidupan Anda?

    Pokok Doa: Kemampuan untuk melalui setiap proses hidup.

    Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing

    domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia

    menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah,

    yakni gunung Horeb.

    (Kel. 3:1)

  • Jumat, 10 Juli 2020

    FIRMAN MEMBAWA HIDUP Mazmur 119:105-112

    Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

    (Mzm. 119:105)

    Youth, realita beragama dewasa ini begitu menyedihkan. Agama sering kali dipakai menjadi alat propaganda untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Tidak hanya itu, ada banyak aksi kekerasan yang terjadi karena fanatisme agama, bahkan ditularkan melalui ruang-ruang keagamaan. Sampai muncul kesan bahwa makin beragama, orang justru makin keblinger. Alih-alih memperbaiki diri, firman Tuhan yang didengar terbuang cuma-cuma, bahkan dipakai untuk

    membenarkan diri sendiri.Mazmur 119:105 hari ini mengingatkan kita pada esensi firman Tuhan.

    Meskipun tafsiran atas firman bisa beragam, tetapi tujuannya sama: menuntun kehidupan pada jalan-jalan kebenaran yang Tuhan kehendaki. Firman itu adalah pelita hidup yang menerangi hati dan pikiran kita di tengah dunia yang gelap oleh dosa dan kehendak-kehendak yang penuh kejahatan. Firman itu adalah terang yang menyinari langkah kita sehingga kita tidak menyimpang kepada kesesatan hidup. Kebenaran pasti membawa orang makin mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan begitu, seluruh tindakan atas nama agama haruslah menegakkan kasih, keadilan, dan kebenaran. Tindakan yang melawan dan merusak kasih haruslah dilawan karena tidak sesuai dengan inti keagamaan.

    Youth, firman Tuhan itu menghasilkan kehidupan. Bukankah segala sesuatu ada karena firman Tuhan? Firman itu membuat hidup kita yang semula hampa dan tanpa arah menjadi penuh makna dan kasih. Firman itu membuat kita yang tidak berhikmat menjadi bijaksana dalam melakukan segala sesuatu. Oleh karena itu, dasarkanlah hidup Anda sepenuhnya pada firman Tuhan.

    1. Mengapa firman Tuhan dapat menuntun seseorang dalam kebenaran? 2. Apa perubahan hidup yang Anda rasakan ketika menghidupi firman Tuhan?

    Pokok Doa: Hati yang mau dibentuk oleh firman Tuhan.

  • Sabtu, 11 Juli 2020

    MEMBENTENGI DIRIDALAM TUHAN Mazmur 119:105-112

    Dalam sebuah video singkat, Deddy Corbuzier mengatakan ada 4 hal yang dapat menghancurkan hidup kaum milenial: gaya hidup yang serba bermerek walaupun uangnya pas-pasan, menghabiskan uang untuk berpesta bersama teman-teman, menabung tanpa berinvestasi, dan berutang menggunakan kartu kredit. Perangkap atau jebakan umumnya memang muncul dalam bentuk yang enak dan menyenangkan. Tanpa sadar orang terjerat dalam kesulitan.

    Melalui firman Tuhan hari ini, kita diingatkan untuk selalu waspada dan menjaga diri dengan baik, khususnya dalam mengenali dan menghindari jerat kehidupan. Jerat kehidupan dapat muncul kapan saja dan di mana saja, bahkan mengancam semua orang tanpa pandang bulu. Ada jerat yang menunggu kita untuk masuk dengan sendirinya, misalnya, karena kecerobohan diri sendiri. Namun, ada juga jerat yang sengaja dibuat orang-orang jahat yang tidak peduli pada firman Tuhan. Jerat itu dibuat untuk menyusahkan dan mencelakakan kita. Oleh karena itu, bentengilah diri kita dengan firman Tuhan. Taatlah menggali firman itu dan melakukannya dengan setia setiap hari.

    Youth, taat pada perintah Tuhan akan menolong kita untuk melihat hal-hal esensial dalam kehidupan. Firman Tuhan akan memampukan kita untuk mengelola hidup dengan baik, benar, dan bertanggung jawab. Begitulah orang percaya seharusnya hidup. Dengan begitu, barang bermerek, pesta pora, pergaulan bebas, kartu kredit, ataupun hal-hal yang dianggap kekinian tidak akan lagi menjerat diri kita. Kita terbentengi dengan kebenaran firman. Roh Kudus juga bekerja memberi kita keberanian untuk menolak dosa dan jerat itu.

    1. Apa yang menjadi bekal pemazmur dalam menghadapi jerat orang fasik?2. Apa yang Anda lakukan agar dapat lepas dari hal-hal yang menjerat Anda?

    Pokok Doa: Tuhan menjaga dan memelihara kita dari jerat dunia.

    Orang-orang fasik telahmemasang jerat terhadap aku,

    tetapi aku tidak sesat darititah-titah-Mu.

    (Mzm. 119:110)

  • Minggu, 12 Juli 2020

    HIDUP OLEH ROH Roma 8:1-11

    Teolog William Barclay mengatakan bahwa kedagingan adalah bagian dari hakekat alamiah manusia dan di saat bersamaan menjadi titik perjuangan dosa yang hendak menguasai diri kita. Manusia memang memiliki keinginan daging, tetapi manusia bisa memilih ingin dikuasai oleh kedagingan itu atau tidak. Begitulah, setiap orang memiliki keinginan dan nafsunya masing-masing. Kita memiliki batas kesabaran dan kemarahan. Kita bisa tergoda rasa iri, serakah, atau egois.

    Namun, kita bisa memilih untuk tidak dikuasai oleh semua itu. Memilih kedagingan berarti berseteru dengan Allah. Keinginan daging

    sering kali membuat orang mengingkari panggilannya sebagai murid Tuhan. Lebih jauh, keinginan daging membuat manusia melawan Allah dengan jatuh ke dalam dosa. Bacaan kita hari ini hendak menegaskan bahwa dalam kedagingannya, manusia masih bisa memilih hidup dipimpin Roh Allah. Keinginan itu muncul di dalam hati sehingga dibutuhkan Roh Kudus untuk berkuasa di dalam hati itu. Dengan begitu, Roh Kudus akan mengendalikan keinginan itu sehingga manusia dimampukan untuk memikirkan hal-hal yang dari Roh. Ketika Roh Kudus berkuasa, manusia akan memikirkan hal-hal yang berkenan di hadapan Allah sehingga menghasilkan kebaikan bagi dirinya dan sesamanya.

    Youth, kita memang masih memerlukan hal-hal lahiriah seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan uang. Akan tetapi, keinginan daging yang tidak terkendali akan membawa kita pada kehancuran dan kebinasaan. Untuk itu, hiduplah dalam pimpinan Roh Kudus. Pekalah mendengarkan suara-Nya. Dalam kemanusiaan kita, kejarlah perkara mulia dan yang berkenan kepada Allah.

    1. Apakah manusia bisa mengingkari kedagingannya?2. Apa yang membuat Anda susah ketika ingin melepaskan diri dari jerat dosa?

    Pokok Doa: Pengampunan Tuhan atas segala dosa yang kita perbuat.

    Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah

    hidup dan damai sejahtera

    (Rm. 8:6)

  • Senin, 13 Juli 2020

    HIDUP KUDUS1 Tesalonika 4:1-8

    Gaya berpacaran anak muda zaman sekarang semakin luas. Hal yang dahulu dianggap tabu kini dianggap biasa. Apa yang dahulu “haram” dibicarakan kini bebas dilakukan tanpa berpikir panjang. Pacaran dianggap aneh kalau tidak berciuman atau berhubungan seks. Gandengan tangan sudah dianggap terlalu biasa dan tidak “menantang”. Gonta-ganti pacar dianggap hebat. Bilik-bilik warnet, kamar hotel berbintang, kamar kos-kosan, dan rumah sendiri adalah saksi-saksi

    bisu atas merosotnya ketidakkudusan manusia saat ini. Dunia memang terus berubah, tetapi panggilan Tuhan terhadap manusia

    tidak pernah berubah. Tuhan tidak berubah dalam kekudusan-Nya dan Ia selalu mengundang manusia untuk masuk ke dalam kekudusan itu. Allah memanggil kita bukan untuk mengerjakan kecemaran dan kebejatan. Tuhan justru meminta kita untuk menjaga kekudusan dengan menjauhi percabulan — fornication (perbuatan zina, persetubuhan di luar nikah) atau sexual immorality (perbuatan seksual yang tidak bermoral). Oleh karena itu, apa yang menjadi tren dunia ini harus selalu dievaluasi agar kita tidak terjerumus ke dalam dosa.

    Youth, melakukan apa yang salah sangatlah mudah. Menjadi orang jahat bahkan tidak perlu belajar. Tabiat keberdosaan kita akan terus berusaha membawa kita ke dalam kejahatan. Akan tetapi, Allah ingin kita hidup benar dan kudus. Hidup dalam kekudusan inilah yang harus terus dibina dan dilatih. Dengan begitu, perlahan kita mengalami pembaruan; dari kebiasaan melakukan kesalahan, dosa, dan kecemaran menjadi manusia yang lebih saleh dan kudus. Teruslah fokus pada panggilan Allah, yaitu untuk hidup kudus.

    1. Mengapa Allah memerintahkan agar kita menjaga hidup kudus? 2. Kerugian apa yang Anda alami jika tidak menjaga hidup kudus?

    Pokok Doa: Pertolongan Tuhan agar mampu berkomitmen hidup kudus.

    Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.

    (1Tes. 4:7)

  • Selasa, 14 Juli 2020

    BOLEH MARAH!Efesus 4:17 —5:2

    Kemarahan sering kali dinilai sebagai hal yang negatif. Ketika seseorang hendak marah, orang selalu berusaha untuk menahan agar tidak jadi marah. Dalam banyak kasus, kemarahan memang diekspresikan dengan sikap lepas kendali. Dalam kemarahan itu, orang bisa berbuat kasar, merusak barang, mendendam, melukai orang lain, berteriak-teriak, merencanakan kejahatan, dan lain sebagainya. Kemarahan seperti ini sangatlah tidak sehat.

    “Apabila kamu menjadi marah ....” Itu berarti kita tidak dilarang untuk menjadi marah. Hanya saja, ketika kita marah, janganlah kita jatuh ke dalam dosa. Artinya, kemarahan kita haruslah didasarkan pada kebenaran. Kita marah karena ada sesuatu yang salah yang perlu diingatkan dan diperbaiki. Kita marah demi kebaikan orang lain. Kita marah karena mengasihi orang lain sehingga mereka tidak makin terjerumus ke dalam dosa dan kesalahan. Dengan begitu, kemarahan kita itu haruslah didasarkan pada kasih Tuhan. Kemarahan bukanlah soal meluapkan emosi, melainkan untuk menyadarkan orang dan mendorong perubahan hidup yang lebih baik.

    Youth, kita boleh marah asalkan sehat. Boleh marah asalkan tidak marah-marah. Artinya, jangan biarkan kemarahan menjadi tabiat, kebiasaan, atau cara kerja kita. Jangan merusak diri dengan terus bersikap marah. Pernahkah Anda merasa bersalah selepas marah? Mungkin itu terjadi karena kita sudah lepas kontrol. Mulai sekarang, belajarlah peka melihat kenyataan hidup bersama. Jika ada yang salah, beranilah menegur. Jika harus marah, marahlah. Akan tetapi, tetaplah penuh kasih. Marahlah untuk kemajuan orang lain.

    1. Apa dampaknya jika kita marah sampai lepas kendali?2. Apa saja bentuk kemarahan yang sehat?

    Pokok Doa: Tuhan memberikan hikmat dan kasih ketika kita konflik.

    Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

    dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

    (Ef. 4:26-27)

  • Rabu, 15 Juli 2020

    BERSERU KEPADA TUHANMazmur 142

    Youth, jika sedang menghadapi persoalan berat, kepada siapa Anda biasa bercerita? Setiap orang memiliki orang pilihan untuk teman curhat. Orang pilihan itu biasanya orang terdekat, dapat dipercaya, dan dinilai dapat menolong atau memberi solusi. Pertanyaannya, apakah Tuhan adalah pilihan kita untuk menceritakan pergumulan kita sehari-hari? Atau, jangan-jangan kita baru datang kepada Tuhan ketika kita merasa tidak ada lagi jalan keluar?

    Pemazmur sadar betul akan keterbatasan dirinya. Ia merasa memiliki banyak persoalan berat (ay 4-7). Ia dimusuhi banyak orang. Ia dikejar-kejar untuk dibunuh. Kebencian musuhnya membuatnya lemah dan terpojok. Musuhnya terlalu kuat. Ia tidak sanggup menghadapinya sendirian, apalagi teman-temannya pun meninggalkannya. Dalam kesesakan seperti itu, ia hanya bisa bergantung kepada Tuhan. Hanya Allah sajalah tempat perlindungan yang setia. Hanya Allah saja yang ia perlu (ay. 7). Ia percaya bahwa Allah tidak akan membiarkan umat-Nya berjalan sendiri. Ia pasti menolong tepat waktu dan dengan cara-Nya. Keyakinan itu membuat pemazmur menjadi jauh lebih tenang.

    Youth, Allah memang tidak kelihatan. Allah tidak seperti teman, sahabat, atau anggota keluarga yang kita bisa ajak ngobrol secara jasmaniah. Akan tetapi, meski tidak terlihat, Allah selalu ada untuk kita. Ia bisa mendengar suara kita. Ia bisa memahami keadaan kita. Ia tahu apa yang kita perlu. Ia bahkan tahu bagaimana caranya menolong kita. Oleh karena itu, jangan lupakan Allah. Jadikanlah Allah sebagai teman curhat. Libatkan Allah dalam pergumulan hidup Anda. Percayalah, Ia akan bertindak tepat menurut waktu-Nya.

    1. Mengapa pemazmur memilih untuk berseru kepada Tuhan?2. Kebaikan apa yang Anda alami ketika memilih untuk berseru kepada Tuhan?

    Pokok Doa: Tuhan menolong kita melalui pergumulan hidup.

    Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN,

    dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN.

    (Mzm. 142:2)

  • Pengajaran yang baik dan benar belum tentu enak didengar. Kenyataannya, kebenaran sering kali menyakitkan karena memuat teguran, kritik, dan desakan agar kita bertobat dan berubah. Sayangnya, umumnya orang tidak senang ditegur, dikritik, atau didesak untuk berubah. Orang lebih senang mendengar hal-hal yang menyukakan telinga seperti lelucon dan candaan. Padahal, manusia memerlukan pengajaran yang tegas agar sadar pentingnya bertobat. Manusia perlu

    belajar menjadi pendengar yang bijaksana agar selalu siap mendengar firman Tuhan, entah disampaikan dengan lembut ataupun keras.

    Surat Ibrani mengungkapkan betapa besarnya tantangan hidup orang beriman. Orang-orang Kristen yang berlatar belakang Yahudi terombang-ambing oleh banyaknya ajaran sesat. Ajaran sesat itu terlihat menarik hati. Jika ajaran kekristenan mengajak orang memikul salib dan menderita, ajaran sesat justru mengajak orang hidup bersenang-senang. Akhirnya, kepercayaan mereka memudar. Mereka berpikir untuk kembali pada kebiasaan lama mereka. Oleh karena itu, penulis Surat Ibrani memperingatkan orang-orang percaya itu agar tidak terbawa arus pengajaran yang enak didengar. Mereka diingatkan untuk terus memelihara iman dan keselamatan di dalam Yesus Kristus.

    Youth, pendengar yang bijaksana lebih baik daripada pembicara yang tidak tahu diri. Lebih baik banyak mendengar daripada banyak berbicara. Oleh karena itu, jadilah pendengar yang baik. Renungkan dan hidupi setiap firman yang kita dengar. Selektif jugalah dalam mendengar. Jangan mudah percaya pada hasutan. Ujilah setiap ajaran dan bertumbuhlah dalam kebenaran.

    Kamis, 16 Juli 2020

    PENDENGAR YANG BIJAKSANAIbrani 2:1-9

    Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah

    kita dengar, supaya kita jangan hanyut

    dibawa arus.

    (Ibr. 2:1)

    1. Mengapa orang-orang percaya dalam perikop itu terombang-ambing? 2. Apa yang Anda lakukan untuk terhindar dari arus ajaran yang menyesatkan?

    Pokok Doa: Menjadi pendengar yang bijaksana.

  • Jumat, 17 Juli 2020

    SABAR MENANTIIbrani 6:13-20

    Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian

    ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.

    (Ibr. 6:15)

    Kata “sabar” memang mudah dikatakan, tetapi sulit dikerjakan. Kesabaran sulit dikerjakan karena kesabaran membutuhkan kasih yang besar. Mengapa? Dalam praktiknya, kesabaran sering kali menuntut pengorbanan, entah itu pengorbanan perasaan, tenaga, materi, maupun waktu. Dengan kata lain, orang sabar adalah orang yang sering kali dituntut untuk mengedepankan kepentingan orang lain di atas kepentingan dirinya sendiri.

    Dalam menanti penggenapan janji Tuhan, Abraham juga belajar untuk terus bersabar. Ia melewati tahun-tahun yang panjang hingga janji itu digenapi pada usia tuanya. Karena keraguannya, Abraham sebenarnya juga pernah terjatuh sehingga ia mengikuti arahan Sara untuk mengawini Hagar. Akan tetapi, Abraham kembali bangkit dan terus mengarahkan hati kepada Tuhan. Ia percaya bahwa apa yang dijanjikan Tuhan pasti akan digenapi. Ia terus menunggu rancangan baik Tuhan. Abraham menjaga iman dan semangatnya di dalam Tuhan. Meski banyak hal yang harus dikorbankan, khususnya waktu dan usia mudanya, semua itu tidak menjadi sia-sia. Akhirnya, apa yang dinantikannya diterimanya sepenuhnya.

    Youth, penyertaan Tuhan tidak hanya berhenti pada diri Abraham, tetapi terus berlanjut bagi kita di masa kini. Saat ini, Anda mungkin merasa lelah dengan segala tanggung jawab yang ada, atau merasa ragu dengan segala kesulitan yang terjadi, atau merasa bingung atas begitu banyak hal yang sulit dimengerti dalam hidup ini. Akan tetapi, janganlah berhenti percaya dan berharap kepada Tuhan. Ingatlah satu hal ini: Janji Tuhan itu pasti dan kehendak-Nya adalah rancangan damai sejahtera atas hidup kita. Bersabarlah!

    1. Mengapa Abraham disebut sebagai orang yang sabar? 2. Apa akibatnya jika kita tidak sabar dalam menanti janji Tuhan?

    Pokok Doa: Kesabaran dalam berproses.

  • Sabtu, 18 Juli 2020

    WASPADA PADAPENGAJARAN

    Matius 7:15-20

    Youth, penampilan luar bisa menipu. Kata-kata manis bisa memabukkan. Perbuatan baik pun dapat menjadi kedok untuk menyembunyikan kepalsuan diri seseorang. Oleh karena itu, setiap sikap dan tindakan hendaknya didasarkan pada kasih, kebenaran, dan kebaikan yang sejati. Ketiga hal ini sudah teruji di sepanjang sejarah bahwa kasih, kebenaran, dan keadilan tidak pernah lekang oleh waktu. Kasih selalu yang terbesar. Kebenaran selalu menang. Keadilan

    selalu yang paling dirindukan dan diharapkan manusia. Injil Matius mengingatkan kita untuk waspada terhadap nabi atau

    pengajar-pengajar palsu. Mereka menarik hati dengan “topeng” dan “firman” yang terdengar manis. Mereka menyamar seperti domba, yang terlihat lembut dan menawan. Akan tetapi, sesungguhnya mereka adalah serigala pemangsa yang membinasakan. Mereka sesungguhnya tidak berusaha membawa umat ke jalan keselamatan. Pengajaran mereka justru menjerumuskan umat dan membawanya pada kehancuran. Hidup mereka tidak menghasilkan buah baik apa pun. Meskipun tampak hidup begitu baik dan saleh, tetapi tujuan dan motivasi hati mereka sungguh penuh dengan keburukan, kebusukan, dan kejahatan.

    Youth, pengajaran sesat bisa muncul kapan pun dan di mana pun. Waspadalah! Mintalah pimpinan dan hikmat Tuhan setiap hari. Jika kita dipimpin Tuhan, Ia tidak kekurangan cara untuk menjaga kita dari kesesatan. Di samping itu, bekalilah diri dengan baik. Ujilah segala sesuatu dengan firman Tuhan. Praktikkan firman itu dengan setia. Pengajaran yang benar akan mendorong kita berbuah dan memberlakukan kasih, kebenaran, dan kebaikan sejati!

    1. Mengapa nabi atau pengajar palsu berbahaya bagi kita? 2. Bagaimana cara Anda bersikap waspada terhadap ajaran sesat?

    Pokok Doa: Tuhan menuntun kita dalam kebenaran.

    ““Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah

    yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan

    buah yang tidak baik.”

    (Mat. 7:17)

  • Minggu, 19 Juli 2020

    HIDUP SEBAGAI AHLI WARISRoma 8:12-25

    Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,

    maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji

    Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan

    Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia ....

    (Rm. 8:17)

    Di dunia ini ada begitu banyak predikat, julukan, gelar, atau sebutan yang bisa disematkan pada diri kita. Misalnya, sarjana, pejabat, profesor, bos, wakil rakyat, pemimpin, pendekar, jagoan, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak predikat, julukan, gelar, atau sebutan itu manakah yang paling membanggakan diri Anda? Bagaimana dengan sebutan “anak-anak Allah”? Apakah status sebagai “anak-anak Allah” benar-benar membuat Anda merasa istimewa? Atau, jangan-

    jangan status itu terdengar dan terasa biasa-biasa saja?Status sebagai “anak-anak Allah” merupakan anugerah yang luar biasa.

    Status itu juga sekaligus menjadikan kita sebagai ahli waris atas janji-janji atau berkat-berkat Allah, yaitu janji dan berkat atas penyertaan, pemeliharaan, kebaikan, dan keselamatan dari Allah. Namun demikian, status itu tidak hanya berbicara mengenai hak istimewa kita, tetapi juga satu paket dengan tanggung jawab iman kita kepada Kristus. Status “anak Allah” kita terima “bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia” (ay. 17). Artinya, orang percaya tidak boleh hanya bersedia menerima hal-hal yang enak saja, tetapi juga harus bersedia mewarisi proses hidup sebagai pengikut Kristus yang setia.

    Youth, sebagai murid Kristus, kita semua memperoleh status baru sebagai anak Allah dan ahli waris Kerajaan Allah. Mari mensyukuri status baru itu. Mari juga memberlakukan status baru itu di dalam hidup keseharian kita. Jadilah anak Allah yang setia, teguh percaya, dan penuh kasih dalam setiap kata dan perbuatan. Jangan lagi hidup sebagai hamba dosa dan hamba si jahat. Sebaliknya, hiduplah sebagai anak yang berbakti dalam melakukan kehendak Allah Bapa.

    1. Apa yang membedakan anak Allah dengan anak dunia ini? 2. Bagaimana caranya seseorang menjadi anak dan ahli waris Allah?

    Pokok Doa: Tuhan meneguhkan langkah kita untuk hidup benar.

  • Senin, 20 Juli 2020

    KESADARAN YANG MEMULIHKANKejadian 32:3-21

    “Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab

    aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-

    ibu dengan anak-anaknya.”

    (Kej. 32:11)

    Sebuah status di media sosial bertuliskan ungkapan yang menarik: “Penyesalan selalu datang belakangan, kalau duluan namanya pendaftaran.” Ungkapan itu tampaknya hendak mengatakan bahwa penyesalan muncul sebagai tanda bahwa ada proses atau hasil yang tidak berjalan dengan semestinya. Penyesalan menjadi “alarm” bahwa ada hal keliru yang telah terjadi dan kekeliruan itu perlu diperbaiki.

    Kesadaran Yakub tentang apa yang sudah dilakukannya pada Esau membuatnya sangat menyesal dan ketakutan. Yakub sadar bahwa ia bersalah. Ia membayangkan kalau-kalau Esau akan menyerang dan membunuh dirinya dan seluruh keluarganya. Yakub berpikir bahwa secara manusiawi ada kemungkinan besar Esau akan membalaskan dendamnya. Akan tetapi, kisah menarik ini menunjukkan bagaimana Yakub ternyata tidak hanya terbawa pada penyesalan dan ketakutan, tetapi ia juga belajar berserah penuh pada Allah. Yakub menyadari ketidaklayakannya, tetapi ia tahu betapa besar kasih dan janji penyertaan Allah. Di dalam kasih dan janji Allah itu, Yakub berharap hubungannya dengan kakaknya dipulihkan dan dibarui.

    Youth, setiap kejadian bisa menjadi pelajaran berharga. Kita belajar bukan hanya dari kejadian baik dan menyenangkan, melainkan juga dari kejadian buruk dan menyedihkan. Asalkan saja kita mau sadar, menyesal, dan bertobat, selalu ada peluang pemulihan di dalam hidup kita. Oleh karena itu, luangkanlah waktu untuk merenungkan proses hidup yang sudah kita jalani. Biarlah kesadaran baik kita mendorong kita untuk mengalami transformasi di dalam Allah, khususnya melalui keberserahan penuh pada Allah.

    1. Mengapa Yakub menyesal dan takut pada Esau? 2. Bagaimana Anda menghadapi rasa sesal Anda selama ini?

    Pokok Doa: Bijak dalam melangkah.

  • Selasa, 21 Juli 2020

    TANGISAN YAKUB DAN ESAUKejadian 33:1-17

    Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya

    dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-

    tangisanlah mereka.

    (Kej. 33:4)

    Setiap orang pasti pernah menangis. Hanya saja, tidak semua orang menunjukkannya di depan umum. Sering kali menangis dianggap sebagai hal memalukan karena dianggap menunjukkan kelemahan diri. Terutama untuk kaum laki-laki, menangis dianggap hal tabu. Laki-laki tidak boleh cengeng. Namun, benarkah menangis menunjukkan kelemahan diri kita?

    Alih-alih membunuh Yakub, Esau ternyata justru berlari mendapatkannya. Esau mendekap

    Yakub erat-erat. Ia memeluk lehernya, kemudian menciumnya dan menangis bersama sejadi-jadinya. Mereka berdua adalah lelaki. Apakah tangisan itu menunjukkan mereka lemah? Tentu saja tidak. Tangisan tersebut justru menunjukkan betapa kuatnya ikatan kasih di antara mereka. Mungkin saja, Esau kagum pada Yakub karena adiknya itu berani menyesali perbuatannya dan datang untuk kembali memulihkan hubungan mereka berdua. Esau juga ternyata mengagumkan karena berani memberikan pengampunan setelah ia begitu terluka di masa lalu. Esau menyingkirkan kemarahannya dan mementingkan adiknya di atas segalanya. Begitulah, tangisan mereka menjadi tanda perdamaian dan pemulihan relasi dan kehidupan mereka sepenuhnya.

    Youth, dalam hidup ini, ada banyak hal yang dapat membuat kita menangis. Jika perlu menangis, menangislah! Kita makhluk rapuh dan butuh wadah mengekspresikan perasaan kita. Namun, jangan menangis sendirian seolah kita hidup tanpa teman. Jangan menangis seolah hidup tanpa Tuhan. Jangan menangis seolah tidak ada lagi harapan. Lihatlah Yakub dan Esau, mereka bergumul dan menangis di dalam keberserahan pada Tuhan.

    1. Apakah tangisan Esau dan Yakub sesuatu yang wajar? Mengapa?2. Pengalaman apa yang pernah membuat Anda menangis sejadi-sejadinya?

    Pokok Doa: Pertolongan Tuhan dalam proses kehidupan yang diberikan-Nya.

  • Rabu, 22 Juli 2020

    KU ISTIMEWAMazmur 139:13-18

    Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat,

    dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

    (Mzm. 139:14)

    “Dunia boleh katakan ‘ku tak berharga./ Dunia boleh katakan ‘ku bukan siapa-siapa./ Tapi ‘ku hanya dengar apa kata Yesus,/ Dia katakan: “Ku Istimewa!” Penggalan lirik lagu “Ku Istimewa” itu menyadarkan dan mendorong kita untuk memandang diri kita secara positif. Kita istimewa karena kita adalah ciptaan Allah yang dahsyat dan ajaib!

    Terus mengingat betapa berharga dan istimewanya kita adalah hal yang sangat penting

    bagi kita. Kita adalah makhluk berharga karena Allah sendirilah yang membentuk kita. Setiap bagian diri kita dibentuk Allah dengan sempurna. Kita adalah hasil mahakarya Allah. Kita begitu istimewa bagi Allah. Allah bahkan memberikan banyak hal positif dan bakat-bakat penting di dalam diri kita masing-masing. Dunia mungkin memandang kita sebelah mata. Dunia mungkin menganggap kita bukan siapa-siapa. Akan tetapi, kita begitu mulia pada pemandangan Allah sehingga Ia rela turun ke dunia untuk mengasihi dan merangkul kita sebagai anak-anak-Nya.

    Youth, banyak orang tenggelam dalam standar dunia yang merusak. Misalnya, standar cantik selalu digambarkan berkulit putih, berambut panjang, dan badannya langsing. Sedangkan standar ganteng atau keren digambarkan berbadan tinggi, berperut six-pack, dan tidak “melambai” seperti perempuan. Standar berhasil adalah memiliki gaji puluhan bahkan ratusan juta. Padahal, setiap orang memiliki keunikan dan keistimewaannya masing-masing. Tidak ada yang salah saat Tuhan menciptakan kita dengan keadaan diri kita masing-masing. Oleh karena itu, jangan memandang rendah diri sendiri. Jangan juga memandang rendah orang lain. Hiduplah selalu dalam rasa bangga dan syukur.

    1. Menurut Mazmur 139, apa yang membuat Anda istimewa?2. Bagaimana Anda menyikapi standar dunia yang mungkin merendahkan Anda?

    Pokok Doa: Bersyukur untuk diri sendiri; untuk yang sudah Tuhan karuniakan.

  • Kamis, 23 Juli 2020

    TIRULAH AKU!1 Korintus 4:14-20

    Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!

    (1Kor. 4:16)

    Youth, pernahkah Anda menasihati atau menegur seseorang? Ingatkah Anda bagaimana responsnya saat Anda menegurnya? Apakah ia menerima dengan baik teguran itu? Menegur dan ditegur memang bukan perkara mudah. Banyak orang takut menegur karena merasa dirinya belum tentu tidak sebaik yang ditegur. Orang enggan menegur karena tidak siap suatu waktu ditegur oleh orang lain.

    Dalam pelayanannya, Paulus tidak segan-segan menegur jemaat Korintus yang mengalami perselisihan dan perpecahan. Akan tetapi, ia menegur dalam kasih, layaknya seorang bapa terhadap anak-anaknya yang tersesat di jalan yang salah. Paulus tidak takut dalam menegur dan menasihati mereka bukan karena ia merasa diri paling benar, tetapi karena ia tahu bahwa setiap orang bisa berubah menjadi lebih baik di dalam Tuhan. Ia tahu bahwa dirinya sendiri pun dulu jahat, lalu berubah setelah ditegur oleh Tuhan Yesus. Paulus meminta jemaat menuruti teladannya. Ia ingin menjadi contoh bagi jemaat, yaitu bersedia merendahkan hati untuk dibentuk Tuhan hingga berubah, berbuah, dan menjadi penolong bagi hidup orang lain.

    Youth, pesan Paulus juga berlaku bagi kita. Mari kita evaluasi bagaimana cara kita mengikut Tuhan selama ini. Mengikut Tuhan adalah proses yang benar untuk menjadi orang yang lebih baik dan benar. Oleh karena itu, kita perlu saling menjaga dan saling mengingatkan satu sama lain. Kita bersedia menegur dan ditegur dalam kerendahan hati. Teguran itu bukan karena merasa diri paling baik dan suci, melainkan karena kita sadar bahwa setiap orang masih bisa berubah dan bertumbuh di dalam Tuhan. Tirulah Paulus. Teruslah berubah!

    1. Apa nasihat Paulus bagi jemaat Korintus?2. Menurut Anda, apa sulitnya menegur dan ditegur?

    Pokok Doa: Tuhan memampukan kita untuk meneladani-Nya.

  • Jumat, 24 Juli 2020

    OMNIPRESENT Kisah Para Rasul 7:44-53

    “Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku.

    Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku … tempat

    apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?”

    (Kis. 7:49)

    Youth, banyak orang Kristen memandang bahwa ibadah hanya terjadi di ruang gereja. Mereka berbakti hanya pada saat kebaktian di gereja. Berdoa yang paling khusyuk hanya dilakukan di gereja. Akibatnya, banyak orang rajin datang ke gereja, tetapi tidak mengalami pembaruan di dalam hidupnya. Di luar gereja, mereka tetap rajin berbuat dosa. Di luar jam kebaktian, mereka tetap terjerat di dalam kejahatan. Mereka seolah-olah lupa bahwa Tuhan adalah

    sosok yang mahahadir atau omnipresent.Omnipresent berarti hadir di mana-mana dalam waktu yang bersamaan.

    Allah itu omnipresent atau mahahadir. Daud pernah berpikir untuk membangun rumah bagi Allah. Ia ingin Allah berdiam di dalam rumah itu seperti dirinya berdiam di istananya. Padahal, Allah hadir di dalam seluruh kehidupan alam semesta. Kehadiran Allah meliputi seluruh umat, bahkan mengatasi segala ruang dan waktu. Dengan mengutip Yesaya 66, Stefanus menyatakan dengan indah bahwa langit adalah takhta Allah dan bumi adalah tumpuan kaki-Nya. Stefanus bersaksi bahwa Allah yang ia imani adalah pemilik dunia ini. Sayangnya, banyak orang berbalik dari Allah dan menyakiti sesama ciptaan Allah.

    Youth, beribadah haruslah terjadi setiap saat. Beribadah seharusnya tidak hanya terjadi di gereja. Berbakti tidak dibatasi ruang dan waktu. Mari kita bangun kesadaran yang kuat bahwa setiap pikiran, perasaan, sikap, dan tindakan kita setiap saat berada dalam pengamatan Tuhan. Marilah senantiasa berbakti kepada Dia dengan pikiran dan hati yang memuliakan Dia dan dengan perkataan yang membangun dan karya yang memberkati sesama.

    1. Mengapa Allah tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu?2. Bagaimana caranya agar kita selalu dapat merasakan kehadiran Allah?

    Pokok Doa: Tuhan menolong kita untuk beribadah dengan sungguh-sungguh.

  • Sabtu, 25 Juli 2020

    MENUNTUT TANDAMatius 12:38-42

    Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang

    Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda

    dari pada-Mu.”

    (Mat. 12:38)

    Ada orang berpikir bahwa banyaknya masalah menandakan kealpaan Tuhan di dalam hidupnya. Masalah menumpuk karena Allah dianggap tidak campur tangan. Pergumulan berat karena Tuhan dianggap tidak menolongnya. Bahkan, ketika masalahnya terasa lebih berat dari yang lain, ia dengan mudah mengklaim bahwa Tuhan hanya sayang kepada orang lain. Tidak jarang, orang yang berpikir seperti itu akan cenderung menuntut tanda atau bukti bahwa

    dirinya pun disayang Tuhan. Mereka ingin melihat tanda yang kelihatan berupa mukjizat atau kemenangan-kemenangan besar.

    Beberapa ahli Taurat dan orang Farisi menuntut tanda kepada Yesus. Mereka ingin melihat tanda ajaib bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka tidak percaya kepada Yesus sehingga mereka meminta Yesus membuktikan siapa diri-Nya. Ini sangat ironis. Mereka adalah bagian dari umat Tuhan, bahkan pengajar dan pendidik umat. Akan tetapi, justru mereka yang pertama-tama meragukan Yesus! Padahal, Tuhan Yesus sebenarnya sudah memberikan banyak tanda: Ia menyembuhkan orang yang kusta, lumpuh, buta, dan bisu (Mat. 8 dan 9). Ia meredakan angin ribut (Mat. 8). Ia melakukan banyak hal ajaib untuk menegaskan bahwa Dialah Mesias yang selama ini dinantikan.

    Youth, pekerjaan Tuhan tidak selalu tampak dalam perkara besar. Akan tetapi, Tuhan selalu hadir dan bekerja dalam hidup kita. Oleh karena itu, pekalah melihat cara kerja Tuhan. Belajarlah puas dengan cara kerja Tuhan meskipun mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita. Berhentilah menuntut Tuhan untuk bekerja sesuai keinginan kita. Berhentilah menuntut tanda. Bukankah Ia sudah begitu baik kepada kita?

    1. Apa alasan ahli Taurat dan orang Farisi menuntut tanda? 2. Dalam keadaan apa kita sering menuntut tanda dari Tuhan?

    Pokok Doa: Hikmat untuk melihat karya Tuhan dalam hidup kita.

  • Minggu, 26 Juli 2020

    HAL KERAJAAN SURGA Matius 13:31-33, 44-52

    “Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh,

    sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga

    burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-

    cabangnya.”

    (Mat. 13:32)

    Youth, pernahkah Anda membayangkan seperti apa Kerajaan Surga itu? Bayangan apa yang Anda tangkap? Mungkin kita teringat pandangan banyak orang bahwa Kerajaan Surga itu merupakan tempat yang sangat megah dan penuh cahaya. Di sana banyak awan terang. Atau, di surga banyak tanaman dengan buah segar. Ada takhta di mana Allah duduk. Para malaikat mengelilingi takhta itu. Semua makhluk berpakaian putih terang dan seterusnya.

    Perumpamaan Injil Matius itu menolong kita membayangkan Kerajaan Surga dengan cara yang berbeda. Jika selama ini kita berpikir Kerajaan Surga sebagai sebuah tempat, kitab Injil menegaskan kerajaan itu sebagai sebuah kondisi atau situasi. Kerajaan Surga adalah situasi di mana Allah memerintah. Ketika Allah memerintah, segala hal baik terjadi. Pemerintahan Allah itu ibarat biji sesawi; meskipun hampir tidak terlihat karena kecilnya, dampaknya besar bagi kehidupan. Biji itu tumbuh menaungi berbagai ciptaan lain (ay. 32). Kerajaan Surga juga digambarkan seperti harta terpendam dan mutiara yang sangat berharga. Orang rela menukar bahkan menjual seluruh miliknya untuk mendapatkannya (ay. 44-46). Orang berlomba menjadi bagian di dalamnya. Sayangnya, orang jahat tidak akan memasukinya (ay. 49).

    Youth, kita boleh saja menantikan surga sebagai sebuah tempat. Kita semua memang rindu kelak hidup di sana bersama Allah. Akan tetapi, surga juga bisa kita rasakan kini di dunia ini. Asal saja, kita membuka hati untuk dipimpin Allah. Berilah ruang bagi Allah untuk berdiam di dalam hidup Anda. Percayalah, banyak pekerjaan baik akan dilakukan Allah di dalam dan melalui hidup Anda.

    1. Apa kata Alkitab mengenai Kerajaan Surga?2. Sudahkah Anda hidup layaknya sebagai anak-anak surgawi?

    Pokok Doa: Hidup mengasihi Tuhan dan berdampak positif.

  • Pada Desember 2018, seorang anak kecil bernama Ayub (5) dibunuh oleh sepupunya sendiri yang bernama MS (19). MS merasa iri karena pamannya (ayah Ayub) dirasa bersikap tidak adil. Pamannya lebih sayang kepada anak-anak yang lain. Sementara MS merasa hanya sedikit mendapatkan kasih sayang dan uang. MS membutuhkan uang untuk pernikahannya sehingga ia menculik sepupunya sendiri dan meminta tebusan 300 juta. Akhirnya, MS

    membunuh sepupunya itu karena tak kunjung mendapatkan keinginannya.Kekacauan pasti muncul ketika rasa iri hati dan pementingan diri

    sendiri menguasai hati. Surat Yakobus mengingatkan kita untuk hidup dengan cara yang berhikmat. Hikmat akan melahirkan kelemahlembutan. Hikmat merupakan anugerah bagi hati dan pikiran sehingga sangat berdampak pada perilaku dan hidup benar. Hikmat semacam itu tidak bisa didapatkan dari dunia, melainkan dari atas, yaitu dari Allah sendiri. Apa yang dipandang sebagai kebenaran atau hal wajar oleh dunia bisa jadi menyesatkan dan membuat orang jatuh ke dalam dosa. Namun, orang yang dikuasai hikmat Allah akan mampu mengendalikan diri dan keinginan sehingga sikap dan perbuatannya akan selalu baik dan benar.

    Youth, ketika kita memiliki hikmat Allah, kita akan menjadi sangat berdampak bagi dunia. Kita akan menjadi pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, dan menghasilkan buah-buah yang baik. Dengan hikmat Allah, kita akan dijaga agar tidak memihak dan tidak munafik (ay. 17). Kita akan dimampukan untuk tidak khawatir, apalagi iri pada orang lain. Mengapa? Karena kita percaya bahwa rencana Allah pasti indah bagi kita. Jadi, berhikmatlah!

    Senin, 27 Juli 2020

    BERHIKMATLAH!Yakobus 3:13-18

    Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di

    situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

    (Yak. 3:16)

    1. Mengapa iri hati dan pementingan diri dapat menimbulkan perbuatan jahat?2. Apa yang menjadi penghalang terbesar kita untuk berhikmat?

    Pokok Doa: Hikmat untuk hidup benar.

  • Selasa, 28 Juli 2020

    KEKUATAN DOAEfesus 6:10-18

    Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-

    jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala

    orang kudus ....

    (Ef. 6:18)

    Mengenai doa, pernahkah Anda mendengar prinsip P.U.S.H? Itu adalah singkatan dari Pray Until Something Happens. Prinsip doa itu hendak menyarankan agar kita berdoa sampai sesuatu terjadi. Istilah itu begitu populer di kalangan kaum muda dan memengaruhi bagaimana mereka berdoa kepada Allah. Mereka mungkin giat berdoa, tetapi juga bisa bersikap memaksa, menekan, dan terus-menerus mendesak Allah memenuhi keinginan mereka.

    Youth, doa bukan pertama-tama sebuah metode untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Berdoa bukan pertama-tama untuk menuntut atau mendesak Allah memenuhi keinginan kita. Doa adalah sarana komunikasi dengan Allah. Di dalam doa, kita membina relasi dengan Allah, kita belajar merenungkan apa isi hati dan rencana Tuhan bagi diri kita. Dengan membina relasi dan merenungkan kehendak Allah melalui doa, sesungguhnya kita sedang berusaha menjaga diri kita di jalan yang benar. Paulus tahu bahwa jemaat berhadapan dengan tantangan yang berat setiap hari. Si jahat berusaha menggoda umat dengan berbagai tawaran menarik, tetapi di balik semua itu ada jerat dosa yang menghancurkan. Itulah sebabnya umat perlu selalu berdoa dan berkomunikasi dengan Allah. Doa akan kembali mengarahkan umat pada Allah. Pada saat itulah, umat kembali memperoleh tuntunan hidup melebihi materi apa pun.

    Youth, rajinlah berdoa, tetapi berdoalah bukan sekadar untuk menuntut Allah memenuhi keinginan kita. Di dalam doa, belajarlah berkata “Jadilah kehendak-Mu, bukan kehendakku.” Berdoalah untuk hikmat dan tuntunan Allah. Percayalah, kekuatan doa itu lebih besar daripada kekuatan harta dan kuasa.

    1. Perlengkapan rohani apa yang dibutuhkan dalam perjuangan iman kita?2. Selama ini apa yang paling banyak Anda minta dalam doa?

    Pokok Doa: Allah senantiasa menjaga dan menuntun kita semua.

  • Rabu, 29 Juli 2020

    CARA TUHAN MENGAJARMarkus 4:30-34

    [D]an tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-

    murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara

    tersendiri.

    (Mrk. 4:34)

    Pada masa kini, kemasan menjadi begitu penting, bahkan kemasan menentukan transaksi dan keuntungan. Kemasan produk yang menarik pasti meningkatkan penjualan produk tersebut. Sebaliknya, kemasan yang buruk akan menghancurkan penjualan produk tersebut. Hal yang sama tampaknya juga berlaku bagi pengajaran Kristen. Kemasan (cara mengajar) bisa sangat menentukan rasa tertarik orang pada pengajar dan pengajarannya. Itu sebabnya

    semua pengajar berlomba mengemas ajarannya dengan lebih kreatif. Youth, ketika Yesus mengajar, Ia menggunakan berbagai cara

    yang sangat kreatif. Ia menyampaikan banyak perumpamaan kepada orang banyak. Mengapa? Pada satu sisi, perumpamaan itu merupakan gambaran yang paling mudah dimengerti oleh orang-orang sederhana. Akan tetapi, pada sisi lain, perumpamaan juga menyembunyikan hal-hal inti untuk terus dipikirkan dan digumuli para pendengar. Artinya, para pendengar tidak boleh berhenti memikirkan firman atau ajaran Tuhan. John Wycliffe menjelaskan bahwa perumpamaan sebenarnya bertujuan untuk menutup inti ajaran dari pendengar yang tidak sungguh-sungguh. Oleh karena itu, Tuhan Yesus masih perlu menguraikan segala sesuatu kepada para murid secara tersendiri.

    Youth, Yesus sangat kreatif dalam mengajar. Akan tetapi, kemasan tidak menentukan inti ajaran Tuhan Yesus. Justru, inti pesanlah yang menentukan kemasan ajaran-Nya. Oleh karena itu, jangan terjebak dengan kemasan. Kejarlah inti ajaran Tuhan. Jangan marah karena kemasan, tetapi marahlah jika kebenaran diselewengkan atau ketika ajaran sesat dikemas seolah-olah benar.

    1. Mengapa Yesus menjelaskan segala sesuatu kepada murid secara tersendiri?2. Apa proses belajar yang sedang Anda jalani bersama Tuhan?

    Pokok Doa: Memahami isi dari cara Tuhan mengajar kita.

  • Kamis, 30 Juli 2020

    MENCUKUPKAN DIRIFilipi 4:10-15

    Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah

    belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

    (Flp. 4:11)

    Youth, pernahkah Anda mengalami gaji yang Anda dapatkan tidak cukup untuk memenuhi keinginan Anda? Semua orang mungkin pernah mengalaminya. Istilahnya, besar pasak daripada tiang. Jika hal itu terus terjadi, hidup kita akan sangat sulit. Makin tinggi penghasilan, makin tinggi pula keinginan. Jadi, letak persoalannya bukan pada gaji, tetapi pada sikap hati yang tidak bisa merasa puas.

    Paulus sangat mengucap syukur, bahkan ia begitu bersukacita atas perhatian dan pemberian jemaat di Filipi. Apa yang mereka upayakan untuk Paulus sangatlah berarti baginya. Sebagai seorang pelayan Tuhan, Paulus sebenarnya selalu memilih untuk tidak menadahkan tangannya. Ia bekerja sebagai tukang kemah untuk memenuhi kebutuhannya (Kis. 18:3). Ia selalu belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Paulus memahami bahwa tidak ada keinginan yang benar-benar terasa cukup sampai kita sendiri yang mencukupkan diri dengan apa yang kita punya.

    Youth, gaji memang adalah upah kita bekerja. Namun, jangan lupa, gaji juga adalah berkat Tuhan yang harus kita kelola dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Gaji ada untuk kebaikan diri kita baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Jangan mengikuti jejak banyak orang yang tidak tahu gajinya habis entah ke mana. Alih-alih menikmati hidup, mereka memuaskan keinginan diri yang tidak pernah ada akhirnya dan yang tidak memberikan kebaikan bagi diri mereka sendiri. Kini saatnya memperbaiki pola pengelolaan gaji kita. Pikirkan apa yang menjadi kebutuhan atau sekadar keinginan. Juga menabunglah dan berbagi untuk memberkati orang lain.

    1. Mengapa penting untuk belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan? 2. Digunakan untuk apa saja gaji Anda selama ini?

    Pokok Doa: Bertanggung jawab mengelola berkat Tuhan.

  • Jumat, 31 Juli 2020

    NO TIPU-TIPU!Yesaya 41:8-10

    [J]anganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,

    janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan

    meneguhkan, bahkan akan menolong engkau ....

    (Yes. 41:10)

    Youth, pernahkah Anda merasakan sakitnya ditinggal seseorang saat sedang sayang-sayangnya? Tentu sakit rasanya, bukan? Apalagi jika dulu dia pernah berjanji bahwa Anda dan dia akan sehidup semati. Atau, pernahkah Anda disakiti oleh orang terdekat? Itu juga sangat menyakitkan, bukan? Orang yang berjanji untuk selalu menjaga dan melindungi kita ternyata menyakiti hati kita. Betapa pun manisnya, janji manusia masih bisa teringkari. Ada banyak

    penyebabnya, seperti lupa, keadaan memburuk, atau janji yang sempat terucap dianggap tidak penting lagi.

    Tuhan tidak seperti manusia saat berjanji. Ketika Tuhan berjanji, Ia pasti akan menepatinya. Hanya saja, kapan dan bagaimana janji itu diwujudkan tidak selalu sama dengan harapan dan keinginan manusia. Manusia tidak bisa mengatur atau memaksa Tuhan untuk memenuhi janji-Nya sesuai keinginannya. Ketika Tuhan memilih bangsa Israel menjadi bangsa pilihan-Nya, janji Tuhan senantiasa menyertai mereka. Tuhan tidak hanya berjanji, tetapi Ia juga menepati janji itu. Bangsa Israel terus disertai, dilindungi, dan diberkati Tuhan. Tuhan menuntun mereka dan menjaga mereka dari yang jahat.

    Youth, janji Tuhan kepada Israel juga berlaku bagi kita. Mengapa? Karena kita juga adalah anak-anak Allah yang begitu dikasihi-Nya. Janji Tuhan pada Israel dan kepada kita no tipu-tipu! Ia sudah, sedang, dan akan menggenapi janji-Nya kepada kita. Kini yang harus kita lakukan bukanlah menuntut Tuhan, melainkan mengerjakan tanggung jawab kita sebaik mungkin. Kalau janji Tuhan saja no tipu-tipu, komitmen kita sebagai anak Tuhan pun harusnya no tipu-tipu!

    1. Mengapa Tuhan berjanji akan menyertai umat-Nya? 2. Apa janji Tuhan yang Anda pegang dalam hidup?

    Pokok Doa: Keteguhan dalam mengikut Tuhan.

  • 2 1

    Belakangan ini banyak orang muda lebih melirik dunia usaha ketimbang menjadi karyawan suatu perusahaan. Kesuksesan finansial yang diperoleh dengan membangun usaha sendiri makin mendorong orang untuk memulai usaha mereka sendiri. Banyak kisah sukses para wirausahawan, yang memulai dari nol dan melewati jalan panjang berliku, akhirnya meraih kesuksesan. Kisah-kisah itu bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin menjajal dunia wirausaha.

    Pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), yang dimulai 2 Februari 2011, diharapkan menjadi program nasional yang melahirkan lebih banyak wirausaha baru di Indonesia. Program GKN dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian bersama 12 kementerian atau institusi lainnya. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan potensi dan minat masyarakat agar memiliki keberanian memulai wirausaha mandiri, kreatif, inovatif dan produktif.

    Kewirausahaan akan mengantar seseorang menjadi manusia penuh daya, yang bukan hanya dapat menolong dirinya sendiri, melainkan juga orang lain. Jiwa dan semangat kewirausahaan akan memotivasi seseorang untuk berpikir ekstra dan kreatif dalam memperjuangkan hidupnya agar dapat lebih sejahtera. Kewirausahaan dapat mendorong orang berpikir out of the box, yaitu berpikir di luar standar yang ada dan menciptakan sesuatu yang mendobrak.

    Namun, memasuki dunia wirausaha tidak semudah membuat perencanaan dan memimpikan kesuksesannya. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Bahkan, sering kali kita didesak untuk memilih antara tetap berjuang untuk menghadapi tantangan tersebut atau menyerah dan mengubur semua mimpi kesuksesan dalam berwirausaha. Beberapa alasan mengapa banyak orang gagal dalam membangun wirausaha, antara lain: kurang memiliki passion yang kuat, pengetahuan, skill, karakter yang kokoh dan tidak adanya keberanian untuk memulai.

    Seven Steps berikut ini adalah penuntun Anda dalam membangun wirausaha.

    1. THE PASSION OF LIFEPertama-tama, temukan apa yang menjadi minat Anda. Banyak orang memulai suatu usaha karena latah. Latah artinya ikut-ikutan. Namun, passion akan membuat seseorang mau mengerahkan kemampuan terbaiknya, cintanya, bahkan siap menderita; passion mendorong seseorang untuk mau berjuang, bersabar, bahkan berkorban. Temukanlah apa yang menjadi minat Anda, lalu

  • 2

    3

    pikirkan bagaimana hal itu bisa memberikan Anda penghasilan dan kepuasan. Mengejar passion sebagai pilihan hidup memang tidak mudah. Ada proses

    yang harus dilalui sebelum mencapai kesuksesan; kita mungkin berkali-kali jatuh. Jangan takut untuk menjalaninya. Passion adalah kunci terus berjalannya suatu bisnis. Passion menjadi hal yang dapat membangkitkan kita kembali ketika jatuh.

    2. THE STORY OF SUCCESSMembaca dan mendengarkan cerita sukses dari tokoh-tokoh wirausaha akan menginspirasi kita untuk membangun wirausaha. Bahkan, jika perlu, kita bertanya dan menggali pergumulan mereka dalam membangun wirausaha sehingga kegagalan mereka tidak terjadi pada kita.

    Dengan membaca, mendengar atau melihat banyak kisah kesuksesan, kita bisa mengetahui hal-hal apa saja yang membuat seseorang berhasil atau gagal. Pasti ada sebab dalam keberhasilan, begitu juga kegagalan. Dari belasan, puluhan, ratusan, bahkan ribuan kisah kesuksesan pasti ada kesamaan. Kumpulan kesamaan, yang bagaikan helai-helai benang merah ini, jika disatukan akan memberikan ilmu baru yang sangat berharga bagi kita.

    3. ENTREPRENEURIAL EDUCATIONPendidikan diyakini dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki manusia. Melalui pendidikan, kekuatan intelektual, daya moral maupun daya sosial dapat dikembangkan. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, bertujuan untuk mengubah perilaku seseorang. Kegiatan tersebut perlu dirancang, diatur, dimonitor dan dievaluasi agar mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendidikan kewirausahaan berperan penting bagi tumbuhnya wirausaha.

    Pendidikan kewirausahaan bertujuan meningkatkan jumlah orang yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang wirausaha, misalnya: bagaimana mendapatkan modal usaha, aspek legalitas wirausaha, mengembangkan perilaku yang dinamis untuk memajukan kegiatan kewirausahaan yang telah dilakukan, meningkatkan kemampuan wirausaha yang telah ada.

    Wirausaha yang sukses sering kali bekerja untuk orang lain sebelum memulai bisnisnya sendiri. Meluangkan waktu beberapa tahun bekerja adalah bagian dari pendidikan di dalam menambah pengalaman dan ilmu yang kelak akan dibutuhkan dalam berwirausaha.4. ENTREPRENEURIAL ATTITUDESkill (keterampilan), knowledge (pengetahuan) dan attitude (sikap) adalah tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang yang akan membangun wirausaha. Di antara ketiganya, yang dapat memberi peluang sukses besar dalam membangun wirausaha adalah attitude yang tepat dan mendukung. Bolton & Thompson (2004) mendefinisikan entrepreneur sebagai “The person who habitually creates and innovates to build something of recognized values around perceived opportunities.” Wirausaha adalah orang yang terbiasa mencipta dan berinovasi untuk membangun sesuatu dari peluang yang ada di sekitarnya untuk menciptakan sebuah nilai

  • 5

    4

    6

    yang diakui. Perilaku itulah yang akan membangun wirausaha secara inovatif dan berkelanjutan. 5. ENTREPRENEURIAL SKILLAda 3 skill wirausaha yang harus dimiliki seseorang untuk membangun wirausaha, yaitu: menciptakan peluang, memiliki kreativitas dan inovasi, dan berani mengambil risiko.

    Pertama, seorang wirausaha harus dapat melihat peluang yang ada, bahkan bila perlu, menciptakan peluang baru dari tantangan yang ada. Mencermati kebutuhan masyarakat atau target market yang ingin dituju sehingga mendapatkan banyak ide bisnis yang mengarah kepada peluang usaha.

    Kedua, seorang wirausaha sejati harus dapat melihat, mendengar, berpikir dan beraksi pertama sebelum orang lain. Latih diri untuk memiliki daya cipta atau kemampuan untuk mencipta sehingga pasar tidak berkata “tidak” untuk produk atau jasa yang diciptakan.

    Skill ketiga: berani mengambil risiko. Kalkulasi dan tetapkan hati untuk mengambil keputusan dengan risiko yang terukur. 6. ENTREPRENEURIAL MINDSETSalah satu penyebab utama seseorang sukses membangun wirausaha terletak di dalam diri orang tersebut, yaitu mindset. Mindset adalah pola pikir yang memengaruhi pola kerja dan perilaku seseorang. Seseorang melakukan sesuatu karena didorong dan digerakkan oleh pola pikirnya.

    Pola pikir dapat berubah karena pola pikir merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran (learning) sehingga pola pikir bisa juga diubah (unlearning) dan dibentuk ulang (relearning).

    Perubahan pola pikir berarti juga berubah dari satu pola pikir kepada pola pikir yang lain. Dari pola pikir negatif ke pola pikir yang positif, dari statis menjadi kreatif, dari konsumtif menjadi produktif, dan dari pekerja menjadi wirausaha.

    7. START UP OR BUSINESS CREATIONDunia wirausaha adalah dunia yang penuh ketidakpastian, sementara informasi yang dimiliki oleh calon wirausaha mungkin tidak banyak. Oleh karena itu, keberanian untuk memulai dan mengambil risiko sangat diperlukan. Langkah terakhir dalam membangun wirausaha adalah take action, yang merupakan pelaksanaan atas ide dan perencanaan bisnis. Berani bermimpi harus berani merealisasikannya.

    Membangun sebuah usaha hingga sukses tidaklah mudah. Hambatan dan risiko kegagalan hampir selalu membayangi setiap usaha. Untuk itu, sebaiknya kita selalu berpikir positif terhadap hambatan dan kegagalan yang ada karena dalam tiap kesulitan akan ada kemudahan jika kita mau bekerja keras.

    Tanpa kita sadari, dalam keadaan terdesak, kreativitas kita akan meningkat untuk mencari solusi atas masalah yang ada. Oleh karena itu, hadapi, hayati, serta nikmati hambatan usaha karena semua itu akan menguatkan mental usaha kita dan menambah kemampuan kita dalam membangun diri dan usaha.

    Dewie Kristianti, M.Pd.

  • Youth, pernahkah Anda mendengar tentang tentara yang berperang tanpa menggunakan senjata? Pada umumnya, tentara akan bangga karena memiliki akses terhadap senjata. Akan tetapi, seorang tentara muda bernama Desmond Doss justru menolak untuk menggunakan senjata pada saat perang. Bukan karena ia tidak mampu, tetapi karena ia tidak mau menggunakan senjata. Ia memilih berperang dengan iman dan Alkitab di sisinya.

    Dibesarkan dalam keluarga dengan tradisi religius Advent Hari Ketujuh, membuat Doss benar-benar menghayati “Sepuluh Perintah Tuhan.” Suatu hari ayahnya membeli pajangan “Sepuluh Perintah Tuhan” dan membingkainya. Doss memperhatikan perintah “jangan membunuh” dengan ilustrasi Kain dan Habel. Lalu ia bertanya, “Bagaimana mungkin seorang saudara membunuh saudaranya sendiri?” Baginya membunuh bukanlah sebuah pilihan karena tidak ada alasan yang bisa membenarkan pembunuhan.

    Ketika mengikuti wajib militer, sebenarnya ia memilih untuk menjadi tenaga medis. Namun, kenyataan berkata lain, ia malah terpilih menjadi anggota angkatan bersenjata. Ya, ia tetap berperang sebagai anggota angkatan bersenjata tanpa menggunakan senjata. Ia tidak membunuh seorang pun pada masa perang. Presiden Harry S. Truman yang tetap menggenggam tangan Doss sepanjang pidatonya mengatakan, “Saya bangga padamu, kamu benar-benar layak mendapatkan Medali Kehormatan ini. Saya rasa kehormatan ini lebih besar dibandingkan kehormatan menjadi seorang presiden.” Peristiwa itu terjadi di Gedung Putih pada tanggal 12 Oktober 1945. Selain mendapatkan penghargaan militer tertinggi di Amerika Serikat, ia juga mendapatkan beberapa medali lainnya.

    Youth, berapa banyak peperangan yang terjadi sampai saat ini? Bahkan di tahun 2018 berbagai jenis peperangan terjadi di berbagai wilayah. Peperangan memang bukanlah masalah dunia modern saja. Ini adalah permasalahan klasik yang sudah terjadi sejak zaman dulu. Namun

  • demikian, reaksi terhadap peperangan itu berbeda-beda. Ada yang mendukung peperangan dan penggunaan senjata, tetapi ada juga yang menolaknya. Kelompok yang setuju menggunakan senjata menganggap bahwa kekerasan dapat menyelesaikan masalah, sedangkan bagi mereka yang tidak setuju dengan penggunaan senjata, menganggap bahwa kekerasan bukanlah sebuah jalan keluar.

    Dalam hal itu, Doss memberikan inspirasi yang sangat penting. Pertama, ia percaya bahwa membunuh bukanlah hal yang dikehendaki oleh Tuhan. Sebagai seorang pasifis yang ikut perang, ia tetap konsisten dengan apa yang menjadi keyakinannya. Sebenarnya, di sekitar kita pun banyak terjadi “pembunuhan” yang dalam hal ini bukan hanya secara biologis saja, tetapi juga secara psikis. Tidak jarang kita terjebak dalam situasi yang membuat kita, mau tidak mau, ikut membunuh yang lain. Kita telah belajar dari “Sepuluh Perintah Tuhan” untuk tidak membunuh. Kita memang tidak menggunakan senjata, tetapi tak jarang kita menggunakan kata-kata atau tindakan lain untuk membunuh mental sesama kita. Kita membuat mereka merasa tidak berharga bahkan kehilangan semangat untuk hidup. Doss melihat sesamanya manusia tidak hanya secara biologis saja, tetapi secara utuh sebagai manusia. Kita belajar dari Doss untuk tidak membunuh sesama kita dengan menggunakan senjata kata-kata atau tindakan kita yang dapat mematikan.

    Kedua, keputusan Doss untuk tidak membunuh bahkan di saat terdesak sekalipun adalah hal yang paling dapat diteladani. Statusnya sebagai seorang anggota angkatan bersenjata, membuatnya memiliki hak untuk membunuh dan itu bukanlah sebuah permasalahan besar saat perang. Namun demikian, ia memilih untuk tetap tidak membunuh sekalipun membunuh mungkin adalah pilihan yang lebih mudah dan menguntungkan dirinya. Ketahanan diri untuk tetap bersikap “tanpa kekerasan” pada saat kekerasan dianggap sebagai hal yang normal adalah tindakan yang sangat berani. Bahkan, seorang presiden pun belum tentu dapat menunjukkan sikap seberani itu.

    Youth, apakah kita berani meneladani sikap hidup Desmond Doss? Mungkin kita tidak akan mendapatkan medali penghargaan atau penghormatan lainnya dari presiden. Namun, maukah kita tidak membunuh sesama kita, baik dengan kata maupun perbuatan, dan melakukannya untuk kebaikan hidup bersama dan untuk Tuhan? Dengan begitu kita dapat menjadi pemberi inspirasi bagi orang di sekeliling kita untuk melakukan kebaikan dan keberanian yang sama.

    Isabella Novsima

  • Sabtu, 1 Agustus 2020

    DOA DAN USAHA Matius 7:7-11

    “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan

    dibukakan bagimu.”

    (Mat. 7:7)

    Setiap orang pernah mempunyai harapan yang disampaikan lewat doa-doanya. Harapan tersebut mungkin harapan keberhasilan dalam studi, cita-cita, pasangan hidup, atau keuangan. Hanya saja, ada orang yang lebih senang menekankan peran doa, tetapi enggan untuk berusaha. Sebaliknya, ada juga orang yang begitu menekankan usaha, tetapi tidak mau berdoa. Lalu, doa seperti apa yang berkenan kepada Tuhan dan yang akan dikabulkan?

    Tuhan Yesus pernah mengajarkan tentang hal pengabulan doa. Ia menjelaskan bahwa di dalam doa dibutuhkan adanya unsur usaha dan unsur pengharapan. Pentingnya unsur usaha tampak dalam kata perintah: “mintalah,” “carilah,” dan “ketoklah.” Unsur usaha tersebut menunjukkan bahwa doa itu perlu diusahakan secara aktif, bukan pasif. Sedangkan, pentingnya unsur pengharapan tampak dalam keyakinan bahwa apa yang telah diusahakan itu akan diterima dan didapatnya. Ketika orang telah berusaha dan berharap, Tuhan Yesus juga menyampaikan bahwa Allah Bapa di surga pun akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

    Youth, di dalam doa perlu ada keyakinan. Keyakinan itu tampak dalam usaha-usaha positif yang kita lakukan, termasuk terus-menerus mendoakannya kepada Tuhan. Kita percaya Tuhan akan mengabulkan doa seturut dengan kehendak-Nya. Tuhan akan memberikan yang terbaik atas apa yang kita butuhkan. Masalahnya, masihkah ada harapan dalam doa Anda? Jika ada, teruslah berproses melalui doa-doa itu. Juga, teruslah berusaha mewujudkan doa-doa itu melalui usaha-usaha baik yang berkenan kepada Tuhan.

    1. Mengapa Yesus mengatakan “carilah,” “ketoklah,” dan “mintalah”?2. Apakah unsur yang dibutuhkan agar doa dapat terkabul?

    Pokok Doa: Pergumulan dalam kuliah, pergaulan, dan keluarga.

  • Minggu, 2 Agustus 2020

    MEMBERI MAKAN5000 ORANGMatius 14:13-21

    Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka

    pergi, kamu harus memberi mereka

    makan.”

    (Mat. 14:16)

    Setiap orang pernah mengalami krisis kehidupan. Krisis tersebut bisa berbentuk kebutuhan makan, sakit penyakit, keuangan, karier, dll. Faktanya, ada banyak krisis yang bisa membuat kita frustrasi. Ketika krisis besar terjadi, banyak orang cenderung lebih melihat kekurangan dibanding potensi yang tersedia. Lalu, bagaimana sikap iman yang benar dalam memandang krisis kehidupan?

    Suatu hari ribuan orang mengikuti Yesus. Menjelang petang, mereka merasa kelaparan. Ini persoalan yang sangat besar. Melihat keadaan itu, para murid mengusulkan agar orang banyak itu pulang dan membeli makanan di desa-desa terdekat. Akan tetapi, Yesus memiliki sikap dan sudut pandang berbeda. Menurut-Nya, para murid harus memberi orang banyak itu makanan. Ini merupakan krisis lanjutan yang lebih besar. Dari mana mereka dapat memperoleh makanan yang begitu banyak? Para murid lebih melihat keterbatasan mereka ketimbang potensi yang ada. Padahal, mereka memiliki dan bersama dengan Yesus yang mahakuasa. Mereka cukup memohonkannya kepada Tuhan Yesus, tetapi mereka lupa. Tanpa mereka minta, Yesus lalu mengadakan mukjizat. Roti dan ikan menjadi banyak sehingga cukup bagi lima ribu orang dan belum termasuk perempuan dan anak-anak.

    Youth, krisis selalu berpeluang untuk muncul. Ketika krisis itu muncul, entah berupa sakit penyakit atau kegagalan, jangan langsung frustrasi. Percayalah bahwa Yesus mampu menolong. Belajarlah juga lebih peka melihat potensi daripada kelemahan dan keterbatasan. Belajarlah melihat hal-hal positif untuk dikembangkan, khususnya di tengah krisis dan keterbatasan yang ada.

    1. Apa tanggapan Yesus terhadap orang banyak yang lapar?2. Sikap apa yang sebaiknya kita kembangkan ketika menghadapi krisis?

    Pokok Doa: Kebutuhan finansial, studi, dan pekerjaan.

  • Senin, 3 Agustus 2020

    MEMBERITAKAN INJIL LEWAT KATA DAN PERBUATAN

    Roma 1:8-15

    Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil

    kepada kamu juga yang diam di Roma.

    (Rm. 1:15)

    Memberitakan Injil itu tidak mudah. Pertama-tama, kita perlu yakin Injil seperti apa yang kita beritakan. Kedua, pemberitaan Injil perlu mengenal di mana Injil itu akan diberitakan. Ketiga, pemberitaan Injil perlu disampaikan dengan cara atau metode yang tepat. Banyak orang memberitakan Injil tanpa mempersiapkan hal-hal tersebut sehingga pemberitaan Injil menjadi kurang optimal dan Injil kurang disambut oleh orang yang mendengarnya.

    Paulus memiliki keinginan besar untuk dapat memberitakan Injil di Roma. Paulus memberitakan Injil pertama-tama lewat surat. Namun, Paulus juga memiliki keinginan yang besar untuk memberitakan Injil lewat kehadirannya. Paulus menyadari bahwa pemberitaan Injil lebih optimal jika dilakukan secara holistik melalui perkataan, kehadiran, dan perbuatan atau teladan nyata. Kota Roma adalah pusat pemerintahan dan kebudayaan Romawi. Memberitakan Injil di Roma merupakan hal yang sangat penting. Jika orang Roma bisa menerima Injil, maka pintu penginjilan akan terbuka bagi “seluruh dunia.” Itu sebabnya Paulus berusaha memberitakan Injil di Roma dengan sungguh-sungguh supaya makin banyak orang Roma dapat menerima Yesus sebagai Juruselamat.

    Youth, Injil harus terus diberitakan. Injil perlu disebarkan secara luas; baik melalui perkataan dan pengajaran, atau melalui kehadiran dan pergaulan, maupun melalui perbuatan dan pelayanan nyata. Intinya, kita perlu lebih fokus dan bersungguh-sungguh dalam menyebarkan Injil. Banyak cara menaburkan Injil. Namun, setelah menaburkan Injil, jangan lantas mengabaikan dan meninggalkannya. Pantau lagi. Usahakan dan pastikan agar Injil itu terus bertumbuh dan berbuah.

    1. Apa harapan Paulus dalam mengabarkan Injil di Roma?2. Bagaimana cara mengabarkan Injil yang optimal?

    Pokok Doa: Para penginjil di pelosok daerah.

  • Kesehatian merupakan hal yang indah. Ketika ada kesehatian, ada juga kebersamaan, kehangatan, dan sukacita. Sebaliknya, jika tidak ada kesehatian, lemah juga semangat untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama. Kesehatian membuat gairah hidup tumbuh tanpa batas. Sebaliknya, perselisihan mengubah persekutuan menjadi neraka yang menghancurkan kedamaian dan kebahagiaan.

    Kebangkitan Yesus membuat orang-orang yang percaya kepada-Nya beroleh sukacita hidup. Kebangkitan Yesus menjadi sumber semangat untuk saling mengasihi. Mereka saling berbagi makanan, saling belajar firman Tuhan, dan saling bersekutu. Mereka giat bertemu, baik di Bait Allah maupun di rumah-rumah secara bergantian. Mereka giat mendalami iman kepada Yesus. Iman dan sukacita mereka itu tidak hanya tertuju dalam relasi dengan Tuhan, tetapi juga berdampak kepada relasi dengan sesama. Perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang telah bangkit menjadi dasar untuk saling mengasihi dan membangun persekutuan yang kuat dan erat.

    Youth, kesehatian sangat dibutuhkan dalam persekutuan. Kita tidak akan pernah menjadi sekutu tanpa kesehatian satu sama lain. Artinya, kita perlu sehati lebih dulu agar bisa membangun persekutuan yang sejati. Dasar dari kesehatian yang paling kokoh adalah kasih dan iman kepada Kristus. Begitulah faktanya, iman kepada Tuhan Yesus telah memungkinkan kita bertemu dan bersatu dari semua latar belakang suku, pendidikan, budaya, bangsa, dan lain-lain. Oleh karena itu, seperti jemaat mula-mula, wujudkanlah kesehatian! Di mana kesehatian tumbuh dengan baik, di sana pasti ada pertumbuhan jemaat.

    JEMAAT MULA-MULAKisah Para Rasul 2:37-47

    Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.

    (Kis. 2:44)

    1. Apa yang membuat orang bersedia untuk bersekutu dan berbagi?2. Bagaimana cara menjaga persekutuan di gereja tetap hidup?

    Pokok Doa: Persekutuan di gereja bertumbuh dalam kesehatian.

    Selasa, 4 Agustus 2020

  • Rabu, 5 Agustus 2020

    BERHARGA DI MATA TUHAN Yesaya 43:1-7

    “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku

    dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau ....”

    (Yes. 43:4)

    Banyak orang merasa dirinya tidak berharga. Rasa tidak berharga itu terlihat dalam hal betapa mudahnya mereka memandang kelemahan di dalam dirinya. Orang yang rendah diri merasa tidak memiliki hal baik untuk dibanggakan. Mereka mudah mengeluh dan menggerutu atas situasi yang mereka alami. Pada tingkat yang sangat parah, mereka bisa mengakhiri hidupnya sendiri, sebab mereka merasa tidak memiliki apa pun lagi untuk dipertahankan dan diperjuangkan

    dalam hidup ini.Ketika orang Israel berada di pembuangan, mereka merasa tidak

    berharga. Mereka merasa Tuhan telah meninggalkan mereka. Nabi Yesaya lalu mengajak orang Israel di pembuangan agar tetap merasa berharga di mata Tuhan. Yesaya mengingatkan bahwa Tuhan tetap mengasihi mereka, meskipun mereka berada di pembuangan. Buktinya, Tuhan tetap memelihara mereka. Tuhan tetap melindungi mereka dengan berbagai cara di luar dugaan mereka. Meskipun orang Israel berulang kali memberontak dan melupakan Tuhan, Tuhan tetap mengingat dan menghargai mereka. Tuhan senantiasa berlaku setia dan penuh cinta kepada mereka.

    Youth, apakah Anda merasa diri tidak berharga? Rasa berharga dan penghargaan yang sejati datangnya dari Tuhan. Tuhan mengasihi kita, itulah yang membuat kita sangat berharga, bukan kasih dunia ini. Kasih Tuhan tidak berubah. Kasih manusia dan dunia selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, hiduplah selalu dalam keyakinan akan kasih Tuhan. Keyakinan kepada Tuhan dan pengasihan Tuhan akan menolong kita selalu hidup dalam pengharapan. Dengan begitu, kita bisa menghargai diri sendiri dan semua orang di sekitar kita.

    1. Apa yang membuat orang Israel merasa begitu berharga?2. Bagaimana caranya tetap merasa diri berharga?

    Pokok Doa: Pemuda dapat bersyukur akan dirinya.

  • Dalam memberitakan Injil, orang Kristen biasa berjumpa dengan tantangan dari orang-orang di sekitarnya. Mereka mungkin berjumpa dengan tantangan berupa penolakan. Ada juga yang berjumpa dengan tantangan berupa hasutan, bahkan penganiayaan. Sayangnya, tantangan dalam pemberitaan Injil itu tidak jarang membuat orang Kristen menyerah dan berhenti memberitakan Injil. Padahal, di samping adanya penolakan, ada juga orang yang percaya kepada

    pemberitaan Injil. Artinya, tidak semua orang akan menolak berita Injil. Sebagian orang akan menghargai berita Injil, bahkan menerimanya.

    Ketika Paulus dan Silas di Berea, mereka bersaksi dan mengajar tentang Yesus. Ayat 12 dengan tegas mengatakan bahwa banyak orang yang menjadi percaya kepada Yesus dan Injil-Nya. Mereka menerima firman Tuhan dengan segala kerelaan hati mereka, bahkan mereka menyelidiki Kitab Suci setiap hari dengan giat. Sayangnya, seperti terjadi di tempat-tempat lain, besarnya penerimaan masyarakat terhadap Injil juga diiringi oleh hebatnya tantangan dan penolakan dari orang-orang lainnya. Menurut ayat 13, ketika orang-orang Yahudi di Tesalonika mengetahui bahwa di Berea banyak orang menjadi percaya kepada