Draft Rencana Strategis Bisnis 2015-2019 RSUP Dr.Soeradji ...
RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014
Transcript of RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014
RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 – 2014
BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN
PENCEMARAN INDUSTRI
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang 50136
Tel. 024-8316315, 8314312 Fax. 024-8414811 Email. [email protected] Website. http://www.bbtppi.bppi.depperin.go.id
SEMARANG – 2009
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Kata Pengantar
i
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memberikan
landasan yang penting bagi orientasi baru yang menekankan basis kinerja dalam
penganggaran. Selanjutnya,Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini
di lingkungan instansi pemerintah. Dalam pasal 68 dan pasal 69 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok
dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk jasa
pelayanan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri (BBTPPI), dapat menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PK BLU) yang fleksibel dengan menonjolkan
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi demikian diharapkan menjadi
implementasi konkrit dari sistem penerapan manajemen keuangan berbasis
kinerja. Dengan penerapan PK BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja,
pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Seiring dengan itu, perlu sistem
kendali ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam
pertanggungjawabannya.
Misi utama BBTPPI adalah melakukan litbang/riset teknologi dan
memberikan jasa pelayanan teknis khususnya di bidang teknologi
pencegahan pencemaran industri dalam rangka mendukung pertumbuhan
dan daya saing industri yang berwawasan lingkungan.
Litbang teknologi pencegahan pencemaran industri yang akan dilakukan
difokuskan pada tahap “Pre Process” (berupa Manajemen Pemilihan Bahan
Baku dan Bahan Penolong untuk Proses Produksi), “Inside Process” (meliputi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Kata Pengantar
ii
Good House Keeping, Chemical Management, Energy Management maupun
Clean Production), “Outside Process” (meliputi Desain Pengolahan Limbah Cair,
Padat, Udara/Gas dan B3), dan ”Post Process” (meliputi Pengembangan
Teknologi Daur Ulang Recycle, Reuse, dan Recovery (3R) terhadap Limbah dari
Proses Produksi) serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan
Teknologi Bio.
Berdasarkan kompetensi inti tersebut, BBTPPI memberikan Jasa Pelayanan
Teknis (JPT) kepada industri berupa : (1) Penelitian dan Pengembangan, (2)
Pelatihan Teknik, (3) Pengujian Bahan dan Produk, (4) Konsultasi Keteknikan,
(5) Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk, (6) Kalibrasi Peralatan dan
Mesin, (7) Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001, dan Produk), (8) Rancang Bangun Perekayasaan
Industri (RBPI), (9) Penanganan Pencemaran, dan (10) Audit Energi.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BBTPPI bermaksud menjadi
instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU di lingkungan Departemen
Perindustrian dengan menyusun dokumen Rencana Strategis Bisnis
sebagaimana dipersyaratkan dalam pasal 4 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini berpedoman pada Peraturan Menteri
Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam
Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Rencana Strategis Bisnis ini merupakan rencana yang disusun untuk jangka
waktu 5 tahun terhitung tahun 2010 s.d. tahun 2014. Didalamnya digambarkan
secara umum mengenai arah, program dan kegiatan BBTPPI kedepan, sehingga
dapat diacu oleh program atau kegiatan yang lebih rinci dalam bentuk Rencana
Bisnis dan Anggaran tahunan.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Kata Pengantar
iii
Selaku Kepala BBTPPI, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada
segenap pihak yang telah terlibat dalam persiapan dokumen-dokumen tersebut.
Saya juga, sangat menghargai partisipasi segenap elemen BBTPPI dan juga
dukungan mereka dalam rencana perubahan organisasi ini.
Semarang, 30 September 2009
Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Ir. Tony T. H. Sinambela, MSE NIP. 19600406 198603 1 001
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Daftar Isi
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ............................................................................ 3
D. Sistematika Penyusunan Renstra Bisnis .................................... 4
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI .................................................... 5
A. Sejarah Singkat BBTPPI ............................................................. 6
B. Visi................................................................................................ 7
C. Misi............................................................................................... 8
D. Tugas Pokok dan Fungsi................. .......................................... 8
E. Nilai - Nilai ................................................................................... 9
BAB III. KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN ........................................... 11
A. Kondisi Kinerja Tahun 2005 – 2008 ........................................... 11
B. Pengukuran Kinerja .................................................................... 57
BAB IV. ANALISIS LINGKUNGAN .................................................................. 59
A. Analisis TOWS ........................................................................... 59
B. Penentuan Strategi Setiap Aspek Berdasarkan Matrik Internal-
Eksternal .................................................................................... 73
C. TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi ........................................ 77
D. Strategi Terpilih ......................................................................... 80
BAB V. RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN ...................................... 83
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Daftar Isi
v
A. Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI ........................................... 83
B. Rencana Aksi dan Penganggarannya ....................................... 88
C. Proyeksi Keuangan .................................................................. 100
BAB VI. PENUTUP ........................................................................................ 107
LAMPIRAN ....................................................................................................... 110
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Daftar Isi
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan ......................................... 112
Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri ................... 119
Lampiran III. Klien Sertifikasi ........................................................................... 121
Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan
Pencemaran ............................................................................... 124
Lampiran V. Matrik TOWS .............................................................................. 131
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Daftar Isi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah / Volume Kegiatan JPT Tahun 2005 – 2009 ...................... 11
Tabel 2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009 ............. 33
Tabel 3. Realisasi Belanja BBTPPI Tahun 2005 s.d. 2009 Menurut
Sumber Dana dan Jenis Belanja .................................................... 37
Tabel 4. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2005 s.d. 2009 ........................ 39
Tabel 5. Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 42
Tabel 6. Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-Desember 2009) .................. 43
Tabel 7. SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ......................................................................... 45
Tabel 8. Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai Tahun
2007-2009 ....................................................................................... 46
Tabel 9. Kapasitas Ruangan dan Laboratorium ........................................... 49
Tabel 10. Penambahan Peralatan Periode Tahun 2005 s.d. 2009 .…..……... 56
Tabel 11. Pengukuran Kinerja Tahun 2008 …...................……………………. 58
Tabel 12. Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi ................ 74
Tabel 13. Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi .............. 75
Tabel 14. Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik
Strategi ........................................................................................... 75
Tabel 15. Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik
Strategi ........................................................................................... 76
Tabel 16. Pemilihan Strategi ……………………………………………............. 78
Tabel 17. Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase …………......... 87
Tabel 18. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan
Kegiatan, dan Aspek ...................................................................... 92
Tabel 19. Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014 ............... 96
Tabel 20. Proyeksi Belanja Tahun 2010 – 2014 .......................................... 100
Tabel 21. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 – 2014.................................... 101
Tabel 22. Proyeksi Arus Kas Tahun 2010 – 2014 ........................................ 102
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Daftar Isi
viii
Tabel 23. Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2010 – 2014 ........................... 103
Tabel 24. Proyeksi Neraca Tahun 2010 – 2014 ........................................... 104
Tabel 25. Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2010 – 2014 ............... 106
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Daftar Isi
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis .......................... 4
Gambar 2. Matrik Internal dan Eksternal ........................................................ 76
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab I. Pendahuluan
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan industri Indonesia pada era globalisasi ekonomi harus
mampu menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu
mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat.
Pesatnya perkembangan teknologi adalah salah satu perubahan lingkungan
yang harus dihadapi dan menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi
pembangunan industri dengan menitik-beratkan pada membangun daya
saing sektor industri berkelanjutan di pasar domestik dan internasional.
Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, diperlukan upaya
pemanfaatan seluruh potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki
untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar negeri maupun di
dalam negeri.
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) sebagai
unit pelayanan teknis yang menangani teknologi pencegahan pencemaran
industri, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri
nasional untuk menopang pembangunan industri yang berwawasan
lingkungan di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut maka
diharapkan akan berkembang industri yang berwawasan lingkungan
sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendorong
percepatan pembangunan industri nasional.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab I. Pendahuluan
2
Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri
nasional yang berwawasan lingkungan, BBTPPI secara internal mempunyai
tugas untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi
serta mememberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil, menengah
dan besar. Pada dasarnya upaya peningkatan kompetensi Balai merupakan
inti yang dapat meningkatkan peran BBTPPI dalam menunjang program
pembangunan industri yang berwawasan lingkungan maupun meningkatkan
jasa pelayanan teknis yang diberikan.
B. Maksud dan Tujuan
Rencana strategis secara umum dapat dipahami sebagai panduan
mengenai apa yang menjadi cita-cita bersama dan merupakan hasil dari
proses penyusunan rencana menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam suatu periode tertentu
(5 tahun) dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal
organisasi serta kebijakan Departemen Perindustrian tentang
Pembangunan Industri Nasional. Dari proses perencanaan strategis
tersebut akan dihasilkan Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan
sasaran, strategi dan program pelaksanaannya.
Dengan demikian maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Strategis
ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai arah yang hendak dituju
BBTPPI dalam 5 tahun ke depan serta langkah-langkah strategis yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Rencana Strategis
yang disusun secara formal akan menjadi panduan atau acuan mengenai
arah dan fokus kegiatan, serta langkah-langkah apa yang mesti
dilaksanakan. Selain itu masyarakat akan mampu menilai program-program
yang dilakukan oleh BBTPPI secara transparan serta manfaatnya bagi
pengembangan usaha.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab I. Pendahuluan
3
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi dalam batasan dan landasan hukum
penyusunan Renstra Bisnis BBTPPI ini adalah :
1. Renstra ini disusun untuk jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2010 –
2014.
2. Penyusunan Renstra mengacu kepada pedoman dan peraturan-
peraturan yang terdiri atas :
a. Peraturan Menteri keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang
Persyaratan Administratif dalam rangka pengusulan dan
penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan
PK-BLU.
b. Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
c. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
d. Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Industri Nasional.
e. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Departemen
Perindustrian Tahun 2006.
f. Keputusan Menperind No. 47/M-IND/PER/6/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri.
f. Naskah-naskah lain yang relevan.
3. Renstra Bisnis adalah rencana menyeluruh yang bersifat umum
sehingga isinya merupakan garis-garis besar rencana yang akan
dijadikan acuan oleh Rencana Kinerja Tahunan yang lebih rinci.
4. Renstra Bisnis mencakup : visi, misi, tujuan, sasaran, formulasi
strategi, penyusunan kebijakan, program dan kegiatan berikut
indikatornya.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab I. Pendahuluan
4
D. Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis 2010 – 2014 BBTPPI dilakukan
sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 1.
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
•KEBIJAKAN•PROGRAM•KEGIATAN• INDIKATOR
•RPJM RI•KEBIJAKANPEMBANGUNANINDUSTRI NASIONAL
•RENSTRA DEPPERIN•RENSTRA BPPI•TUPOKSI BBTPPI
ANALISISSWOT
•KONDISI SAAT INI
•KONDISI YANG DIINGINKAN
Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis
Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis BBTPPI Semarang
adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum Organisasi
Bab III : Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
Bab IV : Analisis Lingkungan
Bab V : Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
Bab VI : Penutup
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
BBTPPI berlokasi di pusat kota Semarang, dengan menempati tanah seluas
3.637 m2 , dengan tiga buah gedung berlantai tiga yang saling berhubungan satu
sama lain, dengan total luas lantai 5.230 m2. Gedung tersebut berfungsi sebagai
ruang laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, serta ruang kerja, ruang
rapat dan aula serta fasilitas pendukung seperti perpustakaan, mushola, gudang,
tempat parkir dan lain sebagainya.
Berdasarkan design dan lay-out yang ada, tampaknya gedung BBTPPI tidak
diperuntukkan sejak awal sebagai laboratorium yang mendukung pengelolaan
lingkungan hidup, baik berkaitan dengan pengawasan atau pemantauan kualitas
lingkungan, penelitian di bidang lingkungan maupun pembuktian kasus
pencemaran lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan fakta yang ada bahwa
sejak pertama kali didirikan pada tahun 1962 dengan nama “Perwakilan Balai
Penelitian Kimia Bogor” memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan
penelitian kimia. Setelah melalui perjalanan panjang, pada tahun 2002 sebagai
Unit Pelayanan Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan
nama Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan atau disingkat
Baristand Indag Semarang. Berdasarakan SK Menteri Perindustrian No.47/M-
IND/Per/ 6/2006 tanggal 26 Juni 2006 ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri.
Utilisasi ruang gedung BBTPPI dinilai sudah ‘fully occupied’, yang digunakan
untuk berbagai keperluan, baik ruang kantor, ruang rapat dan pertemuan,
maupun untuk laboratorium. Dari segi kapasitas lahan, sudah tidak
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
6
memungkinkan lagi untuk dilakukan perluasan atau pembangunan bangunan
baru pada tapak lahan yang ada saat ini, karena praktis tidak ada lahan kosong
kecuali lahan parkir kendaraan, dan bangunan gedung langsung berbatasan
dengan pemukiman penduduk. Adapun sejarah singkat perjalanan BBTPPI,
sebagaimana diuraikan di bawah ini.
A. Sejarah singkat BBTPPI
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) telah
menempuh perjalanan panjang, sejak pertama kali didirikan pada tahun
1962 dengan nama ’Perwakilan Balai Penelitian Kimia Bogor’ untuk Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta. Selanjutnya, dalam
perkembangannya telah terjadi perubahan nama sebagai berikut:
1964 – 1971 Unit Pn. Pr. “Nupiksa Yasa” dengan nama Balai
Penelitian Kimia.
1971 – 1975 Unit Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri
dengan nama Balai Penelitian Kimia.
1975 – 1980 Unit Penelitian dan Pengembangan Industri dan
Kerajinan Rakyat dengan nama Balai Penelitian Kimia.
1980 – 2002 Unit Pelaksanan Teknis Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Penelitian
dan Pengembangan Industri’ atau disingkat ’Balai
Industri Semarang’.
2002 – 2006 Unit Pelayanan Teknis Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Riset dan
Standarisasi Industri dan Perdagangan’ atau disingkat
’Baristand Indag Semarang’.
2006 – kini Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Dan
Pengembangan Industri dengan nama ’Balai Besar
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
7
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri’ atau
BBTPPI.
B. Visi
Visi BBTPPI merupakan gambaran masa depan BBTPPI yang berisikan cita
dan citra yang ingin diwujudkan, yaitu :
“Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang
teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran
industri untuk mendukung pembangunan industri yang
berkelanjutan berorientasi pada kualitas produk dan pelestarian
lingkungan.”
Visi tersebut mengandung arti bahwa Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri akan menjadi institusi yang mampu menangani jasa
kebutuhan industri secara professional yang didukung oleh litbang yang
handal seiring dengan permintaan pasar yang terus berkembang. Semakin
mandiri dan terkemuka berarti peran BBTPPI semakin berkembang dan
mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi pencegahan
pencemaran industri tanpa ketergantungan kepada pihak lain sehingga
akan menjadi rujukan bagi lembaga lain yang sejenis. Unggul di bidang
teknologi pencegahan pencemaran industri merupakan kompetensi inti yang
hendak dikuasai dan menjadi ciri keunggulan teknologi yang dimiliki
BBTPPI.
Guna mencapai visi tersebut di atas, Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri harus menjelaskan peranan serta kegiatan pokoknya
yang dapat menunjang visinya dalam bentuk rumusan misi.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
8
C. Misi
Misi BBTPPI merupakan tugas atau peran yang diemban oleh Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri sesuai Visi yang ditetapkan,
meliputi :
1. Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman
teknologi pencegahan pencemaran industri secara berkesinambungan
untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan
lingkungan.
2. Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan industri
yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan akrab lingkungan
melalui penelitian dan pengembangan, pelatihan, pengujian,
konsultasi, standardisasi dan pengawasan mutu produk, kalibrasi,
sertifikasi, rancang bangun dan perekayasaan industri, penanganan
pencemaran, dan audit energi.
3. Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan industri nasional.
D. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor :
47/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, tugas pokok BBTPPI adalah
melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama,
standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan
kompetensi dalam teknologi pencegahan pencemaran industri sesuai
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri.
Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, BBTPPI menyelenggarakan
fungsi :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
9
a. pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi
bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan
pencegahan pencemaran industri;
b. pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses,
alih teknologi dan konsultansi untuk membantu pengembangan
industri guna meminimalisasi dan mencegah terjadi pencemaran
akibat aktivitas industri;
c. pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan
pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah industri serta
sertifikasi dan kalibrasi;
d. pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi; dan
e. pelaksanaan pelayanan administrasi kepada semua unsur di
lingkungan BBTPPI, serta penyusunan laporan dan evaluasi hasil-hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan.
BBTPPI dalam melaksanakan tupoksinya maupun melakukan bisnis selalu
berpedoman pada visi dan misi yang menentukan arah, tujuan, dan sasaran
pengembangan institusi dan peningkatan kompetensi dimasa mendatang.
Oleh karena itu BBTPPI harus mempunyai visi dan misi yang jelas.
E. Nilai-nilai
Dalam usaha mencapai Visi dan Misi, Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri perlu mengembangkan nilai-nilai yang harus
ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar pelaksanaan tugas berjalan
secara optimal dan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun nilai-nilai
dimaksud adalah :
1. Pelayanan Prima
Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan harus
selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya (internal dan eksternal)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab II. Gambaran Umum Organisasi
10
sesuai standar mutu layanan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
2. Inovatif
Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru dan/atau
alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek teknologi
maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan mampu
meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan.
3. Kerjasama
Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara para
pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau masalah secara
bersama dengan melakukan koordinasi dan sinkronisasi serta
komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau tidak jelas
siapa mengerjakan apa. Secara eksternal kerjasamapun harus
dibangun dengan seluruh stakeholder (pemerintah, industri, lembaga
sejenis, perguruan tinggi, LSM dll).
4. Integritas
Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya.
5. Kepemilikan
Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki BBTPPI
sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima tanggung jawab
personal untuk pencapaian kepuasan pelanggan dan sasaran Balai.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
11
BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN
A. Kondisi Kinerja Tahun 2005 – 2009 1. Aspek Layanan
BBTPPI memiliki beberapa jasa pelayanan teknis (JPT) yang terdiri
dari : Kerjasama Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Pelatihan
Teknik Operasional (SDM Industri), Pengujian Bahan dan Produk,
Konsultasi Keteknikan, Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk,
Kalibrasi Peralatan Mesin dan Laboratorium, Sertifikasi (Sistem
Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk),
Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI), Penanganan
Pencemaran, dan JPT lainnya (Audit Energi). Jumlah atau volume
kegiatan JPT tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Jumlah/Volume Kegiatan JPT 2005-2009
Jenis Layanan Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 *)
1. Penelitian dan Pengembangan
Target Contoh 1300 650 1600 1700 1800 Realisasi 1.378 638 1.605 2.234 1.661 Persentase 106,00% 98,15% 100,31% 131,41% 92,28%
2. Pelatihan Teknik Operasional
Target Orang 5 5 5 5 8 Realisasi 6 5 2 2 9 Persentase 120,00% 100,00% 40,00% 40,00% 112,50%
3. Pengujian Bahan dan Produk
Target Contoh 600 600 600 600 600 Realisasi 694 582 470 664 508 Persentase 115,67% 97,00% 78,33% 110,67% 84,67%
4. Konsultasi Keteknikan Target Perusahaan 6 12 20 15 30 Realisasi 7 14 18 16 32 Persentase 116,67% 116,67% 90,00% 106,67% 106,67%
5. Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
12
Jenis Layanan Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 *)
5.1. Standardisasi Target RSNI 4 6 6 4 6 Realisasi 4 6 6 4 6 Persentase 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
5.2. Pengawasan Mutu Produk
Target Contoh 60 60 80 80 90 Realisasi 102 66 78 89 44 Persentase 170,00% 110,00% 97,50% 111,25% 48,89%
6. Kalibrasi Peralatan dan Mesin
Target Alat 0 20 30 40 60 Realisasi 0 20 40 50 70 Persentase 0,00% 100,00% 133,33% 125,00% 116,67%
7. Sertifikasi : 7.1. Produk Target Perusahaan 1 5 10 20 25
Realisasi 1 5 13 24 31 Persentase 100,00% 100,00% 130,00% 120,00% 124,00%
7.2. ISO 9001 Target Perusahaan 20 25 30 40 45 Realisasi 23 25 37 44 46 Persentase 115,00% 100,00% 123,33% 110,00% 102,22%
7.3. ISO 14001 Target Perusahaan 0 1 1 2 2 Realisasi 0 1 1 2 2 Persentase 0,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
8. Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)
Target Paket 0 1 1 1 1 Realisasi 0 1 1 1 1 Persentase 0,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
9. Penanganan Pencemaran Target Contoh 700 1500 1600 1600 1700 Realisasi 745 1.671 665 1.756 1.787 Persentase 106,43% 111,40% 41,56% 109,75% 105,12%
10. Audit Energi Target Kegiatan 0 0 0 0 0 Realisasi 0 0 0 0 1 Persentase 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00%
Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.
Pengembangan jasa layanan teknis tersebut dilakukan secara
bertahap, mengikuti perkembangan dan kebutuhan dari industri terkait
pelestarian lingkungan. Pengujian bahan dan produk merupakan jasa
layanan yang telah dikembangkan sejak awal berdirinya lembaga ini,
dan kemampuan pengujian ini terus dikembangkan sampai saat ini,
sehingga menjadi laboratorium terakreditasi untuk pengujian Standar
Nasional Indonesia (SNI) wajib maupun pengujian pencemaran
industri guna memenuhi persyaratan untuk permohonan sertifikasi
produk, pembinaan dan pengawasan pencemaran industri, import,dan
sebagainya. Untuk layanan pengujian ini sudah ada pelanggan yang
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
13
tetap dan terus meningkat jumlahnya, seperti terlihat pada Tabel
diatas.
Selain melakukan pengujian, Balai juga melakukan penelitian dan
pengembangan yang memfokuskan kepada teknologi pencegahan
pencemaran industri, yang kegiatannya secara lebih intensif dilakukan
sejak awal tahun 2006, bersamaan dengan ditetapkannya menjadi
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri.
Berbagai penelitian telah dilakukan mencakup: pengembangan proses
produksi, efisiensi, dan kualitas produk; penelitian untuk mengatasi
masalah teknologi produk dan proses yang dialami oleh industri;
pembuatan prototipe dan perekayasaan peralatan dan permesinan
pencegahan pencemaran industri; pengembangan produk baru yang
dilakukan dengan menggunakan anggaran APBN maupun kerjasama
penelitian dengan lembaga litbang sejenis baik di dalam maupun di
luar negeri.
Pengalaman melakukan penelitian ini selanjutnya digunakan untuk
mengembangkan kemampuan untuk memberikan jasa layanan untuk
pelatihan, konsultasi dan rancang bangun dan perekayasaan, yang
terus berkembang seperti terlihat pada Tabel 1 diatas, namun untuk
jasa tersebut, karena terbatasnya kemampuan yang ada jumlah
pelanggan yang dapat dilayani terbatas.
Jasa layanan kalibrasi dan sertifikasi baru dikembangkan sejak tahun
2006, yang pada awalnya layanan tesebut belum berkembang dengan
baik, namun sejalan dengan adanya kebijakan yang terkait dengan
SNI wajib, pelestarian lingkungan dan sebagainya, layanan tersebut
secara bertahap semakin berkembang dan jumlah pelanggannya
meningkat.
Untuk menjaga mutu layanan yang prima, sejauh memungkinkan,
layanan tersebut diakreditasi oleh Instansi yang berwenang. Lebih rinci
layanan jasa yang dapat diberikan serta ruang lingkupnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
14
1) Penelitian dan Pengembangan
BBTPPI merupakan lembaga litbang yang berperan aktif dalam
mendukung program pemerintah untuk pengembangan teknologi
pencegahan pencemaran industri. Untuk melaksanakan tugas ini,
BBTPPI memberikan layanan kepada masyarakat industri dalam
bentuk pendekatan pengembangan teknologi yang inovatif
berupa pengembangan proses produksi, efisiensi proses
produksi, kualitas produk, pengembangan produk dan formulasi,
standardisasi (proses dan produk), pengembangan bahan baku
dan penolong, yang dilengkapi dengan kajian tekno ekonomi, dan
riset pasar.
Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan periode
s.d. 2009 sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran I.
Berbagai hasil litbang tersebut mampu meningkatkan kompetensi
Balai dalam penanganan pencemaran industri, sehingga
berpotensi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
industri dalam bentuk kerjasama litbang.
Hasil dari penelitian ini dapat menambah ruang lingkup layanan
pengujian, pelatihan, konsultansi, dan jasa lainnya. Dengan
demikian dapat menambah keragaman dari jenis pelayanan yang
diberikan. Perkembangan kegiatan Litbang dari tahun 2005 –
September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
15
Kerjasama litbang yang dimaksudkan dalam Tabel 1 diatas
adalah kontrak kerjasama yang murni dilakukan dengan
perusahaan swasta. Kerjasama litbang ini belum dioptimalkan
sebagai jasa layanan BBTPPI, disebabkan komunikasi dan
informasi terkait dengan kemampuan teknis dan teknologi antara
Balai dan pelanggan masih belum efektif. Ketidakmaksimalan
capaian litbang ini juga disebabkan antara lain kurangnya minat
calon investor melakukan kerjasama litbang. Permasalahan ini
timbul karena struktur industri di Indonesia yang didominasi oleh
Industri Kecil Menengah (IKM) yang memiliki dana terbatas
sedangkan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan litbang cukup
besar. Di sisi lain untuk Industri besar pada umumnya telah
memiliki divisi litbang tersendiri.
Untuk mengatasi hal ini, pihak litbang akan melakukan
pendekatan yang efektif terhadap pelanggan atau investor
sebagai upaya untuk meyakinkan kemampuan litbang BBTPPI.
Upaya yang akan dilakukan antara lain berupa membangun
forum komunikasi, melaksanakan Forum Group Discussion
(FGD), komersialisasi, serta diseminasi.
Di samping itu BBTPPI juga perlu lebih menjalin jejaring
(networking) dengan pihak industri sebagai pengguna untuk
menggali informasi mengenai spesifikasi kebutuhan hasil litbang
Jasa Litbang
0
500
1000
1500
2000
2500
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - sept 2009
Jum
lah
cont
oh
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
16
oleh dunia industri, khususnya industri kecil dan menengah. Data
dan informasi yang diperoleh langsung dari industri tersebut
menjadi dasar perencanaan litbang.
Selain itu, diperlukan pendekatan Research Business
Development (RBD) dengan memanfaaatkan keahlian
(spesialisasi penelitian), sarana prasarana, dan jaringan
informasi dalam rangka meningkatkan kerjasama litbang dan
sejauh memungkinkan dapat ditunjang dengan pendirian pilot
project dan riset pasar.
Pendekatan RBD juga bisa dilakukan dalam rangka pemanfaatan
peralatan litbang, untuk pembinaan inkubator sebagai tahap awal
untuk berkembangnya sebuah industri. Untuk menunjang seluruh
kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu layanan
sedang dibentuk pranata litbang BBTPPI dan direncanakan akan
diakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian
dan Pengembangan (KNAPPP) pada tahun 2010.
2) Pelatihan Teknik Operasional
Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM industri bertujuan
meningkatkan kemampuan SDM industri dalam penguasaan
keterampilan (skill) yang menunjang dalam pekerjaannya
masing-masing. Jasa pelatihan teknis terdiri atas pelayanan
pelatihan di bidang pengujian, sistem manajemen mutu, teknologi
pangan dan non pangan. Untuk dapat melaksanakan jasa
pelatihan teknis tersebut, maka pelatihan teknis dikelompokkan
dalam pelatihan reguler dan non-reguler. Perkembangan
kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM dari tahun
2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di
bawah :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
17
Pelatihan reguler meliputi pelatihan teknis laboratorium dan
sistem manajemen mutu. Pelatihan reguler dilaksanakan setiap
tahunnya sesuai dengan program pelatihan yang telah disusun,
diantaranya
Pelatihan dibidang penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, Sistem
Manajemen Laboratorium ISO/IEC 17025, Cleaner
Production Technology;
Pelatihan dibidang teknologi proses produksi industri
makanan, minuman dan pakan ternak;
Pelatihan teknologi proses pengolahan limbah;
Pelatihan operator IPAL;
Pelatihan analis laboratorium;
Pelatihan lain untuk teknisi maupun tingkat manajer dibidang
Quality Control, proseccing, finishing end produk berbagai
komoditi; dan
Pelatihan Kalibrasi Suhu dan Massa.
Permintaan pelatihan sistem manajemen mutu semakin
meningkat setiap tahunnya karena kesadaran dari industri untuk
meningkatkan mutu produknya dan adanya penerapan SNI wajib
Jasa Pelatihan Teknik Operasional
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
trai
nee
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
18
dengan salah satu persyaratannya harus memiliki dan
menerapkan dokumen sistem mutu.
Pelatihan non-reguler dilaksanakan berdasarkan permintaan
konsumen, baik perorangan, perusahaan swasta maupun dari
instansi pemerintah. Pelatihan ini dapat dilaksanakan di BBTPPI
atau dengan pengiriman tenaga pengajar/instruktur ke
perusahaan swasta atau instansi pemerintah di daerah.
Frekuensi permintaan pelatihan non-reguler setiap tahunnya
bervariasi, baik jumlah maupun jenis pelatihannya.
Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan pengiriman tenaga
pengajar/instruktur ke instansi pemerintah di daerah umumnya
merupakan permintaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi serta Dinas teknis terkait lainnya tingkat propinsi
maupun kota/kabupaten. Dengan kegiatan tersebut diharapkan
adanya peningkatan kemampuan usaha kecil menengah untuk
mengembangkan usahanya dan mengoptimalkan sumber daya
alam yang ada di daerahnya.
Jumlah SDM terlatih sebagai peserta pelatihan yang
dilaksanakan di BBTPPI setiap tahunnya meningkat, seperti
terlihat pada Tabel 1. Kenaikan jumlah peserta pelatihan dapat
digunakan untuk merencanakan kebutuhan pelatihan di masa
mendatang dengan peningkatan frekuensi pelatihan pada tahun
2010-2014.
3) Pengujian Bahan dan Produk
Keberhasilan BBTPPI dalam membangun layanan pengujian
yang lengkap dan akurat tidak terlepas dari komitmen terhadap
pentingnya mutu layanan. Sistem manajemen yang diterapkan di
Balai menjadi perhatian utama, sehingga pada tahun 2003 Balai
mulai mempersiapkan diri untuk dapat diakreditasi. Pada tahun
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
19
2004 sistem manajemen mutu laboratorium pengujian telah
diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Pada saat ini BBTPPI mampu memberikan layanan pengujian
limbah dan lingkungan serta aneka komoditi. Daftar klien
pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV.
Ruang lingkup akreditasi meliputi produk makanan, minuman,
pupuk, air, limbah, dan lingkungan. Laboratorium BBTPPI dapat
memberikan layanan pengujian untuk SNI wajib pangan yaitu
komoditas Air minum dalam kemasan (AMDK), tepung terigu
sebagai bahan makanan, gula kristal rafinasi, garam konsumsi
beryodium, dan beberapa jenis pupuk.
Contoh produk yang diuji ke BBTPPI dari tahun 2005-2009 terus
mengalami peningkatan dan diperkirakan akan terus meningkat
setiap tahun dengan pencapaian realisasi melebihi 100% dari
yang ditargetkan. Hal ini didorong berkembangnya industri
pangan yang membutuhkan jasa layanan pengujian, persyaratan
baku mutu lingkungan oleh KMLH (BOD, COD, emisi, dll),
berkembangnya lembaga-lembaga sertifikasi (sertifikasi produk /
ISO 14000 / ISO 9000) yang membutuhkan jasa pengujian, dan
sub kontrak pekerjaan pengujian dari laboratorium lain yang
belum memiliki fasilitas yang cukup. Perkembangan kegiatan
Jasa pelayanan teknis untuk Pengujian bahan dan produk dari
tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik
di bawah :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
20
Upaya memberikan pelayanan prima untuk mencapai kepuasan
pelanggan jasa pengujian BBTPPI terus dilakukan secara
berkesinambungan guna mempercepat waktu penyelesaian
pengujian dan mempertahankan akurasi hasil uji. Dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan tingkat akurasi hasil
pengujian, diantaranya dilakukan dengan cara memperbaharui
peralatan pengujian, memutakhirkan metode uji dan
meningkatkan kompetensi personil.
Kendala yang dihadapi dalam pelayanan jasa pengujian saat ini
adalah belum diterapkannya sistem teknologi informasi secara
optimal sehingga masalah waktu pelayanan dan penyelesaian
pengujian belum teratasi dengan baik. Untuk memperoleh
informasi yang benar tentang jasa layanan BBTPPI, riset pasar
yang dilakukan belum efektif sehingga harus dilakukan survey
kebutuhan pelanggan untuk mengembangkan layanan pengujian
yang dapat diberikan dan survey kepuasan pelanggan untuk
memelihara tingkat kepuasan pelanggan tetap yang dilakukan
secara berkala.
Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi
BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan
mengembangkan kompetensinya dalam hal peningkatan
kemampuan pengujian yang akurat dan teliti dengan batas
deteksi yang rendah sesuai kebutuhan pelanggan atau
Jasa Pengujian Bahan dan Produk
0
200
400
600
800
1 2 3 4 5
Tahun 2005-Sept 2009
Jum
lah
Con
toh
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
21
spesifikasi/ regulasi yang dipersyaratkan dan mengembangkan
sistem pejadwalan pekerjaan guna menjaga kepuasan
pelanggan.
4) Konsultasi Keteknikan
Layanan jasa konsultansi bersifat komprehensif dan
membutuhkan waktu yang relatif panjang. Bentuk kerjasama
yang dilakukan antara lain dengan membuat MoU yang diikuti
dengan pelaksanaan pekerjaan konsultansi yang telah disepakati
bersama seperti :
- Mempersiapkan Dokumentasi Sistem Manajemen
Perusahaan sesuai persyaratan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 dan/atau Sistem Manajemen Lingkungan
(ISO 14001:2004),
- Persiapan Akreditasi Laboratorium Pengujian/Kalibrasi
sesuai persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai
ISO/IEC 17025:2005,
- Memberikan konsultasi teknis penerapan Cleaner
Production Technology,
- Perbaikan teknologi proses produksi industri makanan,
minuman dan pakan ternak,
- Perbaikan teknologi proses pengolahan limbah industri, dan
- Pengoperasian Instalasi Pengolah Air Limbah Industri
(IPAL) termasuk commisioning dan trial.
Kemampuan dalam pelayanan konsultansi dimulai dengan
kepercayaan pelanggan yang ditunjukkan dengan bukti akreditasi
laboratorium pengujian dan kalibrasi BBTPPI oleh KAN.
Diharapkan jasa pelayanan konsultansi BBTPPI dapat
ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang pasar yang cukup
baik, yaitu dengan adanya :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
22
- Penerapan SNI Wajib bagi perusahaan tertentu yang
jumlahnya cukup banyak. Perusahaan tersebut
membutuhkan dokumen pendukung (ISO 9001:2008) untuk
dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk.
- Adanya layanan konsultansi baru yang dapat dijual yaitu
Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001) dan Audit
Energi.
- Meningkatnya kesadaran mutu dan lingkungan bagi industri
untuk masuk ke pasar global.
Saat ini BBTPPI memiliki beberapa tenaga ahli konsultan yang
melaksanakan pekerjaan konsultansi, namun fungsi tenaga ahli
ini juga merangkap fungsi yang lain. Untuk mengantisipasi hal ini
diperlukan upaya penambahan personil dan jasa layanan baru
serta peningkatan kompetensi konsultan BBTPPI melalui
pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Hal ini juga diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan
teknologi dan informasi serta persaingan yang cukup ketat
diantara konsultan-konsultan sejenis baik dalam maupun luar
negeri. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk
Konsultansi dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana
terlihat pada grafik di bawah:
Jasa Konsultasi Keteknikan
010203040
1 2 3 4 5
Tahun 2005-Sept 2009
Jum
lah
peru
saha
an
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
23
5) Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,
menerapkan, dan merevisi standar yang dilaksanakan secara
tertib dan bekerjasama dengan semua pihak. Standardisasi
merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang
pembangunan, yang menyangkut jaminan mutu produk dan jasa
dalam kegiatan perdagangan, keselamatan, keamanan, dan
lingkungan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap
pengguna produk dan jasa.
Dalam rangka menjaga agar SNI selalu bermanfaat bagi
masyarakat maka SNI perlu terus dikembangkan dan dikaji ulang
sedikitnya sekali dalam lima tahun.
Kaji ulang SNI harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan pemakai dan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengkajian ulang SNI dilakukan oleh
panitia teknis (pantek) atau instansi teknis sesuai dengan
bidangnya melalui konsensus pihak terkait.
Sebagai instansi teknis yang berkompeten dalam perumusan
SNI, BBTPPI selalu ditunjuk sebagai konseptor dalam
penyusunan / revisi SNI di bidang lingkungan dan industri produk
kayu terutama furniture. Di samping itu BBTPPI juga dilibatkan
dalam kegiatan standardisasi internasional, di antaranya ikut
serta dalam kegiatan penyusunan standar di dalam negeri,
sedangkan keterlibatan pembahasan standar di luar negeri belum
pernah dilakukan karena keterbatasan dana.
Dengan semakin berkembangnya kesadaran industri dan
masyarakat terhadap tuntutan mutu dan pelestarian lingkungan
maka kebutuhan untuk penyusunan/revisi standar semakin
meningkat. Realisasi SNI yang disusun oleh BBTPPI dari tahun
2005-2009 terlihat meningkat dan memenuhi target yang telah
ditentukan. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
24
Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 –
September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:
Dalam hal penyusunan standar yang dilakukan, beberapa
kendala yang dihadapi antara lain: penyusunan standar SNI
dilakukan atas dasar permintaan dari Pantek RSNI Departemen
Perindustrian, Pantek RSNI Kementrian Negara Lingkungan
Hidup, kurangnya referensi standar internasional (seperti standar
nasional negara lain, asosiasi, dan ISO yang terbaru), cepat
berkembangnya metode uji sehingga untuk menerapkan SNI
perlu adanya validasi metode uji, serta jadwal penyusunan
standar dalam waktu yang bersamaan. Perkembangan kegiatan
Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan Pengawasan
Mutu Produk dari tahun 2005 – September 2009 sebagaimana
terlihat pada grafik di bawah:
Pengawasan Mutu Produk dilakukan oleh BBTPPI dalam kaitan
pengujian sampel dalam rangka pengawasan mutu produk yang
dilakukan oleh instansi teknis yang berwenang. Perkembangan
kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan
Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 – September 2009
sebagaimana terlihat pada grafik di bawah. Sedangkan daftar
klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
25
6) Kalibrasi Peralatan dan Mesin
BBTPPI selain memiliki laboratorium pengujian juga memiliki
laboratorium kalibrasi yang diakreditasi pada tahun 2006 oleh
KAN.
Laboratorium Kalibrasi melakukan kalibrasi suhu dan massa
sesuai ruang lingkup yang terakreditasi oleh KAN. Kalibrasi
massa dilakukan terhadap anak timbang dan neraca, dan
kalibrasi suhu terhadap oven, tanur, thermometer dan sejenisnya.
Untuk mempertahankan status akreditasi yang diperoleh,
laboratorium kalibrasi selalu memelihara penerapan sistem
manajemen mutu yang akurat antara lain mengikuti program
interkomparasi antar laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
oleh KAN, melakukan uji kompetensi antar personel dan
melakukan rekalibrasi peralatan standar ketingkat ketelitian yang
lebih tinggi (LIPI).
Realisasi jumlah peralatan yang dikalibrasi tahun 2006-2009
sudah memenuhi target yang telah ditetapkan, baik kalibrasi
internal (peralatan laboratorium pengujian BBTPPI) maupun
eksternal. Bila diamati penerimaan kalibrasi untuk periode tahun
Pengawasan mutu produk
0
50
100
150
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
cont
oh
Target
Realisasi
Jasa Standardisas i
0
2
4
6
8
1 2 3 4 5
Tahun 2005- Sept 2009
Jum
lah
RSN
I
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
26
2005–September 2009 selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya seiring dengan semakin banyaknya jumlah pelanggan
dan jumlah alat yang akan dikalibrasi sebagaimana terlihat pada
Grafik di bawah. Hal ini disebabkan semakin tingginya kebutuhan
industri untuk mengkalibrasi peralatan ukur dan ujinya.
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya personil (SDM),
ruangan, dan jumlah/jenis peralatan standar. Dalam hal
pelayanan kepada pelanggan, penyelesaian pekerjaan
diupayakan tepat waktu berdasarkan kesepakatan dengan
pelanggan tergantung jumlah dan jenis alat yang dikalibrasi
maksimal 10 hari kerja sampai terbitnya sertifikat kalibrasi.
Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi
BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan
meningkatkan kualitas layanan, serta waktu dan harga yang
kompetitif jika dibandingkan dengan pesaing lain.
7) Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk)
Sejalan dengan kebutuhan industri dan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan pemberlakuan
SNI secara wajib, pengawasan barang beredar dan sebagainya,
Jasa Kalibrasi
020406080
1 2 3 4 5
Tahun 2005-Sept 2009
Jum
lah
alat
yan
g di
kal
ibra
si
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
27
secara bertahap BBTPPI mengembangkan Lembaga Sertifikasi
dengan lingkup layanan sebagai berikut:
LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) BBTPPI diakreditasi
KAN sejak tahun 2004 yang melayani industri untuk
mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI
(SPPT-SNI) dengan lingkup : makanan dan minuman, dan
pupuk. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan
dalam Lampiran III.
BISQA (BIS Quality Assurance) diakreditasi KAN sejak
tahun 1999 yang melayani industri untuk mendapatkan
Sertikat ISO 9001:2008 (Quality Management System)
dengan lingkup : makanan, minuman, tembakau,
konstruksi, dan TPT. Daftar klien pengujian sebagaimana
ditunjukkan dalam Lampiran III.
BRISEMA (BRIS Environment Management Assurance)
sudah diakreditasi KAN tahun 2006 yang melayani industri
untuk mendapatkan Sertifikat ISO 14001:2004
(Environmental Management System) dengan lingkup :
makanan, dan minuman. Daftar klien pengujian
sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III.
Realisasi pelayanan jasa teknis sertifikasi dari tahun 2005
sampai dengan September 2009 mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun dan dapat memenuhi target seperti pada Tabel 1.
Ruang lingkup sertifikasi SPPT-SNI yang telah diakreditasi oleh
KAN telah meliputi 16 komoditi makanan & minuman dan pupuk,
termasuk di dalamnya beberapa komoditi yang telah
diberlakukan wajib SNI, seperti Air Minum Dalam Kemasan,
Tepung Terigu sebagai bahan makanan, gula rafinasi, dan garam
konsumsi beryodium. Untuk mengantisipasi pemberlakuan SNI
wajib bagi komoditi lainnya, maka LS-Pro BBTPPI perlu
mempersiapkan diri untuk memperluas ruang lingkup komoditi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
28
yang diakreditasi oleh KAN. Persiapan ini meliputi perbaikan
sistem manajemen mutu internal lembaga LS-Pro BBTPPI,
peningkatan jumlah & kompetensi auditor, serta peningkatan
sarana & prasarana. Selain itu diperlukan peningkatan efisiensi
melalui layanan one stop services (layanan satu atap) sebagai
langkah antisipasi untuk menghadapi persaingan dengan
lembaga sertifikasi asing yang telah memiliki reputasi dan
jaringan di dunia international, terutama dalam hal perolehan
klien sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001 dan sertifikasi
sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Jasa pelayanan teknis
untuk masing-masing sertifikasi dari tahun 2005 – September
2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah:
8) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)
Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang
cukup memadai untuk membantu industri kecil dan menengah.
Pelayanan JPT RBPI dapat berupa gambar desain peralatan,
pembuatan peralatan industri, pengawasan pembuatan dan uji
Sertifikasi Mutu Produk (SNI)
0
10
20
30
40
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Jasa Sertifikasi ISO 9001
01020304050
1 2 3 4 5
Tahun 2005-Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Jasa Ser ifikasi ISO 14001
00,5
11,5
22,5
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
29
coba peralatan. Peralatan tersebut diantaranya Unit Pengolah
Limbah Cair, Wet Scrubber Ash Collector, Unit Pengolah Gas
Buang NH3, Unit Biogas IPAL industri tahu. Daftar klien
pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran II.
Jasa pelayanan teknis RBPI mempunyai pesaing cukup banyak
dengan berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga
memberikan jasa sejenis dengan harga yang kompetitif. Selain
itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat beberapa kelemahan
diantaranya makin berkurangnya tenaga teknis yang secara
langsung melakukan kegiatan, dan harga yang kurang kompetitif
karena tingginya overhead cost. Namun demikian jasa pelayanan
teknis RBPI BBTPPI mempunyai keunggulan diantaranya
kemampuan SDM dalam rancangan alat/mesin yang terus
berkembang, lokasi yang strategis, sudah dikenal hampir di
seluruh Indonesia serta adanya pendampingan pelatihan
sehingga peralatan tersebut bisa berjalan/beroperasi. Dengan
berkembangnya industri di daerah dan program pemerintah pusat
dan daerah yang memprioritaskan ke industri berwawasan
lingkungan dalam rangka meningkatkan daya saing merupakan
peluang BBTPPI untuk melakukan kerjasama/bermitra yang
sinergis dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukan dalam rangka
membangun bersama industri prioritas dan kompetensi inti
daerah sesuai dengan program pemerintah pusat dan daerah.
Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk RBPI dari
tahun 2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik
di bawah.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
30
9) Penanganan Pencemaran
Realisasi jasa layanan penanganan pencemaran pada tahun
2005 sampai dengan September 2009 sebagian besar memenuhi
target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2007, terjadi penurunan
pada jumlah contoh yang dianalisa (lihat grafik dibawah), namun
dilihat dari biaya yang didapat telah melebihi target yang
ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penanganan
pencemaran pada tahun bersangkutan sebagian besar
didasarkan pada pelayanan “knowledge base”.
Sementara untuk jasa layanan penanganan pencemaran ini telah
muncul berbagai kendala. Adapun kendala yang dihadapi dalam
penanganan pencemaran lingkungan (UKL/UPL) yaitu dari segi
pendekatan dan biaya yang tidak dapat bersaing dengan instansi
lain (seperti Dinas), selain itu pabrik/perusahaan juga akan lebih
intensif/aktif melakukan konsultansi UKL/UPL apabila ada
himbauan dari pemerintah.
Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan (2008),
pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih
berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum
perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang
diberikan masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik.
Umumnya ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan
pelayanan yang diberikan adalah pada kecepatan pelayanan
Jasa RBPI
00,20,40,60,8
11,2
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
Indu
stri
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
31
pengujian. Daftar klien penanganan pencemaran sebagaimana
ditunjukkan dalam Lampiran V. Adapun Perkembangan kegiatan
Jasa pelayanan teknis untuk penanganan pencemaran dari tahun
2005 – September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di
bawah:
10) JPT lainnya : Audit Energi
Jasa layanan lainnya seperti Audit Energi mempunyai prospek
yang baik di masa yang akan datang karena sejalan dengan
semakin meningkatnya kesadaran industri dalam pengelolaan
energi dalam rangka konservasi energi dan Clean Development
Mechanism (CDM), sedangkan yang menjadi kendala adalah
belum dikenalnya BBTPPI sebagai lembaga yang dapat
melakukan audit energi di dunia usaha, sehingga memerlukan
promosi yang lebih aktif.
Sementara ini ditinjau dari aspek layanan, kinerja Balai pada tahun
2009 (sampai dengan 30 September) dalam memberikan layanan
kepada masyarakat industri berjalan dengan baik. Realisasi
pencapaian target sangat bervariasi, masih ada yang kosong, tetapi
ada juga sudah mendekati targetnya. Pendapatan PNBP yang tidak
proporsional tersebut merupakan kelemahan yang harus segera
Jasa Penanganan Pencem aran
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5
Tahun 2005 - Sept 2009
Jum
lah
cont
oh
Target
Realisasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
32
diatasi agar perencanaan lebih baik dan semua jenis layanan dapat
berkembang secara seimbang.
Jasa layanan Penelitian dan pengembangan sampai dengan 30
September 2009 belum terealisasi layanannya, akan tetapi sudah
terjadi pembicaraan tahap negosiasi dan pengajuan proposal
kerjasama litbang kepada 2 perusahaan.
Realisasi dari jasa layanan pelatihan teknik operasional untuk tahun
2009 (per 30 September 2009) mencapai 68 % atau sebanyak 34
orang SDM industri dari target 50 SDM industri.
Pengujian bahan dan produk sampai dengan tanggal 30 September
2009 baru mencapai 2.339 contoh (97,87 %) dari target penerimaan
2.390 contoh.
Kalibrasi peralatan dan mesin baru terealisasi 116,67 % atau
sebanyak 70 alat yang dikalibrasi sedangkan target tahun 2009
sebanyak 60 alat.
Jasa layanan konsultansi s.d. 30 September 2009 baru dapat
merealisasikan layanannya sebesar 100 % atau sebanyak 3 MoU dari
target yang telah ditetapkan sebanyak 3 MoU.
Sedangkan layanan standardisasi s.d 30 September 2009 dapat
memberikan layanan 6 (enam) RSNI atau 100 % dari targetnya 6
(enam) RSNI.
Jasa Sertifikasi dapat merealisasikan layanannya sebesar 79 MoU
atau sebesar 109,72 % dari target yang telah ditetapkan untuk tahun
2009 sebesar 72 MoU.
Jasa layanan rancang bangun dan perekayasaan industri untuk tahun
2009 telah memberikan layanan sebesar 100 % atau 1 MoU dari 1
MoU yang ditargetkan.
Jasa pelayanan teknis lainnya yang terdiri dari Audit Energi yang saat
ini masih dalam tahap pengembangan.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
33
2. Aspek Keuangan
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sumber anggaran yang berasal dari Anggaran Rupiah Murni (RM) dan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) yang diperoleh BBTPPI dari pendapatan atas Jasa Pelayanan Teknis (JPT) yang diberikan kepada masyarakat industri. Anggaran RM dan PNBP digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal, namun anggaran dari PNBP lebih diutamakan untuk biaya operasional dalam memberikan layanan kepada masyarakat industri. Nilai pagu penggunaan dari masing-masing sumber anggaran dan total realisasi penggunaan anggaran yang digunakan BBTPPI selama tahun 2005 sampai tahun 2009, cenderung meningkat seperti terlihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009
(Rp. 000) No. Sumber 2005 2006 2007 2008 2009*) 2009
Pendapatan 1. Rupiah Murni 4.525.555 8.121.890 8.506.030 7.791.228 7.665.612 7.665.612 2. PNBP 2.088.952 2.375.567 3.242.754 3.485.171 3.399.275 4.345.575 3. Total
Pendapatan 6.614.507 10.497.457 11.210.135 11.275.399 11.064.887 12.011.187 Belanja 4. Rupiah Murni 4.646.906 6.045.324 6.541.400 7.310.384 5.685.035 7.627.735 5. PNBP 1.379.594 1.966.714 2.763.503 3.034.154 2.719.732 4.242.499 6. Total Belanja 6.026.500 8.012.038 9.304.903 10.344.538 8.404.767 11.870.234 % Realisasi
Belanja RM 102,68% 74,43% 76,90% 93,83% 74,16% 99,51% % Realisasi
Belanja PNBP 66,04% 82,79% 85,22% 87,06% 80,01% 97,63% % Realisasi Total
Belanja 91,11% 76,32% 83,00% 91,74% 75,96% 98,83% Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
Dal
am R
ibua
n R
p
Tahun2005
Tahun2006
Tahun2007
Tahun2008
Tahun2009*)
Tahun2009
Sumber Dana Pendapatan
PNBPRupiah Murni
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
Dal
am R
ibua
n R
p
Tahun2005
Tahun2006
Tahun2007
Tahun2008
Tahun2009*)
Tahun2009
Belanja
PNBPRupiah Murni
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
34
Realisasi Belanja pada tahun 2006 dan 2007 terlihat sangat rendah
disebabkan oleh kesalahan perencanaan, terutama pada alokasi
belanja pegawai yang terlalu besar. Namun pada tahun 2008 telah
dilakukan penyesuaian, sehingga kelebihan alokasi tidak terlalu
signifikan.
BBTPPI lebih dari belasan tahun memberikan jasa pelayanan teknis
kepada masyarakat sesuai dengan lingkup tugasnya dan dalam Tabel
diatas hanya ditampilkan data pagu penggunaan anggaran untuk
empat tahun terakhir. Selama melaksanakan jasa layanan tersebut,
berbagai sistem pengelolaan keuangan telah dialami seiring dengan
sistem anggaran yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan.
Sebelum tahun 1991 pengelolaan keuangan dari Jasa Pelayanan
Teknis (JPT) mengacu kepada ICW dan Kepres No. 29/1984 dimana
penerimaan harus disetor ke kas negara dan tidak boleh dipergunakan
langsung. Sejak tahun 1991 sesuai dengan SK Menteri Keuangan No.
S-1116/MK.013/1990 tanggal 8 September 1990, penerimaan JPT
dapat langsung dipergunakan oleh lembaga dan saldo akhir tahun
harus disetorkan ke kas negara. Penganggaran JPT pada periode
tersebut sudah terintegrasi dalam DIK.
Pada tahun 1996 sesuai dengan surat Menpan No. B-643/I/96
peralihan status Balai-Balai Litbang menjadi Unit Swadana. Sistem
pengelolaan JPT pada Unit Swadana menurut Kepres No. 38/1991
tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan Keuangannya
disusul dengan Kep Menkeu No. 47/KMK.03/1992 tentang
Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Unit Swadana
Pusat serta SK Menkeu No. 235/KMK.01/1992 tentang Tata Cara
Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah menjadi
Unit Swadana disebutkan bahwa seluruh Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang diterima dapat langsung digunakan oleh instansi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
35
yang bersangkutan dan saldo akhir tahun menjadi saldo awal tahun
berikutnya.
Pada tahun 1997 terbit undang-undang No. 20/1997 tentang PNBP
dimana keuangan dari JPT atau PNBP seluruhnya wajib disetor ke kas
negara dan dikelola dalam sistem APBN. Sejak tahun 1997 BBTPPI
menyesuaikan dengan undang-undang tersebut dan PNBP disetor ke
kas negara. Penganggaran menggunakan pola Daftar Isian Kegiatan
Suplemen (DIK-S) dan sejak tahun 2005 dengan pola Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Pada tahun 2005 pelaksanaan anggaran belum mempergunakan
DIPA melainkan masih mempergunakan Daftar Isian Kegiatan (DIK),
Daftar Isian Proyek (DIP) dan Daftar Isian Kegiatan Suplemen (DIK-S),
sedangkan untuk belanja pegawai DIK TA 2005 masih menganut
Sistem Terbuka, artinya meskipun pagu belanja pegawai telah
ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya Kantor Penerimaan dan
Pembayaran Negara (KPPN) tetap akan melakukan pembayaran
meskipun telah melampaui pagu. Keadaan ini menyebabkan total
realisasi penggunaan anggaran pada tahun 2005 melebihi jumlah
pagu yang telah ditetapkan, seperti terlihat pada Tabel 2 diatas.
Sesuai dengan amanat yang digariskan dalam pasal 11 ayat (5)
Undang Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mulai
tahun 2005 Anggaran Belanja Negara khususnya anggaran belanja
pusat, disusun berdasarkan format baru yaitu format Anggaran
Terpadu (Unified Budget).
Masa transisi tersebut tidak diantisipasi dengan baik, revisi PNBP
yang semula mudah dilaksanakan ternyata menjadi sulit karena harus
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, mengakibatkan
tidak optimalnya pelaksanaan DIPA pada tahun 2005 sehingga masih
banyak anggaran yang belum dapat direalisasikan pada tahun
tersebut dan diluncurkan pada tahun berikutnya.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
36
Selain itu dalam hal belanja pegawai terutama untuk pembayaran gaji
sistem yang berlaku masih mengacu pada tahun sebelumnya dimana
KPPN masih tetap akan melakukan pembayaran meskipun melampaui
pagu, sehingga realisasi RM untuk tahun 2005 melebihi pagu yang
telah dianggarkan.
Pagu penggunaan PNBP setiap tahun ditetapkan meningkat, agar
layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat industri juga
meningkat, akan tetapi peningkatan pagu tersebut tidak dapat
ditetapkan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, namun
kenaikan tersebut harus disesuaikan dengan total pagu penggunaan
yang dialokasikan kepada BBTPPI.
Pagu Rupiah Murni dan pagu penggunaan PNBP bagaikan bejana
berhubungan, bila pagu PNBP dinaikkan, maka anggaran RM harus
diturunkan, karena selalu diminta total pagu yang diusulkan sama
dengan tahun sebelumnya.
Disisi lain, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan PNS, anggaran
RM harus meningkat sehingga menjadi sulit membuat perencanaan
yang maksimal disebabkan terbatasnya pagu yang dapat dialokasikan
untuk PNBP.
Perencanaan pagu PNBP yang tidak maksimal, seringkali
menyebabkan untuk beberapa jenis layanan, pagu yang tersedia
sudah tidak mencukupi guna membiayai biaya operasional dalam
memberikan layanan tersebut kepada masyarakat industri dalam
tahun berjalan. Revisi anggaran akan diproses apabila target
penerimaan telah terlampaui, sehingga menyebabkan realisasi
penggunaan anggaran pada beberapa tahun lalu relatif rendah, hanya
pada tahun 2008, dimana target penerimaan telah dilewati dan revisi
anggaran dapat dilaksanakan, sehingga realisasi penggunaan
meningkat.
PNBP yang diperoleh semuanya disetorkan ke Kas Negara dan yang
dapat digunakan oleh BBTPPI adalah sebesar 97,12 % sedangkan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
37
2,88 % diendapkan di kas Negara. Dari anggaran yang dapat
digunakan tersebut sebagian besar dipergunakan untuk biaya
operasional dari masing-masing JPT. Pada Tabel 3 dapat dilihat
besarnya realisasi sumber anggaran yang dialokasikan untuk
kebutuhan belanja yang dilaksanakan.
Tabel 3. Realisasi Berdasarkan Anggaran Belanja BBTPPI Tahun
2005 s/d 2009 (Rp. 000)
Sumber Anggaran
Jenis Belanja 2005 2006 2007 2008 2009*) Prognosa
2009
RM
B. Pegawai 2.670.467 3.232.091 4.210.733 4.999.290 3.755.644 4.893.772 B. Barang 1.387.941 1.303.189 1.792.183 2.082.279 1.758.331 2.562.903 B. Modal 588.498 1.490.132 513.554 228.815 171.060 171.060 B. Bansos - 19.965 24.920 - 0 - Total RM 4.646.906 6.045.377 6.541.390 7.310.384 5.685.035 7.627.735
PNBP
B. Pegawai 739.891 971.400 1.175.286 1.240.280 0 - B. Barang 632.153 969.870 1.560.342 1.743.908 2.659.902 4.182.669 B. Modal 7.550 25.444 27.875 49.965 59.830 59.830 Total PNBP 1.379.595 1.966.714 2.763.503 3.034.154 2.719.732 4.242.499
TOTAL BELANJA 6.026.501 8.012.091 9.304.893 10.344.538 8.404.767 11.870.234 Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.
Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2005
77%
23%Total RM
Total PNBP
Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2006
75%
25%Total RM
Total PNBP
Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2007
70%
30% Total RM
Total PNBP
Prosentase Belanja RM dan PNBP Tahun 2008
71%
29%Total RM
Total PNBP
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
38
Berdasarkan Tabel 3 dan grafik diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan
belanja pegawai dan belanja modal masih tergantung kepada APBN.
Apabila hanya mengandalkan anggaran yang bersumber dari PNBP
maka tidak akan mencukupi, karena tarif dari layanan jasa yang
diberikan tidak memperhitungkan penyusutan alat, inflasi dll. Oleh
karena itu anggaran yang bersumber dari RM masih diperlukan dalam
upaya pemenuhan kebutuhan belanja pegawai dan belanja modal
terutama untuk membeli peralatan instrumen yang relatif mahal dan
spesifikasinya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan ketentuan
nasional maupun internasional.
Namun demikian prosentase dari PNBP terhadap total anggaran dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Tarif yang digunakan dalam memberikan layanan jasa ditentukan oleh
Pemerintah. Tarif yang digunakan sekarang mengacu kepada tarif
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 63 tahun 2007
tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Departemen
Perindustrian, mulai diterapkan pada awal tahun anggaran 2008. Pada
saat terjadi perubahan nilai tukar dollar, inflasi dan sebagainya,
seringkali tarif yang digunakan sudah tidak sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya dan karena ditetapkan dengan peraturan
pemerintah, tarif tersebut tidak bisa direvisi dalam waktu yang relatif
singkat.
Prose nta se be la nja RM da n PNBP tahun 2009
64%
36%
RM
PNBP
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
39
Penerimaan PNBP per Jenis layanan untuk periode tahun 2005 s.d.
2009 mengalami fluktuasi namun besarnya penerimaan jasa layanan
teknis secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahunnya,
yang menggambarkan bahwa pelayanan kepada masyarakat industri
selama periode tersebut terus meningkat.
Target penerimaan dari masing-masing jasa layanan dan realisasinya
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
40
Tabel 4. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2005 s/d 2009 (Rp. 000)
Jenis Layanan Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 *) Prognosa 2009
Penelitian dan Pengembangan
Target 625.369 548.180 600.000 600.000 500.000 889.875 Realisasi 366.198 421.985 375.962 952.702 716.105 961.899 Persentase 58,56% 76,98% 62,66% 158,78% 143.22 % 108,09%
Pelatihan Teknik Operasional
Target 45.000 42.900 22.500 22.500 45.000 45.000 Realisasi 19.500 15.200 7.000 5.100 11.750 11.750 Persentase 43,33% 35,43% 31,11% 22,67% 26.11 % 26,11%
Pengujian Bahan dan Produk
Target 289.560 269.171 600.000 622.500 775.000 775.000 Realisasi 409.162 439.994 898.632 716.435 706.105 741.565 Persentase 141,30% 163,46% 149,77% 115,09% 91.11 % 95,69%
Konsultasi Keteknikan
Target 113.736 108.680 120.000 120.000 125.000 125.000 Realisasi 21.850 39.048 84.090 67.000 133.050 133.050 Persentase 19,21% 35,93% 70,08% 55,83% 106.44 % 106,44%
Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk
Target 61.532 58.960 100.000 100.000 125.000 125.000 Realisasi 62.465 49.018 62.970 109.317 87.015 87.015
Persentase 101,52% 83,14% 62,97% 109,32% 69.61 % 69,61% Kalibrasi Peralatan dan Mesin
Target 0 35.000 35.000 35.000 40.000 40.000 Realisasi 0 15.365 47.585 13.610 25.015 26.125 Persentase 0,00% 43,90% 135,96% 38,89% 62.54 % 65,31%
Sertifikasi (SMM, SML, dan Produk)
Target 133.736 112.600 200.000 200.000 250.000 250.000 Realisasi 256.484 154.490 246.182 338.238 282.908 290.408 Persentase 191,78% 137,20% 123,09% 169,12% 113.16 % 116,16%
Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI)
Target 192.267 152.600 112.600 112.600 40.000 40.000 Realisasi 0 0 0 8.052 29.570 29.570
Persentase 0,00% 0,00% 0,00% 7,15% 73.93 % 73,93%
Penanganan Pencemaran
Target 627.410 831.909 1.202.550 1.480.050 1.600.000 2.210.125 Realisasi 953.294 1.240.467 1.520.333 1.274.717 1.962.934 2.318.383 Persentase 151,94% 149,11% 126,42% 86,13% 122.68 % 104,90%
JPT Lainnya
Target 0 0 0 0 0 0
Realisasi 0 0 0 0 0
1.100 Persentase 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00%
Total Target 2.088.610 2.160.000 3.000.000 3.300.000 3.500.000 4.500.000 Realisasi 2.088.952 2.375.567 3.242.754 3.485.171 3.954.452 4.600.864 Persentase 100,02% 109,98% 108,09% 105,61% 112.98 % 102,24%
Keterangan: *) Periode Januari-September 2009.
Dari seluruh komponen jasa layanan BBTPPI, jasa pengujian
memberikan kontribusi tertinggi dan terus meningkat secara konsisten.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
41
Hal ini ditunjang oleh sumber daya manusia yang berpengalaman,
sarana peralatan yang cukup memadai, layanan yang semakin
profesional, dan tarif yang kompetitif sehingga jasa pengujian BBTPPI
mendapat kepercayaan dari pelanggan dan dapat bersaing dengan
lembaga pengujian lainnya. Walaupun pada tahun 2008 diberlakukan
tarif baru, jumlah contoh yang masuk tetap meningkat, karena tarif
tersebut sebagian besar relatif masih murah dibandingkan dengan
lembaga lain, meskipun ada tarif pengujian tertentu yang lebih mahal.
Seperti terlihat pada Tabel 4 diatas, maka tidak semua target
penerimaan dapat tercapai, sehingga berdampak kepada belum
proporsionalnya pendapatan JPT. Hal ini disebabkan adanya prioritas
untuk layanan yang sudah mempunyai pelanggan tetap seperti
penanganan pencemaran, pengujian, kalibrasi dan sertifikasi diberi
kenaikan pagu, sementara untuk jasa lainnya target pagunya harus
diturunkan, kecuali sudah ada kerjasama yang disepakati sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya, ternyata tidak mudah merencanakan
penerimaan berdasarkan ketersediaan pagu dan seringkali
menyebabkan pelaksanaan layanan tidak optimal, ketika perencanaan
tersebut tidak sesuai kebutuhan yang sebenarnya. Hal ini
menyebabkan tidak diketahui kinerja yang sebenarnya dari layanan
tersebut.
Dari Tabel 4 diatas terlihat bahwa penerimaan PNBP melebihi target
kecuali tahun 2007, sehingga data pada Tabel 4 diatas hanya
menggambarkan yang telah dilakukan bukan maksimal yang dapat
dilakukan. Dengan demikian diperlukan pengelolaan keuangan yang
lebih progresif guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
industri. Namun dari sisi trend penerimaan PNBP selalu meningkat
sebagaimana tergambar pada grafik di bawah ini.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
42
Target dan Realisasi PNBP
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
0 1 2 3 4 5
Tahun 2005 - 2008
Dal
am R
ibua
n R
p.
Target
Realisasi
3. Aspek Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Potensi sumber daya manusia pada saat ini merupakan hasil
pembinaan yang panjang. Pada awal tahun 1980-an, Balai melakukan
perekrutan pegawai secara besar-besaran, puncaknya terjadi pada
tahun 1984. Untuk meningkatkan kompetensi SDM dilakukan program
pendidikan ke luar negeri bagi pegawai-pegawai tersebut, sehingga
pada awal tahun 1990-an Balai ini mempunyai SDM yang kompeten di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Pada tahun
1995 diberlakukan kebijakan zero growth yakni tidak diperkenankan
adanya penambahan pegawai baru. Kebijakan tersebut berdampak
pada terhambatnya proses kaderisasi karena SDM yang berkompeten
mulai memasuki masa persiapan pensiun.
Penggabungan Departemen Perindustrian dan Departemen
Perdagangan pada tahun 1996, tidak berdampak kepada peningkatan
jumlah maupun kualitas SDM di Balai, karena sifat bidang tugasnya
yang spesifik, ketika digabungkan dan kemudian dipisahkan kembali
pada tahun 2004, tidak banyak terjadi perpindahan pegawai.
Kesenjangan generasi terjadi karena penerimaan pegawai baru baru
dilakukan mulai tahun 2002, sementara itu sudah banyak pegawai
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
43
lama yang akan masuk masa persiapan pensiun. Apabila tidak segera
ditanggulangi hal tersebut akan menyebabkan semakin berkurangnya
SDM kompeten. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan
tersebut diantaranya dengan recruitment CPNS sesuai kebutuhan
BBTPPI dan setiap pegawai senantiasa meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan sesuai dengan bidangnya melalui pendidikan formal
dan non-formal, sehingga proses kaderisasi dapat tercapai.
Perkembangan kekuatan SDM BBTPPI dari tahun 2005 sampai
dengan 2009, berdasarkan tingkat pendidikan ( D 3 keatas) dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut. :
Tabel 5. Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 S3
Teknologi Pangan 1 1 - - - S2
Master Engineering - - - - 1 Mgstr. Ilmu Lingkungan - 3 4 6 6 Mgstr. Ilmu Kimia - - 3 3 3 Ekonomi - - - - 1 Manajemen 1 1 1 4 4 Administrasi Bisnis 1 1 1 1 1
S1 Teknik Kimia 14 13 14 14 11 MIPA Kimia 4 3 3 3 1 MIPA Matematika 1 1 1 1 1 Farmasi 1 1 1 1 1 Fisika - - - - 2 Biologi 3 2 2 2 1 Biologi Lingkungan - 1 1 1 1 Teknik Lingkungan - - - 3 3 Teknik Industri - - - - 2 Teknologi Pertanian 5 5 5 5 5 Exacta 1 1 1 1 1 Teknik Informatika 1 1 1 1 1 Komputerisasi Informasi - 1 1 1 1 Manajemen 5 7 7 7 7 Akutansi 1 1 1 2 2
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
44
Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 Hukum 7 7 7 6 5 Pendidikan 1 1 1 1 1
D3 Teknik Kimia 11 11 11 11 10 Teknik Mesin 1 1 1 1 1 Teknologi Pangan 1 1 1 1 1 Teknik Komputer 1 - - - - Teknik Sipil 1 1 1 1 2 Akademi Teknologi Kulit 1 1 1 1 1 AKA / Analis Kimia 1 1 1 1 3 Teknologi Hasil Pertanian 1 1 1 1 1 Akafarma 2 2 2 1 1 APP 1 1 1 1 1 Akuntansi 1 1 1 1 2 Kearsipan 1 1 1 1 1 Perpustakaan - - - - 1 Sekretaris - - - - 1
Total 70 73 77 84 88
Sedangkan posisi SDM BBTPPI dari per Desember 2009, secara
keseluruhan, dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. :
Tabel 6. Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-Desember 2009)
No. Pendidikan Jml Latar Belakang Pdd. Usia (th)
1. Master graduates / S2
16 6 org Mgtr Ilmu Lingkungan 3 org Mgtr Ilmu Kimia 1 org Engineering 4 org Manajemen 1 org Ekonomi 1 org Administrasi Bisnis
28 – 60 28 – 30 49 44 – 49 56 47
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
45
No. Pendidikan Jml Latar Belakang Pdd. Usia (th)
2. Sarjana S1 46 31 org Teknologi (kimia, industri, pertanian, farmasi, lingkungan) dan MIPA (biologi, fisika, kimia, matematika) 2 diantaranya teknik informatika dan komputerisasi Informasi
15 org ilmu sosial (hukum, akuntansi, manajemen, pendidikan dll)
10 usia > 51 - 58 4 usia > 41 - 50 5 usia > 31 - 40 12 usia < 30 4 usia > 51 - 55 9 usia > 41 - 50 1 usia > 31 – 40 1 usia < 30
3. Akademi / D3
26 20 org Teknologi & MIPA (Kimia, AKA, Mesin, ATK, Teknologi Pangan, THP, Akafarma)
6 org Sosial (APP, Kearsipan, Perpustakaan, Akuntansi, Sekretaris)
9 usia > 51-58 4 usia > 41- 50 3 usia > 31-40 4 usia < 30 3 usia > 41-50 3 usia < 28
4. SLTA & Teknisi
31 27 org SMAK/SAKMA, SMTI/STMA, SMA IPA, STM, SMEA, SKKA
4 org SMEA, SMA-IPS, SKKA
9 usia > 51-55 14 usia > 41-50 3 usia < 31-40 1 usia < 30 4 usia < 51-55
5. SLTP & SD 8 3 org SLTP 5 org SD
3 org rerata usia 48 5 org rerata usia 45
Sumber: Daftar Urut Kepegawaian (DUK) per Desember 2009, Diolah Catatan: Umur tertinggi karyawan BBTPPI adalah 60 tahun
Data pada Tabel 5 menunjukkan peningkataan jumlah SDM BBTPPI
yang berstatus PNS dari tahun 2005 hingga 2009. Adanya perubahan
jumlah dikarenakan adanya pegawai yang memasuki masa pensiun,
mutasi pegawai, serta adanya penerimaan pegawai baru melalui
seleksi CPNS.
Kebijakan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM melalui
pendidikan formal maupun non formal berupa diklat dalam negeri
maupun di luar negeri, kerjasama dengan luar negeri misalnya dalam
bentuk, pelatihan teknis, kerjasama litbang dan lain sebagainya, serta
mendatangkan tenaga ahli (expert) dari luar negeri untuk
memutakhirkan teknik pengujian dan instrumentasi, telah berpengaruh
kepada peningkatan tingkat pendidikan SDM.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
46
Selain itu ada juga pegawai yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi (dari D3 ke S1) dengan biaya sendiri dan sejak tahun 2008
sudah dirintis meminta CPNS dengan pendidikan S2, sehingga
diharapkan gap generasi dapat teratasi, namun tetap diperlukan
anggaran yang cukup besar untuk kaderisasi SDM tersebut. Latar
belakang pendidikan SDM BBTPPI sebagian besar berpendidikan
teknis seperti Teknik Lingkungan, Teknik Industri, Teknik Pertanian,
Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik Kimia, Teknik
Mesin, Teknik Fisika, MIPA, Kimia Analisis dan tenaga non teknis
seperti Magister Manajemen, Ilmu Administrasi, Sekretaris,
Perpustakaan, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi dan Ekonomi
Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SLTP ke bawah
ditempatkan pada posisi keamanan dan kebersihan.
Dengan semakin meningkatnya layanan yang harus diberikan,
penurunan jumlah pegawai dan kebijakan pemerintah yang
mempersyaratkan pendidikan minimal D3, sementara BBTPPI
membutuhkan SDM berlatar belakang pendidikan Sekolah Menengah
Analis Kimia sebagai tenaga analis laboratorium dan berlatar belakang
pendidikan SMA sebagai tenaga satpam, supir dan kebersihan
menyebabkan kebutuhan tenaga harian ini tidak dapat dihindari.
Jumlah tenaga honorer/harian lepas yang ada di BBTPPI dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 7. SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 D3 1 1 1 1 1
SLTA 3 2 2 2 2 SLTP − − − − -
SD 2 2 2 2 2 Total 6 5 5 5 5
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
47
Seperti terlihat pada Tabel diatas, tenaga harian lepas yang banyak
dibutuhkan adalah dari Sekolah Menengah Analis Kimia sebagai
tenaga analis untuk menyelesaikan jumlah contoh yang terus
meningkat. Dalam jangka pendek, masalah tenaga analis ini dapat
diatasi, namun pada saat dibutuhkan kualifikasi SDM yang lebih tinggi,
sedangkan SDM yang potensial dan berpengalaman sudah mulai
masuk pensiun, penggunaan tenaga harian lepas ini tidak dapat
diandalkan karena membutuhkan investasi yang besar untuk
meningkatkan kompetensi mereka, sementara tidak ada ikatan yang
kuat sebagai tenaga lepas. Oleh karena itu, percepatan kaderisasi
tenaga PNS tetap menjadi prioritas dan pembinaan akan dilakukan
secara selektif serta diarahkan untuk meningkatkan pelayanan yang
lebih baik dan cepat.
Pembinaan dan Pengembangan kompetensi SDM BBTPPI terus
dilakukan setiap tahun baik melalui Diklat maupun pendidikan formal.
Tabel 8 di bawah menunjukkan Pembinaan dan Pengembangan
kompetensi SDM BBTPPI pada tahun 2007 dan 2008.
TABEL 8. Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai
TAHUN 2007-2008 UNIT KERJA : BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI
NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN
KET I II III IV TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 TA. 2007
1. Diklat Struktural a. Diklatpim Tk. III Angkatan VI - - 3 - 3 b. Diklatpim Tk. IV Angkatan VI - - 1 - 1 c. Diklatpim Tk. IV Angkatan VII - - 2 - 2 d. Diklat Prajabatan Gol. II Angkatan I - 1 - - 1
2. Diklat Fungsional a. Diklat Penyuluh Perindag Tingkat Dasar - - 1 - 1 b. Diskusi tentang Penilaian Angka Kredit
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan
- 1 3 - 4
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
48
NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN
KET I II III IV TOTAL
c. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan XLVI
- - 1 - 1
d. Diklat Fungsional Peneliti Tingkat I Angkatan LVI
- - 1 - 1
e. Peningkatan Ketrampilan Fungsional Analis Kepegawaian
- - 1 - 1
3. Diklat Teknis 1). The Training Program on Industry and
Environmental Protection for Indonesia - - 2 - 2
2). Certificate Course in Office Toola and E-Commers
- - 2 - 2
3). Workshop SABMN - - 2 - 2 4). Workshop ISO 17021 : 2006 - 1 3 - 4 5). Diklat Sistem Industri Aparatur - - 1 1 2 6). Workshop Competitive Intelligent Angk. I - - 1 1 2 7). Workshop Competitive Intelligent Angk. II - - 1 1 2 8). Diskusi Peraturan Disiplin Pegawai - - 1 - 1 9). Diklat Studi Kelayakan UKM - - - 1 1 10). Temu Teknis Jabatan Fungsional Peneliti - - - 1 1 11). Diklat Public Relation - - - 1 1 12). Pelatihan dan Bimbingan Penyusunan
KTI - - 1 1 2
13). Training Continuous Improvement ISO/IEC 17025 : 2005
- - 18 8 26
14). Sosialisasi Peraturan Bidang BMN - - 2 - 2 15). Workshop Hasil Riset Unggulan - - - 2 2 16). Workshop Model-model Perencanaan
Dasar - - 1 - 1
17). Workshop Penerapan Statistik dalam Perencanaan
- - 1 - 1
18). Diklat TOT Organoleptik - - 1 - 1 19). Penyusunan Juknis Fungsional Litkayasa - - 2 - 2 20). Bimbingan Teknis Analisis Jabatan dan
Penyusunan Uraian Tugas - - 2 - 2
21). Workshop SAK - - 2 - 2 22). Pelatihan English Fluency - - 2 - 2 23). Diklat Multimedia Presentasi - 1 - - 1 24). Diklat Akuntabilitas Publik - 1 - - 1 25). Workshop Peningkatan Kompetensi SDM
Fungsional - - 2 - 2
26). Workshop Model-model Perencanaan Lanjutan
- - 1 - 1
27). Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Bahan Kimia untuk Services Provider
- - 1 1 2
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
49
NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN
KET I II III IV TOTAL
28). Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Bahan Kimia untuk Biosafety
- - 2 - 2
29). Pelatihan Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
- - - 3 3
30). Diklat Bendaharawan - - 2 - 2 31). Pelatihan Lead Assesor ISO 9001:2000 - - 1 - 1 32). Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan
Keuangan - 1 1 - 2
33). Sosialisasi Peningkatan Sistem Pengelolaan Penggajian
- - 2 - 2
34). Sosialisasi Sistem Informasi Database Fungsional T. Litkayasa
- 1 2 - 3
4 Pendidikan formal a. S2 Magister Ilmu Lingkungan - - - 2 2 b. S2 Magister Teknik Kimia - - 1 - 1 c. S2 Magister Ilmu Kimia - - 2 - 2 d. S1 MIPA Kimia - 1 - - 1 e. S1 Teknik Informatika - - 1 - 1 f. S1 Teknologi Hasil Pertanian - 1 - - 1
JUMLAH (2007) - 9 76 23 108 TA. 2008
1 Diklat Struktural
a. Diklatpim Tk. III - - 1 - 1 b. Diklatpim Tk. IV - - 3 - 3 c. Diklat Prajabatan Golongan III - - 4 - 4 c. Diklat Prajabatan Golongan II - 1 - - 1
2 Diklat Fungsional
Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama - - 2 - 2 3 Diklat Penjenjangan
Diklat Penyetaraan Golongan Pendidikan S1 - 1 - - 1 3 Diklat Teknis
1). Diklat Sistem Industri Aparatur I dan II - - 1 1 2 2). Diklat Leadership dan Manajemen
Perubahan - - - 1 1
3). Workshop Penyusunan Laporan Keuangan
- 1 1 - 2
4). Workshop Conformity Assesment System and Certification
- - 1 1 2
5). Diklat Perencanaan Startegis - - - 1 1 6). Diklat Hubungan Ekonomi Internasional - - 1 - 1
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
50
NO. JENIS DIKLAT GOLONGAN
KET I II III IV TOTAL
7). Diklat Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP)
- - 1 - 1
8). ToT Penentuan Klaisifikasi, Pelabelan dan Penyusunan Lembar Data Keselamatan Bahan Kimia Berdasarkan GHS
- - 1 - 1
9). Pelatihan Kalibrasi Bidang Teori Ketidakpastian, Kalibrasi Massa dan Timbangan, Kalibrasi Volume
- - 1 - 1
10). Pelatihan Asesor Kompetensi Bidang Furniture dan Kayu Olahan
- - - 1 1
11). Pelatihan ESQ - - - 1 1 12). Pelatihan Peningkatan Kemampuan
Pengelola DIPA - - 1 - 1
13). Pelatihan Patent Drafting Lanjutan - - 2 - 2 14). Pelatihan Keppres No. 80 Tahun 2003 - 2 - 2 4 15). Training Method Validation on
Microbiology Analalysis - - 2 - 2
4 Pendidikan formal
a. S3 Ilmu Kimia - - 1 - 1 b. S2 Magister Manajemen - - 1 - 1 c. S2 Magister Teknik Kimia - - 1 - 1 d. S2 Magister Ilmu Lingkungan - - - 1 1 e. S1 Teknik Informatika - - 1 - 1 f. S1 Komputer Bisnis - 1 - - 1 g. S1 Teknik Kimia - 1 - - 1
JUMLAH (2008) - 7 26 9 42
4. Aspek Sarana dan Prasarana
BBTPPI mempunyai sarana dan prasarana gedung perkantoran,
laboratorium uji/kalibrasi dan laboratorium proses yang berlokasi di Jl.
Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang. Gedung BBTPPI berada di pusat
kota sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat
industri, namun lahan yang tersedia terbatas, sehingga perluasan
kapasitas tidak memungkinkan kecuali mendirikan bangunan
bertingkat.
Per 30 Juni 2009, BBTPPI memiliki aset total sebesar 30 Milyar rupiah
dengan 15,5 Milyar diantaranya berupa peralatan dan mesin
penunjang jasa layanan pengujian, kalibrasi, dan litbang.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
51
Luasan gedung, peruntukan dan peralatan yang tersedia dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Kapasitas Ruangan dan Laboratorium
No. Ruangan Luas (M2)
Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan
1. Lab. Instrumental Lab. Limbah Padat dan B3
150 8 orang AAS 2 Jumlah contoh sekitar 306 buah / bulan
GC 2 Oil Containt Meter 1 TOC 1 Spektrofotometer 2 Electrical Balance 1 Destillation
Apparatus 1
Extractor 1 Evaporator 1 Oven 1 Flash Point Meter 1
2. Lab. Air dan Limbah Cair
150 8 Digital Buret 4 Jumlah contoh sekitar 300 buah / bulan
Neraca Analitik 2 Spektrofotometer 1 Oven 1 BOD Inkubator 1 Sample Storage 2 DO Meter 1
3. Lab. Biologi Lingkungan
80 4 Autoclave 1 Jumlah contoh sekitar 80 buah / bulan
Inkubator 2 Oven 1 Refrigerator 1 Laminar Air Flow 1 Colony Counter 1 Mikroskop 1 Planktonet 2 Saringan Bentos 2
4. Lab. Gas/Udara, Kebisingan dan Getaran
115 10 Gas analyzer 1 Jumlah contoh sekitar 100 buah / bulan
Neraca Analitik 2 Spektrofotometer 2 Bom Calorimeter 1 Vacum Pump/ Mini 5 Sound Level Meter 2 Vibration Meter 1 GPS (Global
Positioning Sistem) 2
Anemometer 1 Anemometer 1
5. Lab. Aneka Komoditi
251 16 AAS 2 Jumlah contoh sekitar 150
GC 2 Spektrofotometer 2
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
52
No. Ruangan Luas (M2)
Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan
Kjeltec Distillation Unit
1 buah / bulan
Falling Number 1 HPLC 1 Refraktometer 1 Polarimeter 1 Turbidimeter 1 Centrifuge 1 pH Meter 1 Conductometer 1 Oven 2 Oven Vakum 1 Tanur 2 Soklet (Fat
Extractor) 1
Centrifuge 1 Water Distillation
Purifier 1
Smoking Machine 1 Chamber 1 Neraca Analitik 5
6. Lab. Mikrobiologi 81 4 Water Bath 2 Jumlah contoh sekitar 40 buah / bulan
Laminar Air Flow 2 Incubator 3 Shoker Incubator 1 Incubator An Aerob 1 Autoclave Elec 1 Colony Counter 1 Mikroskop 1 Timbangan Analitis 1 Mixer Thermolyne 2 Loop Sterilizer 1 Cool Storage 2 pH Meter 1 An Aerob Gel 2 Centrifugal 1 Manipol 1 Hotplate 3
7. Lab. Furnitur (Mebel) dan Bahan Bangunan
102 2 Universal Machine 1 Jumlah contoh sekitar 15 buah / bulan
Caster Machine 1 Swifel machine 1 Mesin Uji Lentur 1 Mesin Press Beton 1 Oven 1 Tanur 1 Humidity Chamber 1 Mesin Aus Paving 1 Martindak Abrasion
Machine 1
Base Static Test 1
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
53
No. Ruangan Luas (M2)
Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan
Alat Uji Tekan 1 Mesin Ayak 1 Compressor Vakum 1 Compressor Tekan 1 Machine Bor
Tangan 1
Mesin Planer 1 Jangka Sorong 1 Roughness Tester 1 Alat Uji Daya Rekat 1
8. Lab. Kalibrasi 30 3 Termokopel 1 Jumlah contoh sekitar 6 buah / bulan
Anak Timbangan F1 1ml-200 gr
1
Termohigrometer 2 Neraca 200 gr 1 Neraca 400 gr 1
9. Lab. Litbang/Riset Lingkungan
78 1 Muffle Furnace 1 Peralatan untuk litbang, survey pasar dan pelatihan
Bio Oxidation Console
2
Six Unit Stirring Bar 2 Automatic Waste
Water Sampler 1
Unit Reverse Osmosis
1
Soil testing unit 1 10. Lab. Litbang/Riset
Proses Teknologi Industri
68 1 Timbangan 1 Peralatan untuk litbang, survey pasar dan pelatihan
Freeze Dry System 1 Alat untuk Susu
Powder 1
Press 1 Mixer 1 Penggorengan
Vakum 1
Timbangan Ohaus 1 Rotavapor 1 Timbangan Besar 1
11. Perpustakaan 90 3 Buku / Textbook 5560 Jurnal ilmiah
nasional 166
Jurnal ilmiah internasional
19
Buletin / majalah ilmiah lokal
89
Disertasi / skripsi / tesis
40
Laporan penelitian dari luar 151
Laporan penelitian intern
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
54
No. Ruangan Luas (M2)
Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan
12. Bengkel 70 3 Lathe machine (mesin bubut)
1
Frais machine (mesin press)
1
Mesin las 2 Mesin gerinda 1 Mesin gergaji besi 1 Mesin pemotong
besi 1
Genset 1 Bor 1
13. Kepala BBTPPI 42 1 Laptop 1 Komputer PC 1 Printer 1 Telephone 1 Fax 1
14. Bidang PJT 120 6 Komputer server 2 2 bh PC Pentium 3, 2 bh UPS rusak
Komputer PC 5 Laptop 2 UPS 4 Printer 2
15. Bidang Litbang 140 15 Laptop 2 Komputer PC 7 Printer 4 Telephone 1 UPS 1
16. Bidang Penilaian Kesesuaian
98 6 Laptop 2 Komputer PC 2 Printer 2 UPS 1
17. Bisqa 81 4 Laptop 1 Komputer PC 2 Printer 1
18. Brisema 42 19. Gedung Tata
Usaha 152 32 Komputer PC 15
Laptop 4 Printer 8 Telephone 2
20. Arsip 20 1 21. Gudang 84 2 Komputer PC 1
Printer 1 22. Show room 72 Alat hasil litbang 15 24. Garasi 126 3 Mobil roda 4 6 2 bh mobil
usianya > 19 th, 2 bh mobil usia 10 th
Mobil roda 6 1 Usia mobil 10 th
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
55
No. Ruangan Luas (M2)
Jumlah Personil Alat Jumlah Keterangan
25. Bangunan lain (Aula, Ruang rapat, selasar, dll)
3.201
Ruangan dan laboratorium yang dimiliki BBTPPI sangat mendukung
dalam pelaksanaan tupoksi, terutama dalam menunjang layanan jasa
pengujian/analisis produk. Hasil uji yang dikeluarkan oleh BBTPPI
yang akurat menambah kepercayaan pelanggan untuk melakukan
pengujian pencemaran/produknya di BBTPPI, namun peningkatan
permintaan layanan tersebut menyebabkan BBTPPI menghadapi
salah satu kendala diantaranya adalah keterlambatan dalam
penyelesaian pengujian contoh.
Lama waktu pengujian harus segera diatasi dan diantisipasi dengan
baik, mengingat kapasitas gedung yang terbatas dan sulitnya
membangun gedung baru, tanpa ada perbaikan manajemen, waktu
pengujian ini akan semakin lama sejalan dengan bertambahnya
jumlah contoh dan hal ini dapat berakibat beralihnya pelanggan ke
lembaga lain.
Untuk mengatasi hal itu, BBTPPI berupaya melakukan penjadwalan
pengujian atau memberlakukan 2 (dua) shift dalam bekerja. Pada shift
1 menggunakan SDM yang sudah ada sementara untuk shift 2
menggunakan tenaga outsourcing / honorer.
Mengingat terbatasnya RM, hal ini menjadi kendala dalam penyediaan
dana untuk pembayaran honor dan pengadaan tambahan peralatan
uji, sehingga jika dihubungkan dengan rencana BBTPPI menjadi BLU
diharapkan masalah ini dapat diatasi.
BBTPPI merencanakan membangun Sistem Informasi Laboratorium
(SIL) dan Sistem Informasi Pengadaan (SIP) untuk mempersingkat
waktu dalam penanganan contoh. SIL menangani proses informasi
pengujian contoh di laboratorium BBTPPI, dimana dalam
pembuatannya akan melibatkan pihak kedua (pembuat software) yang
pelaksanaannya dibantu oleh Programer dari Seksi Informasi.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
56
Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dengan
membangun Sistem Informasi Laboratorium diharapkan akan
mempersingkat waktu penyerahan hasil uji contoh dan mempermudah
pekerjaan pelaporan dan pendokumentasian data serta memudahkan
dokumentasi di laboratorium maupun saat pencetakan Laporan Hasil
Uji di bidang pengujian. SIP menangani proses informasi mengenai
persediaan barang di gudang, alat tulis kantor (ATK), persediaan
bahan kimia, dan sebagainya. Untuk mendukung beroperasinya SIL
dan SIP akan diadakan unit komputer berupa 1 unit server dan 8 unit
komputer untuk mendukung Aplikasi SIL dan SIP di laboratorium
BBTPPI.
Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan JPT BBTPPI
(2009) pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih
berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum
perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang diberikan
masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik. Umumnya
ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan pelayanan yang
diberikan adalah pada kecepatan pelayanan. Diharapkan dengan
efektifnya penggunaan SIL dan SIP ini dapat meningkatkan kecepatan
pelayanan jasa di BBTPPI sehingga pelayanan yang diberikan
semakin mendekati harapan pelanggan.
Dalam rangka mengatasi SDM yang memasuki masa persiapan
pensiun, BBTPPI akan melakukan sistem pengujian yang didukung
beberapa peralatan dengan sistem auto sampler yang bekerja cepat,
akurat, dan efisien karena sistem otomatisasi mengurangi kebutuhan
yang besar akan SDM. Peralatan yang ada di BBTPPI juga dapat
melayani beberapa pengujian kuantitatif dengan limit deteksi yang
rendah. Kapasitas BBTPPI tersebut perlu didukung oleh sarana
peralatan laboratorium berupa laboratorium layanan pengujian dan
kalibrasi yang secara bertahap harus terus ditingkatkan jumlah dan
kualitasnya.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
57
Sistem otomatisasi pada peralatan tersebut dapat membantu BBTPPI
dalam penyelesaian pengujian contoh dalam memenuhi kualifikasi
mutu produk. Namun BBTPPI harus senantiasa memperhatikan
masalah pemeliharaan peralatan tersebut mengingat kerusakan yang
terjadi pada peralatan dapat memperlambat penyelesaian proses
pengujian. Sejauh ini sebagian besar peralatan yang dimiliki BBTPPI
masih berjalan dengan baik, namun untuk kedepannya masalah
penyusutan peralatan tetap harus diperhatikan.
Perkembangan penambahan peralatan dan penunjangnya selama
tahun 2005 s.d. 2009 dapat dilihat pada Tabel 10. Penambahan
beberapa peralatan disebabkan meningkatnya kebutuhan pelanggan
akan jasa-jasa pelayanan dari BBTPPI, berkembangnya teknik
analisis, serta faktor penyusutan peralatan.
Tabel 10. Penambahan Peralatan Periode Tahun 2005 s/d 2009
No. Nama Alat Penambahan Alat Jumlah 2005 2006 2007 2008 2009 1. pH Meter 2 11 1 1 3 18 2. Muffle Furnace Thermolyne 1 - - - - 1 3. Genset 1 - - - - 1 4. Termokopel 1 10 1 - - 12 5. Oven 1 2 - - - 3 6. Neraca Analytical Digital 1 2 2 - - 5 7. BOD Incubator 1 - - - - 1 8. Refrigerator 1 4 - 2 - 7 9. Mixer 1 2 - 1 - 4
10. Hot Plate Stirrer 2 1 - - - 3 11. Hot Plate 1 - - - - 1 12. PC Unit 3 3 5 3 3 17 13. Printer 3 6 - 2 4 15 14. CPU 1 2 - 1 - 4 15. Monitor - 5 - - - 5 16. Mesin Bor - 1 - - - 1 17. Kompresor - 1 1 - - 2 18. Termohigrometer - 2 - - - 2 19. Centrifuge - 1 - - 1 2 20. Pompa Vakum - 1 1 - - 2 21. Loop Sterilyzer - 1 - - - 1 22. Cool Storage - 1 - 1 - 2 23. DO Meter - 1 - - - 1 24. Incubator - 1 - - - 1 25. Water Distillation Purifier - 1 - - - 1 26. Water Bath - 2 1 - - 3 27. Ultrasonic Cleaner - 1 - - - 1 28. Lap Top - 1 1 - - 2
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
58
No. Nama Alat Penambahan Alat Jumlah 2005 2006 2007 2008 2009 29. Press - 1 - 1 - 2 30. Anemometer - - 1 - - 1 31. AAS - - 1 - - 1 32. Bom Calorimeter - - 1 - - 1 33. Laminar Flow - - 1 - - 1 34. GC MS - - 1 - - 1 35. Flash Point meter - - 1 - - 1 36. Centrifugal Pump - - - 3 - 3
37. Autoclave - - - 1 - 1 Alat Hibah Audit Energy dari
Ditjend ILMTA :
38. Alat Ukur Arus Listrik (Clamp on Meter)
- - - - 2 2
39. Alat Ukur Gas (Combustion Efficiency)
- - - - 1 1
40. Alat Ukur Kecepatan Angin (Digital Anemometer)
- - - - 2 2
41. Alat Ukur Cahaya (Digital Luxmeter)
- - - - 1 1
42. Alat Ukur Suhu (Digital Thermometer)
- - - - 2 2
43. Alat Ukur Suhu (Infra Red Thermometer)
- - - - 2 2
44. Alat Ukur Arus Listrik (Power Meter)
- - - - 1 1
45. Alat Ukur Kebocoran Gas (Steam Trap Detector)
- - - - 1 1
46. Alat Ukur Kecepatan Putaran Suatu Benda (Tachometer/Stroboscope)
- - - - 1 1
47. Alat Ukur Kelembaban (Temperature Humidity Meter)
- - - - 1 1
48. Alat Ukur Arus Air (Ultrasonic Flowmeter)
- - - - 1 1
49. Alat Ukur Gambar (Thermal Imager)
- - - - 1 1
Dilihat pada Tabel 10, beberapa peralatan diperoleh melalui dana
Anggaran Biaya Tambahan (ABT) seperti pada tahun 2006.
Penerimaan ABT ini dapat membantu terutama dalam pengadaan alat
di luar rencana sebelumnya atau pagu untuk pengadaan alat yang
tidak mencukupi, hanya sistem ABT ini banyak resikonya dan peluang
untuk gagal besar karena waktu pengadaan yang terbatas.
BBTPPI masih membutuhkan UPS (Uninterrupted Power Supply)
mengingat peralatan-peralatan yang ada membutuhkan kestabilan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
59
dalam tegangan listrik untuk mengurangi risiko kerusakan peralatan
dalam rangka memperpanjang umur pakai alat dan mengurangi biaya
perbaikan.
Dalam rangka mendukung jasa pelayanan teknis secara profesional,
maka BBTPPI membutuhkan penelitian dan pengembangan yang
mendukung kemutakhiran teknologi. Kegiatan litbang tersebut sangat
didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di laboratorium
litbang/riset BBTPPI. Dengan adanya laboratorium litbang/riset,
BBTPPI dapat mengadakan berbagai kegiatan untuk kerjasama
penelitian dalam rangka pengembangan produk, perbaikan proses
maupun riset pasar termasuk pelatihan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki BBTPPI dirasakan belum mampu
menunjang kegiatan-kegiatan BBTPPI dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat industri. Oleh karena itu, dalam upaya terus
meningkatkan layanan ini, masih dibutuhkan dukungan anggaran RM
untuk pengadaan, pemeliharaan dan perawatannya.
B. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator sasaran,
guna mengukur apakah kegiatan yang dilakukan sudah mencapai sasaran
yang sesuai dengan program, kebijakan dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam mewujudkan visi dan misi BBTPPI. Target dan pencapaian kinerja
BBTPPI dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengukuran Kinerja Tahun 2009
Sasaran Kegiatan Indikator Satuan
Capaian Indikator Kinerja
Target Reali-sasi
Persen-tase
Terselenggaranya kegiatan litbang
Penelitian dan Pengembangan
Jumlah kegiatan litbang
Paket 10 10 10 100% 73% 73%
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan
60
Sasaran Kegiatan Indikator Satuan
Capaian Indikator Kinerja
Target Reali-sasi
Persen-tase
terapan dan RBPI yang berfokus pada teknologi pencegahan pencemaran
industri
Jumlah SDM yg menguasai tek.
pencegahan pencemaran
industri
Orang 12 12 100%
Jumlah litbang yg didesiminasikan
Paket 12 12 100%
Semakin berkembangnya Jasa Pelayanan
teknis
Penelitian dan Pengembangan
Jumlah kerjasama
litbang
MOU 10 8 80%
Pelatihan Teknik Operasional
Jumlah SDM industri yg dilatih
Orang 8 9 112,50%
Pengujian Bahan dan Produk
Jumlah contoh pengujian
Contoh 600 508 84,67%
Konsultasi Keteknikan
Jumlah perusahaan yg
dikonsultasi
MOU 3 3 100%
Standardisasi dan Pengawasan
Mutu Produk
Jumlah RSNI RSNI 6 6 100% Jumlah contoh
pengujian Contoh 90 44 48,89%
Kalibrasi Jumlah alat yg dikalibrasi
Unit 60 70 116,67%
Sertifikasi Jumlah perusahaan yg
disertifikasi
MOU 72 79 109,72%
Rancang Bangun dan
Perekayasaan Industri (RBPI)
Jumlah perusahaan yg
pesan alat
MOU 1 1 100,00%
Penanganan Pencemaran
Jumlah contoh pengujian
Contoh 1.700 1.787 105,12%
Berdasarkan data sampai dengan bulan September 2009, target total
penerimaan dari jasa layanan telah tercapai, namun per jenis layanan akan
bervariasi, dimana akan ada yang melebihi target dan ada juga yang tidak
mencapai target.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
61
BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN
A. Analisis TOWS
Organisasi hidup dalam suatu sistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi
tersebut perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan
strategisnya.
Tujuan kegiatan pencermatan lingkungan strategis adalah untuk memahami
peluang dan tantangan eksternal organisasi dan mengenali kekuatan dan
kelemahan internal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi
perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Demikian juga tentunya dengan BBTPPI, guna mempertahankan eksistensi
serta meningkatkan pelayanan yang lebih baik, perlu dilakukan analisis
lingkungan internal maupun eksternal yang difokuskan pada aspek layanan,
keuangan, SDM dan organisasi serta sarana dan prasarana. Analisis
lingkungan strategis tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
1. Analisis Lingkungan Internal
Berdasarkan analisis maka faktor-faktor internal yang mempengaruhi
pencapaian visi, misi dan tujuan BBTPPI adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan a) Aspek Layanan
1) Mempunyai pelanggan tetap.
BBTPPI mempunyai pelanggan tetap ± 550 untuk jasa
layanan pengujian, kalibrasi dan sertifikasi yang
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
62
secara rutin memanfaatkan jasa layanan yang ada di
BBTPPI. Pelanggan tetap tersebut berasal dari industri
maupun instansi pemerintah terutama di Jawa Tengah.
2) Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang
ditawarkan.
BBTPPI memiliki layanan “One Stop Services”
(layanan satu atap), sehingga memudahkan
pelanggan dalam perolehan sertifikat (SNI, Sistem
Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen
Lingkungan). BBTPPI mempunyai jasa layanan
sertifikasi yang didukung layanan pengambilan contoh,
layanan pengujian, kalibrasi, maupun pelatihannya.
Sebagai contoh lembaga-lembaga sertifikasi
(sertifikasi produk/ISO 9001/ISO 14001) yang
membutuhkan jasa pengujian, kalibrasi, dan pelatihan
maka semua jasa layanan tersebut bisa sekaligus
dilakukan di BBTPPI.
3) Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk
pelayanan pengujian dalam rangka monitoring
pencemaran lingkungan.
Laboratorium pengujian BBTPPI merupakan
laboratorium yang ditunjuk dalam rangka monitoring
pencemaran lingkungan oleh Kementrian Negara
Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
4) Mampu mengembangkan jenis layanan melalui
dukungan inovasi litbang.
Kegiatan Litbang di BBTPPI dilakukan secara rutin
dengan dana dari APBN. Penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan teknologi proses, pengembangan
produk dan bahan baku/bahan penolong,
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
63
pengembangan metode uji dan rancang bangun
perekayasaan industri. Hasil litbang ini akan
meningkatkan kemampuan BBTPPI dalam
memberikan jasa layanan. Penelitian dan
pengembangan teknologi pencegahan pencemaran
industri akan mendukung jasa layanan pelatihan dan
konsultansi.
5) Mampu melakukan layanan audit energi.
Dalam melaksanakan layanan audit energi kepada
pelanggan, BBTPPI mempunyai SDM dan peralatan
yang mampu melakukan identifikasi peluang bagi
pelanggan untuk melakukan penghematan
penggunaan energi.
b) Aspek Keuangan
1) Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun.
Realisasi PNBP setiap tahun selalu mengalami
peningkatan yakni pada tahun 2005 sebesar Rp 2,09
milyar dan pada tahun 2009 menjadi Rp 4,60 milyar.
Peningkatan ini didukung oleh layanan yang semakin
profesional, SDM yang berpengalaman, serta sarana
peralatan yang cukup memadai terutama untuk
layanan penanganan pencemaran.
2) Tarif jasa layanan kompetitif.
Dalam memberikan jasa layanannya, BBTPPI
memberlakukan tarif layanan yang relatif lebih murah
dan kompetitif dibanding dengan lembaga lain yang
sejenis disamping hasil pengujian yang akurat,
sehingga dapat meningkatkan jumlah pemakai jasa
layanan pengujian BBTPPI.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
64
3) Adanya dukungan anggaran dari APBN.
Anggaran BBTPPI selain bersumber dari PNBP juga
dari Rupiah Murni (RM). RM tersebut digunakan untuk
pembayaran 1) Belanja Pegawai, 2) Belanja Barang,
3) Belanja Modal. Dengan adanya dukungan dari RM,
pengadaan peralatan JPT yang relatif mahal dan
belanja pegawai dapat terpenuhi.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Memiliki SDM berkompeten.
BBTPPI dalam melaksanakan JPT didukung oleh SDM
yang memiliki kompetensi serta latar belakang
pendidikan formal dan non-formal yang mendukung
pelaksanaan tupoksi.
2) Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru.
Dalam pembinaan karier pegawai BBTPPI telah
menggunakan sistem pola karir sesuai dengan
Permenperin No. 91/M-IND/PER/11/2007 tentang
pedoman mutasi jabatan dan pengembangan karir
pegawai Departemen Perindustrian. Dengan adanya
pola karir tersebut diharapkan mampu membentuk
pribadi yang disiplin dan profesional sehingga dapat
mendorong peningkatan kinerja pegawai.
3) Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian, kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional. Tata kelola untuk layanan sertifikasi ISO 9001 oleh
BISQA dan untuk layanan sertifikasi ISO 14000 oleh
BRISEMA telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC
17021:2006. Tata kelola untuk layanan pengujian oleh
Lab. Uji dan untuk layanan kalibrasi oleh Lab. Kalibrasi
telah terakreditasi oleh KAN sesuai ISO/IEC
17025:2005. Tata kelola untuk layanan sertifikasi
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
65
produk oleh LSPro-BBTPPI telah terakreditasi oleh
KAN sesuai ISO/IEC Guide 65:1996.
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Lokasi BBTPPI yang strategis.
Lokasi BBTPPI terletak di tengah kota dan mudah
dijangkau, sehingga memudahkan pelanggan untuk
memperoleh jasa layanan yang dibutuhkan.
2) Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses.
Laboratorium BBTPPI memiliki peralatan yang lengkap
baik untuk pengujian, kalibrasi, maupun peralatan
proses. Kelengkapan ini memberikan dukungan bagi
kelancaran pelayanan kepada pelanggan BBTPPI.
3) Memiliki website.
BBTPPI memiliki website dengan alamat
http://www.bbtppi.org/ yang memudahkan pelanggan
untuk mengakses jasa pelayanan teknis yang dapat
diberikan oleh BBTPPI.
b. Kelemahan a) Aspek Layanan
1) Waktu penyelesaian layanan yang lama.
Penyelesaian layanan pengujian tidak tepat waktu dan
memerlukan waktu yang lama dikarenakan jumlah
contoh yang semakin banyak dan bervariasi baik
komoditas maupun parameter uji, sedangkan
kapasitas sarana dan prasarana serta SDM cenderung
menurun.
2) Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup
sertifikasi belum terakreditasi seluruhnya.
BBTPPI mempunyai laboratorium terakreditasi yang
mampu melakukan pengujian (komoditas SNI wajib
dan pencemaran) namun belum untuk seluruh
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
66
parameter; laboratorium kalibrasi terakreditasi yang
mampu melakukan kalibrasi peralatan dan mesin
namun dengan lingkup yang terbatas; dan lembaga
sertifikasi terakreditasi namun dengan lingkup yang
terbatas.
3) Belum diterapkannya teknologi informasi secara
optimal.
Teknologi informasi belum diterapkan secara optimal
pada setiap jenis layanan sehingga kurang
mendukung layanan yang cepat tanggap dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan.
4) Lemahnya networking/jejaring kerjasama.
Dalam memberikan jasa layanan teknis yang
komprehensif sesuai kebutuhan pelanggan, BBTPPI
belum memiliki jejaring yang efektif dengan
lembaga/institusi yang komplementer.
5) Pemasaran belum efektif.
Kegiatan pemasaran yang menawarkan jasa layanan
teknis BBTPPI termasuk survei kebutuhan pelanggan
belum dilakukan secara efektif, sehingga belum
diperoleh data yang lengkap mengenai jenis layanan
yang dibutuhkan pelanggan.
b) Aspek Keuangan
1) Pendapatan PNBP belum proporsional.
Adanya kenaikan pagu yang sudah mempunyai
pelanggan tetap seperti pengujian, kalibrasi dan
sertifikasi dibandingkan jasa layanan lainnya
menyebabkan tidak semua target penerimaan tercapai
karena terbatasnya pagu penggunaan yang
dialokasikan sehingga pendapatan PNBP belum
proporsional.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
67
2) Perencanaan anggaran belum efektif.
Perencanaan pengalokasian belanja sering tidak tepat,
sehingga harus dilakukan revisi anggaran sedangkan
revisi anggaran membutuhkan waktu yang lama.
3) Biaya investasi/pemeliharaan terbatas.
BBTPPI menghadapi kendala memenuhi kebutuhan
investasi dan pemeliharaan yang semakin meningkat
sejalan dengan meningkatnya layanan, namun pagu
yang disediakan terbatas.
4) Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam
waktu yang relatif singkat.
Tarif yang digunakan sekarang mengacu kepada tarif
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No 63 tahun 2007 tentang jenis dan tarif atas jenis
PNBP yang berlaku pada Departemen Perindustrian,
mulai diterapkan pada awal tahun anggaran 2008.
Pada saat terjadi perubahan nilai tukar dollar, inflasi,
adanya jenis layanan baru, dan sebagainya, seringkali
tarif yang digunakan sudah tidak sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya dan karena ditetapkan
dengan peraturan pemerintah, tarif tersebut tidak bisa
direvisi dalam waktu yang relatif singkat.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan
iptek terbatas.
Terbatasnya kesempatan SDM mengikuti
perkembangan iptek dikarenakan keterbatasan
anggaran. Hal ini mengakibatkan kaderisasi untuk
menggantikan posisi yang membutuhkan keahlian
tertentu memerlukan waktu yang lama, karena SDM
yunior memiliki pengalaman yang terbatas.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
68
2) Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum
terencana dengan baik.
Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum
terencana dengan baik di dalam menangani beban
kerja, sehingga waktu tunggu pelaksanaan jasa
layanan semakin meningkat.
3) Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum
dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.
Agar implementasi ISO/IEC 17025, ISO/IEC 17021
dan ISO/IEC Guide 65 lebih efektif, maka fungsi mutu,
teknis dan administratif dilaksanakan sesuai struktur
organisasi berdasarkan Peraturan Menteri
Perindustrian RI Nomor : 47/M-IND/PER/6/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja BBTPPI.
4) Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian
dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang
berlaku secara nasional/internasional.
Pranata litbang BBTPPI belum diakreditasi oleh
Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan
Pengembangan (KNAPPP) untuk menunjang seluruh
kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu
layanan.
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.
pengujian dan kalibrasi.
Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.
pengujian dan kalibrasi mengakibatkan kendala dalam
melayani kebutuhan pelanggan yang semakin
meningkat.
2) Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana
dengan baik.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
69
Pemeliharaan sarana dan prasarana BBTPPI belum
terencana dengan baik karena pemeliharaan masih
bersifat perbaikan dan belum merupakan
pemeliharaan preventif yang mendukung utilisasi
sarana dan prasarana secara optimal.
3) Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung
jasa layanan.
Agar pelaksanaan pekerjaan di lingkungan BBTPPI
menjadi lebih cepat dan sistematis sehingga dapat
memberikan layanan yang lebih baik, BBTPPI perlu
mengembangkan sistem informasi yang meliputi
antara lain : SIL (Sistem Informasi Laboratorium),
SIKAL (Sistem informasi Kalibrasi), SIS (Sistem
Informasi Sertifikasi), dan SIP (Sistem Informasi
Persediaan) termasuk infrastruktur jaringan.
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal juga dilakukan dengan
mempertimbangkan 4 Aspek yaitu : Aspek Layanan, Aspek Keuangan,
Aspek SDM dan Organisasi dan Aspek Sarana dan Prasarana.
Berdasarkan analisa, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh dan
perlu dicermati dengan seksama adalah sebagai berikut:
a. Peluang
a) Aspek Layanan
1) Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan
pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan
energi di industri relatif besar.
Potensi pasar yang ada relatif masih besar
sehubungan dengan kebutuhan industri akan
penanganan dan pencegahan pencemaran industri
dan pengelolaan energi di industri. Saat ini pasar yang
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
70
sudah digarap masih terkonsentrasi di provinsi Jawa
Tengah, sehingga masih terbuka peluang di tingkat
nasional.
2) Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang pesat.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
memungkinkan "delivery" jasa layanan teknis dapat
dipercepat sehingga memberikan peluang dalam
meningkatkan jasa layanan teknis BBTPPI.
3) Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat
Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat
memaksa industri mengurangi, mengolah dan
mendaur ulang limbahnya yang akan menumbuhkan
kebutuhan untuk jasa layanan teknis seperti :
konsultansi dan sertifikasi sistem lingkungan serta
litbang, RBPI dan konsultasi terkait green production
technology, perencanaan IPAL dlsb.
4) Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib.
Dengan adanya kebijakan SNI wajib maka
diperkirakan kegiatan BBTPPI yang berhubungan
dengan layanan pengujian, sertifikasi dan kalibrasi
akan semakin meningkat. Disamping itu BBTPPI
berperan serta di dalam mendukung kebijakan industri
nasional dalam pengawasan produk melalui layanan
pengujian.
b) Aspek Keuangan
1) Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU).
Adanya kebijakan dari Pemerintah mengenai
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-
BLU) yang lebih memberikan keleluasaan dalam
merencanakan dan menggunakan pagu anggaran
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
71
PNBP sehingga BBTPPI dapat memberikan layanan
maksimal dengan jumlah pelanggan yang lebih
banyak.
2) Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat.
Pembiayaan yang bersumber dari RM cenderung
semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga
semakin mendukung alokasi anggaran pengadaan
peralatan untuk jasa layanan terkait dengan
pemberlakuan SNI wajib serta untuk kegiatan litbang
sesuai fokus yang diprioritaskan.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi.
Kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sangat
terbuka baik melalui diklat-diklat maupun program bea
siswa S2 dan S3. yang didanai oleh BPPI atau pihak
lain.
2) Berkembangnya sertifikasi profesi.
Sertifikasi profesi sangat mendukung pengembangan
SDM berbasis kompetensi sehingga BBTPPI dapat
memberikan jasa layanan teknis yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja
yang telah ditetapkan.
3) Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk
meningkatkan kinerja.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja SDM
dilakukan dengan melakukan reformasi birokrasi
melalui penempatan SDM sesuai kompetensinya
dengan sarana & prasarana yang memadai untuk
meningkatkan layanan prima.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
72
4) Tersedianya berbagai jabatan fungsional.
Ketersediaan berbagai jabatan fungsional seperti
peneliti, perekayasa, penguji mutu barang, pranata
komputer akan sangat mendukung pengembangan
karir bagi SDM BBTPPI.
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses.
BBTPPI dapat melakukan kerjasama dengan industri
DN/LN menggunakan peralatan proses yang tersedia
untuk melakukan uji coba produksi, pengembangan
produk/bahan baku/bahan penolong, perbaikan mutu,
formulasi produk, market riset, efisiensi proses,
standardisasi proses dan produk, dan lain sebagainya.
2) Adanya program bantuan dari DN/LN.
Terbukanya lembaga/institusi baik dalam negeri
maupun luar negeri yang bisa memberikan bantuan
peralatan seperti ABT, kerjasama luar negeri.
3) Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test).
BBTPPI belum memiliki peralatan uji cepat seperti
untuk penetapan kadar air, parameter pada
mikrobiologi dan parameter pada AMDK yang dapat
mendukung kecepatan penyelesaian pengujian.
b. Ancaman
a) Aspek Layanan
1) Adanya lembaga layanan sejenis.
Keberadaan lembaga layanan yang sejenis baik
nasional termasuk perguruan tinggi maupun
internasional terutama di tingkat ASEAN yang
memberikan layanan sejenis dengan jasa layanan
BBTPPI akan berpotensi sebagai pesaing dan dapat
meningkatkan persaingan yang ketat.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
73
2) Perkembangan iptek yang cepat.
Perkembangan teknologi pencegahan pencemaran
industri, nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan,
'green production' sangat cepat sehingga BBTPPI
perlu meningkatkan kemampuannya untuk mengejar
ketertinggalan tersebut guna mendorong peningkatan
daya saing industri melalui upaya pelestarian
lingkungan.
3) Tuntutan pelanggan akan layanan prima.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan
pemahaman pelanggan tentang mutu layanan, maka
akan mengakibatkan tuntutan pelangggan terhadap
layanan prima.
b) Aspek Keuangan
1) Tingkat inflasi.
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, tarif yang ada untuk
jasa pelayanan teknis akan tidak sesuai lagi dengan
kondisi riil.
2) Nilai tukar Rupiah.
Bahan kimia, peralatan, suku cadang dan standar
yang digunakan untuk pengujian sebagian besar
masih di impor sehingga nilai tukar rupiah yang
melemah mengakibatkan membengkaknya jumlah
rupiah yang dibutuhkan, kondisi ini akan meningkatkan
anggaran yang dibutuhkan dan dampak lain yang
dapat ditimbulkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah
ini adalah pengadaan barang atau bahan menjadi
batal atau terhambat.
3) Investasi Sektor Industri menurun.
Pertumbuhan industri akan berpengaruh sangat
signifikan kepada jasa layanan BBTPPI. Apabila
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
74
investasi sektor industri menurun akan berdampak
negatif pada perkembangan jasa layanan BBTPPI.
c) Aspek SDM dan Organisasi
1) Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung
cepat.
Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung
cepat akibat globalisasi menuntu organisasi yang
memberikan layanan harus responsif, cepat bereaksi
dan 'cost-effective' agar dapat bersaing dan
'sustainable' sesuai tuntutan perubahan.
2) Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi
tenaga lab.
Adanya Kebijakan dalam Pengadaan CPNS bahwa
Formasi CPNS pendidikan terendah adalah D3 keatas.
Sementara ini BBTPPI membutuhkan lebih banyak
tenaga Laboratorium yang berasal dari lulusan
Sekolah Menengah Analis Kimia yang sesuai dengan
tuntutan pekerjaannya.
d) Aspek Sarana dan Prasarana
1) Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga
pesaing.
Lembaga atau lab sejenis yang memiliki peralatan
lebih mutakhir berpotensi menarik pelanggan BBTPPI.
2) Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan
proses yang cepat.
Perkembangan IPTEK yang cepat akan mempercepat
siklus hidup peralatan sehingga peralatan yang
tersedia sekarang tidak sesuai lagi dengan tuntutan
memberikan pelayanan prima.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
75
3) Ketidaksinambungan pasokan suku cadang.
Sebagian peralatan yang digunakan di BBTPPI sudah
tergolong lama namun masih layak dioperasikan.
Beberapa suku cadang yang dibutuhkan sulit
ditemukan di pasaran karena produsen tidak
memproduksi lagi sehingga perlu re-investasi untuk
peralatan yang baru.
B. Penentuan Strategi Setiap Aspek Berdasarkan Matrik Internal-Eksternal
Untuk menentukan posisi masing-masing layanan pada matrik strategi,
dilakukan skoring terhadap masing-masing faktor internal dan eksternal,
sehingga didapat posisi Layanan, Keuangan, SDM dan Organisasi serta
Sarana dan Prasarana seperti terlihat pada Tabel 12-14 di bawah ini.
Tabel 12. Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi
ASPEK LAYANAN Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan
1. Mempunyai pelanggan tetap. 0,16 3 0,48 2. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang
ditawarkan. 0,16 4 0,64
3. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan pengujian dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan.
0,12 4 0,48
4. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang.
0,06 2 0,12
5. Mampu melakukan layanan audit energi. 0,06 3 0,18 Faktor Kelemahan
1. Waktu penyelesaian layanan yang lama. 0,14 4 0,56 2. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi
belum terakreditasi seluruhnya. 0,14 3 0,42
3. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. 0,06 2 0,12 4. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. 0,02 2 0,04 5. Pemasaran belum efektif. 0,08 3 0,24
Jumlah 1,00 3,28 Faktor Peluang
1. Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar.
0,20 4 0,80
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat.
0,07 4 0,27
3. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat 0,17 4 0,67
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
76
ASPEK LAYANAN Bobot Rating Skor 4. Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. 0,10 4 0,40
Faktor Ancaman 1. Adanya lembaga layanan sejenis. 0,13 2 0,27 2. Perkembangan iptek yang cepat. 0,10 2 0,20 3. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. 0,23 4 0,93
Jumlah 1,00 3,53
Tabel 13 : Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi
ASPEK KEUANGAN Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan
1. Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. 0,15 3 0,44 2. Tarif jasa layanan kompetitif. 0,15 4 0,59 3. Adanya dukungan anggaran dari APBN. 0,19 3 0,56
Faktor Kelemahan 1. Pendapatan PNBP belum proporsional. 0,04 1 0,04 2. Perencanaan anggaran belum efektif. 0,15 1 0,15 3. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. 0,26 4 1,04 4. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam
waktu yang relatif singkat. 0,07 3 0,22
Jumlah 1,00 3,04 Faktor Peluang
1. Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). 0,33 4 1,33 2. Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. 0,27 4 1,07
Faktor Ancaman 1. Tingkat inflasi. 0,13 2 0,27 2. Nilai tukar rupiah. 0,07 2 0,13 3. Investasi sektor industri menurun. 0,20 2 0,40
Jumlah 1,00 3,20
Tabel 14 : Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik strategi
ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Kekuatan
1. Memiliki SDM berkompeten. 0,25 4 1,00 2. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. 0,17 4 0,67 3. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian,
kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional.
0,13 3 0,38
Faktor Kelemahan 1. Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan
iptek terbatas. 0,17 3 0,50
2. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik.
0,21 4 0,83
3. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.
0,04 4 0,17
4. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional.
0,04 2 0,08
Jumlah 1,00 3,63
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
77
ASPEK SDM DAN ORGANISASI Faktor Peluang
1. Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. 0,19 4 0,76 2. Berkembangnya sertifikasi profesi. 0,10 3 0,29 3. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan
kinerja. 0,29 3 0,86
4. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. 0,05 3 0,14 Faktor Ancaman
1. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat.
0,19 2 0,38
2. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga lab.
0,19 2 0,38
Jumlah 1,00 2,81
Tabel 15 : Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik Strategi
ASPEK SARANA DAN PRASARANA Bobot Rating Skor Faktor Kekuatan
1. Lokasi BBTPPI yang strategis. 0,14 3 0,43 2. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. 0,24 4 0,95 3. Memiliki website. 0,05 3 0,14
Faktor Kelemahan Bobot Rating Skor 1. Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.
pengujian dan kalibrasi. 0,29 4 1,14
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana dengan baik.
0,19 3 0,57
3. Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa layanan.
0,10 3 0,29
Jumlah 1,00 3,52 Faktor Peluang
1. Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. 0,10 4 0,38 2. Adanya program bantuan dari DN/LN. 0,10 3 0,29 3. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test). 0,14 3 0,43
Faktor Ancaman 1. Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga
pesaing. 0,29 2 0,57
2. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses yang cepat.
0,24 3 0,71
3. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang. 0,14 3 0,43 Jumlah 1,00 2,81
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
78
Hasil dari pembobotan untuk setiap aspek tersebut nilainya adalah sebagai
berikut:
NO. ASPEK SIMBOL SKOR
1. Layanan ♥ 3,28 – 3,53
2. Keuangan ♦ 3,04 – 3,20
3. SDM dan Organisasi ♣ 3,63 – 2,81
4. Sarana dan Prasarana ♠ 3,52 – 2,81
Nilai tersebut bila disajikan pada matrik IE dapat dilihat pada gambar 1 di
bawah ini:
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Total IFE Tertimbang
4 Kuat 3 Rata-rata 2 Lemah 1
Tota
l EFE
Ter
timba
ng
1R
enda
h2
Sed
ang
3Ti
nggi
♥
♦
♣♠
Grow & build
Hold & maintain
Harvest & divest
Gambar 2. Matrik Internal dan Eksternal.
I, II, IV Strategi pembangunan dan pertumbuhan (intensif dan
integratif)
III, V, VII Strategi bertahan
VI, VIII, IX Strategi panen dan pengurangan investasi (divestasi)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
79
Posisi dan strategi untuk aspek Layanan, Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana.
Berdasarkan analisa matrik internal-eksternal terhadap aspek Layanan,
Keuangan, SDM & Organisasi, dan Sarana & Prasarana BBTPPI berada
pada posisi kuadran I dan IV yaitu pada strategi pembangunan dan
pertumbuhan, maka untuk meningkatkan layanan diperlukan langkah-
langkah strategi intensif dan strategi integratif setiap jenis layanan dengan
meningkatkan mutu dan jenis layanan yang diberikan. Strategi intensif
dapat dilakukan melalui intensifikasi promosi atau penetrasi pasar untuk
setiap jenis layanan jasa teknis dalam rangka mempertahankan pelanggan
tetap dan menarik pelanggan baru secara terus menerus serta peningkatan
kapasitas sarana dan prasarana BBTPPI dengan melakukan penambahan
peralatan modern yang mendukung layanan lebih cepat dan akurat. Strategi
integratif dilakukan melalui pelayanan one stop services.
C. TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi
Dalam menentukan dan memilih strategi operasional perlu disusun TOWS
matrik dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, sehingga
dapat diidentifikasi Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T dan Strategi W-
T sebagaimana dapat dilihat pada TOWS Matrix Lampiran V.
Setelah teridentifikasi semua strategi operasional, selanjutnya perlu
dilakukan pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan Visi, Misi, dan
nilai-nilai yang dianut oleh BBTPPI. Hasil skoring terhadap masing-masing
strategi dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16. Pemilihan Strategi
No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Strategi S-O
1. Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU
4 3 2 1 4 3 3 2 1 23
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
80
No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 2. Membangun jejaring kerja untuk
kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait
4 4 2 2 4 4 3 3 2 28
3. Pemanfaatan sarana kerja 4 4 2 2 4 4 3 3 2 28 4. Optimalisasi tawaran bantuan dan
kerjasama 4 3 3 2 3 2 1 2 1 21
5. Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier
2 2 2 1 3 2 3 2 1 18
6. Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM
2 2 1 1 3 3 2 2 1 17
7. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT
4 3 4 3 3 3 3 2 2 27
8. Mempromosikan Jasa Audit Energi 2 3 1 1 2 1 1 1 1 13 9. Memperdalam kemampuan
kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan
4 3 4 3 3 3 3 2 2 27
10. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional
4 3 2 4 4 2 3 2 1 25
11 Pengembangan kemampuan layanan 3 4 4 3 3 3 2 2 2 26 12 Peningkatan kualitas Layanan 4 3 2 1 4 3 3 2 1 23 Strategi W-O
1. Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis
2 3 2 1 3 1 2 1 1 16
2. Memelihara peralatan lab proses 2 3 2 2 3 2 1 1 1 17 3. Memanfaatkan program bantuan
untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI
3 3 3 1 3 1 2 1 1 18
4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI
4 3 4 3 3 3 3 2 2 27
5. Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil
3 2 1 1 3 2 2 1 1 16
6. Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi
2 2 1 1 3 1 1 2 1 14
7. Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi
3 3 2 1 3 2 1 3 1 19
8. Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran
3 2 2 1 3 1 1 1 1 15
9. Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi
3 2 2 1 3 2 2 1 1 17
10. Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif
2 2 1 1 2 2 1 1 1 13
11. Investasi peralatan prioritas yang mutakhir
3 4 4 3 3 3 2 2 2 26
12. Peningkatan Usaha Marketing yang agresif
2 2 1 1 2 1 1 1 1 12
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
81
No. Strategi Visi Misi Nilai-Nilai Total 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Strategi S-T
1. Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri.
2 3 1 1 2 1 1 1 1 13
2. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III
2 3 2 2 3 2 2 1 1 18
3. Selektif dalam memilih pemasok pelatanan
2 3 2 1 2 1 1 1 1 14
4. Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan
3 2 1 1 3 2 2 1 1 16
5. Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja
3 3 2 2 3 2 1 1 1 18
6. Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian
2 3 2 1 3 1 2 1 1 16
7. Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun
3 2 1 1 2 1 2 1 1 14
Strategi W-T 1. Efisiensi penggunaan anggaran
berdasarkan prioritas 2 3 1 1 2 1 1 1 1 13
2. Mengurangi frekuensi promosi jasa pengujian
2 2 1 1 2 2 2 1 1 14
3. Pengadaan peralatan rapid test 2 4 2 2 3 2 1 1 1 18 4. Menyusun rencana pemeliharaan alat 3 3 2 1 3 2 1 1 1 17 5. Mengembangkan kerjasama dengan
lembaga sejenis. 3 3 2 1 3 2 1 1 1 17
6. Memperbaiki kinerja pelayanan secara berkesinambungan
4 2 2 4 3 3 3 1 1 23
7. Reformasi birokrasi dengan penerapan skema PK-BLU
4 3 2 1 3 2 2 3 1 21
8. Penyusunan SOP konsultansi dan sertifikasi
2 3 2 1 4 3 2 3 1 21
Rating: Nilai 4 : Berpengaruh Sangat besar 3 : Berpengaruh Besar 2 : Berpengaruh Cukup 1 : Berpengaruh Tidak Banyak
D. Strategi Terpilih
Berdasarkan hasil skoring terhadap berbagai strategi alternatif pada Tabel
16 di atas, maka ditetapkan 8 (delapan) strategi terpilih yang memiliki skor
tertinggi adalah sebagai berikut:
1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi
Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
82
Untuk menghubungkan kemampuan BBTPPI di bidang jasa layanan
teknis, di satu sisi dengan masyarakat sebagai pengguna jasa di sisi
lain, diperlukan media dan strategi yang mampu mempertemukan
keduanya dalam jejaring kerjasama yang saling menguntungkan.
2) Pemanfaatan sarana kerja
BBTPPI memiliki fasilitas peralatan proses yang cukup memadai dan
belum dimanfaatkan secara optimal oleh BBTPPI, oleh karena itu
membangun kerjasama dalam pemanfaatan alat proses yang berada
di Lab Proses oleh industri pangan akan memberikan manfaat yang
bersifat kerjasama yang saling menguntungkan.
3) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan
litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi
lingkungan
BBTPPI telah menetapkan kompetensi inti di bidang teknologi produksi
bersih dan bioteknologi lingkungan yang sejalan pula dengan salah
satu tugas pokok dan fungsi BBTPPI di bidang litbang teknologi
pencegahan pencemaran industri. Bahwa dengan mempertimbangkan
kemampuan SDM yang dimiliki dan terbukanya kesempatan untuk
mengembangan kompetensi inti, serta masih tingginya potensi pasar
pada kegiatan litbang maka strategi memperdalam kemampuan
kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan yang inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat menjadikan sesuatu yang harus
direspon oleh BBTPPI. Selain itu kegiatan litbang yang berhasil dan
bermutu baik pada dasarnya akan mendukung setiap jasa layanan
yang dikembangkan BBTPPI seperti kegiatan pengujian, RBPI dan
pelatihan SDM industri sehingga jasa layanan teknis akan semakin
berkembang.
4) Penetrasi dan Pengembangan Pasar JPT
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengalaman, memperluas dan
memantapkan posisi BBTPPI di pasar tertentu. Dengan demikian
harga jual yang diterapkan sangat bersaing (mungkin sedikit lebih
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
83
rendah dibandingkan pesaing). Utamanya adalah masuk dulu di
pasar/pelanggan potensial baru setelah itu meraih keuntungan.
5) Merencanakan Training bagi SDM BBTPPI
Program pelatihan dan pendidikan yang diikuti harus diseleksi betul
agar sesuai dengan kebutuhan BBTPPI dan proyeksi kebutuhan pasar
terhadap bidang keahlian/kompetensi di masa mendatang. Hal ini
untuk menghindari pemborosan investasi. Untuk itu, secara periodik,
misal 2(dua) tahun sekali, perlu dilakukan analisa kebutuhan pelatihan
(training need assessment) yang mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
apa saja yang diperlukan bagi tenaga alhi dan peneliti untuk
meningkatkan keahlian dan kompetensinya, sesuai dengan lingkup
bisnis inti BBTPPI.
6) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan layanan, maka strategi yang
dapat ditempuh adalah melalukan upaya secara sistematis dan
terprogram dalam meningkatkan kapasitas peralatan. Peningkatan
kapasitas peralatan ini harus diprioritaskan pada layanan pengujian,
penanganan pencemaran dan audit energi yang potensial dalam
meningkatkan pendapatan.
7) Pengembangan Kemampuan Layanan
Ditujukan pada Pengembangan dan sosialisasi paradigma baru
menjadi organisasi litbang yang handal dan terkemuka, serta
berorientasi pada pasar (outward looking). Disamping itu perlu
dibangun budaya organisasi (corporate culture) yang ber-etika
professional, dan berintegritas tinggi. Serta menyusun dan
mengembangkan sistem dan prosedur kerja, petunjuk teknis dan
pelaksanaan organisasi yang jelas dan lugas
8) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri
Nasional.
Sebagai instansi Pemerintah dan unit pelaksana teknis dari Badan
Litbang Industri (BPPI), maka BBTPPI memiliki kewajiban untuk
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab IV. Analisis Lingkungan
84
menjalankan Kebijakan Industri Nasional serta memberikan
dukungannya terhadap kebijakan litbang yang ditetapkan oleh BPPI
dengan fokus pada nanoteknologi dan bioteknologi lingkungan serta
litbang terapan yang mendukung energi baru dan terbarukan serta
pelestarian lingkungan dalam upaya membangun kompetensi inti
daerah. Sehubungan dengan itu BBTPPI harus mengambil peran
dalam menjalankan kegiatan litbang tersebut sesuai dengan
kapabilitas yang dimiliki, dalam koridor tugas pokoknya di bidang
teknologi pencegahan pencemaran industri.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
85
BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN
A. Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI
Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi BBTPPI maka perlu disusun
Rencana Strategis Bisnis untuk lima tahun kedepan (2010-2014) yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Visi
Visi merupakan potret masa depan BBTPPI yang dicita-citakan yaitu :
“Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk
litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan
pencemaran industri.”
2. Misi
Misi merupakan tugas atau peran yang diemban oleh BBTPPI yaitu :
1) Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan
industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan
berwawasan lingkungan
2) Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman
teknologi pencegahan pencemaran industri secara
berkesinambungan untuk mendukung pembangunan industri
yang berwawasan lingkungan.
3) Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan
kebijakan pembangunan industri nasional.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
86
3. Nilai-Nilai
Nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar
pelaksanaan tugas berjalan secara optimal dan sesuai dengan yang
diinginkan adalah :
1) Pelayanan Prima
Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan
harus selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya
(internal dan eksternal) sesuai standar mutu layanan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2) Inovatif
Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru
dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek
teknologi maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan
mampu meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan.
3) Kerjasama
Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara
para pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau
masalah secara bersama dengan melakukan koordinasi dan
sinkronisasi serta komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih
pekerjaan atau tidak jelas siapa mengerjakan apa. Secara
eksternal kerjasamapun harus dibangun dengan seluruh
stakeholder (pemerintah, industri, lembaga sejenis, perguruan
tinggi, LSM dll).
4) Integritas
Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya.
5) Kepemilikan
Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki
BBTPPI sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
87
tanggung jawab personal untuk pencapaian kepuasan
pelanggan dan sasaran Balai.
4. Tujuan
Dengan memperhatikan potensi dan kendala untuk mencapai Visi dan
Misi yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1) Meningkatkan Jasa Pelayanan Teknis melalui pelayanan
prima.
Jasa Pelayanan Teknis yang dapat diberikan oleh Balai harus
ditingkatkan guna memenuhi permintaan pelanggan yang
semakin bervariasi dan meningkat sesuai kebutuhannya, dan
pelayanan tersebut harus prima agar dapat bersaing.
Standar Pelayanan Minimum yang harus dapat dipenuhi oleh
BBTPPI diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
163/M-IND/PER/11/2009, tanggal 30-11-2009.
2) Meningkatkan kemampuan layanan BBTPPI bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri.
Peran litbang sangat penting dalam mendukung perkembangan
industri yang berwawasan lingkungan, oleh karena itu kerjasama
litbang dengan industri harus terus di kembangkan dan
ditingkatkan melalui penguasaan teknologi yang inovatif dan
dapat meningkatkan daya saing serta nilai tambah.
3) Mendukung tercapainya target pertumbuhan industri
nasional.
Peran Balai dalam mendukung kebijakan pemerintah perlu terus
ditingkatkan, utamanya untuk penerapan standar dan
pengembangan kompetensi inti daerah.
5. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang lebih spesifik, terukur,
dapat dicapai, berorientasi kepada hasil serta ada rentang waktunya.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
88
Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dapat
dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase
No. Sasaran Indikator Sasaran
Rencana Tingkat Capaian 2010 2011 2012 2013 2014
1. Meningkatnya Jasa Pelayanan Teknis *)
PNBP 20% 20% 20% 20% 20%
2. Meningkatnya kompetensi SDM jasa layanan teknis
Orang 20% 40% 60% 80% 100%
3. Meningkatnya jangkauan pasar
Lokasi pelanggan
20% 40% 100% 100% 100%
4. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana litbang serta pelayanan teknis
Kapasitas layanan
50% 60% 70% 80% 90%
5. Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi pencegahan pencemaran industri.
Paket teknologi
50% 50% 75% 75% 100%
6. Meningkatnya kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional.
Paket 20% 40% 50% 60% 70%
Keterangan : *) peningkatan prosentase sebesar 20 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
6. Strategi
Berdasarkan hasil Analisis TOWS yang kemudian dilakukan
pembobotan maka dihasilkan delapan strategi terpilih sebagai berikut:
1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi
Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.
2) Pemanfaatan sarana kerja.
3) Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.
4) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan
litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan
bioteknologi lingkungan.
5) Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.
6) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.
7) Pengembangan kemampuan layanan.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
89
8) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan
industri nasional.
7. Kebijakan
Pada dasarnya kebijakan adalah ketentuan-ketentuan atau langkah
yang akan ditempuh dalam rangka mencapai sasaran, tujuan, misi dan
visi, dan ditetapkan oleh pimpinan unit (Kepala BBTPPI) untuk
dijadikan pedoman, pegangan, atau petunjuk bagi setiap usaha dan
kegiatan pegawai.
Kebijakan teknis BBTPPI yang dapat mendukung tercapainya tujuan
dan sasaran yang ditetapkan adalah :
1) Mendayagunakan kemampuan jasa layanan secara optimal.
2) Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok
per jenis layanan.
3) Pengaturan jam kerja layanan.untuk mempercepat waktu
penyerahan.
4) Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui
secara nasional dan internasional.
5) Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana.
6) Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.
7) Pengembangan pasar.
8) Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.
9) Kegiatan litbang diseleksi melalui forum peneliti, diutamakan
yang bersifat inovatif dan terkait dengan pencegahan
pencemaran industri.
10) Memprioritaskan peningkatan kemampuan SDM yang terkait
dengan teknologi pencegahan pencemaran industri.
11) Mendukung kebijakan pengembangan kompetensi inti industri
daerah.
12) Mendukung kebijakan penerapan SNI wajib.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
90
8. Program
Program adalah rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
berdasarkan kepada kebijakan yang telah ditetapkan, mencakup
aspek layanan, aspek keuangan, aspek SDM dan Organisasi, serta
aspek sarana dan prasarana. Program yang akan dilaksanakan oleh
BBTPPI pada tahun 2010-2014, yaitu :
1) Program Peningkatan JPT.
2) Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
3) Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana.
4) Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis.
5) Promosi dan riset kepuasan pelanggan.
6) Pengembangan sistem informasi BBTPPI.
7) Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan.
8) Program peningkatan kompetensi inti.
9) Program pengembangan SDM litbang.
10) Program litbang yang mendukung fokus pengembangan
kompetensi inti industri daerah.
11) Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang
lingkup SNI.
9. Kegiatan
Selanjutnya disusun rencana kegiatan yang merupakan penjabaran
dari program selama lima tahun berikut anggaran dan indikator
outputnya.
B. Rencana Aksi dan Penganggarannya
Rencana kegiatan yang akan dilakukan selama lima tahun kedepan (tahun
2010 s.d. 2014), dikaitkan dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Program
disajikan pada Tabel 18.
Pada Tabel 18, dapat dilihat jenis kegiatan yang harus dilakukan
berdasarkan program, kebijakan dan strategi guna mencapai tujuan.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
91
Proyeksi kegiatan, sasaran dan anggaran masing-masing kegiatan dan
satuan out-putnya dirinci pada Tabel 19. Sumber dana untuk membiayai
pelaksanaan kegiatan BBTPPI tersebut menjadi beban APBN dan PNBP.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
92
Tabel 18. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan, dan Aspek VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK
Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran industri.
1. Memberikan layanan jasa teknologi dalam mendukung pengembangan industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan berwawasan lingkungan.
1. Meningkatkan Jasa Pelayanan Teknis melalui pelayanan prima
1. Meningkatnya JPT
1. Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.
1.Mendayagunakan kemampuan jasa layanan secara optimal. 2. Menetapkan tarif layanan dengan memperhitungkan harga pokok per jenis layanan. 3. Pengaturan jam kerja layanan.untuk mempercepat waktu penyerahan.
1. Program Peningkatan JPT
1.1. Jasa Penelitian dan Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri .
1
1.2. Jasa Pelatihan Teknik Operasional untuk teknis analisis laboratorium, sistem manajemen, dan pengelolaan limbah dan lingkungan.
1
1.3. Jasa Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka Komoditi.
1
1.4. Jasa Konsultansi Sistem manajemen (ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025), Teknologi proses, Teknologi Limbah dan Lingkungan.
1
1.5. Jasa Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk untuk perumusan RSNI dan Pengujian mutu produk terkait pengawasan SPPT SNI.
1
1.6. Jasa Kalibrasi peralatan dan mesin untuk suhu dan massa.
1
1.7. Jasa Sertifikasi (SNI, ISO 9001, dan ISO 14001)
1
1.8.Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran.
1
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
93
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK 1.9. Jasa Penanganan Pencemaran untuk Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Gas dan Partikel, dan Kebisingan dan Getaran.
1
1.10. Jasa Audit Energi. 1 2. Pengembangan kemampuan layanan.
Mengembangkan lembaga jasa layanan teknis yang diakui secara nasional dan internasional.
2. Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
2.1. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan (LSPro, Lab. Uji, Lab. Kalibrasi, BISQA, BRISEMA, Pranata Litbang).
4
3. Pemanfaatan sarana kerja.
Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana
3. Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana
3.1. Pendayagunaan aset BBTPPI melalui kerjasama dengan industri
1
2. Meningkatnya kompetensi SDM jasa layanan teknis
4. Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.
Penyediaan diklat yang mendukung jasa layanan teknis.
4. Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis
4.1. Diklat SDM (Analis, Auditor, Lead Assesor/ Assesor, Inspektor, Instruktur Pelatihan, Petugas Pengambil Contoh, Petugas Kalibrasi dan Administrator)
3
3. Meningkatnya jangkauan pasar
5. Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.
Pengembangan pasar. 5. Promosi dan riset kepuasan pelanggan
5.1. Kegiatan Promosi dan Penyebaran Informasi (pameran, diseminasi, road show, business gathering, kunjungan perusahaan, FGD, riset kepuasan pelanggan, jurnal ilmiah )
1
6. Pengembangan Sistem Informasi BBTPPI
6.1. Perbaikan infrastruktur jaringan dan website BBTPPI serta mengembangkan sistem pendaftaran Online
1
4. Meningkatnya
6. Investasi peralatan prioritas
Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana.
7. Program pengembangan sarana
7.1. Pengadaan peralatan jasa layanan teknis dan litbang.
4
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
94
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ASPEK kapasitas sarana dan prasarana litbang serta pelayanan teknis
yang mutakhir. dan prasarana jasa Layanan
7.2. Perawatan sarana dan prasarana
4
7.3. Pengadaan kendaraan R-4 4 7.4. Penambahan dan rehabilitasi gedung/ruangan kantor
4
2. Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman teknologi pencegahan pencemaran industri untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.
2. Meningkatnya kemampuan layanan BBTPPI bidang litbang teknologi pencegahan pencemaran industri.
5. Meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi pencegahan pencemaran industri.
7. Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan.
1. Kegiatan litbang diseleksi melalui forum peneliti, diutamakan yang bersifat inovatif dan terkait dengan pencegahan pencemaran industri.
8. Program peningkatan kompetensi inti.
8.1. Penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.
1
2. Memprioritaskan peningkatan kemampuan SDM yang terkait dengan teknologi pencegahan pencemaran industri.
9. Program pengembangan SDM litbang
9.1. Pendidikan Formal (S2/S3 bidang Teknologi Kimia, Bioteknologi)
3
9.2. Pendidikan Non Formal (Penguji Mutu Barang, Teknisi Litkayasa, Peneliti, Perekayasa)
3
9.3. Inhouse Research (uji coba/ penelitian skala Lab)
1
3. Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan industri nasional.
3.Mendukung tercapainya target pertumbuhan industri nasional
6. Meningkatnya kemampuan teknis dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional.
8. Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan Industri Nasional.
1. Mendukung kebijakan pengembangan kompetensi inti industri daerah.
10. Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti industri daerah
10.1. Pilot project bidang Lingkungan, Bioteknologi, Nano teknologi, Energi baru dan terbarukan.
1
2. Mendukung kebijakan penerapan SNI wajib.
11. Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
11.1. Validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
1
Keterangan :
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
95
Aspek 1: Layanan
2: Keuangan
3: SDM dan Organisasi
4: Sarana dan Prasaran
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
96
Proyeksi Kegiatan dan Anggaran 5 Tahun Tabel 19. Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014.
PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN
SATUAN OUTPUT
2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000
1. Program Peningkatan JPT
1.1. Jasa Penelitian dan Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri.
Meningkatnya jml Kerjasama litbang
Perusahaan 2 733.295 3 879.954 4 1.055.945 7 1.267.134 10 1.520.561
1.2. Jasa Pelatihan Teknik Operasional untuk teknis analisis laboratorium, sistem manajemen, dan pengelolaan limbah dan lingkungan.
Meningkatnya SDM yang dilatih
Orang 50 43.624 60 52.348 80 62.818 120 75.382 150 90.458
1.3. Jasa Pengujian Limbah dan Lingkungan dan Aneka Komoditi.
Meningkatnya jml contoh pengujian
Contoh 6.250 745.472 12.700 894.566 12.950 1.073.479 13.200 1.288.175 13.450 1.545.810
1.4. Jasa Konsultansi Sistem manajemen (ISO 9000, ISO 14000, ISO 17025), Teknologi proses, Teknologi Limbah dan Lingkungan.
Meningkatnya jml kerjasama konsultansi
MoU 2 131.969 4 158.363 6 190.035 8 228.042 10 273.651
1.5. Jasa Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk untuk perumusan RSNI dan Pengujian mutu produk terkait pengawasan SPPT SNI.
Meningkatnya jml pelanggan (RSNI, Pengambilan contoh, Pengujian)
MoU/ Jasa layanan teknis
3 114.600 4 137.520 5 165.024 6 198.029 7 237.635
1.6. Jasa Kalibrasi peralatan dan mesin untuk suhu dan massa.
Meningkatnya jml alat terkalibrasi
Alat 2.900 26.410 3.000 31.692 3.150 38.030 3.386 45.636 3.780 54.763
1.7. Jasa Sertifikasi (SNI, ISO 9001, dan ISO 14001)
Meningkatnya jml kerjasama sertifikasi
Pelanggan/ MoU
100 458.933 131 358.417 191 430.100 263 516.120 335 619.344
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
97
PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN
SATUAN OUTPUT
2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000
1.8. Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri berupa gambar desain, pembuatan alat, pengawasan dan uji coba untuk Pencegahan dan Penanganan Pencemaran.
Meningkatnya kerjasama RBPI
Pelanggan 4 31.219 5 37.462 7 44.955 8 53.946 9 64.735
1.9. Jasa Penanganan Pencemaran untuk Limbah Cair, Limbah Padat, Limbah Gas dan Partikel, dan Kebisingan dan Getaran.
Meningkatnya jml contoh pengujian
Contoh 3 2.072.371 4 2.486.845 5 2.984.214 6 3.581.057 7 4.297.268
1.10. Jasa Audit Energi. Meningkatnya jml kerjasama audit energi
MoU 3 243.635 4 292.362 5 350.834 6 421.001 7 505.202
2. Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
2.1. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan (LSPro, Lab. Uji, Lab. Kalibrasi, BISQA, BRISEMA, Pranata Litbang).
Terakreditasi kembali / Terpeliharanya sistem mutu
Lembaga 5 193.700 6 232.440 6 232.440 6 232.440 6 232.440
3. Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana
3.1. Pendayagunaan aset BBTPPI melalui kerjasama dengan industri
Meningkatnya kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana
Perusahaan - 0 1 20.000 1 30.000 2 40.000 2 50.000
4. Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis
4.1. Diklat SDM (Analis, Auditor, Lead Assesor/ Assesor, Inspektor, Instruktur Pelatihan, Petugas Pengambil Contoh, Petugas Kalibrasi dan Administrator)
Meningkatnya jml SDM kompeten dibidangnya
Orang 15 150.100 15 150.100 15 150.100 15 150.100 20 200.133
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
98
PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN
SATUAN OUTPUT
2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000
5. Promosi dan riset kepuasan pelanggan
5.1. Kegiatan Promosi dan Penyebaran Informasi (pameran, diseminasi, road show, business gathering, kunjungan perusahaan, FGD, riset kepuasan pelanggan, jurnal ilmiah )
Terlaksananya kegiatan promosi
Paket 6 447.298 6 447.298 6 447.298 6 447.298 6 447.298
6. Pengembangan Sistem Informasi BBTPPI
6.1. Perbaikan infrastruktur jaringan dan website BBTPPI serta mengembangkan sistem pendaftaran Online
Terkoneksi jaringan (LAN) secara online
Paket 1 79.210 1 79.210 1 79.210 1 79.210 1 79.210
7. Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan
7.1. Pengadaan peralatan jasa layanan teknis dan litbang.
Bertambahnya jumlah peralatan
Paket 1 397.988 1 197.927 1 317.890 1 532.864 1 825.268
7.2. Perawatan sarana dan prasarana
Terlaksananya perawatan Sarpras
Paket 10 1.484.105 10 1.726.297 10 1.657.888 10 1.714.519 10 1.639.734
7.3. Pengadaan kendaraan R-4 Bertambahnya jumlah kendaraan
Unit 1 254.480 - 0 1 307.921 - 338.713 1 372.584
7.4. Rehabilitasi gedung/ruangan kantor
Terpenuhinya rehab gedung/ruang kantor
Paket - 0 1 100.000 1 100.000 1 100.000 2 200.000
8. Program peningkatan kompetensi inti.
8.1. Penelitian dan pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri yang difokuskan pada tahap “Pre Process”, “Inside Process”, “Outside Process”, dan ”Post Process” serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio.
Terlaksananya kegiatan litbang
Laporan 10 782.692 10 939.230 10 1.127.076 10 1.352.492 10 1.622.990
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab V. Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun
99
PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN
SATUAN OUTPUT
2010 2011 2012 2013 2014 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000 ∑ Rp. 000
9. Program pengembangan SDM litbang
9.1. Pendidikan Formal (S2/S3 bidang Teknologi Kimia, Bioteknologi)
Terlaksananya peningkatan kompetensi SDM
Jenis Pendidikan S2
- 0 - 0 - 0 - 0 - 0
9.2. Pendidikan Non Formal (Penguji Mutu Barang, Teknisi Litkayasa, Peneliti, Perekayasa)
Terlatihnya SDM litbang
Jenis Diklat 3 55.780 4 74.373 4 74.373 4 74.373 4 98.418
9.3. Inhouse Research (uji coba/ penelitian skala Lab)
Tersedianya informasi awal bahan penelitian
Judul - 0 5 100.000 5 100.000 5 100.000 5 125.000
10. Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti daerah
10.1. Lingkungan, Bioteknologi, Nano teknologi, Energi baru dan terbarukan.
Terlaksananya kegiatan litbang
Paket pilot project
- 0 1 50.000 1 50.000 2 100.000 2 100.000
11. Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
11.1. Validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
Tersedianya metode uji baru dan bertambahnya ruang lingkup jasa pelayanan sertifikasi SNI
Metode uji - 0 1 50.000 1 50.000 2 100.000 2 100.000
Jumlah 8.446.881 9.496.404 11.119.630 13.036.531 15.302.502 Keterangan : tidak termasuk Belanja Pegawai.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
100
C. Proyeksi Keuangan
Dalam penyusunan proyeksi keuangan dipergunakan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
Asumsi Makro
Laju inflasi sebesar : 4,5 %
Pertumbuhan ekonomi Nasional : 4,5 - 5 %
Nilai tukar US $ (Kurs Jual) : Rp. 9.942,-
Kontribusi pendapatan JPT rata-rata
terhadap Anggaran BBTPPI : 43,86 %
Asumsi Mikro
Anggaran dari APBN (RM) rata-rata meningkat : 9,34 %
Tarif diasumsikan sudah menggunakan unit cost
Pemberlakuan tarif baru, efektif per 1 Januari 2011.
Volume pelayanan jasa teknis diasumsikan meningkat.
Total peningkatan penerimaan JPT meningkat rata-rata : 20 %.
1. Proyeksi Belanja 5 Tahun
Proyeksi belanja untuk tahun 2010 s.d. 2014 berdasarkan masing-
masing jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang dan
belanja modal seperti terlihat pada Tabel 20.
Tabel 20 : Proyeksi Belanja Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000)
Sumber Anggaran
Jenis Belanja 2010 2011 2012 2013 2014
RM
B. Pegawai 5.334.446 6.147.739 6.676.444 7.250.618 7.874.172 B. Barang 2.713.887 2.654.772 2.950.898 3.278.824 3.641.875 B. Modal 332.994 361.632 392.732 426.507 463.187 B. Bansos - - - - -
Total RM 8.381.327 9.164.143 10.020.074 10.955.949 11.979.234
PNBP B. Pegawai - - - - - B. Barang 4.876.524 5.844.872 7.006.243 8.399.182 10.069.937 B. Modal 523.476 635.128 769.757 932.018 1.127.503
Total PNBP 5.400.000 6.480.000 7.776.000 9.331.200 11.197.440 TOTAL BELANJA 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20,287,149 23.176.674
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
101
Dalam perencanaan belanja tersebut diasumsikan belanja pegawai
dari anggaran rutin untuk gaji naik rata-rata sebesar 10,26 % per
tahun, untuk belanja barang naik rata-rata sebesar 16,24 % per tahun
dan untuk belanja modal naik rata-rata sebesar 16,74 % per tahun
sebagai investasi peralatan mengalami peningkatan sesuai dengan
kebutuhan guna memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
lebih baik.
2. Proyeksi Pendapatan 5 Tahun
Proyeksi pendapatan tahun 2010 s.d. 2014 yang bersumber dari
APBN dan PNBP dapat dilihat pada Tabel 21 berikut :
Tabel 21. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000)
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
1. Rupiah Murni 8.381.327 9.164.143 10.020.074 10.955.949 11.979.234 2. PNBP (JPT) 5.400.000 6.480.000 7.776.000 9.331.200 11.197.440
1. Litbang 728.570 874.284 1.049.141 1.258.969 1.510.763 2. Pelatihan Teknis 65.571 78.685 94.422 113.307 135.968 3. Pengujian 801.429 961.715 1.154.058 1.384.869 1.661.843 4. Konsultasi 182.143 218.572 262.286 314.743 377.692 5. Standardisasi 182.143 218.572 262.286 314.743 377.692 6. Kalibrasi 58.286 69.943 83.932 100.718 120.862 7. Sertifikasi 692.143 830.572 996.686 1.196.023 1.435.228 8. RBPI 58.286 69.943 83.932 100.718 120.862 9. Penanganan Pencemaran 2.331.429 2.797.715 3.357.258 4.028.709 4.834.451 10. JPT Lainnya (Audit Energi) 300.000 360.000 432.000 518.400 622.080
Total 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20.287.149 23.176.674
Pendapatan dari rupiah murni dari tahun ke tahun diharapkan naik
terutama untuk penambahan peralatan pengujian, karena peralatan
yang ada harus terus ditingkatkan sejalan dengan semakin banyaknya
contoh yang diuji. Selain itu naiknya rupiah murni juga disebabkan
adanya biaya tambahan utuk gaji pegawai baru dan adanya kenaikan
gaji rata-rata 5 % per tahun.
Pendapatan dari jasa layanan juga meningkat seiring dengan
bertambahnya jenis dan jumlah layanan yang dapat diberikan kepada
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
102
pelanggan, sehingga pada tahun 2014 diperkirakan pendapatan dari
PNBP dapat mencapai dua kali lipat dibanding tahun 2009. Hal ini
dapat dicapai apabila pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel dan
tidak terpaku pada pagu anggaran yang tersedia.
Berdasarkan proyeksi pendapatan BBTPPI tahun 2010 – 2014 di atas,
dapat dibuat Proyeksi Arus Kas BBTPPI tahun 2010 s/d 2014 sebagai
berikut:
Tabel 22 : Proyeksi Arus Kas Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000,-)
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk
Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan 5.400.000
6.480.000
7.776.000
9.331.200
11.197.440
Pendapatan Hibah -
-
-
-
-
Pendapatan APBN (Rupiah Murni) 8.381.327
9.164.143
10.020.074
10.955.949
11.979.234
Penagihan Piutang -
-
-
-
-
Arus Keluar Biaya Layanan Biaya Umum dan Administrasi Biaya Lainnya
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk
Hasil Penjualan Aset Tetap -
-
-
-
-
Hasil Penjualan Investasi Jangka Panjang
-
-
-
-
-
Hasil Penjualan Aset Lainnya -
-
-
-
-
Arus Keluar
Perolehan Aset Tetap -
-
-
-
-
Perolehan Investasi Jangka Panjang -
-
-
-
-
Perolehan Aset Lainnya -
-
-
-
-
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus Masuk
Perolehan Pinjaman -
-
-
-
-
Penerimaan Kembali Pokok Pinjaman
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
103
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 - - - - -
Arus Keluar
Pembayaran Pokok Pinjaman -
-
-
-
-
Pemberian Pinjaman -
-
-
-
-
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas Kas dan Setara Kas Awal Jumlah Saldo Kas
Selama lima tahun kedepan direncanakan tidak ada investasi untuk
jangka panjang dan penambahan dana melalui pinjaman, pendapatan
usaha hanya dari APBN dan pendapatan jasa layanan yang
diproyeksikan mengalami peningkatan di atas 20 % tiap tahunnya.
Tabel 23 : Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2010 – 2014 (Rp. 000,-)
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 PENDAPATAN Pendapatan Usaha/Jasa Layanan
Jasa Pelayanan Teknis (JPT) 5.400.000 6.480.000 7.776.000 9.331.200 11.197.440 Hibah :
Terikat - - - - - Tidak terikat - - - - -
Pendapatan APBN : Operasional 8.381.327 9.164.143 10.020.074 10.955.949 11.979.234 Investasi - - - - -
Pendapatan Usaha Lainnya : Hasil Kerjasama dg Pihak Lain - - - - - Sewa - - - - - Jasa Lembaga Keuangan - - - - - Lain-lain - - - - -
Jumlah pendapatan 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20.287.149 23.176.674 BIAYA Biaya Layanan :
Biaya Pegawai - - - - - Biaya Bahan 156.570 136.370 185.933 200.436 216.070 Biaya Jasa Layanan 4.570.308 5.329.529 6.395.435 7.674.522 9.209.426 Biaya Pemeliharaan 173.934 187.500 202.126 217.892 234.887 Biaya Daya dan Jasa 319.200 344.098 370.937 399.870 431.060 Lain-lain
Jumlah Biaya Layanan 5.220.012 5.997.497 7.154.431 8.492.720 10.091.444 Biaya Umum dan Administrasi :
Biaya Pegawai Biaya Administrasi Kantor
5.334.446 2.470.268
6.147.739 2.655.560
6.676.444 3.058.690
7.250.618 3.572.719
7.874.172 4.164.987
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
104
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Biaya pemeliharaan Biaya Langg. Daya & Jasa Biaya Promosi Biaya Penyusutan
309.303 -
447.298 -
334.267 -
482.187 26.893
362.088 -
519.798 24.621
394.414 -
560.342 16.334
425.688 -
604.049 16.334
Jumlah Biaya Umum & Adm. 8.561.315 9.646.646 10.641.641 11.794.428 13.085.230 Biaya Lainnya :
Biaya Bunga - - - - - Biaya Adm. Bank - - - - - Lain-lain - - - - -
Jumlah Biaya Lainnya - - - - - Jumlah Biaya 13.781.327 15.644.143 17.796.074 20.287.149 23.176.674
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS KEUNTUNGAN/KERUGIAN - - - - -
Keuntungan/Kerugian : - - - - Keunt. Penj. Aset Non Lancar - - - - - Rugi Penj. Aset Non Lancar - - - - - Rugi Penurunan Nilai - - - - - Lain-lain - - - - -
Total Keuntungan/Kerugian - - - - - SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS POS-POS LUAR BIASA - - - - - Pos-pos Luar Biasa : - - - - -
Pendapatan dari Kejadian Luar Biasa - - - - - Biaya dari Kejadian Luar Biasa - - - - -
Surplus/Defisit Tahun Berjalan Bersih - - - - - Surplus/Defisit Tahun Berjalan - - - - -
Belanja pegawai merupakan pembayaran gaji yang dibiayai dari rupiah
murni dimana tiap tahunnya mengalami peningkatan dan
diproyeksikan kenaikannya sebesar 5 % setiap tahun dikarenakan
adanya kenaikan gaji dan penambahan jumlah pegawai baru.
Penyusunan proyeksi neraca didasarkan pada proyeksi arus kas,
proyeksi aktivitas operasi, proyeksi penyusutan, serta proyeksi
pendapatan dan belanja BBTPPI. Perhitungan proyeksi neraca dapat
di lihat pada Tabel 24. berikut:
Tabel 24. Proyeksi Neraca Tahun 2010 – 2014
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
I. ASET A. ASET LANCAR
1. Kas dan Setara Kas 270.525.000
405.787.500
608.681.250
913.021.875
1.369.532.813
2. Investasi Jangka Pendek - - - - -
3. Piutang Usaha - - - - -
4. Piutang Lain-lain - - - - -
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
105
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
5. Persediaan 211.628.528
317.442.791
476.164.187
714.246.280
1.071.369.420
6. Uang Muka - - - - -
JUMLAH ASET LANCAR 482.153.528
723.230.291
1.084.845.437
1.627.268.155
2.440.902.233
B. ASET TETAP
1. Tanah 18.213.600.000
21.856.320.000
26.227.584.000
31.473.100.800
37.767.720.960
2. Peralatan dan Mesin 4.115.472.500
4.113.200.250
4.110.928.000
4.110.928.000
4.110.928.000
3. Gedung dan Bangunan 1.379.028.635
1.354.407.830
1.329.787.025
1.305.166.220
1.288.832.165
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan - - - - -
5. Aset Tetap Lainnya - - - - -
Akumulasi Penyusutan (4.310.011.960)
(4.336.905.015)
(4.361.525.820)
(4.377.859.875)
(4.394.193.930)
JUMLAH ASET TETAP (Nilai Buku)
19.398.089.175
22.987.023.065
27.306.773.205
32.511.335.145
38.773.287.195
C. ASET LAINNYA - - - - -
JUMLAH ASET 19.880.242.703
23.710.253.356
28.391.618.642
34.138.603.300
41.214.189.428
II. KEWAJIBAN - - - - -
A. Kewajiban Jangka Pendek
1. Hutang Usaha - - - - -
2. Hutang Pajak - - - - -
3. Biaya YMH Dibayar - - - - -
4. Pendapatan yg diterima dimuka - - - - -
5. Hutang Jk Pendek Lain - - - - -
JUMLAH KEWAJIBAN III. EKUITAS
Ekuitas Tidak Terkait - - - - -
1. Ekuitas Awal - - - - -
2. Surplus dan Defisit Th Lalu - - - - -
3. Surplus dan Defisit Th Berjalan - - - - -
4. Ekuitas Donasi - - - - -
Ekuitas Temporer 482.153.528
723.230.291
1.084.845.437
1.627.268.155
2.440.902.233
Ekuitas Terikat Permanen 23.951.489.175
35.281.203.065
52.304.939.205
77.876.859.345
116.263.503.735
JUMLAH EKUITAS 24.433.642.703
36.004.433.356
53.389.784.642
79.504.127.500
118.704.405.968
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
24.433.642.703
36.004.433.356
53.389.784.642
79.504.127.500
118.704.405.968
Berdasarkan Tabel 24. diatas, kas dan setara kas dihitung dari
aktivitas operasi yang terdiri dari pendapatan usaha dari jasa layanan,
pendapatan dari APBN, dan penagihan piutang dikurangi biaya
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
106
layanan. Nilai kas dan setara kas meningkat dari tahun ke tahun,
karena adanya akumulasi nilai kas tersebut.
Piutang diproyeksikan sebesar 1/48 dari total pendapatan pengujian.
Hal ini disebabkan pengujian telah diselesaikan pada minggu ke
empat bulan Desember sementara penerimaan pembayaran pengujian
baru terealisasi pada bulan Januari tahun berikutnya.
Nilai persediaan terdiri dari persediaan bahan kimia dan ATK.
Besarnya nilai persediaan diproyeksikan 12 % dari kebutuhan
anggaran untuk bahan kimia dan ATK pertahun atau minimal
kebutuhan selama 1 bulan.
Ekuitas merupakan modal awal kegiatan ditambah surplus atau defisit
tahun lalu dan tahun berjalan. Proyeksi ekuitas diharapkan mengalami
peningkatan yang nyata dikarenakan adanya surplus pendapatan
setiap tahun.
Tabel 25 : Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2010 – 2014
Penyusutan Aktiva 2010 2011 2012 2013 2014
1. Peralatan dan Mesin 11.567.602 11.636.990 11.739.215 11.789.677 12.006.388 2. Gedung dan Bangunan 3.136.562 3.136.562 3.136.562 3.136.562 3.136.562 3. Jalan, Irigasi dan Jaringan 23.804 23.804 23.804 23.804 23.804 4. Aset Tetap Lainnya 35.825 55.825 75.825 95.825 120.825 Total 14.763.793 14.853.181 14.975.406 15.045.868 15.287.579 Penyusutan Aktiva (10%) - 1.485.318 1.497.541 1.504.587 1.528.758 Akumulasi Penyusutan - 1.485.318 2.982.859 4.487.445 6.016.203
Aktiva tetap yang dimiliki BBTPPI terdiri dari tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, serta aset
tetap lainnya dimana aset tetap tersebut tiap tahunnya mengalami
penyusutan kecuali tanah. Nilai aset ini sebelumnya telah dilakukan
revaluasi oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) pada
tahun 2008 dan 2009 dan besaran persentase penyusutannya
mengikuti ketentuan dari DJKN. Proyeksi penyusutan tahun 2010 s/d
2014 sebesar 10 % dari total aset tetap diluar tanah seperti pada
Tabel 25 di atas.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
107
BAB VI PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis BBTPPI merupakan acuan umum mengenai langkah-
langkah besar yang berorientasi pada hasil yang hendak dicapai, sehubungan
dengan bisnis inti yang dijalankan oleh BBTPPI.
Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan strategis yang dihadapi BBTPPI, baik
lingkungan internal maupun eksternal, yang menggunakan pendekatan Matrik
Internal-Eksternal (I-E Matrix), diketahui bahwa posisi masing-masing aspek
yang dievaluasi adalah sebagai berikut:
Aspek Layanan dan aspek Keuangan berada di kuadran I serta aspek SDM
& Organisasi dan aspek Sarana & Prasarana BBTPPI berada pada kuadran
IV. Hal ini berarti bahwa keempat aspek tersebut berada pada daerah
strategi pembangunan dan pertumbuhan, maka strategi yang dapat diambil
untuk aspek tersebut adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi
intensif dapat dilakukan melalui intensifikasi promosi atau penetrasi pasar
untuk setiap jenis layanan jasa teknis dalam rangka mempertahankan
pelanggan tetap dan menarik pelanggan baru secara terus menerus serta
peningkatan kapasitas sarana dan prasarana BBTPPI dengan melakukan
penambahan peralatan modern yang mendukung layanan lebih cepat dan
akurat. Strategi integratif dilakukan melalui pelayanan one stop services.
Selain itu untuk menetapkan strategi operasional telah digunakan analisis
TOWS-MATRIX yang dapat mengidentifikasi berbagai strategi operasional dan
selanjutnya untuk memilih strategi yang sesuai dan layak maka dilakukan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
108
pemilihan dengan cara skoring dan pembobotan atas keterkaitannya dengan
Visi, Misi dan Nilai-nilai yang dianut, maka terpilihlah 8 strategi operasional
BBTPPI yaitu :
1) Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi
Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait.
2) Pemanfaatan sarana kerja.
3) Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT.
4) Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang
terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan.
5) Investasi peralatan prioritas yang mutakhir.
6) Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri
nasional.
7) Pengembangan kemampuan layanan
8) Merencanakan training bagi SDM BBTPPI.
Dalam menyusun Rencana Strategis Binis BBTPPI untuk 5 tahun (2010-2014)
telah digunakan matrik keterkaitan yang menghubungkan antara Visi, Misi,
Tujuan, Strategi terpilih, serta kebijakan operasional maka dapat diidentifikasi 11
Program Kerja yang kemudian masing-masing program tersebut dirinci dalam
beberapa kegiatan yang memungkinkan tujuan BBTPPI dapat tercapai.
Program kerja tersebut terdiri dari :
1) Program Peningkatan JPT.
2) Program Pengembangan Kelembagaan Jasa Layanan Teknis.
3) Peningkatan kerjasama pemanfaatan sarana dan prasarana.
4) Program Pengembangan SDM jasa layanan teknis.
5) Promosi dan riset kepuasan pelanggan.
6) Pengembangan sistem informasi BBTPPI.
7) Program pengembangan sarana dan prasarana jasa Layanan.
8) Program peningkatan kompetensi inti.
9) Program pengembangan SDM litbang.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Bab VI. Penutup
109
10) Program litbang yang mendukung fokus pengembangan kompetensi inti
industri daerah.
11) Program validasi metode uji dan akreditasi perluasan ruang lingkup SNI.
Dari aspek keuangan, proyeksi pendapatan yang berasal dari PNBP akan
meningkat sejalan dengan dan dipacu oleh program kerja dan kegiatan yang
dilakukan. Rata-rata pertumbuhan PNBP per tahun diharapkan meningkat lebih
dari 20 %, sementara itu rata-rata kenaikan belanja diperkirakan akan meningkat
20% per tahun mulai tahun 2010.
Tingginya rata-rata kenaikan belanja ini disebabkan oleh meningkatnya investasi
guna meningkatkan dan menjamin pelayanan kepada masyarakat yang lebih
baik, sehingga untuk itu diperlukan penambahan sumber pendapatan yang
berasal dari APBN.
Untuk melihat tingkat keberhasilan dari masing-masing program dan kegiatan
yang telah dijalankan, maka secara periodik BBTPPI perlu melakukan evaluasi
kinerja dengan menggunakan ukuran/indikator kinerja yang ditetapkan yaitu
indikator kinerja input khususnya biaya, dan indikator output yaitu satuan hasil
yang dicapai setiap kegiatan.
Dengan indikator biaya, akan dapat diketahui seberapa besar tingkat efisiensi
dari penggunaan anggaran keuangan yang telah diserap. Sementara
pengukuran output akan memperlihatkan tingkat efektivitas dari setiap kegiatan
dalam mencapai hasil, termasuk tingkat penerimaan dari masing-masing jasa
layanan teknis.
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
110
LAMPIRAN I HASIL PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Litbang Tahun 1992 – 2004
1. Penelitian pemanfaatan sulfida dalam buangan industri penyamakan kulit
2. Rancang bangun dan rekayasa prototip alat pengendali buangan gas
industri pembakaran kapur
3. Penelitian pemanfaatan buangan padat sisa pembakaran bogase industri
gula untuk bahan bangunan
4. Penelitian pemanfaatan limbah padat industri penyamakan kulit untuk glue
5. Rancang bangun dan rekayasa alat pengolah air limbah industri kecil
pelapisan logam listrik
6. Karakteristik beberapa sludge/lumpur sungai sebagai starter dalam
pengolahan air limbah secara anaerobic
7. Pengambilan minyak kedelai pra proses pembuatan tahu dalam rangka
mengurangi beban cemaran
8. Proses pengolahan limbah industri kecil soun
9. Konservasi energi pada industri tahu dan susu
10. Prototip alat pengolahan air limbah minyak kelapa industri pedesaan
11. Pemanfaatan limbah padat dari water treatment industri pelapisan logam
untuk bahan bangunan
12. Teknologi pengendalian pencemaran air limbah industri batik di Jawa
Tengah
13. Pemanfaatan lumpur dari unit pengolahan limbah cair industri tekstil untuk
pembuatan genteng
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
111
14. Pemanfaatan limbah padat industri tahu
15. Pemanfaatan kulit dan hati kapok untuk bahan pembantu dalam industri
sabun lunak dan shampo
16. Pemanfaatan limbah padat industri kecap untuk magi cair
17. Pengolah air limbah industri tapioka secara kimia-fisika
18. Rekayasa alat pengolah air limbah laboratorium kimia
19. Pemanfaatan buangan cair industri alkohol sebagai media pembuatan
protein sel tunggal
20. Pemanfaatan limbah industri pengolahan kayu sengon untuk pembuatan
bahan baku karton
21. Isolasi mikroba dan penerapannya untuk starter dalam pengolahan air
limbah industri
22. Pemanfaatan limbah industri jamur untuk kerupuk
23. Pemanfaatan energi dari hasil pengolahan air limbah industri tahu dan
tempe
24. Rekayasa alat uji derajat putih dengan tampilan digital
25. Penerapan biokumulator untuk penurunan teksisitas limbah industri lapis
listrik
26. Teknologi pengendalian pencemaran air limbah industri rokok
27. Teknologi proses pemisahan Ag dari larutan buangan pencuci film
28. Teknologi proses pengolahan air limbah industri sabun
29. Rekayasa alat pengendali derajat keasaman (pH)
30. Prototip penanganan gas buang dari industri kecil pemanfaatan aki bekas
31. Isolasi mikro organisme jenis unggul sebagai starter dalam pengolahan air
limbah industri
32. Teknologi pengolahan air limbah industri kecil pemindangan/pengasinan
ikan
33. Uji coba isolat bakteri untuk pengolahan air limbah industri dalam skala
laboratorium
34. Rekayasa alat pengendali suhu
35. Pembuatan alat penanganan gas buang industri pemanfaatan aki bekas
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
112
36. Pembuatan desain percontohan unit pengolah air limbah pada industri
pemindangan ikan
37. Disain dan rekayasa prototipe alat pengolah limbah industri dengan cara
ion exchanger
38. Rekayasa alat ukur kecepatan aliran zat cair
39. Disain dan rekayasa prototipe alat pengolah lanjut air limbah industri
dengan teknologi absorbsi karbon aktif
40. Disain dan rekayasa alat percontohan unit pengolah air limbah industri
kecil pencucian jeans
41. pengolah air limbah industri tekstil secara aerobik dengan sistim biological
tower
42. Pembuatan alat pengasapan yang dilengkapi dengan penanganan gas
buang SO2 pada industri chopstick
43. Disain dan rekayasa prototipe berbagai bak pengendapan untuk meneliti
pengaruhnya terhadap effisiensi pengendapan
44. Disain dan rekayasa prototipe alat untuk perbaikan proses elektroplating
sentra industri kecil elektroplating di Jawa Tengah
45. Minimisasi limbah industri tekstil cotton finishing dan pengolahan air
limbahnya secara biologis anaerob
46. Pengendalian pembentukan bulking sludge pada pengolahan limbah cair
aerobic sistim activated sludge
47. Disaian prototipe tungku pembakar batu kapur yang non polutan dengan
bahan bakar batu bara
48. Pengembangan peralatan produksi briket arang dari tempurung kelapa di
sentra produksi kelapa
49. Pengembangan industri nata de soya yang berwawasan bersih lingkungan
dalam rangka diversifikasi usaha pada sentra IKM tahu
50. Pengembangan manfaat sludge lumpur aktif untuk pupuk alami
(Biofeertilizer)
51. Pengembangan Peralatan Proses Pembuatan Art Paper Dari Limbah
Pertanian
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
113
52. Pemanfaatan dan Penanganan limbah cair Nata De Coco
53. Desain & Rekayasa alat Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri
Penyamakan Kulit dengan Teknologi Proses Anaerobik
54. Pengembangan Peralatan pengolahan Limbah Cair Industri Kertas
dengan Teknologi Proses UASB (Up Flow Anaerobik Sludge Blanket)
55. Disain dan Rekayasa Alat Pengolah limbah Gas Organik di Industri
Tepung Ikan dengan menggunakan Teknologi “Biofilter
56. Pengembangan Teknologi Pengendalian Pencemaran air Limbah industri
Tekstil Pewarnaan dengan pengolahan bilogis Anaerob UASB dan Aerob
57. Solidifikasi Sludge dari IPAL Untuk Pembuatan Produk Bahan Bangunan
yang bermutu dan aman bagi Kesehatan dan Lingkungan
58. Penerapan Teknologi Flotasi Pada Pengolahan Limbah Cair
59. Pengembangan Teknologi Proses Stabilisasi Limbah Padat Industri MSG
Untuk Pupuk Organik
60. Penghilangan Senyawa Sulfida Dari Pasca Olah Limbah Cair Industri Kulit
61. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Peredam Suara Mesin Generator Set
di Industri
62. Pengembangan Teknologi Reduksi Amoniak Limbah Cair Industri Tekstil
63. Rekayasa Alat Uji Kekeruhan Air
64. Penelitian Pengolahan Limbah Cair Percetakan/Offset
65. Pemanfaatan Gas Buang Hasil Pembakaran Solar (IDO) pada
Boiler/Genset untuk Netralisasi PH pada Pengolahan Air Limbah Industri
66. Penelitian Pemanfaatan Kembali Air Limbah Terolah Industri Tekstil
Sebagai Air Baku Proses Tahap I
67. Desain dan Rekayasa alat penangkap gas asap pada proses pickling di
UKM pelapisan logam
68. Teknologi Bioremediasi untuk mengolah tanah tercemar organik
69. Post Treatment Anaerobic proses dengan system wetland
70. Penelitian Teknologi pengolahan air limbah pada IKM industri Saus
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
114
Litbang Tahun 2005
1. Penelitian Pembuatan Starch Paper Kit untuk uji kuantitatif kadar iodium
dlm garam tahap II
2. Penelitian Perbaikan proses pembuatan pupuk alam
3. Penelitian Biji buah durian untuk substitusi tepung terigu dalam makanan
ringan
4. Penelitian Pengeringan Kayu dg tenaga panas buangan dari AC
5. Penelitian Pemanfaatan limbah padat industri tekstil untuk bahan
bangunan dg Thermal Treatment
6. Penelitian Pemanfaatan abu dari tungku pembakaran batu bara untuk
bahan bangunan murah dan aman untuk lingkungan
7. Penelitian teknologi pengolahan air limbah IKM tenun pewarnaan
8. Desain dan Engineering Alat Incinerator pengolahan limbah B3 pada
industri tekstil dan kulit
9. Pengembangan Alat Uji Kekeruhan air dengan teknologi battere
Litbang Tahun 2006
1. Teknologi Pengolahan Air Limbah Fillet Ikan Scr Anaerobic-Aerobic
2. Upaya Minimisasi & Tek. Pengolahan air limbah Ind.Pati Aren
3. Pemisahan Logam& Minyak pd Air Limbah dg Tek.Elektro Flotasi
4. Teknik Solidifikasi limbah padat B3 sbg Penimbunan Sementara
5. Pengembangan Teknologi Pengolahan limbah cair Detergen Dengan
Sistim Aerasi Bertingkat
6. Penelitian Penghilang warna pada limbah cair Industri tekstil pewarnaan
dg menggunakan White Root Fungi
7. Pemurnian Senyawa Mg & K hasil Recovery Larutan Bittern
8. Pengeringan Kayu Sistim Dingin
9. Pemanfaatan limb Serbuk Sabut Kelapa sbg Pupuk Organik
10. Purifikasi Cafein dari Limbah Industri The Botol
11. D & E Prototipe Alat Penanganan Gas Buang Sulfida (H2S)
12. D & E alat Pengendali Kekeruhan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
115
Litbang Tahun 2007
1. Penelitian Energi Loses Pd Operasional Kegiatan Industri dalam rangka
Penelitian Efisiensi Produksi
2. Pemanfaatan Korprostanol sebagai Indikator Pencemaran Limbah
Domestik
3. Phytoremidiasi Tanah Tercemar oleh air Limbah Industri dalam rangka
Rehabilitasi Lahan
4. Penelitian Teknologi Pengolahan air Limbah Industri Cold Storage dan
Pengalengan Ikan
5. Pengembangan Teknologi penghilangan Phospat Limbah Cair Sabun
Jenis Linear Alkyl Sulfonat
6. Detoxifikasi seny Toxis Pd Limbah Cair Ind Tekst Proses Finishing Lwt
Komb Sist Anaerob Digester & SUB
7. Pemanfaatan Limbah Kulit Kayu Pinus sebagai bahan perekat kayu tipe
Eksrerior
8. Proporsi Biaya Pengolahan Air Limbah Thd Biaya Kerugian Lingk pd Ind
tekstil & Mak Minuman
9. Desain & Rekayasa Pengendali Alat Ukur Kebisingan.
10. Desain & Rekayasa alat Pemurnian Senyawa MG & k Hsl Recovery Lar
Bittern Skala Industri.
Litbang Tahun 2008
1. Penelitian Reaktor Fotokatalitik Sistem Lapisan Tipis-Alir Kontinyu untuk
Mendegradasi Polutan Organik dalam Air Limbah
2. Penelitian Degradasi Warna Pada Air Limbah Tekstil Pewarnaan Terolah
Dengan Teknologi Elektroligis Guna Pemanfaatan Kembali Sebagai Air
Proses
3. Penelitian Pengembangan Teknologi Penghilangan warna Pada Air Limbah
Industri Tekstil Dengan Teknologi Bio – Membran
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
116
4. Penelitian Substitusi Chromium Hexavaler Dengan Chromium Trivalen Pada
Industri Elektroplating Dalam Rangka Penerapan Produksi Bersih dan
Pengendalian Limbah B-3
5. Penelitian Peningkatan Efisiensi Energi Pada Operasional Pembangkit Uap
Industri PULP dan Kertas.
6. Penelitian Pengembangan Teknologi Reduksi Senyawa Fenol Dalam Air
Limbah Industri Kayu Lapis Secara Adsorbsi
7. Penelitian Penyediaan Isolat White Root Fungi Untuk Penurunan Intensitas
Warna Pada Limbah Cair Industri Tekstil Pewarnaan
8. Penelitian Pembuatan Soil Semen Dari Endapan Ipal Industri Keramik Untk
Meminimalkan Prositas Tanah Di Ladang Garam Dalam angka Peningkatan
Produksi Garam Rakyat
9. Pemanfaatan limbah padat industry udang beku menjadi silase bahan
pangan
10. Penelitian Pengaruh Suhu Uap pemanasdan Waktu Pemasakan pada
Proses Pembuatan Tahu Yang Menggunakan Limbah Cairnya Sebagai
Bahan PembangkitUap terhadap Mutu Dan Biaya Produksi
11. Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri Yang Mengandung Senyawa
Rekalsitran
12. D & E Alat pengendali kecepatan aliran zat cair
Litbang tahun 2009
1. Proses Fotokatalisis Sistem Lapisan Tipis-Alir Kontinyu Menggunakan Sinar
Matahari Sebagai Sumber Sinar Ultra Violet
2. Dekolorinasi Pewarna Azo Secara Elektrokimia Dengan Katalis Mineral
Mangan
3. Penggunaan Pasir Sebagai Media Pertumbuhan Bakteri Pada Pengolahan
Limbah Cair Secara An Aerob
4. Recycling Limbah Padat Industri Peleburan Besi (Iron Slag) Sebagai Bahan
Baku Industri Beton Yang Berwawasan Lingkungan
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan
117
5. Pengolahan lanjut Air Limbah industri kulit untuk dimanfaatkan sebagai air
proses
6. Teknologi Pengolahan Limbah Industri Rambut Palsu Secara Kimia-Fisika-
Biologi
7. Pengolahan Limbah Padat Sludge Minyak dari Industri Kilang dengan Sistem
Penghancuran Thermal
8. Pemanfaatan limbah padat industri kelapa sawit (Solid heavy phase) sebagai
sumber lemak pengganti jagung pada pembuatan pakan ternak
9. Modifikasi Membran Poly (Vinyl Alkohol)-Sulfonasi Dengan Ampas Tebu
(Bagasse) Untuk Adsorbsi Logam Berat
10. Pembuatan Larutan Induk Minuman Isotonik Dari Pekatan Limbah Cair
Ladang Garam. (Bittern) Penelitian lanjutan Th. 2007
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)
118
LAMPIRAN II HASIL RANCANG BANGUN DAN
PEREKAYASAAN INDUSTRI (RBPI)
KERJASAMA KEMAMPUAN JASA PELAYANAN TEKNIS DALAM BIDANG
HASIL REKAYASA TEKNOLOGI
No Kegiatan Keterangan 1 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Nissin Biscuit, Ungaran 2 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Foomaco, Semarang 3 Unit Pengolah Limbah Cair PT. Saritex Jaya Swasthi Batang 4 Unit Pengolah Limbah Cair Industri tahu di Magelang 5 Unit Pengolahan Limbah Cair PT. Kayu Lapis Indonesia Kendal 6 Unit Pengolahan Limbah Cair PT. Usman Jaya tekstil Magelang 7 Wet Scrubber Ash Collector PG. Rendeng Kudus 8 Unit Pengolah Limbah Cair PT. IMI Batang 9 Unit Pengolah Gas Buang NH3 PT. Batang Alum, Batang
10 Unit Biogas IPAL industri tahu Persh. Tahu Wismilak Semarang
HASIL LITBANG DAN REKAYASA TEKNOLOGI PROSES PADA INDUSTRI
No Kegiatan Keterangan 1 Peralatan yodisasi industri garam beryodium Telah diterapkan di industri 2 Alat pencucian garam Telah diterapkan di industri 3 Alat uji garam beryodium Telah diterapkan di industri 4 Alat Turbidity meter Skala penelitian 5 Alat uji derajat putih Skala penelitian 6 Alat uji NaCl dalam garam Skala penelitian 7 Iodium test kit for salt Telah diterapkan di industri 8 Alat pencabik daging ikan Skala penelitian 9 Alat pengetus minyak dalam pembuatan abon ikan Skala penelitian
10 Alat pengering sale pisang Telah diterapkan di industri 11 Pemanfaatan panas AC untuk pengeringan kayu Skala penelitian 12 Alat Penangkap Bau Skala penelitian 13 Alat Pembuatan Briket Arang Tempurung Kelapa Skala penelitian 14 Mixer pembuatan bahan bangunan dari limbah Skala penelitian 15 Biofilter Skala penelitian
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)
119
No Kegiatan Keterangan 16 Penggunaan bakteri untuk untuk reduksi warna pada
pengolahan air limbah tekstil Skala penelitian
17 Teknologi elektro flotasi untuk logam & minyak Telah diterapkan di industri 18 Incenerator Skala penelitian 19 Alat Pengolah Limbah Industri Jean Skala penelitian 20 Alat Pengolah Limbah Chroom Skala penelitian 21 Pemisahan logam dan minyak terlarut pada air limbah
karakteristik khusus dengan alternatif teknologi elektro-flotasi
Skala penelitian
22 Reduksi amoniak pada limbah cair tekstil Skala penelitian 23 Pengolahan air limbah industri fillet ikan Skala penelitian 24 Pengembangan teknologi pengolahan limbah cair industri
detergen dengan sistim airasi bertingkat Skala penelitian
25 Penghilang warna pd limbah cair ind. Tekstil tenun pewarnaan dengan menggunakan white root fungi.
Skala penelitian
26 Pemanfaatan limbah serbuk sabut kelapa sbg pupuk organik.
Skala penelitian
27 Teknik solidifikasi limbah padat B3 sbg upaya penimbunan sementara di lokasi limbah B3.
Skala penelitian
28 Purifikasi cafein dari limbah padat industri teh botol. Skala penelitian 29 Penelitian Pemanfaatan Abu dari Tungku Pembakaran
Batu Bara untuk Bahan Bangunan Murah dan Aman untuk Lingkungan.
Skala penelitian
30 Penelitian Teknologi Pengolahan Air Limbah IKM Tenun Pewarnaan.
Skala penelitian
31 Prototipe alat ekstraksi Mg dan K Skala IKM (prototipe)
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran III. Klien Sertifikasi
120
LAMPIRAN III KLIEN SERTIFIKASI
A. SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI
No Perusahaan Produk 1 PDAM AMDK MAKHOA, Magelang AMDK 2 CV. Bima Tirta, Bandung AMDK 3 CV. Makmur, Batang AMDK 4 PT. Tirta Sumber Kehidupan, Karanganyar AMDK 5 PT. Berselingk Cipta Persada, Bawen Pupuk NPK Padat 6 UD. Sinar Mandiri, Rembang Garam Konsumsi Beryodium 7 PT. Mitra Insan Sarana, Tegal AMDK 8 UD. Anugerah Tirta, Ungaran AMDK 9 UD. Putra Bhakti, Semarang Garam Konsumsi Beryodium 10 PT. Arya Kusuma Persada, Semarang AMDK 11 PT. Sariguna Primatirta, Kudus AMDK 12 CV. Tirta Makmur, Ungaran AMDK 13 CV. Pancuran Tirta Mulia, Karawang AMDK 14 PT. Sarana Sumber Tirta, Cirebon AMDK 15 PT. Bengawan Murni, Mojokerto AMDK 16 PT. Globalindo Perkasa, Salatiga AMDK 17 CV. Buana Sakti, Karawang AMDK 18 PT. Tirtamas Megah, Temanggung AMDK 19 CV. Tirta Guna Abadi Jaya, Semarang AMDK 20 CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes AMDK 21 CV. Maju Rahayu, Sragen AMDK 22 PT. Mujur Jaya Makmur, Banyumas Pupuk NPK Padat 23 CV. Titis Margahayu, Karanganyar AMDK 24 CV. Jaya Manunggal Sentosa, Semarang AMDK 25 PT. Tirta Karunia Abadi, Ungaran AMDK
B. SERTIFIKASI ISO 9001
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 1 PT. Erindo Mandiri Pandaan - Jatim Manufacture of bottled drinking water 2 PT. Indoxide Surabaya - Jatim Manufacture of zinc oxide 3 PT. Rimba Partikel
Indonesia Kendal - Jateng Manufacture of partikel board
4 PT. Bengawan Murni Mojokerto - Jatim Manufacture of bottled drinking water 5 PT. Tonggorejo Pasuruan - Jatim Manufacture of sodium cyclamate
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran III. Klien Sertifikasi
121
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 6 PT. Swabina Gatra Gresik - Jatim Manufacture of bottled drinking water 7 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of dried noodle 8 PT. Master Indo Aroma
Mitra Makassar - Sulsel Manufacture of ice cream
9 PT. Amanah Insanillahia Batusangkar - Sumbar
Manufacture of bottled drinking water
10 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of instant noodle & seasoning
11 PT. Dewi Samudra Kusuma
Surakarta - Jateng Manufacture of garment
12 PT. Pismatex Textile Industry
Pekalongan - Jateng Manufacture of woven saroong
13 PT. Pisma Putra Textile Pekalongan - Jateng Manufacture of spinning mills 14 PT. Agrimitra Utama
Persada Padang - Sumbar Manufacture of bottled drinking water
15 PT. Narmada Awet Muda
Lombok - NTB Manufacture of bottled drinking water
16 PT. Cipta Bangun Abadi Pekanbaru - Riau General construction 17 PT. Abadi Kimia Surabaya - Jatim Manufacture of aluminium sulfate 18 PT. Suryamulia
Gitagraha Pekanbaru - Riau General construction
19 PT. Bhina Citra Nusa Konst.
Pekanbaru - Riau General construction
20 PT. Royal Korindah Purbalingga - Jateng Manufacture of eyelishes 21 PT. Limajabat Jaya Jakarta Selatan -
DKI Building construction
22 PT. John’s Glove Factory
Semarang - Jateng Manufacture of gloves
23 PT. Industri Jamu Borobudur
Semarang - Jateng Herbal medicine industry
24 PT. Lince Romauli Raya Jakarta - DKI General construction 25 PT. Ultra Jasa Persada
Prima Jakarta - DKI Building construct. and specialist of
precast 26 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of biscuit and wafer stick 27 PT. Merdeka Suryatama Semarang - Jateng Const of roads and buildings 28 PT. Satwika Sarana Semarang - Jateng Const of buildings 29 PT. Katama Suryabumi Jakarta - DKI Const of buildings, roads, bridge and
run way 30 PT. Bangun Cipta Prima
M. Tegal - Jateng Const of buildings, roads, bridge and
drainage 31 PT. Putra Bhineka
Perkasa Denpasar - Bali Manufacture of coffee
32 PT. Duta Ananda Utama Text.
Pekalongan - Jateng Manufacture of woven saroong
33 PT. Surya Putera Perdana
Yogyakarta - DIY Construction of buildings, roads and bridge
34 PT. Graha Surya Pratama
Yogyakarta - DIY Construction of buildings, drainage and bridge
35 PT. Tiga Pilar Sejahtera Sragen - Jateng Manufacture of dried vermicelli 40 PT. Vincent Guna Abadi Jakarta Barat - DKI Construction of buildings 39 PT. Tri Mustika Abadi Jakarta Barat - DKI Construction of buildings 38 PT. Jasamas Graha Semarang - Jateng Construction of buildings
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran III. Klien Sertifikasi
122
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi Utama
36 PT. Kosoema Nanda Putra
Klaten Weaving
37 PT. Muara Mitra Mandiri Yogyakarta Construction of buildings
C. SERTIFIKASI ISO 14001
No Nama Organisasi Lokasi Ruang Lingkup Sertifikasi 1 PT INDOTIRTA JAYA
ABADI Jl. Majapahit 765, Semarang, Jawa Tengah
Perusahaan AMDK
2 PT ROYAL KORINDAH Desa Banjarsari, Kembaran Kulon, Purbalingga
Perusahaan Bulu Mata Palsu
Rencana Strategis Bisnis 2010–2014 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan Pencemaran
LAMPIRAN IV KLIEN PENGUJIAN, PENGAWASAN
MUTU PRODUK DAN PENANGANAN PENCEMARAN
No Klien 1 perorangan 2 Bappedal Prop. Jateng 3 pemerintah Kota Tegal 4 PT. Geo Dipa Energi, Banjarnegara 5 PT. Dan Liris Spinning III, Semarang 6 Baristand Indag, banjarbaru 7 Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik,
Yogyakarta 8 PT. CP.Prima, Kab. Demak 9 PT. Charoen Phokphand, Kab. Semarang
10 PT. Tanggul Sakti, Semarang 11 PT. Wahana, Solo Baru 12 PT. Aorta, Semarang 13 CV. Saprotan Utama, Semarang 14 BBP. Budidaya Air Payuh, Jepara 15 CV. Niki Harum, Semarang 16 PT. Semarang Mineral, Semarang 17 CV. Tunas Mekar Abadi, Ambarawa 18 PT. Nisin Biscuit, Semarang 19 PT. Ulam Tiba Halim, Semarang 20 PT. Pepertech Indonesia, Magelang 21 Pt. Kusuma Mulia, Solo 22 KLH. Proper, Jakarta 23 PT. Juifa Internasional, Cilacap 24 PT. Blue Sea, Pekalongan 25 CV. Sinar Kalvari, Solo 26 Lab. Klepu 27 PT. Cassanatama, Semarang 28 Polda Jateng 29 Lab Forensik, Cab. Semarang 30 CV. Berkah Abadi, Semarang 31 PT. Nusantara Building, Demak
No Klien 32 PT. suka Sari, Semarang 33 RS. Tlogorejo, Semarang 34 PT. Erela, Semarang 35 PT. Fishindo Makmur, Semarang 36 CV. Waringin Putih, Semarang 37 PT. Sukses Jaya Mandiri, Semarang 38 PT. Degepham, Semarang 39 PR. Santos, Purworejo 40 CV. Bumi Makmur, Semarang 41 PT. Sido Muncul, Semarang 42 PT. Zenith, Semarang 43 PT. TKPI, Magelang 44 PT. Sucofindo, Semarang 45 UNICEF, Jakarta 46 PT. Sriboga Raturaya, Semarang 47 PR. Perjuangan, Magelang 48 PT. Cherio Primas, Bawen 49 PT. Thomas Perkasa, Bawen 50 BPPT, Jakarta Pusat 51 CV. Sekar Jagat Mekar, Semarang 52 CV. Jaya Sentosa, Semarang 53 PDAM. Lab, Semarang 54 CV. Setia Jaya, Semarang 55 PT. Gentong Gotri, Semarang 56 PT. Madu Baru, Bantul 57 PR. Randu Sari, Kab. Grobogan 58 PR. Silampari Lingkungan, Purworejo 59 PT. Kinosentra, Semarang 60 PT. Lince Rumoli Raya, Jakarta 61 PT. Sekar Bengawan, Karanganyar 62 CV. Bengawan Solo, Karanganyar
No Klien 63 PT. duniatek, Karanganyar 64 PT. Hanil Indonesia, Boyolali 65 PT. Tirta investama, Wonosobo 66 PT. Sari Warna Asli IV, Karanganyar 67 PT. Batamtex, Ungaran 68 PT. Timatex, Salatiga 69 PT. Taruna Kusuma, Kab. Semarang 70 PT. Inti General Jaya Steel, Semarang 71 PT. raja Besi, Semarang 72 PT. Indonesia Miki Industries, batang 73 PT. Konimex, Sukoharjo 74 Fa. Asatex, Surakarta 75 PT. Iskandartex, Surakarta 76 PT. Alladitex (SWA III) 77 CV. Suburtex, Karanganyar 78 PT. Sandang Anggur Moratex,
Sokoharjo 79 PT. Indo Abadi Tekstil, Karanganyar 80 PT. Polysindo Eka Perkasa, Kendal 81 PT. Kayu Lapis, Kendal 82 PG. Sragi, Pekalongan 83 PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo 84 PT. ISTW, Semarang 85 PT. Bina Mandiri, Jakarta 86 PT. Primatexco Indonesia, Batang 87 PT. Dan Liris, Sukoharjo 88 PT. Lombok Gandaria, Karanganyar 89 PT. danarhadi, Surakarta 90 PT. Lojitex, Pekalongan 91 PT. Dupantex, Pekalongan 92 PT. Tyfountex, Sukaharja 93 PT. Sumber Jaya Garment,
Karanganyar 94 PT. Sri Rejeki Isman, Sukoharjo 95 PT. Batik Semar, Surakarta 96 PT. Indovetsin, Surakarta 97 Fallas Jeans, Pekalongan 98 RSI. Sunan Kudus 99 PT. Kamaltex, Kab. Semarang
100 PT. Kanasritex, kab. Semarang 101 PT. Dunia Sandang, Karanganyar 102 PT. Sinar Sosro, Bawen 103 PT. Tirta Gajah Mungkur, Semarang 104 PT. Wiratman Associate, Jakarta 105 PT. Lembah Tidar, Magelang 106 PT. Rodeo, Semarang 107 PT. Candi Mekar, Pemalang 108 PT. Sapi Gunung, Karanganyar 109 PT. Kimia Farma, Semarang 110 PT. Kharisma Parwitex, Karanganyar 111 PT. Karya Alam Indonesia,
No Klien Karanganyar
112 CV. Putra Tama Jaya, Temanggung 113 CV. Perkasa Teknis, Temanggung 114 PT. Damatex, Salatiga 115 PKLH 116 DPKLH, Kota Pekalongan 117 RSUD, Batang 118 PT. Fumira, Semarang 119 Persh. Anggur Wannen, Surakarta 120 Persh. Madu Murni Whellery,
Surakarta 121 PT. Tirta Mas Manuggal Jaya,
Semarang 122 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Semarang 123 Persh. Cahaya Tiga Tunggal,
Surakarta 124 UD. Sinar Mandiri, Rembang 125 PT. Tirta Sumber Kehidupan,
Karanganyar 126 PT. Latansa Tobaco, Cilacap 127 Kepolisian Negara Banyumas 128 CV. Andika Praja, Semarang 129 PT. tiga Pilar Sejahtera, Surakarta 130 PT. Tri Bintang Inti, Kab. Kendal 131 PT. adi Supra Jaya, Kab. Demak 132 CV. Alam Lestari Mulya, Kendal 133 PT. Puri Keraton, Kab. Jepara 134 PT. Nusantara Building, Semarang 135 CV. Argo Seto, Semarang 136 PT. INNAN, Semarang 137 CV. Pismat Concultant, Brebes 138 PT. Tanindo Subur Prima, Magelang 139 PT. Indofood Fritolay Makmur,
Semarang 140 Eka Paultry Industrial, Semarang 141 PR. Kapuas Karya Tama, Kudus 142 PU. Indah, Pekalongan 143 PT. Java Mete, Semarang 144 PR. Bintang Terang, Temanggung 145 Dinas Perikanan dan Kelautan
Semarang 146 PT. Mangkok, Semarang 147 CV. Sinar Tirta, Semarang 148 CV. Alamanda, Semarang 149 CV. Karya Tunggal Mandiri,
Semarang 150 PR. Roseuryn, Kudus 151 CV. Lumintu, Semarang 152 PT. Hartono Istana Teknologi,
Semarang 153 PR. Nahkoda Jaya, Pati 154 PR. Pezzo. Kab. Kudus 155 CV. Kendaga, Semarang
No Klien 156 PT. Sinar Indah Kertas, Pati 157 SMP Al-Azhar 14, Semarang 158 PR. Lembung Madu, Kudus 159 PR. Pelita Jaya, Kudus 160 CV. Bumitama, Semarang 161 PR. Dian Putri Jaya, Kudus 162 PR. Hargo Jimbangan, Kudus 163 PR. Libero Tangguh Prima, Kudus 164 CV. Tri Design, Semarang 165 PT. Sumber Sarana Makmur,
Semarang 166 PR. Sang Poemama, Jepara 167 PT. Central Pertiwi Bahari, Rembang 168 PR. Bojong Gede, Desa Bojong Gede 169 CV. Saprotan Bangkok Plaza C7,
Semarang 170 PR. Sekar Madya Mulya, Kab. Kudus 171 PT. Inti Sukses Garmindo, Bawen 172 PR. P Nusa Mekar, Ambarawa 173 CV. Rupan Mekar, Ambarawa 174 PG. PKBI, Medan 175 Alaminda, Pati 176 Dinas Pengendalian Lingkungan
Hidup, Magelang 177 PT. Bumi Regency Family, Semarang 178 CV. Podojoyonyo, Kab. Jepara 179 PR. Menara gading, Kab. Demak 180 PT. Noroyono, Kudus 181 PT. Fajar Jaya Loundry, Kendal 182 PT. Tesindo, Kendal 183 PT. Philips Seafood, Pemalang 184 PT. Rimba Partikel Indonesia, Batang 185 PT. Pritexmaxco Indonesia, batang 186 PT. Pismatex, Pekalongan 187 PT. Sinar Sosro, Kab Semarang 188 PR. Gowa Jaya Lestari, Kudus 189 PR. Pereng Bersinar, Kudus 190 PT. Sinar Terang Bulan, Kab Jepara 191 PR. Pesisir Adiguna Karya, Kab
Jepara 192 PR. Barito, Kudus 193 PR. Batu Hitam Mulia, Kudus 194 Lab. Kes. Mas DKK, purbalingga 195 PT. Indo Tirta Jaya Abadi, Semarang 196 PR. Sikas Mas Tua, Kab. Grobogan 197 PR. Intan Celsa, Kab. Grobogan 198 PR. Glodok 5000, Kab. Grobogan 199 CV. Mandiri Pati, Semarang 200 PR. Surya Mukti, Kudus 201 PT. Surya Bersinar, Kudus 202 PR. Pancuran, Kab. Kudus 203 PR. Mengkudu, Kab. Kudus
No Klien 204 PT. Djohartex, Magelang 205 PT. Indovestin, Solo 206 PT. Konimex, Sukoharjo 207 PR. Klampox, Kudus 208 PR. Kereta Senja, Kudus 209 PT. Nafira Jaya Perkasa, Jepara 210 PR. Pratama Baru Persada, Kudus 211 PR. Garbis Putra Mandiri, Kudus 212 PT. Hidup Makmur Barokah, Cilacap 213 PR. MO, Cilacap 214 CV. Sarana Argo Kultura. Kab.
Grobogan 215 Hotel Laras asri, Jepara 216 Asdep UPP dan SL, Jakarta 217 PT. Sandang Asia Maju, Semarang 218 Dinas Bina Marga, Semarang 219 CV. Asca Amoghasida, Semarang 220 PT. Manunggal Asri Pura, Semarang 221 PT. Subali Makmur, Semarang 222 PT. Nyonya Menir, Semarang 223 Bappedal. Kota Tegal 224 Bappedal, Pangkalan Bun 225 Firma Pangkal Rejo, Semarang 226 CV. Saprotan, Semarang 227 Perum Perhutani, Semarang 228 Yayasan Permatasari Semarang 229 KSM. Mandiri Lestari, Semarang 230 PT. Sumber Mitra, Semaang 231 PR. Rantai Mas, Temanggung 232 PR. Erlinda Jaya Abadi, Kab. Kudus 233 PT, Tirta, Purbalingga 234 PR. Danu Pratama, Grobogan 235 RS. Bunda, Semarang 236 Pt. Kurios Utama 237 PT. Kubota Indonesia, Semarang 238 PT. Bima Guna Kimia, Kab. Semarang 239 PT. Grada Widyakarsa, Semarang 240 PT. Sobisco, Sukoharjo 241 PT. Semarang Makmur, Semarang 242 PT. Sinar Pancar Jaya, Semarang 243 PT. Maya Food Industries,
Pekalongan 244 PT. Bonaza Megah, Demak 245 PT. New Armada, Magelang 246 PT. Mekar Armada, Magelang 247 PT. Hartono Istana, Demak 248 PT. Sandratex, Semarang 249 PT. Nanya Indah, Semarang 250 PT. Sango Kramik, Semarang 251 PT. Wijaya Kwarta Penta,
Karanganyar
No Klien 252 PT. Pelindo III, Tegal 253 PT. Herculon Carpet, Semarang 254 PT. Bengawantex, Karanganyar 255 PT. Apac Inti Corpora, Bawen 256 PT. Perindo Bapak Djenggot,
Karangjati 257 PT. Panamtex, Pekalongan 258 PT Tirta Investama, Klaten 259 PT. Konimex, Surakarta 260 PT. Sarana Nugraha, Tbk,
Karanganyar 261 PT. New Aditex, Pekalongan 262 PT. Palur Raya, Karanganyar 263 PT. Kusumahadi Sentosa,
Karanganyar 264 PT. Sawah Karunia Agung,
Karanganyer 265 PT. Kesmatex, Pekalongan 266 PT. Gunatex Jaya, Pekalongan 267 CV. Afantex, Karanganyar 268 PT. Pismatex, Pekalongan 269 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Sukoharjo 270 PT. Damatex, Semarang 271 PT. Kanigara, Ungaran 272 PT. Kusuma Remaja, Karanganyar 273 PT. Primatexco, Pekalongan 274 PT. Pepsi Cola, Ungaran 275 PT. Djarum, Kudus 276 PT. Ratna Jaya, Pekalongan 277 PT. Arga Kencana, Karanganyar 278 IPAL Bersama, Pekalongan 279 PT. Phapros, Semarang 280 PT. Triangga Dewi, Surakarta 281 Hotel Amanjiwo, Magelang 282 PT. Mega Rubber, Semarang 283 PT. Pura Nusa Persada, Kudus 284 DHL, Kab. Semarang 285 Disperindag, Kota Salatiga 286 DKLH, kab. Cilacap 287 PT. Adhinusa Dian, Tegal 288 CV. Mitra Adi Pranata, Semarang 289 PT. Tiga Tunggal, Sukoharjo 290 PT. Tirta Mas Megah, Temanggung 291 PT. Amor Abadi, Semarang 292 PT. Tunggak Warusemi, Karanganyar 293 Dinas Lingkungan Hidup, Kab.
Semarang 294 Kementrian Lingkungan Hidup 295 PT. Ecostar Engineering, Semarang 296 PR. Pendopo Istana, Kudus 297 PR. Janur Kuning 298 PR. Rambutan Super, Kudus
No Klien 299 PR. Magenta, Kudus 300 PR. Kelapa Gading Kembar 301 PR. Hendra Jaya, Kudus 302 PR. Djari Mas, Barongan 303 PR. Mutiara Hikmah, Jepara 304 PR. Semar Bakti, Jepara 305 PT. Rimba Partikel Indonesia, Kendal 306 Universitas Pekalongan 307 PR. MH Barokah Jaya, Kudus 308 PR. Gudang Jaya Abadi, Kudus 309 PR. Musang Kaswari, Kudus 310 UD. Arsa, Purworejo 311 PR. Patran Nusa Pragatama, Kudus 312 PR. Sentana Pisang Wulung, Kudus 313 PR. Anggrek Bulan Mecca, Kudus 314 CV. Frezindo Makmur Jaya Sentosa.
Pati 315 Sadu Perdana, Semarang 316 PKP. Farm, kab. Semarang 317 PT. Notodjo Mulya, Kudus 318 PT. Inti Sukses, Semarang 319 PTP Nusantara, Salatiga 320 PT. Loji Kanakatama, Pekalongan 321 PT. Citra Mega Pratama, cilacap 322 PR. Joko Sutra Makaryo, Kudus 323 Gita Snack, Solo 324 PR. Putra Permata Biru, Kendal 325 PR. Putra Lima Persada, Jepara 326 PT. Lokatex, Pekalongan 327 PT. Tiga Pilar Sejahtera, Solo 328 PT. Sanferoring, Semarang 329 PT. Inti Jaya, Semarang 330 PT. Astra Internasional, Semarang 331 CV. Dewi Sri, Sukoharjo 332 PR. Januari Kuncup Satu, Kudus 333 PR. Fikyal Ghani, Kab. Kudus 334 CV. Hindro Konsultan Teknik, Kudus 335 PR. Janoko Mekar Aren, Kudus 336 PR. Fani Jaya, Kudus 337 PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus,
Kudus 338 PR. Dinda Zakiya Jainatul firdaus,
Kudus 339 PR. Pemuda Berbudi Luhur Sentosa,
Kudus 340 PR. Pelita Alam Abadi Sentosa,
Kudus 341 PR. Restorasi Klasi, Kudus 342 PR. Maykid Puja Jaya, Jepara 343 PR. Risca Pesantenan Jaya, Jepara 344 PR. Alva Ranggan Dewa Jaya, Jepara 345 PR. Bomber Bolo-bolo, Jepara
No Klien 346 PR. Bambu Kunig Gading, Jepara 347 PR. Menado Jaya Utama, Kab.
Semarang 348 CV. Sahid Aditama, Semarang 349 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
BMS 350 PR. Sukses Jaya Utama, Kab.
Semarang 351 PR. Bimbing Mas Barokah, Kab.
Jepara 352 PR. Netral Jaya Abadi, Pati 353 PR. Panji Buana, Purworejo 354 PR. Lituma, Temanggung 355 PT. Ecolab, Semarang 356 CV. Pubel, Yogyakarta 357 PR. Gapura Jaya Makmur,
Purwokerto 358 PT. Bawen Mediatama, Bawen 359 PR. Oval Saputra, Kudus 360 PR. Daun Sirih Segar, Kudus 361 PT. Sinar Permata Tunggal, Kudus 362 PR. Gambir Coklat Muda, Kudus 363 PR. Sinyo 82, Kudus 364 PR. Malindo Jaya abadi, Kudus 365 PR. Era Usaha, Kudus 366 PR. Gunung Mas, Sleman 367 PD. Niaga, Cirebon 368 Dins Kesehatan Kendal 369 PT. Alya Kusuma Perdana, Gunung
Pati 370 PT. Karang Jaya Mandiri, Juana 371 PT. Tiro Samodra Mulya, Juana 372 PT. Agung Samudra, Batang 373 PT. Garam Nasional, Juana 374 PT. Citra Abadi Mulya, Yogyakarta 375 CV. Bima Tirta, Bandung 376 CV. Sarana Argo Kultura, kab.
Grobogan 377 PR. Kecap Mirama, Semarang 378 PT. Mirota SM, Yogyakarta 379 CV. Makmur, Batang 380 Anggur 5000, Yogyakarta 381 PT. Kharisma Prima Abadi,
Yogyakarta 382 PT. Indo Sentra Pelangi, Semarang 383 PT. Indofood Sukses Makmur,
Semarang 384 PT. Benselink Cipta Perdana, Bawen 385 CV. Tunggal Nugroho, Semarang 386 PT. Intrasal, Semarang 387 PT. Multi Instrumentasi, Semarang 388 PT. Intijaya Meta Ratna, Semarang 389 PT. Cipta Bangun, Pekanbaru
No Klien 390 PT. Swabina gatra, Gresik 391 PT. Bina Citra, Semarang 392 PT. Royal Korindah, Purbalingga 393 PT. Jhon's Glove, Semarang 394 PT. Intimanis, Semarang 395 PT. Amanah, Makasar 396 PT. Focus Indolighting, Jakarta 397 PT. Narmada Awet Muda, Lombok 398 PT. Sagita Puspa, Kaltim 399 PR. AMOK Mahkota, Magelang 400 PT. Tirta Tama Bahagia, Bogor 401 PT. Tirta Bahagia, Pandaan 402 PT. Dewi Samodra, Solo 403 PT. Agrimitra, Padang 404 PT. Surya Mulia, Pekanbaru 405 PT. Inhutani II, jakarta 406 PT. Master Indo Aroma, Makasar 407 PT. Global Export, ampenan 408 PT. Abadi Kimia, Surabaya 409 PT. Cita Nasional, salitiga 410 Yayasan Harapan Ibu, Purbalingga 411 PT. BPR Weleri Makmur, Semarang 412 PT. Industri Jamu Borobudur,
Semarang 413 PT. Karunia Tirta, Makasar 414 PT. Sinar Sosro, Ungaran 415 Pengguna Dana Bappedal Prop.
Jateng 416 PT. SA Moratex, Sukoharjo 417 Dinas Kesehatan Kota Semarang 418 Decorus Furniture 419 PT. Unggul Rejo Wasono, Purworejo 420 PT. Indratex, Pekalongan 421 Kantor Lingkungan Hidup Purbalingga 422 Dinas Kebersihan dan LH, Kab.
Cilacap 423 PT. Smart Sukses Selalu, Semarang 424 PG. Trangkil, Pati 425 PT. Kedaung Medan, Semarang 426 PT. Hadikusumo Bros Coy, Semarang 427 PT. CPS, Rembang 428 Sumitomo Corporation, jakarta
Selatan 429 PT. Kharisma Megah Dharma,
Semarang 430 PT. Mitra Lestari Abadi 431 RS. Ibu dan Anak, Tegal 432 Pusdiklat Mugas, Cepu 433 PT. Pandatex, Magelang 434 PT. Wonorejo Katon, Solo 435 PT. Sukorintex, Batang 436 PT. Triangga Dewi, Solo
No Klien 437 PT. Kanasritex, Ungaran 438 PG. Jatibarang, Brebes 439 PT. Dua Kelinci, Pati 440 PG. Sumberharjo, Pemalang 441 Persh. Krupuk Sami Jaya, Semarang 442 PT. Bina Mandiri, Bogor 443 PMK. Dua Naga 444 PT. Batik Semar, Solo 445 Persh. Bihun 'Hasrat Kerja', Surakarta 446 PG. Gondang baru, Klaten 447 PG. tasik Madu, Karanganyar 448 PT. Yuro Mustika, Semarang 449 PT. Daya Manuggal Tekstil 450 PT. Tanjung Kreasi Parguet Industri 451 PG. Mojo, Sragen 452 PT. Bitratex Industri, Demak 453 RSUD. Kardinal, Tegal 454 PT. Coca Cola, Ungaran 455 PG. Pangka, Tegal 456 PT. Faltatex, Pekalongan 457 PT. Restu Rancang Bangun 458 PT. Jamu Borobudur, Semarang 459 PT. Indoxide, Surabaya 460 PT. Asia Megah, Padang 461 PT. Tonggorejo, Pandaan 462 PT. Duta Khaisar, Surakarta 463 Lab. Lingkungan Akprin, Yogyakarta 464 PT. Manyong Mando, Semarang 465 CV. Dwi Tunggal Sejahtera,
Semarang 466 UD. Anugrah Tirta, Ungaran 467 PT. Sumber Daya Alam, Wonosobo 468 CV. Olimpic Makmur Jaya 469 Persh. Madu Nusantara 470 PT. Bapak Djenggot, Bawen 471 PT. Coca-cola Bottling Indonesia,
Semarang 472 CV. Tirta Anugerah Sejati, Brebes 473 PR. Tujuh Samodra, Temanggung 474 Glory, Semarang 475 PR. Buah Merah, Kudus 476 PR. Kembang Suko Sakti, Kudus 477 PR. Putri Yuko, Kudus 478 CV. Asia Food Working, Pati 479 CV. Hasil Karya, Semarang 480 PT. Libra, Semarang 481 PR. Nuansa Citra Abadi. Kudus 482 PR. Bengawan Solo, Kudus 483 PR. Helmi Jaya Abadi, Kudus 484 PR. Sembilan, Kudus
No Klien 485 PR. Cap Gading, Demak 486 PR. Nambah Rejeki, temanggung 487 PR. FAB, Boyolali 488 PR. Cincin Delima, Kab. Kudus 489 PR. Piala Kencana Sakti, Kudus 490 PR Sandang Pancuran, Ds.
Prambatan 491 ASA, Semarang 492 UD. Quasil, Semarang 493 CV. Masa Jaya, Semarang 494 CV. Karagen Indonesia, Semarang 495 PR. Kondang Harum, Karanganyar 496 PR. Keluarga Besar 092, Jepara 497 PR. Bina Arta Kencana, Semarang 498 PR. Bunga Malam, Demak 499 UD. Al-Farah, Cilacap 500 PR. Turi Mekar Mas Jaya, Kudus 501 PR. Tugu Mas Kencana, Kab. Demak 502 PR. Margo Jojoguna, Kudus 503 PR. Poenjoel, Kudus 504 PR. Gunung Cetak Kidul, Kudus 505 PR. Chi Hana Santosa, Kudus 506 PR. Finan Lasta Produk, Kudus 507 PR. Shifa Jaya Utama, Kudus 508 PR. Ruzuas Djumar, Kudus 509 PR. Friendship Business, Kudus 510 PR. Buana Fajar, Kudus 511 PR. Granito Mulia, Kudus 512 PR. Voleta, Kudus 513 PR. Umi Kharomah, Kudus 514 PPLH UNSOED, Purworkerto 515 PR. Pirandi, Kudus 516 PR. Pamudji Raharjo, Sukoharjo 517 Deperindag Kop. Kab. Rembang 518 PT. Setia Widjaja Bhakti Sentosa,
Tegal 519 PT. Mitra Insani Sarana, tegal 520 CV. Surya Kartika Indotama, Ungaran 521 PT IMI, Batang 522 PT. Batang Alum, Batang 523 Balai Pengobatan, Ungaran 524 PT. Garuda Food, Pati 525 PT. Saari Junietex, boyolali 526 PT. Perkebunan IX, Klaten 527 CV. Risetya Putri Sejati 528 PT. Unggul Jaya, Pekalongan 529 PT. Kertas Blabak, Magelang 530 Kantor Pedalda, Kab. Kendal
Lampiran V. Matrik TOWS
129
LAMPIRAN V MATRIK TOWS
Lampiran V. Matrik TOWS
130
MATRIK TOWS PELUANG / OPPORTUNITY ANCAMAN / THREAT Aspek Layanan Aspek Layanan
1. Potensi dan pangsa pasar untuk penanganan dan pencegahan pencemaran industri dan pengelolaan energi di industri relatif besar.
1. Adanya lembaga layanan sejenis.
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
pesat. 2. Perkembangan iptek yang cepat.
3. Peraturan pelestarian lingkungan yang semakin ketat 3. Tuntutan pelanggan akan layanan prima. 4. Kebijakan Pemerintah mengenai SNI wajib. Aspek Keuangan Aspek Keuangan 1. Pengelolaan Keuangan BLU (PK-BLU). 1. Tingkat inflasi. 2. Anggaran Rupiah Murni (RM) meningkat. 2. Nilai tukar rupiah. 3. Investasi sektor industri menurun. Aspek SDM & Organisasi Aspek SDM & Organisasi 1. Terbukanya kesempatan meningkatkan kompetensi. 1. Perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat.
2. Berkembangnya sertifikasi profesi. 2. Kebijakan Pemerintah tentang rekruitmen / formasi tenaga
lab.
3. Berlakunya sistem reformasi birokrasi untuk meningkatkan
kinerja.
4. Tersedianya berbagai jabatan fungsional. Aspek Sarana & Prasarana Aspek Sarana & Prasarana
1. Kerjasama penggunaan sarana laboratorium proses. 1. Adanya peralatan mutakhir yang dimiliki lab/lembaga
pesaing.
2. Adanya program bantuan dari DN/LN. 2. Siklus hidup peralatan lab. pengujian, kalibrasi, dan proses
yang cepat.
3. Tersedianya peralatan uji cepat (Rapid Test).
3. Ketidaksinambungan pasokan suku cadang.
Lampiran V. Matrik TOWS
131
KEKUATAN / STRENGTH Strategi S-O Mengoptimalkan kekuatan untuk menangkap peluang.
Strategi S-T Memanfaatkan kekuatan untuk menghadapi ancaman.
Aspek Layanan 1.
2.
3. 4. 5.
6.
7. 8.
9.
10. 11.
Mengusulkan perubahan pengelolaan keuangan BBTPPI menggunakan sistem PK-BLU Membangun jejaring kerja untuk kerjasama JPT dengan instansi Pemerintah/ Swasta/ Lembaga terkait. Pemanfaatan sarana kerja Optimalisasi tawaran bantuan dan kerjasama Memanfaatkan sistem reformasi birokrasi dlm mendukung pelaksanaan sistem pola karier Memanfaatkan jab fungsional sesuai kompetensi SDM Penetrasi dan pengembangan pasar untuk JPT Mempromosikan Jasa Audit Energi Memperdalam kemampuan kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan di bidang teknologi produksi bersih dan bioteknologi lingkungan Meningkatkan kemampuan teknis untuk mendukung Kebijakan industri nasional Pengembangan kemampuan layanan Peningkatan kualitas Layanan
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Merencanakan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri. Pemeliharaan peralatan menggunakan Jasa Pihak III. Selektif dalam memilih pemasok pelatanan. Pengadaan SDM yang disesuaikan dengan jenis layanan. Mengembangkan sistem reward/remunerasi berbasis kinerja. Melakukan kerjasama sub kontrak jasa pengujian. Rekruitment SDM baru dan Expert untuk peningkatan kapasitas layanan dan pengganti yang pensiun.
1. Mempunyai pelanggan tetap. 2. Adanya layanan plus ”One Stop Services” yang ditawarkan. 3. Merupakan laboratorium yang ditunjuk untuk pelayanan
pengujian dalam rangka monitoring pencemaran lingkungan.
4. Mampu mengembangkan jenis layanan melalui dukungan inovasi litbang.
5. Mampu melakukan layanan audit energi. Aspek Keuangan
1. Pendapatan meningkat dari tahun ke tahun. 2. Tarif jasa layanan kompetitif. 3. Adanya dukungan anggaran dari APBN.
Aspek SDM & Organisasi 1. Memiliki SDM berkompeten. 2. Adanya sistem pola karier bagi pegawai baru. 3. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis pengujian,
kalibrasi dan sertifikasi sudah mengikuti ketentuan yang berlaku secara internasional.
Aspek Sarana & Prasarana 1. Lokasi BBTPPI yang strategis. 2. Memiliki peralatan, pengujian, kalibrasi, dan proses. 3. Memiliki website.
Lampiran V. Matrik TOWS
132
KELEMAHAN / WEAKNESS Strategi W-O Memanfaatkan peluang utk meminimalkan kelemahan.
Strategi W-T Meminimalkan kelemahan utk menghindari ancaman.
Aspek Layanan 1.
2. 3.
4. 5. 6.
7. 8. 9.
10. 11. 12.
Menyusun anggaran yang proporsional untuk setiap jasa layanan teknis Memelihara peralatan lab proses Memanfaatkan program bantuan untuk meningkatkan kemampuan BBTPPI Merencanakan training bagi SDM BBTPPI Meningkatkan kompetensi SDM melalui sertifikasi personil Menyusun perencanaan pengadaan SDM menghadapi penerapan sistem reformasi birokrasi Pengembangan SDM yunior melalui pola kaderisasi Mengefektifkan sistem informasi dan pemasaran Meningkatkan kemampuan SDM Audit Energi Sistem informasi didorong untuk dimanfaatkan secara efektif Investasi peralatan prioritas yang mutakhir Peningkatan Usaha Marketing yang agresif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Efisiensi penggunaan anggaran berdasarkan prioritas. Mengurangi frekuensi promosi jasa pengujian. Pengadaan peralatan rapid test. Menyusun rencana pemeliharaan alat. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga sejenis. Memperbaiki kinerja pelayanan secara berkesinambungan. Reformasi birokrasi dengan penerapan skema PK-BLU. Penyusunan SOP konsultansi dan sertifikasi.
1. Waktu penyelesaian layanan yang lama. 2. Parameter pengujian/kalibrasi dan ruang lingkup sertifikasi
belum terakreditasi seluruhnya. 3. Belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal. 4. Lemahnya networking/jejaring kerjasama. 5. Pemasaran belum efektif.
Aspek Keuangan 1. Pendapatan PNBP belum proporsional. 2. Perencanaan anggaran belum efektif. 3. Biaya investasi/pemeliharaan terbatas. 4. Penetapan tarif jasa layanan tidak bisa direvisi dalam waktu
yang relatif singkat. Aspek SDM & Organisasi
1. Pengembangan SDM untuk mengikuti perkembangan iptek terbatas.
2. Pemberdayaan SDM yang berkompeten belum terencana dengan baik.
3. Pelaksanaan jasa pelayanan teknis belum dilaksanakan sesuai organisasi BBTPPI.
4. Tata kelola organisasi jasa pelayanan teknis penelitian dan pengembangan belum mengikuti ketentuan yang berlaku secara nasional/internasional.
Aspek Sarana & Prasarana 1. Keterbatasan kapasitas sarana dan prasarana lab.
pengujian dan kalibrasi. 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana belum terencana
dengan baik. 3. Belum tersedianya sistem informasi yang mendukung jasa
layanan.