rencana Sampah Dan Sanitasi
-
Upload
sheila-atikah -
Category
Documents
-
view
113 -
download
3
description
Transcript of rencana Sampah Dan Sanitasi
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
6.8 Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan Kelurahan Tulusrejo
Pengelolaan sampah Kelurahan Tulusrejo jika dilihat dari SNI-3242-2008
tentang Pengelolaan Sampah Permukiman bahwa pengelolaan sampah di sumber
sampah seperti rumah, restoran, toko, sekolah, perkantoran dan lainnya seharusnya
dilakukan dengan menyediakan wadah sampah minimal 2 buah per rumah untuk wadah
sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik ditempatkan di halaman bangunan.
Setiap rumah seharusnya memilah sampah sesuai jenis sampah dan menyediakan
minimal 2 buah alat pengomposan rumah tangga pada setiap bangunan yang punya
lahan mencukupi.
Tetapi masih ada warga yang tidak memiliki bak sampah dan mewadahi sampah
dengan kresek. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) di Kelurahan Tulusrejo. Sehingga sampah di Kelurahan Tulusrejo
ditampung di TPS Kelurahan lain yang juga melayani dua kelurahan berbeda.
Permasalahan sistem persampahan di Kelurahan Tulusrejo dijelaskan sebagai berikut:
1. Terdapat bangunan yang tidak memiliki tempat sampah pribadi di Kelurahan
Tulusrejo. Bangunan yang tidak memiliki tempat sampah pribadi mewadahi
sampah menggunakan kantong plastik. Selain menimbulkan bau bagi lingkungan
sekitar, sampah yang diwadahi kantong plastik ini mudah berserakan karena
diacak-acak oleh binatang.
2. Belum adanya pemilahan sampah dari sumber oleh warga Kelurahan Tulurejo.
Menurut SNI-3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah Permukiman bahwa
pengelolaan sampah di sumber sampah menyediakan wadah sampah minimal 2
buah per rumah untuk wadah sampah organik dan anorganik dan melakukan
pemilahan sampah di sumber sampah.
3. Jumlah gerobak sampah dan pasukan kuning belum memadai kebutuhan
pengangkutan sampah warga Kelurahan Tulusrejo. Hal ini disebabkan volume
sampah yang dihasilkan warga tidak sesuai dengan jumlah gerobak dan pasukan
kuning yang ada.
4. Tidak adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kelurahan Tulusrejo.
Sampah yang dihasilkan oleh warga diangkut di TPS di luar Kelurahan
Tulusrejo. TPS Tawangmangu yang melayani RW 08 sampai RW 16, kecuali
RW 11, melayani dua kelurahan lain yaitu Kelurahan Lowokwaru dan
Kelurahan Jatimulyo. Dengan luas 84 m2 dikhawatirkan untuk kedepannya TPS
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-362UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tawangmangu tidak dapat menampung sampah yang dihasilkan Kelurahan
Tulusrejo.
Selain permasalahan – permasalahan yang ada di atas, Kelurahan Tulusrejo juga
mempunyai potensi yang bisa dikembangkan secara maksimal. Potensi tersebut adalah
telah adanya rumah yang memiliki tempat sampah dari Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Kota Malang atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
(LPMK) Kota Malang yang sudah memenuhi standar pewadahan minimal 2 buah per
rumah untuk wadah sampah organik dan anorganik.
Permasalahan dan potensi yang ada di Kelurahan Tulusrejo dapat diperbaiki dan
dikembangkan agar sistem pengelolaan sampah dapat lebih baik. Adapun rencana –
rencana pengembangan pengelolaan sampah Kelurahan Tulusrejo meliputi penambahan
bak sampah yang sudah terpisah antara organik dan anorganik, penambahan jumlah
gerobak dan pemakaian gerobak bersekat, penambahan julah pasukan kuning,
penempatan tanda-tanda larangan membuang sampah, pengadaan program 3R dan
pengadaan biopori serta pembuatan TPS baru.
6.8.1 Pewadahan
Pewadahan sampah di Kelurahan Tulusrejo masih terbatas, dimana menurut
standar SNI-3242-2008 setiap rumah wajib menyediakan minimal dua buah tempat
sampah yang sudah terpisah antara organik dan organik. Sebanyak 9% bangunan tidak
memiliki bak sampah dan sisanya belum memiliki tempat sampah terpisah.
Tempat sampah dibagi menjadi tiga jenis yaitu permanen, semi permanen dan
non permanen. Tempat sampah permanen terbuat dari semen, tempat sampah semi
permanen terbuat dari karet atau seng dan tempat sampah non permanen adalah kantong
plastik.
A. Program
Pewadahan sampah di Kelurahan Tulusrejo diarahkan pada program–program
pengembangan agar pemilahan sampah dapat dijalankan.
1. Pemberian Arahan Pemisahan Sampah
Program ini ditujukan kepada masyarakat agar dapat mengatasi permasalahan
pengelolaan sampah di Kelurahan Tulusrejo. Masyarakat merupakan penghasil sampah
sehingga dalam mengatasi permasalahan persampahan masyarakat perlu dilibatkan.
Pengoptimalisasian peran masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-363UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tulusrejo ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan
pentingnya program pemisahan sampah.
Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan kebiasaan
pemisahan jenis sampah antara sampah organik dan sampah anorganik. Pertama–tama
masyarakat harus mengetahui jenis dan perbedaan antara sampah organik dan
anorganik. setelah itu masyarakat diarahkan untuk membuang sampah organik dan
organik di wadah yang berbeda, yang sudah disediakan di masing – masing rumah.
Pemberian arahan pemilahan sampah ini dapat dilakukan saat ada pertemuan warga
seperti rapat RW dan PKK ibu – ibu.
Diharapkan melalui arahan ini masyarakat dapat memulai kebiasaan membuang
memilah sampah di rumah dan membuang sampah di wadah sesuai jenisnya. Hal ini
dapat memudahkan pengolahan sampah di TPS dan mengurangi volume sampah yang
dibawa ke TPA setiap harinya.
B. Inovasi
Arahan rencana pengadaan tempat sampah di Kelurahan Tulusrejo adalah
pengadaan tempat sampah yang terbuat dari ban karet atau seng di setiap rumah dan
tempat sampah yang sudah dipisah antara organik dan anorganik di bangunan-bangunan
sarana, sesuai SNI-3242-2008. Tujuan pengadaan tempat sampah terpisah disini adalah
untuk memilah sampah langsung dari sumber sampah dan mempermudah kerja pasukan
kuning dalam proses pengolahan sampah. Hal ini berarti setiap bangunan memiliki
tempat sampah untuk memisahkan kedua jenis sampah tersebut.
1. Pemisahan Sampah Berdasarkan Jenisnya
Untuk rumah yang memiliki tempat sampah semi permanen dan tempat sampah
non permanen yang belum terpisah dapat mengumpulkan sampahnya menurut jenisnya
dengan kresek yang berbeda warna, kresek warna putih untuk sampah anorganik, kresek
warna hitam untuk sampah organik dan kresek merah untuk sampah kaca dan logam.
Hal ini dapat lebih memudahkan petugas pasukan kuning dalam memilah sampah sesuai
jenisnya. Untuk penambahan tempat sampah, jika disesuaikan SNI-3242-2008, semua
rumah perlu penggantian tempat sampah. Namun penambahan tempat sampah hanya
dilakukan bagi rumah-rumah yang belum memiliki tempat sampah. Penggantian tempat
sampah berupa tempat sampah yang terbuat dari karet. Tabulasi penyediaan tempat
sampah pribadi di Kelurahan Tulusrejo tahun 2012-2032 disajikan dalam Tabel 6.1.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-364UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.61 Tempat Sampah Karet untuk Penambahan Kebutuhan Tempat SampahSumber: Anonim, 2012
Tabel 6.115 Rencana Penyediaan Tempat Sampah Pribadi Di Kelurahan Tulusrejo Tahun 2012-2032
Lokasi
Bangunan yang Tidak Memiliki Tempat Sampah
TujuanSumber
PembiayaanPeriode Periode
IIPeriode
IIIPeriode
IVRW 01 35 - - -
Menempatkan bak sampah
sebagai wadah dari kresek
pemisah
APBD Kota Malang
RW 02 25 - - -RW 03 54 - - -RW 04 32 - - -RW 05 33 - - -RW 06 29 - - -RW 07 37 - - -RW 08 75 - - -RW 09 122 - - -RW 10 32 - - -RW 11 9 - -RW 12 5 - - -RW 13 46 - - -RW 14 45 - - -RW 15 - - - -RW 16 30 18 - -Total 609 18 - - Sumber: Hasil Rencana, 2012
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa pada periode I Kelurahan Tulusrejo
memerlukan penambahan 609 tempat sampah karet. Penyediaan tempat sampah tersebut
untuk rumah yang tidak memiliki bak sampah. Rumah yang tidak memiliki bak sampah
di Kelurahan Tulusrejo umumnya terletak di permukiman padat, yaitu RW 01 sampai
RW 10. Pada periode II terdapat penambahan 18 rumah horisontal di RW 16 jadiperlu
adanya penambahan 18 tempat sampah karet.
2. Penyediaan Tempat Sampah Terpisah Sarana
Penyediaan tempat sampah yang sudah terpisah ini ditujukan untuk bangunan-
bangunan sarana yang ada di Kelurahan Tulusrejo. Sampah dalam tempat sampah
tersebut dikumpulkan dengan menggunakan polibek di tiap jenisnya. Tujuan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-365UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
penggunaan tempat sampah terpisah jenis ini adalah untuk memudahkan petugas
pasukan kuning dalam mengumpulkan sampah dari bangunan sarana yang ada di
Kelurahan Tulusrejo. Tabulasi penyediaan tempat sampah terpisah di Kelurahan
Tulusrejo tahun 2012-2032 disajikan dalam Tabel 6.2.
Tabel 6.116 Rencana Penyediaan Tempat Sampah Terpisah Di Kelurahan Tulusrejo Tahun 2012-2032
No
TahunJumlah Sarana
Eksisting Bak Sampah
(2012)
Tambahan Bak
Sampah
1 2012 218 169 49
2 2017 367 169 149
3 2022 386 169 19
4 2027 406 169 20
5 2032 429 169 23
Total 260Sumber: Hasil Rencana, 2012
Dapat dilihat dari Tabel 6.116 bahwa kebutuhan penambahan tempat sampah
terpisah untuk bangunan sarana di Kelurahan Tulusrejo sebanyak 198 buah untuk
periode pertama, 19 buah untuk periode kedua, 20 buah untuk periode ketiga, dan 23
buah untuk periode akhir. Penyediaan tempat sampah terpisah tersebut untuk seluruh
bangunan sarana yang berada di kelurahan Tulusrejo.
6.8.2 Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya
mengumpulkan sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal bersama
melainkan juga mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan
langsung maupun tidak langsung.
A. Penggunaan Gerobak Motor
Penggunaan gerobak sampah sebagai alat angkut sampah di Kelurahan Tulusrejo
dinilai masih kurang memadai dikarenakan banyaknya volume sampah yang dihasilkan
oleh penduduk Kelurahan Tulusrejo dalam sehari. Oleh karena itu direncanakan adanya
pengalihan alat angkut sampah yang semula menggunakan gerobak sampah menjadi
truck pick up atau gerobak motor. Penggunaan truck pick up maupun gerobak motor
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-366UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
dinilai akan lebih efektif karena sampah yang dapat diangkut akan lebih banyak. Selain
itu akan menghemat sumber daya baik waktu maupun tenaga. Penggunaan truck pick up
dan gerobak motor memang akan memakan biaya yang lebih besar karena adanya
kebutuhan akan bahan bakar minyak untuk penggunaan setiap harinya. Namun,
penggunaan truck pick up dan gerobak sampah akan lebih menghemat sumber daya
tenaga sehingga tidak diperlukan pasukan kuning sebanyak jika menggunakan gerobak
sampah.
Gambar 6.62 Gerobak Sampah BermotorSumber: Anonim, 2012
Rencana penggunaan truck pick up dan gerobak motor di Kelurahan Tulusrejo
juga disesuaikan dengan kondisi lingkungan karena tidak semua wilayah dapat
diterapkan pengangkutan sampah dengan menggunakan truck pick up. Penggunaan
gerobak motor akan diterapkan di RW yang akses jalannya tidak dapat dilalui oleh truck
pick up. Wilayah RW ini terdiri dari RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07 dan 08. Untuk
gerobak sampah ini akan dipisah antara gerobak motor khusus sampah organik dan
gerobak motor khusus sampah anorganik. Sehingga akan memudahkan dalam
pengangkutan sampah ke TPS.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-367UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tabel 6.117 Penggunaan Gerobak Motor untuk Sampah Organik Periode 2012-2032 Kelurahan Tulusrejo
No. Lokasi
Jumlah Gerobak Sampah Eksisting
Tahun 2012 Tahun 2017 Tahun 2022 Tahun 2027 Tahun 2032Volume Sampah (liter)
Penggantian Gerobak Motor
Volume Sampah (liter)
Penambahan Gerobak Motor
Volume Sampah (liter)
Penambahan Gerobak Motor
Volume Sampah (liter)
Penambahan Gerobak Motor
Volume Sampah (liter)
Penambahan Gerobak Motor
1. RW 01 2 1183,65 1 1453,5 - 1768,8 - 2140,047 1 2571,72 -2. RW 02 2 1091,025 1 1339,5 - 1630,2 - 1972,737 - 2371,62 13. RW 03 1 1203,15 1 1477,44 - 1797,84 - 2176,551 1 2615,22 -4. RW 04 1 612,3 1 752,4 - 914,76 - 1107,288 - 1331,1 -5. RW 05 1 1577,55 1 1938 - 2357,52 1 2853,396 - 3427,8 -6. RW 06 1 1212,9 1 1489,98 - 1812,36 - 2193,282 1 2636,1 -7. RW 07 2 967,2 1 1187,88 - 1445,4 - 1749,15 - 2101,92 1
Total 10 8988,525 7 11039,76 0 13431 1 16254,93 3 19534,98 2Sumber: Hasil Rencana, 2012
Tabel 6.118 Penggunaan Gerobak Motor untuk Sampah Anorganik Kelurahan Tulusrejo
No. Lokasi
Jumlah Gerobak Sampah Eksisting
Tahun 2012 Tahun 2017 Tahun 2022 Tahun 2027 Tahun 2032Volume Sampah
(liter)
Penggantian Gerobak
Motor
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Gerobak
Motor
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Gerobak
Motor
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Gerobak
Motor
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Gerobak
Motor1. RW 01 2 2761,85 2 3392 - 4127 1 4993 - 6001 -2. RW 02 2 2545,725 2 3126 - 3804 - 4603 1 5534 -3. RW 03 1 2807,35 2 3447 - 4195 1 5079 - 6102 14. RW 04 1 1428,7 1 1756 - 2134 1 2584 - 3106 -5. RW 05 1 3680,95 2 4522 1 5501 - 6658 1 7998 -6. RW 06 1 2830,1 2 3477 - 4229 1 5118 - 6151 17. RW 07 2 2256,8 2 2772 - 3373 - 4081 1 4904 -
Total 10 20973,23 13 25761 1 31339 4 37928 3 45582 2Sumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-368UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
B. Penggunaan Truk Pick-Up Pengangkut Sampah
Penggunaan truk pick-up akan diterapkan di RW 08, 09, 10, 11, 12, 13, 14, 15
dan 16. Wilayah tersebut dipilih menggunakan truck pick up karena kondisinya yang
mendukung terutama untuk akses jalan sehingga dapat dilalui oleh truck pick up.
Dengan menggunakan truck pick up maka akan menghemat waktu sehingga tidak
diperlukan waktu yang lama untuk mengangkut sampah dalam satu wilayah RW. Oleh
karena itu sampah yang sudah terkumpul dalam satu RW akan diantar terlebih dahulu
ke TPS, lalu truck pick up akan kembali untuk mengambil sampah yang ada di wilayah
RW lain. satu truck pick up akan mengangkut sampah lebih dari satu RW, pemilihan
RW yang diangkut oleh truck pick up yang sama juga berdasarkan lokasinya yang
berdekatan. Truck pick up yang digunakan untuk mengangkut sampah di Kelurahan
Tulusrejo juga akan dilengkapi dengan sekat yang akan digunakan untuk memisahkan
antar sampah organik dan sampah anorganik.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-369UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tabel 6.119 Penggunaan Truk Pick-Up untuk Sampah Kelurahan Tulusrejo
No. Lokasi
Jumlah Gerobak Sampah Eksisting
Tahun 2012 Tahun 2017 Tahun 2022 Tahun 2027 Tahun 2032Volume Sampah
(liter)
Penggantian Truck Pick
Up
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Truck Pick Up
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Truck Pick
Up
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Truck Pick
Up
Volume Sampah
(liter)
Penambahan Truck Pick
Up1 RW 08 2 3802,5 1 4670,2 1 5680,4 - 6874,92 - 8265 -
2 RW 09 43643,25
14474,8767
-5443,0461
16588,539
-7917
-
3 RW 10 2 5352,75 2 6574 - 7999,2 - 9678,63 1 11634,8 -4 RW 11 2 1521 1 1869,6 - 2270,4 - 2753,01 - 3306 -5 RW 12 2 3074,5 1 3777,2 - 4593,6 1 5561,79 - 6681,6 -6 RW 13 2 1849,25 1 2272,4 - 2763,2 - 3346,2 - 4019,4 -7 RW 14 1 2590,25 1 3180,6 - 3872 - 4684,68 1 5631,8 -8 RW 15 4 5369 2 6593 - 8021,2 - 9709,05 1 11669,6 -9 RW 16 1 1293,5 1 1588,4 1931,6 - 2337,27 - 2813 -
Total 21 28496 13 35000,28 1 42574,65 2 51534,09 3 61938,2 0Sumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-370UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
6.8.3 Pengangkutan
Sampah yang tidak terolah di TPS akan dibawa ke TPS. Selama ini TPS
Tawangangu dan TPS Lowokwaru sebagai tempat pembuangan sementara sampah dari
Kelurahan Tulusrejo menggunakan truk sampah yang tidak tertutup. Hal ini tidak sesuai
dengan SNI 19-2454-2002 bahwa truk pengangkut sampah sebaiknya tertutup atau
memakai jaring sebagai penutup sampah.
Untuk rencana pengangkutan sampah dari TPS ke TPA akan digunakan truk
sampah tertutup agar sampah tidak bercecer di jalan. Truk sampah tertutup juga
mencegah tersebarnya bau sampah saat pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Supit
Urang.
Gambar 6.63 Truk Sampah TertutupSumber: Hasil Rencana, 2012
6.8.4 Pengolahan
Pengolahan sampah di Kelurahan Tulusrejo dilakukan dalam usaha untuk
mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA.
A. Program
Pengolahan sampah di Kelurahan Tulusrejo diarahkan pada program – program
pengembangan agar pengurangan sampah dari sumber dan pengolahan sampah dapat
dijalankan.
1. Pengadaan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang
sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu dimanfaatkan.
Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai
ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk
bahan baku industri. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan
dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah.
Dengan 3R atau pengolahan pupuk kompos organik mereka bisa mengolah
sampah rumah tangga tadi menjadi usaha rumahan atau usaha kelompok masyarakat
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-371UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
(UKM). Caranya yaitu dengan menerapkan sistem pemilahan sampah organik dan
anorganik dengan membuat tempat sampah yang khusus untuk sampah organik dan
anorganik pada setiap rumah warga. Dengan terlebih dahulu menyampaikan apa saja
jenis sampah organik dan anorganik rumah tangga.
Penerapan sistem 3R dalam rumah tangga tersebut bisa menjadi pola hidup
peduli lingkungan dan di terapkan pada setiap warga di Kelurahan Tulusrejo yaitu:
a. Reduce: Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda
yang tidak terlalu kita butuhkan, Misalnya : Kurangi pemakaian kantong plastik.
b. Reuse : Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak
terpakai menjadi sesuatu yang baru. Sampah rumah tangga yang bisa digunakan
untuk dimanfaatkan seperti koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah
sabun lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin
misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi.
c. Recycle: mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru. sampah
organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk dan sampah anorganik bisa di daur
ulang menjadi sesuatu yang bisa di gunakan kembali contohnya: mendaur ulang
kertas yg tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap
menjadi tempak alat tulis, plastik detergen,susu, bisa di jadikan tas,dompet dan
lain-lain. Hal ini dapat diwujudkan dengan akan diadakannya pelatihan
kerajinan barang bekas yang menjadi salah satu arahan rencana Kelurahan
Tulusrejo. Pelatihan kerajinan barang bekas ini diarahkan kepada ibu – ibu
rumah tangga di Kelurahan Tulusrejo setiap minggunya memalui pertemuan
PKK atau pertemuan rutin warga.
2. Pemanfaatan Sampah
Pemanfaatan sampah dilakukan dengan membedakan pengolahan sampah atara
sampah jenis organik dan sampah jenis anorganik.
a. Pemanfaatan sampah organik
Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga
mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Sampah organic juga
bermanfaat untuk mengurangi jumlah volume sampah. Sampah organic juga
dapat dijadikan pupuk yang dapat membantu kesuburan tanah dan tanaman
dengan cara composting. Pada Kelurahan Tulusrejo sudah ada program
komposting yang dilakukan di RW 04 dengan menggunakan tong komposter.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-372UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Sistem pemanfaatan sampah organik ini nantinya akan dilakukan secara mandiri
di masing-masing RW dan diterapkan juga di TPS Kelurahan Tulusrejo.
b. Pemanfaatan sampah anorganik
Sampah anorganik biasa disebut sampah kering adalah sampah yang berasal dari
sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan dan didaur ulang kembali
menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, misalnya tas, dan hiasan rumah, pernak-
pernik, dan lain-lain. Pemanfaatan sampah anorganik di Kelurahan Tulusrejo
dilakukan melalui pelatihan pembuatan kerajinan barang bekas oleh ibu – ibu
rumah tangga. Pengolahan tersebut adalah salah satu usaha yang dapat
menghasilkan uang. Pemanfaatan sampah ini dapat dilakukan di masing-masing
rumah atau diterapkan di TPS dan TPA. Dalam hal ini keberadaan pemulung
sangat membantu dalam pemisahan sampah organik dan sampah anorganik yang
sekaligus dapat mengurangi volume sampah yang ada. Para pemulung biasanya
mengambil sampah anorganik untuk kemudian dijual atau di daur ulang.
B. Inovasi
Inovasi dalam pengolahan sampah diperlukan untuk memeperbaiki sistem
pengelolaan sampah agar menjadi lebih ramah lingkungan dan efektif penggunaannya.
1. Biopori
Lubang biopori adalah lubang yang berbentuk silinder yang dibuat di tanah
secara vertikal kebawah sedalam 1 meter yang bisa berfungsi sebagai resapan air.
Lubang ini juga diisi dengan sampah-sampah organik seperti daun-daunan dan sisa
makanan. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15-30 hari,
sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-
3 bulan.
Prinsip dari teknologi ini adalah menghindarkan air hujan mengalir ke daerah
yang lebih rendah dan dibiarkan meresap ke dalam tanah melalui lubang resapan yang
ada. Dalam pembuatan lubang biopori ini membutuhkan biaya yang lebih murah dari
pembuatan sumur resapan.
Sampah organik yang dihasilkan Kelurahan Tulusrejo dapat digunakan untuk
sumber energi bagi lubang resapan biopori. Sampah organik yang ada dalam lubang
tersebut akan digunakan oleh organisme tanah dalam melakukan proses pengomposan.
Lubang biopori ini tidak hanya berfungsi sebagai pengomposan, tetapi juga dapat
digunakan sebagai resapan air hujan.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-373UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Pembuatan lubang biopori di Kelurahan Tulusrejo ada di semua lahan RTH
sebanyak masing – masing 15 buah. Satu buah lubang biopori dengan diameter 10 cm
dengan kedalaman 100 cm dapat menampung 7,8 liter sampah organik. Dengan asumsi
tersebut maka volume sampah organik yang bisa dikurangi dengan penggunaan lubang
biopori adalah 7,8 liter dikali dengan jumlah lubang biopori. Jadi pengurangan sampah
oleh lubang biopori di setiap lokasi RTH adalah sebesar 117 liter.
Gambar 6.64 Penampang Lubang BioporiSumber: Hasil Rencana, 2012
2. Tong Komposter
Tong komposter merupakan media komposting yang menerapkan prinsip
pengomposan dengan menyusun sampah yang sudah dipilah menjadi tumpukan di atas
terowongan udara. Tong komposter memiliki lubang – lubang yang digunakan untuk
jalannya udara. Lama pengomposan berkisar antara dua sampai tiga minggu. Jika
menggunakan obat yang mempercepat pengomposan, bisa memperpendek waktu.
Kelurahan Tulusrejo sudah memiliki tong komposter di RW 04 sebanyak 6 buah
dengan volume masing – masing 120 liter. Di RW 14, yaitu di Puskesmas Kendalsari
juga memiliki komposter sebanyak 2 buah dengan volume masing – masing 150 liter.
Pengadaan komposter direncanakan ada satu buah tong komposter di setiap RW yang
diletakkan di balai RW atau tempat umum lainnya seperti masjid atau musholla.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-374UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tabel 6.120 Pengadaan Tong Komposter Kelurahan TulurejoR Jumlah (unit) Volume Sampah Organik (liter/hari) Prosentase Pengurangan Volume Sampah
Periode I Periode II Periode III Periode IV Periode I Periode II Periode III Periode IV Periode I Periode II Periode III Periode IV1 1 1768,8 11,3%2 1 1972,73 10,1%3 1 1797,84 11,1%4 6 752,6 95,6%5 1 2853,39 7%6 1 1812,36 11%7 1 1749,15 11,4%8 1 2479,5 8%9 1 2375,1 8,4%10 1 2399,76 8,3% 11,9%11 1 681,2 29,3% 19,9%12 1 1668,5313 1 1003,8614 2 1 954,18 1668,53 31,4% 11,8%15 1 3500,88 5,7%16 1 843,9 23,6%
Sumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-375UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Volume tong komposter yang ada di RW 04 masing – masing adalah 120 L, jadi
volume total sampah organik yang dapat ditampung adalah 720 L dan memberikan
pengurangan volume sampah sebesar 59,4%. Rencana pengadaan tong komposter di
periode II sampai perode IV menggunakan tong komposter bervolume 200 liter.
3. Pembangunan TPS dengan Incinerator dan Tempat Komposting
Selama ini Kelurahan Tulusrejo memanfatkan TPS Lowokwaru dan TPS
Tawangmangu yang keduanya berada di Kelurahan Lowokwaru untuk menampung
sampah yang dihasilkan sehari-hari. Diperkirakan pada periode berikutnya TPS
Tawangmangu tidak akan mampu menampung sampah yang dihasilkan oleh Kelurahan
Tulusrejo, hal ini dikarenakan TPS Tawangmangu juga menampung sampah yang
dihasilkan oleh Kelurahan Lowokwaru, Kelurahan Jatimulyo dan Kelurahan Tulusrejo.
Kelurahan Tulusrejo tidak mempunyai Tempat Pembuangan Sementara. Oleh
sebab itu pada tahun 2012 direncanakan akan dibangun TPS baru milik Kelurahan
Tulusrejo bertempat di RW 12. Dengan adanya TPS baru yang terletak di RW 12, maka
skala pelayanan TPS berubah. Pengumpulan sampah di RW yang diangkut ke TPS
Tawangmangu berpindah ke TPS baru pada RW 12 Kelurahan Tulusrejo, sedangkan
RW lainnya sampah tetap diangkut ke TPS Lowokwaru.
Tabel 6.121 Data TPS Kelurahan TulusrejoNo Nama TPS Luas TPS Skala Pelayanan
1 Lowokwaru 150 m2RW 01, RW 01, RW 03, RW 04, RW 05, RW 06
dan RW 07
2 Tulusrejo 400 m2RW 08, RW 09, RW 10, RW 11, RW 12, RW 13,
RW 15 dan RW 16Sumber: Hasil Rencana, 2012
Rencananya TPS Tulusrejo memiliki luas sebesar 400m2 dengan luas tempat
komposting 25 m2 dan luas tempat pembakaran sampah beserta incinerator 50 m2. TPS
Kelurahan Tulusrejo memiliki jam kerja sampai jam 4 sore untuk proses pembakaran
sampah dan komposting setiap harinya.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-376UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.65 Rencana TPS Kelurahan TulusrejoSumber: Hasil Rencana, 2012
Alur dari pemrosesan sampah di TPS Kelurahan Tulusrejo adalah pertama
sampah yang sudah diangkut pasukan kuning dibawa ke ruang sampah organik. Lalu
setelah itu sampah dikeluarkan dari kantung plastiknya. Tempat pembongkaran sampah
organik ini dilengkapi dengan filter bau. Setelah itu sampah organik ditaruh di ruang
komposting
Gambar 6.66 Ruang Sampah OrganikSumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-377UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.67 Ruang KompostingSumber: Hasil Rencana, 2012
. Truk atau gerobak sampah bermotor yang sudah menurunkan sampah organik
menuju sisi sebelah kanan bangunan TPS untuk meletakkan sampah anorganik. hal ini
dilakukan dengan cara membuang sampah anorganik melalui lubang kecil yang ada.
Gambar 6.68 Lubang Untuk Memasukkan SampahSumber: Hasil Rencana, 2012
Setelah sampah dimasukkan, truk pengangkut menuju ke bagian belakang TPS
untuk pencucian truk dan parkir truk
Gambar 6.69 Tempat Pencucian dan Parkir Truk Pick-Up SampahSumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-378UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Sampah yang dimasukkan melalui lubang tadi menuju ke kotak penampungan.
Kotak ini memiliki kedalaman 4 m dan lebar 5 m. Sampah dari kotak ini diambil
dengan derek penjepit ke tungku pembakaran di insinerator. Ada operator yang
menjalankan derek ini dari ruang kontrol.
Gambar 6.70 Kotak Lubang Penampung Sampah AnorganikSumber: Hasil Rencana, 2012
Gambar 6.71 Ruang Operator Derek SampahSumber: Hasil Rencana, 2012
Insinerator ini bekerja setiap 0,5 – 1 jam untuk membakar 5000 - 6000 liter
sampah anorganik dan bekerja pada suhu mencapai 1000 oC. Proses pembakaran tidak
memerlukan energi lain berupa listrik maupun gas sebab sampah itu sendiri yang diolah
secara kimia dan fisika yang natural untuk menjadi bahan bakar insinerator. Pada tahap
paling awal proses insinerasi, bahan bakar minyak digunakan untuk memulai
pembakaran sampah dipicu dengan burner (alat pemicu api). Sekali sampah dibakar dan
temperatur ruang bakar mulai stabil, proses pembakaran akan bekerja dengan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-379UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
sendirinya, dan pemberian bahan bakar minyak dapat dihentikan. Selanjutnya
pembakaran sampah berlangsung kontinyu tanpa perlu alat pemicu api dan minyak lagi.
Di dalam ruang bakar, sampah terbakar seluruhnya karena melewati penggerak yang
berfungsi sebagai penggerak material sampah sekaligus mencampur dan mengaduknya.
Hasil pembakaran sampah ini adalah abu yang dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan batu bata atau bahan untuk perkerasan jalan. Uap dari hasil pembakaran ini
disaring dulu dengan filter yang ada di cerobong pembuangan asap.
Gambar 6.72 Incinerator Sampah AnorganikSumber: Hasil Rencana, 2012
Komposting di TPS Kelurahan Tulusrejo menggunakan Rotary Komposter yang
dapat menampung sampah organik sampai 2 ton atau sama dengan 6000 L setiap
unitnya. Untuk TPS Kelurahan Tulusrejo disediakan 6 buah rotary komposter dengan
volume total 36000 liter. Pengomposan menggunakan komposter ini memerlukan waktu
5 hari. Sebelum dimasukkan ke dalam komposter sampah dicacah terlebih dahulu di
mesin pencacah.
Gambar 6.73 Rotary KomposterSumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-380UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Sampah organik dicacah lalu dimasukkanMencampur sampah dengan mikroba pengurai
H a r i 1
terjadi reaksi panas hingga 30-50 C
H a r i 2
Kenaikan suhu komposter sampai 70 C
H a r i 3 - 5
Kompos dapat dikeluarkan lalu dibungkus dalam goni dan didiamkan selama 7 hari agar kering
H a r i 5 - 7
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Rotary komposter ini harus diputar setiap hari selama 15 menit/sekali dan setiap
harinya harus diputar sebanyak 4 kali. Rotary komposter tidak memerlukan listrik hanya
memerlukan tenaga manusia untuk memutar tong agar saat pengomposan udara dapat
masuk.
Gambar 6.74 Proses Pengomposan Rotary KomposterSumber: Hasil Rencana, 2012
Adanya pengolahan sampah di TPS membuat volume sampah yang dibawa ke
TPA menjadi berkurang. Jumlah sampah yang terbawa ke TPA berbeda-beda setiap
harinya karena proses komposting memerlukan jangka waktu yang cukup lama.
Pengguanaan insinerator juga tidak bisa ke semua jenis sampah, sampah seperti botol
kaca dan kaleng tidak bisa diolah di insinerator jadi harus dibuang ke TPA.
TPS Kelurahan Tulusrejo menyediakan 6 buah komposter dengan volume
masing –masing komposter adalah 6000 liter. Setiap harinya 6000 liter sampah organik
dimasukkan ke komposter dan sisanya dibuang ke TPA. Volume sampah yang dibawa
ke TPS dalam diagram di bawah diasumsikan bahwa itu adalah hari ke-1 dimana
sampah organik dimasukkan ke biopori dan tong komposter pada hari itu secara
bersamaan. Pengolahan sampah dalam tong komposter dan lubang biopori memerlukan
waktu sekitar 3 minggu untuk sampai menjadi kompos.
Gambar 6.75 Diagram Pengurangan Sampah Periode ISumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-381UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Volume Sampah
(20139,24)
Biopori dan Komposter(117+1020)
Dibawa ke TPS
(19002,24)
Pengurangan di TPS
(6000 liter)
Volume Sampah ke
TPA(13002,24)
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.76 Diagram Pengurangan Sampah Periode IISumber: Hasil Rencana, 2012
Gambar 6.77 Diagram Pengurangan Sampah Periode IIISumber: Hasil Rencana, 2012
Gambar 6.78 Diagram Pengurangan Sampah Periode IVSumber: Hasil Rencana, 2012
Volume sampah yang dibawa ke TPA adalah setelah pengurangan jumlah
sampah organik dengan sampah yang bisa terolah di rotary komposter yaitu 6000 L.
Volume sampah hari ke-1 adalah setelah pengurangan volume sampah organik setelah
pengolahan di lubang biopori dan tong komposter. Lama pengomposan di biopori dan
tong komposter diasumsikan adalah 21 hari. Jadi volume sampah hari ke-2 sampai ke-
21 yang dibawa ke TPA menjadi lebih besar karena pengolahan hanya dilakukan di
TPS. Untuk volume sampah yang dibawa dari TPS ke TPA pada hari kedua dan sampai
hari ke-21 pengurangan sampah hanya terjadi di TPS saja, yaitu pengurangan sebesar
6000 liter.
Untuk sampah anorganik, setiap hari sampah anorganik yang bisa diolah di TPS
mencapai 96000 liter. Jadi semua sampah anorganik terolah di TPS kecuali sampah
yang terbuat dari kaca dan logam. Untuk sampah kaca dan logam dapat dibuang ke TPA
atau dijual ke penadah.
6.8.5 Pengelolaan Sampah Rumah Susun
Berdasarkan hasil rencana 2012-2032 di Kelurahan Tulusrejo akan ada
pembangunan 3 rumah susun dengan tinggi 8 lantai pada periode kedua dan 1 rumah
susun di periode ketiga bertempat di RW 15. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 5 Tahun 2007, bahwa dalam kriteria khusus rumah susun perlu adanya
prasarana dan sarana tempat penampungan sampah di rumah susun. Dengan demikian
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-382UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Volume Sampah
(24499,2)
Biopori dan Komposter
(234 + 2020)
Dibawa ke TPS
(22245,2)
Pengurangan di TPS
(6000 liter)
Volume Sampah ke
TPA(16245,2)
Volume Sampah
(29653.42)
Biopori dan Komposter
(351 + 3020)
Dibawa ke TPS
(26282,42)
Pengurangan di TPS
(6000 liter)
Volume Sampah ke
TPA(20282,42)
Volume Sampah
(35636.94)
Biopori dan Komposter
(468 + 4020)
Dibawa ke TPS
(31148,94)
Pengurangan di TPS
(6000 liter)
Volume Sampah ke
TPA(25148,94)
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
dalam pembangunan 4 rumah susun di Kelurahan Tulusrejo juga memerlukan sistem
persampahan khusus rumah susun.
Sistem pengelolaan sampah perumahan dengan pola rumah susun berbeda
dengan sistem pengelolaan sampah perumahan dengan pola rumah horizontal. Sistem
pengelolaan sampah rumah susun yang akan diterapkan di Kelurahan Tulusrejo adalah
sistem pengelolaan sampah komunal. Sistem penempatan tempat sampah komunal
diletakan di setiap 4 unit rumah satu tempat sampah yang peletakannya di antara 4 unit
rumah tersebut dengan sistem tempat sampah yang sudah terpisah antara sampah
organik dan anorganik. Pewadahan sampah di dalam tempat sampah menggunakan
polibag untuk memudahkan dalam proses pengumpulan sampah untuk diangkut di TPS.
Model tempat sampah yang akan direncanakan sebagai berikut :
Gambar 6.79 Tempat Sampah Komunal Rumah Susun Setiap 4 RumahSumber: Hasil Rencana, 2012-2032
Jumlah pasukan kuning yang khusus melayani rumah susun sebanyak 10
pasukan kuning yang jumlah pasukan kuning setiap rumah susun menyesuaikan bentuk
rumah susun yang akan dibangun dan periode penambahan pasukan kuning juga
menyesuaikan periode pembangunan rumah susun. Sistem retribusi untuk pasukan
kuning menggunakan sistem iuran penghuni rumah susun yang setiap unit sebesar Rp.
12.500,- setiap bulannya. Iuran tersebut digunakan untuk pembayaran gaji pasukan
kuning dan hal-hal yang mengenai persampahan di rumah susun. Setiap satu pasukan
kuning melayani 8 lantai rumah susun. Pasukan kuning setiap pukul 06.00-10.00
dengan ritasi sekali setiap hari mengumpulkan dan mengangkut sampah untuk di angkut
ke TPS dengan cara mengambil semua polibag yang berada di tempat sampah kemudian
di kumpulkan menjadi satu di tempat pewadahan sampah komunal yang digunakan
setiap pasukan kuning. Model tempat pewadahan sampah komunal untuk pasukan
kuning rumah susun yang direncanakan sebagai berikut :
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-383UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.80 Tempat Pewadahan Sampah Komunal untuk pasukan kuningSumber: Hasil Rencana, 2012-2032
Sampah yang telah dikumpulkan dan diangkut oleh pasukan kuning
menggunakan tempat pewadahan sampah komunal untuk pasukan kuning, pasukan
kuning kemudian mengangkutnya ke lantai dasar untuk dikumpulkan menjadi satu
dengan sampah semua lantai rumah susun menggunakan lift khusus yang telah tersedia
di rumah susun. Model lift yang digunakan untuk pengangkutan sampah yang
menggunakan tempat pewadahan sampah komunal yang direncanakan sebagai berikut :
Gambar 6.81 Lift Untuk Mengangkut Sampah Sumber: Hasil Rencana, 2012
Pengangkutan sampah yang telah terkumpul semua lantai rumah susun diangkut
menggunakan truk sampah yang sudah menggunakan sistem terpisah antara sampah
organik dan anorganik ke TPS Tulusrejo.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-384UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.82 Skema Persampahan RusunSumber: Hasil Rencana, 2012
6.8.6 Hambatan dalam Realisasi Pengelolaan Persampahan Kelurahan Tulusrejo
Dalam perealisasian rencana sistem persampahan Kelurahan Tulusrejo terdapat
beberapa hal yang dapat menghambat terlaksananya program sistem persampahan yang
ada. Hambatan-hambatan tersebut antara lain kebiasaan dan presepsi masyarakat yang
salah, aturan yang kurang tegas, padatnya permukiman di wilayah Kelurahan Tulusrejo,
serta masalah pendanaan program persampahan.
A. Kebiasaan dan Persepsi Masyarakat yang Salah
Masyarakat Kelurahan Tulusrejo terutama di RW 07 ,RW 09 dan RW lain yang
dilewati sungai memiliki kebiasaan buruk yaitu membuang sampahnya langsung ke
sungai. Namun tidak semua warganya membuang sampah langsung di sungai,
contohnya pada kawasan perumahan yang ada di daerah RW 07 yang sistem
persampahannya terlanyani dengan baik sehingga warganya tidak membuang sampah
langsung ke sungai namun untuk warga yang tinggal di kawasan perkampungan sempit
masih banyak yang membuang sampahnya langsung ke sungai. Selain membuang
sampah ke sungai warga Kelurahan Tulusrejo juga masih ada yang membuang atau
menumpuk sampah di lahan kosong sekitar rumah mereka hal ini terjadi di beberapa
RW, salah satunya di RW 12.
Selain itu, masyarakat Kelurahan tulusrejo juga masih banyak yang memiliki
presepsi yang salah mengenai persampahan. Warga Kelurahan Tulusrejo sebagian besar
bepikir bahwa sampah adalah barang yang bernilai non ekonomis, kotor, serta
sepatutnya yang mengolah dan mengelola sampah adalah pasukan kuning. Hal ini
dikarenakan warga yang merasa bahwa warga yang telah membayar uang pengelolaan
sampah sehingga warga tidak perlu melakukannya sendiri. Akibatnya warga tidak
peduli mengenai sistem pewadahan serta pemisahan sampah meskipun sudah banyak
terdapat tempat sampah pemisah antara sampah kering dan basah. Masih terdapat
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-385UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Bak sampah komunal / 4 unit
Tempat sampah dorong Pasukan kuning
Box katrolPick upTPS
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
banyak warga yang menggunakan kantung plastik untuk pewadahan sampah, selain itu
hampir sebagian besar warga yang tidak memisahkan jenis sampah mereka.
Masyarakat Kelurahan Tulusrejo masih bersifat pasif dan acuh tak acuh terhadap
masalah persampahan dan kebersihan lingkungan mereka. Kegiatan penyuluhan serta
sosialisasi mengenai masalah persampahan dan pentingnya masalah persampahan
diharapkan mampu mengubah pola kebiasaan serta persepsiwarga Kelurahan Tulusrejo.
Penyuluhan dan sosialisasi akan dilakukan secara berjangka dan teratur agar warga
selalu peduli terhadap masalah persampahan di wilayah Kelurahan Tulusrejo.
B. Aturan yang Kurang Tegas
Proses pengelolaan sampah serta pengolahannya telah diatur dalam revisi SNI
03-242-1994, bahkan UU Republik Indonesia No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah. Namun dalam penerapannya masih terdapat pelanggaran terhadap aturan-
aturan yang ada, hal ini di karenakan tidak adanya aturan yang tegas serta sanksi yang
dikenakan kepada para pelanggar aturan tersebut.
C. Padatnya Permukiman
Wilayah Kelurahan Tulusrejo merupakan wilayah yang padat permukiman,
namun dengan padatnya permukiman penduduk Kelurahan Tulusrejo masih belum
memiliki TPS sendiri. Padatnya permukiman serta terbatasnya lahan kosong yang jauh
dari permukiman membuat solusi pembuatan TPS menjadi sulit untuk dilakukan.
6.8.7 Persyaratan dalam Realisasi Pengelolaan Persampahan Kelurahan
Tulusrejo
Dalam pengelolaan persampahan Kelurahan Tulusrejo, adanya inovasi – inovasi
baru yang dipakai. Suatu inovasi penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan
masyarakatnya. Ada syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk menerapkan suatu
inovasi atau program.
A. Kelebihan, Kekurangan dan Pendanaan Inovasi Persampahan
Permasalah persampahan di Kelurahan Tulusrejo selain coba diselesaikan
dengan program – program dari pemerintah perlu adanya inovasi dalam
pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan program dan peraturan dari pemerintah masih
belum efektif dan belum sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat. Kekurangan serta
kelebihan inovasi persampahan dapat dilihat dalam Tabel 6.6.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-386UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tabel 6.122 Kelebihan, Kekurangan dan Pendanaan Inovasi Persampahan di Kelurahan Tulusrejo
No. Inovasi Kelebihan KekuranganSumber
Pendanaan
1Penyediaan Tempat Sampah Terpisah
Telah terpisahnya sampah dari sumber sehingga pengolahan di TPS lebih mudah
Jika warga masih ada yang belum membuang sampah menurut jenis akan menambah kerja petugas di TPS
Swadaya Masyarakat, APBD
Kota Malang
2Pemakaian Gerobak Motor
Pengangkutan sampah sudah dipisah menurut jenis sehingga pengolahan di TPS lebih mudah
APBD Kota Malang
3Penggunaan Truk Sampah Pick-Up
Sampah yang dibawa ke TPA sudah terpisah menurut jenis
Truk sampah tertutup tidak menimbulkan bau di jalan dan sampah tidak tercecer.
Memerlukan biaya yang cukup mahal untuk membeli truk pick-up
APBD Kota Malang
4
TPS dengan Incinerator dan Tempat Komposting
Incinerator mempermudah pengolahan sampah.
Tepat komposting dapat mengurangi volume sampah organik yang diangkut ke TPA.
Memerlukan biaya yang besar dan tenaga ahli
APBD Kota Malang
5 Pembuatan Biopori
Menyuburkan tanah Mengurangi volume
sampah organik rumah tangga
Sampah di lubang biopori mengundang hewan pengerat yang membongkar lubang biopori
Swadaya Masyarakat
6Pengadaan Tong Komposter
Mengurangi volume sampah organik rumah tangga
Menampung banyak sampah organik
Biaya relatif mahal APBD Kota Malang
Sumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-387UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tabel 6.123 Indikator Program Rencana Persampahan Kelurahan Tulusrejo
Program LokasiAlokasi Waktu
Sumber Dana Pelaksana2012 2014 2016 2017 2020 2021 2022 2026 2027 2030 2032
Penyediaan Tempat Sampah Terpisah
Semua RW
Swadaya Masyarakat, APBD Kota Malang
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Masyarakat Kelurahan Tulusrejo
Penggunaan Gerobak Motor
RW 01 APBD Kota Malang
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang
RW 02, 07RW 03
RW 04RW 05RW 06
Penggunaan Truk Pick-Up Sampah
RW 08 APBD Kota Malang
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang
RW 09, 12RW 10, 15RW 11, 13, 16RW 14
Pembuatan Lubang Biopori
RW 02, 05
Swadaya Masyarakat
Masyarakat Kelurahan TulusrejoRW 07,
08RW 09RW 14, 16
Pengadaan RW 04, APBD Kota Dinas Kebersihan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-388UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Program LokasiAlokasi Waktu
Sumber Dana Pelaksana2012 2014 2016 2017 2020 2021 2022 2026 2027 2030 2032
Tong Komposter
14 Malang dan Pertamanan Kota MalangRW 01,
03, 06, 10, 11RW 02, 05, 07, 12,13RW 08, 09, 14, 15, 16
Pembuatan TPS Baru
RW 12 APBD Kota Malang
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang
Sumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-389UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.83 Fomap Persampahan 1
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-390UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.84 Fomap Persampahan 2
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-391UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.85 Fomap Persampahan 3
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-392UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.86 Fomap Persampahan 4
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-393UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.87 Fomap Persampahan 5
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-394UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.88 Fomap Persampahan 6
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-395UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Peta 6. 40 Peta Rencana Persampahan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-396UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Peta 6. 41 Peta Rencana Jalur Pasukan Kuning
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-397UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
6.9 Rencana Sistem Pengelolaan Sanitasi Kelurahan Tulusrejo
Masih perlu adanya pembenahan sistem sanitasi di Kelurahan Tulusrejo karena
masih adanya permasalahan – permasalahan pengelolaan sanitasi. Di Kelurahan
Tulusrejo, terdapat bangunan yang memiliki MCK pribadi tetapi tidak memiliki septic
tank sehingga pembuangan black water langsung dialirkan ke sungai. Untuk
membenahi permasalahan pengelolaan sistem sanitasi di Kelurahan Tulusrejo, ada
beberapa rencana yang dilakukan antara lain :
1. Pembangunan septic tank komunal
Di Kelurahan Tulusrejo telah terdapat 1 septic tank komunal yang terletak di
RW 14. penambahan pembangunan septic tank komunal untuk memperbaiki
pengelolaan sanitasi yang belum memadai karena masih terdapat bangunan yang
memiliki MCK pribadi tetapi tidak dengan septic tank. Hal ini mengakibatkan
pembuangan black water . Pembangunan septic tank komunal di Kelurahan
Tulusrejo dilakukan di RW 01, RW 05, RW 06, RW 07, RW 09, RW 11, dan
RW 14 karena masih terdapat bangunan yang tidak memiliki septic tank pribadi
dan pembuangan black water langsung ke sungai. Menurut SK SNI T-07-1989-
F, bahwa untuk 1 septic tank komunal maksimal digunakan oleh 4 bangunan.
Melihat dari SNI tersebut, rencana pembangunan septic tank komunal sudah
dapat ditentukan sesuai dengan jumlah bangunan yang tidak memiliki septic
tank.
2. Pembangunan Waste Water Garden (WWG)
WWG adalah sistem pengelolaan grey water yang prinsipnya adalah
menggunakan tanaman air sebagai penyaring limbah dan air yang telah melewati
tanaman air ini aman untuk dibuang ke sungai. WWG merupakan inovasi praktis
untuk mengelola air limbah domestik rumah tangga. Pengelolaan grey water
diperlukan karena di Kelurahan Tulusrejo tidak ada pengolahan limbah cair, jadi
limbah yang dialirkan di sungai menurunkan kualitas air sungai.
3. Penggunaan bio-proccessor
Bio-proccessor merupakan suatu sistem pengurasan septic tank tanpa melalui
proses penyedotan dengan truk penyedot. Sistem ini sangat praktis dan ramah
lingkungan sehingga dapat lebih memudahkan masyarakat. Umumnya warga
Kelurahan Tulusrejo menggunakan sistem pengurasan septic tank melalui proses
penyedotan dengan menggunakan truk penyedot. Perlunya penggunaan bio-
proccessor agar memudahkan warga, terutama warga yang rumahnya berada di
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-398UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
dalam gang-gang sempit yang sulit dijangkau oleh truk penyedot, untuk
menguras septic tank sehingga tidak memerlukan truk penyedot untuk menguras.
4. Perbaikan dan Perawatan MCK Umum
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi MCK umum di Kelurahan Tulusrejo
menurut SNI 03-2399-2002 tentang Tata Cara Perencanaan MCK Umum, dari 3
MCK umum yang ada di Kelurahan Tulusrejo tidak ada yang memenuhi standar.
Masalah yang ada dalam pengelolaan MCK umum ini karena kondisi fisik
bangunan yang kurang terawat. Ketersediaan prasarana pelengkap MCK umum
seperti septic tank masih belum tersedia. Kelengkapan fasilitas seperti ventilasi
dan penerengan menyebabkan berkurangnya warga yang menggunakan fasilitas
MCK Umum. Arahan pembangunan pengelolaan sanitasi mengarah pada
pemakaian MCK pribadi tetapi fasilitas MCK Umum perlu perbaikan dan
perawatn agar bisa digunakan pejalan kaki yang lewat.
6.9.1 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Sanitasi Kelurahan Tulusrejo
Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan sistem sanitasi yang ada di
Kelurahan Tulusrejo yaitu:
1. Kondisi MCK Umum di Kelurahan Tulusrejo ada yang tidak terawat
kebersihannya.
2. Adanya bangunan yang memiliki MCK pribadi milik warga tetapi tidak
dilengkapi dengan septictank pribadi, sehingga pembuangan akhir limbah tinja
dialirkan ke sungai.
3. Adanya bangunan yang tidak memiliki MCK pribadi di Kelurahan Tulusrejo
4. Kurangnya lahan yang tersedia bagi pembangunan septic tank komunal
Ditinjau dari segi kualitas kehidupan, perilaku masyarakat dalam pengolahan limbah
sanitasi rumah tangga secara tidak langsung berpengaruh pada penurunan kualitas hidup
masyarakat di sekitar maupun kualitas lingkungan berupa pencemaran air, udara, dan
tanah. Oleh karena itu partisipasi masyarakat sangat diperlukan agar terwujud
lingkungan yang bersih dan sehat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan penentuan permasalahan mengenai
sistem sanitasi di Kelurahan Tulusrejo, diperoleh beberapa alternatif rencana yang dapat
diterapkan dalamusaha penyelesaian masalah-masalah yang ada pada sistem sanitasi
dan diharapkan agar bisa meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di Kelurahan
Tulusrejo.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-399UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
A. Bio Septic Tank
Penduduk Kelurahan Tulusrejo sebagian besar telah memiliki septic tank
pribadi, tetapi septic tank yang selama ini digunakan adalah septic tank konvensional.
Septic tank konvensional ini masih sekesar sebagai tempat penampungan limbah saja.
Septic tank konvensional dibuat dengan membuat lubang di tanah yang kemudian
ditutup dengan batu bata. Lubang tersebut dijadikan tempat penampungan limbah yang
memang dapat menghindarkan dari bau limbah. Masalahnya adalah septic tank model
galian tersebut menggunakan teknik resapan tanah untuk menampung limbah. Ketika air
limbah terserap oleh tanah otomatis tanah dan air tanah di sekitarnya akan ikut
tercemar.
Inovasi septic tank kini semakin berkembang. Septic tank modern dibuat lebih
ramah lingkungan dan dikenal sebagai bio septic tank. Proses pembuangan air pada bio
septic tank menggunakan sistem disinfektan dan metode khusus yang membuat air dari
pembuangan septic tank tidak mencemari lingkungan karena tidak memakai sistem
resapan makan akan sangat membantu dalam mengatasi masalah pencemaran air tanah,
masalah bau dan limbah air buangannya dapat langsung dibuang tanpa membuat
lingkungan ikut tercemar.
Gambar 6.89 Bio Septic TankSumber: Anonim, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-400UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Bio septic tank ini dilengkapi dengan:
a) Perawatan pertama melakukan proses untuk memisahkan dan menghapus
floatables dan padatan tersuspensi dan mempersiapkan untuk perawatan air
limbah biologis.
b) Pengolahan kedua memanfaatkan mikroorganisme aerobik dalam reaktor
biologis untuk memakan limbah organik terlarut dan koloid. Sebagian dari
mikroorganisme ini mengurangi oksigen biokimia permintaan ( BOD) dan
kekeruhan ( padatan tersuspensi) , mikroorganisme tumbuh, berkembang biak,
dan membentuk sebuah flok organik, yang harus dipindahkan kedalam tangki
pengendapan akhir.
c) Perawatan ketiga atau pengobatan lanjut, menghilangkan sisa zat spesifik, jejak
bahan organik, nutrisi, dan unsur lainnya yang tidak musnah oleh biologis
proses.
d) Bio septic tank terbuat dari bahan fiberglass yang bisa bertahan sekitar 50 tahun,
tahan terhadap korosi, atau dekomposisi dan tidak memerlukan tambahan
sebagai pelapis tank lain.
e) Penyedotan tinja dapat dilakukan setelah 10-20 tahun karena dalam septic tank
telah ada mikroba yang dimaksimalkan untuk menguraikan tinja.
f) Bio septic tank dilengkapi dengan media sarang tawon yang ditempatkan di
bagian bawah dan reaktor biologis ( Bio media sel), mengapung untuk memakan
bahan organik terlarut dan koloid, di mana bakteri ( mikroorganisme anaerob)
hidup dan menguraikan limbah.
g) Bio septic tank dilengkapi dengan sistem desinfektan, untuk memusnahkan
patogen didalam limbah, yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri dan
virus, agar dapat dibuang secara aman ke selokan/ lingkungan dan tanpa bau
limbah.
Di Kelurahan Tulusrejo akan direncanakan pembangunan bio septic tank bagi
bangunan yang telah memiliki MCK tanpa septic tank. Oleh karena biaya untuk
membuat bio septic tank lebih mahal maka bio septic tank akan dibangun secara
komunal.
Pembangunan septic tank komunal Kelurahan Tulusrejo dilakukan pada periode
I. Jumlah bio septic tank komunal yang dibangin adalah 50 buah. Lokasi pembangunan
septic tank komunal dapat dilihat di tabel berikut.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-401UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tabel 6.124 Pembangunan Septic Tank Komunal No RW Jumlah1 01 62 02 33 03 44 05 25 06 36 07 87 09 28 10 189 14 5
Total 50Sumber: Hasil Rencana, 2012
B. Penggunaan Bio-Processor
Di Kelurahan Tulusrejo selain bangunan yang tidak memiliki septic tank pribadi,
terdapat bangunan yang memiliki MCK dan septic tank pribadi. Black water yang
dihasilkan langsung dibuang ke septic tank tanpa pengolahan lebih lanjut.
Penyedotan septic tank pribadi merupakan salah satu cara pengolahan black
water yang sudah ditampung di septic tank. Menurut SNI 03-2398-2002 penyedotan
dilakukan setiap tiga tahun sekali. Kendala dari sistem penyedotan ini adalah biaya yang
harus dikeluarkan relatif mahal yaitu mencapai Rp200.000,00. Permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan dengan teknologi pembersih septic tank yaitu bio-processor. Bio-
processor mengandung mikroba probiotik yang aman bagi manusia dan lingkungan.
Selain itu bio- processor juga berfungsi untuk mengatasi kakus yang tersumbat,
menguras septic tank yang penuh tanpa perlu disedot, menghilangkan bau, menjaga
kualitas air sumur dekat WC dan membunuh kuman seperti disentri, typus dan kolera.
Gambar 6.90 Bio-Processor Sebelum dan Sesudah PenggunaanSumber: Anonim, 2012
Pengurasan septic tank dengan menggunakan bio-processor tidak mencemari
lingkungan. Air dari hasil penguraian dapat dibuang maupun diserap tanah. Teknologi
ini dapat mengurangi limbah black water dalam septic tank hingga 80%. Penggunaan
bio-processor setiap 6 bulan sekali. Satu botol 500 ml digunakan dalam sekali
penyiraman ke septic tank. Biaya pembelian bio-processor ini berkisar Rp35.000,00.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-402UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Teknologi ini jauh lebih hemat daripada penyedotan tinja yang membutuhkan biaya
lebih besar. Pengurasan septic tank dengan menggunakan bio-processor ini perlu
disosialisasikan agar dapat diterapkan secara individual.
C. Perbaikan dan Perawatan MCK Umum di Kelurahan Tulusrejo
Kelurahan Tulusrejo memiliki MCK umum sebanyak 3 unit, namun berdasarkan
kondisi eksisting dan hasil analisa MCK umum yang tersedia belum memenuhi standar
sehingga memerlukan rencana perbaikan dan perawatan MCK umum di Kelurahan
Tulusrejo. Perbaikan dan perawatan MCK umum di Kelurahan Tulusrejo yang akan
dilakukan juga menyesuaiakan dengan kondisi MCK umum yang ada pada kondisi
eksisting. Adapun rencana perbaikan dan perawatan MCK umum di Kelurahan
Tulusrejo adalah sebagai berikut:
Tabel 6.125 Perbaikan dan Perawatan MCK Umum Kelurahan TulusrejoNo Keterangan Kondisi eksisting Hasil Rencana1 MCK umum
RW 01 Tidak memiliki septic tank Kondisi fisik MCK umum
yang kurang baik. Kebersihan MCK umum yang
kurang terjaga dan terawat.
Pembangunan septictank untuk MCK umum.
Peremajaan MCK umum dalam hal bak air, kakus, lantai dan pintu.
Perawatan dinding permanen dengan cara dilakukan pengecatan kembali.
Menambah kelengkapan prasarana penunjang seperti air bersih (PDAM).
Pemeliharaan berkala terhadap kondisi fisik MCK umum tersebut sehingga MCK umum layak untuk dipergunakan dan tidak menganggu kesehatan.
2 MCK umum RW 09
Tidak digunakannya MCK umum oleh warga sekitar.
Lampu penerangan yang kurang karena letak MCK umum yang jauh dari rumah warga.
Kurangnya perawatan dan terjaganya kebersihan MCK umum.
Penambahan lampu penerangan pada MCK umum.
Pemanfaatan kembali MCK umum untuk warga sekitar.
Peremajaan MCK umum dalam hal bak air, kakus, lantai dan pintu.
Perawatan dinding permanen dengan cara dilakukan pengecatan kembali.
Menambah kelengkapan prasarana penunjang seperti air bersih (PDAM).
Pemeliharaan berkala terhadap kondisi fisik MCK umum tersebut sehingga MCK umum layak untuk dipergunakan dan tidak menganggu kesehatan
3 MCK umum RW 14
Kondisi fisik MCK umum yang kurang baik.
Prasarana MCK umum yang
Peremajaan MCK umum dalam hal bak air, kakus, lantai dan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-403UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
No Keterangan Kondisi eksisting Hasil Rencanakurang memadai. pintu.
Perawatan dinding permanen dengan cara dilakukan pengecatan kembali.
Menambah kelengkapan prasarana penunjang seperti air bersih (PDAM).
Pemeliharaan berkala terhadap kondisi fisik MCK umum tersebut sehingga MCK umum layak untuk dipergunakan dan tidak menganggu kesehatan
Sumber: Hasil Rencana, 2012
Selain perawatan dan perbaikan MCK umum di Kelurahan Tulusrejo, akan ada
penambahan MCK umum di RW 16 di samping pujasera yang terdapat di RW 16.
Penambahan MCK umum tersebut bertujuan sebagai pelayanan sanitasi untuk
pengguna sarana dalam hal ini adalah pengguna sarana pujasera. MCK umum yang
akan direncanakan adalah terdiri dari 2 unit, 1 unit untuk wanita dan 1 unit untuk pria.
6.9.2 Pengelolaan Sanitasi Rumah Susun
Pembangunan septic tank akan terbagi menjadi 2 tahap. Pembangunan pertama
akan dilakukan pada periode pertama, yaitu untuk rumah-rumah yang tidak memiliki
septic tank pribadi di RW 01, 05, 06, 07, 09, 10, dan 14 pada kondisi eksisting dan juga
pembangunan septic tank komunal untuk rumah susun di RW 15. Lokasi pembangunan
septic tank komunal akan dilakukan di wilayah RW tersebut. Pada tahap kedua
dilakukan pembangunan septic tank komunal untuk rumah susun di RW 16.
Tabel 6.126 Pembangunan Septic Tank Komunal
RWRusun
ke-
Jumlah
Rumah
dan
sarana
(unit)
Timbulan
Sanitasi
(m3)
Ukuran Septic tank komunal
Panjang
(m)
Lebar
(m)
Tinggi
(m)
Volume
(m3)
Luas
Lahan
(m2)
15 1 336 199,92 18,21 6,07 5 609,28 110,53
15 2 112 66,64 18,21 6,07 5 609,28 110,53
Sumber: Hasil Rencana, 2012
Untuk pengolahan air limbah rumah tangga atau grey water diarahkan pada
sistem wastewater re-use (WWR). Wastewater re-use adalah pengolahan air limbah
menjadi sumber daya yang dapat digunakan kembali.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-404UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.91 Cara Kerja Waste Water Re-UseSumber: Water Use, 2012
Air bekas mandi atau air bekas mesin cuci (grey water) disalurkan menuju
saringan kasar terlebih dahulu. Dalam saringan kasar ini limbah akan terbagi menjadi
dua macam. Salah satu dari limbah tersebut yang mengandung kotoran-kotoran akan
terbuang menuju septic tank. Sedangkan untuk limbah sudah hampir bersih akan
mengalir menuju saringan yang di dalamnya terdapat pasir. Saringan pasir ini berfungsi
untuk menyaring air supaya menjadi lebih jernih. Air yang sudah jernih kemudian
mengalir menuju UV didinfection yang berfungsi sebagai penetralisir kuman-kuman
yang ada dalam air tersebut. Setelah air bersih dari kuman, air tersebut disimpan dalam
tangki penyimpanan yang kemudian dapat digunakan kembali untuk menyiram toilet
atau digunakan sebagai air kebun.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-405UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.92 Skema Kerja Waste Water Re-UseSumber: Hasil Rencana, 2012
Hasil pengolahan air limbah tersebut dapat digunakan untuk menyiram toilet, air
kebun dan bahkan untuk mencuci pakaian. Namun air limbah dari dapur dan mesin cuci
akan memerlukan pengobatan yang lebih kompleks sebelum digunakan kembali karena
adanya kontaminasi oleh patogen.
6.9.3 Hambatan dalam Realisasi Pengelolaan Sanitasi Kelurahan Tulusrejo
Masalah sanitasi diperlukan suatu penanganan yang serius baik dari pemerintah
pada umumnya dan dari masyarakatnya sendiri pada khususnya untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Penanganan tersebut membutuhkan dan memerlukan pengarahan
agar tujuan dari penanganan tersebut dapat berjalan maksimal, tepat sasaran, dan sesuai
tujuan awal. Penanganan sanitasi di Kelurahan Tulusrejo meliputi penanganan limbah
domestik dan MCK umum.
Namun dalam realisasi pengelolaan sanitasi Kelurahan Tulusrejo terdapat
hambatan-hambatan yang dapat memperlambat dan menyulitkan dalam realisasi
pengelolaan sanitasi di Kelurahan Tulusrejo, diantaranya yaitu kebiasaan dan presepsi
masyarakat yang salah, aturan yang kurang tegas, dan padatnya permukiman.
A. Kebiasaan dan Persepsi Masyarakat yang Salah
Hambatan dalam realisasi pengelolaan sanitasi di Kelurahan Tulusrejo yaitu
kebiasaan dan presepsi maasyarakat yang salah. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan. Faktor kebiasaan dan pola hidup merupakan suatu
masyarakat yang tertanam sejak dahulu dan sulit diubah seta sudah turun menurun.
Contohnya perilaku masyarakat yang tinggal di pinggiran bantaran sungai,
masyarakat cenderung membuang limbah manusia ( tinja ) dari MCK pribadi mereka
langsung ke sungai. Banyak masyarakat yang berada di pinggiran bantaran sungai tidak
memiliki septic tank pribadi. Masyarakat cenderung tidak mau susah dan cenderung
memilih cara yang mudah dan cepat serta tidak memperhatikan dampak selanjutnya
yang ditimbulkan dari perilaku yang mereka lakukan tersebut. Selain itu, pembangunan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-406UNIVERSITAS BRAWIJAYA
grey water saringan kasar saringan pasir
UV disinfection
tangki penyimpananpenggunaan
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
septic tank pribadi bagi masyarakat yang memiliki septic tank pribadi dalam
pembangunannya juga belum memenuhi standart yang telah ditentukan.
Dalam menerapkan rencana tentang sanitasi Kelurahan Tulusrejo, perubahan
pola pikir masyarakat akan pembuangan limbah sanitasi yang dihasilkan merupakan hal
yang utama agar rencana yang ada bisa terwujud dengan baik dan mencapai tujuan awal.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara kegiatan penyuluhan dengan intensitas yang
cukup sering agar pola berfikir masyarakat menjadi lebih terbuka dan lebih mengerti
akan kesehatan lingkungan dalam kaitannya sanitasi serta pentingnya menjaga pola
hidup yang bersih dan meninggalkan perilaku dulu yang kurang baik.
B. Aturan yang Kurang Tegas
Hambatan yang menunjang juga dalam realisasi pengelolaan sanitasi Kelurahan
Tulusrejo adalah adanya aturan yang kurang tegas. Belum adanya aturan yang secara
tegas dalam menangani persoalan sanitasi. Pengelolaan sanitasi dapat berjalan maksimal
apabila adanya peraturan yang jelas sehingga pelanggar dapat dikenakan sanksi yang
jelas.
Peraturan tersebut dapat pula menjadi arahan dalam merencanakan penanganan
pengelolaan sanitasi Kelurahan Tulusrejo. Sehingga dalam rencana sanitasi Kelurahan
Tulusrejo dapat menggunakan peraturan tersebut sebagai pedoman. Peraturan tersebut
dapat berupa peraturan yang nantinya memberikan efek jera dan cenderung untuk tidak
mengulanginya kembali bagi pelanggar peraturan. Adapun contoh peraturan tersebut
adalah bagi warga Kelurahan Tulusrejo yang masih tidak membangun septictank maka
akan dikenai denda dan sanksi tegas oleh ketua RT atau RW. Dalam pengaturan aturan
tersebut dibutuhkan peran aktif dari pemerintah Kelurahan Tulusrejo dan masyarakat
Kelurahan Tulusrejo sendiri.
C. Padatnya Permukiman
Padatnya permukiman juga merupakan faktor penghambat dalam realisasi
pengelolaan sanitasi Kelurahan Tulusrejo. Dengan padatnya permukiman dan dengan
adanya data yang menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Tulusrejo banyak yang
menggunakan sumber air dari sumur, hal tersebut merupakan salah satu alasan
masyarakat Kelurahan Tulusrejo banyak yang tidak membangun dan memiliki septic
tank pribadi.
Keterbatasan lahan untuk membangun septic tank pribadi juga merupakan salah
satu contoh alasan masyarakat Kelurahan Tulusrejo cenderung tidak mau membangun
septic tank pribadi. Namun dengan pengarahan dari sektor air bersih dengan pengarahan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-407UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
ke penggunaan PDAM, maka akan sedikit membantu dalam menangani persoalan
tersebut.
6.9.4 Persyaratan dalam Realisasi Pengelolaan Sanitasi Kelurahan Tulusrejo
Dalam merealisasikan pengelolaan sanitasi Kelurahan Tulusrejo dibutuhkan juga
persyaratan yang nantinya mendukung terwujudnya penerapan program-program dan
inovasi-inivasi sanitasi di Kelurahan Tulusrejo. Persyaratan tersebut diantaranya adalah
menyesuaikan dengan rencana yang sudah dimiliki Kelurahan Tulusrejo, menelaah
kelebihan dan kekurangan dari inovasi sanitasi, dan dalam hal pendanaan progaram dan
inovasi sanitasi.
A. Kelebihan, Kekurangan dan Pendanaan Inovasi Sanitasi
Inovasi sanitasi yang akan diterapkan di Kelurahan Tulusrejo memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam proses penerapannya.
Tabel 6.127 Kelebihan, Kekurangan dan Pendanaan Inovasi Sanitasi di Kelurahan Tulusrejo
No. Inovasi Kelebihan KekuranganSumber
Pendanaan
1
Pembuatan Waste Water Re-use (WWR)
Mengurangi biaya tagihan air
Mengurangi polusi air Mengurangi
penggunaan sumber air
Biaya pemasangan dan pengawasan yang relatif mahal
Pemerintah
2Penggunaan Bio-Processor
Harga terjangkau Mudah digunakan Ramah lingkungan
Adanya sedikit penghasilan gas metan saat mikroba menguraikan black water
Swadaya Masyarakat
3Penggunaan Bio Septic Tank
menjaga tercemarnya bakteri E. Coli
pembuatan dan penggunaan telah diterapkan secara umum
biaya lebih terjangkau ramah lingkungan
lebih efektif dan efisien
Perlu pipa tahan bocor supaya tidak terjadi perembesan
Membutuhkan lahan yang berjarak antara sumber air bersih dengan septic tank minimal 10 m
Pemerintah
Sumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-408UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Tabel 6.128 Indikator Program Rencana Persampahan Kelurahan Tulusrejo
Program LokasiAlokasi Waktu
Sumber Dana Pelaksana2012 2014 2016 2017 2020 2021 2022 2026 2027 2030 2032
Pemasangan Waste Water Re-Use
RW 15 Developer Pemerintah Kota Malang
Penggunaan Bio-Processor
Semua RW
Swadaya Masyarakat
Masyarakat Kelurahan Tulusrejo
Pembuatan Septic Tank Komunal dengan Bio Septic Tank
RW 01, 05, 06, 07, 09, 14, 15
Swadaya Masyarakat
Masyarakat Setempat
Perbaikan dan Perawatan MCK Umum
RW 01, 09, 14, 16
Swadaya Masyarakat
Masyarakat Setempat
Sumber: Hasil Rencana, 2012
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-409UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Gambar 6.93 Fomap Sanitasi 1
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-410UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MASTERPLAN PERMUKIMAN KOTA 2012KECAMATAN LOWOKWARU
KELURAHAN TULUSREJO
Peta 6. 42 Peta Rencana Sanitasi
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA VI-411UNIVERSITAS BRAWIJAYA