RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

15
Ir. Awang Suwandhi, M.Sc Ir. Awang Suwandhi, M.Sc RENCANA PENGOLAHAN RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA BATUBARA

description

Perencanaan Tambang

Transcript of RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Page 1: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Ir Awang Suwandhi MScIr Awang Suwandhi MSc

RENCANA PENGOLAHAN RENCANA PENGOLAHAN BATUBARABATUBARA

1 Tujuan proses pengolahan

Dikaitannya dengan rencana pemasaran dan operasi penambangan batubara maka pengadaan proses pengolahan batubara (Coal Processing PlantCCP) bertujuan untuk mengolah batubara menjadi produk batubara (product area) yang sesuai dengan permintaan pasar

Ruang lingkup proses sebagai berikut1048766 Melakukan reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan (crushing)1048766 Melakukan pemisahan (clasification) melalui pengayakan (screening)1048766 Melakukan pencampuran (blending) batubara1048766 Melakukan penimbunanpenumpukan batubara (sitockpilling)1048766 Melakukan penanganan limbah air (water pollution treatment)

T = 080 x 16 jamhari x 28 haribulan x 12 bulantahun = 4300 jamtahun

2000000 tonjam4300 tontahun

Loses factor = 8 = 008 x 465 = 37 tonjamKterpasang = 465 + 37 = 502 tonjam

= 465 jamtahunK =

Kapasitas produksi pengolahan batubara harus mampu mencapai atau memenuhi target produksi optimum yang direncanakan PT Indocoal Pratama Jaya yaitu 2000000 ton per tahun dengan kapasitas stockpile sebesar 200000 ton2 bulan Berdasarkan target tahunan tersebut dapat dihitung kapasitas unit pengolahan yang beroperasi 2 shifthari (8 jamshift) 28 haribulan dan efisiensi kerja 80 sebagai berikut

Kapasitas produksi

Kualitas produksi

Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara harus dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan pasar

Prosedur pengolahan batubara

Persiapan pengumpanan (feeding) Pengayakan dengan Grizzly Peremukan tahap awal (primary crusher) Pengayakan (screening) tahap-1 Peremukan sekunder (secondary crushing) Pengayakan tahap-2

Proses penyampuran batubara (blending)

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam prosesblending adalah Kuantitas batubara yang ada di stockpile Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending

biasanya kalori Variasi parameter batubara yang akan di blending Peralatan blending yang memadai Kapasitas stockpile harus mencukupi

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 2: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

1 Tujuan proses pengolahan

Dikaitannya dengan rencana pemasaran dan operasi penambangan batubara maka pengadaan proses pengolahan batubara (Coal Processing PlantCCP) bertujuan untuk mengolah batubara menjadi produk batubara (product area) yang sesuai dengan permintaan pasar

Ruang lingkup proses sebagai berikut1048766 Melakukan reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan (crushing)1048766 Melakukan pemisahan (clasification) melalui pengayakan (screening)1048766 Melakukan pencampuran (blending) batubara1048766 Melakukan penimbunanpenumpukan batubara (sitockpilling)1048766 Melakukan penanganan limbah air (water pollution treatment)

T = 080 x 16 jamhari x 28 haribulan x 12 bulantahun = 4300 jamtahun

2000000 tonjam4300 tontahun

Loses factor = 8 = 008 x 465 = 37 tonjamKterpasang = 465 + 37 = 502 tonjam

= 465 jamtahunK =

Kapasitas produksi pengolahan batubara harus mampu mencapai atau memenuhi target produksi optimum yang direncanakan PT Indocoal Pratama Jaya yaitu 2000000 ton per tahun dengan kapasitas stockpile sebesar 200000 ton2 bulan Berdasarkan target tahunan tersebut dapat dihitung kapasitas unit pengolahan yang beroperasi 2 shifthari (8 jamshift) 28 haribulan dan efisiensi kerja 80 sebagai berikut

Kapasitas produksi

Kualitas produksi

Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara harus dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan pasar

Prosedur pengolahan batubara

Persiapan pengumpanan (feeding) Pengayakan dengan Grizzly Peremukan tahap awal (primary crusher) Pengayakan (screening) tahap-1 Peremukan sekunder (secondary crushing) Pengayakan tahap-2

Proses penyampuran batubara (blending)

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam prosesblending adalah Kuantitas batubara yang ada di stockpile Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending

biasanya kalori Variasi parameter batubara yang akan di blending Peralatan blending yang memadai Kapasitas stockpile harus mencukupi

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 3: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Ruang lingkup proses sebagai berikut1048766 Melakukan reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan (crushing)1048766 Melakukan pemisahan (clasification) melalui pengayakan (screening)1048766 Melakukan pencampuran (blending) batubara1048766 Melakukan penimbunanpenumpukan batubara (sitockpilling)1048766 Melakukan penanganan limbah air (water pollution treatment)

T = 080 x 16 jamhari x 28 haribulan x 12 bulantahun = 4300 jamtahun

2000000 tonjam4300 tontahun

Loses factor = 8 = 008 x 465 = 37 tonjamKterpasang = 465 + 37 = 502 tonjam

= 465 jamtahunK =

Kapasitas produksi pengolahan batubara harus mampu mencapai atau memenuhi target produksi optimum yang direncanakan PT Indocoal Pratama Jaya yaitu 2000000 ton per tahun dengan kapasitas stockpile sebesar 200000 ton2 bulan Berdasarkan target tahunan tersebut dapat dihitung kapasitas unit pengolahan yang beroperasi 2 shifthari (8 jamshift) 28 haribulan dan efisiensi kerja 80 sebagai berikut

Kapasitas produksi

Kualitas produksi

Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara harus dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan pasar

Prosedur pengolahan batubara

Persiapan pengumpanan (feeding) Pengayakan dengan Grizzly Peremukan tahap awal (primary crusher) Pengayakan (screening) tahap-1 Peremukan sekunder (secondary crushing) Pengayakan tahap-2

Proses penyampuran batubara (blending)

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam prosesblending adalah Kuantitas batubara yang ada di stockpile Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending

biasanya kalori Variasi parameter batubara yang akan di blending Peralatan blending yang memadai Kapasitas stockpile harus mencukupi

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 4: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

T = 080 x 16 jamhari x 28 haribulan x 12 bulantahun = 4300 jamtahun

2000000 tonjam4300 tontahun

Loses factor = 8 = 008 x 465 = 37 tonjamKterpasang = 465 + 37 = 502 tonjam

= 465 jamtahunK =

Kapasitas produksi pengolahan batubara harus mampu mencapai atau memenuhi target produksi optimum yang direncanakan PT Indocoal Pratama Jaya yaitu 2000000 ton per tahun dengan kapasitas stockpile sebesar 200000 ton2 bulan Berdasarkan target tahunan tersebut dapat dihitung kapasitas unit pengolahan yang beroperasi 2 shifthari (8 jamshift) 28 haribulan dan efisiensi kerja 80 sebagai berikut

Kapasitas produksi

Kualitas produksi

Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara harus dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan pasar

Prosedur pengolahan batubara

Persiapan pengumpanan (feeding) Pengayakan dengan Grizzly Peremukan tahap awal (primary crusher) Pengayakan (screening) tahap-1 Peremukan sekunder (secondary crushing) Pengayakan tahap-2

Proses penyampuran batubara (blending)

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam prosesblending adalah Kuantitas batubara yang ada di stockpile Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending

biasanya kalori Variasi parameter batubara yang akan di blending Peralatan blending yang memadai Kapasitas stockpile harus mencukupi

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 5: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Kualitas produksi

Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara harus dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan pasar

Prosedur pengolahan batubara

Persiapan pengumpanan (feeding) Pengayakan dengan Grizzly Peremukan tahap awal (primary crusher) Pengayakan (screening) tahap-1 Peremukan sekunder (secondary crushing) Pengayakan tahap-2

Proses penyampuran batubara (blending)

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam prosesblending adalah Kuantitas batubara yang ada di stockpile Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending

biasanya kalori Variasi parameter batubara yang akan di blending Peralatan blending yang memadai Kapasitas stockpile harus mencukupi

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 6: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Prosedur pengolahan batubara

Persiapan pengumpanan (feeding) Pengayakan dengan Grizzly Peremukan tahap awal (primary crusher) Pengayakan (screening) tahap-1 Peremukan sekunder (secondary crushing) Pengayakan tahap-2

Proses penyampuran batubara (blending)

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam prosesblending adalah Kuantitas batubara yang ada di stockpile Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending

biasanya kalori Variasi parameter batubara yang akan di blending Peralatan blending yang memadai Kapasitas stockpile harus mencukupi

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 7: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Proses penyampuran batubara (blending)

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam prosesblending adalah Kuantitas batubara yang ada di stockpile Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending

biasanya kalori Variasi parameter batubara yang akan di blending Peralatan blending yang memadai Kapasitas stockpile harus mencukupi

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 8: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut

di mana Qb = Kualitas blendingQn = Kualitas variasi tumpukan batubara-1 2 3 hellip nNn = Berat batubara yang diambil dari tumpukan batubara-1 2 3hellipn

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 9: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Kolam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara Air hujan yang melewati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemarkan lingkungan baik secara fisik maupun kimia Secara fisik terjadi ketika aliran air hujan yang melewati tumpukan batubara akan membawa partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut menjadi berwarna hitam Dengan adanya kolam pengendap maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali menggunakan gamping (lime)

Kolam pengendap (settling pond)

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 10: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

Untuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain

Jumlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi target

Jumlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumen

Luas pabrik pengolahan atau processing area Luas perkantoran dan sekitarnya Sarana penunjang lain misalnya jalan angkut panjang

konveyor area maneuver alat muat (loader) dan water treatment

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence

Page 11: RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

Tata letak di unit pengolahan dan sekitarnya

a Geometri dan luas raw coal stockpile

b Geometri dan luas product coal stockpile

c Dampak timbunan batubara terhadap subsidence