Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ala Ritma

15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2 Sub materi pokok : Alat Optik Alokasi waktu : 4 JP( 2 x 2 JP) A. Kopetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya 2.2Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; 1

description

RPP optik

Transcript of Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ala Ritma

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan: SMAMata Pelajaran: FisikaKelas / Semester: X / 2Sub materi pokok: Alat OptikAlokasi waktu: 4 JP( 2 x 2 JP)

A. Kopetensi IntiKI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya 2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi 3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensaIndikator :3.9.1. Menentukan bagian pada mata3.9.2. Menentukan jenis kelainan pada mata3.9.3. Menentukan letak jatuhnya bayangan benda pada mata3.9.4. Menentukan jenis lensa kacamata yang sesuai dengan kelainan pada mata 3.9.5. Menentukan kekuatan lensa mata pada penderita miopi3.9.6. Menentukan titik jauh mata pada penderita miopi3.9.7. Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita hipermetropi3.9.8. Menentukan titik dekat mata pada penderita hipermetropi3.9.9. Menentukan sifat bayangan benda yang dibentuk oleh lup3.9.10. Menentukan tinggi bayangan benda pada lup3.9.11. Menentukan gambar letak objek menggunakan lup saat mata berakomodasi maksimum3.9.12. Menentukan gambar letak objek menggunakan lup saat mata tidak berakomodasi3.9.13. Menentukan perbesaran lup3.9.14. Menentukan perbesaran lup saat mata berakomodasi maksimum 3.9.15. Menentukan perbesaran sudut lup ketika mata berakomodasi minimum3.9.16. Menentukan perbesaran lup saat mata tidak berakomodasi

C. Tujuan PembelajaranPertemuan pertama :1. Siswa dapat menentukan bagian mata berdasarkan fungsinya dengan tepat2. Siswa dapat menentukan jenis kelainan mata berdasarkan jangkauan benda yang dapat dilihat dengan tepat3. Siswa mampu menentukan letak jatuhnya bayangan berdasarkan jenis kelainan mata dengan benar4. Siswa dapat menentukan jenis lensa kacamata yang sesuai dengan kelainan pada mata berdasarkan gambar terbentuknya bayangan pada mata dengan tepat5. Siswa dapat menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi berdasarkan titik jauh mata dengan tepat6. Siswa dapat menentukan titik jauh mata pada penderita miopi berdasarkan kekuatan lensa kacamata yang digunakan dengan tepat7. Siswa dapat menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita hipermetropi berdasarkan titik dekat mata dengan tepat8. Siswa dapat menentukan titik dekat mata pada penderita hipermetropi berdasarkan kekuatan lensa kacamata yang digunakan dengan tepat9. Siswa dapat menentukan 3 sifat bayangan benda yang dibentuk oleh lup dengan benar10. Siswa dapat menentukan tinggi bayangan benda pada lup berdasarkan tinggi benda yang diamati dari titik dekat mata normal11. Siswa dapat menentukan letak objek saat mata berakomodasi maksimum berdasarkan beberapa gambar yang disajikan dengan tepat12. Siswa dapat menentukan letak objek saat mata tidak berakomodasi berdasarkan beberapa gambar yang disajikan dengan tepat13. Siswa dapat menentukan perbesaran lup berdasarkan kelengkungan jari-jari lup dengan tepat14. Siswa dapat menentukan perbesaran lup saat mata berakomodasi masksimum berdasarkan besar kuat cermin15. Siswa dapat menentukan perbesaran sudut lup ketika mata berakomodasi minimum berdasaran panjang fokusnya dengan tepat16. Siswa dapat menentukan perbesaran lup saat mata tidak berakomodasi berdasarkan besar kuat cermin

D. Materi PembalajaranA. Mata dan KacamataMata merupakan salah satu optik yang memiliki banyak bagian-bagian. Pembahasan tentang mata dan bagian-bagiannya dapat kita pelajari dengan memperhatikan gambar di bawah iniGambar 1 bagian-bagian mata

Berikut beberapa bagian mata dan fungsinya.1. Kornea, berfungsi untuk meneruskan cahaya yang masuk ke mata2. Cairan aquoeus, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terfokus ke lensa mata.3. Iris atau selaput pelangi, berfungsi untuk memberi warna pada mata.4. Pupil, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam cahaya5. Retina, berfungsi untuk tempat terbentuknya cahaya.6. Lensa, berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina dengan mencembungkan atau memipihkan lensa7. Bintik kuning yaitu bagian pada retina yang sangat peka terhadap cahaya8. Saraf optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak.Proses melihat terjadi karena pengaruh cahaya. Ketika cahaya melewati pupil, kemudian masuk ke lensa mata, maka akan terbentuk bayangan nyata dan jatuh tepat di retina. Melalui saraf optik, bayangan akan diteruskan ke otak. Bayangan benda yang ditangkap di retina bersifat nyata dan terbalik. Hal berbeda terjadi ketika tidak ada cahaya atau redup. Retina yang memiliki jutaan sel yang peka terhadap cahaya, berbentuk batang dan kerucut. Sel yang berbentuk batang bekerja ketika cahay redup, tetapi tidak merespon warna. Sel kerucut mendeteksi warna, tetapi hanya berfungsi ketika ada cahaya terang. Karena itu, manusia tidak mampu membedakan warna benda ketika gelap.

(a) Mata memandang benda berjarak dekat(b) Mata memandang benda berjarak jauhGambar 2. Kondisi lensa mata saat melihat benda.

Mata kita berakomodasi minimum, ketika kamu melihat benda yang jauh sehingga lensa matamu akan memipih. Sebaliknya, mata akan berakomodasi maksimum jika kamu melihat benda pada jarak dekat sehingga lensa mata akan mencembung (menebal).Mata normal memiliki titik dekat yang berjarak 25 cm. Namun, ketika usia lanjut, daya akomodasi semakin berkurang sehingga titik dekat bertambah jauh. Selanjutnya, titik terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal disebut titik jauh, yang jaraknya tak terhingga.Mata tidak selamanya sehat. Terdapat beberapa cacat mata yang dapat mengganggu penglihatanmu.mata yang sudah tidak normal, menyebabkan bayangan tidak jatuh tepat di retina. Namun, cacat mata mampu diatasi dengan menggunakan kacamata atau lensa. Berikut beberapa cacat mata.1. Miopi (Rabun Jauh)Penderita miopi tidak dapat melihat benda pada jarak jauh, dan memiliki titik dekat kurang dari 25 cm. Titik jauh mata miopi terletak pada jarak tertentu. Bayangan benda akan jatuh di depan retina sehingga benda yang berjarak terlalu jauh tidak terlihat jelas.a. Bayangan jatuh di depan retina b. penderita miopi dapatpada penderita miopiditolong dengan lensa cekung.Gambar 3. Proses melihat pada penderita rabun jauh (miopi)

Bola mata penderita miopi lebih panjang dari bola mata normal. Untuk mengatasi mata miopi, dibutuhkan kacamata berlensa cekung (negatif). Daya yang dibutuhkan kacamata dirumuskan :

Karena s = -PR (titik jauh), dan s= -, maka:

P = kekuatan lensa (dioptri)F = titik fokus (m)S merupakan jarak benda yang dapat terlihat, sedangkan s adalah jarak bayangan yang bernilai negatif. S bernilai negatif karena bayangan yang dibentuk lensa kacamata berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya.

2. Hipermetropi

a. Bayangan jatuh di dibelakang retina b. penderita miopi dapat penderita miopi ditolong dengan lensacembungGambar 4. Proses melihat pada penderita hipermetropi

Penderita hipermetropi memiliki titik dekat lebih dari 25 cm (PP > 25 cm). Bayangan benda jatuh di belakang retina sehingga tidak dapat melihat pada jarak dekat. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung (positif) dengan kekuatan lensa :

3. PresbiopiCacat mata presbiopi umumnya diderita oleh orang lanjut usia. Penderita presbiopi memiliki titik jauh (PR < -) yang terbatas di depan matanya dan titik dekat yang lebih dari 25 cm (PP>25 cm) , sehingga tidak dapat melihat jelas benda-benda yang jauh maupun dekat dengan mata. Penderita presbiopi dapat ditolong dengan kacamata berlensa rangkap yang terdiri dari lensa cekung dan cembung.4. AstigmatismaCacat mata astigmatisma disebabkan karena permukaan depan bola amata melengkung tidak sama besar ke semua arah, seperti suatu lingkaran. Hal ini menyebabkan bayangan yang dihasilkan tidak jelas. Astigmatisma merupakan cacat mata yang menyebabkan mata tidak dapat melihat garis secara lurus, dan diatasi dengan kacamata lensa silinder, yang dibuat lengkung pada satu arah.

Gambar 5. Lensa silindris untuk penderita astigmatisme

B. Kaca Pembesar (Lup)Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau lensa positif untuk memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat dengan jelas.Gambar 6. Kaca pembesarBayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Untuk mendapatkan bayangan semacam ini objek harus berada di depan lensa dan terletak diantara titik pusat O dan titik fokus F lensa. untuk menghasilkan bayangan yang diinginkan, lup dapat digunakan dalam dua macam cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak berakomodasi.Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan. Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat berada di titik dekat mata (s = sn = jarak titik dekat mata).

Gambar 7. Proses pembentukan bayangan dengan mata berakomodasi maksimumPerbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata berakomodasi maksimum adalah

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat mata menjadi cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam keadaan mata tidak berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk harus berada sangat jauh di depan lensa (jarak tak hingga). dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s = f).

Gambar 8. Proses pembentukan bayangan dengan mata tidak berakomodasiPerbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak berakomodasi adalah

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.E. Metode PembelajaranModel pembelajaran: pembelajaran langsung atau Direct Instruction (DI)Metode : Demonstrasi, diskusi, tanya jawabdan penugasanPendekatan pembelajaran: Pendekatan saintifik

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Sumber belajar:1) Buku siswa atau Handout2) Lembar kegiatan Siswa (LKS)3) Lembar Evaluasi Siswa (LES)4) Lembar Penilaian Siswa (LPS)5) Buku paket Fisika SMA Media: Papan tulis, Spidol, Laptop, LCD, dan Power point Alat/Bahan: Kacamata, snellen chart dan gambar bagian mata

G. Kegiatan PembelajaranPertemuan IWaktu: 2 45 menitMateri: Mata, kacamata dan lupProses pembalajaran :Rincian KegiatanWaktu

Kegiatan Pembuka Guru memulai kegiatan dengan mengucap salam selanjutnya mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masingFase 1 : (Orientasi) Guru memotivasi siswa dengan meminta seorang siswa berkacamata untuk membaca huruf-huruf pada snellen chart dengan cara pertama siswa tersebut membaca tanpa menggunakan kacamata pada jarak 2 meter, selanjutnya siswa mundur dengan jarak 3 meter dari snellen chart dan membacanya lagi. Dari kejadian yang dialami, guru bertanya kendala apa yang dialami siswa. Setelah itu siswa diminta untuk kembali memakai kaca matanya dan membaca snellen chart pada jarak yang sama. Kemudian guru bertanya lagi apa yang diamati ? Dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa tersebut, diharapkan timbulnya pertanyaan adalah:1. Mengapa siswa saat tidak menggunakan kacamata kesulitan membaca huruf snellen chart yang diletakkan pada jarak 3 meter ?2. Mengapa setelah menggunakan kacamata siswa tersebut tidak merasa kesulitan lagi membaca tulisan yang dilekakkan pada jarak 3 meter ? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.15 menit

Kegiatan IntiFase 2 : (Presentasi/Demonstrasi) Siswa mengamati guru dalam menyampaikan materi tentang bagian-bagian mata, kelainan mata, dengan melihat gambar pada powerpoint, serta materi penentuan kekuatan lensa dan perbesaran bayangan oleh lup (Mengamati) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang sulit dipahami dan guru menjelaskan ulang hal kurang dimengerti oleh siswa. Adapun pertanyaanyang diharapkan yaitu1. Bagaimana proses mata dapat melihat benda?2. Bagaimana proses pembentukan bayangan benda pada penderita kelainan mata?3. Bagaimana proses terbentuknya bayangan pada lup? (Menanya) Siswa menggaris bawahi materi dari sumber belajar yang relevan yaitu buku paket Fisika SMA (Mengeksplorasi)Fase 3 : (Latihan Terstruktur) Guru meminta beberapa siswa menjelaskan kembali materi tentang mata, kacamata ataupun lup yang telah dijelaskan sebelumnya Gurur membimbing siswa tersebut dalam menjelaskan materi yang disampaikan. Guru memberikan pemodelan dalam mengerjakan beberapa contoh soal terkait dengan mata, kacamata dan lup Guru membagikan hand uot. Fase 4 : (Latihan Terbimbing) Guru meminta siswa mengerjakan beberapa soal dari LKS berupa tes tertulis terkait dengan mata, kacamata dan lup Siswa menghitung kekuatan lensa kacamata dan perbesaran bayangan oleh lup berdasarkan rumus yang diperolehnya (Mengasosiasikan) Guru bersama siswa mengecek jawaban LKS yang telah dikerjakan dengan menggunakan kunci jawaban LKS (Mengkomunikasikan) Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salahFase 5 : (Latihan Mandiri) Guru meminta siswa untuk melanjutkan mengerjakan soal dari LKS tentang materi mata, kacamata dan lup60 menit

Kegiatan Penutup Guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran yang telah dipelajari. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. Guru memberikan pengarahan untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu kamera, mikroskop dan teropong Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam 15 menit

I. Penilaian Hasil Belajar 1. Jenis/teknik penilaian Tes Tertulis2. Bentuk instrumen dan instrumen Lembar Evaluasi Siswa (LES) Lembar Kerja siswa (LKS) Lembar Penilaian Siswa (LPS)3. Pedoman penskoran Lembar penilaian sikap Lembar penilaian pengetahuan Lembar penilaian keterampilan

Penskoran = Skor yang didapat x 100 Skor maksimal

10

7