RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN -...

157
LAPORAN AKHIR Kajian Potensi Kerugian Indonesia dalam Praktek Circumvention oleh Negara Mitra Dagang Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Tahun 2016

Transcript of RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN -...

Page 1: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

LAPORAN AKHIR

Kajian Potensi Kerugian Indonesia dalam Praktek

Circumvention oleh Negara Mitra Dagang

Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Tahun 2016

Page 2: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Pengarah:

Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri

Penanggung Jawab:

Drs. Hari Widodo, MA

Kapala Bidang Pengamanan Perdagangan

Tim Penyusun:

Aditya P. Alhayat, SE, MSc

Dr. Azis Muslim, ST, MSE

Niki Bareda Sari, SE

Ayu Wulandari, SPd

Yosua H. Simanjuntak, SE

MS Endang SR, S.Sos

Sukisno, SH

Narasumber Pendamping Kajian:

Prof. Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi

Dr. Lukytawati Anggraeni, SP, MSi

Page 3: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

seluruh rangkaian kegiatan kajian “Potensi Kerugian Indonesia dalam

Praktek Circumvention oleh Negara Mitra Dagang” dapat dilaksanakan

dengan baik hingga disusunnya laporan akhir kajian.

Kajian ini mereprentasikan tugas dan fungsi Pusat Pengkajian

Perdagangan Luar Negeri, BPPP dalam pengembangan kebijakan

perdagangan luar negeri Indonesia, khususnya di bidang pengamanan

perdagangan. Beberapa tindakan anti-dumping yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Indonesia ternyata masih belum efektif menekan impor

barang dumping karena eksportir disinyalir menggunakan beragam modus

untuk menghindari pengenaan anti-dumping. Praktek penghindaran atas

pengenaan tindakan anti-dumping (circumvention) tersebut belum bisa

dicegah dengan menggunakan instrumen yang tepat karena Indoensia

belum memiliki landasan hukum anti-circumvention. Oleh karena itu,

kajian ini berusaha memotret praktek circumvention dan potensi kerugian

yang ditimbulkannya dalam rangka mengugah kesadaran para

stakeholder bahwa tindakan anti-circumvention merupakan instrumen

kebijakan yang penting dalam upaya meningkatkan pengamanan

perdagangan (trade remedies) di Indonesia dari parktek unfair trade yang

dilakukan oleh negara mitra dagang

Akhirnya, kami berharap semoga hasil akhir kajian ini bermanfaat

bagi berbagai pihak yang membutuhkan, meskipun kami menyadari masih

banyak kekurangan. Demi kesempurnaan laporan kajian ini, kami sangat

terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun. Selanjutnya kami

sampaikan apresiasi dan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak

yang telah membantu dalam kegiatan kajian ini.

Jakarta, September 2016

PUSAT PENGKAJIAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Page 4: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan ii

ABSTRAK

POTENSI KERUGIAN INDONESIA DALAM PRAKTEK

CIRCUMVENTION OLEH NEGARA MITRA DAGANG

Kajian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi indikasi praktek circumvention berupa pengalihan ekspor melalui negara ketiga (third-country circumvention) dan modifikasi secara minor (slightly modification circumvention); (2) menganalisis potensi kerugian Indonesia akibat indikasi praktek circumvention; dan (3) mempelajari kebijakan anti-circumvention di negara lain yang dapat diadopsi oleh Indonesia. Berdasarkan analisis pola perdagangan dapat diketahui bahwa indikasi penghindaran terhadap pengenaan anti-dumping lebih banyak terlihat pada kasus produk besi baja, terutama peralihan impor dari baja karbon ke baja paduan. Indikasi slightly modification circumvention terjadi produk H & I Section asal RRT (2011-2014); produk Hot Rolled Plate asal RRT (2013); serta pada produk Cold Rolled Coil/Sheet (CRC) asal RRT (2013-2015), Korea Selatan (2013-2015), Taiwan (2013-2015), dan Jepang (2013-2015). Sementara itu, praktek third-country circumvention terindikasi dilakukan oleh RRT untuk kasus anti-dumping produk H & I Section dengan melakukan ekspor melalui Singapura. Indikasi praktek third-country circumvention juga terlihat pada kasus anti-dumping CRC oleh RRT, Taiwan, dan Jepang dengan melibatkan Malaysia sebagai negara ketiga. Sementara itu, estimasi kerugian akibat circumvention hanya dapat dilakukan pada pengenaan anti-dumping CRC karena keterbatasan data. Nilai kerugian akibat praktek slightly modification circumvention pada kasus CRC ditaksir mencapai USD 130,4 juta hingga USD 151,3 juta dengan volume impor yang diduga circumvention sebesar 173,9 ribu ton. Dengan mempelajari ketentuan anti-circumvention di Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan India disimpulkan bahwa elemen penting yang harus diatur antara lain: definisi circumvention, bentuk praktek circumvention, dan prosedur tindakan anti-circumvention. Mengingat banyaknya indikasi circumvention atas pengenaan tindakan anti-dumping di Indonesia dan potensi kerugiannya, maka penting untuk segera dilakukan penyempurnaan terhadap PP No. 34/2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan dengan memasukkan klausul tindakan anti-circumvention yang setidaknya mencakup bentuk-bentuk circumvention dan prosedur tindakan.

Kata kunci: Circumvention, modifikasi produk, negara ketiga, dan pola

perdagangan

Page 5: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan iii

ABSTRACT

INDONESIA’S POTENTIAL LOSSES ON CIRCUMVENTION

PRACTICES BY ITS TRADING PARTNER

This study aims to: (1) identify indications of circumvention

practices, namely: third-country circumvention and slightly modification circumvention; (2) analyze the potential loss of Indonesia due to indications of circumvention practices; and (3) study the anti-circumvention policy in other countries that can be adopted by Indonesia.Based on the trade pattern analysis, it can be concluded that the indication of circumvention of the anti-dumping imposition is more visible in the case of steel products, especially import alterantion from carbon steel into alloy steel. Indications of slightly modification circumvention occur in H & I Section from China (2011-2014); Hot Rolled Plate from China (2013); as well as the Cold Rolled Coil/Sheet (CRC) from China (2013-2015), South Korea (2013-2015), Taiwan (2013-2015), and Japan (2013-2015). Meanwhile, third-country circumvention practice by China is indicated for anti-dumping case of H & I Section through exporting via Singapore. Indication of third-country circumvention also appears in anti-dumping case of CRC by China, Taiwan, and Japan which is involving Malaysia as the third country. Meanwile, the estimated loss due to circumvention can only be calculated on the anti-dumping imposition of CRC because of the data limitations. The estimated value of losses from the slightly modification circumvention practices of CRC were USD 130.4 million to USD 151.3 million with imports volume of alleged circumvention of 173.9 thousand tons. In addition, by studying the anti-circumvention provisions in the United States, European Union, Australia, and India, we conclude that the essential elements that must be regulated, among others: definition of circumvention, forms of circumvention practices, and procedures of anti-circumvention measures Given many indications of circumvention on the imposition of anti-dumping measures in Indonesia and the potential losses, it is important to take immediate revision on Regulation No. 34/2011 concerning Antidumping Measure, Countervailing Measure, and Safeguard Measure by inserting anti-circumvention clauses which at least cover the forms of circumvention and procedures of the measure. Keywords: circumvention, product modification, third country, and trade

pattern

Page 6: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................vii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah. ..................................................................... 5

1.3 Tujuan ......................................................................................... 5

1.4 Output ......................................................................................... 5

1.5 Dampak/Manfaat ......................................................................... 6

1.6 Ruang Lingkup ............................................................................ 6

1.7 Sistematika Laporan ................................................................... 7

BAB II. TINJAUN PUSTAKA .................................................................11

2.1 Dumping, Anti-Dumping, Circumvention, dan Anti-

Circumvention dalam Perdagangan Internasional .....................11

2.2 Anti-Circumvention dalam Perspektif WTO ................................13

2.3 Pro dan Kontra Anti-Circumvention ............................................14

2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................................15

BAB III. METODOLOGI PENGKAJIAN ..................................................19

3.1 Landasan Teori ..........................................................................19

3.2 Pendekatan dan Tahapan Pengkajian .......................................20

3.3 Metode Analisis ..........................................................................21

3.4 Data ...........................................................................................27

BAB IV. REVIEW KEBIJAKAN ANTI-DUMPING DI INDONESIA ..........29

4.1 Ketentuan Umum Anti-Dumping ................................................29

4.2 Tindakan Anti-Dumping di Indonesia 2010-2015 .......................31

4.3 Persepsi Stakeholder terhadap Tindakan Anti-Dumping dan

Potensi Praktek Circumvention di Indonesia ..............................35

4.4 Pandangan Akedemisi terkait Praktek Circumvention dalam

Perdagangan Internasional ........................................................44

Page 7: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan v

BAB V. ANALISIS INDIKASI CIRCUMVENTION DAN POTENSI

KERUGIAN ................................................................................47

5.1 Analisis Indikasi Circumvention Melibatkan Negara Ketiga ........47

5.2 Analisis Indikasi Circumvention Modifikasi Produk ....................71

5.3 Klarifikasi dan Informasi Relevan dari Pelaku Usaha mengenai

Indikasi Circumvention di Indonesia ...........................................88

5.4 Analisis Ekonometri Indikasi Circumvention: Studi Kasus Cold

Rolled Coil ..................................................................................91

5.5 Potensi Kerugian Akibat Indikasi Praktek Circumvention di

Indonesia ...................................................................................93

BAB VI. PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ANTI-

CIRCUMVENTION DI NEGARA LAIN ......................................99

6.1 Amerika Serikat ..........................................................................99

6.2 Uni Eropa .................................................................................104

6.3 Australia ...................................................................................108

6.4 India .........................................................................................117

6.5 Turki .........................................................................................120

BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN ..............126

7.1 Kesimpulan ..............................................................................126

7.2 Rekomendasi Kebijakan ..........................................................128

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................129

LAMPIRAN

Page 8: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Contoh Kasus Tindakan Anti-Circumvention di EU ................. 3

Tabel 3.1 Penilain Persepsi Industri Domestik terhadap Kinerja

Perusahaan Setelah Tindakan Anti-Dumping ........................26

Tabel 4.1 Deskripsi Produk Impor yang Sedang Dikenakan BMAD ......32

Tabel 4.2 Nilai Impor Produk yang Dikenakan BMAD ...........................34

Tabel 4.3 Penilaian Industri Pemohon (IDN) terhadap Kinerja

Perusahaan setelah Pengenaan Anti-Dumping .....................39

Tabel 4.4 Penilaian Importir/Pengguna (IM) terhadap Kinerja

Perusahaan setelah Pengenaan Anti-Dumping .....................40

Tabel 5.1 Volume Ekspor India Produk PSF .........................................61

Tabel 5.2 Volume Ekspor RRT Produk PSF ..........................................61

Tabel 5.3 Volume Ekspor RRT Produk HRP .........................................64

Tabel 5.4 Volume Impor Malaysia Produk CRC ....................................66

Tabel 5.5 Volume Ekspor HRC Malaysia ...............................................68

Tabel 5.6 Unsur dalam Baja Paduan .....................................................72

Tabel 5.7 Kode HS Baja Karbon dan Baja Paduan yang Bersesuaian ..73

Tabel 5.8 Hasil Olahan Panel Data ........................................................92

Tabel 5.9 Jumlah Importir dan Nilai Impor pada Produk CRC berupa

Baja Karbon maupun Baja Paduan ........................................95

Tabel 5.10 Perkiraan Volume dan Asal Produk yang Diduga

Circumvention oleh Importir Lama .........................................97

Tabel 5.11 Perkiraan Volume dan Asal Produk yang Diduga

Circumvention oleh Importir Baru ..........................................98

Tabel 6.1 Kasus Anti-Circumvention di AS ..........................................101

Tabel 6.2 Kasus Anti-Circumvention di EU ..........................................108

Tabel 6.3 Kasus Anti-Circumvention di Australia .................................116

Tabel 6.4 Kasus Anti-Circumvention di India .......................................119

Tabel 6.5 Kasus Anti-Circumvention di Turki .......................................122

Page 9: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Kuantitas Impor Produk Indonesia yang

Dikenakan BMAD ............................................................. 4

Gambar 3.1 Dampak Circumvention terhadap Produsen Domestik ....19

Gambar 3.2 Tahapan Pengkajian ........................................................21

Gambar 4.1 Persepsi Responden terhadap Instrumen Kebijakan Anti-

Dumping ..........................................................................38

Gambar 4.2 Persepsi Responden terhadap Penyebab Instrumen Anti-

Dumping Tidak Efektif .....................................................42

Gambar 4.3 Persepsi Responden terhadap Strategi Importir dalam

Mengurangi Dampak Anti-Dumping .................................44

Gambar 5.1 Perkembangan Volume Impor Pisang Cavendish

Indonesia .........................................................................48

Gambar 5.2 Pangsa Volume Impor Pisang Cavendish Indonesia .......49

Gambar 5.3 Perkembangan Volume Impor Tableware Ceramic

Indonesia .........................................................................50

Gambar 5.4 Pangsa Volume Impor Tableware Ceramic Indonesia .....51

Gambar 5.5 Perkembangan Volume Impor Alumunium Mealdish

Indonesia .........................................................................52

Gambar 5.6 Pangsa Volume Impor Alumunium Mealdish Indonesia ..53

Gambar 5.7 Perkembangan Volume Impor Tin Plate Indonesia .........54

Gambar 5.8 Pangsa Volume Impor Tin Plate Indonesia .....................55

Gambar 5.9 Perkembangan Volume Impor Partially Oriented Yarn

Indonesia .........................................................................56

Gambar 5.10 Pangsa Volume Impor Partially Oriented Yarn Indonesia

........................................................................................57

Gambar 5.11 Perkembangan Volume Impor Spin Draw Yarn Indonesia

........................................................................................58

Gambar 5.12 Perkembangan Volume Impor Polyster Staple Fiber

Indonesia .........................................................................59

Gambar 5.13 Perkembangan Volume Impor Polyster Staple Fiber

Indonesia dari Negara yang Tidak Dikenakan BMAD ......60

Page 10: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan viii

Gambar 5.14 Perkembangan Volume Impor HRP Indonesia ................63

Gambar 5.15 Perkembangan Volume Impor HRP Indonesia dari Negara

yang Tidak Dikenakan BMAD ..........................................63

Gambar 5.16 Perkembangan Volume Impor CRC Indonesia ................65

Gambar 5.17 Perkembangan Volume Impor CRC Indonesia dari Negara

yang Tidak Dikenakan BMAD ..........................................66

Gambar 5.18 Perkembangan Volume Impor HRC Indonesia ................67

Gambar 5.19 Perkembangan Volume Impor H & I Section Indonesia ...69

Gambar 5.20 Perkembangan Volume Impor H & I Section Indonesia dari

Negara yang Tidak Dikenakan BMAD .............................70

Gambar 5.21 Volume Ekspor H&I Section RRT ke Singapura ..............71

Gambar 5.22 Perkembangan Impor Indonesia pada Produk CRC dan

Baja Paduan asal RRT ....................................................75

Gambar 5.23 Perkembangan Impor Indonesia pada Produk HRP dan

Baja Paduan asal RRT ....................................................76

Gambar 5.24 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk H &

I Section dan Baja Paduan asal RRT ..............................77

Gambar 5.25 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

CRC dan Baja Paduan asal Korea Selatan .....................78

Gambar 5.26 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

HRP dan Baja Paduan asal Korea Selatan .....................79

Gambar 5.27 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

CRC dan Baja Paduan asal Jepang ................................80

Gambar 5.28 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

HRC dan Baja Paduan asal Jepang ................................81

Gambar 5.29 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

HRC dan Baja Paduan asal Malaysia ..............................82

Gambar 5.30 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

HRP dan Baja Paduan asal Singapura ............................83

Gambar 5.31 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

CRC dan Baja Paduan asal Taiwan ................................84

Page 11: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan ix

Gambar 5.32 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

HRC dan Baja Paduan asal Taiwan ................................85

Gambar 5.33 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

HRP dan Baja Paduan asal Ukraina ................................86

Gambar 5.34 Perkembangan Volume Impor Indonesia pada Produk

CRC dan Baja Paduan asal Vietnam ...............................87

Gambar 5.35 Pola Impor Baja Paduan Indonesia dari Dunia ................88

Gambar 6.1 Proses Penyelidikan Anti-Circumvention di EU .............107

Gambar 6.2 Proses Penyelidikan Anti-Circumvention di Australia ....113

Page 12: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selain memiliki dampak positif, keterbukaan perekonomian

yang ditandai oleh semakin besarnya interaksi perdagangan

internasional suatu negara dapat pula mengakibatkan dampak

negatif terhadap perekonomian domestik, terutama pada sektor-

sektor yang kalah bersaing secara langsung dengan produk luar

negeri. Bahkan secara agregat, bisa menimbulkan defisit neraca

perdagangan dimana nilai impor barang melebihi nilai ekspornya.

Terkait dengan hal tersebut, peraturan perdagangan internasional

dalam WTO memperkenankan setiap negara untuk mengenakan

tindakan pengamanan perdagangan dalam rangka melindungi

produsen domestik dari barang impor pada kondisi tertentu.

Tindakan pengamanan tersebut diantaranya berupa tindakan anti-

damping dan anti-subsidi (tindakan imbalan). Kedua tindakan

tersebut ditujukan untuk mengatasi impor yang tidak sehat (unfair

trade) dari negara tertentu yang masuk ke dalam pasar domestik.

Meskipun telah disediakan instrumen pengamanan

perdagangan dari praktek unfair trade, namun dalam

implementasinya seringkali belum efektif. Barang yang dikenakan

tindakan anti-dumping atau anti-subsidi dapat tetap masuk ke pasar

domestik melalui negara lain yang tidak dikenakan tindakan anti-

dumping atau dengan importasi bagian-bagian produknya. Dalam

perdagangan internasional, fenomena ini lazim disebut sebagai

circumvention. Menurut Yu (2008), circumvention merupakan upaya

penghindaran terhadap pengenaan bea masuk anti-dumping atau

bea masuk imbalan dengan memodifikasi atau merubah secara

marginal bentuk fisik, produksi, atau jalur pengiriman produk yang

terkena tindakan anti-dumping dan anti-subsidi dalam rangka

Page 13: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 2

memperlemah tujuan maupun efektifikas kompensasi (remedies)

dalam kerangka WTO Anti-dumping Agreement dan Agreement on

Subsides and Countervailing Measures (SCM Agremeent), dimana

peraturan tersebut telah diundangkan (diratifikasi) dalam hukum

nasionalnya.

Secara umum, Vermulst (2012) mendefinisikan empat bentuk

praktek circumvention, yaitu: (1) Product alternation: ekspor produk

dengan sedikit modifikasi; (2) Importing country circumvention: impor

bagian-bagian untuk dirakit; (3) Third country circumvention:

transshipment, ekspor produk dengan sedikit modifikasi melalui

negara ketiga atau dirakit di negara ketiga; dan (4) Lower duty rate

company circumvention: memanfaatkan perusahaan yang dikenai

bea masuk anti-dumping/anti-subsidi terendah sebagai sarana

ekspor.

Meskipun tidak ada ketentuan khusus terkait anti-circumvention

yang disepakati di WTO (Bael dan Bellis, 2011), namun beberapa

negara anggota WTO seperti AS, Uni Eropa (EU), Australia, dan

Brasil telah memiliki peraturan anti-circumvention. Bahkan, Indonesia

beberapa kali terkena tuduhan circumvention di negara tujuan

ekspor. Sebagai contoh, pada tahun 2012, EU menginisiasi

penyelidikan praktek circumvention terhadap produk sepeda impor

dari Indonesia. EU menduga RRT mengalihkan ekspor produk

sepeda ke EU melalui Indonesia setelah RRT dikenakan bea masuk

anti-dumping pada produk tersebut sejak tahun 2011. Hasil akhir

penyelidikan EU tahun 2013 menyatakan bahwa tiga produsen atau

eksportir Indonesia yaitu PT Insera Sena (Polygon), PT Terang

Dunia Internusa (United) dan PT Wijaya Indonesia Makmur Bicycle

Industry (WIM Cycle) dibebaskan dari tuduhan circumvention.

Contoh lain tindakan anti-circumvention yang pernah dilakukan

EU dapat dilihat pada Tabel 1.1. Praktek circumvention yang

diselidiki relatif beragam mencakup proses perakitan di negara

Page 14: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 3

ketiga, transhipment, ataupun memanfaatkan perusahaan yang

dikenakan BMAD terendah. Apabila mampu dibuktikan terjadinya

circumvention maka negara tertuduh dikenakan tindakan anti-

circumvention yang umumnya berupa pengenaan tambahan bea

masuk. Sebaliknya, apabila tidak terbukti maka perusahaan yang

diselidiki dapat dibebaskan dari pengenaan tindakan anti-

circumvention.

Tabel 1.1. Contoh Kasus Tindakan Anti-Circumvention di EU

Produk Bentuk Circumvention yang Diinvestigasi

Tahun Penyelesaian

Investigasi

Hasil Pengecualian

Hand pallet trucks and their essential parts dari China (AD)

Proses perakitan di Thailand 2009 Tindakan (measures) diperluas terhadap Thailand

Pengecualian tidak diberikan

Steel ropes and cables dari China (AD)

Transhipment melalui Korea dan Malaysia

2010 Tindakan diperluas terhadap Korea dan investigasi terhadap Malaysia diakhiri

Pengecualian diberikan terhadap 11 perusahaan Korea

Biodiesel dari US (AD)

Transhipment melalui Kanada dan Singapura; importasi campuran produk di luar cakupan AD

2011 Tidak ada tindakan tambahan untuk Singapura; Tindakan diperluas terhadap impor produk campuran biodiesel dari Kanada

Pengecualian diberikan terhadap 2 perusahaan Kanada yang kooperatif

Biodiesel dari US (AS)

Transhipment melalui Kanada dan Singapura; importasi campuran produk di luar cakupan AS

2011 Tidak ada tindakan tambahan untuk Singapura; Tindakan diperluas terhadap impor produk campuran biodiesel dari Kanada

Pengecualian diberikan terhadap 2 perusahaan Kanada yang kooperatif

Iron or steel fasteners dari China (AD)

Transhipment melalui Malaysia 2011 Tindakan diperluas terhadap Malaysia

Pengecualian diberikan terhadap 8 perusahaan

Plastic sacks and Bags dari China (AD)

Ekspor melalui perusahaan yang dikenakan BMAD rendah

2011 Residual duty diberikan kepada perusahaan yang pada mulanya dikenakan BMAD rendah

n.a.

Molybdenum wires dari China (AD)

Transhipment melalui Malaysia dan Swiss

2012 Tidak ada tindakan tambahan untuk Swis; tindakan tambahan kepada Malaysia

Pengecualian tidak diberikan

Keterangan: AD merupakan kasus anti-dumping, sedangkan AS merupakan kasus anti subsidi. Sumber: Vermulst (2012)

Di sisi lain, Indonesia belum pernah melakukan tuduhan

circumvention terhadap negara mitra dagang karena pengaturuan

tindakan anti-circumvention masih dalam tahap penyusunan.

Berdasarkan data WTO (2015), Indonesia selama periode 1996-2014

telah melakukan 122 tuduhan dumping dengan 54 kasus diantaranya

dapat dibuktikan dumping dan dikenakan Bea Masuk Anti-Dumping

Page 15: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 4

(BMAD). Namun demikian, hingga saat ini Indonesia belum pernah

sekalipun melakukan inisiasi tuduhan anti-subsidi.

Berdasarkan penelitian empiris Alhayat (2014) disimpulkan

bahwa tindakan anti-dumping Indonesia 1996-2010 secara agregat

berpengaruh negatif terhadap kinerja keseluruhan impor produk pada

saat investigasi, namun tidak mampu membendung peningkatan

impor pada periode proteksi. Hal ini mengindikasikan bahwa tindakan

anti-dumping yang dilakukan Indonesia belum sepenuhnya efektif.

Sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 bahwa kuantitas impor dari

negara yang tidak dikenakan anti-dumping (non-named country)

mengalami peningkatan setelah dikenakan BMAD. Hal ini setidaknya

mengindikasikan adanya permintaan impor yang tinggi serta adanya

efek pengalihan asal impor dari negara yang dikenakan anti-dumping

(named country) ke negara yang tidak dikenakan anti-dumping.

Dengan kata lain, tindakan anti-dumping Indonesia yang belum

sepenuhnya efektif diantaranya disinyalir disebabkan oleh adanya

praktek circumvention.

Gambar 1.1. Perkembangan Kuantitas Impor Produk Indonesia yang Dikenakan BMAD

Sumber: Alhayat (2014)

Terlebih lagi, Pemerintah Indonesia selama periode 2010-2013

telah mengenakan tindakan anti-dumping terhadap empat jenis

Page 16: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 5

produk baja karbon, yaitu: H & I Section, Hot Rolled Coil (HRC), Hot

Rolled Plate (HRP), dan Cold Rolled Coil/Sheet (CRC). Namun

demikian, masih banyak keluhan dari produsen baja di dalam negeri

terkait dengan membanjirnya baja impor, terutama baja paduan (alloy)

yang mengandung boron. Salah satu kemungkinan penyebabnya

adalah pengalihan kode Harmonized System (HS) dari baja karbon

yang dikenakan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) menjadi HS baja

paduan yang tarif bea masuknya lebih rendah. Dalam perdagangan

internasional, praktek tersebut lazim disebut dengan istilah

circumvention. Selain modifikasi secara tidak substansial suatu

produk, circumvention juga mungkin dilakukan dengan melibatkan

negara ketiga yang tidak dikenakan tindakan anti-dumping.

1.2 Rumusan Masalah

Tindakan anti-dumping belum sepenuhnya mampu menekan

impor barang dumping yang kemungkinan disebabkan adanya

praktek circumvention. Namun demikian, tindakan anti-circumvention

belum dapat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia karena landasan

hukum tindakan tersebut masih dalam proses perumusan.

1.3 Tujuan

Tujuan kajian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi indikasi praktek circumvention yang

mengakibatkan kurang efektifnya tindakan anti-dumping di

Indonesia;

b. Menganalisis potensi kerugian Indonesia akibat indikasi praktek

circumvention;

c. Merumuskan best practice kebijakan anti-circumvention yang

dapat diadopsi oleh Indonesia.

1.4 Output

Adapun output dari kajian ini berupa laporan tentang bahan

rekomendasi kebijakan anti-circumvention Indonesia dalam rangka

Page 17: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 6

mengefektifkan tindakan anti-dumping Indonesia. Secara spesifik,

output terdiri dari:

a. Kasus-kasus tindakan anti-dumping Indonesia yang terindikasi

menyebabkan circumvention;

b. Ada atau tidaknya potensi kerugian serta seberapa besar potensi

(estimasi) kerugian akibat indikasi praktek circumvention pada

tindakan anti-dumping;

c. Rumusan rekomendasi mengenai best practice kebijakan anti-

circumvention Indonesia

1.5 Dampak / Manfaat

Kajian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan upaya-upaya pengamanan perdagangan (trade

remedies) Indonesia dari parkatik unfair trade, khususnya dumping

yang dilakukan oleh eksportir. Tindakan anti-circumvention merupakan

instrumen pelengkap untuk menanggulangi adanya penghindaran dari

pengenaan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD).

Penerima manfaat dari kajian ini adalah Direktorat Jenderal

Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Komite Anti

Dumping Indonesia (KADI), Kementerian Perindustrian, Kementerian

Keuangan, dunia usaha dan masyarakat.

1.6 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup kajian yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Circumvention dimaknai pada upaya untuk menghindari

pengenaan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) oleh Pemerintah

Indonesia dan bukan terhadap penghindaran pengenaan Bea

Masuk Imbalan (BMI) karena tindakan anti-subsidi belum pernah

dilakukan oleh Indonesia.

b. Kasus pengenaan BMAD di Indonesia periode 2010 hingga awal

2015. Pemilihan periode penilitian dibatasi hingga awal Januari

Page 18: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 7

2015 karena setidaknya dibutuhkan data pertadangan setahun

terakhir untuk analisis data. Adapun produk yang menjadi

cakupan pengkajian meliputi Alumunium Mealdish, Polyester

Staple Fiber, H & I Section, Hot Rolled Coil (HRC), Pisang

Cavendish, Tableware Ceramic, Hot Rolled Plate (HRP), Cold

Rolled Coil/Sheet (CRC), Tin Plate, Spin Draw Yarn, dan Partially

Oeriented Yarn.

c. Bentuk circumvention terbatas pada:

Ekspor melalui negara ketiga, atau

Melakukan sedikit modifikasi produk

d. Potensi kerugian atas circumvention didefinisikan sebagai

kerugian yang dialami produsen domestik akibat tidak efektifnya

pengenaan BMAD. Kerugian dapat berupa penurunan kinerja

perusahaan maupun berkurangnya surplus produsen.

e. Negara yang dijadikan objek perbandingan hukum dan

implementasi anti-circumvention diutamakan dilakukan terhadap

AS, EU, dan Australia. Namun demikian, tidak menutup

kemungkinan negara-negara lain yang juga telah

mengimplementasikan anti-circumvention dalam peraturan

domestiknya.

1.7 Sistematika Penelitian

Laporan penelitian terdiri dari tujuh Bab dengan isi masing-

masing Bab sebagai berikut:

a. BAB I Pendahuluan

Pada bagian ini diuraikan mengenai pentingnya tindakan anti-

circumvention sebagai instrumen pengamanan perdagangan dari

praktek unfair trade. Berkaca pada pengalaman negara anggota

WTO lainnya serta studi empiris yang menyimpulkan kurang

efektifnya tindakan anti-dumping karena kemungkinan praktek

circumvention oleh negara mitra dangang, Indonesia dipandang

perlu untuk memiliki instrumen anti-circumvention yang memadai.

Dalam pendahuluan juga diuraikan rumusan masalah, tujuan,

Page 19: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 8

output, dampak/manfaat, ruang lingkup kajian, dan sistematika

penulisan.

b. BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini terlebih dahulu mengulas mengenai hubungan

antara dumping, anti-dumping, circumvention, dan anti-

circumvention dalam perdagangan internasional. Selanjutnya,

anti-circumvention dalam perpektif WTO dan beberapa

pandangan yang mendukung maupun berseberangan terkait

tindakan anti-circumvention dibahas pada sub bab yang

bersangkutan. Untuk melengkapi studi pustaka, dipaparkan juga

mengenai suti-studi empiris terdahulu yang relevan.

c. BAB III Metode Pengkajian

Bab ini diawali dengan landasan teori terkait dampak praktek

circumvention melalui pendekatan welfare effect serta bagaimana

menghitung kerugian akibat praktek tersebut secara konseptual.

Pendekatan dan tahapan pengkajian perlu dijabarkan dalam bab

ini untuk memudahkan pembaca dalam memahami alur kajian.

Terlebih, kajian ini mengkombinasikan antara pendekatan ilmu

ekonomi dengan ilmu hukum. Selanjutnya dibahas tiga metode

analisis yang akan digunakan sesuai dengan tujuan penelitian,

yaitu: identifikasi praktek circumvention oleh negara mitra dagang,

analisis potensi kerugian praktek circumvention, dan analisis

perbandingan hukum sebagai dasar perumuskan substansi

pengaturan anti-circumvention yang dapat diadopsi oleh

Indonesia. Selain itu, diuraikan pula mengenai data yang

dibutuhkan serta sumber data.

d. BAB IV Review Kebijakan Anti-Dumping Indonesia

Bab ini merupakan overview dari ketentuan umum anti-dumping

dan implementasi kebijakan anti-dumping di Indonesia.

Sebagimana telah diketahui bahwa circumvention yang mungkin

terjadi di Indonesia merupakan tindakan penghindaran terhadap

pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) karena pengenaan

Page 20: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 9

Bea Masuk Imbalan (anti-subsidi) belum pernah dilakukan sampai

saat ini. Review kebijakan dan kasus-kasus anti-dumping

setidaknya akan memberikan dasar pengetahuan dan informasi

dalam memahami ketentuan anti-circumvention serta menjadi

dasar dalam mengidentifikasi kemungkinan terjadinya

circumvention dan potensi kerugian akibat tindakan tersebut

e. BAB V Analisis Indikasi Praktek Circumvention di Indonesia

Bab ini menganalisis ada atau tidaknya indikasi praktek

circumvention atas pengenaan BMAD di Indonesia. Sesuai

dengan ruang lingkup kajian, analisis indikasi circumvention

difokuskan pada dua bentuk circumvention, yaitu ekspor melalui

negara ketiga (third country circumvention/transsipment) dan

perubahan produk secara tidak substansial (slightly modified

product). Analisis indikasi circumvention ekspor melalui negara

ketiga dilakukan pada masing-masing produk yang menjadi

cakupan BMAD. Sementara itu, analisis indikasi circumvention

melalui modifikasi produk dilakukan untuk produk-produk yang

yang menjadi cakupan BMAD dan memiliki informasi yang baik

mengenai kode HS (klasifikasi tarif) sebagai modus pengalihan

impor akibat pengenaan BMAD.

f. BAB VI Pengaturan dan Implementasi Kebijakan Anti-

Circumvention di Negara Lain

Bab ini fokus pada pengalaman negara-negara anggota WTO

yang telah memiliki regulasi tindakan anti-circumvention dalam

peraturan domestiknya serta bagaimana negara tersebut

mengimplementasikannya. Negara yang menjadi bahan studi

(benchmark) antara lain Amerika Serikat, Uni Eropa, dan

Australia. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi negara-

negara lain yang juga telah mengimplementasikan tindakan anti-

circumvention asalkan regulasi maupun dokumen terkait dapat

diakses secara terbuka. Bab ini akan ditutup dengan ringkasan

yang merupakan hal-hal pokok dan umum mengenai kebijakan

Page 21: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 10

anti-circumvention yang diimplementasikan oleh negara-negara

lain di dunia.

g. BAB VII Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan

Bagian awal bab ini akan menyimpulkan hasil kajian atas

beragam hal yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya,

khususnya yang terkait dengan tujuan penelitian. Selanjutnya

akan dibahas mengenai rekomendasi kebijakan berkaitan dengan

tindakan anti-circumvention.

Page 22: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai circumvention maupun anti-circumvention yang

berdasarkan pada analisis ilmu ekonomi sedikit sekali disinggung dalam

literatur. Kebanyakan literatur membahas anti-circumvention dalam aspek

ilmu hukum. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang lingkup penelitian

dimana circumvention didefinisikan sebagai suatu upaya penghindaran

terhadap tindakan anti-dumping yang dilakukan Indonesia, maka dalam

tinjauan pustaka ini terlebih dahulu meriviu mengenai dumping dan

dampak tindakan anti-dumping. Selanjutnya akan dibahas mengenai

circumvention dan anti-circumvention serta studi-studi terdahulu yang

relevan.

2.1 Dumping, Anti-Dumping, Circumvention, dan Anti-

Circumvention dalam Perdagangan Internasional

Konsep dumping pertama kali diperkenalkan oleh Jacob Viner

pada tahun 1923 yang didefinisikan sebagai diskriminasi harga

antara pasar di negara satu dengan pasar di negara yang lain

(Andersson dan Turesson, 2008). Dumping adalah ketika produk

yang sama dijual dengan harga lebih rendah di pasar luar negeri

daripada di pasar dalam negeri. Definisi ini juga mencakup situasi

yang tidak lazim di mana produk yang sama dijual dengan harga

yang lebih tinggi di pasar luar negeri daripada di pasar dalam negeri

(dikenal sebagai reverse dumping) dan situasi di mana harga produk

yang berbeda di berbagai pasar luar negeri. Aspek utama pada

konsep yang dikemukakan Viner adalah bahwa perusahaan

menetapkan harga yang berbeda di pasar yang berbeda untuk

produk yang sama. Perbedaan antara diskriminasi harga umum dan

dumping adalah bahwa dumping terjadi di pasar internasional antar

negara. Namun saat ini, analisis dumping berfokus pada situasi di

mana produk tersebut dijual dengan harga yang lebih rendah di

Page 23: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 12

pasar luar negeri dibandingkan di pasar domestik, karena peraturan

anti-dumping hanya berurusan dengan situasi ini. Konsep dumping

juga telah diperluas untuk mencakup penjualan di bawah biaya

produksi, tidak memperhitungkan apakah terdapat diskriminasi harga

atau tidak di pasar nasional yang berbeda.

Dumping menimbulkan permasalahan dalam perdagangan

internasional karena dumping merupakan praktek unfair trade.

Dengan menerapkan strategi harga jual yang mural, produsen luar

negeri dapat mengendalikan pasar negara importir. Dampaknya,

domestik industri di negara importir dapat tersisih dari kompetisi

terhadap barang impor dumping. Apabila tujuan tersebut telah

terpenuhi, produsen yang melakukan dumping akan meningkatkan

harga dan memonopoli pasar. Konsumen yang diuntungkan atas

harga barang yang dahulunya murah, kini turut dirugikan. Dari hal

tersebut sangat jelas bahwa dumping merugikan negara importir.

Oleh karena itu, dalam Peraturan Anti-Dumping WTO diatur

mengenai tahapan melakukan penyelidikan anti-dumping, yang

meliputi: (1) penyelidikan dumping untuk membuktikan adanya

barang dumping khususnya ketika harga ekspor produk yang diduga

dumping di bawah harga normalnya; (2) penyelidikan kerugian

material yang dialami industri domestik; dan (3) hubungan sebab-

akibat antara barang dumping dan kerugian industri domestik.

Circumvention terhadap pengenaan bea-masuk anti-dumping

merupakan permasalahan kontemporer dari peraturan dan

implementasi anti-dumping. Adanya tindakan penghindaran tersebut

mengakibatkan tindakan anti-dumping yang telah diputuskan menjadi

kurang ataupun tidak efektif. Barang dumping yang seharusnya

dapat ditekan impornya, justru tetap masuk ke negara importir

melalui cara-cara yang lain sehingga industri domestik terus

mengalami kerugian material.

Page 24: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 13

2.2 Anti-Circumvention dalam Perspektif WTO

Sejak Putaran Uruguay hingga sekarang belum ada konsensus

yang dicapai oleh anggota WTO atas pengaturan khusus mengenai

anti-circumvention. Salah satu penyebabnya adalah adanya dua

kelompok yang berbeda pandangan. Kelompok pertama

direpresentasikan oleh Jepang dan Hong Kong yang menganggap

tidak perlu pembahasan spesifik anti-circumvention karena hal

tersebut merupakan praktek perdagangan internasional yang lazim.

Kelompok kedua diwakili oleh AS dan EU yang berpendapat bahwa

isu anti-circumvention harus dibahas dan disepakati bersama di

WTO. Meskipun demikian, beberapa negara seprti AS, EU, Meksiko,

dan Venezuela telah memeiliki regulasi domestik yang mengatur

anti-circumvention. Pengaturan tersebut menyebabkan timbulnya

kekhawatiran Jepang karena berpotensi membatasi kegiatan

perdagangan dan investasi.

Dalam peraturan WTO yang ada saat ini, baik dalam Artikel VI

General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) maupun Anti-

Dumping Agreement (ADA) tidak mengatur secara jelas mengenai

isu circumvention maupun tindakan anti-circumvention. Satu-satunya

keputusan terkait circumvention atas hasil negosiasi Puratan

Uruguay adalah sebagai berikut:

Ministers,

Noting that while the problem of circumvention of anti-dumping duty

measures formed part of the negotiations which preceded the Agreement on

Implementation of Article VI of GATT 1994, negotiators were unable to agree

on specific text,

Mindful of the desirability of the applicability of uniform rules in this

area as soon as possible,

Decide to refer this matter to the Committee on Anti-Dumping

Practices established under that Agreement for resolution.

Penggunaan istilah circumvention of anti-dumping duty

measures secara eksplisit dalam teks tersebut menimbulkan

ketidaksaman penafsiran (ambigu). Hal ini dikarenakan tidak jelasnya

Page 25: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 14

definisi umum circumvention maupun cakupan penerapan tindakan

anti-circumvention. Implikasinya, ada sebagian negara anggota WTO

yang menganggap circumvention merupakan praktek perdagangan

serta investasi yang normal, sedangkan negara lainnya menganggap

sebagai bentuk ketidakpatuhan/penghindaran terhadap instrumen

trade remedies.

2.3 Pro dan Kontra Anti-Circumvention

Menurut Yu (2008), isu circumvention dan anti-circumvention

mengakibatkan beberapa pro dan kontra (konflik) pada level yang

berbeda yang melibatkan beragam pihak. Konflik-konflik tersebut

berdampak pada implementasi tindakan anti-dumping serta

perdagangan internasional secara luas.

Konflik pertama yaitu konflik antara eksportir asing dengan

otoritas anti-dumping domestik. Perekonomin global pada beberapa

dekade terakhir dicirikan oleh kemampuan adaptasi produsen dan

internasionalisasi distribusi. Jaringan supply dan fasilitas produksi

saling berkaitan di seluruh dunia. Globalisasi tersebut telah

memfasilitasi perubahan strategi bisnis yang lebih mengedepankan

pada realitas komersial. Di sisi lain, hukum dan kebijakan

perdagangan juga terus berkembang, salah satunya dengan

pengaturan tindakan anti-dumping. Untuk menghindari pengenaan

tindakan anti-dumping, eksportir harus mengembangkan strategi

pemasaran untuk meningkatkan daya saingnya melalui efisiensi

aktivitas perdagangan maupun produksi (circumvention). Strategi

eksportir tersebut tentu saja bertentangan dengan otoritas anti-

dumping di negara importir yang berupaya agar instrumen tindakan

anti-dumping dapat berjalan dengan efektif.

Konflik kedua merupakan konflik antar beragam produsen

domestik. Dalam beberapa kasus, otoritas anti-dumping yang akan

menerapkan tindakan anti-circumvention merasa ragu karena

tindakan tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan

Page 26: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 15

keuntungan pada industri domestik namun mengorbankan

kesejahteraan elemen masyarakat yang lain. Hal ini umumnya terjadi

pada importasi komponen. Apabila tindakan anti-circumvention

digunakan untuk menanggulangi tindakan dumping pada komponen,

produsen domestik yang memproduksi komponen yang sama akan

mendapatkan proteksi dari persaingan langsung dengan komponen

impor. Namun demikian, tindakan anti-dumping yang diperluaas

terhadap komponen impor akan berakibat pada kenaikan harga

komponen sehingga merugikan produsen yang masih bergantung

pada komponen impor tersebut. Pada akhirnya, konsumen akhir juga

akan menderita dengan kenaikan harga produk akhir.

Konflik ketiga merupakan konflik antar anggota WTO. Sejak EU

memperkenalkan regulasi anti-circumvention tahun 1987 untuk

mengatasui praktek “screwdriver assembly”, perdebatan

internasional mengenai circumvention dan anti-circumvention belum

sepenuhnya terselesaikan. Meskipun terdapat kontroversi mengenai

isu anti-circumvention di forum GATT/WTO, beberapa blok

perdagangan regional dan negara (EU dan AS) telah mengadopsi

tindakan anti-circumvention dalam peraturan domestiknya. Bahkan,

mereka mendorong agar Peraturan Anti-Dumping WTO yang ada

saat ini untuk mengakomodasi ketentuan anti-circumvention yang

lebih komprehensif. Keinginan tersebut tentu berseberangan dengan

negara-negara yang berorientasi ekspor seperti Korea, Singapura,

China, Hong Kong dan Jepang yang menolak amandeman anti-

circumvention dalam Peraturan Anti-Dumping WTO. Selain itu,

perdebatan mengenai anti-circumvention beralih dari area hukum ke

area politik, yaitu pihak yang cenderung proteksionis dengan pihak

yang pro perdagangan bebas.

2.4 Penelitian Terdahulu

Devault (1996) melakukan analisis empiris efek kesejahteraan

(welfare effect) atas pengenaan bea masuk anti-dumping (BMAD) di

Page 27: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 16

Amerika Serikat (AS). Sampel penelitian adalah 30 kasus pengenaan

BMAD yang dikenakan pertama kali selama periode 1987 hingga

1992. Dampak kesejahteraan tersebut dihitung menggunakan model

Dixit-Stiglitz yang secara eksplisit memodelkan permintaan

konsumen dan perubahan dalam kesejakteraan konsumen. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa manfaat BMAD relatif kecil

dibandingkan dengan kerugian yang dibebankan kepada konsumen.

BMAD merupakan langkah yang tidak murah untuk mendukung

industri domestik. Secara keseluruhan, kesejahteraan AS berkurang

sekitar USD 275 juta per tahun akibat pengenaan BMAD. Kerugian

yang ditanggung konsumen ditaksir berkisar USD 500 juta hingga

USD 800 juta, sementara keuntungan yang diperoleh produsen

diestimasi antara USD 90 juta hingga USD 375 juta.

Seperti yang diakui sendiri oleh Devault (1996), perhitungan

dampak pengenaan BMAD yang dilakukannya memiliki beberapa

kelemahan. Pertama, BMAD tidak konstan setiap waktu sehingga

dampak kesejahteraan yang sebenarnya terjadi juga akan berubah

seiring dengan perubahan besaran BMAD yang dikenakan. Kedua,

estimasi kesejahteraan yang dilakukan tidak memperhitungkan

perubahan dinamika industri yang bersangkutan. Ketiga, pendekatan

yang dilakukan tidak bisa diterapkan untuk kasus industri yang

bersaing secara tidak sempuna (imperfecty competitive industries).

Moore dan Suranovic (1994) menganalisis dampak

kesejahteraan liberalisasi perdagangan yang dikombinasikan dengan

proses anti-dumping. Melalui model teoritis yang mereka susun,

kombinasi kedua kebijakan tersebut dapat menghasilkan

kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan dengan sebelum

kebijakan tersebut diterapkan. Dalam model tersebut diasumsikan

bahwa perusahaan harus memperbanyak sumber daya untuk

mendapatkan proteksi, namun probabilitas mendapatkan proteksi

tersebut tidaklah pasti. Hasil simulasi menunjukkan bahwa

kesejahteraan dapat turun dengan dimulainya proses anti-dumping

Page 28: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 17

dengan beragam skenario, baik dengan tingkat liberalisasi yang

tinggi maupun probabilitas kesuksesan anti-dumping yang rendah.

Dampak kesejahteraan akhir atas liberalisasi tergantung dari

parameter-parameter yang ditentukan pada proses anti-dumping,

terutama besarnya bea masuk anti-dumping, probalilitas petisi anti-

dumping dikabulkan, dan biaya yang harus ditanggung industri dalam

mencari proteksi anti-dumping.

Jain, Jain, dan Upadhyay (2008) menganalisis dampak

tindakan anti-dumping terhadap industri domestik dan importir di

India dari perspektif makroekonomi dan organisasional. Sampel yang

digunakan adalah 203 tanggapan dari direksi/pimpinan perusahaan

terkait investigasi anti-dumping. Industri domestik berpendapat

bahwa tindakan anti-dumping bermanfaat positif terhadap

makroekonomi nasional, sedangkan importir cenderung berpendapat

netral atau negatif mengenai dampak tindakan anti-dumping. Studi

tersebut juga menemukan indikasi adanya circumvention sebagai

suatu strategi importir untuk menanggulangi dampak negatif

pengenaan tindakan anti-dumping. Circumvention yang dilakukan

berupa importasi melalui negara ketiga serta impor dalam jumlah

yang besar sebelum pengenaan BMAD berlaku efektif. Berdasarkan

hasil analisis, Jain, Jain, dan Upadhyay (2008) merekomendasikan

agar India memperkuat mekanisme tindakan anti-circumvention dan

memastikan bahwa penggunaan tindakan anti-dumping tidak

memicu inefisiensi atau menyediakan suatu proteksi yang tidak perlu

bagi industri domestik.

Hampir semua studi dampak anti-dumping untuk Amerika

Serikat, seperti Staiger dan Wolak (1994), USITC (1995), Krupp dan

Pollard (1996), dan Prusa (2001) menyatakan bahwa harassment

effect dari inisiasi tindakan anti-dumping adalah signifikan. Volume

impor dari negara-negara yang dikenakan anti-dumping (named

country) mengalami penurunan. Namun di sisi lain, negara yang tidak

dikenakan anti-dumping (non-named country) diuntungkan dengan

Page 29: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 18

adanya peningkatan volume perdagangan. Secara umum, peraturan

maupun tindakan anti-dumping masih menyediakan manfaat yang

penting bagi industri domestik karena menyebabkan kenaikan harga

impor yang cukup besar, baik untuk negara asal impor yang

dikenakan anti-dumping maupun negara asal impor lainnya.

Dengan menggunakan data pengenaan anti-dumping di India

periode 1994-2001, Aggarwal (2011) menganalisis efek perdagangan

terhadap kebijakan tersebut. Dengan menggunakan regresi panel,

efek dari tindakan anti-dumping diukur dengan menggunakan

volume, nilai, dan harga impor. Hasil analisis penunjukkan bahwa

efek penyelidikan tindakan anti-dumping tidak substansial.

Pengenaan bea masuk anti-dumping (BMAD) berhasil menekan

perdagangan (baik volume dan nilai) dan meningkatkan harga impor.

Namun demikian, efek perdagangan tersebut berangsur menghilang

untuk tahun-tahun berikutnya serta terjadi peningkatan harga impor

yang relatif substansial baik dari negara yang dikenakan maupun

tidak dikenakan BMAD. Dengan demikian, industri dalam negeri

diuntungkan karena adanya kenaikan harga tersebut. Posisi

keuangan industri domestik meningkat dengan mengorbankan

manfaat yang diterma konsumen dan industri hilir. Dikarenkan anti-

dumping merupakan bentuk perlindungan yang mahal, maka hanya

produsen besar dan dominan dalam suatu industri yang muncul

sebagai penerima manfaat utama dari perlindungan ini.

Page 30: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 19

BAB III

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1 Landasan Teori

Dampak praktek circumvention secara teoritis dapat dianalisis

melalui pendekatan welfare effect. Dalam teori ekonomi mikro,

pengukuran kebijakan tarif dilakukan dengan melihat perubahan

pada surplus konsumen, surplus produsen, dan penerimaan

pemerintah (Mankiw, 1998). Circumvention mengakibatkan tindakan

anti-dumping berupa pengenaan BMAD menjadi tidak efektif

sehingga potensi tambahan surplus produsen akibat kebijakan anti-

dumping tidak dapat diperoleh. Dengan mengacu pada ilustrasi

dampak bea anti-dumping oleh Kim (2012), ketidakefektifan

pengenaan anti-dumping dapat diilustrasikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Dampak Circumvention terhadap Produsen Domestik

Sumber: Diadopsi dari Mankiw (1998) dan Kim (2012)

Keterangan:

P” : Harga rata-rata penjualan sebelum circumvention

P : Harga rata-rata penjualan setelah circumvention

Q1 : Volume rata-rata penjualan sebelum circumvention

Q2 : Volume rata-rata penjualan setelah circumvention

Page 31: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 20

ΔQ = Q2 – Q*

Kurva penawaran produk impor diasumsikan memiliki elastisitas

sempurna sehingga harga tetap. Hal ini dilatarbelakangi oleh suatu

asumsi bahwa Indonesia sebagai negara kecil sehingga tidak bisa

mempengaruhi harga dunia (impor). BMAD seharusnya mampu

menaikkan harga produk impor di pasar domestik dari P ke P”.

Meskipun pengenaan BMAD mengakibatkan harga produk dumping

paling tidak sama dengan harga di pasar negara asal impor, namun

harga produk impor tersebut masih dibawah harga domestik di

negara tujuan ekspor. Dengan demikian, masih ada sejumlah impor

sebesar Q1”-Q2”, mengalami penurunan dibandingkan sebelum

dikenakan BMAD dengan jumlah impor sebesar Q1-Q2.

Dikarenakan telah terjadi praktek circumvention maka tujuan

instrumen kebijakan BMAD tersebut tidak tercapai, sehingga harga

produk impor masih jauh di bawah harga produk di pasar domestik

atau bahkan tidak mengalami perubahan. Kondisi tersebut tentu saja

merugikan industri domestik karena berkurangnya potensi surplus

produsen dari seluas area A dan D (Gambar 3.1.A) menjadi area D

saja (Gambar 3.1.B). Dengan kata lain, potensi kerugian dihitung dari

perubahan surplus produsen setelah pengenaan BMAD dikurangi

jika terjadi circumvention (luas area A).

3.2 Pendekatan dan Tahapan Pengkajian

Penelitian ini bukan hanya sebatas pada disiplin ilmu atau

aspek ekonomi, tetapi juga aspek hukum/legal. Aspek ekonomi

digunakan untuk menganalisis dan mengukur seberapa besar

kerugian yang dialami oleh Indonesia atas praktek circumvension

yang dilakukan oleh negara mitra dagang. Sementara itu, aspek

hukum digunakan sebagai dasar dalam memperbandingkan

ketentuan-ketentuan serta praktek-praktek kebijakan anti-

circumvention global dalam rangka memperoleh best practices.

Kombinasi kedua pendekatan ini dimaksudkan agar analisis

Page 32: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 21

penelitian dapat lebih komprehensif. Adapun tahapan pengkajian

dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Tahapan Pengkajian

3.3 Metode Analisis

Secara umum terdapat tiga metode analisis yang akan

digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Pertama, identifikasi

praktek circumvention oleh negara mitra datang untuk menghindari

tindakan anti-dumping/anti-subsidi Indonesia dilakukan dengan

melihat perubahan pola perdagangan (impor) yang melalui negara

ketiga atau pada kategori barang sejenis. Kedua, analisis potensi

kerugian didasarkan pada tanggapan/persepsi industri domestik

mengenai kinerja perusahaan sebelum dan setelah pengenaan

BMAD. Apabila data yang diperoleh mencukupi akan dilanjutkan

dengan perhitungan potensi kerugian akibat indikasi praktek

circumvention melalui analisis welfare effect. Dalam hal ini, kerugian

yang dialami industri domestik sebagai akibat dari tidak efektifnya

pengenaan BMAD diindikasikan dengan berkurangnya surplus

produsen. Ketiga, perumuskan substansi pengaturan anti-

circumvention yang dapat diadopsi oleh Indonesia dilakukan melalui

perbandingan hukum (comparatif approach) atas pengaturan-

Page 33: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 22

pengaturan anti-circumvention yang telah dimiliki dan

diimplementasikan oleh beberapa negara anggota WTO.

3.3.1 Analisis Perubahan Pola Perdagangan

Indikasi praktek circumvention ditandai dengan adanya

perubahan pola perdagangan yang terdiri dari:

a. Third country circumvention (country hopping)

Pada analisis ini, pertama kali akan dilihat apakah ada

perubahan negara asal impor yang signifikan masuk ke

Indonesia untuk produk yang dikenakan BMAD. Apabila

terdeteksi perubahan pola impor tersebut kemudian dilihat

apakah negara asal impor tersebut (negara ketiga) juga

terjadi lonjakan impor signifikan dari negara yang

dikenakan BMAD untuk produk yang sama. Apabila kedua

unsur perubahan pola perdagangan tersebut terpenuhi

maka dikategorikan sebagai praktek circumvention

(incidence). Lonjakan impor signifikan terjadi apabila

peningkatan volume impor setelah pengenaan BMAD lebih

tinggi dibandingkan rata-rata volume impor produk tersebut

selama tiga tahun sebelum pengenaan BMAD. Hal

tersebut untuk mengindikasikan bahwa negara ketiga yang

menjadi tempat singgah (transhipment) melakukan ekspor

melebihi kapasitas produksi nasionalnya.

b. Slightly modified product

Analsis ini menekankan pada perubahan aliran impor yang

signifikan untuk produk sejenis antara periode sebelum

dan setelah pengenaan BMAD. Informasi dari pelaku

usaha maupun otoritas penyelidikan anti-dumping (KADI)

sangat bermanfaat sebagai input awal dugaan produk yang

mengalami modifikasi dalam rangka menghindarai BMAD.

Selain itu, digunakan pula analisis data perdagangan

dengan melihat perubahan komposisi dan jenis produk

Page 34: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 23

yang diimpor. Identifikasi circumvention dengan sedikit

modifikasi produk dapat ditunjukkan oleh perubahan

signifikan pada komposisi dan jenis produk yang diimpor

tersebut.

3.3.2 Analisis Ekomometrika

Analisis ekonometrika digunakan sebagai pelengkap dan

digunakan untuk menguatkan indikasi circumvention dari sisi

statistik atas hasil analisis sebelumnya. Analisis ini digunakan

apabila memungkinkan, mengingat analisis ini memerlukan

persyaratan tertentu seperti jumlah sampel dan kelengkapan

data.

Model yang digunakan dalam kajian circumvention ini

mengacu pada model gravitasi seperti yang dipaparkan dalam

Krugman (2012) dengan sedikit modifikasi. Dalam model

gravitasi, perdagangan antar kedua negara dipengaruhi oleh

besarnya perekonomian masing-masing negara dan

berbanding terbalik dengan panjangnya jarak antar kedua

negara tersebut sebagaimana tercermin pada Persamaan 3.1.

(3.1)

Keterangan:

Tij adalah nilai perdagangan (ekspor dan impor) antara negara

i dan negara j

A adalah konstanta

Yi adalah GDP negara i

Yj adalah GDP negara j

Dij adalah jarak antara negara i dan negara j

Kemudian untuk memudahkan dalam estimasi pada data

agar data berbentuk linier maka bentuk Persamaan 3.1 diubah

dalam bentuk logaritma (log) dengan menambahkan beberapa

Page 35: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 24

variabel yang relevan. Dengan demikian, model permintaan

impor dalam kajian ini menjadi sebagai berikut:

(3.2)

Keterangan:

VOL_IMPOR: volume impor

PRICE: harga impor

JARAK: jarak ekonomi, dihitung dengan rumus

XRATE_IDN: nilai tukar nominal Rupiah terhadap Dollar

AS

GDP_IDN: nilai Gross Domestic Product riil Indonesia

DUMMY_BMAD: dummy sebelum BMAD (bernilai 0) dan

sesudah pengenaan BMAD (bernilai 1)

Variabel dummy digunakan untuk memperkuat dugaan

indikasi circumvention yang dihasilkan dari analisis perubahan

pola perdagangan. Dalam hal ini, model Persamaan 3.2

berbentuk data panel sehingga bisa digunakan untuk

mengetahui dampak pengenaan BMAD terhadap impor dari

masing-masing negara yang dikenakan BMAD serta negara

tertentu yang diindikasikan menjadi negara ketiga. Indikasi

kuat circumvention melalui negara ketiga terjadi apabila impor

dari negera yang dikenakan BMAD mengalami penurunan,

sedangkan impor dari negara ketiga mengalami kenaikan

yang secara statistik signifikan.

Page 36: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 25

3.3.3 Analisis Potensi Kerugian Circumvention

Analisis welfare effect digunakan untuk menghitung

potensi kerugian akibat praktek circumvention yang

diindikasikan degnan berkurangnya surplus produsen (industri

domestik dirugikan). Pengenaan BMAD seharusnya mampu

menaikkan harga produk impor sehingga minimal sama

dengan harga produk di pasar domestik. Namun demikian,

adanya circumvention mengakibatkan tujuan instrumen

kebijkan tersebut tidak tercapai sehingga harga produk impor

masih di bawah harga produk di pasar domestik. Hal ini tentu

berakibat pada berkurangnya penerimaan produsen domestik.

Dengan mengadopsi perhitungan produsen surplus pada

kasus anti-dumping yang dilakukan oleh Devault (1996),

perhitungan kerugian produsen dapat dikalkulasikan secara

sederhana sebagai berikut:

..............(1)

Keterangan:

: perubahan surplus produsen

: harga produsen domestik pada saat terjadinya

importasi barang dumping

: harga produsen domestik yang diharapkan dengan

pengenaan BMAD (atau harga semula/normal

sebelum praktek dumping terjadi)

: jumlah/volume penjualan produsen domestik pada

saat terjadinya importasi barang dumping

: jumlah/volume penjualan produsen domestik yang

diharapkan dengan pengenaan BMAD (atau volume

penjualan semula/normal sebelum praktek dumping

terjadi)

Analisis potensi kerugian yang dialami oleh produsen

domestik juga dilakukan secara kualitatif yang mengukur

Page 37: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 26

seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh pengenaan

BMAD. Dengan asumsi bahwa circumvention merupakan

faktor utama yang mengakibatkan pengenaan BMAD tidak

efektif pada kasus tertentu, maka industri domestik diharapkan

meresponnya dengan memberi penilain kinerja perusahaan

yang semakin memburuk setelah dikenakan BMAD. Hal ini

mengindikasikan bahwa industri domestik merugi karena

praktek circumvention. Tinggi atau rendahnya penilain kinerja

ditentukan dengan menggunakan skala Linkert. Sementara

itu, indikator kinerja perusahaan yang akan dinilai mencakup

produksi, kapasitas terpasang, penjualan, pangsa pasar,

harga, inventori, keuntungan, dan tenaga kerja.

Tabel 3.1. Penilain Persepsi Industri Domestik terhadap Kinerja Perusahaan Setelah Tindakan Anti-Dumping

Indikator Kinerja Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Produksi

b. Kapasitas terpasang

c. Penjualan

d. Pangsa pasar

e. Harga

f. Inventori

g. Keuntungan

h. Tenaga Kerja

Keterangan: (1) Turun signifikan; (2) Sedikit turun; (3) Stagnan; (4) Sedikit meningkat; dan (5) Meningkat signifikan

3.3.3 Perbandingan Hukum

Menurut Marzuki (2011), satal satu metodologi penelitian

bidang hukum adalah melalui pendekatan komparatif

(comparatice law). Pendekatan komparatif dilakukan dengan

Page 38: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 27

membandingkan undang-undang suatu negara, dengan

undang-undang dari satu atau lebih negara lain mengenai hal

yang sama. Terkait dengan hal ini, peraturan anti-

circumvention yang diperbandingkan adalah peraturan yang

telah diterapkan di AS, EU, dan Australia. Sementara itu,

elemen yang diperbandingkan diantaranya mencakup:

definisi/cakupan circumvention, prosedur operasional

(tahapan proses & waktu), bentuk dan jangka waktu tindakan

anti-circumvention.

3.4 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data sekunder terkait perdagangan utamanya

berasal dari Global Trade Atlas (GTA) dan Badan Pusat Statistik

(BPS) karena menyediakan detil data hingga level HS 10 digit. Untuk

mengatasi keterbatasan akses data perdagangan untuk negara

tertentu pada GTA maka digunakan pula data perdagangan UN-

Comtrade sebagai pelengkap yang diakses melalui World Integrated

Trade Solution (WITS). Data sekunder lain adalah Peraturan Menteri

Keuangan terkait penetapan tindakan anti-dumping (besaran dan

jangka waktu pengenaan) serta laporan hasil penyelidikan dumping

yang dilakukan oleh KADI yang didalamnya diantaranya berisi

penilaian faktor-faktor ekonomi yang menyebabkan industri domestik

mengalami kerugian akibat dumping.

Data primer merupakan adalah data dan informasi yang

langsung dikumpulkan oleh Tim Kajian, baik melalui: (1) Focus Group

Discussion (FGD) yang melibatkan stakeholder terkait baik

akademisi, praktisi, pelaku bisnis, maupun institusi pemerintah, dan

(2) survei melalui teknik wawancara maupun penyebaran kuesioner

kepada pelaku usaha (industri domestik), khususnya petisioner

tindakan dumping ataupun importer dan industri pengguna. Kedua

teknik pengumpulan data primer tersebut diantaranya digunakan

Page 39: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 28

untuk mempertajam metode analisis, mengklarifikasi temuan,

maupun menambah data dan informasi yang relevan. Rincian

kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

Page 40: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 29

BAB IV

REVIEW KEBIJAKAN ANTI-DUMPING DI INDONESIA

4.1 Ketentuan Umum Anti-Dumping

Ketentuan dalam World Trade Organization (WTO) pada

dasarnya tidak menghakimi tindakan dumping, namun lebih kepada

memberikan pedoman bagaimana negara-negara anggota WTO

merespon (dapat atau tidak dapat bereaksi) terhadap tindakan

dumping. Secara khusus, ketentuan mengenai tindakan anti-

dumping diatur dalam Artikel VI General Agreement on Tariffs and

Trade (GATT) 1994 yang sering disebut juga sebagai "Perjanjian

Anti-Dumping". Perjanjian Anti-Dumping memungkinkan pemerintah

untuk bertindak melawan dumping apabila setelah dilakukan

penyelidikan terbukti bahwa dumping benar-benar terjadi, terdapat

kerugian material pada industri dalam negeri yang bersaing

(menghasilkan produk sejenis), dan terdapat hubungan sebab-akibat

bahwa dumping menyebabkan kerugian (injury) atau mengancam

industri domestik (WTO, 2014a).

Untuk menentukan tingkat dumping, perlu dilakukan

perhitungan harga normal di negara asal eksportir dan harga ekspor.

Dalam hal ini, Perjanjian Anti-Dumping memberikan ketentuan

bagimana menentukan harga normal maupun harga ekspor tersebut.

Sebagai contoh, harga normal terlebih dahulu harus dihitung

berdasarkan pada harga penjualan di pasar domestik eksportir.

Apabila informasi tersebut tidak tersedia, perhitungan harga normal

dapat menggunakan harga yang dikenakan oleh eksportir di negara

lain atau perhitungan berdasarkan “constructed normal value” yang

merupakan kombinasi dari biaya produksi, biaya penjualan, biaya

administrasi, dan margin keuntungan normal. Perjanjian tersebut

juga menentukan bagaimana melakukan perbandingan yang adil

Page 41: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 30

antara harga ekspor dan apa yang akan menjadi harga normal,

misalnya dalam menentukan nilai tukar (WTO, 2014b).

Perhitungan tingkat dumping pada suatu produk tidaklah cukup.

Tindakan anti-dumping hanya dapat diterapkan apabila barang

dumping menyebabkan kerugian material bagi industri di negara

pengimpor dan bukan karena faktor yang lainnya. Oleh karena itu,

dalam proses penyelidikan kerugian industri dalam negeri harus

mengevaluasi semua faktor ekonomi yang relevan terkait keadaan

industri bersangkutan, diantaranya volume dan harga impor yang

tidak dijual dengan harga dumping, kontraksi dalam permintaan atau

perubahan dalam pola konsumsi, perkembangan teknologi, dan

kinerja ekspor.

Tindakan anti-dumping umumnya berupa pengenaan bea

masuk tambahan pada produk tertentu dari negara pengekspor

dalam rangka mendekatkan harga ekspor dengan nilai normal atau

untuk menghapus kerugian industri dalam negeri di negara

pengimpor. Selain itu, perusahaan eksportir dapat secara sukarela

menaikkan harga jual ke tingkat yang disepakati untuk menghindari

bea masuk anti-dumping apabila hasil penyelidikan menunjukkan

bahwa dumping telah berlangsung dan industri dalam negeri

mengalami kerugian

Prosedur rinci kententuan anti-dumping mengatur bagaimana

kasus anti-dumping harus dimulai, bagaimana investigasi yang akan

dilakukan, dan kondisi untuk memastikan bahwa semua pihak yang

berkepentingan diberi kesempatan untuk mengajukan bukti.

Tindakan anti-dumping harus berakhir lima tahun setelah tanggal

pengenaan, kecuali penyelidikan menunjukkan bahwa mengakhiri

tindakan anti-dumping akan menyebabkan kerugian.

Perjanjian Anti-Dumping juga mengatur bahwa negara-negara

anggota WTO harus menginformasikan kepada Komite Praktek Anti-

Dumping tentang semua tindakan anti-dumping dari awal hingga

akhir proses, segera dan secara rinci. Negara-negara anggota WTO

Page 42: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 31

juga harus melaporkan semua penyelidikan dua kali setahun. Ketika

perbedaan pendapat muncul terkait pengenaan tindakan anti-

dumping, anggota didorong untuk saling berkonsultasi terlebih

dahulu. Apabila masih belum puas dengan hasil konsultasi, mereka

juga dapat menggunakan prosedur penyelesaian sengketa WTO.

Sejalan dengan peraturan yang telah disepakai di WTO,

ketentuan anti-dumping di Indonesia diatur melalui Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti

Dumping dan Bea Masuk Imbalan, dan telah diperbaharui dengan

PP Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan

Imbalan dan Tindakan Pengamanan Perdagangan. Berdasarkan PP

tersebut, pemerintah membentuk Komite Anti Dumping Indonesia

(KADI) sebagai otoritas penyelidikan dumping dan subsidi.

Sementara itu, tata cara penyelidikan dalam rangka pengenaan

tindakan anti-dumping diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 76/M-DAG/PER/12/2012.

4.2 Tindakan Anti-Dumping di Indonesia 2010-2015

Selama periode 2010 hingga awal 2015, terdapat sebelas

tindakan anti dumping yang dikenakan Indonesia terhadap berbagai

produk impor dari negara mitra (Tabel 4.1). Pengenaan BMAD

tersebut meliputi produk Alumunium Mealdish, Polyester Staple Fiber

(PSF), H & I Section, Hot Rolled Coil (HRC), Pisang Cavendish,

Tableware Ceramic, Hot Rolled Plate (HRP), Cold Rolled Coil/Sheet

(CRC), Tin Plate, Spin Draw Yarn (SDY), dan Partially Oeriented

Yarn (POY). Sebagian besar produk yang dikenakan BMAD tersebut

berasal dari RRT (6 produk) dan Malaysia (4 produk), dan selebihnya

berasal dari negara Asia lainnya seperti India, Taiwan, Korea,

Jepang, Filipina, dan Thailand. Sementara itu, negara lainnya di luar

negara Asia yang dikenakan BMAD adalah Ukraina untuk produk

HRC.

Page 43: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 32

Tabel 4.1. Deskripsi Produk Impor yang Sedang Dikenakan BMAD

Sumber: KADI (2015)

Dalam perkembangannya hingga saat ini, beberapa tindakan

anti dumping di atas ada yang telah dan akan berakhir

pengenaannya, serta ada yang sedang dalam proses review.

Beberapa tindakan anti dumping bahkan telah diperpanjang

pengenaannya setelah melalui proses review. Produk yang telah

diperpanjang pengenaan BMAD-nya antara lain produk HRP, H&I

Section, dan PSF. Pengenaan BMAD untuk produk HRP

diperpanjang selama 4 tahun sejak April 2016 melalui PMK

No.50/PMK.010/2016. Negara dan besaran BMAD yang dikenakan

tidak mengalami perubahan dari pengenaan sebelumnya. Selain itu,

pengenaan BMAD untuk produk PSF juga telah diperpanjang selama

3 tahun sejak April 2016 melalui PMK No.73/PMK.010/2016. Dalam

No. Produk Pengenaan Anti-Dumping/PMK

Negara yang Dikenakan dan Besaran BMAD

1 Alumunium Mealdish (wadah makanan dari alumunium)

27-08-2010 145/PMK.011/2010

Malaysia: 27%

2 Polyester Staple Fiber (serat staple sintetik dari polyester)

23-11-2010 196/PMK.011/2010

RRT : 0-11,94 % India : 5,82-16,67% Taiwan : 28,47%

3 H & I Section (besi baja bentuk H dan I)

23-11-2010 195/PMK.011/2010

RRT : 6,63-11,93%

4 Hot Rolled Coil (canai panas tidak dibalut/ disepuh/dilapisi)

07-02-2011 23/PMK.011/2011

Korea : 3,8% Malaysia : 48,4%

5 Pisang Cavendish 17-11-2011 175/PMK.011/2011

Filipina: 35%

6 Tableware Ceramic 24-4-2012 58/PMK.011/2012

RRT : 87%

7 Hot Rolled Plate (produk canai lantaian dari besi atau baja)

10-01-2012 150/PMK.011/2012

RRT : 10,47% Singapura : 12,33% Ukraina : 12,50%

8 Cold Rolled Coil/Sheet (Baja Lembaran Canai Dingin)

19-03-2013 65/PMK.011/2013

RRT : 13,6-43,5% Taiwan : 5,9-20,6% Korea : 10,1-11,0% Jepang : 18,6-55,6% Vietnam : 12,3-27,8%

9 Tin Plate (Baja Lembaran Lapis Timah )

15-01-2014 10/PMK.011/2014

Korea : 4,4 – 7,92% RRT : 6,1 – 7,4% Taiwan : 4,42%

10 Spin Draw Yarn 21-01-2015 13/PMK.010/2015

Malaysia : 7,5%

11 Partially Oeriented Yarn 21-01-2015 14/PMK.010/2015

Malaysia : 9,3% Thailand :13,3 %

Page 44: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 33

perpanjangan ini, terdapat perubahan besaran BMAD yang

dikenakan untuk perusahaan asal RRT dari yang sebelumnya

sebesar 0-11,94% menjadi 0-16,10%.

Sementara itu, pengenaan BMAD untuk produk H&I Section

juga diperpanjang selama 3 tahun sejak Desember 2015 melalui

PMK No.242/PMK.010/2015. Perpanjangan pengenaan BMAD

produk asal RRT ini mengalami perubahan besaran BMAD dari yang

sebelumnya sebesar 6,63-11,93% menjadi 11,93% untuk seluruh

perusahaan. Selain BMAD, impor produk H&I Section juga dikenakan

BMTP selama 3 tahun sejak Januari 2015. Besaran BMTP yang

dikenakan menurun secara bertahap setiap tahunnya, yakni 26%

untuk tahun pertama, 22% untuk tahun kedua, dan 18% untuk tahun

ketiga. Meskipun berada dalam produk H&I Section yang sama, jenis

produk yang dikenakan BMTP berbeda dengan jenis produk yang

dikenakan BMAD berdasarkan kode HS-nya.

Disamping itu, saat ini tindakan anti dumping yang sedang

dalam proses review antara lain tindakan anti dumping atas impor

produk HRC dan CRC. Untuk produk CRC, pada tahun 2014

terdapat perubahan cakupan produk yang dikenakan setelah

dilakukan interim review. Pengenaan BMAD untuk produk CRC

berakhir pada 19 Maret 2016, namun proses review masih dilakukan

untuk memutuskan perpanjangan pengenaannya. Sementara itu,

pengenaan BMAD untuk produk HRC akan berakhir pada tanggal 11

November 2016.

Secara umum, nilai impor produk yang dikenakan BMAD

selama periode 2010-2014 mencapai rata-rata USD 2,4 miliar per

tahunnya, dimana nilai terbesarnya mencapai USD 3,1 miliar di

tahun 2012. Sementara di tahun-tahun berikutnya, nilai impor

mengalami penurunan hingga mencapai USD 2,6 miliar di tahun

2013 dan USD 2,0 miliar di tahun 2014. Meskipun demikian, nilai

impor produk yang dikenakan BMAD ini relatif besar karena

Page 45: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 34

pangsanya mencapai rata-rata 1,8% terhadap total impor non migas

Indonesia selama periode yang sama.

Tabel 4.2. Nilai Impor Produk yang Dikenakan BMAD

No. Produk Impor Nilai: USD Juta Pangsa 2015 (%) 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Partially Oriented Yarn 10.9 21.6 36.1 38.3 39.1 23.5 1.6

2 Spin Draw Yarn 16.9 30.7 57.4 47.2 51.1 30.7 2.1

3 Polyster Staple Fiber 105.5 219.5 170.4 211.6 180.9 125.6 8.7

4 Tableware Ceramic 12.5 13.1 13.9 4.4 4.2 2.6 0.2

5 HRC 551.5 953.9 1,229.8 1,152.9 944.9 698.6 48.6

6 Hot Rolled Plate 216.4 480.5 629.7 438.2 261.9 113.3 7.9

7 Cold Rolled Coil/Sheet 530.0 711.3 783.5 536.6 295.8 229.4 15.9

8 Tin Plate 124.9 147.7 119.2 111.2 123.5 91.8 6.4

9 H & I Section 55.3 67.0 55.7 53.1 34.7 84.2 5.9

10 Aluminium Mealdish 20.8 30.4 42.8 41.1 41.9 38.4 2.7

11 Pisang Cavendish 0.7 0.3 0.3 - - - 0.0

Sub-total (a) 1,645.4 2,676.0 3,138.8 2,634.6 1,978.0 1,438.1 100.0

Impor Non Migas (b) 108,248.2 136,734.0 149,125.3 141,362.3 134,718.9 107,803.2

Rasio a/b (%) 1.5 2.0 2.1 1.9 1.5 1.3

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Dari kesebelas produk yang dikenakan BMAD, lima diantaranya

merupakan produk baja yang meliputi HRC, HRP, CRC, Tin Plate,

dan H&I Section. Nilai impor kelima produk tersebut mendominasi

87,8% dari keseluruhan nilai impor produk yang dikenakan BMAD.

Secara rata-rata, nilai impor kelima produk baja tersebut mencapai

USD 2,1 miliar selama tahun 2010-2014 yang didominasi oleh nilai

impor produk HRC sebesar USD 966,6 juta setiap tahunnya atau

mencapai 45,6% terhadap nilai impor produk baja yang terkena

BMAD.

Selain produk baja, produk yang nilai impornya memiliki

kontribusi yang cukup besar adalah produk tekstil dan produk tekstil

(TPT). Dari kesebelas produk yang dikenakan BMAD, tiga

diantaranya merupakan produk TPT yaitu Partially Oriented Yarn

(POY), Spin Draw Yarn (SDY), dan Polyster Staple Fiber (PSF). Nilai

Page 46: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 35

impor ketiga produk TPT ini mencapai USD 247,4 juta per tahun atau

10,3% dari keseluruhan nilai impor produk yang dikenakan BMAD.

Nilai impor produk TPT tersebut didominasi oleh nilai impor produk

PSF yang mencapai USD 177,6 juta per tahun atau 71,8% terhadap

nilai impor produk TPT yang dikenakan BMAD selama periode 2010-

2014.

4.3 Persepsi Stakeholder terhadap Tindakan Anti-Dumping dan

Potensi Praktek Circumvention di Indonesia

Implementasi suatu kebijakan Pemerintah tentu akan dirasakan

dampak positif maupun negatif oleh para stakeholder. Dalam hal ini,

kebijakan anti-dumping diharapkan memberikan dampak positif

terhadap industri pemohon dan pendukung petisi anti-dumpin karena

terlindungi dari persaingan langsung dengan impor barang dumping

yang merupakan bentuk persaingan tidak sehat. Di sisi lain,

kebijakan anti-dumping kemungkinan berdampak negatif terhadap

industri pengguna produk dumping karena harga produk yang

meningkat. Oleh karena stakeholder yang terlibat (pelaku bisnis)

memiliki kepentingan yang berbeda, maka terlebih dahulu akan

dibahas mengenai persepsi stakeholder terhadap tindakan anti-

dumping. Selain mengetahui dampak riil yang dirasakan terhadap

implementasi kebijakan anti-dumping, persepsi tersebut bermanfaat

dalam memperkuat dugaan terhadap ada atau tidaknya praktek

circumvention di Indonesia.

Kendala utama dalam pengumpulan data primer ini adalah

minimnya responden yang bersedia berpartisipasi untuk

disurvei/wawancara atau tidak mengembalikan kuesioner yang telah

dikirim oleh Tim Pengkajian. Data primer diperoleh dari kunjungan

lapangan ke Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta, maupun

korespondensi melalui email/fax dengan responden. Responden

yang memberikan tanggapan atau mengisi lengkap kuesioner terdiri

dari tiga perusahaan pemohon dan pendukung petisi anti-dumping

Page 47: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 36

(IDN), enam perusahaan pengguna maupun importir produk yang

dikenakan kebijkan anti-dumping (IM), dan delapan akademisi yang

ahli di bidang hukum maupun ekonomi internasional. Oleh karena itu,

hasil yang diperoleh bisa jadi kurang (objektif) merepresentasikan

opini dan posisi masing-masing stakeholder terhadap kebijakan

tindakan anti-dumping definitif yang berujung pada pengenaan tarif

tambahan berupa Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD). Meskipun

demikian, hasil data primer tetap diklarifikasi dengan literatur terkait.

Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa terdapat pandangan yang

kontradiktif antara industri domestik dengan importir di Indoensia

sesuai dengan hipotesa awal dan sesuai dengan temuan studi Jain,

Jain, dan Upadhyay (2008) dengan menggunakan data industri India.

Industri dalam negeri yang menjadi pemohon dan pendukung petisi

anti-dumping (IDN) menyatakan bahwa instrumen kebijakan anti

dumping bermanfaat bagi masyarakat, berhasil memproteksi industri

domestik dan memulihkan kerugian industri domestik. Sementara itu,

akademisi (AK) yang ahli di bidang hukum maupun ekonomi

internasional memiliki persepsi yang relatif sama dengan IDN. Hal ini

mengindikasikan bahwa implementasi instrumen anti-dumping, yaitu

melindungi industri domestik dari praktek unfair trade produk impor,

telah sesuai dengan tujuan dari dibentuknya instrument tersebut.

Sebaliknya, importir maupun industri pengguna produk

dumping (IM) menyatakan bahwa instumen kebijakan anti-dumping

menghambat perkembangan industri hilir dan mendistorsi persaingan

pasar (Gambar 4.1). Terdapat responden yang menyatakan bahwa

industri hulu untuk besi baja Indonesia belum sanggup memenuhi

seluruh permintaan nasional dan ditambah dengan inefisiensi

produksi yang berakibat pada tingginya harga jual, sehingga impor

tetap tidak dapat dibendung. Selain itu, diungkapkan pula bahwa

saat ini terdapat suatu kecenderungan dimana prosuden pada

industri hilir akhirnya lelah dengan aktivitas produksi dikarenakan

hasil produksinya kalah bersaing dengan barang produk jadi yang

Page 48: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 37

diimpor dengan biaya produksi yang jeuh lebih rendah. Sebagai

contoh, ada beberapa pabrikan pipa lokal yang akhirnya

memutuskan berhenti produksi dan sekarang mengimpor pipa

produk jadi dari negara lain dengan harga yang jauh lebih murah.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berpendapat bahwa

instrumen anti-dumping memang diperlukan untuk melindungi pasar

domestik. Namun demikian, idealnya produk yang dikenakan anti-

dumping (diproteksi) merupakan produk hilir, dalam hal ini adalah

pakaian jadi. Namun demikian, implementasi instrumen tersebut di

Indonesia sulit diterapkan untuk produk pakaian jadi karena data

yang tidak lengkap sehubungan dengan banyaknya jumlah

perusahaan serta mayoritas perusahaan pada kelompok ini

merupakan perusahaan berskala kecil dan menegah. Pemerintah

diharapkan memberikan perlindungan yang menyeluruh kepada

industri domestik mengingat mata rantai industri tekstil domestik

yang panjang mulai pembuatan serat, benang, hingga pakaian jadi.

Semua industri tekstil sekarang harus bersaing dengan produk-

produk impor yang relatif murah karena diproduksi dalam skala

besar. Bahkan, bahan baku tekstil untuk tujuan ekspor juga berasal

dari impor.

Page 49: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 38

Gambar 4.1. Persepsi Responden terhadap Instrumen

Kebijakan Anti-Dumping

Sumber: Hasil survei Puska Daglu, 2016 (diolah)

Keterangan: (1) Sangat tidak setuju, (2) Tidak setuju, (3) Netral, (4) Setuju dan (5)

Sangat setuju

Bila dilihat indikator kinerja perusahaan, pengenaan BMAD bagi

industri domestik (pemohon dan pendukung petisi anti-dumping)

utamanya berdampak pada peningkatan produksi, penjualan, dan

pangsa pasar (Tabel 4.3). Berkurangnya pasokan/peredaran impor

barang dumping sebagai akibat dari pengenaan BMAD tentu menjadi

peluang dan insentif bagi IDN untuk menambah jumlah produksi

karena penjualannya yang meningkat sehingga pangsa pasar IDN

juga naik. Namun demikian, keuntungan yang diperoleh sedikit

mengalami penurunan dengan skor 2,7 (sedikit di bawah skor

stagnan dengan skala 3). Salah satu penyebabnya adalah harga jual

yang mengalami penurunan. Berdasarkan informasi responden, IDN

tidak bisa serta merta menaikkan harga jual dalam negeri bahkan

harus menurunkan harga karena harga internasional juga mengalami

trend menurun. Harga jual disesuiakan dengan pergerakan harga

internasional agar tetap bersaing dengan barang impor. Selain itu,

IDN tetap memperhatikan industri hilir agar tetap bersaing dengan

Page 50: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 39

impor produk jadi. Apabila industri hilir mati tentu akan merugikan

IDN pada jangka panjang. IDN berpendapat bahwa apabila tanpa

instumen anti-dumping ini, keuntungan yang diperoleh akan semakin

kecil bahkan merugi. Pengenaan BMAD bermanfaat bagi IDN

sehingga menahan dari kerugian finansial yang lebih besar.

Tabel 4.3. Penilaian Industri Pemohon (IDN) terhadap Kinerja

Perusahaan setelah Pengenaan Anti-Dumping

No Indikator Skor

a Produksi 4.3

b Kapasitas terpasang 3.3

c Penjualan 4.3

d Pangsa pasar 4.3

e Harga 3.0

f Inventori 2.7

g Keuntungan 2.7

h Tenaga Kerja 4.0

Sumber: Hasil survei Puska Daglu, 2016 (diolah)

Keterangan: (1) Turun signifikan, (2) sedikit turun, (3) stagnan, (4) sedikit

meningkat dan (5) meningkat signifikan

Sementara itu, tenaga kerja IDN mengalami kenaikan pada

periode setelah pengenaan BMAD lebih disebabkan karena

kebutuhan sumber daya yang meningkat setiap tahunnya.

Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh kapasitas terpadang dan

bukan pada produksi. Peningkatan produksi bisa dilakukan dengan

menambah jam kerja tanpa harus menambah tenga kerja baru.

Berbeda dengan kinerja IDN, pengenaan BMAD dianggap oleh

impotir serta industri pengguna/hilir telah menyebabkan adanya

penurunkan nilai dan volume penjualan secara signifikan (Tabel 4.4).

Dikarenakan adanya tambahan tarif (BMAD), produk impor dari

negara yang terkena tindakan anti-dumping menjadi mahal. Industri

Page 51: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 40

hilir tidak bisa mengalihkan impor barang dumping dengan produk

domestik karena spesifikasi kualitas produk yang berbeda meskipun

dalam klasifikasi tarif yang sama. Karena produk tersebut merupakan

bahan baku manufaktur maka biaya untuk memproduksi menjadi

produk yang lebih hilir menjadi mahal sehingga menggerus

keuntungan perusahaan, mengingat harga jual yang stagnan.

Peningkatan harga jual dianggap merugikan perusahaan karena

mereka harus bersaing dengan produk yang sama di pasar.

Kelemahan dalam studi ini adalah bahwa kinerja perusahaan

hanya dinilai berdasarkan persepsi responden dan buka data riil

perusahaan. Dengan demikian, tidak bisa diklarifikasi apakah

penurunan kinerja benar-benar dialami perusahaan ataukah hanya

suatu bentuk ketidaksetujuan responden terhadap kebijakan anti-

dumping yang dianggap merugikan mereka. Penilaian IM yang

cenderung negatif terhadap kinerja perusahaan setelah tindakan

dumping setidaknya konsisten dengan pendapat mereka bahwa

instrumen anti-dumping menghambat perkembangan industri hilir

dan mendistorsi persaingan di pasar.

Tabel 4.4. Penilaian Importir/Pengguna (IM) terhadap Kinerja

Perusahaan setelah Pengenaan Anti-Dumping

No Indikator Skor

a Nilai Penjualan 1.0

b Volume Penjualan 1.0

c Harga jual 3.0

d Keuntungan 1.7

Sumber: Hasil survei Puska Daglu, 2016 (diolah)

Keterangan: (1) Turun signifikan, (2) sedikit turun, (3) stagnan, (4) sedikit

meningkat dan (5) meningkat signifikan

Terkait dengan kemungkinan tidak efektifnya tindakan anti-

dumping Indonesia, responden memberikan jawaban yang relatif

beragam. Informasi utama tentu berasal dari pelaku usaha yang

Page 52: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 41

secara keseharian mengetahui kondisi perusahaan dan kondisi

pasar. Industri dalam negeri selaku pemohon dan pendukung petisi

anti-dumping (IDN) berpendapat bahwa masih terdapat tindakan anti-

dumping yang belum efektif dikarenakan importasi dapat dilakukan

dengan sedikit modifikasi produk sehingga terhindar dari pengenaan

BMAD dan importasi masih dapat dilakukan dari negara yang tidak

menjadi target pengenaan BMAD. Selanjutnya, IDN berpendapat

bahwa BMAD yang dikenakan relatif rendah, terlebih apabila

dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Sementara itu, importir

dan industri pengguna (IM) berpendapat bahwa modifikasi produk

dan importasi dari negara lain menjadikan pengenaan BMAD

menjadi tidak efektif. Dengan demikian dapat ditarik suatu inferensi

bahwa indikasi circumvention memang ada dan dapat menjadi salah

satu penyebab tidak efektifnya tindakan anti-dumping, terutama

dengan sedikit modifikasi produk dan perubahan negara asal impor.

Meskipun bukan sebagai sumber utama terkait efektif atau

tidaknya tindakan dumping Indonesia, namun pendapat para

akademisi juga dapat menjadi referensi karena penilainnya yang

lebih objektif. Importasi dengan pengalihan kode HS atau modifikasi

produk secara tidak substansial menjadi perhatian utama para

akademisi yang disinyalir kuat mengakibatkan tindakan anti-dumping

kurang efektif. Responden menyadari bahwa importasi yang

dikenakan tindakan anti-dumping tetap akan berlanjut karena

permintaan domestik yang tinggi dan produsen dalam negeri belum

mampu memenuhinya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Sementara itu, jawaban lainnya sebagai penyebab tindakan anti-

dumping tidak efektif adalah lemahnya penegakan hukum di

lapangan.

Page 53: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 42

Gambar 4.2. Persepsi Responden terhadap Penyebab

Instrumen Anti-Dumping Tidak Efektif

Sumber: Hasil survei Puska Daglu, 2016 (diolah)

Untuk mengetahui indikasi circumvention disusunlah

pertanyaan tidak langsung mengenai seberapa besar tingkat

kesetujuan atau ketidak-setujuan responden terhadap strategi bisnis

yang mungkin dapat digunakan untuk menghindari pengenaan

BMAD atau meminimalisir dampak BMAD. Berdasarkan jawaban

yang diberikan oleh perusahaan pemohon (IDN) dan

importir/pengguna (IM) terlihat bahwa importasi masih tetap dapat

dilakukan yaitu dengan mengalihkan asal impor dari negara yang

tidak dikenakan BMAD (Gambar 4.3). Jawaban ini dapat ditafsirkan

dua hal. Pertama, importir memang melakukan impor dari negara

ketiga dengan benar sesuai aturan dan negara ketiga tersebut tidak

memiliki keterkaitan dengan barang dumping pada negara yang

terkena tindakan anti-dumping di Indonesia. Perusahaan importir

menjunjung praktik bisnis dan budaya jujur. Kedua, importir bisa juga

melakukan suatu praktik “tipu-tipu” untuk menghindari pengenaan

BMAD. Poduk impor dibeli dari trader dari negara yang tidak terkena

tuduhan dumping, namun sebenarnya barang yang dibeli berasal

dari produsen dari negara yang dikenakan BMAD. Hal ini didukung

Page 54: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 43

oleh jawaban IDN yang mengindikasikan bahwa importir

mengunakan Rule of Origin dari negara ketiga (transshipment).

Terkait dengan strategi sedikit modifikasi produk untuk

mengurangi dampak negatif BMAD, importir cenderung berpendapat

netral (Gambar 4.3). Namun pada strategi importasi komponen,

importir relatif menjawab setuju. Artinya bahwa memang ada indikasi

ke arah circumvention kategori product alteration. Hal ini ditegaskan

oleh pendapat IDN yang menyatakan kesetujuannya terhadap

perubahan strategi impor dengan melakukan importasi komponen

maupun sedikit modifikasi produk.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa jenis circumvention

yang kemungkinan besar banyak dilakukan oleh pelaku usaha

adalah pengalihan impor dari negara ketiga (third country

circumvention) dan perubahan produk yang tidak substansial

(product alteration). Selain itu, industri domestik selaku pemohon dan

pendukung petisi anti-dumping (IDN) dapat menjadi sumber

informasi terkait indikasi awal praktek circumvention karena mereka

berkepentingan dengan keefektifan instrumen anti-dumping yang

dimohonkan. IDN yang disurvei bahkan mengaku memiliki divisi riset

pasar yang menganalisis hal tersebut. Sementara itu, dikarenakan

importir/industri hilir merasa dirugikan dengan keberadaan instrumen

anti-dumping yang memproteksi industri hulu sehingga memiliki

kecenderungan untuk menyembunyikan informasi atau tidak

memberikan pengakuan atas praktik circumvention.

Page 55: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 44

Sumber: Hasil survei Puska Daglu, 2016 (diolah)

Keterangan: (1) Sangat tidak setuju, (2) Tidak setuju, (3) Netral, (4) Setuju dan (5)

Sangat setuju

Gambar 4.3. Persepsi Responden terhadap Strategi Importir

dalam Mengurangi Dampak Anti-Dumping

4.4 Pandangan Akedemisi terkait Praktek Circumvention dalam

Perdagangan Internasional

Berdasarkan hasil FGD dengan para akademisi/praktisi di bidang

ekonomi dan hukum yang diselenggarakan di Yogyakarta, terdapat

informasi penting yang dapat dijadikan rujukan bahwa ketentuan

anti-circumvention penting dimiliki oleh Indonesia. Informasi tersebut

meliputi filosofi kebijakan, kondisi/perkembangan ekonomi terkini,

pengalaman negara lain, dan tantangan implementasi kebijakan.

Secara filosofi, anti-circumvention ditujukan untuk menciptakan

hubungan internasional yang bersifat fair dan diiringi dengan itikad

baik. Hal ini dikarenakan pada praktiknya, orang-orang sering

mencari celah dari sebuah hukum agar dapat terhindar dari sanksi

yang diatur dalam hukum tersebut. Tujuan kebijakan anti-dumping

adalah mengembalikan perdagangan dalam taraf fair trade sehingga

kebijakan anti-circumvention sangat diperlukan untuk mendukung

pencapaian tujuan tersebut.

Page 56: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 45

Kebijakan anti-circumvention yang diterapkan negara maju bisa

jadi sebagai dalih untuk melindungi pasar domestiknya sendiri.

Sebagai contoh, Indonesia beberapa kali terkena tuduhan

circumvention dari negara lain seperti kasus sepatu dan sepeda

yang kebanyakan berasal dari negara maju.

Bentuk circumvention perlu dikaitkan dalam kerangka

regionalisme dan multinational corporation (strategi bisnis). Jika

dilihat di ASEAN, proses perdagangan bebas regional tidak sesuai

dengan tahapan teori karena dari tahap pertama FTA langsung

menjadi Common Market, tanpa melalui tahap Custom Union.

ASEAN tidak mau menjadi Custom Union karena masing-masing

negara anggota berkeinginan untuk tetap dapat melakukan FTA

dengan negara mitra lainnya. Mengingat bentuk regionalisme

ASEAN yang tidak sesuai teori tersebut, menyebabkan isu

circumvention menjadi relevan dan penting bagi Indonesia.

Belum diaturnya anti-circumvention di WTO menjadi celah dan

peluang bagi Indonesia untuk menegosiasikannya dalam peraturan

hukum di ASEAN. Selain dari pengaturan anti-circumvention, dapat

juga dimaksimalkan melalui pengaturan keaslian asal barang.

Diperlukan pandangan yang sama dari seluruh stakeholder

dalam melihat circumvention, sehingga jika kita dituduh kita bisa

lolos dari tuduhan tersebut. Circumvention bisa terlihat sebagai

tindakan “balasan” atas pengenaan BMAD Indonesia ke negara-

negara mitra. Oleh karena itu, aturan anti-circumvention menjadi

sesuatu yang sangat penting dan mendesak bagi Indonasia.

Dalam WTO, instrumen tarif dapat digunakan untuk melindungi

kepentingan domestik. Sedangkan instrumen non-tarif bukan untuk

melindungi kepentingan domestik melainkan untuk isu kesehatan,

keamanan, serta lingkungan. Dengan demikian, jangan sampai

pengaturan anti-circumvention mengarah pada hambatan non-tarif.

Page 57: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 46

Dari sisi legal, di WTO memang belum ada yang benar-benar

mengatur secara eksplisit. Namun, secara implisit bisa termasuk

dalam ketentuan anti-dumping dan anti-subsidi. Oleh karena itu,

kebijakan anti-circumvention sebaiknya disatukan dalam satu

kerangka peraturan kebijakan anti-dumping maupun anti-subsidi.

Tidak adanya perselisihan di WTO (Dispute Settlement Body)

terkait tindakan anti-circuimvention yang dilakukan oleh negara lain

mengindikasikan bahwa pengaturan anti-circumvention tidak

melanggar ketentuan WTO. Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam

peraturan anti-circumvention antara lain bentuk-bentuk

circumvention, kapan digunakan, dan jenis/instrumen tindakan.

Page 58: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 47

BAB V

ANALISIS INDIKASI CIRCUMVENTION DAN POTENSI KERUGIAN

Sesuai dengan ruang lingkup kajian, analisis indikasi circumvention

difokuskan pada dua bentuk circumvention: Pertama, pengalihan ekspor

melalui negara ketiga (third country circumvention) namun sebenarnya

merupakan produk ekspor dari negara yang dikenakan BMAD. Kedua,

perubahan produk yang tidak substansial (slightly modified product)

namun mengakibatkan perubahan klasifikasi tarif sehingga keluar dari

cakupan pengenaan BMAD. Kedua bentuk circumvention tersebut secara

metodologi relatif mudah untuk dideteksi, khususnya dengan melihat

perubahan pola perdagangan antara sebelum pengenaan BMAD dengan

setelah BMAD diimplementasikan.

5.1 Analisis Indikasi Circumvention Melibatkan Negara Ketiga

Analisis indikasi circumvention berupa pengalihan negara

ekspor ataupun transshipment dilakukan pada setiap produk impor

Indonesia yang dikenakan BMAD.

5.1.1 Pisang Cavendish

Tindakan anti-dumping Indonesia atas import pisang

cavendish hanya dikenakan kepada produsen/eksportir asal

Filipina. Pengenaan tindakan anti-dumping terhadap importasi

produk pisang cavendish telah efektif menekan volume impor

dari Filipina selaku negara tertuduh dumping. Dengan

menggunakan analis grafik sebagaimana ditunjukkan pada

Gambar 5.1, pengenaan BMAD terhadap impor produk pisang

cavendish tidak memperlihatkan adanya indikasi praktek

circumvention. Pada saat penyelididkan anti-dumping, yaitu

kurang lebih setahun sebelum keputusan pengenaan BMAD,

volume impor Indonesia untuk pisang cavendish dari Filipina

mengalami penurunan yang signifikan, sedangkan impor dari

Page 59: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 48

Negara lainnya cenderung tetap. Kemudian, volume impor

pisang cavendish dari Filipina di tahun 2012 mengalami

lonjakan yang signifikan setelah pengenaan BMAD pada

November 2011, sementara pada periode yang sama volume

impor dari negara yang tidak dikenakan BMAD justru

mengalami penurunan. Bahkan, sejak tahun 2013 hingga

2015 tidak ada impor pisang cavendish dari Filipina maupun

dari negara lainnya. Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan

bahwa tidak ada perubahan pola perdagangan yang

mengindikasikan terjadinya praktek circumvention dari negara

ketiga.

Gambar 5.1. Perkembangan Volume Impor Pisang

Cavendish Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Sebagai tambahan informasi bahwa selain dari Filipina,

Indonesia juga banyak melakukan impor dari Malaysia

(Gambar 5.2). Pada tahun 2010, pangsa volume impor pisang

cavendish dari Filipina mencapai 65,1% dan dari Malaysia

sebesar 31,9%. Setahun setelah pengenaan BMAD yaitu

pada tahun 2012, pangsa volume impor pisang cavendish

Page 60: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 49

dari Filipina meningkat menjadi 92,9%, sedangkan impor dari

Malaysia turun menjadi 5,9%.

Gambar 5.2. Pangsa Volume Impor Pisang Cavendish

Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.1.2 Tableware Ceramic

RRT merupakan satu-satunya negara asal impor

tableware ceramic yang dikenakan tindakan anti-dumping

Indonesia sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Menteri

Keuangan No. 58/PMK.011/2012. Sebagaimana diperlihatkan

pada Gambar 4.3, pengenaan BMAD terhadap impor produk

tableware ceramic yang berlaku sejak April 2012

mengakibatkan penurunan volume impor tableware ceramic

asal RRT. Pada tahun 2013, terjadi penurunan impor

tableware ceramic (HS 69111 dan 69120) dari RRT sebesar

11.974 ton dibandingkan dengan tahun 2012. Namun

demikian, penurunan dari RRT tersebut tidak diiringi oleh

adanya peningkatan volume impor dari negara lainnya yang

jumlahnya sebanding. Peningkatan volume impor terbesar

dari negara lainnya pada tahun 2013 terjadi pada impor asal

Page 61: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 50

Malaysia dengan volume sebesar 125 ton saja. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak indikasi praktek

circumvention dari negara ketiga untuk produk tableware

ceramic.

Gambar 5.3. Perkembangan Volume Impor Tableware

Ceramic Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Setidaknya selama tujuh tahun terakhir, RRT

mendominasi sebagai pemasok produk tableware ceramic ke

Indonesia. Pada periode 2009-2015, pangsa rata-rata volume

impor Indonesia atas produk tableware ceramic asal RRT

mencapai 95,9% (Gambar 5.4). Malaysia sebagai negara asal

impor tableware ceramic terbesar kedua di tahun 2015 hanya

memiliki pangsa 9,8% dengan volume impor sebesar 0,8 ribu

ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2011, volume impor

tableware ceramic asal Malaysia meningkat fantastis 2261,1%

namun jumlah absolutnya hanya sebesar 0,76 ribu ton. Angka

tersebut tentu tidak sebanding dengan penurunan volume

impor tableware ceramic asal RRT pada tahun 2015 sebesar

14,7 ribu ton dibandingkan tahun 2011.

Page 62: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 51

Gambar 5.4. Pangsa Volume Impor Tableware Ceramic

Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.1.3 Alumunium Mealdish

Tindakan anti-dumping Indonesia atas impor produk

alumunium mealdish hanya dikenakan kepada Malaysia,

sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 145/PMK.011/2010.

Sebelum dikenakan BMAD, impor alumunium mealdish asal

Malaysia mengalami peningkatan terutama di tahun 2009.

Selama periode pengenaan BMAD, terlihat penurunan volume

impor asal Malaysia yang signifikan. Namun demikian,

Malaysia bukan negara asal impor alumunium mealdish yang

dominan. Pada saat terjadi peningkatan di tahun 2009,

pangsa impor asal Malaysia mencapai 15,7% terhadap impor

alumunium mealdish. Sebelumnya, pangsa impor tersebut

hanya berkisar antara 1,7 - 3,8% dan setelah pengenaan

BMAD dimula pada tahun 2010 pangsa impor alumunium

mealdish asal Malaysia kembali turun dan berada di bawah

1%.

Page 63: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 52

Sementara impor asal Malaysia mengalami penurunan,

impor alumunium mealdish asal Negara lainnya justru

mengalami peningkatan signifikan selama periode pengenaan

BMAD (Gambar 5.5). Dibandingkan 2010, volume impor dari

Malaysia turun 21 ton di tahun 2011. Pada periode yang

sama, kenaikan volume impor dari negara lainnya mencapai

1,7 ribu ton (Taiwan naik 1,1 ribu ton dan Thailand naik 0,6

ribu ton).

Gambar 5.5. Perkembangan Volume Impor Alumunium

Mealdish Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Namun demikian, kemungkinan terjadinya circumvention

pada kasus ini kecil karena tidak ada indikasi third country

circumvention secara spesifik dari negara tertentu. Pangsa

impor asal Thailand selama tahun 2008-2015 terlihat cukup

besar, begitu pun dengan pangsa impor asal Taiwan selama

2011-2015, namun kinerja impornya tidak menunjukkan pola

peningkatan yang konstan, bahkan cenderung berfluktuatif.

Dengan demikian tidak dapat dikatakan adanya indikasi

circumvention dalam kasus ini.

Page 64: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 53

Gambar 5.6. Pangsa Volume Impor Alumunium

Mealdish Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.1.4 Tin Plate

Impor produk tin plate asal Korea, RRT, dan Taiwan

sejak tahun 2014 dikenakan BMAD selama lima tahun

kedepan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Keuangan No. 10/PMK.011/2014. Meskipun terlalu dini untuk

menilai adanya indikasi circumvention pada kasus ini karena

pengenaan BMADnya baru berjalan satu tahun, namun

secara singkat dapat dikatakan bahwa tidak ditemukan

adanya indikasi circumvention pada impor produk tin plate.

Sejak sebelum pengenaan BMAD, volume impor tin plate

dari Korea, RRT, dan Taiwan, serta impor dari Negara lainnya

tidak menunjukkan suatu pola yang konsisten dan sangat

berfluktuatif. Namun, impor dari Korea relatif lebih stabil dan

menunjukkan tren pertumbuhan yang postif sebesar 11,2%

setiap tahun sejak tahun 2007 hingga tahun 2015. Sementara

itu, impor dari RRT mengalami peningkatan signifikan selama

tahun 2007-2011 lalu mengalami penurunan yang cukup

tajam di tahun-tahun berikutnya sehingga secara rata-rata

Page 65: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 54

volume impor asal RRT tumbuh negatif sebesar -5,6% selama

tahun 2007-2015.

Hal serupa juga terjadi pada kinerja volume impor asal

Taiwan. Selain volume impornya yang lebih kecil, peningkatan

volume impor asal Taiwan juga tidak sebesar peningkatan

volume impor asal RRT selama tahun 2007-2012. Kemudian

volume impor asal Taiwan mengalami penurunan di tahun

2013 dan 2014 dan kembali meningkat di tahun 2015,

sehingga secara keseluruhan tren pertumbuhan volume impor

asal Taiwan tumbuh negative sebesar -3,8% selama 2007-

2015.

Gambar 5.7. Perkembangan Volume Impor Tin Plate

Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Setelah tahun 2014 mulai diberlakukan pengenaan

BMAD untuk impor tin plate asal Korea sebesar 4,4-7,92%,

RRT sebesar 6,1-7,4%, dan Taiwan sebesar 4,42%, terjadi

kenaikan volume impor tin plate dari negara lainnya di 2014,

namun volume impor dari negara tertuduh relatif stagnan.

Bahkan di tahun berikutnya justru terjadi kenaikan volume

impor tin plate asal Korea dan Taiwan, dan sebaliknya terjadi

Page 66: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 55

penurunan impor asal RRT dan Negara lainnya. Hal ini

mengindikasikan tidak adanya circumvention pada impor tin

plate.

Gambar 5.8. Pangsa Volume Impor Tin Plate Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.1.5 Partially Oriented Yarn

Indonesia mengenakan BMAD atas impor produk POY

asal Malaysia dan Thailand sejak Januari 2015 sesuai

Peraturan Menteri Keuangan No. 14/PMK.010/2015. Sejak

pengenaan BMAD tersebut, volume impor POY asal Malaysia

dan Thailand menunjukkan penurunan yang signifikan.

Volume impor dari Malaysia pada tahun 2015 turun 52,7%

dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pada waktu yang

sama volume impor dari Thailand turun 20,8%. Selain itu,

volume impor POY secara total mengalami penurunan 22,9%.

Namun demikian, tidak ada kenaikan volume impor POY yang

signifikan dari negara yang tidak dikenakan BMAD.

Page 67: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 56

Gambar 5.9. Perkembangan Volume Impor Partially

Oriented Yarn Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Volume impor POY dari Negara lain yang tidak

dikenakan BMAD naik 6,8% di tahun 2015 dibanding tahun

sebelumnya. Namun kenaikan ini jauh lebih kecil

dibandingkan penurunan volume impor dari Negara yang

dikenakan BMAD.

Jika dilihat dari pangsa impornya, impor POY asal

Malaysia mencapai 41,7% terhadap total impor POY tahun

2014. Lalu pangsa ini mengalami penurunan signifikan hingga

mencapai 25,6% di tahun 2015, sejalan dengan penurunan

volume impornya. Penurunan impor POY asal Malaysia dapat

dikatakan menjadi penyebab utama penurunan impor POY di

tahun 2015. Dengan demikian, dapat dikatakan tidak ada

indikasi terjadinya circumvention pada impor POY.

Page 68: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 57

Gambar 5.10. Pangsa Volume Impor Partially Oriented

Yarn Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.1.6 Spin Draw Yarn

Produk SDY dikenakan BMAD bersamaan dengan

pengenaan POY. Melalui Peraturan Menteri Keuangan

No.13/PMK.010/2015, impor SDY asal Malaysia dikenakan

BMAD sebesar 7,5% sejak Januari 2015. Selama satu tahun

pertama pengenaan BMAD tersebut, terjadi penurunan

volume impor SDY sebesar 35,3%, dimana volume impor

SDY asal Malaysia turun signifikan sebesar 59,3%. Hal yang

sama juga terjadi pada impor asal Negara lainnya yang tidak

dikenakan BMAD yang turun sebesar 27,7%. Dengan

turunnya volume impor baik secara total maupun dari Negara

lainnya, maka tidak ditemukan adanya indikasi circumvention

pada impor SDY.

Page 69: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 58

Gambar 5.11. Perkembangan Volume Impor Spin Draw

Yarn Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.1.7 Polyster Staple Fiber

Pada tahun 2010, Indonesia mengenakan BMAD atas

impor PSF asal RRT, India, dan Taiwan selama lima tahun

melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 196/PMK.011/2010

yang mulai diterapkan pada November 2010. Pada tahun

2011 terdapat revisi nama perusahaan eksportir asal RRT

sehingga PMK diubah melalui PMK No.171/PMK.011/2011

tanpa mengubah besaran dan jangka waktu pengenaan

BMAD. Setelah lima tahun berlalu, pengenaan BMAD ini

berakhir pada November 2015, dan kini telah diperpanjang

selama tiga tahun kedepan sejak April 2016 melalui PMK

No.73/PMK.010/2016.

Selama periode pengenaan BMAD tahun 2010-2015,

secara umum volume impor PSF menunjukkan tren

pertumbuhan 1% setiap tahun. Hal yang sama juga terjadi

pada volume impor asal India, RRT, dan Taiwan yang masing-

masing tumbuh 4,2%, 5,2%, dan 2,3% setiap tahun. Volume

Page 70: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 59

impor dari Negara lain yang tidak dikenakan BMAD justru

mengalami penurunan 3,4% setiap tahun selama periode

yang sama.

Gambar 5.12. Perkembangan Volume Impor Polyster

Staple Fiber Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Namun demikian, jika dilihat dari perkembangan volume

impor PSF dari beberapa Negara yang tidak dikenakan

BMAD, terlihat adanya peningkatan terutama di tiga tahun

pertama pengenaan BMAD. Pada tahun 2011 terjadi kenaikan

volume impor PSF asal Korea, Malaysia, dan Vietnam. Selain

itu, volume impor asal Thailand terlihat meningkat signifikan di

tahun 2013, dan volume impor PSF asal Vietnam kembali

meningkat di tahun 2014. Hal ini bisa mengindikasikan adanya

pengalihan ekspor PSF melalui negara-negara tersebut untuk

menghindari penganaan BMAD.

Page 71: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 60

Gambar 5.13. Perkembangan Volume Impor Polyster

Staple Fiber Indonesia dari Negara yang

Tidak Dikenakan BMAD

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Meskipun demikian, setelah ditelusuri kinerja ekspor PSF

India, Indonesia masih merupakan pasar utama ekspor PSF

selama tahun 2010-2015 (Tabel 5.1). Meskipun volume

ekspor PSF ke Indonesia mengalami penurunan yang cukup

signifikan, tidak terjadi peningkatan ekspor ke Negara lainnya

terutama Negara yang dicurigai menjadi peralihan ekspor

seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Korea. Volume

Ekspor PSF India ke Negara tersebut justru mengalami

penurunan dan pangsa pasar ekspornya sangat kecil

dibandingkan pangsa ke Indonesia. Sehingga hal ini menepis

indikasi pengalihan ekspor PSF dari India melalui Thailand,

Malaysia, Vietnam, maupun Korea Selatan.

Page 72: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 61

Tabel 5.1. Volume Ekspor India Produk PSF

2010   2011   2012   2013   2014   2015

Indonesia 19,160 8,076 8,034 8,994 7,776 8,675

Thailand 1,260 1,872 720 1,007 1,130 451

Malaysia 76 493 12 21 50 4

Vietnam 254 46 25 47 9 1

Korea Selatan 48 - - - 12 -

Tujuan EksporVolume Ekspor (Ton)

Sumber: GTA, 2016 (diolah)

Hal serupa juga ditunjukkan oleh kinerja ekspor PSF

RRT. Meskipun volume ekspor PSF RRT ke Indonesia

berfluktuasi selama tahun 2010-2015, Indonesia masih

mendominasi pangsa ekspor PSF di RRT. Vietnam yang

merupakan pasar utama kedua setelah Indonesia bagi ekspor

PSF RRT, volume ekspor ke Vietnam tidak mengalami

peningkatan yang signifikan. Begitupun dengan ekspor PSF

ke Malaysia, Thailand dan Korea. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa tidak ada indikasi pengalihan ekspor oleh

RRT.

Tabel 5.2. Volume Ekspor RRT Produk PSF

2010   2011   2012   2013   2014   2015

Indonesia 19.7 51.7 39.2 45.3 60.6 52.4

Vietnam 31.6 35.3 30.7 40.0 36.3 39.8

Malaysia 11.6 13.2 8.5 9.7 9.5 8.7

Thailand 3.6 6.6 7.7 8.0 11.1 8.6

Korea South 1.6 3.2 2.7 2.7 3.8 3.5

Tujuan EksporVolume Ekspor (Ribu Ton)

Sumber: GTA, 2016 (diolah)

Page 73: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 62

5.1.8 Hot Rolled Plate (HRP)

Melalui Peraturan Menteri Keuangan

No.150/PMK.011/2012, impor HRP asal RRT, Singapura,

Ukraina dikenakan BMAD sejak Januari 2012 selama tiga

tahun enam bulan. Pengenaan BMAD ini telah berakhir dan

diperpanjang selama 4 tahun sejak April 2016 melalui PMK

No.50/PMK.010/2016. Negara dan besaran BMAD yang

dikenakan tidak mengalami perubahan dari pengenaan

sebelumnya.

Selama pengenaan BMAD tahun 2012-2015, volume

impor HRP mengalami penurunan rata-rata 37,8% setiap

tahun, dimana penurunan volume impor terbesar terjadi pada

impor HRP asal Ukraina yang turun rata-rata 45% setiap

tahun, sementara impor HRP asal RRT dan Singapura turun

rata-rata 20,4% dan 39,1% setiap tahun. Namun demikian,

impor asal Negara lain yang tidak dikenakan BMAD juga

menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 39,6%

setiap tahun selama periode yang sama.

Meskipun selama periode pengenaan BMAD, volume

impor HRP asal Negara lain secara umum menunjukkan

penurunan, pada tahun 2012 justru terlihat adanya

peningkatan yang cukup signifikan. Di tahun 2012, impor HRP

asal Negara lain naik 44,0% dibanding tahun sebelumnya.

Negara yang tidak dikenakan BMAD yang mengalami

peningkatan volume impornya di tahun 2012 antara lain India,

Jepang, Korea, dan Taiwan yang masing-masing naik 15,6%,

44,0%,65,0%, dan 51,8%. Namun peningkatan ini tidak

berlanjut di tahun-tahun berikutnya karena impor asal India,

Jepang, Korea, dan Taiwan kembali mengalami penurunan

hingga tahun 2015.

Page 74: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 63

Gambar 5.14. Perkembangan Volume Impor HRP

Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Gambar 5.15. Perkembangan Volume Impor HRP

Indonesia dari Negara yang Tidak

Dikenakan BMAD

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Selain mempertimbangkan kinerja impor asal negara lain

yang tidak dikenakan BMAD, indikasi circumvention juga bisa

dilihat dari kinerja impor asal negara tertuduh. Pada Gambar

5.14 di atas, kinerja impor asal Ukraina memiliki pola yang

berlawanan dengan pola impor asal RRT. Terutama di tahun

2013, volume impor HRP asal Ukraina mengalami

Page 75: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 64

peningkatan di saat volume impor asal RRT menurun.

Sebaliknya, volume impor asal RRT meningkat pada tahun

2014 di saat volume impor asal Ukraina menurun. Hal ini

dapat mengindikasikan adanya peralihan impor HRP dari RRT

melalui Ukraina sehingga perlu ditelusuri lebih dalam. Namun

demikian, kemungkinan RRT memanfaatkan Ukraina untuk

ekspor ke Indonesia sangatlah kecil karena tarif BMAD

Ukraina (12,5%) lebih besar dari BMAD RRT (10,47%).

Selain itu, ketika volume impor HRP asal RRT

mengalami penurunan di tahun 2013, di saat yang bersamaan

volume impor asal Jepang dan Korea Selatan justru

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun

setelah ditelusuri lebih lanjut, peningkatan impor asal Jepang

dan Korea Selatan bukanlah karena peralihan impor asal RRT

karena RRT tidak mengekspor HRP dalam jumlah yang

signifikan ke Jepang dan Korea.

Table 5.3. Volume Ekspor RRT Produk HRP

2010   2011   2012   2013   2014   2015 

Dunia 2,673.4 596.2 229.2 172.7 148.4 334.9

Korea Selatan 1,235.7 246.8 21.4 4.4 4.0 0.8

Jepang 48.9 14.2 6.2 0.1 0.2 0.5

Tujuan EksporVolume Ekspor (Ribu Ton)

Sumber: GTA, 2016 (diolah)

5.1.9 Cold Rolled Coil/Sheet (CRC)

Indonesia mengenakan tindakan anti-dumping atas

impor CRC asal Korea, Taiwan, Vietnam, Jepang, dan RRT

sejak tahun 2013 selama tiga tahun, sebagaimana ditetapkan

melalui Peraturan Menteri Keuangan No.65/PMK.011/2013.

Page 76: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 65

Pada maret 2016, pengenaan BMAD tersebut berakhir dan

kini sedang dalam proses review.

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.16, sebelum

pengenaan BMAD di tahun 2013, kinerja impor CRC asal

negara tertuduh maupun negara lainnya sangat berfluktuatif

dan tidak menunjukkan sebuah pola tertentu. Namun pada

saat BMAD mulai diterapkan di tahun 2013, terjadi penurunan

impor CRC asal negara tertuduh, diiringi dengan peningkatan

impor asal negara lainnya yang tidak dikenakan BMAD.

Gambar 5.16. Perkembangan Volume Impor CRC

Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Volume impor asal negara yang tidak dikenakan BMAD

yang mengalami peningkatan signifikan diantaranya adalah

impor asal Malaysia, India, Uni Emirat Arab, Australia, dan

Bangladesh. Sebelum pengenaan BMAD, impor asal Malaysia

turun siginifikan di saat impor asal Korea, Taiwan, Vietnam,

Jepang, dan RRT meningkat. Kemudian setelah dikenakan

BMAD, pola impor berbalik. Volume impor asal Korea,

Taiwan, Vietnam, Jepang, dan RRT namun impor asal

Malaysia meningkat pesat.

Page 77: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 66

Gambar 4.17. Perkembangan Volume Impor CRC

Indonesia dari Negara yang Tidak

Dikenakan BMAD

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Malaysia terindikasi berperan dalam third country

circumvention karena sebagaimana terlihat pada Tabel 5.4

bahwa Malaysia sendiri mengimpor CRC dari Jepang, Taiwan,

dan RRT dimana tren impornnya menunjukkan peningkatan

signifikan.

Tabel 5.4. Volume Impor Malaysia Produk CRC

Trend (%)

2012 2013 2014 2015 2011-15

Dunia 771.9 859.3 818.7 849.0 2.40

Korea Selatan 286.3 236.9 225.5 140.4 -19.65

Jepang 161.6 191.7 202.4 252.6 14.96

Vietnam 108.6 142.8 142.3 115.6 1.88

Taiwan 98.3 78.7 117.1 129.2 12.96

RRT 82.3 142.4 100.2 182.8 22.67

Volume Impor (Ribu Ton)Asal Impor

Keterangan: Diproksi dengan menggunakan HS 7209 dan 7211

Sumber: GTA, 2016 (diolah)

Page 78: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 67

5.1.10 Hot Rolled Coil (HRC)

Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Keuangan No. 23/PMK.011/2011, impor HRC asal Korea dan

Malaysia dikenakan BMAD sejak Februari 2011 selama lima

tahun hingga Februari 2016. Setelah berakhirnya pengenaan

BMAD, saat ini tengah berlangsung proses review atas

pengenaan BMAD tersebut.

Dalam lima tahun pengenaan BMAD atas impor HRC,

terlihat bahwa volume impor HRC asal Korea tetap mengalami

peningkatan bahkan dalam jumlah yang signifikan selama tiga

tahun pertama. Di sisi lain, volume impor asal Malaysia turun

drastis hingga nyaris tidak ada impor. Sementara itu, impor

dari negara lainnya yang tidak dikenakan BMAD tidak

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan.

Gambar 5.18. Perkembangan Volume Impor HRC

Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Ket.: Jepang dan Taiwan tidak termasuk negara yang terkena BMAD

Jepang dan Taiwan merupakan negara yang tidak

dikenakan BMAD namun volume impor asal kedua negara ini

menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Kemungkinan

Page 79: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 68

Jepang dan Taiwan menjadi negara peralihan bagi Malaysia

yang volume impornya turun dirasa cukup kecil. Ekspor HRC

(HS 7208) Malaysia selama pengenaan BMAD menunjukkan

penurunan yang signifikan, bahkan ekspornya ke Taiwan

maupun ke Jepang tidak menunjukkan perkembangan yang

berarti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada

indikasi circumvention dalam impor HRC. Sementara Jepang

dan Taiwan menjadi negara yang diuntungkan karena impor

HRC asal kedua negara tersebut meningkat untuk memenuhi

kebutuhan HRC di Indonesia.

Tabel 5.5. Volume Ekspor HRC Malaysia

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Dunia 448,631 276,001 212,585 95,534 35,125 10,244 13,876 12,630

Taiwan 1,837 3,622 5,679 31 56 0 108 0

Volume Ekspor (Ton)Tujuan

Sumber: GTA, 2016 (diolah)

5.1.11 H & I Section

Indonesia mengenakan BMAD atas impor H&I Section

asal RRT selama lima tahun sejak tahun 2010 sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan

No.195/PMK.011/2010. Pengenaan BMAD untuk produk H&I

Section telah diperpanjang selama 3 tahun sejak Desember

2015 melalui PMK No.242/PMK.010/2015.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa

selain BMAD, impor produk H&I Section juga dikenakan

BMTP selama 3 tahun sejak Januari 2015. Besaran BMTP

yang dikenakan menurun secara bertahap setiap tahunnya,

yakni 26% untuk tahun pertama, 22% untuk tahun kedua, dan

18% untuk tahun ketiga. Meskipun berada dalam produk H&I

Section yang sama, jenis produk yang dikenakan BMTP

Page 80: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 69

berbeda dengan jenis produk yang dikenakan BMAD

berdasarkan kode HSnya.

Di tahun awal pengenaan BMAD, terlihat bahwa impor

asal RRT menunjukan penurunan namun impor asal negara

lainnya mengalami peningkatan. Sebagaimana ditunjukkan

pada Gambar 4.20, diantara negara lainnya, impor asal

Singapura telihat mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Selama periode 2010-2013, impor dari RRT turun

33,5 ribu ton; sedangkan impor dari Singapura naik 15,5 ribu

ton. Hal ini dapat menjadi indikasi awal terjadi peralihan impor

H&I Section melalui Singapura.

Gambar 5.19. Perkembangan Volume Impor H & I Section

Indonesia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Page 81: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 70

Gambar 5.20. Perkembangan Volume Impor H & I Section

Indonesia dari Negara yang Tidak

Dikenakan BMAD

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Berdasarkan data impor Singapura, selama periode yang

sama terjadi peningkatan impor H&I Section asal RRT

sebesar 11,4 ribu ton. Namun demikian, terjadi perbedaan

pada data ekspor RRT yang mencatat bahwa ekspor H&I

Section dari RRT ke Singapura mengalami penurunan 31,3

ribu ton. Selain terlihat adanya indikasi circumvention, dengan

adanya perbedaan data seperti tersebut di atas juga dapat

dismpulkan bahwa adanya indikasi customs fraud antara RRT

dan Singapura dalam ekspor H&I Section.

Page 82: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 71

-

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

Ribu Ton

Data RRT (Ekspor ke

Singapura)

Data Singapura (Impor

dari RRT)

Gambar 5.21. Volume Ekspor H&I Section RRT ke

Singapura

Sumber: GTA, 2016 (diolah)

5.2 Analisis Indikasi Circumvention Modifikasi Produk

Kajian Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri (Puska

Daglu), Kementerian Perdagangan (2013) mengindikasikan adanya

importasi baja paduan lainnya dari negara tertentu yang dilakukan

dengan merubah spesifikasi teknis baja sehingga terjadi pengalihan

dari kategori besi dan baja bukan paduan (baja karbon) ke kategori

baja paduan dengan tujuan untuk mendapatkan keringanan tarif bea

masuk, terhindar dari BMAD dan ketentuan-ketentuan lainnya yang

berlaku.

Berdasarkan Buku Tarif Kepabenan Indonesia (BTKI) 2012,

Baja Paduan Lainnya didefinisikan sebagai baja yang tidak

memenuhi definisi Baja Stainless dan menurut beratnya

mengandung satu atau lebih unsur dalam perbandingan 16 unsur

material kimia atau elemen paduan (alloying elements) dalam Tabel

5.6 yang dapat ditambahkan dalam Baja Karbon (Carbon Steel)

untuk merubahnya menjadi Baja Paduan (Alloy Steel). Kasus dugaan

circumvention yang marak terjadi di Indonesia adalah penambahan

Page 83: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 72

unsur Boron sebesar 0,0008% dalam baja karbon (carbon steel)

sehingga berubah menjadi baja paduan (alloy steel). Namun

demikian, penambahan elemen paduan berupa Boron sebesar

0,0008% atau lebih boron saja pada Baja Karbon tidak memberikan

efek perubahan yang signifikan pada sifat mekanik dan performanya

jika tanpa diikuti penambahan elemen-elemen paduan lainnya yang

secara teknis diperlukan.

Tabel 5.6. Unsur dalam Baja Paduan

UNSUR UNSUR

Al 0,3% atau lebih aluminium

Ni 0,3% atau lebih nikel

B 0,0008% atau lebih boron

Nb 0,06% atau lebih niobium

Cr 0,3% atau lebih kromium Si 0,6% atau lebih silikon

Co 0,3% atau lebih kobalt Ti 0,05% atau lebih titanium

Cu 0,4% atau lebih tembaga W 0,3% atau lebih tungsten (wolfram)

Pb 0,4% atau lebih timbal V 0,1% atau lebih vanadium

Mn 1,65% atau lebih mangan

Zr 0,05% atau lebih zirkonium

Mo 0,08% atau lebih molibdenum

Lain-nya

0,1% atau lebih unsur lainnya (kecuali belerang, fosfor, karbon dan nitrogen), diambil terpisah.

Sumber: Pusat Kebijakan Pendapatan Negara dalam Puska Daglu (2013)

Analisis indikasi circumvention dengan melakukan sedikit

modifikasi produk hanya dilakukan pada produk baja. Hal ini

dikarenakan informasi yang didapat dari literatur maupun langsung

dari pelaku usaha, terutama industri dalam negeri (pemohon)

terbatas pada industri baja. Informasi tersebut berupa kode HS baja

paduan yang kemungkinan disinyalir sebagai pengalihan impor

produk baja karbon yang dikenakan BMAD. Adapun kode HS baja

karbon yang menjadi objek pengenaan BMAD dan kode HS

peralihannya menjadi baja paduan dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Sebagai tambahan informasi, hasil produksi, bentuk atau wujud fisik

atau kenampakan bentuk dari kategori baja karbon dan baja paduan

Page 84: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 73

pada umumnya secara teknis tidak berbeda atau bisa dikatakan

sama. Oleh sebab itu, secara visual atau kasat mata sulit

membedakan antara kedua kategori baja tersebut, kecuali dengan

pengujian terhadap kandungan unsur-unsur atau elemen-elemen

atau komposisi kimianya di laboratorium

Tabel 5.7. Kode HS Baja Karbon dan Baja Paduan yang

Bersesuaian

Produk HS Baja Karbon HS Baja Paduan

HRC 7208.10; 7208.25;

7208.26; 7208.27;

7208.36; 7208.37;

7208.38; 7208.39;

7208.90

7225.30

HRP 7208.51

7208.52

7225.40

CRC 7209.16; 7209.17;

7209.18; 7209.26;

7209.27; 7209.28;

7209.90; 7211.23;

7211.29; 7211.90

7225.50

Baja Profil

(H&I Section)

7216.32; 7216.33 7228.70

Sumber: Hasil wawancara dengan pelaku usaha, 2016

Analisis indikasi circumvention dengan modifikasi produk untuk

kasus baja bukan hanya melihat dampak pengenaan BMAD tetapi

juga dampak kebijakan impor baja paduan sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 28/M-

DAG/PER/6/2014 tentang Ketentuan Impor Baja Paduan yang

ditetapkan pada tanggal 2 Juni 2014 dan akan berakhir pada tanggal

31 Desember 2016. Kebijakan tersebut merupakan respon atas

usulan dari Kementerian Perindustrian dan industri baja nasional

Page 85: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 74

terkait banyaknya impor baja paduan (alloy) yang masuk dengan

menggunakan boron dengan kadar yang rendah hanya untuk

mengalihkan tarif bea masuk serta menghindari pengenaan Bea

Masuk Anti-Dumping (BMAD) ataupun safeguard.

Beberapa pokok pengaturan dalam Permendag No. 28/M-

DAG/PER/6/2014 antara lain (Kemendag, 2014):

1. Baja paduan hanya dapat diimpor oleh perusahaan yang telah

mendapat pengakuan sebagai Importir Produsen (IP) baja

paduan atau penetapan sebagai Importir Terdaftar (IT) baja

paduan dari Menteri Perdagangan.

2. Persyaratan untuk memperoleh IP-baja paduan antara lain surat

pernyataan bahwa baja yang diimpor adalah jenis baja paduan

yang dibuktikan melalui mill certificate pada saat dilakukan

verifikasi oleh surveyor serta pertimbangan teknis dari Direktorat

Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian

yang memuat informasi mengenai jenis barang, klasifikasi

barang/pos tarif/HS 10 digit, dan jumlah per pelabuhan tujuan.

3. IT-baja paduan yang akan melakukan impor baja paduan harus

mendapatkan persetujuan impor dari Kemendag dengan

memperhatikan kontrak penjualan baja paduan antara pemilik IT-

baja paduan dengan perusahaan produsen dengan menunjukan

asli kontrak kerja sama penjualan baja paduan.

4. Setiap impor baja paduan oleh IP-baja paduan dan IT-baja

paduan harus terlebih dahulu dilakukan verifikasi atau

penelusuran teknis impor di negara muat barang.

5. Pengakuan sebagai IP-baja paduan dan penetapan sebagai IT-

baja paduan dibekukan apabila perusahaan tidak menyampaikan

laporan realisasi impor sebanyak tiga kali, dan/atau terdapat

dugaan melakukan tindak pidana yang berkaitan dangan

penyalahgunaan pengakuan sebagai IP-baja paduan, penetapan

sebagai IT-baja paduan, dan/atau persetujuan impor.

Page 86: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 75

6. Pengecualian verifikasi atau penelusuran teknis impor diberikan

kepada industri otomotif, industri elektronika, industri galangan

kapal, dan industri alat besar, serta masing-masing

komponennya. Pengecualian tersebut juga diberikan kepada IP-

baja paduan sebagai industri pengguna yang memiliki Surat

Keterangan Verifikasi Industri (SKVI) melalui fasilitas User

Specific Duty Free Scheme (USDFS) atau fasilitas skema

lainnya

5.2.1 Impor Indonesia dari RRT

Terdapat tiga jenis produk baja yang diimpor Indonesia

dari RRT dan menjadi cakupan dalam pengenaan BMAD,

yaitu CRC, HRP, dan H&I section. Pada Gambar 5.22 dapat

dilihat bahwa pengenaan BMAD efektif menekan volume

impor CRC dari RRT. Namun demikian, volume impor baja

paduan yang serupa dengan CRC (HS 7225.50) justru

mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan terjadinya

circumvention atas impor produk baja CRC pada periode

2013-2015. Diterbitkannya kebijakan impor baja paduan pada

pertengahan tahun 2014 tidak berdampak pada pola impor

baja karbon CRC maupun baja paduannya dari RRT.

Gambar 5.22. Perkembangan Impor Indonesia pada

Produk CRC dan Baja Paduan asal RRT

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Page 87: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 76

Indikasi circumvention modifikasi produk untuk kasus

HRP hanya terlihat pada tahun 2013. Setelah pengenaan

BMAD, volume impor HRP dari RRT mengalami penurunan

yang signifikan, sementara volume impor baja paduannya (HS

7225.40) mengalami lonjakan yang tidak sedikit.

Dibandingkan tahun 2012, impor HRP dari RRT tahun 2013

turun 76,1 ribu ton, sedangkan impor baja paduan pada

periode yang sama naik 29,0 ribu ton. Sementara itu,

kebijakan impor baja paduan tahun 2014 berdampak pada

turunnya volume impor HRP maupun baja paduan dari RRT.

Gambar 5.23. Perkembangan Impor Indonesia pada

Produk HRP dan Baja Paduan asal RRT

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Indikasi circumvention modifikasi produk untuk produk H

& I section terlihat jelas pada periode 2012-2013. Pengenaan

BMAD di akhir tahun 2010 mengakibatkan penurunan volume

impor H & I section secara gradual sejak tahun 2011 hingga

2014. Sementara itu, terjadi lonjakan impor baja paduan dari

H & I section (HS 7228.70) pada tahun 2011-2013. Dengan

adanya kebijakan impor baja paduan, impor H & I section

berupa baja paduan mengalami penuruan, ditambah lagi

Page 88: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 77

dengan tindakan safeguard produk H&I section dari baja

paduan yang berlaku 21 Januari 2015 (PMK No.

12/PMK.010/2015). Pada tahun 2015, impor H & I section

karbon boron kembali meningkat. Hal ini logis mengingat

pengenaan BMAD tertinggi untuk H & I berupa baja karbon

asal RRT sebesar 11,9%, lebih rendah dibandingkan Bea

Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) produk H & I section

baja paduan sebesar 26%. Adanya trade-off tersebut

mengindikasikan importir/eksportir produsen berupaya untuk

meminimalisir dampak pengenaan tindakan pengamanan

yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Gambar 5.24. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk H & I Section dan Baja

Paduan asal RRT

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.2 Impor Indonesia dari Korea Selatan

Produk baja karbon impor asal Korea Selatan yang

dikenakan BMAD oleh Indonesia terdiri dari CRC dan HRC.

Indikasi praktek circumvention atas pengenaan BMAD baja

karbon CRC terlihat jelas di tahun 2014 dimana terjadi

penurunan baja karbon CRC sebesar 107,0 ribu ton dan

Page 89: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 78

peningkatan impor baja paduan CRC (HS 7225.50) sebesar

39,4 ribu ton. Meskipun impor baja karbon CRC naik di tahun

2015, namun volume impor di tahun tersebut masih di bawah

volume impornya di tahun 2012, periode sebelum pengenaan

BMAD. Hal ini juga mengindikasikan masih adanya praktek

circumvention yang berlangsung.

Gambar 5.25. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk CRC dan Baja Paduan asal

Korea Selatan

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Berdasarkan analisa grafik sebagaimana Gambar X tidak

terlihat indikasi kuat adanya praktek circumvention dengan

mengalihkan impor produk baja karbon HRC menjadi baja

paduan HRC (HS 7225.30). Pengenaan BMAD di awal 2011

tetap mengakibatkan lonjakan impor baja karbon HRC di

tahun 2012. Meskipun impor baja karbon HRC cenderung

turun sejak 2013, namun volumenya masih jauh lebih tinggi

dibandingkan di saat sebelum pengenaan BMAD. Selain itu,

tidak terjadi peningkatan pada baja paduan HRC selama

2011-2015.

Page 90: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 79

Gambar 5.26. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk HRC dan Baja Paduan asal

Korea Selatan

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.3 Impor Indonesia dari Jepang

Terdapat dua kategori produk baja yang diimpor

Indonesia dari Jepang dan menjadi cakupan dalam

pengenaan BMAD, yaitu CRC, dan HRC. Pada Gambar X

dapat dilihat bahwa pengenaan BMAD pada Maret 2013

efektif menekan volume impor baja karbon CRC asal Jepang.

Volume impor baja karbon CRC pada tahun 2014 turun 107,4

ribu ton apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

sedangkan baja paduan CRC (HS 7225.50) mengalami

lonjakan sebesar 37,0 ribu ton. Sementara itu, kebijakan

impor baja paduan relatif tidak merubah pola perdagangan

baja karbon maupun baja paduan CRC.

Page 91: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 80

Gambar 5.27. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk CRC dan Baja Paduan asal

Jepang

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Sejak tahun 2010, volume impor baja karbon HRC asal

Jepang mengalami peningkatan yang tajam (Gambar X).

Pengenaan BMAD tahun 2011 tidak berpengaruh terhadap

penurunan volume impor baja karbon HRC. Ketentuan baja

impor tahun 2014 sedikit meredam impor baja karbon HRC,

namun kembali meningkat di tahun 2015. Di sisi lain, volume

impor baja paduan HRC cenderung stagnan selama periode

2010-2015 yaitu sebesar 20,2 ribu ton per tahun. Dengan

membandingkan kedua pola impor produk tersebut

disimpulkan bahwa tidak ada indikasi praktek circumvention

modifikasi produk untuk impor HRC dari Jepang.

Page 92: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 81

Gambar 5.28. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk HRC dan Baja Paduan asal

Jepang

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.4 Impor Indonesia dari Malaysia

Terkait dengan impor baja dari Malaysia yang dikenakan

BMAD, hanya terdapat satu kasus saja yaitu impor produk

HRC. Pada Gambar 5.29 terlihat bahwa kebijakan anti-

dumping berdampak negatif terhadap volume impor baja

karbon HRC, dari 95,8 ribu ton pada tahun 2010 menjadi

hanya 41,6 ton. Sementara itu, volume impor produk baja

paduan HRC relatif sangat kecil sekali. Apabila keduanya

disandingkan sebagaimana Gambar 5.29.A maka penurunan

impor baja karbon HRC tidak diikuti dengan peningkatan

impor baja paduannya dalam jumlah sebanding yang berarti

tidak ada indikasi circumvention. Pola impor kedua produk

setelah pengenaan BMAD (Gambar 5.29.B) cenderung

memiliki arah yang sejalan.

Page 93: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 82

Gambar 5.29. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk HRC dan Baja Paduan asal

Malaysia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.5 Impor Indonesia dari Singapura

Volume impor baja karbon HRP asal Singapura

mengalami puncaknya di tahun 2012 yaitu sebesar 175,8 ribu

ton. Adanya kontrak pembelian menjadi salah satu alasan

mengapa pengenaan BMAD di awal tahun tidak serta merta

menurunkan volume impor di keseluruhan tahun tersebut.

Dampak pengenaan BMAD baru terlihat setahun setelahnya

hingga tahun 2015. Penurunan volume impor baja karbon

HRP tidak direspon dengan kenaikan volume impor baja

paduan HRP (HS 7225.40) sehingga tidak cukup bukti untuk

menyimpulkan terjadinya praktek circumvention.

Page 94: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 83

Gambar 5.30. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk HRP dan Baja Paduan asal

Singapura

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.6 Impor Indonesia dari Taiwan

Penetapan BMAD atas impor CRC efektif menurunkan

volume impor produk tersebut. Pada tahun 2013, volume

impor baja karbon CRC turun 58,3 ribu ton. Sementara itu,

impor baja paduan CRC (HS 7225.50) pada tahun 2013

mengalami peningkatan sebesar 7,1 ribu ton setelah adanya

pengenaan BMAD. Meskipun peningkatan volume impor baja

paduan relatif kecil dibandingkan penurunan impor baja

karbon CRC, namun pola tersebut sudah menunjukkan

indikasi praktek circumvention meskipun dalam skala yang

kecil.

Page 95: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 84

Gambar 5.31. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk CRC dan Baja Paduan asal

Taiwan

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Berdasarkan analiasa pada Gambar 5.32, tidak

ditemukan adanya indikasi yang jelas mengenai praktek

circumvention dari baja karbon HRC yang dialihkan menjadi

baja paduan. Pengenaan BMAD tidak dapat membendung

peningkatan impor baja karbon HRC asal Taiwan. Volume

impor turun ketika ketentuan impor baja paduan diterapkan.

Sementara itu, volume impor baja paduan HRC (HS 7225.30)

asal Taiwan sangat kecil sekali dengan besaran rata-rata

seribu ton per tahun.

Page 96: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 85

Gambar 5.32. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk HRC dan Baja Paduan asal

Taiwan

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.7 Impor Indonesia dari Ukraina

Volume impor HRP asal Ukraina terus meningkat

meskipun telah dikenakan BMAD. Penurunan volume impor

terjadi di tahun 2014 sebagai respon dari diterbitkannya

ketentuan impor baja paduan pada tahun tersebut. Sementara

itu, impor baja paduan HRP (HS 7225.40) asal Ukraina pada

tahun 2012 justru terhenti. Pada periode 2013-2015, rata-rata

volume impor baja paduan sebanyak 45 ton per tahun, masih

jauh lebih rendah dibandingkan colume impor baja karbon

HRP yang mencapai 115,9 ribu ton per tahun. Berdasarkan

hal tersebut, disimpulkan bahwa tidak ada indikasi

circumvention untuk impor produk baja dari Ukraina.

Page 97: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 86

Gambar 5.33. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk HRP dan Baja Paduan asal

Ukraina

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.8 Impor Indonesia dari Vietnam

Berdasarkan analiasa pada Gambar 5.34, terlihat suatu

pola yang mengindikasikan bahwa telah terjadi praktek

circumvention atas impor CRC asal Vietnam di tahun 2015,

meskipun indikasinya relatif lemah. Sebelum pengenaan

BMAD, tidak tercatat adanya impor yang dilakukan Indonesia

untuk produk baja paduan CRC (HS 7225.50). Impor baja

paduan CRC baru dilakukan pada tahun ketika BMAD

diimplementasikan, yaitu di tahun 2013 dengan volume

sebesar 1,2 ribu ton. Volume impor baja paduan CRC

mengalami peningkatan yang pesat di tahun 2015 menjadi

14,2 ribu ton. Apabila tahun 2012 dijadikan tahun dasar

(periode sebelum pengenaan BMAD) maka volume impor baja

paduan CRC tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

14,2 ribu ton. Peningkatan tersebut tentu masih jauh dengan

penurunan volume impor baja karbon CRC sebesar 130,2 ribu

Page 98: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 87

ton. Namun pola dan waktu (timing) pergerakan volume impor

baja karbon dan baja paduan CRC memenuhi syarat untuk

mengindikasikan telah terjadinya circumvention berupa

modifikasi produk.

Gambar 5.34. Perkembangan Volume Impor Indonesia

pada Produk CRC dan Baja Paduan asal

Vietnam

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.2.9 Dampak Permendag No. 28/2014 terhadap Impor Baja

Paduan secara Agregat

Ketentuan impor baja paduan dalam Permendag No.

28/2014 yang diterbitkan Juni 2014 berdampak pada

penurunan impor H & I Section dari baja paduan (HS 7228.70)

dan HRP dari baja paduan (HS 7225.40) dari dunia.

Sementara itu, impor HRC dari baja paduan (HS 7225.30) dan

CRC dari baja paduan (HS 7225.50) tetap mengalami

kenaikan meskipun ketentuan impor baja paduan telah

diimplementasikan (Gambar 5.36). Hal tersebut

mengindikasikan bahwa ketentuan impor baja paduan mampu

menekan adanya praktek pengalihan impor baja karbon ke

baja paduan (slightly modification circumvention) yang

Page 99: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 88

ditandai dengan turunnya volume impor baja paduan,

terutama kategori H & I Section dan HRP.

Gambar 5.35. Pola Impor Baja Paduan Indonesia dari

Dunia

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

5.4 Klarifikasi dan Informasi Relevan dari Pelaku Usaha mengenai

Indikasi Circumvention di Indonesia

Informasi mengenai ada atau tidaknya indikasi circumvention

yang terjadi di Indonesia selama ini lebih banyak diberikan oleh

industri domestik yang menjadi pemohon maupun pendukung petisi

kebijakan anti-dumping. Hal ini sangat wajar mengingat mereka

berkepentingan terhadap efektifnya intrumen pengamanan

perdagangan dari praktik importasi produk dumping sehingga

memperoleh perlindungan yang maksimal. Sementara itu, importir

maupun industri hilir cenderung enggan untuk mengungkapkannya

karena merupakan pihak yang merasa dirugikan akibat pengenaan

BMAD sehingga mereka harus mencari strategi untuk meminimalisir

dampak pengenaan tersebut, termasuk dengan melakukan atau

terlibat dalam praktek circumvention. Informasi dari importir yang

sangat minim bisa jadi memang dikarenakan mereka tidak

Page 100: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 89

memahami konsep circumvention yang dimaksud dalam kajian,

mereka tidak mengetahui adanya praktek circumvention, ataupun

memang benar-benar tahu bahwa tidak ada praktek circumvention

untuk produk yang diklarifikasi kepada responden.

Terkait dengan produk baja, industri hulu besi dan baja

mengungkapkan bahwa kecil kemungkinan terjadinya transshipment

(third country circumvention) karena harga transportasi yang mahal.

Produk baja yang diimpor umumnya dilakukan dalam jumlah yang

besar, selain volume produk baja yang relatif berat dibandingkan

dengan produk perdagnagan lainnya sehingga menjadikan biaya

logistik yang tidak sedikit. Selain itu, sulit untuk memalsukan

keterangan asal barang karena adanya mill certificate dari produsen.

Mill certificate suatu produk baja pada umumnya memuat komponen

kiwiawi, spesifikasi teknis (misalnya kekuatan tarik, elongasi, dan

tingkat kekerasan), maupun tanggal pembuatan produk. Dengan

demikian, mill certificate yang diterbitkan produsen dapat diuji oleh

pembeli maupun pihak yang kompeten sehingga diketahui

kesesuaian spesifikasi produknya, proses pembuatannya maupun

diketahui produsen mana yang memiliki teknologi untuk pembuatan

produk tersebut.

Responden pada industri baja mengungkapkan adanya indikasi

yang kuat (besar kemungkinan) terjadinya slightly modified product

circumvention untuk produk baja, yaitu pengalihan dari baja karbon

menjadi baja boron untuk menghindari pengenaan BMAD.

Penambahan unsur boron yang sangat kecil yaitu 0,0008% pada

baja karbon sudah mengakibatkan perubahan klasifikasi tarif impor

(kode HS) ke dalam kategori baja paduan lainnya. Namun demikian,

secara ilmu metalurgi penambahan unsur peduan yang sangat kecil

tersebut tidak merubah karakteristik (sifat fisik maupun mekanik)

produk baju secara substansial. Artinya bahwa produk baja paduan

tersebut bukan sebenar-benarnya baja paduan dan hanya digunakan

untuk memanipulasi nomor HS sehingga memperoleh bea masuk

Page 101: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 90

yang lebih rendah. Baja karbon yang menjadi cakupan tindakan anti-

dumping dikenakan bea masuk impor berkisar antara 5% hingga

15%, sedangkan bea masuk impor baja paduan untuk kategori

serupa dikenakan tarif yang lebih rendah dan bahkan masih banyak

yang 0%.

Selain karena adanya BMAD di Indonesia, peralihan produk

ekspor RRT dari baja karbon menjadi baja paduan juga didorong

oleh adanya kebijakan RRT terkait pemberian tax rebate untuk

ekspor baja paduan. Untuk mendorong ekspor baja dengan nilai

tambah yang lebih tinggi, Pemerintah RRT pada tahun 2010

menerapkan tax rebate sebesar 9-13% untuk ekspor baja yang

ditambahkan unsur boron. Dikarenakan produk baja biasa (karbon)

tidak memenuhi syarat untuk tax rebate, produsen baja Cina dalam

banyak kasus menambahkan jumlah minimum elemen baru (unsur

paduan) untuk produk baja mereka dan kemudian mengklaim

sebagai baja paduan untuk menerima fasilitas tersebut (Nikkei,

2016).

Untuk industri baja, utilitas (kapasitas terpasang) harus tinggi

untuk memenuhi skala keekonomian. Dengan demikian, produsen

baja dunia (Jepang, Korea, dan RRT) memiliki jumlah produksi yang

tinggi dengan harga murah. Kebijakan yang menghambat ekspor,

seperti tindakan anti-dumping di Indonesia berakibat pada

penurunan volume penjualan sehingga menjadikan stok di gudang

meningkat. Untuk mengurangi kerugian akibat stok yang menumpuk,

produsen bagaimananpun caranya harus menjual barang baik

dengan mengalihkan pasar ekspor ataupun dengan menjual dengan

harga dumping.

Page 102: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 91

5.4 Analisis Ekonometri Indikasi Circumvention: Studi Kasus Cold

Rolled Coil

Berdasarkan hasil analisis pola perdagangan dan informasi dari

pelaku usaha, dugaan circumvention diuji lebih lanjut melalui model

ekonometrika terutama untuk indikasi slightly modification

circumvention atas pengenaan BMAD produk Cold Rolled Coil

(CRC). Pada produk baja, modus slightly modification circumvention

lebih mungkin dilakukan dibandingkan dengan circumvention melalui

negara ketiga yang membutuhkan biaya transportasi yang mahal

untuk melakukannya. Selain itu, dalam analisis grafis pola

perdagangan, pola slightly modification circumvention lebih banyak

terlihat indikasinya pada pengenaan BMAD atas produk CRC

dengan melibatkan negara-negara yang menjadi sasaran BMAD,

seperti RRT, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Spesifikasi dasar model ekonometrika merupakan model

permintaan impor dengan data panel yang mengacu pada model

gravitasi Krugman (2012). Dalam hal ini, digunakan dua persamaan

(CRC baja karbon sebagaimana cakupan BMAD dan CRC dari baja

paduan) untuk mengetahui negara-negara mana yang terindikasi

melakukan pengalihan HS terkait importasi CRC. Secara umum,

variabel bebas yang digunakan untuk kedua persamaan tersebut

adalah sama, yaitu: unit harga impor produk, jarak ekonomi, PDB

Indonesia, nilai tukar nominal Rupiah terhadap USD, dan dummy

negara target BMAD (RRT, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan

Vietnam). Variabel dummy bernilai 0 untuk periode sebelum

pengenaan BMAD dan bernilai 1 untuk periode setelah pengenaan

BMAD. Untuk persamaan impor CRC dari baja paduan ditambahkan

variabel dummy ketentuan impor baja paduan (Permendag No.

28/M-DAG/PER/6/2014).

Page 103: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 92

Tabel 5.8. Hasil Olahan Panel Data

Variabel CRC (Baja Karbon) CRC dari Baja Paduan

Koefisien Prob. Koefisien Prob.

Konstanta (C) -75,974 0,003*** -323,530 0,002***

Harga -0,523 0,548 0,123 0,863

Nilai Tukar -4,723 0,012** -1,686 0,587

Jarak Ekonomi 0,675 0,229 -6,333 0,172

PDB Indonesia 4,869 0,000*** 14.333 0,001***

Dummy BMAD RRT -4,116 0,000*** 1,971 0,022**

Dummy BMAD Korea 0,161 0,761 2,796 0,043**

Dummy BMAD Jepang -2,069 0,066* -1,026 0,444

Dummy BMAD Taiwan -0,142 0,741 2,408 0,005***

Dummy BMAD Vietnam 1,555 0,101 n.a n.a

Dummy Permendag

Impor Baja Paduan

n.a. n.a -2,256 0,678

Koefisien Determinasi

(R2)

0,801 0,911

Keterangan: - Masing-masing persamaan diolah dengan Eviews menggunakan cross-section fixed (dummy variables) panel model. Dengan spesifikasi tersebut, Dummy BMAD Vietnam tidak dimasukkan dalam persamaam CRC dari Baja Paduan karena akan menghasilkan singular matrix. Dengan spesifikasi model panel lainnya, Dummy BMAD Vietnam tidak signifikan mempengaruhi impor Baja Paduan.

- Signifikan pada level ***(1%); **(5%); dan *(10%)

Sumber: Hasil Eviews (2016)

Dari Tabel 5.8 terlihat bahwa model panel data untuk

persamaan CRC maupuan Baja Paduannya menghasilkan

pemodelan yang baik dengan koefisien determinasi (R2) masing-

masing sebesar 80,1% dan 91,1%. Artinya bahwa variabel-variabel

bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi

yang terjadi pada variabel tidak bebas. Hal utama yang perlu

dicermati terhadap hasil uji ekonometri terkait indikasi circumvention

adalah variabel dummy BMAD.

Page 104: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 93

Pada persamaan CRC baja karbon, koefisien dummy BMAD

RRT dan Jepang bernilai negatif dan signifikan. Hal ini

mengindikasikan bahwa pengenaan BMAD efektif menurunkan impor

CRC asal RRT dan Jepang. Meskipun dummy BMAD Taiwan tidak

signifikan secara statistik, namun koefisien yang bernilai negatif

dapat menindikasikan bahwa impor CRC asal Taiwan mengalami

penurunan. Sementara itu, dummy BMAD RRT, Korea Selatan, dan

Taiwan pada persamaam Baja Paduan memiliki koefisien positif dan

signifikan. Hal ini berarti bahwa setelah pengenann BMAD CRC,

volume impor baja paduannya dari negara-negara tersebut

mengalami lonjakan yang signifikan. Selain itu, ketentuan impor baja

paduan memiliki koefisien negatif yang berarti bahwa ketentuan

tersebut bermanfaat dalam meredam impor baja paduan.

Dengan memperhatikan dummy variabel pada persamaam

CRC (baja karbon) dan Baja Paduan dapat disimpulkan bahwa

secara statistik, indikasi paling kuat praktek slightly modification

circumvention dilakukan oleh RRT. Setelah adanya pengenaan

BMAD, impor CRC dari RRT mengalami penurunan, namun justru

diiringi dengan kenaikan impor baja paduannya dari RRT. Selain itu,

Taiwan dan Korea Selatan juga diduga kuat melakukan slightly

modification circumvention karena importasi baja paduan asal kedua

negara tersebut melonjak signifikan setelah implementasi BMAD

CRC.

5.5 Potensi Kerugian Akibat Indikasi Praktek Circumvention di

Indonesia

Analisis kerugian akibat indikasi praktek circumvention yang

semula akan menggunakan metode welfare analysis belum bisa

dilakukan karena keterbatasan data yang diperoleh dari

pengumpulan data primer. Oleh sebab itu, digunakan alternatif

metode lain yang setidaknya bisa mengindikasikan berapa jumlah

impor yang diperkirakan dilakukan dengan praktek circumvention.

Page 105: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 94

Alternatif metode yang digunakan adalah melalui eksplorasi data

perdagangan BPS pada level perusahaan. Mengingat keterbatasan

akses untuk mendapatkan data tersebut, maka analisis dilakukan

melalui studi kasus pada produk tertentu dan waktu/periode tertentu.

Namun demikian, pemilihan produk dan periode data tetap

disesuaikan dengan temuan hasil analisis sekunder sebelumnya

maupun dari informasi pelaku usaha.

Berdasarkan analisis indikasi circumvention dan klarifikasi

pelaku usaha terlihat bahwa produk baja merupakan produk yang

paling sering terindikasi circumvention dengan cara mengubah

sedikit spesifikasi produk (slightly modified product circumvention).

Diantara berbagai jenis produk baja yang dianalisis juga telihat

bahwa CRC merupakan produk baja yang memiliki kemungkinan

besar diimpor dengan cara mengalihkan klasifikasi HS ke dalam baja

paduan. Oleh karena itu, eksplorasi data level perusahaan

digunakan untuk melihat ataupun menghitung perubahan pola impor

pada masing-masing perusahaan yang mengimpor baja CRC di

tahun 2011 (periode sebelum pengenaan BMAD) yang kemudian di

tahun 2015 melakukan impor baja paduan setelah adanya

pengenaan BMAD. Perhitungan kerugian circumvention juga dilihat

dari perusahaan yang tahun 2015 melakukan importasi baja paduan,

namun di tahun 2011 perusahaan tersebut tidak tercatat melakukan

impor baja CRC.

Berdasarkan data BPS, jumlah importir di Indonesia yang

teridentifikasi melakukan impor baja karbon CRC sebagaimana

cakupan pengenaan BMAD atas produk CRC adalah sebanyak 131

perusahaan di tahun 2011 dan menjadi 70 perusahaan di tahun 2015

(Tabel 5.9). Dengan demikian telah terjadi penurunan jumlah importir

yang melakukan impor pada produk karbon CRC. Dari 70

perusahaan yang melakukan impor baja karbon CRC tahun 2015

terdapat 47 perusahaan yang juga melakukan impor produk yang

sama di tahun 2011. Dengan kata lain, terdapat 47 perusahaan yang

Page 106: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 95

diasumsikan konsisten mengimpor baja karbon CRC pada periode

sebelum maupun setelah pengenaan BMAD. Untuk impor baja

paduan CRC terjadi peningkatan jumlah importir dari 10 perusahaan

di tahun 2011 menjadi 29 perusahaan di tahun 2015. Dari 29

perusahaan importir yang melakukan impor baja paduan CRC di

tahun 2015, 18 perusahaan diantaranya juga melakukan impor baja

karbon CRC di tahun 2011.

Dengan mengasumsikan bahwa rata-rata impor baja paduan

CRC sebelum pengenaan anti-dumping hanya sebesar 16,9 ribu ton

dan kemudian meningkat tajam menjadi 190,2 ribu ton setelah

pengenaan BMAD produk baja karbon CRC maka ditaksir sekitar

173,9 ribu ton produk baja yang diimpor dengan praktek

circumvention. Apabila jumlah tersebut dikalikan dengan harga CRC

yang dijual oleh industri domestik setelah pengenaan BMAD (USD

750/ton) maka diperoleh loss (kerugian) sebesar USD 130,4 juta.

Nilai tersebut akan jauh lebih besar apabila harga jual yang

seharusnya diterima produsen domestik adalah harga sebelum

masuknya barang impor dumping (USD 870/ton) sehingga menjadi

USD 151,3 juta. Dengan demikian, kerugian yang dialami industri

dalam negeri produsen baja CRC akibat praktek circumvention

ditaksir mencapai USD 130,4 juta hingga USD 151,3 juta.

Tabel 5.9. Jumlah Importir dan Nilai Impor pada Produk CRC

berupa Baja Karbon maupun Baja Paduan

CRC CRC (2011) & Baja Paduan (2015)

2011 2015 2011 & 2015*

131 (686,9 ribu Ton)

70 (160,7 ribu Ton)

47

18 Baja Paduan CRC

2011 2015 2011 & 2015*

10 (16,9 ribu Ton)

29 (190,2 ribu Ton)

6

Keterangan: * perusahaan yang sama mengimpor jenis baja yang sama pada tahun 2011 maupun 2015

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Page 107: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 96

Analisis lebih lanjut difokuskan pada 18 perusahaan yang

melakukan impor baja karbon CRC di tahun 2011 dan impor baja

paduan CRC di tahun 2015. Perusahan-perusahaan ini diduga

melakukan praktek circumvention dengan mengalihkan importasi dari

baja karbon menjadi baja paduan. Karena masih dalam tahap studi

dan dugaan awal maka nama-nama perusahaan dirahasiakan dalam

kajian ini. Sebagaimana terlihat pada Tabel 5.10, jumlah impor baja

karbon CRC oleh 18 perusahaan di tahun 2015 mengalami

penurunan 165,1 ribu ton dibandingkan dengan tahun dasar (2011),

sementara pada periode yang sama impor baja paduannya

mengalami peningkatan 157,4 ribu ton. Jumlah importasi baja yang

dialihkan relative sebanding. Apabila dilihat lebih dalam, indikasi

slightly modified product circumvention banyak dijumpai pada

perusahaan Indonesia yang melakukan importasi dari Jepang dan

Korea Selatan. Kecilnya insiden indikasi slightly modified product

circumvention atas baja asal RRT kemungkinan karena telah

berakhirnya pemberian tax rebate untuk ekspor baja paduan yang

mengandung boron oleh Pemerintah RRT sejak awal 2015 (Nikkei,

2016).

Page 108: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 97

Tabel 5.10. Perkiraan Volume dan Asal Produk yang Diduga

Circumvention oleh Importir Lama

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Indikasi praktek circumvention bukan hanya dilakukan oleh

importir lama, tetapi juga importir baru yang memanfaatkan

kesempatan. Dalam hal ini, terdapat 11 perusahaan yang mengimpor

baja paduan CRC di tahun 2015 namun pada tahun 2011 tidak

pernah mengimpor baja karbon CRC maupun paja paduannya

(Tabel 5.11). Importasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

tersebut bisa jadi merupakan praktek circumvention mengingat

negara/produsen asal produk merupakan target pengenaan BMAD.

Dengan membandingkan jumlah impor baja paduan CRC di tahun

2015 dengan tahun dasar, maka 11 perusahaan tersebut

diperkirakan melakukan slightly modified product circumvention

sebanyak 16,5 ribu ton.

Page 109: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 98

Tabel 5.11. Perkiraan Volume dan Asal Produk yang Diduga

Circumvention oleh Importir Baru

Sumber: BPS, 2016 (diolah)

Analisis yang dilakukan melalui eksplorasi data perdagangan

level perusahaan tentu memiliki keterbatasan terkait asumsi-asumsi

yang digunakan. Kenaikan impor baja paduan dari suatu perusahaan

bisa jadi bukan merupakan praktek circumvention apabila spesifikasi

yang dibutuhkan industri pengguna memang berbeda dengan

barang dumping dan secara metalurgi memiliki karakteristik yang

berbeda. Oleh karena itu, perlu adanya pengecekan/klarifikasi

dokumen dari Otoritas Bea dan Cukai atau pihak yang kompeten

dimana hal ini tidak bisa dilakukan dalam kajian. Selain itu,

keterbatasan (akses) data tidak memungkinkan bagi Tim Kajian

untuk menganalisis indikasi circumvention pada level perusahaan

untuk setiap tahunnya sehingga diperoleh angka taksiran yang lebih

baik.

Page 110: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 99

BAB VI

PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ANTI-

CIRCUMVENTION DI NEGARA LAIN

6.1 Amerika Serikat

Ketentuan anti-circumvention pertama kali diberlakukan oleh

Amerika Serikat (AS) pada tahun 1988 sebagai bagian dari

Omnibus Trade and Competitiveness Act dan telah

diamandemenpada tahun 1994. Ketentuan umum anti-

circumvention diatur dalam 19 U.S. Code § 1677j - Prevention of

circumvention of antidumping and countervailing duty orders,

sedangkan ketentuan pelaksanaannya tertuang dalam 19 CFR

351.225 - Scope rulings. Adapun bentuk-bentuk circumvention

yang diatur di AS adalah:

A. Barang diproduksi secara lengkap atau dirakit di AS

B. Barang diproduksi secara lengkap atau dirakit di negara ketiga

sebelum diimpor ke AS

C. Barang yang telah dirubah secara minor (sedikit modifikasi)

D. Barang yang dikembangkan kemudian (later-developed

merchandise)

Berdasarkan ketentuan anti-circumvention AS, produk jadi yang

diekspor dari negara ketiga atau bagian/komponen yang dikirim ke

AS untuk perakitan juga dapat dikenakan ketentuan anti-

dumping/countervailing jika memenuhi kondisi tertentu, yaitu: (1)

bagian atau komponen harus diproduksi oleh negara yang

dikenakan anti-dumping/countervailing; (2) proses perakitan atau

penyelesaian di AS (atau negara ketiga) harus kecil atau tidak

signifikan; dan (3) nilai dari bagian-bagian yang diimpor ke AS (atau

negara ketiga) dari negara yang dikenakan anti-

dumping/countervailing merupakan proporsi yang signifikan dari

total nilai produk jadi.

Page 111: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 100

Dalam menentukan apakah proses perakitan atau

penyelesaian merupakan proporsi yang kecil atau tidak signifikan,

otoritas akan mempertimbangkan:

a. tingkat investasi di AS (atau negara ketiga);

b. tingkat riset dan pengembangan (R&D) di AS (atau negara

ketiga);

c. sifat dari proses produksi di AS (atau negara ketiga);

d. sejauh mana proses produksi dilakukan di AS (atau negara

ketiga); dan

e. apakah nilai pengolahan di AS (atau negara ketiga) merupakan

sebagian kecil dari total nilai barang yang dijual di AS.

Sementara itu, dalam menentukan apakah akan menyertakan

bagian atau komponen dalam lingkup/cakupan pengenaan anti

dumping, otoritas akan mempertimbangkan:

a. pola perdagangan, termasuk pola-pola sumber/asal barang;

b. apakah produsen atau eksportir dari bagian-bagian atau

komponen berafiliasi dengan orang/pihak yang merakit atau

melengkapi barang dagangan (produk akhir) yang dijual di AS

(atau negara ketiga); dan

c. apakah impor bagian-bagian atau komponen telah mengalami

peningkatan sejak dimulainya penyelidikan pada tindakan anti-

dumping yang relevan

Modifikasi produk secara minor yang termasuk dalam kategori

circumvention adalah mengubah bentuk atau penampilan secara

tidak signifikan (termasuk komoditas pertanian yang telah

mengalami pengolahan minor), meskipun produk tersebut tidak

termasuk dalam klasifikasi tarif yang sama. Sementara itu, later-

developed merchandise yang diatur ataupun terkena ketentuan

anti-circumvention apabila barang tersebut memiliki kesamaan

dengan barang yang pada awalnya dikenakan tindakan anti-

dumping/countervailing (disebut sebagai "produk sebelumnya"),

Page 112: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 101

dalam hal: karakteristik fisik umum produk, harapan/ekspektasi dari

pembeli akhir atas produk tersbut, kegunaan utama produk, saluran

(channel) perdagangan, serta pengiklanan dan cara penempatan

(display) produk.

AS merupakan negara yang pertama kali mengadopsi

ketentuan anti-circumvention dalam regulasi domestiknya. Oleh

karena itu, tidak mengherankan apabila telah banyak kasus-kasus

circumvention yang ditangani. Tabel X memuat ringkasan kasus-

kasus anti-circumvention di AS dari awal 2011 sampai dengan Juli

2016.

Tabel 6.1. Kasus Anti-Circumvention di AS

No Produk (HTSUS)

Asal Impor

Jenis Circumvention Inisiasi Penyelidikan

Keputusan (Tanggal)

1 Ferrovanadium and Nitrided Vanadium

Rusia Merchandise Completed or Assembled in the US (781a), AD

Vanadium pentoxide from Russia imported by the Evraz Group and converted into ferrovanadium in the United States by BMC

02/05/2011 Tidak terjadi circumvention (NFD: 06/08/2012)

2 Small Diameter Graphite Electrodes

RRT Merchandise Completed or Assembled in Other Foreign Countries (781b), AD

Manufactured by UKCG from PRC-originated artificial graphite rod/ unfinished SDGE component

18/03/2011 for all merchandise exported by UKCG where the supplier was a PRC-entity, the Department will direct CBP to require cash deposits at the rate established for the PRC supplier if that supplier has its own rate or, alternatively, at the PRC-wide rate of 159.64 percent if the PRC supplier does not have its own rate or if the importer cannot identify the supplier (AFD: 09/08/2012)

3 Laminated Woven Sacks

RRT Minor Alterations of Merchandise (781c),

28/04/2011 Tidak terjadi circumvention

Page 113: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 102

Later-Developed Merchandise (781d), AD

(NFD: 08/02/2012)

4 Carbon and Certain Alloy Steel Wire Rod

Mexico Minor Alterations of Merchandise (781c), AD

Wire rod with an actual diameter of 4.75 mm to 5.00 mm

08/06/2011 wire rod with an actual diameter of 4.75 mm to 5.00 mm produced in Mexico and exported to the United States by Deacero should be included within the scope of the order (AFD: 01/10/2012)

5 Drill Pipe RRT Merchandise Completed or Assembled in Other Foreign Countries (781b), AD

12/08/2011 Dihentikan karena petisioner mencabut permintaan penyelidikan (23/02/2013)

6 Steel Threaded Rod

RRT Minor Alterations of Merchandise (781c), AD

A variety of finishes or coatings

05/01/2012 continue to determine that imports from the PRC of steel threaded rod produced by Gem-Year, are subject to the antidumping duty order (AFD: 25/02/2013)

7 Tissue Paper Products

RRT Merchandise Completed or Assembled in Other Foreign Countries (781b), AD

PRC-origin products that are processed in India by ARPP and exported to the US

10/05/2012 to include this merchandise within the scope of the PRC Tissue Paper Order and to continue to instruct CBP to suspend entries of tissue paper products produced by ARPP (AFD: 03/07/2013)

8 Uncovered Innerspring Units

RRT Merchandise Completed or Assembled in Other Foreign Countries (781b), AD

Manufactured in Malaysia by Reztec with PRC-origin components and other direct materials that are subsequently exported from Malaysia to the United States.

23/05/2012 to include this merchandise within the scope of the PRC Innerspring Units Order and to continue to instruct CBP to suspend all entries of innerspring units from Malaysia produced by Reztec (AFD: 21/01/2014)

Page 114: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 103

9 Polyethylene Retail Carrier Bags (PRCB)

Taiwan Merchandise Completed or Assembled in the US (781a), AD

imports of unfinished PRCB

31/07/2013 Masih dalam penyelidikan

10 Polyethylene terephthalate film, sheet, and strip (PET film)

Brasil, RRT, Thailand, dan UAE

Merchandise Completed or Assembled in Other Foreign Countries (781b), AD

PET film produced in Bahrain by JBF from inputs (PET chips and silica chips) manufactured in the UAE, and that is subsequently exported from Bahrain to the United States

29/07/2014 Tidak terbukti circumvention (AFD: 07/05/2015)

11 Uncovered Innerspring Units

RRT Merchandise Completed or Assembled in Other Foreign Countries (781b), AD

manufactured in Malaysia by Goldon with PRC-origin components and other direct materials)

31/12/2014 to instruct CBP to suspend liquidation of all entries of innerspring units produced in and/or exported from Malaysia by Goldon (AFD: 30/11/2015)

12 Cut-to-Length Carbon Steel Plate

RRT Minor Alterations of Merchandise (781c), AD

penambahan unsur paduan boron, kromium, dan/atau titanium

18/02/2016 Masih dalam penyelidikan

13 Aluminum Extrusions

RRT Minor Alterations of Merchandise (781c), AD

5050-grade aluminum alloy

21/03/2016 Masih dalam penyelidikan

Sumber: Disarikan dari www.federalregister.gov (23 Juli 2016)

Keterangan: AD: Anti-Dupmping; CBP: U.S. Customs and Border Protection; AFD:

Affirmative Final Determination; NFD: Negative Final Determination

Page 115: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 104

6.2 Uni Eropa

Tindakan circumvention merupakan penghindaran terhadap

kebijakan anti-dumping atau anti-subsidi. Oleh karena itu,

circumvention di Uni Eropa (EU) diatur dalam peraturan tersendiri.

Berdasarkan regulasi yang berlaku saat ini, circumvention dalam

kaitannya dengan anti-dumping diatur dalam Pasal 13 Council

Regulation (EC) No. 1225/2009 tentang Protection Against Dumped

Imports from Countries Not Members of the European Community,

tanggal 30 November 2009 (OJ [2009] L343/51). Sedangkan

circumvention terkait dengan anti-subsidi diatur pada Pasal 23 EC

No. 597/2009 tentang Protection Against Subsidised Imports from

Countries Not Members of the European Community, tanggal 11

Juni 2009 (OJ [2009] L188/93). Sesuai dengan ruang lingku kajian,

maka pembahasan hanya difokuskan pada pengaturan

circumvention pada anti-dumping.

Berdasarkan Pasal 13 EC No. 1225/2009, tindakan

circumvention merupakan suatu bentuk perluasan dari pengenaan

bea masuk anti-dumping (BMAD) atas impor dari negara ketiga

(negara di luar EU yang tidak menjadi cakupan pengenaan BMAD)

pada produk sejenis baik telah dilakukan sedikit modifikasi atau

tidak, atau atas impor produk yang telah sedikit dimodifikasi dari

negara yang telah dikenakan BMAD, pada saat terjadinya

penghindaran terhadap BMAD. Circumvention dapat didefinisikan

sebagai perubahan pola perdagangan antara negara ketiga dengan

EU atau antar perusahaan secara individual di negara yang menjadi

target pengenaan BMAD oleh EU. Perubahan pola perdagangan

dapat disebabkan oleh perubahan praktek, proses, atau pekerjaan

yang tidak dapat dijustifikasi secara ekonomi selain karena

pengenaan BMAD, sehingga dampak pemulihan (remedial effect)

atas pengenaan BMAD menjadi tidak berarti (efektif) terhadap harga

dan/atau kuantitas barang sejenis.

Page 116: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 105

Praktek, proses, atau pekerjaan yang dikategorikan sebagai

circumvention adalah sedikit modifikasi atas suatu produk sehingga

mengakibatkan terjadinya perubahan customs codes (tarif) yang

bukan merupakan cakupan pengenaan BMAD. Modifikasi tersebut

tidak mengakibatkan perubahan karakteristik produk secara esensial.

Selain itu, circumvention dapat berupa pengapalan produk yang

menjadi subjek pengenaan BMAD melalui negara ketiga,

reorganisasi oleh eksportir atau produsen terkait pola dan jaringan

penjualan di negara yang menjadi subjek BMAD dalam rangka

memperoleh bea masuk individual yang lebih rendah, serta kegiatan

perakitan bagian-bagian yang dilakukan (assembly operation ) di EU

atau di negara ketiga.

Secara lebih lanjut, kegiatan perakitan di EU dan negara ketiga

dianggap sebagai praktek circumvention apabila:

1. Kegiatan operasi dimulai atau secara substansial meningkat

sejak atau sesaat sebelum inisiasi penyelidikan anti-dumping

serta bagian-bagian (bahan baku) yang bersangkutan dari

negara yang menjadi subjek BMAD;

2. Bagian-bagian yang dirakit memiliki porsi 60% atau lebih dari

total nilai dari seluruh bagian-bagian dari produk yang dirakit,

kecuali nilai tambah pada saat perakitan atau setelah selesai

perakitan lebih besar dari 25% dari biaya produksi; dan

3. Efek pelulihan (remedial effect) atas pengenaan BMAD

dilemahkan dalam hal harga dan/atau kuantitas dari produk

sejenis yang dirakit serta ada bukti dumping dalam kaitannya

dengan nilai normal ditetapkan sebelumnya untuk produk sejenis

tersebut.

Investigasi dugaan cicumvention dapat diinisiasi atas prakarsa

Komisi Eropa (European Commission) atau atas permintaan dari

negara Anggota atau pihak yang berkepentingan berdasarkan bukti

yang cukup. Inisiasi harus dilakukan setelah berkonsultasi dengan

Page 117: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 106

Komite Penasehat (Advisory Committee) dan dapat berkoordinasi

dengan (menginstruksikan) pihak pabean agar importasi produk

yang akan diselidiki diwajibkan untuk didaftarkan atau untuk

dimemintai jaminan. Investigasi dilakukan oleh Komisi Eropa yang

dapat dibantu oleh pihak pabean dan akan disimpulkan dalam waktu

sembilan bulan. Ketika fakta-fakta yang akhirnya dipastikan

membenarkan perpanjangan tindakan (BMAD), maka penetapannya

harus dilakukan oleh Dewan (European Council) berdasarkan

proposal yang diajukan oleh Komisi Eropa, setelah berkonsultasi

Komite Penasehat. Proposal harus diadopsi oleh Dewan dalam

jangka waktu satu bulan setelah penyerahan oleh Komisi Eropa,

kecuali anggota Dewan secara mayoritas (simple majority) menolak

proposal tersebut. Ekstensi/perluasan tindakan mulai berlaku dari

tanggal kewajiban pendaftaran importasi atau permintaan jaminan

diberlakukan.

Praktek circumvention yang terjadi di luar EU dapat memperoleh

pengecualian apabila produsen atas barang yang menjadi subjek

pengenaan BMAD dapat menunjukkan bahwa produk yang mereka

produksi tidak terkait dengan produsen manapun yang menjadi

subjek pengenaan BMAD serta ditemukan tidak terlibat dalam

praktek circumvention. Apabila praktek circumvention dilakukan di

dalam wilayah EU, pengecualian diberikan bagi importir yang dapat

menunjukkan/membuktikan bahwa mereka tidak terkait dengan

produsen yang menjadi subjek pengenaan BMAD.

Page 118: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 107

Gambar 6.1. Proses Penyelidikan Anti-Circumvention di EU

Sumber: Lo (2015)

Berdasarkan dokumentasi yang dilakukan Vermulst (2015), EU

telah melakukan investigasi kasus circumvention sejak tahun 1995

yaitu penyelidikan terhadap importasi magnetic disks dari Jepang,

Taiwan, dan RRT yang diduga dikapalkan (transhipment) melalui

Kanada, Hong Kong, India, Indonesia, Macao, Malaysia, Filipina,

Singapura, dan Thailand. Melin dan Bao (2014) menyebutkan bahwa

setidaknya terdapat 49 kasus circumvention yang ditangani oleh EU

selama periode 1995-2013. Kasus-kasus circumvention terbaru yang

ditangai oleh EU dapat dilihat pada Tabel X. Selama periode 2014-

2016, terdapat enam kasus circumvention dengan beragam produk,

namun semuanya merupakan impor dari RRT. Dalam hal ini,

tuduhan praktek circumvention berupa pengapalan dari negara

ketiga dan modifikasi produk secara sederhana.

Dimulainaya Penyelidikan

Registrasi impor Penyampaian Kuesioner

Tanggapan pihak berkepentingan

Verifikasi lapangan (on-the-spot)

Penyampaian Temuan Awal

Tanggapan pihak berkepentingan

Keputusan Akhir (dalam 9 bulan)

Ekstensi pengenaan Anti-Dumping & Anti-Subsidi

Mendapatkan pengecualian

Page 119: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 108

Tabel 6.2. Kasus Anti-Circumvention di EU

No Produk (CN)

Asal Impor

Jenis Circumvention (Kasus Awal)

Inisiasi Penyelidikan

Keputusan (Tanggal)

1 Bicycles and other cycles (ex 8712.00.30 dan ex 8712.00.70)

RRT Third country; consigned from Cambodia, Pakistan and the Philippines (AD)

02/09/2014 Mengenakan BMAD kepada Kamboja, Pakistan dan Filipina (18/05/2015)

2 Molybdenum wire (ex 8102 96 00)

RRT Slightly modified (AD)

10/03/2015 Memperluas cakupan produk (29/10/2015)

3 Citric acid (2918.14.00 dan ex2918.15.00)

RRT Third country; consigned from Malaysia (AD)

30/04/2015 Mengenakan BMAD kepada Malaysia (14/01/2016)

4 Solar panels: crystalline silicon photovoltaic modules and key components (ex8501.31.00, ex8501.32.00, ex8501.33.00, ex8501.34.00, ex8501.61.20, ex8501.61.80, ex8501.62.00, ex8501.63.00, ex8501.64.00 dan ex8541.40.90)

RRT Third country; consigned from Malaysia and Taiwan (AD, AS)

05/05/2015 Mengenakan n BMAD dan BMI kepada Malaysia dan Taiwan (11/02/2016)

5 Hand pallet trucks and their essential parts (ex8427.90.00 dan ex8431.20.00)

RRT Slightly modified (AD)

15/12/2015 Masih dalam penyelidikan

6 Aluminium foil (ex7607.11.19)

RRT Slightly modified (AD)

31/05/2016 Masih dalam penyelidikan untuk produk ex7607.11.90

Sumber: Disarikan dari http://trade.ec.europa.eu/tdi/notices.cfm (30 Juli 2016)

Keterangan: CN: Combined Nomenclature; AD: Anti-Dumping; AS: Anti-Subsidi; BMAD: Bea Masuk Anti-Dumping; BMI: Bea Masuk Imbalan (Countervailing)

6.3 Australia

Kerangka regulasi anti-circumvention di Australia dalam

kaitannya dengan tindakan anti-dumping dan countervailing

diperkenalkan pada bulan Juni 2013 dan kemudian diubah pada

bulan Januari 2014 dan April 2015 (Department of Industry,

Innovation and Science, 2015). Kerangka ini memungkinkan Anti-

Dumping Commission untuk melakukan penyelidikan terhadap

Page 120: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 109

praktek-praktek perdagangan oleh importir dan eksportir yang

berusaha untuk menghindari pembayaran atau efek atas pengenaan

bea masuk anti-dumping. Dampak dari penghindaran ini adalah

tindakan pemulihan perdagangan (trade remedies) tidak efektif untuk

melindungi industri domestik Australia.

Praktek circumvention bermacam-macak bentuknya dan

mengeksploitasi aspek yang berbeda dari sistem anti-dumping dan

countervailing. Tujuannya adalah agar barang yang menjadi subjek

pengenaan anti-dumping dan countervailing tidak terkena tindakan

tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Anti-Dumping Commission

(ADC), circumvention (pengelakan) adalah strategi perdagangan

yang dapat digunakan oleh eksportir dan/atau importir produk baik

untuk: (a) menghindari pembayaran penuh bea masuk anti-dumping

dan/atau countervailing; ataupun (b) menghindari efek harga atas

pengenaan bea masuk anti-dumping dan/atau countervailing di

pasar Australia.Hasil akhir dari praktek circumvention adalah bahwa

(a) barang yang menjadi subjek tindakan tidak terkena bea masuk

anti-dumping dan/atau countervailing sebagaimana diharapkan

sebelumnya; atau (b) barang yang menjadi subjek tindakan

membayar bea masuk anti-dumping dan/atau countervailing tetapi

pembayarannya tidak memiliki efek harga di pasar sesuai yang

diinginkan sehingga tidak memiliki efek terhadap

penghilangan/pengurangan kerugian yang disebabkan oleh harga

dumping dan/atau subsidi.

Sebagaimana tercantum amandemen Customs Act 1901 section

269ZDBB, yang menjadi cakupan praktek circumvention di Australia

meliputi:

1. Perakitan bagian-bagian (parts) di Australia;

2. Perakitan bagian-bagian (parts) di negara ketiga;

3. Ekspor barang melalui satu atau lebih negara ketiga;

4. Pengaturan antar eksportir;

Page 121: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 110

5. Menghindari efek yang diharapkan atas pengenaan bea masuk

(intended effect of duty);

6. Sedikit modifikasi produk ekspor ke Australia1 dan

7. Keadaan tambahan yang ditentukan oleh peraturan.

Lebih lanjut, subbagian 269ZDBB (5A) Customs Act 1901

mengatur mengenai parktek circumvention untuk menghindari efek

yang diinginkan atas pengenaan bea masuk dalam kaitannya

dengan pemberitahuan diterbitkan di bawah subbagian 269TG (2)

atau 269TJ (2) Customs Act 1901. Dalam ketentuan tersebut, suatu

praktek pengelakan (circumvention) terjadi apabila:

a) barang (circumvention goods) diekspor ke Australia;

b) barang-barang diproduksi di luar negeri terkait dengan

pemberitahuan (notice) yang berlaku;

c) eksportir adalah eksportir yang terkait dengan pemberitahuan

yang berlaku;

d) importir barang pengelakan, baik secara langsung atau melalui

asosiasi, menjual barang-barang di Australia tanpa menaikkann

harga yang sepadan dengan total jumlah yang harus dibayar

atas circumvention goods di bawah Dumping Duty Act;

e) salah satu atau kedua aturan dalam bagian 8 atau 10 pada

Dumping Duty Act, berlaku untuk ekspor barang pengelakan ke

Australia; dan

f) keadaan di atas terjadi selama jangka waktu yang wajar.

Dalam mekanisme normal suatu perdagangan, harga barang

dumping meningkat di pasar Australia ketika bea masuk anti-

dumping dipungut di perbatasan. Tambahan bea masuk dumping

atau countervailing dibayar oleh importir untuk barang tersebut yang

kemudian umumnya diteruskan ke klien atau konsumen dalam

bentuk kenaikan harga di pasar Australia. Praktek pengelakan

mungkin saja terjadi apabila bea masuk dumping dan/atau

1 Bentuk cirvumvention ini paling terakhir (baru) dimasukkan dalam amandemen UU

Page 122: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 111

countervailing yang dikenakan (dan dibayar oleh importir atas

masuknya barang) mengakibatkan sedikit dampak atau tidak

berdampak sama sekali pada harga barang yang dijual di pasar

Australia (selama jangka waktu yang wajar). Eksportir barang

dumping bisa saja memberikan kompensasi atas barang yang dijual

oleh importir sehingga importir tetap dapat menjual barang tersebut

di pasar domestik dengan harga yang murah dan tidak mengalami

kerugian atas penambahan bea masuk anti-dumping.

Penghindaran terhadap efek yang diinginkan dari bea masuk

tertentu yang ditentukan oleh Customs Act hanya menyangkut

praktek pengelakan (circumvention) dan tidak menunjukkan perilaku

ilegal. Tidak disebut sebagai praktek pengelakan jika faktor eksternal

(seperti fluktuasi mata uang atau pengurangan biaya penjualan dan

biaya umum lainnya) telah menyebabkan situasi di mana harga jual

barang oleh importir tidak bertambah sesuai dengan pengenaan bea

masuk tambahan.

Selanjutnya, mempertimbangkan bahwa pengurangan

keuntungan dapat menjadi praktek bisnis yang sah, maka bukan

merupakan aktivitas circumvention jika importir (yang benar-benar

independen dari eksportir asal membeli barang) mengurangi dampak

pengenaanbea masuk anti-dumping dan/atau countervailing melalui

pengurangan laba secara parsial.

Sejak tanggal 1 April 2015, tipe baru praktek circumvention

mencakup situasi dimana eksportir sedikit memodifikasi produk

mereka untuk menghindari pengenaan bea masuk yang berlaku

untuk asli (atau tidak dimodifikasi) yang baik. Beberapa faktor yang

mungkin menunjukkan bahwa produk telah mengalami sedikit

dimodifikasi antara lain:

a. karakteristik fisik umum masing-masing produk;

b. kegunaan akhir masing-masing produk;

c. substitusi penggunaan masing-masing produk;

Page 123: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 112

d. perbedaan dalam proses produksi setiap produk;

e. perbedaan dalam biaya produksi setiap produk;

f. biaya modifikasi;

g. preferensi dan harapan konsumen terkait masing-masing produk;

h. cara pemasaran masing-masing produk;

i. saluran perdagangan dan distribusi untuk setiap produk;

j. pola perdagangan untuk setiap produk;

k. perubahan harga dari masing-masing produk;

l. perubahan volume ekspor untuk masing-masing produk; dan

m. klasifikasi tarif dan kode statistik untuk masing-masing produk.

Ayat 269ZDBH (2) Customs Act menguraikan bentuk-bentuk

tindakan anti-circumvention yang diimplementasikan melalui

perubahan pada pemberitahuan awal (original notice) terkait

tindakan anti-dumping dan/atau countervailing oleh Menteri, yaitu:

1. Spesifikasi barang yang berbeda yang menjadi subyek dari

pemberitahuan awal;

2. Spesifikasi negara asal impor yang berbeda yang menjadi

subyek dari pemberitahuan awal;

3. Spesifikasi eksportir yang berbeda yang menjadi subyek dari

pemberitahuan awal;

4. Spesifikasi faktor-faktor (variabel) yang berbeda pada eksportir

yang ada (sama) yang menjadi subjek pemberitahuan awal; atau

5. Spesifikasi faktor-faktor (variabel) pada eksportir yang berbeda

yang menjadi subjek pemberitahuan awal

Proses penyelidikan anti-circumvention diatur dalam Customs

Act 1901 pada Bagian XVB (5A) yang terdiri dari proses

pertimbangan aplikasi dan permintaan, submisi, verifikasi informasi,

laporan penyelidikan anti-circumvention, keputusan Menteri, dan

review atas keputusan Menteri sebagaimana dilihat pada Gambar X.

Page 124: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 113

* Minister may extend SEF reporting time and final report time ** Except where extended.

Gambar 6.2. Proses Kebijakan Anti-Circumvention di

Australia

Sumber: http://www.adcommission.gov.au/

Permintaan/aplikasi penyelidikan anti-circumvention atas dugaan

penghindaran terhadap bea masuk tambahan tertentu (terkait

dumping atau coutervailing) dapat dilakukan oleh orang yang

mewakili, atau mewakili sebagian dari, industri Australia yang

memproduksi barang sejenis. Menteri yang bertanggung jawab

terhadap anti-dumping juga dapat meminta Commissioner of the

Anti-Dumping Commission (Komisioner) untuk melakukan

penyelidikan.

Komisioner harus memutuskan apakah menerima atau menolak

aplikasi dalam waktu 20 hari dari pengajuan aplikasi. Komisioner

Page 125: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 114

harus menolak aplikasi jika tidak puas dari salah satu atau kedua hal

berikuti, yaitu: (i) bahwa persyaratan formulir aplikasi telah terpenuhi;

dan (ii) bahwa terdapat alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa

aktivitas pengelakan (circumvention) dalam kaitannya dengan

pemberitahuan asli (original notice) telah terjadi.

Sesuai dengan bagian 269ZDBD, sebuah aplikasi harus meliputi:

a) deskripsi dari jenis barang yang merupakan subjek dari

pemberitahuan asli; dan

b) deskripsi pemberitahuan asli subjek aplikasi; dan

c) deskripsi aktivitas pengelakan dalam kaitannya dengan

pemberitahuan asli yang oleh pemohon dianggap telah terjadi;

dan

d) deskripsi perubahan atas pemberitahuan asli yang oleh

pemohon dianggap harus dilakukan.

Apabila Komisioner tidak menolak aplikasi, atau jika Menteri

meminta penyelidikan, maka pemberitahuan yang menunjukkan

bahwa penyelidikan harus dilakukan harus dipublikasikan di sebuah

surat kabar nasional yang beredar. Pemohon juga akan diberitahu

tentang keputusan Komisioner tersebut. Dalam prakteknya, Anti-

Dumping Commission juga mempublikasikan (dalam website)

pemberitahuan Anti-Dumping yang merinci proses penyelidikan,

termasuk tenggat waktu pengajuan serta jangka waktu legislatif

untuk pelaporan kepada Menteri.

Komisi akan menghubungi pihak-pihak berkepentingan yang

diketahui (teridentifikasi) untuk berpartisipasi, dan untuk mengajukan

pengajuan penyelidikan. Batas waktu pengiriman (submisi) adalah

40 hari setelah penerbitan pemberitahuan. Pihak yang

berkepentingan dapat membuat pengajuan melampaui tanggal ini,

misalnya dalam kaitannya dengan laporan verifikasi yang

ditempatkan pada catatan publik, namun pihak yang berkepentingan

harus menyadari bahwa Komisioner tidak berkewajiban untuk

Page 126: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 115

memperhatikan pengajuan yang diterima setelah 40 apabila hal

tersebut akan menghambat persiapan penyusunan laporan akhir

kepada Menteri secara tepat waktu.

Pihak yang berkepentingan harus mempersiapkan versi tidak

rahasia dari pengajuan untuk ditempatkan pada catatan publik.

Berbeda dengan proses penyelidikan yang berkaitan dengan bentuk-

bentuk praktek circumvention, penyelidikan mengenai dugaan

penghindaran terhadap efek yang diharapkan atas pengenaan bea

masuk (intended effect of duty) tidak mewajibkan Komisioner untuk

menerbitkan sebuah pernyataan dari fakta-fakta penting selama

proses penyelidikan.

Kunjungan lapangan dapat dilakukan untuk memverifikasi

informasi yang disampaikan oleh pihak yang berkepentingan. Dalam

hal kunjungan lapangan tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan

dengan "desk audits", yaitu pemeriksaan catatan dan dokumen tidak

di tempat pihak yang berkepentingan. Laporan verifikasi kunjungan

dan desk audits akan disiapkan oleh Komisi dan versi tidak rahasia

dari laporan tersebut akan ditempatkan pada catatan publik.

Komisioner harus memberikan laporan kepada Menteri dalam

waktu 100 hari untuk merekomendasikan apakah pemberitahuan asli

harus diubah. Menteri dapat memperpanjang batas waktu laporan

atas permintaan tertulis dari Komisioner. Laporan ini harus

menyertakan pernyataan alasan-alasan Komisaris dalam

menetapkan rekomendasi berdasarkan serta menyediakan bukti-

bukti yang mendukung.

Dalam mengusulkan suatu rekomendasi yang nantinya dibuat

oleh Menteri, Komisioner harus memperhatikan aplikasi atau

permintaan untuk penyelidikan dan setiap pengajuan mengenai

penyelidikan yang diterima dalam waktu 40 hari setelah publikasi

pemberitahuan inisiasi penyelidikan. Komisaris juga dapat

Page 127: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 116

mempertimbangkan hal lain yang Komisioner anggap relevan

dengan penyelidikan.

Dalam waktu 30 hari setelah menerima laporan, Menteri harus

menyampaikan keputusan dengan pemberitahuan dalam suatu

Keputusan/Peraturan (gazette) dan dimuat dalam koran nasional,

apakah pemberitahuan asli harus diubah, dan jika memang harus

dirubah maka perubahannya harus dibuat. Jika Menteri menganggap

suatu kondisi tertentu telah terjadi, maka waktu yang lebih lama

dapat diambil untuk membuat deklarasi keputusan. Dalam hal ini,

Menteri harus memberikan pemberitahuan publik terkait tambahan

periode yang diperlukan. Selain itu, apabila deklarasi Menteri

mempengaruhi eksportir, maka eksportir tersebut harus diberitahu

tentang deklarasi dan perubahan. Jika relevan, deklarasi Menteri

dapat mencakup lebih dari satu eksportir.

Pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengajukan review

terhadap keputusan Menteri untuk mengubah atau tidak mengubah

pemberitahuan asli melalui Anti-Dumping Review Panel. Dalam hal

ini, pengajuan permohonan untuk tinjauan ulang harus dilakukan

dalam waktu 30 hari dari penerbitan keputusan Menteri.

Tabel 6.3. Kasus Anti-Circumvention di Australia

No Produk (HS)

Asal Impor

Jenis Circumvention

Inisiasi Penyelidikan

Keputusan (Tanggal)

1 Aluminium Extrusion (7604.10.00; 7604.21.00; 7604.29.00; 7608.10.00; 7608.20.00; 7610.10.00; 7610.90.00)

RRT Avoidance of the intended effect of duty (sales at a loss)

14/04/2014 Menaikkan dumping margin, subsidi margin, dan effective rate of combined interim duty (19/02/2015)

2 Zinc Coated Galvanised Steel (7210.49.00 dan 7212.30.00)

Korea dan Taiwan

Slightly modified of goods

5/05/2015 Menambah cakupan produk HS 7225.92.00 dan 7226.99.00 (18/03/2016)

3 Hollow Structural Sections

RRT, Korea dan

Slightly modified of goods

11/05/2015 Menambah cakupan produk

Page 128: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 117

(7306.30.00; 7306.61.00; dan 7306.69.00)

Malaysia HS 7306.50.00 dan 7306.61.00 (18/03/2016)

4 Quenched and Tempered Steel (7225.40.00 dan 7225.99.00)

Swedia Avoidance of the intended effect of duty

19/08/2015 Penyelidikan dibatalkan, void ab initio (tidak mengikat secara hukum) (27/11/2015)

5 Zinc Coated Galvanised Steel (7210.49.00 dan 7212.30.00)

RRT Slightly modified of goods

01/06/2015 Menambah cakupan produk HS 7225.92.00 dan 7226.99.00 (18/03/2016)

Sumber: Disarikan dari http://www.adcommission.gov.au/

6.4 India

Aturan mengenai kebijakan anti-circumvention di India mulai

diperkenalkan sejak tahun 2012 melalui amandemen the Customs

Tariff Act 1975 yang secara khusus peraturan ini disebut dengan

"The Custom Tariff (Identification Assessment and Collection of Anti-

Dumping Duty on Dumped Articles and for Determination of Injury)

Amendment Rules, 2012”. Amandemen tersebut menyisipkan ayat

(1A) Bagian 9A yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah

Pusat untuk melakukan ekstensi pengenaan anti-dumping apabila

telah terjadi penghindaran terhadap kewajiban pembayaran BMAD

(circumvention), baik dengan merubah cakupan negara asal ekspor

maupun merubah deskripsi produk impor yang dikenakan bea masuk

anti-dumping. Selain itu, ditambahkan emapt aturan baru untuk

mengatasi circumvention yang dituangkan dalam Rules 25, 26, 27,

dan 28.

Rule 25 mendefinisikan apa yang dimaksud dengan

circumvention. Berdasarkan aturan ini, secara umum terdapat tiga

bentuk praktek circumvention. Pertama, importasi bagian atau

produk setengah jadi dari negara yang dikenakan anti-dumping

kemudian dirakit kembali/ diproses lebih lanjut di India. Praktek

Page 129: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 118

circumvention ini ditandai dengan peningkatan operasi/usaha setelah

adanya investigasi anti-dumping serta nilai perakitan dan proses

akhir kurang 35% dari total biaya perakitan tersebut. Kedua,

melakukan sedikit modifikasi atas produk yang menjadi subjek bea

masuk anti-dumping meskipun menjadikan perubahan atas

klasifikasi tarif produk tersebut. Ketiga, produk impor yang dikenakan

bea masuk anti-dumping diimpor melalui eksportir/produsen/negara

yang bukan menjadi target pengenaan anti-dumping diklasifikasikan

sebagai circumvention jika eksportir/produsen yang

dikenakan/dinotifikasikan untuk membayar kewajiban bea masuk

anti-dumping merubah perilaku perdagangan, pola perdagangan,

atau jaringan penjualan atas produk yang menjadi objek tindakan

anti-dumping melalui eksportir/produsen/negara yang bukan menjadi

target pengenaan anti-dumping. Sarat lain yang mesti dipenuhi

adalah bahwa perubahan pola tersebut tidak berdasarkan alasan

ekonomi yang kuat (hanya terkait pengenaan anti-dumping), serta

bukti dampak perbaikan (remedial efect) atas bea masuk anti-

dumping sangat minim, terutama dalam harga dan kualitas produk.

Rule 26 berisi ketentuan mengenai penyelidikan circumvention.

Otoritas yang berwenang dapat memulai investigasi kemungkinan

terjadinya circumvention atas pengenaan anti-dumping setelah

menerima permintaan tertulis dari industri domestik. Permintaan

tersebut harus berisi bukti yang cukup untuk dapat menjustifikasi

dimulainya penyelidikan. Otoritas yang berwenang juga dapat

menginisiasi penyelidikan berdasarkan informasi/bukti yang cukup

dari Commissioner of Customs atau sumber lain. Sebelum memulai

penyelidikan, Otoritas harus memberikan notifikasi kepada negara

eksportir yang bersangkutan.

Rule 27 mengatur mengenai tata cara penetapan terjadinya

praktik circumvention. Otoritas yang berwenang setelah membuktikan

terjadinya circumvention terhadap pengenaan bea masuk anti-

dumping, dapat merekomendasikan pengenaan bea masuk-anti

Page 130: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 119

dumping kepada impor produk yang mengalami circumvention dan

dapat berlaku surut (retrospective) sejak tanggal inisiasi investigasi

dilakukan. Dalam hal ini, otoritas harus menerbitkan pemberitahuan

publik atas temuan-temuan (hasil investigasi).

Rule 28 merupakan dasar dilakukannya peninjauan (review).

Otoritas dapat meninjau atas keberlanjutan pengenaan bea masuk

anti-dumping berdasarkan inisiatif sendiri maupaun berdasarkan

permintaan pihak berkepentingan yang memberikan informasi

substansial bahwa review perlu dilakukan. Riview harus diselesaikan

tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal inisiasi review dilakukan.

Dalam implementasinya, penyelidikan praktek circumvention di

India dilakukan oleh Directorate General of Anti-Dumping & Allied

Duties, Ministry of Commerce & Industry. Meskipun ketentuan anti-

circumvention telah ada sejak 2012, namun hingga saat ini India baru

melakukan dua tuduhan/penyelidikan circumvention, yaitu untuk

produk diclofenac sodium dan cold-rolled flat products of stainless

steel, dimana keduanya diinisiasi pada Februari 2016 (Tabel 6.4).

Bahkan untuk kasus diclofenac sodium telah di-endorse oleh

asosiasi obat-batan India (Indian Drug Manufacturers’ Association)

sejak Juli 20142.

Tabel 6.4. Kasus Anti-Circumvention di India

No Produk (HS)

Asal Impor Jenis Circumvention (Kasus Awal)

Inisiasi Penyelidikan

Keputusan (Tanggal)

1 Diclofenac Sodium

RRT Slightly modified (AD)

17/02/2016 Masih dalam penyelidikan produk Indolinone (tahap akhir produk Diclofenac Sodium)

2 Indian Drug Manufacturers’ Association mengirimkan surat kepada Pemerintah India

yang menginginkan dilakukan penyelidikan terhadap importasi disclofenac sodium dalam kerangka regulasi circumvention karena pengenaan bea-masuk anti-dumpingnya dianggap tidak efektif (http://www.idma-assn.org/pdf/08-07-2014_to_sec_Comm__Sec_Revenue__DGFT__DGAD_on_anti-dumping_duties_being_bypassed.pdf)

Page 131: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 120

2 Cold-rolled flat products of stainless steel, width of 600 mm upto1250 mm (7219.31, 7219.32, 7219.33, 7219.34, 7219.35 and 7219.90)

RRT, Korea, EU, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand, dan AS

Slightly modified (AD)

19/02/2016 Masih dalam penyelidikan produk (HS) yang sama dengan lebar lebih dari 1250 mm

Sumber: Disarikan dari http://commerce.nic.in/DOC/remedies_ad_cases_india.aspx

(Juni 2016)

Keterangan: AD: Anti-Dumping; AS: Anti-Subsidi; BMAD: Bea Masuk Anti-Dumping; BMI:

Bea Masuk Imbalan (Countervailing)

6.5 Turki

Pengaturan mengenai tindakan anti-circumvention di Turki diatur

dalam Decree on the Prevention of Unfair Competition in Imports

(No. 23861) dan Regulation on the Prevention of Unfair Competition

in Imports yang keduanya berlaku efektif sejak 25 Oktober 1999.

Kedua peraturan tersebut merupakan turunan dari Law on

Prevention of Unfair Competition in Importation (Law No. 3577) tahun

1989 yang mengatur mengenai tindakan pemulihan perdagangan

(trade remedies) secara umum. Beberapa bagian dari dalam Decree

on the Prevention of Unfair Competition in Imports dan Regulation on

the Prevention of Unfair Competition in Imports diamandemen

masing-masing pada Desember 2005 dan Januari 2006.

Amandemen tersebut khusus diperuntukkan untuk memudahkan

implementasi tindakan anti-circumvention. FTC (2016)

mengungkapkan bahwa investigasi anti-circumvention susah

dilakukan sebelum adanya amandemen tersebut karena kurangnya

dukungan regulasi yang sesuai. Sementara itu, pihak yang

bertanggung jawab atas penindakan terhadap persaingan tidak adil

dalam perdagangan internasional di Turki, termasuk tindakan anti-

circumvention, adalah General Directorate of Imports, Ministry of the

Economy.

Dalam regulasi, tindakan circumvention tidak didefinisikan secara

rinci sebagaimana diatur di EU maupun AS. Dalam Article 2 paragraf

Page 132: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 121

(i) sub-paragraf (1) Decree on the Prevention of Unfair Competition

in Imports maupaun dalam Article 4 paragraf (i) sub-paragraf (1)

Regulation on the Prevention of Unfair Competition in Imports

dinyatakan definisi circumvention sebagai berikut:

"Cases where there is evidence that, a change exists in the

pattern of trade between a third country and Turkey or the

country subject to measures and Turkey or individual companies

in the country subject to measures and Turkey, stemming from a

practice, process or work for which there is insufficient due cause

or economic justification other than the avoidance of the anti-

dumping duty or countervailing duty in force, and that the

remedial effects of the duty are being undermined or nullified."

Dalam definisi tersebut setidaknya terdapat tiga bentuk

circumvention yang diatur dalam regulasi di Turki yaitu: importasi dari

negara ketiga, sedikit modifikasi produk, dan kombinasi keduanya

(importasi produk yang telah sedikit dimodifikasi dari negara ketiga

atau negara yang menjadi subjek tindakan) dalam rangka

menghindari pengenaan bea masuk anti-dumping maupun bea

masuk countervailing (anti-subsidi). Melalui praktek tersebut, dampak

tindakan trade remedies tidak sesuai yang diharapkan atau tidak

berdampak sama sekali.

Apabila hasil investigasi telah membuktikan adanya praktek

circumvention, maka bea masuk anti-dumping dan countervailing

dapat diperluas untuk produk sejenis atau bagianya dari negara yang

menjadi subjek kebijakan atau produk sejenis atau bagianya dari

negara ketiga. Dalam kasus dimana bea masuk anti-dumping

maupun countervailing dikenakan secara individu terhadap eksportir

atau produsen di negara yang menjadi subjek kebijakan, maka bea

individual terhadap perusahaan tersebut dapat dinaikkan namun

tidak melampaui bea tertinggi yang dikenakan pada negara tersebut.

Selama proses investigasi, produk impor yang menjadi subjek

Page 133: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 122

investigasi dapat dikenakan uang jaminan (security deposit) dengan

jumlah yang tidak melebihi tingkat pengelakan sementara

(provisionally determined level of circumvention).

Apabila hasil dari penyelidikan menyimpulkan bahwa efek bea

masuk definitif dihilangkan melalui penurunan harga ekspor, maka

bea masuk anti-dumping harus ditaksir ulang sesuai dengan

perhitungan margin dumping yang baru. Dalam hal investigasi

dilakukan dengan memeriksa ulang harga normal maka impor

produk yang menjadi subjek investigasi dapat dikenakan uang

jaminan dengan jumlah yang tidak melebihi tingkat pengelakan

sementara.

Apabila impor produk yang bersangkutan telah dikenakan uang

jaminan selama penyelidikan dan hasil investigasi telah menetapkan

tindakan tambahan, maka kekurangan antara bea tindakan anti-

circumvention dengan bea masuk definitif (anti-dumping/

countervailing) harus dibayarkan ke bendahara negara, sedangkan

kelebihan uang jaminan akan dikembalikan. Apabila pihak yang

berwenang memutuskan bahwa investigasi dihentikan tanpa

menetapkan suatu tindakan, maka uang jaminan akan dikembalikan.

Tabel 6.5. Kasus Anti-Circumvention di Turki

No Produk (HS)

Asal Impor Jenis Circumvention (Kasus Awal)

Inisiasi Penyelidikan

Keputusan (Tanggal)

1 wall type split air conditioners (8415.1090 and 8415.9000)

RRT Third country 12/01/2008 Mengenakan BMAD kepada Malaysia (28/02/2009)

2 all type split air conditioners (8415.1090, 8415.81 and 8415.82)

RRT Third country 25/07/2009 Mengenakan BMAD kepada Indonesia, Pakistan, Filipina, dan Vietnam. Mesir tidak dikenakan BMAD (04/01/2011)

3 Fittings (7307.1900)

Brazil, Bulgaria, China, India,

Third country 14/12/2012 Mengenakan BMAD kepada Taiwan

Page 134: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 123

Indonesia and Thailand

(26/09/2013)

4 aluminium offset printing plates (3701.3000)

RRT Third country 4/12/2012 Mengenakan BMAD kepada Malaysia (28/09/2013)

5 Articulated link chain and parts thereof (7315.1190, 7315.1200 dan 7315.1900)

RRT Third country 14/12/2012 Mengenakan BMAD kepada Taiwan, Malaysia, dan Korea (12/12/2013)

6 Woven fabrics of synthetic and artificial stable fibers (513, 5514, 5515 dan 5516)

RRT Third country 11/08/2014 Mengenakan BMAD kepada Bulgaria dan Polandia (22/08/2015)

7 Woven fabrics of synthetic filament yarn (5407)

RRT Third country 11/08/2014 Mengenakan BMAD kepada Bulgaria (22/08/2015)

8 Welded stainless steel tubes, pipes and profiles (7306.4020, 7306.4080 dan 7306.6110)

RRT dan Taiwan

Third country 12/12/2014 Mengenakan BMAD kepada Malaysia dan Vietnam; Perusahaan yang kooperatif dikecualikan (18/03/2016)

9 Granites (6802.23 dan 6802.93)

RRT Third country 12/12/2014 Mengenakan BMAD kepada Vietnam (17/02/2016)

10 Plywood (4412.10, 4412.31, 4412.32 dan 4412.39)

RRT Third country; consinged through Bulgaria and Vietnam

27/05/2015 Masih dalam penyelidikan

11 Yarn of man-made or synthetic or artificial staple fibers (5508, 5509 (kecuali 5509.52, 5509.61 dan 5509.91), 5510 (kecuali 5510.20) dan 5511)

RRT Third country; consinged through Chinese Taipe

22/08/2015 Masih dalam penyelidikan

Sumber: Disarikan dari www.antidumpingpublishing.com dan www.globaltradealert.org

(Juni 2016)

Page 135: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 124

6.6 Lessons Learned

Urgensi diatur atau tidaknya praktek circumvention tergantung

dari perkembangan ekonomi dan bisnis masing-masing negara.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (EU) yang merupakan negara

maju dengan perkembangan ekonomi yang pesat dan tantangan

yang kompleks tentu logis apabila memiliki ketentuan anti-

circumvention yang lebih dulu dibandingkan dengan negara-negara

anggota WTO lainnya. Upaya melindungi industri domestik dari

praktek unfair trade tersebut menginspirasi negara-negera lainnya

untuk mengadopsi ketentuan anti-circumvention yang serupa.

Meskipun masing-masing negara yang distudi dalam kajian ini

memiliki variasi pengaturan, namun setidaknya terdapat tiga bentuk

praktek circumvention yang dilarang, yaitu: ekspor melalui negara

ketiga atau produsen/eksportir yang tidak dikenakan tindakan

pengamanan, modifikasi sedikit produk, dan perakitan komponen

(ekspor dalam bentuk bagian-bagian). Adapun ringkasan (pokok-

pokok) pengaturan anti-circumvention di negara-negara lain dapat

dilihat pada Lampiran 5.

Berdasarkan hasil inventarisasi kasus-kasus anti-circumvention

di negara AS, EU, Australia, India, dan Turki, diperoleh informasi

bahwa RRT merupakan negara yang paling sering dituduh

melakukan circumvention (penghindaran) atas pengenaan anti-

dumping. Sementara itu, bentuk circumvention yang paling banyak

digunakan sebagai modus penghindaran adalah eksportasi melalui

negara ketiga dan modifikasi sedikit produk.

Perlu diketahui bahwa saat ini Indonesia belum memiliki

landasan hukum tindakan anti-circumvention. Dalam PP No.

34/2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan

Tindakan Pengamanan Perdagangan tidak terdapat ketentuan yang

memungkinkan Pemerintah Indonesia untuk menindak praktek

penghindaran (circumvention) atas pengenaan anti-dumping maupun

Page 136: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 125

anti-subsidi yang dilakukan oleh eksportir luar negeri maupun

importir. Padahal dalam perdagangan dunia, Indonesia dipandang

sebagai salah satu pasar yang potensial karena perekonomian yang

tubuh dan penduduk yang besar. Untuk melindungi industri domestik

dari praktek unfair trade mitra dagang, sudah seharusnya Indonesia

menyempurnakan instrumen pengaman perdagangnnya dengan

mencontoh kebijkan negara lain. Terlebih lagi, RRT merupakan

negara asal impor terbesar bagi Indonesia dan RRT menjadi negara

yang seringkali dituduh melakukan praktek unfair trade sehingga

perlu dilakukan upaya pencegahan atas potensi praktek-praktek

unfair trade yang dilakukan oleh RRT.

Page 137: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 126

BAB VII

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

7.1 Kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa jenis circumvention

yang kemungkinan besar banyak dilakukan oleh pelaku usaha

adalah pengalihan impor dari negara ketiga (third-country

circumvention) dan perubahan produk yang tidak substansial (slightly

modification). Industri domestik selaku pemohon dan pendukung

petisi anti-dumping (IDN) dapat menjadi sumber informasi terkait

indikasi awal praktek circumvention karena mereka berkepentingan

dengan keefektifan instrumen anti-dumping yang dimohonkan. Di sisi

lain, dikarenakan importir/industri hilir merasa dirugikan dengan

keberadaan instrumen anti-dumping yang dianggap memproteksi

industri hulu sehingga memiliki kecenderungan untuk

menyembunyikan informasi atau tidak memberikan pengakuan atas

praktik circumvention.

Berdasarkan analisis data sekunder dapat diketahui bahwa

indikasi penghindaran terhadap pengenaan BMAD lebih banyak

terlihat pada kasus produk besi baja, terutama peralihan dari baja

karbon ke baja paduan (slightly modification circumvention). Praktek

slightly modification circumvention kemungkinan (terindikasi)

dilakukan oleh RRT pada produk CRC pada periode 2013-2015,

produk HRP (2013), dan produk H & I Section (2011-2014). Slightly

modification circumvention untuk produk CRC disinyalir juga

dilakukan oleh Korea Selatan pada tahun 2013-2015, Taiwan (2013-

2015), dan Jepang (2013-2015).

Sementara itu, praktek third-country circumvention terindikasi

dilakukan oleh RRT untuk kasus BMAD H & I Section dengan

melakukan ekspor melalui Singapura. Indikasi praktek third-country

circumvention juga terlihat pada kasus BMAD CRC oleh RRT,

Taiwan, dan Jepang dengan melibatkan Malaysia sebagai negara

Page 138: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 127

ketiga. Meskipun praktek third-country circumvention pada produk

baja secara riil dianggap kurang relevan oleh pelaku usaha karena

alasan biaya transportasi/logistik, namun negara-negara terdekat

seperti Singapura dan Malaysia yang umumnya berperan sebagai

trade hub perlu diwaspadai sebagai jalur pengalihan impor dari

negara yang dikenakan BMAD.

Karena keterbatasan data dan informasi, estimasi kerugian

akibat circumvention hanya dilakukan pada pengenaan BMAD CRC.

Nilai kerugian akibat praktek slightly modification circumvention pada

kasus CRC ditaksir mencapai USD 130,4 juta hingga USD 151,3 juta

dengan volume impor yang diduga circumvention sebesar 173,9 ribu

ton. Perlu menjadi catatan bahwa kerugian tersebut sebatas pada

nilai dan volume impor yang seharusnya dapat ditekan/hilang

dengan penerapan BMAD.

Tindakan anti-circumvention merupakan instrumen perdagangan

untuk mengatasi praktek circumvention (penghindaran) atas

pengenaan kebijakan anti-dumping maupun anti-subsidi. Instrumen

tersebut tidak dilarang oleh WTO dan telah diimplementasikan oleh

negara-negara anggota WTO, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa,

dan Australia. Namun demikian, Indonesia belum memiliki landasan

hukum tindakan anti-circumvention. Dalam PP No. 34/2011 tentang

Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan

Pengamanan Perdagangan tidak terdapat ketentuan yang

memungkinkan Pemerintah Indonesia untuk menindak praktek

penghindaran atas pengenaan anti-dumping maupun anti-subsidi

yang dilakukan oleh eksportir luar negeri maupun importir. Dengan

mempelajari ketentuan anti-circumvention di Amerika Serikat, Uni

Eropa, Australia, dan India disimpulkan bahwa elemen penting yang

harus diatur antara lain: definisi circumvention, bentuk praktek

circumvention, dan prosedur tindakan anti-circumvention (proses dan

periode penyelidikan).

Page 139: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 128

7.2 Rekomendasi Kebijakan

Mengingat relatif banyak indikasi circumvention atas pengenaan

tindakan anti-dumping di Indonesia serta estimasi kerugian yang

ditimbulkannya, maka penting untuk segera dilakukan

penyempurnaan terhadap PP No. 34/2011 tentang Tindakan

Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan

Perdagangan dengan memasukkan klausul tindakan anti-

circumvention yang setidaknya mencakup bentuk-bentuk

circumvention dan prosedur tindakan sebagaimana yang telah

dilakukan beberapa negara seperti: AS, EU, Australia, dan India.

Untuk mencegah dan mengurangi pengalihan impor baja yang

dikenakan BMAD dan sebagai alternatif kebijakan selama belum

diberlakukannya ketentuan anti-circumvention, Pemerintah Indonesia

diharapkan dapat memperpanjang pemberlakuan Permendag No.

28/M-DAG/PER/6/2014 tentang Ketentuan Impor Baja Paduan yang

akan berakhir pada 31 Desember 2016. Ketentuan impor baja

paduan terbukti mampu menekan impor baja paduan, terutama baja

paduan berupa H & I Section dan HRP.

Apabila ketentuan anti-circumvention sudah diberlakukan,

otoritas yang berwenang dapat menggunakan hak inisiatifnya untuk

memulai penyelidikan terhadap upaya penghindaran atas

pengenaan tindakan anti-dumping, khususnya pada importasi produk

baja. Perlu diperhatikan bahwa hasil pengkajian merupakan indikasi

awal circumvention, sehingga perlu diselidiki dan dibuktikan lebih

lanjut oleh otoritas yang berwenang.

Page 140: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 129

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, A. (2011). Trade Effects of Anti-dumping in India: Who

Benefits? The International Trade Journal, Vol. 25 (1). DOI:

10.1080/08853908.2011.532047

Alhayat, A. P. (2012). Efektivitas Tindakan Anti Dumping Indonesia 1996-

2010. Buletin Ilmiah Perdagangan, Vol. 8 (2), pp. 247-268

Andersson, K. dan Thuresson, C. (2008). Thee Impact of an Anti-dumping

Measure on EU imports of Chinese Footwear. Bachelor Thesis

within Economics: Jönköping International Business School.

Bael, I. V. dan Bellis, J. F. (2011). EU Anti-dumping and Other Trade

Defence Instruments. The Netherlands: Kluwer Law International

Department of Industry, Innovation and Science (2015). Department of

Industry and Science 2014-2015 Annual Report. Canberra. ISSN:

2205-2100

Devault, J. M. (1996). The Welfare Effects of U.S. Antidumping Duties.

Open Economic Review, Vol. 7, pp. 19-33

Henrik Olsson (1999) Circumvention of EC Anti-Dumping Measures.

Master thesis: Faculty of Law, Lund University

Jain, S., Jain, S. K. dan Upadhyay, N. (2008). Impact of Anti-dumping

Measures on Indian Industry. Decision, Vol. 35 (1)

Kemendag (2014). Kemendag Terbitkan Permendag Nomor 28/M-

DAG/PER/6/2014 tentang Regulasi Impor Baja Paduan. Diunduh

tanggal 20 Mei 2016 dari

http://www.kemendag.go.id/id/news/2014/06/05/kemendag-

terbitkan-permendag-nomor-28m-dagper62014-tentang-regulasi-

impor-baja-paduan

Page 141: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 130

Kim, H.J. (2012). Court backs EU anti-dumping duties on Chinese shoes.

Diunduh tanggal 12 Januari 2016 dari

https://kimsstudyblog.wordpress.com/2012/09/24/court-backs-eu-

anti-dumping-duties-on-chinese-shoes/

Krupp, C. dan Pollard, P. S. (1996). Market Responses Antidumping

Laws: Some Evidence From the US Chemical Industry. Canadian

Journal of Economics, Vol. 29 (1), pp. 199–227

Lo, Pei-Fang (2015). Anti-Circumvention Investigations- Elements and

Process.

http://www.cnfi.org.tw/wto/admin/upload/activity/book/327/2--

Session%201(1).pdf 13 September 2016

Marzuki, P. M. (2011). Penelitian Hukum, cetakan ke-11. Jakarta: Kencan

Melin, Y. dan Bao, Y (2014). What to do when duties have been imposed?

How to Avoid Circumvention and Fraud to Customs Origin.

https://www.mcguirewoods.com/news-

resources/publications/EIAS-Circumvention-and-customs-

fraud.pdf 13 September 2016

Moore, M. O. dan Suranovic, S. N. (1994). Welfare Effects of Introducing

Antidumping Procedures in a Trade-Liberalizing Country. Journal

of Economic Integration, Vol. 9 (2), pp. 241-259

Nikkei (2016, Februari 25). China's Exports of Alloy Products Spur Price

Declines. Diunduh tanggal 25 Meni 2016 dari

http://asia.nikkei.com/Markets/Commodities/China-s-exports-of-

alloy-products-spur-price-declines

Official Journal of the European Union (2009). COUNCIL REGULATION

(EC) No 1225/2009 of 30 November 2009 on protection against

dumped imports from countries not members of the European

Community (codified version).

Page 142: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 131

http://trade.ec.europa.eu/doclib/docs/2010/april/tradoc_146035.pdf

30 Juli 2016

Ostoni, L. (2005). Anti-Dumping Circumvention in the EU and the US: Is

There a Future For Multilateral Provisions Under the WTO?

Fordham Journal of Corporate & Financial Law Volume 10, Issue

2.

http://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1192&cont

ext=jcfl 13 September 2016

Peraturan Menteri Keuangan No. 12/PMK.010/2015 Tentang Pengenaan

Bea Masuk tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk I dan

H Section dari Baja Paduan Lainnya.

Prusa, T. (2001). On the Spread and Impact of Anti-dumping. Canadian

Journal of Economics, Vol. 34 (3),pp. 591–611

Pusat Kebijakan Perdagangn Luar Negeri (2013). Analisis Masalah Boron

Pada Baja Paduan Lainnya. Tidak dipublikasikan

Staiger, R. W. dan Wolak, F. A. (1994). Measuring Industry- Specific

Protection: Anti-dumping in the United States. Brookings Papers

on Economic Activity, Microeconomics 1, pp. 51–103.

US International Trade Commission (USITC). 1995. The Economic Effects

of Anti-dumping and Countervailing Duty Orders and Suspension

Agreements. Washington, DC. Diunduh tanggal 5 Februari 2016

dati https://www.usitc.gov/publications/332/pub2900.pdf

Vermulst, E. (2012). EU Anti-Circumvention Rules & Practice.

Disampaikan dalam Seminar on Trade Defense Measures pada

25 April 2012 di Bangkok.

Vermulst, E. (2015). EU Anti-Circumvention Rules: Do They Beat the

Alternative? European University InstituteWorking Papers RSCAS

2015/57.

Page 143: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan 132

http://cadmus.eui.eu/bitstream/handle/1814/36657/RSCAS_2015_

57.pdf?sequence=1 13 September 2016

WTO (2015). Statistics on Anti-dumping. Diunduh tanggal 5 Januari 2016

dari https://www.wto.org/english/tratop_e/adp_e/adp_e.htm

Yu, Y. (2008). Circumvention and Anti-Circumvention Measures: The

Impact on Anti-Dumping Practice in International Trade. The

Netherlands: Kluwer Law International

Page 144: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Industri Domestik

LAMPIRAN 1. Kuesioner untuk Produsen Domestik (Petisioner/Pendukung AD)

KAJIAN POTENSI KERUGIAN INDONESIA DALAM PRAKTEK CIRCUMVENTION OLEH NEGARA MITRA DAGANG

Gambaran Ringkas Kajian ini digunakan sebagai masukan dalam meningkatan upaya-upaya pengamanan perdagangan (trade remedies) Indonesia dari praktek unfair trade. Hal ini dikarenakan tindakan anti-dumping yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia belum sepenuhnya mampu menekan impor barang dumping yang salah satu kemungkinan disebabkan adanya praktek circumvention yang berupa memodifikasi secara marginal bentuk fisik produk, proses produksi, ataupun merubah jalur pengiriman produk (transhipment). Untuk mendukung kajian tersebut, maka disusun kuesioner ini dengan tujuan: (1) menggali informasi mengenai dampak pengenaan tindakan anti-dumping Indonesia; dan (2) mengklarifikasi apakah terdapat praktek circumvention atas pengenaan anti-dumping di Indonesia.

Informasi yang didapatkan dari kuesioner ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan analisis penelitian. Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden:

Jabatan Responden:

Nama Perusahaan:

Alamat Perusahaan:

Telp/HP

PUSAT PENGKAJIAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN

2016

Page 145: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Industri Domestik

A. Dampak Tindakan Anti-Dumping

1. Produk yang menjadi subjek pengenaan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD).

Produk yang Dikenakan BMAD Tanggal Pengenaan BMAD dan PMK

Produk X* Tanggal*

No. PMK*

Keterangan: * Diisi oleh Tim Pengkajian

(Mohon dikoreksi apabila produk yang menjadi subjek BMAD tidak sesuai dengan yang dialami oleh Perusahaan Anda)

2. Menurut pendapat Anda, bagaimana kinerja perusahaan secara keseluruhan setelah adanya pengenaan BMAD terhadap produk sebagimana disebut pada No.1 di atas? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Indikator Kinerja Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Produksi

b. Kapasitas terpasang

c. Penjualan

d. Pangsa pasar

e. Harga

f. Inventori

g. Keuntungan

h. Tenaga Kerja

Keterangan: (2) Turun signifikan; (2) Sedikit turun; (3) Stagnan; (4) Sedikit meningkat; dan (5)

Meningkat signifikan

3. Bagaimana kinerja produksi, penjualan, dan harga jual produk yang menjadi subjek pengenaan BMAD? (diisi sesuai dengan ketersediaan data)

Indikator Kinerja Periode

2010 2011 2012 2013 2014 2015

a. Jumlah Produksi (Ton atau Indeks)

b. Jumlah Penjualan (Ton atau Indeks)

c. Nilai Penjualan (Rp atau Indeks)

d. Harga rata-rata (Rp/kg)

Catatan: Apabila data jumlah produksi, jumlah penjualan, dan nilai penjualan merupakan data RAHASIA perusahaan. Mohon data tersebut diisi dengan angka INDEKS dengan rumus berikut:

Page 146: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Industri Domestik

Keterangan:

Indeks pada tahun t

Nilai variabel (produksi/penjualan) pada saat di tahun t

Nilai variabel (produksi/penjualan) pada saat di tahun dasar (2010)

4. Bagaimana penilaian Anda terhadap instrumen tindakan anti-dumping di Indonesia?

Setujukah Anda dengan pernyataan berikut? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Pernyataan Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Instrumen kebijkan anti-dumping bermaanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan

b. Instrumen kebijkan anti-dumping efektif dan berhasil dalam memproteksi industri domestik

c. Instrumen kebijkan anti-dumping mampu memulihkan kerugian material yang dialami oleh industri domestik

d. Instrumen kebijkan anti-dumping semata-mata merupakan kebijakan proteksi perdagangan dan mendistorsi persaingan pasar

e. Instrumen kebijkan anti-dumping menghambat perkembangan industri hilir

Keterangan: Skala Penilaian: (1) Sangat tidak setuju; (2) Tidak setuju; (3) Netral; (4) Setuju; dan (5) Sangat setuju

5. Apabila instrumen tindakan anti-dumping yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia

dianggap belum efektif, apakah penyebabnya? (bisa pilih lebih dari satu jawaban)

Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) rendah

Importasi masih dapat dilakukan dari negara lain yang tidak terkena BMAD

Importasi masih dapat dilakukan dengan memodifikasi produk (perubahan kode HS/ klasifikasi tariff)

Importasi masih dapat dilakukan dengan memanfaatkan perusahaan (supplier) yang dikenakan BMAD terendah

Permintaan/konsumsi domestik tinggi

Spesifikasi produk yang dikenakan BMAD tidak sesuai

Banyak produk yang memiliki spesifikasi dekat dengan produk yang dikenakan BMAD

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

Page 147: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Industri Domestik

6. Untuk mengurangi dampak negatif pengenaan BMAD, importir terkadang menempuh beragam strategi. Setujukah Anda dengan pernyataan berikut? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Pernyataan Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Importir merubah strategi dengan melakukan importasi komponen (spare parts)

b. Importir meminta supplier untuk sedikit modifikasi produk (slightly modified) sehingga tidak terkena BMAD karena klasifikasi tarif berubah

c. Importir melakukan impor produk dari negara yang tidak dikenakan BMAD

d. Importir menggunakan Rule of Origin dari negara ketiga (transhipment)

e. Importir melakukan impor dalam jumlah yang besar sebelum BMAD efektif diberlakukan

Keterangan: Skala Penilaian: (1) Sangat tidak setuju; (2) Tidak setuju; (3) Netral; (4) Setuju; dan (5) Sangat setuju

B. Indikasi Praktek Circumvention

7. Berdasarkan pengetahun Anda, apakah terdapat indikasi praktek circumvention (penghindaran terhadap pengenaan BMAD) atas subjek produk (Nomor A.1) yang terjadi selama ini? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Kemungkinan Besar

Kemungkinan Kecil

Tidak Ada

Tidak Tahu

a. Indikasi circumvention berupa slightly modified untuk Produk X*

b. Indikasi circumvention berupa third country circumvention (transshipment, mengubah jalur pengiriman) untuk Produk X*

Keterangan: * Diisi oleh Tim Pengkajian

Nomer 8 s.d. 12 dijawab apabila Responden mengetahui mengenai indikasi circumvention yang telah terjadi selama ini untuk produk yang bersangkutan.

8. Apabila memungkinkan, mohon dapat diidentifikasi Nomor HS produk sejenis yang berpotensi untuk digunakan dalam circumvention berupa slightly modified product terkait pengenaan BMAD atas subjek produk (Nomor A.1).

Produk No. HS Cakupan BMAD No. HS Peralihan

X*

Keterangan: * Diisi oleh Tim Pengkajian

(Lebih informatif jika dapat diidentifikasi pada level HS 6 digit atau yang lebih detil)

Page 148: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Industri Domestik

9. Dari mana perusahaan Anda mengetahui (informasi) bahwa produk impor yang dikenakan BMAD mengalami circumvention atau tidak ? (bisa pilih lebih dari satu jawaban)

Internal perusahaan

Perusahaan lain domestik

Perusahaan lain internasional

Berita di media masa (TV, koran, internet, dsb.)

Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait, termasuk Bea Cukai)

Asosiasi Pengusaha

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

10. Apa bentuk praktek circumvention terhadap produk impor yang dikenakan BMAD yang dilakukan oleh importir atau eksportir produk yang terkena BMAD?

Sedikit modifikasi produk (penambahan unsur tertentu)

Transhipment (pengiriman melalui negara ketiga)

Importasi komponen (spare part) untuk dirakit di dalam negeri

Pemalsuan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) barang impor

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

11. Bagaimana cara perusahaan Anda mengindikasikan bahwa praktek circumvention telah terjadi?

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

12. Langkah/strategi yang perusahaan Anda lakukan jika menemukan indikasi praktek circumvention yang dilakukan oleh importir ataupun eksportir produk yang terkena BMAD?

Melaporkan ke Polisi

Melaporkan ke Kementerian/Lembaga terkait

Melaporkan pada asosiasi

Diam saja

Tidak tahu

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

Page 149: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Industri Domestik

13. Apa harapan Anda terhadap Pemerintah apabila mengetahui terjadinya praktek circumvention? (bisa pilih lebih dari satu jawaban)

Mengenakan bea masuk tambahan

Membatasi jumlah impor (kuota)

Menghentikan impor

Memberikan sanksi pada perusahaan pengimpor (kejadian berulang)

Menambah persyaratan impor pada produk yang dikenakan BMAD (misalnya rekomendasi asosiasi)

Tidak tahu

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

C. Lain-lain

14. Adakah hal-hal lain yang perlu diperbaiki terkait peraturan dan implementasi kebijakan Anti-Dumping di Indonesia maupun kebijakan Pemerintah di sektor perdagangan secara umum?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

*** TERIMA KASIH ***

Page 150: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Importir

LAMPIRAN 2. Kuesioner untuk Importir/Industri Pengguna

KAJIAN POTENSI KERUGIAN INDONESIA DALAM PRAKTEK CIRCUMVENTION OLEH NEGARA MITRA DAGANG

Gambaran Ringkas Kuesioner ini ditujuan untuk menggali informasi mengenai dampak pengenaan tindakan anti-dumping Indonesia. Tindakan anti-dumping utamanya ditujukan untuk melindungi industri domestik dari tindakan unfair trade oleh negara eksportir. Namun demikian, tindakan tersebut juga dapat berdampak terhadap pihak-pihak terkait, seperti pedagang (importir) maupun konsumen akhir. Oleh karena itu, diperlukan masukan dari stakeholder terkait agar kebijakan anti-dumping menghasilkan win-win solution.

Informasi yang didapatkan dari kuesioner ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan analisis penelitian. Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden:

Jabatan Responden:

Nama Perusahaan:

Alamat Perusahaan:

Telp/HP

PUSAT PENGKAJIAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN

2016

Page 151: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Importir

1. Produk yang menjadi subjek pengenaan Bea Masuk Anti-Dumping(BMAD).

Nama Produk: ……………………….. ; Tahun Pengenaan BMAD: ……………..………

(Mohon dikoreksi apabila produk yang menjadi subjek BMAD tidak sesuai dengan yang dialami oleh Perusahaan Anda)

2. Apakah jenis produk yang terkena BMAD sebagaimana disebutkan pada No. 1 merupakan produk utama yang diimpor oleh perusahaan Anda?

Ya Tidak; Produk impor lainnya berupa ……………………………………………

3. Digunakan untuk apa produk impor yang menjadi subjek pengenaan BMAD tersebut? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian;dan dapat memilih lebih dari satu jawaban)

Langsung dijual kembali ke pasar dalam negeri Pangsa : …… %

Langsung dijual kembali ke pasar luar negeri Pangsa …… %

Diolah lebih lanjut menjadi produk lain Pangsa …… %

(sebutkan): ……………………………….

Catatan: Apabila produk impor seluruhnya langsung dijual kembali ke pasar dalam negeri, maka “Pangsa” pada baris pertama diisi 100% dan lainnya dikosongkan.

4. Menurut pendapat Anda, bagaimana kinerja perusahaan setelah adanya pengenaan BMAD terhadap produk sebagimana disebut pada No.1 di atas? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Indikator Kinerja Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Nilai Penjualan

b. Volume Penjualan

c. Harga Jual Produk

d. Keuntungan

Keterangan: Skala penilaian: (1) Turun signifikan; (2) Sedikit turun; (3) Stagnan; (4) Sedikit meningkat; dan (5) Meningkat signifikan

5. Bagaimana penilaian Anda terhadap instrumen tindakan anti-dumping di Indonesia? Setujukan Anda dengan pernyataan berikut? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Pernyataan Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Instrumen kebijkan anti-dumping bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan

b. Instrumen kebijkan anti-dumping efektif dan berhasil dalam memproteksi industri domestik

Page 152: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Importir

c. Instrumen kebijkan anti-dumping mampu memulihkan kerugian material yang dialami oleh industri domestik

d. Instrumen kebijkan anti-dumping semata-mata merupakan kebijakan proteksi perdagangan dan mendistorsi persaingan pasar

e. Instrumen kebijkan anti-dumping menghambat perkembangan industri hilir

Keterangan: Skala penilaian: Sangat tidak setuju; (2) Tidak setuju; (3) Netral; (4) Setuju; dan (5) Sangat setuju

6. Apabila instrumen tindakan anti-dumping yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia

dianggap belum efektif, apakah penyebabnya? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian;dan dapat memilih lebih dari satu jawaban)

Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) rendah

Importasi masih dapat dilakukan dari negara lain yang tidak terkena BMAD

Importasi masih dapat dilakukan dengan memodifikasi produk (perubahan kode HS/ klasifikasi tariff)

Importasi masih dapat dilakukan dengan memanfaatkan perusahaan (supplier) yang dikenakan BMAD terendah

Permintaan/konsumsi domestik tinggi

Spesifikasi produk yang dikenakan BMAD tidak sesuai

Banyak produk yang memiliki spesifikasi dekat dengan produk yang dikenakan BMAD

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

7. Untuk mengurangi dampak negatif pengenaan BMAD, importir terkadang menempuh beragam strategi. Setujukan Anda dengan pernyataan berikut? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Pernyataan Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Importir merubah strategi dengan melakukan importasi komponen (spare parts)

b. Importir meminta supplier untuk sedikit modifikasi produk sehingga tidak terkena BMAD (klasifikasi tarif berubah)

c. Importir melakukan impor produk dari negara yang tidak dikenakan BMAD

d. Importir menggunakan Rule of Origin dari negara ketiga (transhipment)

e. Importir melakukan impor dalam jumlah yang besar sebelum BMAD efektif diberlakukan

Page 153: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Importir

Keterangan: Skala penilaian: (1) Sangat tidak setuju; (2) Tidak setuju; (3) Netral; (4) Setuju; dan (5) Sangat setuju

8. Adakah perusahaan eksportir dari negara asal impor yang turut/bersedia membantu/mempermudah dalam rangka menghindari pengenaan BMAD di Indonesia?

Ada Tidak ada Tidak tahu

9. Apabila No. 8 menjawab “Ada”, dari negara mana perusahaan tersebut pada umumnya berasal? (bisa pilih lebih dari satu jawaban)

Republik Rakyat Tiongkok

Taiwan

Hongkong

Singapura

Malaysia

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

*** TERIMA KASIH ***

Page 154: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Ringkas

LAMPIRAN 3. Kuesioner Ringkas

KAJIAN POTENSI KERUGIAN INDONESIA DALAM PRAKTEK CIRCUMVENTION OLEH NEGARA MITRA DAGANG

Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan

Tipe Responden*: Instansi Pemerintah; Akademisi/Praktisi; Pelaku Usaha

1. Bagaimana penilaian atau pendapat Bapak/Ibu terhadap instrumen tindakan anti-dumping di Indonesia? Setujukah Anda dengan pernyataan berikut? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Pernyataan Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Instrumen kebijkan anti-dumping bermaanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan

b. Instrumen kebijkan anti-dumping efektif dan berhasil dalam memproteksi industri domestik

c. Instrumen kebijkan anti-dumping mampu memulihkan kerugian material yang dialami oleh industri domestik

d. Instrumen kebijkan anti-dumping semata-mata merupakan kebijakan proteksi perdagangan dan mendistorsi persaingan pasar

e. Instrumen kebijkan anti-dumping menghambat perkembangan industri hilir

Keterangan: (1) Sangat tidak setuju; (2) Tidak setuju; (3) Netral; (4) Setuju; dan (5) Sangat setuju

2. Untuk mengurangi dampak negatif pengenaan BMAD, importir terkadang menempuh

beragam strategi. Setujukah Bapak/Ibu dengan pernyataan berikut? (Berilah tanda “V” untuk kolom yang bersesuaian)

Pernyataan Skala Penilaian

1 2 3 4 5

a. Importir merubah strategi dengan melakukan importasi komponen (spare parts)

b. Importir meminta supplier untuk sedikit modifikasi produk sehingga tidak terkena BMAD (klasifikasi tarif berubah)

c. Importir melakukan impor produk dari negara yang tidak dikenakan BMAD

d. Importir menggunakan Rule of Origin dari negara ketiga (transhipment)

e. Importir melakukan impor dalam jumlah yang besar sebelum BMAD efektif diberlakukan

Keterangan: (1) Sangat tidak setuju; (2) Tidak setuju; (3) Netral; (4) Setuju; dan (5) Sangat setuju

Page 155: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

Kuesioner Ringkas

3. Apabila instrumen tindakan anti-dumping yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dianggap belum efektif, apakah kemungkinan penyebabnya? (bisa pilih lebih dari satu jawaban)

Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) rendah

Importasi masih dapat dilakukan dari negara lain yang tidak terkena BMAD

Importasi masih dapat dilakukan dengan memodifikasi produk (perubahan kode HS/ klasifikasi tariff)

Importasi masih dapat dilakukan dengan memanfaatkan perusahaan (supplier) yang dikenakan BMAD terendah

Permintaan/konsumsi domestik tinggi

Spesifikasi produk yang dikenakan BMAD tidak sesuai

Banyak produk yang memiliki spesifikasi dekat dengan produk yang dikenakan BMAD

Lainnya, (sebutkan) ..................................................

*** TERIMA KASIH ***

Page 156: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

LAMPIRAN 5. Ringkasan Pengaturan Anti-Circumvention di Negara Lain

Komponen AS EU Australia India Turki

Landasan Hukum 19 U.S. Code § 1677j - Prevention of Circumvention of Antidumping and Countervailing Duty Orders

19 CFR 351.225 - Scope rulings

Council Regulation (EC) No. 1225/2009 - Protection Against Dumped Imports from Countries Not Members of the European Community: Article 13

Customs Act 1901, Amandemen Juni 2013: Part XVB, Division 5A

The Custom Tariff (Identification Assessment and Collection of Anti-Dumping Duty on Dumped Articles and for Determination of Injury) Amendment Rules 2012: Rules 25, 26, 27, 28

Law on Prevention of Unfair Competition in Importation (No. 3577)

Decree on the Prevention of Unfair Competition in Imports, amandemen Desember 2005

Regulation on the Prevention of Unfair Competition in Imports , amandemen Januari 2006

Definisi Circumvention

Tidak didefinisikan secara khusus, persyaratan & determinan circumvention dijelaskan di masing-masing bentuk circumvention

Perubahan pola perdagangan antara negara ketiga dengan EU atau antar individu perusahaan di negara yang menjadi subjek tindakan dan EU

Tidak terdapat alasan yang kuat atas perubahan pola perdagangan, selain pengenaan tindakan anti-dumping

Terdapat bukti kerugian atau bahwa efek pemulihan dari dalam tindakan anti-dumping sedang dirusak dalam hal harga dan / atau kuantitas produk sejenis

Terdapat bukti dumping

Aktivitas yang berkaitan dengan (menghindari atau mengurangi) bea masuk dumping atau countervailing

Tidak didefinisikan secara khusus di dalam aturan

Kasus di mana ditemukan bukti:

perubahan pola perdagangan antara negara ketiga dan Turki atau individu perusahaan dalam subjek negara

berasal dari praktek, proses atau pekerjaan tanpa cukup alasan atau pembenaran ekonomi selain menghindari anti-dumping atau countervailing

efek pemulihan dari tindakan anti-dumping atau countervailing sedang

Page 157: RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Kajian_Potensi_Kerugian... · Puska Daglu, BPPP, Kementerian Perdagangan i KATA PENGANTAR

dalam kaitannya dengan nilai normal yang ditetapkan sebelumnya untuk produk sejenis

dilemahkan atau ditiadakan

Bentuk Circumvention

Barang diproduksi secara lengkap atau dirakit di AS

Barang diproduksi secara lengkap atau dirakit di negara ketiga sebelum diimpor ke AS

Barang yang telah dirubah secara minor (sedikit modifikasi)

Barang yang dikembangkan kemudian (later-developed merchandise)

Modifikasi sedikit produk tanpa merubah karakteristik utama produk sehingga berada pada kode kepabeanan yang tidak terkena tindakan

Pengiriman produk melalui negara ketiga

Reorganisasi oleh eksportir atau produsen terkait pola dan saluran penjualan dengan memanfaatkan produsen yang dikenakan kewajiban bea masuk individual yang lebih rendah rendah

Perakitan bagian/komponen di EU atau negara ketiga

Perakitan bagian-bagian di Australia

Perakitan bagian-bagian di negara ketiga

Ekspor melalui satu atau lebih negara ketiga

Pengaturan antar eksportir

Penghindaran dampak yang diharapkan atas pengenaan tindakan (intended effect of duty)

Eksportir sedikit memodifikasi produk

Keadaan tambahan yang ditentukan oleh peraturan

Ekspor barang dari negara asal dalam bentuk yang belum selesai atau tidak lengkap dan dirakit atau diselesaikan di India atau di negara lain

Ekspor dari negara asal yang melibatkan perubahan deskripsi produk

Ekspor barang melalui eksportir atau produsen atau negara yang tidak dikenakan tindakan anti-dumping

Tidak dijelaskan bentuk circumvention secara terperinci

Insiasi Penyelidikan

Secretary of Commerce

Pihak-pihak yang berkepentingan

Insisasi Komisi Permintaan negara

anggota Pihak-pihak yang

berkepentingan

Industri Australia Permintaan

Menteri

Industri domestik Inisiasi otoritas

Inisiasi ex officio berdasarkan proposal dari Directorate General

Produsen domestik

Periode Penyelidikan

300 hari 9 bulan 100-155 hari 12-18 bulan 12-18 bulan