RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) -...

26
PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI MENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita Dyah Arianti Peneliti pada BPTP Jawa Tengah LATAR BELAKANG Lahan pertanian bagi petani merupakan asset produktif yang sangat berharga. Dengan luas lahan yang ada, jumlah produksi pertanian sangat tergantung pada kesuburan lahan. Menurunnya kesuburan lahan karena lahan pertanian mengalami degradasi yang akan menyebabkan penghasilan petani berkurang dan secara relatif menjadi lebih miskin. Peran lahan kering mendukung ketahanan pangan semakin meningkat, sejalan makin berkurangnya lahan pertanian produktif dan produksi padi khususnya di lahan sawah irigasi yang cenderung mengalami pelandaian . Lahan kering dicirikan dengan lahan yang memiliki tingkat kesuburan dan produktivitas relativ rendah, peka terhadap bahaya erosi dan degradasi lahan terutama didaerah dataran tinggi . Seiring dengan itu pada umumnya petani didaerah lahan kering memiliki kondisi social ekonomi yang sedikit tertinggal dibanding daerah irigasi, yang salah satunya dicirikan dengan rendahnya daya beli saprodi. Hal ini berakibat produktifitas usahatani dan pendapatan petani lahan kering rendah. Secara konseptual pengembangan ekonomi masyarakat dapat ditempuh melalui pengembangan sumber – sumber pengembangan ekonomi yang telah berjalan dan penciptaan sumber – sumber pertumbuhan ekonomi baru. Program pemerintah dalam upaya 1

Transcript of RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) -...

Page 1: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI MENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN

DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *)

Forita Dyah AriantiPeneliti pada BPTP Jawa Tengah

LATAR BELAKANG

Lahan pertanian bagi petani merupakan asset produktif yang sangat berharga.

Dengan luas lahan yang ada, jumlah produksi pertanian sangat tergantung pada kesuburan

lahan. Menurunnya kesuburan lahan karena lahan pertanian mengalami degradasi yang

akan menyebabkan penghasilan petani berkurang dan secara relatif menjadi lebih miskin.

Peran lahan kering mendukung ketahanan pangan semakin meningkat, sejalan makin

berkurangnya lahan pertanian produktif dan produksi padi khususnya di lahan sawah

irigasi yang cenderung mengalami pelandaian . Lahan kering dicirikan dengan lahan yang

memiliki tingkat kesuburan dan produktivitas relativ rendah, peka terhadap bahaya erosi

dan degradasi lahan terutama didaerah dataran tinggi . Seiring dengan itu pada umumnya

petani didaerah lahan kering memiliki kondisi social ekonomi yang sedikit tertinggal

dibanding daerah irigasi, yang salah satunya dicirikan dengan rendahnya daya beli

saprodi. Hal ini berakibat produktifitas usahatani dan pendapatan petani lahan kering

rendah.

Secara konseptual pengembangan ekonomi masyarakat dapat ditempuh melalui

pengembangan sumber – sumber pengembangan ekonomi yang telah berjalan dan

penciptaan sumber – sumber pertumbuhan ekonomi baru. Program pemerintah dalam

upaya peningkatan pendapatan petani dan pelestarian lingkungan mendukung pertanian

berkelanjutan dapat dilakukan melalui Industrialisasi Pedesaan dengan Pengembangan

Agribisnis di Pedesaan. Sejalan dengan program peningkatan pendapatan melalui inovasi

(P 4 MI) Badan Litbang Pertanian Industrialisasi Pedesaan bertujuan untuk mendapatkan

rintisan model Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) dan meningkatkan pendapatan petani

dengan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Wilayah kabupaten Temanggung merupakan daerah yang didominansi dengan

pegunungan yang berada di lereng gunung Sindoro bagian timur dengan ketinggian ±

3.151 m dpl dan bagian barat lereng gunung Sumbing ketinggian ± 3.260 m dpl.

*) Makalah disampaikan pada Workshop ” Pengembangan Agribisnis Pedesaan P4MI 2008”, di Hotel Ria Diani, Cibogo- Bogor, Tgl 29 – 31 Januari 2008.

1

Page 2: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

Wilayah ini mempunyai topografi yang bergelombang dan berbukit sehingga banyak dijumpai sungai-sungai kecil. Oleh karena itu pembuatan dam di sungai-sungai kecil bagian hulu tampaknya tepat. Air yang tertampung dalam dam dimanfaatkan untuk kepentingan usaha pertanian (tanaman, ikan dan ternak). Maksud lain dari pengelolaan air di daerah perbukitan adalah, (1) merembeskan air ke dalam tanah melalui perkolasi, (2) meningkatkan kelembaban tanah dan (3) memberikan pasokan air ke tanaman sesuai kebutuhan setiap phase..

Luas lahan di Kabupaten Blora kurang lebih 1820,59 km2 (1.820,59 ha) yang 49%

merupakan lahan hutan. Sebagian besar di Kabupaten Blora merupakan lahan kering

sehingga air merupakan masalah yang harus menjadi perhatian serius. Ketersediaan air

relatif berfariasi menurut ruang dan waktu, sedang kebutuhan air terus meningkat

mengikuti jumlah penduduk. Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah air di lahan

kering adalah menyimpan air di musim hujan dan dimanfaatkan di musim kemarau

dengan pendekatan pengelolaan air (Irianto dan Karama, 1996). Pada daerah yang

mempunyai curah hujan sedang seperti di Kabupaten Blora tindakan pengelolaan air perlu

mendapatkan prioritas. Krisis air di daerah ini sangat terasa terutama musim kemarau

yang ditandai sejumlah sungai mengering(Suprapto dkk, 2006).

Tanaman pangan merupakan tanaman utama yang di usahakan di Kabupaten Blora

da Temanggung dalam mencukupi kebutuhan pangan sehari – hari petani. Selain itu

usaha pemeliharaan ternak baik sapi maupun kambing/domba merupakan usaha pokok

disamping usaha pertanian pangan, namun dalam pengusahaannya masih belum intensif.

Hampir setiap keluarga disini memelihara ternak baik untuk tabungan petani. Tujuan

utama usaha tani ternak adalah untuk menambah pendapatan serta pemanfaatan

kotorannya untuk pupuk. Dalam berusaha tani di lahan kering biasanya petani masih

melakukan secara individu belum berkelompok. Kelompok tani sebagai organisasi tempat

berkumpulnya petani kurang berjalan sebagaimana mestinya, selain itu dalam

berkelompok petani lebih banyak bersifat social. Kartasasmita (1996) menyarankan

dalam implementasinya konsep pemberdayaan petani menggunakan kelompok dan lebih

lanjut disarankan kelembagaan kelompok mengarah pada profit, bukan administrasi atau

social.

Di Jawa Tengah sampai saat ini dan mendatang, sektor pertanian masih memiliki

peranan penting dan strategis dalam kaitannya dengan penyediaan bahan pangan

(ketahanan pangan) dan upaya peningkatan pendapatan masyarakat petani. Untuk

meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian guna mencukupi kebutuhan pangan

regional maupun memasok kebutuhan nasional, peran teknologi hasil penelitian dan

pengkajian, sebagaimana telah dibuktikan pada era pencapaian swasembada beras, masih

2

Page 3: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

sangat diperlukan. Karena itu peran inovasi teknologi pertanian dimasa kini dan

mendatang masih terus diperlukan guna membantu mengatasi permasalahan dan

tantangan yang semakin komplek.

PENTINGNYA INOVASI PERTANIAN

Pembangunan pertanian masa kini dan masa mendatang akan dihadapkan pada

berbagai permasalahan yang semakin kompleks. Isu ketahanan pangan, proses produksi

yang efisien dalam rangka menghadapi pasar global, peningkatan kesejahteraan petani,

penyediaan lapangan kerja, kemerosotan kualitas sumberdaya lahan, produk pertanian

yang ramah lingkungan (organic farming), perlu dipertimbangkan dalam membangun

pertanian kedepan. Untuk itu penelitian dan pengkajian teknologi pertanian harus

diarahkan untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut

Dalam rangka memperkecil ketidak cocokan antara teknologi yang dihasilkan

dengan kebutuhan pengguna, identifikasi kebutuhan teknologi bagi petani perlu dilakukan

sebelum proses perakitan teknologi dilakukan, serta memperhatikan faktor-faktor teknis,

ekonomi, sosial dan budaya dari pengguna teknologi. Untuk menjadikan pertanian

sebagai sektor andalan dan penggerak utama pembangunan ekonomi nasional, diperlukan

kesiapan teknologi guna memacu peningkatan produktivitas, kualitas produk, efisiensi

serta teknologi pengolahan produk primer menjadi produk olahan sekunder. Sesuai

dengan pergeseran paradigma dan tuntutan masyarakat, pengembangan dan usaha

agribisnis harus menjadi sasaran dalam setiap kegiatan pembangunan pertanian. Oleh

karena itu penelitian dan kajian perlu diarahkan untuk menciptakan dan membangun

suatu inovasi agribisnis yang sesuai dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek-

aspek teknis, ekonomis, sosial budaya, dan lingkungan.

Dewasa ini telah banyak inovasi pertanian hasil penelitian dan pengkajian Badan

Litbang Pertanian yang dapat dikembangkan guna mendukung pengambangan agribisnis.

Ciri teknologi yang berorientasi agribisnis adalah mampu: (1) meningkatkan efisiensi dan

cost effectiveness produksi melalui teknologi inovatif, (2) menekan biaya produksi dan

meningkatkan kualitas produk, (3) menghasilkan produk primer berkualitas tinggi dengan

standar harga pasar yang baik, (4) mengurangi kehilangan hasil pada saat pra panen dan

pasca panen, (5) mengolah by-product menjadi produk bernilai tambah, (6)

mempertahankan produktivitas dan kualitas produksi, serta suplai produk ke pasar secara

3

Page 4: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

berkesinambungan, dan (7) mampu memperbaiki kualitas kemasan untuk transportasi

(Budianto, 2002).

Disatu sisi Isu adanya kesenjangan hasil penelitian dengan hasil petani dalam

penerapan teknologi hingga saat ini masih sering terdengar. Penyebabnya antara lain

adalah petani umumnya belum menerapkan teknologi hasil penelitian. Hal itu sebagai

akibat dari penggunaan teknologi tidak sesuai kebutuhan, teknologi terlalu sukar

diterapkan, tidak menghasilkan nilai tambah yang ekonomis yang nyata serta

keterbatasan petani dalam mendapatkan hasil penelitian dan atau hasil penelitian tidak

sampai kepada petani . Masalah ini menjadi tantangan kita bersama, khususnya bagi Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah yang mempunyai tugas

melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

Sebab jika benar bahwa senjang hasil penelitian dengan hasil petani tersebut adalah akibat

tidak sampainya teknologi kepada petani, maka salah satu penyebabnya adalah lemahnya

aspek diseminasi atau penyampaian teknologi hasil penelitian dan pengkajian kepada

petani. Hal itu dapat dipahami karena adanya beberapa kenyataan yaitu antara lain (a)

lemahnya akses petani kepada lembaga penelitian (sumber teknologi), (b) beragamnya

kondisi agroekologi wilayah Jawa Tengah, (c) berubahnya system penyuluhan pertanian

sebagai konsekuensi penerapan Otonomi daerah.

Berawal dari masalah itu, penyelenggaraan diseminasi inovasi pertanian perlu terus

dikembangkan sejalan dengan tuntutan masyarakat pertanian pada era Otonomi Daerah.

Peluang tersebut terbuka dengan diluncurkan Program Pengembangan Desa Model

Agribisnis dalam rangka untuk mengatasi masalah keterlambatan penggunaan teknologi

dalam menumbuhkan sitim usaha pertanian yang berwawasan usaha ( agribisnis) agar

dapat memberikan kesejahteraan kepada petani. Di samping itu pengolahan hasil

pertanian belum dilakukan dengan baik sehingga produk yang dihasilkan di jual apa

adanya (bahan mentah) sehingga belum memberikan nilai tambah pada petani. Oleh

sebab itu pengolahan hasil pertanian perlu dikembangkan untuk memberikan nilai tambah

terhadap petani.

Program pengembangan agribisnis pedesaan dapat dilaksanakan melalui empat

strategi, yaitu (1) menerapkan teknologi inovatif tepat guna melalui penelitian dan

pengembangan partisipatif (Participatory Research and Development) , (2).membangun

model percontohan sistem dan usaha agribisnis progresif berbasis teknologi inovatif

dengan mengintegrasikan sitem inovasi dan sistem agribisnis, (3) mendorong proses

4

Page 5: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

difusi dan replikasi model percontohan teknologi melalui expose dan demontrasi lapang,

diseminasi informasi,advokasi dan fasilitasi. (4) basis pengembangan dilaksanakan

berdasarkan wilayah agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi setempat.

Dalam rangka mendukung Pengembangan Agribisnis di Pedesaan maka

kegiatan yang perlu dilakukan adalah:

a. Melakukan studi karakterisasi dengan metode PRA dan survei pendasaran (baseline

survey) pada lokasi kegiatan untuk menyusun rancang bangun model pengembangan

Laboratorium Agribisnis

b. Membuat unit percontohan usaha agribisnis terpadu sesuai rancang bangun (unit

percontohan agribisnis berbasis kambing/sapi dan tanaman pangan/sayuran)

c. Melakukan diversifikasi usaha komoditas penunjang pada Laboratorium Agribisnis

d. Revitalisasi kelembagaan kelompok tani dan pembinaan/pelatihan petani sebagai

pelaku agribisnis

e. Inisiasi pembentukan klinik agribisnis

DASAR PERTIMBANGAN

Petani miskin di pedesaan mempunyai strategi yang berbeda – beda untuk

meningkatkan pendapatannya, tergantung dari keadaan sistim pertanian yang berkembang

di wilayahnya (Ashley and Camey 1999) untuk itu menurut Berdeque dan Escobar (2002)

program yang disusun untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan harus didasarkan

potensi sumber daya di masing – masing lokasi dan dilihat hubungan langsung ataupun

tidak langsung yang mempengaruhi produktifitas pertanian.

Sasaran akhir dari program utama pembangunan pertanian adalah meningkatkan

kesejahteraan petsani dengan tetap mempertimbangkan ekosistem, sehingga tercapai

suatu system usaha tani produktif yang berkelanjutan. Sistim usaha tani yang

berkelanjutan merupakan salah satu model pendekatan pembangunan pertanian dengan

menggunakan input luar yang rendah. Sejalan dengan konsep diversifikasi horizontal

dalam upaya peningkatan pendapatan rumah tangga tani, yaitu mengembangkan

komoditas unggulan sebagai “core of business” serta mengembangkan usaha tani

komoditas lainnya sebagai penyangga untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya

alam, modal, dan tenaga kerja keluarga serta memperkecil terjadinya resiko kegagalan

usaha (Sarjana dkk, 2001). Diversifikasi usaha tersebut sebaiknya memperhatikan

lingkungan sehingga tidak terjadi degradasi lahan (Orgendo, 1998).

5

Page 6: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

Industrialisasi Pedesaan dilaksanakan dengan strategi antara lain menerapkan

tehnologi inovatif tepat guna melalui penelitian dan pengembangan parstisipatif.

Membangun model percontohan system dan usaha Agribisnis progresif berbasis tehnologi

inovatif dengan mengintegrasikan sistim inovasi dan sistim Agribisnis. Mendorong proses

divusi dan replikasi model percontohan tehnologi inovatif melalui ekspose, demonstrasi

lapang, desiminasi informasi, advokasi serta fasilitasi. Basis pengembangan dilaksanakan

berdasarkan wilayah agroekosistem dan kondisi social ekonomi setempat (Badan Litbang

Pertanian, (2004)

Sejalan dengan perubahan kebijakan dan arah pembangunan pertanian ke depan,

operasional pembangunan pertanian ke depan diarahkan pada upaya penajaman fokus

kegiatan dan wilayah pengembangan, serta keterpaduan/intregrasi kegiatan dan

pembiayaan. Operasional pembangunan pertanian ditempuh melalui pendekatan

keterpaduan dengan melibatkan peran serta seluruh stakeholder

Guna memperbaiki kinerja penyampaian dan pemasyarakatan inovasi pertanian

kepada pengguna, maka dipandang perlu untuk merancang suatu program yang bertujuan

mempercepat alih inovasi teknologi pertanian yang memiliki kesesuaian teknis,

ekonomis, sosial dan budaya kepada pengguna. Program Pengembangan agribisnis di

pedesaan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh semua pemangku kepentingan (stake

holder) pembangunan pertanian dalam bentuk laboratorium agribisnis merupakan salah

satu solusinya.

Agroekosistem lahan kering merupakan salah satu agroekosistem potensial bagi

pengembangan pertanian tetapi belum banyak disentuh sebagaimana halnya dengan

agroekosistem lahan sawah. Potensi lahan kering dataran tinggi di Jawa Tengah cukup

besar untuk pengembangan agribisnis, khususnya komoditas ternak, tanaman industri,

maupun tanaman hortikultura sayuran dan buah-buahan.

Pada Rencana Stretegis (RENSTRA) Dinas Pertanian baik di Kabupaten Blora

maupun Temangung Tahun 2005 – 2009 ditetapkan tujuan pembangunan di bidang

pertanian adalah (1) meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan,

perkebunan,kehutanan, peternakan dan perikanan , (2) meningkatnya diversifikasi

usahatani (3) terwujudnya pengembangan teknologi pertanian, (3) meningkatnya peran

kelembagaan dan pemberdayaan petani (4) meningkatnya kualitas sarana dan prasarana

pertanian dan (5) meningkatnya kualitas SDM Pertanian

6

Page 7: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

Beberapa potensi dan permasalahan yang dihadapi di Desa –desa yang

mendapatkan Propgram P4MI antara lain (1) Sumberdaya pertanian belum dapat

dimanfaatakn secara optimal (2) Usahatani tanaman semusim seperti (a). Usahatani

tanaman pangan padi dan jagung , dalam usaha tani padi masih menggunakan varietas

IR 64 dan Ciherang , jagung potensi dan masalah yang ada antara lain varietas yang

ditanam merupakan varietas lokal dan ditanam turun temurun , pemupukan belum

berimbang ,tanaman rebah karena angin kencang, serangan hama lalat bibit belum diatasi,

pada MH mudah terserang penyakit busuk tongkol dan hawar daun , pengeringan hasil

panen pada musim hujan sulit dilakukan . pemipilan masih tradisional (manual) sehingga

membutuhkan waktu lama dan pengolahan hasil baru diolah untuk konsumsi keluarga (b)

Usahatani tanaman hortikultura seperti cabai , tomat dan bawang merah , potensi dan

masalah antara lain (1).Varietas ditanam masih varietas lokal, kualitas benih rendah

(tidak diseleksi) dan ditanam turun temurun (2) Serangan hama/penyakit keriting dan layu

(dominan), penyakit potensial ’bulai/kuning’ (3). Harga tidak stabil (fluktuasi harga

tinggi).

Sedangkan untuk Pemanfaatan pekarangan dan pengembangan sumber

pendapatan tambahan di Desa , petani melihat adanya potensi pekarangan yang belum

dimanfaatkan secara optimal melalui usaha tanaman hias ataupun tanaman buah-buahan.

Komoditas ternak kambing dan sapi merupakan komoditas utama yang

dikembangkan. Komoditas ternak dipilih karena memenuhi pertimbangan teknis,

ekonomis, sosial ekonomi serta kelestarian lingkungan. Adapun potensi dan masalah yang

ada antara lain Hijauan pakan ternak berlimpah namun pada musim kemarau belum

mencukup dengan bertambahnya atau meningkatnya populasi ternak .Selain itu dengan

meningkatnya populasi ternak terkendala oleh ketersediaan modal, nilai tambah

pemanfaatan limbah belum optimal (misalnya untuk bahan bakar gas), pupuk organik siap

dalam waktu yang lama dan berpotensi pembawa gulma, hama, dan penyakit. Disatu sisi

masalah yang ada pada komoditas ternak kambing antara lain inbreeding (kawin sedarah),

tidak ada seleksi induk, hanya sebagai usaha sampingan.

Beberapa masalah yang dihadapai pada usaha off farm ( pengolahan) yaitu, (a)

kualitas produk masih kurang baik, (c) pengolahan kurang efisien, dan (d) pasar dikuasai

pengepul. Upaya diversifikasi produk dan usaha pertanian baik secara vertikal dan

horisontal perlu dilakukan guna mengurangi resiko kegagalan usahatani yang dihadapi

petani. Beberapa produk pertanian antara jagung, pisang dan singkong serta yang lain-

7

Page 8: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

lain memerlukan penanganan pasca panen untuk meningkatkan nilai jual dan nilai

tambah. Teknologi pasca panen termasuk processing (pengolahan hasil) memiliki

peranan penting dalam penanganan hasil produksi pertanian. Kegiatan pasca panen

menjadi perlu terlebih jika melihat sifat dari sebagian besar produk pertanian yang mudah

rusak (perishable) dan bersifat musiman (seasonal) dan volumeneous.

Ditinjau dari aspek kelembagaan, pengembangan usahatani di beberapa desa

umumnya masih memiliki kelemahan, antara lain: (a) kelompok tani sebagai kelas

belajar, unit produksi, dan wahana kerjasama belum berfungsi secara optimal, (b) belum

adanya wadah penyedia modal, input produksi, dan pemasaran hasil pertanian, (c)

koperasi unit desa belum berfungsi dalam mendukung usahatani. Dalam rangka

membantu petani menyelesaikan permasalahan yang ada, diperlukan upaya

pemberdayaan baik dalam hal kemampuan teknis produksi, manajemen usaha, maupun

kemampuan dalam menghadapi pasar. Selain itu juga diperlukan upaya untuk

menumbuhkan dan mengoptimalkan kelembagaan pendukung dalam pengembangan

usaha pertanian.

KELUARAN

a. Data dan informasi tentang : potensi (wilayah dan sumberdaya manusia), masalah dan

peluang pengembangan agribisnis, sosial ekonomi dan kelembagaan pedesaan sebagai

bahan penyusunan rancang bangun

b. Rancang bangun laboratorium agribisnis, jenis-jenis inovasi yang akan dikembangkan

dan pembuatan jadwal kegiatan inovasi selama 3 tahun ke depan.

c. Unit percontohan usaha agribisnis berbasis inovasi teknologi :

(1).Usaha tani kambing (perbibitan/penggemukan dan pengelolaan limbah kambing)

(2) Usahatani berbasis tanaman pangan

d. Terbentuknya diversifikasi usaha komoditas penunjang pada Laboratorium

Agribisnis

e. Terbentuknya inisiasi kerjasama kelembagaan agribisnis

f. Kelembagaan dan pembinaan petani sebagai pelaku agribisnis :

(1) Peningkatan kinerja kelembagaan kelompok tani

(2) Klinik agribisnis

(3) Petani (pelaku agribisnis) meningkat pengetahuan dan ketrampilannya

8

Page 9: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

MANFAAT DAN PERKIRAAN DAMPAK

Manfaat dan perkiraan dampak yang akan ditimbulkan dari implementasi inovasi

yang akan dikembangkan antara lain:

a. Percepatan penyebaran dan adopsi inovasi teknologi dan kelembagaan usaha kambing

dan tanaman pangan

b. Peningkatan kinerja (tingkat produktivitas) usahatani kambing dan usahatani berbasis

tanaman pangan

c. Peningkatan pendapatan petani

METODOLOGI

A. Pendekatan

Kegiatan dilakukan melalui beberapa pendekatan secara terpadu, yaitu: (1)

agribisnis, (2) Agro-ekosistem, (3) wilayah, (4) kelembagaan, dan (5) pemberdayaan

masyarakat. Pengembangan Agribisnis mencakup, berbasis agroekosistem tertentu,

melalui pemanfaatan secara optimal sumberdaya pertanian suatu wilayah, kelembagaan

pertanian dan pemberdayaan masyarakat petani (comminity development), sehingga

inovasi yang diperkenalkanm mampu meningkatkan partisipasi dan memberikan nilai

tambah bagi petani, pelaku agribisnis.

B. Lokasi Kegiatan

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora dan

Temanggung khususnya Dinas Pertanian dan PIU ke 2 kabupaten tersebut, sebagai

lokasi kegiatan adalah di tunjuk Desa Model Pengembangan Agribisnis . Dengan

pertimbangan desa model agribisnis diharapkan masyarakatnya dapat memiliki

pandangan bahwa kegiatan usahatani bukan hanya memproduksi hasil pertanian saja

akan tetapi ke depannya usahataninya lebih dititik beratkan pada usahatani yang

mengarah pada usaha agribisnis dan mampu mengangkat derajat kaum petani.

C . Perancangan Model Inovasi

Untuk merancang suatu model inovasi usaha agribisnis disuatu wilayah, perlu

mempertimbangkan berbagai aspek pendukung. Untuk itu sebelum membuat rancangan

model perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan, yang antara lain adalah : (1)

Pengorganisasian, untuk memberikan gambaran yang jelas tentang tugas dan kewenangan

9

Page 10: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

masing-masing institusi; (2) Perencanaan yang dimulai dengan Study pemahaman desa

secara partisipatif (PRA) yang meliputi identifikasi kondisi agroekosistem, sosial budaya,

identifikasi sistem usaha agribisnis, identifikasi potensi dan peluang pengembangan

komoditas unggulan potensial, identifikasi usahatani, usaha agribisnis dan teknologi

existing, identifikasi kelembagaan agribisnis existing, identifikasi bentuk-bentuk unit

usaha on farm, off farm dan non farm yang ada serta identifikasi bentuk hubungan antar

lembaga dan unit usaha. (3) Perancangan Model, yang meliputi, rancangan Laboratorium

Agribisnis dan rancangan pembiayaan; (4) Implementasi model, meliputi introduksi

model, pemantapan model dan transfer model, dan (5) Monitoring dan Evaluasi.

D. Ruang Lingkup Kegiatan Tahun 2008

Secara umum, pada tahun 2008 kgiatan yang akan dilaksanakan, merupakan

Pembentukan Desa Model Agribisnis yang diharapkan dapat menjadi contoh desa yang

menerapkan suatu usaha agribisnis dengan memanfaatkan potensi sumberdaya di

wilayahnya sebagai kesatuan yang utuh. Kegiatan tersebut meliputi :

1. Pengembangan Kapasitas Sumberdaya

Pengembangan kapasitas sumberdaya dilakukan melalui kegiatan pelatihan, studi

banding, dan magang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

pengetahuan dan kemandirian petani dengan mengenali potensi dan peluang yang

dimiliki, membuat keputusan atas jenis usaha, dan mengelola usahanya serta

memfasilitasi sesuai dengan orientasi kebutuhan petani. Kegiatan yang akan dilakukan

meliputi:

Studi banding pengolahan limbah kandang

Pelatihan pengolahan pasca panen jagung dan ketela pohon untuk berbagai

produk olahan

Pelatihan perbaikan pasca panen

Pelatihan pembuatan pakan seimbang dari bahan lokal

Manajemen lembaga keuangan mikro

2. Inisiasi Pengembangan Kelembagaan

Inisiasi pengembangan kelembagaan di lokasi kegiatan meliputi kelembagaan

keuangan desa dan input produksi untuk mendukung usaha rumah tangga petani.

Kelompok tani merupakan lembaga tingkat desa yang berhubungan secara langsung

10

Page 11: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

dengan pembangunan pertanian. Kelompok - kelompok tani tersebut direncanakan

menjadi pelaksana dalam mengembangkan Laboratorium Agribisnis. Sebagai kelas

belajar, kelompok tani sudah mulai berfungsi walaupun belum optimal. Namun sebagai

unit produksi dan unit kerjasama dalam usahatani, fungsi tersebut belum berjalan.

Guna memfungsikan kelompok tani sebagai unit kerjasama dan produksi dalam

usahatani, maka pada tahun 2008 ini akan dilakukan penyempurnaan suatu model

kelembagaan agribisnis. Kelembagaan agribisnis yang akan dibangun merupakan suatu

model kelembagaan inovasi dalam program Desa Model Agribisnis yang meliputi

kelembagaan modal, penyedia sarana produksi, lembaga penyuluhan (Klinik Agribisnis),

serta lembaga pengolahan dan pemasaran hasil.

Untuk membangun Laboratorium Agribisnis diperlukan gabungan kelompok-

kelompok tersebut dan kelompok lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan tahun 2008

untuk membangun Laboratorium Agribisnis adalah sebagai berikut:

1. Kelompok-kelompok pelaksana kegiatan Desa Model Agribisnis menjadi kelompok

yang berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi dan wahana kerjasama.

2. Mendorong kelompok tani untuk dapat bekerjasama satu sama lain dalam kegiatan

belajar, usaha produksi dan pemasaran dengan menumbuhkan gabungan kelompok

3. Antara kelompok satu dengan lainnya mempunyai hubungan dan kerjasama yang erat,

yang digambarkan dalam bagan kelembagaan Laboratorium Agribisnis Disamping

kelembagaan yang pelaku utamanya adalah kelompok tani, pada tahun 2008 juga

dilakuka penyempurnaa Klinik Agribisnis yang berfungsi sebagai lembaga yang

memberikan advokasi terhadap kegiatan agribisnis, menyediakan informasi inovasi,

menyediakan tempat percontohan, dan sebagai tempat konsultasi agribisnis.

3. Percontohan Inovasi Teknologi

Introduksi model usaha ternak sapi potong terpadu. Kegiatan ini meliputi perbaikan

manajemen produksi (introduksi bibit unggul, perkandangan komunal, manajemen

pemberian pakan) , menuju sistem produksi yang efisien (Pendekatan Zero Waste)

untuk komoditas utama yaitu ternak sapi potong. Termasuk penanganan limbah ternak

untuk pupuk organik bermutu dan kedepan untuk Bio Gas. Teknologi yang digunakan

terutama bersumber dari Puslitbangnak/Balitnak Penerapan biogas : Prinsip

pembuatan biogas adalah menampung limbah organic kotoran ternak, kemudian

diproses dan diambil gasnya untuk dimanfaatkan sebagai suber energi. Dalam proses

11

Page 12: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

ini dibutuhkan 3 tabung yaitu tabung penampung bahan baku , tabung pemroses dan

tabung penampung sisa hasil pemrosesan. Bahan pembuat tabung dapat bersal dari

bata merah , plastik atau drum bekas baik dari seng atau dari plastik ( Muryanto dkk,

2006 ).

4. Percontohan model usahatani terpadu (integrasi tanaman dan ternak).

Merupakan kegiatan lanjutan tahun 2007, menyempurnakan unit percontohan usaha

perbibitan kambing PE dengan kandang komunal dan perbaikan manajemen

pemeliharaan. Teknologi yang digunakan terutama bersumber dari

Puslitbangnak/Balitnak Penyempunaan teknologi meliputi pemberian pakan,

pengelolaan limbah kotoran dan dan integrasinya dengan komoditas penunjang

(tanaman palawija,hortikultura dan tanaman hias).

5. Percontohan budidaya sayuran dan tanaman hias

Kegiatan berupa percontohan perbaikan tehnik budidaya sayuran (cabai, wortel, kubis

dan bawang merah ) dan perbaikan varietas serta introduksi bibit unggul tanaman

hias.

6. Percontohan usaha tani padi dan jagung

Kegiatan berupa percontohan perbaikan usaha tani padi dan jagung pendekatan PTT

dan pengenalan beberapa varietas .

7. Penangan pasca panen

Kegiatan berupa percontohan difersifikasi produk olahan dengan memanfaatan

sumberdaya lokal seperti, jagung, jagung, pisang, waluh, nangka dan melakukan

penyempurnaan produk olahan

8. Operasionalisasi Klinik Agribisnis.

Klinik Agribisnis pada tahun 2008 akan dicoba dioperasionalkan fungsinya

berupa tempat pelatihan, advokasi permasalahan petani dalam usahatani maupun

usaha agribisnis, dengan didukung pengadaan peralatan dan bahan informasi berupa

pustaka mini. Melalui kerjasama dengan Pemerintah Desa, Kecamatan akan

dipromosikan keberadaan Klinik Konsultasi.

Pada Klinik Agribisnis juga akan dilengkapi bahan-bahan informasi inovasi

pertanian, berupa buku-buku pertanian, leafet, brosur dan CD inovasi teknologi.

12

Page 13: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

Sumber informasi berasal dari BPTP, Balai Nasional lingkup Badan Litbang

Pertanian dan Dinas Lingkup Pertanian kabupaten dan swasta.

Semua kegiatan tersebut dilaksanakan dalam kerangka membangun Laboratorium

Agribisnis di Desa Model Pengembangan Agriisnis di Kabupaten Temanggung dan

Blora. Laboratorium Agriisnis tersebut akan ditata secara komprehensif Guna

mendukung implementasi model tersebut dibutuhkan keterlibatan berbagai institusi,

terutama Pemerintah Daerah dan jajarannya. Pelaksanaan di lapangan petani kooperator

dibawah bimbingan teknis dari peneliti dan teknisi BPTP bersama-sama penyuluh dari

Dinas teknis terkait, berkewajiban melaksanakan pengkajian, dengan cara

mengimplementasikan rakitan teknologi yang telah dirancang.

E. Implementasi inovasi pada Laboratorium Agribisnis Prima Tani. Dalam rangka

membangun model Laboratorium Agribisnis Prima Tani, akan dilakukan

implementasi inovasi secara bertahap. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2008

meliputi :

(1) Revitalisasi dan pengembangan kelembagaan

agribisnis: (i) kelembagaan sub sistem input produksi, (ii) kelembagaan sub

sistem produksi, (iii) kelembagaan sub sistem pasca panen dan (iv) kelembagaan

sub sistem pemasaran pada kelompok tani serta (v) inisiasi klinik agribisnis.

(2) Pengembangan sumberdaya manusia pelaku agribisnis: (i) penyuluhan tentang

berbagai inovasi teknologi kepada petani pelaku agribisnis, (ii) pelatihan/studi

banding/magang petani tentang inovasi teknologi (usahatani) sesuai dengan

potensi dan prospek usaha.

(3) Pembuatan unit percontohan usaha tani kambing (perbibitan/penggemukan dan

pengelolaan limbah kambing) dan usahatani berbasis tanaman pangan

9. Metode Analisis

Kegiatan Prima tani merupakan suatu inovasi teknologi baik berupa introduksi

teknologi maupun rekayasa model, metode analisis yang digunakan tergantung pada jenis

kegiatan, dan lebih dititik beratkan pada aspek ekonomi dan sosial :

a) Survey Pendasaran akan mengikuti petunjuk teknis pelaksanaan survey yang disusun tim Prima Tani Pusat

b) Aspek Ekonomi

13

Page 14: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

Data dan informasi yang dihimpun meliputi hal-hal yang berkaitan dengan biaya usahatani, produksi, penerimaan. Analisis yang didunakan analisis finansial parsial dan titik impas (Kadariah,1998) atau Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) (Palaniappan, 1985)

c) Aspek Sosial

Data dan informasi yang dihimpun untuk mengetahui persepsi dan respon petani dan instsnti terksit terhasdsp model inovasi yang diintroduksikan, termasuk permasalahan-permasalahan yang terjadi selama kegiatan berjalan. Metode Analisis yang digunakan secara diskriptif, dengan menggunakan konsep ukuran untuk menjelaskan fenonema yang diamati yaitu presentase dan distribusi frekuensi.

14

Page 15: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

JADUAL KEGIATAN

Uraian Bulan Kegiatan 2008

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan dan perbaikan proposalPertemuan/koordinasi Koodinasi Tk.

Propinsi Koordinasi Tk.

Kab. Pengemb. Kelemba-

gaan Lab. Agribisnis Pengemb. Kelemba-

gaan usaha ternak Pengemb. Kelemba-

gaan usaha tanaman

Pembinaan kelompok tani

Pengembangan kapasitas sumber daya ( pelatihan, magang dll )

Perbaikan manajemen usaha reproduksi ternak kambing terintegrasi dengan tanaman pangan

Perbaikan manajemen usaha penggemukan ternak sapi terintegrasi dengan tanaman pangan

Implementasi Inovasi Agribisnis

Penyempurnaan klinik agribisnis

Analisa data dan pelaporan

Distribusi Laporan

15

Page 16: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

DAFTAR PUSTAKA.

Ashley,C. and Carney,D. 1999. Sustainable Livelihood Lesson From Corley Experience.London . DFID.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian , 2004. Pedoman Umum Primatani . Jakarta.

Berdeque, J.A., and Escobar . 2002 . Rural Deversity , Agricultural, Innovation Polies And Poverty Reduction. Agricultural Research And Extention Network.

Irianto,G. dan K. Syarifuddin.1996. Optimalisasi Pnatagunaan Lahan Dan Tindakan Konservasi Tanah Dan Air Serta Restrukturisasi Pemilihan Lahan DAS Kali Garang Untuk Mengendalikan Banjir Dan Menekan resiko Kekeringan. Makalah disampaikan pada Paparan Banjir Dan Kekeringan DAS Garang , Semarang,. Puslittanak Bogor.

Kartasasmita, G. 1996. Power dan Empowerment : Sebuah Telaah Mengenai Konsep Pemberdayaan Masyarakat . Makalah Disampaikan Pada Peringatan Hari Jadi Pusat Kesenian Jakarta Ke 28. Jakarta.

Orgendo, O. 1998. Tenure Regine and Land Use System In Africa, The Challengers At Sustainability. Departemen Of Law. University Of Nairabi Kenya.

Suprapto, Prasetyo,T. dan Setyani, C. 2006. Embung Sebagai Alternatif Mencukupi Kebutuhan Air Untuk Usahatani di Kabupaten Blora. Badan Litbang Pertanian.

Sarjana, Joko P., E. Iriani, M.Norma, A. Sutanto. 2001. Laporan Kegiatan Pengkajian KSP Rawa Pening, BPTP Jawa Tengah.

Badan Bimbingan Massal Ketahanan pangan. 2006. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Badan Bimbingan Massal Ketahanan pangan Provinsi Jawa Tengah

Badan Litbang Pertanian. 2006. Petunjuk Teknis Participatory Rural Appraisal (PRA) Prima Tani Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

BPS, 2004. Jawa Tengah Dalam Angka 2004. Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah, Semarang.

Badan Litbang Pertanian. 2006. Petunjuk Teknis Participatory Rural Appraisal (PRA) Prima Tani Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Budiyanto,J.2002. Tantangan dan Peluang penelitian dan Pengembangan padi dalam Perspektif Agribisnis dalam Suprihatno,(Eds). Kebijakan Perberasan Dan Inovasi Teknologi Padi. Buku I. Pusat Penelitian Dan pengembangan Tanaman Pangan. Bogor

Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Umum Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan inovasi Teklnologi Pertanian). Departemen Pertanian. Jakarta.

Scot,J.C. 1994 . Moral Ekonomi Petani; Pergolakan Dan Subsistenti di Asia Tenggara. LP3ES. Jakarta

Simatupang, P. 2004. Prima Tani sebagai Langkah Awal Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis Industrial. Bahan Rapat Lingkup Badan Litbang Pertanian.

16

Page 17: RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN ( ROK ) - …pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/dokumen/one/99/file/... · Web viewMENDUKUNG AGRIBISNIS PEDESAAN DI KABUPATEN BLORA DAN TEMANGGUNG *) Forita

Slamet Santoso. 2005 Karya Ilmiah Pratek Akhir . Pengembangan Agribisnis Tomat (Lycopersicum esculentum Miil) Melalui Penggunaan pupuk Berimbang Di Kecamatan Bojong kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah.Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor

Wiriatmadja , S. 1978. Pokok – Pokok penyuluhan Pertanian. CV Yasaguna.

17