RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN … filesesuai tugas dan wewenang Kementerian ......
Transcript of RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN … filesesuai tugas dan wewenang Kementerian ......
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
Tanggal _____________________________
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
TAHUN ANGGARAN 2014
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Umum.
I.1.a. Salah satu unsur-unsur pokok pada Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2014 adalah Pemeliharaan Stabilitas Sosial Politik. Oleh karena itu
sesuai tugas dan wewenang Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan (Kemenko Polhukam) dalam memelihara stabilitas sosial
politik tersebut, maka isu strategis dan prioritas yang akan dilakukan adalah
mencakup perbaikan kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi, dan
pemantapan penegakan hukum, pertahanan dan pelaksanaan Pemilu 2014.
I.1.b. Proses pencapaian pemeliharaan stabilitas sosial politik dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya adalah dukungan anggaran yang terbatas.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 258/KMK.02/2013 tanggal
17 Juli 2013 tentang Penetapan Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
dan Langkah-Langkah Penyelesaian Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2014, pagu anggaran untuk Satker Kemenko
Polhukam TA 2014 sebesar Rp 202.096.242.000,- (Dua ratus dua miliar
sembilan puluh enam juta dua ratus empat puluh dua ribu rupiah) sehingga
kesenjangan antara kebutuhan yang telah direncanakan dengan realitas
dukungan anggaran pemerintah menuntut adanya Rencana Kerja Kemenko
Polhukam Tahun 2014 yang mampu mengakomodasi kebutuhan berdasarkan
skala prioritas.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
2
I.1.c. Rencana Kerja Kemenko Polhukam Tahun 2014 yang memuat tujuan, sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan, dan anggaran merupakan bahan acuan
dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kemenko Polhukam
Tahun 2014.
I.2. Maksud dan Tujuan.
I.2.a. Maksud. Rencana Kerja Kemenko Polhukam Tahun 2014 ini dimaksudkan
untuk mengatur arah kebijakan, program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja di Kemenko Polhukam.
I.2.b. Tujuan. Agar penyusunan Rencana Kerja ini selaras dengan Rencana Strategis
Kemenko Polhukam Tahun 2010-2014 dan searah dengan prioritas
pembangunan nasional serta menjadi bahan dalam penyusunan RKA Kemenko
Polhukam Tahun 2014.
I.3. Dasar.
I.3.a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
1.3.b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
1.3.c. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor:
Per-13/Menko/Polhukam/06/2012 tentang Perubahan Rencana Strategis
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik
Indonesia Tahun 2010-2014.
I.3.d. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor:
Per-367/Menko/Polhukam/12/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
I.3.e. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 258/KMK.02/2013 tanggal 17 Juli 2013
tentang Penetapan Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Langkah-Langkah Penyelesaian Rencana Kerja Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2014.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
3
I.4. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
I.4.a. Ruang Lingkup. Rencana Kerja Kemenko Polhukam Tahun 2014 mencakup
tujuan dan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan serta anggaran
Kemenko Polhukam.
I.4.b. Tata Urut. Rencana Kerja Kemenko Polhukam Tahun 2014 ini disusun dengan
tata urut sebagai berikut:
1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Latar Belakang.
3) Bab III Tujuan dan Sasaran.
4) Bab IV Kebijakan, Program dan Kegiatan.
5) Bab V Anggaran.
6) Bab VI Penutup.
7) Lampiran.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
4
BAB II LATAR BELAKANG
II.1. Arah Kebijakan Pembangunan Nasional dan Strategi Pembangunan Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan.
II.1.a. Arah kebijakan pembangunan nasional masih dititikberatkan pada 3 (tiga)
arah kebijakan umum yaitu : Pertama, untuk melanjutkan pembangunan
mencapai Indonesia yang sejahtera, dengan indikator adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan
pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran yang
diwujudkan dengan bertumpu pada program perbaikan kualitas sumber daya
manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaganya dan terpeliharanya
lingkungan hidup secara berkelanjutan. Kedua, untuk memperkuat pilar-pilar
demokrasi dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada
tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam diskriminasi,
pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta kebebasan yang
bertanggung jawab. Ketiga, untuk memperkuat dimensi keadilan dalam
semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangkan
kesenjangan pembangunan antar daerah (termasuk desa-kota), dan
kesenjangan gender. Kondisi akan dapat diwujudkan apabila sistem hukum
berfungsi secara kredibel, bersih, adil serta pemberantasan korupsi yang
dilaksanakan secara konsisten.
II.1.b. Strategi pembangunan Bidang Polhukam dititikberatkan pada peningkatan
kualitas demokrasi dan diplomasi Indonesia, penegakan keadilan, peningkatan
kualitas pelayanan publik, birokrasi yang bersih, efektif, efisien dan akuntabel
serta pemantapan keamanan dan ketertiban. Adapun strategi secara khusus
yang akan dikembangkan pada Bidang Politik adalah pelembagaan Demokrasi
dan pemantapan Diplomasi serta kerjasama Internasional, dengan dampak
peran yang diharapkan yaitu terwujudnya peningkatan kinerja demokrasi dan
diplomasi; pada Bidang Hukum adalah penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan yang baik dengan dampak peran yang diharapkan yaitu
meningkatnya keadilan, kepastian hukum, dan meningkatnya kualitas
pelayanan publik; sedangkan pada Bidang Keamanan adalah peningkatan
pengelolaan keamanan Nasional, modernisasi deteksi dini keamanan Nasional,
peningkatan kekuatan dan kemampuan pertahanan, pencegahan dan
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
5
penanggulangan tindak pidana terorisme, pemberdayaan Industri Pertahanan
Nasional, pencegahan dan penanggulangan gangguan keamanan dan
pelanggaran hukum laut, peningkatan rasa aman dan ketertiban masyarakat,
dengan dampak peran yang diharapkan yaitu terwujudnya kondisi stabilitas
keamanan sehingga masyarakat dan dunia usaha dapat beraktivitas secara
aman dan nyaman.
II.2. Kondisi umum Bidang Politik, Hukum, dan Pertahanan Keamanan.
II.2.a. Bidang Politik.
1) Kondisi bidang politik dalam negeri, pada aspek pelaksanaan Demokrasi
sesuai hasil pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) tahun 2011 (yang
dilaksanakan pada tahun 2012) sebesar 65,48 terjadi kenaikan bila
dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 63,17, namun terjadi penurunan
bila dibandingkan dari hasil pada tahun 2009 dengan skor 67,13.
Penurunan terjadi pada aspek kondisi kebebasan sipil ( 86,97 pada tahun
2009; 82,53 pada tahun 2010 dan 80,79 pada tahun 2011) dan jaminan
pemenuhan hak-hak politik warga ( 54,60 pada tahun 2009; 47,87 pada
tahun 2010; dan 47,54 pada tahun 2011), sedangkan pada aspek kinerja
lembaga mengalami kenaikan ( 62,72 pada tahun 2009; 63,11 pada tahun
2010; dan 74,72 pada tahun 2011). Gambaran kenaikan pada aspek kinerja
lembaga disebabkan semakin berperannya partai politik dalam
melaksanakan kaderisasi guna menghadapi Pemilu 2014, namun gambaran
menurunnya aspek kebebasan sipil disebabkan oleh meningkatnya
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kebebasan berpendapat
dan kebebasan berkeyakinan yang berujung pada tindakan kekerasan.
Diagram 1 Perbandingan IDI 2009,2010, 2011
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
6
Pada aspek regulasi, pada tahun 2012 telah ditetapkan Undang-Undang
Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan
DPRD, dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan
Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Undang-Undang Nomor 20 tahun 2012
tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara. Penetapan regulasi ini
menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengakomodasi keinginan
masyarakat dalam mengimplementasikan kebijakan desentralisasi dan
otonomi daerah, dan juga dalam rangka penyiapan pesta demokrasi
melalui Pemilu pada tahun 2014. Sedangkan dalam mendukung penataan
administrasi kependudukan, Pemerintah telah mengembangkan sistem e-
KTP. Selain dari itu dalam rangka mengembangkan transparansi
penyelenggaraan pemerintah dan kebebasan dalam memperoleh akses
informasi bagi publik, telah dibentuk Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) di 34 Kementerian (100 %), 35 dari 129 Lembaga
(27,13 %), 18 Povinsi (54,55 %), 83 Kabupaten dan 29 Kota (20,8 % dan
29,5 %), sehingga hal ini menunjukkan adanya keseriusan pemerintah
untuk mencapai tata kelola kepemerintahan yang baik sesuai dengan
tuntutan publik.
Diagram 2 Pembentukan PPID 2012
2) Kondisi bidang politik luar negeri. Pada tahun 2012 pemerintah telah
melaksanakan 32 kali perundingan perbatasan dengan 7 negara, yaitu
dengan melakukan perundingan batas maritim sebanyak 15 kali dengan
Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, dan 17 kali perundingan
batas darat dengan Malaysia, Papua Nugini dan RDTL. Kondisi ini
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
7
menunjukkan masih terdapat permasalahan-permasalahan batas wilayah
maritim maupun darat yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus
penyelesaiannya melalui penyelesaian secara intens. Selain dari pada itu
pemerintah juga telah menyelesaikan kasus TKI/TKW sebanyak 13.628
kasus dari 19.218 kasus (70,91 %), dan membebaskan dari ancaman
hukuman mati di luar negeri sebanyak 110 orang. Kondisi ini menunjukkan
masih adanya TKI/TKW bermasalah, sehingga diperlukan penanganan
khusus dalam penyelesaiannya.
Di tingkat hubungan bilateral, Indonesia telah berperan dalam kemitraan
strategis di kawasan Asia Pasifik dan Afrika serta kawasan Amerika dan
Eropa. Sedangkan terkait dengan peran dalam perdamaian dunia,
Indonesia selalu berpartisipasi dalam Pasukan Pemeliharan Perdamaian
PBB dengan komposisi hingga 30 Juni 2012 telah mengirimkan 1.997
personil ke PKO yang terbagi dalam delam misi United Nations Peace
Keeping Operations (UNPKO). Kondisi ini menunjukkan adanya
kepercayaan terhadap pemerintah Indonesia dalam ikut serta berperan
dalam kemitraan strategis maupun dalam perdamaian dunia, sehingga hal
ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Selain dari itu, Indonesia juga melakukan upaya diplomasi dan mediasi
dalam keikut sertaan membantu penyelesaian persoalan Laut China
Selatan dengan menyusun pedoman sikap untuk mencegah pecahnya
konflik terbuka. Hal ini dilakukan akibat dari gagalnya pencapaian kata
sepakat di KTT ASEAN di Phnom Penh Kamboja.
II.2.b. Bidang Hukum dan Aparatur.
1) Pada bidang hukum, terkait dalam penyusunan peraturan perundang-
undangan (sampai dengan Oktober 2012) dari 69 RUU Prolegnas prioritas
telah diundangkan sebanyak 16 RUU, 3 RUU telah disetujui dalam
Paripurna DPR, dan 50 RUU pada tahap pembahasan di DPR, kondisi ini
tentunya perlu adanya sinergitas peran antara pemerintah dengan DPR RI
dalam mendorong percepatan persetujuan RUU yang masih dalam
pembahasan. Selain dari pada itu dalam rangka memberdayakan peran
HAM, telah terbentuk Pokja RANHAM di 33 K/L; dan terbentuk Panitia
RANHAM di 33 Provinsi, 30 diantaranya telah membentuk Pokja Panitia
RANHAM Provinsi, sedangkan di tingkat Kabupaten/Kota telah terbentuk
Panitia RANHAM sebanyak 284. Dengan gambaran kondisi tersebut masih
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
8
diperlukan adanya peran pemerintah pusat untuk mendorong terwujudnya
Pokja RANHAM di tingkat daerah.
Kondisi lain dalam penegakkan korupsi telah diselamatkan keuangan
negara sebesar Rp. 504.259.865.547,- dan US$ 500.000, dan juga dalam
upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dengan
Opini WTP bagi Instansi Pusat 77 % sedangkan Instansi Pemda 16 % hal ini
meskipun menunjukkan angka peningkatan dari tahun 2011 yaitu 63 % dan
9 %, namun masih diperlukan upaya-upaya pengawasan sehingga kondisi
anti korupsi akan lebih meningkat.
Diagram 3: Perkembangan Opini WTP
2) Dalam aspek pemberdayaan aparatur, Kementerian/Lembaga telah
melaksanakan reformasi birokrasi sebanyak 59 K/L, sedangkan di tingkat
Pemda akan dilakukan pilot projek di 33 Pemda Provinsi masing-masing 1
Kabupaten/Kota. Kondisi menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
mewujudkan pemerintahan yang lebih profesional dalam pelayanan
publik.
II.2.c. Bidang Pertahanan dan Keamanan.
1) Kondisi keamanan nasional, Sampai dengan awal 2013 relatif aman dan
dinamis, namun masih terdapat 144 kasus konflik horizontal/komunal yang
ditandai aksi kekerasan, pembakaran, perusakan dan pembunuhan yang
dipicu oleh sengketa lahan/pertanahan, kasus pemilukada, perkelahian
antar pelajar/mahasiswa, perkelahian antar kelompok/geng preman, serta
unjuk rasa yang berkaitan dengan kebijakan publik. Guna mengantisipasi
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
9
permasalahan dan gangguan keamanan, pemerintah telah mengesahkan
Undang-Undang Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
dan menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2013 tentang
Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri. Hal ini menunjukkan
keseriusan pemerintah dalam melakukan upaya-upaya pencegahan atas
gangguan keamanan, yang akan dilakukan secara terus menerus dalam
rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Selain dari itu penegak hukum/keamanan telah menyelesaikan kasus
tindak pidana kejahatan konvensional, transnasional, kontijensi dan
kekayaan negara sebanyak 64 % dari target 64,25 % pada tahun 2012,
meskipun penegakan hukum telah banyak dilakukan namun masih terdapat
kejahatan lintas negara dan kejahatan serius yang terus meningkat pada
tahun 2012 sebanyak 21.457 kasus (meningkat 24,78 % dari tahun 2011
sebanyak 16.138), adapun tindak kejahatan transnasional tersebut dapat
diselesaikan 16.884 kasus atau sekitar 78 %.
Sedangkan kondisi tindak kejahatan konvensional mencapai 267.181
perkara (tahun 2012) menurun 6.999 perkara (2,5%) dibandingkan kejadian
pada tahun 2011 (274.180 perkara). Gambaran kondisi tersebut
dimungkinkan akan terus terjadi dengan fluktuasi naik dan turun, sehingga
diperlukan penanganan secara serius dalam menciptakan kondisi
keamanan dan ketertiban masyarakat.
2) Dalam rangka mendukung peran pertahanan, pada tahun 2012 telah
didukung program MEF yang mencapai 35 % dari rencana target dalam RKP
2012 sebesar 28,7 %, sementara itu persentase akuisisi alutsista industri
dalam negeri mengalami pengingkatan (15,86 %) dibandingkan dengan
tahun 2011 (13,61 %) hal ini sebagai dampak positif disahkannya Undang-
Undang Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan sebagai titik
tolak menuju kemandirian industri strategis pertahanan dalam negeri. Diagram 4: Perkembangan Capaian MEF
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
10
3) Sedangkan dalam penanganan tindakan terorisme yang dilakukan
pemerintah menunjukkan hasil yang semakin membaik, dengan
tertangkapnya 89 tersangka teroris sepanjang tahun 2012, dan sebagai
upaya pencegahan pemerintah telah membentuk 15 Forum Komunikasi
Penanggulangan Terorisme di 15 Provinsi. Kondisi ini menunjukkan
keseriusan pemerintah untuk selalu melakukan antisipasi melalui langkah-
langkah pembinaan dan penanganan dalam menghadapi ancaman teroris
yang dilakukan secara terus menerus.
II.3. Identifikasi Masalah. Jaminan terhadap kelangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara harus diwujudkan melalui upaya-upaya pencapaian kondisi stabilitas
bidang politik, hukum, dan keamanan. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut
perlu memprediksi sedini mungkin terhadap berbagai bentuk permasalahan yang
akan dihadapi, guna menyusun perencanaan kinerja bidang politik, hukum, dan
keamanan ke depan. Adapun permasalahan yang dihadapi antara lain :
II.3.a. Bidang Politik.
1) Dalam rangka menghadapi pelaksanaan Pemilu 2014 masih diperlukan
adanya kesiapan bagi lembaga penyelenggara Pemilu dalam
mengantisipasi permasalahan pada tahapan pemilu seperti dalam hal
pengadaan barang/sarana prasarana, distribusi surat dan kotak suara,
pengelolaan tempat pemungutan suara, dan penghitungan suara. Selain
dari itu penyelenggaraan Pemilu akan sangat terkait dengan
pemutakhiran data pemilih, ketersediaan DPT secara akurat. Oleh karena
itu dihadapkan dengan kemungkinan terjadinya permasalahan yang
berkaitan dengan kondisi tersebut, maka diperlukan kerjasama secara
terus menerus antara KPU dengan Pemerintah daerah dan masyarakat.
Kondisi tindak kekerasan dimungkinkan masih akan terjadi sebagai akibat
belum terselesaikannya penanganan konflik antar golongan yang berbeda
kepentingan politik, perselisihan terkait sektarianisme, dan konflik SDA,
hal ini tentunya akan mempengaruhi terselenggaranya pesta
demokrasi/pemilu pada tahun 2014. Sehingga diperlukan adanya
penanganan dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat dengan melakukan tindakan/kegiatan pembinaan, dan
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
11
memberikan peran media tradisional (media komunitas dan media
center) guna mempercepat proses informasi untuk publik/masyarakat.
2) Dalam konteks peran politik luar negeri, pemerintah masih dihadapkan
berbagai permasalahan seperti dalam hal masih kurangnya pemahaman
publik domestik terhadap pembentukan komunitas ASEAN, diplomasi
perbatasan masih terdapat perbedaan cara pandang dan kepentingan
dalam penggunaan dasar penetapan perbatasan antar negara,
internasionalisasi Papua dan isu kekerasan aparat masih akan
mengemuka, dan penyelesaian perlindungan WNI/TKI/BHI di luar negeri
akan masih berlanjut, serta krisis Laut China Selatan akan menjadi isu
yang perlu mendapatkan atensi karena berkaitan dengan stabilitas
kawasan, selain dari itu juga permasalahan Palestina yang menginginkan
merdeka masih belum mendapatkan dukungan penuh oleh anggota tetap
DK PBB. Gambaran kondisi tersebut, tentunya memerlukan upaya-upaya
serius melalui optimalisasi peran diplomasi maupun peningkatan
hubungan bilateral secara intens.
II.3.b. Bidang Hukum dan Aparatur.
1) Permasalahan yang akan dihadapi di bidang perundang-undangan adalah
masih banyaknya peraturan perundangan-undangan yang bermasalah
akibat dari tumpang tindih maupun bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang ada di atasnya, dengan demikian banyaknya
peraturan perundang-undangan tidak menjamin sebagai upaya
menyelesaikan masalah justru bila bermasalah akan dapat menimbulkan
permasalahan baru.
Selain dari itu masih terdapat permasalahan yang terkait dalam proses
penanganan perkara lembaga di lingkungan penegak hukum yang masih
belum optimal khususnya pada pelaksanaan mekanisme keterbukaan dan
akuntabilitas. Hal ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan publik
terhadap peran lembaga penegak hukum, sehingga masih diperlukan
upaya peningkatan kualitas aparatur hukum.
2) Dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN, masih dimungkinkan terdapat permasalahan yang perlu ditangani
antara lain perumusan pendekatan represif yang memiliki dampak
mengurangi perilaku koruptif dan pratek koruptif yang sistematis dan
masif; inkonstensi penegakan hukum dalam kasus-kasus korupsi; tumpang
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
12
tindih peraturan perundang-undangan di bidang pencegahan dan
pemberantasan korupsi dengan Konvensi PBB Anti Korupsi; masih belum
optimalnya pengembalian aset hasil korupsi; dan integritas aparat
pemerintahan dan masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi.
3) Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan oleh
penyelenggara pelayanan publik masih akan terus mengemuka sesuai
kebutuhan dasar masyarakat seperti dalam hal sistem perizinan yang
lebih mudah, pelayanan yang lebih profesional dan responsif dengan
memanfaatkan sistem infomasi dan komunikasi. Hal ini menjadi tuntutan
utama yang perlu direspon oleh penyelenggara pelayanan publik guna
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi masyarakat.
4) Dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efisien, dan
akuntabel masih menjadi permasalahan utama dalam kapasitas
pendayagunaan aparatur, hal ini diakibatkan bisnis proses yang ada
belum disertai dengan standar operasi yang jelas dan formal. Sehingga
terjadi tumpang tindih kewenangan, menyulitkan koordinasi dan
mengakibatkan inefisiensi dalam belanja negara, selain dari pada itu
pemerintah belum secara optimal memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam mendukung proses kerjanya.
II.3.c. Bidang Pertahanan dan Keamanan.
1) Dalam aspek keamanan, dimungkinkan masalah terorisme masih menjadi
ancaman bagi keamanan nasional, hal ini dikarenakan jaringan terorisme
akan selalu berupaya merekrut generasi muda yang terdidik. Oleh karena
itu masih diperlukan adanya penanganan secara intens dalam meyakinkan
dan memaksimalkan peran seluruh komponen bangsa dan negara serta
masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan terhadap aksi
terorisme.
Selain dari itu, peristiwa gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
yang dilatarbelakangi oleh sentimen kedaerahan, perebutan pengaruh
dalam proses pemilukada, atau perbedaan agama dan keyakinan
dimungkinkan masih akan mengemukan bersamaan dengan kondisi
perebutan pengaruh yang dilakukan oleh kelompok politik tertentu.
Sehingga hal ini diperlukan adanya upaya-upaya deteksi dini dan analisa
kebijakan mengenai keamanan nasional yang dilakukan dengan baik dan
akurat.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
13
2) Di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan (terluar) dimungkinkan
masih terdapat beberapa permasalahan dalam hal garis batas dengan
negara-negara tetangga, sehingga perlu mendapatkan perhatian secara
khusus guna mengantisipasi ancaman yang mungkin timbul.
Dengan memperhatikan konstalasi kemungkinan perkembangan ancaman
yang mungkin timbul tersebut, maka menuntut diperlukannya pengelolaan
keamanan nasional secara lebih integratif, efektif, dan efisien, diantaranya
dengan peningkatan kemampuan dan peran lembaga-lembaga keamanan,
selain dari pada itu dalam rangka penyiapan sarana prasarana keamanan
maka diperlukan peran industri pertahanan nasional.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
14
BAB III
TUJUAN DAN SASARAN
III.1. Tujuan. Kinerja Kemenko Polhukam dilaksanakan sesuai dengan Renstra Kemenko
Polhukam 2010-2014 secara bertahap dan berlanjut untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan tuntutan tugas. Diharapkan tugas-tugas dapat berjalan dengan baik
dalam rangka penyelesaian permasalahan pada bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan, sehingga akan tercipta kondisi stabilitas politik, hukum, dan keamanan
guna tercapainya tujuan program pembangunan nasional.
III.2. Sasaran. Menghadapi kompleksitas permasalahan dan intensitas penugasan yang
tinggi sementara dukungan anggaran yang tersedia sangat terbatas, maka sasaran
strategis yang ingin dicapai dalam koordinasi kebijakan bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan adalah meningkatnya kualitas demokrasi dan diplomasi Indonesia;
meningkatnya supermasi hukum dan pemajuan HAM; terwujudnya stabilitas
keamanan; dan meningkatnya pendayagunaan aparatur dan tata kelola
kepemerintahan. Adapun implementasi sasaran strategis tersebut dirinci sesuai
dengan sasaran perbidang sebagai berikut: III.2.a. Bidang Politik :
1) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas lembaga-lembaga demokrasi. 2) Terjaganya dan terciptanya iklim politik yang dapat menjamin
kebebasan sipil dan penghormatan terhadap hak-hak politik rakyat serta berkembangnya demokrasi secara berkelanjutan.
3) Meningkatnya kualitas dan kuantitas penyebaran dan pemanfaatan
informasi publik yang dapat diakses dengan mudah oleh publik. 4) Meningkatnya pemahaman publik domestik terhadap pembentukan
komunitas ASEAN. 5) Terselesaikannya permasalahan perbatasan wilayah darat dan laut. 6) Terlindunginya WNI di luar negeri dan terselesaikannya kasus WNI
bermasalah di luar negeri. 7) Meningkatnya citra Indonesia di dunia Internasional dalam pemajuan
demokrasi, HAM, dan lingkungan hidup. 8) Terwujudnya perluasan akses dan meningkatnya kerja sama bilateral
dan regional.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
15
9) Meningkatnya peran diplomasi dalam forum multilateral. 10) Meningkatnya Kerjasama Selatan-Selatan dalam rangka dukungan
terhadap kebijakan politik luar negeri Indonesia.
III.2.b. Bidang Hukum.
1) Meningkatnya kinerja lembaga penegak hukum. 2) Terwujudnya pemenuhan, perlindungan, pemajuan dan penegakan HAM. 3) Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN. 4) Meningkatnya kualitas pelayanan publik. 5) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
III.2.c. Bidang Pertahanan dan Keamanan.
1) Terwujudnya postur dan struktur kekuatan pokok minimum. 2) Terpantaunya dan terdeteksinya potensi tindak terorisme,
meningkatnya kemampuan dan keterpaduan dalam pencegahan dan penanggulangan tindak terorisme serta meningkatnya efektivitas proses deradikalisasi.
3) Menurunnya tingkat kejahatan konvensional, transnasional, kontigensi,
serta kekerasan terhadap perempuan dan anak. 4) Menurunnya gangguan keamanan laut dan pelanggaran hukum di laut di
wilayah yuridiksi perairan Indonesia. 5) Terpantaunya dan terdeteksinya ancaman kemanan nasional. 6) Terlindunginya informasi negara. 7) Meningkatnya kualitas rekomendasi kebijakan nasional di bidang
keamanan nasional yang terintegrasi, tepat sasaran dan tepat waktu.
Strategi pencapaian sasaran tersebut, dilakukan melalui dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenko Polhukam dan Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kemenko Polhukam.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
16
BAB IV
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
IV.1. Kebijakan. Arah kebijakan Kemenko Polhukam diimplementasikan melalui
aktualisasi program prioritas dan kegiatan lingkup koordinasi kelembagaan bidang
Polhukam, yang disesuaikan dengan isu strategis dalam RKP 2014 yaitu
pemeliharaan stabilitas sosial politik mencakup :
IV.1.a. Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi, melalui upaya
penguatan manajemen dan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik;
peningkatan kualitas RB nasional dan perluasan RB daerah; peningkatan
profesionalisme SDM aparatur; dan pemantapan desentralisasi dan otonomi
daerah.
IV.1.b Memantapkan penegakan hukum, pertahanan dan pelaksanaan Pemilu 2014,
melalui upaya pemantapan kamdagri dan penanggulangan terorisme;
penyelenggaraan Pemilu 2014; percepatan pembangunan MEF didukung
pemberdayaan industri pertahanan; dan penegakan hukum dalam rangka
membangun Integrated Criminal Justice System (ICS).
IV.2. Program dan Kegiatan. Program Kemenko Polhukam terdiri dari :
IV.2.a. Program Peningkatan Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
1) Kegiatan prioritas nasional :
a) Koordinasi hubungan multilateral, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan hubungan multirateral.
b) Koordinasi wilayah negara dan tata ruang pertahanan, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan wilayah negara dan
tata ruang pertahanan.
c) Koordinasi penanganan kejahatan trnsnasional dan kejahatan luar
biasa, dengan keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan
penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
17
d) Koordinasi wawasan kebangsaan, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan wawasan kebangsaan.
e) Koordinasi pengelolaan Pemilu, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan pengelolaan Pemilu.
f) Koordinasi kekuatan, kemampuan dan kerjasama pertahanan, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan kemampuan dan
kekuatan pertahanan.
g) Koordinasi penangan daerah rawan konflik dan kontijensi, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan penanganan daerah
rawan konflik dan kontijensi.
h) Koordinasi pengelolaan masyarakat kawasan tertinggal, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan pengelolaan
masyarakat kawasan tertinggal.
i) Koordinasi program Reformasi Birokrasi, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan program reformasi birokrasi.
j) Koordinasi penegakan hukum, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan penegakan hukum.
2) Kegiatan prioritas bidang :
a) Koordinasi pemantapan demokratisasi dan kelembagaan, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan pemantapan
demokratisasi dan kelembagaan.
b) Koordinasi pemantapan otonomi khusus, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan pemantapan otonomi khusus.
c) Koordinasi kerjasama Asia, Pasifik dan Afrika, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan kerjasama Asia, Pasifik dan
Afrika.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
18
3) Kegiatan prioritas K/L :
a) Koordinasi pemantapan desentralisasi dan otonomi daerah, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan pemantapan
desentralisasi dan otonomi daerah.
b) Koordinasi organisasi masyarakat sipil, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan organisasi masyarakat sipil.
c) Koordinasi kebijakan strategi politik luar negeri, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan strategi politik luar negeri.
d) Koordinasi kerjasama ASEAN, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan kerjasama ASEAN.
e) Koordinasi kerjasama Amerika dan Eropa, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan kerjasama Amerika dan Eropa.
f) Koordinasi materi hukum, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan materi hukum, dan terselenggaranya koordinasi
kebijakan inventarisasi peraturan perundang penghambat
pelaksanaan program di lapangan (de-bottlenecking).
g) Koordinasi pemberdayaan aparatur hukum, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan pemberdayaan aparatur
hukum.
h) Koordinasi hukum internasional, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan hukum internasional.
i) Koordinasi pemajuan dan perlindungan HAM, dengan keluaran
terselenggaranya kebijakan perlindungan dan pemajuan HAM, dan
terselenggaranya koordinasi Tim RANHAM, serta terselenggaranya
koordinasi Tim KKP RI-Timor Leste.
j) Koordinasi sistem, doktrin dan strategi Hanneg, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan sistem, doktrin dan strategi
Hanneg.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
19
k) Koordinasi intelejen Hanneg, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan intelejen Hanneg.
l) Koordinasi potensi pertahanan dan integritas nasional, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan potensi pertahanan
dan integritas nasional.
m) Koordinasi penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan
terhadap kekayaan negara, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan penanganan kejahatan konvensional dan
kejahatan terhadap kekayaan negara.
n) Koordinasi pembinaan keamanan dan kerjasama keamanan, dengan
keluaran terselenggaranya koordinasi kebijakan pembinaan
keamanan dan kerjasama keamanan.
o) Koordinasi intelejen dan bimbingan masyarakat, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan intelejen dan pembinaan
masyarakat.
p) Koordinasi harmonisasi sosial, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan harmonisasi sosial.
q) Koordinasi pengelolaan wilayah khusus, dengan keluaran
terselenggaranya kebijakan pengelolaan wilayah khusus.
r) Koordinasi pemberdayaan masyarakat, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan pemberdayaan masyarakat.
s) Koordinasi informasi media massa, dengan keluaran terselenggaranya
koordinasi kebijakan informasi media massa.
t) Koordinasi telekomunikasi dan informatika, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan telekomunikasi dan
informatika.
u) Koordinasi informasi publik dan kehumasan, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan informasi publik dan
kehumasan.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
20
v) Koordinasi pendayagunaan aparatur, dengan keluaran
terselenggaranya koordinasi kebijakan pendayagunaan aparatur.
IV.2.b. Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kemenko Polhukam, dengan kegiatan :
1) Penyusunan dan pengembangan rencana kerja, evaluasi, organisasi dan
tata laksana, dan perpustakaan dan data, dengan keluaran
terselenggaranya pengelolaan rencana kerja, evaluasi, data, organisasi
dan tatalaksana serta tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan
Kemenko Polhukam.
2) Pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan dan rumah
tangga, keuangan, protokol dan keamanan, dengan keluaran
terselenggaranya pengelolaan administrasi umum, kepegawaian,
perlengkapan dan rumah tangga, keuangan, protokol dan keamanan.
3) Penyelenggaraan pelayanan persidangan dan hubungan antar lembaga,
dengan keluaran terselenggaranya pelayanan persidangan dan hubungan
antar lembaga.
4) Pengelolaan pengawasan internal, dengan keluaran terselenggaranya
pengawasan internal yang efektif di lingkungan Kemenko Polhukam
dalam Opini Wajar Tanpa Pengecualian.
5) Telaahan dan rekomendasi kebijakan bidang polhukam, dengan keluaran
terselenggaranya penyusunan telaahan dan rekomendasi kebijakan
bidang polhukam.
6) Dukungan manajemen dan pelayanan tugas teknis lainnya Kompolnas,
dengan keluaran terselenggaranya dukungan administratif dan
operasional Kompolnas.
7) Dukungan manajemen dan pelayanan tugas teknis lainnya Komisi
Kejaksaan RI, dengan keluaran terselenggaranya dukungan administratif
dan operasional Komisi Kejaksaan RI.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
21
IV.2.c. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenko Polhukam,
dengan kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Dengan
keluaran tersedianya sarana dan prasarana aparatur.
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
22
BAB V ANGGARAN
V.1. Kebutuhan. Kebutuhan anggaran Kemenko Polhukam tahun 2014 sesuai baseline
sebesar Rp 202.096.242.000,- (Dua ratus dua miliar sembilan puluh enam juta dua
ratus empat puluh dua ribu rupiah), dengan perincian sebagai berikut :
a. Program Peningkatan Koordinasi Bidang
Polhukam Rp 75.009.400.000,-
b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tegas Teknis Lainnya Rp 120.027.742.000,-
(termasuk anggaran Set Kompolnas
Rp 24.012.600.000,- dan
anggaran Set Komisi Kejaksaan
Rp 13.950.300.000,-)
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Rp 7.059.100.000,-
RENJA KEMENKO POLHUKAM 2014
23
BAB VI PENUTUP
Demikian Rencana Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Tahun 2014 ini disusun untuk digunakan sebagai bahan dalam penyusunan Rencana Kerja
dan Angggaran Kemenko Polhukam Tahun 2014 dengan tetap memperhatikan Rencana
Strategis Kemenko Polhukam Tahun 2010-2014.
Jakarta, September 2014 SESMENKO POLHUKAM
Paraf :
Paban IV :
Kataud :
Paban I :
Paban II :
Paban III :
Paban V :
Paban VI :
Paban VII :
Waasrenum :
LANGGENG SULISTIYONO