RENCANA STRATEGISdinkes.banjarnegarakab.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Rentra... · Kabupaten...
-
Upload
nguyenngoc -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of RENCANA STRATEGISdinkes.banjarnegarakab.go.id/wp-content/uploads/2018/12/Rentra... · Kabupaten...
i
RENCANA STRATEGISDINA S KESEHA TAN
KAB UPA TEN BANJAR NEGA RA2017 - 2022
P EM E RI N T A H K A B U P A T EN B A N JA RN E GA RA
DI N A S K E S E H A T A N
20 17
ii
DOKUMENRENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARATAHUN 2017–2022
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
1. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara 2017-2022 disusundengan analisis yang cermat memuat harapan (ekspektasi) pelanggan internal,eksternal dan stakeholder; kemudian diikuti dengan analisis lingkungan internal(kekuatan, kelemahan) dan analisis lingkungan eksternal (peluang, ancaman); yangbiasa disebut dengan analisis SWOT.
2. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara 2017-2022 memuat isustrategis, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunankesehatan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas KesehatanKabupaten Banjarnegara dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Banjarnegaradan bersifat indikatif.
3. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mendukung Visi dan MisiKepala Daerah Kabupaten Banjarnegara: “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mempunyai peran dan berkontribusi dalamtercapainya misi kabupaten utamanya misi kelima yaitu “Mewujudkan KemartabatanDan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Cakupan Dan Kualitas PelayananDasar” maka Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara harus menyelenggarakanpelayanan kesehatan yang profesional dan paripurna.
5. Berdasarkan identifikasi dan analisis lingkungan strategik, dihasilkan faktor-faktorkunci keberhasilan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara untuk 5 (lima) tahunmendatang yang diformulasikan sebagai berikut :a. Adanya kemampuan UPTD dengan sarana dan Prasarana yang cukup memadai
untuk mengantisipasi meningkatnya kualitas pelayanan institusi kesehatan didalam maupun di luar kabupaten
b. Adanya peraturan perundang-undangan untuk memenuhi tuntutan pelaksanaanGood Governance
c. Terlaksananya sistem manajemen peningkatan mutu pelayanan kesehatan dansistem informasi kesehatan yang memadai untuk memenuhi tuntutan goodgovernance serta mengantisipasi meningkatnya kualitas pelayanan institusikesehatan di dalam maupun di luar kabupaten
d. Peningkatan kualitas sumber daya kesehatan yang handal untuk mewujudkanBanjarnegara sehatagar masyarakat terbebas dari ancaman penyakit, pencemaranlingkungan dan kecelakaan dengan memanfaatkan dukungan dana yang ada
e. Peningkatan kemampuan UPTD dengan memanfaatkan komitmen masyarakatyang tinggi terhadap mutu pelayanan kesehatan
6. Dengan mempertimbangkan Misi Kelima Kabupaten Banjarnegara, maka faktor kuncikeberhasilan digunakan sebagai dasar penetapan tujuan, sasaran dan strategi(kebijakan, program, kegiatan) tahun 2017 – 2022 yang digunakan sebagai acuan danpedoman bagi segenap komponen/jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegarasesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam menyusun rencana kegiatantahunan.
iv
KATA PENGANTAR
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkankesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut,pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunan kesehatanmakin bertambah berat dan kompleks. Lebih dari pada itu, peran aktif masyarakat dalampembangunan kesehatan menjadi sangat penting. Untuk melaksanakan pembangunankesehatan yang berkesinambungan dan terencana dengan baik sesuai dengan situasi,kondisi dan kemampuan, maka perlu disusun suatu Rencana Strategis untuk 5 (lima) tahunke depan. Renstra Perangkat Daerah disusun sesuai dengan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) KabupatenBannjarnegara Tahun 2017 - 2022
Kehadiran Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara 2017-2022menggantikan Renstra yang lama. Walaupun secara substansial tidak banyak perubahan,tetapi bersifat melengkapi dan melanjutkan program-program yang sudah disusun padaRenstra yang lama sehingga tercipta pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. RencanaStrategis sebagai pedoman bagi pembangunan kesehatan 5 (lima) tahun ke depanhendaknya selalu menjadi acuan dalam hal perencanaan, proses dan evaluasi pembangunankesehatan di Kabupaten Banjarnegara. Program dan kegiatan yang terdapat pada RencanaStrategis ini menjadi acuan pada penyusunan Rencana Kerja Dinas Kesehatan yangdilaksanakan setiap tahun.
Dokumen Renstra ini dapat diadakan revisi menyesuaikan dengan Kebijakan barudan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Kabupateen Banjarnegarayang disusun sebagai pijakan perencanaan pembangunan lima tahun ke depan sesuaidengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati yang baru.
Sebagai sebuah dokumen yang penyusunannya memerlukan waktu, tenaga dansumber daya yang ada, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu memberikan sumbangan ilmu, moraldan material demi terwujudnya Renstra ini.
Semoga Allah Yang Maha Penyayang selalu melimpahkan rakhmat dan hidayahNyaserta memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita untuk selalu menerapkan nilai-nilai yangtelah dirumuskan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan Kabupaten Banjarnegaradengan berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten 2017 - 2022 ini.
Banjarnegara, Desember 2017
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN BANJARNEGARA
AHMAD SETIAWAN
v
DAFTAR ISI
HalamanIKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................................... iiiKATA PENGANTAR ..........................................................................................................ivDAFTAR ISI .................................................................................................................... vDAFTAR GAMBAR........................................................................................................... viiDAFTAR TABEL ...............................................................................................................ixTIM PENYUSUN RENSTRA.................................................................................................xBAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .........................................................................................1B. LANDASAN HUKUM .......................................................................................2C. MAKSUD DAN TUJUAN...................................................................................4
1. Maksud ................................................................................................... 42. Tujuan.................................................................................................... 4
D. SISTEMATIKA PENULISAN .............................................................................4BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN....................................................... 6
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKATDAERAH .......................................................................................................61. KEDUDUKAN ........................................................................................... 62. SUSUNAN ORGANISASI ........................................................................... 6
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ..........................................................................61. Kepala Dinas ........................................................................................... 62. Sekretaris................................................................................................ 73. Bidang Kesehatan Masyarakat .................................................................104. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit........................................145. Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan .......................................186. Kelompok Jabatan Fungsional .................................................................227. Unit Pelaksana Teknis Dinas....................................................................22
C. SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH ...........................................................231. SUMBER DAYA KESEHATAN ....................................................................232. SARANA KESEHATAN..............................................................................28
D. KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH..................................................331. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN DEMOGRAFI .......................................332. KEPENDUDUKAN ....................................................................................343. PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH.........................35
A. KESEHATAN KELUARGA .....................................................................35B. PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN KESEHATAN......................................48C. KESEHATAN LINGKUNGAN .................................................................50D. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT....................................56E. PELAYANAN KESEHATAN....................................................................66F. PEMBIAYAAN KESEHATAN..................................................................68
4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANANPERANGKAT DAERAH .............................................................................70
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH ......................72A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD ..........................................................................................72B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah ............................................................................................72C. Telaah Rencana Strategi Kementerian / Lembaga..........................................75D. Telaah Renstra Perangkat Daerah Provinsi ....................................................78E. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis ...........................................................................................80F. Penentuan Isu- Isu Strategis........................................................................81
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN....................................................................................83
vi
A. TUJUAN DAN SASARAN DINAS KESEHATAN KABUPATENBANJARNEGARA..........................................................................................83
B. MATRIKS KESELARASAN TUJUAN DAN SASARAN ..........................................85BAB V STRATEGI DAN KEBIJAKAN ..............................................................................89BAB VIRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOKSASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF..........................................................................94BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN...........................................................141
A. INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACUPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD .........................................................141
BAB VIII PENUTUP......................................................................................................144
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Hubungan RENSTRA dengan Dokumen Perencanaan lainnya ............ 2
Gambar 1.1 Hubungan RENSTRA dengan Dokumen RPJMD ................................. 2
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Banjarnegara ......................................................... 33
Grafik 2.1 Angka Kematian Ibu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ....... 35
Grafik 2.2 Angka Kematian Bayi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ..... 36
Grafik 2.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Kabupaten Banjarnegara Tahun2012-2016 ..................................................................................... 36
Grafik 2.4 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani KabupatenBanjarnegara Tahun 2012-2016 ...................................................... 37
Grafik 2.5 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan YangMemiliki Kompetensi Kebidanan Kabupaten Banjarnegara ................. 38
Grafik 2.6 Cakupan Pelayanan Nifas Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016. 38
Grafik 2.7 Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani KabupatenBanjarnegara Tahun 2012-2016 ...................................................... 38
Grafik 2.8 Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 39
Grafik 2.9 Cakupan Pelayanan Anak Balita Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ..................................................................................... 39
Grafik 2.10 Cakupan Peserta KB Aktif (%) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................................................................................. 39
Grafik 2.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat KabupatenBanjarnegara Tahun 2012-2016 ...................................................... 40
Grafik 2.12 Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja Kabupaten BanjarnegaraTahun 2012-2016 .......................................................................... 41
Grafik 2.13 Kesehatan Lansia Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ........... 42
Grafik 2.14 Prevalensi Gizi Buruk (BB/TB) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................................................................................. 42
Grafik 2.15 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Balita yang datang danditimbang (D/S) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............ 44
Grafik 2.16 Persentase ASI Eksklusif Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016..
Grafik 2.17 Cakupan Bayi (6-11 Bulan) Mendapat Kapsul Vitamin A KabupatenBanjarnegara Tahun 2012-2016 ...................................................... 46
Grafik 2.18 Cakupan Anak Balita Mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali per tahunKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ..................................... 46
Grafik 2.19 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vit A Kabupaten BanjarnegaraTahun 2012-2016 .......................................................................... 47
Grafik 2.20 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Anak Usia 6-24Bulan Keluarga Miskin Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .... 47
Grafik 2.21 Cakupan Desa Siaga Aktif Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 48
Grafik 2.22 Persentase Posyandu Mandiri Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................................................................................. 49
Grafik 2.23 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Kabupaten 49
viii
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ......................................................
Grafik 2.24 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat MiskinKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ..................................... 50
Grafik 2.25 Persentase Cakupan Rumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatanabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ....................................... 51
Grafik 2.26 Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum YangBerkualitas Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 .................... 52
Grafik 2.27 1 Persentase Kualitas Air Minum Yang Memenuhi Syarat KabupatenBanjarnegara Tahun 2012-2016 ...................................................... 52
Grafik 2.28 Persentase Penduduk yang menggunakan jamban sehat KabupatenBanjarnegara Tahun 2012-2016 ...................................................... 53
Grafik 2.29 Persentase Penduduk Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS)Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ..................................... 53
Grafik 2.20 Persentase Cakupan TTU Yang Memenuhi Syarat KesehatanKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ..................................... 54
Grafik 2.31 Persentase Cakupan Tempat Pengelola Makanan (TPM) YangMemenihu Syarat Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016 ............................................................................................. 55
Grafik 2.32 Penemuan Pasien Baru TB BTA (+) Kabpaten Banjarnegara Tahun2012 – 2016................................................................................... 56
Grafik 2.33 Kesembuhan Penderita TB BTA (+) Kabupaten Banjarnegara 2012 –2016............................................................................................... 57
Grafik 2.34 Penemuan Kasus HIV – AIDS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 –2016................................................................................................ 58
Grafik 2.35 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunitation (UCI)Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 – 2016..................................... 61
Grafik 2.36 Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 TahunKabupaten Banjarnegara Tahun 2012 – 2016..................................... 62
Grafik 2.37 Cakupan Penemuan Demam Berdarah Dengue (DBD) KabupatenBanjarnegara Tahun 2012 – 2016...................................................... 63
Grafik 2.38 Kasus Malaria (API) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 – 2016........ 64
Grafik 2.39 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan PenyelidikanEpidemiologi < 24 Jam..................................................................... 65
Grafik 2.40 Persentase Cakupan Rawa Jalan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012– 2016............................................................................................. 66
Grafik 2.41 Persentase Cakupan Rawat Inap Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012– 2016............................................................................................. 66
Grafik 2.42 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus diberkansarana kesehatan (RS) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 –2016................................................................................................ 67
Grafik 2.43 Cakupan Puskesmas Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012 – 2016...... 67
ix
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1 Data Keberadaan 9 (sembilan) Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Tahun 2017 ................................................................................... 24
Tabel 2.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012- 2016 ......................................................................... 28
Tabel 2.3 Data Jumlah Wilayah Kerja, Tipe dan Kategori Puskesmas Tahun
2017 ............................................................................................. 28
Tabel 2.4 Data Jumlah Puskesmas Terakreditasi Tahun 2015-2018 .................. 30
Tabel 2.5 Struktur Penduduk Kabupaten Banjarnegara Menurut Golongan Umur
Tahun 2014-2016 .......................................................................... 34
Tabel 2.6 Anggaran Dan Realisasi Pendanaan Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2012-2016 ...................................................... 68
Tabel 3.1 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah.................................... 74
Tabel 3.2 Telaah Rencana Strategis Kementerian/Lembaga.............................. 76
Tabel 3.3 Telaah Rencana Strategis Perangkat Daerah Provinsi......................... 78
Tabel 3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis......................................................................................... 81
Tabel 4.1 Matriks Keselarasan Tujuan dan Sasaran.......................................... 85
Tabel 7.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2018 – 2022......................................................................... 137
Tabel 7.2 Penetapan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2018 – 2022......................................................................... 138
x
TIM PENYUSUN RENSTRA
PENANGGUNG JAWAB:dr. Ahmad Setiawan, MPH
KETUA:Elisabet Cucuk P, SKM, M. Kes
SEKRETARIS:Muhammad Faqih, SKM
TIM PENGARAH:dr. Sulistiyowati, M.KesSri Yuniarti, SKM, MM
dr. Ery Rosita
TIM PENYUSUN:Mokhamad Susyanto, A.Md
Holly Kurniawati, SKMAsrinah, S.SiT, M.Kes
Dwi Budi Prasojo, SKMAep Kusmana, SKM
Wiwi Widyaningrum, S.Kep, NersAgus Priyono, A.MdAbidin Achmad, SKM
Sumilah, SKMDra. Afrida, Apt
Eny Setyaningsih, SKMMuslikhati, S.Si, Apt
dr. Edy SantosoSri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kes
Windiaretno, SKM
TIM PENGUMPUL:Mardiati Dhian Pustikowati, SKM
Deddy Kurniawan, SKMNilam Wuryani, A.Mk
Nursolih
TIM KREATIF DESIGN:Risa Yuliawan
Rizka Anggraeni, S.Kom
1
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yangbertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiaporang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia,baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukandukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di Indonesia, Sistem KesehatanNasional (SKN) telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor72 tahun 2012. SKN tersebut telah berperanan besar sebagai acuan di bidangKesehatan, penyusunan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,dan juga sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahpelaksanaan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program IndonesiaSehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakatmelalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung denganperlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2)meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanankesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu IndonesiaSehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenagakesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigmasehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilarparadigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalampembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan aksespelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanankesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risikokesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategiperluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Dengan telah ditetapkannya Rencana Strategis Kesehatan Tahun 2015–2019Menteri oleh Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015, sejalan denganadanya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional maka di tingkat kabupaten perlu dibuat suatu RencanaStrategis Perangkat Daerah (yang selanjutnya disebut Renstra-PD) yang dapat dijadikansebagai pedoman dalam pembangunan 5 (lima) tahun ke depan dan Rencana Strategissangat penting menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah.
Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota perlu menyusun PerencanaanPembangunan Daerah sebagai salah satu kesatuan dalam Sistem PerencanaanPembangunan Nasional. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara merupakanbagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, terutama mengenaipembagian urusan pemerintahan bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalamUndang – undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. SehinggaRenstra Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara merupakan bagian yang takterpisahkan dan bersifat menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah(RPJMD) Kabupaten Banjarnegara 2017 - 2022, khususnya yang berhubungan denganbidang kesehatan dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas KesehatanKabupaten.
2
Gambar 1. 2 Hubungan RENSTRA dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Gambar 1. 3 Hubungan RENSTRA dengan Dokumen RPJMD
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4438);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraTahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir
3
dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman LaporanPenyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan KeteranganPertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, DanInformasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4693);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi KinerjaPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata CaraPenyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana PembangunanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang WilayahNasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan PenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
11.Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
12.Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan FungsiKabinet Kerja Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
13.Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2015 Nomor 3);
14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahanatas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 310);
15.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2017 TentangTata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, TataCara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta TataCara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
16.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 TentangPusat Kesehatan Masyarakat;
17.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentangStandar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
18.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/52/2015Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019;
19.Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 50/781/B.1/I Tanggal : 24 Agustus 2016Pedoman Pelaksanaan Reviu Dokumen RPJMD dan Renstra SKPD
20.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);
21.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana TataRuang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009–2029 (Lembaran Daerah ProvinsiJawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi JawaTengah Nomor 28);
4
22.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, TambahanLembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);
23.Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 3 Tahun 2009 Tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005-2025.
24.Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun 2011 Tentang RencanaTata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011-2031.
25.Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 32 Tahun 2017 Tentang RencanaPembangungan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 –2022
26.Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 TentangPembentukan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara
27.Peraturan Bupati Kabupaten Banjarnegara Nomor 63 Tahun 2016 Tentang TugasPokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Banjarnegara
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan KabupatenBanjarnegara tahun 2017 – 2022 adalah sebagai upaya kongkrit menindaklanjutiRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Banjarnegara 2017- 2022, terutama dalam rangka mewujudkan Dinas Kesehatan KabupatenBanjarnegara agar menjadi institusi yang bermutu untuk mewujudkan kemandirianmasyarakat di bidang kesehatan. Penyusunan Rencana Strategis dimaksudkanuntuk mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dalammelaksanakan fungsi pelayanan masyarakat dalam pembangunan kesehatan,meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintahdalam rangka mewujudkan good and clean governance. Disamping itu sebagaikerangka serta arah pembangunan untuk 5 (lima) tahun ke depan dalampencapaian Visi, Misi, strategi, kebijakan, Program serta sebagai tolok ukurpertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan pada akhir tahun anggaran.
2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan KabupatenBanjarnegara tahun 2017 - 2022 adalah sebagai berikut :
a. Menjabarkan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Banjarnegara ke dalamtujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan daerah bidang kesehatantahun 2017-2022;
b. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkandalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara danrencana kerja lima tahunan.
c. Menjabarkan instrumen pengukuran kinerja dan kebijakan sesuai skala prioritasdalam melaksanakan pembangunan kesehatan daerah di KabupatenBanjarnegara.
d. Menjabarkan program-program pembangunan kesehatan daerah serta rencanakegiatan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis sesuai bidangkewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dan alokasi pembiayaaandalam kurun waktu lima tahun ke depan
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Dokumen Rencana Strategis ini sesuai dengan Peraturan MenteriDalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2017 Tanggal 17 November 2017
5
Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, SertaTata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab I memuatLatar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, danSistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Bab II memuatTugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah, SumberDaya Perangkat Daerah, dan Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah serta Tantangan danPeluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
Bab III memuat Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan FungsiPelayanan Perangkat Daerah, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakilkepala daerah, Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga, Telaahan Rencana Tata RuangWilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
LAMPIRAN
1. Lampiran-lampiran
2. Indeks.
6
BAB IIGAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
1. KEDUDUKAN
Keberadaan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara ditetapkan denganPeraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2016 TentangPembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati KabupatenBanjarnegara Nomor 63 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banjarnegara.
2. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan organisasi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program dan Informasi; dan
b. Sub Bagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian;
3) Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
b. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah raga; dan
c. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan;
4) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari :
a. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
c. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
5) Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan;
b. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
6) UPTD; dan
7) Kelompok Jabatan Fungsional.
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara adalah sebagaiberikut :
1. Kepala Dinas
a. Tugas Pokok :
melaksanakan urusan pemerintahan bidang kesehatan yang menjadikewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.
b. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Kepala Dinas mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan dibidang kesehatan masyarakat, pencegahan danpengendalian penyakit serta pelayanan dan sumber daya kesehatan;
LAMPIRANPERATURAN BUPATI BANJARNEGARANOMOR 62 TAHUN 2016TENTANGKEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSISERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DANOLAHRAGA KABUPATEN BANJARNEGARA
7
2) Pelaksanaan koordinasi kebijakan dibidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan pengendalian penyakit serta pelayanan dan sumber dayakesehatan;
3) Pelaksanaan kebijakan dibidang kesehatan masyarakat, pencegahan danpengendalian penyakit serta pelayanan dan sumber daya kesehatan;
4) Pembinaan dan fasilitasi kebijakan dibidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan pengendalian penyakit serta pelayanan dan sumber dayakesehatan;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan masyarakat,pencegahan dan pengendalian penyakit serta pelayanan dan sumber dayakesehatan;
6) Pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas;
7) Pengendalian penyelenggaraan tugas UPTD; dan
8) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuaidengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretaris
a. Tugas Pokok :
Melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidangketatausahaan, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, kearsipan,dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan, kepegawaian,pelayanan administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan.
b. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
1) Pengkoordinasian kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan;
2) Pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan program kerja di lingkunganDinas Kesehatan;
3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputiketatausahaan, kepegawaian, hukum, keuangan, kerumahtanggaan,kerjasama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi di lingkungan DinasKesehatan;
4) Pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana dilingkungan Dinas Kesehatan;
5) Pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan sertapelaksanaan advokasi hukum di lingkungan Dinas Kesehatan;
6) Pengkoordinasian pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah(SPIP);
7) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah danpelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Dinas Kesehatan;
8) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
9) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengantugas dan fungsinya.
c. Sekretariat terdiri dari:
1. Sub Bagian Program dan Informasi; dan
2. Sub Bagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian;
Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawahdan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
8
1. Sub Bagian Program dan Informasi
Sub Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas pokokmelakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakanbidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan program kerja serta pengelolaaninformasi kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Program danInformasi mempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan sub bagian program daninformasi berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasikegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahansesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan;
d) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahansesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaantugas;
e) Menyusun konsep kebijakan teknis, petunjuk pelaksanaan dan naskahdinas lingkup Sub Bagian Program dan Informasi sebagai dasarpelaksanaan kegiatan;
f) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
g) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Sub BagianProgram dan Informasi dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasilkerja yang optimal;
h) Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyusunan konsep RencanaKegiatan dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)serta perubahan anggaran sesuai ketentuan dan plafon anggaran yangditetapkan;
i) Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyusunan konsep RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis(Renstra), Rencana Kerja (Renja), Indikator Kinerja Utama (IKU),Perjanjian Kinerja (PK) dan dokumen perencanaan lainnya sesuai denganketentuan yang berlaku;
j) Menyiapkan bahan koordinasi dalam penyusunan konsep LaporanKeterangan Pertanggungjawaban Bupati (LKPJ), Laporan Kinerja InstansiPemerintah (LKjIP) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) dan dokumen pelaporanlainnya sesuai ketentuan yang berlaku;
k) Menyiapkan bahan pengelolaan informasi kesehatan;
l) Menyiapkan bahan usulan pencairan anggaran baik di lingkup sekretariat,bidang dan Unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai dengan prosedur danketentuan yang berlaku;
m) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasilkerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
n) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
9
o) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
p) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
2. Sub Bagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian mempunyai tugasmelakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakanbidang pengelolaan keuangan, ketatausahaan, hukum, kerumahtanggaan,kerjasama, kearsipan, dokumen, keorganisasian dan ketatalaksanaan,kehumasan, kepegawaian, dan pelayanan administrasi di lingkungan DinasKesehatan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Kepala Sub Bagian Keuangan,Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan Sub Bagian Keuangan, Umumdan Kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasilevaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaantugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahansesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaantugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis, petunjuk pelaksanaan dan naskahdinas lingkup Sub Bagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian sebagaidasar pelaksanaan tugas;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Sub BagianKeuangan, Umum dan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas agardiperoleh hasil kerja yang optimal;
g) Menyiapkan bahan administrasi keuangan dalam rangka pencairananggaran, pengelolaan, pembukuan dan pelaporan pertanggungjawabankeuangan;
h) Melaksanakan ketatausahaan dinas dengan mengelola surat-menyurat,kearsipan dan dokumentasi;
i) Melaksanakan kerumahtanggaan dinas dengan mengelola baranginventaris, barang pakai habis, pemeliharaan sarana dan prasarana,pengadaan barang/jasa di lingkungan dinas;
j) Melaksanakan layanan administrasi kepegawaian, kehumasan, hukum,kerjasama, keorganisasian dan ketatalaksanaan;
k) Menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala,pemberhentian/pensiun, karis/karsu, taspen, pengiriman peserta diklat,ujian dinas, ujian penyesuaian ijazah, tugas belajar/izin belajar danadministrasi kepegawaian lainnya;
l) Menyiapkan sarana, akomodasi dan protokoler dalam kegiatan rapatdinas maupun penerimaan kunjungan tamu dinas;
10
m) Melaksanakan koordinasi kegiatan pengamanan kantor, kebersihan danpertamanan agar tercipta lingkungan kantor yang tertib, aman, bersihdan nyaman;
n) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasilkerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
o) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
p) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
q) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang Kesehatan Masyarakat
a. Tugas Pokok
Melakukan perencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang
pengelolaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan rujukan, kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, kesehatan bayi dan balita,
kesehatan remaja dan lanjut usia, pasangan usia subur dan wanita usia subur,
perbaikan gizi dan institusi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga,
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh daerah, kelompok
masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat daerah serta
pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat.
b. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
1) Perencanaan perumusan kebijakan bidang pengelolaan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan, kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, kesehatan bayi dan balita, kesehatan remaja dan
lanjut usia, pasangan usia subur dan wanita usia subur, perbaikan gizi dan
institusi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh daerah, kelompok masyarakat,
organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat daerah serta pembiayaan
dan jaminan kesehatan masyarakat;
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan, kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, kesehatan bayi dan balita, kesehatan remaja dan
lanjut usia, pasangan usia subur dan wanita usia subur, perbaikan gizi dan
institusi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh daerah, kelompok masyarakat,
organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat daerah serta pembiayaan
dan jaminan kesehatan masyarakat;
11
3) Pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP),
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan, kesehatan ibu hamil, ibu bersalin
dan nifas, kesehatan bayi dan balita, kesehatan remaja dan lanjut usia, pasangan
usia subur dan wanita usia subur, perbaikan gizi dan institusi, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan melalui tokoh daerah, kelompok masyarakat, organisasi swadaya
masyarakat dan dunia usaha tingkat daerah serta pembiayaan dan jaminan
kesehatan masyarakat;
4) Pembinaan dan fasilitasi kebijakan bidang pengelolaan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan, kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, kesehatan bayi dan balita, kesehatan remaja dan
lanjut usia, pasangan usia subur dan wanita usia subur, perbaikan gizi dan
institusi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh daerah, kelompok masyarakat,
organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat daerah serta pembiayaan
dan jaminan kesehatan masyarakat;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang pengelolaan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan,
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, kesehatan bayi dan balita, kesehatan
remaja dan lanjut usia, pasangan usia subur dan wanita usia subur, perbaikan gizi
dan institusi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh daerah, kelompok masyarakat,
organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat daerah serta pembiayaan
dan jaminan kesehatan masyarakat; dan
6) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
c. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari :
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
2. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga; dan
3. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan.
Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang pengelolaan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan,
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, kesehatan bayi dan balita, kesehatan
remaja dan lanjut usia, pasangan usia subur dan wanita usia subur serta perbaikan
gizi dan institusi.
12
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizimempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan seksi kesehatan keluarga dan giziberdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatantahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi sebagaidasar pelaksanaan kegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Seksi KesehatanKeluarga dan Gizi dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yangoptimal;
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi guna mendukung kelancaranpelaksanaan tugas;
i) Melaksanakan pengelolaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan rujukan;
j) Melaksanakan pengelolaan upaya kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan nifas;
k) Melaksanakan pengelolaan upaya kesehatan bayi dan balita;
l) Melaksanakan pengelolaan upaya kesehatan remaja dan lanjut usia, pasanganusia subur dan wanita usia subur;
m) Melaksanakan perbaikan gizi dan institusi;
n) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
o) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
p) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
q) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai tugasmelakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidangpengelolaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan, kesehatanlingkungan, kesehatan kerja dan Olahraga.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Kesehatan Lingkungan,Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan Seksi Kesehatan Lingkungan,Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan peraturan perundang-undangan
13
dan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaantugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis Seksi Kesehatan Lingkungan, KesehatanKerja dan Olahraga sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Seksi KesehatanLingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan tugas agardiperoleh hasil kerja yang optimal;
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga gunamendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i) Melaksanakan pengelolaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan rujukan
j) Melaksanakan pengelolaan upaya kesehatan lingkungan;
k) Melaksanakan pengelolaan upaya kesehatan kesehatan kerja;
l) Melaksanakan pengelolaan upaya kesehatan olahraga;
m) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
n) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
o) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
p) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya;
3. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan
Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan mempunyai tugas melakukanpenyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan danfasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang pemberdayaanmasyarakat bidang kesehatan melalui tokoh daerah, kelompok masyarakat,organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat daerah serta pembiayaandan jaminan kesehatan masyarakat.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Promosi dan PemberdayaanKesehatan mempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan Seksi Promosi dan PemberdayaanKesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasikegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
14
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis seksi promosi dan pemberdayaankesehatan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Seksi Promosi danPemberdayaan Kesehatan dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasilkerja yang optimal;
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan guna mendukungkelancaran pelaksanaan tugas;
i) Melaksanakan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokohdaerah, kelompok masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan duniausaha tingkat daerah;
j) Melaksanakan pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat;
k) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
l) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
m) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
n) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya;
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. Tugas pokok :
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas perencanaanperumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan,evaluasi serta pelaporan kebijakan bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan danpengendalian penyakit menular serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidakmenular dan kesehatan jiwa.
b. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakitmenyelenggarakan fungsi:
Menyusun rencana dan program kegiatan Bidang Pencegahan dan PengendalianPenyakit berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatantahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
a) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujudsinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
b) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
c) Menyusun konsep kebijakan teknis bidang surveilans dan imunisasi, pencegahandan pengendalian penyakit menular serta pengendalian penyakit tidak menulardan kesehatan jiwasebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
15
d) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnyasebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
e) Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam melaksanakan tugas agardiperoleh hasil kerja yang optimal;
f) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
g) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakitmenular serta pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa gunamendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
h) Mengarahkan pelaksanaan surveilans;
i) Mengarahkan pelaksanaan imunisasi;
j) Mengarahkan pelaksanaan pencegahan penyakit menular;
k) Mengarahkan pelaksanaan pengendalian penyakit menular;
l) Mengarahkan pelaksanaan pencegahan penyakit tidak menular;
m) Mengarahkan pelaksanaan pengendalian penyakit tidak menular;
n) Mengarahkan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kesehatan jiwa;
o) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
p) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
q) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagaiwujud pertanggungjawaban;
r) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengantugas dan fungsinya.
c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari :
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
3. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi
Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas melakukan penyiapanbahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang surveilans dan imunisasi.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Surveilans dan Imunisasimempunyai fungsi :
1) Menyusun rencana dan program kegiatan Seksi Surveilans dan Imunisasiberdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatantahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
16
3) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
4) Menyusun konsep kebijakan teknis Seksi Surveilans dan Imunisasi sebagaidasar pelaksanaan kegiatan;
5) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
6) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Seksi Surveilans danImunisasi dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
7) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
8) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan Seksi Surveilans dan Imunisasi guna mendukung kelancaranpelaksanaan tugas;
9) Melaksanakan surveilans;
10) Melaksanakan imunisasi;
11) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
12) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
13) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
14) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai tugasmelakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidangpencegahan dan pengendalian penyakit menular.
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Pencegahan dan PengendalianPenyakit Menular mempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan Seksi Pencegahan danPengendalian Penyakit Menular berdasarkan peraturan perundang-undangandan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaantugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis Seksi Pencegahan dan PengendalianPenyakit Menular sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Seksi Pencegahan danPengendalian Penyakit Menular dalam melaksanakan tugas agar diperolehhasil kerja yang optimal;
17
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular gunamendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i) Melaksanakan pencegahan penyakit menular;
j) Melaksanakan pengendalian penyakit menular;
k) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
l) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
m) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
n) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
3. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyaitugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidangpencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta kesehatan jiwa
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, Seksi Pengendalian Penyakit TidakMenular dan Kesehatan Jiwa mempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan Seksi Pengendalian Penyakit TidakMenular dan Kesehatan Jiwa berdasarkan peraturan perundang-undangan danhasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaantugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menulardan Kesehatan Jiwa sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) Seksi PengendalianPenyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa dalam melaksanakan tugas agardiperoleh hasil kerja yang optimal;
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa gunamendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i) Melaksanakan pencegahan penyakit tidak menular;
j) Melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular;
18
k) Melaksanakan pencegahan dan pengendalian kesehatan jiwa;
l) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
m) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
n) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
o) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
5. Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
a. Tugas Pokok :
Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugasperencanaan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan danfasilitasi, pemantauan, evaluasi, pelaporan kebijakan penerbitan izin rumah sakitkelas C dan D dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah, izin praktik dan izinkerja tenaga kesehatan, izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal, izinusaha mikro obat tradisional (UMOT), izin produksi makanan dan minuman padaindustri rumah tangga, sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu danperbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) kelas 1 (satu) tertentu perusahaanrumah tangga, perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatanuntuk upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)Daerah serta pengawasan post-market produk makanan-minuman industri rumahtangga.
b. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatanmenyelenggarakan fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan Bidang Pelayanan dan Sumber Dayakesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasikegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas guna terwujudsinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan sesuaidengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan, kefarmasian danalat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatansebagai dasar pelaksanaankegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkup tugasnyasebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedoman pelaksanaan tugas;
f) Melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan dalam melaksanakan tugas agardiperoleh hasil kerja yang optimal;
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasaninternal pemerintah di lingkungan dinas sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yang berkaitandengan bidang pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan sertasumber daya manusia kesehatan guna mendukung kelancaran pelaksanaantugas;
i) Menyusun konsep penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D serta fasilitaspelayanan kesehatan tingkat daerah;
19
j) Menyusun konsep penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan danoptikal, izin Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) serta izin produksi makanandan minuman pada industri rumah tangga;
k) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan sertifikat produksi alatkesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan perbekalan kesehatan rumah tangga(PKRT) kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga;
l) Melaksanakan pengawasan post-market produk makanan-minuman industrirumah tangga;
m) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan izin praktik dan izin kerjatenaga kesehatan;
n) Melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatanuntuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan(UKP) Daerah;
o) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasil kerjabawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
p) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
q) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sebagaiwujud pertanggungjawaban;
r) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengantugas dan fungsinya.
c. Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan;
2. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
1. Seksi Pelayanan Kesehatan
a. Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahanperumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan dan fasilitasi,pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang penerbitan izin rumahsakit kelas C dan D serta fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah;
b. Dalam melaksanakan tugas, Seksi Pelayanan Kesehatan menyelenggarakanfungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan seksi pelayanan kesehatanberdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasil evaluasi kegiatantahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahansesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaantugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis seksi pelayanan kesehatan sebagaidasar pelaksanaan kegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
20
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) seksi pelayanankesehatandalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerja yangoptimal;
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan danpengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatandapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yangberkaitan dengan seksi pelayanan kesehatan guna mendukungkelancaran pelaksanaan tugas;
i) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan izin rumah sakit kelasC;
j) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan izin rumah sakit kelasD;
k) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan fasilitas pelayanankesehatan tingkat daerah;
l) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasilkerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
m) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
n) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
o) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan
a. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas melakukanpenyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan danfasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang penerbitanizin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal, izin Usaha Mikro ObatTradisional (UMOT), izin produksi makanan dan minuman pada industri rumahtangga, sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu danPerbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) kelas 1 (satu) tertentuperusahaan rumah tangga, serta pengawasan post-market produk makanan-minuman industri rumah tangga;
b. Dalam melaksanakan tugas, Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatanmenyelenggarakan fungsi :1) Menyusun rencana dan program kegiatan seksi kefarmasian dan alat
kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasilevaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaantugas;
2) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
3) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahansesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaantugas;
4) Menyusun konsep kebijakan teknis seksi kefarmasian dan alat kesehatansebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
5) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
21
6) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) seksi kefarmasiandan alat kesehatan dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasil kerjayang optimal;
7) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan danpengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatandapat berjalan lancar;
8) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yangberkaitan dengan seksi kefarmasian dan alat kesehatan guna mendukungkelancaran pelaksanaan tugas;
9) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan izin apotek, toko obat,toko alat kesehatan dan optikal;
10) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan izin Usaha Mikro ObatTradisional (UMOT);
11) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan izin produksi makanandan minuman pada industri rumah tangga;
12) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan sertifikat produksi alatkesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan Perbekalan Kesehatan RumahTangga (PKRT) kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga;
13) Melaksanakan pengawasan post-market produk makanan-minumanindustri rumah tangga;
14) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasilkerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
15) Menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan sebagai bahanpertimbangan pengambilan kebijakan;
16) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
17) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas melakukanpenyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pembinaan danfasilitasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan bidang penerbitanizin praktik dan izin kerja tenaga kesehatan serta perencanaan danpengembangan sumber daya manusia kesehatan untuk Upaya KesehatanMasyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Daerah;
b. Dalam melaksanakan tugas, Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatanmenyelenggarakan fungsi :
a) Menyusun rencana dan program kegiatan seksi sumber daya manusiakesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan hasilevaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaantugas;
b) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja dinas gunaterwujud sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
c) Mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahansesuai dengan jabatan dan kompetensinya guna kelancaran pelaksanaantugas;
d) Menyusun konsep kebijakan teknis seksi sumber daya manusia kesehatansebagai dasar pelaksanaan kegiatan;
e) Menelaah dan mengkaji peraturan perundang-undangan sesuai lingkuptugasnya sebagai bahan perumusan kebijakan teknis serta pedomanpelaksanaan tugas;
f) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) seksi sumberdaya manusia kesehatan dalam melaksanakan tugas agar diperoleh hasilkerja yang optimal;
22
g) Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan danpengawasan internal pemerintah di lingkungan dinas sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatandapat berjalan lancar;
h) Menyusun konsep kebijakan Kepala Dinas dan naskah dinas yangberkaitan dengan seksi sumber daya manusia kesehatan gunamendukung kelancaran pelaksanaan tugas;
i) Menyiapkan bahan penyusunan konsep penerbitan izin praktik dan izinkerja tenaga kesehatan;
j) Melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusiakesehatan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Daerah;
k) Melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusiakesehatan untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Daerah;
l) Mengarahkan dan menilai kinerja bawahan dengan mengevaluasi hasilkerja bawahan untuk meningkatkan prestasi kerja;
m) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugassebagai wujud pertanggungjawaban;
n) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuaidengan tugas dan fungsinya.
6. Kelompok Jabatan Fungsionala. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam
menunjang tugas pokok Dinkes.b. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah pejabat fungsional yang terbagi
dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.c. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.e. Pembinaan terhadap pejabat fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
a. UPT Puskesmas
No. Nama Puskesmas No. Nama Puskesmas1. Puskesmas Susukan 1 18. Puskesmas Banjarmangu 12. Puskesmas Susukan 2 19. Puskesmas Banjarmangu 23. Puskesmas Purworejo Klampok 1 20. Puskesmas Wanadadi 14. Puskesmas Purworejo Klampok 2 21. Puskesmas Wanadadi 25. Puskesmas Mandiraja 1 22. Puskesmas Rakit 16. Puskesmas Mandiraja 2 23. Puskesmas Rakit 27. Puskesmas Purwanegara 1 24. Puskesmas Punggelan 18. Puskesmas Purwanegara 2 25. Puskesmas Punggelan 29. Puskesmas Bawang 1 26. Puskesmas Karangkobar10. Puskesmas Bawang 2 27. Puskesmas Wanayasa 111. Puskesmas Pagedongan 28. Puskesmas Wanayasa 212. Puskesmas Banjarnegara 1 29. Puskesmas Kalibening13. Puskesmas Banjarnegara 2 30. Puskesmas Pejawaran14. Puskesmas Sigaluh 1 31. Puskesmas Batur 115. Puskesmas Sigaluh 2 32. Puskesmas Batur 216. Puskesmas Madukara 1 33. Puskesmas Pagentan 117. Puskesmas Madukara 2 34. Puskesmas Pagentan 218. 35. Puskesmas Pandanarum
b. UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
c. UPT Gudang Farmasi
23
BAGAN ORGANISASIDINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANJARNEGARA
C. SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH
1. SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistemdalam sistem kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalammeningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan pelayanankesehatan. Upaya dan pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatanyang bertanggung jawab, memiliki etik dan moral tinggi, keahlian dan berwenang.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidangkesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untukmelakukan upaya kesehatan.
a) Jumlah Tenaga Kesehatan
Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan terdiri dari tenaga kesehatandan tenaga Non kesehatan. Tenaga kesehatan di kelompokan menjadi beberaparumpun dan sub rumpun. Rumpun tenaga kesehatan menurut Undang-Undangnomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 11 adalah tenaga medis,tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenagakefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenagagizi, tenaga keterapian fisik,tenaga keteknesian medis, tenaga teknik boimedika,tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain.
1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentangpusat kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yangmenyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
Sub BagianProgram dan Informasi
Sub Bagian Keuangan,Umum dan Kepegawaian
Bidang KesehatanMasyarakat
Bidang Pelayanan danSumber Daya Kesehatan
Bidang Pencegahan danPengendalian Penyakit
Seksi Promosi danPemberdayaan Kesehatan
Seksi Kesehatan Keluargadan Gizi
Seksi KesehatanLingkungan, KesehatanKerja dan Olah Raga
Seksi PengendalianPenyakit tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa
Seksi Surveilans danImunisasi
Seksi Pencegahan danPengendalian Penyakit
Menular
Seksi Sumber DayaManusia Kesehatan
Seksi PelayananKesehatan
Seksi Kefarmasian danAlat Kesehatan
UPTD
Peraturan Bupati BanjarnegaraNomor 63 Tahun 2016TentangKedudukan, Susunan Organisasi, Tugas danFungsi Serta Tata Kerja Dinas KesehatanKabupaten Banjarnegara
SekretariatKelompok JabatanFungsional
Kepala
BAGAN ORGANISASI DINAS KESEHATANKABUPATEN BANJARNEGARA
24
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotifdan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginyadi wilayah kerjanya. Untuk mendukung fungsi dan tujuan puskesmas diperlukan sumber daya manusia kesehatan baik tenaga kesehatan maupuntenaga penunjang kesehatan.
Pada peraturan yang sama di pasal 16 ayat 3 di sebutkan bahwa minimaltenaga kesehatan di puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan primer,dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatanlingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenagakefarmasian. Sedangkan tenaga penunjang kesehatan harus dapat mendukungkegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatanoperasional lainnya.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas dihitung berdasarkananalisis beban kerja dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu jumlahpelayanan yang di selenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanankesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerjanya, dan pembagian waktusaja.
Pada Puskesmas non rawat inap, minimal jumlah dokter yaitu satu orang,sedangkan pada puskesmas rawat inap minimal jumlah dokter dua orang, baikpada perkotaan, perdesaaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil.Terdapat 6 Puskesmas yang tidak memiliki dokter yaitu PuskesmasPurwanegara 2, Bawang 1, Pagedongan, Banjarmangu 1, Rakit 1 dan Rakit 2,disebabkan dokter sebagai Kepala Puskesmas. Rincian lengkap mengenaiPuskesmas dengan jumlah dokter dapat dilihat di tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Data Keberadaan 9 (sembilan) Jenis Tenaga Kesehatandi Puskesmas Tahun 2017
NO PUSKESMAS DR. DR.GIGI
TENAGAKESMAS BIDAN
TENAGAGIZI
SANITASI
PERAWAT
KEFARMASIAN
AHLITEKNOL
OGILABORATORIUMMEDIK
1 SUSUKAN 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
2 SUSUKAN 2 ADA ADA ADA ADA ADA
3 KLAMPOK 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
4 KLAMPOK 2 ADA ADA ADA ADA ADA
5 MANDIRAJA 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
6 MANDIRAJA 2 ADA ADA ADA ADA ADA ADA
7 PURWONEGORO 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
8 PURWONEGORO 2 ADA ADA ADA ADA
9 BAWANG 1 ADA ADA ADA ADA
10 BAWANG 2 ADA ADA ADA ADA ADA
11 BANJARNEGARA 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
12 BANJARNEGARA 2 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
13 PAGEDONGAN ADA ADA ADA ADA
14 SIGALUH 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
15 SIGALUH 2 ADA ADA ADA ADA ADA ADA
16 MADUKARA 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
25
NO PUSKESMAS DR. DR.GIGI
TENAGAKESMAS BIDAN
TENAGAGIZI
SANITASI
PERAWAT
KEFARMASIAN
AHLITEKNOL
OGILABORATORIUMMEDIK
17 MADUKARA 2 ADA ADA ADA ADA ADA ADA
18 BANJARMANGU 1 ADA ADA ADA ADA ADA
19 BANJARMANGU 2 ADA ADA ADA ADA
20 WANADADI 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
21 WANADADI 2 ADA ADA ADA ADA ADA
22 RAKIT 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
23 RAKIT 2 ADA ADA ADA ADA
24 PUNGGELAN 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
25 PUNGGELAN 2 ADA ADA ADA ADA ADA
26 KARANGKOBAR ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
27 PAGENTAN 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
28 PAGENTAN 2 ADA ADA ADA ADA
29 PEJAWARAN ADA ADA ADA ADA ADA ADA
30 BATUR 1 ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA
31 BATUR 2 ADA ADA ADA ADA
32 WANAYASA 1 ADA ADA ADA ADA ADA
33 WANAYASA 2 ADA ADA ADA ADA ADA
34 KALIBENING ADA ADA ADA ADA ADA ADA
35 PANDANARUM ADA ADA ADA ADA ADA
Pada Puskesmas non rawat inap, minimal jumlah dokter yaitu satu orang,sedangkan pada puskesmas rawat inap minimal jumlah dokter dua orang, baikpada perkotaan, perdesaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil.Terdapat 6 Puskesmas yang tidak memiliki dokter yaitu PuskesmasPurwanegara 2, Bawang 1, Pagedongan, Banjarmangu 1, Rakit 1 dan Rakit 2,disebabkan dokter sebagai Kepala Puskesmas.
Jumlah Dokter Gigi sebanyak 8 orang dari kebutuhan minimal untukPuskesmas sebanyak 40 orang, sehingga masih terdapat kekurangan DokterGigi sebanyak 32 orang.
Perawat pada Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah lima orangsedangkan pada Puskesmas rawat inap minimal berjumlah delapan orang.Kondisi ini merupakan standar minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, dankawasan terpencil dan sangat terpencil.
Jumlah perawat di Kabupaten Banjarnegara saat ini sebanyak 197 orangsedangkan berdasarkan perhitungan Analisa Beban Kerja dibutuhkan 296orang, sehingga terdapat kekurangan sebanyak 99 orang.
Jumlah bidan di Puskesmas non rawat inap minimal empat orang dan diPusekmas rawat inap minimal tujuh orang. Kondisi ini merupakan standarminimal wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil dan sangatterpencil. Saat ini di Banjarnegara terdapat bidan sebanyak 407 orangsedangkan kebutuhan berdasarkan analisa beban kerja sebanyak 582 orang,sehingga masih dibutuhkan bidan sebanyak 175 orang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa tenaga kesehatan di puskesmas
26
tidak hanya tenaga medis tetapi juga tenaga promotif dan preventif untukmendukung tugas Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatanmasyarakat. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun2015-2019, salah satu indikator dalam meningkatkan ketersediaan dan mutuSDMK sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yaitu jumlah Puskesmasyang memiliki lima jenis tenaga kesehatan promotif dan preventif. TenagaKesehatan yang dimaksud adalah tenaga kesehatan lingkungan, tenagakefarmasian, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan analisiskesehatan.
Tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 34 orang, jika dibandingkandengan jumlah Puskesmas yang ada, yaitu sebanyak 35 unit maka masihdibutuhkan tenaga tersebut sebanyak 1 orang, untuk mencukupi kebutuhantenaga di Puskesmas Banjarmangu 1, sedangkan jika dihitung berdasar analisabeban kerja masih dibutuhkan lagi tenaga kesehatan lingkungan sebanyak 15orang, untuk mencukupi kebutuhan tenaga di Puskesmas Perawatan.
Tenaga kefarmasian sebanyak 14 orang, jika dibandingkan denganjumlah Puskesmas yang ada maka masih dibutuhkan tenaga tersebut sebanyak21 orang untuk memenuhi kebutuhan minimal 1 Puskesmas 1 tenagakefarmasian, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan berdasarkan analisabeban kerja masih dibutuhkan sebanyak 75 orang.
Tenaga gizi sebanyak 29, jika dibandingkan dengan jumlah Puskesmas,yaitu sebanyak 35 unit maka dibutuhkan sebanyak 6 orang, sedangkan untukmencukupi kebutuhan berdasarkan Analisa Beban kerja, masih dibutuhkannutrisionist sebanyak 32 orang.
Tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 12 orang, jika dibandingkandengan jumlah Puskesmas yang ada, yaitu sebanyak 35 unit maka masihdibutuhkan tenaga tersebut sebanyak 23 orang.
Tenaga ahli teknik laboratorium medik sebanyak 18 orang, jikadibandingkan dengan jumlah Puskesmas yang ada, yaitu sebanyak 35 unitmaka masih dibutuhkan tenaga tersebut sebanyak 17 orang, sedangkankebutuhan berdasarkan Analisa Beban Kerja masih dibutuhkan 26 orang tenagatersebut.
2. Tenaga Kesehatan Di Gudang Farmasi Kabupaten
UPT Gudang Farmasi Kabupaten melaksanakan sebagian kegiatan teknisoperasional kegiatan penunjang Dinas di bidang pengelolaan kefarmasian danperbekalan kesehatan. Pegawai Negeri Sipil di UPT Instalasi Farmasi berjumlah9 orang yang terdiri dari :
(a) 1 orang pejabat struktural yaitu 1 orang Kepala UPT;(b) 4 orang fungsional tenaga teknis kefarmasian serta;(c) 4 orang tenaga fungsional umum; sebagai Jaga malam 3 orang, dan
administrasi umum 1 orang.3. Tenaga Kesehatan Di Laboratorium Kesehatan Daerah
UPT Laboratorium Kesehatan Daerah memiliki tugas untuk melaksanakansebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan penunjang Dinas dibidang pelayanan laboratorium kesehatan. Pegawai Negeri Sipil di UPTLaboratorium kesehatan berjumlah 6 orang yang terdiri dari 2 orang pejabatstruktural yaitu 1 orang pejabat Kepala UPT dan 1 orang Kepala Sub bagianTU, 4 orang tenaga fungsional pranata laboratorium Kesehatan.
4. Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentangklasifikasi dan perizinan Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanankesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
27
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan jagadarurat. Rumah sakit dapat didirikan dan di selenggarakan oleh pemerintahpusat, pemerintah daerah dan swasta. Sedangkan menurut pelayaanan yang diberikan, rumah sakit terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.
Pelayanan spesialis yang ada di rumah sakit di antaranya pelayanansepesialis dasar, sepesialis penunjang, sepesialis lain, sub sepesialis dansepesialis gigi dan mulut. Pelayanan sepesialis dasar meliputi pelayananpenyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi. Pelayanansepesialis penunjang meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, patologi klinik,patologi anatomi, dan rehabilitasi medik. Pelayanan sepesialisasi lain meliputipelayanan mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf jantung dan pembuluhdarah, kulit dan kelamin, Dokter jiwa, paru, othopedi, urologi, bedah syaraf,bedah plastik, dan kedokteran forensik.
Untuk meningkatkan ketersediaan dan mutu SDMK sesuai denganstandar pelayanan kesehatan, Kementerian Kesehatan menetapkan indikatorrenstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu persentase rumah sakitkabupaten/ kota kelas C yang memiliki empat dokter spesialis dasar dan tigadokter sepesialis penunjang. Empat dokter sepesialis dasar yang di maksudyaitu dokter sepesialis obstetri dan ginekologi, dokter sepesialis anak, doktersepesialis penyakit dalam, dan dokter bedah sedangkan tiga dokter sepesialispenunjang yaitu dokter sepesialis radiologi, dokter sepesialis anestesi, dandokter sepesialis patologi klinik.
Rumah Sakit Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara memiliki 4 dokter spesialisdasar yang di maksud yaitu dokter sepesialis obstetri dan ginekologi sebanyak 1orang, dokter sepesialis anak sebanyak 3 orang, dokter spesialis penyakit dalamsebanyak 2 orang, dan dokter bedah sedangkan 3 dokter Sepesialis,penunjang dokter sepesialis radiologi sebanyak 1 orang, dokter sepesialisanestesi sebanyak 1 orang, dan dokter sepesialis patologi klinik sebanyak 1orang.
5. Rasio Tenaga Kesehatan Di Puskesmas
Rasio tenaga kesehatan per jumlah penduduk merupakan indikator untukmengukur tenaga kesehatan untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatanuntuk mencapai target pembangunan kesehatan tertentu. Berdasarkan MenteriKoordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentangRencana Pengembangan Kesehatan Tahun 2015-2025, target rasio tenagakesehatan terhadap jumlah penduduk pada tahun 2019 di antaranya rasiodokter umum 45 per 100.000 penduduk, rasio dokter gigi 13 per 100.000penduduk, rasio perawat 180 per 100.000 penduduk, dan rasio bidan 120 per100.000 penduduk (Profil Kesehatan Nasional 2016).
Rasio Dokter umum di Banjarnegara sebesar 9,07 per 100.000 pendudukmasih jauh dari standar nasional tahun 2016 yang menetapkan rasio sebesar 40per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi di Banjarnegara sebesar 2,07 per100.000 penduduk masih jauh dari standar nasional tahun 2016 yaitu sebesar12 per 100.000 penduduk.
Rasio perawat di Banjarnegara adalah 60,35 per 100.000 penduduk. Halini masih jauh dari target tahun 2019 yaitu 180 per 100.000 penduduk maupunstandar tahun nasional 2016 sebesar 158 per 100.000 penduduk.
Rasio bidan di Banjarnegara pada tahun 2016 sebesar 49 per 100.000penduduk. Angka ini masih belum sesuai dari target 2019 yang sebesar 120 per100.000 penduduk.
Rasio tenaga kesehatan masyarakat di Banjarnegara sebesar 9,07 per100.000 penduduk masih jauh dari standar nasional tahun 2016 yangmenetapkan rasio sebesar 40 per 100.000 penduduk.
28
Rasio tenaga sanitasi/tenaga kesehatan lingkungan di Banjarnegarasebesar 2,07 per 100.000 penduduk masih jauh dari standar nasional tahun2016 yaitu sebesar 40 per 100.000 penduduk.
Rasio tenaga nutrisionis di Banjarnegara sebesar 9,07 per 100.000penduduk masih jauh dari standar nasional tahun 2016 yang menetapkan rasiosebesar 22 per 100.000 penduduk.
2. SARANA KESEHATAN
Penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam upayameningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian utamapembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan agar lapisan masyarakat dapatmenikmati pelayanan kesehatan.
Tabel 2.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatandi Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012- 2016
No. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah1. RS Pemerintah 1
2. RS Swasta 2
3. Puskesmas 35
- Puskesmas Rawat Inap 15
- Puskesmas Non Rawat Inap 20
4. Laboratorium Kesehatan Daerah 1
5. Gudang Farmasi Kesehatan 1
6. Unit Tranfusi Darah 1
7. Klinik 11
8. Apotek 55
9. Toko Obat 610. Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap 730
Tabel 2.3 Data Jumlah Wilayah Kerja,Tipe dan Kategori Puskesmas Tahun 2017
NO NAMA PUSKESMASJML
DESA/KEL
TIPE KRITERIA
PER
AW
ATA
N
NO
NP
ERA
WA
TAN
PER
KO
TAA
N
PED
ESA
AN
TER
PEN
CIL
PO
NED
1. SUSUKAN 1 8
2. SUSUKAN 2 7
3. PURWAREJA KLAMPOK 1 5
4. PURWAREJA KLAMPOK 2 3
5. MANDIRAJA 1 8
6. MANDIRAJA 2 8
7. PURWONEGORO 1 7
8. PURWONEGORO 2 6
9. BAWANG 1 8
29
NO NAMA PUSKESMASJML
DESA/KEL
TIPE KRITERIA
PER
AW
ATA
N
NO
NP
ERA
WA
TAN
PER
KO
TAA
N
PED
ESA
AN
TER
PEN
CIL
PO
NED
10. BAWANG 2 10
11. BANJARNEGARA 1 7
12. BANJARNEGARA 2 6
13. PAGEDONGAN 9
14. SIGALUH 1 9
15. SIGALUH 2 6
16. MADUKARA 1 11
17. MADUKARA 2 7
18. BANJARMANGU 1 9
19. BANJARMANGU 2 8
20. WANADADI 1 6
21. WANADADI 2 5
22. RAKIT 1 9
23. RAKIT 2 8
24. PUNGGELAN 1 6
25. PUNGGELAN 2 5
26. KARANGKOBAR 13
27. PAGENTAN 1 7
28. PAGENTAN 2 17
29. PEJAWARAN 9
30. BATUR 1 4
31. BATUR 2 4
32. WANAYASA 1 9
33. WANAYASA 2 8
34. KALIBENING 16
35. PANDANARUM 8
TOTAL BANJARNEGARA 278 15 20 4 10 4 13
a) PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmasmenyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yangmenyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangantingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untukmencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayahkerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangkamendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut,Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagaiwahana pendidikan tenaga kesehatan.
30
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 35 Puskesmas,terdiri dari: 13 Puskesmas perawatan mampu PONED, 2 Puskesmas PerawatanNon PONED dan 20 Puskesmas non perawatan. Jumlah Puskesmas pembantusebanyak 39 Puskesmas Pembantu. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatandasar secara umum dilihat oleh indikator rasio Puskesmas terhadap 30.000penduduk.
b) AKREDITASI PUSKESMAS
Tabel 2.4 Data Jumlah Puskesmas Terakreditasi Tahun 2015-2018
NO PUSKESMAS TAHUN2015
TAHUN2016
TAHUN2017
DINILAITAHUN2018
1 SUSUKAN 1 12 SUSUKAN 2 1
3 PURWAREJAKLAMPOK 1 14 PURWAREJAKLAMPOK 2 1
5 MANDIRAJA 1 16 MANDIRAJA 2 17 PURWONEGORO 1 18 PURWONEGORO 2 1
9 BAWANG 1 110 BAWANG 2 111 BANJARNEGARA 1 112 BANJARNEGARA 2 1 113 PAGEDONGAN 114 SIGALUH 1 115 SIGALUH 2 1
16 MADUKARA 1 117 MADUKARA 2 1
18 BANJARMANGU 1 119 BANJARMANGU 2 1
20 WANADADI 1 121 WANADADI 2 1
22 RAKIT 1 123 RAKIT 2 1
24 PUNGGELAN 1 125 PUNGGELAN 2 126 KARANGKOBAR 127 PAGENTAN 1 128 PAGENTAN 2 129 PEJAWARAN 130 BATUR 1 1
31 BATUR 2 1
32 WANAYASA 1 133 WANAYASA 2 134 KALIBENING 1
35 PANDANARUM 1
TOTAL 9 3 13 12
31
Dalam rangka peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melaluipenilaian puskesmas berprestasi dan survei akreditasi. Pada hal manajemen mutuTahun 2015 Kabupaten Banjarnegara mendapat penghargaan di tingkat provinsikategori puskesmas berprestasi yang diperoleh UPT Puskesmas Wanadadi 1.Tahun 2016 Kabupaten Banjarnegara mendapat penghargaan di tingkat provinsikategori puskesmas berprestasi kategori pedesaan yang diperoleh UPT PuskesmasMandiraja 1.
Pada Tahun 2015 sebanyak 3 puskesmas yang terakreditasi, Tahun 2016Sebanyak 7 UPT puskesmas yang terakreditasi total 10 UPT puskesmas yang telahterakreditasi dengan rincian sebagai berikut akreditasi utama sebanyak 2puskesmas yaitu UPT Puskesmas Purworejo Klampok 1 dan UPT PuskesmasWanadadi 1. Akreditasi Madya sebanyak 5 UPT Puskesmas yaitu UPT PuskesmasMandiraja 1, UPT Puskesmas Purwonegoro 1, UPT Puskesmas Banjarmangu 1, UPTPuskesmas Sigaluh 1, UPT Puskesmas Punggelan 1. Akreditasi Dasar sebanyak 2UPT Puskesmas yaitu UPT Puskesmas Wanayasa 2 dan UPT Puskesmas Punggelan2. Jumlah Kecamatan yang telah memiliki minimal 1 UPT Puskesmas Terakreditasisebanyak 8 kecamatan dari 20 kecamatan (40%).
c) RUMAH SAKIT
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain upayapromotif dan preventif, diperlukan juga upaya kuratif dan rehabilitatif. Upayakesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumahsakit yang berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.
Rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan dibedakan menjadirumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumahsakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenispenyakit. Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikanpelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkandisiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit dan kekhususan lainnya.Rumah sakit juga dikelompokkan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayananmenjadi kelas A, kelas B, kelas C dan kelas D. Di Kabupaten Banjarnegara dari 3rumah sakit semuanya adalah rumah sakit umum dengan tipe C dua rumah sakityaitu RSUD Hj Anna Lasmanah dan Rumah Sakit Emanuel dan satu tipe D yaituRumah Sakit Islam Banjarnegara.
Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanankesehatan rujukan atau perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempattidur terhadap 1000 penduduk. Rasio tempat tidur di rumah sakit di kabupatenBanjarnegara tahun 2016 adalah sebesar 0,5/1.000 penduduk dengan jumlahsebanyak 509 tempat tidur. Pada Tahun 2015 sebanyak 469 tempat tidur denganrasio sebesar 0,46. Pada Tahun 2014 sebanyak 439 tempat tidur dengan rasiosebesar 0,43 sehingga rasio masih dibawah standar kecukupan yaitu sebesar 1 per1000 penduduk. Sebagai pelayanan sekunder mendukung pelayanan kesehatantersier dari RSUD Hj. Anna Lasmanah, maka perlu pembangunan danpengembangan RSUD Karangkobar untuk menjadi rumas sakit umum kelas C.
Layanan Rumah Sakit dapat diketahui dari beberapa indikator, yaitu :
(1) BOR ( Bed Occupancy Rate )BOR ini digunakan untuk menilai tingkat pemanfaatan tempat tidur
Rumah Sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah 60-85%. Dari ketigaRumah Sakit yang ada di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016, BORRumah Sakit rata-rata sebesar 70,7 atau turun dibanding tahun 2015 yaitu71,9%. BOR tertinggi dicapai oleh Rumah Sakit Islam yaitu sebesar 75,3%,RSUD Hj. Anna Lasmanah sebesar 71,7% dan Rumah Sakit Emanuel sebesar66,6%.
(2) LOS ( Length of Stay )LOS digunakanuntuk menilai efisiensi mutu pelayanan RS. Nilai ideal
32
adalah 6-9 hari. LOS tahun 2015 di RSUD Hj. Ana Lasmana KolopakingBanjarnegara 4,5 hari , Rumah Sakit Islam 2,9 hari dan Rumah SakitEmanuel mencapai 2,9 hari, dengan total rata-rata adalah 3,5 hari.
(3) NDR ( Net Death Rate )NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanandi rumah sakit. Nilai ideal NDR adalah <25 per 1000. NDR rata-rata rumahsakit di Banjarnegara adalah 12,7 sehingga masih ideal. NDR tertinggi ada diRumah Sakit Islam dengan 15,7 disusul RSUD Hj. Anna Lasmanah dengan15,0 dan RSI 7,9.
(4) GDR (Gross Death Rate)GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita
keluar. Nilai ideal NDR adalah <45 per mil. GDR rata-rata rumah sakit diBanjarnegara adalah 29,3 sehingga masih dalam nilai yang ideal. GDRtertinggi ada di Rumah Sakit Islam dengan 38,0 disusul Rumah SakitEmanuel dengan 27,5 dan RSUD Hj. Anna Lasmanah dengan 25,6.
(5) BTO ( Bed Turn Over )BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode.
Idealnya satu tahun tempat tidur dipakai 40-50 kali. Dari ketiga Rumah Sakityang ada di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016, BTO RS rata-ratasebesar 81,8. BTO tertinggi dicapai oleh Rumah Sakit Islam yaitu sebanyak92,7 kali, disusul Rumah Sakit Emanuel sebanyak 82,9 kali dan RSUD Hj.Anna Lasmanah sebesar 75,4 kali.
(6) TOI ( Turn Of Interval )TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambarantingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosongtidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rata-rata TOI Rumah Sakit diBanjarnegara adalah 1,3 dimana tertinggi di Rumah Sakit Emanuel dengan1,5 disusul RSUD Hj. Anna Lasmanah 1,4 dan Rumah Sakit Islam 1,0.
d) Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Obat dan Perbekalan Kesehatan merupakan komponen penunjang yangharus ada dalam pelayanan kesehatan. Obat pelayanan kesehatan dasar dipuskesmas menyerap dana lebih kurang 20-30% anggaran pembangunankesehatan. Sumber pembelian obat berasal dari DAK, DAU serta dana kapitasi JKNsehingga harus dikelola dengan baik untuk menghindari tumpang tindih dalampenyediaan obat yang dibutuhkan. Penyediaan obat dan perbekalan kesehatandilakukan setiap tahun dengan memperhatikan sisa stok yang ada di UPT DinkesGFK pada tahun berjalan, rata-rata kunjungan pasien serta pola penyakit yangterjadi.
Jumlah tenaga pengelola obat di UPT Dinkes Puskesmas belum seluruhnyaberlatar belakang pendidikan teknis kefarmasian, 2 orang apoteker mengelolapada 2 UPT Dinkes Puskesmas rawat inap dan 13 Tenaga Teknis Kefarmasian di 13UPT Dinkes Puskesmas rawat jalan dan rawat inap sehingga pelatihan managemenpengelolaan sediaan farmasi serta pelayanan kefarmasian mutlak diperlukan untukpeningkatan mutu pelayanannya.
Sarana pelayanan kefarmasian yang ada di Kabupaten Banjarnegara selainPuskesmas juga terdapat Apotek, Toko Obat serta klinik dengan persebaran yangtidak merata.
Kepadatan penduduk yang tidak sama antar satu Kecamatan denganKecamatan yang lain menyebabkan pemenuhan apoteker 1: 10.000 pendudukbelum dapat terpenuhi pada saat ini. Upaya pengaturan persebaran saranapelayanan kefarmasian selalu dilakukan bekerjasama dengan organisasi Profesi
33
yang ada agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan obat yang baik, legal danaman.
Alat kesehatan persediaan di Puskesmas merupakan sarana yang digunakanuntuk pendukung pelayanan. Jumlah dan jenis yang ada di masing-masingPuskesmas sangat bervariasi. Pedoman penyediaan alat kesehatan di Puskesmasmengacu pada Permenkes 75 tahun 2014. Kemampuan pengelolaan alatkesehatan di Puskesmas sangat perlu untuk terus ditingkatkan agar alatkesehatan persediaan dapat dioptimalkan dalam pemanfaatan, sertapengelolaannya.
D. KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
1. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN DEMOGRAFI
Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi JawaTengah yang letaknya berada pada jarak 155 Km ke arah Barat dari Ibu Kotapropinsi. Secara Astronomi terletak diantara 70.12’ – 70.31’ Lintang Selatan dan1090.29’ – 1090.45’.50’’ Bujur Timur. Dibatasi oleh 4 Kabupaten di sebelah UtaraKabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, Timur Kabupaten Wonosobo, SelatanKabupaten Kebumen, dan Barat Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas.
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Banjarnegara
Dengan luas wilayah kurang lebih 1,069.71 Km2 atau 106.970,997 Ha atausekitar 3,29% dari Luas Wilayah Propinsi Jawa Tengah (3,25 Juta Ha).
Secara administratif Banjarnegara terbagi dalam 20 kecamatan, 266 desa, dan 12kelurahan. Daerah yang terluas adalah Kecamatan Punggelan dengan luas 102,1 Km2atau sekitar 9,54 % dari luas total Wilayah Kerja Banjarnegara. SedangkanKecamatan Purworejo Klampok merupakan memiliki wilayah paling kecil yaitu hanyaseluas 21.87 Km2 atau sekitar 1,6 %.Topografi Banjarnegara terdiri dari wilayah daratan sebagai berikut : Ketinggian antara 0 – 100 m dari permukaan laut : 9,82% Ketinggian 100 – 500 m dari permukaan laut : 37,04 % Ketinggian 500 – 1.000 m dari permukaan laut : 28,74% Ketinggian di atas 1.000 m dari permukaan laut : 24,4 %
34
Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis digolongkan menjadi :
Bagian Utara terdiri dari daerah pegunungan relief bergelombang dan curam
Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief datar
Bagian Selatan terdiri dari wilayah dengan relief curam
2. KEPENDUDUKAN
a) Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan rekapitulasi data dari puskesmas tahun 2016, jumlah pendudukdi Kabupaten Banjarnegara adalah 1.014.104 jiwa meningkat 0,054% dibandingtahun 2015 yaitu 1.008.622 jiwa.
b) Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur
Struktur penduduk Kabupaten Banjarnegara menurut golongan umur dapatdilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.5 Struktur Penduduk Kabupaten BanjarnegaraMenurut Golongan Umur Tahun 2014-2016
Golongan Umur(Th)
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
L P L P L P
0 – 4 39.447 40.983 39.205 38.550 37.924 37.5495 – 9 41.152 41.587 40.903 40.214 39.811 39.742
10 – 14 43.076 43.491 41.315 42.543 42.126 40.73015 – 19 39.947 39.174 38.461 37.982 39.272 39.043
20 – 24 35.629 36.709 37.365 37.011 37.610 37.51525 – 29 37.542 37.433 37.496 37.132 39.808 40.592
30 – 34 34.078 35.121 37.148 36.130 40.268 40.19535 – 39 34.460 34.643 36.833 35.739 38.632 39.364
40 – 44 31.459 32.385 36.289 36.244 36.332 35.900
45 – 49 32.350 32.912 33.752 34.118 33.623 34.33650 – 54 30.964 31.961 31.578 32.092 30.596 30.598
55 – 59 28.258 30.128 28.854 28.851 26.508 26.63060 – 64 26.307 28.378 23.452 24.249 22.467 22.566
65 – 69 18.241 19.768 18.123 18.141 18.193 18.44670 – 74 13.962 14.324 13.592 13.921 13.129 13.907
75+ 10.326 10.637 10.505 10.834 9.364 11.328
Total 497.198 509.634 504.871 503.751 505.663 508.441
Transisi penduduk di Kabupaten Banjarnegara terlihat adanya kenaikanpenduduk usia produktif yaitu 15-44 tahun sebagai bonus demografi sehinggadapat mengurangi angka ketergantungan. Bonus demografi dengan peningkatanpenduduk usia produktif merupakan tantangan untuk memperkuat investasi dibidang kesehatan, pendidikan maupun ketenagakerjaan. Adapun perbandingankomposisi penduduk Kabupaten Banjarnegara menurut kelompok umur dari tahun2013 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada tabel diatas. Dari tabel itu terlihatbahwa Jumlah Penduduk menurut kelompok umur dibawah 15 tahun menurun biladibandingkan tahun sebelumnya, kelompok umur produktif yaitu 15-44 mengalamipeningkatan, sedangkan penduduk yang tergolong lanjut usia mengalamipenurunan.
35
c) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kabupaten Banjarnegara tahun 2016 sebesar948,74/km2. Angka ini bila dibandingkan dengan tahun 2015 terjadi kenaikan,yaitu kepadatan sebesar 943,61/km2. Sebaran penduduk di KabupatenBanjarnegara ternyata tidak merata, beberapa kecamatan dengan angka yangcukup tinggi, yaitu Kecamatan Banjarnegara sebesar 2.543/ km2, KecamatanPurwareja Klampok sebesar 2238/km2, Kecamatan Rakit sebesar 1.725/km2,Kecamatan Mandiraja 1.560/km2, sedangkan kecamatan Kalibening, Pagedongandan Pandanarum kepadatan penduduknya menempati urutan tiga terbawah,masing-masing sebesar 568/km2 ; 528/km2 dan 408/km2.
3. PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
A. KESEHATAN KELUARGA
Keluarga sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat,keluarga memiliki peran signifikan dalam status kesehatan. Keluarga berperanterhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruhanggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggotakeluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan kelompokrentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu danfase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upayakesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan diIndonesia.
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkanprioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anakmerupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secaraumum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatanibu dan anak penting untuk dilakukan.
1) Angka Kematian Ibu
Grafik 2.1 Angka Kematian Ibu Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu selama masakehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain sepertikecelakaan, terjatuh, dll disetiap 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu(AKI) dihitung dari banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebabkematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidaktermasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dandalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lamakehamilan per 100. 000 kelahiran hidup.
36
Secara kuantitatif, angka kematian ibu di Kabupaten Banjarnegara daritahun 2012 sampai dengan tahun 2016 cenderung fluktuatif. Pada tahun 2016mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat dari angkaabsolute kematian ibu pada tahun 2012 sebanyak 23 kasus (140,6/100.000KH), tahun 2013 sebanyak 19 kasus (116,6/100.000 KH), tahun 2014 sebanyak20 kasus (123,6/100.000 KH) dan tahun 2015 sebanyak 17 kasus(107,6/100.000 KH), sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 19 kasus(120,3/100.000 KH). Hal ini menunjukkan ada peningkatan kasus yang relatifsignifikan. Dalam penghitungan Angka kematian ibu penyebut yang digunakanadalah jumlah kelahiran hidup di setiap tahunnya.
Penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) disebabkan olehbeberapa faktor antara lain keterbatasan kemampuan petugas dalammelakukan tatalaksana deteksi dini risiko, keterlambatan ditingkat masyarakatdan pengambilan keputusan, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutamapelayanan rujukan, belum semua petugas patuh standar operasional proseduroperasional penanganan persalinan, sistem rujukan, status gizi ibu hamil dansosial budaya ibu hamil.
Pada Tahun 2014 prestasi yang pernah di raih dalam rangka upaya untukpenurunan AKI adalah Juara Inovasi “Periuk Bersila” Pemberdayaan Ekonomiproduktif Berbasis Potensi Lokal sebagai Strategi Menekan Faktor Risiko AngkaKematian Ibu (AKI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 (PuskesmasPagentan 2), save bunda (Puskesmas Banjarmangu 1), sanggul (Klampok 1),careonline (Wanadadi 1), percantik KB (Sigaluh 1), Nenek ASI (Madukara 2),Kartu Kendali ASI Eksklusif (Bawang 2), one klien one kader (Pejawaran).
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjaminagar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitasdan sesuai standar pelayanan minimal, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayankesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,perawatan khususdan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil danmelahirkan, dan pelayanan keluarga berencana.
2) Angka Kematian BayiGrafik 2.2 Angka Kematian Bayi
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Angka Kematian Bayi (AKB) dihitung dari jumlah kematian bayi 0<12bulan per 1000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam satu tahun. AngkaKematian Bayi (AKB) di Kabupaten Banjarnegara secara kuantitatif terdapatkecenderungan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun2012 kematian bayi sebanyak 297 kasus (18,16/1.000 KH), tahun 2013sebanyak 271 kasus (16,5/1.000 KH), tahun 2014 sebanyak 204 kasus(12,6/1.000 KH), tahun 2015sebanyak 209 kasus (13,2/1.000 KH) dan tahun2016 sebesar 208 kasus (13,17/1.000 KH).
37
Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh banyakfaktor antara lain tingginya kasus kelahiran preterm dan BBLR, asfiksia,keterlambatan deteksi ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas yangtersedia terutama pelayanan rujukan, keterbatasan kemampuan petugas dalammelakukan deteksi risiko, keterbatasan kompetensi, kepatuhan petugasterhadap SOP belum maksimal, faktor lain dari kondisi ibu terutama status giziKEK, Anemia dan Penyakit Kronis.
Upaya percepatan penurunan Angka Kematian Bayi dapat dilakukandengan menjamin agar setiap bayi mampu mengakses pelayanan kesehatanbayi yang berkualitas dan sesuai standar pelayanan minimal, seperti pelayanankesehatan bayi baru lahir sesuai standar pelayanan minimal, pelayanan rujukanpertolongan kasus komplikasi pada bayi baru lahir, optimalisasi kualitaspelayanan kunjungan bayi.
Solusi terkait permasalahan kesehatan ibu dan bayi antara lainPeningkatan kompetensi SDM pelayanan Ibu dan anak, Peningkatan kualitaspelayanan melalui pelayanan antenatal care terintegrasi, pembahasan kasusmaternal dan neonatal dan supervisi fasilitatif, peningkatan kualitas PelayananObstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED), advokasi dan komitmen bersamaLintas sektor dan Lintas Program dalam percepatan penurunan AKI dan AKBdan Memperkuat sistem rujukan dari Puskesmas dan jaringannya ke RumahSakit sebagai pelaksana Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif(PONEK), serta mengoptimalkan fungsi Rumah Tunggu Kelahiran.
3) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4Grafik 2.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
4) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditanganiGrafik 2.4 Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
38
5) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memilikikompetensi kebidanan
Grafik 2.5 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan YangMemiliki Kompetensi Kebidanan Kabupaten Banjarnegara
6) Cakupan pelayanan nifasGrafik 2.6 Cakupan Pelayanan Nifas
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
7) Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Grafik 2.7 Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang DitanganiKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
39
8) Cakupan kunjungan bayiGrafik 2.8 Cakupan Kunjungan Bayi
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
9) Cakupan pelayanan anak balitaGrafik 2.9 Cakupan Pelayanan Anak BalitaKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
10) Cakupan PesertaKB Aktif (%)
Grafik 2.10 Cakupan Peserta KB Aktif (%)Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
40
11) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatGrafik 2.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Capaian penjaringan murid kelas 1 SD/setingkat di KabupatenBanjarnegara dari tahun 2012 – 2016 belum mencapai target, namun secarakuantitas mengalami peningkatan, pada tahun 2012 sebesar 93,6% sebanyak15.549 murid kelas satu telah dilakukan penjaringan kesehatan dari jumlah16.621 murid anak kelas satu, pada tahun 2013 sebesar 94,9% sebanyak16.643 murid kelas satu telah dilakukan penjarinigan kesehatan dari jumlah17.340 murid kelas satu, pada tahun 2014 sebesar 95,19% atau sebanyak37.351 murid kelas satu dilakukan penjaringan kesehatan dari jumlah 41.165murid kelas satu, pada tahun 2015 sebesar 95,8% atau sebanyak 39.020 muridkelas satu telah dilakukan penjaringan kesehatan dari 42.735 murid kelas satu,pada tahun 2016 sebesar 99,8% atau sebanyak 16.429 murid SD/setingkatkelas satu yang telah dilakukan penjaringan dari jumlah 16.454 murid kelassatu yang ada di Kabupaten Banjarnegara.
Adapun faktor yang mempengaruhi antara lain ketidakhadiran siswapada saat penjaringan, keterbatasan dana, karena ada kegiatan pemeriksaanyang ada biaya retribusi seperti pemeriksaan laboratorium, keterbatasansumber daya manusia di Puskesmas, belum semua sekolah memiliki danasehat, belum semua sekolah memiliki kader kesehatan di sekolah minimal 10%dari total jumlah siswa, peningkatan keterampilan peran Guru UKS dalampenjaringan kesehatan siswa belum berkesinambungan.
Penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadisalah satu indikator yang dievaluasi keberhasilannya, untuk mengetahui secaradini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukantindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untukmemperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan anaksekolah secara umum maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusunperencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah(UKS). Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan bersamatenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKGS dan dokter kecil).
Upaya yang dilakukan sweeping ke sekolah kembali, pembentukankader kesehatan siswa untuk membantu memaksimalkan pemeriksaanpenjaringan, pelatihan kader UKS untuk tata laksana penjaringan di sekolah.Sedangkan solusi terhadap kendala antara lain adalah meningkatkanpengetahuan ketrampilan Guru UKS/kader kesehatan sekolah dalam upayapemberdayaan untuk melaksanakan penjaringan. Tindak Lanjut yang akandilaksanakan antara lain pelatihan kader kesehatan sekolah untuk dapat
41
melaksanakan penjaringan dan MoU dengan lintas sektor terkait, sertameningkatkan promosi kesehatan sekolah.
12) Cakupan pelayanan kesehatan remaja
Salah satu upaya kesehatan anak yang ditetapkan melalui InstruksiPresiden yaitu Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas.Program ini bertujuan khusus untuk meningkatkan pengetahuan danketerampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku hidup sehatserta memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada remaja.
Setiap kabupaten/kota minimal memiliki empat puskesmas mamputata laksana PKPR. Pada tahun 2016 semua Puskesmas di KabupatenBanjarnegara merupakan Puskesmas mampu tatalaksana PKPR.
13) Cakupan Pelayanan Kesehatan RemajaGrafik 2.12 Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Cakupan pelayanan kesehatan remaja di Kabupaten Banjarnegara padaTahun 2016 mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya dan tidakmencapai target. Pada Tahun 2016 sebesar 63,65% menurun dibandingkantahun 2015 yaitu sebesar 88,69%. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dankompetensi petugas tenaga kesehatan yang terbatas, Kurangnya dukungankeluarga terhadap permasalahan kesehatan remaja juga ketertibanpencaatatan dan pelaporan.
Upaya yang telah dilakukan antara lain Pengembangan PuskesmasPKPR di 35 UPT Dinkes Puskesmas, sosialisasi Puskesmas PKPR, pelatihantenaga Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja, kegiatan Konselorsebaya yang terlatih 50 orang siswa SLTP/SLTA. Rencana yang akandilakukan adalah optimalisasi kegiatan skrening kesehatan remaja,peningkatan kompetensi pengelola program remaja, Peningkatan kompetensikonselor sebaya bagi siswa-siswi SMP/SMA.
42
14) Kesehatan LansiaGrafik 2.13 Kesehatan Lansia Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Secara kuantitatif, berdasarkan tabel di atas capaian cakupanpelayanan kesehatan lansia terdapat kecenderungan (trend) meningkat, tetapipada tahun 2016 capaian menurun, hal itu disebabkan belum optimalinyasosialisasi tentang Puskesmas Santun Lansia dalam program integrasi sertaadvokasi dan kerjasama dengan stakeholder dalam rangka peningkatanpelayanan kesehatan lansia.
Ada perubahan pemahaman definisi operasional screening kesehatanlansia dengan terbitnya SPM bidang Kesehatan tahun 2016, dimana cakupanskrening kesehatan lansia meliputi pemeriksaan kesehatan lansia yangdidukung dengan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kadar gula darah,pemeriksaan kadar kolesterol dan pmeriksaan mental emosi
Dukungan terhadap upaya kesehatan lansia diantaranya semua desapunya posyandu lansia namun tingkat kehadiran masyarakat lansia masihrendah terutama di desa yang jangkauannya luas dan kondisi geografis,Keluarga kurang mendukung dalam mengantar lansia pergi ke posyandulansia, Keterbatasan SDM dan Kompetensi Pengelola Program LansiaPuskesmas.
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan lansia diupayakanagar gedung puskesmas menyediakan aksesibilitas bagi lansia, penyandangcacat, Peningkatan kualitas pelayanan lansia harus mencakup pelayananpublic health dan clinical medicine, yaitu mulai dari promosi kesehatan,perlindungan secara khusus, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat,pembatasan Kecacatan dan rehabilitasi, Kegiatan skrening kesehatan lansia di35 UPT Dinkes Puskesmas.
15) Prevalensi Gizi BurukGrafik 2.14 Prevalensi Gizi Buruk (BB/TB)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
43
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) hasil kinerja baikyaitu kurang dari 1%, hal ini berarti peningkatan positif, namun masih ditemuibeberapa kendala, Capaian kinerja tersebut di atas antara lain dipengaruhioleh beberapa faktor antara lain Status kesakitan bayi dan balita sebagaiakibat dari hygiene dan sanitasi yang kurang, ketersediaan pangan rumahtangga masih kurang, asupan makan balita kurang seimbang, kemiskinan danpola asuh yang kurang mendukung.
Kasus gizi buruk yang dimaksud ditentukan berdasarkan perhitunganberat badan menurut tinggi badan balita Zscore < -3 standar deviasi (balitasangat kurus). Pada Tahun 2012 kasus balita gizi buruk sebanyak 14 kasus,meningkat pada tahun 2013 sebanyak 30 kasus, meningkat pada tahun 2014sebanyak 16 kasus, pada tahun 2015 sebanyak 83 kasus, pada tahun 2016sebanyak 29 kasus.
Terjadi kenaikan laporan kasus tahun 2015 karena pada tahun itumenggunakan definisi operasional yang berbeda yaitu menggunakan BB/Usementara pada tahun berikutnya menggunakan indikator TB/U.
Upaya yang telah dilakukan antara lain pemantauan pertumbuhanbalita di masyarakat, dengan satu kegiatan berupa terlaksananya penyusunanpeta informasi bagi petugas gizi puskesmas di 35 Puskesmas, peningkatanperan serta masyarakat dalam pemantauan tumbuh kembang balita danpenanggulangan masalah gizi, peningkatan komunikasi, informasi dan edukasigizi dengan melakukan penyuluhan gizi masyarakat, meningkatkankompetensi petugas kesehatan melalui pelatihan pemantauan pertumbuhandan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh kembang) balita,optimalisasi fasilitas, sarana dan prasarana untuk mendukung pelayananposyandu di masyarakat, mengoptimalkan pemantauan gizi bayi dan balitadengan KMS, penyuluhan kepada masyarakat dalam deteksi dini,pembentukan kelas balita kurang gizi sebagai upaya edukasi secara intensifkepada pengasuh/orang tua balita kurang gizi, penemuan dan penanganangizi buruk yang dilakukan secara komprehensif dan melibatkan lintas programdan lintas sektoral.
Rencana upaya yang akan dilakukan dengan cara mengoptimalkanpemantauan gizi bayi dan balita dengan KMS. Upaya penurunan gizi buruktetap dilakukan dengan cara penatalaksanaan kasus, pemberian makanantambahan (PMT) pada penderita gizi buruk, penyuluhan kepada masyarakatdalam deteksi dini, penemuan dan penanganan gizi buruk, peningkatankapasitas tenaga kesehatan dan kader dalam tatalaksana gizi buruk danpemberian MPASI yang adekuat, pembentukan kelas balita kurang gizisebagai upaya edukasi secara intensif. Selain itu salah satu Puskesmassebagai TFC (Therapeutic Feeding Center) dan menyediakan formula untukperawatan gizi buruk (F75, F100).
16) Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)
Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balitayang ditimbang di seluruh posyandu yang melapor disatu wilayah kerja padakurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita yang ada di seluruhposyandu yang melapor disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
44
Grafik 2.15 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Balita Yang Datangdan Ditimbang (D/S) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) hasil kinerjameningkat, namun masih ditemui beberapa kendala yaitu ketersediaan dankompetensi petugas gizi yaitu ada 6 UPT Dinkes Puskesmas yang belummemiliki tenaga gizi. Peran serta masyarakat dalam memanfaatkan posyandusebagai wahana pemantauan tumbuh kembang balita di masyarakat,kapasitas kader posyandu dalam melakukan deteksi dini pertumbuhan danperkembangan di masyarakat, sarana dan prasarana posyandu belumterpenuhi sesuai standar.
Peran serta masyarakat dalam penimbangan balita menjadi sangatpenting dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk, terutama Padausia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang optimal (goldenperiod). Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapatdipantau secara intensif. Semakin cepat ditemukan, maka penanganan kasusgizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik. Penanganan yang cepat dantepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk akan mengurangi risikokematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk dapat ditekan. Tindaklanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga pemberian makanantambahan dan pemberian suplemen gizi.
Rencana Upaya yang akan dilakukan antara lain Peningkatan peranserta masyarakat dalam pemantauan tumbuh kembang balita danpenanggulangan masalah gizi, peningkatan komunikasi, informasi dan edukasigizi dengan melakukan penyuluhan gizi masyarakat, meningkatkankompetensi petugas kesehatan melalui pelatihan pemantauan pertumbuhandan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh kembang) balita,memperkuat kelembagaan posyandu serta optimalisasi fasilitas, sarana danprasarana untuk mendukung pelayanan posyandu di masyarakat. Pelaksanagizi yang sudah registered dietesien ada 3 orang di RSUD Hj. Anna Lasmanah,Rumah Sakit Emanuel dan Puskesmas Banjarnegara 2. Capaian N/D padatahun 2015 sebesar 72,64% dari target 75%, mengalami kenaikan menjadi72,90% pada tahun 2016 dari target 75%.
17) Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selamaenam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atauminuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).
45
Grafik 2.16 Persentase ASI EksklusifKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan tahun 2016sebesar 59,35% menurun dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 65,14%.Mengacu pada target renstra nasional pada tahun 2015 yang sebesar 39%,maka cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enambulan sebesar 59,4% telah mencapai target, namun bila mengacu target SPMkabupaten tahun 2016 sebesar 70% maka capaian cakupan pemberian ASIekslusif masih perlu upaya yang lebih keras.
Capaian kinerja tersebut di atas antara lain dipengaruhi oleh beberapafaktor antara lain Pelaksanaan IMD pada ibu melahirkan belum optimal di tiappelayanan kesehatan, masih kurangnya dukungan keluarga terhadap ibumenyusui, masih kurangnya pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yangbenar, kurangnya fasilitas yang mendukung dalam memantapkan menyusui.
Upaya yang telah dilakukan antara lain pelatihan TOT PemberianMakanan Bayi dan Anak (PMBA), pelatihan konselor laktasi, pelatihanmotivator ASI, kelas ibu menyusui, Sosialisasi perda PPASI bagi lintas sektordan penyelenggara sarana umum, pengadaan laktasi kit, tersusunnya PerdaASI Eksklusif Nomor 14 Tahun 2013, pemberian penghargaan berupa piagamkepada bayi dan ibu yang lulus ASI Eksklusif 6 bulan.
Rencana upaya yang akan dilakukan adalah mengoptimalkanpelaksanaan IMD pada ibu melahirkan di tiap pelayanan kesehatan,meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada tenaga kesehatan untukmendukung pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif, melatih tenaga kesehatandan kader kesehatan sebagai konselor dan motivator laktasi, meningkatkanpenyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif,pembentukan kelas ibu menyusui yang diselenggarakan secaraberkesinambungan, pendampingan terhadap ibu menyusui oleh konselor danmotivator laktasi, meningkatkan kerjasama dan peran serta lintas sektordalam penyediaan fasilitas menyusui dalam bentuk Ruang laktasi.
18) Cakupan Bayi (6-11 Bulan) Mendapat Kapsul Vitamin A 1 Kali Per Tahun
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2015dinyatakan bahwa untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian padabalita dengan kekurangan vitamin A, pemerintah menyelenggarakan kegiatanpemberian vitamin A dalam bentuk kapsul, vitamin A biru 100.000 IU bagibayi usia enam sampai dengan sebelas bulan, kapsul vitamin A merah200.000 IU untuk anak balita usia dua belas sampai dengan lima puluhsembilan bulan, dan ibu nifas.
46
Grafik 2.17 Cakupan Bayi (6-11 Bulan) Mendapat Kapsul Vitamin AKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahunbelum sesuai target, namun secara kuantitatif sejak tahun 2014 meningkathingga tahun 2016. Pada tahun 2012 sebesar 98,5% kemudian menurun padatahun 2013 sebesar 98,2%, pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitusebesar 97,9%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 98,37%hingga tahun 2016 meningkat menjadi 99,5%. Adapun faktor yangmempengaruh antara lain belum optimalnya partisipasi masyarakat dalampenimbangan di posyandu (D/S belum mencapai target), disebabkan olehadanya bayi yang sakit atau tidak datang di penimbangan dan sweepingpemberian Vitamin A biru belum optimal.
Upaya yang telah dilakukan ialah perbaikan gizi masyarakat melaluikegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin, peningkatan kapasitaspetugas gizi dan kader posyandu. Upaya yang akan dilakukan meningkatkancakupan D/S sampai 100%, kerjasama lintas sektor lebih ditingkatkan,Kerjasama lintas program untuk kecukupan stok vitamin A.
19) Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahunGrafik 2.18 Cakupan Anak Balita Mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali per tahun
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun belumsesuai target namun secara kuantitatif sejak tahun 2014 meningkat hinggatahun 2016. Faktor penyebab masalah belum tercapianya indikator ini adalahcapaian D/S yang belum 100%, disebabkan oleh adanya balita yang tidakdatang pada waktu penimbangandan sweeping pemberian Vitamin A merahbelum optimal oleh petugas dan kader di wilayah.
47
Upaya yang telah dilakukan ialah perbaikan gizi masyarakat melaluikegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin, peningkatan kapasitaspetugas gizi dan kader posyandu. Upaya yang akan dilakukan meningkatkancakupan D/S sampai 100%. Kerjasama lintas sektor kerjasama lintas programditingkatkan untuk kecukupan stok vitamin A merah.
20) Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit AGrafik 2.19 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vit A
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A selama tahun 2012sampai dengan 2013 mampu melebihi target namun pada tahun 2014 sampaidengan tahun 2016 belum mencapai target dan cenderung mengalamipenurunan. Hal ini dipengaruhi oleh Ibu nifas dengan komplikasi yang lamadirawat di rumah sakit terlewatkan masa pemberian vitamin A.
Upaya yang akan dilakukan adalah menyediakan vitamin A untuk ibunifas di rumah sakit termasuk swasta dan klinik bersalin serta optimalisasisweeping pemberian vitamin A pada Ibu Nifas.
21) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulankeluarga miskin
Grafik 2.20 Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada AnakUsia 6 - 24 Bulan Keluarga Miskin Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2012-2016
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) hasil kerjameningkat. Indikator kinerja cakupan MPASI 6-24 bulan pada keluarga miskinmenunjukkan belum semua sasaran balita 6-24 bulan gakin mendapat MPASI, hal ini karena berdasarkan definisi operasional MP ASI harus pabrikandan diberikan selama 90 hari pada balita usia 6-24 bulan keluarga miskinsehingga ketersediaan anggaran tidak mencukupi untuk pengadaan MP ASI
48
pabrikan. Adapun solusinya adalah dengan meningkatkan Anggaran untukmencukupi MP ASI Pabrikan dan optimalisasi pemdayagunaan PMT berbasispangan lokal.
Capaian kinerja tersebut di atas dipengaruhi oleh beberapa faktorantara lain definisi operasional MP ASI terbatas pada MP ASI pabrikansehingga MP ASI lokal tidak dihitung. Stok MP ASI mencukupi untuk semuasasaran tetapi tidak cukup untuk pemberian selama 90 hari (keterbatasananggaran). Upaya yang telah dilakukan selama tahun 2012 – 2016 adalahpemberian tambahan makanan dan vitamin bagi balita rawan gizi berupa MPASI, pengadaan suplemen gizi bagi bayi, balita dan ibu hamil, peningkatankapasitas kader dalam pemberian MP ASI, pemantauan PMT oleh kader,Distribusi PMT balita dan PMT Ibu hamil.
Sedangkan solusinya adalah pemenuhan pengadaan MP ASI bagi anakusia 6-24 bulan keluarga miskin sesuai dengan ketentuan atau DO yangditetapkan dan optimalisasi pendayagunaan PMT berbasis pangan lokal,penyuluhan gizi masyarakat, pemberian paket pertolongan gizi, peningkatankapasitas tenaga kesehatan dan kader dalam pemberian MP ASI yangadekuat.
B. PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN KESEHATAN1) Cakupan Desa Siaga Aktif
Grafik 2.21 Cakupan Desa Siaga AktifKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Dari tabel di atas terlihat cakupan Desa/kelurahan Siaga Aktif realisasicapaian dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 sudah mencapai 100%,karena apabila melihat definisi oprasional desa dikatakan sudahDesa/kelurahan Siaga aktif apabila di desa tersebut sudah memiliki PosKesehatan Desa (PKD) ada petugas kesehatan, dan sudah ada ForumKesehatan desa (FKD). Desa dan kelurahan total 278 semua sudah memilikimemenuhi 2 kriteria dimaksud, sehingga cakupan capaian sudah mencapai100%.
Apabila Desa Siaga akitif yang ada di wilayah Banjarnegara, dilihatsecara kualitatif masih perlu dioptimalkan lagi yaitu dengan melihat telaahkemandirian Desa Siaga secara strata. Ada empat(4) strata Desa Siaga yaituDesa Siaga Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Tahun 2016 capaiantarget Desa Siaga Aktif Mandiri ada 12 desa.
49
2) Persentase Posyandu MandiriGrafik 2.22 Persentase Posyandu Mandiri
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Posyandu adalah aset berharga dan punya peran strategis yangdijalankannya sehingga perlu dijaga keberlanjutannya. Walaupun sudahbanyak peraturan dan regulasi untuk pelaksanaannya, namun dalamprakteknya masih banyak peroalan yang harus dihadapi dalam upayarevitalisasi posyandu. Selain menghadapi masalah sarana dan prasarana jugapermasalahan koordinasi dan implementasi pelaksanaan di lapangan. KesanPosyandu hanya program miliknya orang kesehatan masih melekat kuat dimasyarakat. Dukungan dana-dana penunjang program juga tidak sampaikepada Kader. Secara kelembagaan Posyandu tidak menjadi bagian daristruktur pemerintah desa sehingga sehingga tidak memiliki garis koordinasiyang jelas dengan pemerintah desa. Hubungan yang mengikat antarakeduanya selama ini hanya sebatas hubungan program (bantuan) baik yangbersumber dari Alokasi Anggran Dana Desa (ADD) maupun AnggaranPemerintah Belanja Daerah (APBD). Padahal pada prakteknya Posyandu telahmenjadi aktifitas yang sejalan dengan peran yang seharusnya dijalnkan olehpemerintah desa yaitu menjalankan pelayanan publik dasar. Sementara padasisi lain pelaksanaan program-program ini tidak dikoordinasikan dengan baikantara OPD. Efektifitas dan keberhasilan program menjadi taruhannya, hal inidiperparah dengan kenyataan bahwa berbagai program yang ada di posyanduini menjadi beban karena tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas kadermaupun kelembagaan posyandu.
Telaah kemandirian posyandu secara strata bisa dilihat dari tabelprosentase posyandu mandiri diatas, data dari tahun 2012 sampai dengantahun 2016 capaian angka prosentasenya sangat fluktuatif, antara target danrealisasi capaian. Tahun 2016 capaian prosentase Posyandu mandiri sudahmencapai 33,35% dari target capaian 25%.
3) Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
Grafik 2.43 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat MiskinKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
50
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin data daritahun 2012 sampai tahun 2016 tergambar seperti dalam tabel diatas,Realisasi capaian untuk tahun 2012 34,2% angkanya sangat rendah karenamulai tahun 2013 sampai tahun 2016 terjadi perubahan definisi oprasionalangka sudah mencapai capaian 100% dengan definisi operasional cakupanpelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin yang dilayani denganpembandingnya adalah jumlah masyarakt miskin yang sakit jadipembandingnya bukan seluruh masyarakat miskin saja seperti pada definisiOperasional untuk target di tahun 2012.
4) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin.
Grafik 2.24 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat MiskinKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Untuk cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin,semua masyarakat miskin yang sakit dan indikasi harus mendapatkan rujukansemua terlayani dan terfasilitasi mendapatkan rujukan. Data pertahun daritahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat dalam tabel di atas.Namun masih ditemui Kendala yaitu ketidaktahuan masyarakat terkaitpersyaratan maupun prosedur dan kurangnya sosialisai dari pihak BPJS.Kendala aksebilitas dan jarak fasilitas kesehatan juga masih menjadi faktorpenghambat.
C. KESEHATAN LINGKUNGAN
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menegaskanbahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitaslingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yangmemungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja,tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum harus bebas dari unsur-unsuryang menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair, padat dan gas), sampahyang tidak diproses sesuai persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya,kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yangtercemar, dan makanan yang terkontaminasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang KesehatanLingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahanpenyakit dan gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untukmewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologimaupun sosial. Sedangkan menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruhfaktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yangdapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatanlingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan.
51
1) Rumah SehatGrafik 2.25 Persentase Cakupan Rumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan belumsesuai target. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akanbudaya hidup bersih dan sehat. Hal ini juga dipengaruhi Indikator sanitasi dasarterutama jamban sehat banyak yang belum terpenuhi sehingga menyebabkancakupan rumah sehat menjadi rendah.Ada indikator fisik (bangunan) yangdipersyaratan yang masih sulit dipenuhi oleh masyarakat terutama masyarakatmiskin, adanya budaya dalam proses penentuan pembangunan rumah sehinggamempengaruhi tata letak, pencahayaan dan kelembapan rumah tersebut.
Upaya yang Telah Dilaksanakan Penyuluhan dan penyebaran leafletuntuk merubah perilaku masyarakat dalam mencapai rumah sehat, Inspeksisanitasi rumah di masyarakat.
2) STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untukmengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang airbesar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minumdan makanan yang aman, mengelola sampah rumah tangga dengan benar,mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaanmasyarakat dengan metode pemicuan.
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total BerbasisMasyarakat adalah jumlah kumulatif desa/kelurahan yang terverifikasimelaksanakan STBM. Jumlah kumulatif desa/kelurahan yang terverifikasisebagai desa melaksanakan STBM dengan memenuhi kriteria :
(1) Telah dilakukan pemicuan STBM;(2) Telah memiliki natural leader;(3) Telah memiliki Rencana Kerja Masyarakat (RKM).
Dari 278 desa/kelurahan di Kabupaten Banjarnegara sudah seluruhnyamelaksanakan STBM. Adapun desa yang sudah melaksanakan Stop Buang AirBesar Sembarangan (SBS) ada 36 desa sedangkan desa STBM yaitu yang 100%penduduk melaksanakan 5 pilar STBM baru 2 desa yaitu desa Aribayakecamatan Pagentan dan Desa Pegundungan Kecamatan Pejawaran.
Adanya dukungan yang besar dari pemerintah bersinergi dengankeberhasilan program ini. Kecukupan alokasi anggaran yang cukup, koordinasidan kerjasama dengan lintas sektor, lembaga swadaya masyarakat, sosialisasiyang intensif tentang STBM termasuk jamban murah melalui kegiatanwirausaha sanitasi serta melakukan monitoring dan evaluasi secara ketat danterus menerus akan meningkatkan pencapaian program ini.
52
3) Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melaluiproses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syaratkesehatan dan dapat langsung diminum. Pada Permenkes tersebut jugadisebutkan bahwa penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yangdiproduksinya aman bagi kesehatan. Dalam hal ini penyelenggara air minumdiantaranya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha MilikDaerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompokmasyarakat dan individual yang menyelengarakan penyediaan air minum.
Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhipersyaratan secara fisik, mikrobiologis, kimia dan radioaktif.
Grafik 2.26 Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Terhadap Air MinumYang Berkualitas Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Grafik 2.27 Persentase Kualitas Air Minum Yang Memenuhi SyaratKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Indikator kesehatan lingkungan yang telah mencapai target dari tahun2012 – 2016 yaitu Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap airminum yang berkualitas dan Persentase kualitas air minum yang memenuhisyarat dicapai melalui program pengembangan lingkungan sehat berupaterlaksananya pengambilan sampel air PDAM, depot air minum dan airpamsimas serta sumber lainnya, teridentifikasi hasil kualitas air bersih dan airminum, pembinaan pengelola depot air minum, pengadaan sanitarian kit 1.
Beberapa kendala yang mempengaruhi antara lain hanya sebagianmasyarakat yang mau memeriksakan sampai air minumnya. Petugas sanitarianpuskesmas hanya dapat memeriksa kualitas air minum secara fisik (tidakberbau, tidak berwarna dan tidak berasa) perlu pemeriksaan sampel lanjutan di
53
Laboratorium Kesehatan Daerah, selain itu juga yang rutin memeriksa sampaiair hanya depot air minum dan BPSPAM (PAMSIMAS).
Upaya yang akan dilakukan yaitu Pembinaan kelompok pengguna airBPSPAM agar rutin untuk memeriksakan sampel airnya, Pembinaan pemilikdepot air minum di wilayah Banjarnegara, Inspeksi simulasi SAB di wilayahpuskesmas menggunakan anggaran BOK.
4) Akses Sanitasi LayakSanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang
kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yangmempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akanberdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitaslingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat,meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit.
Berdasarkan konsep dan definisi MDGs rumah tangga memiliki aksessanitasi layak apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syaratkesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septic (septic tank),Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) yang digunakan sendiri atau bersama.
Grafik 2.28 Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban SehatKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Grafik 2.29 Persentase Penduduk Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat dan persentasependuduk tidak buang air besar sembarangan (BABS) dari tahun ke tahunmengalami kenaikan yang signifikan meskipun kenaikan masih dibawah 10 %,tetapi secara umum kenaikan ini sudah membanggakan, karena perubahanperilaku masyarakat untuk menggunakan jamban sehat dari sebelumnya buangair besar sembarangan memerlukan proses yang begitu panjang dan kerjakeras dari semua pihak.
Beberapa hal yang mempengaruhi capaian penduduk yang menggunakanjamban sehat dan persentase penduduk tidak buang air besar sembarangan
54
(BABS) antara lain masyarakat belum menjadikan jamban sebagai kebutuhandasar/ belum menjadi prioritas. Kondisi geografis yang sulit untuk membuatjamban pribadi, Keterbatasan lahan di masyarakat untuk pembuatan jamban,kondisi ekonomi masyarakat, sehingga belum mampu membangun jambanpribadi. Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban sehatmasih rendah. Upaya yang telah dilaksanakan yaitu Penyuluhan mengenaijamban sehat, CLTS dan bantuan stimulan jamban sehat serta bantuan paketjamban lengkap bagi masyarakat miskin, memasukkan menu jamban sehatdalam pembangunan RTLH dan prioritas program desa yang cakupannya masihrendah dan pelatihan STBM, terlaksananya kegiatan kampanye jamban sehat,terlaksananya deklarasi ODF, terlaksananya kegiatan Pelatihan CLTS, WUSAN,dan Workshop CLTS. Pencapaian ini tidak lepas dari peran serta lintas sektoraldan masyarakat.
Permasalahan terkait sanitasi yang layak mendorong adanya inovasidalam rangka meningkatkan akses sanitasi yang layak, hal ini dicerminkandalam beberapa prestasi yang telah diraih pada tahun 2014 sampaii dengan2015 antara lain Juara I Duta Lingkungan Sehat Tingkat SD Tingkat ProvinsiJawa Tengah, Juara 1 Festival Film Promosi Kesehatan Tingkat Provinsi JawaTengah Tahun 2014. Judul Film “Jumbleng” Lokasi syuting Desa SampangKecamatan Karangkobar dalam rangka meningkatkan cakupan pendudukmenggunakan jamban sehat, Natural Leader Juara I tingkat Provinsi, NaturalLeader Juara I tingkat Nasional dari Desa Aribaya Kecamatan Pagentan.Prestasi – prestasi yang telah diraih diharapkan mampu menjadi motivasi bagimasyarakat dan lintas sektor untuk turut serta mendukung tercapainya aksessanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.
Rencana upaya yang akan datang adalah penggerakan Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat, serta advokasi penyusunan peraturan Bupati tentangpemberian dana stimulan ke desa (masuk dalam rekening desa), mendorongperan pemerintah daerah untuk mendukung bantuan paket jamban sehat bagimiskin, kampanye jamban sehat, CLTS dengan BABINSA, buku mulok jambansehat untuk siswa SMP,
5) Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah tempat atau sarana umum yangdigunakan untuk kegiatan masyarakat dan diselenggarakan olehpemerintah/swasta atau perorangan, antara lain pasar, sekolah, fasyankes,terminal, stasiun, bandara, pelabuhan, bioskop, hotel dan tempat umum lainnya
TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan fasilitas umumminimal sarana pendidikan dan pasar rakyat yang memenuhi syarat kesehatan.TTU dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis dandapat mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni danmasyarakat sekitarnya.
Grafik 2.30 Persentase Cakupan TTU Yang Memenuhi Syarat KesehatanKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
55
Secara kuantitatif capaian kinerja cakupan tempat tempat umum setiaptahun ada peningkatan persentase, meskipun kenaikan masih dibawah 10 %tetapi capaian ini sudah sangat membanggakan, walaupun capaian kinerjabelum sesuai dengan target. Beberapa hal yang masih menjadi kendala dalampencapaian tempat - tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan adalahmasih adanya beberapa tempat - tempat umum yang setelah dibina dandiawasi masih belum memenuhi syarat kesehatan. Kenyataan dilapangansarana sanitasi pada tempat - tempat Umum masih belum sesuai yangdipersyaratkan dalam aturan. Pada Tahun 2016 dari 1088 tempat - tempatumum yang ada di kabupaten Banjarnegara yang memenuhi syarat kesehatanada 826 tempat - tempat umum (76%).
Beberapa kendala yang mempengaruhi antara lain, sulitnya pemenuhankriteria tempat - tempat umum sehat karena ada indikator fisik yangkebanyakan pemilik tempat - tempat umum tidak bisa memenuhinya, secarafisik bangunan banyak yang tidak memenuhi syarat kesehatan, banyakpengelola tempat - tempat umum yang belum dilatih dari Dinas Kesehatan.Upaya yang telah dilakukan penyemprotan vektor penyakit dengan outputkegiatan, terlaksananya kegiatan penyemprotan di TPA Winong danterlaksananya kegiatan Penyemprotan di pasar.
Upaya yang akan dilakukan Penyemprotan di pasar dan TPA, inspeksiSanitasi pasar dan lomba/penilaian pasar, pembinaan pengelola tempat -tempat umum.
6) Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Tempat pengelolaan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makananyang meliputi jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot airminum, kantin, dan makanan jajanan. TPM dinyatakan sehat sesuai denganKepmenkes Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan HigieneSanitasi Rumah Makan dan Restoran, persyaratan higiene sanitasi yang harusdipenuhi.
Tempat Pengelolaan Makanan merupakan sasaran kesehatan lingkunganyang harus selalu di bina dan di awasi, karena obyek tersebut merupakantempat berkumpulnya orang dan sangat riskan terhadap risiko kesehatanlingkungan, sehingga pencapaian terhadap kinerja indikator ini sangat penting.Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian)indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut :
Grafik 2.31 Persentase Cakupan Tempat Pengelola Makanan (TPM) YangMemenihu Syarat Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Secara kuantitatif capaian kinerja cakupan tempat pengolahan makananbelum mencapai target. Dari 2064 tempat pengelolaan makanan di KabupatenBanjarnegara tahun 2016 yang memenuhi higiene sanitasi adalah 1011 tempat(49%).
56
Beberapa hal yang masih menjadi kendala dalam pencapaian TPM yangmemenuhi syarat kesehatan adalah masih adanya beberapa TPM yang setelahdibina dan diawasi masih belum memenuhi syarat kesehatan. Kenyataandilapangan sarana sanitasi pada TPM masih belum sesuai yang dipersyaratkandalam aturan, TPM masih banyak yang belum mengajukan laik sehat ke DinasKesehatan, sehingga TPM masih dinyatakan belum memenuhi syaratkesehatan.
Hal ini dipengaruhi oleh Masih banyak pengelola TPM yang belummengikuti pelatihan pengelola makanan yang sehat, Adanya indikator fisik(bangunan dan peralatan) yang sulit dipenuhi oleh pengelola TPM terutamaUMKM.
Upaya Yang Telah Dilakukan Pengambilan sampel makanan di TPM,melakukan pelatihan bagi pengelola TPM, Menerbitkan surat laik sehat secaragratis dan memfasilitasi agar dengan mudah mendapatkannya, Pembinaan TPM
D. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Pencegahan dan Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insiden,prevalens, morbiditas atau mortalitas dari suatu pennyakit hingga level yang dapatditerima secara lokal. Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikatordalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.
Pengendalian penyakit yang akan di bahas yaitu pengendalian penyakitmenular, meliputi penyakit menular langsung, penyakit yang dapat dikendalikandengan imunisasi, penyakit yang di tularkan melalui vektor dan zoonosis, dandampak kesehatan akibat bencana.1) Penyakit Menular Langsung
a. Penemuan pasien baru TB BTA (+)
Grafik 2.32 Penemuan pasien baru TB BTA (+)Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Penemuan pasien baru TB BTA positif daritahun 2012 sampai dengantahun 2016 mengalami kenaikan dan penurunan namun semuanya tidakpernah mencapai target, pencapaian tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitusebesar 45 % dari target. Penemuan terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu32,5 % dari target sebesar 80 %.
Rendahnya penemuan pasien TB BTA positif di pengaruhi berbagaifaktor antara lain Belum semua orang terduga TB dilakukan penangananstadar pelayanan TB yaitu pemeriksaan BTA, terutama di rumah sakitpenegakan diagnosanya masih menggunakan rontgen, Adakalanya pasienterduga TB susah untuk mengeluarkan dahak, sehingga pemeriksaan BTAtidak dapat dilakukan, pencatatan dari dokter praktek swasta dan klinikswasta belum dilakukan. Pada kasus pasien TB BTA positif seharusnyadilakukan contact racing di sekitar pasien sebanyak 10 sampai dengan 20
57
orang, baik dilingkungan keluarga, pekerjaan dan tempat aktifitas yang lain,namun semua ini belum dilakukan secara maksimal bahkan ada yang belumdilakukan, Pengelola program di puskesmas belum maksimal dalampelaksanaan program, karena banyaknya pekerjaan lain yang harusdilaksanakan.
Untuk mengatasi kondisi penemuan pasien TB BTA positif yang masihsangat rendah beberapa upaya sudah dilaksanakan, antara lain peningkatanpenemuan di masyarakat dengan melibatkan lintas sektor di tingkat desa,peningkatan kapasitas pengelola program P2TB di Puskesmas, Promosikesehatan tentang penyakit TB, untuk meningkatkan pengetahuanmasyarakat tentang penyakit TB, sehingga jika ada tanda dan gelajapenyakit TB, masyarakat akan segera datang untuk memeriksakankesehatannya dan berkomitmen untuk dilakukan pelayanan secara standarprogram P2 TB.
Meskipun upaya sudah dilakukan maksimal, namun penemuan pasienTB BTA positif masih jauh dibawah target yang ditetapkan, untuk itu harusada upaya yang nyata untuk menghasilkan penemuan pasien TB BTA positifsesuai target bahkan melebihi target.
Upaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : pembentukankomunitas dokter praktek swasta dan klinik swasta sehingga pencatatankasus dapat dilakukan dan pasien TB dapat tercatat dan dilakukanpemantauan sampai benar-benar sembuh, melakukan kegiatan ketuk pintudengan melibatkan kader dan lintas sektor sebagai upaya jemput bolapenanganan pasien terduga TB, sosialisasi dan advokasi program P2TBsehingga semua orang akan menjadi bertanggungjawab dalam penemuandan penanggulangan penyakit TB, peningkatan kapasitas petugas pengelolaprogram TB di fasyankes, evaluasi secara rutin setiap triwulan, sebagaiupaya untuk validasi data dan monitoring penemuan pasien TB BTA positif,sehingga ada penyelesaian masalah ketika capaian penemuan belummemenuhi target, Promosi kesehatan ditingkat masyarakat sehinggapenyakit TB semakin di pahami oleh masyarakat, Melibatkan lintas sektorbaik pemerintah maupun swasta untuk berperan aktif dalampenanggulangan dan pengendalian penyakit TB.
b. Kesembuhan penderita TB BTA PositifGrafik 2.33 Kesembuhan penderita TB BTA Positif
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Kesembuhan penderita TB BTA positif pada tahun 2012 mencapai90%, selanjutnya mengalami penurunan capaian kesembuhan penderita TBBTA positif pada tahun 2013, 2015 dan 2016. Selama 4 tahun dari tahun2012 sampai dengan tahun 2016 hanya pada tahun 2012 kesembuhanpenderita TB BTA Positif sesuai dengan target.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kesembuhanpenderita TB BTA positif, faktor yang sangat besar pengaruhnya adalah
58
penemuan pasien TB BTA positif pada tahun sebelumnya dan pengawasanserta pemantauan dalam masa pengobatan pasien, baik yang dilakukan olehpetugas, keluarga dan komitmen pasien TB BTA positif itu sendiri, sertaadanya faktor medis yang sering kali timbul dalam masa pengobatan pasien,sehingga pasien belum sembuh pada akhir pengobatan.
Selain faktor tersebut masih ada faktor lain yang berpengaruhterhadap kesembuhan pasien TB BTA Positif, antara lain pasien yang masihdalam pengobatan pindah tempat tinggal sehingga pengobatannya pindah,akan tetapi pada kenyataanya tidak terlacak lagi kondisi pasien, padahalseharusnya dilakukan telusur sampai pasien sembuh. Masih banyak pasienyang putus berobat karena berbagai alasan, diantaranya sudah merasasembuh padahal belum selesai masa pengobatan, belum maksimalnyapendamping dalam pengobatan baik oleh PMO dari keluarga maupunpetugas.
Untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien TB BTA positifberbagai upaya sudah dilakukan, evaluasi capaian juga terus menerus dilakukan setiap triwulan serta adanya kegiatan supervisi kefasilitas pelayanankesehatan di wilayah kerja Dinas Kesehatan untuk pemantaun pelaksanaanprogram P2 TB di Fasyankes. Adapunupaya yang telah dilakukan ditingkatPuskesmas antara lain Membangun komitmen pengobatan pasien TBdengan cara penandatanganan diatas meterai untuk kesanggupan berobatsampai selesai, pelacakan pasien yang putus berobat, Koordinasi denganpihak desa untuk pendampingan serta pengawasan pengobatan TB.
Untuk peningkatan dan perbaikan capaian kesembuhan pasien TBBTA positf, perlu dilakukan upaya yang real dan cepat serta terukur,sehingga upaya tersebut bisa dengan cepat dan mudah dilaksanakan danmempunyai output yang jelas. Upaya tersebut antara lain sebagai berikutEvaluasi PMO (Pengawas Minum Obat), Tidak ada lagi pasien Drop Outdengan cara pendampingan pengobatan serta kunjungan rumah olehpetugas bekerja sama dengan keluarga, kader kesehatan dan perangkatdesa atau lintas sektor yang lain. Tidak ada status pasien pindahpengobatan dari fasyankes ke fasyankes yang lain, jika pasien berpindahpengobatan, pelaporan dan pengawasan pasien sampai sembuh tetapmenjadi tanggungjawab fasilitas pelayanan kesehatan yang pertamamengobati, dilakukan kerjasama pengobatan dengan fasyankes yang dituju.
c. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksiHuman Immunedoficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanantubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakitlain.
Grafik 2.34 Penemuan Kasus Baru HIV – AIDSKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
59
Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan pada tahun 2016sebanyak 23 kasus, menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 29kasus. Sedangkan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan tahun 2016sebanyak 11 kasus menurun dibanding tahun 2015 sebesar 15 kasus.Menurut jenis kelamin, Presentase kasus baru AIDS tahun 2016 padakelompok perempuan lebih besar dibandingkan pada kelompok laki-laki. HIVdapat ditularkan melalui hubungan seks, tranfusi darah, penggunaan jarumsuntik bergantian dan penularan dari ibu ke anak (perinatal).
Di kabupaten Banjarnegara jumlah kasus penyakit yang disebabkanoleh virus HIV pada tahun 2016 adalah 23 kasus yang terdiri dari laki-laki 13kasus dan perempuan 10 kasus meningkat dibanding tahun 2015 yaitusebanyak 31 kasus terdiri dari laki-laki sebanyak 20kasus dan perempuansebanyak 11 kasus. Kasus penyakit AIDS didominasi golongan umur 30-39tahun yaitu sebanyak 16 kasus berbeda dengan tahun 2015 yang didominasiumur 20-39 tahun sebanyak 21 kasus. Kematian akibat penyakit AIDS diKabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 adalah 5 kasus terdiri dari laki-laki 1 kasus dan perempuan 4 kasus meningkat dibanding tahun 2015dimana tidak terdapat kasus kematian akibat AIDS.
Penyakit menular HIV/AIDS terus meluas. Kegiatan sosialisasi bahayaHIV/AIDS dilakukan terus. Sejalan dengan penemuan kasus HIV/AIDS diKabupaten Banjarnegara dilakukan upaya pengobatan untuk penderita yangdidukung oleh penyediaan klinik VCT di Kabupaten Banjarnegara,Terlaksananya rujukan kasus HIV/AIDS.
Upaya Yang akan dilakukan optimalisasi pelayanan kesehatanpenderita HIV/AIDS sesuai standar pelayanan minimal, Yaitu telahtersedianya Klinik CST (Care Support Treatment) di RSUD Hj. AnnaLasmanah untuk pengobatan ART ( Anti Retroviral Therapy ) bagi ODHA (Orang Dengan HIV – AIDS ) dan Program PITC (Provider Iniciatif Testingand Conseling) atau biasa disebut TIPK ( Testing atas Inisiatif PetugasKesehatan ) yang dilakukan di layanan kesehatan tingkat Pertama dengansasaran BUMIL, Pasien TB, Populasi Kunci (PSK, Waria , Penasun Dll ),Pasien IMS dan Pasien Berpotensi resiko tertular HIV dan Kegiatan VCTMOBILE di tempat – tempat berpotensi terjadi penularan HIV, Skrining HIVpada Pendonor Darah di PMI.
Pendampingan bagi ODHA untuk kepatuhan ART, PendampinganRujukan untuk pemeriksaan laboratorium CD4, Pemeriksaan LaboratoriumViral Load dan Follow UP Pasien ODHA putus obat, tetapi masih ada kendalapermasalahan untuk pemeriksaan Laboratorium CD4 dan Viral Load hanyabisa dilakukan Rumah Sakit yang ditunjuk / Klinik Laboratorium Swasta.
d. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyebab dari 15% kematian balita, yaituperkiraan sebanyak 922.000 balita di tahun 2015. Pneumonia menyerangsemua umur di semua wilayah, namun banyak terjadi di Asia Selatan danAfrika sub-Sahara. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orangyang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Perkiraan penderita pneumonia pada balita di KabupatenBanjarnegara tahun 2016 sebanyak 9.772 meningkat dibanding tahun 2015yaitu 7.408 kasus. Jumlah pneumonia balita tahun 2016 yang ditemukansebanyak 5.004, dengan angka ditemukan dan ditangani sebesar 51,2 %.Kasus Pneumonia tertinggi pada tahun 2016 di Kecamatan Madukara yaitusebesar 453 kasus dari jumlah perkiraan kasus sebesar 448 kasus,sedangkan terendah ada di kecamatan Pandanarum yaitu 42 kasus darijumlah perkiraan kasus 239 kasus. Rendahnya Penemuan ini disebabkan :
60
1. Petugas kesehatan di Puskesmas masih terlalu selektif untuk memasukpasien ke kriteria Pnemonia, hanya mencantumkan diagnosa ISPA padabalita tersebut. Sehingga pencatatan Pnemonia menjadi rendah.
2. Pasien ada yang mencari pengobatan di Sarana Kesehatan swasta(Dokter Praktek Mandiri, Klinik, Layanan Perawat dll.) dan belum semuaSarana Kesehatan melaporkan layanan Pnemonia Balita.
Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan cakupanpenemuan pnemonia balita yaitu Memberikan bimbingan teknis kepadapengelola ISPA Puskesmas Puskesmas melakukan pembinaan ke jejaringlayanan kesehatan
e. Kusta
Sejak tercapainya status eliminasi kusta pada tahun 2000, situasikusta di Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal tersebutdapat terlihat dari angka penemuan kasus baru kusta selama lebih dari duabelas tahun yang menunjukkan kisaran angka antara enam hingga delapanper 100.000 penduduk dan angka prevalensi yang berkisar antara delapanhingga sepuluh per 100.000 penduduk per tahunnya. Target prevalensikusta sebesar <1 per 10.000 penduduk (<10 per 100.000 penduduk).
Sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 angka tersebut menunjukkanpenurunan.Dengan demikian prevalensi kusta di Banjarnegara pada tahun2016 yang sebesar 2,9 per 100.000 penduduk telah mencapai targetprogram.
Pada tahun 2016 dilaporkan 34 kasus baru dengan 33 kasusmerupakan tipe Multi Basiler (MB). Sedangkan menurut jenis kelamin 85%penderita kusta berjenis kelamin laki-laki dan sisanya berjenis kelaminperempuan. Angka cacat tingkat 2 pada tahun 2016 sebesar 0,89 per 1 jutapenduduk. Puskesmas dengan angka cacat tingkat 2 per 1.000.000penduduk tertinggi pada tahun 2016 yaitu Purwarejo Klampok 1.
Untuk peningkatan penemuan pasien Kusta, berbagai upaya telahdilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Upaya-upaya tersebut antaralain memberikan on the job training kepada pemegang program dipuskesmas, sehingga kemampuan petugas dalam tata laksana pasien kustamenjadi lebih baik. Pelacakan kasus baru juga terus dilakukan ketika adapasien baru untuk mencari penularan sehingga tindakan penemuan lebihdini dapat dilakukan.
Upaya yang akan dilakukan untuk pencegahan dan pengendalianpenyakit kusta antara lain pemeriksaan kontak serumah dan lingkungansekitar penderita baru. Pertemuan petugas kusta di puskesmas jugadilakukan untuk menjalin koordinasi dan mencari permasalahan-permasalahyang dihadapi oleh petugas di puskesmas dan penyelesaian yang akandilakukan. Kerja sama dengan rumah sakit juga terus ditingkatkan, sehinggapenemuan secara pasif di rumah sakit dapat meningkat untuk selanjutnyamenjadi salah satu bahan untuk pencarian secara aktif di lapangan.
f. Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan jugamerupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan, dengan kondisi sanitasi yangkurang layak merupakan faktor risiko terjadinya diare, buang air besarsembarangan, ketersediaan air bersih serta perilaku hidup bersih dan sehatmasyarakat yang belum sesuai dengan syarat kesehatan turut berpengaruhterhadap terjadinya penyakit diare.
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatandan kader kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali jumlah
61
penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitannasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000penduduk. Maka perkiraan jumlah penderita diare sebanyak 21.702 orang,sedangkan jumlah penderita diare yang dilaporkan di tangani di fasilitaskesehatan sebanyak 22.036 orang atau 101,5% dan targetnya sebesar21.702 atau 100
2) Penyakit Yang Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum disebabkan oleh hasil Clostridium tetani, yangmasuk ketubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yangsalah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yangtidak steril. Kasus tetanus neonatorum banyak di temukan di negaraberkembang khususnya negara dengan cakupan persalinan oleh tenagakesehatan yang rendah. Tahun 2016 di kabupaten Banjarnegara tidakterdapat kasus Tetanus Neonatorum.
b. Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golonganParamyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telahterkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi.
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasusklinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi secaramengelompok dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologis. Pada tahun2016 tidak ada kasus campak di Kabupaten Banjarnegara.
c. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriaeyang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri padaumumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun. Pada tahun 2016 tidakada kasus campak di Kabupaten Banjarnegara
d. Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Grafik 2.35 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) sudahmencapai target dan meningkat dari tahun – tahun sebelumnya. Hal itudipengaruhi oleh semakin meningkatnya kinerja para petugas dalampelayanan imunisasi, sosialisasi, pencatatan dan pelaporan baik diPuskesmas, rumah sakit maupun Unit Pelayanan Swasta (UPS), kerjasamayang baik antara mitra kerja di P2, kerjasama lintas program, lintas sektor
62
dan komitmen yang tinggi di tingkat UPT Dinkes Puskesmas se-KabupatenBanjarnegara.
Upaya yang telah dilakukanMenyusun perencanaan data sasaran tiapakhir tahun untuk menentyukan perencanaan kegiatan dan perencanaananggaran tiap tahun, Melaporkan data sasaran ke Dinkes Prov Jateng setiaptahun untuk mendapatkan alokasi sarana prasarana imunisasi selama 1tahun, menyusun perencanaan anggaran tiap tahun untuk mendapatkanalokasi anggaran setiap tahunnya guna melaksanakan kegiatan-kegiatan,Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah ditetapkan dan diberianggaran, Monitoring kegiatan dan mengirimkan laporan kegiatan,menganalisa, mengevaluasi, feedback, koordinasi dan tindak lanjut.
e. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut).Grafik 2.36 Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15
tahun Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Penemuan kasus Acute Flacid Paralysis (AFP/lumpuh layuh mendadakbukan karena ruda paksa) targetnya adalah di atas 2 per 100.000 pendudukdi bawah 15 tahun. Jika di suatu daerah kejadian AFP pada penduduk dibawah 15 tahunnya tinggi, maka daerah tersebut akan mampu memenuhitarget. Tetapi jika sebaliknya, jumlah kasus AFP pada penduduk di bawah 15tahun rendah (<2), daerah tersebut tidak mampu memenuhi target. Halinilah yang kurang sesuai dengan paradigma sehat, karena yang dijadikanukuran keberhasilan adalah jumlah kasus.
Capaian penemuan Acute Flacid Paralysis (AFP) minimal 2 per100.000 penduduk di bawah 15 tahun pada fluktuatif namun menunujukancapaian kinerja yang baik.Pada tahun 2016, di kabupaten Banjarnegara nonpolio AFP rate sebesar 2,10/100.000 populasi anak <15 tahun yang berartisudah mencapai standar minimal penemuan.
Hal ini dipengaruhi oleh peran serta masyarakat dan petugas dalampenemuan deteksi dini di lapangan, selain itu petugas surveilance ketikamelakukan kunjungan ke lapangan tidak ditemukan penduduk di bawah 15tahun yang memiliki tanda-tanda adanya penyakit AFP tersebut, hasillaboratorium spesimen tidak menunjukan hasil positif. Adapun upaya yangdilakukan lebih mengoptimalkan peran serta masyarakat, petugas, LSM,organisasi masyarakat dalam penemuan kasus AFP dan melakukansosialisasi di media massa (penyuluhan, siaran radio, leaflet) kepada seluruhlapisan masyarakat.
Cakupan penemuan suspek AFP, dicapai melalui program Pencegahandan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan satu kegiatan PeningkatanSurveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah yang outputnya berupaTerlaksananya kegiatan surveilans AFP di Puskesmas, Terlaksananyakegiatan pengambilan sampel tinja (AFP) dari Puskesmas ke desa,
63
Terlaksanya kegiatan pengiriman sampel tinja (AFP) dari Puskesmas keDinas kesehatan, Terlaksananya kegiatan pengiriman sampel tinja (AFP) kePT Biofarma-Bandung, Terlaksananya pertemuan evaluasi programSurveilans (AFP).
Upaya yang telah dilakukan adalah menyusun perencanaan datatarget sasaran tiap tahun selama 5 tahun, Melaporkan hasil capaian kinerjake pimpinan, ke Dinas Kesehatan Provinsi, ke instansi terkait secaraperiodic, menyusun perencanaan anggaran tiap tahun untuk mendapatkanalokasi anggaran setiap tahunnya guna melaksanakan kegiatan-kegiatan,melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah ditetapkan dan diberianggaran, monitoring kegiatan dan mengirimkan laporan kegiatan,menganalisa, mengevaluasi, feedback, koordinasi dan tindak lanjut.
Upaya yang akan dilakukan menyusun target sasaran tiap tahunselama 5 tahun yang akan datang berdasarkan jumlah penduduk sasaran <15 tahun adalah : 259.583 jiwa maka di tetapkan target sasaran menjadi : 4kasus,4 kasus,4 kasus,5 kasus,5 kasus, Melaporkan hasil capaian kinerja kepimpinan, ke Dinas Kesehatan Provoinsi, ke instansi terkait secara periodik,menyusun perencanaan anggaran tiap tahun untuk mendapatkan alokasianggaran setiap tahunnya guna melaksanakan kegiatan-kegiatan,melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah ditetapkan, Membutuhkanpengendalian secara rutin/ periodik terutama AFP ke pada pihak-pihakterkait, monitoring, mengirim laporan, menganalisa, mnegevaluasi,feedback, koordinasi dan tindak lanjut
3) Penyakit Ditularkan Vektor Dan Zoonosisa. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Grafik 2.37 Cakupan Penemuan Demam Berdarah Dengue (DBD)Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Pada tahun 2016 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak591 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 6 orang (IR/Angka Kesakitan=58,2 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 13%). Dibandingkantahun 2015 dengan kasus sebanyak 197 serta IR 19,5 terjadi peningkatankasus. Kasus terbanyak terdapat di kecamatan Bawang dan Banjarnegaramasing-masing sebanya 112 kasus dan 111 kasus. Tahun 2013 sebanyak134 kasus tahun 2014 sebanyak 147 kasus, setiap tahun meningkat
Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut disebabkan olehmobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan,perubahan iklim, perubahan kepadatan dan perilaku masyarakat yang belumoptimal dan berkesinambungan dalam memberantas sarang nyamuk(breeding place) dan membersihkan tempat peristirahatan nyamuk (restingplace) sehingga perlu ada upaya penyuluhan kepada masyarakat untukmelakukan tindakan preventif secara rutin.
64
Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi ika CFR >1%. Dengandemikian pada tahun 2016 terdapat 5 Puskesmas yang memiliki CFR tinggiyaitu Mandiraja 1, Bawang 1, Bawang 2, Banjarnegara 2, dan Sigaluh 1.Pada Puskesmas tersebut masih perlu upaya peningkatan kualitas pelayanankesehatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan, termasukpeningkatan sarana-sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagipenderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan, upaya yang telahdilakukan penyelidikan epidemiologi, pemetaan dan penyemprotan/foggingdan yang tak kalah penting adalah upaya preventif dan promotif denganmengedepankan 3 M plus bagi masyarakatnya.
b. MalariaGrafik 2.38 Kasus Malaria (API)
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Penyakit malaria hingga saat ini masih menjadi masalah di KabupatenBanjarnegara, Kabupaten Banjarnegara sampai saat ini masih dtetapkansebagai Kabupaten endemis malaria baik ditingkat Provinsi Jawa Tengahmaupun tingkat Nasional ( Tiga tahun berturut-turut masih ditemukan kasusmalaria indegenous/malaria setempat). Ada 6 Kecamatan yang memilikikasus positif Malaria yaitu Pagedongan, Banjarmangu, Wanadadi,Punggelan, Purwonegoro dan kecamatan Bawang. Jumlah penderita Malariadi Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 yang ditemukan dandinyatakan sebagai malaria (+) sebanyak 222 penderita menurun jumlahnyajika dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 323 penderita, atau denganangka kesakitan Malaria setahun (Annual Parasite Incedence, API) 0,22 per1000 penduduk. Jumlah penderita Malaria tertinggi ada di KecamatanBanjarmangu yaitu sebesar 127 penderita dengan angka kesakitan malariasetahun (Annual Parasite Incedence, API) 3,04 per 1000 penduduk.
Hal ini dipengaruhi oleh Keterlambatan penemuan kasus malariaimport (pendatang) dari daerah endemis terutama luar Jawa, Merebaknyakasus indigenous yang dipicu dari kasus import, Kurang optimalnyapengamatan arus migrasi & persepsi tindakan Penyelidikan Epidemiologikasus malaria import yang belum tepat, Belum semua fasyankes melakukandiagnosa dan tata laksana kasus Malaria sesuai standard, Belum semuakasus di Follow up sampai selesai, Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) belummaksimal, Mutasi JMD keluar dari tugas pokok dan fungsinya serta keluardari lingkungan Dinas Kesehatan, Kurang optimalnya surveilans vektorMalaria
Upaya yang telah dilakukan antara lain Membentuk jejaring informasi,meningkatkan koordinasi & kerjasama lintas program dan lintas sektor untukpelaksanaan Pengamatan & pengendalian malaria, Mengoptimalkanpengamatan arus migrasi & menjelaskan tindakan Penyelidikan Epidemiologimalaria import yang tepat kepada semua UPT Puskesmas, Melakukan
65
diagnosa dan tata laksana kasus Malaria sesuai standar bagi semua fasilitaspelayanan kesehatan, Follow up penderitamalaria sesuai dengan ketentuanyang berlaku, Mendekatkan akses pelayanan melalui PKD, Meningkatkankoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam upayameningkatkan surveilans terhadap parasit maupun vector, Memposisikankembali JMD sesuai dengan tupoksinya, Menggiatkan kembali “GebrakMalaria” (Gerakan Berantas Kembali Malaria), Mengoptimalkan Sumber Dayayang ada di Puskesmas (SDM, Dana, Alatdll) dalam upaya PengendalianPenyakit Malaria
Upaya yang akan dilakukan antara lain Memberdayakan Masyarakatdalam upaya pengendalian malaria, Menjamin akses pelayanan berkualitas,Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan sosialisasi kepada stakeholder untuk berperan aktif, Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,Diagnosis Malaria harus dilakukan dengan konfirmasi Laboratoriummikroskop atau tes diagnosis cepat (Rapid Diagnostic Test /RDT),Pengobatan menggunakanTerapi kombinasi berbasis Artemisin (ArtemisininBased Combination Therapy /ACT) sesudah konfirmasi laboratorium,Layanan tata laksana kasus malaria dilaksanakan oleh seluruh fasilitasPelayanan Kesehatan dan dilakukan secara terintegrasi ke dalam sistemlayanan kesehatan dasar, Pencegahan penularan malaria melaluimanajemen vector terpadu dan upaya yang lain yang terbukti efektif,efisien, praktis dan aman, Membangun komitmen lintas program di DinasKesehatan dalam rangkaian pengendalian penyakit Malaria di KabupatenBanjarnegara.
4) Cakupan Desa/ Kelurahan Mengalami KLB Yang Dilakukan PenyelidikanEpidemiologi < 24 Jam
Grafik 2.39 Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLByang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24jam
5) Penyakit Tidak Menular
Pada saat ini terjadi transisi demografi dan transisi epidemiologi, polakesakitan menunjukkan double burden of disease dimana penyakit menularmasih merupakan tantangan (walaupun telah menurun) tetapi penyakit tidakmenular meningkat dengan tajam. Penyakit tidak menular adalah penyakitkronis disebabkan gaya hidup yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik danmerokok serta mengkonsumsi alkohol. Hal ini berakibat pada meningkatnyaprevalensi tekanan darah tinggi, glukosa darah tinggi, lemak darah tinggi,kelebihan berat badan dan obesitas yang pada gilirannya meningkatkanprevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru obstruktifkronik, berbagai jenis kanker, penyakit tidak menular juga mencakup banyaksekali kondisi/penyakit termasuk gangguan jiwa, gangguan indera, kecelakaan,disabilitas dan penyakit tidak menular lainnya.
66
Berkaitan dengan itu, pendekatan yang digunakan adalah pendekatankesehatan masyarakat (public health). perhatian difokuskan kepada penyakittidak menular yang mempunyai dampak besar baik dari segi morbiditasmaupun mortalitasnya sehingga menjadi isu kesehatan masyarakat (publichealth issue), melaluipengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, bilaprevalensi faktor risiko menurun, maka diharapkan prevalensi penyakit tidakmenular juga akan menurun. Upaya yang dilakukan anatara lain PenguatanPelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular Pada Puskesmas melaluipenerapan Pandu PTM melalui Peningkatan Upaya Deteksi Dini Penyakit TidakMenular, Pengembangan Posbindu PTM, Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok(KTR). Secara umum, beberapa tantangan yang muncul dalam upayapengendalian penyakit tidak menular mencakup aspek-aspek berikut yaituBelum Optimalnya Dukungan baik lintas program maupun lintas sektorTerhadap Program Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Hal ini merupakansalah satu kendala dalam pengembangan dan penerapan kebijakan terkaitpenanggulangan penyakit tidak menular.
E. PELAYANAN KESEHATAN
1. Persentase cakupan rawat jalanGrafik 2.40 Persentase Cakupan Rawat JalanKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
2. Persentase cakupan rawat inapGrafik 2.41 Persentase Cakupan Rawat InapKabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) capaian kinerjayang berhasil, namun masih ditemukan kendala yaitu pencatatan laporankunjungan di sarana pelayanan kesehatan belum dilaksanakan dengan rutin
67
dan baik sesuai format serta belum mengcover seluruh sarana pelayanankesehatan, Kualitas dan kuantitas SDM Puskesmas belum memadai denganbeban pelayanan ganda Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan UpayaKesehatan Perorangan (UKP), Belum optimalnya sistem rujukan, Saranaprasarana pelayanan rawat inap di puskesmas belum standar, Belumoptimalnya dukungan sistem informasi kesehatan terkait pencatatan danpelaporan.
Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untukdiperbaiki oleh seluruh jajaran Dinas Kesehatan dengan berbagai upayadiantaranya Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventifdi masyarakat dan meningkatkan kualitas SDM di puskesmas, Optimalisasipelayanan kesehatan melalui pembenahan pada penyediaan fasilitas kesehatan,Usulan kebutuhan SDM Puskesmas sesuai standar, Peningkatan kualitaspelayanan puskesmas dengan akreditasi puskesmas, pembenahan pada sistempencatatan dan pelaporan, kerjasama dengan Dinas Komunikasi danInformatika Kabupaten Banjarnegara dalam optimalisasi penyediaan jangkauanjaringan.
3. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan saranakesehatan (RS) di Kabupaten
Grafik 2.42 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Yang Harus DiberikanSarana Kesehatan (RS) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
4. Cakupan puskesmasGrafik 2.43 Cakupan Puskesmas Kabupaten Banjarnegara Tahun 2012-2016
68
F. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Anggaran kesehatan di kabupaten Banjarnegara semakin meningkatbesarannya dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel dimana padatahun 2013 anggaran kesehatan untuk belanja langsung yang bersumber dariAPBD kabupaten Banjarnegara sebesar Rp. 25.497.867.000 yang meningkat ditahun 2014 menjadi Rp. 33.381.381.500 , kemudian pada tahun 2015 menjadi Rp.75.535.522.500 dan menjadi 106.906.786.250 pada tahun 2016.
Peningkatan belanja langsung pada Dinas Kesehatan ini mengikuti posturAPBD kabupaten Banjarnegara yang meningkat dari tahun ke tahun yangditunjang target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang semakin besar. Selain itudengan diberlakukannya BPJS kesehatan pada 1 Januari 2014 maka anggaranbelanja langsung Dinas Kesehatan mendapat dana kapitasi (anggaran JaminanKesehatan Nasional) yang cukup signifikan. Peningkatan kapitasi diprediksi akansemakin naik seiring bertambahnya jumlah penduduk yang menjadi anggota BPJSKesehatan.
Dengan melihat kenaikan tersebut dapat dilihat kenaikan yang cukupsignifikan selama kurun waktu 4 tahun yaitu sekitar 300 persen dibanding tahun2013. Pada tahun 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah KabupatenBanjarnegara untuk kesehatan adalah Rp. 169.300.761750,- yang terdiri daribelanja langsung sebesar Rp. 106.906.786.250,- dan belanja tidak langsungsebesar Rp. 62.393.975.500,-. Dari Rp. 106.906.786.250,- terdiri dari anggaranAPBD murni sebesar Rp. 70.584.521.250,- dan dari anggaran Kapitasi JKN sebesar36.322.265.000
Undang- undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 171 ayat (2)yang berbunyi: ”Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah Provinsi,kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) darianggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji”. Total dari seluruhanggaran kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara adalah Rp.106.906.786.250. Total APBD kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 adalahsebesar Rp. 1.953.239.294.000,-. Persentase belanja langsung tahun 2016terhadap total APBD Kabupaten Banjarnegara adalah 5,4%.
TABEL 2.6 ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN DINAS KESEHATAN KABUPATENBANJARNEGARA TAHUN 2012-2016
Program
Tahun2012 2013 2014 2015 2016
Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp)Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
% % % % %ProgramPelayananAdministrasiPerkantoran
5.176.128.500,00 11.720.568.000,00 25.803.750.750,00 31.065.905.000,00 34.222.549.650,004.471.282.021,00 10.257.334.949,00 22.181.688.362,00 27.256.136.328,00 30.316.105.673,00
30,43 87,52 85,96 88,00 88,00
ProgramPeningkatanSarana danPrasaranaAparatur
1.172.456.000,00 2.193.230.000,00 3.105.409.000,00 2.488.155.000,00 4.388.120.600,00992.875.507,00 1.907.189.645,00 2.144.642.598,00 1.250.644.233,00 3.058.841.088,00
99,25 86,96 69,06 50,00 69,71
ProgramPeningkatanKapasitasSumber DayaAparatur
567.991.500,00 668.098.000,00 1.035.070.000,00 501.516.000,00 754.666.000,00305.412.285,00 343.861.745,00 643.574.760,00 305.637.386,00 395.230.200,00
91,07 51,47 62,18 61,00 52,37
Programpeningkatanpengembangansistempelaporancapaian kinerja
24.220.000,00 114.759.000,00 152.189.250,00 191.150.000,00 700.661.250,0022.057.500,00 76.314.750,00 93.773.100,00 128.683.300,00 148.084.665,00
99,36 66,50 61,62 61,62 21,13
69
Program
Tahun2012 2013 2014 2015 2016
Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp)Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
% % % % %dan keuangan
Program Obatdan PerbekalanKesehatan
3.124.826.500,00 3.118.316.000,00 5.188.573.000,00 7.406.261.000,00 14.259.680.500,002.709.591.838,00 2.889.600.400,00 3.981.514.444,00 4.725.963.802,00 11.668.522.844,00
75,35 92,67 76,74 64,00 81,83
Program UpayaKesehatanMasyarakat
1.714.971.000,00 2.365.219.000,00 1.898.435.000,00 5.433.737.000,00 18.130.675.250,001.217.236.203,00 1.882.617.671,00 1.115.024.050,00 4.298.382.339,00 12.536.902.722,00
71 80 59 79 69,15ProgramPengawasanObat danMakanan
40.000.000,00 40.000.000,00 65.000.000,00 70.000.000,00 70.000.000,0034.210.800,00 32.857.410,00 53.422.450,00 44.747.700,00 59.895.394,00
73,66 82,14 82,19 64,00 85,56
ProgramPromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakat
106.152.000,00 189.810.000,00 869.818.000,00 989.924.500,00 913.606.000,0098.047.500,00 167.454.100,00 533.555.030,00 656.135.288,00 728.506.247,00
92,47 88,22 61,34 66,00 79,74
ProgramPerbaikan GiziMasyarakat
530.900.000,00 633.318.000,00 1.605.627.000,00 1.888.553.000,00 1.459.725.000,00527.517.925,00 605.366.400,00 1.236.208.670,00 1.431.198.815,00 1.303.619.875,00
86,71 95,59 76,99 76,00 89,31ProgramPengembanganLingkunganSehat
100.000.000,00 120.000.000,00 986.920.000,00 779.814.000,00 329.079.000,0095.153.950,00 97.251.500,00 884.572.375,00 653.732.220,00 281.729.350,00
99,01 81,04 89,63 84,00 85,61
ProgramPencegahan danPenanggulanganPenyakitMenular
387.363.000,00 556.058.000,00 689.132.000,00 642.726.000,00 1.544.310.000,00259.812.100,00 429.779.890,00 556.534.805,00 474.279.255,00 1.127.914.737,00
92,50 77,29 80,76 80,76 73,04
Programperencanaanpembangunanekonomi
- - 50.000.000,00 100.000.000,00 -- - 0,00 96.523.000,00 -- - 0,00 97,00 -
ProgramStandarisasiPelayananKesehatan
45.015.000,00 293.928.000,00 457.607.000,00 602.874.000,00 1.183.936.000,0033.919.000,00 265.754.100,00 273.276.000,00 300.770.400,00 753.620.338,00
86,37 90,41 59,72 50,00 63,65
Programpengadaan,peningkatandan perbaikansarana danprasaranapuskesmas/puskemaspembantu danjaringannya
6.937.528.000,00 7.987.884.000,00 13.952.047.000,00 21.616.582.000,00 25.349.355.000,006.885.221.193,00 5.310.455.748,00 9.969.185.577,00 19.243.482.402,00 22.277.914.296,00
96,86 66,48 71,45 89,00 87,88
Programkemitraanpeningkatanpelayanankesehatan
50.000.000,00 75.000.000,00 100.000.000,00 200.000.000,00 250.000.000,0015.217.000,00 15.143.500,00 48.093.395,00 118.972.622,00 160.139.260,00
88,43 20,19 48,09 59,00 87,88
Programpeningkatanpelayanankesehatan lansia
75.750.000,00 50.000.000,00 135.771.000,00 175.920.000,00 136.546.000,0075.600.403,00 47.800.000,00 106.456.800,00 114.673.800,00 110.870.250,00
95,15 95,60 78,41 65,00 87,88
Program BidangCipta Karya
- - 194.000.000,00 100.000.000,00 -- - 172.360.000,00 98.377.000,00 -- - 88,85 98,00 -
Programpeningkatankeselamatan ibumelahirkan dananak
2.475.000,00 4.284.000,00 - 700.000.000,00 2.499.692.000,001.987.500,00 2.958.000,00 - 674.470.350,00 1.377.796.576,00
100,00 69,05 - 96,00 87,88
70
Program
Tahun2012 2013 2014 2015 2016
Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp) Anggaran (Rp)Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)
% % % % %Program
pengembanganSDM dan data
base
36.888.000,00 111.455.000,00 736.231.000,00 682.405.000,00 714.184.000,0030.959.500,00 85.431.150,00 549.377.100,00 321.638.433,00 355.620.622,00
80,30 76,65 74,62 47,00 87,88
Anggaran (Rp) 20.092.664.500,00 30.241.927.000,00 57.025.580.000,00 75.535.522.500,00 106.906.786.250,00Realisasi (Rp) 17.776.102.225,00 24.417.170.958,00 44.543.259.516,00 62.097.925.673,00 86.661.264.137,00
% 88,47 80,74 78,11 82,21 87,88
4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
a. Tantangan dalam Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunankesehatan makin bertambah berat, kompleks, bahkan terkadang tidak terdugamunculnya penyakit – penyakit lama atau varian baru. Lebih dari pada itu, peranaktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan menjadi sangat penting. Selainitu Adanya Perubahan dan penyusunan regulasi disesuaikan dengan tantanganglobal, regional dan nasional
Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs) padatahun 2015, banyak negara mengakui keberhasilan dari MDGs sebagaipendorong tindakan-tindakan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkanpembangunan masyarakat. Khususnya dalam bentuk dukungan politik.Kelanjutan program ini disebut Sustainable Development Goals (SDGs), yangmeliputi 17 goals. Adapun 17 Goals SDGs tersebut antara lain:
1) Tanpa kemiskinan2) Tanpa kelaparan3) Kesehatan yang baik dan kesejahteraan4) Pendidikan berkualitas5) Kesetaraan gender6) Air bersih dan sanitasi7) Energi terbesih dan terjangkau8) Pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak9) Industri, inovasi dan infrastruktur10) Mengurangi kesenjangan11) Keberlanjutan kota dan komunitas12) Konsumsi dan produk bertanggungjawab13) Aksi terhadap iklim14) Kehidupan bawah laut15) Kehidupan didarat16) Institusi peradilan yang kuat dan kedamaian17) Kemitraan untuk mencapai tujuan
Adapun goals yang berhubungan dengan kesehatan adalah goal 2 tanpakelaparan yang berhubungan dengan gizi masyarakat, goal 3 kesehatan yang baikdan kesejahteraan yang berhubungan dengan peningkatan derajat kesehatanmasyarakat, goal 5 kesetaraan gender disemua aspek kehidupan, goal 6 air bersihdan sanitasi yang berhubungan dengan lingkungan yang merupakan faktor yangmempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif padatanggal 1 Januari 2016. Pemberlakukan ASEAN Community yang mencakup totalpopulasi lebih dari 560 juta jiwa, akan memberikan peluang (akses pasar)sekaligus tantangan tersendiri bagi Indonesia. Implementasi ASEAN EconomicCommunity, yang mencakup liberalisasi perdagangan barang dan jasa serta
71
investasi sektor kesehatan. Perlu dilakukan upaya meningkatkan daya saing(competitiveness) dari fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dalam negeri.
Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalahjumlah tenaga kesehatan, kompetensi masih belum memadai dan dukunganperalatan medis penunjang kehidupan. jumlah Puskesmas PONED dan RS PONEKbelum diiringi peningkatan kualitas pelayanan. Peningkatan kesehatan ibu sebelumhamil terutama pada masa remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan AKIdan AKB
b. Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Berlakunya Undang-Undang Tentang Desa. Pada bulan Januari 2014 telahdisahkan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Sejak itu, maka setiap desa dari278 desa/kelurahan yang ada, akan mendapat dana alokasi yang cukup besarsetiap tahun. akan sangat besar artinya bagi pemberdayaan masyarakat desa.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengembangan Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat (UKBM) akan lebih mungkin diupayakan di tingkatrumah tangga di desa, karena cukup tersedianya sarana-sarana yang menjadifaktor pemungkinnya (enabling factors).
Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menurut peta jalanmenuju Jaminan Kesehatan Nasional ditargetkan tahun 2019 semua pendudukIndonesia telah tercakup dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/UniversalHealth Coverage (UHC). Diberlakukannya JKN ini jelas menuntut dilakukannyapeningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas kesehatantingkat pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat rujukan, serta perbaikansistem rujukan pelayanan kesehatan. Untuk mengendalikan beban anggaranNegara diperlukan dalam JKN memerlukan dukungan dari Upaya KesehatanMasyarakat yang bersifat promotif dan preventive agar masyarakat tidak mudahjatuh sakit
Pemerintah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melaluipembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, untuk mendukung keluargaagar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Kementerian Kesehatanmenetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui ProgramIndonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pendekatan keluarga merupakansalah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan ataumeningkatkan akses pelayana kesehatan.
72
BAB IIIPERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH
A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan
1. Masih rendahnya kualitas kesehatan ibu dan anak. masih ditemukannya balita giziburuk dan balita di bawah garis merah, cakupan pemberian makanan pendampingASI pada keluarga miskin. Perlu optimalisasi pelayanan dasar dan rujukan termasukketersediaan sarana prasarana penunjang keselamatan ibu dan anak.
2. Masih ditemukannya kasus penyakit menular dan tidak menular karena beban gandapenyakit.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan belumoptimal dan Belum membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat
4. Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan belum tumbuh denganbaik, terlihat dari masih rendahnya kemandirian masyarakat untuk membiayaijaminan pemeliharaan kesehatannya.
5. Belum terpenuhinya standar pelayanan di puskesmas dan rumah sakit, rasio rumahsakit belum sesuai standar per 1.000 penduduk, dan frekuensi pemakaian tempattidur rumah sakit (BOR) belum optimal.
6. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumberdayamanusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaankesehatan.
7. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial,penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasianyang berkualitas.
8. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputipengelolaan administrasi dan hukum kesehatan
9. Pembangunan yang belum berwawasan kesehatan berdampak pada rendahnyakualitas lingkungan berupa penggundulan hutan, pembuangan sampah / limbahpabrik pada aliran sungai, penggunaan pestisida yang tidak tepat yang padaakhirnya berdampak pada masalah kesehatan
B. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi pembangunan dalam RPJMD Tahun 2017-2022 merupakan visi Bupati danWakil Bupati yang disampaikan pada saat proses pemilihan Kepala Daerah. Visi tersebutadalah sebagai berikut:
“Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
Dalam menerjemahkan visi tersebut dilakukan melalui penjelasan tiap-tiappokok visi yang ada di dalamnya, dimana terdapat 2 (dua) pokok visi, yaitu:1. Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang bermartabat
Kata bermartabat menurut kamus besar bahasa indonesia berarti mempunyaimartabat, dimana kata martabat berarti tingkat harkat kemanusiaan atau harga diri.Dimensi dari pokok visi ini lebih mengarah pada dimensi imaterial dalampembangunan. Dengan pokok visi ini, diharapkan pada masa yang akan datangmasyarakat Kabupaten Banjarnegara dapat memiliki harga diri yang lebih saatbersanding dengan masyarakat daerah lain baik di level regional maupun nasional.Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya kualitas pelayananpemerintahan yang dapat menciptakan kondusifitas wilayah sebagai prasyaratberjalannya proses pembangunan.
2. Kabupaten Banjarnegara menjadi kabupaten yang sejahteraMenurut kamus besar bahasa indonesia kata sejahtera dapat diartikan aman
sentosa dan makmur. Aman sentosa mengandung makna bebas dari segala
73
kesukaran sedang makmur dapat diartikan serba kecukupan. Dimensi dari pokok visiini lebih mengarah pada dimensi material dalam pembangunan.
Melalui pokok visi ini Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyatakandengan jelas kondisi yang ingin dicapai dari berjalannya roda pemerintahan. Kondisidimana setiap individu dapat berperan serta aktif dalam pembangunan berkenjutan,sehingga segala kebutuhan dapat terpenuhi utamanya pada kebutuhan dasar.Pencapaian pokok visi ini ditandai dengan meningkatnya cakupan pemenuhankebutuhan dasar melalui peningkatan perekonomian masyarakat berbasis sektorunggulan dengan tetap menjaga kualitas lingkungan hidup.
Guna mewujudkan dan merealiasasikan visi dimaksud, ditetapkan misi sebagai berikut :1. Mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang tertib, aman, damai dan demokratis
Penciptaan kondisi tersebut menjadi prasayarat mutlak agar seluruhperencanaan dapat diimplementasikan dengan baik selama 5 (lima) tahun ke-depan.Merujuk pada fakta bahwa Kabupaten Banjarnegara merupakan daerahrawan bencana, maka persiapan mitigasi bencana benar-benar dipersiapkan denganbaik. Dengan persiapan yang baik diharapkan masyarakat dapat lebih merasa amanmeski tinggal di daerah yang bisa dibilang kurang ideal.
Salah satu modal kuat bagi pembangunan adalah modal sosial yang tinggi.Pemerintah Kabupaten mendorong penguatan modal sosial melalui penghargaanterhadap nilai-nilai budaya lokal. Selain itu Pemerintah Kabupaten juga mendorongpartisipasi dalam pembangunan melalui proses berdemokrasi.
2. Mewujudkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan konsep tatakelola yang baik
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara memperkuat komitmen untukmenciptakan good and clean government. Fokus peningkatan dilakukan padapeningkatan kualitas layanan publik dan peningkatan kualitas penyelenggaraanpemerintahan daerah. Melalui fokus pertama, diharapkan pelayanan yang diberikankepada masyarakat dapat lebih dekat dan transparan. Sedangkan melalui fokuskedua, diharapkan masyarakat akan lebih bangga dengan jajaran aparaturPemerintah Kabupaten Banjarnegara yang profesional.
3. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan dan berbasis padapengembangan ekonomi kerakyatan
Laju perekonomian yang baik membutuhkan dukungan infrastruktur yangbaik. Pada pembangunan ekonomi, Kabupaten Banjarnegara bertopang padapenguatan ekonomi kerakyatan di bidang Pertanian dan Pariwisata. Meskimendorong pertumbuhan ekonomi Pemerintah Kabupaten tidak melewatkan sisipemerataan pembangunan mengingat kondisi geografis Kabupaten Banjarnegarayang luas. Pembangunan yang dilakukan juga memperhatikan daya dukung dandaya tampung lingkungan agar nantinya lingkungan yang kita miliki dapat dinikmatioleh generasi penerus.
4. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, produktif, transparandan akuntabel dengan tenaga profesional
Tata kelola keuangan merupakan salah satu aspek dalam good and cleangovernment. Meski demikian, banyaknya permasalahan di bidang keuangan,menyebabkan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara merasa perlu mengangkatmenjadi sebuah misi tersendiri. Diharapkan melalui reformasi tata kelola keuangandaerah, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dapat lebih efisien dan efektif dalampengelolaan keuangan. Selain itu Pemerintah diharapkan menjadi lebih mandiridalam segi pembiayaan pembangunan.
5. Mewujudkan kemartabatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatancakupan dan kualitas pelayanan dasar
Kebutuhan dasar yang terpenuhi selain dikatakan menjadi sejahtera dapatjuga meningkatkan kemartabatan masyarakat. Dengan semakin luasnya cakupanpemenuhan hak dasar masyarakat dapat lebih sejahtera dan bermartabat.
Hasiltelaahan terhadap beberapa permasalahan dibidang kesehatan makabeberapa faktor penghambat dan pendorong bidang kesehatan dapat dilihat padatabel berikut.
74
Tabel 3.1 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Daerah
Visi, Misi, Tujuan danSasaran RPJMD
Permasalahan pelayananperangkat Daerah
FaktorPenghambat Pendorong
VISI :BanjarnegaraBermartabat danSejahtera
MISI:MewujudkanKemartabatan DanKesejahteraanMasyarakat MelaluiPeningkatan CakupanPemenuhan HakDasar
TUJUAN :Meningkatkancakupan pemenuhankebutuhan danlayanan dasar yangberkualitas
SASARAN :Meningkatnya aksesdan kualitaspelayanan kesehatan
INDIKATORSASARAN:Angka usia harapanhidup
1. Tingginya angkakematian Ibu, angkakematian bayi, angkakematian balita
- Belum adanya RegulasiPenurunan AngkaKematian Ibu danKematian Bayi
- Keterbatasan kompetensiSumber Daya Manusia
- Kepatuhan SOP- Adanya Penyakit
Penyerta Ibu Hamil- Keterlambatan dalam
mengambil Keputusankeluarga/masyarakat
- Advokasi RegulasiPeraturan DaerahKIBBLA Tahun 2018
- Pelatihan standarkompetensi
- Kebijakan persalinan24 jam di FKTP
- Kelas Ibu Hamil- Antenatal Care
Terintegrasi- Inovasi Kesehatan
Keluarga di UPTPuskesmas (PrestasiTingkat Nasional
2. Masih adanya giziburuk dan masihtinggi gizi kurangserta beluumoptimalnya kualitasgizi masyarakat
- Kemiskinan- Regulasi yang ada belum
optimal- Penyakit penyerta pada
kasus gizi buruk
- Peraturan DaerahASI Eksklusif Tahun2013
- Peraturan DaerahPeredaran GaramBeryodium Tahun2004
- Rencana AksiDaerah PG 2018
- SKPG3. Belum optimalnya
promosi danpemberdayaanmasyarakat di bidangkesehatan
- Belum ada RegulasiKawasan Tanpa Rokok,Regulasi PHBS, RegualasiDesa Siaga Aktif
- Terbentuknya TimPokjanal Desa Siaga
- Kampanye GERMAS(Surat Edaran BupatiKabupatenBanjarnegaratentang GERMAS)
4. Meningkatnya kasuspenyakit tidakmenular dan penyakitmenular
- Keterbatasanketersediaan alatPosbindu
- Mutasi Tenaga JuruMalaria Desa dan bebantambahan sehinggapenemuan kasus aktifbelum optimal sehinggakasus penyakit menularberbasis binatang masihada
- Faktor lingkunganpenderita TBmemperburuk penyakit(Kebijakan RTLH)
- Keterbatasan kendaraanoperasional / motor trailuntuk menjangkaudaerah bencana/kejadian luar biasa
- Dukungan DanaDesa untukmendukungketersediaan alatposbindu,operasional kadersebagai Juru MalariaDesa, kaderposbindu danjumantik
- Dukungan kebijakanRehab Rumah LayakHuni bagi penderita
5. Belum optimalnyapengelolaankesehatanlingkungan,kesehatan kerja danolahraga masyarakatsesuai syaratkesehatan
- Kebijakan atau Regulasibelum optimal
- Komitmen penyehatanlingkungan
- Kesehatan Kerja danOlahraga Kebijakan barudari KementerianKesehatan RI
Rancangan PeraturanDaerah RTLHDukungan Dana Desauntuk penyehatanlingkungan di wilayahdesa
75
Visi, Misi, Tujuan danSasaran RPJMD
Permasalahan pelayananperangkat Daerah
FaktorPenghambat Pendorong
6. RendahnyaKepesertaanmasyarakat dalamprogram JPK.
- Regulasi kepesertaanmasyarakat dalamjaminan pemeliharaankesehatan
- Kemiskinan- Kesadaran masyarakat
pentingnya jaminanpemeliharaan kesehatan
- Adanya MoUPemerintah Daerahdan BPJS UHCTahun 2019
- Jaminan KesehatanDaerah
7. Kuantitas, Kualitasdan akses pelayanankesehatan dasar danrujukan yang belumoptimal
- Baru sebagianpuskesmas memiliki 2(Dua) Ambulance dankurangnya tenaga sopir
- Sebagian puskesmasmemenuhi persyaratanpelayanan dari sisiGedung dan SumberDaya Manusia
- Terbatasnya DayaTampung di FasilitasPelayanan KesehatanTingkat Rujukan
- Terbatasnya AnggaranAPBD KABUPATEN untukpembangunanPuskesmas dan RumahSakit
- Terbatasnya AnggaranAPBD KABUPATEN untukpemenuhan AlatKesehatan, di FKTP danRumah Sakit
Kebijakan Alokasi DanaDAK dapat di aksesuntuk pemenuhansarana prasarana
8. Belum OptimalnyaSistem InformasiKesehatan dalammengelola dataterintegrasi denganmemanfaatkankemajuan teknologikomunikasi daninformasi
- Keterbatasan Jumlah dankompetensi SDM SistemInformasi Kesehatan
- Keterbatasan sarana danprasarana pendukungSIK
Advokasi regulasisistem informasikesehatan sesuaiamanat sistemkesehatan Nasional
9. Belum optimalnyasediaan farmasi, alatkesehatan danmakanan yangterjamin aman, danbermutu
- Ketersediaan obatgenerik sangat terbatas
- Minimnya lembagapengkalibrasi alatkesehatan milikpemerintah
- Keamanan Panganbelum menjadi isupenting bagi masyarakat
- Kesadaran para pelakuusaha/produsenmasyarakat panganakan keamanan panganmasih rendah
- Adanya regulasi yangmemungkinkanbelanja melalui jalurnon e-catalog
- Adanya lembagapengkalibrasi milikswasta
- Adanya regulasiuntuk mendaftarkanproduknya sehinggaterjaminkeamanannya
C. Telaah Rencana Strategi Kementerian / Lembaga
Dalam perumusan isu – isu strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegaradilakukan telaah atau kajian terhadap Rencana Strategis Kementerian Kesehatan terkait
76
Tujuan dan sasaran jangka menengah dalam Rencana Strategis Kementerian KesehatanTahun 2015 – 2019.
Tabel 3.2 Telaah Rencana Strategis Kementerian/LembagaSasaran Jangka
Menengah RenstraKementerian
Kesehatan Tahun2015 - 2021
Permasalahan perangkatdaerah
Faktor
Penghambat Pendorong
1. MeningkatnyaKesehatanMasyarakat
1. Tingginya angkakematian Ibu, angkakematian bayi, angkakematian balita
- Belum optimalnyaRegulasi KesehatanKeluarga dalam halupaya penurunanAngka Kematian Ibu,Angka Kematian Bayi,Angka Kematian Balita
- Undang – UndangNomor 35 Tahun 2014tentang PerlindunganAnak
- Peraturan MenteriKesehatan Nomor 43Tahun 2016 tentangStandar PelayananMinimal
2. Masih adanya giziburuk dan masihtinggi gizi kurang sertabelum optimalnyakualitas gizimasyarakat
- Penanganan Kasus GiziMasyarakat
- Dukungan RencanaStrategis KementerianKesehatan RepublikIndonesia dalampenanganan MasalahGizi Masyarakat
3. Belum optimalnyapromosi danpemberdayaanmasyarakat di bidangkesehatan
- Kelemahan ProgramIndonesia SehatPendekatan Keluargadalam hal analisisaplikasi data danketerbatasan sumberdaya manusia dalampendataan dankunjungan keluargasehat serta faktorgeografis
- Kebijakan Nawa CitaButir 5
- Optimalisasi dukunganProgram IndonesiaSehat PendekatanKeluarga
- GERMAS
4. Belum optimalnyapengelolaankesehatan lingkungan,kesehatan kerja danolahraga masyarakatsesuai syaratkesehatan.
- Kemiskinan- Kebijakan Baru
- Dukungan RegulasiPeraturan PemerintahNomor 66 Tahun 2014tentang KesehatanLingkungan
- Peraturan MenteriKesehatan Nomor 48Tahun 2016(Keselamatan,kesehatan kerjaperkantoran
- Peraturan MenteriKesehatan Nomor 70Tahuun 2016 (Standardan PersyaratanKesehatan LingkunganKerja Industri)
5. RendahnyaKepesertaanmasyarakat dalamprogram JPK
- Kemiskinan- Kesadaran Masyarakat
terkai kepesertaanjaminan pemeliharaankesehatan
- Undang – undangNomor 40 Tahun 2004tentang SistemJaminan Sosial Nasional
- Undang – undangNomor 24 Tahun 2011tentang BPJS
1. MeningkatnyaPengendalianPenyakit
6. Meningkatnya kasuspenyakit tidak menulardan penyakit menular
- Keterbatasan TenagaJuru Malaria Desa(semakin berkurang)
- Kebijakan pusat terkaitpencapaian kinerja
Kebijakan pemerintahdaerah dalampemenuhan pelayananhak dasar melalui amanatstandar pelayanan
77
Sasaran JangkaMenengah Renstra
KementerianKesehatan Tahun
2015 - 2021
Permasalahan perangkatdaerah
Faktor
Penghambat Pendorong
penyakit menular dantidak menular belumsepenuhnya dapatdilaksanakan secaraoptimal (kemampuandaerah)
minimal di tingkat daerah
2. MeningkatnyaAkses dan MutuFasilitasPelayananKesehatan
7. Kuantitas, Kualitas danakses pelayanankesehatan dasar danrujukan yang belumoptimal
- Baru sebagianpuskesmas memiliki 2(Dua) Ambulance dankurangnya tenagasopir
- Sebagian puskesmasmemenuhi persyaratanpelayanan dari sisiGedung dan SumberDaya Manusia
- Terbatasnya DayaTampung di FasilitasPelayanan KesehatanTingkat Rujukan
- Terbatasnya AnggaranAPBD Kabupaten untukpembangunanPuskesmas dan RumahSakit
- Terbatasnya AnggaranAPBD Kabupaten untukpemenuhan AlatKesehatan, di FKTPdan Rumah Sakit
Kebijakan Alokasi DanaDAK dapat di akses untukpemenuhan saranaprasarana
3. Meningkatnyaakses,kemandirian, danmutu sediaanfarmasi dan alatkesehatan
8. Belum optimalnyasediaan farmasi, alatkesehatan danmakanan yangterjamin aman, danbermutu
- Ketersediaan obatgenerik sangatterbatas
- Minimnya lembagapengkalibrasi alatkesehatan milikpemerintah
- Keamanan Panganbelum menjadi isupenting bagimasyarakat
- Kesadaran para pelakuusaha/produsenmasyarakat panganakan keamananpangan masih rendah
- Adanya regulasi yangmemungkinkan belanjamelalui jalur non e-catalog
- Adanya lembagapengkalibrasi milikswasta
- Adanya regulasi untukmendaftarkanproduknya sehinggaterjamin keamanannya
4. MeningkatnyaJumlah, Jenis,Kualitas danPemerataanTenagaKesehatan
9. Keterbatasan jumlahdan kompetensitenaga kesehatan
- Keterbatasankompetensi tenagakesehatan dalamperencanaan danpengelolaan dataSDMK
- Kebutuhan tenagakesehatan yangkompeten KebijakanPPK BLUD bagi FKTP
5. Meningkatnyaintegrasiperencanaan,bimbingan teknisdan pemantauanevaluasi
10. Belum OptimalnyaSistem InformasiKesehatan dalammengelola dataterintegrasi denganmemanfaatkankemajuan teknologi
Keterbatasan Jumlah dankompetensi SDM SistemInformasi KesehatanKeterbatasan sarana danprasarana pendukungSIK
Advokasi regulasi sisteminformasi kesehatansesuai amanat sistemkesehatan Nasional
78
Sasaran JangkaMenengah Renstra
KementerianKesehatan Tahun
2015 - 2021
Permasalahan perangkatdaerah
Faktor
Penghambat Pendorong
komunikasi daninformasi
6. Meningkatnyaefektivitaspenelitian danpengembangankesehatan
Belum Optimalnyapenelitian danpengembangankesehatan
Keterbatasan SDM Advokasi regulasi sistempenelitian danpengembangankesehatan
7. Meningkatnyakompetensi dankinerja aparaturKementerianKesehatan
Keterbatasan jumlah,jenis dan kualitasaparatur pemerintahKesenjangan kompetensidengan perkembanganIPTEK
Keterbatasanperencanaan kebutuhanSDMK sesuai dengankompetensinya
Regulasi perencanaankebutuhan danpeningkatan kapasitasSDMK
D. Telaah Renstra Perangkat Daerah Provinsi
Dalam perumusan isu – isu strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegaradilakukan telaah atau kajian terhadap Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi JawaTengah terkait Tujuan dan sasaran jangka menengah dalam Rencana Strategis DinasKesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018.
Tabel 3.3 Telaah Rencana Strategis Perangkat Daerah Provinsi
Sasaran JangkaMenengah Renstra DinasKesehatan Provinsi Jawa
Tengah
Permasalahan perangkatdaerah
Faktor
Penghambat Pendorong
1. Meningkatnyakesehatan ibu dananak
Tingginya angkakematian Ibu, angkakematian bayi, angkakematian balita
- Belum adanya RegulasiPenurunan AngkaKematian Ibu danKematian Bayi
- Keterbatasankompetensi SumberDaya Manusia
- Kepatuhan SOP- Adanya Penyakit
Penyerta Ibu Hamil- Keterlambatan dalam
mengambil Keputusankeluarga/masyarakat
- Peraturan GubernurNomor 17 Tahun2016 tentangKeselamatan Ibudan Anak
- Jateng GayengNginceng WongMeteng
Masih adanya gizi burukdan masih tinggi gizikurang serta belumoptimalnya kualitas gizimasyarakat
- Kemiskinan- Regulasi yang ada
belum optimal- Penyakit penyerta pada
kasus gizi buruk
- Peraturan Daerahtentang ASIEksklusif
- Rencana AksiDaerah Pangan danGizi
2. Terkendalinyapenyakit menulardan tidak menular
Meningkatnya kasuspenyakit tidak menulardan penyakit menular
- Keterbatasan TenagaJuru Malaria Desa(semakin berkurang)
- Kebijakan pusat terkaitpencapaian kinerjapenyakit menular dantidak menular belumsepenuhnya dapatdilaksanakan secaraoptimal (kemampuandaerah)
Kebijakan pemerintahdaerah dalampemenuhanpelayanan hak dasarmelalui amanatstandar pelayananminimal di tingkatdaerah
79
Sasaran JangkaMenengah Renstra DinasKesehatan Provinsi Jawa
Tengah
Permasalahan perangkatdaerah
Faktor
Penghambat Pendorong
3. Meningkatnyafasilitas pelayanankesehatan yangmemenuhi standar
4. Meningkatnyamasyarakat yangmengikuti pendidikandi institusipendidikankesehatan
5. Meningkatnyakualitas institusipendidikankesehatan
6. Meningkatnyasumber dayamanusia kesehatanyang mengikutipendidikan danpelatihan
7. Meratanya distribusitenaga kesehatan
Kuantitas, Kualitas danakses pelayanankesehatan dasar danrujukan yang belumoptimal
- Baru sebagianpuskesmas memiliki 2(Dua) Ambulance dankurangnya tenagasopir
- Sebagian puskesmasmemenuhi persyaratanpelayanan dari sisiGedung dan SumberDaya Manusia
- Terbatasnya DayaTampung di FasilitasPelayanan KesehatanTingkat Rujukan
- Terbatasnya AnggaranAPBD Kabupaten untukpembangunanPuskesmas dan RumahSakit
- Terbatasnya AnggaranAPBD Kabupaten untukpemenuhan AlatKesehatan, di FKTPdan Rumah Sakit
Kebijakan AlokasiDana DAK dapat diakses untukpemenuhan saranaprasarana
8. Meningkatnyakuantitas dankualitas kesehatanpemukiman, tempat-tempat umum dantempat pengolahanmakanan
Belum optimalnyapengelolaan kesehatanlingkungan, kesehatankerja dan olah ragamasyarakat sesuai syaratkesehatan.
- Bimbingan Teknisbelum optimal
- Komitmen penyehatanlingkungan
- Kesehatan Kerja danOlahraga Kebijakanbaru dari KementerianKesehatan RepublikIndonesia
- Peraturan DaerahProvinsi JawaTengah Nomor 3Tahun 2014 tentangPengelolaanSampah di JawaTengah
- Peraturan DaerahProvinsi JawaTengah Nomor 5Tahun 2012 tentangBaku Mutu AirLimbah)
- Regulasi KajianLingkungan HidupSehat Provinsi JawaTengah
9. Meningkatnya mutusediaan farmasi,makanan minuman,alat kesehatan danPerbekalanKesehatan RumahTangga (PKRT).
Belum optimalnyasediaan farmasi, alatkesehatan dan makananyang terjamin aman, danbermutu
- Ketersediaan obatgenerik sangatterbatas
- Minimnya lembagakalibrasi alatkesehatan milikpemerintah
- Keamanan Panganbelum menjadi isupenting bagimasyarakat
- Kesadaran para pelakuusaha/produsenmasyarakat panganakan keamananpangan masih rendah
- Adanya regulasiyangmemungkinkanbelanja melaluijalur non e-catalog
- Adanya lembagapengkalibrasi milikswasta
- Adanya regulasiuntukmendaftarkanproduknyasehingga terjaminkeamanannya
- PeningkatanKapasitas TenagaDistric FoodInspector olehBPPSDM Provinsi
80
Sasaran JangkaMenengah Renstra DinasKesehatan Provinsi Jawa
Tengah
Permasalahan perangkatdaerah
Faktor
Penghambat Pendorong
Jawa Tengah10. Meningkatnya peran
dunia usaha dalampembangunankesehatan
11. Meningkatnya peranmasyarakat dalampembangunanKesehatan
Rendahnya Kepesertaanmasyarakat dalamprogram JPK.
- Kemiskinan- Kesadaran Masyarakat
terkai kepesertaanjaminan pemeliharaankesehatan
Kebijakan JaminanPemeliharaanKesehatan TingaktProvinsi
Belum optimalnyapromosi danpemberdayaanmasyarakat di bidangkesehatan
- Kelemahan ProgramIndonesia SehatPendekatan Keluargadalam hal analisisaplikasi data danketerbatasan sumberdaya manusia dalampendataan dankunjungan keluargasehat serta faktorgeografis
- Kebijakan NawaCita Butir 5
- Optimalisasidukungan ProgramIndonesia SehatPendekatanKeluarga
- GERMAS
12. Meningkatnyamasyarakat yangmemanfaatkaninformasi kesehatan
13. Meningkatnya tatakelola kepegawaian,kehumasan, aset,keuangan,perencanaan danevaluasipembangunankesehatan
14. Meningkatnya tatakelola administrasiperkantoran
Belum Optimalnya SistemInformasi Kesehatandalam mengelola dataterintegrasi denganmemanfaatkan kemajuanteknologi komunikasi daninformasi
Keterbatasan Jumlah dankompetensi SDM SistemInformasi KesehatanKeterbatasan sarana danprasarana pendukungSIK
Advokasi regulasisistem informasikesehatan sesuaiamanat sistemkesehatan Nasional
E. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Pengintegrasian pelaksanaan KLHS ke dalam rancangan RPJMD adalah untukmemastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar danterintegrasi dalam penyusunan RPJMD serta meningkatkan kualitas penyusunan RPJMDsebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dokumen RPJMD yangtelah terintegrasi dengan Dokumen KLHS menjadi acuan dalam menyusun RencanaStrategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 – 2022, terutama padaisu terkait meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
Penentuan isu pembangunan berkelanjutan (PB) strategis KLHS RPJMD KabupatenBanjarnegara Tahun 2017-2022 terkait bidang kesehatan adalah Belum optimalnyapelayanan kesehatan dalam hal rendahnya kualitas kesehatan ibu dan anak, masihditemukannya kasus penyakit menular dan tidak menular (beban ganda), pemberdayaanmasyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan belum optimal, belummembudayanya perilaku hidup bersih dan sehat, belum terpenuhinya standar pelayanandi puskesmas dan rumah sakit dan belum terpenuhinya layanan sanitasi danpersampahan di kawasan permukiman. Permasalahan terkait dampak adanyapembangunan sarana prasarana fasilitas pelayanan kesehatan seperti UPT Puskesmas,Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit Karangkobar serta pemasalahan perilaku yangbelum Ber-PHBS sehingga mencemari lingkungan, masalah persampahan sertapengelolaan limbah baik medis maupun non medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
81
Adapaun Telaah KLHS dalam Rencana Strategis dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Telaah RPJMD Telaah KLHS Telaah Rencana StrategisDinas KesehatanSasaran Strategis Kebijakan
Meningkatnyakualitas dancakupanpelayanankesehatan
Peningkatanpencegahandanpengendalianpenyakit
1. Meningkatkanupayapencegahan,pemberantasandanpengendalianpenyakitmenular dantidak menular
2. Meningkatkankualitaskesehatanlingkungan
1. Menurunnyakualitas airpermukaan (airdanau/waduk/embung) danmenurunnyapotensi sumberdaya air bersihuntuk berbagaikeperluanrumah tanggasehari-harimaupun untukmenunjangaktivitasekonomimasyarakat.
2. Belumoptimalnyapenangananlimbahsehingga dapatmemberikandampak padapenurunankualitas air danudara
3. Masihrendahnyapenanganandan kesadaranmasyarakatmengenaimasalahpersampahan
4. Meningkatnyadampakkerusakanlingkunganakibatpembangunaninfrastruktur
1. Masih ditemukannya kasuspenyakit menular
2. Belum optimalnya upayapelayanan promosi danpemberdayaan masyarakatserta kesehatanlingkungan,
3. Pembangunan yangbelum berwawasankesehatan berdampakpada rendahnya kualitaslingkungan berupapenggundulan hutan,pembuangan sampah /limbah pabrik pada aliransungai, penggunaanpestisida yang tidaktepat yang pada akhirnyaberdampak pada masalahkesehatan
F. Penentuan Isu- Isu StrategisProses Penentuan Isu-isu Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2017 – 2022 ditetapkan melalui tahap identifikasi awal telaah Regulasi, Kajianterhadap Tugas pokok dan fungsi, telaah terhadap dokumen, laporan dan pengamatandan pembahasan bersama pemangku kepentingan terhadap isu masalah kesehatan padamasa yang akan datang.1. Belum optimalnya upaya pelayanan kesehatan Masyarakat meliputi kesehatan
keluarga dan gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat serta kesehatanlingkungan, kesehatan kerja dan olahraga
2. Belum Optimalnya pelayanan kesehatan dalam pencegahan dan penanggulanganpenyakit yang meliputi surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalianpenyakit menular serta pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
82
3. Rendahnya mutu dan akses pelayanan kesehatan dalam hal ketersediaan,pemerataan dan kualitas sumber daya kesehatan (Sumber Daya Manusia, SaranaPrasarana, dan Sediaan Farmasi)
4. sistem informasi kesehatan belum berjalan optimal sehingga berpengaruh padaketersedian data, kualitas dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan kinerjadinas
5. Pelayanan pengelolaan keuangan, umum dan kepegawaian dalam mendukungkelancaran pelaksanaan tugas di bidang kesehatan belum terintegrasi dengan baik
83
BAB IVTUJUAN DAN SASARAN
A. TUJUAN DAN SASARAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2022telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)Kabupaten Banjarnegara tahun 2017– 2022 sebagaimana diatur dalam PeraturanDaerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 32 Tahun 2017. Dengan mempertimbangkanperkembangan dan berbagai kecenderungan masalah kesehatan ke depan sertamempertimbangkan Visi dan Misi Kepala Daerah Kabupaten Banjarnegara, Visi dan MisiDinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegaramendukung Visi dan Misi Kepala DaerahKabupaten Banjarnegara: “Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera”
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mempunyai peran dan berkontribusidalam tercapainya seluruh misi kabupaten utamanya misi kelima yaitu “MewujudkanKemartabatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Cakupan DanKualitas Pelayanan Dasar” maka Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara harusmenyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional dan paripurna. Profesionaldimaknai sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sistematis, transparandan akuntabel dari para pelaku di jajaran Dinas Kesehatan.
Tujuan umum yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegaraadalah Terwujudnya Kabupaten Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera denganMeningkatkan Kualitas Hidup Manusia melalui pemenuhan hak dasar dalampeningkatan Status Derajat Kesehatan Masyarakat.
Kesehatan Paripurna dimaknai sebagai isu kesehatan yang meliputi upayapromotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperankan oleh semua pelakukesehatan baik eksekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan atau lembaga nonpemerintah serta masyarakat secara profesional termasuk penyediaan sumber dayakesehatan. Dalam rangka mendukung misi kelima, Dinas Kesehatan KabupatenBanjarnegara mempunyai tujuan antara lain:
1. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat, menggerakkan dan memberdayakanmasyarakat, peningkatan mutu kesehatan lingkungan menuju kemandirian untukberperilaku hidup bersih dan sehat serta terwujudnya jaminan pemeliharaankesehatan seluruh masyarakat.
2. Meningkatkan upaya pencegahan, pengendalian, pemberantasan danpenanggulangan kejadian penyakit, kecacatan dan kematian akibat penyakitmenular maupun tidak menular serta KLB dan Bencana atau krisis kesehatan.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkaumasyarakat dengan didukung sumber daya kesehatan yang memadai dari segikuantitas maupun kualitas.
4. Mewujudkan Sistem Akuntabilitas Kinerja didukung oleh sistem informasimanajemen dan sumber daya manusia yang bermutu dan kompeten.
Adapun masing – masing tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut:1. TUJUAN I : Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat, menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat, peningkatan mutu kesehatan lingkungan menujukemandirian untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta terwujudnya jaminanpemeliharaan kesehatan seluruh masyarakat.SASARAN I :a. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan Keluarga meliputi
kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, lansia dan gizi masyarakatb. Meningkatnya mutu sanitasi lingkungan perumahan dan pemukiman yang
memenuhi syarat kesehatanc. Meningkatnya Kesehatan Kerja dan Olahraga Masyarakatd. Meningkatnya perlindungan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan
84
e. Meningkatnya Perilaku kesehatan masyarakat di Tatanan Rumah Tangga danInstitusi
f. Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat pada bidang Kesehatang. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar dan Lanjutan
Tingkat Pertama2. TUJUAN II : Meningkatkan upaya pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan
penanggulangan kejadian penyakit, kecacatan dan kematian akibat penyakitmenular, tidak menular, kesehatan jiwa, Kejadian Luar Biasa dan Bencana ataukrisis kesehatan
SASARAN II :
a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsungbaik bersumberperilaku hidup manusia, binatang dan berbasis lingkungan
b. Menurunnya dan terkelolanya kasus Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
c. Meningkatnya Upaya Pencegahan Penyakit yang Dapat Dicegah DenganImuinisasi (PD3I)
d. Meningkatnyasurveilance Penyakit, penanggulangan Kejadian Luar Biasa danBencana atau krisis kesehatan
3. TUJUAN III : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata danterjangkau masyarakat dengan didukung sumber daya kesehatan yang memadaidari segi kuantitas maupun kualitas.SASARAN III :
a. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan kesehatan yang terstandarisasi
b. Meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuaidengan standar pelayanan kesehatan
c. Menjamin ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana termasuksediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan serta pengembanganobat tradisional guna mendukung peningkatan mutu pelayanan
d. Menjamin terlaksananya peningkatan mutu pelayanan dan keamanan sediaanfarmasi, perbekalan kesehatan serta makanan
4. TUJUAN IV : Mewujudkan Sistem Akuntabilitas Kinerja didukung oleh sisteminformasi manajemen dan sumber daya manusia yang bermutu dan kompetenSASARAN IV :
a. Meningkatkan Sistem Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Kinerja sertaInformasi Kesehatan yang handal, akuntabel, Realible dan measurable sebagaibahan pengambilan keputusan.
b. Meningkatkan Pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan sertapelayanan administrasi kepegawaian, kehumasan, hukum, kerjasama,keorganisasian dan ketatalaksanaan
85
B. MATRIKS KESELARASAN TUJUAN DAN SASARANTabel 4. 1 Matriks Keselarasan Tujuan dan Sasaran
Isu Strategi Tujuan Sasaran Indikator SasaranTarget Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Belum optimalnyaupaya pelayanankesehatanMasyarakatmeliputikesehatankeluarga dan gizi,promosi danpemberdayaanmasyarakat sertakesehatanlingkungan,kesehatan kerjadan olahraga
Meningkatnya upayakesehatan masyarakat,menggerakkan danmemberdayakanmasyarakat,peningkatan mutukesehatan lingkunganmenuju kemandirianuntuk berperilaku hidupbersih dan sehat sertaterwujudnya jaminanpemeliharaankesehatan seluruhmasyarakat
Meningkatnya aksesdan kualitas pelayanankesehatan Keluargameliputi kesehatan ibu,bayi, balita, remaja,lansia dan gizimasyarakat
Menurunya AngkaKematian Ibu (AKI)
118/100.000KH
118/100.000KH
117,8/100.000KH
117,6/100.000KH
117,4/100.000KH
116/100.000KH
Menurunnya AngkaKematian bayi
14.55/1.000KH
14.22 /1.000KH
13.89 /1.000KH
13.56 /1.000KH
13.23 /1.000KH
12,91/1.000KH
Menurunnya AngkaKematian Balita
15.79/1000KH
15.46/1000KH
15.33/1000KH
15.20/1000KH
15.07/1000KH
14,9/1.000 KH
Presentase Balita Giziburuk
0,09% 0,08% 0,07% 0,06% 0,05% 0,04%
Persentase lansiamendapatkanpelayanan kesehatansesuai standar
25% 30% 35% 40% 45% 50%
Meningkatnya mutusanitasi lingkunganperumahan danpemukiman yangmemenuhi syaratkesehatan
Persentase Rumahyang memenuhi syaratkesehatan
50% 57% 60% 63% 65% 65%
Persentase TempatPengolahan Makananmemenuhi syarathigiene sanitasi
18% 25% 30% 35% 40% 40%
Tempat-tempat umummemenuhi syarat
45% 50% 55% 60% 65% 70%
MeningkatnyaKesehatan Kerja danOlahraga Masyarakat
Cakupan pos UpayaKesehatan Kerja yangterbentuk formal daninformal
10% 20% 30% 40% 50% 60%
Prosentase puskesmasyang melaksanakankegiatan kesehatanolah raga padakelompok masyarakatdiwilayah kerjanya
100% 100% 100% 100% 100% 100%
86
Isu Strategi Tujuan Sasaran Indikator SasaranTarget Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Meningkatnyaperlindungankesehatan masyarakatmelalui programJaminan PemeliharaanKesehatan
Cakupan pendudukmiskin non kuotayang mempunyaiJaminan PemeliharaanKesehatan
7% 11% 15% 20% 25% 30%
Cakupan pelayanankesehatan dasarmasyarakat miskin
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan pelayanankesehatan rujukanmasyarakat miskin
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Meningkatnya Perilakukesehatan masyarakatdi Tatanan RumahTangga dan Institusi
Persentase PHBStatanan rumah tanggastrata utama danparipurna
60% 65% 70% 75% 80% 80%
MeningkatnyaPemberdayaanMasyarakat padabidang Kesehatan
Cakupan Desa/KelSiaga Aktif strataMandiri (%)
10% 20% 30% 40% 50% 60%
MeningkatnyaPelayanan KesehatanPada Usia PendidikanDasar dan Lanjutan
Persentasepenjaringan kesehatanuntuk peserta didikkelas 1 dan kelas 7
85% 87,50% 90% 92,50% 95% 97%
Belum Optimalnyapelayanankesehatan dalampencegahan danpenanggulanganpenyakit yangmeliputi surveilansdan imunisasi,pencegahan danpengendalianpenyakit menularsertapengendalianpenyakit tidakmenular dan
Meningkatkanupayapencegahan,pengendalian,pemberantasandanpenanggulangankejadian penyakit,kecacatan dankematian akibatpenyakit menular,tidak menular,kesehatan jiwa,Kejadian LuarBiasa dan
Menurunnya angkakesakitan dan kematianakibat penyakitmenular langsung
Cakupan penemuansemua kasus TB(Case NotificationRate)
75% 80% 80% 85% 90% 95%
Persentase angkakasus HIV yangdiobati
50% 52% 55% 57% 60% 63%
Persentase PenderitaKusta Selesai Berobat(Releas FromTreatment/RFT)
≥ 85% ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85%
Menurunnya Angkakesakitan penyakitmenular bersumberbinatang
Angka PenderitaMalaria Baru API <1per 1.000 penduduk
<1/1.000pddk
<1/1.000 pddk <1/1.000 pddk <1/1.000 pddk <1/1.000 pddk <1/1.000 pddk
87
Isu Strategi Tujuan Sasaran Indikator SasaranTarget Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022
kesehatan jiwa Bencana ataukrisis kesehatan
Inciden Rate DBD <49 per 100.000penduduk
IR DBD < 49per 100.000penduduk
IR DBD < 49per 100.000penduduk
IR DBD < 49per 100.000penduduk
IR DBD < 49per 100.000penduduk
IR DBD < 49per 100.000penduduk
IR DBD < 49per 100.000
pendudkMenurunnya danterkelolanya kasuspenyakit tidak Menular
Proporsi kasushipertensi di FasilitasPelayanan Kesehatan(Puskesmas dan RS)
<30% <25% <20% <20% <15% <15%
Proporsi KasusDiabetes Milletus diFasilitas PelayananKesehatan
<55% <50% <45% <40% <35% <30%
Meningkatnya UpayaPencegahan Penyakityang Dapat DicegahDengan Imuinisasi(PD3I)
Meningkatnyasurveilance Penyakit,penanggulanganKejadian LuarBiasa&Bencana/krisiskesehatan
Cakupan/prosentaseDesa/KelurahanUniversal ChildImmunization (UCI)
98% 98,50% 99% 99,50% 100% 100%
Cakupan penemuansuspek Acute FlaccidParalysis (SurveilansAFP) atau lumpuhlayuh mendadakbukan karena rudapaksa dan usiadibawah 15 tahun
4 kasus 4 kasus 4 kasus 4 kasus 5 kasus 5 kasus
Rendahnya mutudan aksespelayanankesehatan dalamhal ketersediaan,pemerataan dankualitas sumberdaya kesehatan(Sumber DayaManusia, SaranaPrasarana, danSediaan Farmasi)
Meningkatkanpelayanan kesehatanyang bermutu, meratadan terjangkaumasyarakat dengandidukung sumber dayakesehatan yangmemadai dari segikuantitas maupunkualitas
Meningkatnya mutudan akses pelayanankesehatan yangterstandarisasi
Persentase RS yangTerakreditasiParipurna
2 RS 2 RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS
Persentase PuskesmasTerakreditasi
23 Pusk(65,7%)
35 pusk(100%)
35 pusk(100%)
35 pusk(100%)
35 pusk(100%)
35 pusk(100%)
Persentase Labkesdaterakreditasi
100% 100% 100% 100% 100%
Indeks KepuasanMasyarakat
76 77 78 79 80 80
Meningkatnyaketersediaan dan mutusumber daya manusiakesehatan sesuaidengan standarpelayanan kesehatan
Ratio Dokter UmumTerhadap Penduduk
0,94/100.000penduduk
0,97/100.000penduduk
0,1/100.000penduduk
0,103/100.000penduduk
0,106/100.000penduduk
0,109/100.000penduduk
Rasio tenaga bidansatuan penduduk
0,58/1.000penduduk
0,59/1.000penduduk
0,60/1.000penduduk
0,61/1.000penduduk
0,62/1.000penduduk
0,63/1.000penduduk
88
Isu Strategi Tujuan Sasaran Indikator SasaranTarget Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Menjamin ketersediaandan pemanfaatansarana dan prasaranatermasuk sediaanfarmasi dan perbekalankesehatan sertapengembangan obattradisional gunamendukungmutupelayanan
Persentase fasilitaspelayanan kesehatanyang melaksanakanpelayanankefarmasian sesuaistandar
96% 96% 98% 98% 100% 100%
Menjamin Peningkatanmutu pelayanan dankeamanan sediaanfarmasi, perbekalankesehatan sertamakanan
Peresentase saranaproduksi, distribusi,sediaan farmasi,perbekalan kesehatandan pangan yangmemenuhipersyaratan kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Belum Optimalnyasistemmanajemenakuntabilitaskinerja dan sisteminformasikesehatan yangmemadai untukmemenuhituntutan goodgovernance
Mewujudkan SistemAkuntabilitas Kinerjadidukung oleh sisteminformasi manajemendan sumber dayamanusia yang bermutudan kompeten
Meningkatkan SistemPerencanaan, Evaluasidan Pelaporan Kinerjaserta InformasiKesehatan yanghandal, akuntabel,Realible danmeasurable
Nilai SAKIP DinasKesehatan KabupatenBanjarnegara
CC B B B B B
MeningkatkanPengelolaan keuanganyang akuntabel dantransparan sertapelayanan administrasikepegawaian,kehumasan, hukum,kerjasama,keorganisasian danketatalaksanaan
Persentase DokumenLaporan Keuanganyang tersaji melaluiSimda Keuangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase barang danjasa peralatan sertaperlengkapan kantoryang terpenuhi
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Puskesmasyang melaksanakanPPK BLUD
35 UPTPuskesmas
35 UPTPuskesmas
35 UPTPuskesmas
35 UPTPuskesmas
89
BAB VSTRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI Banjarnegara Bermartabat dan SejahteraMISI Mewujudkan Kemartabatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Peningkatan Cakupan Dan Kualitas Pelayanan Dasar
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKANMeningkatnya upayakesehatan masyarakat,menggerakkan danmemberdayakanmasyarakat,peningkatan mutukesehatan lingkunganmenuju kemandirianuntuk berperilaku hidupbersih dan sehat sertaterwujudnya jaminanpemeliharaan kesehatanseluruh masyarakat
Meningkatnya akses dankualitas pelayanankesehatan Keluargameliputi kesehatan ibu,bayi, balita, remaja, lansiadan gizi masyarakat
Pelayanan Ibu hamil sesuai standar Kelas Ibu, Ante Natal Care Standar 10 terintegrasi, Kelas Ibu hamil,Deteksi dan penanganan risiko tinggi, DTPS KIBBLA
Pelayanan Persalinan sesuai standar Pembahasan kasus (AMP), monitoring dan evaluasi jejaring rujukanPelayanan KB Post Partum Pelayanan kontrasepsi rasional (MKJP)Optimalisasi Puskesmas PelayananKesehatan Peduli Remaja (PKPR)
pembinaan pelayanan kesehatan remaja
Pelayanan bayi baru lahir sesuai standar Kunjungan neonatal standar MTBM, deteksi dan penanganan risikotinggi neonatus, Pelatihan kompetensi kesehatan anak bagi tenagakesehatan, Pembahasan kasus (AMP), IMD dan ASI Eksklusif,jejaring rujukan
Pelayanan Kesehatan Balita sesuai standar SDIDTK, Kelas Ibu Balita, deteksi dini dan penanganan komplikasiPelayanan Kesehatan Gizi Masyarakatmelalui pendataan status gizi,penanggulangan masalah gizi, pemberianmakanan tambahan dan vitamin
Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat terfokus pada penyusunanpeta informasi gizi, penanggulangan masalah gizi, pemberianmakanan tambahan dan vitamin
Optimalisasi Puskesmas Santun Lansia Penguatan Pelayanan Kesehatan LansiaMeningkatnya mutusanitasi lingkunganperumahan danpemukiman yangmemenuhi syaratkesehatan
Peningkatan kuantitas dan kualitaskesehatan pemukiman, tempat-tempatumum dan tempat pengolahan makanan
Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalammelaksanakan 5 Pilar STBM melalui Pengawasan kualitas air dansanitasi dasar meliputi Surveilans kualitas air, Pembinaan jejaringpenyelenggaraan air minum, Pengembangan desa SanitasiTotal Berbasis Masyarakat (STBM), Pendampingan bantuankeuangan desa bidang kesehatan, Pengadaan peralatansurveilans kualitas air.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas tempatpengolahan makanan
pembinaan, penyuluhan TPM memenuhi syarat kesehatan
meningkatkan kuantitas dan kualitas tempat- pembinaan, penyuluhan TTU memenuhi syarat kesehatan, advokasi
90
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKANtempat (TTU) yang memenuhi syaratkesehatan
Pemangku Kebijakan dan Lintas Sektor
Meningkatnya KesehatanKerja dan OlahragaMasyarakat
Meningkatnya pembinaan kesehatan kerjadan olahraga Membentuk Pos Upayakesehatan kerja, memberikan pelayanankesehatapan pada pekerja formal daninformal
Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Internal Puskesmassebagai Tempat Kerja
Fasilitasi puskesmas untuk mengolahragakanmasyakat di wilayah kerjanya
Meningkatkan advokasi kepada kelompok masyarakat dalamkegiatan olahraga
Meningkatnyaperlindungan kesehatanmasyarakat melaluiprogram JaminanPemeliharaan Kesehatan
Advokasi masyarakat mampu untuk menjadipeserta BPJS, Advokasi Pemda untukmembayar premi masyarakat miskin yangtidak tercover Kartu Indonesia Sehat
Universal Health Coverage pada akhir tahun 2019
Pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakatmiskin sesuai standar
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memelihara danmelindungi kesehatannya
Pelayanan kesehatan rujukan bagimasyarakat miskin sesuai standar, danpengadaan sarana pengaduan
Meningkatkan layanan rujukan pada fasilitas kesehatan tingkatlanjutan
MeningkatnyaPemberdayaan Masyarakatpada Bidang Kesehatan
Peningkatan peran Dinas KesehatanKabupaten dalam pembangunan kesehatanmelalui upaya Sosialisasi program kesehatan(Penyusunan regulasi kesehatan),Peningkatan kemitraan kesehatan,Peningkatan peran dunia usaha dalampembangunan kesehatan, Peningkatanperan masyarakat dalam pembangunankesehatan malalui upaya:1. Pemberdayaan Masyarakat2. Peningkatan Kemitraan Kesehatan,
meliputi Kemitraan dengan institusiDiknakes dalam pengembangan desasiaga aktifi. Kemitraan denganorganisasi massa, organisasi pemuda,PKK dalam peningkatan kualitas desasiaga dan posyandu
Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di bidangkesehatan, Menjadikan pembangunan kesehatan sebagaiprogram prioritas daerah, Menjalin kemitraan, dunia usaha, ormasdan LSM dalam mengatasi masalah kesehatan, Meningkatkankemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatanmelalui pemberdayaan masyarakat
91
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKANMeningkatnya PelayananKesehatan pada UsiaPendidikan Dasar danLanjutan
Penguatan Tim Pelaksana UKS Sekolah danTim pembina UKS
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada UsiaPendidikan Dasar dan Lanjutan
Meningkatkan upayapencegahan,pengendalian,pemberantasan danpenanggulangankejadian penyakit,kecacatan dan kematianakibat penyakit menular,tidak menular, kesehatanjiwa, Kejadian Luar Biasadan Bencana atau krisiskesehatan
Menurunnya angkakesakitan dan kematianakibat penyakit menularlangsung
pencegahan dan Pengendalian penyakitmenular melalui upaya: Optimalisasipenemuan kasus, Penguatan tatalaksanakasus, Peningkatan kualitas SDM, Penguatansistem informasi dan Recording Reporting(RR), Pengediaan logistik dan perbekalankesehatan dalam pencegahan danpemberantasan penyakit menular
Penyediaan mikroskop, pengadaan alat TCM, bahan logistikpemeriksaan TB, Peningkatan kontak racing penderita dengan ketukPintu TB, Penyusunan RAD TB, Pelatihan peningkatan mutulaboratorium pemeriksaan mikrobiologi TB, Kolaborasi TB-HIV, TB-DM, Pelatihan TIPK
peningkatan pelayanan pencegahan danpenanggulangan penyakit HIV AIDS
Pelatihan TIPK, CST, VCT mobile, skreening HIV Ibu Hamil
optimalisasi pelayanan pencegahan danpenanggulangan penyakit menular langsung
penemuan dan penanganan penderita kusta semua tipe, penemuandan penanganan penderita pneumonia balita, penemuan danpenanganan penderita diare balita
Menurunnya Angkakesakitan penyakit menularbersumber binatang
Meningkatnya pencegahan danpenanggulangan penyakit bersumberbinatang
Pelatihan jumantik untuk masyarakat sehingga dalam 1 rumah 1jumantik, Respon cepat untuk pengendalian penyakit menularbersumber binatang
Menurunnya danterkelolanya kasuspenyakit tidak menular
Peningkatkan pelayanan difasyankes/posbidu untuk memberikanpelayanan deteksi dini faktor risiko PTM
Peningkatan pelayanan penyakit tidak menular melalui kegiatanposbindu /fasyankes secara periodik
Meningkatnya UpayaPencegahan Penyakit yangDapat Dicegah DenganImunisasi (PD3I)
Semua bayi terlayani imunisasinya di fasilitaspelayanan kesehatan maupun Posyandu,Pelaksanaan program imunisasi
Penguatan Primary Health Care Upaya Kesehatan Perorangan(UKP) & Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan PeningkatanSurveilance
Pemanfaatan aplikasi pelaporan EWARS,Pemantauan ketepatan dan kelengkapanlaporan mingguan dan bulanan, Umpan baliklaporan, Manajemen P2 berbasis wilayahPelaksanaan surveilans Penyakit dapatDitanggulangi dengan Imunisasi (PD3I)
Meningkatnya SurveilancePenyakit, Penanggulangan
Optimalisasi Pelayanan kesehatan JamaahHaji sesuai standar
Pemeriksaan kesehatan jamaah haji, Pemenuhan alat dan saranapemeriksaan kesehatan haji
92
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKANKejadian Luar Biasa danBencana atau KrisisKesehatan
Manajemen kesehatan bencana Pelaksanaanpenanggulangan Kejadian Luar Biasa danBencana atau krisis kesehatan
Peningkatan kewaspadaan bencana dan Kejadian Luar Biasa
Meningkatkanpelayanan kesehatanyang bermutu, meratadan terjangkaumasyarakat dengandidukung sumber dayakesehatan yangmemadai dari segikuantitas maupunkualitasMewujudkan SistemAkuntabilitas Kinerjadidukung oleh sisteminformasi manajemendan sumber dayamanusia yang bermutudan kompeten
Meningkatnya mutu danakses pelayanan kesehatanyang terstandarisasi
Peningkatan Mutu Pelayanan rumah sakitdengan pembinaan berkala oleh Tim VisitasiDinas Kesehatan
Pembinaan rumah sakit dengan visitasi secara konsisten, terpadu,dan terstandar, dan peningkatan kualitas sistem rujukan
Peningkatan mutu pelayanan puskesmasdengan implementasi standar akreditasipuskesmas
Pendampingan pra dan pasca akreditasi puskesmas,pemantapanmutu internal dan eksternal
Peningkatan mutu pelayanan labkesdadengan implementasi standar akreditasilabkesda
Pendampingan pra dan pasca akreditasi labkesda, dan pemantapanmutu internal dan eksternal
Peningkatan mutu pelayanan kesehatandengan implementasi standar kepuasanmasyarakat
meningkatkan kualitas pelayanan yaitu dengan cara mengukurkinerja pelayanan secara berkala, peningkatan sistem umpan balikdan perbaikan pelayanan secara terus menerus.
Meningkatnya ketersediaandan mutu sumber dayamanusia kesehatan sesuaidengan standar pelayanankesehatan
1. Peningkatan pendayagunaan lulusaninstitusi pendidikan kesehatan melaluikegiatan koordinasi organisasi profesikesehatan
2. Peningkatan kualitas institusipendidikan melalui upaya fasilitasipenyelenggaraan institusi pendidikankesehatan
3. Peningkatan SDM Kesehatan yangmengikuti pendidikan dan pelatihanmelalui upaya penyelenggaraanpelatihan SDM Kesehatan.
4. Peningkatan pendidikan dan pelatihanyang terakreditasi melalui upayapelaksanaan akreditasi pelatihan,
5. Pemerataan distribusi tenaga kesehatan
1. Menjalin kerjasama/ jejaring antara institusi pendidikankesehatan dengan pengguna tenaga kesehatan
2. Pemerataan distribusi tenaga kesehatan3. Memfasilitasi sumber daya manusia kesehatan untuk
peningkatan kapasitas dengan mengikuti pendidikan danpelatihan
Menjamin ketersediaandan pemanfaatan saranadan prasarana termasuksediaan farmasi danperbekalan kesehatan serta
pengadaan obat untuk kebutuhanpelayanan, pembinaan teknis mutupelayanan farmasi komunitas dan rumahsakit, terlaksananya manajemen farmasi dipelayanan kefarmasian
Meningkatkan ketersediaan obat sesuai kebutuhan pelayanan,Meningkatkan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakitMeningkatkan manajemen pengelola pelayanan teknis kefarmasian
93
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKANpengembangan obattradisional gunamendukung mutupelayanan
pemberian rekomendasi bagi saranapelayanan sediaan farmasi dan perbekalankesehatan
Meningkatkan sarana pelayanan sediaan farmasi dan perbekalankesehatan sesuai persyaratan perundang-undangan yang berlaku
Menjamin Peningkatanmutu pelayanan keamanansediaan farmasi,perbekalan kesehatan sertamakanan
Pembinaan teknis penerapan CPPB IRT padaIRTPpengujian sampel pangan jajan anaksekolah produksi Industri rumah tangga
Meningkatkan pemenuhan persyaratan CPPB IRT pada IRTP dankeamanan pangan jajan anak sekolah
Meningkatkan SistemPerencanaan, Evaluasi danPelaporan Kinerja sertaInformasi Kesehatan yanghandal, akuntabel, Realibledan measurable
Melaksanakan pengumpulan data,rekapitulasi usulan kegiatan serta cakupankegiatan untuk kemudian disusun menjadidokumen-dokumen perencanaan, evaluasidan pelaporan serta informasi kesehatan
Pembentukan Tim Penyusun dokumen perencanaan, evaluasi danpelaporan serta informasi kesehatan
Melaksanakan kunjungan terhadap UPTmaupun menyelenggarakan rapat koordinasidengan penanggungjawab UPT gunamemberikan penilaian terhadap kinerja yangdihasilkan
Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap seluruhUPT Dinas Kesehatan
Melaksanakan penyusunan pengumpulandata melalui Sistem Informasi Manajemen diPuskesmas secara cepat dan akurat
Mengembangkan Sistem informasi Manajemen Kesehatan
Meningkatkan Pengelolaankeuangan yang akuntabeldan transparan sertapelayanan administrasikepegawaian, kehumasan,hukum, kerjasama,keorganisasian danketatalaksanaan
Melaksanakan Penatausahaan Keuanganmelalui Simda keuangan
Optimalisasi rekonsiliasi dan kompetensi SDM dalam penatausahaankeuangan
Penyediaan barang dan jasa untukpelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan anggaran barang dan jasa untuk pelayananadministrasi perkantoran
94
BAB VIRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Tujuan : Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat, peningkatan mutu kesehatan lingkungan menujukemandirian untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan seluruh masyarakat
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraMeningkatnyaakses dankualitaspelayanankesehatanKeluargameliputikesehatan ibu,bayi, balita,remaja, lansiadan gizimasyarakat
MenurunyaAngkaKematianIbu (AKI)
Programpeningkatankeselamatanibumelahirkandan anak
Persentase IbuHamilmendapatkanpelayanan ibuhamil sesuaistandar (SPM)
% 87 85 100 100 100 100 100 100
Persentasepenanganankomplikasimaternal
% 100 100 100 100 100 100 100
Persentase ibubersalinmendapatkanpelayananpesalinansesuai standar(SPM)
% 99 96 97 98 99 99 100 100
Cakupan % 92 96 99 100 100 100 100
95
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstrapelayananNifas
Deteksi danpenatalaksanaan risiko tinggipada ibu dananak
PersentaseDeteksi DiniBumil Restioleh Nakes
% 20 20 20 20 20 20 20
Persentasepersalinan difasilitaspelayanankesehatan(PF)
% 97 98 99 99 100 100 100
PersentasePuskesmasyangmelaksanakanprogramperencanaankehamilan danpencegahankomplikasi
% 100 100 100 100 100 100 100
Pembahasankasusmaternal danneonatal
PersentasePembahasanKasusMaternal danneonatal
% 100 100 100 100 100 100 100
Programpeningkatan
Cakupan KBaktif
% 80.3 80 80 80 80 80 80 80
96
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstrakeselamatanibumelahirkandan anak
Pelayanan KB PersentasePuskesmasMelaksanakanPelayanan KBsesuai Standar
% 100 100 100 100 100 100 100
ProgramUpayaKesehatanMasyarakat
PersentaseKunjunganKesehatanRemaja
% 70 75 80 80 80 80 80
KegiatanKesehatanRemaja
Persentaseremajamendapatkanpelayanankesehatan
% 100 100 100 100 100 100 100
Persentaseremaja putriyangmendapatTabletTambah Darah(TTD) (%)
% 20 20 30 40 50 60 60
MenurunnyaAngkaKematianbayi
Programpeningkatankeselamatanibumelahirkandan anak
CakupanKunjunganBayi
% 88 91 94 97 100 100 100
Cakupankunjunganneonatus
% 80 85 90 95 100 100 100
97
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraDeteksi danpenatalaksanaan risiko tinggipada ibu dananak
Persentasebayi baru lahirmendapatkanpelayanankesehatansesuai standar(SPM)
% 95 95 96 97 98 100 100
CakupanKomplikasiNeonatalyang ditangani
% 100 100 100 100 100 100 100
Pembahasankasuskematian Ibudan Bayi
Persentasepembahasankasus neonatal
% 100 100 100 100 100 100 100
MenurunnyaAngkaKematianBalita
Programpeningkatankeselamatanibumelahirkandan anak
CakupanKunjunganBalita
% 90 80 85 85 90 95 100 100
Deteksi danpenatalaksanaan risiko tinggipada ibu dananak
PersentaseBalitamendapatkanpelayanankesehatansesuai standar(SPM)
% 90 80 80 85 90 95 100 100
98
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPersentaseBalita Giziburuk
programPerbaikangizimasyarakat
PersentaseBalita Giziburuktertangani
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Cakupandesa/kelurahan dengankonsumsigaramberyodiumbaik
% NA 82 82 83 83 83 83 83
Penyusunanpeta informasimasyarakatkurang gizi
% NA 100 100 100 100 100 100 100
Pemberiantambahanmakanan danvitamin
% 100 100 100 100 100 100 100
99
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPenanggulangan KurangEnergi Protein(KEP), AnemiaGizi Besi,GangguanAkibat kurangYodium(GAKY),KurangVitamin A, danKekuranganZat Gizi MikroLainnya
% 100 100 100 100 100 100 100
Persentase ibuhamil KEKyangmendapatmakanantambahan
% 68 70 75 80 85 90 100 100
Persentasebumil KurangEnergi Kronik
% NA 21,2 19,7 18,2 17,7 15 12,3 12,3
PersentaseBalita Stunting
% <30 <30 <30 <30 <30 <30 <30
Presentaseibayi denganBBLR yangditangani
% 100 100 100 100 100 100 100
100
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraCakupan BalitaGibur yangmendapatperawatan
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan ASIEksklusif
% 59 55 60 65 70 75 80 80
Persentasebayi lahir yangdiberi IMD
% NA 50 55 60 65 70 75 75
Persentasebalita kurusmendapatPMT
% NA 85 90 95 97 100 100 100
Persentaselansiamendapatkan pelayanankesehatansesuaistandar
programPelayananPemeliharaanKesehatanlansia
PersentaseSkriningKesehatanLansia
% NA 30 30 35 40 45 50 50
Pelayananpemeliharaankesehatanlansia
PersentasePuskesmassantun lansia
% NA 10 10 10 20 20 30 30
Meningkatnyamutu sanitasilingkunganperumahandanpemukimanyang
PersentaseRumah yangmemenuhisyaratkesehatan
ProgramPengembanganLingkunganSehat
PersentaseDesa /Kelurahanyangmelaksanakan5 Pilar STBM
% 3% 5 10 15 20 25 30 30
101
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstramemenuhisyaratkesehatan
Penyelenggaraan penyehatanlingkungan
PersentasePendudukAksesterhadap airminumberkualitas
% 85 87 90 95 100 100 100
Penyuluhanmenciptakanlingkungansehat
PersentaseKualitas airminum yangmemenuhisyarat
% 84 86 90 95 100 100 100
PersentasePendudukyangmenggunakanjamban sehat
% 50 55 60 65 70 75 75
PersentaseDesa OpenDefecationFree (ODF)
% 52 57 62 67 70 75 75
PersentaseInspeksiSanitasiRumah Sehat
% 100 100 100 100 100 100 100
102
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPersentaseTPMmemenuhisyarathigienesanitasi
ProgramPengembanganLingkunganSehat
PersentaseTPM yangmemperolehSertifikat Laiksyaratkesehatan
% 14 18 23 27 30 35 35
Penyuluhanmenciptakanlingkungansehat
PersentaseInspeksiSanitasi TPMSecara berkala
% 100 100 100 100 100 100 100
Tempat-tempatumummemenuhisyarat
ProgramPengembanganLingkunganSehat
PersentasePasar dan TTUyang dilakukanpenyemprotanvektor lalat
% 30 35 38 41 45 50 50
Penyemprotan/Pemberantasan VektorPenyakit danPenyelenggaraan PenyehatanLingkungan
PersentaseInspeksiSanitasi TTUSecara berkala
% 100 100 100 100 100 100 100
Lomba TTUyang sehat
% 100 100 100 100 100 100 100
MeningkatnyaKesehatanKerja danOlahragaMasyarakat
Cakupan posUKK yangterbentukformal daninformal
ProgramPencegahandanpemberantasan penyakit
Persentasepuskesmasyangmenyelenggarakankesehatankerja dasar
% NA 20 30 40 50 60 60
103
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPeningkatankesehatankeluarga,tenaga kerjadan kesehatanjiwa
Persentasepuskesmasyang telahmenerapkanK3 baik sektorformalmaupuninformal
% NA 20 30 40 50 60 60
Persentasepuskesmasyangmelaksanakan kegiatankesehatanolah ragapadakelompokmasyarakatdiwilayahkerjanya
ProgramUpayaKesehatanMasyarakat ,
Cakupankelompokolahragamasyarakatyang dibinakesehatan
% 50 60 70 80 90 100 100
penanggulangan masalah-masalahkesehatan
Persentasekegiatankesehatanolahraga yangterbentukpadakelompokmasyarakat diwilayahnya
% 100 100 100 100 100 100 100
104
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraMeningkatnyaperlindungankesehatanmasyarakatmelaluiprogramJaminanPemeliharaanKesehatan
Cakupanpendudukmiskin nonkuota yangmempunyaiJPK
ProgramPelayananKesehatanPendudukMiskin
Cakupanpendudukyang memilikiJPK
% 65 66 66,5 67 67,5 68 68
Pelayanankesehatanpendudukmiskindipuskesmasdanjaringannya
JumlahAdvokasiPemda untukmembayarpremimasyarakatmiskin yangtidak tercoverKartuIndonesiaSehat
jmlh 1 1 1 1 1 1 1
Cakupanpelayanankesehatandasarmasyarakatmiskin
ProgramPelayananKesehatanPendudukMiskin
Persentasemasyarakatmiskin sakityangtertangani diFKTP
% 100 100 100 100 100 100 100
Pelayanankesehatanpendudukmiskindipuskesmasdanjaringannya
Pelayanankesehatandasar bagimasyarakatmiskin sesuaistandar
% 100 100 100 100 100 100 100
105
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraCakupanpelayanankesehatanrujukanmasyarakatmiskin
Programkemitraanpeningkatanpelayanankesehatan
Persentasemasyarakatmiskin sakityangtertangani diFKTR
% 100 100 100 100 100 100 100
Kemitraanpengobatanlanjutan bagipasien rujukan
JumlahKerjasamadengan PPKIII
RS 4 RS 7 RS 10 RS 10 RS 10 RS 10 RS 10 RS
Persentasepenangananterhadappengaduanpelayanankesehatanrujukan
% 100 100 100 100 100 100 100
MeningkatnyaPerilakukesehatanmasyarakat diTatananRumah Tanggadan Institusi
PersentasePHBStatananrumahtanggastrata utamadanparipurna
PromosikesehatandanPemberdayaan masyarakatdan ProgramUpayaKesehatanMasyarakat
PersentasePHBS RumahTangga stratautama danparipurna
% 55 65 70 75 80 85 85
PersentasePHBS Institusipendidikanstrata utamadan paripurna
% 55 60 65 70 75 80 80
106
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraIndeksKeluargaSehat
% 50 50 55 60 65 70 70
peningkatankesehatanmasyarakat,BOK
PendataanKeluargaSehat padatatanan rumahtanggadengan totalcoveredsecara berkala
% 60 70 80 90 100 100 100
PersentasePuskesmasyangmelaksanakanPerkesmassesuai standar
% 75 80 85 90 95 100 100
Pengembangan mediapromosi daninformasisadar hidupsehat
PersentasePuskesmasmelaksanakanpenyuluhanmelalui mediacetak diwilayahnya
% 100 100 100 100 100 100 100
Penyuluhanmasyarakatpola hidupsehat
Persentasepuskesmasmelaksanakanpenyuluhanluar ruangandi wilayahnya
% 100 100 100 100 100 100 100
107
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPersentasePuskesmasmelaksanakanpenyuluhanmelalui mediaelektronik
% 100 100 100 100 100 100 100
Penyelenggaran lomba-lombakesehatan
Persentaselomba-lombakesehatan
% 100 100 100 100 100 100 100
MeningkatnyaPemberdayaanMasyarakatpada bidangKesehatan
CakupanDesa/KelSiaga AktifstrataMandiri (%)
PromosikesehatandanPemberdayaan masyarakat
PersentasePosyanduStratapurnama danMandiri
% 66 70 70 70 70 70 70
Kabupaten/kecamatan sehat
Jumlahregulasikesehatanyangditerbitkan
Jmlh 2 2 2 2 2 2 2
MeningkatnyaPelayananKesehatanPada UsiaPendidikanDasar danLanjutan
PersentasePuskesmasyangmelaksanakanpenjaringankesehatan
PromosikesehatandanPemberdayaan masyarakat
Persentasesiswa kelas 1yang diperiksakesehatannya
% 85 87,5 90 92,5 95 95 95
108
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstrauntukpeserta didikkelas 1 dankelas 7
Persentasesiswa kelas 7yang diperiksakesehatannya
% 55 60 65 70 75 80 80
Penyuluhanmasyarakatpola hidupsehat
Persentaseanak usiapendidikandasar yangmendapatkanskriningkesehatansesuai standar(SPM)
% 100 100 100 100 100 100 100
Jumlahadvokasi danPenguatanTim PelaksanaUKS Sekolahdan Timpembina UKStingkat kabdankecamatan
jumlahkec
NA 5 kec 10 kec 15 kec 20 kec 20 kec 20 kec
Menurunnyaangkakesakitan dankematianakibat penyakitmenular
Cakupanpenemuansemua kasusTB (CaseNotificationRate)
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
angkakeberhasilanpengobatanTB paru BTApositifminimal 85%
% 74,7 ≥85 ≥85 ≥85 ≥85 ≥85 ≥85
109
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstralangsung Pelayanan
pencegahandanpenanggulangan penyakitmenular
PersentaseOrang denganTBmendapatkanpelayanan TBsesuai standar(SPM)
% 100 100 100 100 100 100 100 100
proporsisediaan dahakyang diperiksa≤ 48 jam
% 100 100 100 100 100 100 100 100
proporsirujukansuspek TBMDR
% 100 100 100 100 100 100 100 100
proporsi ujisilang slide TB
% 70 75 80 85 90 100 100 100
Jumlahpuskesmasyang memilikitenaga terlatihTB
jmlh 13 15 18 25 30 35 35 35
110
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPersentaseangka kasusHIV yangdiobati
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
Persentaseorang berisikoterinfeksi HIVmendapatkanpemeriksaanHIV sesuaistandar
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Pelayananpencegahandanpenanggulangan penyakitmenular
proporsiPuskesmasdan RS yangmelaksanakanTIPK
% 28,2 42,72 70 100 100 100 100 100
PersentaseVCT mobile dilokasi sasaranberisiko HIVAIDS
% 50 60 70 80 90 100 100
PersentasePenderitaKustaSelesaiBerobat(ReleasFrom
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
proporsipenderitakusta yangdiobati
% 100 100 100 100 100 100 100
111
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraTreatment/RFT)
Pelayananpencegahandanpenanggulangan penyakitmenular
Proporsi kasuskusta yangdilakukanpenemuan danpelacakan
% 100 100 100 100 100 100 100
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
Cakupanpenderitapnemoniabalita yangditangani
% 100 100 100 100 100 100 100
Pelayananpencegahandanpenanggulangan penyakitmenular
Persentasepelayananpenemuan,pencegahan,penanggulangan penyakitpneumoniabalita
% 100 100 100 100 100 100 100
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
Cakupan balitadiare yangditangani
% 100 100 100 100 100 100 100
Pelayananpencegahandanpenanggulangan penyakitmenular
Persentasepelayananpencegahandanpenanggulangan penyakitDiare
% 100 100 100 100 100 100 100
112
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraMenurunnyaAngkakesakitanpenyakitmenularbersumberbinatang
AngkaPenderitaMalaria BaruAPI <1 per1.000penduduk
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
proporsipenderitamalaria yangdiobati
% 100 100 100 100 100 100 100 100
pencegahanpenularanpenyakitendemik/epidemik
jumlah kasusindegenus
222 <100
0 0 0 0 0 0
proporsipenderitamalaria yangdilakukanpelacakankasus
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Persentasepelacakan danpenanganankasus malaria
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Inciden RateDBD < 49per 100.000penduduk
AngkaKematian DBD(%)
<1% <1% <1% <1% <1% <1% <1% <1%
penyemprotan/ foggingsarangnyamuk
proporsiPenderita DBDyangdilakukanpelacakankasus
% 100 100 100 100 100 100 100 100
113
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraproporsiPenderita DBDyang ditangani
% 100 100 100 100 100 100 100 100
proporsiwilayah yangmendapatrespon tindaklanjutpenangananDBD
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Cakupankasus filariasisditangani
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Menurunnyakasus penyakittidak menulardanterkelolanyakasus PTM
Proporsikasushipertensi diFasilitasPelayananKesehatan(Puskesmasdan RS)
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
persentaseorang denganpenyakitHipertensiyangmendapatkanpelayanankesehatansesuaistandar:(SPM).
% 100 100 100 100 100 100 100 100
114
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraProporsiKasusDiabetesMilletus diFasilitasPelayananKesehatan
persentaseorang denganpenyakitDiabetesMillitus yangmendapatkanpelayanankesehatansesuai standar(SPM).
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Persentasewarga negarausia 15–59tahunmendapatkanskriningkesehatansesuai standar(SPM).
% NA NA 100 100 100 100 100 100
Persentaseorang dengangangguan jiwaberat yangmendapatPelayanankesehatansesuai standar(SPM).
% 100 100 100 100 100 100 100 100
115
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPencegahandanpenangananpenyakit TidakMenular
Persentaseopd/sekolahyangmenyelenggarakanKawasanTanpa Rokok
% NA 0 5 10 15 20 25 25
Persentaseperempuanusia 30 sd 50tahun yangskiring kankerserviks danpayudara
% NA 1 2 3 5 7 10 10
jumlahPuskesmasyangmelaksanakanPandu PTM
jumlahpusk
0 0 5 10 15 20 25 35
JumlahPuskesmasmampumemberikanpelayanankesehatan jiwasesuai standar
jumlahpusk
0 0 5 10 15 20 25 35
116
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraJumlahPeningkatankapasitas bagipengelola PTM
jumlahpusk
0 0 35 35 35 35 35 35
JumlahpelatihanProvider IVAdan SADARIbagi nakes
jumlahpusk
0 0 2 pusk 5 pusk 10pusk
15pusk
15pusk
35 pusk
PersentaseperalatanKriyo therapidi Puskesmas
% 0 0 0 2 4 4 4 12
JumlahPuskesmasyangmelaksanakandeteksi diniIVA danSADARIterhadapperempuanusia 30-50tahun dipuskesmas
jumlahpusk
35 35 35 35 35 35 35 35
117
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraJumlahsosialisasideteksi dini CaCervik dan Ca.Payudara ditingkat linsek
jumlahkec
20 20 20 20 20 20 20
jumlahsosialisasiUpayaberhentimerokok/KTRbagi siswaSLTP/SLTA
Jumlahsekolah
0 5 10 15 20 20 20
jumlahpuskesmasyangmendapatkanpeningkatankapasitaspengendaliandanpencegahanmasalah jiwadan Napzabagi pelaksanajiwa
jumpusk
0 35 35 35 35 35 35
118
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraMeningkatnyaUpayaPencegahanPenyakit yangDapat DicegahDenganImuinisasi(PD3I)
Cakupan/prosentaseDesa/Kel-UniversalChildImmunization (UCI) atausemua anakbayi yangdiimunisasi
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
Persentasebayi yangmemperolehimunisasidasar lengkap
% 98 98,5 99 99,5 100 100 100
Pelayananvaksinasi bagibalita dananak sekolah
Persentaseanak sekolahSD atausederajat yangmendapatkankan vaksin BIASsebesar ≥98%.
% ≥ 98 ≥ 98 ≥ 98 ≥ 98 ≥ 98 ≥ 98 ≥ 98
Peningkatanpemantauanrantai dinginvaksin
% 100 100 100 100 100 100 100
CakupanpenemuansuspekAcuteFlaccidParalysis(SurveilansAFP) atau
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit ,
PresentasePemeriksaanbipsi sampelAFP Polio
% 100 100 100 100 100 100 100
PeningkatanSurveilansEpidemiologi &Penanggulang
pertemuansurveilans bagipetugas dipuskesmas
% 100 100 100 100 100 100 100
119
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstralumpuhlayuhmendadakbukankarena rudapaksa danusia dibawah15 tahun
an Wabah Presentasekelengkapanlaporanmingguan W2≥ 80%
% ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80
Presentaseketepatanlaporanmingguan W2≥ 90%
% ≥ 90 ≥ 90 ≥ 90 ≥ 90 ≥ 90 ≥ 90 ≥ 90
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit ,
Persentasecalon jemaahhaji yangmemenuhisyaratIstithaahKesehatan
% 100 100 100 100 100 100 100
PeningkatanSurveilansEpidemiologi &Penanggulangan Wabah
Pemeriksaankesehatanjamaahhajisecaraperiodik bagijemaah haji
% 100 100 100 100 100 100 100
Penerapanaplikasi e-BKJH secaranonline
% 100 100 100 100 100 100 100
120
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraMeningkatnysurveilancePenyakit,penanggulangan KejadianLuarBiasa&Bencana/krisiskesehatan
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit ,
Cakupandesa/kelurahan mengalamiKLB yangdilakukanpenyelidikanEpidemilogikurang dari 24jam
% 100 100 100 100 100 100 100
PeningkatanSurveilansEpidemiologi &Penanggulangan Wabah
PersentaseBencana danKrisisKesehatanyang ditanganipaskapenerapantanggapdarurat sesuaistandar
% 100 100 100 100 100 100 100
JumlahPuskesmasyang memilikiTim ReaksiCepat Terlatih
Jmlh 35 35 35 35 35 35 35
Meningkatnyamutu danaksespelayanan
PersentaseRS yangTerakreditasiParipurna
ProgramStandarisasiPelayananKesehatan
PersentaseFKTRTerakreditasi
RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS 3 RS
121
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstrakesehatanyangterstandarisasi
Penyelenggaraan akreditasiFasilitaspelayanankesehatan
Pembinaanrumah sakitdengan visitasisecarakonsisten,terpadu, danterstandar
Unit 3 3 3 3 3 3 3
PersentasePuskesmasTerakreditasi
PersentaseFKTPTerakreditasi
% 60 70 80 90 100 100 100
Penyelenggaraan akreditasiFasilitaspelayanankesehatan
Persentasependampinganakreditasipuskesmas
% 100 100 100 100 100 100 100
PersentaseLabkesdaterakreditasi
Penyelenggaraan akreditasiFasilitaspelayanankesehatan,Pelaksanaanprogram PMIdan PME
Persentasependampinganakreditasilabkes danpelaksanaanprogram PMIdan PME
% 0 0 100 100 100 100 100 100
IndeksKepuasanMasyarakat
ProgramStandarisasiPelayananKesehatan
Persentasepuskesmasmencapai NilaiKinerja Baik
% 30 50 50 60 60 70 70
122
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPenyelenggaran/peningkatangugus kendalimutu
Persentasepuskesmasyangmelaksanakanstandarkepatuhanmanajemenminimal 80 %
% 37,1 50 75 100 100 100 100
PersentaseFasilitaslayanankesehatandasar danrujukan yangdibina
% 100 100 100 100 100 100 100
Programpengadaan,peningkatandanperbaikansarana danprasaranapuskesmas/puskemaspembantudanjaringannya
persentasepemenuhansarana danprasaranapuskesmasdanjaringannyasesuaipermenkes75/2014
% 60 70 75 75 80 85 85
pengadaan,peningkatandan perbaikansarana danprasaranapuskesmas/puskemaspembantu danjaringannya
PersentasePuskesmasdengan saranadan prasaranamemenuhistandar
% 60 70 75 75 80 85 85
123
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPersentasepuskesmasdenganbangunanmemenuhistandar
% 60 70 75 75 80 85 85
PersentasePuskesmasdenganpetugas PSCAktif
% 100 100 100 100 100 100 100
Peningkatanpelayanan danpenanggulangan masalahkesehatan
Persentasepelayanan danpenanggulangan masalahkesehatanuntukkegawatduratan (PublicSafety Centre)
% 100 100 100 100 100 100 100
PersentaseKapasitaspetugas PSC(Public SafetyCentre) yangmemenuhikompetensi
% 0 100 100 100 100 100 100
124
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraMeningkatnyaketersediaandan mutusumber dayamanusiakesehatansesuai denganstandarpelayanankesehatan
Ratio DokterUmumTerhadapPenduduk
ProgramPengembangan SDMKesehatandanDatabaseDanPeningkatanKapasitasSumber DayaAparatur
PersentasePuskesmasyang memiliki9 tenagakesehatanminimal
% 50 55 60 65 70 75 75
Sistempengendalianmutukesehatan
PersentaseTenagaKesehatanmemiliki STR
% 100 100 100 100 100 100 100
JumlahDokumenRencanaKebutuhanSDMK
jmlh 1 1 1 1 1 1 1
JumlahDokumenProfil SDMK
jlmh 1 1 1 1 1 1 1
Rasio tenagabidan satuanpenduduk
Pendidikandan pelatihanformal
PersentaseSDMK yang ditingkatkankompetensinya
% 25 25 100 100 100 100 100
Menjaminketersediaandanpemanfaatan
Persentasefasilitaspelayanankesehatan
ProgramObat danperbekalankesehatan
PersentaseFasilitaskesehatanyang
PengadaaanObat danPerbekalanKesehatan
% 100 100 100 100 100 100 100
125
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstrasarana danprasaranatermasuksediaanfarmasi danperbekalankesehatansertapengembangan obattradisionalgunamendukungmutupelayanan
yangmelaksanakan pelayanankefarmasiansesuaistandar
melakukanmanajemenpengelolaanobat sesuaistandar
Persentasepuskesmasdenganketersediaanobat danvaksinessensialsesuaistrandar
% 96 96 96 96 96 96 96
Persentasepemenuhanreagensia danalat dalampengujiansampel
% 80 80 90 90 100 100 100
pembinaanteknis mutupelayananfarmasi difasilitaskesehatan
% 100 100 100 100 100 100 100
PersentaseKetersediaanPerbekalankesehatan danalat kesehatansesuai standar
% 60 60 60 70 70 70 70
126
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
Renstrapemenuhansarana danprasaranadistribusi danpenyimpananobat
% 100 100 100 100 100 100 100
MenjaminPeningkatanmutupelayanankeamanansediaanfarmasi,perbekalankesehatanserta makanan
Peresentasesaranaproduksi,distribusi,sediaanfarmasi,perbekalankesehatandan panganyangmemenuhipersyaratankesehatan
ProgramPengawasanobat danmakanan
Persentaseindustri rumahtangga panganyang berizin
% ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80
Pengawasanobat danmakanan
Persentasepanganproduksi IRTPdan panganjajan anaksekolah ygtidakmenggunakanbahan-bahanberbahaya
% 100 100 100 100 100 100 100
Persentasepemenuhansarana danprasaranapemeriksaankeamananpangan
% 50 60 70 80 90 100 100
127
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraMeningkatkanSistemPerencanaan,Evaluasi danPelaporanKinerja sertaInformasiKesehatanyang handal,akuntabel,Realibel danMeasurabelsebagai bahanpengambilankeputusan
Nilai SAKIPDinasKesehatanKabupatenBanjarnegara
ProgramPeningkatanPengembangan SistemPelaporanCapaianKinerja danKeuangan
PersentaseJenis danjumlahdokumenperencanaan,evaluasi danpelaporansertapengelolaaninformasikesehatanyang bisadihasilkan pertahun olehDinasKesehatan
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Penyusunanlaporancapaiankinerja danikhtisarrealisasikinerja SKPD
PersentaseDokumenPerencanaanyang tersusun
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Monitoringdan Evaluasi
PersentaseDokumenMonitoringdan Evaluasiyang tersusun
% 100 100 100 100 100 100 100 100
128
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPenyusunanlaporancapaiankinerja danikhtisarrealisasikinerja SKPD
PersentaseDokumenPelaporanyang tersusun
% 100 100 100 100 100 100 100 100
JumlahDokumenRenstra
jmlh 1 1
Jumlah ReviewRenstra
jmlh 0 1 1 1 1 1 1
JumlahDokumen IKU
jmlh 2 2 2 2 2 2 2
JumlahDokumenRenja
jmlh 76 76 76 76 76 76 76
Jumlah Seksidan SubagmenyusunKAK dan RAB
jmlh 0 22 22 22 22 22 22
JumlahDokumenRKA/DPA
jmlh 152 152 152 152 152 152 152
JumlahDokumenPerjanjianKinerja
jmlh 2 2 2 2 2 2 2
129
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraJumlahDokumenRencanaKinerjaTahunan
jmlh 2 2 2 2 2 2 2
Jumlahdokumenanggaranterpublikasi
jmlh 0 38 38 38 38 38 38
JumlahDokumen RKO
Jmlh 38 38 38 38 38 38 38
Jumlah UPTPuskesmasyangmelaksanakanPTP
jmlh 35 35 35 35 35 35 35
Jumlah UPTPuskesmasyangmelaksanakanPKP
jmlh 35 35 35 35 35 35 35
Pengembangan SDM dandata base /Pengembangan Sistem
PersentasePuskesmasyangmenggunakanSistem
% 60 70 80 90 100 100 100
130
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraInformasiKesehatan/RS
InformasiKesehatanPuskesmas(SIMPUS)
Pengembangan SistemInformasiKesehatan/ RS
PersentasejaringansisteminformasiPuskesmassecara intranetdan internet
% 60 70 80 90 100 100 100
PersentaseKetepatan danKelengkapanLaporan SP3
% 75 80 85 90 95 100 100
Terwujudnyalaporankeuangan yangtransparan danakuntabel
PersentaseDokumenLaporanKeuanganyang tersajimelaluiSimdaKeuangan
Programpeningkatanpengembangan sistempelaporancapaiankinerja dankeuangan
PersentaseDokumenKeuanganyang tersusun
% 100 100 100 100 100 100 100
PersentasePuskesmasmelaksanakanPPK BLUD
% 100 100 100 100 100 100 100
PenyusunanPelaporanKeuanganAkhir Tahun
JumlahDokumenLaporanKeuangan
jmlh 5 dok 5 dok 5 dok 5 dok 5 dok 5 dok 5 dok
JumlahRekonsiliasiLaporanKeuangan
jmlh 153 153 380 380 380 380 380
131
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraJumlahLaporanBarangDaerah
Jlmh 38 76 76 76 76 76 76
JumlahPuskesmasyangmelaksanakanPPK BLUD
jmlh 0 0 0 35 35 35 35 35
Ketersediaanbarang danjasa untukpelayananadministrasiperkantoran
Persentasebarang danjasaperalatansertaperlengkapan kantoryangterpenuhi
PelayananAdministrasiPerkantoran
Persentasebarang,peralatan danperlengkapankantor yangterpenuhi
% 100 100 100 100 100 100 100
Persentasejasa peralatandanperlengkapankantor yangterpenuhi
% 100 100 100 100 100 100 100
Penyediaanjasa peralatandanperlengkapankantor
listrik,telpon,air,internet,pengiriman barangterbayar
% 100 100 100 100 100 100 100
Penyediaanjasaadministrasikeuangan
Tersedianyajasaadministrasikeuangan
% 100 100 100 100 100 100 100
132
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPenyediaanperalatan danperlengkapankantor
peralatan danperlengkapankantortersedia
% 100 100 100 100 100 100 100
Penyediaanbahan logistikkantor
bahan logistikkantortersedia
% 100 100 100 100 100 100 100
KelengkapanSOP
% 100 100 100 100 100 100 100
KelengkapanSPP
% 100 100 100 100 100 100 100
Penyediaanjasaadministrasiperkantoran(PTT)
Persentasetenaga PTT,Kontrak danTHL Terbayar
% 100 100 100 100 100 100 100
Meningkatkanpengelolaanbaranginventaris,barang pakaihabis,pemeliharaansarana danprasarana,pengadaanbarang/jasa
Ketersediaansarana danprasaranarepresentatifuntukmenunjangpelayanan
ProgramPeningkatanSarana danPrasaranaAparatur
Persentasesarana danprasaranarepresentatif
% 100 100 100 100 100 100 100
Pembangunangedung kantor
PersentaseGedung yangRepresentatif
% 100 100 100 100 100 100 100
pengadaanKendaraandinas/operasional
Persentasepengadaankendaraandinas/operasional di Dinasdan UPT Dinas
% 100 100 100 100 100 100 100
133
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPengadaanperlengkapangedung kantor
Persentasepengadaanperlengkapangedung kantordi Dinas danUPT Dinas
% 100 100 100 100 100 100 100
Pengadaanmebeleur
Persentasepengadaanmebeleur diDinas dan UPTDinas
% 100 100 100 100 100 100 100
Pemeliharaanrutin/berkalagedung kantor
PersentasePemeliharaanrutin/berkalagedung kantordi Dinas danUPT Dinas
% 100 100 100 100 100 100 100
Pemeliharaanrutin/berkalakendaraandinas/operasional
PersentasePemeliharaanrutin/berkalakendaraandinas/operasional di Dinasdan UPT Dinas
% 100 100 100 100 100 100 100
Pemeliharaanrutin/berkalaperlengkapangedung kantor
Pemeliharaanrutin/berkalaperlengkapangedung kantordi Dinas danUPT Dinas
% 100 100 100 100 100 100 100
134
Sasaran IndikatorSasaran Program
IndikatorKinerja
Program(outcome)
Kegiatan IndikatorKegiatan Sat
KondisiAwal Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022TargetAkhir
RenstraPemeliharaanrutin/berkalaperalatangedung kantor
Pemeliharaanrutin/berkalaperalatangedung kantordi Dinas danUPT Dinas
% 100 100 100 100 100 100 100
135
Program & kegiatan Indikatorprogram
Capaianindikator
2016
2018 2019 2020 2021 2022
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
1.02 . 15
Program ObatdanPerbekalanKesehatan
Persentasepuskesmasdenganketersediaanobat dan vaksinesensial
96% 96% 3.000,00 98% 4.500,00 98% 4.500,00 100% 4.800,00 100% 4.900,00
1.02 . 16
ProgramUpayaKesehatanMasyarakat
Indeks KeluargaSehat NA 50% 620,00 55% 650,00 60% 725,00 65% 850,00 70% 950,00
1.02 . 17
ProgramPengawasanObat danMakanan
Presentasesarana produksi,distribusi,sediaan farmasi,perbekalankesehatan danpangan yangmemenuhipersyaratankesehatan
NA 100% 75,00 100% 250,00 100% 250,00 100% 250,00 100% 250,00
1.02 . 18
ProgramPengembangan Obat AsliIndonesia
Presentasepengembangandanpemanfaatanpenggunaanobat tradisional
NA - - 70% 50,00 80% 70,00 90% 75,00
1.02 . 19
ProgramPromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakat
PersentasePHBS tatananrumah tanggastrata utamadan paripurna
69,7%(tidak adastrata)
65% 625,00 70% 1.000,00 75% 1.000,00 80% 1.000,00 85% 1.000,00
136
Program & kegiatan Indikatorprogram
Capaianindikator
2016
2018 2019 2020 2021 2022
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
1.02 . 20ProgramPerbaikan GiziMasyarakat
ProsentaseBalita Gizi buruktertangani
100% 100% 2.000,00 100% 2.000,00 100% 2.050,00 100% 2.500,00 100% 2.500,00
1.02 . 21
ProgramPengembangan LingkunganSehat
Persentase Desa/ Kelurahanyangmelaksanakan 5Pilar STBM
NA 10% 4.500,00 15% 6.000,00 20% 6.000,00 25% 5.000,00 30% 4.000,00
1.02 . XX
ProgramPencegahandanPemberantasan Penyakit
ProporsiPenderita DBDyang ditangani
100% 100% 1.500,00 100% 1.500,00 100% 1.500,00 100% 1.500,00 100% 1.750,00
Prosentase bayiyangmemperolehimunisasi dasarlengkap
NA 98% 98,50% 99% 99,50% 100%
Angkakeberhasilanpengobatan TBparu BTA positifminimal 85%
74,70% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85%
PersentaseOrang denganTBmendapatkanpelayanan TBsesuai standar(SPM PMK43/2016)
NA 100% 100% 100% 100% 100%
Persentaseangka kasus HIV NA 50% 52% 55% 58% 60%
137
Program & kegiatan Indikatorprogram
Capaianindikator
2016
2018 2019 2020 2021 2022
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
yang diobati
Persentaseorang berisikoterinfeksi HIVmendapatkanpemeriksaanHIV sesuaistandar (SPMPERMENKES43/2016)
NA 100% 100% 100% 100% 100%
Proporsipenderitamalaria yangdiobati
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupanpenemuansuspek AcuteFlaccid Paralysis(Surveilans AFP)atau lumpuhlayuh mendadakbukan karenaruda paksa danusia dibawah 15tahun
6 kasus 4 kasus 4 kasus 5 kasus 5 kasus 5 kasus
Presentaseorang denganpenyakit HTyangmendapatkan
NA 100% 100% 100% 100% 100%
138
Program & kegiatan Indikatorprogram
Capaianindikator
2016
2018 2019 2020 2021 2022
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
pelayanankesehatansesuai standar(SPM PMK43/2016)Presentaseorang denganpenyakit DMyangmendapatkanpelayanankesehatansesuaistandar(SPMPMK 43/2016)
NA 100% 100% 100% 100% 100%
1.02 . 23
ProgramStandarisasiPelayananKesehatan
JumlahPUSKESMASterakreditasi;TingkatanAkreditasi Hj.Anna Lasmanah
10PUSKESMA
S;Paripurna
25PUSKESM
AS;Paripurna
1.500,00
30PUSKESM
AS;Paripurna
1.800,00
35PUSKESMAS;
Paripurna
1.800,00
35PUSKESMAS;
Paripurna
1.800,00
35PUSKESMAS;
Paripurna
1.800,00
1.02 . 24
Programpelayanankesehatanpendudukmiskin
Presentasemasyarakatmiskin sakityang tertangani
100% 100% 9.000,00 100% 10.000,00 100% 11.000,00 100% 13.000,00 100% 15.000,00
Persentasefasilitasipelayanankesehatanpendudukmiskin
51% 100% 300 100% 400 100% 500 100% 500 100% 500
139
Program & kegiatan Indikatorprogram
Capaianindikator
2016
2018 2019 2020 2021 2022
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
1.02 . 25
Programpengadaan,peningkatandan perbaikansarana danprasaranapuskesmas/puskemaspembantu danjaringannya
Presentasefasilitasbangunan,sarana danprasaranapuskesmas/puskemaspembantu danjaringannyasesuai standarpermenkes75/2014
NA 15% 13.000 20% 15.000,00 25% 16.000,00 30% 17.000,00 35% 16.000,00
1.02 . 28
Programkemitraanpeningkatanpelayanankesehatan
Presentasemasyarakatmiskin sakityang tertanganidi FKTR
100% 100% 350,00 100% 400,00 100% 450,00 100% 500,00 100% 550,00
1.02 . 30
Programpeningkatanpelayanankesehatanlansia
Presentasaeskriningkesehatan lansia 72% 30% 400,00 35% 400,00 40% 100,00 45% 100,00 50% 100,00
1.02 . 32
Programpeningkatankeselamatanibu melahirkandan anak
Presentase IbuHamilmendapatkanpelayanan ibuhamil sesuaistandar
NA 86% 1.600,00 88% 1.975,00 90% 1.500,00 95% 1.500,00 100% 1.500,00
Persentase ibubersalinmendapatkanpelayanan
NA 97% 98% 99% 99% 100%
140
Program & kegiatan Indikatorprogram
Capaianindikator
2016
2018 2019 2020 2021 2022
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
Target
Paguindikatif(dalamjuta)
pesalinan sesuaistandar
Prosentase bayibaru lahirmendapatkanpelayanankesehatansesuai standar
NA 95% 96% 97% 98% 100%
Persentase anakusia 0-59 bulanyangmendapatkanpelayanankesehatan balitasesuai standar
NA 80% 85% 90% 95% 100%
1.02 . 33
Programpengembangan SDM dandata base
PresentasePuskesmasmelaksanakanSimpus
50% 60% 140,00 70% 140,00 80% 140,00 90% 140,00 100% 140,00
141
BAB VIIKINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN
A. INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DANSASARAN RPJMD
Indikator kinerja perangkat daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaranRPJMD merupakan indikator kinerja perangkat daerah yang secaralangsungmenunjukan kinerja yang akan dicapai perangkat daerah dalam lima tahunmendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian Tujuan dan sasaranRPJMD.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi indikator penting untuk mengukurkeberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (penduduk). IPMmenjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalammemperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM dibentuk oleh 3(tiga) dimensi dasar : (1) Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life); (2)Pengetahuan (knowledge); (3) Standar hidup layak (decent standard of living). Mulaitahun 2014 dengan metode perhitungan yang baru indikator pembentuk IPM meliputiAngka Harapan Lama Sekolah; Rata-rata lama sekolah, Angka Harapan Hidup, danPengeluaran riil perkapita
Angka harapan hidup merupakan angka yang menunjukkan perkiraan usiaseseorang dihitung sejak dilahirkan. Angka harapan hidup Kabupaten Banjarnegarasetiap tahunnya mengalami trend peningkatan yang cukup siginifikan. Meskipunpeningkatannya tidak cukup besar tetapi setiap tahun selalu meningkat. Hal ini berartibahwa ada peningkatan kesejahteraan di masyarakat setiap tahunnya.
Sesuai dengan amanat Permendagri No. 86 Tahun 2017 terdapat 2 (dua) jenisindikator dalam RPJMD yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan IndikatorKinerja Kunci (IKK). Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) bertujuan untuk memberigambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan WakilKepala Daerah. Secara lengkap Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dapat dilihatpada Tabel 7.1. Dan dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah,khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan dayasaing ditetapkan dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK). Penetapan Indikator KinerjaKunci (IKK) dapat dilihat pada tabel 7.2.
Tabel 7.1Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018-2022
NOINDIKATOR
KINERJASASARAN
SATUAN
KONDISIAWAL
KINERJATARGET INDIKATOR SASARAN MISI
2016 2018 2019 2020 2021 2022
30 Angka Usia HarapanHidup
Tahun 73,69 73,80 73,87 73,94 74,01 74,08
142
Tabel 7.2Penetapan Indikator Kinerja Kunci Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018-2022
NO INDIKATOR KINERJAKUNCI (IKK)
CAPAIANINDIKATOR
2016
TARGET
2018 2019 2020 2021 2022
1Belanja LangsungUrusan WajibPelayanan Dasar
1.02 Kesehatan1 Indeks Keluarga Sehat NA 50% 55% 60% 65% 70%2 Persentase PHBS tatanan
rumah tangga strata utamadan paripurna
69,7%(tidakada strata)
65% 70% 75% 80% 85%
3 Prosentase Balita Giziburuk tertangani
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Persentase Desa /Kelurahan yangmelaksanakan 5 Pilar STBM
NA 10% 15% 20% 25% 30%
5 Proporsi Penderita DBDyang ditangani
100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Prosentase bayi yangmemperoleh imunisasidasar lengkap
NA 98% 98,50% 99% 99,50% 100%
7 Angka keberhasilanpengobatan TB paru BTApositif minimal 85%
74,70% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85% ≥85%
8 Persentase angka kasusHIV yang diobati
NA 50% 52% 55% 58% 60%
9 Proporsi penderita malariayang diobati
100% 100% 100% 100% 100% 100%
10 Cakupan penemuan suspekAcute Flaccid Paralysis(Surveilans AFP) ataulumpuh layuh mendadakbukan karena ruda paksadan usia dibawah 15 tahun
6 kasus 4 kasus 4 kasus 5 kasus 5 kasus 5 kasus
11 Presentase orang denganpenyakit HT yangmendapatkan pelayanankesehatan sesuai standar:.
NA 100% 100% 100% 100% 100%
12 Presentase orang denganpenyakit DM yangmendapatkan pelayanankesehatan sesuai standar:.
NA 100% 100% 100% 100% 100%
13 Jumlah PUSKESMASterakreditasi; TingkatanAkreditasi Hj. AnnaLasmanah
10PUSKESMAS;
Paripurna
25PUSKESM
AS;Paripurna
30PUSKESMAS;
Paripurna
35PUSKESMAS;
Paripurna
35PUSKESMAS;
Paripurna
35PUSKESM
AS;Paripurna
14 Presentase masyarakatmiskin sakit yangtertangani di FKTP
100% 100% 100% 100% 100% 100%
15 Presentase fasilitasbangunan, sarana danprasarana puskesmas/puskemas pembantu danjaringannya sesuai standarPermenkes 75/2014
NA 15% 20% 25% 30% 35%
16 Rasio Rumah Sakit persatuan penduduk; BOR(Bed Occupancy Rate) /
BOR=71.67%;LOS=4,3 Hari;
TOI=1,38
BOR=60-75%;
LOS=3-6
BOR=60-75%;LOS=3-
BOR=60-75%;LOS=3-
BOR=60-75%;LOS=3-
BOR=60-75%;
LOS=3-6
143
NO INDIKATOR KINERJAKUNCI (IKK)
CAPAIANINDIKATOR
2016
TARGET
2018 2019 2020 2021 2022Pemanfaatan TT rawatinap (%); ; LOS (AverageLength of Stay/Av LOS) /Rata-rata hari perawatanpasien (hari); TOI ( TurnOver Interval) / Rata-rataTT tidak digunakan (hari);BTO ( Bed Turn Over) /Frekuensi pemakaian TT
Hari;BTO=75,41
kali
Hari;TOI=1-3
Hari;BTO=50-70 kali
6 Hari;TOI=1-3 Hari;BTO=50-70kali
6 Hari;TOI=1-3 Hari;BTO=50-70kali
6 Hari;TOI=1-3 Hari;BTO=50-70kali
Hari;TOI=1-3
Hari;BTO=50-70 kali
17 Kelengkapan jenispelayanan spesialis(%/jenis)
14 Jenis 17 Jenis 18Jenis
20Jenis
21Jenis
22 Jenis
18 Presentasae skriningkesehatan lansia
72% 30% 35% 40% 45% 50%
19 Presentase Ibu Hamilmendapatkan pelayananibu hamil sesuai standar
NA 86% 88% 90% 95% 100%
20 Persentase ibu bersalinmendapatkanpelayanan pesalinan sesuaistandar
NA 97% 98% 99% 99% 100%
21 Prosentase bayi baru lahirmendapatkan pelayanankesehatan sesuai standar
NA 95% 96% 97% 98% 100%
22 Persentase anak usia 0-59bulan yang mendapatkanpelayanan kesehatan balitasesuai standar
NA 80% 85% 90% 95% 100%
144
BAB VIIIPENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara merupakanpedoman dalam penyusunan rencana kerja (renja) Dinas Kesehatan untuk lima tahunmendatang sampai tahun 2022. Renstra juga disusun juga dijadikan pedoman dasar dalamevaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan selama lima tahun kedepan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara memiliki tujuandan sasaran yang merupakan bagian integral dari citra Dinas Kesehatan KabupatenBanjarnegara baik citra aparatur, masyarakat dan lingkungan yang ada di KabupatenBanjarnegara.
Tujuan, sasaran, strategis dan arah kebijakan pembangunan kesehatan harusdijadikan acuan dasar unit kerja terkait dan dijabarkan dalam program dan kegiatan unitkerjanya,sehingga secara komprehensif rencana strategis ini dapat dijalankan secarabersama-sama.
Pelibatan seluruh unsur jajaran kesehatan di Kabupaten Banjarnegara dalam karyanyata dalam rangka menjabarkan visi dan misi kepala daerah merupakan hal yang palingpenting, sehingga visi dan misi itu dituangkan dalam karya yang nyata dalam membangunBanjarnegara dalam bidang kesehatan. Untuk itu perlu penguatan peran para stakeholderdalam pelaksanaan rencana kerja dinas kesehatan kabupaten demi mewujudkankemartabatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan cakupan dan kualitaspelayanan dasar. Dalam rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten BanjarnegaraTahun 2017–2022 masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan karenaketerbatasan kemampuan dari tim perumus dan penyusun namun tetap berusahamengumpulkan data dan informasi yang dapat mendukung tersusunnya rencanastrategis ini.
Semoga pada tahun yang akan datang, rencana strategis Dinas KesehatanKabupaten Banjarnegara dapat lebih baik dan sempurna baik substansi maupunessensinya, dengan melaksanakan review rencana strategis guna mengevaluasi essensidokumen rencana strategis sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam PeraturanMenteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2017 Tanggal 17 November2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi PembangunanDaerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja PemerintahDaerahserta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 50/781/B.I/IJ Tanggal 24Agustus 2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Review Dokumen RPJMD dan RencanaStrategis SKPD. Dengan adanya rencana strategis pula diharapkan dapat terwujudtujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Banjarnegara.
145
DAFTAR SINGKATAN
AKB : Angka Kematian BayiAKABA : Angka Kematian BalitaAKI : Angka Kematian IbuSOT : Struktur Organisasi dan Tata KerjaAFP : Acute Flaccid ParalysisAKB : Angka Kematian BayiAKI : Angka Kematian IbuAPBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPFP : Aparat Pengawasan Fungsional PemerintahART : Antiretroviral TerapiASI : Air Susu IbuAskeskin : Asuransi Kesehatan Penduduk MiskinAPI : Annual Paracyte IncidenceBapelkes : Balai Pelatihan KesehatanBatra : Pengobat TradisionalBBLR : Berat Badan Lahir RendahBGM : Bawah Garis MerahBimtek : Bimbingan TeknisBLU : Badan Layanan UmumBRSUD : Badan Rumah Sakit Umum DaerahBP : Balai PengobatanBSB : Brigade Siaga BencanaCDR : Case Detection RateCFR : Case Fatality RateCPNS : Calon Pegawai Negeri SipilDBD : Demam Berdarah DengueDVI : Disaster Victims IdentificationEWORS : Early Warning Outbreak Recognition SystemGAKY : Gangguan Akibat Kekurangan YodiumGakin : Keluarga MiskinHIV/AIDS : Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency
SyndromeHCI : High Case IncidenceIMS : Infeksi Menular SeksualISO : International Standardization OrganizationIptek : Ilmu Pengetahuan dan TeknologiJPK : Jaminan Pembiayaan KesehatanJuklak : Petunjuk PelaksanaanJuknis : Petunjuk TeknisK1 : Kunjungan Pemeriksaan Ibu Hamil yang ke-1K4 : Kunjungan Pemeriksaan Ibu Hamil yang ke-4KAFI : Kesimpulan Analisis Faktor InternalKAFE : Kesimpulan Analisis Faktor EksternalKesmas : Kesehatan MasyarakatKEP : Kurang Energi ProteinKEK : Kurang Energi KronisKIA : Kesehatan Ibu dan AnakKIE : Komunikasi, Informasi, dan EdukasiKKB : Klinik Keluarga BerencanaKKN : Korupsi, Kolusi, dan NepotismeKLB : Kejadian Luar BiasaKN2 : Kunjungan Neonatus ke-2KTI : Kawasan Timur IndonesiaLabkesda : Laboratorium Kesehatan DaerahLAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
146
Litbangkes : Penelitian dan Pengembangan KesehatanLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMB : Multi Basiler (Kusta Basah)NAPZA : Narkotika, Psikotropika, dan Zat AditifODHA : Orang Dengan HIV/AIDSPB : Pausi Basiler (Kusta Kering)PBM : Proses Belajar MengajarP4K : Program Persiapan Persalinan dan Penanganan KomplikasiPD3I : Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPDB : Product Domestic BrutoPHBS : Perilaku Hidup Bersih dan SehatPKK : Pemberdayaan dan Kesejahteraan KeluargaPKD : Poliklinik Kesehatan DesaPKMD : Pembangunan Kesehatan Masyarakat DesaPNS : Pegawai Negeri SipilPONEK : Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi KomprehensifPONED : Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi DaruratPolindes : Pondok Bersalin DesaPosyandu : Pos Pelayanan TerpaduPP : Peraturan PemerintahPP-PL : Pencegahan Penyakit dan Penyehatan LingkunganPPSDM : Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya ManusiaPPSDMK : Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia KesehatanPuskesmas : Pusat Kesehatan MasyarakatPTT : Pegawai Tidak TetapPUPNS : Pendataan Umum Pegawai Negeri SipilRenja : Rencana KerjaRB : Rumah BersalinRFT : Release From TreatmentRenstra : Rencana StrategisResti : Resiko TinggiRKA-KL : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/LembagaRPJM-N : Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalRPJM-D : Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahRS : Rumah SakitSC : Safe CommunitySDKI : Survei Demografi dan Kesehatan IndonesiaSDM : Sumberdaya ManusiaSIK : Sistem Informasi KesehatanSIMKA : Sistem Informasi Manajemen KepegawaianSIMRS : Sistem Informasi dan Manajemen Rumah SakitSIMPUS : Sistem Informasi Manajemen PuskesmasSJKN : Sistem Jaminan Kesehatan NasionalSKD : Sistem Kesehatan DaerahSKK : Sistem Kesehatan Kabupaten/KotaSKN : Sistem Kesehatan NasionalSKP : Sistem Kesehatan ProvinsiSKPG : Sistem Kewaspadaan Pangan dan GiziSOP : Standar Operasional ProsedurSPAL : Sarana Pembuangan Air LimbahSPGDT : Sistem Pelayanan Gawat Darurat TerpaduSPM : Standar Pelayanan MinimalTB : TuberkulosisTPS : Tempat Pembuangan SementaraTPA : Tempat Pembuangan AkhirTKHI : Tim Kesehatan Haji IndonesiaTOGA : Tanaman Obat KeluargaTOT : Training of Trainers
147
TTU : Tempat-tempat UmumUCI : Universal Child ImmunizationUHH : Umur Harapan HidupUKBM : Upaya Kesehatan Berbasis MasyarakatUNICEF : United Nations International Children’s Emergency FundUPTD : Unit Pelaksana Teknis DinasUU RI : Undang-Undang Republik IndonesiaUUD : Undang-Undang DasarWHO : World Health Organizatiion