ReliefdanArca -...

93

Transcript of ReliefdanArca -...

Page 1: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat
Page 2: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

i

Relief dan ArcaCandi Singosari - Jawi

Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTADr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE

Drs. Andi Harisman

Malang 2015©Dream Litera Buana

Page 3: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

ii

RELIEF DANARCA CANDI SINGOSARI - JAWI

©Dream Litera BuanaMalang 2015

vi + 80 halaman, 15,5 x 23 cm

ISBN: 978-602-1060-22-3

Penulis:Dr. Ir. LaluMulyadi, MTA.

Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE.Drs. AndiHarisman.

Cover dan lay out oleh tim desain penerbit Dream Litera BuanaNaskah ini diselaraskan oleh tim editor penerbit Dream Litera Buana

Diterbitkan oleh:CV. Dream Litera BuanaGraha Al-Farabi Lt. III

Jl. Panglima Sudirman 10 C Kepanjen MalangTelp. 0341-7580789

Email: [email protected]: www.dreamlitera.comAnggota IKAPI No.158/JTI/2015

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Cetakan pertama, April 2015

Distributor: DreamLitera Buana

Page 4: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

Pengantar Penulis

iii

Daerah-daerah di Jawa Timur seperti Malang, Kediri, Trowu-lan, Pasuruan, dan Blitar merupakan daerah yang kaya dengan seni,budaya, dan sejarah. Di bidang seni dan sejarah misalnya kita belumbanyak menggali potensinya secara maksimal, dikarenakan kurang-nya buku atau referensi yang membahas secara detail mengenai senidan sejarah khususnya candi secara menyeluruh. Mengingat pen-tingnya nilai seni dan makna sejarah yang terkandung di dalamcandi, maka perlu dilakukan studi secara mendalam yang bertujuanuntukmelestarikan,mempertahankan,dan merawatsitus-situstersebut.

Di daerah Malang terdapat beberapa candi. Jika kita amatisecara mendetail candi-candi ini memiliki keunikan tersendiri sertasangat berbeda dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah. Duakerajaan terkenal di Indonesia yaitu Singosari dan Majapahit sangatmempengaruhi gaya seni dan karakteristik dari candi-candi di JawaTimur. Di setiap candi memiliki alur cerita tersendiri baik pada re-lief maupun pada arcanya.

Apabila kita menggali secara serius, maka akan ditemukanbanyak sekali karya seni yang terdapat didalamnya, seperti senipahat, seni lukis, seni patung dan seni arsitektur, Hal ini menjadiperhatian utama bagi penulis mengingat masih kurangnya bukuajar bagi pelajar maupun mahasiswa. Kami berharap tulisan inidapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan danmenjadi buku ajar wajib pada institusi pendidikan.

Malang, Januari 2015

Page 5: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

iv

Page 6: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

DAFTAR ISI

v

PENGANTAR PENULIS ~ iiiDAFTAR ISI ~ vBAB I : MENGGALI INDONESIA MELALUI CANDI ~ 1BAB II : RELIEF ~ 5A. Candi Singosari ~ 5B. Candi Jawi ~ 7BAB III: SEJARAH ~ 9A. Sejarah Kerajaan Singosari ~ 9B. Sejarah Percandian di Jawa Timur ~ 17C. Seni Bangunan Candi ~ 20D. Sejarah Berdirinya Candi Singosari ~ 22

1. Deskripsi Bangunan Candi Singosari ~ 242. Gambaran dan Fungsi Candi Singosari ~ 293. Deskripsi atau Filosofi Relief dan Arca Candi Singosari ~ 324. Sketsa Relief dan Arca Candi Singosari ~ 42

E. Sejarah Berdirinya Candi Jawi ~ 441. Deskripsi bangunan jawi ~ 472. Keunikan dari Candi Jawi ~ 493. Filosofi atau makna relief Candi Jawi ~ 53

a. Deskripsi Relief Kaki Candi Bagian Timur (A) ~ 53b. Deskripsi Relief Kaki Candi Bagian Selatan (B) ~ 53c. Deskripsi Relief Kaki Candi Bagian Barat (C) ~ 57d. Deskripsi Relief Kaki Candi Bagian Timur (D) ~ 62e. Deskripsi Relief Kaki Candi Bagian Timur (E) ~ 65

4. Sketsa Relief dan Arca Candi Jawi ~ 67BAB IV: Arca dan Relief Sebagai Motif Batik ~ 71DAFTAR PUSTAKA ~ 75INDEX ~ 77PROFIL PENULIS ~ 79

Page 7: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

vi

Page 8: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

1

BAB I

Menggali IndonesiaMelalui Candi

Indonesia adalah negara yang terkenal akan kekayaan sejarahdan budayanya, termasuk kesenian, kesusasteraan dan kepercayaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia dalam masa perkemba-ngannya banyak bangunan yang berupa candi bermunculan. Candimerupakan bahasa gambar berbentuk fisik yang berwujud peni-nggalan purbakala. Hanya saja peninggalan purbakala umumnyatidak lagi berfungsi seperti semula. Oleh karena itu nasibnya begitumenyedihkan padahal candi-candi ini rata-rata telah berusia antara600-1300 tahun. Langkah konservasi selama 2 abad telah berhasilmenghidupkan sejumlah bangunan candi, agar dapat berbicarakepada kita. Namun sayang banyak candi-candi yang penting telahpunah tanpa bekas. Padahal candi-candi ini merupakan mata-rantaipenghubung ke masa silam sejarah nenek-moyang.

Menurut Myrtha (2009) kata candi berasal dari bahasa sanse-kerta ‘candikagrha‘, yang artinya rumah Candika, nama Dewi kema-tian. Di negeri asalnya (India) candi adalah kuil pemujaan bagi dewa-dewi Hindu. Pada awalnya fungsi candi Hindu Buddha di Jawasama dengan di India. Namun pembaharuan dengan aliran keperca-yaan, maka di Jawa menjadikan candi sebagai tempat pertemuandengan leluhurnya. Ada dua alasan mengapa candi-candi ini didiri-kan di Indonesia. Pertama, candi sebagai tempat suci untuk memujapara dewa. Kedua, candi sebagai pendharmaan/kuburan para raja(Slametmulyana, 1979). Senada dengan Slamet Mulyana, Soekmono(1974) dalam Myrtha (2007:48) menyatakan bahwa fungsi candisebagi kuil dan bangunan pemakaman. Candi juga didirikan untukmemuliakan raja/ratu yang telah wafat. Di dalam bilik candi ditem-patkan arca perwujudan sang raja/ratu sebagai dewa pujaannya.

Candi merupakan saksi bisu kejayaan Indonesia di masa lam-pau, sejak zaman Mataram hingga zaman Majapahit. Bagian terbesar

Page 9: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

2

peninggalan bangunan candi terpusat di pulau Jawa. Sekitar 180-an gugus candi ditemukan dan tercatat sebagai benda cagar budaya.Sejumlah 80-an candi berlokasi di Jawa Tengah, sedangkan 100-ancandi lainnya berada di Jawa Timur. Kesenian arsitektur candi telahmengungkap sebagian tabir perkembangan kebudayaan Jawa Kunosepanjang abad VIII-XVI Masehi. Dari bangunan kuno itu dapatkita pelajari berbagai hal yang menyangkut kebudayaan (Myrtha,2007:44).

Di Jawa Timur pada masa Kerajaan Singosari kepercayaantentang agama Hindu dan Buddha sangat kuat hal ini dibuktikanoleh banyaknya candi-candi yang dibangun seperti Candi Jago,Candi Kidal, Candi Jawi, dan Candi Singosari. Candi Jago dan Kidalterletak di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Candi Singosariberada di desa Candi Renggo, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang,sedangkan Candi Jawi terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya diDesa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosariadalah tempat pendharmaan Raja Singosari yang terakhir, yaituKertanegara yang memerintah tahun 1268 – 1292 Masehi (Suwardo-no, 2003). Sedangkan Candi Jawi menurut Kitab Negarakertagamapupuh 56 disebutkan bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah rajaterakhir Kerajaan Singosari, yaitu Raja Kertanegara, sebagai tempatberibadah bagi umat ajaran Tantrayana (Syiwa-Buddha). Raja Kar-tanegara adalah seorang penganut ajaran Tantrayana (Syiwa Bud-dha). Selain sebagai tempat ibadah, Candi Jawi juga merupakantempat penyimpanan abu jenazah Kertanegara.

Aspek yang unik pada Candi Singosari adalah bentuk bangu-nannya seolah-olah mempunyai dua tingkatan. Pada umumnya bilik-bilik candi berada pada bagian badan candi, sedangkan di CandiSingosari justru bilik-biliknya terdapat pada kaki candi. Hal yangmenarik pada Candi Singosari yang perlu di amati adalah hiasancandi. Umumnya bangunan candi dihias dengan hiasan yang rataseluruh badan candi. Sementara pada Candi Singosari tidak menda-patkan hal yang demikian. Hiasan candi tidak seluruhnya diselesai-kan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa Candi Singosaridahulu belum selesai dikerjakan tetapi kemudian ditinggalkan.

Sedangkan aspek yang unik pada Candi Jawi adalah candiini menempati lahan yang cukup luas yang dikelilingi oleh pagarbata. Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang saat ini dihiasi olehbunga teratai. Bentuk candinya tinggi ramping seperti candi Pram-banan di Jawa Tengah dengan atap yang bentuknya merupakan

Page 10: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

3

paduan antara stupa dan kubus bersusun yang meruncing padapuncaknya. Pintu Candi Jawi yang menghadap ke timur, membela-kangi Gunung Pananggungan, menguatkan dugaan bahwa candiini bukan tempat pemujaan, karena candi untuk tempat pemujaanumumnya menghadap ke arah gunung, tempat bersemayamnyapara Dewa.

Kabupaten Pasuruan yang berdekatan dengan KabupatanMalang merupakan dua wilayah penyebaran candi-candi peningga-lan Kerajaan Singosari terutama ketika diperintah oleh raja terakhirKertanegara. Di Malang terdapat Candi Singosari dan di PasuruanCandi Jawi. Kedua situs candi ini sampai saat ini belum banyakterekam data baik relief maupun arcanya. Kita ketahui bahwa re-lief dan arca adalah kaya akan makna filosofi dan nilai seni danbudaya didalamnya. Mengingat pentingnya makna filosofi dan nilaiseni dan budayanya, maka perlu dilakukan penelitian secara menda-lam. Relief dan arca adalah bagian yang sangat penting dalammempelajari candi, oleh karena itu fokus kajian dalam penelitianini adalah pada dua hal tersebut.

Relief adalah bagian yang menempel di bagian dinding candi,relief ini mengandung makna tertentu di dalam kehadirannya, ben-tuk atau wujud dari relief dapat berupa binatang, pepohonan, air,dan potret kehidupan mereka pada masa lampau. Sedangkan arcasecara etimologis berarti badan atau tubuh. Yang dimaksud denganilmu arca adalah yang berhubungan dengan seni dan teknis pembua-tan suatu arca (Suwardono, 2004). Di Indonesia sebagian besar arcadibuat berhubungan dengan bangunan candi.

Secara umum candi-candi di wilayah Kabupaten Malang danPasuruan memiliki motif dan ornamen yang unik serta berbedadengan candi-candi yang ada di beberapa wilayah di Jawa Tengah,hal ini disebabkan oleh pengaruh Kerajaan Singosari dan KerajaanMajapahit yang menganut ajaran Tantrayana (Syiwa Buddha). Disetiap dinding candi yang berupa relief memiliki suatu ceritatersendiri. Apabila kita mempelajari atau menggali secara seriuscandi-candi ini maka banyak sekali karya seni yang terdapat dida-lamnya, seperti seni pahat, seni lukis dan seni arsitektur. Hal inimenjadi perhatian bagi peneliti mengingat masih kurangnya bukuajar untuk pelajar dan mahasiswa yang membahas tentang sejarahdari situs Kerajaan Singosari secara lengkap dan spesifik.

Pelestarian terhadap benda-benda peninggalan sejarah meru-pakan hal yang sangat penting karena kelestariannya merupakan

Page 11: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

4

aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Kerusakan benda pening-galan sejarah merupakan kerugian yang sangat besar dan membuatbangsa kehilangan identitasnya karena kehilangan sebagian darisejarah masa lampau. Dengan adanya buku yang berjudul “Reliefdan Arca Candi Singosari-Jawi” diharapkan mampu merekam jejaksejarah yang tertepel dalam relief dan model bangunan candi-canditersebut. Sehingga generasi muda Indonesia bisa mengetahui denganmudah sejarah budaya bangsanya melalui candi-cnadi yang knimasih bisa dijumpai di berbagai daerah. Karena dengan melihatgagahnya bangunan candi itu bisa dibayangkan pula betapa jayanyamasyarakat Indonesia zaman dulu.

Page 12: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

5

BAB II

RELIEF

A. Candi Singosari

Filosofi:Gambar 2.1: Kepala Bhutakala

Kepala Bhutakala merupakan aspek perlindungan dari Dewa Syiwasebagai penjaga pintu kuil. Kepala Bhutakala juga dipercaya sebagaipenjaga Meru dan mempunyai kekuatan magis protektif yaitu ke-kuatan magis pelindung sehingga kepala Bhutakala ini digunakanpada setiap pintu masuk candi.

Gambar 2.2: Teratai pada arca Resi Agastya

Page 13: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

6

Filosofi :Relief teratai di samping arca Resi Agastya yang berada di CandiSingosari ini merupakan ornamen teratai yang ditampilkan lengkapsecara keseluruhan. Pada ornamen itu nampak bunga, daun, batang,dan bonggol akarnya. Hal itu melambangkan adanya kebangkitanbaru dalam kedinastian. Teratai dianggap sebagai tanaman surgawi,lambang dunia sakral. Teratai merupakan simbol tanaman surgawiyang memenuhi Panca Maha Bhuta yaitu lima unsur atau elemenkehidupan yang dianggap menyimpan kekuatan yang terdiri daritanah, air, api, angin, dan ether.

Gambar 2.3: Tengkorak di Dwarapala

Filosofis :Motif kapala (hiasan tengkorak) merupakan sebuah unsur yang sa-ngat penting dalam kesenian Singosari yang beraliran ajaran Tan-trayana (Tantris). Karena atribut-atribut semacam itu menggambar-kan praktik-praktik pemujaan sekte Tantra di lapangan mayat (BernetKempers, 1959:78-80).

Page 14: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

7

merupakan tempat penerdapat juga di Candi Si

B. Candi Jawi

Filosofis :

Gambar 2.4: Yoni

Yoni yimpanan abu Raja Kertanegara. Yoniini t ngosari.

Gambar 2.5: Karang Boma

Filosofis :Motif di atas menunjukkan Karang Boma, berbentuk kepala raksasayang dilukiskan dari leher ke atas lengkap dengan hiasan dan mah-kota, diturunkan dari cerita Baomantaka. Karang Boma biasanyaditempatkan di atas lubang pintu dari Kori Agung, yang bermaknapenjaga. Karang Boma merupakan simbol dari kepala Bhutakala.Bhutakala artinya ruang dan waktu. Setiap dari kita yang menatapKarang Boma diharapkan menyadari bahwa dirinya terbatas olehruang dan waktu. Bahwa sangat terbatas waktu kita untuk mening-katkan kehidupan rohani, sehingga diharapkan jangan lagi menunda-nunda untuk berbuat baik.

Page 15: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

8

Gambar 2.6: Patra Punggel

Filosofis :Motif Patra Punggel di atas merupakan jenis ragam hias yang meng-ambil bentuk dasar liking paku. Motif daun Patra Punggel melam-bangkan waranugraha atau anugrah pasti ada jika ada kemauandan usaha keras dari seseorang. Sebagaimana halnya rezeki tidakakan datang begitu saja tanpa adanya usaha kerja dari kita. Namununtuk mendapatkannya tentu harus mengalami berbagai cobaan,ujian, dan rintangan-rintangan yang cukup berat. Rintangan terse-but tergambar secara jelas sebagai patra, yang meliuk-liuk sepertitanaman menjalar. Patra Punggal mempunyai makna agar manusiamemotong atau merangkas pikiran-pikiran yang menyebabkan ma-nusia terbelit dalam suka dan duka, jangan larut dalam kegembiraandunia, dan jangan larut pula di dalam kesedihan.

Page 16: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

9

BAB III

SEJARAH

A. Sejarah Kerajaan SingosariPada masa lampau sekitar abad ke XIII Masehi daerah Singo-

sari, Kabupaten Malang yang posisinya di sebelah utara kota Malangsekarang, pernah terkenal tidak hanya di daerah Malang saja, tetapijuga di luar pulau Jawa bahkan sampai ke luar negeri. Pada abadke XIII Masehi inilah Kabupaten Malang tampil sebagai pusat peme-rintahan yang ditandai dengan lahirnya kerajaan baru bernamaSingosari. Berdasarkan prasasti Kudadu, nama Kerajaan Singosariyang sesungguhnya adalah Kerajaan Tumapel. Menurut KitabNegarakertagama, ketika pertama kali didirikan ibu kota KerajaanTumapel bernama Kutaraja. Awal berdirinya kerajaan ini menurutPararaton bahwa Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahanKerajaan Kediri. Yang pertama kali menjabat sebagai akuwu (setaracamat) pada saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia meninggal karenadibunuh oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok. Siapa-kah Ken Arok itu ?

Serat Pararaton yang ditransliterasi oleh J.L.A. Brandes maupunKi Padmapuspita menyebutkan bahwa Ken Arok dilahirkan di Jiputdari kandungan seorang ibu bernama Ken Endok. Konon menurutserat Pararaton sebagai satu-satunya sumber sejarah yang mence-ritakan panjang lebar tentang Ken Arok disebutkan bahwa janinKen Arok buah dari Dewa Brahma tatkala bertemu Ken Endok ditegal Lalateng. Pada waktu itu Ken Endok telah bersuamikan Gajah-para. Atas kehamilan dan larangan Dewa Brahma untuk berkumpuldengan suaminya, akhirnya Ken Endok hidup menjanda hinggaanak Dewa Brahma itu terlahir ke dunia dengan nama Ken Arok.

Kakawin Negarakertagama (XL:1-5) yang digubah pada abadXIV menyebutkan bahwa pada tahun 1104 Saka (1182 Masehi)

Page 17: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

10

terdapat raja besar yang lahir tanpa kandungan sebagai putra SriGirinatha (sakral dewatmakayonija tanaya-tekap sri girindraprakasa)dengan nama kebesaran Sri Ranggah Rajasa (rangah rajasa). Dariketerangan kakawin yang usianya lebih tua dari serat Pararatontersebut selubung misteri genealogis Ken Arok kian rapat, padahalia dikatakan sebagai raja besar yang kelak akan menurunkan raja-raja Singosari dan Majapahit.

Dalam bahasa Jawa Kuno Ken merupakan partikel nama diriorang berpangkat atau orang mulia. Oleh sebab itu, gelar Ken baikpada nama Endok maupun Arok menunjukkan bahwa mereka ber-dua bukan semata-mata orang desa biasa, melainkan memiliki dera-jat tinggi dalam hierarki sosial-politik pada masa itu. Hal ini tersiratpula dari pilihan Dewa Brahma tatkala menanamkan benih janinpada diri Ken Endok di tegal Lalateng. Dikatakan pilihan mengingatyang menanamkan adalah dewa, yang memang dalam pandanganagama Hindu memiliki kuasa menciptakan.

Dari kedua kitab tersebut di atas dapat diketahui bahwa sejarahkehidupan Ken Arok mulai dari masa mudanya hingga dia menjadiseorang raja yang terkenal. Menurut kedua kitab ini sebelum diamenjadi raja di Tumapel, Ken Arok adalah anak desa biasa berasaldari Desa Pangkur. Berkat bantuan pendeta Loh Gawe, Ken Arokdiangkat sebagai anak pungut dan kemudian mengabdikan diri seba-gai pengawal Tunggul Ametung di Tumapel. Pada saat mengabdidi Tumapel Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes, istri TunggulAmetung. Dari sinilah timbul niatan Ken Arok untuk membunuhTunggul Ametung, dan niatan tersebut terbukti, yang akhirnya diamemperistri Ken Dedes dan menjadi akuwu di Tumapel mengganti-kan Tunggul Ametung.

Sebagai akuwu di Tumapel, Ken Arok amat ditakuti oleh rak-yatnya. Setelah berjalan beberapa lama menjadi akuwu, maka KenArok merubah nama Tumapel menjadi Kutaraja. Sementara itu diKerajaan Kediri (Daha) sedang terjadi pertentangan antara raja de-ngan para bhujangga Syiwa Buddha. Bhujangga Syiwa Buddhamelarikan diri ke daerah Kutaraja untuk memohon perlindunganatas perilaku Raja Kertajaya (Dandang Gendis) yang memerintahkansemua pendeta untuk menyembahnya namun mereka menolak. Padasaat itulah Ken Arok makin ditampakkan penentangannya padaRaja Kertajaya.

Sikap penentangan Ken Arok makin ditampakkan ketika diadinobatkan dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi oleh

Page 18: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

11

pendeta Syiwa Buddha sebagai raja Kutaraja dengan kerajaan baru-nya yang bernama Singosari. Penentangan itu memuncak ketikaterjadi pertempuran di Desa Ganter di wilayah Kecamatan Ngantangpada tahun 1444 Saka (1222 Masehi) antara pasukan Kutaraja (Si-ngosari) dengan pasukan Kediri (Daha) yang berakhir dengan keka-lahan di pihak Kediri (Daha). Dengan terkalahkannya Raja Kertajaya(Raja Dandang Gendis) maka seluruh pulau Jawa berada di dalamkekuasaan Kerajaan Singosari.

Lima tahun kemudian (tahun 1227 Masehi) kekuasaan KenArok berahir karena dibunuh oleh Anusapati (anak dari TunggulAmetung) yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya.Sejak saat itu Kerajan Singosari dipimpin oleh Anusapati sebagairaja kedua selama 21 tahun (1227-1248 Masehi). Pada tahun 1248Masehi Raja Anusapati meninggal di candikan di Candi Kidal. Sebabmeninggalnya Raja Anusapati karena dibunuh oleh Panji Tohjaya(anak Ken Arok dari isterinya, Ken Umang) yang mengetahui bahwakematian ayahnya karena dibunuh oleh Raja Anusapati. Sepening-gal Raja Anusapati, Panji Tohjaya tampil sebagai raja ketiga di Singo-sari. Masa pemerintahannya sangat singkat hanya beberapa bulankarena dibunuh oleh Ranggawuni (anak dari Raja Anusapati) seba-gai balas dendam atas kematian ayahnya.

Ternyata pembunuhan demi pembunuhan terus berlangsungdi Kerajaan Singosari akibat dari balas dendam di kalangan raja-raja Singosari. Sepeninggal Panji Tohjaya tahun 1248 Masehi,Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana, diamemerintah dengan saudara sepupunya dengan nama MahesaCempaka, pemerintahan mereka diibaratkan sebagai Wisnu danIndra. Tahun 1254 Masehi Raja Sri Jaya Wisnuwardhana menyerah-kan tahta kerajaan kepada putranya yang bernama Kertanegara.Pada tahun 1268 Masehi Raja Sri Jaya Wisnuwardhana meninggaldunia dan di dharmakan di Candi Jago.

Raja Kertanegara adalah seorang raja Singosari yang sangatterkenal, baik dalam bidang politik maupun bidang keagamaan. Dalambidang politik ia terkenal sebagai seorang raja yang mempunyaigagasan perluasan cakrawala mandala ke luar pulau Jawa, yang meli-puti daerah seluruh dwipantara. Dalam bidang keagamaan ia sangatmenonjol dan dikenal sebagai seorang penganut agama BuddhaTantrayana.

Pada awal pemerintahannya ia berhasil memadamkan pem-berontakan Kalana Bhaya (Cayaraja). Dalam pemberontakan itu

Page 19: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

12

Kalana Bhaya mati terbunuh. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1270Masehi. Pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi untukmenaklukkan Malayu. Pada tahun 1280 baginda raja membinasakandurjana yang bernama Mahisa Rangkah, dan pada tahun 1284 me-naklukkan Bali, rajanya ditawan dan dibawa ke Singosari (Neg., XLII:1).Demikianlah maka seluruh daerah-daerah lain tunduk di bawahkekuasaan Raja Kertanegara, yaitu seluruh Pahang, seluruh Melayu,seluruh Gurun, seluruh Bakulapura, tidak perlu disebutkan lagi Sundadan Madura, karena seluruh pulau Jawa tunduk di bawah kekuasaanRaja Kertanegara (Neg., XLII:2).

Pahang terletak di Malaysia, Melayu terletak di Sumatra Barat,Gurun nama pulau di Indonesia bagian timur, dan Bakulapura atauTanjungpura terletak di bagian barat daya Kalimantan. Rupa-rupanya yang dimaksud oleh pengarang Negarakertagama dengannama-nama itu ialah seluruh wilayah Malaysia, seluruh Sumatra,seluruh Kalimantan dan Indonesia bagian timur. Kekuasaan RajaKertanegara atas seluruh nusantara, dinyatakan pula dalam prasastiyang tertera pada bagian belakang arca Camundi dari Desa Ardi-mulyo (Singosari) yang berangka tahun 1292 Masehi (Berg, C.C., 1927).Dalam prasasti itu dikatakan bahwa arca Bhattari Camundi ituditahbiskan pada waktu Sri Maharaja (Kertanegara) menang di selu-ruh wilayah dan menundukkan semua pulau-pulau yang lain.

Sebuah prasasti pada alas arca Amoghapasa dari Padangrocoyang berangka tahun 1286 Masehi memberi petunjuk bahwa Melayubenar-benar tuntuk kepada Singosari. Disebutkan bahwa arcaAmoghapasa itu dengan keempatbelas pengiringnya, besertasaptaratna (tujuh permata) merupakan lambang seorang cakrawartin,dibawa dari Jawa ke Suwarnabhumi dan ditegakkan di Dharmasraya.Arca itu adalah punya dari Sri Wiswarupakumara. Yang diperintah-kan oleh Sri Maharajadhiraja Kertanegara untuk mengiringkan arcatersebut ialah Rakryan Mahamentri Dyah Adwayabrahma, RakryanSisikan Dyah Sugatabrahma, Samgat Payanan Hang Dipankaradasa,dan Rakryan Demung Pu Wira. Seluruh rakyat Melayu dari keempatkasta bersuka cita, terutama rajanya, ialah Srimat TribhuwanarajaMauliwarmadewa. Jelas dari prasasti itu bahwa kedudukan Kerta-negara lebih tinggi dari Mauliwarmadewa, karena Kertanegara di-beri gelar maharajadhiraja, sedang Mauliwarmadewa hanya memakaigelar maharaja.

Page 20: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

13

Tindakan Raja Kertanegara untuk meluaskan kekuasaannyake luar Jawa itu rupa-rupanya didorong oleh ancaman dari daratanCina, di mana sejak tahun 1260 Masehi berkuasa kaisar Shih-tsuKhubilai Khan, yang pada tahun 1280 mendirikan dinasti Yuan,Khubilai Khan segera memulai dengan minta pengakuan kekuasaandari negara-negara yang sebelumnya mengakui kekuasaan raja-rajaCina dari dinasti Sung. Kalau tidak mau mengirimkan upeti denganbaik-baik, mereka dipaksa dengan kekuatan senjata. Demikianlahmaka Birma, Kamboja, dan Campa dikirimi utusan menuntut penga-kuan kekuasaan, kemudian diserbu tentara Mongol karena negara-negara tersebut tidak mau tunduk begitu saja, meskipun seranganitu tidak selamanya berhasil, tetapi negara-negara itu memandanglebih aman untuk akhirnya mengirimkan juga utusan dengan upetikepada Khubilai Khan.

Jawa juga tidak luput dari incaran utusan Khubilai Khan mulaidatang pada tahun 1280 dan 1281, menuntut supaya ada seorangpangeran yang dikirim ke Cina sebagai tanda tunduk kepadaKekaisaran Yuan. Ancaman itulah yang mengubah pandangan RajaKertanegara. Kalau sebelumnya kekuasaan raja-raja di Jawa hanyadiarahkan ke lingkungan pulau Jawa (yawadwipamandala), makauntuk menghadapi Khubilai Khan yang hendak memperluaskekuasaannya ke luar daratan Cina sampai ke pulau-pulau di sela-tannya, Kertanegara haruslah memperluas wilayah mandala-nyasampai ke luar pulau Jawa. Ia pun mengadakan hubungan persaha-batan dengan Campa. Petunjuk tentang adanya hubungan itu terda-pat dalam prasasti Po Sah dekat Phanrang yang berangka tahun1306 Masehi, yang menyebutkan bahwa salah seorang permaisuriraja Campa ialah putri dari Jawa bernama Tapasi. Demikian pulapada waktu tentara Khubilai Khan hendak menambah perbekalandi Campa dalam perjalanan ke Jawa, Raja Jayasinghawarman IIImenolak tentara Cina itu mendarat.

Dalam bidang keagamaan Raja Kertanegara berusaha pulauntuk mengimbangi Khubilai Khan, yaitu dengan menganut agamaBuddha Tantrayana dari aliran kalachakra. Aliran ini mulai berkem-bang di Benggala menjelang akhir masa pemerintahan dinasti Pala.Dari sana aliran ini menyebar ke Tibet dan Nepal. Raja-raja Mon-gol ternyata amat tertarik oleh aliran ini, karena lebih sesuai denganjiwa mereka (Chen, 1972). Di Jawa aliran ini bercampur denganpemujaan terhadap Syiwa Bhairawa. Aliran kepercayaan yang di-anut oleh Raja Kertanegara itu dapat disimpulkan dari Kakawin

Page 21: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

14

Negarakertagama dan dari kenyataan bahwa ia ditahbiskan sebagaiJina di kuburan Wurara. Arca Camundi dari Desa Ardimulyo yangtelah disebutkan di atas juga merupakan petunjuk bahwa agama yangberkembang pada masa itu ialah suatu aliran dalam agama BuddhaTantrayana.

Kakawin Negarakertagama menggambarkan Raja Kertanegarasebagai seorang raja yang tidak ada bandingannya di antara raja-raja di masa lampau. Ia sempurna di dalam sadguna (ilmu ketata-negaraan), faham akan segala ilmu pengetahuan, menguasai ajarantatwopadesa (ilmu tentang hakekat), patuh pada hukum, teguh dalammenjalankan ketentuan-ketentuan agama yang berhubungan deng-an pemujaan Jina (apageh ing jinabrata), amat berusaha dalam men-jalankan prayogakrya (ritus-ritus tantra) dan kerena itu makaketurunan-keturunannya menjadi raja (Neg., XLIII:4). Selanjutnyadikatakan bahwa raja tidak pernah melalaikan kewajibannya, tidakpernah lupa daratan (luput ing mada), makin memperhatikan naya(kebijaksanaan) karena ia insyaf akan kesulitan memerintah didunia ini dalam zaman Kaliyuga. Itu pula sebabnya ia menganutagama Buddha, menirukan raja-raja yang telah memerintah sebelum-nya. Dengan tekun ia menaati segala upacara pentahbisan sebagai-mana mestinya, mempelajari ilmu mantik dan tata bahasa, dankitab-kitab lainnya. Dalam usia yang agak lanjut ia dengan tekunberusaha menyerap segala seluk-beluk kebatinan, puja, yoga dansamadi dilakukannya dengan sungguh-sungguh demi keselamatandunia, tak terlupakan pula ganachakra dan anugerah kepada semuarakyat, dan terkenallah gelar Jina beliau, yaitu Jinanabajreswara(Neg., XLII:3; Neg., XLIII: 2-3).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintahanRaja Kertanegara (1268-1292 Masehi) di Singosari mencapai puncakkejayaannya. Dalam menjalankan pemerintahannya Raja Kerta-negara dibantu oleh tiga maha mentri yang terdiri dari Rakryan IHino, Rakryan I Sirikan, dan Rakryan I Halu, mereka bertugas mene-ruskan dan mengatur perintah-perintah raja melalui mentri pelak-sana terdiri dari Rakryan Apatih, Rakryan Demung, dan RakryanKanuruhan. Kertanegara bercita-cita menjadi penguasa Singosaridan daerah sekitarnya seluas mungkin, untuk mewujudkan cita-cita tersebut Kertanegara melakukan beberapa tindakan antara lain:1. Menyingkirkan tokoh-tokoh yang dimungkinkan menentang atau

menghalangi cita-citanya misalnya; patih Raganata diturunkanjabatannya dan Banyak Wide (Arya Wiraraja) disingkirkan men-

Page 22: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

15

jadi Bupati Sumenep Madura.2. Mengadakan penaklukan keberbagai daerah, misalnya tahun

1275 Masehi mengirim pasukan ke Sumatra Barat yang terkenaldengan sebuatan ekspedisi Pamalayu. Tahun 1284 Masehi me-naklukkan Bali dan Setelah itu menyusul daerah-daerah lain,seperti seluruh Pahang, seluruh Sunda, seluruh Bakulapura/Tan-jungpura (Kalimantan Barat Daya) dan seluruh Gurun (Maluku).

3. Mangadakan persekutuan dengan Kerajaan Campa.Dalam Kitab Pararaton maupun Kakawin Negarakertagama

diceritakan bahwa kehidupan sosial masyarakat Singosari cukupbaik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejak pemerin-tahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa dengankehidupan religius. Kehidupan religius tersebut dibuktikan denganberkembangnya ajaran agama baru yaitu ajaran Tantrayana (SyiwaBuddha) dengan kitab sucinya Tantra. Ajaran Tantrayana berkembangdengan baik sejak pemerintahan Wisnuwardhana dan mencapaipuncaknya pada masa Kertanegara.

Dua peristiwa besar yang menyebabkan berakhirnya pemerin-tahan Kerajaan Singosari, yaitu:1. PerselisihandenganTiongkok yang menginginkanKerajaan Singo-

sari untuk tunduk di bawahkekuasaan kekaisaran Khubilai Khan.2. Penyerangan dari Kerajaan Kediri pada pertengahan bulan Mei

dan pertengan bulan Juni tahun 1292 Masehi yang dilakukanoleh Raja Jayakatwang yang bersekutu dengan Banyak Wide

(Arya Wiraraja) Bupati Madura yang berakhir dengan kekalahandi pihak Singosari dan pada saat itu Raja Kertanegara meninggal

ketika sedang melakukan upacara Tantrayana (upacara ajaranSyiwa Buddha) bersama Mahamentridanpendeta-pendeta terkenal.

Dengan meninggalnya Raja Kertanegara, maka berakhirlahkekuasaan Kerajaan Singosari. Abu jenazah Raja Kertanegara di-dharmakan di Candi Singosari sebagai Bhairawa, di Candi Jawisebagai Syiwa Buddha, dan di Sagala sebagai Jina (Wairocana) ber-sama permaisurinya Bajra Dewi.

Page 23: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

16

Terdapat perbedaan antara Kitab Pararaton dan KakawinNegarakertagama dalam menyebutkan urutan raja-raja yang meme-rintah di Kerajaan Singosari.

Silsilah Kerajaan Singosari

Urutan raja-raja Singosari menurut versi Kitab Pararaton.1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222-1247 M)2. Anusapati (1247-1249 M)3. Panji Tohjaya (1249-1250 M)4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250-1272 M)5. Kertanegara (1272-1292 M)

Urutan raja-raja Singosari menurut versi Kakawin Negaraker-tagama.1. Rangga Rajaya Sang Girinathaputra (1222-1227 M)2. Anusapati (1227-1248 M)3. Wisnuwardhana (1248-1254 M)4. Kertanegara (1254-1292 M).

Page 24: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

17

B. Sejarah Percandian di Jawa TimurPada awal abad ke-10 M, tepatnya tahun 929 Masehi, pusat

pemerintahan di Jawa berpindah ke Jawa Timur. Mpu Sindok, ketu-runan raja-raja Mataram Hindu, mendirikan sebuah kerajaan di JawaTimur dengan pusat pemerintahan di Watugaluh, yang diperkirakanlokasinya berada di daerah Jombang. Mpu Sindok digantikan olehputrinya, Sri Isyana Tunggawijaya, sehingga raja-raja selanjutnyadisebut sebagai Wangsa Isyana. Cucu Ratu Isyana Tunggawijaya,Mahendratta, menikah dengan Raja Bali, Udayana dan mempunyaiputra Airlangga. Raja-raja keturunan Airlangga inilah yang meme-rintahkan pembangunan sebagian besar candi di Jawa Timur, walau-pun terdapat juga candi-candi yang diperkirakan dibangun padamasa yang lebih awal, seperti Candi Badhut di Malang.

Dalam Prasasti Dinoyo (760 Masehi) disebutkan tentang ada-nya Kerajaan Kanjuruhan yang berlokasi di Dinoyo Kota Malang,yang diyakini mempunyai kaitan erat dengan pembangunan candiHindu yang dinamakan Candi Badhut. Kecuali Candi Songgoriti diKota Batu, pembuatan bangunan batu dalam skala besar baru muncullagi pada masa pemerintahan Airlangga, misalnya pembangunanPemandian Belahan dan Candi Jalatunda di Gunung Penanggungan.

Candi di Jawa Timur mempunyai ciri yang berbeda dengancandi yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Di Jawa Timurtidak didapati candi berukuran besar dan luas, seperti Borobudur,Prambanan atau Sewu di Jawa Tengah. Satu-satunya candi yangmenempati kompleks yang agak luas adalah Candi Panataran diBlitar. Akan tetapi, candi di Jawa Timur umumnya lebih artistik.Tatakan atau kaki candi umumnya lebih tinggi dan berbentuk selasarbertingkat. Untuk sampai ke bangunan utama candi, orang harusmelintasi selasar-selasar bertingkat yang dihubungkan dengantangga.

Tubuh bangunan candi di Jawa Timur umumnya rampingdengan atap bertingkat mengecil ke atas dan puncak atap berbentukkubus. Penggunaan makara di sisi pintu masuk digantikan denganpatung atau ukiran naga. Perbedaan yang mencolok juga terlihatpada reliefnya. Relief pada candi-candi Jawa Timur dipahat denganteknik pahatan yang dangkal (tipis) dan bergaya simbolis. Objek di-gambarkan tampak samping dan tokoh yang digambarkan umumnyadiambil dari cerita wayang.

Candi-candi Hindu di Jawa Timur umumnya dihiasi denganrelief atau patung berupa arca yang berkaitan dengan Trimurti, tiga

Page 25: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

18

dewa dalam ajaran Hindu, atau yang berkaitan dengan Syiwa,misalnya: Durga, Ganesha, dan Agastya. Sosok dan hiasan yangberkaitan dengan ajaran Hindu seringkali dihadirkan bersamadengan sosok dan hiasan yang berkaitan dengan ajaran Buddha,khususnya Buddha Tantrayana. Ciri khas lain candi-candi di JawaTimur adalah adanya relief yang menampilkan kisah wayang.

Rentang waktu pembangunan candi-candi di Jawa Timurlebih panjang dibandingkan dengan yang berlangsung di JawaTengah, yang hanya berkisar antara 200-300 tahun. Pembangunancandi di Jawa Timur masih berlangsung sampai abad ke-15. Candi-candi yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit umumnyamenggunakan bahan dasar batu bata merah dengan hiasan yanglebih sederhana. Beberapa candi yang dibangun pada akhir masapemerintahan Kerajaan Majapahit oleh para ahli antropologi dinilaimencerminkan “pemberontakan” yang muncul akibat ketidak-percayaan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap keadaan padamasanya yang kacau dan juga sebagai akibat kekhawatiran terha-dap munculnya budaya baru. Ciri gerakan tersebut adalah: 1) Adanyaupacara-upacara mistis-magis yang umumnya dilaksanakan secararahasia; 2) Dimunculkannya tokoh penyelamat; 3) Adanya tokoh-tokoh yang diyakini sebagai pembela keadilan; 4) Munculnya komu-nitas yang mengucilkan diri, umumnya ke daerah-daerah pegunu-ngan; serta 5) dimunculkannya kembali budaya “lama” sebagai wujudkerinduan terhadap zaman keemasan yang telah lampau. Ciri-ciritersebut didapati, di antaranya, di Candi Cetha dan Candi Sukuh.

Pada abad ke-13 Kerajaan Majapahit mulai surut pamornyabersamaan dengan masuknya Islam ke pulau Jawa. Pada masa itubanyak bangunan suci yang berkaitan dengan agama Hindu danBuddha ditinggalkan dan akhirnya dilupakan begitu oleh masyara-kat yang sebagian besar telah berganti memeluk agama Islam.Akibatnya, bangunan candi yang ditelantarkan itu mulai tertimbunlongsoran tanah dan ditumbuhi belukar. Ketika kemudian daerahdi sekitarnya berkembang menjadi daerah pemukiman, keadaannyamenjadi lebih parah lagi. Dinding candi dibongkar dan diambilbatunya untuk fondasi rumah atau pengeras jalan, sedangkan batamerahnya ditumbuk untuk dijadikan semen merah. Sejumlah batuberhias pahatan dan arca diambil oleh sinder-sinder perkebunan untukdipajangdihalaman pabrik-pabrikatau rumahdinas milik perkebunan.

Keterangan mengenai candi-candi di Jawa Timur umumnyabersumber dari Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Pra-

Page 26: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

19

panca (1365 Masehi) dan Pararaton yang ditulis oleh Mpu Sedah(1481 Masehi), selain juga dari berbagai prasasti dan tulisan di candiyang bersangkutan. Dalam wacana arkeologi Indonesia, terdapat 2corak percandian yakni corak Jawa Tengah (abad 5-10 Masehi) dancorak Jawa Timur (abad 11-15 Masehi), di mana masing-masingmemiliki corak serta karakteristik berbeda. Candi bercorak JawaTengah umumnya memiliki tubuh yang tambun, berdimensi geometrisvertikal dengan pusat candi terletak di tengah, sedangkan corakJawa Timur bertubuh ramping, berundak horisontal dengan bagianpaling suci terletak belakang.

Berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah. Candi di JawaTimur selain sebagai monumen, diduga kuat juga berfungsi sebagaitempat pendharmaan dan pengabadian raja yang telah meninggal.Candi yang merupakan tempat pendharmaan, antara lain, CandiJago untuk Raja Wisnuwardhana, Candi Kidal untuk Raja Anusapati,Candi Jawi dan Candi Singosari untuk Raja Kertanegara, CandiNgetos untuk Raja Hayam Wuruk, Candi Bajangratu untuk RajaJayanegara, Candi Jalatunda untuk Raja Udayana, PemandianBelahan untuk Raja Airlangga, Candi Rimbi untuk Ratu Tribhuana-tunggadewi, Candi Surawana untuk Bre Wengker, dan Candi Tega-wangi untuk Bre Matahun atau Rajasanegara. Dalam filosofi Jawacandi juga berfungsi sebagai tempat ruwatan raja yang telah mening-gal supaya kembali suci dan dapat menitis kembali menjadi dewa.Keyakinan tersebut berkaitan erat dengan konsep “Dewa Raja” yangberkembang kuat di Jawa. Fungsi ruwatan ditandai dengan adanyarelief pada kaki candi yang menggambarkan legenda dan cerita yangmengandung pesan moral, seperti yang terdapat di Candi Jago, Sura-wana, Tigawangi, dan Candi Jawi.

Candi di Jawa Timur jumlahnya mencapai puluhan, umumnyapembangunannya mempunyai kaitan erat dengan Kerajaan Singo-sari dan Kerajaan Majapahit. Belum semua candi dimuat dalamlaporan ini. Masih banyak candi, terutama candi-candi kecil yangbelum terliput, di antaranya: Candi Bacem, Bara, Bayi, Besuki, Carik,Dadi, Domasan, Gambar, Gambar Wetan, Gayatri, Gentong (dalampemugaran), Indrakila, Jabung, Jimbe, Kalicilik, Kedaton, Kotes,Lemari, Lurah, Menak Jingga, Mleri, Ngetos, Pamotan, Panggih, Pari,Patirtan Jalatunda, Sanggrahan, Selamangleng, Selareja, Sinta, Song-goriti, Sumberawan, Sumberjati, Sumbernanas, Sumur, WatuLawang, dan Watugede.

Page 27: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

20

C. Seni Bangunan CandiCandi berasal dari kata Candikagra yang berarti candika

sebutan untuk Dewi Durga atau dewi maut. Dari artinya tampakjelas nama candi berkaitan dengan kematian. Candi didirikansebagai pendharmaan, tempat pemujaan khususnya para raja yangberasal dari kalangan terkemuka, seperti Airlangga dirupakansebagai Dewa Wisnu dan Raden Wijaya dirupakan sebagai DewaSyiwa. Kebanyakan bangunan candi terdiri atas tiga bagian yangdisebut Triloka yaitu kaki candi, badan candi, dan atap candi. Pemba-gian seperti ini melambangkan alam semesta. Kaki candi melam-bangkan alam bawah (Bhurloka), yaitu alam dunia manusia yangdikuasai oleh hal-hal duniawi. Badan candi melambangkan alamantara (Bhuahloka), yaitu alam dunia manusia yang tidak lagi terikatpada hal-hal duniawi. Atap candi melambangkan alam atas (Shuah-loka), yaitu dunia para dewa. Pada badan candi terdapat sebuahruang atau relung-relung yang berisi arca. Relung bagian selatanterdapat arca Agastya, relung bagian utara terdapat arca Durgadan relung bagian timur terdapat arca Ganesya.

Dilihat dari susunan bentuk candi terdapat 3 corak bangunancandi, yaitu corak candi Jawa Tengah bagian selatan, corak candiJawa Tengah bagian utara dan corak candi Jawa Timur. Corak candiJawa Tengah bagian selatan lebih banyak menggambarkan tentangsusunan masyarakat yang feodal di mana raja sebagai pusat. Corakcandi ini tampak dari komplek candi kecil yang memusat pada candiutama yang lebih besar. Corak candi Jawa Tengah bagian utara lebihbanyak menggambarkan susunan masyarakat yang demokratis.Corak candi ini tampak dari komplek candi yang luas, bangunannyabesar, dan modelnya yang unik. Sedang corak candi Jawa Timur lebihbanyak menggambarkan susunan masyarakat yang federal, di manaraja berdiri di belakang mempersatukan daerah-daerah dalamrangka membentuk kesatuan. Corak candi seperti ini tampak dariletak bangunan candi utama dibagian belakang bangunan candiyang lebih kecil.1. Candi-Candi di Jawa Tengah Bagian Selatan

a. Candi Kalasan, dibangun pada tahun 778 Masehi perintahRaka I Panangkaran untuk persembahan Dewi Tara, meru-pakancandi Buddha di Jawa, tinggi candi 6 meter dan 52stupa.

b. Candi Borobudur, dibangun tahun 770 Masehi perintah rajaWisnu dari dinasti Saylindra, selesai 842 Masehi saat peme-

Page 28: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

21

rintahan Samarotungga bentuknya punden berundak dandiselesaikan dengan kosmologi Mahayana, tinggi candi 42meter, terdiri dari 3 tingkatan, yaitu Khamandatu, Rupadhatu,Arupadhatu. Panjang reliefnya 4 km, dan terdiri dari 500-anstupa.

c. Candi Mendut (timur Candi Borobodur), dibangun oleh rajaIndra dari dinasti Saylindra. Tinggi arca di dalam candi 3meter diapit oleh dua Bodhistava, Avalokithesvara (lambangdharma), Vajrapani (lambang sangha).

d. Candi Lorojonggrang (Prambanan), dibangun pada masaRaka I Pikatan sampai Daksa dari dinasti Sanjaya. Terdiricandi induk dan candi apit. Candi induk Candi terbesar di-dampingi oleh candi Brahmana (di selatan), candi Wisnu(di utara), dan candi Syiwa di depannya ada juga candiperwara berisi arca lembu/nandi.

e. Candi Sewu, dibangun atas perintah raja Indra dari dinastiSaylindra, untuk menghormati Manjusri. Terdiri dari candiinduk sejumlah 250 candi perwara 4 baris. pada pintu masukada arca Dwarapala.

f. Candi Plaosan, dibangun atas perintahRaka IPikatan, Pramo-dwardhani. Terdiri dari 2 candi induk yang dikelilingi oleh2 baris stupa, dan 2 baris candi perwara.

g. Candi Sukuh, masa Majapahit. paling jelas unsur Jawa asli,dibanding corak Hindu itu sendiri.

2. Candi-Candi di Jawa Tengah Bagian Utaraa. Candi Canggal, dibangun oleh Sanjaya dari Mataram lama,

ada prasasti canggal yang menginformasikan dinasti Sanjaya.b. Candi Gedong Songo, dibangun pada abad ke-8 Masehi,

sebagai penghormatan Trimurti khususnya Dewa Syiwa didepannya ada lembu/nandi.

c. Candi Dieng, bangunan candi ini mirip candi Gedong Songo.3. Candi-Candi di Jawa Timur

a. Candi Badhut di Malang, terkait prasasti Dinoyo tahun 760Masehi, dibangun oleh Dewa Singha Kerajaan Kanjuruhantertua di Jawa Timur.

Page 29: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

22

b. Candi Kidal, dibangun pada masa Kerajaan Singosari sebagaitempat pendharmaan Raja Anusapati dalam bentuk dewaSyiwa, terdapat relief yang menceritakan tentang garudamencuri amartha (air kehidupan).

c. Candi Jago, dibangun pada masa Kerajaan Singosari sebagaitempat pendharmaan Raja Wisnuwardhana, terdapat reliefyang menceritakan tentang Kunjarakarna, Parthayajna,dan Krisnayana.

d. Candi Jawi, dibangun pada masa Kerajaan Singosari terakhirsebagai pendharmaan Raja Kertanegara. Corak arsitekturHindu-Buddha.

e. Candi Singosari, dibangun pada masa Kerajaan Singosariterakhir sebagai pendharmaan Raja Kertanegara. Bagianbawah candi belum selesai sedangkan bagian atas sudahselesai, candi ini melambangkanpuncak gunung Mahameru.

f. Candi Sumberawan, dibangun sebagai penghargaan ataskunjungan Prabu Hayam Wuruk ke kaki Gunung Arjuna.dibangun setelah Candi Singosari.

g. Candi Penataran, berdiri sejak Raja Srengga dari KerajaanKediri, direnovasi pada masa Majapahit, dan selesai padamasa Prabu Hayam Wuruk berkuasa.

D. Sejarah Berdirinya Candi Singosari

Gambar 3.1: Foto Candi Singosari Keadaan Sekarang(Sumber : Kajian Lapangan, 2010)

Page 30: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

23

Situs Candi Singosari berada di Jalan Kertanegara Desa CandiRenggo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Dari Kota Malangsekitar 10 km ke arah utara dan dari Kota Surabaya sekitar 88 km kearah selatan.

Menurut Piagam Singosari bertarikh 1273 Saka atau 1351Masehi yang diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dalam buku Beschrij-ving van Tjandi Singasari en de volkentoneelen van Panataran (1909),disebutkan bahwa Candi Singosari dibangun atas keputusan DewanPertimbangan Agung (Sapta Prabhu), yang terdiri dari tujuh rajayang perintahnya disampaikan oleh Tribhuwanatunggaldewi Maha-rajasa Jayawisnuwardhani, kepada Mahamentri Rakryan EmpuMada untuk mendirikan candi bagi Mahabrahmana, kepada agamaSyiwa Buddha (ajaran Tantrayana), mantan mahapatih yang gugurbersama-sama Prabu Kertanegara.

Berdasarkan bunyi piagam di atas, jelas bahwa Candi Singosaripada dasarnya peninggalan Majapahit di bawah Tribhuwanatung-galdewi. Pembangunan dimaksudkan untuk memperingati jasa dankesetiaan mantan Patih Singosari, Pu Raganatha atau Sang Rama-pati, yang gugur bersama Prabu Kertanegara ketika terjadi serangandari Gelang-gelang (daerah Kediri) di bawah pimpinan Raja Jayakat-wang.

Menurut buku Dari Pura Kanjuruhan Menuju Kabupaten Malang:Tinjauan Sejarah Hari Jadi Kabupaten Malang (1984), tempat dimanaCandi Singosari dibangun itu dahulunya merupakan komplekspercandian di mana Raja Kertanegara beserta patih dan sejumlahmenterinya sedang mengadakan upacara Tantrayana di sekitar hala-man candi itu dan saat itulah diserang oleh musuh secara mendadak.Kertanegara, mahapatih dan semua para menterinya mati bersama-sama.

Candi Singosari memiliki banyak nama antara lain: Pertama,sekitar abad ke-19 (tahun 1800-1850 Masehi) disebut oleh orangBelanda dengan nama “Candi Menara”. Mungkin karena bentuknyayang seperti menara. Kedua, seorang ahli purbakala bangsa Eropabernama W.F. Stutterheim, pernah memberi nama dengan sebutan“Candi Cella”. Alasanya mungkin karena candi ini mempunyai celahsebanyak empat buah pada dinding-dinding di bagian badan candi.Ketiga, laporan dari W. Van Schmid yang mengunjungi candi inipada tahun 1856 Masehi, diberi nama “Candi Cungkup”. Keempat,sebagian penduduknya memberi nama “Candi Renggo”. Mungkinkarena posisi candi ini berada di Desa Candi Renggo. Kelima, sampai

Page 31: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

24

hari ini penduduk setempat memberi nama yaitu “Candi Singosari”.Mungkin karena lokasinya berada di Kecamatan Singosari. Lalupertanyaannya apa nama asli dari Candi Singosari ini ? sampai saatini belum diketahui secara pasti.

Dalam Kitab Pararaton disebutkan tentang tempat pendhar-maan Raja Kertanegara yaitu sebagai berikut: Ciri Ciwabudha dhinarmaring Tumapel: Sri Suwabudha (sebutan Raja Kertanegara) didharmakandi Tumapel, nama bangunannya adalah Purwapatapan. Dari ketera-ngan Pararaton tersebut, apakah dapat diduga bahwa Purwapatapansama dengan Candi Singosari sekarang ? Belum jelas.

Candi Singosari ditemukan pada tahun 1803 Masehi berupatumpukan batu dan diperbaiki oleh Dinas Purbakala Hindia Belandapada tahun 1934-1937 Masehi hingga diperoleh bentuknya yangsekarang ini. Keistimawaan Candi Singosari: candi ini seolah-olahmempunyai dua tingkatan, karena bilik-bilik candi yang seharusnyaada pada badan candi, namun pada Candi Singosari bilik-bilik terse-but berada pada kaki candi. Candi ini ketika dibangun nampaknyabelum selesai, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya relief padabagian badan dan kaki candi, sedangkan pada bagian atas sudahselesai. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa cara pem-buatan ragam hias candi Singosari ini dimulai dari bagian atas.1. Deskripsi Bangunan Candi Singosari

Candi Singosari di bangun dari batuan andesit, orientasi ba-ngunan candi ini menghadap ke arah barat. Bagian-bagian candi,dijelaskan dari bawah ke atas sebagai berikut:

a. Sebuah tingkat bawah persegi empat yang disebut baturcandi atau teras candi. Batur atau teras candi dapat dinaikidari arah barat melalui sebuah tangga buatan (Gambar 3.1).Dahulu tangga aslinya ada dua dan terdapat di sebelah kanandan kiri, penampilan candinya adalah batur atau teras yangmenjorok ke arah barat di depan pintu masuk ruang utama,tetapi sayang batur atau teras yang menjorok tersebut batu-batunya sudah tidak ditemukan kembali, sehingga tidak dapatdipasang lagi sebagaimana mestinya. Untuk mengetahui bentukasli dari jorokan dan posisi tangga naik tersebut (Gambar3.2).

b. Kaki candi yang tinggi dan sekaligus menjadi ruangan tem-pat arca-arca. Setelah kita berada di atas batur atau teras,

Page 32: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

25

maka kita berhadapan dengan kaki candi yang sekaligussebagai ruang utama di tengah dan menghadap ke arah barat.Selevel dengan ruang utama, terdapat 5 (lima) relung yangmengelilingi dinding kaki candi. Pada dinding kaki candisebelah barat ditemukan 2 (dua) buah relung yang mengha-dap ke arah barat. Di dinding kaki candi sebelah utaraterdapat 1 (satu) relung, dinding kaki sebelah timur terdapat1 (satu) relung dan dinding kaki sebelah selatan terdapat 1

(satu) relung. Isi dari relung-relung dinding kaki tersebutsekarang sudah kosong tanpa arca kecuali relung pada din-ding bagian selatan yang masih diisi oleh arca Syiwa Guru

(Gambar3.8). Sekitar tahun 1819 Masehi arca-arca dari CandiSingosari ini banyak yang diambil dan diangkut ke negeriBelanda, dan selanjutnya ditempatkan di Museum Leiden.

Begitu kita berada di depan pintu ruang utama, pada posisisebelah kanan dan sebelah kiri terdapat relung pengapit yang lebihkecil. Relung pengapit sebelah utara dahulu ditempati oleh arcaMahakala. Sedangkan relung pengapit sebelah selatan ditempatioleh arca Nandicwara.

Demikian juga pada ambang atas pintu masuk ke ruang utama,relung bagian utara, timur, dan relung bagian selatan, terdapat hia-san kepala Bhutakala, Banaspati (raja Hutan) atau Karang Boma.Hiasan kepala Bhutakala ini disebut Kirtimuka, yaitu muka untuktempat suci yang menurut Kitab Skandapurana (salah satu dari sekiankitab suci Hindu) diperintah oleh Dewa Syiwa untuk melindungitempat-tempat sucinya.

Di dalam ruang utama, yang kita dapati sekarang hanyalahsebuah pedestal (landasan) yang sudah rusak dari sebuah arca ataulingga. Menurut uraian Oey Bloom dalam disertasinya tahun 1939Masehi (The Antiquites of Singosari) bahwa pedestal tersebut meru-pakan landasan dari sebuah arca, buka lingga. Karena sejak ditemu-kannya bangunan tersebut dan ketika diadakan penggalian dalamrangka pemugaran, juga sampai sekarang tidak ditemukan linggayang ukurannya sesuai dengan ukuran lubang pedestal. Oey Bloomberkesimpulan bahwa pedestal tersebut seharusnya sebagai landasansebuah arca. Arca itu menurut Oey Bloom adalah arca Syiwa Bhai-rawa. Dasar alasan yang dipakai olehnya adalah keterangan darisurat Nicolaus Engelhard yang mengangkut 6 (enam) buah arca

Page 33: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

26

Gambar 3.2: Denah Candi Singosari

dari Candi Singosari. Salah satu diantara 6 (enam) arca tersebutadalah Syiwa Bhairawa. Selanjutnya menurut Oey Bloom bahwaarca itu mempunyai ukuran tinggi: 1,67 meter, lebar: 0,78 meter, dandalam: 0,60 meter. Sedangkan permukaan pedestal yang ditemukandi dalam ruang utama tersebut hampir sama dengan ukuran arcaSyiwa Bhairawa apabila kita akan meletakkan diatasnya.

Pedestal (landasan)

(Sumber : Myrtha, 2009)

c. Badan candi yang berbentuk langsing, dan pada keempat sisibadan tersebut terdapat empat relung, tetapi keempat relungini tidak ada tanda-tanda bahwa di relung itu dahulu berisi arca,atau memang relung tersebut tidak perlu diisi arca, mengingatkedalaman relungnya kurang memungkinkan untuk tempatperletakan arca. Dalam sistem pantheon dari aliran SyiwaSidhanta, alam ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu alam Niskala(tidak terwujud), tempat paramasyiwa bersemayam. Kedudu-kannya di alam atas. Tidak berwujud, tidak dapat dibayangkan,tetapi ada. Pada bagian Candi Singosari diwakili oleh puncak.Kemudian ada alam Sekala-Niskala (alam wujud tak wujud).

Page 34: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

27

Alam ini merupakan alam antara, dan diduduki oleh Sadasyiwadengan empat aspeknya yang kesemuanya sebenarnya penjel-maan dari Syiwa juga. Mereka itu adalah Syiwa, Wisnu, Brahma,

dan Maheswara. Sedangkan alam bawah adalah alam Sekala(alam wujud),yaitu bagiankakicandi yang dikuasaioleh Maheswara.

Pada Candi Singosari, tubuh candi melambangkan alamSekala-Niskala yaitu alam antara. Alam ini dikuasai oleh dewa Syiwasebagai Sadasyiwa dengan keempat aspeknya. Sadasyiwa sendiriberada di pusat, sedangkan keempat aspeknya berada pada empatpenjuru mata angin, yaitu Syiwa di barat, Wisnu di utara, Brtahmadi selatan, dan Maheswara di timur. Empat relung yang ada padabadan candi, walaupun kenyataanya tidak diisi oleh arca, tetapikeberadaan relung ini sudah dapat menunjukkan bahwa relungtersebut sebagai tempat dewa-dewa tadi. Relung pada badan candiyang merupakan alam Sekala-Niskala telah dibuktikan secara teknisoleh struktur bangunannya, yaitu apabila bangunan Candi Singosariini utuh, maka relung pada badan candi akan tertutup oleh puncakdi depannya, apabila kita pandang secara tegak lurus, relung terse-but tidak kelihatan, akan tetapi kalau kita pandang dari arah menye-rong, maka relung itu akan tampak sebagian. Itulah barangkalimakna yang terkandung dari alam Sekala-Niskala, yaitu sesekali akantampak dan sesekali akan tidak tampak.

Di atas setiap relung terdapat pula kepala Bhutakala atau Kirti-muka yang ornamennya sudah sempurna, yang sangat jauh berbedadengan penyelesain hiasan Bhutakala yang terdapat di atas pinturuang utama pada kaki candi yang kebanyakan belum selesai(Gambar 3.3 dan 3.4).d. Puncak candi yang menjulang tinggi dan makin ke atas semakin

runcing yang berbentuk limas dengan atap pejal berbentuk kubus.Pada awalnya bentuk puncak ini runcing (Gambar 3.5), namunsekarang sudah runtuh, begitu pula keempat puncak yang me-ngelilinginya. Tetapi sekarang bentuk tersebut terkesan sangatberbeda dari bentuk aslinya (Gambar 3.1) di atas.

Page 35: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

28

ak Depan Candi Singosari pada Awal P

Gambar 3.3: Kirttimuka yang berada di atas Relung Badan Candi

Gambar 3.4: Kirttimuka yang berada di atas Relung Kaki Candi

Gambar 3.5: Tamp embangunannya(Sumber : Suwardono, 2001; Myrtha, 2009)

Page 36: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

29

2. Gambaran dan Fungsi Candi SingosariMenurut dogma agama Hindu, candi merupakan gambaran

tiruan (replika) dari gunung Himalaya di India. Disana terdapatpuncak tertinggi yang dinamakan Gaurisangkar yang dikelilingi olehempat puncak yang lebih rendah, empat puncak tersebut adalahDaula Giri, Nanga Parbat, Nanda Devi, dan Koncanjanghu. GunungGaurisangkar dengan puncak-puncaknya itu oleh orang Hindu di-anggap sebagai tempat bersemayam para dewa. Gunung tempattinggal para dewa tersebut dinamakan Meru. Puncak dari Merudisebut puncak Kailasa. Kailasa inilah istana surga para dewa.

ShuahlokaPuncak Candi

BhuahlokaBadan Candi

BhurlokaKaki Candi

Batur/Teras Candi

Gambar 3.6: Susunan Tingkatan Candi Singosari(Sumber: Suwardono, 2001; Myrtha, 2009)

Sebagai Gunung Meru yang berpuncak di Kailasa, sebagaima-na Himalaya yang berpuncak Gaurisangkar, maka puncak Kailasajuga dikelilingi oleh empat puncak yang lebih rendah, yaitu Mandala,Gandhamana, Vipula, dan Suparsya (Suwardono, 2001). Gunung Merudengan puncak Kailasa dan dikelilingi oleh empat puncak yang lebih

Page 37: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

30

rendah inilah yang merupakan pilar sentral alam semesta dantempat tinggal para dewa. Dengan demikian bangunan candi yangdibangun secara vertikal sebenarnya mengacu kepada konsep Meruitu. Apabila gunung Meru strukturnya memiliki kaki, badan, danpuncak, maka bangunan candi pun memiliki struktur yang sama,yaitu kaki, badan, dan puncak. Kaki candi merupakan gambaran kakigunung, badan candi merupakan gambaran lereng gunung, danpuncak candi adalah gambaran puncak gunung. Dalam filsafat aga-ma Hindu dikenal dengan sebutan Triloka, yaitu: Bhurloka = kakicandi, Bhuahloka = badan candi, dan Shuahloka = puncak candi(Gambar 3.6). Bhurloka menggambarkan alam bawah, Bhuahlokamengambarkan alam manusia, sementara Shuahloka menggambar-kan alam para dewa. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkanbahwa Candi Singosari merupakan gambaran perwujudan darigunung Meru. Struktur bangunan tersebut terdiri dari sebuah bangu-nan yang tinggi dengan dikelilingi empat bangunan yang berpuncaklebih rendah. Sayang sekali Candi Singosari sekarang telah kehila-ngan puncak-puncaknya. Hal ini disebabkan karena keruntuhannyaterlalu lama, sehingga batu candi yang berserakan akhirnya diguna-kan oleh sebagian penduduk sebelum direnovasi dan dirawat kem-bali. Juga sebagian digunakan untuk pengerasan jalan yang justrudisetujui oleh pemerintah Hindia Belanda pada masa itu.

Banyak yang menganggap bahwa Candi Singosari berfungsisebagai makam Raja Kertanegara, yaitu raja terakhir KerajaanSingosari. Mungkin Candi Singosari dapat dihubungkan denganRaja Kertanegara, tetapi sebagai makam atau tempat menyimpanabu jenazah Raja Kertanegara sangat diragukan dan tidak dapatdibuktikan.

Dahulu, apabila raja maninggal dunia, menurut kebiasaandalam agama Hindu jenazahnya dibakar dan abunya dilarung kesungai atau ke laut, atau ditebarkan di penjuru mata angin. Setelahitu dibuatkan tempat pendharmaannya, yaitu suatu bangunansebagai tempat pemujaan bagi arwahnya, pada umumnya orangmenyebut “candi”. Di dalam candi terdapat sumuran dan di dalamsumuran itulah diletakkan Garbhapatra, yaitu sebuah bejana persegidari batu yang dikotak-kotak berlubang 9 (sembilan) sampai 25 (duapuluh lima). Di dalam kotak-kotak lubang tadi diletakkan peripih.Peripih adalah bermacam-macam benda dari logam, batu, dan biji-bijian, serta tanah (Suwardono, 2001).

Pada Candi Singosari tidak ditemukan kotak-kotak batu yangberlubang tempat menyimpan pelipih. Keanehan lagi bahwa Candi

Page 38: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

31

Singosari tidak mempunyaisumuran tempatmenyimpanGarbhapatra.Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

Candi Singosari lebih sesuai jika disebut sebagai tempat pemujaan.Pemujaan tersebut ditunjukan kepada dewa Syiwa, karena sistemmandala yang terlihat pada Candi Singosari berdasarkan pada arca-arcanya merupakan candi Hindu. Apakah Syiwa disini diwujudkansebagai Syiwa Bhirawa atau dalam perwujudannya yang lain, belumbegitu jelas !.

Di dasar lantai ruangan utama, dibawah pedestal (landasan)terdapat saluran air yang menuju ke utara. Tepat berada di depanpintu relung bagian sisi barat, pada teras candi masih dapat kitalihat saluran air tersebut. Begitu pula di bawah tempat bekas arca-arca di relung bagian sisi utara, sisi timur dan sisi selatan. Namunsaluran-saluran itu sekarang sudah ditutup.

Fungsi dari saluran-saluran ini adalah sangat penting bagi yangmengikuti upacara keagaman karena sebelum melakukan upacara,orang harus membasuh arca dengan air yang sudah dimantrai olehBrahmana. Pembasuhan arca tidak hanya terhadap arca di ruangutama, tetapi juga termasuk arca-arca yang ada di masing-masingrelung di sisi utara, timur dan selatan. Dengan demikian air pemba-suh tersebut akan jatuh ke bawah dan mengalir melalui saluran-saluran yang selanjutnya menjadi satu dan mengalir menuju pancu-ran di teras sisi utara. Air tersebut tidak dibuang, tetapi ditampung.Air tampungan ini dianggap sebagai air amertha, yaitu air suci yangkeluar dari akibat pengadukan lautan susu (Samodramanthana) olehGunung Mandara.

Dari uraian di atas, Candi Singosari selain berfungsi sebagaibangunan pemujaan, juga berfungsi sebagai transformator (alatpengubah) dari air biasa menjadi air suci (amertha). Dengan demi-kian Candi Singosari selain menggambarkan tiruan Gunung Merujuga sebagai gambaran Gunung Mandara. Anehnya, di Jawa antaraGunung Meru dan Gunung Mandara tidak dibedakan.

Selain gambaran di atas, Candi Singosari juga digambarkansebagai sebuah lingga dan yoni. Anggapan ini didasarkan pada kon-disi struktur bangunannya. Teras pada sisi utara yang segi empat danmemiliki cerat pada sisi utara, serupa dengan struktur permukaanyoni. Begitu pula badan candinya yang menumpang di atas terasbatur, seolah-olah sebagai lingga yang menumpang pada permukaanyoni.

Page 39: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

32

Dari semua uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa CandiSingosari merupakan:1. Tiruan Gunung Meru yang berpuncak pada Kailasa dengan em-

pat puncak yang lebih rendah, yaitu Gunung Mandara, GunungGandhamana, Gunung Vipula, dan Gunung Suparsya.

2. Simbolisasi dari konsep Samodramanthana (pengadukan lautansusu) yang menggunakan Gunung Mandara sebagai prosespengadukan dan keluarlah air suci yang disebut amertha.

3. Simbolisasi dari lingga dan yoni, karena adanya teras batur yangmemiliki cerat pada sisi utara sebagai yoni dan candinya sebagailingga.

Candi Singosari yang kita lihat sekarang ini sangat menarikperhatian. Pada umumnya bangunan candi dihias dengan hiasanyang rata mulai dari atas sampai ke bawah. Pada Candi Singosarikita tidak mendapatkan hal yang demikian. Hiasan di Candi Singo-sari tidak seluruhnya diselesaikan. Hal ini menunjukkan bahwa CandiSingosari dahulu belum diselesaikan tetapi kemudian ditinggalkanoleh penganutnya. Sebab-sebab ditinggalkan adalah dihubungkandengan adanya peperangan, yaitu serangan Raja Jayakatwang dariKerajaan Kediri (Gelang-gelang) terhadap Raja KertanegaraKerajaan Singosari yang terjadi pada tahun 1292 Masehi.

Serangan Raja Jayakatwang tersebut dapat menghancurkan(pralaya) Kerajaan Singosari, itulah maka Candi Singosari tidak sem-pat diselesaikan dan akhirnya terbangkalai. Tidak selesanya bangu-nan candi ini bermanfaat juga bagi kita yang ingin mengetahui teknikpembuatan ornamennya. Tampak bahwa hiasan itu dikerjakan dariatas ke bawah. Bagian atas dikerjakan dengan sempurna, bagian badancandi (tengah) sebagian sudah selesai, dan bagian bawah sama sekalibelum diselesaikan.3. Deskripsi/Filosofi Relief dan Arca Candi Singosaria. Arca Siwa Bhairawa

Ruang utama didalam bilik candi (Gambar 3.2) yang mengha-dap ke arah barat ada pedestal (landasan), landasan ini dimungkin-kan ditempati oleh arca Bhairawa yang sekarang sudah tidak adadi tempatnya.

Page 40: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

33

Gambar 3.7: Arca Syiwa Bhairawa(Sumber: Suwardono, 2001; Myrtha, 2009)

Apa makna dan filosofi dari arca Bhairawa ini? Berikut penje-lasannya. Bentuk arca Syiwa Bhairawa ini digambarkan jongkokduduk di atas Srigala. Sedangkan kaki bertumpu pada lapik-lapiktengkorak. Tubuhnya seluruhnya telanjang dan hanya ditutupi cawat.Hiasan yang dipakainya seluruhnya terdiri dari hiasan tengkorak(kepala). Bertangan empat (caturbhuja) yang masing-masing membawapisau, mangkok tengkorak, trisula dan gendang kecil (Gambar 3.7).

Bhairawa hanya memiliki dua tangan. Tangan kiri memegangmangkok dan tangan kanan membawa pisau belati. Jika tangannyaada empat, maka biasanya dua tangan lainnya memegang trisuladan gendang kecil. Tangan kanan yang memegang trisula dantangan kiri yang memegang gendang kecil, kemudian kedua tangantersebut diikat oleh tasbeh yang dapat dikaitkan dengan pinggang.Kegunaan dari pengikat ini adalah untuk memperkuat dan mem-perindah pada saat menari di lapangan mayat damaru atau ksetra.

Penggambaran Bhairawa membawa pisau konon untuk upa-cara ritual Matsya atau Mamsa. Membawa mangkuk untuk menam-pung darah pada saat upacara minum darah. Sementara tanganyang satu lagi membawa trisula. Wahana atau kendaraan Syiwadalam perwujudan sebagai Syiwa Bhairawa adalah srigala karenaupacara dilakukan di lapangan mayat dan srigala merupakan hewanpemakan mayat. Bhairawa merupakan Dewa Syiwa dalam salah

Page 41: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

34

satu aspek perwujudannya. Bhairawa digambarkan bersifat ganas(ugra), memiliki taring, dan sangat besar seperti raksasa.b. Arca Dewi Durga

Relung pada dinding sebelah utara kaki candi ditempati oleharca Durga, yang sekarang sudah tidak ada ditempatnya. Maknadan filosofi dari arca Durga adalah bentuk Dewi Uma Parwati (istridari dewa Syiwa) dalam penjelasannya yang bersifat Demonis(raksasa). Arca Durga ini diwujudkan sebagai sebuah Durgamanisa-suramardini, yaitu bentuk Durga ketika berperang melawan raksasa(Asura) yang mengacau kahyangan. Durga yang bertangan 8(delapan) dengan senjata-senjata milik para dewa menghajar rajaraksasa (Asura). Karena merasa gusar, raksasa (Asura) berubah wujudsebagai lembu (Mahisa). Tetapi Durga dapat mengalahkannya.Sebelum terbunuh raksasa (Asura) keluar dari badan lembu, namunseketika itu juga rambut raksasa (Asura) direnggut, kemudianraksasa (Asura) dapat dibunuh.

Penggambaran Durgamanisasuramardini di sini sangatistimewa. Karena pada umumnya Durga dilukiskan berdiri tegakatau berdiri dengan gaya melengok. Durga dilukiskan dengan sikapgagah serta kaki yang melangkah lebar (bahasa Jawanya =ngangkang) yang merupakan ciri khas dari kesenian KerajaanSingosari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jiwa Tantrismelekat pada arca tersebut yang tampak agresif. Hal tersebut sesuaidengan sifat religius (keagamaan) Raja Kertanegara yang menganutSyiwa Buddha Tantrayana (Gambar 3.8).

Gambar 3.8: Arca Dewi Durgamanisasuramardini (Dewi Durga)(Sumber: Suwardono, 2001; Myrtha, 2009)

Page 42: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

35

c. Arca Dewa GaneshaRelung pada dinding sebelah timur kaki candi ditempati oleh

arca Dewa Ganesha. Yang sekarang juga sudah tidak ada lagi ditempatnya. Makna dan filosofi arca Dewa Ganesha adalah putradari dewa Syiwa dengan Dewi Uma Parwati. Ia digambarkan seba-gai bentuknya yang gemuk, perutnya yang buncit, dan kepalanyayang berbentuk kepala gajah. Mengapa berpentuk kepala gajah?Banyak versi yang menceritakan secara berlainan. Versi kitab Sma-radhana misalnya yang ditulis oleh Mpu Dharmaja dari zamanKerajaan Kediri menceritakan bahwa ketika Dewi Parwati (istridewa Syiwa) sedang mengandung, ia dikejutkan oleh kendaraanDewa Indra, yaitu seekor gajah yang sangat besar yang bernamaAirawata yang dibawa oleh Dewa Indra untuk mengunjungi DewiParwati. Karena terkejut yang amat sangat akhirnya bayi yangdikandungnya lahir, bayi tersebut berkepala gajah. Dewa Ganeshadigambarkan duduk, bertangan 4 (empat), bersenjatakan kapak dantasbih serta tidak pernah ketinggalan membawa mangkok. DewaGanesha adalah dewa ilmu pengetahuan, hal ini dilambangkan olehbelalainya yang terus menerus mengisap madu di dalam mangkokyang dibawanya, serta perutnya yang gendut (lambodhara) jugasebagai dewa penghancur rintangan (wigneswara) karena sifatnyaitulah orang sering memohon perlindungannya dengan menyebutOm Awignam Astu (Gambar 3.9).

Gambar 3.9: Arca Dewa GaneshaSumber : Suwardono, 2001; Myrtha (2009)

Page 43: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

36

Gambar 3.10: Arca Syiwa Guru

d. Arca Syiwa Guru

(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

Relung pada dinding sebelah selatan kaki candi ditempati oleharca Dewa Syiwa Guru atau disebut juga Resi Guru. Arca ini seringdikenal dengan sebutan Resi Agastya. Arca ini sekarang masih adadi tempatnya (Gambar 3.10). Makna dan filosofi dari arca SyiwaGuru adalah sebagai Resi Guru, yaitu guru dari para resi. Oleh sebabitu ia digambarkan sebagai orang tua yang berjanggut dan berkumislebat. Memakai sorban atau terkadang rambutnya disanggul. Mem-bawa tasbih dan kendi Amertha. Pada pundak kiri terdapat kabutlalat (cemara), sedangkan pada sisi kanan terdapat senjata Trisula.Bentuk badannya tegap dan perut buncit (lambodhara) menandakanbahwa ia putus dalam berbagai ilmu keagamaan. Di bagian kiri bawahterdapat tumbuhan teratai merah yang keluar dari umbinya, bentukrelief seperti ini merupakan ciri khas dari kesenian Kerajaan Singo-sari. Syiwa Mahaguru ini ada yang menghubungkan dengan tokohResi Agastya. Resi Agastya dalam teogoni (asal usul dewa) Hindudikenali sebagai salah satu murid Dewa Syiwa yang paling disaya-ngi. Oleh sebab itu ia dianggap sebagai penjelmaan Syiwa di dunia.Resi Agastya dianggap pula sebagai pembawa dan penyebar agamaHindu di India selatan dan Indonesia.

Page 44: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

37

Gambar 3.11: Arca Dewi Uma Parwa(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

e. Arca Dewi Uma ParwatiDewi Uma Parwati adalah istri dari Dewa Syiwa. Arca ini

berdiri pada sebuah yoni besar. Arca Dewi Parwati digambarkandalam keadaan sambhangga (berdiri tegak) dengan sikap tangandepan lingga mudra (jari tangan kanan mengepal dengan ibu jarimenunjuk ke atas, dan berada di atas telapak tangan kiri yangterbuka). Kedua tangan yang berada di belakang atas, didugabahwa tangan kanannya memegang padma dan tangan kirinyamembawa Camara (kabut lalat). Arca Dewi Uma Parwati ini dihiasdengan upavita (tali kasta) berbentuk ular, Katibandha (ikat pingga-ng) mutiara, memakai Hara (kalung), Keyura (kelat bahu), Kankana(gelang tangan), dan Napura (gelang kaki). Kepala dari arca DewiUma Parwati ini patut mendapat perhatian yang istimewa, karenabukan kepala arca Dewi Uma Parwati yang sebenarnya. Kepala arcaDewi Uma Parwati yang sebenarnya diduga putus dan tidak ditemu-kan kembali.

Di sebelah kiri dan kanan arca Dewi Uma Parwati terdapat arcapengiring dengan sikap tangan Anjalimudra (sikap tangan menyem-bah). Pada sisi luar arca-arca pengiring terdapat tumbuhan terataiyang keluar dari pot kecil. Sedangkan di atas teratai-teratai tersebutpada sisi kanan terdapat arca Ganesha duduk di bagian bawahdengan perut gendut, dan kapak berada di tangan kiri atas.

ti

Page 45: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

38

Sedangkan bagian atas terdapat arca Syiwa dengan kendiAmertha di pinggang kiri. Di sini Syiwa digambarkan sebagai Maha-yogi atau Syiwa Guru. Pada sisi kiri arca Dewi Uma Parwati jugaterdapat dua arca kecil. Di bagian bawah terdapat arca Syiwa Bhai-rawa, dimana jelas duduk di atas seekor Srigala, membawa Trisulaserta hiasan kalung tengkoraknya yang jelas kelihatan. Bhairawakecil ini mirip sekali dengan arca Syiwa Bhairawa yang besar. Untukarca kecil di atasnya, itu adalah arca Kartikeya atau Skanda, yaituputra Syiwa dan Parwati juga. Ia adalah dewa perang. Berkepala 6(enam) dan bertangan 12 (duabelas) yang masing-masing tanganmemegang senjata. Kendaraan (wahana)-nya adalah seekor burungMerak. Arca Mendala Parwati ini merupakan suatu bentuk perwu-judan dari suatu aliran Tantrayana, mengingat adanya arca-arcapendudung yang salah satunya jelas menunjukkan sifat “Tantrisnya”yaitu Syiwa Bhairawa, juga “Mudra” Dewi Uma Parwati yang bersi-kap Linggamudra yang merupakan mudra dari aliran Tantrayana.Bentuk komposisi perletakan arca seperti ini merupakan ciri khasdari kesenian Kerajaan Singosari (Gambar 3.11).f. Arca Dwarapala

Situs arca Dwarapala terletak di sebelah barat situs CandiSingosari. Tepatnya berada disisi kiri dan kanan jalan utama desaCandi Renggo yang membujur dari arah timur ke barat. Dua arcaDwarapala yang sebelah kiri (selatan) berada diatas pedestal yangdibuat sekitar tahun 1982 Masehi sewaktu arca tersebut diangkatdari kondisinya yang tenggelam sebatas perut menghadap utara.Situs itu berbentuk dua arca yang dibuat dari batu monolitik denganketinggian 3,70 meter. Keberadaan dua arca itu menunjukkan bah-wa lokasi itu pada masa lalu merupakan pintu gerbang KerajaanSingosari, sebab fungsi arca Dwarapala di masa lalu memang sebagaisimbol dari penjaga pintu atau pintu gerbang.

Nama Dwarapala sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yangbermakna penjaga pintu atau pengawal pintu gerbang. Sekalipunkeberadaan dua arca Dwarapala menunjuk pada kemungkinanpintu gerbang kerajaan di masa lalu, namun hingga saat ini belumdilakukan rekonstruksi untuk mengetahui di manakah letak istanaSingosari secara tepat dan benar apakah disebelah barat atau timurdari Dwarapala karena situs bangunan istana Singosari sampaisekarang belum diketahui letaknya. Jika kita bertitik tolak dari ajaranSyiwa terutama yang berkaitan dengan keberadaan dua arcaDwarapala atau penjaga gerbang pintu bangunan suci, maka kita

Page 46: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

39

dapat menyimpulkan bahwa dua arca Dwarapala itu sebenarnyaberada di sebelah barat istana Singosari. Alasannya adalah di dalamajaran Syiwa ditetapkan bahwa Dewa Syiwa bersemayam di puncakKailasa yang digambarkan dalam wujud lingga, yaitu pada pintugerbang sebelah timur terdapat penjaga utama yakni Ganesha. Padapintu gerbang sebelah utara terdapat penjaga utama yakni BhattariDurga. Pada pintu gerbang sebelah selatan terdapat penjaga utamayakni Rsi Agastya. Sedangkan pada pintu gerbang sebelah baratterdapat dua penjaga yakni Kala dan Amungkala. Berdasarkan pen-jelasan di atas, maka dapat dipastikan bahwa dua arca Dwarapalayang dianggap sebagai penjaga pintu gerbang istana Singosari yangmerupakan tokoh penjaga pintu gerbang yakni sebelah kiri Kaladan sebelah kanan Amungkala. Jika interpretasi ini benar, makasudah pasti letak istana Singosari berada di sebelah timur dari kedua arca Dwarapala tersebut.

Secara sepintas kedua arca ini nampak sama sehingga dapatdikatakan sebagai raksasa kembar. Hanya sikap tangan dari kedua-nya yang berbeda (Gambar 3.12). Arca Dwarapala yang berada diselatan jalan, tangan kiri berada diatas lutut kiri, tangan kananmemegang gada yang ditelungkupkan ke bawah. Sedangkan arcaDwarapala yang berada di utara jalan, tangan kiri memegang gadayang ditelungkupkan, tangan kanan bersifat “memperingatkan”dengan jari-jari tengah dan telunjuk diacungkan keatas, sedangkantiga jari lainnya dirapatkan di telapak tangan.

Atibut yang dikenakan pada kedua arca tersebut bernuansakekerasan. Kepalanya memakai hiasan semacam ikat kepala yangdihias dengan hiasan kepala atau tengkorak-tengkorak. Keduatelinga memakai anting-anting berbentuk tengkorak yang dikombi-nasi dengan untaian manik-manik. Anting-anting ini bernamaKapala Kundala. Hiasan kelat bahu disebut Sarpa Keyura yaitu kelatbahu yang berupa seekor ular. Hiasan gelang disebut BhujanggaValaya yang merupakan gelang dari ular. Hiasan tali yang melingkardibahu dan menjuntai ke perut disebut Yajnopavita yaitu tali kastayang berupa seekor ular besar. Diatas perutnya memakai hiasanikat pinggang yang disebut Udarabandha. Pada lehernya memakaikalung dari untaian tengkorak yang disebut Kapala Hara. Padakedua kakinya memakai gelang binggel dari ular. Gelang demikiandisebut Bhujangga Nupura. Kedua arca raksasa ini membawa gadayang pangkalnya berbentuk Wajra. Wajra adalah lambang petiryang mempunyai kekuatan dahsyat. Bentuk gada dari masing-masingraksasa itu jika diperhatikan secara seksama ada sedikit perbedaan.

Page 47: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

40

ambar 3.13: Patung Ken Dedeumber: Kajian Lapangan, 2010

Bagian bawah arca raksasa memakai kain sarung yang dibagianalat vitalnya dihias dengan motif tengkorak. Banyaknya hiasan-hiasan motif tengkorak yang mendominasi atribut-atribut arcaDwarapala tersebut menunjukkan suatu ciri dari langgam atau gayakesenian zaman Kerajaan Singosari yang berdasarkan agama SyiwaBuddha aliran Tantrayana.

Gambar 3.12: Arca Dwarapala(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

g. Arca Ken Dedes

G s(S )

Page 48: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

43

Kitab Pararaton :

Kendedes tumurun saking padati,Katuwon pagewening widhi kengis wentisiraKengkap tekeng rahasyaniraNeberkaton murub denira Ken Arok…………………Langira danghyang Lohgawe :Yen hana stri mangkana iku stri nariswari araneYadnyaningwong papa angalapa ring wong wadon ikuDadi ratu anakrawati …. (Pararaton)

Artinya:Ketika Kendedes turun dari keretanyaAda angin semilir hingga membuat betisnya terlihatTerbuka hingga ke rahasianyaDan terlihat menyala oleh Ken Arok…………….Dijawab oleh pendeta LohgaweJika ada wanita dengan nyala seperti itu disebut nariswariJika ada orang bisa mengawininya, walaupun dia berdosa,Kelak dia akan menjadi raja besar

Demikian titik pangkal munculnya kerajaan besar Singosaribermula dari “terlihatnya rahasia” Ken Dedes. Sejak saat itu KenArok berupaya sekuat tenaga untuk memujudkan impiannya menja-di raja. Dimulai dari pembuatan keris sakti (dari Mpu Gandring),menyingkirkan Tunggul Ametung, mengesahkan status kerajaannyadengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi, dan terakhir menga-lahkan raja Kediri Jayakatwang untuk menjadikanya sebagai rajamutlak atas tanah Jawa. Selanjutnya raja-raja Singosari adalah garisketurunandari Ken Dedes, bahkanhingga sampai ke dinastiMajapahit.

Singosari muncul di permukaan sejarah awal abad ke-13 dilembah sungai Brantas sekitar Kota Malang. Walaupun diselingioleh periode “berdarah-darah” antara para keturunan Ken Dedesdengan Ken Umang (istri lain Ken Arok) pada awal perjalanannya,kerajaan ini mencapai puncaknya pada pemerintahan raja terakhir-nya Kertanegara.

Kerajaan Singosari meninggalkan sejumlah bangunan candidan patung yang indah dan megah. Salah satu di antaranya adalahpatung Pradnyaparamitha atau Ken Dedes yang sangat indah. Patung

Page 49: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

42

ini sempat disimpan di museum Leiden, Belanda setelah penemuan-nya sekitar 1820-an dan baru dikembalikan ke pemerintah Indone-sia tahun 1978 dan sekarang disimpan di Museum Nasional Jakartasebagai salah satu koleksi paling berharga.

4. Sketsa Relief dan Arca Candi Singosari

Syiwa Bhairawa Dewi Durga

Dewa Ganesha Ken Dedes

Page 50: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

43

Bunga Teratai

Patra Punggel

Patra Punggel bentuk lain

Dwarapala Syiwa Guru

Page 51: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

44

s

Bunga Matahari

Dewi Uma Parwati

Karang Boma

E. Sejarah Berdirinya Candi Jawi

Gambar 3.14: Foto Candi Jawi Keadaan Sekarang Foto dari Timur(Sumber : Kajian Lapangan, 2010)

Page 52: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

45

Situs Candi Jawi terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnyadi Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, seki-tar 31 km dari Kota Pasuruan. Dalam Kitab Negarakertagama pupuh55.3 Candi Jawi disebut “JaJawa” atau “Jawa-Jawa”.

Dalam Kakawin Negarakertagama pupuh 56.21 disebutkanbahwa Candi Jawi dibangun atas perintah raja terakhir KerajaanSingosari, yaitu Raja Kertanegara. Candi Jawi dibangun sekitar abadke-13 untuk tempat beribadah bagi umat beragama Syiwa Buddha.Pernyatan Candi Jawi sebagai tempat beribadah sangat memungkin-kan. Jika digali dari sumber peradaban Hindu India, alam semestaini digambarkan berbentuk pipih melingkar seperti cakram.Lingkungan alam semesta itu berpusatkan pada Gunung Mahameru,yang memiliki empat puncak lain yang lebih rendah disekitarnya.Matahari, bulan dan bintang beredar disekitar puncak GunungMahameru. Gunung Mahameru berdiri di tengah benua yang berna-ma Jambhudwipa. Di benua tersebut hidup manusia dan berbagaimakhluk lainnya. Di puncak Gunung Mahameru terletak singgasanadewa-dewa. Pernyataan di atas diperkuat oleh Mantra (1988) danWidana (2002) bahwa di puncak gunung merupakan tempat singga-sana para dewa-dewa. Implimentasi di dalam pelaksanaan kegiatanritual keagamaan adalah orientasi tempat pemujaan. Agama Hindu diBali hal-hal yang bersifat keramat diletakkan pada arah gunung,karena gunung merupakan pusat orientasi yang bernilai baik danmempunyai konotasi bersih. Berdasarkan sumber di atas dapat di-interpretasikan bahwa Candi Jawi merupakan candi tempat pemu-jaan yang berorientasi ke arah Gunung Penanggungan. Orientasiyang dimaksudkan di sini adalah arah orientasi bagi orang yangakan melakukan pradaksina/pemujaan. Hal ini diperkirakan prosesritual pada Candi Jawi berada di dekat Candi Perwara menghadapke arah Gunung Penanggungan. Di puncak Gunung Penanggunandipercaya sebagai tempat singgasana para dewa-dewa(Gambar 3.15).

Gambar 3.15: Foto Suasana Gunung Penanggungan dilihat dari Lokasi Candi Jawi(Sumber : Kajian Lapangan, 2010)

Page 53: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

46

Selain berfungsi sebagai tempat beribadah, Candi Jawi jugamerupakan tempat penyimpanan abu jenazah Raja Kertanegarayang meninggal pada tahun 1292 Masehi. Sebagian abu lainnyadisimpan pada Candi Singosari. Mengapa Kertanegara membanguncandi ini letaknya agak jauh dari Kerajaan Singosari? Jawabannyaadalah karena di desa Candi Wates pada masa itu banyak pengikutajaran Syiwa Buddha (Tantrayana) yang sangat kuat dan rakyat diwilayah ini juga sangat setia pada Raja Kertanegara. Ada dugaanlain tentang keberadaan Candi Jawi di wilayah ini yaitu karena kawa-san Candi Jawi dijadikan sebagai basis oleh pendukung Kertanegara.Dugaan ini timbul dari kisah sejarah bahwa saat Raden Wijaya,menantu dari Raja Kertanegara, melarikan diri setelah Kertanegaradikudeta oleh raja bawahannya, yaitu Raja Jayakatwang dari Gelang-gelang (daerah Kediri), ia sempat bersembunyi di wilayah ini, sebe-lum akhirnya mengungsi ke Madura.

Gambar 3.16: Candi Jawi SebelumPemugaran tahun 1975-1976 Masehi

Gambar 3.17: Candi Jawi Selesaidipugar tahun 1980 Masehi

Gambar 3.18: Peta Lokasi Candi Jawi(Sumber: Myrtha, 2009)

Page 54: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

47

Menurut Kakawin Negarakertagama pupuh 57.24 menjelas-kan bahwa Candi Jawi yang sarat akan nilai-nilai budaya ini padacandrasengkala atau pada tahun Api Memanah Hari (1253 Saka atau1331 Masehi) pernah rusak karena disambar petir. Dalam kejadianitu arca Maha Aksobaya menghilang. Hilangnya arca tersebut sempatmembuat sedih Raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk ketika bagindamengunjungi Candi Jawi. Setahun setelah disamber petir (1332 Ma-sehi), Candi Jawi dibangun kembali dan pada masa inilah diperkira-kan mulai digunakannya batu putih sebagai bahan pembuatanbangunannya.

Pemugaran pertama Candi Jawi dilakukan pada tahun 1938Masehi karena kondisinya sudah porak-poranda. Pemugaran yangkonon telah memenuhi syarat tekno-arkeologis itu dilakukan olehOudheidkundige Dienst dengan membangun kembali kaki candi,mengupas halaman candi serta menyusun beberapa bagian candidalam bentuk susunan percobaan. Akan tetapi pada tahun 1941Masehi pemugaran dihentikan karena sebagian batunya telahhilang. Pemugaran kedua dilakukan pada awal Pelita ke II (sekitartahun 1975-1976 Masehi) yang dilakukan oleh Dit. Linbinjarah,Ditjen Kebudayaan, Depdikbud dengan Drs. Tjokrosudjono (KepalaSuaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur) sebagaipimpinan lapangan (Gambar 3.16). Pemugaran ketiga berkatkejelian dan ketelitian seorang pekerja yang bernama Mbah KartoPlewek dari Prambanan, batu-batu yang sudah hilang tersebutdapat ditemukan kembali sehingga pemugaran dapat dilanjutkansampai selesai pada tahun 1980 Masehi. Dua tahun kemudian(tahun 1982 Masehi), Candi Jawi diresmikan oleh pemerintah dandijadikan seba-gai bangunan cagar budaya dan sekaligus sebagaiobyek wisata sejarah (Gambar 3.17).1. Deskripsi Bangunan Candi Jawi

Bangunan Candi Jawi seluruhnya dibuat dari tiga jenis bahanbatuan, yaitu batu andesit digunakan untuk pembuatan batur dankaki, batu kapur digunakan untuk pembuatan badan dan atap, sedang-kan batu bata digunakan untuk bahan pagar, gapura, dan kolam/parit. Denah Candi Jawi dibangun dengan 3 halaman yang dibuat seca-ra berhierarki, halaman pertama lokasi parit, halaman kedua sebagaihalaman penghubung, dan halaman ketiga adalah sebagai halamandasar candi. Halaman dasar candi berukuran luas sekitar 800 meterpersegi (28,20 X 28,20 meter), sedangkan luas badan candi sekitar 100meterpersegi(9,50X9,50meter), dan tingginya24,50meter(Gambar3.19).

Page 55: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

48

Denah Candi Jawi dengan 3Halaman

Detail Denah Candi Jawi

Gambar 3.19: Rekonstruksi dan Maket Candi Jawi(Sumber : Myrtha, 2009)

Bangunan Candi Jawi dibangun di atas batur atau selasar yangtingginya sekitar 2 meter dan dikelilingi oleh halaman serta parit.Di luar parit masih terdapat sisa-sisa halaman yang dihubungkandengan pintu gerbang. Namun bentuk halaman, gerbang dan ba-ngunan lain termasuk pagar kelilingnya tidak jelas lagi karena sudahruntuh, hilang bahkan ditimpa bangunan lain yang berada diatasnya. Prapanca dalam bukunya Negarakertagama menerangkanbahwa Candi Jawi mempunyai dua sifat keagaman yaitu bagianbawah bersifat Syiwa, dan bagian atas bersifat Buddha, “CihnengCandi Risor Kecawan Apuncak Kaboddan Iruhur: (Neg. 56.221)”(Gambar 3.19). Percampuran dua agama antara Hindu dan Buddha diJawa Timur ketika itu memang sangat menonjol lebih-lebih pada

Page 56: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

49

masa Raja Kertanegara, sehingga setelah wafat diberi gelar: “Bata-harata sangkimah Syiwadha”: (Prasasti Gajah Mada, 1351 AD) atau“Sanglina Ning Syiwa Buddhalaya” (Prasasti Gunung Butak).

Pararaton menyebutkan Sri Syiwa Buddha dan Bathara SyiwaBuddha. Menurut W.F. Stutterhem bentuk Candi Jawi pada mulanyaseperti bentuk lukisan pada salah satu reliefnya (posisi relief tersebutsekarang berada pada bidang kaki candi bagian sebelah utara), dimana pada relief tersebut ada sebagian bangunan yang pada bangu-nan atasnya terbentuk atap tumpang. Dr. N. J. Kronm mengatakanbahwa Candi Jawi bertinggkat. Secara proporsional bentuk CandiJawi tinggi dan ramping, mirip seperti Candi Prambanan di JawaTengah.2. Keunikan dari Candi Jawi

Keunikan pertama Candi Jawi adalah warna batu yang dipakaisebagai bahan bangunannya terdiri dari dua jenis. Dari kaki sampaibatur/selasar candi dibangun menggunakan bahan berwarna hitam,badan candi menggunakan bahan batu berwarna putih, sedangkanatap candi menggunakan batu berwarna campuran gelap dan putih.Diduga candi ini dibangun dalam dua masa pembangunan(Gambar 3.14)di atas.

Keunikan kedua seperti candi-candi lainnya, Candi Jawi initerdiri dari tiga bagian, yaitu: kaki, badan, dan atap. Pada badan canditerdapat relief, arca, relungcandi dan kepala Bhutakala(Gambar3.20).

Gambar 3.20: Kepala Bhutakala yang terdapat di atas relung dan Reliefyang terdapat di kaki candi

(Sumber: Kajian Lapangan, 2010).

Keunikan ketiga Candi Jawi adalah adanya relief pada bagiankaki yang menggambarkan suatu cerita, tetapi sayang sampai saatini secara keseluruhan relief tersebut belum bisa dibaca apalagi dike-tahui cerita dan maknanya. Bisa jadi karena pahatannya terlalu tipis,atau mungkin karena kurangnya informasi pendukung seperti dari

Page 57: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

50

(Sumber: Kajian lapangan, 2010)

3.22: Relief yang menggambarkan lingkung

prasasti atau naskah lainnya (Gambar 3.20).Keunikan keempat Candi Jawi adalah ada salah satu relief pada

dinding candi yang menggambarkan keberadaan diri Candi Jawibeserta beberapa bangunan lain yang berada di sekitar canditersebut. Nampak Jelas pada relief tersebut terutama pada bagiansisi timur dari motif relief candi terdapat Candi Perwara sebanyaktiga buah (Gambar 21), namun sayang sekali kenyataan dilapanganketiga candi perwara tersebut saat ini sudah rata dengan tanah.Demikan juga di relief tersebut terlihat jelas adanya Candi Bentaryang merupakan pintu gerbang candi, terletak di sebelah barat. Ke-nyataan dilapangan sisa-sisa bangunan tersebut memang masih ada,tetapi bentuknya lebih mirip onggokan batu bata, karena memanggerbang candi tersebut dibangun dari batu bata merah(Gambar3. 23).

Gambar 3.21: Relief candi yang menggambarkan kondisi/situasi Candi Jawi.Tampak jelas pada bagian tengah foto ini adalah Candi Jawi, dengan 3candi perwara terdapat di depannya. Sayangnya ketiga perwara tersebut

saat ini kondisinya telah rata dengan tanah

Gambar an candi(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

Page 58: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

51

3.23: Onggokan Batu Bata Posisi Sebelah Bar(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

naik yang tidak terlalu lebar terdapat te

Gambar at Candi

Tangga pat di depanpintu masuk ke garbagrha (ruang utama dalam candi). Pahatan yangrumit memenuhi pipi kiri dan kanan tangga menuju batur/selasar.Sedangkan pipi tangga dari selasar menuju ke lantai candi dihiasisepasang arca binatang bertelinga panjang.

Gambar 3.24: Detail Pintu depan Candi Jawi(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

Di sekeliling badan candi terdapat batu/selasar yang cukuplebar. Bingkai pintunya polos tanpa pahatan, namun di atas ambangpintu terdapat pahatan Kalamakara, kepala Bhutakala (Karang Boma),lengkap dengan sepasang taring, rahang bawah, serta hiasan dirambutnya, memenuhi ruang antara puncak pintu dan dasar atap.Di kiri dan pintu terdapat relung kecil tempat meletakkan arca. Di atasambang masing-masing relung terdapat pahatan kepala makhlukbertaring dan bertanduk.

Di depan tangga naik candi terdapat sisa bangunan kelir yangberbentuk empat persegi panjang yang letaknya melintang di depanpintu yang menghadap ke arah timur agak serong ke utara, membe-

Page 59: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

52

lakangi Gunung Penanggungan. Posisi pintu ini oleh sebagian ahlidipakai sebagai alasan untuk mempertegas bahwa Candi Jawi bukantempat peribadatan atau pradaksina,karena candi untuk tempat periba-datan biasanya menghadap ke arah gunung, tempat bersemayamnyapara dewa (Gambar 3.24).

Ruang utama dalam badan candi (bilik candi) saat ini dalamkeadaan kosong. Tampaknya semula terdapat arca didalamnya. Negara-kertagama pupuh 56.22 menyebutkan bahwa di dalam bilik canditerdapat arca Syiwa denganAksobya bermahkota tinggi. Selain itu disebut-kan juga adanya sejumlah arcadewa-dewa dalam kepercayaan Syiwa,seperti arca Nandiswara, Durga, Ganesha, Brahma, Ganesha, Nandhi,dan Pragmenardanari. Namun diantara arca-arca tersebut tidak terda-pat arca Aksobya. Prapanca sendiri menyatakan bahwa arca Aksobya telahhilang pada saathalilintar menyambarCandiJawi pada tahun1253Saka.

Gambar 3.25: Yoni yang berada di bagian tengah dalam candi, tempatmenyimpan abu Raja Kertanegara(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

Keunikan kelimaCandi Jawi adalah di dalam ruang utama bangu-nan candi terdapat Yoni(Gambar3.25),dahuluYoni ini berfungsi sebagaitempat meletakkan abu jenazah Kertanegara. Demikian juga pada bagianlangit-langit dari ruang utama bangunan candi terdapat relief yangmenggambarkanseorang penunggangkuda yang dikelilingi oleh cahaya,para narasumbermenyebutkanrelief inisebagaiDewaSurya(Gambar3.26).

Gambar 3.26: Relief Batara Surya yang terletak tepat dibagian tengah atasdari dalam Candi Jawi, dan pintu menghadap ke timur.

(Sumber: Kajian Lapangan, 2010)

Page 60: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

53

3. Filosofi/Makna Relief Candi JawiD

E

C

A

BGambar 3.27: Denah Dinding Kaki Candi dan Posisi Reliefnya

(Sumber: Myrtha, 2009)

a. Deskripsi Relief Dinding Kaki Candi Bagian Timur (A)

Pada relief ini terpahatkan lahan yang subur dan pepohonanyang rindang. Relief ini menggambarkan tentang kehidupan masya-rakat yang tentram gemah ripah luh jinawi di bawah pemerintahanRaja Kertanegara.b. Deskripsi Relief Dinding Kaki Candi Bagian Selatan (B)

Page 61: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

54

anya menuju ke istana melewati hutan b

Pada relief ini terpahatkan seorang wanita, tempat pemujaandisebelah kirinya dan candi di sebelah ujung kanan atas. Dari gaunyang digunakan oleh orang tersebut diduga seorang pertapa wanitayang berangkat dari tempat pemujaan atau pradaksinamenuju kearah candi. Setelah dari candi pertapa wanita tersebut akan melanjut-kan perjalan elantara dansungai.

Relief ini terpahatkan hutan, pertapa wanita, dan gajah yangmembawa barang-barang. Ditafsirkan bahwa wanita pertapa ini akanmelanjutkan perjalanannya dan di tengah perjalanannya bertemudengan prajurit yang membawa barang-barang dengan mengguna-kan gajah.

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkantentang perjalan rombongan tamu yang membawa barang-barangdan diangkut menggunakan gajah. Diduga barang-barang yang di-bawa tersebut merupakan barang-barang yang akan dipergunakansebagai “upeti” dan kemudian akan diserahkan kepada Kerajaan Singo-sari. Di depan barang tersebut terlihat orang yang sedang manung-gangi gajah, diperkirakan orang ini adalah penjaga upeti tersebut.

Page 62: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

55

serta rombonganprajurit yang sedang men

bolkansebuahkedamaian,ketentraman,dan

menggambarkan suasana yang tentra

Dalam pahatan relief ini terlihat juga seorang pengawal yang mem-bawa pedang arik kudanya.

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkan rom-bongan tamu dan prajurit yang sedang berjalan menuju ke istana, didugaprajurit dari luar kerajaan. Di dalam perjalanannya, mereka bertemudan berjabat tangan dengan rombongan para boddhi (pendeta Buddha)yang dibuktikan dengan pakaian dan kepalanya yang gundul. Relief inidapatmenyim persaudaraan.

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkantentang rombongan tamu penting (prajurit dan pendeta Buddha).Terlihat pula seorang bodhi yang diikuti oleh seorang prajurit yangsedang memegang pedang dan anak kecil yang berada di belakang-nya. Relief ini m dan damai.

Page 63: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

56

erompet sebagai simbol kedatangan tam

an Kerajaan Singosari.

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkanrombongan tamu penting (prajurit dan pendeta Buddha) sudah mende-kati kompleks istana dengan penyambutan yang sangat meriah sesuaiaturan adat kerajaan. Gambaran penyambutan tamu penting tersebutdibuktikan dengan adanya beberapa prajurit dari kerajaan yang sedangmeniupkan t u.

Lanjutan penggalan relief di atas. Peniupan terompet ini menan-dakan adanya kedatangan para tamu penting dan bisa juga menanda- kansebuah kemenangan yang kemudian akan dilanjutkan dengan sebuahpesta besar di dalam kompleks istana. Hal ini dapat dilihat dariberkumpulnya para bangsawan wanita. Bukti bahwa relief tersebut adalahbangsawanwanita terlihat jelas dari pakaian/gaunyang diguna- kan. Reliefini juga menggambarkan tentang kemakmuran dan kemasyhur

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkanpara bangsawan wanita yang sedang berkumpul di dalam istana.Bukti bahwa relief tersebut adalah bangsawan wanita yang sedangberkumpul diperkuat oleh dayang-dayang yang membawakan payu-ng untuk melindunginya.

Page 64: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

57

anita tersebut.

i Relief Dinding Kaki Candi Bagian B

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkan sua-sana berkumpul para bangsawan wanita di istana Kerajaan Singosari.Relief istana Kerajaan Singosari terlihat pada pahatan relief di atasbangsawan w

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkankehidupan dan kegembiraan para bangsawan wanita di dalam ista-na. Hal ini terlihat jelas dari penyelesaian relief yang menggunakanpemandangan berupa taman-taman kerajaan. Pemandangan tamankerajaan ini dibuktikan dengan karakteristik dan bentuk tanamanyang digunakan sangat berbeda dengan relief sebelumnya yaitu reliefpepohonan dan hutan.c. Deskrips arat (C)

Page 65: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

58

rmaksud akan menggambarkan ataudupan yang ada diluar istana kerajaan.

mbutandan buah aren). Relief ini menunjkyat Singosari yang makmur.

Pahatan relief ini sangat tipis dan hampir tidak jelas, tetapiberdasarkan alur cerita dari penggalan relief sebelumnya relief inidiperkirakan menceritakan tentang kehidupan di luar istana kera-jaan. Di ujung kanan atas dari relief ini terpahatkan sebuah bangunan.Dari bentuk dan model pahatannya bangunan tersebut diduga sebuahistana kerajaan Singosari yang letaknya berada di sebelah timurgunung. Berdasarkan fakta kenyataan bahwa desa Singosari sekarangberada di sebelah timur gunung Kawi. Dapat diinterpretasikan bahwarelief ini be menceritakantentang kehi

Lanjutan penggalan relief di atas. Pada relief ini terpahatkandua orang yang sedang membawa hasil perkebunan mereka (diperki-rakan buah ra ukkan tentangkehidupan ra

Page 66: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

57

Lanjutan penggalan relief di atas. Pada relief ini terpahatkanbeberapa orang berpakaian bagus dan diatasnya terdapat candi sertabangunan-bangunan. Relief ini menunjukkan gambaran tentang kehi-dupan rakyat di sekitar candi. Berdasarkan bentuk dan model pahatan-nya diduga itu adalah Candi Jawi. Dalam relief ini juga terlihat jarakantara Candi Jawi, rakyat dan bangunan tempat tinggal mereka.

Page 67: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat
Page 68: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

59

an penggalan relief di atas. Pada relief in

ng religius. Mengingat agama yang diagosari adalah Syiwa-Buddha.

ggambarkanbahwaagama yang dianutolesa itu adalah Syiwa-Buddha.

Lanjut i terpahatkanbeberapa orang yang sedang membawa persembahan berupa rang-kaian makanan (gebogan/pajegan bahasa Bali) dan terpahatkan pulabangunan (bebanten bahasa Bali). Orang-orang tersebut akan melak-sanakan ritual keagamaan, hal ini menunjukkan bahwa kehidupanrakyatnya ya nut oleh rakyatpengikut Sin

Penggalan relief ini terpahatkan beberapa guru bodhi (parapendeta Buddha) yang terukir secara jelas. Pendeta Buddha tersebutduduk bersila dengan kedua tangan dikaitkan ke depan badannya.Relief ini men h rakyat Singo-sari pada ma

Page 69: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

60

at yang sedang mendengarkan dharmawa

prajurit, para pendeta Buddha, dan rak

Penggal relief ini memperkuat gambaranpendeta Buddha, pra- jurit,

dan raky cana dari Raja.

Relief ini terpahatkan seorang yang duduk bersila. Jika diurutdari alur cerita relief di atas, maka dapat dipastikan bahwa yangduduk di singgasana itu (reliefnya sangat tipis dan kabur), adalah RajaSingosari (Kertanegara) yang sedang memberikan dharma wacanakepada para yat biasa.

Penggal relief ini memperlihatkan lingkungan di sekitar CandiJawi dan istana. Sebagaimana relief sebelumnya, bahwa relief ini mence-ritakan tentang kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera.Hal ini terlihat dari aktivitas yang mereka lakukan, antara lain, salingbercengkrama, dan terlihat juga orang yang sedang mandi. Merekamendapatkan kesejahteraan karena mereka taat menjalankan peribada-tan sesuai ajaran Tantrayana (Syiwa Buddha). Uraian di atas dipertegasoleh adanya relief sebelumnya yang menggambarkan tentang masyarakatyang religius.

Page 70: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

61

melalui keberadaanpradaksinadi ujung po

dapatditunjukkanoleh adanyainteraksia

uasaan Singosari.

Relief ini sangat tipis dan kabur, tetapi berdasarkan urutan ceritadi atas secara umum dapat disimpulkan bahwa relief ini masih menceri-takan tentang kehidupan masyarakat di sekitar Candi Jawi yang sejah-tera dengan alam yang subur dan rakyat yang taat beribadah. Hal iniditunjukkan jok kananatas.

Lanjutan dari relief di atas, penggalan relief ini mempertegas ten-tang ketaatan rakyat dalam beragama yang menjadikan rakyatnyarukun. Hal ini ntar rakyatnya.

Secara garis besar penggalan relief ini menggambarkan tentangkejayaan kerajaan pada saat itu. Pada relief ini juga ditunjukkan adanyapradaksina (tempat pemujaan) yang terletak pada ujung pojok kananatas. Tempat pemujaan (pradaksina) tersebut secara tidak langsungmenggambarkan bahwa posisi tempat pemujaan ini masuk dalamwilayah kek

Page 71: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

62

si Relief Dinding Kaki Candi Bagian

maan. Penggalan relief ini pada dasarnyang peta wilayah Candi Jawi.

Penggalan relief terakhir ini masih melanjutkan cerita relief sebe-lumnya yaitu tentang wilayah kekuasaan Kerajaan Singosari. Hal initerlihat dari adanya aliran sungai dan keadaan sekitar candi yangsubur.d. Deskrip Utara (D)

Pada relief ini terpahatkan orang, balai, Candi Bentar dan pintumasuk. Diperkirakan orang ini akan menuju ke suatu kawasan CandiJawi dan melewati pintu masuk candi (Candi Bentar). Balai diperkira-kan sebagai tempat beristirahat sebelum mereka akan melaksanakanritual keaga akan mence-ritakan tenta

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini menggambarkankawasan Candi Jawi dengan batas kawasan candi yang tegas. Daripahatan releifnya terlihat batas kawasan berupa tembok, bangunancandi, manusia dan Candi Bentar. Pola seperti ini hampir sama denganpola penataan tempat pemujaan (pura-pura) di Pulau Bali. Polapenataan pura di Bali dibagi menjadi tiga zone yaitu zone utamadisebut jeroan tempat pelaksanaan pemujaan, zone tengah disebutjaba tengah tempat persiapan dan pengiring upacara, dan zone depandisebut jaba sisi tempat peralihan dari luar ke dalam pura. Berdasar-kan pernyatan di atas dapat disimpulkan bahwa kawasan Candi

Page 72: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

63

agai ruangperalihan.Pada bagian ini tergaai pintu masuk utama. Jika merujuk relie

n ini tergambarkanorang yang sedangmenraian di atas membuktikan bahwa Candi Jan ajaran Syiwa Buddha (Hindu Buddha) p

ya, maka dimungkinkan bahwa pertapawari suasana perkampungan. Diduga bera na.

Jawi memiliki kemiripan dengan tempat pemujaan (pura) di Bali,hal ini dibuktikan dengan pola penataan kawasan yang serupa yaituzone paling timur adalah posisi Candi Jawi dan tiga buah Candi Perwarasebagai tempat pemujaan disebut utama, di tengah atau zone tengahtempatpersiapan dan pengiring upacara, di bagian ini tergambarkanbebe-rapa orang yang sedang melakukanpersiapan ataupengiringupacara.

Zone depan atau paling barat adalah bagian terluar dari candiberfungsiseb mbarkan candiBentar sebag f sebelumnyadi zone depa uju ke kawasancandi. Dari u wi adalah tem-pat pemujaa ada masa itu.

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini terpahatkan duaorang yang sedang duduk bersila dan dua orang pengawal. Didugabahwa relief ini menggambarkan tentang pertapa wanita, namunsiapa wanita pertapa tersebut belum jelas. Sedangkan dua orang dikiri dan kanan yang membawa pedang diduga pengawal dari per-tapa wanita tersebut. Kemudian bangunan-bangunan yang beradadi sebelah kanannya adalah menggambarkan suasana di luar pertapaan.Dugaan lain adalah karena ada pembatas antara pertapa dengan bangu-nan di kanann anita tersebutberada jauh d da di puncakgunung Arju

Page 73: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

64

mbaran di atas menunjukkan bahwa sechwa posisi Candi Jawi berada di kaki gududuk sendirian tersebut diperkirakairahat.

is tanaman yang sama (homogen). Pahatanunjukkan keharmonisan antara alam

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini terpahatkan orang,balai-balai dan pepohonan. Diperkirakan bahwa relief ini menggam-barkan posisi Candi Jawi yang dikelilingi oleh alam yang subur danmakmur. Ga ara fakta ataukenyataan ba nung Arjuna.Orang yang n orang yangsedang berist

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini terpahatkan orang,balai-balai dan pepohonan. Relief ini mengambarakan rumah pendu-duk yang berada di lingkungan Candi Jawi. Pada relief ini terlihat jugakebun yang subur dan sungai, menunjukan rakyat yang bermukimdan kegiatan bercocok-tanam di lingkungan candi. Hal ini terlihat darigambaran jen n relief sepertiini adalah me dan manusia.

Page 74: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

63

Relief ini adalah penggalan relief yang terakhir berada padadinding bagian utara sebelah timur. Relief ini terpahatkan orang dankori (pintu masuk pekarangan rumah). Relief ini diperkirakan menggam-barkan kegiatan yang dilakukan di dalam lingkungan hunian dan di luarhunian. Didalam hunian tergambarkan kebun, sedangkan diluar huniantergambarkan rakyat yang sedang bercocok tanam dengan bentuk

Page 75: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

66

i Relief Dinding Kaki Candi Bagian Ti

uat adanya kehidupan rakyat Singosari yyang subur.

perkebunannya yang teratur dan terskala. Diduga rakyat pada masaitu sudah mengenal teknik atau cara bercocok tanam yang baik.e. Deskrips mur (E)

Pada relief ini terpahatkan orang dan balai. Relief ini menggam-barkan bahwa rakyatnya sedang dalam masa panen. Dimungkinkansebagian hasil panennya akan dibawa ke istana untuk diserahkan. Reliefini memperk ang makmurdengan alam

Lanjutan penggalan relief di atas. Relief ini adalah penggalanrelief terahir pada dinding bagian timur, di relief ini terpahatkan kori(pintu masuk pekarangan rumah) dan tempat pemujaan berada diujung kanan atas. Hal ini membuktikan bahwa rakyat Singosari padamasa itu hiduptentramdan religiusdanajaran Syiwa Buddha sangatkuat.

Page 76: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

65

Perwujudan hewan singa difungsikan sebagai sendi alas tugehsama seperti patung garuda. Patung singa ada yang disakralkan untukpratima sebagai simbol pemujaan. Patung singa ini menyimbolkanpetualangan sebagai tempat pembakaran mayat.

Perwujudan dari seorang pertapa wanita, yang menggambarkanarti kesucian. Menyimbolkan bahwa candi ini tergolong bangunanyang suci.

Page 77: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

68

enyambutan Tamu Agung di Istana SingosarP

idupan Para Bangsawan Wanita di Istana Sin

Perwujudan kura-kura raksasa yang menggambarkan kehidu-pan yang dinamis dan abadi di alam baka. Bentuk kura-kura ini biasa-nya diletakkan pada tempat yang sakral atau pada pintu masuk bangu-nan yang sakral, menunjukkan bahwa manusia itu semestinya selaluingat pada alam baka yang abadi.4. Sketsa Relief dan Arca Candi Jawi

i

Keh gosari

Pertapa Wanita

Page 78: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

67

Suasana diluar Istana Singosari

Tamu Istana Membawa Upeti

Bunga Patra Punggel

Dewa Indra

Page 79: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat
Page 80: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

69

Sambutan Tamu Kerajaan

Pepatraan

Bentuk lain Pepatraan

Suasana diluar Istana Singosari

Page 81: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

70

Tamu Istana Membawa Upeti

Reliaf Motif Karang Boma

Page 82: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

71

BAB IV

Arca dan ReliefSebagai Motif Batik

Candi Singosari dan Candi Jawi adalah salah satu candi yangmerupakan peninggalan Kerajaan Singosari (Raja Kertanegara) dantergolong candi pemujaan dan pendharmaan. Kedua candi ini men-jadikan jawaban sebagai keajaiban sejarah. Candi Singosari, CandiJawi, dan candi-candi lainnya merupakan perpustakaan hidup yangdapat kita pelajari sebagai pengalaman sejarah budaya dalam kon-teks yang lebih menarik daripada belajar dari buku sejarah.

Candi Singosari dan Candi Jawi adalah alat untuk mengertibagaimana kehidupan masa lampau tetapi kehidupan masa lampaujuga penting bagi Candi Singosari dan Candi Jawi. Kepercayaanzaman itu adalah alasan mereka mengapa Candi Singosari dan CandiJawi dibangun. Sejarah zaman dahulu penting karena peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sejarah menyebabkan Indonesiaberkembang dan maju sampai saat ini. Sejarah juga yang menyebab-kan Candi Singosari, Candi Jawi dan candi lainnya masih relevan.

Suatu aspek alih sejarah mengerti peradaban zaman dulu adalahmelalui penelitian relief dan arca yang ada di candi-candi. Salahsatu contoh adalah arca Syiwa Bhairawa, Dewi Durgamanisasura-mardini (Durga), Ganesha, dan Syiwa Guru/Resi Agastya bukan hanyacerita yang menghiasai Candi Singosari tetapi pada zaman dahuluarca ini merupakan alat untuk mengajari rakyatnya tentang bagai-mana beragama. Sedangkan lewat pahatan-pahatan, yang tertuangpada Candi Jawi ketika orang berkunjung kesana, lewat pahatan yangdilukiskan kita bisa mengingatkan bahwa bagaimana kehidupandan peradaban pada zaman dahulu disekitar Candi Jawi.

Seperti salah satu contoh di atas merupakan petunjuk bahwadi dalam relief dan arca mengandung sebuah makna yang bisa kitaimplementasikan pada kehidupan masa kini tidak saja ceritera

Page 83: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

72

sejarahnya tetapi juga nilai seni yang terkandung di dalamnya. Darihasil kajian dan analisis yang telah diuraikan di atas dapat disimpul-kan bahwa motif ornamen yang terdapat baik pada relief dindingCandi Jawi maupun arca pada Candi Singosari dan Candi Jawimenceritakan beberapa hal sebagai berikut:

Arca Candi Singosari1. Motif ornamen arca Syiwa Bhairawa. Keunikan pahatannya

dapat dijadikan seni didalam berbagai hal seperti batik, patungdan ornamen arsitektural. Bentuk yang tegar bermakna sifatkewibawaan bagi seorang pemimpin.

2. Motif ornamen arca Dewi Durga. Durga dilukiskan dengansikap gagah serta kaki yang melangkah lebar yang merupakanciri khas dari kesenian Kerajaan Singosari. Dengan demikiandapat dikatakan bahwa jiwa Tantris melekat pada arca tersebutyang tampak agresif. Hal tersebut sesuai dengan sifat religius(keagamaan) Raja Kertanegara yang menganut Syiwa BuddhaTantrayana.

3. Motif ornamen arca Dewa Ganesha. Ganesha adalah dewa ilmupengetahuan, hal ini dilambangkan oleh belalainya yang terusmenerus mengisap madu di dalam mangkok yang dibawanya,serta perutnyayanggendutjuga sebagaidewapenghancurrintangan.

4. Motif ornamen arca Resi Agastya. Agastya dalam teogoni (asalusul dewa) Hindu dikenali sebagai salah satu murid dewa Syiwayang paling disayangi. Oleh sebab itu ia dianggap sebagai pen-jelmaan Syiwa di dunia. Resi Agastya dianggap pula sebagai pem-bawa dan penyebar agama Hindu di India selatan dan Indonesia.

5. Motif ornamen arca Dwarapala. Nama Dwarapala diambil daribahasa Sansekerta yang bermakna penjaga pintu atau pengawalpintu gerbang. Atribut-atribut arca seperti kepala memakai hiasan,telingan memakai anting-anting tengkorak, hiasan gelang dariular, dan lain-lain menunjukkan suatu ciri dari gaya kesenianjaman Kerajaan Singosari.

Relief Candi JawiSetelah dilakukan pengamatan secara visual dan wawancara

dengan juru kunci candi, dapat disimpulkan bahwa relief yang ada

Page 84: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

73

di kaki Candi Jawi ini menggambarkan sebuah cerita tentang kehi-dupan masyarakat pada masa Kertanegara. Cerita ini antara lain:memperlihatkan sistem atau cara berkebun, sistem interaksi sosialkemasyarakatan, dan sistem pelaksanaan ritual keagamaan. Di sam-ping itu ada juga relief yang menggambarkan tentang seorang tokohwanita beserta pengiring (punakawan)-nya, bangunan rumah tinggal,motif/bentuk candi, dan panorama alam dengan beraneka ragampepohonan, yang lebih menarik adalah menggambarkan tentangpola tata ruang Candi Jawi (relief ini berada pada dinding sebelah utara).Rincian posisi relief dapat dijelaskan di bawah ini:1. Relief yang tertera pada dinding sebelah timur kanan adalah

menceritakan tentang hutan yang subur.2. Relief yang tertera pada dinding sebelah selatan adalah Kehi-

dupan di Istana. Ketangan tamu yang membawa upeti dan parapendeta Buddha. Latarbelakang taman istana. Dayang-dayangyang memayungi bangsawan wanita.

3. Relief yang tertera pada dinding sebelah barat adalah Kehidu-pan di luar istana. ditunjukkan melalui posisi istana yang beradadisebelah timur gunung Kawi. Hasil perkebunan dan alam yangsuburdan kehidupanrakyat di sekitarcandi yang taat dan religius.

4. Relief yang tertera pada dinding sebelah utara adalah menggam-barkan tentang posisi Candi Jawi dengan istana Kerajaan Singo-sari (Candi Singosari). Lingkungan candi Jawi. Adanya candi laindisekitar Candi Jawi (Candi Parwana). Keadaan Candi Jawiyang berada di kaki Gunung Arjuna.

5. Relief yang tertera pada dinding sebelah timur kiri adalah Meng-gambarkan tentang hasil bumi.

Sementara itu sketsa relief dan arca yang telah ditemukan baikpada Candi Singosari maupun Candi Jawi dapat di pakai sebagaibahan untuk pembuatan motif batik, tekstil, lukisan, pahatan danukiran. Hasil sketsa ini pula dapat dipakai sebagai bahan seni orna-mentasi di dalam menghadirkan sebuah karya arsitektur yang ber-kaitan dengan kehadiran ornamen di dalamnya yang bertitik tolakpada akar budaya Indonesia khususnya budaya Malang.

Page 85: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

74

Page 86: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

75

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku:Abas, 2001. Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan di Jawa Timur.

Jawa Timur: Dinas Pendidikan da Kebudayaan Provinsi JawaTimur.

Asmito , 1984. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Sema ra ng : IKIPSemarang.

Bernet Kempers, AJ. 1959. Ancient Indonesian Art. CambridgeMassacussets: Harvart University Press.

Berg, C.C., 1927. De middle javaansche Historische Traditie. Sant poort: Unitgeverij C.A. mees.

Bloom, Nj. Oey. (1939). The Antiquities of Singosari, Terj. IKIP JurusanSejarah Surabaya.

Bloom, Nj. Oey. (1985). Kepurbakalaan Sekitar Malang. DalamAmertha No. 2 Jakarta : PPAN.

Chen, Kenneth, (1972). Buddhisem in China.Fauzi, L,. Kisah Petualangan Ken Arok dari Jiput Menuju Singgasana

Singosari.Gelebet, I Nyoman dan Tim (1986). Arsitektur Tradisional Daerah

Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Mantr a, Ida Bag us (1988). Masalah Sosial Budaya Khususny a

Pembangunan di Bali dan Rangka Menyongsong Era TinggalLandas. Denpasar: Pusat Penelitian Universitas Udayana.

Muhadjir , Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin.Mulyadi, dkk (2010). Motif Ornamentasi Situs Candi Kerajaan

Singosari. Malang: Intimedia.Myrtha S. 2007. Reformasi Kebudayaan, Upaya Menemukan Kembali

Jati Diri Bangsa. Jakarta : Penerbit. Myrtle Publishing kerja samadengan Yayasan Enam-Enam.

Myrtha S. 2009. Album Arsitektur Candi, Cagar Budaya Klasik HinduBudha. Jakarta : Penerbit. Yayasan Keluarga Batam MyrtlePublishing.

Nugroho Puspo, N., 1984. Sejarah Nasional.Parmono, Atmadi. 1994. Some Architectural design Principles of Temple

in Java. A Study Through The Building Projection On The Relief ofBorobudur Temple. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Page 87: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

76

Slametmulyono, 1965. Menuju Puncak Kemegahan. Sejarah KerajaanMajapahit Jakarta: Balai Pustaka.

Slametmulyana, 1979. Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya.Jakarta: Brathara Karya Aksara.

Soekarwono, R. 1947. Candi Fungsi dan Pengertian, Universitas In-donesia Jakarta.

Soekarwono, R. 1984. Samodramanthana. Dalam Amertha No.1Jakarta : PPAN.

Sunyoto, Agus. 2000. Petunjuk: Wisata Sejarah Kabupaten Malang“Lingkungan Studi Kebudayaan Malang”.

Suwardono, S., dan Rosmiyah, Supiyati. 1997. Monografi: SejarahKota Malang, CV Sigma Media, Malang.

Suwardono. 2001. Buku Petunjuk Kunjungan Wisata Candi Singosari.CV Sigma Media, Malang.

Sanoff, Henry. 1991. Visual research Methods in Designs. New York: Van Norstrand Reinhold.

Tim Koordinator Siaran Direktorat Jendral Kebudayaan. 1988.An eka Ragam Khasanah Budaya N usantara I. Jakart a:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Widana, I Gusti Ktut (2002). Mengenal Budaya Hindu di Bali.Denpasar: Penerbit PT Pustaka Bali Post.

Van Der Hoop, ANJ.Th. 1949. Indonesische Siermotieven. Batavia:Kon inklijk Bataviaasch Genootschap Van Ku nsten enWetenschappen.

Sumber dari Internet:Id.wikipedia.org/wiki/candi jawi. diakses oktober 2010Cadi.pnri.go.id/jawa_timur/jawi/jawi.htmwww.kebudaya.cc.cc/s1p_Candi_Jawi_Jajawa_250733www.wacananusantara.org/sejarah/p/12parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1628

&ltemid=29www.idoforum.org/showthread.php? p=796561#post796561.www.portalmalang.comcandi.pnri.go.id/jawa_timur/singasari/07010111.htm

Sumber dari Juru Kunci Candi:1. Bapak Giyono dan Suwondo juru kunci Candi Singosari2. Bapak Solikin juru kunci Candi Jawi

Page 88: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

77

Index

A

Agastya 36, 39Arca 25, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39arca 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 47, 49, 51, 52

B

Bhairawa 26, 32, 33, 38Bhutakala 25, 27, 49, 51Buddha 23, 34, 40, 45, 46, 48, 49

C

Candi 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 38, 45, 46, 47, 48,49, 50,51, 52, 53,57, 58, 60,61, 62, 63, 64, 65, 67, 71, 72, 73, 75, 76

candi 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 41, 45, 46, 47,49, 50, 51,52, 53, 54, 58, 62, 63, 64, 66, 71, 72, 73, 76

D

Dewi 34, 35, 37, 38dewi 23Durga 34, 39, 52Dwarapala 38, 39, 40

G

Ganesha 35, 37, 39,52, 71, 72

H

Hindu 25, 29, 30, 31, 36,45, 48

I

India 29, 36, 45india 24, 30

J

Jawa 31, 34, 41,45, 46, 47, 49Jawi 41, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 52

K

Karang Boma 25, 44, 51Kertanegara 23, 24, 30, 32, 34, 41, 45, 46, 49, 53

Page 89: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

78

L

lingga 25, 31, 32, 37

M

Majapahit 23, 41, 47Malang 23, 41meru 29, 30, 31, 32,45Motif 70, 71, 72, 75motif 50, 72, 73

N

Negarakertagama 45, 47, 48

P

Pararaton 24, 41, 49Pasuruan 45pendharmaan 30Prigen 45Purbakala 47

R

Relief 32, 53relief 24, 36, 49, 50, 53Renggo 23, 38Resi 36resi 34, 36

S

Singosari 45, 46Syiwa 23, 25, 26, 27, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 45, 46, 48, 49, 52syiwa 26, 27

T

Tantrayana 23, 34, 38, 40, 46Tantris 34, 38

W

Wates 45, 46

Y

Yoni 31, 32, 37, 52

Page 90: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

79

profil penulis

Lalu Mulyadi, lahir di Praya Lombok Tengah, 18Agustus 1959. Menempuh S-1 bidang arsitekturtahun 1981-1986 di Jurusan Arsitektur, FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan, Institut TeknologiNasional Malang. Menempuh S-2 Program StudiTeknik Arsitektur Pascasarjana Universitas GadjahMada Yogyakarta tahun 1999-2001. Menempuh S-3

Department of Architecture, Faculty of Built Environment, UniversitiTeknologi Malaysia tahun 2005-2008.

Mengajar di Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipildan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang (tahun 1987hingga kini). Dengan mata kuliah: Perancangan Arsitektur,Arsitektur Kota dan Metode Penelitian.

Aktif di organisasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) CabangMalang dalam bidang Pengkajian dan Pelestarian Kawasan Kota-Kota Bersejarah.

Julianus Hutabarat, lahir di Surabaya, 16 Juli 1961.Gelar Sarjana diperoleh dari Institut Teknologi NasionalMalang (ITN) tahun 1985, Master of Industrial Engi-neering (MSIE) dari Institut Teknologi Bandung (ITB)tah un 1991 dan gelar Dok tor Teknik Mesi nKonsentrasi Teknik Industridi Manufaktur diperolehdari Universitas Brawijaya (UB) tahun 2014.

Bidang Keahlian yang digeluti berkaitan dengan: ProductionSystem, Product Ergonomic dan Cognitive Ergonomic berbagai penelitiantelah dilakukan diantaranya Melakukan perbaikan metoda kerjauntuk mengurangi beban kerja; Merancang kursi ergonomis untukanak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB), Merancang metoda relaksasidengan melakukan Singing dancing kepada para pekerja Batik Tulissaat melakukan proses pencantingan, mengembangkan metoda RestBreak untuk supir-supir angkutan kota dengan melakukan Stretch-

Page 91: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat

80

ing, mengembangkan kursi yang ergonomis untuk pembatik batiktulis saat proses pencantingan.

Pengalaman kerja di Institut Teknologi Nasional Malang (ITN)dimulai sebagai staf recording Teknik Industri tahun 1985-1987,tahun 1987 diangkat sebagai asisten dosen, kemudian tahun 1989diangkat sebagai dosen di Fakultas Teknologi Industri, JurusanTeknik Industri S1 ITN Malang. Tahun 1992- 2000 diangkat sebagaiKetua Jurusan Teknik Industri ITN Malang, kemudian mulai tahun2000-2004 diangkat sebagai Kepala Lembaga Penelitian ITN Malang,mulai tahun 2005-2008 diangkat sebagai Ketua Program StudiPascasarjana S2 ITN Malang, selanjutnya mulai tahun 2008-2010diangkat kembali sebagai Ketua Jurusan S1 ITN Malang, mulai 2015diangkat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian KepadaMasyarat (LPPM).

Andi Harisman, lahir di Malang, 17 Juni 1959. Awalnyabelajar seni lukis di Sekolah Minggu AKSERA Surabaya(1976). Menempuh S-1 bidang seni tahun 1979-1983di Jurusan Seni Rupa FKSS, Institut Keguruan dan IlmuPendidikan Malang atau Universitas Negeri Malang.

Mengajardi JurusanSeni Rupa FKSS UM Malang,mengajar tidak tetap di jurusan arsitektur Unmer

Malang (tahun 1984-1989), program studi arsitektur, FakultasTeknik

Sipil dan Perencanaan InstitutTeknologiNasional (ITN) Malang (tahun1984-hingga kini), LP3IMalang,dan Bina Bangsa ChristianSchool Malang.

Pengalaman pamerannya, sejak tahun 1976 hingga sekarang,telah mengikuti lebih dari 100 kali pameran di berbagai kota besar diIndonesia seperti Jakarta, Denpasar, Bontang (Kalimantan Timur),Bandung, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangidan Malang. Di luar negeri seperti Brisbane (Australia), Rockhamptondan sekitarnya (Central Queensland, Australia).

Aktif sebagai anggota Sanggar Senirupa ARTI Malang.

Page 92: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat
Page 93: ReliefdanArca - arsitektur-lalu.comarsitektur-lalu.com/wp-content/uploads/2018/06/3.-Buku-Referensi... · Menurut Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Singosari adalah tempat