Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline...

6
1 Abstrakโ€”Model regresi campuran nonparametrik = ( , )+ , = , , โ€ฆ , , = ( , ,โ€ฆ, ) memiliki kurva regresi bersifat aditif ( , ) = ( )+โˆ‘ ( ) = . Komponen ( ) dihampiri dengan spline linier truncated, sedangkan komponen ( ) dihampiri dengan kernel Nadaraya- Watson. Error random mengikuti distribusi normal (, ). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian mengenai estimator kurva regresi campuran nonparametrik spline dan kernel ( , ) dan mengaplikasikannya pada data kemiskinan di Provinsi Papua. Hasil kajian menunjukkan bahwa estimator kurva regresi spline () adalah , (, ) = ( , ) dan estimator kurva regresi kernel โˆ‘ ( ) = adalah โˆ‘ ( ) = = ( ) . Selanjutnya, estimator kurva regresi campuran nonparametrik spline dan kernel (, ) adalah , (, ) = ( , ) , dimana ( , ) = ( , ) + ( ). Matriks ( , ), ( ) dan ( , ) tergantung pada lokasi titik-titik knot dan bandwidth . Estimator-estimator tersebut adalah estimator bias, namun masih kelas estimator linier. Model regresi campuran nonparametrik terbaik adalah model yang menggunakan banyaknya titik knot, lokasi titik-titik knot dan bandwidth optimum yang diperoleh dengan meminimumkan fungsi Generalized Cross Validation (). Pemilihan lokasi titik-titik knot dan bandwidth dilakukan secara simultan. Model regresi campuran nonparametrik spline dan kernel diterapkan pada data kemiskinan di Provinsi Papua, dimana sebagai variabel responnya adalah persentase penduduk miskin (), variabel prediktor yang mengikuti kurva regresi spline adalah PDRB perkapita (), dan variabel-variabel prediktor yang mengikuti kurva regresi kernel adalah gini ratio ( ), rata-rata lama sekolah ( ), tingkat pengangguran terbuka ( ) dan laju pertumbuhan ekonomi ( ). Model terbaik diperoleh ketika model menggunakan 3 titik knot. Estimasi model memberikan sebesar 92,02%. Model dapat digunakan untuk skenario kebijakan Kata Kunciโ€”kernel nadaraya-watson, regresi campuran nonparametrik, regresi nonparametrik aditif, spline linier truncated. I. PENDAHULUAN NALISIS regresi adalah salah satu metode statistika yang sering digunakan di berbagai bidang penelitian. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pola hubungan dua atau lebih variabel dalam bentuk fungsional. Masing-masing variabel tersebut dikelompokkan ke dalam variabel respon dan variabel prediktor. Identifikasi awal adanya pola hubungan dapat dilakukan dengan memanfaatkan pengalaman masa lalu atau menggunakan diagram pencar (scatter plot). Jika bentuk pola hubungan fungsionalnya diketahui, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi parametrik. Sebaliknya, jika bentuk pola hubungan fungsionalnya tidak diketahui, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi nonparametrik [1]. Model regresi nonparametrik sangat baik digunakan untuk pola data yang tidak diketahui karena memiliki fleksibilitas yang tinggi, dimana data diharapkan mencari sendiri bentuk estimasi kurva regresinya tanpa dipengaruhi oleh subyektifitas peneliti [1]. Ada banyak estimator kurva regresi nonparametrik yang telah dikembangkan oleh para peneliti, diantaranya spline [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] dan kernel [1] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15]. Kelebihan dari kurva regresi spline adalah memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menangani data yang perilakunya berubah-ubah pada sub-sub interval tertentu [8], sedangkan kelebihan dari estimator kernel adalah memiliki kemampuan yang baik dalam memodelkan data yang tidak mempunyai pola tertentu [11]. Menurut Budiantara, Ratnasari, Ratna, & Zain [16], model- model regresi nonparametrik maupun semiparametrik yang dikembangkan oleh para peneliti selama ini, jika ditelusuri lebih mendalam, pada dasarnya terdapat asumsi yang sangat berat dan mendasar pada modelnya. Masing-masing prediktor dalam regresi nonparametrik multiprediktor dianggap memiliki pola yang sama sehingga para peneliti memaksakan penggunaan hanya satu bentuk estimator model untuk semua variabel prediktornya. Oleh karena itu, menggunakan hanya satu bentuk estimator saja dalam berbagai bentuk pola hubungan data yang berbeda-beda tentu akan mengakibatkan estimator yang dihasilkan kurang cocok dengan pola data. Akibatnya estimasi model regresi menjadi kurang baik dan menghasilkan error yang besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut beberapa peneliti telah mengembangkan estimator kurva regresi campuran nonparametrik dimana masing-masing pola data dalam model regresi nonparametrik dihampiri dengan estimator kurva yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian mengenai estimator kurva regresi campuran nonparametrik spline dan kernel dalam model regresi campuran nonparametrik Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Papua Rory, I Nyoman Budiantara, dan Wahyu Wibowo Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] A

Transcript of Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline...

Page 1: Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Papua

1

Abstrakโ€”Model regresi campuran nonparametrik

๐’š๐’Š = ๐’‡(๐’–๐’Š, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐’Š) + ๐œบ๐’Š, ๐’Š = ๐Ÿ, ๐Ÿ, โ€ฆ , ๐’, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐’Š = (๐’—๐Ÿ๐’Š, ๐’—๐Ÿ๐’Š, โ€ฆ , ๐’—๐’Ž๐’Š)๐‘ป memiliki

kurva regresi bersifat aditif ๐’‡(๐’–๐’Š, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐’Š) = ๐’ˆ(๐’–๐’Š) + โˆ‘ ๐’‰๐’‹(๐’—๐’‹๐’Š)๐’Ž๐’‹=๐Ÿ .

Komponen ๐’ˆ(๐’–๐’Š) dihampiri dengan spline linier truncated,

sedangkan komponen ๐’‰๐’‹(๐’—๐’‹๐’Š) dihampiri dengan kernel Nadaraya-

Watson. Error random ๐œบ๐’Š mengikuti distribusi normal ๐(๐ŸŽ, ๐ˆ๐Ÿ).

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian mengenai

estimator kurva regresi campuran nonparametrik spline dan

kernel ๐’‡(๐’–๐’Š, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐’Š) dan mengaplikasikannya pada data kemiskinan di

Provinsi Papua. Hasil kajian menunjukkan bahwa estimator

kurva regresi spline ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐’–) adalah ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐’–, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ dan

estimator kurva regresi kernel โˆ‘ ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐’‹(๐’—๐’‹)๐’Ž๐’‹=๐Ÿ adalah

โˆ‘ ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๐’‹(๐’—๐’‹)๐’Ž๐’‹=๐Ÿ = ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ. Selanjutnya, estimator kurva regresi

campuran nonparametrik spline dan kernel ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐’–, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) adalah

๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐’–, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, dimana ๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) + ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ). Matriks

๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ), ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) dan ๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) tergantung pada lokasi titik-titik knot ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ

dan bandwidth ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ. Estimator-estimator tersebut adalah estimator

bias, namun masih kelas estimator linier. Model regresi campuran

nonparametrik terbaik adalah model yang menggunakan

banyaknya titik knot, lokasi titik-titik knot dan bandwidth

optimum yang diperoleh dengan meminimumkan fungsi

Generalized Cross Validation (๐†๐‚๐•). Pemilihan lokasi titik-titik

knot dan bandwidth dilakukan secara simultan. Model regresi

campuran nonparametrik spline dan kernel diterapkan pada data

kemiskinan di Provinsi Papua, dimana sebagai variabel responnya

adalah persentase penduduk miskin (๐’š), variabel prediktor yang

mengikuti kurva regresi spline adalah PDRB perkapita (๐’–), dan

variabel-variabel prediktor yang mengikuti kurva regresi kernel

adalah gini ratio (๐’—๐Ÿ), rata-rata lama sekolah (๐’—๐Ÿ), tingkat

pengangguran terbuka (๐’—๐Ÿ‘) dan laju pertumbuhan ekonomi (๐’—๐Ÿ’).

Model terbaik diperoleh ketika model menggunakan 3 titik knot.

Estimasi model memberikan ๐‘๐Ÿ sebesar 92,02%. Model dapat

digunakan untuk skenario kebijakan

Kata Kunciโ€”kernel nadaraya-watson, regresi campuran

nonparametrik, regresi nonparametrik aditif, spline linier

truncated.

I. PENDAHULUAN

NALISIS regresi adalah salah satu metode statistika yang

sering digunakan di berbagai bidang penelitian. Analisis

ini digunakan untuk mengetahui pola hubungan dua atau lebih

variabel dalam bentuk fungsional. Masing-masing variabel

tersebut dikelompokkan ke dalam variabel respon dan variabel

prediktor. Identifikasi awal adanya pola hubungan dapat

dilakukan dengan memanfaatkan pengalaman masa lalu atau

menggunakan diagram pencar (scatter plot). Jika bentuk pola

hubungan fungsionalnya diketahui, maka model regresi yang

digunakan adalah model regresi parametrik. Sebaliknya, jika

bentuk pola hubungan fungsionalnya tidak diketahui, maka

model regresi yang digunakan adalah model regresi

nonparametrik [1].

Model regresi nonparametrik sangat baik digunakan untuk

pola data yang tidak diketahui karena memiliki fleksibilitas

yang tinggi, dimana data diharapkan mencari sendiri bentuk

estimasi kurva regresinya tanpa dipengaruhi oleh subyektifitas

peneliti [1]. Ada banyak estimator kurva regresi nonparametrik

yang telah dikembangkan oleh para peneliti, diantaranya spline

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] dan kernel [1] [9] [10] [11] [12]

[13] [14] [15]. Kelebihan dari kurva regresi spline adalah

memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menangani data

yang perilakunya berubah-ubah pada sub-sub interval tertentu

[8], sedangkan kelebihan dari estimator kernel adalah memiliki

kemampuan yang baik dalam memodelkan data yang tidak

mempunyai pola tertentu [11].

Menurut Budiantara, Ratnasari, Ratna, & Zain [16], model-

model regresi nonparametrik maupun semiparametrik yang

dikembangkan oleh para peneliti selama ini, jika ditelusuri lebih

mendalam, pada dasarnya terdapat asumsi yang sangat berat

dan mendasar pada modelnya. Masing-masing prediktor dalam

regresi nonparametrik multiprediktor dianggap memiliki pola

yang sama sehingga para peneliti memaksakan penggunaan

hanya satu bentuk estimator model untuk semua variabel

prediktornya. Oleh karena itu, menggunakan hanya satu bentuk

estimator saja dalam berbagai bentuk pola hubungan data yang

berbeda-beda tentu akan mengakibatkan estimator yang

dihasilkan kurang cocok dengan pola data. Akibatnya estimasi

model regresi menjadi kurang baik dan menghasilkan error

yang besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut

beberapa peneliti telah mengembangkan estimator kurva regresi

campuran nonparametrik dimana masing-masing pola data

dalam model regresi nonparametrik dihampiri dengan estimator

kurva yang sesuai.

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian mengenai

estimator kurva regresi campuran nonparametrik spline dan

kernel dalam model regresi campuran nonparametrik

Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier

Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan

Data Kemiskinan di Provinsi Papua

Rory, I Nyoman Budiantara, dan Wahyu Wibowo

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

A

Page 2: Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Papua

2

multiprediktor aditif dan mengaplikasikannya pada data

kemiskinan di Provinsi Papua. Provinsi Papua merupakan

provinsi yang persentase penduduk miskinnya tertinggi di

Indonesia tahun 2013 yaitu sebesar 31,52 persen.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Regresi Nonparametrik Spline Truncated

Diberikan data berpasangan (๐‘ข๐‘–, ๐‘ฆ๐‘–), ๐‘– = 1,2, โ€ฆ , ๐‘›, dimana

pola hubungannya dapat dinyatakan dalam model regresi

๐‘ฆ๐‘– = ๐‘”(๐‘ข๐‘–) + ๐œ€๐‘– . Kurva regresi ๐‘”(๐‘ข๐‘–) dihampiri dengan kurva regresi spline

truncated, sehingga

๐‘”(๐‘ข๐‘–) = โˆ‘ ๐›ฝ๐‘˜๐‘ข๐‘–๐‘˜

๐‘

๐‘˜=0

+ โˆ‘ ๐œ†๐‘™(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰๐‘™)+๐‘

๐‘ž

๐‘™=1

dimana

(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰๐‘™)+๐‘

= {(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰๐‘™)

๐‘ , ๐‘ข๐‘– โ‰ฅ ๐œ‰๐‘™

0 , ๐‘ข๐‘– < ๐œ‰๐‘™ .

Kurva regresi ๐‘”(๐‘ข๐‘–) merupakan kurva regresi nonparametrik

spline truncated derajat ๐‘ dengan banyaknya titik-titik knot

adalah ๐‘ž. Derajat ๐‘ merupakan derajat pada persamaan

polinomial. Kurva regresi polinomial derajat 1 disebut dengan

kurva regresi linier, kurva regresi polinomial derajat 2 disebut

dengan kurva regresi kuadratik, sedangkan kurva regresi

polinomial derajat 3 disebut dengan kurva regresi kubik. Titik-

titik knot ๐œ‰1, ๐œ‰2, โ€ฆ , ๐œ‰๐‘ž adalah titik-titik yang menunjukkan pola

perilaku dari kurva pada sub-sub interval yang berbeda, dimana

๐œ‰1 < ๐œ‰2 < โ‹ฏ < ๐œ‰๐‘ž.

B. Regresi Nonparametrik Kernel

Diberikan pasangan pengamatan independen (๐‘ฃ๐‘– , ๐‘ฆ๐‘–), ๐‘– =1,2, โ€ฆ , ๐‘› yang hubungannya dimodelkan secara fungsional

dalam bentuk

๐‘ฆ๐‘– = โ„Ž(๐‘ฃ๐‘–) + ๐œ€๐‘– , dimana kurva regresi โ„Ž(๐‘ฃ๐‘–) merupakan kurva yang tidak

diketahui bentuknya. Kurva โ„Ž(๐‘ฃ๐‘–) dapat diestimasi

menggunakan estimator kernel Nadaraya-Watson. Estimator

kernel Nadaraya-Watson adalah

โ„Žฬ‚๐œ™(๐‘ฃ๐‘–) = ๐‘›โˆ’1 โˆ‘ ๐‘Š๐œ™๐‘–(๐‘ฃ)๐‘ฆ๐‘–

๐‘›

๐‘–=1

.

Fungsi ๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘–(๐‘ฃ๐‘—) merupakan fungsi pembobot

๐‘Š๐œ™๐‘–(๐‘ฃ) =๐พ๐œ™(๐‘ฃ๐‘– โˆ’ ๐‘ฃ)

๐‘›โˆ’1 โˆ‘ ๐พ๐œ™(๐‘ฃ๐‘– โˆ’ ๐‘ฃ)๐‘›๐‘–=1

,

dimana ๐พ๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘— โˆ’ ๐‘ฃ๐‘—๐‘–) adalah fungsi kernel

๐พ๐œ™(๐‘ฃ๐‘– โˆ’ ๐‘ฃ) =1

๐œ™๐พ (

๐‘ฃ๐‘– โˆ’ ๐‘ฃ

๐œ™) .

Fungsi kernel ๐พ adalah fungsi yang bernilai riil, kontinu,

terbatas dan simetris dengan integralnya sama dengan satu atau

โˆซ๐พ(๐‘ง)๐‘‘๐‘ง = 1. Fungsi kernel ๐พ dapat berupa kernel uniform,

kernel segitiga, kernel epanechnikov, kernel kuadrat, kernel

triweight, kernel kosinus atau kernel gaussian [17]. Kernel

gaussian cukup sering digunakan, dimana fungsi ini lebih

smooth dibandingkan dengan fungsi kernel yang lain. Bentuk

fungsi kernel gaussian adalah

๐พ(๐‘ง) =1

โˆš2๐œ‹exp (โˆ’

1

2๐‘ง2) , โˆ’โˆž < ๐‘ง < โˆž. (1)

C. Tinjauan Kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

sekelompok orang, baik secara finansial maupun semua jenis

kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dikategorikan miskin bilamana seseorang atau keluarga tidak

dapat memenuhi kebutuhan pokok minimumnya sandang,

pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Dimensi ekonomi

dapat diukur dengan nilai rupiah meskipun harganya selalu

berubah-ubah setiap tahunnya tergantung pada tingkat inflasi

[18]. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep

kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs

approach), dimana kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan

dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi

pengeluaran.

Sejumlah variabel dapat dipakai untuk melacak persoalan

kemiskinan. Dari variabel-variabel tersebut dapat dihasilkan

serangkaian strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan

yang tepat sasaran dan berkesinambungan. Variabel-variabel

yang mempengaruhi kemiskinan diantaranya adalah

ketimpangan pendapatan [19], pendidikan [20] [21],

pengangguran [22] [23], pertumbuhan ekonomi [19] [24] [25]

dan PDRB perkapita [24] [25].

III. METODE PENELITIAN

A. Data dan Variabel

Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2013 yang

diperoleh dari publikasi terbitan Badan Pusat Statistik (BPS).

Unit observasi yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota

yang ada di Provinsi Papua, yaitu sebanyak 29 kabupaten/kota.

Jenis variabel terdiri dari variabel respon dan variabel prediktor.

Sebagai variabel respon adalah persentase penduduk miskin,

sedangkan sebagai variabel prediktor adalah rata-rata lama

sekolah, tingkat pengangguran terbuka (TPT), gini ratio, laju

pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita.

B. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dimulai dengan pengenalan bentuk model

regresi campuran nonparametrik spline dan kernel, yang

dilanjutkan dengan kajian estimasi kurva regresinya, sifat

estimator kurva regresi, pemilihan banyak titik knot, lokasi titik

knot dan bandwidth optimum. Terakhir adalah mengaplikasikan

model pada data kemiskinan.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Model Regresi Campuran Nonparametrik Spline dan

Kernel

Diberikan data berpasangan (๐‘ข๐‘–, ๐‘ฃ1๐‘– , ๐‘ฃ2๐‘– , โ€ฆ , ๐‘ฃ๐‘š๐‘– , ๐‘ฆ๐‘–), ๐‘– =1,2, โ€ฆ , ๐‘› yang memiliki hubungan diasumsikan mengikuti

model regresi nonparametrik

Page 3: Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Papua

3

๐‘ฆ๐‘– = ๐‘“(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) + ๐œ€๐‘– , (2)

dimana ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘– = (๐‘ฃ1๐‘– , ๐‘ฃ2๐‘– , โ€ฆ , ๐‘ฃ๐‘š๐‘–)๐‘‡. Bentuk kurva regresi ๐‘“(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–)

diasumsikan tidak diketahui dan hanya diketahui bahwa kurva

tersebut smooth dalam arti kontinu dan differensiabel. Error

random ๐œ€๐‘– berdistribusi normal dengan E[๐œ€๐‘–] = 0 dan Var[๐œ€๐‘–] =

๐œŽ2. Selain itu, kurva regresi ๐‘“(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) diasumsikan bersifat

aditif, sehingga dapat ditulis dalam bentuk

๐‘“(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) = ๐‘”(๐‘ข๐‘–) + โˆ‘โ„Ž๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–)

๐‘š

๐‘—=1

. (3)

Bentuk pola hubungan variabel respon ๐‘ฆ๐‘– dengan variabel

prediktor ๐‘ข๐‘– diasumsikan berubah-ubah pada sub-sub interval

tertentu, sedangkan bentuk pola hubungan variabel respon ๐‘ฆ๐‘–

dengan variabel prediktor ๐‘ฃ๐‘—๐‘– diasumsikan tidak diketahui atau

tidak memiliki pola tertentu. Secara teoritis, kurva regresi ๐‘”(๐‘ข๐‘–)

dapat dihampiri dengan kurva regresi spline, sedangkan kurva

regresi โ„Ž๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–) dapat dihampiri dengan kurva regresi kernel.

Dengan demikian, kurva regresi ๐‘“(๐‘ข๐‘–, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) disebut dengan kurva

regresi campuran nonparametrik yang dikelompokkan menjadi

dua komponen yaitu komponen kurva regresi spline dan

komponen kurva regresi kernel. Komponen ๐‘”(๐‘ข๐‘–) merupakan

komponen kurva regresi spline, sedangkan komponen

โˆ‘ โ„Ž๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–)๐‘š๐‘—=1 merupakan komponen kurva regresi kernel.

Komponen kurva regresi spline ๐‘”(๐‘ข๐‘–) pada persamaan (3)

didefinisikan oleh kurva regresi spline linier truncated

๐‘”(๐‘ข๐‘–) = ๐›ฝ0 + ๐›ฝ1๐‘ข๐‘– + โˆ‘๐œ†๐‘™(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰๐‘™)+

๐‘ž

๐‘™=1

(4)

dimana

(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰๐‘™)+ = {(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰๐‘™) , ๐‘ข๐‘– โ‰ฅ ๐œ‰๐‘™

0 , ๐‘ข๐‘– < ๐œ‰๐‘™ .

Selanjutnya, komponen kurva regresi kernel โ„Ž๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–) pada

persamaan (3) didefinisikan oleh estimator kurva regresi kernel

Nadaraya-Watson

โ„Žฬ‚๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–) = ๐‘›โˆ’1 โˆ‘ ๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘–

(๐‘ฃ๐‘—)๐‘ฆ๐‘–

๐‘›

๐‘–=1

. (5)

dimana

๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘–(๐‘ฃ๐‘—) =

๐พ๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘— โˆ’ ๐‘ฃ๐‘—๐‘–)

๐‘›โˆ’1 โˆ‘ ๐พ๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘— โˆ’ ๐‘ฃ๐‘—๐‘–)

๐‘›๐‘–=1

,

๐พ๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘— โˆ’ ๐‘ฃ๐‘—๐‘–) =

1

๐œ™๐‘—

๐พ (๐‘ฃ๐‘— โˆ’ ๐‘ฃ๐‘—๐‘–

๐œ™๐‘—

) .

B. Estimasi Kurva Regresi

Jika kurva regresi spline linier truncated (4) berlaku untuk

๐‘– = 1 sampai dengan ๐‘– = ๐‘›, maka kumpulan persamaan-

persamaan ๐‘”(๐‘ข1), ๐‘”(๐‘ข2), โ€ฆ , ๐‘”(๐‘ข๐‘›) akan membentuk suatu

persamaan vektor dan matriks

๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข) = ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ , (6)

dimana

๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข) = [

๐‘”(๐‘ข1)

๐‘”(๐‘ข2)โ‹ฎ

๐‘”(๐‘ข๐‘›)

] , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ =

[ ๐›ฝ0

๐›ฝ1

๐œ†1

๐œ†2

โ‹ฎ๐œ†๐‘ž]

,

๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) =

[ 1 ๐‘ข1 (๐‘ข1 โˆ’ ๐œ‰1)+ โ‹ฏ (๐‘ข1 โˆ’ ๐œ‰๐‘ž)+

1 ๐‘ข2 (๐‘ข2 โˆ’ ๐œ‰1)+ โ‹ฏ (๐‘ข2 โˆ’ ๐œ‰๐‘ž)+

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ1 ๐‘ข๐‘› (๐‘ข๐‘› โˆ’ ๐œ‰1)+ โ‹ฏ (๐‘ข๐‘› โˆ’ ๐œ‰๐‘ž)+]

.

Vektor ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข) berukuran ๐‘› ร— 1, vektor ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ berukuran (๐‘ž + 2) ร— 1,

dan matriks ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) berukuran ๐‘› ร— (๐‘ž + 2).

Selanjutnya, komponen kurva regresi kernel โ„Ž๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–) pada

persamaan (3) diestimasi menggunakan estimator kernel

Nadaraya-Watson (5). Persamaan (5) tersebut berlaku untuk ๐‘– =1 sampai dengan ๐‘– = ๐‘›, sehingga kumpulan persamaan-

persamaan โ„Žฬ‚๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—1), โ„Žฬ‚๐‘—๐œ™๐‘—

(๐‘ฃ๐‘—2), โ€ฆ , โ„Žฬ‚๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘›) membentuk

sebuah persamaan vektor dan matriks

โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—) = ๐•๐’‹(๐“๐’‹)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ , (7)

dimana

โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—) =

[ โ„Žฬ‚๐‘—๐œ™๐‘—

(๐‘ฃ๐‘—1)

โ„Žฬ‚๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—2)

โ‹ฎโ„Žฬ‚๐‘—๐œ™๐‘—

(๐‘ฃ๐‘—๐‘›)]

, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ = [

๐‘ฆ1

๐‘ฆ2

โ‹ฎ๐‘ฆ๐‘›

] ,

๐•๐’‹(๐“๐’‹) =

[ ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—1

(๐‘ฃ๐‘—1) ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—2(๐‘ฃ๐‘—1) โ‹ฏ ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘›

(๐‘ฃ๐‘—1)

๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—1(๐‘ฃ๐‘—2) ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—2

(๐‘ฃ๐‘—2) โ€ฆ ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘›(๐‘ฃ๐‘—2)

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—1

(๐‘ฃ๐‘—๐‘›) ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—2(๐‘ฃ๐‘—๐‘›) โ€ฆ ๐‘›โˆ’1๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘›

(๐‘ฃ๐‘—๐‘›)]

.

Vektor โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—) berukuran ๐‘› ร— 1, vektor ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ berukuran ๐‘› ร— 1,

dan matriks ๐•๐’‹(๐“๐’‹) berukuran ๐‘› ร— ๐‘›. Berdasarkan persamaan

(7), maka estimator untuk komponen kurva regresi kernel

โˆ‘ โ„Ž๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–)๐‘š๐‘—=1 pada persamaan (3) akan menjadi

โˆ‘โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—)

๐‘š

๐‘—=1

= โˆ‘ ๐•๐’‹(๐“๐’‹)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ

๐‘š

๐‘—=1

= ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ (8)

dimana

๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = โˆ‘๐•๐’‹(๐“๐’‹) = ๐•๐Ÿ(๐“๐Ÿ) + ๐•๐Ÿ(๐“๐Ÿ) + โ‹ฏ+ ๐•๐’Ž(๐“๐’Ž)

๐‘š

๐‘—=1

๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) =

[ ๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—1(๐‘ฃ๐‘—1)

๐‘›

๐‘–=1

๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—2(๐‘ฃ๐‘—1)

๐‘›

๐‘–=1

โ‹ฏ ๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘›(๐‘ฃ๐‘—1)

๐‘›

๐‘–=1

๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—1(๐‘ฃ๐‘—2)

๐‘›

๐‘–=1

๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—2(๐‘ฃ๐‘—2)

๐‘›

๐‘–=1

โ€ฆ ๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘›(๐‘ฃ๐‘—2)

๐‘›

๐‘–=1

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ

๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—1(๐‘ฃ๐‘—๐‘›)

๐‘›

๐‘–=1

๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—2(๐‘ฃ๐‘—๐‘›)

๐‘›

๐‘–=1

โ€ฆ ๐‘›โˆ’1 โˆ‘๐‘Š๐œ™๐‘—๐‘›(๐‘ฃ๐‘—๐‘›)

๐‘›

๐‘–=1 ]

.

Matriks ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) berukuran ๐‘› ร— ๐‘›.

Jika kurva regresi spline linier truncated ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข) diberikan oleh

persamaan (6) dan estimator untuk komponen kurva regresi

kernel โˆ‘ โ„Ž๐‘—(๐‘ฃ๐‘—๐‘–)๐‘š๐‘—=1 diberikan oleh persamaan (8), maka model

regresi campuran nonparametrik spline dan kernel (2) dapat

Page 4: Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Papua

4

disajikan dalam bentuk vektor dan matriks

๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ = ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ + ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ + ๐œ€ฬƒ , (9)

Dimana vektor ๐œ€ฬƒ = (๐œ€1, ๐œ€2, โ€ฆ , ๐œ€๐‘›)๐‘‡ merupakan vektor error

berukuran ๐‘› ร— 1. Berdasarkan persamaan (9), diperoleh

๐œ€ฬƒ = (๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ โˆ’ ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ .

Selanjutnya, jumlah kuadrat error adalah

โ€–๐œ€ฬƒโ€–2 = โ€–(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ โˆ’ ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโ€–2

(10)

Matriks I merupakan matriks identitas berukuran ๐‘› ร— ๐‘›.

Error random ๐œ€ฬƒ berdistribusi multivariat normal dengan

E[๐œ€ฬƒ] = 0 dan E[๐œ€ฬƒ๐œ€ฬƒ๐‘‡] = ๐œŽ2๐ˆ, sehingga fungsi likelihood

๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) diberikan oleh

๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) = โˆ1

โˆš2๐œ‹๐œŽ2exp (โˆ’

1

2๐œŽ2๐œ€๐‘–

2)

๐‘›

๐‘–=1

๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) = (2๐œ‹๐œŽ2)โˆ’๐‘›2 exp (โˆ’

1

2๐œŽ2โ€–๐œ€ฬƒโ€–2)

Jika jumlah kuadrat error diberikan oleh persamaan (10), maka

๐ฟ(๐œƒ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) = (2๐œ‹๐œŽ2)โˆ’๐‘›2 exp (โˆ’

1

2๐œŽ2 โ€–(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ โˆ’ ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๐œƒโ€–2).

Berdasarkan metode MLE, estimator untuk parameter ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ

diperoleh dari optimasi Max๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโˆˆ๐‘…๐‘ž+2

{๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰)}, sehingga

Max๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโˆˆ๐‘…๐‘ž+2

{(2๐œ‹๐œŽ2)โˆ’๐‘›2 exp (โˆ’

1

2๐œŽ2โ€–(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ โˆ’ ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโ€–

2

)} .

Jika fungsi likelihood ๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) ditransformasi ke bentuk

logaritma natural

๐‘™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) = ln ๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) ,

maka optimasi tersebut akan menjadi

Max๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโˆˆ๐‘…๐‘ž+2

{๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰)} = Max๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโˆˆ๐‘…๐‘ž+2

{๐‘™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰)} ,

sehingga

Max๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโˆˆ๐‘…๐‘ž+2

{โˆ’๐‘›

2ln(2๐œ‹๐œŽ2) โˆ’

1

2๐œŽ2โ€–(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ โˆ’ ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโ€–

2

} .

Optimasi akan maksimum ketika komponen

๐‘„(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰) = โ€–(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ โˆ’ ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโ€–2

mempunyai nilai yang minimum, sehingga

Max๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโˆˆ๐‘…๐‘ž+2

{๐ฟ(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰)} = Min๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโˆˆ๐‘…๐‘ž+2

{โ€–(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ โˆ’ ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝโ€–2

}.

Untuk mendapatkan estimator dari ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, maka perlu dilakukan

derivatif parsial terhadap ๐‘„(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰). Selanjutnya, derivatif

parsial tersebut disamakan dengan 0,

๐œ•

๐œ•๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ[๐‘„(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œŽ2|๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๐œ‰)] = 0 .

Derivatif parsial akan menghasilkan persamaan normal

(๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ = (๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ .

Sehingga estimasi untuk ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ diberikan oleh

๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = [(๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)]โˆ’1

(๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ

๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ , (11)

dimana

๐(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = [(๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)]โˆ’1

(๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

(๐ˆ โˆ’ ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)) ,

๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = (๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ0, ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ1, ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ1, ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ2, โ€ฆ , ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๐‘ž)๐‘‡ .

Matriks ๐(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) berukuran ๐‘› ร— ๐‘› dan vektor ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)

berukuran (๐‘ž + 2) ร— 1. Mengingat persamaan (11) dan sifat

invariant dari MLE, maka estimator dari kurva regresi spline

linier truncated (6) adalah

๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)

๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ , (12)

dimana

๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) [(๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)]โˆ’1

(๐†(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ))๐‘‡

(๐ˆ โˆ’ ๐•(๐“)) .

Matriks ๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) berukuran ๐‘› ร— ๐‘›.

Berdasarkan estimator kurva regresi spline linier truncated

(12) dan estimator kurva regresi kernel Nadaraya-Watson (8),

maka estimator dari kurva regresi campuran nonparametrik

spline dan kernel (3) adalah

๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) + โˆ‘ โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—)

๐‘š

๐‘—=1

๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ + ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ

๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ ,

dimana

๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) + ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) .

Matriks ๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) berukuran ๐‘› ร— ๐‘›.

C. Sifat Estimator Kurva Regresi

Estimator-estimator ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ), ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ), โˆ‘ โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—)

๐‘š๐‘—=1 dan

๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) seperti pada umumnya estimator kurva regresi

nonparametrik yang lain, bersifat bias.

E [๏ฟฝฬƒฬ‚๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)] โ‰  ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ ,

E[๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)] โ‰  ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข)

E [โˆ‘ โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—)

๐‘š

๐‘—=1

] โ‰  โˆ‘ โ„Žฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—)

๐‘š

๐‘—=1

,

E [๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)] โ‰  ๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)

Walaupun demikian estimator-estimator tersebut masih

merupakan kelas estimator linier dalam observasi. Hal ini dapat

diketahui dari pembahasan sebelumnya yang menghasilkan

๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ , ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐’(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ ,

โˆ‘โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—)

๐‘š

๐‘—=1

= ๐•(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ , ๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ .

Terlihat bahwa estimator-estimator ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ), ๏ฟฝฬ‚ฬƒ๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ),

โˆ‘ โ„Žฬ‚ฬƒ๐‘—๐œ™๐‘—(๐‘ฃ๐‘—)

๐‘š๐‘—=1 , dan ๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) merupakan kelas estimator linier

dalam observasi ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ.

D. Pemilihan Titik-titik Knot dan Bandwidth Optimum

Estimator kurva regresi campuran nonparametrik spline dan

kernel ๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) sangat tergantung pada banyak titik knot,

lokasi titik-titik knot dan bandwidth optimum. Salah satu

metode yang digunakan untuk melakukan pemilihan banyak

titik knot, lokasi titik-titik knot dan bandwidth optimum adalah

metode Generalized Cross Validation atau GCV [4].

Page 5: Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Papua

5

GCV(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) =

MSE(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)

(๐‘›โˆ’1trace (๐ˆ โˆ’ ๐™(๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)))2 , (13)

dimana

MSE(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ) = ๐‘›โˆ’1 โˆ‘(๐‘ฆ๐‘– โˆ’ ๐‘“๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–))2

๐‘›

๐‘–=1

.

Banyaknya titik knot optimum dan lokasi titik-titik knot

optimum ๐œ‰(opt) = (๐œ‰1(opt), ๐œ‰2(opt), โ€ฆ , ๐œ‰๐‘ž(opt))๐‘‡

serta bandwidth

optimum ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(opt) = (๐œ™1(opt), ๐œ™2(opt), โ€ฆ , ๐œ™๐‘š(opt))๐‘‡

diperoleh

dari optimasi

GCV(๐œ‰(opt), ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(opt)) = Min๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ

{GCV(๐œ‰, ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ)} .

E. Aplikasi pada Data Kemiskinan

Gambar 1. merupakan diagram pencar antara variabel respon

dengan masing-masing variabel prediktor. Pada diagram

tersebut terlihat bahwa secara umum bentuk pola hubungan

antara variabel respon dan variabel prediktor tidak diketahui

atau tidak mengikuti pola tertentu. Namun jika diperhatikan

dengan lebih seksama, pada diagram pencar antara persentase

penduduk miskin dengan PDRB perkapita, terlihat bahwa pola

perilaku datanya berubah-ubah pada sub-sub interval tertentu.

Dengan demikian, bentuk pola hubungan antara persentase

penduduk miskin dengan PDRB perkapita tersebut didekati

dengan kurva regresi spline, sedangkan bentuk pola hubungan

antara persentase penduduk miskin dengan empat variabel

lainnya (gini ratio, rata-rata lama sekolah, tingkat pengangguran

terbuka dan laju pertumbuhan ekonomi) masing-masing

didekati dengan kurva regresi kernel.

Selanjutnya, jika bentuk pola hubungan variabel respon dan

variabel-variabel prediktor tersebut didekati dengan model

regresi campuran nonparametrik spline dan kernel, maka

variabel-variabel yang digunakan tersebut dapat dinotasikan

menjadi ๐‘ฆ = persentase penduduk miskin, ๐‘ข = PDRB perkapita,

๐‘ฃ1 = gini ratio, ๐‘ฃ2 = rata-rata lama sekolah, ๐‘ฃ3 = tingkat

pengangguran terbuka, ๐‘ฃ4 = laju pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, berdasarkan pasangan data yang diberikan

(๐‘ข๐‘–, ๐‘ฃ1๐‘– , ๐‘ฃ2๐‘– , ๐‘ฃ3๐‘– , ๐‘ฃ4๐‘– , ๐‘ฆ๐‘–), ๐‘– = 1,2, โ€ฆ ,29, maka model regresi

campuran nonparametrik spline dan kernelnya adalah

๐‘ฆ๐‘– = ๐›ฝ0 + ๐›ฝ1๐‘ข๐‘– + ๐œ†1(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰1)+๐‘

+ โ‹ฏ + ๐œ†๐‘ž(๐‘ข๐‘– โˆ’ ๐œ‰๐‘ž)+

๐‘

๐‘ฆ๐‘– = +โˆ‘

1๐œ™1

๐พ (๐‘ฃ1 โˆ’ ๐‘ฃ1๐‘–

๐œ™1)

โˆ‘1๐œ™1

๐พ (๐‘ฃ1 โˆ’ ๐‘ฃ1๐‘–

๐œ™1)29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

+ โˆ‘

1๐œ™2

๐พ (๐‘ฃ2 โˆ’ ๐‘ฃ2๐‘–

๐œ™2)

โˆ‘1๐œ™2

๐พ (๐‘ฃ2 โˆ’ ๐‘ฃ2๐‘–

๐œ™2)29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘– = +โˆ‘

1๐œ™3

๐พ (๐‘ฃ3 โˆ’ ๐‘ฃ3๐‘–

๐œ™3)

โˆ‘1๐œ™3

๐พ (๐‘ฃ3 โˆ’ ๐‘ฃ3๐‘–

๐œ™3)29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

+ โˆ‘

1๐œ™4

๐พ (๐‘ฃ4 โˆ’ ๐‘ฃ4๐‘–

๐œ™4)

โˆ‘1๐œ™4

๐พ (๐‘ฃ4 โˆ’ ๐‘ฃ4๐‘–

๐œ™4)29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

+ ๐œ€๐‘– .

Dalam model regresi tersebut, terdapat sebanyak ๐‘ž titik knot

(๐œ‰1, ๐œ‰2, โ€ฆ , ๐œ‰๐‘ž) dan ๐‘š = 4 bandwidth (๐œ™1, ๐œ™2, ๐œ™3, ๐œ™4). Dalam

penelitian ini banyaknya titik knot dibatasi hingga ๐‘ž = 3 titik

knot (๐œ‰1, ๐œ‰2, ๐œ‰3).

Fungsi kernel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

fungsi kernel gaussian (1), sedangkan pemilihan banyak titik

knot, lokasi titik-titik knot dan bandwidth optimum dilakukan

dengan menggunakan metode GCV (13). Jika model regresi

campuran nonparametrik spline dan kernel memiliki banyaknya

titik knot yang dibatasi sampai dengan tiga titik knot, maka

terdapat tiga kemungkinan model yang bisa dibentuk, yaitu

model dengan satu titik knot, model dengan dua titik knot, dan

model dengan tiga titik knot. Berikut hasil pemilihan GCV

minimum ketiga bentuk model tersebut.

Berdasarkan pemilihan GCV minimum ketiga model tersebut,

maka model terbaik diperoleh ketika kurva regresi memiliki tiga

titik knot. Lokasi titik knot tersebut adalah ๐œ‰1 = 26,4956,

๐œ‰2 = 29,3591, ๐œ‰3 = 35,0863 dan bandwidth ๐œ™1 = 0,1411,

๐œ™2 = 0,0676, ๐œ™3 = 0,0344, ๐œ™4 = 0,0207.

Hasil estimasi parameter berdasarkan lokasi titik-titik knot

dan bandwidth optimum adalah ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ0 = 3,6965, ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ1 = โˆ’0,2832,

๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ1 = 3,6986, ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ2 = โˆ’5,5289 dan ๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ3 = 2,3139. Dengan

demikian estimasi kurva regresi model menjadi

๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) = 3,6965 โˆ’ 0,2832๐‘ข๐‘– + 3,6986(๐‘ข๐‘– โˆ’ 26,4956 )+

๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) = โˆ’5,5289(๐‘ข๐‘– โˆ’ 29,3591)+ + 2,3139(๐‘ข๐‘– โˆ’ 35,0863)+

๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) = +โˆ‘

10,1411

๐พ (๐‘ฃ1 โˆ’ ๐‘ฃ1๐‘–

0,1411)

โˆ‘1

0,1411๐พ (

๐‘ฃ1 โˆ’ ๐‘ฃ1๐‘–

0,1411)29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

+ โˆ‘

10,0676

๐พ (๐‘ฃ2 โˆ’ ๐‘ฃ2๐‘–

0,0676)

โˆ‘1

0,0676 ๐พ (

๐‘ฃ2 โˆ’ ๐‘ฃ2๐‘–

0,0676 )29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

๏ฟฝฬ‚๏ฟฝ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ,๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ(๐‘ข๐‘– , ๏ฟฝฬƒ๏ฟฝ๐‘–) = +โˆ‘

10,0344

๐พ (๐‘ฃ3 โˆ’ ๐‘ฃ3๐‘–

0,0344)

โˆ‘1

0,0344๐พ (

๐‘ฃ3 โˆ’ ๐‘ฃ3๐‘–

0,0344)29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

+ โˆ‘

10,0207

๐พ (๐‘ฃ4 โˆ’ ๐‘ฃ4๐‘–

0,0207)

โˆ‘1

0,0207๐พ (

๐‘ฃ4 โˆ’ ๐‘ฃ4๐‘–

0,0207)29

๐‘–=1

๐‘ฆ๐‘–

29

๐‘–=1

Dari hasil pengolahan diperoleh nilai R2 sebesar 0,9202.

Nilai R2 ini menunjukkan bahwa variabel yang digunakan dapat

menjelaskan model sebesar 92,02%.

Selanjutnya adalah melakukan pengujian asumsi kenormalan

residual. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

didapatkan plot pada Gambar 2. Pengujian normalitas pada

residual menghasilkan ๐‘-๐‘ฃ๐‘Ž๐‘™๐‘ข๐‘’ > 0,150, lebih besar dari

๐›ผ (0,05) sehingga disimpulkan bahwa residual model

berdistribusi normal.

0.40.30.2 1284 1050

50

40

30

20

10

1284

50

40

30

20

10

40200

Gini Ratio

Per

sen

tase

Kem

iski

nan

Rata-rata Lama Sekolah Tingkat Pengangguran Terbuka

Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Perkapita

Gambar 1. Diagram Pencar Variabel Respon dengan Masing Varial Prediktor.

Tabel 1.

Perbandingan nilai GCV Minimum

No Model GCV

1 1 Titik Knot 4 Bandwidth 21,2932

2 2 Titik Knot 4 Bandwidth 17,1844

3 3 Titik Knot 4 Bandwidth 13,4836

Page 6: Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated ...Regresi Campuran Nonparametrik Spline Linier Truncated dan Fungsi Kernel untuk Pemodelan Data Kemiskinan di Provinsi Papua

6

Model regresi campuran nonparametrik spline dan kernel ini

dapat digunakan untuk skenario kebijakan. Misalkan suatu

kabupaten ingin menetapkan target PDRB perkapita 9,39 juta

rupiah, gini ratio sebesar 0,37 rata-rata lama sekolah 9,21,

tingkat penganguuran terbuka 5,31 dan laju pertumbuhan

ekonomi 6,83, maka melalui penghitungan menggunakan

model regresi campuran nonparametrik spline dan kernel

diperoleh persentase penduduk miskin sebesar 26,02 persen.

Jika target-target yang akan ditetapkan tersebut dianggap tidak

menekan persentase penduduk miskin secara signifikan, maka

bisa dilakukan simulasi perubahan target dan selanjutnya

diprediksi kembali persentase penduduk miskinnya

V. KESIMPULAN

Kurva regresi campuran nonparametrik spline dan kernel

merupakan suatu kurva regresi yang mengombinasikan dua

jenis kurva regresi, yaitu spline dan kernel. Kurva ini

diharapkan dapat mendekati pola data dengan baik karena

masing-masing pola data telah didekati oleh kurva yang sesuai.

Kurva regresi spline yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kurva regresi spline linier truncated, sedangkan kurva

regresi kernel yang digunakan adalah kurva regresi kernel

Nadaraya-Watson. Untuk saran penelitian selanjutnya, dapat

dilakukan kajian mengenai model regresi campuran

nonparametrik spline dan kernel dimana kurva regresi spline

yang digunakan adalah spline kuadratik atau kubik, sedangkan

kurva regresi kernel yang digunakan adalah linier konstan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis R mengucapkan terima kasih kepada Badan Pusat

Statistik (BPS) Republik Indonesia yang telah memberikan

dukungan finansial melalui beasiswa tahun 2014-2016.

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. L. Eubank, Nonparametric Regression and Spline Smoothing, New

York: Marcel Dekker, Inc, 1999.

[2] C. H. Reinsch, โ€œSmoothing by Spline Functionsโ€, Numerische

Mathematik, Vol. 10, hal. 77-183, 1967.

[3] B. W. Silverman, โ€œSome Aspects of The Spline Smoothing Approach to Non-parametric Regression Curve Fittingโ€, Journal of the Royal

Statistical Society. Series B (Methodological), Vol. 47, No. 1, hal. 1-52,

1985.

[4] G. Wahba, Spline Models for Observational Data, Philadelphia: Society

for Industrial and Applied Mathematics, 1990.

[5] H. Liang, โ€œEstimation in Partially Linear Models and Numerical Comparisonsโ€, Computational Statistics & Data Analysis, Vol. 50, No

.3, hal. 675-687, 2006.

[6] Y. Lin and H. H. Zhang, โ€œComponent Selection and Smoothing in Multivariate Nonparametric Regressionโ€, The Annals of Statistics, Vol.

34, No. 5, hal. 2272-2297, 2006.

[7] A. Islamiyati and I. N. Budiantara, โ€œModel Spline dengan Titik-titik Knots dalam Regresi Nonparametrikโ€, Jurnal INFERENSI, Vol. 3, hal.

11-21, 2007.

[8] I. N. Budiantara, Spline dalam Regresi Nonparametrik dan

Semiparametrik: Sebuah Pemodelan Statistika Masa Kini dan Masa

Mendatang, Surabaya: ITS Press, 2009.

[9] E. A. Nadaraya, Nonparametric Estimation of Probability Densities and

Regression Curves, Kluwcer Academic Publishers, 1989.

[10] T. Gasser and H.-G. Muller, Kernel Estimation of Regression Functions,

Springer Berlin Heidelberg, 1979.

[11] W. Hardle, Applied Nonparametric Regression, Berlin: Humboldt-

Universitรคt zu Berlin, 1994.

[12] M. P. Wand and M. C. Jones, Kernel Smoothing, London: Chapman &

Hall, 1995.

[13] J. You and G. Chen, โ€œSemiparametric Generalized Least Squares Estimation in Partially Linear Regression Models with Correlated

Errorsโ€, Journal of Statistical Planning and Inference, Vol. 137, No. 1,

hal. 117-132, 2007.

[14] M. Kayri and Zirhhoglu, โ€œKernel Smoothing Function and Choosing

Bandwidth for Nonparametric Regression Methodsโ€, Ozean Journal of

Applied Sciences, 2(1), 49-54, 2009.

[15] J. Klemela, Multivariate Nonparametric Regression and Visualization:

with R and Applications to Finance, New Jersey: John Wiley & Sons,

Inc, 2014.

[16] I. N. Budiantara, M. Ratna, I. Zain and W. Wibowo, โ€œModeling the

Percentage of Poor People in Indonesia Using Spline Nonparametric

Regression Approachโ€, International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS, Vol. 12 No. 06, hal. 119-124, 2012.

[17] W. Hardle, M. Muller, S. Sperlich and A. Werwatz, Nonparametric and

Semiparametric Models, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2004.

[18] S. Ellies, The Dimension of Poverty, Kumarian Press, 1994.

[19] S. Fan, โ€œPublic Investment and Poverty Reduction Case Studies from

Asia and Implications for Latin Americaโ€, in Seminario Internacional: Tendencias Y Desafion Del Gato Publiko Para El Desarollo Agricola Y

Rural En America Latina Y El Caribe, Santo Domingo, 2003.

[20] J. B. G. Tilak, Post-Elementary Education, Poverty and Development in India, New Delhi: Working Paper Series - No. 6, Centre of African Studies, University of Edinburgh, 2005.

[21] A. H. Naja, โ€œPendidikan Berkualitas dan Pembangunan Sumber Daya

Manusia: Solusi Utama Masalah Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesiaโ€, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Politik, Vol. 7 No. 1, hal. 67-79,

2006.

[22] P. R. Agenor, Unemployment-Poverty Trade-Offs, Washington DC: The World Bank, 2004.

[23] J. P. Formby, G. A. Hoover and K. Hoseong, Economic Growth and

Poverty in the United States: Comparisons of Estimates Based Upon Official Poverty Statistics and Sen's Index of Poverty, Working Paper No.

00-11-01, Univ. of Alabama, Department of Economics, Finance, and

Legal Studies, 2000.

[24] G. Iradian, Inequality, Poverty, and Growth: Cross-Country Evidence,

IMF Working Paper, 1-39, 2005.

[25] P. Agrawal, โ€œEconomic Growth and Poverty Reduction: Evidence from Kazakhstanโ€, Asian Development Review, Vol. 24, No. 2, hal. 90-115,

2008.

43210-1-2-3

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Residual

Per

cent

Mean 3.448275E-10

StDev 1.299

N 29

KS 0.127

P-Value >0.150

Gambar 2 Probability Plot Residual.