Refreshing Anatomi Fisiologi Hidung

35
REFRESHING Anatomi Fisiologi Hidung dan Sinus Paranasal RSIJ Sukapura Oleh: Karina Sandra Amilia 2008730018 Pembimbing: dr. Dian Nurul Sp. THT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Transcript of Refreshing Anatomi Fisiologi Hidung

REFRESHINGAnatomi Fisiologi

Hidung dan Sinus Paranasal

RSIJ Sukapura

Oleh: Karina Sandra Amilia 2008730018Pembimbing: dr. Dian Nurul Sp. THT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah:

1. Pangkal hidung (bridge)

2. Dorsum nasi3. Puncak hidung4. Ala nasi5. Kolumela6. Lubang hidung

(nares anterior)

ANATOMI HIDUNG

Pangkal Hidung

Dorsum Nasi

Nasal Tip

Ala Nasi

Kolumela

Lubang Hidung

ANATOMI HIDUNG

Kerangka tulang terdiri dari:- Tulang hidung (os nasalis)- Prosesus frontalis os maksila- Prosesus nasalis os frontal

Tulang rawan:- Sepasang kartilago nasalis

lateralis superior- Sepasang kartilago nasalis

lateralis inferior (kartilago ala mayor)

- Kartilago ala minor- Tepi anterior kartilago septum

ANATOMI HIDUNG

Tampak Ventral Tampak Inferior

ANATOMI HIDUNG

ANATOMI HIDUNG

ANATOMI HIDUNG

Diantara konka terdapat meatus :1. Superior- Konka superior dan konka

media- Muara sinus sfenoid dan sinus

etmoid posterior2. Medius- Konka media dan dinding lateral- Muara sinus frontal, sinus

maksilar, dan sinus etmoid anterior

3. Inferior - Konka inferior dan dasar hidung- Muara duktus nasolakrimalis

Meatus nasal

Inferior

Meatus nasal Media

Meatus nasal

Superior

ANATOMI HIDUNG VASKULARISASI

Bagian atas :a. Etmoid anterior & posterior a.

Oftalmika a. Karotis internaBagian bawah : a.

Maksilaris interna ujung a. Palatina mayor & a.

Sfenopalatina

Bagian depan : cabang-cabang a. Fasialis

Bagian depan septum anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor pleksus Kiesselbach (Little’s area).

ANATOMI HIDUNG VASKULARISASI

ANATOMI HIDUNG VASKULARISASI

Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan

berdampingan dengan arterinya.

Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara

ke v.oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di

hidung tidak memiliki katup, sehingga merupakan faktor

predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke

intrakranial.

ANATOMI HIDUNG PERSARAFAN

• Bagian rongga hidung depan & atas : persarafan sensoris dari n. Etmoidalis anterior

• Rongga hidung lainnya : sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatinum.

ANATOMI HIDUNG PERSARAFAN

Bagian rongga hidung depan & atas

Rongga hidung lainnya

ANATOMI HIDUNG N. Olfactorius

- Hanya 5 % yang digunakan untuk menghidu

- Mebrana olfaktoria terletak pd celah sempit pada bagian superior rongga hidung

- Luas permukaan membran 10 cm² ~ panjang 170 cm²

- Celah olfaktorius pr > lk, berhubungan dengan pigmentasi

- Membran olfaktoria terdiri dari 3 lapis : lap penunjang, lap sel-sel reseptor, dan lapisan sel basal

ANATOMI HIDUNG N. Olfactorius

Silia/reseptor berdiri diatas tonjolan mukosa yang dinamakan vesikel olfaktorius dan masuk ke dalam lapisan sel-sel reseptor olfaktoriaDiantara sel-sel reseptor (neuron) terdapat banyak kelenjar Bowman penghasil mukus (mgdg air, mukopolisakarida, antibodi, enzim, garam-garam dan protein pengikat bau (G-protein)Sel-sel reseptor satu-satunya neuron sistem saraf pusat yang dapat berganti secara reguler ( 4-8 mgg) (tempat transduksi)

Kelompok inferior berasal dari septum dan sebagian dasar hidung, kelenjar limfe di sepanjang pembuluh jugularis interna.

ANATOMI HIDUNG Sistem Limfatik

Jaringan limfatik anterior bermuara di sepanjang pembuluh fasialis leher. (seluruh bagian anterior hidung – vestibulum dan daerah prekonka)

Jaringan limfatik posterior (mayoritas anatomi hidung) Terdiri atas : superior, media dan inferior.

Kelompok superior berasal dari konka media dan superior dan bagian dinding hidung yang berkaitan, berjalan di atas tuba eustachius kelenjar limfe retrofaringeaKelompok media, berjalan di bawah tuba eustachius, mengurus konka inferior, meatus inferior, dan sebagian dasar hidung kelenjar limfe jugularis

ANATOMI SINUS PARANASAL

ANATOMI SINUS PARANASALSinus

maksila kanan dan

kiri

Sinus frontal

kanan dan kiri,

Sinus ethmoid

kanan dan kiri

Sinus sfenoid

kanan dan kiri

ANATOMI SINUS PARANASAL

ANATOMI SINUS PARANASAL

Kompleks ostiomeatal (KOM) adalah bagian dari sinus etmoid anterior yang berupa celah pada dinding lateral hidung yang dibatasi oleh konka media dan lamina papirasea. KOM merupakan unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior, yaitu sinus maksila, etmoid anterior dan frontal.

ANATOMI SINUS PARANASAL Kompleks Osteomeatal

Struktur anatomi yang

membentuk KOM

ANATOMI SINUS PARANASAL Kompleks Osteomeatal

Prosesus Unsinatus,

Infundibulum Etmoid,

Hiatus Semilunaris,

Bula Etmoid,

Agger Nasi

Ressus Frontal

• Infundibulum ethmoidPerkembangan infundibulum mendahului sinus. Dibentuk oleh struktur yang kompleks. Dinding anterior dibentuk oleh processus uncinatus, dinding medial dibentuk oleh processus frontalis os maxila dan lamina papyracea.

ANATOMI SINUS PARANASAL Komplek Osteomeatal

• Prosesus uncinatusMerupakan sebuah lamina yang melengkung pada os etmoid, yang menjorok kebawah dan kebelakang dan dibentuk oleh bagian kecil dari dinding medial sinus maxilaris, dan dihubungkan dengan processus etmoid dari konka nasal inferior.

ANATOMI SINUS PARANASAL Komplek Osteomeatal

Prosesus uncinatus

• Reseus frontalisMerupakan ruang antara sinus frontalis dan hiatus semilunaris yang menuju ke aliran sinus. Bagian anterior dibatasi oleh sel ager nasi, superior oleh sinus fronatalis, medial oleh konka medial dan bagian lateral oleh lamina papyracea.

ANATOMI SINUS PARANASAL Komplek Osteomeatal

• Bula ethmoidTerletak diatas infundibulum dan permukaan lateral/ inferiornya, dan tepi superior procesus uncinatus membentuk hiatus semilunaris. Ini merupakan sel etmoid anterior terbesar. Arteri etmoid anterior menyilang terhadap atap sel ini.

ANATOMI SINUS PARANASAL Komplek Osteomeatal

Bula ethmoid

• Sel-sel ethmoid anteriorSel dibagian anterior menuju lamella basal. Pengalirannya ke meatus medial melalui infundibulum etmoid. Termasuk sel ager nasi, bulla etmoid dan sel-sel anterior lainnya.

ANATOMI SINUS PARANASAL Komplek Osteomeatal

ANATOMI SINUS PARANASAL Kompleks Osteomeatal

ANATOMI SINUS PARANASAL Sistem Tranpsport Mukosiliar

FISIOLOGI HIDUNG

Jalan napasPengatur kondisi udara

Penyaring dan

pelindung

Indera penghidu

Resonansi suara

Proses Bicara

Refleks Nasal

FISIOLOGI HIDUNG

• Kecepatan aliran udara pada saat inspirasi sebesar 250 ml/sec• Inspirasi dalam molekul udara lebih banyak menyentuh• mukosa olfaktorius sensasi bau tercium• syarat zat-zat yang dapat menyebabkan perangsangan penghidu :

- Harus mudah menguap mudah masuk ke liang hidung- Sedikit larut dalam air mudah melalui mukus- mudah larut dalam lemak sel-sel rambut olfaktoria dan ujung luar sel-sel olfaktoria td dari zat lemak

• zat-zat yang ikut dalam udara inspirasi akan larut dalam lapisan mukus yang berada pada permukaan membran

ANATOMI HIDUNG Penghidu

- Molekul bau yang larut dalam mukus terikat oleh protein spesifik (G-PCR)- G- Protein akan terstimulasi aktivasi enzim Adenyl cyclase- Percepatan konversi ATP cAMP- Aksi cAMP akan membuka saluran ion Ca++, shg ion Ca++ masuk ke dalam

silia- Masuknya ion Ca Cl- keluar dari silia membran semakin positif

depolarisasi terjadi aksi potensial

ANATOMI HIDUNG Penghidu

- Aksi potensialAkson-akson dari sel-sel reseptor glomeruli (bulbus olfaktorius) serabut saraf olfaktorius.

- Di dalam glomerulus, akson mengadakan kontak dengan dendrit sel-sel mitral dan bbrp tpe sel lainnya.

- Akson sel-sel mitral korteks piriformis, medial amigdala dan korteks enthoris

- Korteks piriformis : area utk mengidentifikasi bau- Medial amygdala : terlibat dalam fungsi sosial- Korteks enthorial : berhubungan dengan memori

ANATOMI HIDUNG Penghidu

FUNGSI SINUS PARANASAL

Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)

Sebagai penahan suhu (termal insulators)

Membantu keseimbangan kepala

Membantu resonansi suara

Sebagai peredam perubahan tekanan udara

Membantu produksi mukus