Refrat Snake Bite
-
Upload
harrizki-mubarrak -
Category
Documents
-
view
75 -
download
0
description
Transcript of Refrat Snake Bite
Dari 2500–3000 spesies ular yang tersebar di dunia kira-kira ada 500 ular yang beracun, diantaranya adalah famili Viperidae, Elapidae dan Atractaspididae
Ciri – ciri ular tidak berbisa:• Bentuk kepala segi empat
panjang• Gigi taring kecil• Bekas gigitan, luka halus
berbentuk lengkung
Ciri – ciri ular berbisa:• Kepala segi tiga• Dua gigi taring besar di
rahang atas• Dua luka gigitan utama
akibat gigi taring
Pada tahun 2009, gigitan ular pertama kali dikenalkan WHO sebagai neglected tropical disease.
Insidens gigitan ular ini terutama yang menyebabkan kematian masih cukup tinggi di dunia. Di Indonesia sendiri dilaporkan sekitar 20 kasus kematian dari ribuan kasus gigitan ular per tahun
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri.
Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata
Bisa ular (venom) terdiri dari 20 atau lebih komponen sehingga pengaruhnya tidak dapat diinterpretasikan sebagai akibat dari satu jenis toksin saja. Venom yang sebagian besar (90%) adalah protein, terdiri dari berbagai macam enzim, polipeptida non-enzimatik dan protein non-toksik.
• Zinc metalloproteinase haemorrhagins:
• Procoagulant enzymes• Phospholipase A2
(lecithinase):• Acetylcholinesterase• Hyaluronidase: • Enzim proteolitik • Amin biogenik seperti
histamin dan 5-hidroksitriptamin.
• Polipeptida : fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase, kolin esterase, protease, fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase.
Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi.
• Gigitan ular tanpa masuknya bisa ular Pada korban gigitan ular atau yang masih disangka
tergigit ular biasanya akan muncul gejala panik, cemas serta gelisah dikarenakan ketakutan yang luar biasa sehingga dapat muncul gejala kaku pada ekstremitas ataupun vasovagal shock. Tekanan darah dan nadi akan meningkat disertai menggigil dan berkeringat.
• Gigitan ular dengan masuknya bisa ular Setelah masuknya taring ular pada kulit akan muncul
nyeri yang kemudian berkembang sensasi terbakar, berdenyut dan nyeri akan bertambah hebat dan akan meningkat ke bagian proksimal dari bagian yang tergigit. Pembesaran kelenjar getah bening regional sering dijumpai
Diagnosis gigitan ular berbisa tergantung pada keadaan bekas gigitan atau luka yang terjadi.
• Gejala lokal • Gejala sistemik• Gejala khusus
gigitan ular berbisa : Hematotoksik, Neurotoksik , Kardiotoksik & Sindrom kompartemen
1. Derajat 0• Bekas gigitan 2 taring -• Tidak ada gejala sistemik setelah 12
jam• Pembengkakan dan nyeri minimal
2. Derajat I (Minimal)• Bekas gigitan 2 taring• Bengkak dan kemerahan dengan
diameter 1 – 5 inchi• Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai
12 jam• Nyeri sedang sampai berat
3. Derajat II (Moderate)• Bekas gigitan 2 taring • Nyeri hebat, Bengkak kemerahan
dengan diameter 6 – 12 inchi dalam 12 jam
• Petechie, echimosis, perdarah pada bekas gigitan
• Ada tanda-tanda sistemik
4. Derajat III (Severe)• Bekas gigitan 2 taring • Nyeri sangat hebat , Bengkak
dan kemerahan lebih dari 12 inchi
• Tanda-tanda derajat I dan II muncul dengan sangat cepat. Ditemukan tanda-tanda sistemik.
• Syok dan distres nafas 5. Derajat IV (Extremely severe)• Sangat cepat memburuk• Bengkak dan kemerahan di
seluruh ekstremitas yang terkena gigitan, muncul ekimosis, nekrosis dan bulla
• Meningkatnya tekanan intrakompartemen yang dapat menghambat aliran darah vena atau arteri
• Kegagalan multiorgan (ginjal, jantung) bisa sampai koma bahkan meninggal
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang• Cek tanda-tanda vital (jalan napas, napas, sirkulasi / ABC)• Cek tanda bekas gigitan ular berbentuk 2 titik bekas taring ular
Status generalis :• 1) Lemas, mual, muntah, nyeri perut• 2) Hipotensi • 3) Penglihatan terganggu, edema konjungtiva (chemosis)• 4) Pengeluaran keringat dan hipersalivasi • 5) Aritmia, edema paru, shock• 6) Tanda perdarahan spontan (petekie, epistaksis, hemoptoe)• 7) Parestesia
Status lokalis :• 1) Terdapat sepasang lubangan (pungsi) bekas gigitan sebagai tanda luka,• 2) Bengkak sekitar gigitan dan berwarna kemerahan (tanda-tanda inflamasi) yang
muncul dalam 5 menit sampai 12 jam setelah kejadian• 3) Daerah sekitar gigitan nyeri,muncul bula• 4) Mati rasa atau kebas (numbness) atau kesemutan rasa berdenyut-denyut (tingling) di
sekitar wajah atau tungkai dan lengan.
• Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan darah lengkap meliputi leukosit, trombosit, Hemoglobin, hematokrit dan hitung jenis leukosit. Faal Hemostasis (Prothrombin time, Activated Partial Thromboplastin time, International Normalized Ratio), Cross Match, Serum elektrolit, Faal ginjal (BUN, Kreatinin), Urinalisis untuk melihat myoglobinuria, dan Anlisis Gas darah. Foto rontgen thorax diperlukan untuk melihat apakah ada edema paru
Pertolongan Pertama• Harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi
gigitan ular sebelum korban dibawa ke rumah sakit. Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian.
• Tujuan pertolongan pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang membahayakan
Terapi yang dianjurkan adalah :
• Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.
• Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan.
• Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi Pemberian suntikan antitetanus,
• Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara intramuskular.
• Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut panik.
• Pemberian serum antibisa.
Indikasi pemberian SABU
• Adanya abnormalitas hemostatis• Secara klinis adanya perdarahan spontan,
koagulopati (dilihat dari faal hemostasis), • Tanda neurotoksis (ptosis, paralisis otot
pernapasan)• Abnormalitas cardiovascular (hipotensi, syok,
aritmia, EKG abnormal)• Acute Kidney Injury (oliguria/anuria, peningkatan
serum ureum dan atau creatinin)• Hemoglobin/myoglobin-uria (ditandai dengan
urin yang berwarna coklat gelap dan adanya tanda rhabdomyolisis yaitu nyeri otot dan hiperkalemia)
Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan Way :
• Derajat 0 dan I tidak diperlukan SABU, dilakukan evaluasi dalam 12 jam, jika derajat meningkat maka diberikan SABU
• Derajat II: 3-4 vial SABU• Derajat III: 5-15 vial SABU• Derajat IV: berikan penambahan 6-8 vial SABU
Pedoman lanjutan terapi SABU adalah
• Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit • Ulangi pemeriksaan darah pada 3 jam setelah
pemberiann antivenom