REFRAT SMT 2 JADI
-
Upload
rovi-wilman -
Category
Documents
-
view
90 -
download
0
Transcript of REFRAT SMT 2 JADI
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 1/18
1
I. PENDAHULUAN
Kehamilan bagi seorang wanita adalah suatu peristiwa yang luar biasa dalam episode
kehidupannya. Suatu keadaan dimana tidak semua wanita bisa merasakannya, dan
tiap wanita mempunyai kisah masing-masing selama kehamilannya. Ketika sperma
dan ovum bertemu, bahkan pada saat sebelumnya, tubuh wanita dengan
mekanismenya telah menyiapkan segalanya untuk berhasilnya fertilisasi, hingga
terbentuk embrio. Segala sistem dalam tubuh diaktifkan untuk membuat embrio itu
tumbuh berkembang sebagaimana mestinya. Termasuk di dalamnya adalah sistem
endokrin (hormon). Mulai dari morning sickness hingga ketidakstabilan emosi, mulai
dari perubahan warna kulit (hiperpigmentasi) hingga payudara membesar, merupakan
sebagian kecil efek dari perubahan hormonal yang dirasakan waniata selama
kehamilan.
Perubahan endokrin dan metabolik yang terjadi selama kehamilan merupakan
akibat langsung dari sinyal hormon yang dihasilkan unit plasenta-janin. Permulaan
dan perkembangan kehamilan tergantung dari interaksi neuronal dan faktor hormonal.
Pengaturan neuroendokrin di dalam plasenta, pada janin dan kompartemen ibu sangat
penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan perkembangannya sebagaimana
juga dalam mengkoordinasi awal suatu persalinan.1
Konsep fetus, plasenta, dan maternal sebagai suatu unit fungsional telah dimulai
sejak tahun 1950-an. Dikenal sebagai fetal-plasental unit, yang membentuk suatu
sistem endokrin yang unik yang memproduksi sejumlah besar hormon, termasuk
hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini disintesis dan dimetabolisme
dalam jalur yang kompleks melibatkan janin, plasenta dan ibu.2
Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid yang dihasilkan oleh
ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan
histologi pada vagina. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar
mammae, untuk persiapan masa laktasi, mengontrol pelepasan LH dan FSH,
mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 2/18
2
menimbulkan kontraksi pada rahim. Disamping itu, estrogen juga memperkuat
dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saat persalinan. Berperan penting dalam
menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.3,4
Hal yang spesifik bagi hormon ini pada wanita usia subur ialah sekresinya dari
ovarium berlangsung secara siklik dan peranannya yang sangat penting dalam
mempersiapkan kehamilan.3,4,5
Hormon progesteron adalah hormon steroid wanita yang terutama dibentuk di
dalam folikel dan plasenta. Progesteron mempersiapkan tubuh untuk menerima
kehamilan, sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi.4
Pada kehamilan, progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan
(maintenance) kehamilan dan estrogen yang berguna untuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi. Keduanya juga diperlukan untuk perubahan-perubahan metabolik yang
terjadi selama proses kehamilan sampai persalinan.6
Refrat ini dapat memberikan pemahaman mengenai pembentukan hormon steroid
progesteron dan estrogen dalam kehamilan serta perannya mulai dari pra konsepsi,
implantasi, kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
II.TATA NAMA
Semua hormon-hormon steroid pada dasarnya memiliki struktur yang sama, hanya
saja mempunyai sedikit perbedaan kimiawi yang mengakibatkan terjadinya
perbedaan aktivitas biokimiawi. Struktur dasarnya adalah molekul
siklopentanolperhidrofenantren, molekul ini terdiri dari 3 buah cincin dari 6 atom
karbon dan sebuah cincin dari 5 atom karbon. Cincin dasar ini ditandai dengan huruf
A,B,C, dan D, sedangkan atom karbon diberi angka (gambar 1).2,7
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 3/18
3
Gambar 1. Struktur dasar molekul siklopentanolperhidrofenantren
Dikutip dari O’Malley B2
Hormon steroid seks dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan jumlah atom
karbon yang dimiliki (gambar 2).
1. Seri karbon 21, struktur dasarnya adalah nucleus pregnane, termasuk disini
kortikoid dan progestin
2. Seri karbon 19, struktur dasarnya adalah nukleus androstane termasuk disini
hormon androgen
3. Seri karbon 18, struktur dasarnya adalah nukleus estrange termasuk disini
hormon estrogen.1,2,6
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 4/18
4
Gambar 2. Pembagian hormon steroid seks
Dikutip dari Wibowo8
Penamaan dari hormon steroid ini menggunakan jumlah atom karbon yang ada,
nama dasarnya didahului dengan jumlah yang menunjukkan posisi dari ikatan
rangkap, nama-nama tersebut menunjukkan posisi dari ikatan rangkap, nama-nama
tersebut menunjukkan apakah terdapat 1, 2 atau 3 ikatan yaitu : - ene, dan – diene, -
triene. Derivat estrange memiliki 3 bentuk, yaitu estron, estradiol, dan estriol. 7
Setelah nama dasar diikuti dengan nama kelompok hidroksi yang ditunjukkan
dengan jumlah rantai karbon yang terikat, 1, 2 atau 3 kelompok hidroksi yaitu : - ol, -
diol, - triol. Kemudian group keton menyusul dipaling akhir dengan nama sesuai
jumlah karbon yang terikat 1, 2 atau 3 yaitu : - one, - dione dan – trione.7
Selama kehamilan, sejumlah besar hormon steroid diproduksi oleh plasenta. Dua
hormon steroid utama adalah progesteron yang berfungsi mempertahankan kehamilan
dan estrogen yang berguna untuk pertumbuhan organ-organ reproduksi.
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 5/18
5
Gambar 3. Sintesis hormon steroid
Dikutip dari Wikipedia9
Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid dengan 10 atom C yang
secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi
wanita. Estrogen terdiri dari estron (E1), estradiol (E2), dan estriol (E3). Bentuk
utama pada kehamilan adalah estriol. Pada wanita tidak hamil estriol tidak disekresi
oleh ovarium, tapi 90% bentuk estrogen ini ditemukan dalam urin wanita hamil
dalam bentuk terkonjugasi dengan sulfat dan glukuronad. Kadar serum estriol
maternal meningkat 12 sampai 20 mg/ml saat kehamilan aterm.7,10,11
Didalam sirkulasi darah, estrogen terdapat dalam bentuk terikat dan tidak terikat,
sebagian besar estrogen terikat pada β globulin (69%), sebuah karier protein yang
diketahui sebagai seks hormon binding globulin (SHBG), 30% bagian lainnya terikat
globulin dan sisanya sekitar 2-3% terlepas bebas.3,7,12
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 6/18
6
Hormon progesteron adalah hormon steroid wanita dengan 21 atom C yang
terutama dibentuk di dalam folikel dan plasenta. Progesteron mempersiapkan tubuh
untuk menerima kehamilan, sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan
implantasi.4
III. SINTESIS ESTROGEN DAN PROGESTERON
A. ESTROGEN
Janin dan plasenta terlibat dalam sintesis estron, estradiol dan estriol. Estrogen
yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari konversi prekursor
androgen maternal maupun adrenal janin. Di plasenta, kolesterol dikonversi
menjadi pregnenolon sulfat yang kemudian dikonversi lagi menjadi
dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S). DHEA-S ini kemudian mengalami
metabolisme lebih lanjut menjadi estron (E1) dan melalui testosteron menjadi
estradiol (E2). Estriol (E3), bentuk terbesar estrogen dalam kehamilan, disintesis
oleh plasenta dari 16α-hidroksi-DHEA-S yang diproduksi oleh hepar janin dari
DHEA-S adrenal. Proses dekonjugasi 16α-hidroksi-DHEA-S memerlukan enzim
sulfatase.6,7,10,11,13
Gambar 4. Sintesis estrogen
Dikutip dari Creasy & Resnik 11
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 7/18
7
Plasenta pada kehamilan aterm mensekresi baik estron, estradiol dan estriol
ke dalam sirkulasi maternal dan janin. Total blood production rate estradiol ±
10 sampai 25 mg/hari sedangkan estriol 40 sampai 50 mg / hari. Estron
sebagian besar dalam bentuk sulfat dan mempunyai MCR (Metabolic
Clearence Rate) yang rendah. Pada fase folikuler kadar estron kurang dari 0,1
ng/ml, dan mencapai 0,3 ng/ml pada fase luteal. Kadar estron dalam serum
berkisar antara 2 sampai 30 ng / mL pada kehamilan aterm. Pada fase
folikular, kadar estradiol < 0,1 ng/ml, dan mencapai 0,4 ng/ml pada fase
luteal. Kadar estradiol meningkat sampai 6 – 40 ng / mL pada usia kehamilan
36 minggu dan terus meningkat sampai aterm. Kadar estriol pada wanita tidak
hamil kurang dari 0,01ng/ml. Estriol dalam serum maternal meningkat sejak
usia kehamilan 9 minggu (0,05 ng/ml) sampai 1000 kali lipat (10-30 ng/ml)
kadar pada wanita tidak hamil. Peningkatan kadar estriol ini kemudian
mendatar ( plateau) pada usia kehamilan 31 – 35 minggu dan meningkat lagi
pada usia kehamilan 35 – 36 minggu. Sembilan puluh persen ekskresi estriol
berasal dari produksi DHEA-S adrenal janin.6,10,13
Dari semua bentuk steroid estrogenik unconjugated dalam serum, estradiolmempunyai konsentrasi yang paling tinggi dengan half-life dalam darah yang
singkat (20 menit), sedangkan estriol sebagian besar dalam bentuk konjugasi
dan hanya ± 10% dalam bentuk unconjugated . Estrogen dimetabolisir oleh
hepar dan kemudian dieksresikan lewat urin.6,7,10
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 8/18
8
Gambar 5. Kadar Estrogen Plasma Maternal
Dikutip dari Leon Speroff 7
B. PROGESTERON
Progesteron terutama dihasilkan oleh korpus luteum sampai usia kehamilan 10
minggu. Pada masa awal kehamilan (6-7 minggu) progesteron dari korpus luteum
ini sangat diperlukan untuk mempertahankan kehamilan, sehingga jika pada masa
ini dilakukan ablasi korpus luteum misalnya dengan ovariektomi maka akan
terjadi penurunan steroidogenesis dan akan berakhir dengan abortus. Setelah
masa transisi (antara minggu ke 7 dan 11), plasenta mengambil alih peran korpus
luteum dalam mengasilkan progesteron.1,6,10
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 9/18
9
Gambar 6. Pergantian produksi progesteron dari korpus luteum ke plasenta
Dikutip dari Creasy & Resnik 11
Sintesis progesteron plasenta sangat tergantung dari hubungan antara maternal
dan plasenta tetapi sama sekali tidak tergantung prekursor dari janin. Sumber
utamanya adalah kolesterol LDL ( Low Density Lipoprotein). Kolesterol LDL ini
masuk ke dalam sitoplasma sel-sel tropoblas dengan cara endositosis setelah
sebelumnya berikatan dengan reseptor membran sel yang spesifik. Vesikel yang
mengandung kompleks kolesterol LDL-reseptor ini kemudian bergabung dengan
lisosom dan mengalami hidrolisis sehingga kolesterol dilepaskan dan reseptor
kembali menjalankan fungsinya lagi (recycled). Di dalam mitokondria, kolesterol
dipecah dengan cara hidroksilasi oleh enzim P450 sitokrom (P450scc) menjadi
pregnenolon yang kemudian dibentuk menjadi progesteron oleh 3β-
hidroksisteroid dehidrogenase.6,7,10,11
Sebagian besar (90%) progesteron yang dihasilkan akan disekresikan ke dalam
sirkulasi maternal tetapi kadar dalam sirkulasi maternal ini lebih rendah bila
dibanding dengan kadar progesteron plasma janin. Sebagian besar progesteron
pada sirkulasi maternal dimetabolisme menjadi pregnanediol dan diekskresikan
dalam bentuk glukuronid melalui urin.7,10,11
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 10/18
10
Gambar 7. Sintesa progesteron
Dikutip dari Leon Speroff 7
Pada usia kehamilan aterm plasenta menghasilkan progesteron + 210 mg/hari.
Kadar progesteron plasma maternal meningkat secara linier dari 40 ng/ml(trimester 1) sampai lebih dari 175 ng/ml (trimester 3). Sebagai perbandingan,
pada fase folikular, produksi progesteron mencapai 2,5 mg/hari. Pada fase luteal
25 mg/hari.6,11
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 11/18
11
Gambar 8. Kadar progesteron selama kehamilan
Dikutip dari Leon Speroff 7
IV. PERAN ESTROGEN DAN PROGESTERON
A. Prakonsepsi dan Implantasi
Estrogen berfungsi sebagai perangsang sintesis DNA melalui RNA, pembentuk
mRNA (messenger RNA), sehingga terjadi peningkatan sintesis protein. Selain itu
terhadap endometrium, estradiol memicu proliferasi endometrium dan memperkuat
kontraksi otot uterus. Produksi estradiol yang kian meningkat pada fase folikuler
akan meninggikan sekresi getah serviks dan mengubah konsentrasi getah pada saat
ovulasi menjadi encer dan bening, sehingga memudahkan penyesuaian,
memperlancar perjalanan spermatozoa dan meninggikan kelangsungan hidupnya.
Pada vagina, estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan
produksi getah dan meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi peningkatan
produksi asam laktat. Nilai pH menjadi rendah, dan memperkecil kemungkinan
terjadi infeksi. Pada ovarium, estradiol memicu sintesis selain reseptor FSH di
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 12/18
12
dalam sel-sel granula, juga reseptor LH di sel-sel teka. Estradiol juga merangsang
pertumbuhan dan menambah aktivitas otot-otot tuba fallopii, dan menyebabkan
pertumbuhan sebagian lobuli-alveoli dan saluran glandula mammae.4,10
Progesteron berfungsi mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan,
sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan inplantasi. Semua fungsi
progesteron terjadi karena ada pengaruh estradiol sebelumnya, karena estradiol
mensintesis reseptor progesteron. Terhadap endometrium, progesteron
menyebabkan perubahan sekretorik. Perubahan ini mencapai puncaknya pada hari
ke 22 siklus haid normal. Di bawah pengaruh peogesteron selama fase luteal,
jumlah getah serviks berkurang dan molekul-molekul besar membentuk jala tebal,
sehingga merupakan sawar yang tidak dapat dilintasi spermatozoa. Bersamaan
dengan itu, portio dan serviks menjadi sangat sempit, getah serviks menjadi kental
dan daya membenang menghilang. Progesteron menurunkan tonus miometrium,
sehingga kontraksi berjalan lambat. Dalam kehamilan bermanfaat karena membuat
uterus menjadi tenang. Peningkatan suhu basal badan segera setelah ovulasi
disebabkan oleh adanya fungsi termogenik progesteron terhadap pusat pengaturan
panas di hipotalamus. Progesteron merangsang pertumbuhan asini dan lobuliglandula mammae, mencegah pengaruh prolaktin dalam sentesis α-laktalbumin,
merangsang natriuresis dan sebaliknya menambah produksi aldosteron.4
Progesteron yang dihasilkan konseptus berpengaruh pada motilitas tuba pada
saat konseptus dibawa ke uterus. Progesteron dengan pengaruh katekolamin dan
prostaglandin dipercaya melemaskan otot utero-tuba. Lebih jauh lagi, progesteron
diduga memegang peranan penting pada saat transportasi embrio tuba uterus ke
rongga uterus karena ditemukan adanya reseptor progesteron dalam kadar yang
tinggi pada mukosa 1/3 distal tuba fallopi. Estradiol, juga dihasilkan oleh struktur
ini, bisa menyeimbangkan pengaruh progesteron pada keadaan motilitas dan tonus
tuba tertentu yang diharapkan. Progesteron mengantagonis estrogen meningkatkan
aliran darah pada uterus melalui penurunan reseptor estrogen dalam sitoplasma.1
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 13/18
13
B. Kehamilan
Dalam hubungannya dengan kehamilan, estrogen berfungsi untuk meningkatkan
sintesis progesteron melalui peningkatan uptake LDL dan aktifitas P450scc
sinsisiotrofoblas. Estrogen juga berpengaruh terhadap sitem kardiovaskuler
maternal yaitu menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenter, stimulasi sistem
ReninAngiotensin-Aldosteron dan (kemungkinan) neovaskularisasi plasenta.
Estrogen juga meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.6,10
Selama kehamilan, ukuran uterus meningkat untuk mengakomodasi
perkembangan hasil konsepsi yang dilakukan dengan jalan hiperplasia
(meningkatkan jumlah sel), hipertrofi sel otot (meningkatkan ukuran sel) dan
meregangkan uterus. Selama kehamilan, uterus tumbuh dari berat 60 gram sampai
1200 gram (20x lipat dibanding wanita tidak hamil), sedangkan volumenya
meningkat dari 10 cc sampai 2-10 liter cairan.7,8
Estrogen juga berperan dalam peningkatan jumlah dan ukuran pembuluh darah
pada vaskuler uterus menyebabkan penurunan resistensi vaskuler uterus. Sebagai
hasilnya aliran darah menuju dan dari uterus menjadi lebih leluasa. Aliran darah
fetus meningkat dari 50 cc/menit pada usia kehamilan 10 minggu hingga 500
cc/menit pada kehamilan aterm. Vena-vena uterus dapat berdilatasi sampai 60x
lipat lebih besar dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil sehingga dapat
menghasilkan drainase yang cukup untuk aliran darah uteroplasenta yang lebih
besar. Di bawah pengaruh estrogen jaringan uterus juga menjadi lebih elastis dan
kontraktil. Hal ini membantu uterus untuk mengakomodasi pertumbuhan fetus dan
mempersiapkan kontraksi yang menyebabkan persalinan.7,8
Estrogen mempengaruhi perubahan komposisi darah dimana terdapat
penurunan kadar total protein plasma namun terdapat peningkatan jumlah protein-
binding serum. Estrogen meningkatkan ketersediaan protein tubuh, menjaga
keseimbangan positif nitrogen dan memastikan terdapat protein yang cukup untuk
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 14/18
14
perkembangan fetus. Estrogen juga menyebabkan penumpukan lemak pada wanita
hamil. Selain itu, terdapat juga peningkatan konsentrasi fibrinogen dan penurunan
aktivitas fibrinolitik. Sebagai hasilnya, bekuan darah dan koagulat menjadi lebih
siap untuk menghadapi risiko perdarahan. Namun hal ini menyebabkan
meningkatnya risiko terjadi trombosis.2,7
Estrogen juga menyebabkan perlunakan jaringan konektif dan jaringan kolagen.
Estrogen juga menyebabkan tubulus ginjal mempertahankan kadar sodium dan air,
berpengaruh terhadap peningkatan signifikan volume darah wanita hamil. Juga
bertanggungjawab untuk perubahan pada kulit, seperti striae gravidarum dan
hiperpigmentasi, yang kebanyakan disebabkan karena meningkatnya jumlah serta
ukuran pembuluh darah.2
Dahulu pengukuran kadar estriol umumnya digunakan untuk memonitor
kesejahteraan janin tetapi saat ini sudah jarang atau tidak dilakukan lagi
dikarenakan rentang nilai normal yang lebar serta kadarnya bervariasi tergantung
dari usia kehamilan sehingga interpretasi hasil pengukuran menjadi sulit. Terlebih
lagi di samping dipengaruhi oleh keadaan janin seperti yang telah disebutkan di
atas, kadar estriol juga dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan (sebagai contoh :antibiotik, steroid) dan keadaan / gangguan klinik pada ibu (kelainan ginjal, hepar
dan traktus digestivus).6,11
Mekanisme kerja progesteron adalah berikatan dengan reseptor spesifik yang
kemudian berinteraksi dengan DNA genom. Reseptor-reseptor ini telah dikenali
dan ditemukan pada inti dan sitoplasma sel sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas serta
sel-sel endotel desidua pada awal kehamilan. Reseptor progesteron juga ditemukan
pada sel limfosit wanita hamil (tetapi tidak pada limfosit wanita tidak hamil), sel
natural killer (NK) dan limfosit T CD8 plasenta sehingga diketahui bahwa
progesteron juga mempunyai fungsi imunosupresif tetapi fungsi ini lebih
mempunyai efek lokal pada uterus dari pada efek secara sistemik.6,12,14,15
Progesteron juga diduga berperan dalam mempertahankan rasio Th 1/ Th 2
helper T-lymphocyte. Rasio yang tinggi umumnya dikaitkan dengan keberhasilan
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 15/18
15
kehamilan sedangkan rasio yang rendah sering dihubungkan dengan abortus
berulang dan penyakit autoimun. Progesteron juga meningkatkan produksi faktor-
faktor uterus yang menghambat blastogenesis limfosit dan produksi sitokin,
mengatur populasi limfosit fetoplasental dan meningkatkan prekursor limfosit B
sumsum tulang yang mengalami pengurangan akibat pengaruh estrogen.6,12,14,15
Fungsi progesteron yang lain adalah terhadap otot polos yaitu terutama
mempertahankan keadaan tenang (quiescence) uterus dengan cara
mempertahankan keadaan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergik
miometrium sehingga produksi cAMP meningkat dan menghambat fosforilase
myosin. Progesteron juga berpengaruh pada muskuler tuba seperti halnya
berpengaruh pada motilitas gastrointestinal. Juga berpengaruh terhadap otot polos
arterioler sehingga kapasitas vaskuler meningkat dan tahanan perifer menurun.
Progesteron plasenta juga berperan selaku substrat bagi produksi glikokortikoid
dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.1,6,7,10
Pengukuran kadar progesteron dapat digunakan sebagai prediktor yang reliabel
untuk menentukan viabilitas kehamilan bila terjadi ancaman abortus pada usiakehamilan kurang dari 77 hari. Kadar terendah progesteron pada awal kehamilan
yang diperkirakan dapat menjaga kelangsungan kehamilan adalah 5,1 ng/ml. Jika
pada pengukuran kadar serum progesteron lebih dari atau sama dengan 25 ng/ml,
maka angka ini menunjukkan 97% kehamilan viable intrauterin. Tetapi jika pada
kehamilan trimester pertama kadar progesteron kurang dari 18,9 ng/ml maka risiko
terjadinya kegagalan berlanjutnya kehamilan sebesar 4,6 kali lebih tinggi.1,14
C. Persalinan
Progesteron sangat penting untuk pemeliharaan kehamilan dini, dan hilangnya
progesteron akan mengakibatkan berakhirnya kehamilan. Progesteron
menyebabkan hiperpolarisasi miometrium, mengurangi amplitudo potensial aksi
dan mencegah kontraksi efektif. Progesteron mengurangi reseptor-reseptor
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 16/18
16
adrenergik alfa, menstimulasi produksi cAMP, dan menghambat sintesis reseptor
oksitosin. Progesteron juga menghambat sintesis reseptor estrogen, membantu
penyimpanan prekursor prostaglandin di desidua dan membran janin, dan
menstabilkan lisosom-lisosom yang mengandung enzim-enzim pembentuk
prostaglandin.1,10
Estrogen merupakan lawan progesteron untuk efek-efek ini dan mungkin
memiliki peran independen dalam pematangan serviks uteri dan membantu
kontraktilitas uterus. Jadi rasio estrogen : progesteron mungkin merupakan suatu
parameter penting. Pada sejumlah kecil pasien, suatu peningkatan rasio estrogen :
progesteron telah dibuktikan mendahului persalinan. Jadi untuk sebagian individu,
suatu penurunan kadar progesteron ataupun peningkatan estrogen dapat memulai
persalinan. Telah dibuktikan bahwa suatu peningkatan rasio estrogen : progesteron
meningkatkan jumlah reseptor oksitosin dan celah batas miometrium; temuan ini
dapat menjelaskan kontraksi efektif terkoordinasi yang mencirikan persalinan
sejati.1,10
D. Masa NifasKelahiran bayi dan plasenta mengharuskan adanya penyesuaian segera ataupun
jangka panjang terhadap kehilangan hormon-hormon kehamilan.
Dengan ekspulsi plasenta, kadar steroid akan turun mendadak dan waktu paruh
dapat terukur beberapa menit atau jam. Akibat produksi kontinu progesteron dalam
kadar rendah oleh korpus luteum, maka kadarnya dalam darah tidak segera
mencapai kadar basal pranatal, seperti halnya estradiol. Progesteron plasma
menurun mencapai kadar fase luteal dalam 24 jam setelah persalinan, namun baru
mencapai kadar folikular setelah beberapa hari. Pengangkatan korpus luteum
berakibat penurunan mencapai kadar fase folikular dalam 24 jam. Estradiol
mencapai kadar fase folikular dalam 1-3 hari setelah persalinan.1,10
Pada wanita yang tidak menyusui, kembalinya fungsi dan ovulasi siklik
normal dapat diharapkan sesegera timbul pada bulan kedua postpartum, di mana
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 17/18
17
ovulasi pertama rata-rata terjadi 9-10 minggu postpartum. Pada wanita menyusui,
prolaktin biasanya, menyebabkan anovulasi yang menetap, dan terkadang ovulasi
dapat timbul spontan bahkan pada masa laktasi. Waktu rata-rata terjadinya ovulasi
pada wanita yang menyusui sedikitnya 3 bulan adalah sekitar 17 minggu.
Persentase wanita tak menyusui kembali mengalami menstruasi rneningkat linear
hingga minggu ke-12, pada saat ini 70%-nya sudah akan kembali mengalami
menstruasi. Sangat berbeda pada wanita menyusui, di mana peningkatan linear ini
jauh lebih landai dan 70% wanita menyusui baru akan kembali mengalami
menstruasi setelah sekitar 36 minggu. Laktasi tidak akan terjadi sampai kadar
estrogen tak terkonjugasi jatuh di bawah kadar tak hamil sekitar 36-48 jam
postpartum.1,10
V. RINGKASAN
Selama kehamilan, terjadi perubahan hormonal dengan tujuan untuk menjaga hasil
konsepsi. Perubahan endokrin dan metabolik yang terjadi selama kehamilan
merupakan akibat langsung dari sinyal hormon yang dihasilkan unit plasenta-janin.
Unit yang membentuk suatu sistem endokrin yang unik yang memproduksi sejumlahbesar hormon, termasuk hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
disintesis dan dimetabolisme dalam jalur yang kompleks melibatkan janin, plasenta
dan ibu.
Dalam sintesa hormon steroid, plasenta bukanlah organ otonom tetapi
memerlukan prekursor-prekursor untuk sekresi estrogen maupun progesteron.
Prekursor tersebut berasal dari adrenal janin dan maternal untuk sekresi estrogen serta
kolesterol maternal untuk sekresi progesteron. Progesteron berfungsi
mempertahankan kehamilan dan estrogen berguna untuk pertumbuhan organ-organ
reproduksi.
5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 18/18
18
VI. RUJUKAN
1. Anwar R. Endokrinologi kehamilan dan persalinan. Bandung: FK Unpad; 2005.
2. O’Malley B, Straat CA, Yen Jaffe. Reproductive endocrinology. 3rd
ed. Philadelpia: WB SaundersCompany; 1991.
3. Jacob TZ, Baziad A. Endokrinologi reproduksi. Edisi 1. Jakarta: KSERI; 1994.
4. Supono. Ilmu kebidanan. Palembang: Bagian Kebidanan dan Kandungan FK Unsri., 1985.
5. Suherman KS. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI; 1995.
6. Kristanto H, Hadisaputro H. Endokrinologi plasenta. Dalam: Hariadi R. Ilmu kedokteran
fetomaternal. Edisi perdana. Surabaya. Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia; 2004. h. 85-89.
7. Speroff L, Glass RH, Kase NG. The endocrinology of pregnancy. Clinical Gynecologic
Endocrinology and Infertility. 6th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 1999.
8. Wibowo B. Ilmu kandungan. Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;,
1994.
9. Animous. Estrogen. Available at http://www.wikipedia.com. Accessed on August,19, 2010.
10.
Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, et al. Williams Obstetrics. 20th ed. New York:Appleton & Lange; 1997.
11. Creasy RK, Resnik R, Iams JD, Lockwood CJ, Moore TR, editors. Creasy and Resnik’s maternal-
fetal medicine: Principles and practice. 6th
edition. Philadelphia: 2009.
12. Malik S, Regan. Should progesteron supplements be used?. In: Carp HJ. Recurrent pregnancy
loss. India: Replika Press Pvt; 2007. p.89-91.
13. Guyton A. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-7. Jakarta: EGC, 1994.
14. Abadi A, Baziad A, Hestiantoro A. The benefits of progesteron therapy in imminent abortion.
Med J Indones, 2005; 14: 258-262.
15. Clemens LE, Siiteri PK, Stites DP. Mechanism of immunosupression of progesteron on maternal
lymphocyte activation during pregnancy. J Immunol 1979;122:1978-1985.