Refrat Mata-herna&Fiolla Br
-
Upload
hernasolisty -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Refrat Mata-herna&Fiolla Br
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
1/16
Referat
Deep Anterior Lamellar
Keratoplasty
Oleh:
Herna Solisty Hasugian (05-035)
Fiolla Henrienne Octavianus (05-149)
Pembimbing :
DR. Med. dr. Jannes Fritz Tan, SpM
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RSU UKI
Periode 30 Mei 2011 25 Juni 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
1
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
2/16
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya, penulis dapat menyusun
referat ini. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah dalam rangka mengikuti kepaniteraan
Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Dalam referat ini
diuraikan secara singkat mengenai Deep Anterior Lamellar Keratoplasty.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan berbagai pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan refarat
ini.
Penulis mengharapkan segala masukan baik berupa saran maupun kritik membangun
dari para pembaca dalam rangka meningkatkan kualitas refarat ini.
Demikianlah refarat ini disusun, kiranya dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta, 22 Juni 2011
Penulis,
i
2
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
3/16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........i
DAFTAR ISI..........ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II
ANATOMI KORNEA...............................................................................2
FISIOLOGI KORNEA...............................................................................................................3
SISTEM IMUNOLOGI KORNEA............................................................................................3
KERATOPLASTY.....................................................................................................................6DEEP ANTERIOR LAMELLAR KERATOPLASTY..............................................................6
KESIMPULAN .......12
DAFTAR PUSTAKA......13
3
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
4/16
BAB I
PENDAHULUAN
Transplantasi kornea (keratoplasti) diindikasikan pada sejumlah kondisi kornea yang
serius, misalnya parut, edema, penipisan, dan distorsi. Keratoplasti penetrans (PK) berarti
penggantian kornea seutuhnya (full thickness). Keratoplasti lamelar berarti prosedur
penggantian sebagian dari ketebalan kornea untuk mengganti kornea anterior dengan tebal
stroma yang bervariasi, yang diperluas menjadi Keratoplasti Lamelar Dalam (DLK) yaitu
hampir seluruh bagian kornea, kecuali endotel diganti. Prosedur kebalikannya adalah
keratoplasti endotelial lamelar dalam (DLEK), transplantasi endotel dengan selembar tipis
stroma.
Pada keratoplasti lamelar dan keratoplasti lamelar dalam, kornea dapat dibekukan,
didehidrasi, atau disimpan dilemari es selama beberapa minggu; sel-sel endotel tidak penting
untuk prosedur penggantian sebagian yang melibatkan kornea bagian anterior ini.
Pada keratoplasti penetrans atau keratoplasti lamelar, mata resipien disiapkan dengan
menghilangkan sebagian ketebalan kornea pada sekeliling kornea yang rusak . Pada
keratoplasti endotelial lamelar dalam, endotel mata resipien diangkat dengan menggunakan
alat yang dimasukkan ke dalam stroma posterior dan bilik mata. Pada keratoplasti lamelar,
lamelar dalam, dan keratoplasti endotelial lamelar dalam, proses di atas diadaptasi dengan
menggunakan alat pemotong mekanis atau mungkin alat pemotong laser untuk mengambil
bagian kornea yang dibutuhkan dari tudung korneosklera atau bola mata utuh.
Perkembangan jaitan, perallatan, dan mikroskop serta teknik-teknik bedah nyata
memperbaiki prognosis semua pasien yang memerlukan transplantasi kornea.
Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Keratoplasti Lamelar Dalam
(DLK).1
BAB II4
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
5/16
PEMBAHASAN
II.1 ANATOMI KORNEA2
Kornea (latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
dan terdiri atas lapis:
1) Lapisan epitel
Tebalnya 50 m , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal
berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya
melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air,
elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.
Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.
Epitel berasal dari ectoderm permukaan.
2) Membran Bowman
Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
3) Jaringan Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu dengan
yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian
perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan
waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratosit merupakan sel stroma
kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga
keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio
atau sesudah trauma.
4) Membran Descement
Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.
5
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
6/16
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40
m.
5) Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 mm. Endotelmelekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula okluden.2
Struktur anatomi mata (sumber : http://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopati-
hipertensi.html)
II.2 FISIOLOGI KORNEA
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus,
saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Bulbus Krause
untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah
limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.2
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous,
dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir.
Transparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan
deturgensinya.1
II.3 REAKSI IMUNOLOGI PADA KORNEA
Gambaran imunologi pada kornea
Kornea merupakan jaringan perifer dan sentral yang mempunyai imunologi
berbeda, hanya limbus yang memiliki vaskularisasi. Dimana limbus secara besar-besar
terinvestasi dengan sel langerhans, kornea parasentral dan sentral yang secara normal
kurang APC. Namun, berbagai stimulus seperti trauma ringan, beberapa sitokin
6
http://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopati-hipertensi.htmlhttp://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopati-hipertensi.htmlhttp://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopati-hipertensi.htmlhttp://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopati-hipertensi.html -
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
7/16
(misal:IL1), atau infeksi, dapat menarik APC ke kornea sentral, enzim turunan plasma
(misal: komplemen), IgM dan IgG dihasilkan pada konsentrasi moderate pada perifer,
tapi hanya sedikit kadar IgM di bagian sentral.3
Sel kornea muncul untuk mensintesa berbagai anti mikrobial dan protein
imunoregulator, sel efektor tidak ada atau jarang pada kornea normal tetapi neutrofil,
monosit dan limfosit dapat bermigrasi ke stroma jika stimulus kemotaktik yang sesuai
teraktivasi. Limfosit, monosit dan polimorfnuklear (PMN) dapat juga bertahan pada
permukaan endotel selama proses inflamasi, memberikan kenaikan pada presipitasi
keratic atau rejeksi endotel garis khodacloust. Imun lokal yang terproses tidak muncul
pada kornea.3
Sistem imunoregulator
Imun korneaa bersifat istimewa karena bersifat multifaktorial. Fisiologis
limbus normal merupakan komponen mayor, terutama memprtahankan avaskularitas
dan berkurangnya APC dan limfatik secara partial menginhibisi pengenalan aferen
pada kornea sentral, dan tidak adanya vanula post kapiler sentralis dapat membatasi
efisiensi penarikan efektor, meskipun sel-sel efektor dan molekul dapat menginfiltrasi
kornea yang avaskuler. Faktor lain yang ada sistem imunoregulator intake pada
segmen anterior, di mana endotel kornea terpapar.
Contoh klinis
Penolakan allograf penetrasi. Keratoplasti, transplantasi allograf kornea
benda asing, memberikan angka keberhasilan sangat tinggi (>90%) meskipun dalam
keadaan tidak adanya imodulasi imun sistemik. Angka ini berbanding terbalik dengan
nilai transplantasi pada bagian jaringan lain. Dalam bentuk percobaan, faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya penolakan termaksuk:
Adanya vaskularisasi kornea sentral
Induksi ekspresi molekul MHC oleh stroma, biasanya (normal) cukup rendah
Kontaminasi dari graf donor dengan APC si penerima donor karena
transplantasi
Ketidaksuksesan MHC antara penerima dengan pendonor
Preimunisasi resepien terhadap antigen-antigen transplantasi pemberi donor
Keberhasilan tindakan keratoplasti sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari
persiapan, saat operasi, hingga perawatan pascaoperasi. Risiko yang mungkin muncul adalah
7
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
8/16
terjadi reaksi penolakan jaringan oleh karena kornea donor berasal dari orang lain, sehingga
perawatan dan pengobatan pasca operasi harus diperhatikan dengan baik. Bila keratoplasti
berhasil baik, maka penglihatan resipien (penerima donor) akan lebih meningkat daripada
sebelum operasi.4
Tindakan operasi untuk mengganti kornea resipien yang sakit dengan kornea donor
yang sehat kadang-kadang mengalami kegagalan oleh adanya reaksi penolakan dari resipien
terhadap kornea donor. Reaksi ini dapat terjadi paling awal 2 atau 3 minggu sampai beberapa
tahun pasca bedah. Diagnosis reaksi penolakan ditegakkan berdasarkan hal-hal berikut:
pengurangan visus, mata merah, rasa yang tidak enak di mata dan silau. Pada pemeriksaan
terdapat injeksi perikorneagraftyang udem,flarepositif. Angka keberhasilan pencangkokan
kornea tinggi, karena kornea yang avaskuler dan di kornea tidak ada saluran limfe.
Kalau hal ini terdapat kemudahan peningkatan reaksi imunologik maka akan
menimbulkan reaksi tipe IV, yang berupa reaksi penolakan. Menurut Smolin (1986), teknik
operasi dapat digunakan untuk mengurangi kecendrungan reaksi penolakan. Reaksi
penolakan meningkat bilamana digunakan graft yang lebih besar daripada 8,5 mm. Graft
yang kecil mempunyai sedikit sel Langerhans, sel Langerhans terbanyak berada di dekat
limbus.
Insiden reaksi penolakan pada kornea dengan vaskularisasi adalah 10,12%. Insiden ini
meningkat dengan adanya vaskularisasi kornea yang makin banyak. Kecuali itu adanya
trauma atau radang kornea yang dapat melebarkan pembuluh darah atau benang sutera yang
menimbulkan vaskularisasi dapat meningkatkan kemungkinan reaksi penolakan. Penanganan
terhadap reaksi penolakan tetap menggunakan kortikosteroid.3
Pada stadium awal penolakan endotel responsif terhadap pemberian steroid topikal.
Bilamana reaksi penolakan itu meluas, sehingga banyak endotel yang rusak, maka pemberian
steroid dapat menghentikan proses destruksi tersebut, tetapi tidak dapat mempertahankan
kejernihan graft. Pemberian steroid tetes merupakan hal yang panting. Prednison asetat
mampu menembus kornea dengan baik bilamana epitel masih utuh, sedangkan prednison
fosfat tidak dapat menembus kornea. Bilamana epitel telah dihilangkan, preparat fosfat akan
menembus dengan memuaskan. Bilamana diperlukan kortikosteroid sistemik untuk reaksi
penolakan yang sedang atau berat dapat diberikan tablet prednison sehari selama 2 minggu,
bersama-sama dengan obat topikal. Sesudah 2 minggu pemberian obat sistemik dikurangi,
sedangkan pemberian secara topikal ditingkatkan. Keratoplasti ulang perlu disiapkan
bilamanagraftyang udem tidak hilang dengan terapi kortikosteroid yang maksimum selama
8
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
9/16
1 tahun. Penderita yang mengalami operasi ulang mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya
reaksi penolakan.
Salah satu efek samping pengobatan dengan kortikosteroid baik sistemik maupun
lokal pada mata ialah melambatkan dan mengurangi kualitas penyembuhan luka. Selanjutnya
pemakaian imunosupresif yang sistemik dapat mengakibatkan supresi sumsum tulang.3
II.4 TRANSPLANTASI KORNEA
Transplantasi kornea dalam istilah kedokteran disebut dengan keratoplasti, yakni
suatu prosedur bedah di mana kornea yang telah mengalami kerusakan diganti dengan kornea
dari donor. Donor kornea tersebut diambil dari seseorang yang telah menjadi calon donor
setelah meninggal dunia, secara sukarela dan ikhlas mendonorkan korneanya. Kornea sendiri
adalah bagian dari bola mata yang jernih, letaknya berada di depan iris (selaput pelangi) dan
pupil (manik mata). Sehingga kornea ini bertindak sebagai alat penghantar dan membiaskan
sinar yang masuk bolamata. Bila kornea keruh, maka akan mengakibatkan jalannya sinar
yang masuk bola mata terganggu. Ketajaman penglihatan pun dapat menurun dan bahkan
dapat menjadi buta.
Tindakan bedah yang dilakukan oleh dokter spesialis mata tersebut secara garis besar
dibagi menjadi dua yakni lamellar dan penetrating (tembus). Pada keratoplasti lamelar, teknik
ini hanya menggunakan sebagian jaringan kornea donor (tidak seluruh ketebalan) untuk
menggantikan sebagian jaringan kornea yang rusak. Tindakan ini diterapkan pada kornea
mata yang kerusakannya hanya terbatas pada bagian anterior dengan sel endotel kornea (sel
kornea paling dalam) yang masih berfungsi baik. Karena dari bagian perifer kornea resipien
(penerima donor) akan terjadi reepitelisasi kornea donor (graf) dalam beberapa minggu.
Jenis keratoplasti ini memerlukan kornea donor yang masih berfungsi baik sehingga
proses pengambilan, usia donor, interval waktu pengambilan, hingga dilakukan keratoplasti
akan sangat mempengaruhi keberhasilan tindakan ini.
II.5 DEEP ANTERIOR LAMELAR KERATOPLASTI
Deep anterior lamelar keratoplasti (DALK) adalah prosedur pembedahan menjadi
pilihan untuk penyakit kornea yang tidak melibatkan endothelium. Prinsipnya hanya
mengeluarkan lapisan anterior kornea untuk mengobati kondisi seperti keratoconus, distrofi
kisi dan jaringan parut kornea telah ada sejak tahun 1950-an. Tapi prosedur DALK
memburuk selama beberapa dekade karena hasil visual yang buruk, terutama karena
penglihatan berkabut.9
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
10/16
Hasil telah membaik dalam beberapa tahun terakhir dengan kemajuan seperti teknik
"gelembung besar" Anwar untuk memisahkan stroma dari membran Descement. Pendekatan
gelembung besar bergantung pada gelembung udara mencapai membran Descement.
Meskipun terdapat kesulitan teknis dari DALK,tapi ini merupakan teknik-inovatif serta
baru-baru ini masuk ke dalam prosedur otomatis dengan microkeratome dan ketertarikan
femtosecond laser dalam prosedur DALK, yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
cangkok kornea seutuhnya. 4
A. INDIKASI
Indikasi yang paling umum untuk DALK adalah keratoconus mungkin karena
endotelium pasien masih baik sehingga dapat dipertahankan. Hasil yang baik pada pasien
keratoconic telah menyebabkan ahli bedah kornea untuk menerapkan teknik lainnya dalam
menghemat endotelium kornea. Oleh karena itu, indikasi untuk DALK harus diperluas untuk
ektasia kornea lain (pellucid marginal degeneration dan post-LASIK ectasia), stroma
dystrophies, kekeruhan stroma, skar dan ulkus yang aktif serta perforasi pada kornea. Secara
umum, DALK dapat dipertimbangkan untuk semua kornea yang patologi selain yang
mempengaruhi patologi endotelium (keratopati bulosa aphakic dan pseudophakic, distrofi
endotel Fuchs, sindrom endotel iridocorneal dan distrofi polymorphous posterior).
Keratoconus
Efektivitas DALK untuk pasien keratoconus telah dipelajari secara ekstensif karena
merupakan indikasi yang paling umum untuk transplantasi kornea di beberapa negara. Pasien
dengan usia 20 sampai 40 tahun memerlukan metode transplantasi kornea yang efektif
seumur hidup mereka. Ketajaman visual pada pasien keratoconus setelah dilakukan DALK
dilaporkan 77,8 92,3% pada 20 dari 40 orang. Ketebalan dan tekstur sisa stroma
memainkan peran penting dalam hal ini. Sisa tebal stroma di atas 20 m dapat menyebabkan
ketajaman visual memburuk.
B. KONTRAINDIKASI
Disfungsi endotel merupakan kontraindikasi mutlak untuk DALK. Bekas luka dalam
yang melibatkan Membran Descement yang masuk ke dalam pupil dan luka yang
sebelumnya ada melukai Membran Descemets ini merupakan kontraindikasi relatif. Hal ini
masih mungkin untuk dilakukan pra-descemetic DALK dalam kondisi terakhir penurunanpenglihatan yang sedang yang disebabkan oleh jaringan parut fokal pada membran descement
10
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
11/16
mungkin akan diterima untuk penggantian sebagian besar endothelium. Selain itu, defek di
Membran Descemet dapat dihindari dengan meninggalkan lapisan tipis pada stroma.
C. TEKNIK BEDAH
DALK merupakan prosedur yang relatif baru dengan tujuan optik yang lebih baik.
DALK memiliki kelebihan yang lebih baik di bandingkan dengan penetrating keratoplasty
dan lamellar keratoplasty. DALK memberikan penyembuhan luka yang lebih cepat,
menurunkan insiden reaksi allograft dan mengurangi astigmatisme post transplantasi.
Terapi DALK telah digunakan untuk mengobati berbagai ulkus kornea resisten (bakteri,
virus, dan jamur), trauma kimia pada kornea , ulkus kornea dengan perforasi maupun tanpa
perforasi.
Beberapa teknik yang dijelaskan secara mendalam untuk DALK telah digunakan
dalam melakukan terapi DALK, termasuk teknik gelembung besar Anwar dan beberapa
teknik lainnya. Berbagai langkah-langkah teknik operasi lainnya telah dijelaskan untuk
memastikan pemisahan lengkap pada membran descement. Teknik gelembung kecil, injeksi
gelembung udara kecil ke dalam bilik anterior telah dilaporkan berguna untuk
mengkonfirmasi pemisahan lengkap membran descement dari stroma kornea. Sebagian besar
ahli bedah menggunakan teknik manual diseksi lapis demi lapis atau dengan teknik
gelembung besar Anwar untuk menggantikan stroma kornea yang digunakan untuk Terapi
DALK dengan infeksi terbatas pada stroma kornea.
Banyak ahli bedah mata lebih menyukai DALK dengan menggunakan teknik diseksi
manual lapis demi lapis pada kasus ulkus cornea baik yang belum perforasi maupun
perforasi.
Teknik modifikasi diseksi lamellar lapis demi lapis digunakan pada kasus ulkus
kornea dengan perforasi dan belum perforasi pada gambar di bawah ini. Sayatan kecil yang
digunakan untuk melakukan diseksi secara manual. Peralatan yang digunakan untuk diseksi
lamelar adalah standard lamellar dissectors dan modifikasi lainnya. Setelah dibuat tempat
sayatan, sayatan lembut tersebut diperdalam. Setelah dibuat alur sayatan, kemudian sayatan
lamelar tersebut di lakukan. Selanjutnya, lapisan stroma dipisahkan dengan spatula tumpul.
Pembedahan lamelar dilakukan sampai ke tepi sayatan. Dilakukan paracentesis secara hati-
hati. Bagian yang paling penting adalah pemisahan membran descement dilakukan dengan
memasukkan spatula blunt round melalui descemetocoel antara sisa stroma dan membran
descement.
11
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
12/16
Setelah mendapatkan pemisahan yang lengkap dan menghapus sisa stroma maka
stroma dari donor dikaitkan diatas membrane descement . Kemudian dijahit terputus dengan
menggunakan nylon 100. Terapi DALK berhasil digunakan sebagai alternatif dalam
mengobati perforasi kornea dibandingkan penetrating keratoplasty. Laporan terbaru DALK
juga telah digunakan untuk indikasi optik, terapi dan teknik di mata sebelum penetrasi graf.
Dengan teknik yang berevolusi, ahli bedah kornea diharapkan dapat menemukan indikasi
baru untuk dilakukannya DALK di masa yang akan datang.7
12
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
13/16
D.PERSIAPAN DONOR
Ukuran sayatan penerima dipilih sebesar mungkin. Sebuah sayatan 7,5mm dipilih
untuk diameter kornea 10 mm dan sayatan 8,0 mm atau lebih besar dipilih untuk diameter
kornea lebih dari 10 mm. Perbedaan sayatan antara penerima dan ukuran donor didasarkan
pada panjang vitreous. Kelainan 0,25 mm dipilih untuk jarak vitreous sebesar 6,0 mm dan
untuk mengurangi hyperopia pasca-operasi. Ukuran sama atau ukuran yang kurang dari
jaringan donor tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan masalah dengan permukaan datar
cangkokan (graft), termasuk proses epitilisasi yang terlambat dan distribusi air mata
terganggu, hyperopia pasca-keratoplasty, kesesuaian pemasangan lensa. Retensi pencabutan
donor membran descement selama persiapan jaringan donor masih kontroversial. Jika donor
membran descement donor dibiarkan mungkin menunda penyembuhan luka pada antar
jaringan penerima donor. Selain itu, endotelium donor mungkin menyebabkan potensi
antigen sehingga terjadi penolakan imunologi.
E. TEKNIK MENJAHIT
13
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
14/16
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
15/16
KESIMPULAN
Transplantasi kornea dalam istilah kedokteran disebut dengan keratoplasti, yakni
suatu prosedur bedah di mana kornea yang telah mengalami kerusakan diganti dengan kornea
dari donor. Donor kornea tersebut diambil dari seseorang yang telah menjadi calon donor
setelah meninggal dunia, secara sukarela dan ikhlas mendonorkan korneanya. Kornea sendiri
adalah bagian dari bola mata yang jernih, letaknya berada di depan iris (selaput pelangi) dan
pupil (manik mata). Sehingga kornea ini bertindak sebagai alat penghantar dan membiaskan
sinar yang masuk bolamata. Bila kornea keruh, maka akan mengakibatkan jalannya sinar
yang masuk bola mata terganggu. Ketajaman penglihatan pun dapat menurun dan bahkan
dapat menjadi buta.
Tindakan bedah yang dilakukan oleh dokter spesialis mata tersebut secara garis besar
dibagi menjadi dua yakni lamellar dan penetrating (tembus).
DALK tampaknya menjadi alternatif yang dapat diterima dalam penyakit yang
mengenai stroma kornea karena mempertahankan keuntungan dari kedua transplantasi pipih
dan penuh ketebalan kornea dan menghilangkan kelemahan antarmuka diciptakan selama
keratoplasty lamelar konvensional. Namun, masih ada beberapa aspek DALK yang
memerlukan penelitian lebih lanjut. Studi lebih luas dengan lama follow-up periode yang
diperlukan untuk memahami keuntungan dan kerugian dari DALK.
15
-
8/6/2019 Refrat Mata-herna&Fiolla Br
16/16
DAFTAR PUSTAKA
1. Biswell, Roderick, 2010. Oftalmologi Umum. Kornea: Transplantasi kornea. Jakarta:
EGC, 146-147.2. Ilyas, Sidarta, 2009. Ilmu Penyakit Mata. Anatomi dan fisiologi mata: kornea.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 4-6.
3. USU Repository. Occular Immune Response. Diunduh dari:
http//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3504/1/09E01374. 10 Juni 2011.2008.
4. Harian Joglo. Teknik Pencangkokan Kornea. Diunduh dari:
http://harianjoglosemar.com/berita/dua-teknik-pencangkokan-kornea-21035.html. 8 Juni
2011. 2008.
5. EyeNet. DALK. Diunduh dari:
http://www.aao.org/publications/eyenet/200906/cornea. 8 Juni 2011. 2009.
6. Osnsupersite. Teknik DALK. Diunduh dari: http://www.osnsupersite.com/view. 8 Juni
2008.
7. Frederick S. Corneal surgery: theory, technique and tissue. Alvailable at:
http://books.google.co.id/books?
id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=o
pcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ
6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=false. 22
Juni 201. 2009
16
http://harianjoglosemar.com/berita/dua-teknik-pencangkokan-kornea-21035.html.%208%20Juni%202011.%202008http://harianjoglosemar.com/berita/dua-teknik-pencangkokan-kornea-21035.html.%208%20Juni%202011.%202008http://www.aao.org/publications/eyenet/200906/cornea.%208%20Juni%202011.%202009http://www.osnsupersite.com/view.%208%20Juni%202008http://www.osnsupersite.com/view.%208%20Juni%202008http://books.google.co.id/books?id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=opcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=opcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=opcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=opcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=falsehttp://harianjoglosemar.com/berita/dua-teknik-pencangkokan-kornea-21035.html.%208%20Juni%202011.%202008http://harianjoglosemar.com/berita/dua-teknik-pencangkokan-kornea-21035.html.%208%20Juni%202011.%202008http://www.aao.org/publications/eyenet/200906/cornea.%208%20Juni%202011.%202009http://www.osnsupersite.com/view.%208%20Juni%202008http://www.osnsupersite.com/view.%208%20Juni%202008http://books.google.co.id/books?id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=opcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=opcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=TbFyvZSx6W0C&pg=PA353&dq=deep+anterior+lamellar+keratoplasty&hl=id&ei=opcCTpqdGoLTrQfe2JiGAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ6AEwAA#v=onepage&q=deep%20anterior%20lamellar%20keratoplasty&f=false