REFRAT HORDEOLUM PPT
-
Upload
shelly-sellot-sommerfeld -
Category
Documents
-
view
87 -
download
5
description
Transcript of REFRAT HORDEOLUM PPT
REFRAT HORDEOLUM
Oleh Tuti Seli Sugiarti
DEFINISI
Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.
hordeolum eksterna hordeolum interna
Arcus supra ciliaris (alis)
Palpebrae superior et inferior
PALPEBRA
Canthus medial et lateral
Epicanthus
• Permukaan superficial ditutupi kulit, permukaan dalam oleh membran mukosa (konjungtiva)• Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya berlebihan.
PALPEBRA DAN KONJUNGTIVA
• Glandula sebacea (glandula zeis) bermuara ke folikel bulu mata.
• Glandula siliaris (glandula mole) : modifikasi kelenjar keringat, bermuara diantara bulu mata.
• Glandula tersalis : modifikasi kelenjar sebacea, sekret berminyak, muara dibelakang bulu mata. Bahan berminyak mencegah lubernya air mata dan membatu menutup mata dengan kuat.
PALPEBRA DAN KONJUNGTIVA
ETIOLOGI
• Sebagian besar disebabkan oleh infeksi stafilokok. Terutama bakteri Staphylococcus aureus.
• Bakteri lain : Staphylococcus epidermidis, Streptococcus, dan Eschericia coli.
EPIDEMIOLOGI
• Kasus yang banyak dan biasa ditemukan di masyarakat, namun belum tersedia data insidensi dan prevalensi di Indonesia.
• Penelitian hordeolum pernah dilakukan pada tahun 1988 di poliklinik Mata RSUP Dr Kariadi Semarang, didapatkan frekuensi penderita hordeolum 1,6% dengan usia terbanyak golongan dewasa muda dan 56,25% dari penderita mengalami sakit berulang.
FAKTOR RISIKO
• Penyakit kronik• Daya tahan tubuh kurang baik• Peradangan kelopak mata kronik, seperti
blefaritis.• Diabetes, hiperlipidemia termasuk
hiperkolesterolemia.• Higine dan lingkungan tidak bersih.• Riwayat hordeolum sebelumnya.• Kondisi kulit, seperti dermatitis seboroik.
PATOGENENSIS
• Infeksi bakteri staphylococcus aureus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) atau kelenjar zeis atau moll yang akan mengakibatkan reaksi peradangan dan pembentukan abses (kantong nanah) kearah dalam kelopak mata dan konjungtiva atau ke arah kulit.
MANIFESTASI KLINIS2
• kemerahan, nyeri tekan dan nyeri pada tepi kelopak mata.
• Mata berair, peka terhadap cahaya terang dan terasa ada sesuatu di dalam mata.
• sebagian kecil daerah kelopak membengkak.
• Di tengah daerah yang membengkak sering terlihat bintik kecil kekuningan.
• Bisa terbentuk abses bernanah.
• kemungkinan terjadi lesi multiple
DIAGNOSIS BANDING
Blefaritis posterior• peradangan palpebra akibat
disfungsi kelenjar meibom.• Radang kronik akibat infeksi
strain stafilokok
Kalazion• radang granulomatosa
kronik yang steril dan ideopatik pada kelenjar meibom.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Eversi (pembalikan) palpebra untuk memeriksa bila diduga ada benda asing di permukaan bawah palpebra superior dapat dilakukan bersama slitlamp.
PENATALAKSANAAN
• Kompres hangat selama 10 menit sebanyak 4 x sehari.
• Biarkan hordeolum pecah sendiri atau dengan insisi.• Salep mata sulfasetamide 10%, 4 kali sehari selama
7 hari atau• Salep polymyxin bacitracin, 4 kali sehari selama 10
hari• Tetes mata antibiotik dapat digunakan, tetapi
memerlukan dosis yang lebih sering. Setiap 3 – 4 jam, dan biasanya kurang efektif.
KOMPLIKASI• selulitis palpebra• abses palpebra
PROGNOSISHordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi lebih cept dengan penggunaan kompres hangat.
DAFTAR PUSTAKA1. Vaughan, Daniel G. Oftalmologi umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 20132. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edisi 4. Jakarta : FKUI. 20123. James, Bruce. Oftalmologi Edisi 9. Jakarta : Erlangga : 20094. Snell SR.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : EGC.
2006.5. Guyton, Arthur C. Textbook of medical physiology.Ed 11. Pennsylvania:
Elseiver; 20066. Gondhowiardjo, TD dkk. Editor. Panduan manajemen klinis PERMADI. Jakarta :
perhimpunan dokter spesialis mata Indonesia. 20067. Mailangkay, H.H.B dkk. Editor. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan
mahasiswa kedokteran. Edisi 5. Jakarta : Sagung Seto. 20108. Loewenstain, John I. Ophthalmology. New York : medical publiching division.
2005.9. Kanski, Jack J. Clinical Ophthalmology. Sydney : Butterworth Heinemann. 2004.
TERIMA KASIH