refrat HHD

download refrat HHD

of 10

description

ref

Transcript of refrat HHD

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangHipertensi adalah peninggian tekanan darah diatas normal. Ini termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Mekanisme tersebut terjadi melalui sistem neurohormonal danj kardiovaskuler. Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut, misalnya otak, jantung, ginjal, mata, aorta dan pembuluh darah tepi. Semakin tinggi tekanan darah, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler secara prematur. Penyulit pada jantung ini bisa terjadi pada otot jantung, karena otot jantung mengalami penebalan (hipertrofi) dan juga dapat terjadi pada pembuluh darah koroner yang mengalami proses aterosklerosis yang dipercepat. Dalam kenyataannya, antara kedua mekanisme penyulit jantung tersebut terdapat kaitan yang erat dan sering terjadi bersamaan.Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung dikarenakan hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Hipertensi tidak terkontrol dan berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam struktur miokard, pembuluh darah koroner dan sistem konduksi jantung. Perubahan ini pada gilirannya dapat menyebabkan perkembangan hipertrofi ventrikel kiri (HVK), penyakit arteri koroner (CAD), berbagai penyakit sistem konduksi serta disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium yang bermanifestasi klinis sebagai angina atau infark miokard, aritmia jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif (CHF). Sampai saat ini, prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10% sedangkan tercatat pada tahun 1978, proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia.B. Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, referat ini akan membahas lebih lanjut mengenai Penyakit Jantung Hipertensi atau Hypertensive Heart Disease (HHD).C. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami lebih jauh mengenai definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, patologi, penatalaksanaan dan prognosis Penyakit Jantung Hipertensi atau Hypertensive Heart Disease (HHD)..

BAB 2PEMBAHASANA. DefinisiPenyakit jantung hipertensi (Hypertension Heart Disease/HHD) adalah penyakit komplikasi jantung yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hypertrophy (LVH) atau hipertrofi ventrikel kiri (HVK), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung.Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan.B. EtiologiTekanan darah tinggi dapat meningkatkan beban kerja jantung dan seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac output) berkurang.Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik (menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.Tekanan darah tinggi juga berpengaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis, yang juga meningkatkan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

C. PatofisiologiPeningkatan tekanan darah secara sistemik dapat meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya, terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ventrikel kiri (HVK) merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan faktor neuro-humoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung (hipertrofi konsentrik). Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari gangguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri (hipertrofi esentrik). Rangsangan simpatis dan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) memacu mekanisme Frank-Starling melalui peningkatan volume diastolic ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi gangguan kontraksi miokard (penurunan/gangguan fungsi sistolik).D. Keluhan dan GejalaPada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyak pasien tidak ada keluhan. Bila simptomatik, maka biasanya disebabkan oleh hal sebagai berikut:1. Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten.2. Penyakit jantung/hipertensi vascular seperti mudah lelah, sesak nafas, sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki dan perut. Gangguan vascular lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina, transient cerebral ischemic.3. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, dan kelemahan otot pada aldesteronisme primer yang labil pada sindrom Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy).Gejala dari penyakit jantung hipertensi bergantung dari durasi, keparahan dan tipe dari penyakit. Penderita hipertensi bisa bersifat simptomatik maupun asimptomatik.Pasien yang hanya mengalami LVH biasanya asimptomatik, hingga LVH berkembang menjadi disfungsi diastole dan gagal jantung. Gagal jantung meliputi exertional dan nonexertional dyspnea, ortopnea, paroksismal nocturnal dyspnea, kelelahan (umumnya pada disfungsi sistolik), edema pergelangan kaki, sakit perut akibat sekunder dari congesti, distensi hepar. Pasien juga dapat mengalami edema paru akut akibat dekompensasi tiba-tiba dari disfungsi LV sistolik atau diastolic disebabkan oleh faktor seperti kenaikan akut pada tekanan darah, ketidakpatuhan pada diet atau iskemia miokard.E. Pemeriksaan FisikPemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk menilai HVK dan tanda-tanda gagal jantung. Impuls apeks yang prominen. Bunyi jantung S2 yang meningkat akibat kerasnya penutupan katup aorta. Kadang ditemukan murmur diastolic akibat regurgitasi aorta. Bunyi S4 (gallop atrial atau presistolik) dapat ditemukan akibat dari peninggian tekanan atrium kiri. Sedangkan bunyi S3 (gallop ventrikel atau protodiastolik) ditemukan bila tekanan akhir diastolic ventrikel kiri meningkat akibat dari dilatasi ventrikel kiri. Bila S3 dan S4 ditemukan bersama disebut summation group. Paru perlu diperhatikan apakah ada suara nafas tambahan seperti ronki basah atau ronki kering/mengi. Pemeriksaan abdomen ditujukan untuk mencari aneurisma, pembesaran hati, limfa, ginjal dan ascites. Auskultasi bising sekitar kanan kiri umbilicus (renal artery stenosis). Arteri radialis, arteri femoralis dan arteri dorsalis pedis harus diraba. Tekanan darah di betis harus diukur minimal sekali pada hipertensi umur muda (kurang dari 30 tahun).

F. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan laboratorium awal meliputi: Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit dan silinder Hemoglobin/hematokrit Elektrolit darah: kalium Ureum/kreatinin Gula darah puasa Kolesterol total Elektrokardiografi menunjukkan HVK pada sekitar 20-50% (kurang sensitive) tapi masih menjadi metode standar.Apabila keuangan tidak menjadi kendala, maka diperlukan pula pemeriksaan: TSH Leukosit darah Trigliserida, HDL dan kolesterol LDL Kalsium dan fosfor Foto toraks Ekokardiografi dilakukan karena dapat menemukan HVK lebih dini dan lebih spesifik (spesifitas sekitar 95-100%). Indikasi ekokardiografi pada pasien hipertensi adalaha. Konfirmasi gangguan jantung atau murmurb. Hipertensi dengan kelainan katupc. Hipertensi pada anak atau remajad. Hipertensi saat aktivitas, tetapi normal saat istirahate. Hipertensi disertai sesak napas yang belum jelas sebabnya (gangguan fungsi diastolic atau sistolik)f. Ekokardiografi-Doppler dapat dipakai untuk menilai fungsi diastolic (gangguan fungsi relaksasi ventrikel kiri, pseudo-normal atau tipe restriktif).2. RadiologiPada gambar rontgen thoraks posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri, elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada stadium payah jantung hipertensi.3. EkokardiografiEkokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau terjadinya hipertrofi ventrikel, hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut.Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan penyakit jantung hipertensi.Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada ekokardiogram adalah sebagai berikut: 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini, seperti hiperkinesis, hipervolemia; 2) hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang irregular eksentrik; 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah jantung, serta tekanan akhir diastolic ventrikel kiri meningkat, dan; 4) Tanda-tanda iskemia seperti hipokinesis pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada ekokardiogram.G. PenatalaksanaanPenatalaksanaan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang terjadi, yaitu dengan:1. Menurunkan tekanan darah menjadi normal2. Mengobati payah jantung karena hipertensi3. Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler4. Menurunkan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkinUntuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau dengan 3 faktor fisiologis, yaitu:1. Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretic2. Menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovaskuler terhadap rangsangan adrenergic dengan obat dari golongan anti-simpatis3. Menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilatora) DiuretikCara kerja diuretic adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler, meningkatkan aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron). Meningkatkan aktifitas susunan saraf simpatis, menyebabkan vasokontriksi, meningkatkan irama jantung, meningkatkan tahanan perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung. Merangsang gangguan metabolism lemak, dan memiliki efek negative terhadap risiko penyakit kardiovaskuler. Hipokalemia dapat menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat, baik pada waktu istirahat maupun berolahraga. b) Golongan anti-simpatisObat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon jantung terhadap rangsangan simpatis. Golongan yang bekerja sentral, misalnya reserpin, alfa metildopa, klonidin dan guanabenz. Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin, guanadril), penghambat alfa (prosozin) dan penghambat beta adrenergic.c) VasodilatorAda 2 golongan yaitu bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril, enalapril), prasozin, antagonis kalsium. Golongan yang berkerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin, gangguan metabolism lemak dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel.H. PrognosisRisiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertrofi ventrikel kiri. Semakin besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan komplikasi terjadi. Pengobatan hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri, namun penyakit jantung hipertensi adalah penyakit serius yang memiliki risiko kematian mendadak.

BAB IIIKESIMPULAN

Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Sampai saat ini prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10%. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut hipertensi primer atau hipertensi esensial dan sebagian kecil hipertensi yang diketahui penyebabnya disebut hipertensi sekunder.Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama bagi penyakit jantung dan stroke. Patofisiologi penyakit jantung hipertensi adalah suatu hal yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yaitu hemodinamik, structural, neuroendokrin, seluler dan faktor molekuler.Diagnosis penyakit jantung hipertensi didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.Penatalaksanaan penyakit jantung hipertensi meliputi non farmakologis dan farmakologis. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu dapat mengurangi penyakit jantung hipertensi, namun perlu diketahui bahwa penyakit jantung hipertensi mempunyai risiko kematian yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Panggabean, Marulam M., 2009. Penyakit Jantung Hipertensi, dalam: Sudoyo A.W., Setyohadi B., Alwi I., et all., editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; pp. 1777-1778Basha, Adnil., 2004. Penyakit Jantung Hipertensi, dalam: Rilantono, L.I., Baraas, F., Karo, S.K., Roebiono, P.S., Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FKUI; pp.209-211Khalilullah, S. A., 2011. Mekanisme gagal jantung pada hipertensi kronis. Banda Aceh: FK Universitas Syiah Kuala. Dipublish 28 Juni 2011.Diamond, J.A. dan Phillips, R.A., 2005. Review: Hipertensive Heart Disease. Hypertens Res Vol. 28, No. 3. pp.191-201