REFERAT.docx

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan luka yang diakibatkan oleh nyala api, benda-benda panas, radiasi, listrik dan sinar tembus (X-ray). Luka bakar bisa juga disebabkan oleh zat kimia korosif seperti asam sulfat, asam nitrat, asam karbol dan lain-lain. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan atau uap panas disebut “ scalds 1 . Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar dan tingkat keparahan. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. 1-3 Kasus luka bakar memerlukan pemeriksaan untuk kepentingan medikolegal. Luka bakar bisa disebabkan kecelakaan, kelalaian atau perbuatan sengaja. Luka bakar sering pada anak-anak dan pekerja yang berhubungan dengan api. Namun tidak jarang terjadi pembunuhan dengan latar belakang kecelakaan atau kesengajaan menghilangkan identitas korban dengan membakar korban 1 . Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, 1

Transcript of REFERAT.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangLuka bakar merupakan luka yang diakibatkan oleh nyala api, benda-benda panas, radiasi, listrik dan sinar tembus (X-ray). Luka bakar bisa juga disebabkan oleh zat kimia korosif seperti asam sulfat, asam nitrat, asam karbol dan lain-lain. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan atau uap panas disebut scalds 1. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar dan tingkat keparahan. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan.1-3Kasus luka bakar memerlukan pemeriksaan untuk kepentingan medikolegal. Luka bakar bisa disebabkan kecelakaan, kelalaian atau perbuatan sengaja. Luka bakar sering pada anak-anak dan pekerja yang berhubungan dengan api. Namun tidak jarang terjadi pembunuhan dengan latar belakang kecelakaan atau kesengajaan menghilangkan identitas korban dengan membakar korban 1.Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka. Luka bakar dangkal dan ringan (superficial) dapat sembuh dengan cepat dan tidak menimbulkan jaringan parut. Namun apabila luka bakarnya dalam dan luas, maka penanganan memerlukan perawatan di fasilitas yang lengkap dan kecacatan dapat terjadi 2,3.Selain itu, indikasi untuk melakukan pembunuhan dengan mempersulit identifikasi korban melalui luka bakar juga memiliki prevalensi yang cukup tinggi yakni 90% 4,5.Pengetahuan tentang luka bakar secar klinis dalam menetapkan luka bakar ante-mortem, post-mortem, luas luka dan sebagainya. Demikian juga pemeriksaan pada korban yang meninggal karena luka bakar agar visum yang sampai ke tangan penegak hukum dapat memberi arahan dan pegangan dalam mengambil keputusan. Aspek yang sering diperhatikan bagi penegak hukum adalah aspek medikolegal apakah karena kecelakaan, pembunuhan atau bunuh diri 1.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah dalam penulisan referat ini adalah Trauma Luka Bakar.

1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui semua yang berhubungan dengan trauma luka bakar.

1.3.2 Tujuan Khusus U

1.4 Manfaat PenulisanDalam penulisan referat ini penulis berharap agar bisa menjadi sebuah referensi bacaan mengenai trauma luka bakar yang bisa dipakai oleh para mahasiswa kedokteran, dokter maupun tenaga kesehatan lainnya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1DefinisiLuka bakar merupakan luka yang diakibatkan oleh nyala api, benda-benda panas, radiasi, listrik dan sinar tembus (X-ray). Luka bakar bisa juga disebabkan oleh zat kimia korosif seperti asam sulfat, asam nitrat, asam karbol dan lain-lain. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan atau uap panas disebut scalds 1. 2.2KlasifikasiLuka bakar dapat diklasifikasikan menurut:1-5 Berdasarkan dalamnya luka Berdasarkan luas luka Berdasarkan dalam, luas dan lokasi luka bakar Berdasarkan penyebab luka bakar

a) Berdasarkan dalamnya lukaMenurut Dupuytren :Tingkat I : EritemaTerjadi apabila mendapat kontak yang singkat dengan benda panas. Eritema terjadi akibat dilatasi dari pembuluh darah dan terjadi sedikit eksudasi, dengan menghasilkan vesikula berwarna putih karena berasal dari epidermis. Luka ini tidak menimbulkan sikatriks setelah sembuh. Eritema dapat menghilang bila kasus bersangkutan meninggal. Tingkat ini dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat.

Tingkat II : VesikulaTerjadi apabila mendapat kontak yang singkat dengan benda panas, tetapi lebih lama dari tingkat I. Terjadi oedema vesikula yang berisi yang berisi albumin dan khlorida. Pinggir vesikula berwarna merah. Sel-sel jaringan lebih banyak rusak. Luka dapat menimbulkan bahaya toksemia. vesikula terjadi antara cutis dan cutis vera. Jaringan epitel dengan cepat terbentuk lagi dari jaringan cutis vera. Belum ada jaringan parut pada penyembuhan.

Tingkat III : Kerusakan jaringan kulit yang superficialCutis dan cutis vera mengalami destruksi, tetapi folikel rambut dan kalenjar keringat tidak mengalami destruksi. Epitel baru terbentuk dari permukaan yang rusak dan dapat terbentuk sikatriks yang tipis dan elastis. Tidak terjadi kontraktur atau kelainan bentuk. Ujung saraf sensoris tidak ikut terbakar tetapi rangsangan panasnya dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat.

Tingkat IV : Kerusakan seluruh lapisan kulitSeluruh lapisan kulit terbakar, juga folikel rambut dan kalenjar keringat. Pada penyembuhan terjadi jaringan parut yang tidak mengandung elemen kulit. Bisa terjadi kelainan bentuk dan kelainan fungsi akibat terjadi kontraktur. Luka tingkat ini tidak menimbulkan sakit saperti luka bakar tingkat I, II dan III, karena ujung saraf sensoris ikut mengalami kerusakan.

Tingkat V : Kerusakan sampai ke jaringan ototTingkat VI : Terbakar hangusDijumpai kerusakan kulit, sub-cutis, otot-otot, tulang dan saraf. Bila saraf turut terbakar maka perasaan sakit turut hilang. Infeksi di daerah tersebut cepat terjadi dan penyembuhan luka memerlukan waktu yang lama. Keadaaan ini sering diikuti dengan syok yang biasanya timbul dalam waktu 24-72 jam. Prognosa agak sukar ditentukan disebabkan syok dapat mengakibatkan kematian.

Menurut WilsonPenyederhanaan dari klasifikasi DupuytrenTingkat I (Superficial thickness): Tingkat I,II dari klasifikasi DupuytrenTingkat II (Partial thickness): Tingkat III,IV dari klasifikasi DupuytrenTingkat III (Full thickness): Tingkat V,VI dari klasifikasi Dupuytren

Pada masa kini, klasifikasi luka bakar lebih disederhanakan menjadi : Luka bakar dangkal (superficial) Luka bakar dalam (deep) b) Berdasarkan luas lukaLuas luka dibagi berdasarkan persentase luas tubuh. Untuk menentukan dengan cepat dipakai rumus Rule of Nine. Metode ini diperkenalkan sejak tahun 1940-an sebagai suatu alat pengkajian yang cepat untuk menentukan perkiraan ukuran / luas luka bakar. Dasar dari metode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian anatomik, dimana setiap bagian mewakili 9 % kecuali daerah genitalia 1 %.

Gambar 2.1 Derajat luka bakar berdasarkan Rule of Nine

Pada anak, sering dipakai rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Rumus 10 untuk bayi Rumus 10-15-20 untuk anak.

Pada metode Lund and Browder merupakan modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih akurat tentang luas luka bakar.Selain dari kedua metode tersebut di atas, dapat juga digunakan cara lainnya yaitu mengunakan metode hand palm. Metode ini adalah cara menentukan luas atau persentasi luka bakar dengan menggunakan telapak tangan. Satu telapak tangan mewakili 1 % dari permukaan tubuh yang mengalami luka bakar.

c) Berdasarkan dalam, luas dan lokasi luka bakarKeparahan luka bakar dapat dinilai sebagai berikut :Ringan : Luka bakar tingkat I meliputi