Referat Xpert
Transcript of Referat Xpert
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 1/20
Penggunaan Xpert MTB/RIF pada Tuberkulosis Ekstra Paru
Benny Budiman
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi permasalahan didunia kesehatan hingga saat ini. Dalam situasi TB di dunia yang memburuk dengan
meningkatnya jumlah kasus TB dan pasien TB yang tidak berhasil disembuhkan terutama di 22
negara dengan beban TB paling tinggi di dunia, World Health Organiation (WHO) melaporkan
dalam !lobal Tuber"ulosis #eport 2$%% terdapat perbaikan bermakna dalam pengendalian TB
dengan menurunnya angka penemuan kasus dan angka kematian akibat TB dalam dua dekade
terakhir ini. &nsidens TB se"ara global dilaporkan menurun dengan laju 2,2 ' pada tahun 2$%$
2$%%. Walaupun dengan kemajuan yang "ukup berarti ini, beban global akibat TB masih tetap
besar. Diperkirakan pada tahun 2$%% insidens kasus TB men"apai ,* juta (termasuk %,% juta
dengan koin+eksi H&) dan --$ ribu orang meninggal karena TB. e"ara global diperkirakan
insidens TB resisten obat adalah /,* ' kasus baru dan 2$ ' kasus dengan ri0ayat pengobatan.
ekitar -1 ' kasus TB dan - ' kematian akibat TB di dunia ini terjadi di negara berkembang.%
&nhalasi masih menjadi "ara penularan terbanyak pada in+eksi TB terutama pada TB paru.
Di samping TB paru, TB ekstra paru juga dapat timbul sebagai akibat dari reaktiasi +okus TB
yang sudah ada sebelumnya. Diagnosis TB ekstra paru bergantung kepada deteksi dari
mikroorganisme penyebab berdasarkan pemeriksaan histopatologis, biopsi , kultur dan 34#.
Dengan semakin meningkatnya kasus in+eksi H&, kasus TB ekstra paru juga semakin sering
ditemukan karena penderita H& positi+ dengan koin+eksi TB memiliki ke"enderungan yang
tinggi untuk bermani+estasi sebagai TB ekstra paru pada sekitar 1$ ' kasus.2 Di seluruh dunia,
TB ekstra paru terjadi pada sekitar 21 ' dari seluruh kasus TB. 5ngka tersebut dapat lebih tinggi
pada pasien dengan koin+eksi H& dan anakanak./
6pert 7TB8#&9 (selanjutnya disebut 6pert) merupakan pemeriksaan molekuler "epat
dengan nilai akurasi yang tinggi untuk mendeteksi TB paru (sensitiitas - ', spesi+isitas -- ').
6pert sudah diakui oleh WHO untuk mendeteksi kuman TB pada sputum untuk membantu
diagnosis TB paru. :amun penggunaan 6pert untuk mendeteksi kuman TB pada spesimen yang
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 2/20
tidak berasal dari saluran na+as (nonrespiratorik) masih memerlukan penelitian lebih lanjut./ Hal
ini, ditambah dengan sedikit pembahasan mengenai TB ekstra paru akan dibahas pada tulisan ini.
%. De+inisi
TB ekstra paru adalah TB yang terjadi pada organ selain paru, misalnya ; pleura, kelenjar
lim+e, abdomen, saluran ken"ing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang. 3asien TB paru yang
sekaligus juga menderita TB ekstra paru diklasi+ikasikan sebagai pasien TB paru. 3asien TB
ekstra paru yang menderita TB pada beberapa organ diklasi+ikasikan sebagai pasien TB ekstra
paru pada organ yang menunjukkan gambaran TB yang terberat.<
6pert adalah uji diagnostik cartridge-based , otomatis, yang dapat mengidenti+ikasi
M.tuberculosis dan resistensi terhadap ri+ampisin.1 =ama pengelolaan pemeriksaan ini memakan
0aktu kurang dari 2 jam.>
2. 3emeriksaan dan Diagnosis TB ekstra paru
Diagnosis TB ekstra paru dibuat berdasarkan satu spesimen dengan biakan positi+ atau
histologi atau bukti klinis kuat yang konsisten dengan TB ekstra paru dan diikuti keputusan
klinisi untuk memulai terapi antituberkulosis.% Hal ini sesuai dengan standar < dari &nternational
tandard +or Tuber"ulosis 4are WHO yaitu, ?3ada semua pasien , termasuk anakanak, yang
diduga TB ekstra paru, spesimen yang diambil dari bagian tubuh yang diduga terlibat harus
dilakukan pemeriksaan mikrobiologi dan histologi. 3emeriksaan 6pert 7TB8#&9
direkomendasikan sebagai pemeriksaan mikrobiologi inisial pada pasien terduga meningitis TB
karena kebutuhan untuk diagnosa yang "epat pada kasus meningitis TB.@ *
5pabila terdapat kemungkinan TB ekstra paru maka beberapa sampel di ba0ah ini harus
ditempatkan pada pot kering dan dikirim untuk biakan tuberkulosis ;
• Biopsi kelenjar getah bening
• 3us yang didapatkan pada aspirasi kelenjar getah bening
• Biopsi pleura
• eluruh sampel bedah dikirim untuk biakan rutin
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 3/20
• eluruh sampel radiologis dikirim untuk biakan rutin
• ampel histologi
• ampel aspirasi
• ampel otopsi
Tabel %. 3emeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis tuberkulosis ekstra paru
Organ Pencitraan Biopsi Biakan
Aelenjar !etah
Bening
:odus :odus atau aspirasi
Tulang atau sendi 9oto polos dan 4T
7#&
=okasi penyakit Biopsi atau abses
paraspinal
4airan sendi
istem pen"ernaan !
4T 5bdomen
Omentum
sus besar
Biopsi
5sitesistem genital dan
saluran kemih
rogra+i intraena
!
=okasi penyakit rin pagi hari
=okasi penyakit
Auret endometrium
Diseminata H#4T toraks
!
3aru
Hati
umsum tulang
Bilasan bronkus
Hati
umsum tulang
Darah
istem sara+ pusat 4T kepala7#&
Tuberkuloma 4airan serebrospinal
Aulit =okasi penyakit =okasi penyakit
3erikardium Ckokardiogram 3erikardium 4airan perikardium
5bses hati ! =okasi penyakit =okasi penyakit
Terdapat beberapa petunjuk yang dapat meningkatkan ke"urigaan terhadap adanya TB
ekstraparu. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2. 3ada pasien dengan ke"urigaan ke arah TB ekstra
paru harus didapatkan spesimen yang tepat. pesimen tersebut harus diperiksakan untuk
pe0arnaan BT5 (bakteri tahan asam), kultur dan histologi. 3era0atan inap tidaklah diperlukan
untuk tujuan diagnostik ke"uali diindikasikan oleh keadaan klinis. #egimen pengobatan untuk
TB ekstra paru umumnya berlangsung selama dua sampai sembilan bulan, terdiri dari dua bulan
pengobatan dengan &:H, ri+ampisin, pyrainamid dan etambutol, diikuti empat sampai tujuh
bulan pengobatan dengan &:H dan ri+ampisin.-
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 4/20
Tabel 2. 3etunjuk Alinis yang 7eningkatkan Ae"urigaan ke arah TB Ckstra 3aru -
• 5sites dengan predominansi lim+osit dan kultur bakteri negati+
• =im+adenopati kronik
• 4airan serebrospinal dengan pleositosis lim+ositik, kadar protein yang tinggi dan kadar
glukosa yang rendah
• Diagnosis banding dari penyakit 4rohns dan amoebiasis
• 4airan pleura eksudati+ dengan predominansi lim+osit, kultur bakteri negati+ dan
penebalan pleura
• &n+eksi H&
• &n+lamasi sendi (monoartikular) dengan kultur bakteri negati+
• 3iuria persisten steril
• :egara endemis tuberkulosis
• C+usi pleura atau perikarditis konstriktia yang tidak dapat dijelaskan
/. TB Ckstra 3aru
3ada tulisan ini akan dibahas beberapa jenis TB ekstraparu, yaitu tuberkulosis pleura,
lim+adenopati tuberkulosis, tuberkulosis sistem sara+ pusat, tuberkulosis abdomen dan
tuberkulosis perikardium.
/.%.Tuberkulosis 3leura
!ejala klinis yang paling sering adalah batuk (*$'), nyeri dada (*1') dan demam dengan
derajat yang rendah hingga tinggi (>'). !ejala TB lain seperti penurunan berat badan, malaise,
keringat malam hari dapat terjadi. !ejala klinis yang berat berupa demam tinggi yang menetap
lebih dari 2 minggu atau kondisi gagal napas dilaporkan terjadi pada *' kasus. TB pleura
hampir selalu melibatkan salah satu hemitoraks saja (-$-1').% TB pleura banyak ditemukan
pada usia muda (E <1 tahun) dan lebih dominan pada lakilaki dibanding pada perempuan.2
3resentasi klinis nonspesi+ik dan si+at pausibasiler pada TB pleura merupakan tantangan
diagnosis tersendiri. Diagnosis TB 3leura bergantung pada terdapatnya basil tuberkulosis pada
sputum, "airan pleura, biopsi pleura maupun granuloma di pleura pada pemeriksaan
histopatologis. 3emeriksaan :34# mempunyai sensitiitas terbaik. 3emeriksaan sputum dan
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 5/20
"airan pleura meningkatkan sensiti+itas :34# dari 1%,*' menjadi *$,>'. 7etode
konensional seperti pemeriksaan langsung "airan pleura, biakan "airan pleura, dan biopsi pleura
terbukti tidak "ukup dalam menegakkan diagnosis TB pleura. Diagnosis TB pleura dapat
menggunakan aktiitas adenosine deaminase, protein "airan pleura, laktat dehidrogenase dan
komponen seluler. 3enentuan aktiitas adenosine deaminase, kadar laktat dehidrogenase dan
rasio lim+osit ; netro+il pada "airan pleura sensitiitasnya men"apai %$$' untuk TB 3leura.
3asien diduga TB pleura jika salah satu dari ketiga tes tersebut menunjukkan hasil positi+ dengan
spesiti+itas %$$'. Diagnosis TB 3leura ditegakkan bila ketiga pemeriksaan tersebut
menunjukkan hasil positi+. Aombinasi pemeriksaan antara adenosine deaminase dan laktat
dehidrogenase mempunyai sensiti+itas -%,<' dan spesi+itas %$$'.%
4airan pleura pada TB pleura bersi+at eksudati+ dengan dominan lim+osit ( lebih dari 1$ '
pada lekosit pada lebih dari -$ ' "airan e+usi). :amun dapat ditemukan nilai netro+il yang lebih
tinggi pada pasien dengan gejala yang baru berlangsung selama sekitar 2 minggu. Aadar glukosa
dan dan pH "airan pleura dapat normal atau rendah. 3e0arnaan BT5 pada sediaan dari "airan
pleura jarang memberikan nilai positi+ (1 ' dari kasus) ke"uali pada pasien empiema
tuberkulosis. Aultur dari "airan pleura untuk kuman M.tuberculosis memberikan hasil positi+
pada kurang dari <$ ' kasus.-
3engobatan TB pleura sama dengan pengobatan TB paru dengan paduan 2#HFC8<#H.
Cakuasi "airan seoptimal mungkin dilakukan sesuai keadaan pasien dan dapat diberikan
kortikosteroid (Hatihati pemberian kortikosteroid pada TB dengan lesi luas dan D7). Operasi
dilakukan pada kondisi yang berat dan tidak membaik dengan terapi medis seperti
empiemektomi8pleurektomi dan dapat disertai dekortikasi.
Aegagalan diagnosis dan terapi TB pleura dapat menyebabkan penyakit menjadi progresi+ dan
dapat melibatkan organ lain pada >1' pasien. Aomplikasi yang paling penting dari TB pleura
adalah terjadinya +ibrotoraks dan penebalan pleura yang menetap. De+inisi pasti +ibrotoraks
adalah penebalan membran pleura minimal 1 mm meluas di seluruh bagian hemitoraks dan
menetap G minggu setelah +ase intensi+. Aomplikasi lain yang dapat mun"ul adalah pleuritis
kalkarea (kalsi+ikasi +ibrotoraks) dengan atau tanpa de+ormitas dinding dada, penyakit paru
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 6/20
kronis non spesi+ik (4O3D) dengan atau tanpa bronkiektasis, eksaserbasi TB lambat dan +istula
internal maupun eksternal.%
/.2.=im+adenopati Tuberkulosis
=im+adenopati tuberkulosis adalah bentuk TB ekstra paru yang paling sering ditemukan. %$
=im+adenitis serikal tuberkulosis dapat terjadi pada usia berapapun terutama pada usia %$/$
tahun. =im+adenopati lebih sering terjadi pada perempuan. !ejala konstitusional hanya terjadi
pada //1' pasien.% =im+adenitis TB umumnya memberikan mani+estasi berupa pembesaran
yang tidak nyeri dari satu atau lebih kelenjar lim+e. Aelenjar lim+e yang paling sering terlibat
adalah kelenjar lim+e serikal anterior dan posterior serta kelenjar lim+e pada +ossa
supra"lai"ula.%% Diagnosis ditegakkan melalui aspirasi jarum halus dan biopsi kelenjar. 3ada
biopsi dapat ditemukan in+lamasi granulomatous kaseosa dengan sel =anghans.%
Terapi lim+adenopati tuberkulosis sama dengan pengobatan TB paru yaitu 2#HFC8<#H.
Tidak terdapat perbedaan angka kesembuhan maupun angka kekambuhan antara lama
pengobatan > bulan dengan - bulan. ebuah +itur unik yang mengganggu keberhasilan
pengobatan adalah pasien mengalami perburukan gejala selama pengobatan (parado upgrade
rea"tion83#). Tingkat 3# berariasi seperti pembesaran nodus, nodus baru atau pengeringan
sinus pada pasien yang telah menerima pengobatan selama minimal %$ hari. 3engobatan dapat
diperpanjang pada 3# dan diberikan kortikosteroid. Cksisi bedah dipertimbangkan pada
lim+adenitis yang memberikan gejala klinis simptomatis dan kasus resistensi pengobatan.%
/./.Tuberkulosis istem ara+ 3usat
TB sistem sara+ pusat terdiri dari meningitis TB, tuberkuloma intrakranial dan tuberkulosis
spinal araknoiditis.- ebanyak *$ I $ persen kasus dari TB sistem sara+ pusat adalah kasus
meningitis TB. Di negara berkembang, meningitis TB merupakan kasus dengan insidens
tertinggi pada tiga tahun pertama kehidupan seorang anak. %$ ebagian besar pasien dengan
meningitis TB memiliki ri0ayat sakit kepala dengan keluhan tidak khas selama 2 minggu
sebelum timbulnya gejala iritasi meningeal. !ejala non spesi+ik meliputi malaise, anoreksia, rasa
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 7/20
lelah, demam, mialgia, dan sakit kepala. Orang de0asa biasanya menunjukkan gejala klasik
meningitis yaitu demam, sakit kepala, dan kaku kuduk yang disertai de+isit neurologis +okal,
perubahan perilaku, dan penurunan kesadaran. #i0ayat TB hanya didapatkan pada sekitar %$'
pasien. 9oto toraks yang menunjukkan TB paru ditemukan pada /$1$' pasien. ekitar %$'
pasien TB meningitis juga mengalami TB tulang belakang. 5pabila TB meningitis tidak diobati
maka dapat menyebabkan kerusakan otak seperti gangguan mental, paralisis motorik, kejang
serta perilaku abnormal.%
7eningitis TB dapat dibagi menjadi / tahap, yaitu ; %2
• tage %.7eningitis TB dengan !lasgo0 4oma "ale (!4) skor %1 tanpa de+isit
neurologis +okal
• tage 2. 7eningitis TB dengan !4 skor %%%< atau terdapat de+isit neurologis +okal
• tage /. 7eningitis TB dengan !4 skor kurang dari %%
#ekomendasi ; %
%. Tuberkulosis meningitis merupakan kega0atan medis. Aeterlambatan penanganan sangat
berhubungan dengan mortalitas. Terapi O5T empiris harus segera diberikan pada pasien
yang diduga TB meningitis. Jangan menunggu kon+irmasi diagnosis molekuler maupun
mikrobiologis.2. Diagnosis TB meningitis ditegakkan berdasarkan lumbal pungsi dan pemeriksaan "airan
serebrospinal. uspek TB meningitis apabila terdapat leukositosis "airan serebrospinal
(terutama lim+osit), protein "airan serebrospinal meningkat serta perbandingan glukosa
"airan serebrospinal dan plasma E 1$'. Aetepatan diagnosis meningkat dengan semakin
banyaknya "airan serebrospinal (4) yang diperiksakan untuk pemeriksaan mikroskopik
maupun biakan M.tuberculosis, lumbal pungsi dapat diulang apabila diagnosis masih
meragukan./. 3en"itraan penting untuk diagnosis tuberkuloma serebral dan tuberkulosis yang
melibatkan korda spinalis meskipun gambaran radiologis tidak mengkon+irmasikan
diagnosis. Diagnosis jaringan (histopatologi dan biakan mikrobakterium) harus dilakukan
bila memungkinkan melalui biopsi lesi maupun sampel diagnosis ektraneural seperti
paru, "airan lambung, kelenjar getah bening, hati, dan sumsum tulang.
<. 3enatalaksanaan segala bentuk TB sistem sara+ pusat harus terdiri dari < obat yaitu
isoniaid, ri+ampisin, etambutol, dan pirainamid pada dua bulan pertama dan dilanjutkan
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 8/20
dengan dua obat yaitu isoniaid dan ri+ampisin selama minimal %$ bulan. Aortikosteroid
(deksametason atau prednisolon) harus diberikan pada seluruh pasien TB meningitis
tanpa melihat derajatnya.
1. emua pasien yang diduga maupun terbukti TB susunan sara+ pusat harus dita0arkan
untuk pemeriksaan H&. 3rinsip diagnosis dan penatalaksanaan TB susunan sara+ pusat
sama pada pasien dengan dan tanpa in+eksi H& meskipun in+eksi H& memperluas
diagnosis banding dan terapi antiretroiral mempersulit penanganan.
3enemuan BT5 pada "airan serebrospinal dan jaringan merupakan diagnosis "epat terbaik
untuk diagnosis tuberkulosis sistem sara+ pusat. Bakteri dapat terlihat pada hampir $ ' de0asa
dengan meningitis TB meskipun diagnosis tergantung pada olume "airan serebrospinal dan "ara
pemeriksaan. 3ada usia berapapun, %$ ' olume "airan serebrospinal dapat diambil untuk pemeriksaan, setidaknya sebanyak > ml "airan serebrospinal. Biopsi jaringan mempunyai nilai
diagnostik yang lebih tinggi dibandingkan "airan serebrospinal untuk diagnosis tuberkuloma dan
tuberkulosis spinal. Biopsi otak stereotaktik dapat dipertimbangkan untuk diagnosis tuberkuloma
apabila alat diagnostik lain gagal menegakkan diagnosis tuberkulosis ekstraneural.%
etiap pasien meningitis TB harus dilakukan 4T s"an kepala dengan kontras sebelum
diterapi atau dalam < jam pertama terapi. 4t s"an kepala dapat membantu diagnosis meningitis
TB dan memberikan in+ormasi dasar yang penting terutama untuk pertimbangan interensi bedah
pada hidrose+alus. emua pasien dengan tuberkuloma serebral atau tuberkulosis spina sebaiknya
dilakukan 7#& untuk menentukan perlunya interensi bedah dan melihat respons terapi.
#ekomendasi paduan obat terapi lini pertama untuk segala bentuk tuberkulosis sistem sara+ pusat
adalah selama minimal %2 bulan. etiap pasien meningitis TB diberikan terapi kostikosteroid
tanpa memandang tingkat keparahannya. Dosis kortikosteroid yang diberikan untuk de0asa ( G
%< tahun) dapat dimulai dari $,< mg8kgbb8hari dengan tapering off dalam > minggu.
Hidrose+alus, abses serebral tuberkulosis dan tuberkulosis ertebra dengan paraparesis
merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan pembedahan. Dekompresi bedah harus
dipertimbangkan pada lesi ekstradural yang menyebabkan paraparesis. ntuk kasus hidrose+alus
komunikans dapat diterapi dengan +urosemide (<$ mg82< jam) dan a"etaolamide (%$2$
mg8kgbb) atau dengan pungsi lumbal berulang.%
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 9/20
Tabel /. Cstimasi produksi "airan serebrospinal, olume, dan jumlah yang aman untuk pungsi
lumbal%
sia 3roduksi "airan
serebrospinal
(m=8jam)
olume "airan
serebrospinal
(ml)
Jumlah "airan
serebrospinal yang
aman untuk diambil
untuk pungsi lumbal
(ml)
De0asa 22 %1$%*$ %1%*
#emaja % %2$%*$ %2%*
5nak %2 %$$%1$ %$%1
Bayi %$ >$-$ >-
:eonatus % 2$<$ 2<
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 10/20
!ambar %. 5lgoritma diagnosis tuberkulosis susunan sara+ pusat %
/.<.Tuberkulosis 5bdomen
TB abdomen dapat melibatkan traktus gastrointestinal, peritoneum atau kelenjar lim+e
mesentrial.- !ejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri perut ($,>') , penurunan
berat badan (*<,>'), diare8konstipasi (21,<'), diare (%>,<'), darah pada rektum (%%,-'),
nyeri tekan abdomen (/*,/'), massa abdomen (%/,<') dan lim+adenopati (%,1'). =esi
mikroskopis yang ditemukan pada endoskopi paling sering ditemukan di sebelah kanan
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 11/20
("ae"um dan as"ending "olon) dan ulkus primer (ulkus ', nodul 1$,*', penyempitan
lumen <<,', lesi polipoid %$,<'). etelah terapi TB sebagian besar ulkus *,2', nodul
<,>', lesi polipoid 1,*', penyempitan lumen *>,2' dan de+ormitas katup ileosaekal
*>,1' mengalami resolusi. Organ yang paling sering terlibat adalah ileum terminal karena
prealens kelenjar getah bening di daerah tersebut tinggi dan 0aktu kontak isi usus halus
lebih lama. =esi yang paling sering ditemukan adalah ulkus dan penyempitan lumen paling
sering ditemukan di usus halus.%
Tuberkulosis usus besar jarang ditemukan dan diagnosisnya mirip dengan tumor kolon,
inflammatory bowel disease, kolitis iskemik atau kolitis in+eksi . 3asien tuberkulosis
gastrointestinal yang bersamaan dengan TB paru ditemukan pada kurang dari 21' pasien.
Diagnosis TB gastrointestinal sulit terutama pada daerah non endemis. Bebrapa pasien
terkadang didiagnosis dengan inflammatory bowel disease dan mendapatkan obatobatan
imunosupresan yang menyebabkan penyebaran TB lebih lanjut.%
!ejala klinis dapat berupa gejala akut maupun kronik intermiten. ebagian besar pasien
mengalami nyeri perut, demam, diare dan konstipasi, penurunan berat badan, anoreksia, dan
malaise. 3asien dengan TB peritoneum biasanya bermani+estasi sebagai TB gastrointestinal,
ditemukan pada indiidu berusia E <$ tahun dan +rekuensinya lebih besar pada perempuan.
7ani+estasi klinisnya tidak spesi+ik dan mirip dengan penyakit gastrointestinal lainnya
seperti inflamatory bowel disease, kanker oarium lanjut, mikosis dalam, in+eksi Kersinia dan
amebomas. 3asien dengan TB peritoneum dapat mengalami pembesaran abdomen mulai dari
as"ites dan nyeri perut. 5dhesi dapat menyebabkan obstruksi usus halus. 3ada pemeriksaan
+isik ditemukan nyeri tekan abdomen di+us, doughy abdomen, hepatomegali, dan as"ites.
9aktor risiko TB peritoneum adalah in+eksi H&, sirosis, diabetes mellitus, keganasan dan
menerima dialisis peritoneal. Tuberkulosis peritoneal mempunyai / tipe yaitu ;%
%. Tipe basah dengan as"ites
2. Tipe kista dengan pembesaran abdomen
/. Tipe +ibrotik dengan massa abdomen yang terdiri dari penebalan mesenterium dan
omentum.
Aombinasi tipetipe tersebut juga dapat ditemukan. elama in+eksi peritoneum menjadi
lebih tebal, hiperemis, dan lebih suram. =apisan peritoneum iseral dan parietal dipenuhi
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 12/20
nodul tuberkulosis multipel. 5s"ites terjadi akibat "airan eksudat yang berasal dari tuberkel.
ekitar -$' pasien dengan TB peritonitis mempunyai as"ites. %
Beberapa kriteria diagnosis untuk TB abdomen ;%
%. Hasil biopsi kelenjar getah bening mesenterik menunjukkan bukti histologis tuberkulosis
2. &nokulasi atau biakan pada jaringan tertentu menunjukkan pertumbuhan Mycobacterium
tuberculosis
/. 3emeriksaan histopatologis menunjukkan tuberkulosis dengan nekrosis kaseosa<. Bukti histologis kuman tahan asam pada lesi
4T "an pada TB peritoneum menunjukkan penebalan peritoneum, as"ites dengan septa
halus dan omental caking . 7eskipun kelainan radiologis tidak ditemukan bukan berarti tidak
terdapat TB abdomen. 9oto polos abdomen pada 1$' kasus TB abdomen hasilnya normal.
ltrasonogra+i sangat membantu mendeteksi keterlibatan peritoneal. 3enggunaan barium
juga kadang tidak dapat mendeteksi tuberkulosis. ji tuberkulin hanya sensiti+ pada dua per
tiga kasus. 5pusan BT5 maupun biakan "airan peritoneum biasanya tidak "ukup dan
kepositi+annya rendah. 5ktiitas adenosine deaminase pada "airan as"ites telah
direkomendasikan untuk diagnosis TB peritoneum namun masih menjadi kontroersi. ji
34# pada biopsi jaringan dan biakan M.tuberculosis sangat berguna pada pasien dengan
as"ites. Biakan tuberkel kadang memberikan hasil negati+ meskipun terdapat granuloma
kaseosa. 3emeriksaan laparoskopi dan laparotomi sangat e+isien untuk mendiagniosis TB
peritoneal. Hasil pemeriksaan tersebut dapat dikategorikan menjadi / kelompok yaitu ; %
%. 3eritoneum yang dipenuhi dengan tuberkel multipel
2. 3enebalan peritonium/. 3enebalan +ibroadesi+
Terapi TB abdomen merekomendasikan terapi anti tuberkulosis konensional selama
minimal > bulan termasuk #HFC pada 2 bulan pertama. Durasi pengobatan dapat
diperpanjang hingga %2% bulan. Aomplikasi TB abdomen dapat berupa ulkus, per+orasi,
perlengketan, obstruksi, pendarahan, pembentukan +istula dan stenosis. Terapi bedah
diperlukan pada beberapa kasus terutama pada kasus yang sudah menimbulkan komplikasi
seperti per+orasi, obstruksi, +istula, atau pendarahan.%
/.1. Tuberkulosis 3erikardium
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 13/20
Tuberkulosis merupakan penyebab <' perikarditis akut, *' tamponae jantung, dan >'
perikarditis konstrikti+. Tuberkulosis merupakan penyebab utama perikarditis pada negara non
industri. !ejala yang mun"ul terutama bersi+at sistemik, yaitu demam, penurunan berat badan,
anoreksia, dan malaise. ekitar 21' pasien dengan TB perikarditis memiliki keterlibatan organ
lain seperti pleuritis dan lim+adenitis. 3resentasi klinis TB perikardial sangat berariasi yaitu
dapat berupa perikarditis akut dengan atau tanpa e+usi, tamponade jantung yang bersi+at silent ,
e+usi perikardial berulang, gejala toksis dengan demam persisten, perikarditis konstrikti+ akut,
perikarditis konstrikti+ subakut, perikarditis konstrikti+e+usi+, atau perikarditis konstrikti+ kronik
dan kalsi+ikasi perikardial.%
Caluasi a0al TB perikarditis meliputi pemeriksaan +oto toraks, ekokardiogra+i untuk
membuktikan ada e+usi, dan 4T87#& untuk melihat tanda peradangan, e+usi perikardial dan
pembesaran nodus lim+atikus mediastinal8trakeobronkial. 3erikardiosintesis dilakukan untuk
tujuan diagnostik dan terapeutik. 3erikardiosintesis terapeutik dilakukan pada tamponade
jantung. 4airan yang diambil harus diperiksakan untuk biakan, analisis "airan untuk
membedakan eksudat atau transudat, serta uji indirek seperti inter+eron gamma atau adenosine
deaminase (5D5) jika diperlukan. ariabilitas deteksi basil tuberkel pada pemeriksaan pulasan
langsung "airan perikardial berariasi antara $<2'. Biakan positi+ "airan perikardial berariasi
antara 1$*1'. Diagnosis de+initi+ TB perikarditis berdasarkan % dari beberapa kriteria berikut ;%
%. Biakan M.tuberculosis positi+ dari e+usi perikardial atau jaringan
2. BT5 positi+ atau granuloma kaseosa pada spesimen biopsi perikardial/. 34# (L) pada spesimen biopsi perikardial
Ckokardiogra+i sangat berguna untuk diagnosis e+usi perikardial tuberkulosis bila terdapat
kelainan intraperikardial seperti lapisan eksudati+, lapisan +ibrin, dan penebalan perikardium.
!ambaran ekokardiogra+i pada tuberkulosis perikardial berupa ;%
%. =apisan eksudati+ yang dide+inisikan sebagai gambaran e"ho padat dengan tampilan
seperti massa mengelilingi epikardium2. =apisan +ibrin yang dide+inisikan sebagai garis multipel atau struktur seperti pita dari
epikardium ke perikardium yang menonjol ke ruang perikardial
/. 3enebalan perikardium G 2mm pada ekokardiogram 2 dimensi.
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 14/20
!ambar 2. 4ontoh 9oto Toraks C+usi 3erikardium
(diunduh dari ; http;88000.tha"hers.org8images8TBperi"arditis.J3!)
7anajemen optimal termasuk pericardial window terbuka untuk men"egah reakumulasi
"airan. 3erikardiosintesis sering gagal karena stadium lanjut e+usi +ibrinosa, perikardiotomi
dengan drain terbuka komplit dapat dilakukan . 3engobatan anti tuberkulosis meningkatkan
angka tahan hidup TB perikarditis. 3aduan obat yang sama dengan TB paru yaitu
2#HFC8<#H telah menunjukkan hasil yang e+ekti+ untuk TB perikardial. Aortikosteroid
memberikan man+aat untuk men"egah reakumulasi "airan.% Aortikosteroid dapat menurunkan
angka mortalitas sebesar /1 ' (resiko relati+) pada pasien perikarditis tuberkulosa.%2
Tabel <. #ekomendasi #egimen Aortikosteroid untuk C+usi 3erikardial Tuberkulosis%2
Total durasi %% minggu
3rednisolon >$ mg8hari per oral
3rednisolon /$ mg8hari per oral
3rednisolon %1 mg8hari per oral
3rednisolon 1 mg8hari per oral
Hari ke % I 2
Hari ke 2- I 1>
Hari ke 1* I *$
Hari ke *% I **
<. 6pert 7TB 8 #&9
6pert adalah pemeriksaan berbasis polymerase "hain rea"tion (34#) yang menggunakan
plat+orm !ene6pert (4epheid, unnyale, 45, 5merika erikat). 6pert merupakan sebuah
pemeriksaan tunggal yang dapat mendeteksi baik itu kuman Mycobacterium tuberculosis
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 15/20
kompleks dan resistensi terhadap ri+ampisin dalam 0aktu 2 jam sejak pemeriksaan mulai
dilakukan. Tidak seperti pada pemeriksaan asam nukleat konensional (:55Ts), pada proses
sampling dari 6pert, deteksi dan ampli+ikasi 34# terintegrasi ke dalam satu unit test, yang
berupa "artridge 6pert 7TB 8 #&9. %/
etelah sampel dimasukkan, langkahlangkah pemeriksaan selanjutnya berjalan se"ara
otomatis dan terjadi di dalam "artridge. #eagen yang dugunakan untuk pemeriksaan 6pert
bersi+at tuberkulosidal (memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri TB). Hal ini memberikan
jaminan keamanan untuk pemeriksaan 6pert. :amun, 6pert memerlukan suplai listrik yang
stabil, kontrol suhu dan kalibrasi instrumen se"ara berkala (per tahun) untuk menjamin aliditas
dari hasil pemeriksaan.%/ 3ada tahun 2$%%, WHO mengeluarkan kebijakan yang
merekomendasikan penggunaan 6pert sebagai pemeriksaan inisial pada indiidu yang di"urigai
menderita TB 7D# (7ulti Drug #esistan"e) atau koin+eksi TB dengan H&. %<
Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan 6pert dapat berasal dari sputum segar atau
sedimen sputum, yang didapatkan setelah dilakukan dekontaminasi dan membentuk konsentrat
dari sputum. Bahan tersebut kemudian di"ampur dengan reagen, baik itu menggunakan tangan
atau orte dan diinkubasi dalam suhu ruangan selama %1 menit. etelah inkubasi, 2 ml dari
sampel dipindahkan ke "artridge dan proses dengan mesin mulai berjalan. Hasil dari
pemeriksaan 6pert dapat berupa ; %/
• Tidak ditemukan 7TB
• 7TB terdeteksi, resistensi ri+ampisin terdeteksi
• 7TB terdeteksi, resistensi ri+ampisin tidak terdeteksi
• 7TB terdeteksi, resistensi ri+ampisin indeterminate
• Hasil inalid
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 16/20
!ambar /. =angkahlangkah 3enggunaan 6pert %/
1. 3enggunaan 6pert 7TB 8 #&9
1.%. 3enggunaan 6pert 7TB 8 #&9 untuk 7endiagnosa TB 3aru dan #esistensi
#i+ampisin pada Orang De0asa
ebuah reie0 4o"hrane yang dipublikasikan pada /% Januari 2$%/ mengealuasi % studi.
3en"arian literatur tambahan dilakukan pada * 9ebruari 2$%/, yang berhasil mengidenti+ikasi -
studi tambahan. Dari pen"arian I pen"arian tersebut, 2* studi yang relean pada /> pusat studi
berhasil diidenti+ikasi dan diealuasi. ensitiitas dari 6pert untuk mendeteksi TB adalah
sebesar ' M-1 ' 4r& ("redible interal),<-2'N, dengan spesi+isitas untuk mendeteksi TB
adalah sebesar -- ' M-1' 4rl,---'N.%/
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 17/20
1.2. 3enggunaan 6pert 7TB 8 #&9 ebagai 3engganti 3emeriksaan ediaan
7ikroskopis
Dua puluh satu studi (.$ partisipan) menyajikan data yang membandingkan sensitiitas
dari 6pert dengan pemeriksaan sediaan mikroskopis. ntuk pemeriksaan sediaan mikroskopis,
sensitiitasnya adalah sebesar >1 ' M-1' 4rl, 1**2'N, sedangkan 6pert memiliki sensitiitas
sebesar ' M-1' 4rl, <-2'N. Oleh sebab itu, dibandingkan dengan pemeriksaan sediaan
mikroskopis, 6pert meningkatkan deteksi TB pada kasus yang sudah dikon+irmasi dengan kultur
sebesar 2/ ' M-1' 4rl,%1/2 'N.%/
1./. 3enggunaan 6pert 7TB 8 #&9 untuk 7endeteksi TB dengan ediaan 3ositi+ danAultur 3ositi+
ensitiitas dari 6pert dalam mendeteksi TB pada partisipan dengan sediaan positi+ (BT5
positi+) dan kultur positi+ menunjukkan ariasi yang tidak terlalu besar (-1%$$') (2< studi, //
pusat studi, 2.$*% partisipan). pesi+isitas dari pemeriksaan 6pert pada partisipan dengan hasil
sediaan posti+ ( BT5 positi+) tidak dinilai. Hal ini dikarenakan, pasien dengan sediaan positi+
adalah pasien yang dikategorikan sebagai ?true positie TB@. %/
1.<. 3enggunaan 6pert 7TB 8 #&9 untuk 7endeteksi TB dengan ediaan :egati+ dan
Aultur 3ositi+
Dua puluh empat studi (// pusat studi, *.2<* partisipan) melaporkan data tentang kasus TB
dengan sediaan negati+ (BT5 negati+). ensitiitas dari 6pert pada partisipan di atas "ukup
berariasi dengan rentang </%$$ ', sedangkan spesi+isitas 6pert menunjukkan ariasi yang
lebih ke"il dengan rentang >%$$ '. ensitiitas ratarata 6pert untuk mendeteksi TB pada
kasus TB dengan sediaan negati+ dan kultur positi+ adalah sebesar > ' (-1' 4r&,>%*<'). %/
1.1. 3enggunaan 6pert 7TB 8 #&9 untuk 7endeteksi #esistensi #i+ampisin
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 18/20
Dari 2* studi, 2< studi di antaranya menyajikan data tentang deteksi resistensi ri+ampisin.
ensitiitas dari analisis uniariat adalah sebesar -1 ' M-1' 4rl, -$-*'N dan spesi+isitasnya
adalah sebesar - ' M-1' 4rl, -*--'N. :ilai sensitiitas dan spesi+isitas pada analisis biariat
juga memberikan hasil yang sama dengan analisis uniariat.%/
>. 3enggunaan 6pert 7TB8#&9 untuk Diagnosis TB Ckstra 3aru
ebuah pen"arian literatur telah dilakukan terhadap studi yang sudah dilakukan sejak %
Januari 2$$* sampai %< Desember 2$%2. Dari pen"arian literatur tersebut, 22 studi yang relean
dan menyertakan 1-22 spesimen telah berhasil diidenti+ikasi. Tiga belas studi dilakukan di
negara dengan pendapatan menengah ke ba0ah. emua studi dilakukan di pusat kesehatan tersier
atau laboratorium rujukan. etiap studi menggunakan sampel yang berbeda sehingga tidaklah
bermakna untuk menggabungkan hasil dari semua studi di atas untuk mendapatkan estimasi dari
akurasi 6pert dalam mendiagnosa Tb ekstra paru. %/
>.%. Deteksi =im+adenopati TB pada ampel Biopsi atau 5spirasi Jarum Halus
Cmpat belas studi dilakukan untuk mendeteksi akurasi 6pert pada sampel yang berasal dari
biopsi atau aspirasi jarum halus dan dibandingkan dengan kultur sebagai re+erensi standar. 3ada
%% studi dengan lebih dari %$ sampel (total <- sampel), sensitiitas dari 6pert adalah sebesar
<,- ' (-1 ' 4&, *2,%-2,< ') dengan spesi+isitas sebesar -2,1 ' (-1 ' 4&, $,/-*,< ').%/
tudi yang menggunakan sampel segar memberikan hasil sensitiitas yang sedikit lebih
tinggi dan spesi+itas yang lebih rendah dibandingkan jika menggunakan sampel beku. :amun
akurasi dari estimasi tersebut masih bisa diperdebatkan karena data yang digunakan terbatas.
Hanya sembilan studi yang memberikan in+ormasi mengenai prealensi dari H& dan hanya dua
studi yang memasukkan lebih dari %$ ' pasien dengan H& positi+. 5kurasi dari studi yang
memasukkan lebih banyak pasien H& positi+ dengan yang hanya memasukkan sedikit pasien
H& positi+ ke dalam studinya ternyata tidaklah berbeda jauh. %/
>.2. Deteksi TB 3leura pada 4airan 3leura
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 19/20
Tujuh belas studi (%/1 sampel, 2%* kultur positi+) memberikan data yang dapat digunakan
untuk memperkirakan sensitiitas dan spesi+isitas 6pert pada "airan pleura. ensitiitas 6pert
dalam pemeriksaan "airan pleura berariasi antara $' sampai dengan %$$' dari studistudi di
atas. ensitiitas dari 6pert terhadap "airan pleura memberikan hasil yang "ukup rendah, yaitu
sebesar </,* ' dengan kon+idens interal yang lebar (-1' 4&, 2<,><,*'), sedangkan
spesi+isitas dari pemeriksaan tersebut "ukup tinggi, yaitu sebesar -,% '(-1' 4&, -1,/--,2').
Oleh karena itu, "airan pleura tidak dianjurkan sebagai spesimen dalam pemeriksaan
mikrobiologi untuk diagnosis TB pleura. Biopsi dari pleura merupakan tipe sampel yang terpilih
dalam mendiagnosa TB pleura. /,%/
>./. Deteksi TB pada ampel 4airan erebrospinal
Total *$- sampel "airan serebrospinal dari %> studi diperiksakan dengan 6pert dan hasilnyadibandingkan dengan kultur sebagai re+erensi standar. Cstimasi dari sensitiitas berariasi antara
1%' sampai %$$'. ensitiitas dari pemeriksaan 6pert terhadap "airan serebrospinal
memberikan hasil yang "ukup baik, yakni sebesar *-,1' (-1' 4&, >2-$,2') dengan spesi+isitas
sebesar -,> ' (-1' 4&,-1,--,>').%/
>.<. Deteksi TB pada 4airan Bilas =ambung
Dua belas studi (%21 sampel) meneliti pemeriksaan 6pert pada sampel "airan bilas lambung
dan membandingkan hasil penelitiannya dengan kultur sebagai re+erensi standar. ensitiitas dari
studistudi tersebut berariasi antara >-' sampai %$$'. pesisi+itas dari studistudi tersebut
berariasi dari -' sampai %$$'. ensitiitas ratarata dari studistudi tersebut adalah sebesar
/, ' (-1' 4&, >1,--/,2') dan spesi+isitas ratarata dari studistudi tersebut adalah sebesar
-,%' (-1' 4&, -2,/--,1').%/
>.1. Deteksi TB pada ampel Jaringan
Terdapat dua belas studi (>-- sampel) yang menggunakan jaringan selain kelenjar lim+e
untuk diperiksakan dengan 6pert dan dibandingkan dengan kultur sebagai re+erensi standar.
ensitiitas dari studistudi tersebut memberikan angka yang "ukup signi+ikan, yakni sebesar
%,2 ' (-1' 4&, >*,*-,-') dengan spesi+isitas sebesar -,% ' (-1' 4&, *--, '). Aondisi
dari spesimen (spesimen segar atau spesimen beku) ternyata tidak memberikan pengaruh
terhadap kemampuan 6pert di dalam mendeteksi TB pada sampelsampel tersebut. %/
7/24/2019 Referat Xpert
http://slidepdf.com/reader/full/referat-xpert 20/20
*. Aesimpulan
Aemampuan dari pemeriksaan 6pert 7TB8#&9 di dalam mendeteksi TB pada sampel non
respiratorik memberikan hasil yang berariasi. 6pert 7TB8#&9 memiliki sensitiitas yang "ukup
baik di dalam mendeteksi lim+adenopati TB dan meningitis TB namun memiliki angka
sensitiitas yang rendah di dalam mendeteksi TB pleura dari "airan pleura./ 4airan pleura
merupakan sampel yang suboptimal untuk kon+irmasi bakteriologis dari TB pleura. Biopsi pleura
merupakan pemeriksaan terpilih untuk mendeteksi TB pleura. WHO merekomendasikan 6pert
7TB8#&9 untuk digunakan sebagai pemeriksaan pengganti dari pemeriksaan yang biasa
digunakan (termasuk pemeriksaan mikroskopis, kultur atau histopatologi) untuk memeriksa
spesimen nonrespiratorik (kelenjar lim+e dan jaringan lain) dari pasien yang di"urigai menderita
TB ekstra paru. %/