referat x

17

Click here to load reader

description

asdsad

Transcript of referat x

Page 1: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 1/17

BAB I

PENDAHULUAN

Multiple sklerosis (MS)adalah suatu penyakit kronis yang merusak mielin

saraf yangdisebabkan karena proses autoimun dan faktor genetik 

lainnya.Sekitar400.000 orangdi AmerikaSerikat dan2,5 utaorang di seluruh dunia,

denganpre!alensi sekitar" kasusper"000 orangdalam populasidan

rasioperempuandengan laki#laki2$" menderita penyakit ini. Sekitar %5&

 pasiendengan multiple sklerosissering bersifat relapsatau hilang#timbul dalam

serangan#serangan dan tiap serangan meninggalkan 'a'at. eala#geala

neurologis tergantung dari bagian yang mengalami kerusakan.ebih darisetengah

dari pasien tersebutberkembang menadike'a'atandan berlanut dariserangan

akutdan beralih keprogresifsekunderdalam *aktu "0 hingga20 tahun

setelahterdiagnosis(").

MS merupakan salah satu penyebab mayor yang mengakibatkan teradinya

disabilitas terutama pada usia muda.+alam satu studi di anada, harapan

hiduppenderita berkurang sebesar4 sampai -tahun, dandi

+enmarkberkuranghingga "0sampai "2 tahun(4). ualitas hidup seorang pasien

inisangat dipengaruhi olehgeala fisik yang timbul termasuk kelelahan, kesakitan,

dan kesulitandengan mobilitas, dan masalah sosialdan gangguan perasaan dan

mood.(2)

Saat ini belum ada obat yang dapat men'egah timbul dan menyembuhkan

MS. erapi yang diberikan hanya meminimalkan timbulnya serangan, mengurangi

efek serangan, dan memperpanang masa remisi. Salah satu alasan mengapa MS

sulit disembuhkan adalah sekali sistem saraf pusat (SS/) rusak maka perbaikan

neuron yang telah rusak akan sulit.(2,)

1erdasarkan hal tersebut, sampai saat ini eksperimental tentang

 penatalaksanaan dan penggunaanobat yang mungkin dapat merangsang

remyelinisasi saraf yang rusak danmemperlambat atau menghentikan

 proseskerusakan lebih lanut masih terus dilakukan./ada makalah ini, akan

"

Page 2: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 2/17

dibahas mengenai penyakit multiple sklerosis sehingga dapat menambah

 pengetahuan dalam mengurangi morbiditas bagi penderita

BAB II

ISI

2.1 Definisi

Multiple sklerosisadalah suatu peradangan yang teradi di otak dan

sumsum tulang belakang yang menyerang daerah substansia alba dan merupakan

 penyebab utama ke'a'atan pada de*asa muda. /enyebabnya dapat disebabkan

oleh banyak faktor, terutama proses autoimun dan infeksi !irus seperti rubella dan

!arisela.(",2).

2.2Epidemiologi

Saat ini di 3ropa tara multiple sklerosis merupakan penyakit neurologik 

yang paling sering ditemukan. /re!alensinya yaitu umlah kasus yang serentak 

ditemukan dalam populasi, paling tinggi di 3ropa tara dan engah, termasuk 

S*iss, usia, anada, dan Amerika Serikat bagian utara, Selandia 1aru, dan

 bagian barat daya Australia. +i antara populasi multirasial, orang kulit putih

memiliki resiko yang paling tinggi.ode *arna peta di ba*ah ini menunukkan

 umlah penderita MS di seluruh dunia. /erhatikan bah*a umlah yang lebih besar 

ditemukan di lintang utara dan selatan lebih tinggi.(4)

Menurut 6ational Multiple S'lerosis So'iety, kira#kira 400,000 orang

Amerika ter'atat menderita MS, dan pada setiap minggunya sekitar 200 orang

didiagnosis MS. +i seluruh dunia, MS mungkin diderita 2.5 uta indi!idu.

2

Page 3: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 3/17

mumnya serangan teradi dalam dekade ketiga dan keempat, *alaupun penyakit

ini bisa mulai dalam masa kanak#kanak dan uga di atas usia 70 tahun. /enyakit

ini relatif arang teradi pada anak#anak dengan usia kurang dari "0 tahun dan

 paling sering didapatkan pada usia de*asa muda (25840 tahun). Se'ara

keseluruhan, MS teradi lebih sering pada *anita dibandingkan laki#laki, dengan

 perbandingan adalah kira#kira 2$".(4)

Multipel sklerosis lebih sering ditemukan pada daerah dengan suhu sedang

dibandingkan dengan daerah iklim tropis. /erbedaan etnis pada insidensi penyakit

merupakan argumen kerentanan genetik terhadap kondisi ini. Akan tetapi, !ariasi

geografis uga memperlihatkan peran faktor lingkungan, misalnya !irus. 9al ini

terutama terlihat dari epidemi mun'ulnya multipel sklerosis, misalnya pada

epulauan :aroe dan ;slandia. erdapat uga bukti bah*a orang yang dilahirkan

 pada daerah yang berisiko tinggi untuk multipel sklerosis akan memba*a risiko

tersebut ika mereka pindah ke daerah dengan risiko rendah dan sebaliknya, tetapi

hanya ika perpindahan teradi pada usia remaa. 9al ini menunukkan bah*a

!irus yang berdasarkan hipotesis bekera pada dekade pertama atau kedua

kehidupan.Multipel sklerosis arang teradi pada khatulisti*a dan garis lintang

0<85< utara dan selatan. /ada umumnya multipel sklerosis meningkat se'ara

 proporsional dengan meningkatnya arak dari garis katulisti*a. idak ada

 penelasanyang memuaskan mengenai peristi*a ini, *alaupun !ariabel tertentu

telah diteliti. 9al ini karena meliputi faktor#faktor lingkungan, seperti iklim,

kelembaban, resistensi pada !irus tertentu, konsumsi susu sapi.(",4)

2.3Etiologi

3tiologi dari kelainan tersebut masih belum elas. Ada beberapa

mekanisme penting yang menadi penyebab timbulnya ber'ak MS yaitu autoimun,

infeksi, dan herediter.Meskipunbukti yang meyakinkankurang,faktor makanandan

 paparantoksintelah dilaporkanikut berkontribusiuga.Mekanisme initidak 

salingberdiri sendiri melainkan merupakan gabungan dari berbagai faktor.(2)

Mekanisme autoimun diduga teradi melalui penurunan aktifitas limfosit

#supresor pada sirkulasi pasien penderita MS serta adanyamolecular mimicry

Page 4: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 4/17

antara antigen dan M1/ (myelin basic protein) yang mengaktifkan klon sel yang

spesifik terhadap M1/ ( MBP specific T-cell clone).imfosit4 menadiautoreaktif 

 padapaparanantigen asingyang strukturalnya mirip dengan M1/. idak 

hanyabeberapa!irus danpeptidabakterisaa yang memilikikesamaanstruktural

denganM1/, tetapi beberapa dari mikroorganisme tersebutdapat

mengaktifkanM1/#spesifik #selklonpadapasien MS.(2,)

1eberapainfeksi !irusdiketahui menyebabkandemielinasi

 padamanusiadiantaranya  progressivemultifocal leukoencephalopathyyang

disebabkan oleh papilloma !irus =>, subakut sclerosingpanencephalitisoleh

!irus'ampak. /ada MS studiserologisa*alsulitditafsirkan. 6amun, banyakpasien

MSterdapat ele!asititer>S:terhadap !irus'ampakdan herpessimpleks(9S?),

tetapi ini uga tidak spesifik.(2)

2.5Klasifiasi

1erdasarkan perbedaan klinis dan geala, terdapat beberapa tipe MS$ (5)

1. Relapsing-remitting MS . 1anyak kasus umumnya bera*al dari bentukMS

yang gealanya bersifat hilangtimbulterutama pada de*asa

muda.Merupakan peralanan klinis yang klasik dari multipel sklerosis

dimana terdapat fase relaps dan remisi. eala hanya memburuk 

ketikaadanya seranganmeskipun dapat berkembang menadi  seconary

 progressive multiple sclerosis.

2. !hronic progressiveMS . eala se'ara bertahap memburuk setelahepisode

serangan pertamadan terusteradi peningkatan ke'a'atantanpa diselingi fase

remisi sama sekali.Sering melibatkan penurunan gerakan motorik tubuh,atau kinera sensorik(terutama penglihatan).

.  Benign MS . eala yang relatif ke'il, perkembangan sangat lambat sehingga

hampir tak terlihat se'ara klinis, atau ada sedikitserangan selama masa

*aktu yang panangbiasanya "5 tahunsetelah diagnosis. Ada bukti yang

menyebutkan bah*a peralananMS mungkin a*alnya inak. 6amun, bukti

dari penelitian angka panang menyebutkankasus benignMS   akhirnya

mengakibatkan geala dan ke'a'atan yang signifikan, meskipun ini mungkin

tidak teradi selama 20 atau0 tahun setelah diagnosis.

4

Page 5: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 5/17

4. Seconary progressive MS .  Relapsing-remitting MS  dapat berubah menadi

 bentuk  seconary progressiveMS   dimana mulai teradi penurunan yang

relatif stabil namun frekuensi remisi 'ukup arang.

2.!Patofisiologi

/enyebab MS belum diketahui, saat ini seluruh dunia masih melakukan

 penelitian untuk men'ari penyebab pasti penyakit MS. erusakan myelin pada

MS mungkin teradi akibat respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh terutama

 focal lymphocytic infiltration  (sel se'ara terus#menerus bermigrasi menuu

lokasi dan melakukan penyerangan seperti yang layak teradi pada setiap infeksi).

Sistem kekebalan tubuh ini seharusnya melindungi tubuh dari serangan organisme

 berbahaya (bakteri dan !irus). 1anyak enis MS yang menampakkan geala

 penyakit kekebalan tubuh, dimana tubuh menyerang sel#sel dan aringan#

 aringannya sendiri (dalam kasus MS, yang diserang adalah Myelin). /ara peneliti

 belum mengetahui apa yang memi'u sistem kekebalan tubuh tersebut menyerang

myelin, tetapi ada satu pemikiran bah*a hal tersebut teradi karena beberapa

faktor.(")

Satu teori menyebutkan bah*a !irus, yang mungkin sudah menetap lama

dalam tubuh, mungkin memainkan peranan penting dalam perkembangan

 penyakit ini dan mungkin mengganggu sistem kekebalan atau se'ara tidak 

langsung mengubah proses sistem kekebalan tubuh. 1anyak penelitian yang sudah

men'oba mengidentifikasi !irus MS. Ada satu dugaan bah*a kemungkinan tidak 

ada !irus MS, melainkan hanya ada !irus#!irus biasa, seperti !irus 'ampak 

(rubella) dan herpes, yang menadi pemi'u timbulnya penyakit MS. /ada

 penderita multipel sklerosis ternyata serum dan 'airan serebrospinal mengandung

 berbagai antibodi 'ampak serta ada bukti yang menyatakan bah*a @at anti

tersebut dihasilkan dalam otak. (",7,-)

?irus#!irus ini mengaktifkan sel darah putih (limposit) dalam aliran darah

menuu ke otak dengan melemahkan mekanisme pertahanan otak (yaitu substansi

yang melindungi darahotak). emudian, di dalam otak, sel#sel ini mengaktifkan

unsur#unsur lain dari sistem kekebalan tubuh dengan satu 'ara yang pada akhirnya

5

Page 6: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 6/17

membuat sel#sel tersebut menyerang dan menghan'urkan myelin. /ada a*alnya,

setiap peradangan yang teradi berangsur menadi reda sehingga memungkinkan

regenerasi selaput mielin. /ada saat ini, geala a*al MS masih berupa episode

disfungsi neurologis yang berulang kali membaik. Balaupun demikian, dengan

 berselangnya *aktu, sitokin yang disekresi oleh sel akan mengakti!asi seumlah

mikroglia, dan astrosit seenis fagosit yang bermukim pada aringan otak dan

sumsum tulang belakang, dan menyebabkan disfungsi sa*ar otak serta degenerasi

saraf kronis yang berkelanutan. (",%)

ambar " $ peralanan penyakit

ambar 2 $ /erbedaan 6euron yang Sehat dan yang Mengalami +emielinasi

7

Page 7: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 7/17

erusakan myelin (demyelinasi) menyebabkan gangguan kemampuan

serabut syaraf untuk menghantarkan pesan ke dan dari otak. okasi teradinya

kerusakan myelin (plak atau lesi) tampak seperti area (parutluka) yang mengeras$

 pada MS, parut#parutluka#luka ini tampak pada otak dan tulang belakang. (C)

Sklerosis ditandai dengan adanya ber'ak kerusakan mielin yang tersebar 

diikuti dengan gliosis dan substansia alba sistem persarafan. 1er'ak#ber'ak 

 ber*arna kekuning#kuningan dan keras yang ditemukan pada otopsi dipakai

sebagai sumber nama penyakit ini. Sifat peralanan penyakit merupakan

serangkaian serangan pada berbagai bagian sistem saraf pusat. Setiap serangan

memperlihatkan deraat remisi tertentu tetapi se'ara menyeluruh gambarannya

adalah ke arah yang buruk (%,C).

ambar $ diemielinisasi neuron

-

Page 8: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 8/17

ambar 4 $ +aerah substansia alba yang mengalami degenerasi mielin

Se'ara klinis, akan teradi akumulasi progresif seperti masalah

 penglihatan,kelemahan pada otot, penurunan daya indra, depresi, kesulitan

koordinasi dan berbi'ara, rasa sakit dan bahkan kelumpuhan. Se'ara paraklinis,

akan teradi kerusakan akson dan lebam pada otak dan sumsum tulang belakang

akibat peradangan fase akut dan gliosis yang teradi berulangkali pada akson dan

glia. asio ;#"2 dan ;:6#gamma dalam darah uga mengalami peningkatan. (","4)

Se'ara paraklinis, akan teradi kerusakan akson dan lebam pada otak dan

sumsum tulang belakang akibat peradangan fase akut dan gliosis yang teradi

 berulangkali pada akson dan glia. asio ;#"2 dan ;:6#gamma dalam darah uga

mengalami peningkatan. (%,C)

2."#anifestasi Klinis

• Manifestasi linis yang has("0,"")

" Serangan yang berulang teradi pada inter!al yang tidak teratur, dengan

 penyembuhan yang sempurna atau parsial dari tanda dan gealanya di

antara setiap serangan pada kira#kira 70& kasus.2 okasi kelainan yang tersebar di seluruh SS/, sehingga menimbulkan

gambaran klinis yang sangat ber!ariasi.

/ada saat yang sama, tanda#tanda penyakit dapat ditemukan yang

menunukkan fokus#fokus demielinisasi pada berbagai lokasi misalnya

atrofi optik disertai paraplegia.

4 Serangan yang berturut#turut dari penyakit ini dapat menyebabkan

kelainan berbagai sistem, misaslnya kelumpuhan okuler yang diikuti satu

tahun kemudian oleh gangguan miksi.

%

Page 9: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 9/17

• ambaran linis ;ndi!idual

okasi lesi menentukan manifestasi klinisnya. Segala bentuk kombinasi

tanda dan geala berikut ini dapat teradi $(","0,"")

" angguan !isual 6euritis optik (retrobulbar)

Merupakan gangguan !isual khas yang merupakan tanda onset

multipel sklerosis. /atologi dasarnya adalah demielinisasi inflamasi

 pada satu atau kedua ner!us optik. eala neuritis optik unilateral

meliputi $

D 6yeri disekitar salah satu mata terutama saat mata bergerak 

D /englihatan kabur dan dapat berlanut menadi kebutaan total

monookular 

D 9ilangnya penglihatan *arna

Selain gangguan ketaaman penglihatan dan *arna, pemeriksaan dapat

menunukan $

D +iskus optikus membengkak, dan kemerahan pada funduskopi ika

area demielinisasi inflamasi terletak langsung dibelakang papil

ner!us optikus

D +efek lapang pandang umumnya berupa skotoma sentral pada

mata yang terkena

D +efek pupil aferen relatif 

 6euritis optik biasanya akan membaik setelah beberapa minggu

atau bulan, *alaupun pasien tetap memiliki ganggguan penglihatan

C

Page 10: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 10/17

 pada mata yang terkena, dan funduskopi umumnya menunukkan

diskus optikus yang pu'at karena atrofi ner!us optikus. /embengkakan

diskus optikus pada fase akut, ika bilateral, harus dibedakan dari

edema papil yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial

*alaupun kadang tampak serupa. /ada edema papil, biasanya

ketaaman penglihatan lebih baik, dan defek lapang pandang pada a*al

edema papil adalah berupa pembesaran bintik buta fisiologis. 3pisode

neuritis optik tidak selalu menunukkan bah*a pasien selanutnya akan

mengalami multipel sklerosis mungkin saa hanya merupakan penyakit

monofasik, terutama pada anak dan ika bilateral. angguan !isual

lainnya saat onset multipel sklerosis meliputi diplopia yang sering

disertai !ertigo dan mual, sehingga merupakan indikasi adanya plak 

 batang otak. /emeriksaan pada keadaan ini dapat menunukkan

oftalmoplegia internuklear. +apat uga teradi ataksia serebelar. ("0,"")

2 eala dari gangguan batang otak 

rigeminal neuralgia teradi pada ".5& pasien MS dan 00 kali lebih

 banyak teradi dalam kelompok ini dibandingkan di dalam populasi

umum. rigeminal neuralgia, dua kali lipat teradi bilateral dalam

 pasien multipel sklerosis dibandingkan populasi pada umumnya.

Seringkali, nyeri mun'ul di antara serangan paroksismal, dan bisa saa

nyeri teradi diluar dari distribusi syaraf trigeminal, kelumpuhan

ner!us fasialis, atau geala lain yang menyertai tanda geala pada lesi

 pontine. MS dihubungkan dengan trigeminal neuralgia memberikan

respon terhadap pengobatan dengan prostaglandin 3 analog. etulianMendadak atau serangan akut !ertigo dapat menyerupai suatu krisis

!estibular akut, bisa uga merupakan tanda dari multipel sklerosis yang

kurang sering teradi. ("0,"")

angguan sensorik 

/arestesia (baal, perasaan geli, perasaan mati, tertusuk#tusuk arum

dan peniti) mungkin berbeda#beda tingkatannya dari hari ke hari. =ika

lesi terdapat pada kolumna posterior medulla spinalis ser!ikalis, fleksi

"0

Page 11: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 11/17

leher menyebabkan sensasi seperti syok yang beralan ke ba*ah

medulla spinalis (tanda hermitte).

angguan proprioseptif sering menimbulkan ataksia sensorik dan

inkoordinasi lengan. Sensasi getar seringkali menghilang. arena

gangguan sensorik tak dapat diperagakan se'ara obyektif, maka geala#

geala tersebut dapat disalahduga sebagai histeria("0,"").

4 elemahan spastik anggota gerak 

eluhan yang sering didapatkan adalah kelemahan satu anggota

gerak pada satu sisi tubuh atau terbagi se'ara asimetris pada keempatanggota gerak. /asien mungkin mengeluh merasa lelah dan berat pada

satu tungkai, dan pada *aktu beralan terlihat elas kaki yang sebelah

terseret mau, dan pengontrolannya kurang sekali. /asien dapat

mengeluh tungkainya kadang#kadang seakan8akan melon'at se'ara

spontan terutama apabila ia sedang berada di tempat tidur. eadaan

spatis yang lebih berat disertai dengan spame otot yang nyeri. efleks

tendon mungkin hiperaktif dan refleks#refleks abdominal tidak ada.

espons plantar berupa ekstensor (tanda 1abinski). anda#tanda ini

merupakan indikasi terserangnya lintasan kortikospinal. ("0,"")

5 anda#tanda serebelum

anda dan geala serebelar terdapat pada E kasus. erakan ataksia

sering kali merupakan tanda yang menonol yang terutama mengenai

gaya beralan pasien, yang tidak hanya spesifik tetapi uga ataksik.

Fang terutama berkesan dan sangat karakteristik pada multipel

sklerosis adalah tremor intensi yang menyertai gerakan !olunter misalnya tes ari#hidung. remor menunukan suatu lesi dari nukleus

dentatus yang mengenai serabut#serabut eferennya. +isdiadokokinesia

dan dismetria pada gerakan dapat ditemukan, biasanya disertai oleh

tanda#tanda spastisitas dan refleks di tendon yang meningkat.

angguan bi'ara dideskripsikan sebagai irama yang tidak beraturan

dan eksplosif. ("0,"")

7 eala ekstrapiramidal

""

Page 12: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 12/17

ebih dari %0& dari pasien multipel sklerosis menderita geala

keang paraparesis dengan geala bilateral traktus piramidal dan

hiperrefleksi. =ika geala keang paraparesis mun'ul dalam *aktu yang

lama, diagnosis dari multipel sklerosis harus dipertanyakan.

/araparesis progresif mungkin saa hanya satu#satunya geala multipel

sklerosis, terutama sekali didalam onset akhir penyakit, dan 'enderung

menadi progresif dalam beberapa kasus. idak adanya refleks kulit

abdominal dapat menadi tanda dari keang paraparesis. 9al ini tidak 

memiliki nilai informatif sebagai satu temuan terisolasi, refleks ini

tidak dimiliki oleh 20& orang de*asa normal, tetapi menadi

signifikan ika mun'ul bersama dengan refleks dinding abdominal

yang berlebihan. ("0,"")

- +isfungsi kandung kemih

esi pada traktus kortikospinalis seringkali menimbulkan

gangguan pengaturan sfingter sehingga timbul keraguan, frekuensi dan

urgensi yang menunukkan berkurangnya kapasitas kandung kemih

yang spastis. e'uali itu uga timbul retensi akut dan inkontinensia.

("0,"")

% angguan afek 

/asien dengan multipel sklerosis tidak arang memperlihatkan

euforia yang tidak sesuai kurangnya menyadari penyakitnya. Makin

lama peralanan penyakitnya, makin mungkin timbul perubahan

 psikoorganik yang terutama pada kasus#kasus dengan peralanan

 penyakit yang panang, dapat menimbulkan demensia pada G pasien.

angguan mental dapat merupakan geala dari MS, biasanya berkaitandengan terserangnya substansia alba lobus frontalis. ambaran

 psikotik dapat merupakan tanda dini dari penyakit ini. /ada stadium

yang lebih dini, tanda kelainan mental dapat ditemukan pada kira#kira

& kasus. (","0,"")

2.$ Diagnosa

+iagnosa multiple s'lerosis dapat ditegakan berdasarkan geala klinis,

timbulnya minimal dua lesi pada SS/ yang teradi pada *aktu dan tempat yang

"2

Page 13: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 13/17

 berbeda. /emeriksaan penunang uga diperlukan untuk mengumpulkan bukti

anatomis lesi yang terpisah pada SS/, mendapatkan gangguan imun SS/, dan

menyingkirkan kemungkinan diagnosis lainnya.

/emeriksaan penunang yang dapat dilakukan adalah$

" M; lebih sensitif dibandingkan > s'an dimana dapat memperlihatkan

lesi pada SS/ sampai ukuran 4Hmm. 9asil M; otak yang abnormal

C5& ditemukan pada keadian multiple s'lerosis."2

2 /emeriksaan 'airan serebrospinal, yang dapat menunukkan perubahan

nonspesifik termasuk limfositosis dengan penyakit aktif, dan

 peningkatan protein ( terutama imunoglobulin ). /emeriksaan 'airan

serebrospinal yang lebih teliti untuk mendiagnosis multipel sklerosis

adalah deteksi pita oligoklonal dengan elektroforesis yang

menunukkan sintesis lokal imunoglobulin dalam SS/. "

/otensi bangkitan !isual (!isual e!oked potensial), yang dapat

menunukan perlambatan konduksi sentral alur !isual misalnya akibat

neuritis subklinis sebelumnya dimana ditemukan positif pada %0&

 pasien dengan multiple s'lerosis."4

4 ultur darah, urinalysis, kultur urin, dan 'hest H#ray dapat dilakukan

untuk menyingkirkan penyakit infeksi."4

2.% Diagnosa Banding

+iagnosa banding utama untuk menadi pertimbangan tergantung pada

manifestasi neurologis dalam kasus$"4

". +efisit saraf kranial mungkin saa berhubungan dengan berbagai enis lesi

fokal yang disebabkan oleh tumor pada otak.

2. eala hemiplegi dapat disebabkan oleh tumor pada otak atau stroke.. Malformasi !askular pada saraf tulang belakang dapat menyebabkan

 paraparesis berulang.

4. Sistemik upus 3rythematosus (S3), penyakit !askuler, toHi'

en'ephalomyelopathy, hypothyroidism dapat melibatkan berbagai area dari

SS/

3.& 'atalasana

Sampai sekarang belum terdapat terapi kuratif untuk penderita multiple

sklerosis, namun terdapat tiga aspek penting dalam tatalaksana$

"

Page 14: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 14/17

• tatalaksana relaps akut,

• modifikasi peralanan penyakit,

• kontrol geala

". atalaksana elaps Akut

elaps pada seorang pasien yang 'ukup berat dan mengakibatkan

keterbatasan fungsi, misalnya karena kelemahan anggota gerak atau

gangguan !isual, dapat diterapi dengan kortikosteroid. Saat ini

kortikosteroid diberikan dalam bentuk metilprednisolon dosis tinggi baik 

se'ara intra!ena ( 500 mg 8 " g per hari selama 8 5 hari ). Steroid angka panang belum terbukti mempengaruhi keadaan peralanan penyakit

alamiah."5,"7

2. Modifikasi /eralanan /enyakit

1ukti adanya dasar autoimun pada multipel sklerosis telah menarik ui

klinis obat8obat imunosupresan, seperti a@atioprin, metotreksat, dan

siklofosfamit, yang men'oba mengubah prognosis angka panang

 penyakit."-Akan tetapi, efek samping dari obat ini lebih banyak daripada

keuntungannya. Sekarang mulai digunakan obat imunoterapi yang lebih

 baru dengan tuuan mengubah ke'epatan progresi!itas multipel sklerosis,

atau setidaknya mengurangi ke'epatan relaps, tanpa efek samping yang

 berat, misalnya interferon beta."% Ibat tersebut memberi harapan untuk 

memberikan proteksi terhadap relaps ( setidaknya reduksi frekuensi relaps

sampai 0& ) dan sedikit penurunan ke'epatan progresi penyakit."C

. ontrol eala

erapi simtomatik dengan obat untuk komplikasi multipel sklerosis adalah

sebagai berikut $"%

# Spastisitas, spasme fleksor 8 baklofen ( oral atau intratekal ),

dantrolen, ti@anidin, dia@epam, *alaupun obat 8 obat dapat

"4

Page 15: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 15/17

meningkatkan kelemahan dan menyebabkan rasa kantuk. /endekatan

lain meliputi ineksi toksin botulinum pada otot yang terkena.

# remor serebelar 8 ika ringan dapat berespons dengan pemberian

klona@epam, isonia@id, atau gabapentin.

# :atigue ( sering teradi bersamaan dengan relaps ) 8  

amantadin,selegilin, atau obat antinarkolepsi modafinil.

# angguan kandung kemih 8 obat antikolinergik, misalnya oksibutinin

atau tolterodinJ pasien harus pula dilatih untuk melakukan kateterisasi

intermiten mandiri. ;nfeksi saluran kemih harus ditangani segera.

# +epresi 8 obat trisiklik dan kelompoknya dalam dosis ke'il, misalnya

amitriptilin atau dotiepinJsele'ti!e serotonin reuptake inhibitor 

( SS; ), misalnya sertralin.

# ;mpotensi 8 inhibitor fosfodiesterase tipe 5, misalnya sildenafil,

 papa!erin intraka!ernosa, atau prostaglandin. /rostaglandin dapat pula

diberikan se'ara topikal melalui uretra.

# 6yeri, geala paroksismal termasuk keang 8 karbama@epin,

gabapentin. /eran kanabis dalam tatalaksana nyeri dan spastisitas pada

multipel sklerosis masih kontro!ersial.

3.1 P(ognosis

/rognosis untuk seseorang dengan multipel sklerosis tergantung pada

subtipe penyakitJ enis kelamin indi!idu, ras, umur, geala a*al, dan deraat

kerusakan. ata#rata ekspektasi hidup pada penderita multiple sklerosis adalah 0

tahun dari a*al mulanya penyakit, dimana 5#"0 tahun lebih pendek dibandingkan

 populasi normal. /rognosis dapat lebih baik apabila penderita terhindar dari faktor 

 pen'etus seperti infeksi, akti!itas yang berat, dan stres.20

"5

Page 16: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 16/17

.

DA)'A* PUS'AKA

". Adams +, ?i'tor M. 20"4.  Principles "f #eurology."0th ed. 6e*

Fork$M'ra* 9ill.

2. :uller , Manford M. 20"0.  #eurology $ an illustrate colour te%t. rd ed.

>hur'hill i!ingstone 3lse!ier.

. eenberg MS. 20"0.9and 1ook If 6eurosurgery. -th ed. 6e* Fork $ hieme

 publishers.

4. iise , Bolfsen >. he epidemiology study of eHogenous fa'tors in the

etiology of MS, in Iffi'ial =ournal of the Ameri'an A'ademy of 6eurology,

ippin'ott$ a!en, 20"0$"#-2

5. o*land,././edley,.A.KMerritt,9.9.20"0. Merritt&s neurology."2th ed.

/hiladelphia, /A$ippin'ott Billiams K Bilkins.

7. anning 1, et al. 1asi' and >lini'al >ourse, Se'tion 5$ 6euro IphthalmologyJ

20"0.Ameri'an A'ademy of ophthalmology, San :ransis'o.

-. insberg, ionel.200%. e'ture 6otes 6eurologi edisi ke#%. =akarta$ 3rlangga

Medi'al Series.

%. >ook, + Stuart. 2007. 9andbook of Multiple S'lerosis.4thed. 6e* =ersey$

ni!ersity of Medi'ine and +entistry of 6e* =ersey.

C. Mardono, M dan /riguna S. 2000. 6eurologis linis +asar, =akarta J +ian

akyat.

"0. Mumenthaler, Mark. Mattle, 9einri'h. aub, 3lsan. 6eurology fourth edition.

S*it@erland$ hieme.2004.

"". M. 9erdon, M.+, obert. Multiple S'lerosis ;mmunology, /athology, and

/athophysiology. 6e* Fork$ +emos.2002.

"2. Shelbourne /, +a!ies =, 1uHton =, et al$ +ire't diagnosis of myotoni'

dystrophy *ith a disease#spesifi' +6A marker. 6 3ng = Med 2%$4-". "CC

". Ballgren#/ettersen >, 9iilesmaa ?, /aatero 9$ /regnan'y and deli!ery in

'ongenital nemalin myopathy. A'ta Ibset yne'ol S'and. -4$75C. "CC5

"4. ilroy =. 1asi' 6eurology. rd ed. 2000. Mi'higan$ M'ra* 9ill.

"5. Mein'k 9M, ronnier ?. ieke , et al$ ;ntra he'al ba'lofen treatment for 

stiff#man syndrom$ pump failure may be fatal. 6eurology 44$220C. "CC4

"7

Page 17: referat x

7/21/2019 referat x

http://slidepdf.com/reader/full/referat-x 17/17

"7. 9enningsen /, >lement , u'henhoff =, et al$ /sy'hologi'al fa'tors in the

diagnosis and pathogenesis of stiff person syndrom. 6eurology 4-$%. "CC7.

"-. insberg, ionel. e'ture 6otes 6eurologi edisi ke#%. =akarta$ 3rlangga

Medi'al Series.2005

"%. Iber /$ hyrotoHi' periodi' paralysis in the nited States. eport of - 'ases

and re!ie* of the literature. Medi'ine -"$"0C. "CC2

"C. +arro* M, 1rammer B, o*ley A$ hyrotoHi' periodi' paralysis$ t*o 'ase

studies. Ar'h /hys Med ehab -7$7%5. "CC5.

20. Beinshenker 1 ("CC4). L6atural history of multiple s'lerosisL. 'nnals of 

 #eurology 3! (Suppl)$ S78""

.

"-