REFERAT SIROSIS

download REFERAT SIROSIS

of 24

Transcript of REFERAT SIROSIS

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit sirosis hepatis merupakan penyebab kematian terbesar setelah penyakitkardiovaskuler dan kanker (Lesmana, 2004). Diseluruh dunia sirosis hepatis menempati

    urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat

    penyakit ini. Sirosis hepatis merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang

    perawatan dalam. Gejala klinis dari sirosis hepatis sangat bervariasi, mulai dari tanpa

    gejala sampai dengan gejala yang sangat jelas. Apabila diperhatikan, laporan di negara

    maju, maka kasus sirosis hepatis yang datang berobat kedokter hanya kira-kira 30% dari

    seluruh populasi penyakit ini dan lebih dari 30% lainnya ditemukan secara kebetulan

    ketika berobat , sisanya ditemukan saat otopsi (Sutadi, 2003).

    Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2000 sekitar 170 juta

    umat manusia terinfeksi sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3% dari seluruh

    populasi manusia di dunia dan setiap tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 3-4

    juta orang. Angka prevalensi penyakit sirosis hepatis di Indonesia, secara pasti belum

    diketahui. Prevalensi penyakit sirosis hepatis pada tahun 2003 di Indonesia berkisar

    antara 1-2,4%. Dari rata-rata prevalensi (1,7%), diperkirakan lebih dari 7 juta penduduk

    Indonesia mengidap sirosis hepatis (Anonim, 2008).

    Menurut Ali (2004), angka kasus penyakit hati menahun di Indonesia sangat

    tinggi. Jika tidak segera diobati, penyakit itu dapat berkembang menjadi sirosis atau

    kanker hati, sekitar 20 juta penduduk Indonesia terserang penyakit hati menahun. Angka

    ini merupakan perhitungan dari prevalensi penderita dengan infeksi hepatitis B di

    Indonesia yang berkisar 5-10 persen dan hepatitis C sekitar 2-3 persen. Dalam perjalanan

    penyakitnya, 20-40 persen dari jumlah penderita penyakit hati menahun itu akan menjadi

    sirosis hati dalam waktu sekitar 15 tahun, tergantung sudah berapa lama seseorang

    menderita hepatitis menahun itu.

    Sirosis hepatis merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia

    termasuk di Indonesia, kasus ini lebih banyak ditemukan pada kaum laki-laki

    dibandingkan kaum wanita dengan perbandingan 2-4 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak

    antara golongan umur 30-59 tahun dengan puncaknya sekitar 40-49 tahun (Hadi, 2008).

    1

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    2/24

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II. 1. ANATOMI HATI

    Hepar (hati) merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar pada

    manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua

    sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200

    1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan

    bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat

    oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah

    posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak

    langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare

    area. Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan

    organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.

    Macam-macam ligamen:

    1. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd dan terletak di

    antara umbilicus dan diafragma.

    2. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah lig.

    falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah menetap.

    3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis :Merupakan bagian

    dari omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum sblh

    prox ke hepar.Di dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan

    duct.choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior

    dari Foramen Wislow.

    4. Ligamentum Coronaria Anterior kika dan Lig coronaria posterior ki-ka :Merupakan

    refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.

    5. Ligamentum triangularis ki-ka : Merupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior

    dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.

    Secara anatomis, organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan

    melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada

    2

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    3/24

    orang normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan

    lobus kanan dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Lig falciformis

    membagi hepar secara topografisbukan scr anatomis yaitu lobus kanan yang besar danlobus kiri.

    Secara Mikroskopis

    Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan

    elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar

    mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti

    spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana

    akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-

    sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena

    lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yg disebut sel Kupfer. Sel

    Kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan

    kapiler-kapiler yang lain. Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya

    hubungan erat dengan sinusoid.

    Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli, di

    tengah-tengah lobuli terdapat 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena

    hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar). Di bagian tepi di antara

    lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu

    traktus portalis yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.

    Cabang dari vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam

    sinusoid setelah banyak percabangan

    Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel

    hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke

    dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar, air keluar dari saluran

    empedu menuju kandung empedu.

    3

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    4/24

    II. 2. FISIOLOGI HATI

    Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi

    tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi

    hati yaitu :

    1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

    Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1

    sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi

    glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati

    kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan

    glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis. Karena proses-proses ini, hati

    merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa

    melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan

    pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari

    nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon

    (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).

    4

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    5/24

    2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

    Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan

    katabolisis asam lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :

    1. Senyawa 4 karbon Keton Bodies

    2. Senyawa 2 karbon Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)

    3. Pembentukan cholesterol

    4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

    Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi

    kholesterol .Dimana serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme

    lipid

    3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein

    Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi,

    hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses

    transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati

    merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan - globulin dan

    organ utama bagi produksi urea. Urea merupakan end product metabolisme protein.

    - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang

    globulin hanya dibentuk di dalam hati. Albumin mengandung 584 asam amino

    dengan BM sekitar 66.000.

    4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah

    Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan

    koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.

    Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsi,

    bila ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin

    harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan

    Vitamin K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.

    5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin

    Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, dan K

    5

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    6/24

    6. Fungsi hati sebagai detoksikasi

    Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,

    reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti

    zat racun dan obat-obatan.

    7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas

    Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui

    proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi - globulin sebagai

    immune livers mechanism.

    8. Fungsi hemodinamik

    Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/

    menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica 25%

    dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar

    dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini

    berubah cepat pada waktu berolahraga, terpapar terik matahari, dan syok. Hepar

    merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.

    6

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    7/24

    II. 3. SIROSIS HEPATIS

    II. 3. 1. DEFINISI

    Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata

    Khirrosyang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodul-

    nodulyang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu

    keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul

    regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis.

    Secara lengkap Sirosis hati adalah Kemunduran fungsi liver yang permanen yang

    ditandai dengan perubahan histopatologi. Yaitu kerusakan pada sel-sel hati yang

    merangsang proses peradangan dan perbaikan sel-sel hati yang mati sehingga

    menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Sel-sel hati yang tidak mati beregenerasi

    untuk menggantikan sel-sel yang telah mati. Akibatnya, terbentuk sekelompok-

    sekelompok sel-sel hati baru (regenerative nodules) dalam jaringan parut.

    II. 3. 2. INSIDENSPenderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika

    dibandingkan dengan kaum wanita sekita 1,6 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak antara

    golongan umur 30 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40 49 tahun.

    II. 3. 3. ETIOLOGI

    1. Alkohol

    adalah suatu penyebab yang paling umum dari cirrhosis, terutama didunia

    barat. Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan dari

    konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis

    melukai sel-sel hati. Tiga puluh persen dari individu-individu yang meminum

    setiap harinya paling sedikit 8 sampai 16 ounces minuman keras (hard liquor)

    atau atau yang sama dengannya untuk 15 tahun atau lebih akan mengembangkan

    7

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    8/24

    sirosis. Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari penyakit-penyakit hati; dari hati

    berlemakyang sederhana dan tidak rumit (steatosis), ke hati berlemak yang lebih

    serius dengan peradangan (steatohepatitis atau alcoholic hepatitis), ke sirosis.

    Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) merujuk pada suatu spektrum yang

    lebar dari penyakit hati yang, seperti penyakit hati alkoholik (alcoholic liver

    disease), mencakup dari steatosis sederhana (simple steatosis), ke nonalcoholic

    Steatohepatitis (NASH), ke sirosis. Semua tingkatan-tingkatan dari NAFLD

    mempunyai bersama-sama akumulasi lemak dalam sel-sel hati. Istilah

    nonalkoholik digunakan karena NAFLD terjadi pada individu-individu yang tidak

    mengkonsumsi jumlah-jumlah alkohol yang berlebihan, namun, dalam banyak

    aspek-aspek, gambaran mikroskopik dari NAFLD adalah serupa dengan apa yang

    dapat terlihat pada penyakit hati yang disebabkan oleh alkohol yang berlebihan.

    NAFLD dikaitkan dengan suatu kondisi yang disebut resistensi insulin, yang pada

    gilirannya dihubungkan dengan sindrom metabolisme dan diabetes mellitus tipe 2.

    Kegemukan adalah penyebab yang paling penting dari resistensi insulin, sindrom

    metabolisme, dan diabetes tipe 2. NAFLD adalah penyakit hati yang paling umum

    di Amerika dan adalah bertanggung jawab untuk 24% dari semua penyakit hati.

    2. Sirosis Kriptogenik,

    Cryptogenic cirrhosis (sirosis yang disebabkan oleh penyebab-penyebab yang

    tidak teridentifikasi) adalah suatu sebab yang umum untuk pencangkokan hati.

    Di-istilahkan sirosis kriptogenik (cryptogenic cirrhosis) karena bertahun-tahun

    para dokter telah tidak mampu untuk menerangkan mengapa sebagian dari pasien-

    pasien mengembangkan sirosis. Dipercaya bahwa sirosis kriptogenik disebabkan

    oleh NASH (nonalcoholic steatohepatitis) yang disebabkan oleh kegemukan,

    diabetes tipe 2, dan resistensi insulin yang tetap bertahan lama. Lemak dalam hati

    dari pasien-pasien dengan NASH diperkirakan menghilang dengan timbulnya

    sirosis, dan ini telah membuatnya sulit untuk para dokter membuat hubungan

    antara NASH dan sirosis kriptogenik untuk suatu waktu yang lama. Satu petunjuk

    yang penting bahwa NASH menjurus pada sirosis kriptogenik adalah penemuan

    dari suatu kejadian yang tinggi dari NASH pada hati-hati yang baru dari pasien-

    8

    http://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/fattyliver1.html
  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    9/24

    pasien yang menjalankan pencangkokan hati untuk sirosis kriptogenik. Akhirnya,

    suatu studi dari Perancis menyarankan bahwa pasien-pasien dengan NASH

    mempunyai suatu risiko mengembangkan sirosis yang serupa seperti pasien-

    pasien dengan infeksi virus hepatitis C yang tetap bertahan lama. Bagaimanapun,

    kemajuan ke sirosis dari NASH diperkirakan lambat dan diagnosis dari sirosis

    secara khas dibuat pada pasien-pasien pada umur kurang lebih 60 tahun.

    3. Hepatitis Virus Yang Kronis

    adalah suatu kondisi dimana hepatitis B atau hepatitis C virus menginfeksi

    hati bertahun-tahun. Kebanyakan pasien-pasien dengan hepatitis virus tidak akan

    mengembangkan hepatitis kronis dan sirosis. Contohnya, mayoritas dari pasien-

    pasien yang terinfeksi dengan hepatitis A sembuh secara penuh dalam waktu

    berminggu-minggu, tanpa mengembangkan infeksi yang kronis. Berlawanan

    dengannya, beberapa pasien-pasien yang terinfeksi dengan virus hepatitis B dan

    kebanyakan pasien-pasien terinfeksi dengan virus hepatitis C mengembangkan

    hepatitis yang kronis, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan hati yang

    progresif dan menjurus pada sirosis, dan adakalanya kanker-kanker hati.

    4. Kelainan-Kelainan Genetik Yang Diturunkan/Diwariskan

    berakibat pada akumulasi unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada

    kerusakkan jaringan dan sirosis. Contoh-contoh termasuk akumulasi besi yang

    abnormal (hemochromatosis) atau tembaga (penyakit Wilson). Pada

    hemochromatosis, pasien-pasien mewarisi suatu kecenderungan untuk menyerap

    suatu jumlah besi yang berlebihan dari makanan. Melalui waktu, akumulasi besi

    pada organ-organ yang berbeda diseluruh tubuh menyebabkan sirosis, arthritis,

    kerusakkan otot jantung yang menjurus pada gagal jantung, dan disfungsi

    (kelainan fungsi) buah pelir yang menyebabkan kehilangan rangsangan seksual.

    Perawatan ditujukan pada pencegahan kerusakkan pada organ-organ dengan

    mengeluarkan besi dari tubuh melaui pengeluaran darah. Pada penyakit Wilson,

    ada suatu kelainan yang diwariskan pada satu dari protein-protein yang

    mengontrol tembaga dalam tubuh. Melalui waktu yang lama, tembaga

    9

    http://www.totalkesehatananda.com/kardiomiopati1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/kardiomiopati1.html
  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    10/24

    berakumulasi dalam hati, mata, dan otak. Sirosis, gemetaran, gangguan-gangguan

    psikiatris (kejiwaan) dan kesulitan-kesulitan syaraf lainnya terjadi jika kondisi ini

    tidak dirawat secara dini. Perawatan adalah dengan obat-obat oral yang

    meningkatkan jumlah tembaga yang dieliminasi dari tubuh didalam urin.

    5. Primary biliary cirrhosis (PBC)

    adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan dari sistim

    imun yang ditemukan sebagian besar pada wanita-wanita. Kelainan imunitas pada

    PBC menyebabkan peradangan dan perusakkan yang kronis dari pembuluh-

    pembuluh kecil empedu dalam hati. Pembuluh-pembuluh empedu adalah jalan-

    jalan dalam hati yang dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah suatu

    cairan yang dihasilkan oleh hati yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan

    untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus, dan juga campuran-

    campuran lain yang adalah produk-produk sisa, seperti pigmen bilirubin.

    (Bilirubin dihasilkan dengan mengurai/memecah hemoglobin dari sel-sel darah

    merah yang tua). Bersama dengan kantong empedu, pembuluh-pembuluh empedu

    membuat saluran empedu. Pada PBC, kerusakkan dari pembuluh-pembuluh kecil

    empedu menghalangi aliran yang normal dari empedu kedalam usus. Ketika

    peradangan terus menerus menghancurkan lebih banyak pembuluh-pembuluh

    empedu, ia juga menyebar untuk menghancurkan sel-sel hati yang berdekatan.

    Ketika penghancuran dari hepatocytes menerus, jaringan parut (fibrosis) terbentuk

    dan menyebar keseluruh area kerusakkan. Efek-efek yang digabungkan dari

    peradangan yang progresif, luka parut, dan efek-efek keracunan dari akumulasi

    produk-produk sisa memuncak pada sirosis.

    6. Primary Sclerosing Cholangitis (PSC)

    adalah suatu penyakit yang tidak umum yang seringkali ditemukan pada

    pasien-pasien dengan radang borok usus besar. Pada PSC, pembuluh-pembuluh

    empedu yang besar diluar hati menjadi meradang, menyempit, dan terhalangi.

    Rintangan pada aliran empedu menjurus pada infeksi-infeksi pembuluh-pembuluh

    empedu dan jaundice (kulit yang menguning) dan akhirnya menyebabkan sirosis.

    Pada beberapa pasien-pasien, luka pada pembuluh-pembuluh empedu (biasanya

    10

    http://www.totalkesehatananda.com/colitis1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/colitis1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/colitis1.html
  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    11/24

    sebagai suatu akibat dari operasi) juga dapat menyebabkan rintangan dan sirosis

    pada hati.

    7. Hepatitis Autoimun

    adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan sistim imun

    yang ditemukan lebih umum pada wanita-wanita. Aktivitas imun yang abnromal

    pada hepatitis autoimun menyebabkan peradangan dan penghancuran sel-sel hati

    (hepatocytes) yang progresif, menjurus akhirnya pada sirosis.

    8. Bayi-bayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary atresia)

    dan akhirnya mengembangkan sirosis. Bayi-bayi lain dilahirkan dengan

    kekurangan enzim-enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus pada

    akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang,

    ketidakhadiran dari suatu enzim spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka

    parut pada paru (kekurangan alpha 1 antitrypsin).

    9. Lain-lain

    Penyebab-penyebab sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi-reaksi

    yang tidak umum pada beberapa obat-obat dan paparan yang lama pada racun-

    racun, dan juga gagal jantung kronis (cardiac cirrhosis). Pada bagian-bagian

    tertentu dari dunia (terutama Afrika bagian utara), infeksi hati dengan suatu

    parasit (schistosomiasis) adalah penyebab yang paling umum dari penyakit hati

    dan sirosis.

    II. 3. 4. PATOFISIOLOGI

    Pada sirosis, hubungan antara darah dan sel-sel hati hancur. Meskipun sel-sel hati

    yang selamat atau dibentuk baru mungkin mampu untuk menghasilkan dan mengeluarkan

    unsur-unsur dari darah, mereka tidak mempunyai hubungan yang normal dan intim

    dengan darah, dan ini mengganggu kemampuan sel-sel hati untuk menambah atau

    mengeluarkan unsur-unsur dari darah. Sebagai tambahan, luka parut dalam hati yang

    11

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    12/24

    bersirosis menghalangi aliran darah melalui hati dan ke sel-sel hati. Sebagai suatu akibat

    dari rintangan pada aliran darah melalui hati, darah tersendat pada vena portal, dan

    tekanan dalam vena portal meningkat, suatu kondisi yang disebut hipertensi portal.

    Karena rintangan pada aliran dan tekanan-tekanan tinggi dalam vena portal, darah dalam

    vena portal mencari vena-vena lain untuk mengalir kembali ke jantung, vena-vena

    dengan tekanan-tekanan yang lebih rendah yang membypass hati. Hati tidak mampu

    untuk menambah atau mengeluarkan unbsur-unsur dari darah yang membypassnya.

    Merupakan kombinasi dari jumlah-jumlah sel-sel hati yang dikurangi, kehilangan kontak

    normal antara darah yang melewati hati dan sel-sel hati, dan darah yang membypass hati

    yang menjurus pada banyaknya manifestasi-manifestasi dari sirosis.

    Hipertensi portal merupakan gabungan antara penurunan aliran darah porta dan

    peningkatan resistensi vena portal. Hipertensi portal dapat terjadi jika tekanan dalam

    sistem vena porta meningkat di atas 10-12 mmHg. Nilai normal tergantung dari cara

    pengukuran, terapi umumnya sekitar 7 mmHg. Peningkatan tekanan vena porta biasanya

    disebabkan oleh adanya hambatan aliran vena porta atau peningkatan aliran darah ke

    dalam vena splanikus. Obstruksi aliran darah dalam sistem portal dapat terjadi oleh

    karena obstruksi vena porta atau cabang-cabang selanjutnya (ekstra hepatik), peningkatan

    tahanan vaskuler dalam hati yang terjadi dengan atau tanpa pengkerutan (intra hepatik)

    yang dapat terjadi presinusoid, parasinusoid atau postsinusoid dan obstruksi aliran keluar

    vena hepatik (supra hepatik).

    Hipertensi portal adalah sindroma klinik umum yang berhubungan dengan

    penyakit hati kronik dan dijumpai peningkatan tekanan portal yang patologis. Tekanan

    portal normal berkisar antara 5-10 mmHg. Hipertensi portal timbul bila terdapat kenaikan

    tekanan dalam sistem portal yang sifatnya menetap di atas harga normal.

    Hipertensi portal dapat terjadi ekstra hepatik, intra hepatik, dan supra hepatik. Obstruksi

    vena porta ekstra hepatik merupakan penyebab 50-70% hipertensi portal pada anak, tetapi

    dua per tiga kasus tidak spesifik penyebabnya tidak diketahui, sedangkan obstruksi vena

    porta intra hepatik dan supra hepatik lebih banyak menyerang anak-anak yang berumur

    kurang dari 5 tahun yang tidak mempunyai riwayat penyakit hati sebelumnya.

    Penyebab lain sirosis adalah hubungan yang terganggu antara sel-sel hati dan

    saluran-saluran melalui mana empedu mengalir. Pada sirosis, canaliculi adalah abnormal

    12

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    13/24

    dan hubungan antara sel-sel hati canaliculi hancur/rusak, tepat seperti hubungan antara

    sel-sel hati dan darah dalam sinusoid-sinusoid. Sebagai akibatnya, hati tidak mampu

    menghilangkan unsur-unsur beracun secara normal, dan mereka dapat berakumulasi

    dalam tubuh. Dalam suatu tingkat yang kecil, pencernaan dalam usus juga berkurang.

    II. 3. 5. KLASIFIKASI

    A. Berdasarkan morfologi Sherlock membagi Sirosis hati atas 3 jenis, yaitu :

    1. Mikronodular

    Ditandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, di dalam septa parenkim hati

    mengandung nodul halus dan kecil yang merata. Sirosis mikronodular besar

    nodulnya sampai 3 mm, sedangkan sirosis makronodular ada yang berubah

    menjadi makronodular sehingga dijumpai campuran mikro dan makronodular.

    2. Makronodular

    sirosis makronodular ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan

    bervariasi, mengandung nodul yang besarnya juga bervariasi ada nodul besar

    didalamnya ada daerah luas dengan parenkim yang masih baik atau terjadi

    regenerasi parenkim.

    3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular)

    B. Secara Fungsional Sirosis terbagi atas :

    1. Sirosis hati kompensata. Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada stadium

    kompensata ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini

    ditemukan pada saat pemeriksaan screening.

    2. Sirosis hati Dekompensata Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini

    Biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya : ascites, edema dan ikterus.

    C. Klasifikasi sirosis hati menurut Child Pugh :

    Skor/parameter 1 2 3

    13

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    14/24

    Bilirubin(mg %) < 2,0 2 - < 3 > 3,0

    Albumin(mg %) > 3,5 2,8 - < 3,5 < 2,8

    Protrombin time

    (Quick %)

    > 70 40 - < 70 < 40

    Asites 0 Min. sedang

    (+) (++)

    Banyak (+++)

    Hepatic

    Encephalopathy

    Tidak ada Stadium 1 & 2 Stadium 3 & 4

    II. 3. 6. MANIFESTASI KLINIS

    Gejala yang timbul tergantung pada tingkat berat sirosis hati yang terjadi. Sirosis

    Hati dibagi dalam tiga tingkatan yakni Sirosis Hati yang paling rendah Child A, Child B,

    hingga pada sirosis hati yang paling berat yakni Child C. Gejala yang biasa dialami

    penderita sirosis dari yang paling ringan yakni lemah tidak nafsu makan, hingga yang

    paling berat yakni bengkak pada perut, tungkai, dan penurunan kesadaran.

    Beberapa dari gejala-gejala dan tanda-tanda sirosis yang lebih umum termasuk:

    1. Kulit yang menguning (jaundice) disebabkan oleh akumulasi bilirubin dalam

    darah

    2. Asites, edema pada tungkai

    3. Hipertensi portal

    4. Kelelahan

    5. Kelemahan

    6. Kehilangan nafsu makan

    7. Gatal

    8. Mudah memar dari pengurangan produksi faktor-faktor pembeku darah oleh hati

    yang sakit.

    Pada keadaan sirosis hati lanjut, terjadi pemecahan protein otot. Asam amino

    rantai cabang (AARC) yang terdiri dari valin, leusin, dan isoleusin digunakan sebagai

    sumber energi (kompensasi gangguan glukosa sebagai sumber energi) dan untuk

    metabolisme amonia. Dalam hal ini, otot rangka berperan sebagai organ hati kedua

    sehingga disarankan penderita sirosis hati mempunyai massa otot yang baik dan bertubuh

    agak gemuk. Dengan demikian, diharapkan cadangan energi lebih banyak, stadium

    kompensata dapat dipertahankan, dan penderita tidak mudah jatuh pada keadaan koma.

    14

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    15/24

    Penderita sirosis hati harus meringankan beban kerja hati. Aktivitas sehari-hari

    disesuaikan dengan kondisi tubuh. Pemberian obat-obatan (hepatotoksik) harus dilakukan

    dengan sangat hati-hati. Penderita harus melakukan diet seimbang, cukup kalori, dan

    mencegah konstipasi. Pada keadaan tertentu, misalnya, asites perlu diet rendah protein

    dan rendah garam.

    II. 3. 7. KOMPLIKASI

    1. Edema dan ascites

    Ketika sirosis hati menjadi parah, tanda-tanda dikirim ke ginjal-ginjal untuk

    menahan garam dan air didalam tubuh. Kelebihan garam dan air pertama-tama

    berakumulasi dalam jaringan dibawah kulit pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-

    kaki karena efek gaya berat ketika berdiri atau duduk. Akumulasi cairan ini disebut

    edema atau pitting edema. (Pitting edema merujuk pada fakta bahwa menekan sebuah

    ujung jari dengan kuat pada suatu pergelangan atau kaki dengan edema menyebabkan

    suatu lekukan pada kulit yang berlangsung untuk beberapa waktu setelah pelepasan

    dari tekanan. Ketika sirosis memburuk dan lebih banyak garam dan air yang tertahan,

    cairan juga mungkin berakumulasi dalam rongga perut antara dinding perut dan

    organ-organ perut. Akumulasi cairan ini (disebut ascites) menyebabkan

    pembengkakkan perut, ketidaknyamanan perut, dan berat badan yang meningkat.

    15

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    16/24

    2. Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP)

    Cairan dalam rongga perut (ascites) adalah tempat yang sempurna untuk bakteri-

    bakteri berkembang. Secara normal, rongga perut mengandung suatu jumlah yang

    sangat kecil cairan yang mampu melawan infeksi dengan baik, dan bakteri-bakteri

    yang masuk ke perut (biasanya dari usus) dibunuh atau menemukan jalan mereka

    kedalam vena portal dan ke hati dimana mereka dibunuh. Pada sirosis, cairan yang

    mengumpul didalam perut tidak mampu untuk melawan infeksi secara normal.

    Sebagai tambahan, lebih banyak bakteri-bakteri menemukan jalan mereka dari usus

    kedalam ascites. Oleh karenanya, infeksi didalam perut dan ascites, dirujuk sebagai

    spontaneous bacterial peritonitis atau SBP, kemungkinan terjadi. SBP adalah suatu

    komplikasi yang mengancam nyawa. Beberapa pasien-pasien dengan SBP tdak

    mempunyai gejala-gejala, dimana yang lainnya mempunyai demam, kedinginan, sakit

    perut dan kelembutan perut, diare, dan memburuknya ascites.

    3. Perdarahan dari Varises-Varises Kerongkongan (Oesophageal Varices)

    Pada sirosis hati, jaringan parut menghalangi aliran darah yang kembali ke

    jantung dari usus-usus dan meningkatkan tekanan dalam vena portal (hipertensi

    portal). Ketika tekanan dalam vena portal menjadi cukup tinggi, ia menyebabkan

    darah mengalir di sekitar hati melalui vena-vena dengan tekanan yang lebih rendah

    untuk mencapai jantung. Vena-vena yang paling umum yang dilalui darah untuk

    membypass hati adalah vena-vena yang melapisi bagian bawah dari kerongkongan

    (esophagus) dan bagian atas dari lambung.

    Sebagai suatu akibat dari aliran darah yang meningkat dan peningkatan tekanan

    yang diakibatkannya, vena-vena pada kerongkongan yang lebih bawah dan lambung

    bagian atas mengembang dan mereka dirujuk sebagai esophageal dan gastric varices;

    lebih tinggi tekanan portal, lebih besar varices-varices dan lebih mungkin seorang

    pasien mendapat perdarahan dari varices-varices kedalam kerongkongan (esophagus)

    atau lambung.

    Perdarahan juga mungkin terjadi dari varices-varices yang terbentuk dimana saja

    didalam usus-usus, contohnya, usus besar (kolon), namun ini adalah jarang. Untuk

    sebab-sebab yang belum diketahui, pasien-pasien yang diopname karena perdarahan

    16

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    17/24

    yang secara aktif dari varices-varices kerongkongan mempunyai suatu risiko yang

    tinggi mengembangkan spontaneous bacterial peritonitis.

    4. Hepatic encephalopathy

    Beberapa protein-protein dalam makanan yang terlepas dari pencernaan dan

    penyerapan digunakan oleh bakteri-bakteri yang secara normal hadir dalam usus.

    Ketika menggunakan protein untuk tujuan-tujuan mereka sendiri, bakteri-bakteri

    membuat unsur-unsur yang mereka lepaskan kedalam usus. Unsur-unsur ini

    kemudian dapat diserap kedalam tubuh. Beberapa dari unsur-unsur ini, contohnya,

    ammonia, dapat mempunyai efek-efek beracun pada otak. Biasanya, unsur-unsur

    beracun ini diangkut dari usus didalam vena portal ke hati dimana mereka

    dikeluarkan dari darah dan di-detoksifikasi (dihilangkan racunnya).

    Ketika unsur-unsur beracun berakumulasi secara cukup dalam darah, fungsi dari

    otak terganggu, suatu kondisi yang disebut hepatic encephalopathy. Tidur waktu

    siang hari daripada pada malam hari (kebalikkan dari pola tidur yang normal) adalah

    diantara gejala-gejala paling dini dari hepatic encephalopathy. Gejala-gejala lain

    termasuk sifat lekas marah, ketidakmampuan untuk konsentrasi atau melakukan

    perhitungan-perhitungan, kehilangan memori, kebingungan, atau tingkat-tingkat

    kesadaran yang tertekan. Akhirnya, hepatic encephalopathy yang parah/berat

    menyebabkan koma dan kematian.

    5. Hepatorenal syndrome

    Pasien-pasien dengan sirosis yang memburuk dapat mengembangkan hepatorenal

    syndrome. Sindrom ini adalah suatu komplikasi yang serius dimana fungsi dari ginjal-

    ginjal berkurang. Itu adalah suatu persoalan fungsi dalam ginjal-ginjal, yaitu, tidak

    ada kerusakn fisik pada ginjal-ginjal. Sebagai gantinya, fungsi yang berkurang

    disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam cara darah mengalir melalui ginjal-

    ginjalnya. Hepatorenal syndrome didefinisikan sebagai kegagalan yang progresif dari

    ginjal-ginjal untuk membersihkan unsur-unsur dari darah dan menghasilkan jumlah-

    jumlah urin yang memadai walaupun beberapa fungsi-fungsi penting lain dari ginjal-

    ginjal, seperti penahanan garam, dipelihara/dipertahankan.

    17

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    18/24

    6. Hepatopulmonary syndrome

    Jarang, beberapa pasien-pasien dengan sirosis yang berlanjut dapat

    mengembangkan hepatopulmonary syndrome. Pasien-pasien ini dapat mengalami

    kesulitan bernapas karena hormon-hormon tertentu yang dilepas pada sirosis yang

    telah berlanjut menyebabkan paru-paru berfungsi secara abnormal. Persoalan dasar

    dalam paru adalah bahwa tidak cukup darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh

    darah kecil dalam paru-paru yang berhubungan dengan alveoli (kantung-kantung

    udara) dari paru-paru. Darah yang mengalir melalui paru-paru dilangsir sekitar alveoli

    dan tidak dapat mengambil cukup oksigen dari udara didalam alveoli. Sebagai

    akibatnya pasien mengalami sesak napas, terutama dengan pengerahan tenaga.

    7. Hyperspleenism

    Limpa (spleen) secara normal bertindak sebagai suatu saringan (filter) untuk

    mengeluarkan/menghilangkan sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan platelet-

    platelet (partikel-partikel kecil yang penting uktuk pembekuan darah) yang lebih tua.

    Darah yang mengalir dari limpa bergabung dengan darah dalam vena portal dari usus-

    usus. Ketika tekanan dalam vena portal naik pada sirosis, ia bertambah menghalangi

    aliran darah dari limpa. Darah tersendat dan berakumulasi dalam limpa, dan limpa

    membengkak dalam ukurannya, suatu kondisi yang dirujuk sebagai splenomegaly.

    Adakalanya, limpa begitu bengkaknya sehingga ia menyebabkan sakit perut.

    Ketika limpa membesar, ia menyaring keluar lebih banyak dan lebih banyak sel-sel

    darah dan platelet-platelet hingga jumlah-jumlah mereka dalam darah berkurang.

    Hypersplenism adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ini, dan

    itu behubungan dengan suatu jumlah sel darah merah yang rendah (anemia), jumlah

    sel darah putih yang rendah (leucopenia), dan/atau suatu jumlah platelet yang rendah

    (thrombocytopenia). Anemia dapat menyebabkan kelemahan, leucopenia dapat

    menjurus pada infeksi-infeksi, dan thrombocytopenia dapat mengganggu pembekuan

    darah dan berakibat pada perdarahan yang diperpanjang (lama).

    18

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    19/24

    8. Kanker Hati (hepatocellular carcinoma)

    Sirosis yang disebabkan oleh penyebab apa saja meningkatkan risiko kanker hati

    utama/primer (hepatocellular carcinoma). Utama (primer) merujuk pada fakta

    bahwa tumor berasal dari hati. Suatu kanker hati sekunder adalah satu yang berasal

    dari mana saja didalam tubuh dan menyebar (metastasizes) ke hati.

    II. 3. 8. DIAGNOSTIK DAN PENATALAKSANAAN

    A. Pemeriksaan Diagnostik

    a. Scan/biopsy hati : Mendeteksi infiltrate lemak, fibrosis, kerusakan

    jaringan hati,

    b. Kolesistografi/kolangiografi : Memperlihatkan penyakit duktus empedu

    yang mungkin sebagai faktor predisposisi.

    c. Esofagoskopi : Dapat melihat adanya varises esophagus

    d. Portografi Transhepatik perkutaneus : Memperlihatkan sirkulasi system

    vena portal,

    e. Pemeriksaan Laboratorium :

    Bilirubin serum, AST(SGOT)/ALT(SPGT),LDH, Alkalin fosfotase,

    Albumin serum, Globulin, Darh lengkap, masa prototrombin, Fibrinogen,

    BUN, Amonia serum, Glukosa serum, Elektrolit, kalsium, Pemeriksaan

    nutrient, Urobilinogen urin, dan Urobilinogen fekal.

    B. Penatalaksanaan

    Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :

    1. Simtomatis

    2. Supportif, yaitu :

    a. Istirahat yang cukup

    b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang;

    misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin

    c. Pengobatan berdasarkan etiologi

    Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba

    dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi

    19

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    20/24

    bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan

    pengobatan IFN seperti a) kombinasi IFN dengan ribavirin, b) terapi

    induksi IFN, c) terapi dosis IFN tiap hari.

    A) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x

    seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan (1000mg

    untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untukjangka waktu

    24-48 minggu.

    B) Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang

    lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan

    dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu dengan atau tanpa

    kombinasi dengan RIB.

    C) Terapi dosis interferon setiap hari.

    Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap hari sampai

    HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.

    3. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi

    komplikasi seperti

    1. Asites

    2. Spontaneous bacterial peritonitis

    3. Hepatorenal syndrome

    4. Ensefalophaty hepatic

    1. Asites

    Dikendalikan dengan terapi konservatif yang terdiri atas :

    - istirahat

    - diet rendah garam : untuk asites ringan dicoba dulu dengan istirahat dan diet rendah

    garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila gagal maka penderita harus dirawat.

    - Diuretik

    Pemberian diuretic hanya bagi penderita yang telah menjalani diet rendah garam dan

    pembatasan cairan namun penurunan berat badannya kurang dari 1 kg setelah 4 hari.

    Mengingat salah satu komplikasi akibat pemberian diuretic adalah hipokalemia dan hal

    ini dapat mencetuskan encephalopaty hepatic, maka pilihan utama diuretic adalah

    20

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    21/24

    spironolacton, dan dimulai dengan dosis rendah, serta dapat dinaikkan dosisnya bertahap

    tiap 3-4 hari, apabila dengan dosis maksimal diuresinya belum tercapai maka dapat kita

    kombinasikan dengan furosemid.

    2. Spontaneous bacterial peritonitis

    Pengobatan SBP dengan memberikan Cephalosporins Generasi III (Cefotaxime),

    secara parental selama lima hari, atau Qinolon secara oral. Mengingat akan rekurennya

    tinggi maka untuk Profilaxis dapat diberikan Norfloxacin (400mg/hari) selama 2-3

    minggu.

    3. Hepatorenal Sindrome

    Sindroma ini dicegah dengan menghindari pemberian Diuretik yang berlebihan,

    pengenalan secara dini setiap penyakit seperti gangguan elekterolit, perdarahan dan

    infeksi. Penanganan secara konservatif dapat dilakukan berupa : Restriksi cairan,garam,

    potassium dan protein. Serta menghentikan obat-obatan yang Nefrotoxic.

    Manitol tidak bermanfaat bahkan dapat menyebabkan Asidosis intra seluler.

    Diuretik dengan dosis yang tinggi juga tidak bermanfaat, dapat mencetuskan perdarahan

    dan shock. TIPS hasil jelek pada Childs C, dan dapat dipertimbangkan pada pasien yang

    akan dilakukan transplantasi.

    Pilihan terbaik adalah transplantasi hati yang diikuti dengan perbaikan dan fungsi

    ginjal.

    4. Perdarahan karena pecahnya Varises Esofagus

    Kasus ini merupakan kasus emergensi sehingga penentuan etiologi sering

    dinomorduakan, namun yang paling penting adalah penanganannya lebih dulu. Prrinsip

    penanganan yang utama adalah tindakan Resusitasi sampai keadaan pasien stabil,

    dalam keadaan ini maka dilakukan :

    - Pasien diistirahatkan dan dipuasakan

    - Pemasangan IVFD berupa garam fisiologis dan kalau perlu transfusi

    - Pemasangan Naso Gastric Tube, hal ini mempunyai banyak sekali kegunaannyayaitu :

    untuk mengetahui perdarahan, cooling dengan es, pemberian obat-obatan, evaluasi darah

    - Pemberian obat-obatan berupa antasida,ARH2,Antifibrinolitik,Vitamin K, Vasopressin,

    Octriotide dan Somatostatin

    21

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    22/24

    - Disamping itu diperlukan tindakan-tindakan lain dalam rangka menghentikan

    perdarahan misalnya Pemasangan Ballon Tamponade dan Tindakan

    Skleroterapi / Ligasi aatau Oesophageal Transection.

    5. Ensefalopati Hepatik

    Prinsip penggunaan ada 3 sasaran :

    1. mengenali dan mengobati factor pencetua

    2. intervensi untuk menurunkan produksi dan absorpsi amoniak serta toxin-toxin

    yang berasal dari usus dengan jalan :

    - Diet rendah protein

    - Pemberian antibiotik (neomisin)

    - Pemberian lactulose/ lactikol

    3. Obat-obat yang memodifikasi Balance Neutronsmiter

    - Secara langsung (Bromocriptin,Flumazemil)

    - Tak langsung (Pemberian AARS)

    III. 9. PROGNOSIS

    Prognosis sirosis hepatis menjadi buruk apabila:

    Ikterus yang menetap atau bilirubin darah > 1,5 mg%

    Asites refrakter atau memerlukan diuretik dosis besar

    Kadar albumin rendah (< 2,5 gr%)

    Kesadaran menurun tanpa faktor pencetus

    Hati mengecil

    Perdarahan akibat varises esofagus

    Komplikasi neurologis

    Kadar protrombin rendah

    Kadar natriumn darah rendah (< 120 meq/i), tekanan systole < 100 mmHg

    22

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    23/24

    BAB III

    KESIMPULAN

    Mengingat pengobatan sirosis hati hanya merupakan simptomatik dan mengobatipenyulit, maka prognosa Sirosis Hepatis bisa buruk. Umumnya menegakkan diagnosis

    diperlukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium terhadap sirosis hepatis

    tersebut. Namun penemuan sirosis hati yang masih terkompensasi mempunyai prognosa

    yang baik. Oleh karena itu ketepatan diagnosa dan penanganan yang tepat sangat

    dibutuhkan dalam penatalaksanaan sirosis hati.

    23

  • 7/27/2019 REFERAT SIROSIS

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Rosenack,J, Diagnosis and Therapy of Chronic Liver and Biliarry Diseases

    2. Hadi.Sujono, Gastroenterology,Penerbit Alumni / 1995 / Bandung3. Sherlock.S, Penyakit Hati dan Sistim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell

    1997

    4. Hakim Zain.L, Penatalaksanaan Penderita Sirosis Hepatis

    5. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi II, Penerbit Balai FK UI, Jakarta

    1987

    6. Anonymous http://alcoholism.about.com/library/blcirrosis.htm

    7. Lesmana.L.A, Pembaharuan Strategi Terapai Hepatitis Kronik C, Bagian Ilmu

    Penyakit Dalam FK UI. RSUPN Cipto Mangunkusumo

    8. Maryani, Sutadi. 2003. Sirosis hepatic. Medan : Bagian ilmu penyakit dalam USU.

    9. Guyton &Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC