REFERAT MIOPIA

35
REFERAT MIOPIA 201 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, saat mata tidak berakomodasi. Pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu obyek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa yunani “muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah "nearsightedness. Lensa sferis konkaf (minus) biasanya digunakan untuk mengkoreksi bayangan pada miopia. Lensa ini memundurkan bayangan ke retina. (AOA, 2008) Miopia minimal 0,50 D memiliki prevalensi yang lebih rendah (<5%) dalam populasi anak 5 tahun daripada di usia lainnya. Prevalensi peningkatan miopia pada usia sekolah dan dewasa muda, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 1

description

mata

Transcript of REFERAT MIOPIA

Page 1: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di

depan retina, saat mata tidak berakomodasi. Pada kondisi refraktif dimana cahaya

yang sejajar dari suatu obyek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina,

tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa yunani “muopia” yang memiliki arti

menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah

populernya adalah "nearsightedness. Lensa sferis konkaf (minus) biasanya

digunakan untuk mengkoreksi bayangan pada miopia. Lensa ini memundurkan

bayangan ke retina. (AOA, 2008)

Miopia minimal 0,50 D memiliki prevalensi yang lebih rendah (<5%)

dalam populasi anak 5 tahun daripada di usia lainnya. Prevalensi

peningkatan miopia pada usia sekolah dan dewasa muda, mencapai 20-25

persen di pertengahan hingga populasi remaja akhir dan 25-35 persen pada

dewasa muda di Amerika Serikat dan negara berkembang. Hal ini dilaporkan

lebih tinggi di beberapa daerah Asia. Prevalensi miopia mencapai sekitar 20

persen di usia 65 tahun dan menurun ke level 14 persen pada orang usia 70 tahun.

Ulasan dari literatur yang luas pada miopia mengidentifikasi beberapa faktor yang

terkait dengan prevalensi. Beberapa penelitian telah menemukan prevalensi

sedikit lebih tinggi miopia pada wanita dibandingkan pada pria. Prevalensi miopia

meningkat berhubungan dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan orang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 1

Page 2: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

yang mempunyai pekerjaan dengan jarak penglihatan dekat terus-menerus.

(AOA,2008)

Miopia memiliki insiden 2,1% di Amerika Serikat dan peringkat ke tujuh

yang menyebabkan kebutaan, serta tampak memiliki predileksi tinggi pada

keturunan Cina, Yahudi, dan Jepang. Angka kejadiannya lebih sering 2 kali lipat

pada perempuan dibanding laki-laki. Keturunan kulit hitam biasanya bebas dari

kelainan ini. (AOA,2008)

Menurut “National Eye Institute Study”, miopia merupakan penyebab

kelima tersering yang mengganggu penglihatan dan merupakan penyebab kutujuh

yang tersering kebutaan di Amerika Serikat, sedangkan di Inggris merupakan

penyebab kebutaan tersering . (AOA,2008)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2

Page 3: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan

sinar yang berlebihan sehingga seinar sejajar yang datang dibiaskan di depan

retina (bintik kuning). (Ilyas,2005)

Gambar 2.1

Miopia

Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan

makula lutea. Hal ini dapat disebabkan :

Sistem optik (pembiasan) terlalu kuat

Miopia refraktif atau bola mata yang terlalu panjang

Miopia aksial atau sumbu. (Ilyas,2005)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 3

Page 4: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat,

sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh. (Ilyas,2005)

Pasien miopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih

dilihat jelas), sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang

akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini

menetap, maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau esotropia. (Ilyas,2005)

2.2 Fisiologi Penglihatan

Pembentukan bayangan di retina memerlukan empat proses :

1. Pembiasan sinar/cahaya. Hal ini berlaku apabila cahaya melalui

perantaraan yang berbeda kepadatannya dengan kepadatan udara, yaitu

kornea, humor aqueous , lensa, dan humor vitreus.

2. Akomodasi lensa, yaitu proses lensa menjadi cembung atau cekung,

tergantung pada objek yang dilihat itu dekat atau jauh.

3. Konstriksi pupil, yaitu pengecilan garis pusat pupil agar cahaya tepat di

retina sehingga penglihatan tidak kabur. Pupil juga mengecil apabila

cahaya yang terlalu terang memasukinya atau melewatinya, dan ini

penting untuk melindungi mata dari paparan cahaya yang tiba-tiba atau

terlalu terang.

4. Pemfokusan, yaitu pergerakan kedua bola mata sedemikian rupa sehingga

kedua bola mata terfokus ke arah obyek yang sedang dilihat.4

Mata secara optik dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa.

Mata memiliki bagian lensa, sistem diafragma yang dapat berubah-ubah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 4

Page 5: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

(pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Susunan lensa mata terdiri

atas empat pembatas refraksi:

1. Antara permukaan anterior kornea dan udara

2. Antara permukaan posterior kornea dan udara

3. Antara humor aqueous dan permukaan anterior lensa kristalinaa

4. Antara permukaan posterior lensa dan humor vitreous

Masing-masing memiliki indek bias yang berbeda-beda, indek bias udara adalah

1, kornea 1.38, humor aqueous 1.33, lensa kristalinaa (rata-rata) 1.40, dan humor

vitreous 1.34. (Hall,1997)

Gambar 2.2

Indeks Bias

Bila semua permukaan refraksi mata dijumlahkan secara aljabar dan

bayangan sebagai sebuah lensa. Susunan optik mata normal akan terlihat

sederhana dan skemanya sering disebut sebagai reduced eye. Skema ini sangat

berguna untuk perhitungan sederhana. Pada reduced eye dibayangkan hanya

terdapat satu lensa dengan titik pusat 17 mm di depan retina, dan mempunyai

daya bias total 59 dioptri pada saat mata melihat jauh. Daya bias mata bukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 5

Page 6: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

dihasilkan oleh lensa kristalinaa melainkan oleh permukaan anterior kornea.

Alasan utama dari pemikiran ini adalah karena indeks bias kornea jauh berbeda

dari indeks bias udara. Sebaliknya, lensa kristalinaa dalam mata, yang secara

normal bersinggungan dengan cairan disetiap permukaannya, memiliki daya bias

total hanya 20 dioptri, yaitu kira-kira sepertiga dari daya bias total susunan lensa

mata. Bila lensa ini diambil dari mata dan kemudian lingkungannya adalah udara,

maka daya biasnya akan menjadi 6 kali lipat. Sebab dari perbedaan ini ialah

karena cairan yang mengelilingi lensa mempunyai indeks bias yang tidak jauh

berbeda dari indeks bias lensa. Namun lensa kristalinaa adalah penting karena

lengkung permukaannya dapat mencembung sehingga memungkinkan terjadinya

“akomodasi”. (Hall,1997)

Pembentukan bayangan di retina sama seperti pembentukan bayangan oleh

lensa kaca pada secarik kertas. Susunan lensa mata juga dapat membentuk

bayangan di retina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya, namun demikian

presepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti

bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan

yang terbalik itu sebagai keadaan normal. (Hall,1997)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 6

Page 7: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

2.3 Tipe Miopia

Gambar 2.3

Tipe Miopia

1. Miopia Simplek

Status bias mata dengan miopia simplek tergantung pada daya optik

kornea dan lensa kristalinaa, dan panjang aksial. Di mata emetrop, panjang aksial

dan kekuatan optik berbanding terbalik. Sebuah mata dengan kekuatan optik lebih

besar dari rata-rata dapat menjadi emetrop jika panjang aksial lebih pendek

daripada rata-rata, sama seperti mata dengan kekuatan optik kurang dari rata-rata

jika panjang aksial lebih panjang dari rata-rata. (AOA,1997)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 7

Page 8: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Sebuah mata dengan miopia simplek adalah mata normal yang terlalu

panjang untuk kekuatan optik atau terlalu kuat untuk panjang aksial. Miopia

simplek, lebih sering ditemukan daripada miopia lain, umumnya kurang dari 6

dioptri (D), dalam banyak pasien itu adalah kurang dari 4 atau 5 D. (AOA,1997)

Astigmatisma dapat terjadi dalam hubungannya dengan miopia simplek.

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi miopia dan

astigmatisma adalah miopia astigmatik, miopia astigmatik simplek (ketika salah

satu meridian utama mata adalah emetrop dan yang lainnya adalah miopia), dan

miopia astigmatik kompositus (ketika kedua meridian adalah miopia). Ketika

tingkat miopia tidak merata dalam dua mata, kondisi ini disebut anisometropik

miopia (anisomyopia), ketika satu mata emetrop dan yang lainnya adalah miopia,

kondisi ini dikenal sebagai miopia anisometriopik simplek. Meskipun tidak semua

tingkat miopia berbeda antara dua mata, anisometropik mungkin tidak menjadi

klinis signifikan sampai perbedaan antara dua mata mencapai sekitar 1 D.

(AOA,2008)

2. Miopia Nokturnal

Terjadi hanya dalam pencahayaan redup, malam hari atau nokturnal

miopia adalah terutama untuk meningkatkan respon akomodatif terkait dengan

pencahayaan rendah. Karena tidak ada kontras yang memadai untuk stimulus

akomodatif, mata mengasumsikan posisi akomodatif fokus gelap daripada

berfokus untuk fokus tak terhingga. (AOA,2008)

3. Pseudomyopia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 8

Page 9: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Pseudomyopia adalah hasil dari peningkatan daya bias okular karena

overstimulasi mekanisme akomodatif mata atau spasme silia. Kondisi ini

dinamakan demikian karena miopia hanya muncul karena adanya akomodatif

respon yang tidak sesuai. (AOA,2008)

4. Miopia Degeneratif

Miopia tingkat tinggi terkait dengan perubahan degeneratif pada

segmen posterior mata ini dikenal sebagai degeneratif atau miopia patologi.

Perubahan degeneratif dapat menghasilkan visual yang abnormal, seperti

penurunan terbaik visus dan lapang pandang. Gejala sisa seperti ablasio retina dan

glaukoma relatif umum. (AOA,2008)

5. Miopia Induced

Miopia induced adalah hasil dari paparan berbagai bahan farmasi,

penyakit gula, sklerosis dari lensa kristalinaa, atau kondisi anomali lainnya.

Miopia ini seringkali bersifat sementara dan reversibel. (AOA,2008)

2.4 Etiologi Miopia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 9

Page 10: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Gambar 2.4

Etiologi Miopia

2.5 Penglihatan Pada Miopia

Gambar 2.5

Titik Fokus Miopia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 10

Page 11: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Miopia adalah kondisi di mana sinar - sinar sejajar yang masuk ke

bolamata titik fokusnya jatuh di depan retina. Kelainan refraksi dimana sinar

sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan

dibias membentuk bayangan di depan retina. (AOA,2008)

2.6 Faktor Resiko

Gambar 2.6

Faktor Resiko

2.7 Gejala Klinis

Gambar 2.7

Snellen-Miopia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 11

Page 12: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Gejala subjektif miopia antara lain:

a. Kabur bila melihat jauh

b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat

c. Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan

akomodasi)

d. Astenovergens (Ilyas, 2005)

Gejala objektif miopia antara lain:

1. Miopia Simpleks :

a) Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang

relatif lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol

b) Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau

dapat disertai kresen miopia (myopic cresent) yang ringan di sekitar papil

saraf optik. (Ilyas, 2005)

Gambar 2.8

Myopic cresent

2. Miopia patologik :

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 12

Page 13: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

a) Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simpleks

b) Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-

kelainan pada

1. Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau

degenerasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang

mengapung dalam badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi

badan kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan

keadaan miopia

2. Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia,

papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal.

Kresen miopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh

papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi

yang tidak teratur

3. Makula : berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang

ditemukan perdarahan subretina pada daerah makula.

4. Retina bagian perifer : berupa degenersi kista retina bagian perifer

5. Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid

dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak

lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.

(Ilyas,2005;Sowka,2001)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 13

Page 14: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Gambar 2.9

Fundus Tigroid

Kesalahan pada saat pemeriksaan refraksi biasa mendominasi gejala klinik

yang terjadi pada miopia tinggi. Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba mungkin

disebabkan karena perdarahan makular pada bagian fovea dimana membrana

Bruch mengalami dekompensasi. Kehilangan penglihatan secara bertahap dan

metamorpopsia terjadi oleh karena rusaknya membrana Bruch. (Detman,2001)

Dikatakan miopia tinggi apabila melebihi -8.00 dioptri dan dapat labih

tinggi lagi hingga mencapai -35.00 dioptri. Tingginya dioptri pada miopia ini

berhubungan dengan panjangnya aksial miopia, suatu kondisi dimana belakang

mata lebih panjang daripada normal, sehingga membuat mata memiliki

pandangan yang sangat dekat. (Patchul,2012)

2.8 Koreksi Miopia Tinggi

a. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata

Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting.

Meskipun banyak pasien miopia tinggi menggunakan lensa kontak, kacamata

masih dibutuhkan. Pembuatan kacamata untuk miopia tinggi membutuhkan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 14

Page 15: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

keahlian khusus. Bingkai kacamata haruslah cocok dengan ukuran mata.

Bingkainya juga harus memiliki ukuran lensa yang kecil untuk mengakomodasi

resep kacamata yang tinggi. pengguanaan indeks material lensa yang tinggi akan

mengurangi ketebalan lensa. Semakin tinggi indeks lensa, semakin tipis lensa.

Pelapis antisilau pada lensa akan meningkatkan pengiriman cahaya melalui

material lensa dengan indeks yang tinggi ini sehingga membuat resolusi yang

lebih tinggi. (Patchul,2012)

b. Koreksi Miopia Tinggi dengan Menggunakan Lensa Kontak

Cara yang disukai untuk mengoreksi kelainan miopia tinggi adalah lensa

kontak. Banyak jenis lensa kontak yang tersedia meliputi lensa kontak sekali

pakai yang sekarang telah tersedia lebih dari -16.00 dioptri. (Patchul,2012)

Lensa kontak ada dua macam yaitu lensa kontak lunak (soft lens) serta

lensa kontak keras (hard lens). Pengelompokan ini didasarkan pada bahan

penyusunnya. Lensa kontak lunak disusun oleh hydrogels, HEMA

(hydroksimethylmetacrylate) dan vinyl copolymer sedangkan lensa kontak keras

disusun dari PMMA (polymethylmetacrylate). (Hartono,2007)

Keuntungan lensa kontak lunak adalah nyaman, singkat masa adaptasi

pemakaiannya, mudah memakainya, dislokasi lensa yang minimal, dapat dipakai

untuk sementara waktu. Kerugian lensa kontak lunak adalah memberikan

ketajaman penglihatan yang tidak maksimal, risiko terjadinya komplikasi, tidak

mampu mengoreksi astigmatisme, kurang awet serta perawatannya sulit.

(Hartono,2007)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 15

Page 16: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Kontak lensa keras mempunyai keuntungan yaitu memberikan koreksi

visus yang baik, bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama (awet), serta mampu

mengoreksi astigmatisme kurang dari 2 dioptri. Kerugiannya adalah memerlukan

fitting yang lama, serta memberikan rasa yang kurang nyaman. (Hartono,2007)

Pemakaian lensa kontak harus sangat hati-hati karena memberikan

komplikasi pada kornea, tetapi komplikasi ini dikurangi dengan pemilihan bahan

yang mampu dilewati gas O2. Hal ini disebut Dk (gas Diffusion Coefficient),

semakin tinggi Dk-nya semakin besar bisa mengalirkan oksigen, sehingga

semakin baik bahan tersebut. (Hartono,2007)

Lensa Kontak Ditinjau dari Segi Klinis

1. Lapang Pandang

Karena letak lensa kontak yang dekat sekali dengan pupil serta tidak

memerlukan bingkai dalam pemakaiannya, lensa kontak memberikan lapang

pandangan yang terkoreksi lebih luas dibandingkan kacamata. Lensa kontak

hanya sedikit menimbulkan distorsi pada bagian perifer. (Patchul,2012)

2. Ukuran Bayangan di Retina

Ukuran bayangan di retina sangat tergantung dari vertex distance (jarak

verteks) lensa koreksi. Jika dibandingkan dengan pemakaian kacamata, dengan

koreksi lensa kontak, penderita miopia memiliki bayangan yang lebih besar di

retina, sedangkan pada penderita hipermetropia bayangan menjadi lebih kecil.

(Patchul,2012)

3. Akomodasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 16

Page 17: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Dibandingkan dengan kacamata, lensa kontak meningkatkan kebutuhan

akomodasi pada penderita miopia dan menurunkan kebutuhan akomodasi pada

penderita hipermetropia sesuai dengan derajat anomali refraksinya. (Patchul,2012)

Pemilihan Lensa Kontak

Perbandingan Indikasi Pemakaian Lensa Kontak Lunak dan Keras

Lensa Kontak Lunak Lensa Kontak Keras

Pemakaian lensa kontak pertama

kali

Gagal dengan lensa kontak

lunak

Pemakaian sementara Iregularitas kornea

Bayi dan anak-anak Alergi dengan bahan lensa

kontak lunak

Orang tua Dry eye

Terapi terhadap kelainan kornea

(sebagai bandage)

Astigmatisme

Keratokonus

Pasien dengan overwearing

problem

c. Koreksi Miopia Tinggi dengan LASIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 17

Page 18: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Gambar 2.10

LASIK

LASIK adalah suatu tindakan koreksi kelainan refraksi mata yang

menggunakan teknologi laser dingin  (cold/non thermal laser) dengan cara

merubah atau mengkoreksi kelengkungan kornea. Setelah dilakukan tindakan

LASIK, penderita kelainan refraksi dapat terbebas dari kacamata atau lensa

kontak, sehingga secara permanen menyembuhkan rabun jauh (miopia), rabun

dekat (hipermetropia), serta mata silinder (astigmatisme).(SEC,2012)

Untuk dapat menjalani prosedur LASIK perlu diperhatikan beberapa hal,

yaitu:

a. Ingin terbebas dari kacamata dan lensa kontak

b. Kelainan refraksi:

Miopia sampai -1.00 sampai dengan - 13.00 dioptri.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 18

Page 19: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Hipermetropia + 1.00 sampai dengan + 4.00 dioptri.

Astigmatisme 1.00 sampai dengan 5.00 dioptri

c. Usia minimal 18 tahun

d. Tidak sedang hamil atau menyusui

e. Tidak mempunyai riwayat penyakit autoimun

f. Mempunyai ukuran kacamata/ lensa kontak yang stabil selama

paling tidak 6 (enam) bulan

g. Tidak ada kelainan mata, yaitu infeksi, kelainan retina saraf mata,

katarak, glaukoma dan ambliopia

h. Telah melepas lensa kontak (Soft contact lens) selama 14 hari atau

2 (dua) minggu dan 30 (tiga puluh) hari untuk lensa kontak (hard

contact lens). (SEC,2012)

Adapun kontraindikasi dari tindakan LASIK antara lain:

a. Usia < 18 tahun / usia dibawah 18 tahun dikarenakan refraksi belum stabil.

b. Sedang hamil atau menyusui.

c. Kelainan kornea atau kornea terlalu tipis.

d. Riwayat penyakit glaukoma.

e. Penderita diabetes mellitus.

f. Mata kering

g. Penyakit : autoimun, kolagen

h. Pasien Monokular

i. Kelainan retina atau katarak (SEC,2012)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 19

Page 20: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Sebelum menjalani prosedur LASIK, ada baiknya pasien melakukan

konsultasi atau pemeriksaan dengan dokter spesialis mata untuk dapat mengetahui

dengan pasti mengenai prosedur / tindakan LASIK baik dari manfaat, ataupun

kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Setelah melakukan konsultasi /

pemeriksaan oleh dokter spesialis mata, kemudian mata anda akan diperiksa

secara seksama dan teliti dengan menggunakan peralatan yang berteknologi tinggi

(computerized) dan mutakhir sehingga dapat diketahui apakah seseorang layak

untuk menjalankan tindakan LASIK. (SEC,2012)

Persiapan calon pasien LASIK:

a. Pemeriksaan refraksi, slit lamp, tekanan bola mata dan finduskopi

b. Pemeriksan topografi kornea / keratometri / pakhimetri Orbscan

c. Analisa aberometer Zy Wave, mengukur aberasi kornea sehingga bisa

dilakukan Custumize LASIK

d. Menilai kelayakan tindakan untuk menghindari komplikasi

Sebagian besar pasien yang telah melakukan prosedur atau tindakan

LASIK menunjukan hasil yang sangat memuaskan, akan tetapi sebagaimana

seperti pada semua prosedur atau tindakan medis lainnya, kemungkinan adanya

resiko akibat dari prosedur atau tindakan LASIK dapat terjadi oleh sebagian kecil

dari beberapa pasien antara lain:

a. Kelebihan / Kekurangan Koreksi (Over / under correction). Diketahui

setelah pasca tindakan LASIK akibat dari kurang atau berlebihan tindakan

koreksi, hal ini dapat diperbaiki dengan melakukan LASIK ulang / Re-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 20

Page 21: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

LASIK (enhancement) setelah kondisi mata stabil dalam kurun waktu

lebih kurang 3 bulan setelah tindakan.

b. Akibat dari menekan bola mata yang terlalu kuat sehingga flap kornea bisa

bergeser (Free flap, button hole, decentration flap). Flap ini akan melekat

cukup kuat kira-kira seminggu setelah tindakan.

c. Biasanya akan terjadi gejala mata kering. Hal ini akan terjadi selama

seminggu setelah tindakan dan akan hilang dengan sendirinya. Pada

sebagian kasus mungkin diperlukan semacam lubrikan tetes mata.

d. Silau saat melihat pada malam hari. Hal ini umum bagi pasien dengan

pupil mata yang besar dan pasien dengan miopia yang tinggi. Gangguan

ini akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Komplikasi sangat

jarang terjadi, dan keluhan sering membaik setelah 1-3 bulan. (Sarraf,

2012)

Kelebihan Bedah Refraksi LASIK antara lain:

a. Anestesi topikal (tetes mata)

b. Pemulihan yang cepat (Magic Surgery)

c. Tanpa rasa nyeri (Painless)

d. Tanpa jahitan (Sutureless & Bloodless)

e. Tingkat ketepatan yang tinggi (Accuracy)

f. Komplikasi yang rendah

g. Prosedur dapat diulang  (Enhancement). (SEC,2012)

2.9 Komplikasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 21

Page 22: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Komplikasi lain dari miopia sering terdapat pada miopia tinggi berupa

ablasio retina, strabismus, ambliopia, perdarahan vitreous dan perdarahan koroid.

(Ilyas, 2005;PDT, 2006)

BAB 3

KESIMPULAM

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan

sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang di biaskan di depan

retina. Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan

makula lutea. Hal ini disebabkan : sistem optik (pembiasan) terlalu kuat, miopia

refraktif atau bola mata yang terlalu panjang, miopia aksial atau sumbu.

Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat lebih jelas pada jarak

yang dekat bahkan pada jarak yang lebih dekat lagi. Sedangkan untuk melihat

jarak yang jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh.

Pasien miopia mempunyai punctum remotum (titik terjauh yang masih

dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam kedudukan konvergensi yang

akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini

menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia.

Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat kelainan pada fundus okuli

seperti degenerasi retina bagian perifer, dengan miopik kresen paada papil saraf

optik.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 22

Page 23: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamataa

sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Bila

pasien dikoreksi dengan – 3,0 memberikan tajam penglihatan 6/6 dan demikian

juga bila diberi – 3,25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi – 3,0 untuk

memberikan istirahat mata dengan baik sesudah di koreksi.

DAFTAR PUSTAKA

American Optometric Assosiation. 2008. Care The Patient With Myopia.

Lindbergh blvrd : St.Louis. Page 1-41

Detman, AF, et al. 2001. Retina. Singapore: Mosby Inc. 3rd edition

Hall, et al. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9.

Hartono, et al. 2007. Refraksi dalam: Ilmu Penyakit Mata. Yogyakarta: Bagian

Ilmu Penyakit Mata FK UGM.

Ilyas, S, et al. 2003. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Ilyas, S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Cetakan ke-1

Patchul C. 2012. High Miopia-Nearsighted Vision. http://www.lensdesign.com/

[diakses tanggal 27 Juli 2012].

Semarang Eye Centre. 2012. Tindakan Bedah LASIK. www.semarang-eye-

centre.com/ [diakses tanggal 27 Juli 2012].

Sowka, JW, et al. 2001. Handbooks of Ocular Disease Management. New York:

Johson Publishing LLC.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 23

Page 24: REFERAT MIOPIA

REFERAT MIOPIA 2013

Trisnowati, et al. 2006. Miopia : Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya :

Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata RSUD dr.Soetomo. Edisi III

Vaughan, et al. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta : EGC. Edisi 17

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 24