Referat Hearing Aids

26
DEFINISI ALAT BANTU DENGAR (ABD) Alat Bantu Dengar adalah suatu perangkat elektronik yang berguna untuk memperkeras (mengamplifikasi) suara yang masuk ke dalam telinga, sehingga si pemakai dapat mendengar lebih jelas suara yang ada di sekitarnya (Buku ijo) MEKANISME KERJA Mekanisme kerja ABD berbeda-beda tergantung jenisnya, akan tetapi pada umumnya ABD bekerja dengan menggunakan 4 bagian pokok berikut: 1. Mikrofon : Bagian yang berperan menerima suara dari luar dan mengubah sinyal suara menjadi energi listrik, kemudian meneruskannya ke amplifier 2. Amplifier: Berfungsi memperkeras suara dengan cara memperbesar energi listrik yang selanjutnya mengirimkannya ke receiver 3. Receiver / Loudspeaker : Mengubah energi listrik yang telah diperbesar amplifier menjadi energi bunyi kembali dan meneruskannya ke liang telinga

Transcript of Referat Hearing Aids

Page 1: Referat Hearing Aids

DEFINISI ALAT BANTU DENGAR (ABD)

Alat Bantu Dengar adalah suatu perangkat elektronik yang berguna untuk memperkeras

(mengamplifikasi) suara yang masuk ke dalam telinga, sehingga si pemakai dapat mendengar

lebih jelas suara yang ada di sekitarnya (Buku ijo)

MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja ABD berbeda-beda tergantung jenisnya, akan tetapi pada umumnya ABD

bekerja dengan menggunakan 4 bagian pokok berikut:

1. Mikrofon : Bagian yang berperan menerima suara dari

luar dan mengubah sinyal suara menjadi

energi listrik, kemudian meneruskannya ke

amplifier

2. Amplifier: Berfungsi memperkeras suara

dengan cara memperbesar

energi listrik yang selanjutnya

mengirimkannya ke receiver

3. Receiver / Loudspeaker : Mengubah energi listrik yang

telah diperbesar amplifier

menjadi energi bunyi kembali dan meneruskannya ke liang

telinga

4. Batere : Sebagai sumber tenaga

Selain 4 komponen diatas, beberapa jenis ABD memiliki fungsi-fungsi tambahan dan

Assisstive Listening Device (ALD) yang akan dibahas lebih lanjut di bawah

KLASIFIKASI

Menurut sistim kerjanya

Secara umum sistim kerja ABD dibedakan menjadi:

a. Analog

Page 2: Referat Hearing Aids

Prinsip sistem analog adalah memperkeras suara yang masuk telinga melalui

komponen mekanik dasar yang sederhana. Sirkuit ABD ini telah diatur dari pabrik

sehingga kemampuan pengaturan yang lebih individual sangat terbatas atau kurang

fleksibel. Sistim ini mudah mengalami distorsi, terjadi noise (bising) pada rangkaian

komponen dan rentan terhadap bising di sekitarnya

b. Digital

Sistem analog merupakan ABD yang menggunakan chip komputer yang

menganalisa suara yang masuk. Setelah suara diamplifikasi, teknologi digital akan

memilih suara yang perlu diteruskan ke dalam telinga dan menyingkirkan suara yang

tidak diharapkan (noise). ABD Sistim digital bisa menerima program komputer

tertentu yang dapat memilih frekuensi syang spesifik sesuai dengan kebutuhan. ABD

Sistim digital menjadi sangat fleksibel karena secara otomatis dapat beradaptasi

dengan suara yang keras atau halus, sehingga tidak terjadi perkerasan yang berlebihan

Menurut hantarannya

Berdasarkan jenis hantaran suaranya, ABD dapat dibedakan menjadi 2 macam:

a. ABD Jenis hantaran tulang

Bone conduction aid digunakan pada gangguan pendengaran jenis hantaran

(konduktif). Biasanya dimanfaatkan pada kasus atresia liang telinga. Selain itu, jenis

ini juga digunakan pada kasus dimana sewaktu-waktu liang telinga terisi cairan yang

berasal dari infeksi telinga tengah. ABD jenis hantaran tulang dibedakan menjadi:

1. ABD hantaran tulang konvensional

Suara dari luar akan yang ditangkap akan mengaktifkan bone vibrator.

Getaran tulang dihasilkan oleh bone vibrator yang ditempelkan pada tulang mastoid

dengan bantuan ikat kepala khsus, kaca mata, atau plastik mirip bando. Kerugian

ABD jenis ini adalah tidak praktis, penampulan kurang menarik (kosmetik), butuh

amplifikasi besar dan timbul lecet pada kulit yang menempel dengan bone vibrator.

Pilihan model ABD pada sistim ini adalah jenis saku atau BTE

2. ABD jenis BAHA (Bone Anchored Hearing AID)

ABD yang mirip jenis saku

dihubungkan melalui kabel dengan

penggetar tulang (bone vibrator) yang

dapat dipasang dan dilepas melalui

sistim sekrup-baut dengan lempengan

Page 3: Referat Hearing Aids

logam dari bahan titanium yang telah ditanam ke dalam tulang mastoid melalui

tindakan operasi. Hantaran tulang lebih efektif dibandingkan ABD jenis hantaran

tulang.

b. ABD Jenis hantaran udara

ABD jenis hantaran udara merupakan ABD yang lebih lazim ditemukan dan

tersedia dalam berbagai bentuk. ABD jenis ini bekerja dengan prinsip mengurangi

jarak dari sumber suara dengan cara meletakkan loudspeaker di telinga penderita.

Menurut bentuknya

Setiap bentuk ABD memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Berikut

adalah pembahasan beberapa jenis ABD yang ada saat ini:

a. ABD Jenis Saku (Pocket / Body Worn Type)

ABD jenis ini dapat dianggap sebagai

ABD jenis terbesar. Mikrofon dan amplifier

berada dalam satu unit berbentuk kotak;

sedangkan receiver terpisah dan berada di liang

telinga. Antara kotak (mikrofon, amplifier, dan

baterai) dengan receiver dihubungkan melalui

kabel. Biasanya kotak ditempatkan pada saku

baju atau kantung khusus yang digantungkan

pada dada.

Pada ABD jenis saku penempatan terpisah ini dimaksudkan agar pengguna

dapat leluasa memperbesar output tanpa khawatir timbulnya bunyi feedback. Jadi

ABD jenis saku ini diperlukan oleh penderita tuli berat atau sangat berat yang

membutuhkan perkerasan bunyi atau output yang besar. Hal ini dianggap sebagai

faktor yang menguntungkan untuk ABD jenis saku. Keuntungan lain adalah dapat

menggunakan baterai silinder biasa (ukuran AAA) yang selain murah juga mudah

didapat. Selain itu, tombol pengatur juga mudah disesuaikan.

Faktor yang merugikan dari ABD jenis saku:

Penampilan kosmetik kurang baik

Kemampuan mikrofon melokalisir bunyi dari belakang terhalang oleh

tubuh

Tidak praktis karena ukuran relatif besar

Page 4: Referat Hearing Aids

Kabel dapat putus

Dapat timbul bunyi gesekan antara ABD dengan kain saku

b. ABD jenis Belakang Telinga (BT) / Behind The Ear (BTE)

ABD ini dipasang pada lekukan daun telinga bagian belakang, dengan

mikrofon mengarah ke depan. Posisi ini cukup baik karena selain selalu mengikuti

gerakan kepala juga menghadap lawan bicara. Suara yang telah diperkeras (output)

disalurkan melalui pipa plastik (tubing) yang terhubung dengan ear mould di concha

daun telinga, untuk selanjutnya diteruskan ke liang telinga.

Kemampuan amplifikasinya cukup besar, juga tersedia jenis super power.

Dalam hal mencegah bunyi feedback masih sedikit dibawah jenis saku. Sumber

tenaga berupa batere yang bentuknya pipih dan tipis (disc). Penyetelan tombol

pengatur juga relatif lebih mudah dibandingkan ABD jenis lain yang lebih kecil.

c. Open-fit mini BTE

ABD jenis ini merupakan abd yang paling baru dikembangkan. ABD jenis ini

mengkombinasikan keelebihan akustik dari ABD berukuran besar dan kelebihan

kosmetik dari ABD berukuran kecil. Open-fit mini BTE terdiri dari alat BTE yang

kecil, tuba kurus tersembunyi yang berfungsi sebagai pengait daun telinga, dan

receiver yang halus dan tidak sampai menutupi liang telinga. Hasilnya, efek oklusi

yang dialami pasien berkurang, baterai dan amplifier yang lebih baik dibandingkan

tipe yang lebih kecil, tampilan kosmetik yang lebih baik dibanding ABD tipe besar

lainnya, dan pemakaian yang lebih singkat karena tidak memerlukan cetakan personal

yang presisi sebagaimana ABD tipe BTE dan ITE butuhkan

d. ABD Jenis Dalam Telinga (DT) / In The Ear (ITE)

ABD jenis ITE ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan BTE. Dipasang

pada bagian concha daun telinga. Komponen ABD menyatu dengan ear mould.

Karena ukurannya yang relatif kecil berarti jarak antara mikrofon dengan receiver

juga lebih pendek, akibatnya kemampuan amplifikasinya terbatas sehingga hanya

cocok untuk ketulian derajat sedang.

e. ABD tipe kanalis / In The Canal (ITC) & Completely In Canal (CIC)

Page 5: Referat Hearing Aids

ABD jenis ini dibedakan menjadi dua macam: ITC dan CIC. ABD jenis ITC

ukurannya lebih kecil lagi daripada jenis ITE. Pemasangan sampai setengah bagian

luar liang telinga. Amplifikasi suara baik untuk frekuensi tinggi, karena dipasang

cukup dalam pada liang telinga. Akan tetapi karena keterbatasan ukuran, hanya

bermanfaat untuk tuli derajat sedang. Selain itu juga terdapat jenis CIC yang

merupakan ABD terkecil dan dipasang pada sisi dalam liang telinga, jadi lebih dekat

dengan gendang telinga. Permukaan luar dilengkapi dengan tangkai plastik untuk

mempermudah memasang dan melepaskan ABD. Sebagaimana halnya dengan jenis

ITC, pengaturan secara manual lebih sulit. Namun hal ini dapat diatasi pada model

terbaru yang telah dilengkapi dengan remote control

f. ABD jenis kacamata / Spectacle Aid

ABD ditempatkan pada tangkai kaca mata

bagian belakang. Umumnya jenis BTE, namun

dapat juga jenis bone conduction, meskipun

emanfaatan cara ini untuk ABD jenis hantaran

tulang kurang efektif karena tekanan bone

vibrator tidak stabil

PEMAKAIAN ALAT BANTU DENGAR

Kandidat pemakai alat bantu dengar

Setiap orang dengan kesulitan mendengar atau memahami pembicaraan harus

mempertimbangkan penggunaan alat amplifikasi pendengaran. Hal ini terutama sangat

dianjurkan untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran, dimana intervensi harus

dianjurkan sedini mungkin. Gangguan pendengaran dapat secara umum dikelompokkan

menjadi:

1. Mild Hearing Loss (20-40 dB)

Penggunaan alat bantu dengar dapat membantu kemampuan komunikasi pasien.

Beberapa pasien dapat mempertimbangkan pemakaian alat bantu dengar paruh

waktu / pada kondisi-kondisi tertentu saja

Page 6: Referat Hearing Aids

2. Moderate Hearing Loss (45-65 dB)

Penggunaan alat bantu dengar sudah menjadi kebutuhan bagi pasien dalam kategori

ini. Pada umumnya alat bantu dengar memberikan hasil yang baik bila dipakai dengan

strategi pemakaian yang sesuai

3. Severe Hearing Loss (70-85 dB)

Alat bantu dengar harus digunakan bila pasien masih ingin berkomunikasi dengan

suara sebagai media penerimaan primernya. Pada beberapa kasus pasien dengan

tingkat gangguan pendengaran ini membutuhkan implantasi koklea

4. Profound Hearing Loss (>85 dB)

Keberhasilan penggunaan alat bantu dengar pada pasien ini berbeda-beda tergantung

umur dan berbagai faktor lainnya. Pada kasus yang baik, kemampuan komunikasi

pasien dapat membaik, dan pada kasus terburuk pun, setidaknya alat bantu dengar

masih dapat membantu sebagai warning device. Pasien dengan gangguan

pendengaran jenis ini merupakan kandidat kuat untuk implantasi koklea

Selain tipe dan derajat ketulian, ada beberapa faktor lainnya yang perlu diperhitungkan

mengenai apakah seorang pasien membutuhkan alat bantu dengar, antara lain:

1) Umur dan kondisi kesehatan mental dan fisik pasien secara umum;

2) Motivasi pasien (Bukan keluarga atau pihak lain);

3) Kondisi keuangan pasien;

4) Pertimbangan kosmetis;

5) Kebutuhan pasien akan komunikasi, terutama dalam kehidupan dan pekerjaan

(CURRENT ebook)

Pemilihan alat bantu dengar

Setelah ditentukan bahwa kandidat akan sangat tertolong dengan pemakaian alat bantu

dengar, maka harus diseleksi spesifikasi alat tersebut. Untuk tujuan ini telah dikembangkan

sejumlah metode dan rumusan. Umumnya tiap prosedur pemilihan membutuhkan informasi

audiometrik berupa:

Page 7: Referat Hearing Aids

1) Ambang pendengaran / Threshold (T)

2) Tingkat Pendengaran paling nyaman / Most Comfortable Level (MCL)

3. Tingkat kekerasan yang mengganggu / Loudness Discomfort Level (LDL) (BOIES)

Setelah itu, klinisi harus menentukan apakah pasien membutuhkan alat bantu pendengaran

pada satu atau kedua telinga. Bilamana mungkin sangat dianjurkan menggunakan alat bantu

pada kedua telinga (binaural).

Keuntungan amplifikasi binaural antara lain(CURRENT ebook):

1. Minimalisasi / Eliminasi efek bayangan kepala (Head Shadow)

Efek bayangan kepala adalah berkurangnya intensitas sinyal dari sisi kepala yang

berlawanan dari lokasi pemakaian alat bantu dengar. Dengan pemakaian binaural, hal

ini dapat membaik atau bahkan hilang seluruhnya

2. Peningkatan kemampuan lokalisasi

Dengan perbedaan intensitas dan waktu masuknya sinyal ke alat bantu dengar

binaural, penderita dapat dengan lebih mudah menentukan lokasi sumber suara

(lokalisasi)

3. “Efek peredam” atau penekanan bising latar belakang (Binaural squelch)

Binaural squelch adalah kemampuan otak untuk memisahkan suara dengan bising.

Hal ini disebut juga sebagai central masking dan dapat bekerja dengan lebih baik

dengan membandingkan suara dari dua telinga

4. Sumasi binaural (Binaural loudness summation)[ Durlach, N.i. & Colburn, H.S. Binaural phenomena. In: E.C.

Carterette & M.P. Friedman (Eds.), Handbook of Perception, Volume IV 1978;365-466]

Sumasi binaural adalah kemampuan otak untuk memproses suara dengan lebih baik

melalui informasi yang repetitif, dalam hal ini melalui sinyal suara yang serupa dari

kedua telinga

Paham yang dianut sekarang adalah bilamana mungkin sangat dianjurkan menggunakan

pendengaran binaural. Akan tetapi, untuk alasan pribadi ataupun audiologik, pada beberapa

pasien tidak dapat dilakukan amplifikasi binaural. Dengan demikian perlu dilakukan

pemilihan salah satu telinga yang paling diuntungkan dengan teknik amplifikasi. Secara

Page 8: Referat Hearing Aids

umum dapat dikatakan bahwa telinga yang terpilih adalah telinga dengan diskriminasi bicara

yang lebih baik dan dengan rentang dinamik yang lebih luas. Rentang dinamik adalah

perbedaan antara tingkat ambang pendengaran dengan ambang ketidaknyamanan

pendengaran.

Gangguan pendengaran unilateral

Untuk pasien dengan gangguan pendengaran unilateral, diberlakukan penanganan yang

berbeda. Bila ketulian unilateral tidak melampaui kehilangan sebesar 60-70 dB, atau bila

diskriminasi bicara relatif baik dan jika bunyi yang diperbesar ditoleransi dengan baik, maka

dapat dilakukan amplifikasi pada telinga yang terganggu. Akan tetapi bila telinga yang

terganggu tidak memenuhi kriteria diatas, dapat digunakan alat bantu dengar CROS

(Contralateral Routing Of Signals = Pengalihan sinyal kontralateral). Mikrofon diletakkan

pada satu alat bantu sementara amplifier dan penerima ditempatkan pada alat bantu kedua.

Penataan seperti ini dapat pula diterapkan pada kacamata. Maka sinyal akan dihantarkan dari

telinga yang terganggu ke telinga dengan pendengaran normal. Suatu sirkuit frekuensi radio

dapat digunakan untuk menghantarkan bunyi dari satu sisi ke sisi lainnya. Meskipun alat

bantu dengar CROS hanya sedikit membantu dalam memperbaiki lokalisasi, namun alat ini

kadang-kadang terbukti bermanfaat pada beberapa kondisi mendengar suara bising dan juga

meminimalkan efek bayangan kepala.

Berbagai variasi CROS yang disebut Bi-CROS atau Multi-CROS dapat digunakan bila

terdapat gangguan pendengaran yang cukup bermakna pada telinga yang lebih baik,

sedangkan telinga yang lebih buruk tidak sesuai untuk teknik amplifikasi. Tipe Bi-CROS

memiliki mikrofo pada masing-masing alat bantu dan suatu pemasok bunyi amplifier pada

telinga yang lebih baik [BOIES]

Setelah itu, klinisi menentukan jenis alat bantu pendengaran yang sesuai dengan jenis

gangguan pendengaran pasien dan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari

berbagai jenis alat bantu pendengaran, baik dari aspek medis maupun pribadi pasien.

Berikut tabel ringkas keuntungan dan kerugian macam-macam ABD:

Jenis alat bantu pendengaran Keuntungan Kerugian

Body Worn Type Harga murah

Baterai tahan lama dan

mudah didapat

Bentuk besar

Ada kabel

Page 9: Referat Hearing Aids

Feedback tidak ada

Amplifikasi lebih kuat

Pengaturan manual mudah

Bunyi gesekan dengan kain

Selit menangkap suara dari

belakang

Dapat rusak oleh sekret

telinga pasien

Behind-the-ear type Amplifikasi kuat

Feedback minimal

Pengaturan manual relatif

Membutuhkan ear mould

Memberikan efek oklusi

Dapat rusak oleh sekresi

telinga pasien

In-the-ear type Sulit terlihat Amplifikasi terbatas

Membutuhkan ear mould

In-the-canal type Sulit terlihat

Amplifikasi cukup baik

karena terpasang dalam

Rentan terhadap feedback

Pengaturan manual sulit

Completely-in-canal Tidak terlihat kecuali melihat

langsung ke liang telinga

pemakai

Pengaturan manual sulit

Rentan feedback

Fitur tertentu tidak dapat

digunakan

Spectacle aid Secara kosmetik lebih dapat

diterima

Letak receiver menjadi relatif

tidak stabil

Open-fit mini BTE Baterai relatif lebih tahan

Amplifikasi kuat

Feedback minimal

Pengaturan mudah

Sulit terlihat

Tidak perlu ear mould

Tidak menimbulkan efek

oklusi

Memungkinkan keluarnya

sekret telinga pasien

Harga mahal

Ketersediaan masih terbatas

karena merupakan teknologi

baru

Page 10: Referat Hearing Aids

PELENGKAP ALAT BANTU PENDENGARAN

Assistive Listening Device

Seorang pengguna APD membutuhkan kemampuan pendengarannya dalam berbagai situasi,

akan tetapi secara garis besar kebutuhan utama seorang pengguna APD adalah:

1. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara langsung

2. Kemampuan menggunakan media telekomunikasi

3. Kemampuan mendengarkan sinyal tertentu seperti alarm kebakaran, bunyi bel, dll

Page 11: Referat Hearing Aids

Sayangnya, tidak semua APD dapat mencakup ketiga kebutuhan tersebut, terutama

kebutuhan nomor 2 dan 3. Karenanya, dibutuhkan Assistive Listening Device (ALD)

ALD adalah perangkat elektronik untuk meningkatkan kenyamanan mendengar pada kondisi

lingkungan pendengaran tertentu seperti menonton televisi, mendengarkan telepon,

mendengar suara bel rumah, dan pada saat berada di ruang aula / auditorium. ALD dapat

dipergunakan tersendiri atau dipasang pada ABD dengan maksud mengoptimalkan kerja

ABD.

Untuk ALD yang dihubungkan dengan ABD, dikenal beberapa jenis:

1. Sistim kabel

Receiver ABD dihubungkan melalui kabel dengan mikrofon yang digunakan oleh

lawan bicara. Cara ini dapat membantu pada pembicaraan jangka pendek. Juga dapat

dihubungkan dengan pesawat televisi, radio, walkman, pemutar CD dan perangkat audio

lainnya. Sistim ini memiliki keterbatasan karena ditentukan oleh panjangnya kabel

2. Sistim FM (Frequency Modulation)

ABD dihubungkan dengan sumber suara tanpa mempergunakan kabel (wireless).

Suara dari lawan bicara dipancarkan melalui sinyal/gelombang radio FM menuju ABD yang

digunakan. Cara ini lebih fleksibel dibandingkan dengan sistem kabel

3. Sistim Infra merah

Sinyal dari sumber bunyi dipancarkan melalui gelombang sinar infra merah, seperti

halnya dengan remote control. Sistem infra merah ini memerlukan jalan sinyal bebas

hambatan antara transmitter dengan receiver

4. Induction loops

Perangkat ini menghasilkan suatu medan magnet yang akan meningkatkan

kenyamanan mendengar. Medan magnet tersebut akan ditangkap oleh receiver yang ada pada

suatu headphone atau ABD. Rangkaian yang luas dapat dipasang disekitar leher dan

dihubungkan denagn telepon, pemutar CD, dan lain-lain

Page 12: Referat Hearing Aids

Sedangkan ALD yang tidak terhubung pada ABD antara lain: Internal telephone amplifier,

external telephone amplifier, TV/radio/tape audio input, Telephone signal amplifier, High-

intensity doorbell, Visual alert device, Tactile alert device, dan lain-lain.

Fitur Tambahan ABD

Selain dengan menggunakan ALD, peneliti juga kerap berusaha memperbaiki performa ABD

melalui penemuan demi penemuan teknologi baru yang dapat menyokong penggunaan ABD.

Teknologi tersebut antara lain:

1. Compression

Kebanyakan pengguna ABD adalah penderita tuli sensorineural, yang pada dasarnya

memiliki sifat recruitment. ABD yang lebih modern memperkenalkan fitur comperssion

(non-linear amplification), yaitu kemampuan ABD untuk mengeraskan suara dengan gain

yang berbeda. Pada linear amplification, gain (Selisih suara asli dengan suara amplifikasi)

akan tetap, akan tetapi dengan implementasi sistem compression, ketika suara asli mencapa

titik tertentu (kneepoint) gain yang dihasilkan akan dikurangi agar tidak memberikan suara

yang terlalu besar pada penderita dengan efek recruitment. Hasilnya, suara yang kurang keras

akan dikeraskan tetapi suara yang sudah keras tidak akan dikeraskan terlalu banyak. Variasi

lainnya adalah multi-band compression, yang pada intinya adalah compression dengan

kneepoint yang berbeda-beda pada frekuensi tertentu

2. Directional & Dual Microphones

Salah satu keluhan utama pengguna ABD adalah ketidakmampuan berkomunikasi

dalam suasana yang ramai. Hal ini disebabkan karena suasana yang ramai seringkali ikut

diamplifikasi bersama dengan suara lawan bicara, sehingga membingungkan pengguna. Hal

ini dapat diatasi dengan menggunakan Directional atau Dual Microphones. Mikrofon jenis ini

terdiri dari dua buah port atau mic, di depan dan dibelakang alat bantu dengar. Fitur

tambahan ini dapat mengurangi masukan bising melalui perhitungan akurat dari selisih waktu

masuknya bunyi yang diterima mic belakang dengan mic depan, dimana lawan bicara

diasumsikan berada. Fitur ini juga mengurangi masukan suara dari arah selain depan

pengguna sehingga dapat meminimalisir bising sekitar. Akan tetapi, fitur ini meningkatkan

kemungkinan menangkap noise pada lingkungan pendengaran yang sunyi, sehingga

Page 13: Referat Hearing Aids

kebanyakan fitur ini dapat dimatikan dan dinyalakan pada kondisi pendengaran yang bising.

Kekurangan dari fitur ini adalah memerlukan jarak minimal 3mm antara kedua mic, sehingga

tidak memungkinkan untuk dipasang pada ABD yang berukuran kecil

3. Multiple Programs

Berbagai jenis ABD menyajikan fitur multiple program, dimana setiap program

menyimpan setting yang disesuaikan untuk digunakan pada kondisi tertentu. Misalnya, pada

kondisi pesta dan kondisi sendiri di rumah, program yang digunakan berbeda dimana pada

kondisi pesta lebih diutamakan gungsi noise-masking, sedangkan pada kondisi sunyi di

rumah lebih diutamakan fungsi amplifikasi suara sehingga pengguna dapat lebih mudah

menyadari peringatan tertentu. Fungsi lainnya adalah pada penderita dengan gangguan

pendengaran yang berubah-ubah, misalnya pada penderita Meniere’s disease, dimana

settingan yang lebih kuat dapat diaktifkan hanya pada saat serangan. Beberapa ABD modern

bahkan dapat mengubah programnya secara otomatis dengan menyesuaikan diri pada kondisi

suara yang didapat.

4. Telecoils

Salah satu keluhan utama pengguna ABD adalah bahwa mereka tidak dapat

mendengarkan telefon dengan baik ketika mereka mengenakan ABD mereka. Hal ini

disebabkan adanya bunyi berdenging akibat feedback yang muncul karena dekatnya receiver

telefon dengan mikrofon ABD. Untuk mengatasi masalah ini, banyak ABD menggunakan

telecoils yang berfungsi sebagai inductance loop, dimana telecoils ini akan secara otomatis

mengamplifikasi gelombang electromagnetic yang memang dihasilkan oleh benda-benda

elektronik seperti telefon, dimana gelombang tersebut akan mengurangi / menghentikan kerja

dari mikrofon ABD, sehingga pengguna dapat berkomunikasi seperti biasa.

Implan Koklea

Implan koklea merupakan perangkat elektronik yang mempunyai kemampuan

menggantikan fungsi koklea untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi

pada pasien tuli saraf berat dan total bilateral. Implan koklea sudah mulai dimanfaatkan

semenjak 25 tahun yang lalu dan berkembang pesat di negara maju. Implantasi koklea

Page 14: Referat Hearing Aids

pertama kali dikerjakan di Indonesia pada bulan Juli 2002. Selama 4 tahun terakhir telah

dilakukan implantasi koklea pada 27 anak dan 1 orang dewasa.

Indikasi dan Kontra Indikasi pemasangan implan koklea

Indikasi pemasangan implan koklea adalah keadaan tuli saraf berat bilateral atau tuli total

bilateral (anak maupun dewasa) yang tidak / sedikit mendapat manfaat dengan alat bantu

dengar konvensional, usia 12 bulan sampai 17 tahun, tidak ada kontraindikasi medis dan

calon pengguna mempunyai perkembangan kognitif yang baik.

Sedangkan kontra indikasi pemasangan implan koklea antara lain tuli akibat kelainan pada

jalur saraf pusat (tuli sentral), proses penulangan koklea, dan koklea tidak berkembang

Cara kerja implan koklea

Perangkat implan koklea terdiri dari:

1. Komponen luar: Mikrofon, Speech processor, kabel pengubung, dan transmitter

2. Komponen dalam: Receiver dan Multi-channel electrode

Impuls suara ditangkap oleh mikrofon dan diteruskan

menuju speech processor melalui kabel penghubung.

Speech processor akan melakukan seleksi informasi suara

yang sesuai dan mengubahnya menjadi kode suara yang

akan disampaikan ke transmitter. Kode suara akan

dipancarkan menembus kulit menuju receiver atau

stimulator. Pada bagian ini kode suara akan dibah menjadi

sinyal listrik dan akan dikirim menuju elektroda-elektroda

yang sesuai di dalam koklea sehingga menimbulkan

stimulasi serabut-serabut saraf. Pada speech processor

terdapat sirkuit listrik khusus yang berfungsi meredam bising lingkungan.

Persiapan implantasi koklea

Untuk mendapatkan hasil optimal dari implantasi koklea perlu dilakukan persiapan yang

matang mencakup konsultasi dengan orang tua untuk memperoleh informasi tentang riwayat

penyakit anak serta harapan orang tua terhadap implantasi koklea. Pemeriksaan fisik meliputi

Page 15: Referat Hearing Aids

pemeriksaan THT, radiologik CT Scan untuk melihat keadaan koklea, dan laboratorium

darah.

Tes pendengaran yang harus dilakukan antara lain Behavioral Observation Audiometry

(BoA), timpanometri, OAE, BERA, dan ASSR (Auditory Steady State Response) bila

diperlukan serta audiometri nada murni untuk anak yang lebih besar dan kooperatif. Tes

kemampuan wicara dan berbahasa perlu dinilai sebelum menggunakan ABD. Sebelum

operasi dianjurkan untuk menggunakan ABD selama 8-10 minggu bersamaan dengan terapi

audio verbal untuk menilai manfaatnya. Tes psikologi dilakukan untuk menilai kemampuan

anak untuk belajar setelah dilakukan implantasi koklea.

Program rehabilitasi pasca bedah

Switch on yaitu pengaktifan alat, dilakuakn 2-4 minggu pasca bedah. Pemeriksaan CR Scan

pasca bedah untuk menilai keadaan elektroda yang telah terpasang di dalam koklea. Pada

anak yang tidak kooperatif data awal dapat diperoleh dengan melakukan NRT (Neural

Response Telemetry) terlebih dahulu kemudian menetapkan C (Comfortable) level yaitu

suara keras yang dapat ditoleransi tanpa menimbulkan rasa sakit dan T (Threshold) level

yaitu suara terkecil yang dapat dideteksi. Uang dimaksud dengan pemetaan (mapping) adalah

proses untuk menetapkan dan mengatur sejumlah aliran listrik yang disampaikan ke koklea.

Program yang dibuat disimpan pada speech processor dan jumlahnya tergantung pad ajenis

implan yang digunakan dan berbeda untuk setiap orang. Selanjutnya anak mengikuti program

terapi audio verbal secara teratur disertai pemetaan berkala.

Keberhasilan implantasi koklea ditentukan dengan menilai kemampuan mendengar,

pertambahan kosa kata dan pemahaman bahasa.

VERIFIKASI PEMASANGAN

Peraturan dari FDA (Foods and Drugs Administration) mengharuskan masa uji coba selama

30 hari untuk alat bantu dengar yang baru, suatu masa untuk mengetahui apakah alat tersebut

cocok dan efektif bagi pemakai.

Prosedur verifikasi pemasangan ABD pada pasien tersebut antara lain:

1. Assessment of Word Recognition & Sound Quality

Page 16: Referat Hearing Aids

Tujuan utama dari ABD adalah untuk memperbaiki fungsi komunikasi penderita. Bagi

beberapa penderita, hal ini berarti kemampuan untuk mengenali dan membedakan berbagai

kata dalam berbicara. Bagi beberapa pendengar, hal ini berarti kejelasan dan kejernihan suara

yang cukup. Karenanya, klinisi harus melakukan penilaian peningkatan kemampuan

pengenalan kata penderita dan kualitas suara ABD baik dalam kondisi yang ramai dan dalam

kondisi yang tenang

2. Probe Tube Measure

Pengukuran dengan probe tube merupakan tindakan noninfasif yang secara cepat menilai

kekuatan suara yang diterima pada jarak 5mm dari membran timpani. Karena penilaian

dilakukan di dalam liang teling pasien, maka hasilnya juga akan dipengaruhi oleh kondisi

liang telinga pasien. Yang akan dinilai melalui pemeriksaan ini adalah Dynamic Range dari

penderita, yaitu rentang antara Threshold Level dan Loudness Discomfort Level dari

penderita. Bila alat pemeriksaan ini tidak ada, dapat juga dilakukan pemeriksaan Functional

Gain, yakni selisih dari Threshold penderita tanpa dan dengan ABD

3. Subjective Scaling

Pada akhirnya pemasangan ABD mengutamakan kualitas dan kenyamanan pendengaran dari

penggunanya. Hal ini seringkali digunakan sebagai faktor utama untuk menentukan apakah

pemakaian ABD pada suatu individu dianggap sukses atau kurang berhasil. Karenanya, perlu

dilakukan penilaian subyektif kepuasan pengguna, baik dengan metode menjawab pertanyaan

yang sudah disediakan, atau menggambarkan sendiri kondisi dan apa yang dirasakan

pengguna setelah pemakaian ABD.

Page 17: Referat Hearing Aids

KESIMPULAN

Alat Bantu Dengar (ABD) adalah Alat suatu perangkat elektronik yang berguna untuk

memperkeras (mengamplifikasi) suara yang masuk ke dalam telinga, sehingga si pemakai

dapat mendengar lebih jelas suara yang ada di sekitarnya

Pada umumnya, mekanisme kerja ABD berupa: masuknya suara melalui mikrofon,

pengerasan suara oleh amplifier, dan penyampaian ulang suara oleh receiver / loudspeaker

yang mana keseluruhan sistemnya diperdayai oleh suatu komponen baterai

Terdapat berbagai macam jenis ABD: Menurut sistem kerjanya, Menurut jenis hantarannya,

dan Menurut bentuknya yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Untuk pemakaian alat bantu pendengaran, pertama-tama klinisi harus mengidentifikasi

derajat ketulian penderita, mengenali jenis ketuliannya, menentukan TL, MCL, dan LDL,

menentukan jumlah alat bantu dengar yang sebaiknya digunakan oleh pasien, baru kemudian

bersama pasien mempertimbangkan bentuk ABD yang akan digunakan beserta kelebihan,

kekurangan, dan faktor-faktor lain dari diri pasien.

Seringkali ABD sendiri tidak cukup untuk mengembalikan kualitas hidup pasien secara

sempurna. Karenanya dibutuhkan pelengkap dari ABD yang bisa berupa: ALD, baik ALD

Page 18: Referat Hearing Aids

yang dihubungkan ke ABD maupun tidak; Fitur-fitur tambahan; dan Implantasi koklea bila

ABD tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan

Setelah Pemakaian ABD, perlu dilakukan penilaian ulang untuk menentukan keberhasilan

pemakaian ABD dengan beberapa tes, seperti Assessment of Word Recognition & Sound

Quality, Probe Tube Measure, dan Subjective Scaling