Referat Demensia

46
BAB I PENDAHULUAN Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non- disruptive) demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku. Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati secara abnormal. Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas bila mengalami demensia. Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.

description

asdfasd

Transcript of Referat Demensia

Page 1: Referat Demensia

BAB I

PENDAHULUAN

Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang

menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan

fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali

menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral

symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive)

demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang

disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan

kepribadian dan tingkah laku.

Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati secara

abnormal. Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak

degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas

bila mengalami demensia.

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang

secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan

untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

1. Definisi demensia

Page 2: Referat Demensia

Demensia ialah suatu sindrom yang terdiri dari gejala-gejala gangguan daya

kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun

bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak

atau sedikit demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia.1

2. Definisi demensia menurut WHO

Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya

kelainan yang bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur

multiple seperti kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan.

Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi kognitif biasanya

disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi.2

B. Pembagian demensia

Demensia dapat dibagi dalam demensia yang reversible dan yang tak reversible.

Pada demensia yang reversible, daya kognitif global dan fungsi luhur lainnya terganggu

oleh karena metabolisme neuron-neuron kedua belah hemisferium tertekan atau

dilumpuhkan oleh berbagai sebab. Apabila sebab ini dapat dihilangkan, maka

metabolisme kortikal akan berjalan sempurna kembali. Dengan demikian fungsi luhur

dalam keseluruhannya akan pulih kembali. Apabila sebab ini sudah menimbulkan

kerusakan infrastruktur neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih

kembali dan demensia menetap.1

Kerusakan yang merata pada neuron-neuron kortikal kedua belah hemisferum,

yang mencakup daerah persepsi primer, korteks motorik, dan semua daerah asosiatif

menimbulkan demensia. Sebab-sebab yang disebut di atas sebagai penyebab “subacute

amnestic-confusional syndrome” merupakan penyebab juga bagi demensia reversible

dan tak reversible. Karena daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal ikut terlibat

terlibat secara difus, maka hemiparesis atau monoparesis dan diplegia juga dapat

melengkapkan sindrom demensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan

ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik masih dapat ditimbulkan. Pada

umumnya tanda-tanda tersebut mencerminkan gangguan pada korteks premotorik atau

prefrontal. Tanda tersebut diungkapkan dengan jalan membangkitkan refleks yang

merupakan petanda keadaan regresi ( kemunduran kualitas fungsi ).1

Dementia reversible (dapat dirawat) 3

Demensia akibat penyalahgunaan bahan kimia

(marijuana/methamphetamines,cocain heroin/alcohol).

Tumor yang dapat dioperasi

Subdural hematoma

Normal-pressure hydrocephalus

Page 3: Referat Demensia

Kelainan metabolic, seperti kekurangan vitamin B12

Hypothyroidisn

Hypoglycemia

Dementia irreversible 3

Alzheimer’s disease

Multi-infark dementia (stroke)

Dementia akibat penyakit Parkinson

AIDS dementia complex

Creutzfeldt-jakob disease

C. Epidemiologi

Demensia dianggap penyakit yang timbul pada akhir hidup karena cenderung

berkembang terutama pada orang tua. Sekitar 5% sampai 8% dari semua orang di atas

usia 65 tahun memiliki beberapa bentuk demensia, dan jumlah ini meningkat dua kali

lipat setiap lima tahun di atas usia itu. Diperkirakan bahwa sebanyak setengah daripada

orang berusia 80-an menderita demensia.4

D. Demensia Alzheimer

Saat ini, penyakit Alzheimer merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada

populasi lansia dan menduduki peringkat ke 4 sebagai penyebab kamatian. Lima puluh

sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer

adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari

otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya. Penderita Alzheimer

mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan

proses berpikir.2

1. Etiologi

Faktor-faktor risiko penyakit Alzheimer antara lain :2

a. Usia : Kebanyakan penderita berusia 65 tahun ke atas.

b. Faktor genetic : Mutasi gen protein precursor amiloid, gen presenilin 1 dan 2,

serta apolipoprotein E ε4.

c. Faktor lingkungan seperti riwayat cedera kepala berat

d. Penyakit metabolic : obesitas, hiperlipedemi, dan diabetes mellitus.

2. Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis penyakit Alzheimer terdiri atas manifestasi gangguan kognitif

dan gangguan psikiatrik serta perilaku. Gangguan kognitif awal yang terjadi adalah

Page 4: Referat Demensia

gangguan memori jangka pendek. Gangguan ini akan diikuti dengan kesulitan

berbahasa, disorientasi visuospasial dan waktu, serta inatensi. Penderita mengalami

ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya seiring perjalanan

penyakit, akan muncul gangguan psikiatrik dan perilaku seperti depresi, kecemasan,

halusinasi, waham, dan perilaku agitasi.2

Gambaran klinis Alzheimer berdasarkan stadiumnya :

a. Stadium I

Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan

memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. Fungsi memori yang

terganggu adalah memori baru atau lupa hal baru yang dialami.

b. Stadium II

Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebut stadium demensia. Gejalanya :

Disorientasi

Gangguan bahasa (afasia)

Penderita mudah bingung

Penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan

kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah

melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi. Dan ada gangguan

visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi

berat prevalensinya 15-20 %.”

c. Stadium III

Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun. Gejala klinisnya

antara lain :

Penderita menjadi vegetative

Tidak bergerak dan membisu

Daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal

keluarganya sendiri

Tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil

Kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan orang lain

Kematian terjadi akibat infeksi atau trauma

3. Proses yang mempengaruhi otak

Alzheimer mempengaruhi otak dalam banyak cara, tetapi dapat dibagi menjadi

perubahan struktural dan perubahan kimia. Kedua proses ini mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk berfungsi seperti dulu.5

Page 5: Referat Demensia

Secara struktural, otak memiliki banyak komponen:

Lobus frontal, parietal, temporal, dan oksipital

sistem limbik

hippocampus

Komponen ini adalah apa yang kita sebut sebagai daerah-daerah yang terbagi di

dalam otak, karena tanggung jawab yang unik masing-masing daerah untuk

berbagai tugas sehari-hari, penting untuk berfungsi normal.

Selain itu, sisi kanan otak dan sisi kiri otak mengontrol berbagai fungsi,

termasuk bahasa dan gerakan. Dalam daerah otak yang berbeda, fungsi otak

berlangsung pada tingkat cellular.

Secara kimiawi, charges listrik kecil atau "sinyal," bergerak melalui sel-sel

individual dan bagian dari otak, menyalurankan pikiran dan memori. Seseorang

dengan penyakit Alzheimer mengalami gangguan dalam proses ini, yang kemudian

menyebabkan gangguan dalam aktivitas.5

a. Perubahan Struktural

Bagian otak yang mengecil

Ketika seseorang memiliki demensia, bagian dari otak mereka mengalami

kerusakan dari waktu ke waktu. Sebagai akibat dari penyakit Alzheimer, sel-sel

yang berada di otak mati, dan jaringan otak hilang. Hal ini mengakibatkan

pengurangan dalam ukuran otak secara keseluruhan.5

Otak terdiri dari tiga bagian: Cerebrum, cerebellum, dan brain stem

(batang otak), yang menerima oksigen dan darah melalui jaringan pembuluh

darah. Korteks adalah bagian dari lapisan luar cerebellum yang terlibat dengan

memori, interpretasi penglihatan dan suara, dan persepsi. Sebagai proses normal

dari perkembangan Alzheimer, terjadi penyusutan korteks, yang mengganggu

kegiatan korteks. Hippocampus yang bertanggung jawab untuk penerimaan

memori baru sering mengalami kerusakan yang paling parah. Pada tingkat yang

lebih lanjut, korteks mengalami kerusak yang lebih parah sehingga tidak dapat

mengenali orang yang dia sayang dan mengalami kesukaran berkomunikasi.5

Plaques dan tangles

Protein cluster, yang dikenal sebagai "plaques," mengumpul diantara sel-sel

saraf. Strand protein yang terpelintir, yang dikenal sebagai "tangles," berkumpul

di antara sel-sel saraf mati (Alzheimer Association 2011). Plaques dan tangles

mulai terbentuk di bagian otak dimana memori, proses belajar, dan proses

berpikir terjadi, dan terus mempengaruhi bagian lain dari otak, merusak sel-sel

otak dan saraf (Alzheimer Society 2008). 5 Pada tingkat yang ringan dan sedang.

Plaques dan Tangles menyebar ke daerah otak yang bertanggung jawab untuk

Page 6: Referat Demensia

komunikasi (bicara), dan persepsi spasial. Pada waktu ini, masalah yang

berkaitan dengan proses memori dan berpikir biasanya akan menjadi jelas.

Setelah perubahan ini, kepribadian dan perilaku juga dapat menjadi terpengaruh

(Alzheimer Association 2011). 5

Inflammation

Peradangan adalah respon normal terhadap trauma, namun tingkat

peradangan di otak akibat Alzheimer adalah excessive dan kontra-produktif,

menyebabkan lebih banyak kematian sel. Peradangan tersebut menyebabkan

kematian sel-sel saraf, dan juga dapat meningkatkan tangles. (Alzheimer Society

2008). 5

Nerve cells shrink

Sel saraf mulai menyusut di bagian otak yang bertanggung jawab untuk

memori dan proses berpikir, dan terus menyusut di daerah sisa otak (Alzheimer

Society 2008).5

b. Perubahan Kimia

Perubahan kimia meliputi :

Kerusakan neuron yang membawa sinyal ke otak.

Sinyal yang dihantar diantara sinaps oleh neurotransmitter terganggu.

Hubungan antara sel-sel saraf otak menjadi terganggu.

Perubahan kimia mempengaruhi otak dalam banyak cara. Miliaran sel saraf

membawa sinyal pada triliunan titik di seluruh otak, ketika proses ini terganggu,

demikian juga tugas-tugas dasar otak, seperti berpikir, merasa, dan membentuk

dan mengingat kenangan.5

Perubahan kimia dan struktural berdampak diantara satu sama lain untuk

memperkuat kerusakan otak. Sebagian besar perubahan di otak bukan hasil dari

satu perubahan namun merupakan kombinasi dari keduanya.5

Keadaan neurotransmitter di Alzheimer’s disease

Keadaan otak pada penyakit Alzheimer menunjukkan hilangnya neuron

kolinergik di basal otak depan, penurunan tingkat asetilkolin (Ach), dan

penurunan asetilkolin sintesis enzim choline acetyltransferase (CHAT) di

korteks serebral. Model hewan menunjukkan bahwa Ach memainkan peran

penting dalam pemroses informasi dan memori. Meskipun sistem

neurotransmitter lainnya (noradrenalin, serotonin, somatostatin dan peptida

lainnya) juga kekurangan, penurunan kognitif berkorelasi terbaik dengan

hilangnya masukan kolinergik. Acetylcholinesterase inhibitor (tacrine) dan

agonis reseptor Ach, termasuk nikotin, telah digunakan untuk mengobati

Page 7: Referat Demensia

Alzheimer. Keberhasilan dari pendekatan ini menunjukkan bahwa, selain

kekurangan Ach, ada perubahan mendasar lainnya yang berkontribusi terhadap

disfungsi kognitif.6

4. Diagnosis

Kriteria diagnostik penyakit Alzheimer menurut DSM-IV( Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth revision.2

A. Perkembangan difisit kognitif multiple terdiri dari

1. Gangguan memori (gangguan kemampuan dalam mempelajari informasi

baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari)

2. Salah satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut ini :

Afasia (gangguan berbahasa).

Apraksia (Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik

dalam keadaan fungsi otot yang normal).

Agnosia (kegagalan untuk mengenal atau menamai objek).

Gangguan fungsi berpikir abstrak (misalnya merencanakan,

berorganisasi).

B. Gangguan kognitif Pada Kriteria A1 dan A2 menyebabkan gangguan yang berat

pada fungsi sosial dan pekerjaan pederita.

C. Kelainan ini ditandai dengan proses yang bertahap dan penurunan fungsi

kognitif yang berkelanjutan.

D. Gangguan kognitif kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan hal-hal berikut :

1. Kelainan SSP lain yang menyebabkan gangguan memori yang progresif

(Misalnya gangguan peredaran darah otak, Parkinson, dan tumor otak).

2. Kelainan sistemik yang dapat menyebabkan demensia (misalnya

hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 dan asam folat, defisiensi niasin,

hiperkalemi, neurosifilis dan infeksi HIV).

E. Kelainan pasien tidak disebabkan oleh delirium.

F. Kelainan tidak disebabkan oleh kelainan aksis 1 misalnya gangguan depresi dan

skizofrenia).

5. Pemeriksaan fisik

Kriteria Diagnostik DSM-IV perlu ditunjang dengan pemeriksaan fisik

(pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan neurologis). Pemeriksaan fisik umum

Page 8: Referat Demensia

berguna untuk mendeteksi kelainan-kelainan metabolit yang mungkin timbul pada

penderita tersebut.2 Tanda-tanda regresi sel-sel saraf otak yang ditunjukkan dengan

refleks-refleks berikut : 1

a. Refleks memegang (“grasp refleks”)

Jari telunjuk dan tengah si pemeriksa diletakkan pada telapak tangan si

penderita. Refleks memegang adalah positif, apabila jari si pemeriksa dipegang

oleh tangan penderita.

b. Refleks mencucur (“suck refleks”)

Refleks menetek adalah positif, apabila bibir penderita dicucur secara reflektorik

seolah-olah mau menetek, jika bibirnya tersentuh oleh sesuatu, misalnya

sebatang pensil.

c. “Snout reflex”

Pada penderita dengan demensia tiap kali bibir atas atau bawah diketuk

m.orbikularis oris berkontraksi.

Page 9: Referat Demensia

d. Refleks glabela

Orang dengan demensia akan memejamkan matanya setiap kali glabelanya

diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-kali pada

glabela timbul dua tiga kali saja, dan selanjutnya mata tidak akan memejam lagi.

e. Refleks palmomental

Pada penderita dengan demensia, goresan pada kulit tenar membangkitkan

kontraksi otot mentalis ipsilateral.

Page 10: Referat Demensia

6. Pemeriksaa MMSE (Mini Mental State Examination)

Pemeriksaan fisik ditunjang dengan pemeriksaan MMSE yang berguna untuk

mengetahui kemampuan orientasi, registrasi, perhatian, daya ingat, kemampuan

bahasa, dan berhintung.2

Tabel. Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)

N

OTES

NILAI

MAKSIMAL

ORIENTASI

1 Sekarang (tahun), (musim), (Bulan), (tanggal), Hari apa ? 5

2 Kita berada dimana? (Negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit),

(lantai/kamar)

5

REGISTRASI

3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1

detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1

untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat

menyebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan.

3

ATENSI DAN KALKULUS

4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar.

Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata

“WAHYU” (Nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan ;

misalnya uyahw = 2 nilai.

5

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3

BAHASA

6 Pasien disuruh menyebut nama benda yang ditunjukkan (pensil,

buku)

2

7 Pasien disuruh mengulangi kata-kata: “namun”, “tanpa”, “bila”. 1

8 Pasien disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan

anda!, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai!”.

3

9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkanlah

mata anda”

1

10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1

Page 11: Referat Demensia

11 Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1

Total 30

Skor

Nilai 24-30 : Normal

Niali 17-23 : Gangguan kognitif Probable

Nilai 0-16 : Gangguan kognitif definit

Page 12: Referat Demensia

7. Pemeriksaan Montreal Cognitive Assesment

Page 13: Referat Demensia

PEMERIKSAAN SKRINING MONTREAL COGNITIVE ASSESSMENT VERSI INDONESIA (MoCA-InA)

1. Menelusuri Jejak Secara Bergantian (Alternating Trail Making)Instruksi: “Buatlah garis yang menghubungkan sebuah angka dan sebuah huruf dengan urutan meningkat. Mulailah di sini (tunjuk angka [1] dan tariklah sebuah garis dari angka 1 ke huruf A, kemudian menuju angka 2 dan selanjutnya. Akhiri di sini [tunjuk huruf (E)]

Penilaian:Berikan nilai 1 bila subyek menggambar dengan sempurna mengikuti pola berikut ini: 1-A-2-B-3-C-4-D-5-E, tanpa ada garis yang salah. Setiap kesalahan yang tidak segera diperbaiki sendiri oleh subyek diberi nilai 0

2. Kemampuan visuokonstruksional (kubus)Instruksi: “Contohlah gambar berikut setepat mungkin pada tempat yang disediakan di bawah ini”

Penilaian:Berikan nilai 1 untuk gambar yang benar:

Gambar harus tiga dimensi Semua garis tergambar Tidak terdapat garis tambahan Garis-garis tersebut relatif sejajar dan panjangnya sesuai (bentuk prisma segi

empat dapat diterima)Nilai tidak diberikan untuk masing-masing elemen jika kriteria di atas tidak dipenuhi

3. Kemampuan visuokonstruksional (jam dinding)Instruksi:“Gambarlah sebuah jam dinding, lengkapi dengan angka-angkanya dan buat waktunya menjadi pukul 11 liwat 10 menit”

Penilaian: Berikan nilai 1 untuk masing-masing dari tiga kriteria berikut:

Bentuk (nilai 1) : bentuk jam harus berupa lingkaran dengan hanya sedikit distorsi (mis: ketidak sempurnaan dalam menutup lingkaran)

Angka (nilai 1): semua angka yang terlihat dalam jam harus lengkap tanpa tambahan angka; angka harus diletakkan dalam urutan yang tepat dan dalam kuadran yang sesuai dengan bentuk jam; angka-angaka Romawi dapat diterima; angka dapat diletakkan di luar lingkaran

Jarum jam (nilai 1): harus terdapat dua jarum jam yang secara bersamaan menunjukkan waktu yang dimaksud. Jarum yang menunjukkan jam harus secara jelas lebih pendek dari jarum yang menunjukkan menit; jarum jam harus berpusat di dalam lingkaran dengan pertemuan kedua jarum berada dekat dengan pusat lingkaran

Nilai tidak diberikan untuk masing-masing elemen jika kriteria di atas tidak dipenuhi

4. PenamaanInstruksi:“Katakan kepada saya nama dari binatang ini (dimulai dari kiri)”

Penilaian:Masing-masing 1 nilai diberikan untuk jawaban berikut (1) Gajah, (2) Badak, (3) Unta

5. Daya Ingat

Page 14: Referat Demensia

Instruksi:“Ini adalah pemeriksaan daya ingat. Saya akan membacakan sederet kata yang harus anda ingat sekarang dan nanti. Dengarkan baik-baik, setelah saya selesai katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang dapat anda ingat, tidak masalah disebutkan tidak berurutan “ (kemudian pemeriksa membacakan 5 kata dengan kecepatan satu kata setiap detik). Tandai dengan tanda centang (√) di tempat yang disediakan, untuk tiap kata yang dapat diingat secara benar oleh subjek pada pemeriksaan pertama. Ketika subjek menunjukkan bahwa ia telah selesai (telah mengingat semua kata) atau sudah tidak dapat lagi mengingat kata lainnya, bacakan sederet kata untuk kedua kalinya disertai instruksi berikut: “Saya akan membacakan sederet kata yang sama untuk keduaklinya. Cobalah untuk mengingat dan katakana kepada saya sebanyak mungkin kata yang dapat anda ingat, termasuk kata-kata yang sudah anda sebutkan di kesempatan pertama”.Di akhir pemeriksaan kedua, jelaskan kepada subjek bahwa dia akan diminta lagi untuk mengingat kembali kata-kata tersebut dengan mengatakan “Saya akan meminta anda untuk mengingat kembali kata-kata tersebut pada akhir pemeriksaan”.

Penilaian:Tidak ada nilai yang diberikan untuk pemeriksaan pertama dan kedua

6. PerhatianRentang Angka Maju (Forward Digit Span)Instruksi:“Saya akan mengucapkan beberapa angka, dan setelah saya selesai, ulangi apa yang saya ucapkan tepat sebagaimana saya mengucapkannya” (Bacakan kelima urutan angka dengan kecepatan satu angka setiap detik)

Penilaian:Berikan nilai 1 untuk tiap urutan angka yang diulangi secara benar Rentang Angka mundur (Backward Digit Span)Instruksi:“Sekarang saya akan mengucapkan beberapa angka lagi, akan tetapi jika saya sudah selesai, anda harus mengulangi apa yang saya ucapkan dalam urutan terbalik” (Bacakan ketiga urutan angka dengan kecepatan satu angka setiap detik)

Penilaian:Berikan nilai 1 untuk tiap urutan angka yang diulangi secara benar. (N.B.: jawaban yang benar untuk pemeriksaan angka mundur adalah 2-4-7)

KewaspadaanInstruksi:“Saya akan membacakan sebuah urutan huruf, setiap kali saya mengucapkan huruf “A”, tepuk tangan anda sekali, jika saya mengucapkan huruf lainnya jangan tepuk tangan anda”

Penilaian:Berikan nilai 1 jika terdapat nol sampai satu kesalahan (tepuk tangan pada huruf yang salah atau tidak bertepuk tangan pada huruf “A” dihitung sebagai satu kesalahan)

Rangkaian 7 (Serial 7s)Instruksi:

Page 15: Referat Demensia

“Sekarang saya ingin anda berhitung dengan cara mengurangi, mulai angka 100 dikurang tujuh kemudian terus dikurangi dengan angka tujuh sampai saya memberitahukan anda untuk berhenti”. Ulangi instruksi ini untuk kedua kali jika diperlukan

Penilaian:Nilai maksimal adalah 3. Berikan:nilai 0 : jika tidak ada jawaban yang benar, nilai 1 : untuk satu jawaban yang benar, nilai 2 : untuk 2 sampai tiga jawaban yang benar, nilai 3 : jika subyek dapat memberikan empat atau lima jawaban yang benar. Hitung setiap jawaban pengurangan 7 yang benar dimulai dari 100. Setiap pengurangan dinilai secara independen, maksudnya jika subyek menjawab dengan jawaban yang salah akan tetapi melanjutkan pengurangan 7 yang benar dari angka tersebut, berikan nilai untuk tiap hasil pengurangan yang benar. Sebagai contoh, seorang subyek menjawab “92-85-78-71-64” yang mana angka “92” adalah jawaban yang salah, akan tetapi semua angka berikutnya dikurangi tujuh jawabannya benar. Dalam hal ini hanya ada satu kesalahan dan nilai yang dapat diberikan pada bagian ini adalah 3.

7. Pengulangan KalimatInstruksi:“Saya akan membacakan kepada anda sebuah kalimat, setelah itu ulangi kepada saya tepat seperti apa yang saya bacakan [jeda]: “Wati membantu saya menyapu lantai hari ini”Setelah mendapat jawaban, katakan: “Sekarang saya akan membacakan kepada anda kalimat berikutnya, setelah itu ulangi kepada saya tepat seperti apa yang saya bacakan [jeda]:“Tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang”

Penilaian:Berikan nilai 1 untuk setiap kalimat yang diulangi dengan benar. Pengulangan kalimat harus urutan yang tepat. Perhatikan kemungkinan kesalahan kecil seperti kata yang dihilangkan (misalnya, tidak menyertakan kata “saya”, “ketika”) atau adanya penambahan (misalnya, “Tikus tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang”)

8. Kelancaran BerbahasaInstruksi:“Katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda tahu yang dimulai dengan huruf tertentu yang akan saya katakan sesaat lagi. Anda boleh menyebut kata apa saja yang anda pikirkan kecuali nama orang/nama kota (misalnya Budi, Bandung), dan kata yang sama ditambah akhiran kata (misalnya, bayar, bayaran). Saya akan meminta anda untuk berhenti setelah satu menit. Apakah anda siap? [jeda], “Sekarang katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda ketahui yang dimulai dengan huruf S [beri waktu 60 detik]. Berhenti”

Penilaian:Berikan niali 1 jika subyek berhasil memberikan 11 kata atau lebih dalam 60 detik. Tulis jawaban subyek pada bagian bawah atau samping formulir pemeriksaan.

Page 16: Referat Demensia

9. Kemampuan AbstrakInstruksi:“Katakan kepada saya apa kesamaan antara jeruk dan pisang” jika subyek menjawab dengan jawaban yang konkrit/tidak abstrak, maka tambahan pertanyaan hanya sekali lagi: “Katakan kepada saya kesamaaan lainnya dari kedua benda tersebut” Jika subyek tidak memberikan jawaban yang sesuai (buah), katakan, “Ya, keduanya adalah buah”. Jangan memberikan perintah atau penjelasan tambahan.Setelah latihan, katakan: “Sekarang, (beritahu) katakan kepada saya apa kesamaan kereta api dan sepeda.” Setelah mendapat jawaban, lakukan pemeriksaan yang kedua, dengan mengatakan “Sekarang, (beritahu) katakan kepada saya apa kesamaan sebuah penggaris dan jam tangan”. Jangan memberikan perintah atau penjelasan tambahan.

Penilaian:Hanya dua pasangan kata terakhir yang dinilai. Berikan nilai 1 untuk tiap pasangan kata yang dijawab secara benar. Jawaban-jawaban berikut ini dianggap benar:Kereta Api – Sepeda = alat transportasi, sarana bepergian, kita dapat melakukan perjalanan dengan keduanya.Penggaris – Jam tangan = alat ukur, digunakan untuk mengukurJawaban-jawaban berikut ini dianggap tidak tepat: Kereta Api – Sepeda = keduanya mempunyai rodaPenggaris – Jam tangan = keduanya mempunyai angka-angka

10. Memori tertundaInstruksi:“Saya telah membacakan beberapa kata kepada anda sebelumnya, dan saya telah meminta anda untuk mengingatnya. Beritahukan kepada saya sebanyak mungkin kata-kata tersebut yang bisa anda ingat. Beri tanda centang (√) di tempat yang telah disediakan untuk setiap kata yang dapat diingat secara spontan tanpa petunjuk.

Penilaian:Berika nilai 1 untuk setiap kata yang dapat diingat secara spontan tanpa petunjuk apapun.

Pilihan:Sebagai lanjutan dari tes memori tertunda beri petunjuk kepada subyek dengan petunjuk kategori semantik yang diberikan di bawah ini untuk tiap kata yang belum dapat diingat. Beri tanda centang (√) pada tempat yang disediakan jika subyek dapat mengingat kata tersebut dengan bantuan petunjuk kategori atau pilihan ganda. Informasikan kata-kata yang belum diingat dengan cara berikut ini. Jika subyek masih belum dapat mengingat kata tersebut setelah diberikan petunjuj kategori, berikan kepadanya pertanyaan pilihan ganda, seperti contoh instruksi berikut, “Apakah kata tersebut dari pilihan kata berikut ini, HIDUNG, WAJAH atau TANGAN?”Gunakan petunjuk kategori dan atau petunjuk pilihan ganda beriut jka diperlukan:

WAJAH : petunjuk kategori: bagian dari tubuh pilihan ganda: hidung, wajah, tanganSUTERA : petunjuk kategori: jenis kain pilihan ganda: katun, beludru, suteraMASJID : petunjuk kategori: jenis bangunan pilihan ganda: masjid, sekolah, rumah sakitANGGREK : petunjuk kategori: jenis bunga pilihan ganda: mawar, anggrek, melatiMERAH : petunjuk kategori: warna pilihan ganda: merah, biru, hijau

Page 17: Referat Demensia

Penilaian:Tidak ada nilai yang diberikan untuk kata-kata yang dapat diingat dengan bantuan petunjuk. Petunjuk digunakan hanya untuk memperoleh informasi klinis dan dapat memberikan informasi tambahan yang diperlukan mengenai jenis kelainan daya ingat. Untuk penurunan daya ingat yang disebebkan oleh kegagalan proses mengingat kembali (retrieval failures), kinerja dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk. Untuk penurunan daya ingat yang disebaban oleh kegagalan menerjemahkan sandi ingatan (encoding failures), kinerja tidak dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk.

11. Kemampuan OrientasiInstruksi:“Katakan kepada saya tanggal hari ini”Jika subyek tidak dapat memberikan jawaban yang lengkap, berikan tanggapan dengan mengatakan “Katakan kepada saya tahun, bulan, tanggal dan hari pada saat ini” kemudian katakan: “Sekarang, katakan kepada saya nama tempat ini dan berada di kota apa?”

Penilaian:Berikan nilai satu untuk tiap jawaban yang benar. Subyek harus menjawab secara tepat untuk tanggal dan nama tempat (nama rumah sakit, klinik, kantor). Tidak ada nilai yang diberijkan jika subyek membuat kesalahan walau satu hari dalam penyebutan tanggal.

NILAI TOTAL:

Nilai maksimal sebesar 30

Nilai total akhir 26 atau lebih dianggap normal

Berikan tambahan 1 nilai untuk individu yang mempunyai pendidikan formal selama 12 tahun atau kurang (tamat Sekolah Dasar-tamat Sekolah Menengah Atas), jika total nilai kurang dari 30.

Page 18: Referat Demensia

FAKTOR RISIKO VASCULAR COGNITIVE IMPAIRMENT

PUSKESMAS/KECAMATAN : …………………………KABUPATEN/KOTA : ……………PROVINSI :………Nama : ……………………………………………………. No. KTP :………………………………….Tanggal lahir : …………………………………. L/P Kunjungan : Pertama

KontrolAlamat : ……………………………………………………. Suku/Agama : ….……………………….Pendidikan : ……………………………………… Pekerjaan : ………………………………… Penghasilan rata-rata/bulan Rp. …………………...…… ,-ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Ya Tidak

Kolesterol

Apakah merasa kegemukan?Body mass index = …Apakah banyak makan makanan berlemak

Gula Darah

Pernah periksa gula darah (3-6 bulan terakhir) = …. ml/hgApakah sering minum berlebihanApakah merasa haus terusApakah sering Buang Air Kecil terus menerusApa sering makan banyakApakah keluarga memiliki riwayat diabetes

Darah Tinggi Pernah periksa tekanan darah (3-6 bulan terakhir)

Jantung

Apakah sering merasa nyeri dada?Apakah sering merasa sesak nafasApakah pernah tiba-tiba peloApakah pernah hilang penglihatan secara tiba-tiba?Apakah pernah tiba-tiba merasa lemas?

Faktor Risiko

Merokok

(1) Ya setiap hari (2) Ya, kadang-kadang(1) Tidak,

sebelumnya pernah

(2) Tidak pernah sama sekali

Dalam 12 Bulan terakhir minum minuman beralkohol (1) Ya (2) tidak

Dalam 1 Bulan terakhir minum minuman beralkohol(1) Ya, 5 hari atau

lebih/minggu (2) 1-4 hari/minggu

(3) < 1 hari/bulan (4) 1hari/bulan

Makan-makanan asin (1) < 1x/hari (2) 1x/hari (3) 2x/hari (4) 3x/hari

Makan/minum yang manis-manis (1) < 1x/hari (2) 1x/hari (3) 2x/hari (4) 3x/hari

Makan sayur (1 x 1 porsi) (1) < 1x/hari (2) 1x/hari (3) 2x/hari (4) 3x/hari

Makan buah (1 x 1 porsi) (1) < 1x/hari (2) 1x/hari (3) 2x/hari (4) 3x/hari

Melakukan olah raga(1) Ya ….menit/hari …./mingggu(2) Ya, …..hari/bulan (3) Jarang/tidak pernah

Merasa tegang, cemas atau panik (1) < 1x/hari (2) 1x/hari (3) 2x/hari (4) 3x/hari

18

Page 19: Referat Demensia

8. Pemeriksaan SLUM10

9. Pemeriksaan Clinical Dementia Rating (CDR)8

(terlampir)

19

Page 20: Referat Demensia

10. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang lain yang berguna untuk membantu diagnosis Penyakit

Alzheimer antara lain :

a. Pemeriksaan laboratorium2

Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan kadar vitamin B12 dan asam folat.

Pemeriksaan elektrolit

Pemeriksaan glukosa

Pemeriksaan fungsi ginjal ( ureum dan kretinin)

Pemeriksaan enzim hati

Pemeriksaan fungsi tiroid (TSH)

Pemeriksaan serologis HIV dan sifilis.

Pemeriksaan analisis gas darah.

b. Pemeriksaan radiologi2

MRI atau Ct-Scan otak alah pemeriksaan radiologi yang utama. Pada penderita

Alzheimer, MRI atau CT-scan akan menunjukkan atrofi serebral atau kortikal

yang difus.

SPECT scan. Pemeriksaan ini akan menunjukkan penurunan perfusi jaringan di

daerah Temporoparietalis bilateral yang biasanya terjadi pada penderita

Alzheimer.

PET Scan .Pemeriksaan ini menunjukkan penurunan aktivitas metabolic di daerah

temporoparietalis bilateral.

Indikasi MRI/CT Scan pada penderita demensia

Awitan terjadi pada usia < 65 tahun.

Manifestasi Klinis timbul < 2 tahun

Tanda atau gejala neurologi asimetris.

Gambaran klinis Hidrosefalus tekanan normal {NPH (Normal pressure

hydrocephalus)}2

20

Page 21: Referat Demensia

c. EEG

Pemeriksaan ini menunjukkan penurunan aktivitas alfa dan peningkatan aktivitas teta

yang menyeluruh.2

d. Pungsi lumbal

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan kelainan cairan cerebrospinal,

seperti meningitis kronis, meningoensefalitis, atau vaskulitis serebral.2

11. Prognosis

Pasien dengan penyakit Alzheimer mempunyai survival rate 5-10 tahun setelah diagnosis

ditegakkan dan seringkali meninggal karena infeksi. Penurunan kognitif serta sifat

ketergantungan yang dialami pasien Alzheimer memberikan beban mental, fisik, dan

ekonomi yang berat terutama kepada keluarga dan kerabat dekat yang mengurus pasien.2

E. Demensia Vaskular

Demensia vascular ialah sindrom demensia yang disebabkan disfungsi otak akibat penyakit

serebrovaskular atau stroke. Demensia vascular merupakan penyebab demensia kedua

tersering setelah demensia Alzheimer.2

1. Epidemiologi

Sepertiga penderita pascastroke yang masih hidup didiagnosis demensia vascular.2

2. Etiologi

Stroke, penyakit infeksi SSP kronis (meningitis, sifilis, dan HIV), penggunaan alcohol

kronis, pajanan kronis terhadap logam (keracunan merkuri, arsenic, dan aluminium),

trauma kepala berulang pada petinju professional, penggunaan obat-obatan jangka

panjang, obat-obatan sedative, dan analgetik.2

3. Patofisiologi

Mekanisme demensia vaskular :

a. Degenerasi yang disebabkan faktor genetic, peradangan, atau perubahan biokimia.

b. Aterosklerosis, infark thalamus, ganglia basalis, jaras serebral, dan area di sekitarnya.

21

Page 22: Referat Demensia

c. Trauma, lesi di serebral terutama di lobus frontalis dan temporalis, korpus kalosum,

dan mesensefalon.

d. Kompresi, TIK meningkat, dan hidrosefalus kronis (NPH

Sebagai fungsi diensefalon dan lobus temporalis lebih dominan untuk memori jangka

panjang dibandingkan dengan korteks lainnya. Kegagalan dalam tes fungsi verbal (afasia)

berhubungan dengan gangguan di hemisfer serebral dominan, khususnya di bagian

perisilvian dari lobus frontalis, temporalis, dan parientalis. Kehilangan kemampuan

membaca dan berhintung berhubungan dengan lesi di hemisfer serebri dominan bagian

posterior. Gangguan menggambar dan membangun bentuk sederhana dan kompleks

dengan balok, tongkat, serta mengatur gambar, biasanya terjadi bila terdapat lesi di lobus

parientalis hemisfer serebri nondominan.2

4. Fisiologi Demensia vaskuler

a. Lokasi Infark. Infark di lobus temporalis menyebabkan gangguan memori, lesi di

lobus parientalis dapat mengakibatkan gangguan orientasi spasial, apraksi, agnosia

serta gangguan fungsi luhur lain. Depresi lebih sering terjadi pada lesi di hemisfer kiri

daripada di hemisfer kanan.2

b. Jumlah lesi. Bila seseorang telah mempunyai lesi di otak dan kemudian lesinya

bertambah karena ia mengalami stroke berulang, maka deficit yang timbul bukan

aditif melainkan berlipat ganda.2

c. Ukuran lesi. Gangguan mental cenderung terjadi bila volume infark melebihi 50ml.

Pada demensia dengan infark yang letaknya strategis, lesi kecil dapat mengakibatkan

gangguan kognitif yang berat.2

5. Manifestasi Klinis

Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang mengganggu kegiatan

harian seseorang seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar, dan

kecil.2 Pada demensia jenis ini tidak didapatkan gangguan kesadaran. Gejala dan

disabilitas telah timbul paling sedikit 6 bulan pasca stroke.2

6. Diagnosis

Untuk menentukan demensia diperlukan kriteria yang mencakup :

22

Page 23: Referat Demensia

a. Kemampuan intelektual menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan

dan lingkungan.2

b. Defisit kognitif selalu melibatkan memori, biasanya didapatkan gangguan berpikir

abstrak, menganalisis masalah, gangguan pertimbangan, afasia, apraksia, kesulitan

konstruksional, dan perubahan kepribadian.

c. Kesadaran masih baik.2

Pedoman diagnostik untuk menentukan demensia vaskular antara lain :

a. Terdapat gejala demensia seperti di atas.

b. Hendaklah fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya

ingat, gangguan daya berpikir, gejala neurologis daya ingat, gangguan daya berpikir,

gejala neurologis fokal). Titik (insight) dan daya nilai (judgment) secara relative tetap

baik.

c. Awitan yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai gejala neurologis

fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia vaskule.

d. Pedoman diagnostic untuk demensia vaskuler awitan akut : Biasanya terjadi secara

cepat sesudah serangkaian stroke akibat thrombosis serebrovaskuler, embolisme, atau

perdarahan. Pada kasus yang jarang, satu infark yang besar dapat menjadi penyebab.

Tabel : Skor Iskemik Hachinski2

Riwayat dan Gejala Skor

Awitan mendadak 2

Deteriorasi bertahap 1

Perjalanan Klinis fluktuatif 2

Kebingungan malam hari 1

Kepribadian relative tidak terganggu 1

Depresi 1

Keluhan somatic 1

Emosi labil 1

Riwayat hipertensi 1

23

Page 24: Referat Demensia

Riwayat penyakit serebrovaskuler 2

Arteriosklerosis penyerta 1

Keluhan neurologi fokal 2

Gejala neurologi fokal 2

Skor iskemik Hachinski berguna untuk membedakan demensia Alzheimer dengan demensia

vaskuler

Bila skor ≤ 4 : demensia Alzheimer

Bila skor ≥ 7 : demensia Vaskuler

F. Diagnosis banding7

Diagnosis difokuskan pada hal-hal berikut ini:

a. Demensia Tipe Alzheimer lawan Demensia vaskuler

Secara klasik, demensia vaskuler dibedakan dengan demensia tipe Alzheimer dengan

adanya perburukan penurunan status mental yang menyertai penyakit serebrovaskuler

seiring berjalannya waktu. Meskipun hal tersebut adalah khas, kemerosotan yang

bertahap tersebut tidak secara nyata ditemui pada seluruh kasus. Gejala neurologis fokal

lebih sering ditemui pada demensia vaskuler daripada demensia tipe Alzheimer, dimana

hal tersebut merupakan patokan adanya faktor risiko penyakit serebrovaskuler.

b. Demensia Vaskuler lawan Transient Ishemic Attacks

Transient ischemic attacks (TIA) adalah suatu episode singkat dari disfungsi neurologis

fokal yang terjadi selama kurang dari 24 jam (biasanya 5 hingga 15 menit). Meskipun

berbagai mekanisme dapat mungkin terjadi, episode TIA biasanya disebabkan oleh

mikroemboli dari lesi arteri intrakranial yang mengakibatkan terjadinya iskemia otak

sementara, dan gejala tersebut biasanya menghilang tanpa perubahan patologis jaringan

parenkim. Sekitar sepertiga pasien dengan TIA yang tidak mendapatkan terapi

mengalami infark serebri di kemudian hari, dengan demikian pengenalan adanya TIA

merupakan strategi klinis penting untuk mencegah infark serebri. Dokter harus

membedakan antara episode TIA yang mengenai sistem vertebrobasiler dan sistem

24

Page 25: Referat Demensia

karotis. Secara umum, gejala penyakit sistem vertebrobasiler mencerminkan adanya

gangguan fungsional baik pada batang otak maupun lobus oksipital, sedangkan distribusi

sistem karotis mencerminkan gejala-gejala gangguan penglihatan unilateral atau kelainan

hemisferik. Terapi antikoagulan, dengan obat-obat antipletelet agregasi seperti aspirin

dan bedah reksonstruksi vaskuler ekstra dan intrakranial efektif untuk menurunkan risiko

infark serebri pada pasien dengan TIA.

c. Delirium

Membedakan antara delirium dan demensia dapat lebih sulit daripada yang ditunjukkan

oleh klasifikasi berdasarkan DSM IV. Secara umum, delirium dibedakan dengan

demensia oleh awitan yang cepat, durasi yang singkat, fluktuasi gangguan kognitif dalam

perjalanannya, eksaserbasi gejala yang bersifat nokturnal, gangguan siklus tidur yang

bermakna, dan gangguan perhatian dan persepsi yang menonjol.

Tabel . Perbedaan Klinis Delirium dan Demensia.

Gambaran Delirium Demensia

Riwayat Penyakit akut Penyakit Kronik

Awal Cepat Lambat laun

Sebab Terdapat penyakit lain (infeksi,

dehidrasi, guna/putus obat)

Biasanya penyakit otak kronik

(sptAlzheimer, demensia

vaskular)

Lamanya Ber-hari/-minggu Ber-bulan/-tahun

Perjalanan sakit Naik turun Kronik Progresif

Taraf Kesadaran Orientasi Naik turun, terganggu periodik Normal intak pada awalnya

Afek Cemas dan iritabel Labil tapi tak cemas

Alam pikiran Sering terganggu Turun jumlahnya

Bahasa daya ingat Lamban. Inkoheren,

inadekuat, angka pendek terganggu

nyata

Sulit menemukan istilah tepat

Jangka pendek dan panjang

terganggu

Persepsi Halusinasi (visual) Halusinasi jarang terjadi

kecuali sundowning

25

Page 26: Referat Demensia

Psikomotor

Tidur

Retardasi, agitasi, campuran

Terganggu siklus tidurnya

Normal

Sedikit terganggu siklus

tidurnya

Atensi dan kesadaran Amat terganggu Sedikit terganggu

Reversibilitas Sering reversibel Umumnya tak reversibel

Penanganan Segera Perlu tapi tak segera

d. Depresi

Beberapa pasien dengan depresi memiliki gejala gangguan fungsi kognitif yang sukar

dibedakan dengan gejala pada demensia. Gambaran klinis kadang-kadang menyerupai

psuedodemensia, meskipun istilah disfungsi kognitif terkait depresi (depression-related

cognitive dysfunction) lebih disukai dan lebih dapat menggambarkan secara klinis. Pasien

dengan disfungsi kognitif terkait depresi secara umum memiliki gejala-gejala depresi

yang menyolok, lebih menyadari akan gejala-gejala yang mereka alami daripada pasien

dengan demensia serta sering memiliki riwayat episode depresi.

e. Skizofrenia

Meskipun skizofrenia dapat dikaitkan dengan kerusakan fungsi intelektual yang didapat

(acquired), gejalanya lebih ringan daripada gejala yang terkait dengan gejala-gejala

psikosis dan gangguan pikiran seperti yang terdapat pada demensia.

f. Proses penuaan yang normal

Proses penuaan yang normal dikaitkan dengan penurunan berbagai fungsi kognitif yang

signifikan, akan tetapi masalah-masalah memori atau daya ingat yang ringan dapat terjadi

sebagai bagian yang normal dari proses penuaan. Gejala yang normal ini terkadang

dikaitkan dengan gangguan memori terkait usia, yang dibedakan dengan demensia oleh

ringannya derajat gangguan memori dan karena pada proses penuaan gangguan memori

tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi perilaku sosial dan okupasional pasien.

G. Farmakoterapi demensia

Penatalaksanaan untuk penderita Alzheimer mencakup terapi simtomatik dan rehabilitatif.

Sasaran terapi simtomatik adalah mengurangi gejala kognitif, perilaku dan psikiatrik.

26

Page 27: Referat Demensia

Tabel : Jenis, dosis, dan efek samping obat-obat demensia.2

Nama Obat Golongan Indikasi Dosis Efek Samping

Donepezil Penghambat

Kolinesterase

DA ringan

sedang

Dosis awal 5 mg/hr bila perlu,

setelah 4-6 minggu menjadi

10mg/hr.

Mual, muntah,

diare, insomnia

Galantamine Penghambat

kolinesterase

DA ringan

sedang

Dosis awal 8 mg/hr; setiap

bulan dosis dinaikkan 8 mg/hr

hingga dosis maksimal 24

mg/hr.

Mual, muntah,

diare, anoreksia

Rivastigmine Penghambat

kolinesterase

DA ringan

sedang

Dosis awal 2x1,5mg/hr; setiap

bulan dinaikkan 2x1,5mg/hr

hingga dosis maksimal 2x6

mg/hr.

Mual, muntah,

pusing, diare,

anoreksia

Memantine Penghambat

reseptor

NMDA

DA

sedang

berat

Dosis awal 5mg/hr; setelah 1

minggu , dosis dinaikkan

menjadi 2x5 mg/hr dan

seterusnya hingga dosis

maksimal 2x10 mg/hr

Pusing, nyeri

kepala,

konstipasi

Tabel : Jenis, dosis dan efek samping pengobatan untuk gangguan Psikiatrik dan perilaku

pada demensia.2

Depresi

Nama Obat Dosis Efek Samping

27

Page 28: Referat Demensia

Sitalopram 10-40mg/hr Mual, mengatuk, nyeri kepala, tremor, dan disfungsi seksual

Esitalopram 5-20 mg/hr Insomnia, diare, mual, mulut kering, dan mengantuk

Sertralin 25-100mg/hr Mual, diare, mengantuk, mulut kering, dan disfungsi seksual

Fluoksetin 10-40mg/hr Mual, diare, mengantuk, insomnia, tremor, dan ansietas

Venlaflaksin 37,5-225mg/hr Nyeri kepala, mual, anoreksia, insomnia, dan mulut kering

Duloksetin 30-60mg/hr Penurunan nafsu makan, mual, mengantuk, dan insomnia

Agitasi, ansietas dan perilaku obsesif

Quetiapin 25-300mg/hr Mengantuk, pusing, mulut kering, konstipasi, dyspepsia, dan

peningkatan berat badan.

Olanzapin 2,5-10mg/hr Peningkatan berat badan, mulut kering, peningkatan nafsu

makan, pusing, mengantuk, dan tremor

Risperidon 0,5-1mg 3x/hr Mengantuk, tremor, insomnia, pandangan kabur, pusing, nyeri

kepala, mual, dan peningkatan berat badan.

Ziprasidon 20-80 mg/hr Kelelahan, mual, interval QT memanjang, pusing, diare, dan

gejala ekstrapiramidal.

Divalproex 125-500 mg

2x/hr

Mengantuk, kelemahan, diare, konstipasi, dyspepsia, depresi,

ansietas, dan tremor.

Gabapentin 100-300 mg

3x/hr

Konstipasi,dyspepsia, kelemahan, hipertensi, anoreksia, vertigo,

pneumonia, peningkatan kadar kretinin

Alprazolam 0,25-1mg 3x/hr Sedasi, disartria, inkoordinasi, gangguan ingatan

Lorazepam 0,5-2mg 3x/hr Kelelahan, mual, inkoordinasi, konstipasi, muntah, disfungsi

seksual

Insomnia

Zolpidem 5-10mg malam

hari

Diare, mengantuk

Trezodon 25-100 mg

malam hari

Pusing, nyeri kepala, mulut kering, konstipasi.

Terapi dengan menggunakan pendekatan lain

Obat-obatan lain telah diuji untuk meningkatkan aktivitas kognitif termasuk

penguat metabolisme serebral umum, penghambat kanal kalsium, dan agen serotonergik.

28

Page 29: Referat Demensia

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa slegilin (suatu penghambat monoamine oksidase tipe

B), dapat memperlambat perkembangan penyakit ini.

Terapi pengganti Estrogen dapat menginduksi risiko penurunan fungsi kognitif

pada wanita pasca menopause, walau demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut

mengenai hal tersebut. Terapi komplemen dan alternatif menggunakan ginkgo biloba dan

fitoterapi lainnya bertujuan untuk melihat efek positif terhadap fungsi kognisi. Laporan

mengenai penggunaan obatantiinflamasi nonsteroid (OAINS) memiliki efek lebih rendah

terhadap perkembangan penyakit Alzheimer. Vitamin E tidak menunjukkan manfaat dalam

pencegahan penyakit.7

H. Terapi psikososial

Kemerosotan status mental memiliki makna yang signifikan pada pasien dengan

demensia. Keinginan untuk melanjutkan hidup tergantung pada memori. Memori jangka

pendek hilang sebelum hilangnya memori jangka panjang pada kebanyakan kasus demensia,

dan banyak pasien biasanya mengalami distres akibat memikirkan bagaimana mereka

menggunakan lagi fungsi memorinya disamping memikirkan penyakit yang sedang

dialaminya. Identitas pasien menjadi pudar seiring perjalanan penyakitnya, dan mereka hanya

dapat sedikit dan semakin sedikit menggunakan daya ingatnya. Reaksi emosional bervariasi

mulai dari depresi hingga kecemasan yang berat dan teror katastrofik yang berakar dari

kesadaran bahwa pemahaman akan dirinya (sense of self) menghilang.

Pasien biasanya akan mendapatkan manfaat dari psikoterapi suportif dan

edukatif sehingga mereka dapat memahami perjalanan dan sifat alamiah dari penyakit yang

dideritanya. Mereka juga bisa mendapatkan dukungan dalam kesedihannya dan penerimaan

akan perburukan disabilitas serta perhatian akan masalah-masalah harga dirinya. Banyak

fungsi yang masih utuh dapat dimaksimalkan dengan membantu pasien mengidentifikasi

aktivitas yang masih dapat dikerjakannya. Suatu pendekatan psikodinamik terhadap defek

fungsi ego dan keterbatasan fungsi kognitif juga dapat bermanfaat. Dokter dapat membantu

pasien untuk menemukan cara “berdamai” dengan defek fungsi ego, seperti menyimpan

kalender untuk pasien dengan masalah orientasi, membuat jadwal untuk membantu menata

struktur aktivitasnya, serta membuat catatan untuk masalah-masalah daya ingat.

29

Page 30: Referat Demensia

Intervensi psikodinamik dengan melibatkan keluarga pasien dapat sangat membantu.

Hal tersebut membantu pasien untuk melawan perasaan bersalah, kesedihan, kemarahan,

dan keputusasaan karena ia merasa perlahan-lahan dijauhi oleh keluarganya.7

BAB III

KESIMPULAN

30

Page 31: Referat Demensia

Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat

kronis dan progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas

belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan

fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku, dan motivasi.

Demensia Alzheimer merupakan demensia yang paling sering terjadi dan belum ada

penyembuhannya. Demensia vascular merupakan merupakan penyakit kedua setelah demensia

Alzaimer yang dapat menyebabkan demensia. Sebagai dokter kita perlu memberikan edukasi

terhadap pasien dan keluarga pasien. Menasihati keluarga pasien supaya sentiasa mendukung dan

bersabar.

Daftar Pustaka

31

Page 32: Referat Demensia

1. Prof. DR, Mahar Mardjono; Prof.DR, Priguna Sidharta; Dementia; neurolgi klinis dasar;

Dian rakyat; 2009 Bab VI halaman 211-213.

2. Dr George Dewanto,Sp.S; Dr wita J. Suwono, Sp.S; Dr Budi Riyanto, Sp.S; Dr Yuda

Turana, Sp.S Demensia Alzheimer, demensia Vaskular, Farmako terapi demensia;

Diagnosis & tatalaksana penyakit saraf; Departemen Ilmu penyakit saraf fakultas

kedokteran UNIKA ATMAJAYA; penerbit buku kedokteran 2009 Bab 12 hal 174-183.

3. Dementia ; A.D.A.M Medical Encyclopedia.;Pub Med Health; Diunduh dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001748/ pada 17/12/2014.

4. Alzheimer’s Disease Health Center; Web MD; Diunduh dari

http://www.webmd.com/alzheimers/guide/alzheimers-dementia.page=2 Pada 20/11/2012

5. Processes which affect the brain; Dementia care center; Diunduh dari

http://www.dementiacarecentral.com/node/1458 pada 17/12/2014.

6. Alzheimer’S disease; neuropathology web; Diunduh dari http://neuropathology-

web.org/chapter9/chapter9bAD.html pada 17/12/2014

7. Demensia (penurunan daya ingat), diunduh dari

www.emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id pada 17/12/2014.

8. Clinical Dementia Rating, diunduh dari:

http://www.dementiaassessment.com.au/global/cdr_scale.pdf pada 17/12/2014

9. Montreal Cognitive Assesment, diunduh dari:

https://www.scribd.com/doc/97522386/MOCA-InA-Instruksi-Dan-Penilaian#download

pada 17/12/2014

10. SLUMS Examination, diunduh dari:

http://medschool.slu.edu/agingsuccessfully/pdfsurveys/slumsexam_05.pdf pada

17/12/2014

32