REFERAT CHOLESTASIS

download REFERAT CHOLESTASIS

of 29

Transcript of REFERAT CHOLESTASIS

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    1/29

    REFERAT ILMU KESEHATAN ANAK

    KOLESTASIS

    Pembimbing :

    dr. Nur Faizah, S.A

    !i"u"un #$eh :%urr#&u 'Aini ()A*+*-

    SMF ILMU KESEHATAN ANAK

    RSU! PROF. !R. MAR(ONO SOEKAR!/O

    FAKULTAS KE!OKTERAN

    UNI0ERSITAS /EN!ERAL SOE!IRMAN

    PUR1OKERTO

    2*+

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    2/29

    LEM3AR PEN(ESAHAN

    Te$ah dire"en&a"i4an dan di"e&u5ui re6era& dengan 5udu$ :

    KOLESTASIS

    Pada &angga$, Mei 2*+

    !ia5u4an un&u4 memenuhi "a$ah "a&u "7ara& mengi4u&i

    r#gram r#6e"i d#4&er di 3agian I$mu Ke"eha&an Ana4

    RSU! Pr#6. !r. Marg#n# S#e4ard5# Pur8#4er

    !i"u"un #$eh :

    %urr#&u 'Aini ()A*+*-

    Menge&ahui,

    Pembimbing

    dr. Nur Faizah, S.A

    KATA PEN(ANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim.Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., karena atas rahmat dan

    hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam semoga

    senantiasa tercurahkan kepada Nai !uhammad SAW.

    Saya ucapkan terima kasih kepada para pengajar, "asilitator, dan

    narasumer S!# $lmu %esehatan Anak, terutama dr. Nur #ai&ah, Sp.A selaku

    pemiming kami.

    %ami sadari 'e"erat ini masih jauh dari kesempurnaan. %ritik dan saran

    yang memangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaannya.

    (

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    3/29

    )emikian yang dapat saya sampaikan, semoga re"erat ini dapat erman"aat

    khususnya agi saya yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan

    pelajaran agi yang memacanya.

    Purwokerto, !ei (*+

    Penulis

    !AFTAR ISI

    LEM3AR PEN(ESAHAN..............................................................................2

    KATA PEN(ANTAR........................................................................................9

    I. PEN!AHULUAN........................................................................................

    II. TIN/AUAN PUSTAKA

    A. )e"inisi....................................................................................................

    B. tiologi....................................................................................................

    . pidemiologi.........................................................................................../

    ). !etaolisme Biliruin.............................................................................+*

    . Patogenesis..............................................................................................+(#. !ani"estasi %linis...................................................................................+0

    1. Penegakan )iagnosis...............................................................................+

    2. )iagnosis Banding..................................................................................(*

    $. Penatalaksanaan......................................................................................(0

    3. Pemantauan.............................................................................................(

    %. %omplikasi..............................................................................................(4

    5. Prognosis.................................................................................................(/

    III. KESIMPULAN...........................................................................................9*

    !AFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9+

    6

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    4/29

    3A3 I

    PEN!AHULUAN

    %olestatis merupakan kondisi terganggunya sekresi dan ekskresi empedu

    dari hati ke duodenum. 1angguan terseut dapat terjadi mulai dari memrana-

    asolateral dari hepatosit sampai tempat masuk saluran empedu ke dalam

    duodenum. %olestasis terjadi ila didapatkan hamatan sekresi eragai sustansi

    yang seharusnya disekresikan ke dalam duodenum, sehingga menyeakan

    tertahannya sustansi terseut di dalam hati dan menimulkan kerusakan sel-sel

    hati. %olestasis neonatal masih menjadi permasalahan diidang ilmu kesehatan

    anak karena spektrum penyeanya sangat luas dengan gejala klinis serupa.

    %esadaran akan adanya kolestasis pada neonatus dengan ikterus erumur leih

    dari +0 hari merupakan kunci utama dalam penegakan diagnosis dini yang

    erperan penting terhadap prognosa 7Arie", (*+*8.

    3umlah penderita kolestasis dari tahun ke tahun pada ayi dan anak

    semakin ertamah. )ata dari $nstalasi 'awat $nap 'S9 )r. Sutomo Suraaya

    antara tahun +///-(**0 dari +/(4* penderita rawat inap, didapatkan /:

    penderita dengan kolestasis neonatal, hepatitis neonatal ; 74*,;:8, atresia iliaris

    / 7/,0:8, kista duktus koledokus < 7

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    5/29

    utama adalah memedakan dengan segera apakah kolestasis terjadi karena

    penyea intrahepatik atau ekstrahepatik 73u""rie et al., (**/8.

    3A3 II

    TIN/AUAN PUSTAKA

    A. !e6ini"i

    %olestasis adalah semua kondisi yang menyeakan terganggunya

    sekresi dan ekskresi empedu ke duodenum sehingga menyeakan tertahannya

    ahan-ahan atau sustansi yang seharusnya dikeluarkan ersama empedu

    terseut di hepatosit. Secara klinis kolestasis ditandai dengan adanya ikterus,

    tinja erwarna pucat atau akolik 7sterkoilin "eses negati"8 dan urin erwarna

    kuning tua seperti teh 7iliruin urin positi"8. Parameter yang digunakan adalah

    kadar iliruin direk serum >+ mg?d5 ila iliruin total @< mg?d5 atau

    iliruin direk >(*: dari iliruin total ila kadar iliruin total >< mg?d5

    73u""rie et al., (**/8. )iseut kolestasis neonatal apaila kolestasis terjadi

    selama /* hari kehidupan ekstra-uterin 73u""rie et al., (*+(8.

    3. E&i#$#gi

    tiologi kolestasis digolongkan menjadi intrahepatik dan

    ekstrahepatik yang masing-masing mempunyai eragai macam etiologi

    73u""rie et al., (**/ %arpen, (**(8.

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    6/29

    1amar +. tiologi %olestasis Neonatal

    +. %olestasis $ntrahepatik

    %olestasis intrahepatik didasari oleh gangguan pada hepatosit dan saluran

    empedu dengan sistem ilier ekstrahepatik yang er"ungsi dengan aik.

    a. Saluran mpedu

    )igolongkan dalam ( entuk, yaitu paucity saluran empedu

    dan disgenesis saluran empedu. Secara emriologis, saluran empedu

    intrahepatik 7hepatolas8 ereda asalnya dengan saluran empedu

    ekstrahepatik 7"oregut8, sehingga kelainan saluran empedu dapat

    mengenai hanya saluran intrahepatik atau hanya saluran ekstrahepatik

    saja. Beerapa kelainan intrahepatik seperti ekstasia ilier dan hepatic

    fibrosis congenital tidak mengenai saluran ekstrahepatik. %elainan

    yang diseakan oleh in"eksi irus !=, sklerosing kolangitis,

    carolis diseasedapat mengenai kedua agian saluran intrahepatik dan

    ekstrahepatik. %arena primer tidak menyerang sel hati maka secara

    umum tidak disertai dengan gangguan "ungsi hepatoseluler. Serum

    transaminase, alumin, "ungsi koagulasi masih dalam atas normal,

    sedangkan serum alkali "os"atase dan 11T akan meningkat. Apaila

    proses erlanjut terus dan mengenai saluran empedu yang esar dapat

    timul ikterus, hepatomegali, hepatosplenomegali, dan tanda-tanda

    hipertensi portal 73u""rie et al., (*+(8.

    Paucity saluran empedu intrahepatik leih sering ditemukan

    pada saat neonatal dianding disgenesis, diagi menjadi sindromik

    dan nonsindromik. )iagnosis diuat erdasarkan hasil iopsi hatiyang memperlihatkan paucity duktus iliaris dengan paling sedikit 6

    dari kelainan utama 7kelainan raut muka, mata, erterae, ginjal, dan

    jantung8. Pada iopsi hati terlihat jumlah duktus iliaris erkurang

    yaitu rasionya terhadapportal-tract@*,/ 7NC *,/ D +,;8 73u""rie et al.,

    (*+(8.

    ontoh dari sindromik adalah sindrom Alagille, suatu kelainan

    autosomal dominan yang terjadi karena haploinsu"isiensi pada gene

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    7/29

    3A11) +. Sindrom ini ditemukan pada tahun +/4

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    8/29

    kerusakan saluran empedu intrahepatik. Penyea utama yang pernah

    dilaporkan adalah proses imunologis, in"eksi irus terutama !=, dan 'eo

    irus tipe 6, asam empedu yang toksik, iskemia dan kelainan genetik.

    Biasanya penderita terkesan sehat lahir dengan erat adan lahir, akti"itas

    dan minum normal. $kterus aru terlihat setelah erumur leih dari +

    minggu. +*-(*: penderita disertai kelainan kongenital yang lain seperti

    asplenia, maltorasi, dan gangguan kardioaskuler 73u""rie et al., (*+(8.

    Atresia iliaris merupakan suatu keadaan ostruksi total saluran

    iliaris ekstrahepatik yaitu tidak terentuknya sistem ilier ekstrahepatik,

    yang ditandai dengan peningkatan kadar iliruin direk dan gama

    glutamyil trans"erase >+* kali. Pada pemeriksaan ultrasound terlihat

    kandung empedu kecil atau atretik diseakan adanya proses oliterasi,

    tidak jelas adanya pelearan saluran empedu intrahepatik. 1amaran ini

    tidak spesi"ik, kandung empedu yang normal mungkin dijumpai pada

    penderita ostruksi saluran empedu ekstrahepatal sehingga tidak

    menyingkirkan kemungkinan adanya atresia ilier 73u""rie et al., (*+(

    Schreier et al., (**48.

    1amaran histopatologis ditemukan adanya portal tract yang

    edematous dengan proli"erasi saluran empedu, kerusakan saluran dan

    adanya tromus empedu di dalam duktuli. Pemeriksaan kolangiogram

    intraoperati" dilakukan dengan isualisasi langsung untuk mengetahui

    patensi saluran ilier seelum dilakukan operasi %asai. )eteksi dini dari

    kemungkinan adanya atresia iliaris sangat penting sea e"ikasi

    pemedahan hepatik-portoenterostomi 7%assai8 akan menurun apaila

    dilakukan setelah umur ( ulan. 3ika tidak dikoreksi melalui pemedahan,dapat terjadi sirosis iliaris dan hipertensi portal 73u""rie et al., (*+(8.

    Prognosis atresia iliaris tergantung pada eerapa "aktor. Prosedur

    %assai yang dilakukan pada ayi seelum usia minggu akan memerikan

    ;*: proailitas surial rate < tahun eas ikterik, dengan tingkat

    kelangsungan hidup +* tahun adalah /*: hingga dilakukan prosedur

    transplantasi hati 73u""rie et al., (*+(8.

    . Eidemi#$#gi

    ;

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    9/29

    %olestasis pada ayi terjadi pada E + C (

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    10/29

    Biliruin yang terikat dengan alumin serum ini tidak larut dalam air dan

    kemudian akan ditransportasikan ke sel hepar. Biliruin yang terikat pada

    alumin ersi"at nontoksik7%arpen, (**48.

    Pada saat kompleks iliruin-alumin mencapai memran plasma

    hepatosit, alumin akan terikat ke reseptor permukaan sel. Selanjutnya

    iliruin ditrans"er melalui sel memran yang erikatan dengan ligandin

    7protein G8, mungkin juga dengan protein ikatan sitotoksik lainnya.

    Berkurangnya kapasitas pengamilan hepatik iliruin yang tak terkonjugasi

    akan erpengaruh terhadap pementukan ikterus "isiologis7%arpen, (**48.

    1amar (. !ekanisme Pementukan Biliruin

    Biliruin yang tak terkonjugasi dikonersikan ke entuk iliruin

    konjugasi yang larut dalam air di retikulum endoplasma dengan antuan en&im

    uridine diphosphate glucoronosyl transferase 79)P1-T8. Biliruin inikemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu. Sedangkan satu

    molekul iliruin yang tak terkonjugasi akan kemali ke retikulum

    endoplasmik untuk rekonjugasi erikutnya 7%arpen, (**48.

    Setelah mengalami proses konjugasi, iliruin akan diekskresikan ke

    dalam kandung empedu, kemudian disalurkan ke usus halus. )i dalam usus

    iliruin direk ini akan terikat oleh makanan dan dikeluarkan seagai

    sterkoilin ersama tinja. Apaila tidak ada makanan di dalam usus, iliruin

    direk ini akan diuah oleh en&im di dalam usus yang juga terdapat di dalam air

    +*

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    11/29

    susu iu 7AS$8, yaitu eta-glukoronidase menjadi iliruin indirek yang akan

    diserap kemali dari dalam usus ke dalam aliran darah. Biliruin indirek ini

    akan diikat oleh alumin dan kemali ke dalam hati. 'angkaian ini diseut

    sirkulasi enterohepatik 7rantai usus-hati87%arpen, (**48.

    Biliruin terkonjugasi akan masuk kemali ke sistem ilier dan

    diteruskan ke usus halus. Adanya protease akteri usus akan diuah menjadi

    uroilinogen. 9roilinogen terseut /*: akan diuang melalui "eses menjadi

    sterkoilin sedangkan sisanya +*: akan kemali melalui ena porta masuk ke

    hati dan menjadi suatu siklus enterohepatik yang akan diserap kemali oleh

    pemuluh darah dan masuk ke ginjal untuk diekskresi menjadi uroilin.

    Sehingga untuk mengetahui gangguan metaolisme iliruin dapat dideteksiawal dari adanya gangguan warna "eses yang pucat karena sterkoilin yang

    harusnya terentuk dan dikeluarkan menjadi tidak ada atau erkurang, egitu

    juga pada urin 7%arpen, (**48.

    E. Pagene"i"

    mpedu merupakan kominasi produksi dari hepatosit dan kolangiosit,

    erupa cairan yang erwarna hijau kekuningan. mpedu mengandung asam

    empedu, kolesterol, phospolipid, toksin yang terdetoksi"ikasi, elektrolit,

    protein, dan iliruin terkonjugasi. %olesterol dan asam empedu merupakan

    agian teresar dari empedu, sedangkan iliruin terkonjugasi merupakan

    agian kecil dari empedu. Bagian utama dari aliran empedu adalah sirkulasi

    enterohepatik dari asam empedu. 2epatosit adalah sel epitelial dimana

    permukaan asolateralnya erhuungan dengan darah portal dan permukaan

    apikal 7kanalikuler8 eratasan dengan empedu. 2epatosit adalah epitel

    terpolarisasi yang er"ungsi seagai "ilter dan pompa ioakti" yang

    memisahkan racun dari darah dengan cara metaolisme dan detoksi"ikasiintraseluler, mengeluarkan hasil proses terseut ke dalam empedu. Salah satu

    contoh adalah detoksi"ikasi dari iliruin tak tekonjugasi 7iliruin indirek8

    7Arie", (*+*8.

    Biliruin tak terkonjugasi yang larut dalam lemak diamil dari darah

    oleh transporter pada memrana asolateral, dikonjugasi intraseluler oleh

    en&im 9)PT1a yang mengandung P0

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    12/29

    empedu, walaupun asam empedu dikeluarkan dari hepatosit ke dalam empedu

    oleh transporer lain, yaitu pompa akti" asam empedu. %eadaan dimana terjadi

    penurunan aliran asam empedu, sekresi dari iliruin terkonjugasi juga

    terganggu, sehingga menyeakan hiperiliruinemia terkonjugasi. Proses

    yang terjadi di hati seperti in"lamasi, ostruksi, gangguan metaolik, dan

    iskemia menimulkan gangguan pada transporter hepatoilier yang

    menyeakan penurunan aliran empedu dan hiperiliruinemia terkonjugasi

    7Arie", (*+*8.

    +. Peruahan "ungsi hati pada kolestasis

    a. Proses transport hati

    Proses sekresi dari kanalikuli terganggu, terjadi iners pada "ungsi

    polaritas dari hepatosit sehingga eliminasi ahan seperti iliruin

    terkonjugasi, asam empedu, dan lemak ke dalam empedu melalui

    memran plasma permukaan sinusoid terganggu.

    . Trans"ormasi dan konjugasi dari oat dan &at toksik

    Pada kolestasis erkepanjangan e"ek detergen dari asam empedu akan

    menyeakan gangguan sitokrom P-0

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    13/29

    ysteinyl leukotrienes merupakan &at proin"lamatori dan asoakti" yang

    dimetaolisme dan dieliminasi di hati. Pada kolestasis terjadi kegagalan

    proses sehingga kadarnya akan meningkat dan menyeakan edema,

    asokontriksi, dan progresi"itas kolestasis. Ileh karena diekskresi di urin

    maka dapat menyeakan asokontriksi pada ginjal.

    g. !ekanisme kerusakan hati sekunder

    +8 Asam empedu, terutama litokolat merupakan &at yang menyeakan

    kerusakan hati melalui aktiitas detergen dari si"atnya yang

    hidro"oik. Jat ini akan melarutkan kolesterol dan "os"olipid dari

    sistem memran sehingga integritas memran akan terganggu. !aka

    "ungsi yang erhuungan dengan memran seperti NaK, %K-ATPase,

    !g(K-ATPase, en&im-en&im lain dan "ungsi transport memran dapat

    terganggu, sehingga lalu lintas air dan ahan-ahan lain melalui

    memran juga terganggu. Sistem transport kalsium dalam hepatosit

    juga terganggu. Jat-&at lain yang mungkin erperan dalam

    kerusakan hati adalah iliruin, u, dan cysteinyl leukotrienes,

    namun peran utama dalam kerusakan hati pada kolestasis adalah

    asam empedu.

    (8 Proses imunologisPada kolestasis didapat molekul 25A + yang mengalami display

    secara anormal pada permukaan hepatosit, sedangkan 25A $ dan $$

    diekskresi pada saluran empedu sehingga menyeakan respon imun

    terhadap sel hepatosit dan sel kolangiosit. Selanjutnya akan terjadi

    sirosis ilier 7Arie", (*+*8.

    F. Mani6e"&a"i K$ini"

    Secara klinis, kolestasis ditandai dengan adanya ikterus, tinja erwarna

    pucat atau akolik, dan urin yang erwarna kuning tua seperti teh. Apailaproses erjalan lama, dapat muncul eragai mani"estasi klinis lainnya

    misalnya pruritus, gagal tumuh, dan lain-lain seagai akiat dari penumpukan

    &at-&at yang seharusnya diangkut oleh empedu untuk diuang melalui usus.

    +6

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    14/29

    1amar 6. !ani"estasi klinis kolestasis

    !ekanisme terjadinya gejala klinik serta kelainan pemeriksaan laoratorium

    pada kolestasis adalah keadaan seagai erikut7Arie", (*+*8 C

    +. Berkurangnya garam empedu yang masuk ke usus sehingga

    mengakiatkan malasorpsi lemak dan itamin yang larut di dalamnya,

    dan juga diare. Warna tinja menjadi leih pucat sampai dempul, dan

    uroilinogen urin erkurang atau tidak ada. Peruahan warna tinja serta

    uroilinogen urin ini, sejalan dengan jenis serta eratnya hamatan

    empedu terseut dan erkorelasi pula dengan lamanya kolestasis yang

    erlangsung, serta luasnya kerusakan hati yang sudah terjadi. Pada

    kolestasis kronis, anak akan menderita malnutrisi dan retardasi

    pertumuhan serta gejala de"isiensi itamin yang larut dalam lemak yaitu

    de"isiensi itamin A erupa kulit meneal dan raun senja. )e"isiensi

    itamin A ini terjadi pada 6

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    15/29

    dapat mengakiatkan hipoprotominemia yang mungkin menunjukkan

    gejala perdarahan.

    (. Penumpukan komponen empedu dalam darah yang mengakiatkan

    terjadinya ikterus, pruritus, Hantomatosis dan hiperkolesterolemia.

    %erusakan sel hati terjadi akiat penumpukan komponen empedu terutama

    asam empedu primer dan sekunder, serta mineral, misalnya cuprum

    7u?temaga8, yang ersi"at hepatotoksik. Pada kolestasis kronik, kelainan

    hati menjadi progresi", dan selanjutnya terjadi sirosis iliaris dengan

    eragai komplikasinya.

    Beerapa gejala klinis sesuai dengan penyea kolestasis pada ayi yaitu C

    +. %olestasis intrahepatik

    a. Biasanya pada ayi-ayi prematur dengan BB5'. 2epatosplenomegali

    c. Tinja masih erwarna 7kuning kecoklatan8

    d. Penyea yang erhuungan dengan in"eksi, metaolik dan "amilial

    e. 1amaran histopatologis C giant cell, in"lamasi portal, "irosis

    minimal, "ormasi neoductular, steatosis, ekstramedulary hematopoesis

    (. %olestasis ekstrahepatik

    a. Biasanya terjadi pada ayi cukup ulan

    . 2epatomegali

    c. Tinja akolik 7erwarna pucat atau seperti dempul8

    d. Polisplenia sindrom

    e. 1amaran histopatologis C proli"erasi neoduktular, "irosis portal,

    sumatan saluran empedu,giant celljarang

    (. Penega4an !iagn#"i"

    Pendekatan diagnosis kolestasis harus diperhatikan mulai dari anamnesis,

    pemeriksaan "isik dan pemeriksaan penunjang, ahkan sampai pemeriksaan

    inasi" 73u""rie et al., (**/8.

    +. Anamnesis

    a. Penegakan kolestasis perlu ditanyakan warna "eses dan urin.

    +

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    16/29

    %eterangan C +. 9rin erwarna jernih (. 9rin erwarna kuning 6. 9rin

    erwarna coklat tua seperti teh

    . Pelacakan etiologi C

    'iwayat kehamilan dan kelahiran C riwayat ostetri iu 7in"eksi

    TI'28, erat adan lahir 7pada hepatitis neonatal iasanya ayi

    lahir dengan kecil masa kehamilan dan pada atresia iliaris iasanya

    didapatkan sesuai masa kehamilan8, in"eksi intrapartum, pemerian

    nutrisi parenteral.

    c. 'iwayat keluarga C iu pengidap hepatitis B 7ayi yang tertular secara

    ertical dari iu dengan hepatitis B hanya

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    17/29

    Baku emas atresia iliaris adalah kolangiogra"i. Tindakan inasie

    terseut harus diputuskan secara cepat. 9ntuk itu diperlukan pemeriksaan

    pendahuluan untuk sampai pada kesimpulan ahwa atresia iliaris sangat

    dicurigai. Pemeriksaan penunjang dilaksanakan melalui ( tahap, yaitu

    73u""rie et al., (**/8 C

    Tahap pertama ertujuan untuk menetapkan perlu tidaknya pemeriksaan

    tahap kedua yaitu penegakan adanya atresia iliaris.

    a. )arah tepi C leukosit 7pada $S% kemungkinan jumlah leukosit

    meningkat8

    . Tes iokimia hati C iliruin direk?indirek serum 7"ungsi sekresi dan

    ekskresi8, A5T?AST 7peningkatan menunjukkan adanya kerusakan sel

    hati8, 1amma-glutamil transpeptidase 711T8 7peningkatan

    menyeakan adanya ostruksi saluran ilier8, alumin 7"ungsi

    sintesis8, kolesterol 7"ungsi sintesis8, masa protromin 7"ungsi

    sintesis8. Seagai gamaran kepentingan pemeriksaan AST?A5T?11T,

    namun harus hati-hati dalam melakukan interpretasi apaila usia leih

    dari ( ulan.

    c. 9rin rutin 7leukosit urin, iliruin, uroilinogen, reduksi8 dan iakan

    urin

    d. Tinja 6 porsi 7dilihat "eses akolik pada 6 periode dalam sehari8

    e. Pemeriksaan etiologi C TI'2 7toksoplasma, ruella, !=, herpes

    simpleks8 ditentukan sesuai dengan kecurigaan. Apaila didapatkan

    hasil yang positi" tetap harus dilacak kemungkinan adanya kecurigaan

    atresia iliaris. 2epatitis B akut pada ayi aru lahir kemungkinannya

    hanya

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    18/29

    1amar 0. Algoritme )iagnosis %olestasis

    H. !iagn#"i" 3anding

    +. $n"eksi

    a. Toksoplasmosis, ruella, sitomegaloirus, herpes simpleks 7TI'28

    $n"eksi kongenital ini memerikan eerapa gamaran klinik

    yang serupa, yaitu kuning, hepatosplenomegali, pneumonitis, ptekie

    atau purpura, dan kecenderungan untuk prematur atau pertumuhan

    intrauterin yang terhamat 73u""rie et al., (*+(8

    - Toksoplasmosis

    Toksoplasmosis kongenital jarang terjadi. 1amaran klinik

    lainnya adalah kelainan yang nyata dari sistem sara" pusat erupa

    hidrose"alus, mikrose"alus, kalsi"ikasi intrakranial, kejang,

    nistagmus, dan tanda tekanan intrakranial yang meningkat serta

    kelainan mata erupa korioretinitis. 1amaran iopsi hati

    menunjukkan hepatitis nonspesi"ik atau "irosis portal dengan

    proli"erasi duktulus iliaris. Terapi spiramisin dapat mencegah

    progresiitas kelainan hati dan susunan sara" pusat. Prognosis

    tergantung dari luasnya kelainan mata dan neurologis yang terjadi.

    +;

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    19/29

    - 'uella

    $n"eksi kongenital ruella saat ini jarang terjadi karena ada

    imunisasi untuk penyakit ini. 1ejala klinik lainnya adalah anemia,

    tromositopenia, kelainan jantung congenital 7P)A atau stenosis

    arteri pulmonal8, katarak, korioretinitis, retardasi mental, dan tuli

    neurosensorik. 1amaran histologis hati menunjukkan hepatitis giant

    cells yang tipikal. Penyakit ini mungkin sel" limited atau erlanjut

    menjadi sirosis.

    - Sitomegaloirus

    Sitomegaloirus adalah penyea in"eksi kongenital yang

    paling anyak dan terjadi pada +:-(: neonatus, tetapi seagian

    esar asimtomatik. Gang ergejala, selain gejala yang dicantumkan

    di atas mungkin pula ada asites, tetapi jarang menimulkan gagal

    hati akut. 1ejala lainnya adalah gejala sususan sara" pusat erupa

    mikrose"ali, kalsi"ikasi intracranial dan korioretinitis. Tuli

    neurosensorik yang progresi" serta cerebral palsy mungkin aru

    terlihat kemudian.

    )iagnosis pasti memerlukan pemeriksaan kultur irus dalam 0

    minggu pertama. Pemeriksaan serologis dapat menunjang adanya

    in"eksi sitomegaloirus, tetapi tidak dapat memedakan antara

    in"eksi congenital dan in"eksi postnatal dini. Pada seagian esar

    anak yang terin"eksi sitomegaloirus, gejalanya ringan dan semuh

    sempurna tetapi pernah dilaporkan terjadinya "irosis, sirosis dan

    hipertensi portal nonsirotik.

    - 2erpes simpleksPada neonatus, in"eksi irus ini 7tipe + atau (, terutama tipe (8

    dapat menimulkan kelainan multisistem yang sangat erat termasuk

    gejala ense"alitis, hepatitis erat atau gagal hati "ulminan. Pada

    iopsi hati dapat dilihat area nekrosis dengan inklusi irus dalam sel

    hepatosit yang masih utuh. Pada kerokan lesi esikel ditemukan

    irus herpes simpleks tetapi pada neonatus mungkin tidak ditemukan

    lesi herpes yang khas pada kulit, mulut, maupun mata.

    +/

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    20/29

    . Si"ilis

    1ejala yang timul pada si"ilis mengenai multisystem termasuk

    retardasi perkemangan intrauterin dan selanjutnya gagal tumuh,

    anemia erat dan tromositopenia, sindrom ne"rotik, periostitis, nasal

    discharge, rash pada kulit, lim"adenopati di"us dan hepatomegali.

    %uning mungkin sudah terlihat dalam (0 jam pertama. Pada eerapa

    ayi mungkin sama sekali tidak kuning, tetapi ada rash yang khas pada

    telapak tangan dan kaki atau hanya ada demam dengan hepatomegali

    yang menyolok.

    c. =arisela

    =arisela mungkin terjadi pada neonatus ila iu terin"eksi dalam (

    minggu seelum melahirkan. 1ejalanya cenderung leih erat pada

    ayi prematur dan ringan pada ayi cukup ulan yang erumur leih

    dari +* hari. !ani"estasi yang timul dini serta in"eksi yang terjadi

    selama kehamilan dapat erakiat "atal. 1ejala klinisnya erupa kuning,

    kelainan kulit yang luas dan keterliatan multisystem terutama

    pneumonia dan kelainan parenkim hati pada kasus yang "atal.

    d. $n"eksi akteri di luar hati

    1ejala kuning dan meningkatnya kadar iliruin direk darah

    mungkin terjadi pula pada in"eksi di luar hepar misalnya in"eksi traktus

    urinarius atau sepsis 7streptokokus, sta"ilokokus atau kuman gram

    negati"8.

    (. 2epatitis neonatal idiopatik

    tiologi kolestasis pada ayi yang terjadi dalam 6 ulan pertama

    tidak dapat ditemukan pada (

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    21/29

    Sindrom Alagille 7bile duct paucity syndrome, sindrom Watson-

    !iller, dysplasia arteriohepatik8 adalah suatu kelainan genetik dengan

    transmisi dominan autosom, tetapi dengan mani"estasi klinis yang sangat

    erariasi. Sindrom ini dihuungkan dengan mutasi yang terjadi pada gen

    3agged-+ 73A1 +8 pada kromosom (*p. !utasi ditemukan pada 4*: kasus

    dan diturunkan pada 6*-

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    22/29

    0. P#$ 7Progressive Familial Intrahepatic Cholestasis8

    a. Penyakit Byler 7P#$-+8

    Pada penyakit Byler, peningkatan kadar iliruin direk yang

    eragam terjadi pada 6- ulan pertama disertai hepatomegali,

    retardasi pertumuhan, diare persisten, pankreatitis dan tanda

    de"isiensi erat itamin yang larut dalam lemak termasuk ricketsia.

    Pruritus merupakan salah satu masalah yang mencolok dan re"rakter

    terhadap seagian esar pengoatan.

    Pada pemeriksaan laoratorium didapatkan nilai 11T dan

    kolesterol normal tetapi konsentrasi total asam empedu serum

    meningkat. Biopsi hati memperlihatkan in"lamasi ringan dengan bile

    plugdi kanalikulus iliaris dengan pemeriksaan rutin serta gamaran

    granuler yang khas dengan mikroskop elektron. !ungkin pula

    ditemukansmall duct paucity. Pada penyakit Byler ini terdapat mutasi

    di kromosom +;L(+-((.

    . P#$-(

    Pada P#$-( ini, mutasi terjadi pada kromosom (L(0. 1ejalanya

    sama dengan P#$-+, hanya tidak ada diare serta pankreatitis.

    c. P#$-6

    P#$-6 adalah jenis lain dari P#$ yang mempunyai kadar 11T

    yang meningkat. %uning kurang mencolok diandingkan pruritus dan

    sistem iliaris dalam atas normal pada pemeriksaan pencitraan. Pada

    semua tipe P#$, diersi iliaris dapat menghilangkan pruritus ila

    dikerjakan seelum terjadi "irosis hati yang ermakna.

    I. Pena&a$a4"anaan+. %ausati"

    Pada atresia iliaris dilakukan prosedur %assai dengan angka

    keerhasilan tinggi apaila dilakukan seelum usia ; minggu. Iperasi

    %asai (hepatoportoenterostomy procedure, diperlukan untuk mengalirkan

    empedu keluar dari hati, dengan menyamungkan usus halus langsung dari

    hati untuk menggantikan saluran empedu. Iperasi %asai dapat

    ((

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    23/29

    memperaiki prognosis anak dan memperlamat perjalanan menuju

    kerusakan hati773u""rie et al., (*+( Arie", (*+*8.

    (. Suporti"

    Apaila tidak ada terapi spesi"ik harus dilakukan terapi suporti" yang

    ertujuan untuk menunjang pertumuhan dan perkemangan seoptimal

    mungkin serta meminimalkan komplikasi akiat kolestasis kronis 73u""rie

    et al., (**/ 3u""rie et al., (*+(8.

    !edikamentosa

    a. !enstimulasi aliran empedu sekaligus mengatasi pruritus C

    +8 Asam ursodeoksikolat +*-6* mg?kgBB?hari diagi dalam (-6

    dosis. Asam ursodeoksikolat merupakan asam empedu tersier

    yang mempunyai si"at leih hidro"ilik serta tidak hepatotoksik

    ila diandingkan dengan asam empedu primer serta sekunder

    sehingga merupakan competitive bindingterhadap asam empedu

    toksik. Selain itu, asam ursodeoksikolat ini merupakan suplemen

    empedu untuk asorpsi lemak. %hasiat lainnya adalah seagai

    hepatoprotektor karena dapat menstailkan dan melindungi

    memrane sel hati serta seagai bile flow inducer karena

    meningkatkan regulasi sintesis dan aktiitas transporter pada

    memrane sel hati.

    (8 %olestiramin *,(

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    24/29

    68 'i"ampisin +* mg?kgBB?hari. 'i"ampisin dapat meningkatkan

    aktiitas mikrosom serta menghamat amilan asam empedu oleh

    sel hati dan metaolismenya, sehingga dapat menghilangkan gatal

    pada E

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    25/29

    %eerhasilan terapi dilihat dari73u""rie et al., (**/8 C

    a. Progresiitas secara klinis seperti keadaan ikterus 7erkurang, tetap,

    makin kuning8, esarnya hati, limpa, asites, ena kolateral.

    . Pemeriksaan laoratorium seperti kadar iliruin direk dan indirek,

    A5T, AST, 11T, alumin, dan uji koagulasi dilakukan setidaknya

    setiap ulan.

    c. Pencitraan kadang-kadang diperlukan untuk memantau adanya

    peraikan atau perurukan.

    (. Tumuh kemang

    Pasien dengan kolestasis perlu dipantau pertumuhannya dengan memuat

    kura pertumuhan erat adan dan tinggi adan ayi?anak.

    a. Pertumuhan pasien dengan kolestasis intrahepatik menunjukkan

    perlamatan sejak awal.

    . Pasien dengan kolestasis ekstrahepatik umumnya akan tumuh dengan

    aik pada awalnya, tetapi kemudian akan mengalami gangguan

    pertumuhan sesuai dengan progresiitas penyakitnya.

    K. K#m$i4a"i

    +. Sirosis hati

    Sirosis hati atau pengerasan hati merupakan stadium akhir dari

    penyakit hati menahun, karena terjadinya "irosis yang meluas sehingga

    terentuk nodul-nodul pada semua agian hati. Sirosis hati merupakan

    stadium lanjut dari penyakit hati apa saja pun penyeanya. Sirosis

    ditandai dengan "irosis di"us, regenerasi nodul serta peruahan arsitektur

    askularisasi pada parenkim hati. Pada sirosis, kelainan parenkim hati

    si"atnya di"us dan meliatkan hampir seluruh hati. #irosis iasanyaersi"at progresi" dan ireersiel. !enurut Wilson terdapat tiga pola khas

    yang ditemukan pada keanyakan sirosis, yaitu C

    a. Sirosis 5aennec yang diseut juga sirosis alkoholik, portal dan sirosis

    gi&i merupakan suatu pola khas sirosis terkait penyalahgunaan alkohol

    kronis yang jumlahnya sekitar 4

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    26/29

    hati yang rusak dan diselingi dengan parenkim hati yang normal.

    Sekitar 4

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    27/29

    peningkatan aliran arteri splagnikus sehingga terjadi peningkatan tekanan

    pada sistem portal. Pemeanan erleihan sistem portal merangsang

    timulnya aliran kolateral untuk menghindari ostruksi hepatik 7arises8

    73u""rie et al., (*+(8.

    Tekanan alik pada sistem portal menyeakan splenomegali dan

    asites. Splenomegali terjadi karena kongesti darah di limpa. Asites terjadi

    karena meningkatnya tekanan hidrostatik di dalam sistem ena porta yang

    mengakiatkan transudasi plasma darah ke dalam rongga peritoneum.

    Pada hipertensi portal timul sirkulasi kolateral yang pada normalnya tidak

    er"ungsi. Aliran darah mencari jalan untuk sampai ke jantung melalui

    sirkulasi kolateral di eragai tempat salah satunya yaitu pleksus ena

    eso"agus. Sirkulasi kolateral ini mengenai eso"agus agian awah dan

    menyeakan dilatasi ena-ena terseut sehingga menimulkan arises

    eso"agus 73u""rie et al., (*+(8.

    L. Pr#gn#"i"

    Penderita dengan hepatitis neonatal idiopatik, eragai prognosis dapat

    menggamarkan heterogenisitas penyakitnya. Pada kasus sporadis, *-4*:

    akan memaik tanpa tanda gangguan struktural atau "ungsional hati. Sekitar

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    28/29

    3A3 III

    KESIMPULAN

    +. %olestasis merupakan kondisi terganggunya sekresi dan ekskresi empedu

    dari hati ke duodenum, sehingga sustansi yang seharusnya dikeluarkan

    ersama empedu akan tertahan di dalam hepar.

    (. Parameter kolestasis adalah kadar iliruin direk serum >+ mg?d5 apaila

    iliruin total @< mg?d5, atau iliruin direk > (*: dari iliruin total

    apaila kadar iliruin total >< mg?d5.

    6. Penyea kolestasis diagi menjadi kolestasis intrahepatik dan

    ekstrahepatik, sehingga perlu diagnosis yang tepat untuk menentukan terapi.

    0. Penanganan kolestasis mencakup pemeriksaan dan penegakan diagnosis,

    terapi yang tepat serta monitoring dan ealuasi paska pengoatan.

  • 7/26/2019 REFERAT CHOLESTASIS

    29/29

    !AFTAR PUSTAKA

    Arie", Sjamsul. (*+*. )eteksi )ini %olestasis Neonatal. )iisi 2epatologi Bagian

    $lmu %esehatan Anak #% 9NA$'?'S9 )r Soetomo, Suraaya.

    Balistreri, W.#. (***. %olestatis Neonatus. )alam C Behrman, '.., %liegman,

    '.!., Arin, A.!.Ilmu "esehatan #na! $elson. disi +