Referat Alzheimer

56
BAB I PENDAHULUAN Gangguan kesehatan pada golongan lansia terkait erat dengan proses degenerasi yang tidak dapat dihindari. Seluruh system, cepat atau lambat akan mengalami degenerasi. Dari aspek medik, demensia merupakan masalah yang tak kalah rumitnya dengan masalah yang terdapat pada penyakit kronis lainnya. Ilmu kedekteran dan kesehatan mengemban misi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Seseorang yang mengalami demensia pasti akan mengalami penurunan kualitas hidup. Keberadaannya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi beban bagi lingkungannya, tidak mandiri lagi. Demensia adalah hilangnya fungsi kognisi secara multidimensional dan terus-menerus, disebabkan oleh kerusakan organik system saraf pusat, tidak disertai oleh penurunan kesadaran akut seperti halnya yang terjadi pada delirium, Jenis-jenis demensia yaitu demensia Alzheimer, demensia vascular, demensia karena kondisi medik umum lainnya. (2) Demensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh negara-negara maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh makin mengemukanya penyakit-penyakit degenerative serta meningkatnya usia hatapan hidup hamper di seluruh dunia. 1

description

referat

Transcript of Referat Alzheimer

Page 1: Referat Alzheimer

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan kesehatan pada golongan lansia terkait erat dengan proses degenerasi

yang tidak dapat dihindari. Seluruh system, cepat atau lambat akan mengalami

degenerasi. Dari aspek medik, demensia merupakan masalah yang tak kalah rumitnya

dengan masalah yang terdapat pada penyakit kronis lainnya. Ilmu kedekteran dan

kesehatan mengemban misi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Seseorang yang

mengalami demensia pasti akan mengalami penurunan kualitas hidup. Keberadaannya

dalam lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi beban bagi lingkungannya, tidak

mandiri lagi. Demensia adalah hilangnya fungsi kognisi secara multidimensional dan

terus-menerus, disebabkan oleh kerusakan organik system saraf pusat, tidak disertai oleh

penurunan kesadaran akut seperti halnya yang terjadi pada delirium, Jenis-jenis demensia

yaitu demensia Alzheimer, demensia vascular, demensia karena kondisi medik umum

lainnya.(2)

Demensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh negara-negara

maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh makin mengemukanya penyakit-

penyakit degenerative serta meningkatnya usia hatapan hidup hamper di seluruh dunia.

Studi prevalensi menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, pada populasi di atas umur 65

tahun presentase orang dengan penyakit Alzheimer meningkat dua kali lipat setiap

pertambahan umur 5 tahun. Sebagian besar 10% dari semua orang yang berusia di atas 70

tahun mempunyai kehilangan memori yang signifikan dan lebih dari setengahnya

disebabkan oleh Penyakit Alzheimer. Diestimasikan total pengeluaran untuk perawatan

pasien Alzheimer adalah >$50.000. Penyakit Alzheimer dapat terjadi pada setiap dekade

dewasa, tetapi penyakit ini merupakan penyebab utama demensia pada lanjut usia.

Penyakit Alzheimer lebih sering dengan gambaran hilang ingatan yang lambat diikuti

oleh demensia dengan progresifitas yang lambat dalam beberapa tahun(2,5)

Penyakit Alzheimer merupakan sebuah kelainan otak yang bersifat irreversible

dan progresif yang terkait dengan perubahan sel-sel saraf sehingga menyebabkan

1

Page 2: Referat Alzheimer

kematian sel otak. Penyakit Alzheimer terjadi secara bertahap, dan bukan merupakan

bagian dari proses penuaan normal dan merupakan penyebab paling umum dari

demensia. Demensia merupakan kehilangan fungsi intelektual, seperti berpikir,

mengingat, dan berlogika, yang cukup parah untuk mengganggu aktifitas sehari-hari.

Demensia bukan merupakan sebuah penyakit, melainkan sebuah kumpulan gejala yang

menyertai penyakit atau kondisi tertentu. Gejala dari demensia juga dapat termasuk

perubahan kepribadian, mood, dan perilaku.(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI

Susunan saraf terdiri dari dua bagian (1):

1. Susunan saraf sentral/ pusat :

Otak besar (Cerebrum)

Otak kecil (Cerebellum)

Batang otak (Truncus cerebri)

2. Susunan saraf tepi/ perifer

2

Page 3: Referat Alzheimer

Susunan saraf somatik

Susunan saraf otonom (simpatis dan parasimpatis)

KORTEKS CEREBRI

Menunjukkan korteks cerebri, lobus, girus

Cerebrum dilapisi oleh lapisan yang terdiri dari kumpulan sel-sel yang disebut

Korteks cerebri. Lapisan ini terdiri dari 6 lamina, yaitu : Lamina Molekularis, lamina

granularis eksterna, lamina piramidalis eksterna, lamina granularis interna, lamina

piramidalis interna dan lamina fusiformis.(1)

Korteks Cerebri mempunyai fungsi-fungsi motorik, yakni gerakan (pre centralis),

sensorik = perasaan (post centralis), bicara (area broca), audiotorik (temporalis), dan

visual (oksipitalis)(1)

SINDROM LOBUS

1. Lobus Frontalis antara lain :

Hal ikhwal tingkah laku (kurang kontrol, agresif, anti sosial)

Demensia

Gerakan halus yang kurang lancar

3

Page 4: Referat Alzheimer

Gerakan yang kurang ritmis

Afasia

2. Lobus Parietalis

Apraksia

Agnosia

Disorientasi

Gangguan body image

Hemipareses, hemihipestesia dan hemianopsia

3. Lobus Temporalis

Afasia

Amnesia

Gangguang penghidu

SISTEM LIMBIK

4

Page 5: Referat Alzheimer

Sistem Limbik

Suatu rangkaian struktur yang terletak di dienchepalon dan sekitarnya. Sistem

limbik merupakan pusat emosi yang terdiri dari : hipokampus, amigdala, stria terminalis,

girus subkalosus, hipotalamus bagian depan, korpus mamilare, hipotalamus, girus cinguli,

sistem retikularis dan forniks.(3)

DIENCHEPALON

5

Page 6: Referat Alzheimer

Cerebrum potongan media dan bagian-bagian dienchepalon

Struktur ini penting dalam fungsi luhur karena mengandung (1,3):

1. Talamus yang menjadi relay station bagi semua rangsang sensorik

2. Hipotalamus yang merupakan pusat untuk mengendalikan kandung kencing,

pengaturan suhu tubuh, rasa mengantuk, rasa lapar dan haus, kelakuan seksual dan

kewaspadaan (Pusat susunan saraf otonom)

3. Struktur yang ikut membentuk sistem limbik sebagai pusat emosi

II. DEFINISI

Penyakit Alzheimer adalah merupakan gangguan fungsi kognitif yang onsetnya

lambat dan gradual, degenerative, sifatnya progresif dan permanen. Merupakan penyebab

terbesar terjadinya demensia. Dimana demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan

6

Page 7: Referat Alzheimer

memori didapat yang disebabkan oleh penyakit otak,yang tidak berhubungan dengan

gangguan tingkat kesadaran. Pasien dengan demensia harus mempunyai gangguan

memori selain kemampuan mental lain seperti berpikir abstrak, penilaian, kepribadian,

bahasa, praksis dan visuospasial. Defisit yang terjadi harus cukup berat sehingga

mempengaruhi aktivitas kerja dan sosial secara bermakna(1).

III. EPIDEMIOLOGI

Hal yang terpenting yang merupakan faktor resiko dari penyakit Alzheimer adalah

umur yang tua dan positive pada riwayat penyakit keluarga. Frekuensi dari penyakit

Alzheimer akan meningkat seiring bertambahnya dekade dewasa. Mencapai sekitar 20-

40% dari populasi lebih dari 85 tahun. Wanita merupakan faktor resiko gender yang lebih

beresiko terutama wanita usia lanjut. Lebih dari 35 juta orang di dunia, 5,5 juta di

Amerika Serikat yang mengalami penyakit Alzheimer, penurunan ingatan dan gangguan

kognitif lainnya dapat mengarahkan pada kematian sekitar 4 – 10 tahun ke setelah

didiagnosis. Penyakit Alzheimer merupakan jenis yang terbanyak dari demensia, dihitung

berdasarkan 50 – 56 % kasus dari autopsy dan kasus klinis. Insiden dari penyakit ini dua

kali lipat setiap 5 tahun setelah usia 65 tahun, dengan diagnosis baru 1275 kasus per

tahun per 100.000 orang lebih tua dari 65 tahun. Kebanyakan orang-orang dengan

penyakit Alzheimer merupakan wanita dan berkulit putih. Karena sangat dihubungkan

dengan usia, dan wanita mempunyai ekspektasi kehidupan yang lebih panjang dari pria,

maka wanita menyumbangkan sebesar 2/3 dari total orang tua dengan penyakit ini.( 3, 5)

7

Page 8: Referat Alzheimer

Epidemiologi penderita Penyakit Alzheimer

IV. ETIOLOGI

Meskipun penyebab Alzheimer disease belum diketahui, sejumlah faktor yang

saat ini berhasil diidentiifikasi yang tampaknya berperan besar dalam timbulnya penyakit

ini. (10)

Faktor genetik berperan dalam timbulnya Alzheimer Disease pada beberapa kasus,

seperti dibuktikan adanya kasus familial. Penelitian terhadap kasus familial telah

memberikan pemahaman signifikan tentang patogenesis alzheimer disease familial,

dan , mungkin sporadik. Mutasi di paling sedikit empat lokus genetik dilaporkan

berkaitan secara eksklusif dengan AD familial. Berdasarkan keterkaitan antara

trisomi 21 dan kelainan mirip AP di otak yang sudah lama diketahui, mungkin

tidaklah mengherankan bahwa mutasi pertama yang berhasil diidentifikasi adalah

suatu lokus di kromosom 21 yang sekarang diketahui mengkode sebuah protein

yang dikenal sebagai protein prekursor amiloid (APP). APP merupakan sumber

endapan amiloid yang ditemukan di berbagai tempat di dalam otak pasien yang

menderita Alzheimer disease. Mutasi dari dua gen lain, yang disebut presenilin 1

8

Page 9: Referat Alzheimer

dan presenilin 2, yang masing- masing terletak di kromosom 14 dan 1 tampaknya

lebih berperan pada AD familial terutama kasus dengan onset dini

Pengendapan suatu bentuk amiloid, yang berasal dari penguraian APP merupakan

gambaran yang konsisten pada Alzheimer disease. Produk penguraian tersebut yang

dikenal sebagai β- amiloid (Aβ) adalah komponen utama plak senilis yang

ditemukan pada otak pasien Alzheimer disease, dan biasanya juga terdapat di dalam

pembuluh darah otak.

Hiperfosforilisasi protein atau merupakan keping lain teka-teki Alzheimer disease.

Tau adalah suatu protein intra sel yang terlibat dalam pembentukan mikrotubulus

intra akson. Selain pengendapan amiloid, kelainan sitoskeleton merupakan

gambaran yang selalu ditemukan pada AD. Kelainan ini berkaitan dengan

penimbunan bentuk hiperfosforilasi tau, yang keberadaanya mungkin menggaggu

pemeliharaan mikrotubulus normal.

Ekspresi alel spesifik apoprotein E (ApoE) dapat dibuktikan pada AD sporadik dan

familial. Diperkirakan ApoE mungkin berperan dalam penyaluran dan pengolahan

molekul APP. ApoE yang mengandung alel ε4 dilaporkan mengikat Aβ lebih baik

daripada bentuk lain ApoE, dan oleh karena itu, bentuk ini mungkin ikut

meningkatkan pembentukan fibril amiloid.

Faktor Risiko Terkena Alzheimer(6)

• Faktor UsiaPenderita Alzhaimer biasanya diderita oleh orang yang berusia lebih dari 65 tahun, tetapi juga dapat menyerang orang yang berusia dibawah 40. Sedikitnya 5 persen orang berusia di antara 65 dan 74 memiliki Alzheimer. Pada orang berusia 85 keatas jumlahnya meningkat menjadi 50 persen.

• KeturunanRisiko Alzheimer yang muncul sedikit lebih tinggi jika hubungan keluarga tingkat pertama – orangtua dan saudara sekandung - memiliki Alzheimer.

• Jenis kelaminWanita lebih mudah terkena daripada laki-laki, hal ini karena umumnya wanita hidup lebih lama daripada laki-laki.

• Penurunan kognitif ringanOrang yang memiliki penurunan kognitif ringan memiliki masalah ingatan yang memburuk daripada apa yang mungkin diekspektasikan pada usianya dan belum cukup

9

Page 10: Referat Alzheimer

buruk untuk mengklasifikasikan sebagai dementia. Banyak dari mereka yang berada pada kondisi ini berlanjut memiliki penyakit Alzheimer.

• Gaya hidupFaktor sama yang membuat Anda berada pada risiko yang sama dengan penyakit jantung juga meningkatkan kemungkinan anda akan terkena penyakit Alzheimer. Contohnya adalah:

• Stress• Tekanan darah tinggi • Kolestrol tinggi • Kurang dalam mengontrol gula darah• Menjaga tubuh agar tetap fit penting bagi anda – anda harus dapat melatih pikiran

dengan baik. Beberapa studi menunjukkan bahwa aktif dalam melatih pikiran dan mental disepanjang hidup anda khususnya pada usia lanjut akan mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

• Tingkat pendidikanStudi menemukan hubungan antara rendahnya pendidikan dan risiko Alzheimer. Tetapi alasan tepat yang mendasarinya tidak diketahui. Beberapa ilmuwan berteori, makin sering anda menggunakan otak akan lebih banyak sinapsis yang anda buat dimana akan tersedia banyak cadangan di hari tua. Akan sulit untuk menemukan Alzheimer pada orang yang melatih otaknya secara rutin, atau mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

V. KLASIFIKASI

Berdasarkan hereditas, penyakit Alzheimer dapat diklasifikasikan menjadi dua,

yaitu (4):

1. Familial Autosomal Dominant adalah Alzheimer yang muncul karena keturunan.

Jumlahnya 5-10 % dari penderita Alzheimer. Alzheimer yang bersifat keturunan

diasosiasikan dengan onset yang cepat, progresi yang lebih cepat, sejarah gangguan

kejiwaan dalam keluarga dan kesulitan dalam berbicara.

2. Sporadic Alzheimer’s Disease adalah penyakit Alzheimer yang muncul karena usia

tua. Jumlahnya 90-95 % dari penderita Alzheimer.

Berdasarkan waktu munculnya penyakit, Alzheimer juga dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu :

1. Penyakit Alzheimer onset dini, yang terjadi pada orang dengan usia di bawah 65 tahun,

disebut juga dementia pre-senile. Jenis ini sekitar 5-10 % dari kasus yang terjadi, dan

terjadi pada usia antara 30-65 tahun.10

Page 11: Referat Alzheimer

2. Penyakit Alzheimer onset lambat (Late Onset Alzheimer’s Disease, LOAD), yang

merupakan jenis paling umum dari penyakit ini, biasanya terjadi pada orang usia di

atas 65 tahun, disebut juga senile dementia Alzheimer’s Type, SDAT.

VI. PATOFISIOLOGI

a) Perubahan struktural

Secara neuropatologi, Alzheimer merusak neuron dalam struktur kortex dan

limbic di otak, khususnya pada basal otak depan, amigdala, hippocampus, dan korteks

serebral yang bertanggung jawab dalam kontrol memori, proses belajar (learning),

kewarasan (reasoning), tingkah laku (behaviour), dan emosional. Secara anatomi,

terlihat 4 gangguan utama yaitu atropi kortikal, degenerasi kolinergik dan neuron lain,

munculnya kekacauan neurofibrilasi (NFTs), dan akumulasi plak neuritis. NFTs dan

plak neuritis dianggap sebagai lesi penanda Alzheimer, tanpa keduanya Alzheimer

tidak terjadi. Tapi kedua hal tersebut juga dapat terjadi pada penyakit lain dan bahkan

pada proses penuaan yang normal.(5)

NFTs adalah pasangan filament heliks yang berkumpul dalam bungkusan padat.

Secara mikroskop terlihat sebagai kilauan kecil yang mengisi badan sel saraf.

Pasangan filament heliks dibentuk dari protein tau yang merupakan struktur

penyokong mikrotubulus, transport sel, dan sistem skelet. Jika posforilasi filament tau

abnormal pada sisi spesifiknya, mereka tidak dapat berikatan secara efektif dengan

mikrotubulus, menyebabkan kollaps mikrotubul, sehingga sel tidak dapat berfungsi

dan akhirnya mati. Over aktivitas kinase seperti microtubule affinity-regulating kinase

(MARK) atau penurunan aktivitas fosfat secara teoritis mengakibatkan (mencegah

pemecahan) fosforilasi abnormal protein tau. NFTs juga ditemukan pada penyakit

dementia lain dan merupakan pemicu umum kematian sel.(9)

11

Page 12: Referat Alzheimer

Plak neuritis (amiloid/plak senile) adalah lesi ekstrasel yang ditemukan di otak

dan vascular serebral (amiloid angiopati). Plak ini berisi βAP dan sebuah massa

anyaman dari neuritis yang pecah (akson dan dendrit). Beberapa neurit yang pecah ini

berisi filament neutrofil yang mengakibatkan fosforilasi abnormal protein tau yang

disintesis di NFTs. 2 jenis sel glial, astrosit dan mikroglia juga ditemukan pada plak.

Sel glial mensekresi mediator inflamasi dan bertindak sebagai sel scavenger yang

penting dalam proses inflamasi pada Alzheimer. Inti dari plak neuritis terbentuk dari

agregasi 39-43 asam amino dari protein yang disebut βAP. Amiloidosis adalah

penyakit yang ditandai dengan deposisi protein amiloid dalam beberapa organ target .

βAP yang terakumulasi di otak dan pembuluh darah otak pada Alzheimer berbeda

dengan penyakit lain yang juga meangakumulasi protein amiloid. Protein βAP terpisah

dari protein APA (protein transmembran) oleh protease melalui berbagai cara. Pada

jalur sekretori normal, APA dipisah melalui daerah βAP, pertama dengan

menggunakan enzim α sekkretase, kemudian dengan enzim φ sekretase, menghasilkan

Neurofibrilari tangle yang terbentuk di dalam sel

Courtesy of the Alzheimer's Disease Education and Referral Center, a service of the National Institute on Aging.

12

Page 13: Referat Alzheimer

produk yang terlarut dan tidak merugikan (P3). Dalam jalur patologik, jalur

endosomal memecah di kedua sisi βAP, pertama dengan β-sekretase dan kemudian

dengan φ-sekretase membentuk βAP (Cpp-bAPP) yang dilepaskan ke ruang ekstra sel.

Kebanyakan βAP terdiri dari 40 asam amino tetapi penelitian baru-baru ini

menemukan βAP yang terdiri dari 42 asam amino. Asam amino ini merusak saraf

pusat, meskipun mekanisme belum jelas. Selain itu juga menyebabkan disregulasi

kalsium dan kerusakan mitokondria yang bisa saja menstimulasi mediator inflamasi.

Hal ini membuktikan bahwa deposisi βAP terjadi pada tahap awal proses penyakit,

bukan merupakan produk akhir dari kematian neuronal dan sepertinya menginisiasi

pembentukan plak dan perusakan sel saraf.(8)

a) Mediflamasi

b) Mediator Inflamasi

Mediator inflamasi dan komponen sistem imun lain ditemukan pada area di

sekitar pembentukan plak. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa sistem imun

memegang peranan penting dalam patogenesis Alzheimer. Meski mungkin bukan yang

menginisiasi penyakit, respon imun yang timbul untuk melawan kerusakan otak akan

Beta Amiloid pada sel

yang sehat

Beta amiloid dipotong

oleh alfa dan gama

sekretase

Plak beta amiloid

terbentuk di luar sel

Dari PPA ke beta amiloid.

Pictures courtesy of the Alzheimer's Disease Education and Referral Center, a

service of the National Institute on Aging.

13

Page 14: Referat Alzheimer

memfasilitasi destruksi neuron. Kejadian yang mendorong keterlibatan sistem imun

adalah keberadaan protein fase akut seperti α1-antikromotripsin (ACT) dan α2-

makroglobulin di dalam serum dan plak amiloid pada Alzheimer. Sel glial (astrosit dan

mikroglial), sitokin (interleukin 1 dan 6), dan komponen komplemen dari jalur klasik

juga meningkat dalam daerah yang ada plaknya. Mediator inflamasi ini meningkatkan

toksisitas dan agregasi βAP. Produk kronik agen sitotoksik dan radikal bebas yang

diaktivasi oleh mikroglia juga dapat mempercepat degenerasi neuron.(10)

c) Sistem kolinergik

Berbagai jalur neuronal dirusak pada Alzheimer. Kerusakan terjadi di beberapa

sel saraf yang terletak di dalam/ dilewati oleh plak. Kerusakan sel menyebabkan

penurunan berbagai neurotransmitter. Mayoritas kerusakan paling parah terjadi di jalur

kolinergik, khususnya di sistem neuron yang terletak di dasar otak depan pada basal

nucleus Mynert, yakni bagian otak yang dipercaya terlibat dalam integrasi berpikir.

Akson neuron kolinergik ini terarah ke korteks depan dan hippocampus, yaitu area

yang berhubungan erat dengan memori dan kognisi.(11)

Fakta adanya kehilangan saraf kolinergik besar-besaran ini, menimbulkan

hipotesis kolinergik yang menyatakan bahwa kehilangan sel kolinergik adalah sumber

kerusakan memori dan kognisi pada Alzheimer, sehingga diduga bahwa peningkatan

fungsi kolinergik akan memperbaiki simptom kehilangan memori.(9)

d) Abnormalitas neurotransmitter lain

Sistem neuron serotonergik dari nucleus Raphe dan sel noradrenergik dari locus

ceruleus juga hilang pada Alzheimer. Sementara itu aktivitas monoamine oksidase B

juga meningkat. MAO B ditemukan sebagian besar di otak dan platelet, dan

bertanggung jawab untuk metabolisme dopamine. Abnormalitas lain muncul pada jalur

glutamate dalam struktur korteks dan limbic. Glutamate adalah neurotransmitter

eksitatorik utama pada korteks dan hippocampus. Banyak jalur neuronal yang penting

untuk proses belajar dan memori menggunakan glutamate sebagai meurotransmiter,

14

Page 15: Referat Alzheimer

meliputi neuron pyramidal (lapisan neuron dengan akson panjang yang membawa

informasi keluar dari korteks), hippocampus, dan korteks entorhinal. Glutamate dan

neurotransmitter asam amino eksitatori lain diimplikasikan sebagai neurotoksin

potensial pada Alzheimer. Jika glutamate dibiarkan dalam sinaps pada waktu yang

lama, dapat menjadi racun dan merusak sel saraf. Efek toksin ini diduga dimediasi

melalui peningkatan kalsium intrasel dan akumulasi radikal bebas. Kehadiran βAP

akan membuat sel lebih rentan pada glutamate. Disregulasi glutamate diduga sebagai

satu dari mediator primer kerusakan neuronal setelah stroke/cedera otak akut.

Meskipun terlibat dalam kerusakan sel, peranan asam amino eksitatori dalam

Alzheimer belum jelas.(11)

15

Page 16: Referat Alzheimer

VII. GEJALA KLINIS

16

Page 17: Referat Alzheimer

Orang dengan alzheimer disease mengalami gangguan progresif daya ingat dan

fungsi kognitif lainnya. Gangguan mula-mula mungkin samar dan mudah disalah-sangka

sebagai depresi, penyakit penting lain pada usia lanjut. Gangguan kognitif berlanjut terus,

biasanya dalam waktu 5 hingga 15 tahun, yang menyebabkan disorientasi total dan

hilangnya fungsi bahasa dan fungsi luhur korteks lainnya. Pada sebagian kecil pasien,

dapat muncul kelainan gerakan khas parkinsonisme, biasanya berkaitan dengan adanya

pembentukan badan lewy. (2)

Tabel 1. Manifestasi Demensia Jenis Alzheimer(2)

17

Page 18: Referat Alzheimer

VIII. DIAG

NOSI

S

Bagian yang

DipengaruhiPeran/Fungsi Perubahan

Sistem

Limbik

Daya ingat, emosi kontrol

kebutuhan dasar

Kesulitan menemukan objek

dan tempat berada

Mudah tersinggung, depresi

Curiga barangnya hilang

HipocampusTempat proses ingatan

verbal dan visual

Lupa jangka pendek

Lupa ingatan masa lalu

Hidup hanya pada saat itu

saja

Kehilangan kosakata

Tidak bisa membedakan

wajah seseorang benda atau

tempat

Lobus

Temporal

Kontrol pelajaran baru dan

memori jangka pendek

Lobus

Parietal

“Sequence activities”

Pemahaman informasi

ruang

Penggunaan kata tidak tepat

Sulit mengerti perkataan

orang lain

Bicara terus menerus

Tidak mampu

mengekspresikan ide dalam

tulisan yang jelas

Mudah tersesat

Sulit memakai pakaian

Sulit berjalan dengan

seimbang

Lobus

Frontal

Inisiasi aktivitas dan

perencanaan

Mengatur kebiasaan sosial

Tidak punya

kepedulian/ketertarikan

Menghentikan hobi

Cepat bosan

Kemunduran dalam

bersosialisasi

Mengulang-ngulang

aktivitas

Lobus

Occipital

Kontrol penglihatan,

mengkombinasikan warna,

bentuk, sudut, dan gerakan

Kesulitan persepsi

pandangan, tidak mampu

melihat gerakan

18

Page 19: Referat Alzheimer

Telah dijelaskan bahwa penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang terbanyak pada orang dewasa. Demensia sudah sering

dikenal dengan menggunakan kritera DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth edition). Menegakkan penyakit Alzheimer

dengan menggunakan kriteria oleh the National Institute of Neurological and Communicative Disorders and Stroke (NINCDS) dan the Alzheimer’s

Disease and Related Disorders Association (ADRDA) dengan menggunakan klasifikasi definite (diagnosis klinis dengan gambaran histologic), probable

(sindrom klinik tipikal tanpa gambaran histologic) dan possible ( gambaran klinis atipikal tetapi tidak ada diagnosis alternative dan tidak ada gambaran

histologi)(6)

Kriteria untuk Diagnosis Klinis Penyakit Alzheimer(7)

Kriteria diagnosis klinis untuk probable penyakit Alzheimer mencakup:

- Demensia yang tidtegakkan oleh pemeriksaan klinis dan tercatat dengan

pemeriksaan the mini-mental test,Blessed Dementia Scale,atau pemeriksaan

sejenis,dan dikonfirmasi oleh tes neuropsikologis

- Defisit pada dua atau lebih area kognitif

- Tidak ada gangguan kesadaran

- Awitan antara umur 40 dan 90,umunya setelah umur 65 tahun

- Tidak adanya kelinan sistemik atau penyakit otak lain yang dapat menyebabkan

defisit progresif pada memori dan kognitif

Diagnosis probable penyakit Alzheimer didukung oleh:

- Penurunan progresif fungsi kognitif spesifik seperti afasia,apraksia,dan agnosia

- Gangguan aktivitas hidup sehari-hari dan perubahan pola perilaku

- Riwayat keluarga dengan gangguan yang sama,terutama bila sudah dikonfirmasi

secara neuropatologi

- Hasil laboratorium yang menunjukkan

- Pungsi lumbal yang normal yang dievaluasi dengan teknik standar

Pola normal atau perubahan yang nonspesifik pada EEG,seperti peningkatan

atktivitas slow-wave

- Bukti adanya atrofi otak pada pemeriksaan CT yang progresif dan terdokumentasi

oleh pemeriksaan serial

19

Page 20: Referat Alzheimer

Gambaran klinis lain yang konsisten dengan diagnosis probable penyakit

Alzheimer,setelah mengeksklusi penyebab demensia selain penyakit Alzheimer:

- Perjalanan penyakit yang progresif namun lambat (plateau)

- Gejala-gejala yang berhubungan seperti depresi,insomnia,inkontinensia,delusi,

halusinasi,verbal katastrofik,emosional,gangguan seksual,dan penurunan berat

badan

- Abnormalitas neurologis pada beberapa pasien,terutama pada penyakit tahap

lanjut,seperti peningkatan tonus otot,mioklunus,dan gangguan melangkah

- Kejang pada penyakit yang lanjut

- Pemeriksaan CT normal untuk usianya

Gambaran yang membuat diagnosis probable penyakit Alzheimer menjadi tidak

cocok adalah:

- Onset yang mendadak dan apolectic

- Terdapat defisit neurologis fokal seperti hemiparesis,gangguan sensorik,defisit

lapang pandang,dan inkoordinasi pada tahap awal penyakit;dan kehang atau

gangguan melangkah pada saat awitan atau tahap awal perjalanan penyakit

Diagnosis possible penyakit Alzheimer:

- Dibuat berdasarkan adanya sindrom demensia,tanpa adanya gangguan neurologis

psikiatrik,atau sistemik alin yang dapat menyebabkan demensia,dan adandya

variasi pada awitan,gejala klinis,atau perjalanan penyakit

- Dibuat berdasarkan adanya gangguan otak atau sistemik sekunder yang cukup

untuk menyebabkan demensia,namun penyebab primernya bukan merupakan

penyabab demensia

Kriteria untuk diagnosis definite penyakit Alzheimer adalah:

- Kriteria klinis untuk probable penyakit Alzheimer

- Bukti histopatologi yang didapat dari biopsi atau atutopsi

Klasifikasi penyakit Alzheimer untuk tujuan penelitian dilakukan bila terdapat

gambaran khusus yang mungkin merupakan subtipe penyakit Alzheimer,seperti:

- Banyak anggota keluarga yang mengalami hal yang sama

20

Page 21: Referat Alzheimer

- Awitan sebelum usia 65 tahun

- Adanya trisomi-21

- Terjadi bersamaan dengan kondisi lain yang relevan seperti penyakit Parkinson

Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)

Memory : new learning defective, remote recall mildly impaired

Visuospatial skills : topographic disorientation, poor complex contructions

Language : poor woordlist generation, anomia

Personality : indifference,occasional irritability

Psychiatry feature : sadness, or delution in some

Motor system : normal

EEG : normal

CT/MRI : normal

PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion

Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)

Memory : recent and remote recall more severely impaired

Visuospatial skills : spatial disorientation, poor contructions

Language : fluent aphasia

Calculation : acalculation

Personality : indifference, irritability

Psychiatry feature : delution in some

Motor system : restlessness, pacing

EEG : slow background rhythm

CT/MRI : normal or ventricular and sulcal enlargeent

PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism/hyperfusion

Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)

Intelectual function : severely deteriorated

Motor system : limb rigidity and flexion poeture

Sphincter control : urinary and fecal

21

Page 22: Referat Alzheimer

EEG : diffusely slow

CT/MRI : ventricular and sulcal enlargement

PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism/hyperfusion

IX. DIAGNOSIS BANDING

Differential klinis pada Alzheimer (8)

22

Page 23: Referat Alzheimer

Penyakit Gejala Awal Status Mental Neuropskiatri Neurologi Gambaran

ADPenurunan daya

ingat

Episodic

memory loss

Umumnya

normal

Umumnya

normal

Entorhinal

cortex dan

atrofi

hippocampus

FTD

Apati;

penilaian/wawa

san buruk, cara

bicara/bahasa,

hyperorality

Frontal/

executive,

bahasa; spares

drawing

Apati,

disinhibisi,

euphoria,

depresi

Gelisah,

dystonia,

Alien

hand¸vertic

al gaze

palsy

Atrofi frontal

dan/atau

temporal

DLB

Halusinasi

visual,

gangguan tidur

REM, delirium,

Sindrom

Capgras’,

Parkinsonisme

Drawing and

frontal/executiv

e; spares

memory;

delirium

Halusinasi

visual, depresi,

gangguan

tidur, delusi

Parkinsonis

me

Atrofi parietal

posterior;

hippocampus

lebih besar

dibandingkan

pada AD

CJD

Demensia,

mood, gelisah,

gangguan

pergerakan

Bervariasi,

frontal/executiv

e, focal

cortical,

memori

Depresi,

gelisah

Mioklonus,

parkinsonis

me, kaku

Cortical

ribboning dan

hiperintensitas

basal ganglia

atau thalamus

pada

gambaran

MRI

Vascular

Sering tapi

tidak selalu

mendadak;

bervariasi;

apati,

kelemahan

fokal

Frontal/

executive,

kognitif yang

melambat

Apati, delusi,

gelisah

Umumnya

keterlambat

an motoric,

spastik,

namun bisa

normal

Infark kortikal

dan/atau

subkortikal23

Page 24: Referat Alzheimer

AD : Alzheimer’s

FTD : Frontotemporal Dementis

DLB : Dementia with Lewy Bodies

CJD : Creutzfeldt-Jakob Disease

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Neuropatologi

Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi

neuropatologi. Secara umum didapatkan atrofi yang bilateral, simetris, sering kali

berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).Beberapa penelitian mengungkapkan

atropi lebih menonjol pada lobus temporoparietal, anterior frontal, sedangkan korteks

oksipital, korteks motorik primer, sistem somatosensorik tetap utuh. Kelainan-kelainan

neuropatologi pada penyakit Alzheimer terdiri dari(10,11,12):

a. Neurofibrillary Tangles (NFT)

Merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen abnormal

yang berisi protein neurofilamen, ubiquine, epitoque. NFT ini juga terdapat pada

neokorteks, hipokampus, amigdala, substansia alba, lokus seruleus, dorsal raphe

dari inti batang otak. NFT selain didapatkan pada penyakit Alzheimer, juga

ditemukan pada otak manula, down syndrome, parkinson, SSPE, sindroma

ektrapiramidal, supranuklear palsy. Densitas NFT berkolerasi dengan beratnya

demensia.(10)

b. Senile Plaque (SP)

Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve ending

yang berisi filamen-filamen abnormal, serat amiloid ektraseluler, astrosit,

mikroglia. Protein prekursor amiloid yang terdapat pada SP sangat berhubungan

dengan kromosom 21. Senile plaque ini terutama terdapat pada neokorteks,

amygdala, hipokampus, korteks piriformis, dan sedikit didapatkan pada korteks

motorik primer, korteks somatosensorik, korteks visual, dan auditorik. Senile

plaque ini juga terdapat pada jaringan perifer. Perry (1987) mengatakan densitas 24

Page 25: Referat Alzheimer

Senile plaque berhubungan dengan penurunan kolinergik. Kedua gambaran

histopatologi (NFT dan senile plaque) merupakan gambaran karakteristik untuk

penderita penyakit Alzheimer. (12)

c. Degenerasi neuron

Pada pemeriksaan mikroskopik perubahan dan kematian neuron pada

penyakit Alzheimer sangat selektif. Kematian neuron pada neokorteks terutama

didapatkan pada neuron piramidal lobus temporal dan frontalis. Juga ditemukan

pada hipokampus, amigdala, nukleus batang otak termasuk lobus serulues, raphe

nukleus, dan substanasia nigra. Kematian sel neuron kolinergik terutama pada

nukleus basalis dari meynert, dan sel noradrenergik terutama pada lokus seruleus

serta sel serotogenik pada nukleus raphe dorsalis, nukleus tegmentum dorsalis.

Telah ditemukan faktor pertumbuhan saraf pada neuron kolinergik yang

berdegenerasi pada lesi eksperimental binatang dan ini merupakan harapan dalam

pengobatan penyakit Alzheimer. (11)

d. Perubahan vakuoler

Merupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan dapat

menggeser nukleus. Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna dengan

jumlah NFT dan SP , perubahan ini sering didapatkan pada korteks

temporomedial, amygdala dan insula. Tidak pernah ditemukan pada korteks

frontalis, parietal, oksipital, hipokampus, serebelum dan batang otak. (9)

e. Lewy body

Merupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada

enterhinal, gyrus cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil pada

korteks frontalis, temporal, parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini sama

dengan immunoreaktivitas yang terjadi pada lewy body batang otak pada

gambaran histopatologi penyakit parkinson. Hansen et al menyatakan lewy body

merupakan varian dari penyakit Alzheimer. (11)

2. Pemeriksaan neuropsikologik

Penyakit Alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan

neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif 25

Page 26: Referat Alzheimer

umum dan mengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Tes psikologis ini juga

bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang

berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian, dan

pengertian berbahasa. Evaluasi neuropsikologis yang sistematik mempunyai fungsi

diagnostik yang penting karena:

a. Adanya defisit kognisi yang berhubungan dengan demensia awal yang dapat

diketahui bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang normal.

b. Pemeriksaan neuropsikologik secara komprehensif memungkinkan untuk

membedakan kelainan kognitif pada global demensia dengan defisit selektif yang

diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolik, dan gangguan psikiatri.

c. Mengidentifikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh

demensia karena berbagai penyebab.

1. Mini Mental Status Examination

MMSE dapat mengukur orientasi nyata seseorang, kemampuan registrasi, perhatian dan kemampuan berhitung, mengingat, bahasa, dan kemampuan visuokonstruksi (melihat dan membuat kopi design). Nilai tertinggi adalah 30. seseorang dengan nilai kurang dari 24 memerlukan evaluasi lebih jauh untuk kemungkinan terkena Alzheimer atau dementia yang lain, depresi, delirium atau schizoprenia. Seseorang dengan nilai kurang dari 20 secara umum memiliki salah satu dari gangguan tersebut.(11)

The Mini-Mental Status Exam (from Folstein, MF, Folstein, S and McHugh, PR:

Mini-mental state: a practical method for grading the cognitive state of patients

for the clinincian, J Psychiatr Res 12:189, 1975.)

Indikasi

Penilaian kemampuan kognitif

Dokumentasi penurunan kemampuan kognitif

26

Page 27: Referat Alzheimer

Pertanyaan (Total 30 poin)

Kategori Poin Pertanyaan

Orientasi10 Tahun, Musim, tanggal, hari, dan bulan

Negara bagian, negara, kota

Rumah sakit atau klinik, lantai

Registrasi 3 Nama tiga objek: Apel, Meja, uang

Setiap benda diucapkan perlahan dan dengan

jeda waktu

Pasien mengulangi setiap benda yang

diucapkan)

Ulangi proses hingga ketiga objek dapat

diingat

Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengingat

ketiga benda

Perhatian dan

hitungan

5 Eja WORLD dari arah belakang: DLROW

Poin diberikan pada setiap huruf yang salah

meletakkan

Contoh: DLORW dihitung sebagai 2 poin saja

Menyebutkan

kembali (recall)

3Ulangi proses no.2 dengan ketiga objek yang telah

27

Page 28: Referat Alzheimer

diingat.

Bahasa 9 Pasien memberi nama 2 benda

Contoh: Pensil dan Jam ( masing-masing 1

poin)

Ulangi kalimat: 'No ifs ands or buts'

Mengikuti tiga petunjuk berikut:

Ambil kertas dengan tangan kanan

Lipat menjadi dua

Simpan di lantai

Membaca dan mengikuti petunjuk:

Tutup matamu

Tulis sebuah kalimat

Mengkopi design

Diagnosa lain bisa dengan menggunakan skala seperti Global Deterioritation

Scale (GDS), seperti berikut:

TahapKondisi Keterangan

1 NormalTidak ada perubahan subjektif atau

objektif dalam fungsi intelektual

2 Forgetfullness Keluhan kelupaan sesuatu atau lupa

nama kenalan, tetapi tidak sampai

mengganggu pekerjaan dan fungsi sosial.

Secara umum merupakan kondisi

28

Page 29: Referat Alzheimer

penuaan normal

3 Early confusion

Penurunan kognitif yang mempengaruhi

pekerjaan dan fungsi sosial. Anomia,

kesulitan mengingat kata yang tepat

dalam percakapan, dan kesulitan

mengingat yang sampai menarik

perhatian keluarga. Kehilangan memori

dapat menyebabkan kecemasan pada

pasien

4 Late confusion (early AD)

Pasien tidak dapat menangani keuangan

dan pekerjaan rumah sehari-hari.

Kesulitan mengingat kejadian yang baru

saja berlangsung. Mulai mundur dari

tugas yang sulit dan hobi. Pasien

mungkin mengingkari masalah memori

ini.

5Early dementia (moderate

AD)

Pasien tidak dapat bertahan lama tanpa

bantuan. Sering disorientasi waktu

(tanggal, tahun, musim). Kesulitan

memilih baju. Kerusakan parah dalam

mengingat kejadian yang baru

berlangsung, dapat melupakan beberapa

detail kehidupan masa lalu (seperti

sekolah). Fungsi dapat berfluktuasi dari

hari ke hari. Pasien secara umum

memungkiri masalah ini. Dapat menjadi

sangat curiga atau sedih. Kehilangan

kemampuan untuk hidup aman.

6 Middle dementia Pasien membutuhkan pertolongan untuk 29

Page 30: Referat Alzheimer

(moderately severe AD)

melakukan aktivitas sehari-hari (mandi,

berpakaian, ke toilet), kesulitan

menginterpretasikan sekelilingnya, lupa

nama anggota keluarga dan

pengasuhnya, lupa hampir semua detail

kehidupan masa lalunya, sulit

menghitung mundur dari angka 10,

agitasi, paranoid, dan delusi (berkhayal)

7 Late dementia

Kehilangan kemampuan berbicara

(hanya dapat menjerit dan bersungut-

sungut), jalan-jalan dan makan sendiri,

buang air kecil dan besar sembarangan,

tidak sadar sampai koma.

Tujuh poin tersebut sangat umum digunakan dan telah divalidasi dengan

mengkorelasikan dengan pengukuran psikometrik dan perubahan dalam CT/PET scan

dan berguna untuk memonitor perubahan menyeluruh pada pasien Alzheimer.

Penentuan tipe gen pada penderita tidak signifikan dalam memperbaiki akurasi

diagnosa dibanding dengan diagnosa klinik berdasarkan kriteria yang ada, sehingga

tidak direkomendasikan sebagai alat skrining.

Sejalan dengan perkembangan penyakit Alzheimer, gangguan kognisi tiba-tiba

dapat terjadi. Evaluasi diagnosa dengan delirium harus dipertimbangkan karena

gejalanya sama. Delirium adalah gangguan kesadaran yang disertai oleh perubahan

kognisi dan dapat timbul bersamaan dengan demensia sehingga dapat mengacaukan

gambaran klinik pasien. Gejala-gejala yang terjadi pada delirium sama dengan

demensia. Satu-satunya gambaran yang dapat menolong membedakan delirium dari

demensia Alzheimer adalah penurunan kesadaran akan lingkungan, kejadian yang

30

Page 31: Referat Alzheimer

berfluktuasi, dan keberadaan onset yang perlahan. Delirium delirium berkembang

dalam waktu yang sangat singkat yaitu dari jam sampai hari, dan melibatkan

perubahan akut dalam tingkat kesadaran di samping penurunan kognisi. Delirium

biasanya tidak permanen, tetapi gejala biasanya bisa bertahan sampai beberapa hari

bahkan minggu. Faktor penyebabnya antara lain gangguan metabolik

(ketidakseimbangan elektrolit dan fluktuasi glukosa), infeksi, dan alkohol. (4)

3. CT Scan dan MRI

Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat kuantifikasi

perubahan volume jaringan otak pada penderita Alzheimer antemortem. Pemeriksaan

ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya

selain Alzheimer seperti multi infark dan tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh

dan pembesaran ventrikel keduanya merupakan gambaran marker dominan yang

sangat spesifik pada penyakit ini. Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia

lainnya seperti multi infark, parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk

membedakan dengan penyakit Alzheimer. (9)

Penipisan substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel berkorelasi dengan

beratnya gejala klinik dan hasil pemeriksaan status mini mental. Pada MRI ditemukan

peningkatan intensitas pada daerah kortikal dan periventrikuler (Capping anterior horn

pada ventrikel lateral). Capping ini merupakan predileksi untuk demensia awal. Selain

didapatkan kelainan di kortikal, gambaran atropi juga terlihat pada daerah subkortikal

seperti adanya atropi hipokampus, amigdala, serta pembesaran sisterna basalis dan

fissura sylvii.(10)

Seab et al, menyatakan MRI lebih sensitif untuk membedakan demensia dari

penyakit Alzheimer dengan penyebab lain, dengan memperhatikan ukuran (atropi) dari

hipokampus.(11)

31

Page 32: Referat Alzheimer

4. EEG

Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada

penyakit Alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis yang

non spesifik.(8)

5. PET (Positron Emission Tomography)

Pada penderita Alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah,

metabolisme O2, dan glukosa di daerah serebral. Uptake I. 123 sangat menurun pada

regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi dan selalu

sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi.(9)

32

Page 33: Referat Alzheimer

6. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)

Aktivitas I. 123 terendah pada regio parieral penderita Alzheimer. Kelainan ini

berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua

pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.

XI. KOMPLIKASI

Komplikasi yang akan muncul seperti pneumonia dan infeksi saluran napas bagian atas, septicemia,ulkus dekubitus, fraktur, dan berbagai masalah nutrisi.

XII. PENATALAKSANAAN

Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan

patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya

memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Tidak ada pengobatan spesifik untuk

penyakit Alzheimer. Pengobatan secara simptomatik, sosial, terapi psikiatri dan dukungan

33

Page 34: Referat Alzheimer

keluarga menjadi pilihan terapi yang digunakan saat ini. Acetylcholinesterase inhibitors

atau N-methyl-D-aspartate (NMDA) inhibitor (Memantin) dapat meningkatkan fungsi

kognitif pada penyakit Alzheimer stadium awal.(7)

1. Kolinesterase inhibitor

Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk pengobatan

simptomatik penyakit Alzheimer, dimana pada penderita Alzheimer didapatkan

penurunan kadar asetilkolin. Cholinesterase inhibitor telah diakui untuk pengobatan

penyakit Alzheimer ringan sampai sedang yang juga dapat dijadikan standar perawatan

untuk pasien dengan penyakit Alzheimer. Kerja farmakologis dari Donepezil,

rivastigmine, dan galantamine adalah menghambat cholinesterase, dengan

menghasilkan peningkatan kadar asetilkolin di otak .Untuk mencegah penurunan kadar

asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase. Pemberian obat ini dikatakan dapat

memperbaiki memori dan apraksia selama pemberian berlangsung. 4 jenis

kolinesterase inhibitor yang paling sering digunakan adalah5,7)

a. Donepezil (merk dagang ARICEPT®) disetujui untuk pengobatan semua tahap

Alzheimer disease.

b. Galantamine (merk dagang RAZADYNE®) disetujui untuk tahap ringan sampai

sedang.

c. Rivastigmine (merk dagang EXELON®) untuk tahap ringan sampai sedang.

d. Tacrine (COGNEX®) merupakan kolinesterase inhibitor pertama yang disetujui untuk

digunakan sejak tahun 1993, namun sudah jarang digunakan saat ini karena faktor

resiko efek sampingnya, salah satunya adalah kerusakan hati.(7

Pemberian dosis dari ketiga cholinesterase inhibitor yang umum digunakan adalah

sebagai berikut :(6)

a. Donepezil dimulai dengan dosis 5 mg per hari, kemudian dosis ditingkatkan menjadi

10 mg per hari setelah satu bulan.

34

Page 35: Referat Alzheimer

b. Dosis rivastigmine ditingkatkan dari 1,5 mg dua kali sehari sampai 3 mg dua kali

sehari, kemudian menjadi 4,5 mg dua kali sehari, dan untuk maksimal dosis 6 mg dua

kali sehari.

c. Galantamine dimulai dengan dosis 4 mg dua kali sehari. Pertama-tama, dosis

ditingkatkan menjadi 8 mg dua kali sehari dan akhirnya sampai 12 mg dua kali sehari.

Seperti rivastigmine, waktu yang lebih lama antara peningkatan dosis berhubungan

dengan penurunan efek samping.

Pengobatan sehari-hari dengan donepezil memberikan hasil yang efektif dalam kisaran

dosis 5 sampai 10 mg; Rivastigmine, dalam kisaran 6 sampai 12 mg; serta

galantamine , dalam kisaran dari 16 sampai 24 mg.

2. Memantin

Memantin merupakan obat yang telah diakui oleh Food and Drug Administration

(FDA) untuk pengobatan penyakit Alzheimer sedang sampai berat. Dosis awal untuk

penggunaan Memantin adalah 5 mg perhari, kemudian dosis ditingkatkan berdasarkan

penelitian, hingga 10 mg dua kali sehari. Memantine tampaknya bekerja dengan cara

memblok saluran N-methyl-D-aspartate (NMDA) yang berlebihan. Memantine yang

dikombinasikan dengan cholinesterase inhibitor maupun yang tidak, tampaknya dapat

memperlambat kerusakan kognitif pada pasien dengan AD yang moderat.(6,9)

3. Thiamin

Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita Alzheimer didapatkan penurunan

thiamin pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan

transketolase (45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus basalis.

Pemberian thiamin hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hari selama 3 bulan peroral,

menunjukkan perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo

selama periode yang sama.

35

Page 36: Referat Alzheimer

4. Haloperiodol

Pada penderita Alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi, halusinasi) dan

tingkah laku. Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4 minggu akan

memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita Alzheimer menderita depresi sebaiknya

diberikan tricyclic anti depresant (Amitryptiline 25-100 mg/hari)(7)

5. Acetyl L-Carnitine (ALC)

Merupakan suatu subtrat endogen yang disintesa didalam mitokondria dengan bantuan

enzim ALC transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa ALC dapat meningkatkan

aktivitas asetilkolinesterase, kolin asetiltransferase. Pada pemberian dosis 1-2

gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan, disimpulkan bahwa dapat

memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif.(7)

6. Antioksidan

Pada pasien dengan AD sedang-berat, penggunaan antioksidan selegiline, α-tokoferol

(vitamin E), atau keduanya, memperlambat proses kematian. Karena vitamin E

memiliki potensi yang rendah untuk toksisitas dari selegiline, dan juga lebih murah,

dosis yang digunakan dalam penelitian untuk diberikan kepada pasien AD adalah 1000

IU dua kali sehari. Namun, efek yang menguntungkan dari vitamin E tetap

kontroversial, dan sebagian peneliti tidak lagi memberikan dalam dosis tinggi.(8)

Non FarmakologiTerapi nonfarmakologi merupakan kunci utama dalam menangani Alzheimer,

diantaranya:

Buatlah permintaan dan perintah pada pasien Alzheimer sesederhana mungkin, dan

hindari tugas yang rumit yang dapat menyebabkan frustasi

Hindari konfrontasi dan penolakan yang bias menyebabkan frustasi

Tetap tenang, dan selalu mendukung jika pasien menjadi sangat membingungkan

36

Page 37: Referat Alzheimer

Jagalah kondisi lingkungan tempat tinggal tetap konsisten dan hindari perubahan yang

tidak perlu

Sediakan alat bantu untuk mengingatkan, menjeklaskan, dan menunjuk arah pada

pasien Alzheimer

Sadarilah penurunan kapasitas dan tingkatkan harapan untuk performans pasien yang

lebih baik

Jika terjadi penurunan fungsi yang tiba-tiba dan gejala yang darurat, segera bawa ke

tenaga profesional

Algoritma Penanganan AD

37

Page 38: Referat Alzheimer

XIII. PENCEGAHAN

Pencegahan penyakit demensia Alzheimer dapat dilakukan dengan : 

a) Sering melakukan kegiatan yang melibatkan kemampuan kognitif.

38

Pasien didiagnose AD

Jika tidak ada gangguan psikiatrik

Evaluasi adanya penyakit lain dan obat yang mempengaruhi kognitif

Moderae-severe

ChE inhibitor,memantin, atau kombinasi ChEl dan memantin = vit E

Mild

ChE inhibitor atau Memantin = vit E

Stabil

Teruskan regimen pengobatanMemburuk

Berikan alternative ChE inhibitor atau memantin+Vit E

Page 39: Referat Alzheimer

b) Penyakit demensia-alzheimer menyerang bagian otak yang mengatur fungsi kognitif.

Dengan

c) lebih sering melakukan kegiatan yang melibatkan kemampuan kognitif, akan semakin

mengurangi risiko terjadinya degenerasi bagian ini

d) Melakukan olah raga ringan sebagai salah satu pola hidup sehat.

XIV. PROGNOSIS

Dari pemeriksaan klinis pada 42 penderita probable Alzheimer menunjukkan

bahwa nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu: (2)

Derajat beratnya penyakit

Variabilitas gambaran klinis

Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia, dan jenis kelamin.

Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling

mempengaruhi prognostik penderita Alzheimer. Pasien dengan penyakit Alzheimer

mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya

meninggal dunia akibat infeksi sekunder.(12)

BAB III

KESIMPULAN

39

Page 40: Referat Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah merupakan gangguan fungsi kognitif yang onsetnya

lambat dan gradual, degenerative, sifatnya progresif dan permanen. Merupakan penyebab

terbesar terjadinya demensia. Insiden dari penyakit ini dua kali lipat setiap 5 tahun setelah

usia 65 tahun.Faktor penyebab penyakit ini belum di ketahui secara pasti, namun ada

beberapa factor resiko pada penyakit ini factor usia,keturunan,jenis kelamin,kognitif

menurun,gaya hidup,dan tingkat pendidikan. Komponen utama patologi penyakit

Alzheimer adalah plak senilis dan neuritik, neurofibrillary tangles, dan hilangnya

neuron/sinaps. Orang dengan alzheimer disease mengalami gangguan progresif daya

ingat dan fungsi kognitif lainnya. Gangguan mula-mula mungkin samar dan mudah

disalah-sangka sebagai depresi, penyakit penting lain pada usia lanjut. Gangguan kognitif

berlanjut terus, biasanya dalam waktu 5 hingga 15 tahun, yang menyebabkan disorientasi

total dan hilangnya fungsi bahasa dan fungsi luhur korteks lainnya. Pada sebagian kecil

pasien, dapat muncul kelainan gerakan khas parkinsonisme, biasanya berkaitan dengan

adanya pembentukan badan lewy. Menegakkan penyakit Alzheimer dengan

menggunakan kriteria oleh the National Institute of Neurological and Communicative

Disorders and Stroke (NINCDS) dan the Alzheimer’s Disease and Related Disorders

Association (ADRDA) dengan menggunakan klasifikasi definite (diagnosis klinis dengan

gambaran histologic), probable (sindrom klinik tipikal tanpa gambaran histologic) dan

possible ( gambaran klinis atipikal tetapi tidak ada diagnosis alternative dan tidak ada

gambaran histologi). Atropi kortikal menyeluruh dan pembesaran ventrikel keduanya

merupakan gambaran marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini.

Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan

patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya

memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Tidak ada pengobatan spesifik untuk

penyakit Alzheimer. Pengobatan secara simptomatik, sosial, terapi psikiatri dan

dukungan keluarga menjadi pilihan terapi yang digunakan saat ini. Acetylcholinesterase

inhibitors atau N-methyl-D-aspartate (NMDA) inhibitor (Memantin) dapat meningkatkan

fungsi kognitif pada penyakit Alzheimer stadium awal. Pasien dengan penyakit

40

Page 41: Referat Alzheimer

Alzheimer mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan

biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

1. Reinhard Rohkamm MD. Color Atlas of Neurology Germany: Thieme; 2004.41

Page 42: Referat Alzheimer

2. Bird TD, Miller BL. Alzheimer's Disease and Other Dementias. Harrison’s

Principles of Internal Medicine. New York: McGraw-Hill Medical Publishing

Division; 2005. p. 1-22.

3. Silbernagl, Stevan, et al. Teks dan atlas berwarna Patofisiologi. Penerbit Buku

Kedokteran. Hal. 348-349

4. Harsono. Kapita Selekta Neurologi Edisi kedua. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta:2009.p3-35

5. Society NAOAA. Alzheimer’s Disease and Dementia : A Growing

Challenge2000:[1-6 pp.]

6. Henry W. Querfurth MD, Ph.D, Frank M. LaFerla PD. Mechanisms of Disease :

Alzheimer’s Disease. NEJM. 2011;362:1-16.

7. Jeffrey L. Cummings MD. Drug Therapy : Alzheimer's Disease. NEJM.

2004;351:56-67.

8. Mark Mumenthaler MD, Heinrich Mattle MD. Neurology. Germany: Thieme;

2004.

9. Association As. FDA-Approved Treatments for Alzheimers2012:[1-3 pp.].

10. Solomon PR, Murphy CA. Early diagnosis and Treatment of Alzheimer's disease.

Expert Reviews. 2008:1-12.

11. Japardi I. Penyakit Alzheimer. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

2002. pp.1-11.

12. Robbins, Stanley. L et all. Buku Ajar Patologi edis 7.Buku Kedokteran ECG:2007

42