Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

42
BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN REFARAT Idiopatik Leukoplakia Laporan Dan Tinjauan Kasus Langka Nama : Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana Stambuk : J111 11 149 Pembimbing : Drg. Israyani Tempat : Ruang Ilmu Penyakit Mulut RSGMP.Drg.Hj.Halimah Dg. Sikati DIBACAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 1

description

Idiopatik LeukoplakiaLaporan Dan Tinjauan Kasus Langka

Transcript of Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Page 1: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFARAT

Idiopatik LeukoplakiaLaporan Dan Tinjauan Kasus Langka

Nama : Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Stambuk : J111 11 149

Pembimbing : Drg. Israyani

Tempat : Ruang Ilmu Penyakit Mulut RSGMP.Drg.Hj.Halimah Dg. Sikati

DIBACAKAN SEBAGAI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

1

Page 2: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

BAB I

PENDAHULUAN

Leukoplakia (OL) adalah salah satu ganguan pada rongga mulut yang ditandai

dengan adanya keratosis (bercak putih) pada langit-langit atas mulut dan lidah.

Kelainan ini paling sering di mulut para perokok saja.3 Leukoplakia lebih sering

pada pria (9:1). Namun, saat ini dengan semakin banyak wanita yang merokok,

rasio berubah mendekati tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Dapat terjadi

disetiap tempat di rongga mulut, tetapi yang lebih sering: mukosa pipi yang

berhadapan dengan gigi molar ketiga, permukaan dorsal dan ventral lidah, dan

palatum.16 Satu studi yang baru dilakukan memberi dugaan kuat bahwa

leukoplakia di dasar mulut berkaitan dengan kebiasan merokok, sedangkan

leukoplakia di tepi lateral lidah lebih sering terjadi di para bukan perokok.3

Leukoplakia dapat terjadi pada individu dari semua usia, dan lebih sering

terjadi dikalangan orang dewasa; sekitar 1% dari orang dewasa terkena penyakit

ini, meskipun setengah populasi didapati mempunyai prevalensi yang lebih tinggi

tetapi sebagian besar keadaan ditemukan pada pria antara usia 45 sampai 70

tahun.2,4,5

Leukoplakia sangat bervariasi dalam ukuran, lokasi dan gambaran klinisnya.

Daerah yang paling sering terkena pada bagian lateral dan ventral lidah, dasar

mulut, mukosa alveolar, bibir, trigonum retromolar, palatum lunak, dan gingiva

cekat rahang bawah dan daerah yang beresiko tinggi untuk mengalami perubahan

keganasan mencakup dasar mulut, bagian lateral dan ventral lidah, kompleks

uvulopalatal dan bibir.4,5 Leukoplakia pada lidah dapat terletak di pinggir lidah,

punggung maupun permukaan bawah lidah. Dalam bahan penelitian yang lebih

luas, leukoplakia pada lidah meliputi kira-kira 5-8%. Pada atlas penyakit mukosa

mulut disebutkan seorang wanita 47 tahun leukoplakia, namun reaksi wassermann

negatif dan ia tidak pernah merokok. Dengan demikian leukoplakia tersebut

diklasifikasikan sebagai idiopatik sebab tidak dapat dinyatakan adanya faktor

etiologi apapun.6

2

Page 3: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Leukoplakia idiopatik cukup langka, harus didiferensiasi dari leukoplakia

akibat merokok tembakau, Van der Waal dkk, dalam sebuah studi melaporkan

leukoplakia idiopatik memiliki insidensi 36%. Manifestasi klinis sering terlihat di

lidah dan dapat berkembang ke gingiva. Sapna dkk, melaporkan leukoplakia

idiopatik yang terjadi di gingiva pada pria berusia 40 tahun selama 4 bulan. Lesi

ini biasanya ditemukan pada wanita, dengan variabilitas displasia epitel. Lesi ini

dapat rekuren dan memiliki kecenderungan mengarah ke transformasi malignant.

Vechio dkk, melaporkan kasus leukoplakia idiopatik yang persisten selama 12

tahun pada permukaan dorsal lidah pada wanita 76 tahun, yang berkembang

menjadi leukoplakia proliferasi verrucus dan sel karsinoma squamous yang

besar.7

Leukoplakia RM secara umum adalah kelainan maliganant yang potensial

dengan transformasi malignant 1% di selutruh dunia, 0.3% transformasi

malignant terjadi pada populasi indian. Leukoplakia idiopatik menujukkan

kecenderungan yang besar mengalami transformasi malignant dan penelitian

menunjukkan rentang transformasi malignant sekitar 0.13%-36.4%. Vaander

Waal and Arduino melaporkan bahwa lesi dibatas lateral lidah pada pasien lanjut

usia terutama pria indian memiliki resiko karsinogenesis yang besar. Arduino juga

melaporkan lesi pada permukaan ventrolateral lidah memiliki resiko besar dari

aneuploidy dan hilangnya heterozygosit yang merupakan tahap awal dari

transformasi malignant.7

Idiopathic leukoplakia adalah lesi maligna potensial yang langka, biasanya

ditemukan di lidah dengan peningkatan risiko transformasi maligna sebanding

dengan bentuk yang disebabkan oleh tembakau. Risiko dari transformasi maligna

akan bertambah berdasarkan usia. Penegakan diagnosis memberikan tantangan

kepada dokter seperti diagnosis dan kemungkinan penyebab lain yang

menyebabkan hiperkeratosis. Jurnal ini memaparkan tentang kasus langka seorang

pasien laki-laki tua, umur 78 tahun yang telah diamati selama satu tahun untuk

merekam jalannya lesi dan melaporkan kekambuhan, jika ada.

3

Page 4: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI LEUKOPLAKIA

World Health Organization (WHO) mendefinisikan leukoplakia sebagai

bercak-bercak putih atau plak-plak yang terdapat pada lapisan mukosa

dimana lapisan ini tidak bisa ditanggalkan dengan mudah dan tidak dapat

digolongkan secara klinis atau histologi sebagai penyakit-penyakit spesifik

lainnya (contoh: liken planus, lupus eritematous, kandidiasis, white sponge

naevus).8

Leukoplakia merupakan salah satu kelainan yang terjadi di mukosa rongga

mulut. Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini sering

meluas sehingga menjadi suatu lesi pre-cancer. Leukoplakia merupakan suatu

istilah lama yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih

atau plak yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa.9

Leukoplakia (OL) adalah salah satu ganguan pada rongga mulut yang

ditandai dengan adanya keratosis (bercak putih) pada langit-langit atas mulut

dan lidah. Penyakit ini banyak terjangkit pada perokok, dan orang yang

mengkonsumsi alkohol.10

Leukoplakia adalah reaksi protektif terhadap iritasi kronis, tembakau,

alkohol, sifilis, defesiensi vitamin, ketidak-seimbangan hormon, galvanisme,

gesekan kronis, dan kandidiasis termasuk dalam penyebab lesi ini.5 Untuk

menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti

baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini secara klinis

mempunyai gambaran yang serupa dengan "lichen plannus" dan "white

sponge naevus”.9

2.2 GAMBARAN KLINIS LEUKOPLAKIA

Dari pemeriksaan klinik, ternyata oral leukoplakia mempunyai bermacam-

macam bentuk. Secara klinis lesi ini sukar dibedakan dan dikenal pasti karena

banyak lesi lain yang memberikan gambaran yang serupa serta tanda-tanda

yang hampir sama. Pada umumnya, lesi ini lebih banyak ditemukan pada

4

Page 5: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

penderita dengan usia di atas 40 tahun dan lebih banyak pria daripada wanita.

Hal ini terjadi karena sebagian besar pria merupakan perokok berat.13

Leukoplakia sangat bervariasi dalam ukuran, lokasi dan gambaran klinis

yang bervariasi. Daerah-daerah yang lebih sering terserang leukoplakia adalah

lateral dan ventral lidah, dasar mulut, mukosa alveolar, bibir, trigonum

retromolar, palatum lunak dan gingiva cekat rahang bawah. Permukaan

lesinya dapat tampak licin dan homogen, tipis dan rapuh, berfissura, kasar,

verukoid, noduler atau bercal-bercak. Lesi bervariasi warnanya dari putih

pucat translusen, abu-abu atau putih-coklat.4,5 Pendapat lain mengatakan

bahwa leukoplakia hanya merupakan suatu bercak putih yang terdapat pada

membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau terkelupas.9

Secara klinis, lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir, barbatas jelas,

dan permukaannya tampak melipat. Bila dilakukan palpasi akan terasa keras,

tebal, berfisure, halus, datar atau agak menonjol. Kadang-kadang lesi ini dapat

berwarna seperti mutiara putih atau kekuningan. Pada perokok berat, warna

jaringan yang terkena berwarna putih kecoklatan. Ketiga gambaran tersebut di

atas lebih dikenal dengan sebutan “speckled leukoplakia”.15

Untuk menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan

yang teliti baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini secara

klinis mempunyai gambaran yang serupa dengan “lichen plannus” dan “white

sponge naevus”.15

Gambar Gambaran klinis leukoplakia pada bagian ventral lidahSumber: Buku kendali tembakau tani. [internet]. Avaible from: http://tcsc-

indonesia.org/wp-content/uploads/2012/11/buku-kendali-tembakau-tani.pdf Diakses 20 Mei 2015

2.3 GAMBARAN HISTOLOGI LEUKOPLAKIA

5

Page 6: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Istilah ini didiefenisikan sebagai bercak putih pada mukosa mulut yang

berdiameter tidak kurang dari 5 mm dan tidak dapat dihubungkan dengan

penyakit manapun. Gambar histologi dari lesi tersebut sangat bermacam-

macam dan dapat berupa lapisan keratin pada epitelium yang normalnya tidak

terkeratinisasi atau peningkatan ketebalan dari lapisan keratin semula sampai

perubahan yang hebat pada epitelium.11

Pemeriksaan mikroskopis akan membantu menentukan penegakan

diagnosis leukoplakia. Bila diikuti dengan pemeriksaan histopatologi dan

sitologi, akan tampak adanya perubahan keratinisasi sel epitelium, terutama

pada bagian superfisial.15

Gambar Gambaran histologi leukoplakiaSumber: Prevalensi dan distribusi lesi-lesi mukosa mulut pada manusia lanjut usia dipanti

jompo panti darma asih binjai sumatera utara (2008). [internet]. Avaible from: http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015

Secara mikroskopis, perubahan ini dapat dibedakan menjadi 5 bagian,

yaitu:15

1. Hiperkeratosis

Proses ini ditandai dengan adanya suatu peningkatan yang abnormal dari

lapisan ortokeratin atau stratum corneum, dan pada tempat-tempat tertentu

terlihat dengan jelas. Dengan adanya sejumlah ortokeratin pada daerah

permukaan yang normal maka akan menyebabkan permukaan epitel

rongga mulut menjadi tidak rata, serta memudahkan terjadinya iritasi.

6

Page 7: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Gambar Gambaran hiperkeratosis yang di biopsi dari lesi leukoplakiaSumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut.

[internet].Avaible from: http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015

2. Hiperparakeratosis

Parakeratosis dapat dibedakan dengan ortokeratin dengan melihat

timbulnya pengerasan pada lapisan keratinnya. Parakeratin dalam keadaan

normal dapat dijumpai di tempat-tempat tertentu di dalam rongga mulut.

Apabila timbul parakeratosis di daerah yang biasanya tidak terdapat

penebalan lapisan parakeratin maka penebalan parakeratin disebut sebagai

parakeratosis. Dalam pemeriksaan histopatologis, adanya ortokeratin dan

parakeratin, hiperparakeratosis kurang dapat dibedakan antara satu dengan

yang lainnya. Meskipun demikian, pada pemeriksaan yang lebih teliti lagi

akan ditemukan hiperortokeratosis, yaitu keadaan di mana lapisan

granularnya terlihat menebal dan sangat dominan. Sedangkan

hiperparakeratosis sendiri jarang ditemukan, meskipun pada kasus-kasus

yang parah.

Gambar Gambaran mikroskopis leukoplakia dengan hiperparakeratosis dengan displasia

7

Page 8: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Sumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut. [internet].Avaible from:

http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015

3. Akantosis

Akantosis adalah suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari

lapisan spinosum pada suatu tempat tertentu yang kemudian dapat menjadi

parah disertai pemanjangan, penebalan, penumpukan dan penggabungan

dari retepeg atau hanya kelihatannya saja. Terjadinya penebalan pada

lapisan stratum spinosum tidak sama atau bervariasi pada tiap-tiap tempat

yang berbeda dalam rongga mulut. Bisa saja suatu penebalan tertentu pada

tempat tertentu dapat dianggap normal, sedang penebalan tertentu pada

daerah tertentu bisa dianggap abnormal. Akantosis kemungkinan

berhubungan atau tidak berhubungan dengan suatu keadaan

hiperortikeratosis maupun parakeratosis. Akantosis kadang-kadang tidak

tergantung pada perubahan jaringan yang ada di atasnya.

Gambar Gambaran mikroskopis leukoplakia dengan hiperparakeratosis tanpa displasiaSumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut.

[internet].Avaible from: http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015

4. Diskeratosis atau displasia

Pada diskeratosis, terdapat sejumlah kriteria untuk mendiagnosis suatu

displasia epitel. Meskipun demikian, tidak ada perbedaan yang jelas antara

displasia ringan, displasia parah, dan atipia yang mungkin dapat

menunjukkan adanya suatu keganasan atau berkembang ke arah karsinoma

in situ. Kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis adanya displasia

8

Page 9: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

epitel adalah: adanya peningkatan yang abnormal dari mitosis; keratinisasi

sel-sel secara individu; adanya bentukan “epithel pearls” pada lapisan

spinosum; perubahan perbandingan antara inti sel dengan sitoplasma;

hilangnya polaritas dan disorientasi dari sel; adanya hiperkromatik; adanya

pembesaran inti sel atau nucleus; adanya dikariosis atau nuclear

atypia dan “giant nuclei”; pembelahan inti tanpa disertai pembelahan

sitoplasma; serta adanya basiler hiperplasia dan karsinoma intra epitel

atau carcinoma in situ.

Pada umumnya, antara displasia dan carsinoma in situ tidak memiliki

perbedaan yang jelas. Displasia mengenai permukaan yang luas dan

menjadi parah, menyebabkan perubahan dari permukaan sampai dasar.

Bila ditemukan adanya basiler hiperlpasia maka didiagnosis

sebagai carcinoma in situ.

Gambar gambaran mikroskopisleukoplakia dengankeratinisasi sel-sel dan diskeratosis

Sumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut. [internet].Avaible from:

http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei

2015

5. Carsinoma in situ

Carsinoma in situ secara klinis tampak datar, merah, halus, dan granuler.

Mungkin secara klinis carcinoma in situ kurang dapat dilihat. Hal ini

berbeda dengan hiperkeratosis atau leukoplakia yang dalam pemeriksaan

intra oral kelainan tersebut tampak jelas.

9

Page 10: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Gambar gambaran mikroskopis leukoplakia yang telah menjadi karsinoma in situ dan

telah kehilangan polaritas.Sumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut.

[internet].Avaible from: http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei

20152.4 KLASIFIKASI LEUKOPLAKIA

Banyaknya jenis, warna dan bentuk leukoplakia, serta perbedaan

stadium leukoplakia dari jinak menjadi ganas menyebabkan diperlukannya

pengklasifikasian leukoplakia agar diagnosis dan rencana perawatan

selanjutnya dapat dilakukan dengan tepat. Sistem klasifikasi yang

diperkenalkan oleh World Health Organization menyarankan dua pembagian

untuk leukoplakia berdasarkan gambaran klinisnya, terdiri dari:

1. Homogeneous leukoplakia disebut juga leukoplakia simpleks, dalam

perkembangannya dapat menjadi semakin meluas, dan menebal. Berupa

lesi berwarna keputih-putihan, dengan permukaan rata, licin atau

berkerut, dapat pula beralur atau berupa suatu peninggian dengan

pinggiran yang jelas

Gambar Homogenous LeukoplakiaSumber: Leukoplakia. [internet]. Avaible from:

https://www.scribd.com/doc/50366243/LEUKOPLAKIA# Diakses 24 Mei 2015

10

Page 11: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

2. Nonhomogenous atau heterogenous leukoplakia, terdiri dari:

a. Eritroleukoplakia (lesi putih dengan komponen merah besar)

Merupakan suatu bercak merah dengan daerah-daerah leukoplakia yang

terpisah-plsah dan tidak dapat dihapus.

Gambar EritroleukoplakiaSumber: Leukoplakia. [internet]. Avaible from:

https://www.scribd.com/doc/50366243/LEUKOPLAKIA# Diakses 24 Mei 2015

b. Leukoplakia nodular (lesi putih dengan permukaan yang menonjol dan

lembek)

Berupa lesi dengan sedikit penonjolan membulat, berwama merah

dan atau putih sehingga tampak granula-granula atau nodul-nodul keratotik yang keeil tersebar pada bercak-bercak atrofik dari mukosa.

Saat ini lesi telah dianggap menjadi ganas. Karena biasanya

dalam waktu singkat akan berubah menjadi tumor ganas seperti

karsinoma sel skuamousa, terutama bila lesi ini terdapat di lidah

dan dasar mulut.

Gambar Leukoplakia Nodular Pada Tepi BibirSumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga

Mulut. [internet]. Avaible from: http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Le

11

Page 12: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

ukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015

c. Leukoplakia verukosa/ verukoid (lesi putih dengan permukaan yang

menonjol dan kasar).

Leukoplakia verukosa, berupa lesi yang tumbuh eksofitik tidak

beraturan. Leukoplakia verukosa ini berasal dari hiperkeratosis yang

kemudian meluas multipel, tidak mengkilat dan membentuk tonjolan

dengan keratinisasi yang tebal, seringkali erosif dan dinamakan

leukoplakia verukosa proliferatif.4,5, 17

Gambar Leukoplakia verukosa dibawah lidahSumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut. [internet].

Avaible from: http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015

Gambar Leukoplakia verukosa/ verukoidSumber: Leukoplakia. [internet]. Avaible from:

https://www.scribd.com/doc/50366243/LEUKOPLAKIA# Diakses 24 Mei 2015

2.5 ETIOLOGI LEUKOPLAKIA

12

Page 13: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Leukoplakia atau oral leukoplakia merupakan plak putih cerah yang

sedikit menonjol di antara mukosa sekitar pada lidah dan tak dapat terkelupas,

bersifat persisten dan juga asimptomatik. Leukoplakia adalah reaksi

perlindungan terhadap iritan kronis.5 Etiologi sebagian besar kasus leukoplakia

tidak diketahui (idiopatik). Faktor yang biasanya dicurigai sebagai sumber

leukoplakia mulai berkembang berupa konsumsi tembakau, alkohol, defisiensi

vitamin, gangguan endokrin, candidiasis, dan mungkin virus. Penelitian

membuktikan bahwa kanker lebih sering terjadi pada penderita leukoplakia

daripada yang tidak menderita. Jadi leukoplakia dianggap sebagai lesi

prakanker. Pada perokok, tembakau merupakan iritan yang mengakibatkan

perubahan mukosa oral, begitu juga alkohol yang mengiritasi mukosa.14

Etiologi yang pasti dari leukoplakia sampai sekarang belum diketahui

dengan pasti (idiopatik), tetapi predisposisi menurut beberapa ahli klinikus

terdiri dari faktor yang multiple, yaitu faktor lokal, faktor sistemik dan

malnutrisi vitamin.15

Faktor lokal:15, 17

Faktor lokal biasanya berhubungan dengan segala macam bentuk iritasi kronis,

antara lain:

Trauma

a. Trauma dapat berupa gigitan tepi atau akar gigi yang tajam.

b. Adanya kebiasaan jelek, kebiasaan jelek antara lain kebiasaan jelek

menggigit-gigit jaringan mulut, pipi, maupun lidah.

c. Iritasi dari gigi yang malposisi

d. Pemakaian protesa yang kurang baik sehingga menyebabkan iritasi

Kemikal atau termal

Iritan mekanis lokal dan berbagai iritan kirnia akan menimbulkan

hiperkeratosis (leukoplakia) dengan atau tanpa disertai perubahan

displastik (keganasan). Penggunaan bahan-bahan kaustik kemungkinan

akan menyebabkan terjadinya leukoplakia dan perubahan keganasan.

13

Page 14: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Bahan-bahan kaustik tersebut, antara lain adalah tembakau dan

alkohol.17

Terjadinya iritasi pada jaringan mukosa mulut tidak hanya

disebabkan oleh asap rokok dan panas yang terjadi pada waktu

merokok, tetapi dapat juga disebabkan oleh zat-zat yang teroapat

didala.m tembakau yang ikut terkuiiyah. Banyak peneliti yang

berpendapat bahwa merokok dengan menggunakan pipa dapat

menyebabkan lesi yang spesifik pada palatum yang disebut "stomatitis

nicotine". Selanjutnya lesi akan berwama putili. Kepucaten, serta terjadi

penebalan yang sifatnya merata. Ditemukan pula adanya "multinodulair"

dengan bintik kemerahan pada pusat noduli. Kelenjar ludah akan

membengkak dan terjadi petubahart di daerah sekitarnya, Banyak peneliti

yang kemudian berpendapat bahwa lesi ini merupakan salah satu

bentuk dari leukoplakia.

Alkohol merupakan salah satu faktor yang memudahkan terjadinya

leukoplakia. Pemakaian alkohol dalam jangka waktu yang lama

dapat menimbulkan iritasi pada mukosa.

Infeksi

Faktor lokal lain yang menyebabkan terjadinya leukoplakia adalah

infeksi bakteri, penyakit periodontal serta higiene mulut yang jelek,

seperti kandida yang sering terdapat dalam preparat hitologis leukoplakia

dan sering dihubungkan dengan leukoplakia nodular.

Faktor sistemik:15, 17

Selain dari faktor yang terjadi secara lokal diatas, kondisi dari

membran mukosa mulut yang dipengaruhi oleh penyakit lokal maupun

sistemik berperan penting dalam meningkatkan efektifitas yang bekerja

secara lokal.

14

Page 15: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

a. Penyakit sistemik Leukoplakia antara lain adalah sifilis tertier,

anemia sidrofenik, dan xerostomia yang disebabkan oleh penyakit

kelenjar saliva.

b. Adanya kemungkinan konstitutional karakteristik, karena ada yang

berpendapat bahwa penyakit ini lebih mudah berkembang pada

individu yang berkulit putih dan bermata biru. Pendapat ini

dikemukakan oleh Shaffer dan Burket.

c. Bahan-bahan yang diberikan seeara sistemik seperti: alkohol, obat-

obat antimetabolit dan serum anti limfosit spesifik juga dapat

meningkatkan terjadinya leukoplakia.

d. Candidiasis yang kronik dapat menyebabkan terjadinya leukoplakia.

Hal ini telah dibuktikan oleh peneliti yang melakukan biopsi di klinik.

Ternyata, dari 171 penderita candidiasis kronik, 50 di antaranya

ditemukan gambaran yang menyerupai leukoplakia.

Faktor malnutrisi vitamin:15

Defisiensi vitamin A diperkirakan dapat mengakibatkan metaplasia

dan keratinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan epitel

mukosa respiratorius. Beberapa ahli menyatakan bahwa leukoplakia di

uvula merupakan manifestasi dari intake vitamin A yang tidak cukup.

Apabila kelainan tersebut parah, gambarannya mirip dengan leukoplakia.

Selain itu, pada percobaan dengan menggunakan binatang tikus, dapat

diketahui bahwa kekurangan vitamin B kompleks akan menimbulkan

perubahan hiperkeratotik.

Faktor predisposisi:12

Salah satu faktor predisposisi terjadinya suatu keganasan juga sangat

erat hubungannya dengan faktor usia. Pada lanjut usia akan terjadi

berbagai kemunduran secara fisik pada semua tingkat seluler, organ, dan

system. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit

seperti gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem pernafasan,

15

Page 16: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

neurologik, metabolik, neoplasma, dan mental serta pada mukosa mulut

lebih mudah mengalami iritasi terhadap tekanan ataupun gesekan, yang

diperparah dengan berkurangnya aliran saliva. Meningkatnya gangguan

penyakit pada lanjut usia dapat menyebabkan perubahan pada kualitas

hidup orang lanjut usia. Namun, pada orang dengan lanjut usia dengan

proses penuaan dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu

menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit.12

Berbagai faktor seperti faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan

lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi daripada penambahan usia.

2.6 DIAGNOSA DAN DIFERENSIAL DIAGNOSA

Untuk menetapkan diagnosis oral leukoplakia, perlu pemeriksaan dan

gambaran histopatologis. Hal ini untuk mengetahui adanya proses

diskeratosis. Meskipun pada pemeriksaan histopatologis tampak adanya

proses diskeratosis, masih sulit dibedakan dengan carsinoma in situ, karena di

antara keduanya tidak memiliki batasan yang jelas.15

Pemeriksaan histopatologis juga diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya sel-sel “atypia” dan infiltrasi sel ganas yang masuk ke jaringan yang

lebih dalam. Keadaan ini biasanya ditemukan pada squamus sel carsinoma

‘karsinoma sel skuamosa’. Karsinoma sel skuamosa merupakan kasus tumor

ganas rongga mulut yang terbanyak dan lokasinya pada umumnya di lidah.

Penyebab yang pasti dari karsinoma sel skuamosa belum diketahui, tetapi

banyak lesi yang merupakan permulaan keganasan dan faktor-faktor yang

mempermudah terjadinya karsinoma tersebut. Lesi pra-ganas dan factor-faktor

predisposisi itu adalah leukoplakia, perokok, pecandu alkohol, adanya iritasi

setempat, defisiensi vitamin A, B, B12, kekurangan gizi, dll. Seperti halnya

lesi pra-ganas rongga mulut lainnya, dalam stadium dini karsinoma ini tidak

memberikan rasa sakit. Rasa sakit baru terasa apabila terjadi infeksi sekunder.

Oleh karena itu, apabila ditemukan adanya lesi pra-ganas dalam rongga mulut,

terutama leukoplakia, sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologi.15

16

Page 17: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Deteksi secara dini lesi praganas menggunakan toluidine blue merupakan

salah satu cara mengetahui sedini mungkin terjadinya keganasan di rongga

mulut, khususnya kanker rongga mulut. Untuk megetahui secara pasti

diagnosis suatu lesi mengalami keganasan atau tidak, memang harus

dilakukan pemeriksaan biopsi untuk dilihat secara histopatologi.12 Untuk

mengetahui diagnosis yang pasti dari leukokplakia, sebaiknya dilakukan

pemeriksaan klinik, histopatologi, serta latar belakang etiologi terjadinya lesi

ini.15

Leukoplakia memiliki gambaran klinis yang mirip dengan beberapa

kelainan. Oleh karena itu, diperlukan adanya “diferensial diagnosis” atau

diagnosis banding untuk membedakan apakah kelainan tersebut adalah lesi

leukoplakia atau bukan. Pada beberapa kasus, leukoplakia tidak dapat

dibedakan dengan lesi yang berwarna putih di dalam rongga mulut tanpa

dilakukan biopsy. Jadi, cara membedakannya dengan leukoplakia adalah

dengan pengambilan biopsi. Ada beberapa lesi berwarna putih yang juga

terdapat dalam rongga mulut, yang memerlukan diagnosis banding dengan

leukoplakia. Lesi tersebut antara lain: syphililitic mucous patches; “lupus

erythematous” dan ” white sponge nevus”; infeksi mikotik, terutama

kandidiasis; white folded gingivo stomatitis; serta terbakarnya mukosa mulut

karena bahan-bahan kimia tertentu, misalnya minuman atau makanan yang

pedas.15

Gambar 5: Leukoplakia PrecancerSumber: Leukoplakia. [internet]. Avaible from:

https://galuhsrini.wordpress.com/2008/04/11/leukoplakia/#respond Diakses 23 Mei 2015

17

Page 18: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

2.7 PERAWATAN LEUKOPLAKIA

Karakteristik klinis leukoplakia adalah bercak putih dengan ukuran

bervariasi. Tempat-tempat yang beresiko tinggi adalah dasar mulut, ventral

lidah, lateral lidah, dan kompleks uvulo-palatal. Lesi-lesi tidak hilang dengan

digosok dan biasanya tanpa nyeri tetapi kebanyakan kasus yang didapatkan

adalah dengan rasa nyeri. Timbul setelah kontak berkepanjangan dengan

penyebabnya; menetap sepanjang penyebabnya ada.4,5

Tahap awal pada perawatan leukoplakia adalah menghilangkan semua

faktor iritan dan penyebab, selanjutnya mengamati penyembuhannya.

Leukoplakia mulut yang persisten dan tidak jelas sebabnya harus dibiopsi.

Mungkin biopsi ini perlu dilakukan di beberapa tempat untuk lesi yang besar.

Daerah nonhomogen atau kemerahan dari lesi ini selalu merupakan daerah

yang dipilih untuk biopsi karena berhubungan dengan resiko displasia dan

perubahan keganasan yang lebih tinggi. Jadi perawatan leukoplakia dengan

melakukan biopsi dan melakuakan pemeriksaan histopatologis. Serta harus

ada pemantauan yang cermat. 4,5

Gambaran klinis tidak mempunyai hubungan dengan kehadiran dan derajat

suatu displasia. Oleh karenanya, tanpa melihat gambaran klinis, biopsi

merupakan suatu keharusan untuk semua penderita leukoplakia. Menentukan

daerah yang akan dibiopsi dapat merupakan suatu masalah bila mukosa mulut

yang terlibat sangat luas. Pada waktu biopsi awal dilakukan, setiap faktor

etiologi harus diteliti dan dicatat, termasuk juga kebiasaaan merokok dan

minum alkohol, pemeriksaan mikrobiologi serta hematologi. Tindakan

selanjutnya tergantung pada penemuan biopsi awal. Semua faktor etiologi

yang diperkirakan harus dihilangkan dan gambaran histologis dari lesi harus

diperiksa setelah 3 bulan. Pemeriksaan hematologi penting untuk semua kasus

seperti ini karena status defesiensi menimbulkan atrofi mukosa, dan

meningkatkan kerentanan terhadap karsinogen. Pemeriksaan ulang kasus-

kasus ini merupakan suatu keharusan dan biopsi harus dilakukan tidak lebih

dari dua tahun kemudian.19

18

Page 19: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Perawatan dengan pemberian vitamin B kompleks dan vitamin C dapat

dilakukan sebagai tindakan penunjang umum, terutama bila pada pasien

tersebut ditemukan adanya faktor malnutrisi vitamin. Peranan vitamin C

dalam nutrisi erat kaitannya dengan pembentukan substansi semen

intersellular yang penting untuk membangun jaringan penyangga. Karena,

fungsi vitamin C menyangkut berbagai aspek metabolisme, antara lain sebagai

elektron transport. Pemberian vitamin C dalam hubungannya dengan lesi yang

sering ditemukan dalam rongga mulut adalah untuk perawatan suportif

melalui regenerasi jaringan, sehingga mempercepat waktu penyembuhan.

Perawatan yang lebih spesifik sangat tergantung pada hasil pemeriksaan

histopatologi.15

2.8 PROGNOSIS LEUKOPLAKIA

Apabila permukaan jaringan yang terkena lesi leukoplakia secara klinis

menunjukkan hiperkeratosis ringan maka prognosisnya baik. Tetapi, bila telah

menunjukkan proses diskeratosis atau ditemukan adanya sel-sel atipia maka

prognosisnya kurang baik, karena diperkirakan akan berubah menjadi suatu

keganasan.15

19

Page 20: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

BAB III

LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki dengan umur 78 tahun dilaporkan ke departemen

rawat jalan, dengan keluhan terdapat plak putih di perbatasan lateral kanan

lidahnya yang telah terjadi selama satu bulan. Pemeriksaan fisik tampak biasa-

biasa saja. Pemeriksaan rongga mulut menunjukkan adanya plak putih keabu-

abuan yang homogen di perbatasan ventrolateral kanan yang berukuran 4 cm x 2,5

cm. Pada permukaan menunjukkan penampilan seperti lumpur retak dan pada saat

palpasi lesi, terasa menonjol dan kasar. Lesi yang ada tidak lunak dan tidak ada

goresan. Bibir, mukosa bukal, faring, dan jaringan lunak ekstra oral tampak

normal. Limfadenopati tidak tampak. Pasien tidak mengkonsumsi obat apa pun

atau punya kebiasaan merokok. Pemeriksaan gigi menunjukkan mahkota i.r.t 11,

12, 13, 14, 15, 16, 44, 45, 46, 47, 34, dan 35. Tidak ada tepi tajam yang nyata

pada saat palpasi mahkota tersebut. Diagnosis sementara (idiopatik) leukoplakia

telah dipertimbangkan.

20

Page 21: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Gambar 6: Lesi Bagian Lateral LidahSumber: R PraSaD SheSha dkk. Idiopathic Leukoplakia- Report of a Rare Case and Review.

Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2015:9(3):11-2

Gambar 7: Lesi Bagian Ventrolateral LidahSumber: R PraSaD SheSha dkk. Idiopathic Leukoplakia- Report of a Rare Case and Review.

Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2015:9(3):11-2

Gambar 8: Pembentukan hiperplastik epithelium menunjukkan mutiara keratin dan

keratinisasi sel individuSumber: R PraSaD SheSha dkk. Idiopathic Leukoplakia- Report of a Rare Case and Review.

Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2015:9(3):11-2

21

Page 22: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

BAB IV

PEMBAHASAN

Jurnal ini memaparkan tentang kasus seorang laki-laki umur 78 tahun,

dengan plak putih di perbatasan lateral kanan lidahnya yang telah terjadi

selama satu bulan. Berdasarkan umur pasien, lesi keratosis traumatik atau

keratosis gesekan adalah termasuk. Gigi pada orang tua dapat menyebabkan

lesi keratosis gesekan pada bagian lateral pada lidah. Pasien ini memiliki

mahkota gigi pada kuadran kanan posterior tanpa tepi tajam atau tepi yang

mengesampingkan diagnosis keratosis traumatik atau gesekan.7

Oral candidiasis hiperplastik adalah salah satu diagnosis lain yang

ditegakkan, yang juga sering terlihat pada orang tua untuk berbagai obat yang

mereka konsumsi dan diabetes mellitus yang sering menyebabkan

xerostomia. Pasien tersebut bukanlah penderita diabetes dan tidak juga

sedang mengkonsumsi obat apa pun. Mukosa tampak normal dan terhidrasi

baik, mengesampingkan adanya kandidiasis. 7

Cedera kimia, juga dipertimbangkan sebagai salah satu penyebab

terdapatnya plak putih. Biasanya riwayat obat atau pengobatan yang

diterapkan secara lokal pada daerah lesi adalah sangat positif menjadi

penyebab. Akan tetapi pada kasus ini tidak ditemukan adanya riwayat

tersebut. 7

Hasil pemeriksaan darah rutin dilaporkan normal. Pengujian Toluidin

blue statin dinyatakan negatif. Biopsi insisi telah direncanakan dan hal

tersebut termasuk normal dan mempengaruhi mukosa dari sisi tersebut.

Setelah dilakukan eksisi penuh pada lesi pasien dikontrol setiap 4 bulan untuk

memeriksa ada tidaknya kekambuhan atau tidak. Pasien tidak menunjukkan

adanya kekambuhan bahkan setelah 1 tahun setelah eksisi dilakukan. 7

Biopsi insisi menunjukkan histopatologis dari temuan parakeratosis epitel

hiperplastik tanpa tanda displasia. Selain itu, tanda ringan displasia terlihat

pada spesimen yang dieksisi seluruhnya. Kasus ini dikontrol setiap 4 bulan

22

Page 23: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

untuk memeriksa ada tidaknya kekambuhan atau tidak. Pasien tidak

menunjukkan adanya kekambuhan bahkan setelah 1 tahun setelah eksisi

dilakukan. 7

Gambar 9: Tidak ada kekambuhan setelah 1 tahun eksisi dilakukanSumber: R PraSaD SheSha dkk. Idiopathic Leukoplakia- Report of a Rare Case and Review.

Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2015:9(3):11-2

Leukoplakia RM secara umum adalah kelainan maliganant yang potensial

dengan transformasi malignant 1% di selutruh dunia, 0.3% transformasi

malignant terjadi pada populasi indian.7 Prevalensi leukoplakia mulut (bercak

putih yang tidak dapat dihapus) pada contoh populasi yang tidak terpilih

sudah diteliti pada daerah-daerah india, tetapi belum pada belahan dunia

lainnya.18

23

Page 24: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

Pada Tabel Menunjukkan hasil survei yang dilakukan sejauh ini. Sungguh

mengherankan bahwa penelitian di Swedia yang dikalibrasikan dengan

penelitian di india, menunjukkan tingkat prevalensi yang lebih tinggi daripada

yang ditemukan di india, yang semula dianggap mempunyai tingkat insiden

kanker mulut yang jauh lebih tinggi dari pada Swedia. Perbedaan yang jelas

juga ditemukan pada distribusi usia dari leukoplakia mulut.18

Pada tabel tersebut menggambarkan dengan jelas, kelebihan rasio pria

dibanding wanita, yang akan segera mencapai rasio 1:1 untuk daerah anatomi

tertentu, sekurang-kurangnya di bebebrapa daerah di inggris.9 Sedangkan pada

penelitian Sapna dkk, melaporkan leukoplakia idiopatik di gingiva pada pria

berusia 40 tahun selama 4 bulan. Lesi ini biasanya ditemukan pada wanita,

24

Page 25: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

dengan variabilitas displasia epitel.7 Pada buku kanker dan prkanker rongga

mulut juga dijelaskan bahwa sebagian besar leukoplakia ini berasal dari A.S

dan ditemukan pada penderita berusia 40-70 tahun.18

Pada gambar menunjukkan rentang rasio pria:wanita dari 4:1 menjadi 85:1

di berbagai daerah di india. Perbedaan seperti ini mungkin dijelaskan oleh

variasi pada kebiasaan merokok dan menginang di berbagai daerah dan

negara. Distribusi usia pada contoh terbesar dari penderita leukoplakia

(Waldron dan Shafer, 1985) dapat terlihat pada tabel. Tetapi dari berbagai

penelitian lainnya mengatakan, tidak ada perbedaan bermakna antara laki-laki

dan perempuan.18

Pada buku kanker dan prkanker rongga mulut juga dijelaskan bahwa lidah

paling sering terserang di Britania, diikuti dengan dasar mulut (pria), mukosa

bukal (wanita) dan ridge alveolar (alveolus). Bila kedua dekade itu

dibandingkan, terlihat kenaikan pada kanker ridge alveolar pada kedua jenis

kelamin, tatapi penurunan yang lebuh nyata dari kanker lidah dan palatum

lunak.18

Leukoplakia idiopatik cukup langka, jadi harus didiferensiasi dari

leukoplakia akibat merokok tembakau, pada penelitian yang dilakukan Van

der Waal dkk, dalam sebuah studi melaporkan leukoplakia idiopatik memiliki

insidensi 36%. Manifestasi klinis sering terlihat di lidah dan dapat

berkembang ke gingiva. Pada penelitian Vaander Waal dan Arduino

melaporkan bahwa lesi dibatas lateral lidah pada pasien lanjut usia terutama

pria indian memiliki resiko karsinogenesis yang besar.7 Sedangkan pada

penelitian Yugeslovia, Angka kejadian leukoplakia di mulut berdasarkan

25

Page 26: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

lokasi paling banyak terjadi pada mukosa bukal (28,3%), dilanjutkan oleh

kommisura (20,8%), lidah 15,1%), dan bagian dalam bibir (13,2%) menjadi

karsinogen.20

Penelitian yang dilakukan Arduino juga melaporkan lesi pada permukaan

ventrolateral lidah memiliki resiko besar dari aneuploidy dan hilangnya

heterozygosit yang merupakan tahap awal dari transformasi malignant. Lesi

ini dapat rekuren dan memiliki kecenderungan mengarah ke transformasi

malignant.7

Pada penelitian Vechio dkk, melaporkan kasus leukoplakia idiopatik yang

persisten selama 12 tahun pada permukaan dorsal lidah pada wanita 76 tahun,

yang berkembang menjadi leukoplakia proliferasi verrucus dan sel karsinoma

squamous yang besar. Leukoplakia idiopatik menujukkan kecenderungan

yang besar mengalami transformasi malignant dan penelitian menunjukkan

rentang transformasi malignant sekitar 0.13%-36.4%.7

26

Page 27: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Idiopathic leukoplakia adalah lesi maligna potensial yang langka,

biasanya ditemukan di lidah dengan peningkatan risiko transformasi maligna

sebanding dengan bentuk yang disebabkan oleh tembakau. Kelainan ini

paling sering di mulut para perokok daripada bukan perokok. Satu studi yang

baru dilakukan memberi dugaan kuat bahwa leukoplakia di dasar mulut

berkaitan dengan kebiasan merokok, sedangkan leukoplakia di tepi lateral

lidah lebih sering terjadi di para bukan perokok.

Leukoplakia dapat terjadi pada individu dari semua usia, sebagian besar

keadaan ditemukan pada pria antara usia 45 sampai 70 tahun. Daerah yang

paling sering terkena adalah bagian lateral dan ventral lidah, dasar mulut,

mukosa alveolar, bibir, trigonum retromolar, palatum lunak, dan gingiva

cekat rahang bawah dan daerah yang beresiko tinggi untuk mengalami

perubahan keganasan mencakup dasar mulut, bagian lateral dan ventral lidah,

kompleks uvulopalatal dan bibir.

Idiopathic leukoplakia adalah lesi maligna potensial yang langka,

biasanya ditemukan di lidah dengan peningkatan risiko transformasi maligna

sebanding dengan bentuk yang disebabkan oleh tembakau. Risiko dari

transformasi maligna akan bertambah berdasarkan usia.

5.2 Saran

Bila terdapat salah satu atau beberapa tanda-tanda tersebut, dokter gigi

harus segera melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi secara dini

lesi kanker pada tahap awal, yang hasilnya dapat mendukung gambaran klinis

yang ada didalam rongga mulut. Biasanya dilakukan pemeriksaan

histopatologi. Hasil pemeriksaan dan ketepatan diagnosis histopatologis

tergantung pada kerjasama antara klinikus dan ahli patologi.

27

Page 28: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

DAFTAR PUSTAKA

1. Rajendran R, Sivapathasundharam B. Shafer’s text book of oral pathology.

6th ed. India: Elsevier; 2009. p. 86.

2. The Oral Cavity and Lips. In: Tony Burns SB, Neil Cox, Christopher G,

editor. Rook’s Textbook Of Dermatology. 7 ed. Australia: Blackwell

Publishing; 2004. p. 66.14-66.87

3. Buku kendali tembakau tani. [internet]. Avaible from: http://tcsc-

indonesia.org/wp-content/uploads/2012/11/buku-kendali-tembakau-tani.pdf

Diakses 20 Mei 2015

4. Langlais Robert P, Miller Craig S. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut

yang Lazim

5. Langlais Robert P. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan. Editor,

Enny Marwati. Ed.4. Jakarta: EGC; 2013. Hal. 132-33

6. Pinborg J.J. Atlas Penyakit Mukosa Mulut.Edisi Keempat . Jakarta: Binarupa

Aksara, 2009:194-5

7. R PraSaD SheSha dkk. Idiopathic Leukoplakia- Report of a Rare Case and

Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2015:9(3):11-2

8. The Oral Cavity and Lips. In: Tony Burns SB, Neil Cox, Christopher G,

editor. Rook’s Textbook Of Dermatology. 7 ed. Australia: Blackwell

Publishing; 2004. p. 66.

9. Greenberg, M.S and Glick, M. Burket’s Oral Medicine. 10th ed. 2003; BC

Decker Inc. Spain

10. Anjela Dkk Likopen: Pelindung Fungsi Indera Penglihatan, Peraba, Dan

Perasa. Seminar Nasional Pendidikan Biologi. FKIP UNS; 2010

11. Lee, K. W. Atlas Berwarna Patologi Mulut. Jakarta: Hipokrates, 1989:22

12. Sari dkk. Prevalensi lesi praganas pada mukosa mulut wanita lanjut usia

dengan menginang di kecamatan Lokpaikat kabupaten Tapin periode Mei -

Oktober 2013. Jurnal PDGI:2014;(1). Hal. 30-5

13. Eversole; Sol Silverman, Essentials of Oral Medicine

28

Page 29: Refarat Oral Medicine Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

14. Patomekanisme infeksi virus, bakteri, leukoplakia, linfadenopaty. [internet].

Avaible from:

http://medicalhandwork.blogspot.com/2014/08/patomekanisme-infeksi-virus-

bakteri-sertaleukoplakia-dan-limfadenopaty.html Diakses 20 Mei 2015

15. Leukoplakia. [internet]. Avaible from:

https://galuhsrini.wordpress.com/2008/04/11/leukoplakia/#respond Diakses

23 Mei 2015

16. Sudiono Janti. Pemeriksaan patologi untuk diagnosis neoplasma mulut.

Editor, Lilian Juwono. Jakarta:EGC, 2008.

17. Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut. [internet].

Avaible from:

http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_

Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/

00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015

18. Pindborg Jens J. Kanker dan Prakanker Rongga Mulut. Alih bahasa; lilian

yuwono. Jakarta; EGC, 1991

19. Lewis M A O, Lamey P-J. Tinjauan klinis penyakit mulut. Alih bahasa, elly

wiriawan. Jakarta; Widya Medika, 1998

20. Leukoplakia. [internet]. Avaible from:

http://www.academia.edu/10749402/LEUKOPLAKIA Diakses 24 Mei 2015

29