refarat fraymun
-
Upload
fraymun-wambrauw-arwam -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of refarat fraymun
-
8/18/2019 refarat fraymun
1/46
BAB I
PENDAHULUAN
Distress pernapasan atau gangguan napas merupakan masalah yang sering
dijumpai pada hari-hari pertama kehidupan bayi baru lahir, ditandai dengan
takipnu, pernapasan cuping hidung, retraksi interkostal, dan apnea. Gangguan
napas yang paling sering adalah Transien tachypnea of the new born (TTN,
respiratory distress syndrome (!D", #yalin $embran diseases (#$D,
$econeal aspiration syndrome ($%" dan Displasia bronkhopulmonar.&
Gangguan nafas sampai saat ini masih merupakan salah satu faktor penting
sebagai penyebab tingginya angka kesakitan dan angka kematian pada masa
neonatus (bayi baru lahir usia ' )* hari. Diluar negeri kurang lebih +'
kematian neonatus disebabkan oleh gangguan pernafasan. Di ndonesia, sepertiga
dari kematian bayi terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran, dan *'
diantaranya terjadi pada minggu pertama dengan penyebab utama kematian
diantaranya adalah infeksi pernafasan akut dan komplikasi perinatal.
Dari pro/insi di ndonesia, terdapat dua pro/insi yang telah mencapai
target $DGs ($illenium De/elopment Goals )'&+ untuk %01 (%ngka 0ematian
1ayi yaitu 0alimantan Timur dan D0 (Daerah 0husus bukota 2akarta.
3ro/insi dengan %01 tertinggi terdapat di 3apua 1arat sebesar 45 per &.'''
kelahiran hidup, diikuti oleh Gorontalo sebesar 64 dan $aluku 7tara sebesar 6)
per &.''' kelahiran hidup. 1erdasarkan 3rofil 0esehatan ndonesia Tahun )'&),
terdapat )4 pro/insi (8 pro/insi menunjukkan peningkatan kematian bayi
antara tahun )''4-)'&) yaitu %ceh, 2ateng, 9ogyakarta, 0alteng, "ulawesi
Tenggara, Gorontalo, $aluku 7tara, 3apua 1arat dan 3apua.%ngka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan.
3ersentase kejadian menurut usia kehamilan adalah 6'-*' terjadi pada bayi
yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari )* minggu: &+-' pada bayi
antara )-6 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi yang cukup bulan.
nsiden pada bayi prematur kulit putih lebih tinggi dari pada kulit hitam dan lebih
sering terjadi pada bayi laki-laki dari pada perempuan.)
1 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
2/46
1ayi dengan gangguan napas tersebut berisiko mengalami berbagai
komplikasi yang dapat berdampak pada kehidupannya di masa depan. "alah satu
komplikasi tersebut yaitu hipoksia yang bila berlangsung lama dapat
mengakibatkan gangguan organ-organ /ital seperti otak, paru-paru, jantung dan
ginjal.
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir merupakan kasus terbanyak di
ntensif ;are 7nit pada kedaruratan bayi. 1ayi yang baru lahir dalam kesulitan
pernapasan harus die/aluasi segera dan akurat, gangguan pernapasan neonatal
dapat mengancam jiwa dan membutuhkan inter/ensi langsung. "tabilisasi awal
neonatus, melalui penanganan melalui airway (jalan napas, breathing
(pernapasan, circulation (sirkulasi, dan menentukan diagnosa atau penyebabnya.
3emeriksaan yang lengkap dari anamnesa termasuk riwayat ibu dan bayi,
pemeriksaan fisik, dan penggunaan yang tepat dari test diagnostik penting untuk
mendiagnosis penyebab gangguan pernapasan.&
Gangguan napas dapat menyebabkan gagal napas akut yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk memelihara pertukaran gas agar dapat memenuhi
kebutuhan tubuh dan akan mengakibatkan hipoksemia dan< atau hiperkarbia.
$ekanisme terjadinya kedua hal ini mungkin berbeda. hipoksemia sering terjadi
akibat gangguan /entilasi perfusi, pirau interpulmonal, gangguan difusi atau
hipo/entilasi. Gangguan napas hiperkapnea karena penyebab multifaktor, tetapi
sering disebabkan depresi pernapasan sentral atau pemompaan otot pernapasan
yang tidak adekuat. #iperkapnea dapat terjadi akibat obstruksi saluran napas atas
atau bawah, kelemahan otot pernapasan atau biasanya akibat produksi ;=) yang
berlebihan, luka bakar dan pemberian gula yang berlebihan.&
3enanganan yang tepat dan sesegera mungkin dapat menurunkan angkaterjadinya komplikasi akibat gangguan napas yang ditimbulkan dan menurunkan
angka kematian yang terjadi pada bayi baru lahir.
BAB II
2 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
3/46
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pernapasan
2.1.1 Intrauterin
A. Perkembangan Paru
"eperti percabangan sebuah pohon, perkembangan paru
berlangsung sesuai jadwal yang sudah ditentukan dan tampaknya tidak
dapat dipercepat oleh terapi antenatal atau neonatal. Dengan demikian,
batas-batas /iabilitas tampaknya ditentukan oleh proses pertumbuhan paru.
Terdapat empat stadium penting dalam perkembangan paru, yaitu stadium
pseudoglandular (+-&6 minggu, stadium kanalikular (&6-)6 minggu,
stadium sakus terminalis ()6 minggu sampai lahir dan stadium al/eolar (*
bulan sampai masa kanak-kanak. -5
Gambar &. 3erkembangan 3aru 2anin
"umber > Damilano $%
"elama stadium pseudoglandular, yang merupakan pertumbuhan
cabang bronkus intra segmental, paru secara mikroskopis tampak seperti
kelenjar. 3eriode ini diikuti oleh stadium kanalikular, ketika lempeng-
lempeng tulang rawan bronkus meluas ke perifer. "ampai bulan ketujuh
3 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
4/46
prenatal, bronkiolus terus bercabang-cabang menjadi saluran yang
semakin banyak dan semakin kecil (periode kanalikuer, dan jumlah
pembuluh darah terus meningkat. "etiap bronkiolus terminal menghasilkan
beberapa bronkiolus respiratorik, dan selanjutnya masing-masing
bronkiolus ini terbagi-bagi menjadi duktus-duktus sakular.
3ernapasan sudah dapat berlangsung ketika sebagian dari sel
bronkiolus respiratorius yang berbentuk kuboid berubah menjadi sel
gepeng tipis. "el-sel ini menempel erat dengan sejumlah besar kapiler
darah dan limfe, dan ruang disekitarnya yang dikenal sebagai sakus
terminalis (al/eolus primitif. 3ada stadium sakus terminalis, saat muncul
al/eolus premitif, secara bersamaan matriks ekstrasel berkembang dari
segmen paru proksimal ke distal sampai aterm, serta terbentuk jaringan
kapiler yang ekstensif, sistem limfe terbentuk, dan sel tipe mulai
membentuk surfaktan (suatu cairan kaya fosfolipid yang dapat
menurunkan tegangan permukaan di pertemuan udara al/eolus. "tadium
akhir adalah stadium al/eolar yaitu al/eolus matur telah memiliki kontak
epitel-endotel (kapiler yang sempurna.-5
"ebelum lahir, paru dipenuhi oleh cairan yang banyak mengandung
klorida, sedikit protein, sebagian mukus dari kelenjar bronkus, dan
surfaktan dari sel epitel al/eolus (tipe . 2umlah surfaktan dalam cairan
meningkat, terutama selama ) minggu terakhir sebelum lahir. Gerakan
bernapas janin dimulai sebelum lahir dan menyebabkan aspirasi cairan
amnion. Gerakan ini penting untuk merangsang perkembangan paru dan
mengondisikan otot pernapasan.+
3ertukaran gas sebanding dengan perbedaan tekanan partialmasing-masing gas dan luas permukaan dan berbanding terbalik dengan
ketebalan membran. 2adi plasenta dapat dilihat sebagai ?paru@ janin
intrauterin. Tekanan parsial =) (3=) darah janin lebih rendah
dibandingkan darah ibu, namun oleh karena darah janin mengandung
banyak #bA maka saturasi oksigen janin yang ada sudah dapat mencukupi
kebutuhan. 3=) dan ;=) pada darah janin lebih tinggi dibandingkan darah
ibu sehingga ;=) akan mengalami difusi dari janin ke ibu.5
4 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
5/46
Gambar ). Aoto "inar B 2anin &&+ gr
"umber > ;unningham AG
Aoto sinar B diatas dilakukan pada janin dengan berat &&+ g setelah
penyuntikan Cat warna radiopak ke dalam rongga amnion )6 jam sebelum
pelahiran. at warna tampak di paru, esophagus, lambung, dan seluruh
saluran usus. #al ini tidak saja menggambarkan ?respirasi@ intrauterus
oleh janin tetapi juga proses menelan cairan amnion secara aktif.
B. Suraktan
Terdapat lebih dari 5' tipe sel di paru, tetapi surfaktan secara
spesifik dibentuk di pneumosit tipe yang melapisi al/eolus. "el tipe
ditandai oleh badan multi/esikel yang mengahasilkan badan lamelar,
tempat surfaktan dibuat. $enjelang akhir masa janin, saat al/eolus
dikenali sebagai penghubung darah ke jaringan, terjadi sekresi badan
lamelar utuh dari paru yang terdorong ke dalam cairan amnion sewaktu
janin melakukan gerakan seperti bernapas ( fetal breathing .
5 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
6/46
"aat lahir, dengan tarikan napas pertama, terbentuk pertemuan
udara-ke jaringan di al/eolus paru. #al ini memungkinkan surfaktan
terbebaskan dari badan lamelar, Cat penurun tegangan permukaan ini
kemudian menyebar untuk melapisi al/eolus sehingga al/eolus dicegah
agar tidak kolaps saat ekspirasi. Dengan demikian, yang menentukan
kematangan paru sebelum lahir adalah kapasitas paru janin untuk
membentuk surfaktan.
0omponen aktif permukaan pada surfaktan yang utama adalah
lesitin spesifik, atau dipalmitoilfosfatidilkolin. "ekitar *'
gliserofosfolipid adalah fosfatidilkolin (lesitin, yang hampir +' terdiri
dari lesitin tidak jenuh. Aosfatidilgliserol, komponen surfaktan
gliserofosfolipid paling aktif kedua, membentuk sekitar * sampai &+
sisanya.
0omposisi surfaktan paru secara umum, merupakan komplek
lipoprotein yang disintesa dan disekresi oleh sel al/eolar tipe dan ;lara
sel di saluran napas pada lapisan epithel. "urfaktan paru merupakan
senyawa komplek yang komposisinya hampir 8' adalah lipid dan &'
protein. "ecara keseluruhan komposisi lipid dan fosfolipid dari surfaktan
diisolasi dari bermacam-macam spesies binatang yang komposisinya
hampir sama. 3ada manusia phosphatidylcholine mengandung hampir
*' total lipid, yang separuhnya adalah dipalmitoylphosphatidylcholine
(D33;, * lipid netral, dan &) protein dimana sekitar separuhnya
merupakan protein spesifik surfaktan dan sisanya protein dari plasma atau
jaringan paru. Aosfolipid surfaktan terdiri dari 6' campuran saturated
phosphatidylcholine yang *' mengandungdipalmitoylphosphatidylcholine, )+ campuran unsaturated
phosphatidylcholine, dan &+ phosphatidylglycerol dan
phosphatidylinositol dan sejumlah kecil phosphatidylserine,
phosphatidylethanolamine, sphingomyeline, dan glycolipid. Aosfolipid
saturasi ini merupakan komponen penting untuk menurunkan tegangan
permukaan antara udara dan cairan pada al/eolus untuk mencegah kolaps
saluran napas pada waktu ekspirasi.6
6 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
7/46
"fingomyelin merupakan suatu membran lipid yang secara relatif
merupakan komponen non spesifik dari cairan amnion. E
-
8/18/2019 refarat fraymun
8/46
"indrom gawat napas (!D" tidak selalu dijumpai pada neonatus
dengan produksi kortisol yang terbatas, misalnya janin dengan
anensefalus, hipoplasia adrenal atau hiperplasia adrenal kongenital. "aat
ini telah banyak bukti yang menyatakan bahwa pemberian
glukokortikosteroid dalam jumlah besar kepada wanita pada saat kritis
selama gestasi menyebabkan peningkatan laju pematangan paru janin.
3roduksi surfaktan dapat dipercepat lebih dini dengan meningkatkan
pengeluaran kortisol janin yang disebabkan oleh stress, atau pengobatan
deksametason yang diberikan kepada ibu yang akan melahirkan bayi
dengan defesiensi surfaktan.6-4
1ayi yang dilahirkan sebelum waktu persalinan normal tidak
mendapatkan manfaat dari hormon adrenergik dan steroid yang dilepaskan
selama persalinan, yang berfungsi meningkatkan produksi dan sekresi
surfaktan. Terapi penggantian surfaktan merupakan salah satu terapi
terbaik pada neonatus dalam mengatasi !D". 3engobatan profilaksis
defisiensi surfaktan, sebaiknya diberikan sebelum terjadi kerusakan paru-
paru, sehingga menghasilkan distribusi yang lebih baik dan kerusakan paru
berkurang. Terapi profilaksis ini sangat efektif pada bayi premature ()4
minggu atau kurang yang mempunyai faktor risiko lebih besar untuk
terjadinya !D".6
Dosis "ur/anta adalah 5 ml (&''mg fosfolipid
-
8/18/2019 refarat fraymun
9/46
3ada menit-menit terakhir kelahiran, janin semakin menjadi
hipoksik karena kekurangan oksigen, sebagai akibat kurangnya sirkulasi
darah melalui plasenta karena kontraksi uterus yang kuat. Derajat hipoksia
yang ringan ini merangsang usaha bernafas pertama kali pada neonatus
setelah dilahirkan dengan usaha bernafas pertama ini, cairan yang
menempati jalan nafas didorong ke dalam al/eoli yang mengembang,
sehingga cairan ini dapat diabsorbsi dengan cepat ke dalam pembuluh dan
sirkulasi limfe paru.*
0etika cairan diserap dari sakulus al/eolaris, surfaktan tetap
mengendap sebagai lapisan fosfolipid tipis di membran sel al/eolus. "aat
udara masuk ke al/eolus ketika bayi pertama kali bernapas, lapisan
surfaktan mencegah terbentuknya pertemuan udara-air (darah yang
memiliki tegangan permukaan tinggi. Tanpa lapisan surfaktan yang
mengandung lemak ini, al/eolus akan kolaps sewaktu ekspirasi
(atelektasis.+
"ebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen
atau jalan untuk mengeluarkan karbondioksida. 3embuluh arteriol yang
ada di dalam paru janin dalam keadaan konstriksi sehingga tekanan
oksigen (p=) parsial rendah. #ampir seluruh darah dari jantung kanan
tidak dapat melalui paru karena konstriksi pembuluh darah janin, sehingga
darah dialirkan melalui pembuluh yang bertekanan lebih rendah yaitu
duktus arteriosus kemudian masuk ke aorta.4
"etelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai
sumber utama oksigen. ;airan yang mengisi al/eoli akan diserap ke dalam
jaringan paru, dan al/eoli akan berisi udara. 3engisian al/eoli oleh udaraakan memungkinkan oksigen mengalir ke dalam pembuluh darah di
sekitar al/eoli.4
%rteri dan /ena umbilikalis akan menutup sehingga menurunkan
tahanan pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik.
%kibat tekanan udara dan peningkatan kadar oksigen di al/eoli, pembuluh
darah paru akan mengalami relaksasi sehingga tahanan terhadap aliran
darah bekurang. 0eadaan relaksasi tersebut dan peningkatan tekanan darah
9 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
10/46
sistemik, menyebabkan tekanan pada arteri pulmonalis lebih rendah
dibandingkan tekanan sistemik sehingga aliran darah paru meningkat
sedangkan aliran pada duktus arteriosus menurun. =ksigen yang
diabsorbsi di al/eoli oleh pembuluh darah di /ena pulmonalis dan darah
yang banyak mengandung oksigen kembali ke bagian jantung kiri,
kemudian dipompakan ke seluruh tubuh bayi baru lahir. 3ada kebanyakan
keadaan, udara menyediakan oksigen ()& untuk menginisiasi relaksasi
pembuluh darah paru. 3ada saat kadar oksigen meningkat dan pembuluh
paru mengalami relaksasi, duktus arteriosus mulai menyempit. Darah yang
sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang melalui paru-paru, akan
mengambil banyak oksigen untuk dialirkan ke seluruh jaringan tubuh.4
3ada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan
menggunakan paru-parunya untuk mendapatkan oksigen. Tangisan
pertama dan tarikan napas yang dalam akan mendorong cairan dari jalan
napasnya. =ksigen dan pengembangan paru merupakan rangsang utama
relaksasi pembuluh darah paru. 3ada saat oksigen masuk adekuat dalam
pembuluh darah, warna kulit bayi akan berubah dari abu-abu
-
8/18/2019 refarat fraymun
11/46
Dalam responnya terhadap kadar =) yang rendah, bayi baru lahir
tidak terus menerus menaikkan /entilasi, dan seringkali /entilasi menurun
sampai dibawah kadar garis dasar. 0adar ;=) tidak naik pada saat
/entilasi menurun, memberi kesan bahwa /entilasi menyesuaikan
kebutuhan metabolik.4
1ayi dapat mengalami kesulitan sebelum lahir, selama persalinan
atau setelah lahir. 0esulitan yang terjadi dalam kandungan, baik sebelum
atau selama persalinan, biasanya akan menimbulkan gangguan pada aliran
darah di plasenta atau tali pusat sedangkan masalah yang dihadapi setelah
persalinan lebih banyak berkaitan dengan jalan nafas dan atau paru-paru
yang bermanisfestasi sebagai gangguan napas pada bayi.
4
2.2 Deinisi $angguan Napas
Gangguan napas adalah suatu keadaan meningkatnya kerja pernapasan
yang ditandai dengan>8
&. Takipnea> frekuensi nafas H 6'-*' kali cekungan atau tarikan kulit antara iga (interkostal dan atau di
bawah sternum (sub sternal selama inspirasi.
. Nafas cuping hidung> kembang kempis lubang hidung selama inspirasi.
5. $erintih atau grunting> terdengar merintih atau menangis selama inspirasi.
+. "ianosis> sianosis sentral yaitu warna kebiruan pada bibir (berbeda dengan
biru lebam atau warna membran mukosa. "ianosis sentral tidak pernah
normal, selalu memerlukan perhatian dan tindakan segera. $ungkin
mencerminkan abnormalitas jantung, hematologik atau pernafasan yang
harus dilakukan tindakan segera.
6. %pnu atau henti nafas> harus segera dinilai dan dilakukan tindakan segera
4. Dalam jam-jam pertama setelah lahir, empat gejala distress respirasi
(takipnea, retraksi, nafas cuping hidung dan grunting kadang juga
dijumpai pada 11E normal tapi tidak berlangsung lama. Gejala ini
disebabkan karena perubahan fisiologik akibat reabsorbsi cairan dalam
paru bayi dan masa transisi dari sirkulasi fetal ke sirkulasi neonatal.
*. 1ila takipnea, retraksi, cuping hidung dan grunting menetap pada beberapa
jam setelah lahir, ini merupakan indikasi adanya gangguan nafas atau
distress respirasi yang harus dilakukan tindakan segera.
11 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
12/46
2.% K"asiikasi $angguan Naas
1erdasarkan frekuensi napas dan gejala tambahan, buku pedoman
manajemen masalah 11E membagi klasifikasi gangguan napas, menjadi>&'
$angguan Naas Berat - frekuensi nafas H 6' kali
-
8/18/2019 refarat fraymun
13/46
dengan =) walaupun diberi
=)
Air entr! 7dara masuk 3enurunan ringan
udara masuk
Tidak ada udara
masuk
,erinti# Tidak merintih Dapat didengar
dengan stetoskop
Dapat didengar
tanpa alat bantu
"kor total Diagnosis
&. "esak nafas ringan
5.+ "esak nafas sedang
J6 "esak nafas berat
2.- Pen!ebab $angguan Napas pa&a Ba!i Baru "a#ir
3enyebab Gangguan napas pada 11E>
&. =bstruksi jalan napas>
a. Nasal atau nasofaringeal> obstruksi koanae, edema nasalis, ensefalokel.
11E bernapas dengan hidung dan dapat menunjukkan gejala distres
respirasi apabila ada sesuatu yang menyumbat lubang hidung (mukus
atau masker yang menutupi scat dilakukan terapi sinar b. !ongga mulut> makroglosi atau mikrognati
c. Eeher> struma congenital dan higroma kistik
d. Earing> laryngeal web, stenosis subglotik, hemangioma, paraliisis
medulla spinalis dan laringomalasia.
). Trakhea> trakheomalasia, fistula trakheoesofagsus, stenosis trakhea dan
stenosis bronkhial.
. 3enyebab pulmonal>
a. %spirasi mekonium, darah atau susu formula
b. !espiarory distress syndrome> !D" 3enyakit membran hialin
c. %telektasis
d. 0ebocoran udara> 3nemotoraks, pnemomediastinum, emfisema
pulmonalis interstitialis
e. TTN (Transient tachypnea of the newborn
f. 3nemonia, 3nemonia hemoragik 0elainan kongenital> hernia
diafragmatika, 0ista atau tumor intratorakal, %genesia atau hipoplasia
paru, emfisema lobaris congenital
g. Kfusi, silotoraks
13 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
14/46
5. 3enyebab non pulmonal> setiap keadaan yang menyebabkan aliran darah
ke paru meningkat atau menurun, menyebabkan kenaikan kebutuhan
oksigen meningkat dan penurunan jumlah sel darah merah yang
menyebabkan distres respirasi
a. Gagal jantung kongestif (congesti/e heart failure
b. 3enyebab metabolik> asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia
c. #ipertensi pulmonal menetap> persistance pulmonary hypertension
d. Depresi neonatal
e. "yok
f. 3olisitemia> jumlah sel darah merah yang berlebihan yang
menyebabkan meningkatnya /iskositas darah dan mencegah sel darah
merah dengan mudah masuk ke dalam kapiler paru
g. #ipotermiah. 1ayi dari ibu dengan D$
i. 3erdarahan susunan saraf pusat
2.-.1. Sin&r(m Aspirasi ,ek(nium
"indrom aspirasi mekonium ( Meconeal Aspiration Syndrome)
adalah kumpulan gejala gangguan napas yang disebabkan oleh
terjadinya aspirasi cairan mekonium ke dalam saluran pernapasan janin
selama dalam kandungan atau selama persalinan berlangsung serta
akibat adanya inaktifasi surfaktan oleh asam-asam lemak bebas dalam
cairan mekonium yang teraspirasi ke dalam saluran pernapasan
bayi.5,&),&,&5
a Eti("(gi Sin&r(m Aspirasi ,ek(nium
%danya mekonium dalam cairan ketuban telah lama dianggap
sebagai tanda gawat janin. Aaktor risiko adanya mekonium dalam cairan
ketuban dapat berasal dari ibu dan juga dari janin itu sendiri. Aaktor
risiko dari ibu antara lain hipertensi dalam kehamilan, diabetes melitus,
ibu dengan gangguan pernapasan atau penyakit kardio/askular,
kehamilan lebih bulan, preeklamsia atau eklamsia, dan ibu hamil
perokok berat. "edangkan faktor risiko dari janin meliputi
oligohidramnion, pertumbuhan janin terhambat, denyut jantung janin
yang abnormal, dan profil biofisik yang buruk.&+-&6
%da tiga teori yang diajukan untuk menjelaskan keluarnya
mekonium dari janin. 3enjelasan pertama, menyatakan bahwa janin
mengeluarkan mekonium sebagai respon terhadap hipoksia, dengan
14 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
15/46
demikian mekonium merupakan tanda gangguan janin. Dengan adanya
hipoksia, bayi terengah-engah ( gasping) dan akhirnya mengaspirasi
cairan ketuban bercampur mekonium tersebut di dalam rahim.
3enjelasan kedua, keluarnya mekonium in utero mungkin merupakan
tanda pematangan normal saluran cerna di bawah kontrol saraf. 0etiga,
keluarnya mekonium juga terjadi setelah stimulasi /agus akibat
terjepitnya tali pusat yang sering terjadi tetapi berlangsung singkat dan
menyebabkan peningkatan peristaltis. Dengan demikian, pengeluaran
mekonium oleh janin juga mungkin mencerminkan proses fisiologis.&4-&*
b
Pat(isi("(gi Sin&r(m Aspirasi ,ek(nium"eperti telah disebutkan sebelumnya, keluarnya mekonium ke
dalam cairan amnion mungkin disebabkan oleh tiga hal, yaitu
merupakan proses fisiologis dari kematangan fungsi gastrointestinal
janin, penekanan tali pusat yang menstimulasi /agus dan menyebabkan
peningkatan peristaltis, dan adanya hipoksia pada janin. 3roses aspirasi
cairan ketuban yang bercampur mekonium tersebut dapat terjadi
sebelum, selama, dan setelah persalinan terjadi dan aspirasi mekonium
ke dalam saluran pernapasan bayi dapat menyebabkan keadaan hipoksia
pada bayi melalui beberapa mekanisme, antara lain>
1. /bstruksi ,ekanik Sa"uran Napas
$ekonium tebal dan kental dapat menyebabkan obstruksi
saluran napas lengkap atau parsial. Dengan terjadinya respirasi,
mekonium berpindah dari pusat ke perifer saluran udara. 3artikel
mekonium terhirup ke dalam saluran udara kecil dibagian distal
menyebabkan obstruksi lebih lanjut dan atelektasis, yang mengarah ke
daerah paru-paru yang tidak ter/entilasi. =bstruksi parsial menghasilkan
efek di mana udara yang dihirup diperbolehkan untuk masuk al/eoli
tetapi tidak dapat melarikan diri. #al ini menyebabkan udara
terperangkap di al/eoli dan dapat menyebabkan hiperdistensi al/eolus
dan sindrom kebocoran udara.&*-&8
2. Pneum(nitis Kimia)i
15 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
16/46
$ekonium tampaknya memiliki efek toksik langsung dimediasi
oleh peradangan. Dalam hitungan jam, neutrofil dan makrofag
ditemukan di al/eoli, saluran napas yang lebih besar, dan parenkim paru.
3elepasan sitokin, seperti Tumor Necrosis Factor-α (TNA-L,
nterleukin-&M, dan nterleukin-*, langsung dapat melukai parenkim paru
atau menyebabkan kebocoran pembuluh darah, yang menyebabkan
pneumonitis kimiawi dengan hemoragik edema paru. $ekonium
mengandung banyak Cat, seperti asam empedu, yang ketika berada
dalam cairan ketuban, diketahui menyebabkan cedera langsung dari
pembuluh darah umbilikal dan selaput ketuban. at-Cat tersebut juga
memiliki efek /asokonstriksi langsung pada plasenta dan pembuluh
darah umbilikal.&*-&8
%. 0as(k(nstriksi Pembu"u# Paru
"indrom aspirasi mekonium berat mungkin diperparah oleh
hipertensi pulmonal persisten. Iasokonstriksi paru ini merupakan hasil
dari stress pada rahim. 3elepasan mediator /asoaktif, seperti eikosanoid,
endotelin-&, dan 3rostaglandin K) (3GK), sebagai dampak dari trauma
oleh mekonium tampaknya memainkan peran dalam pengembangan
hipertensi pulmonal persisten.
-. Inaktiasi Suraktan
3ada awal &88'-an, para peneliti mengakui bahwa mekonium
menginaktifasi surfaktan. $ekonium menggantikan surfaktan dari
permukaan al/eolar dan menghambat kemampuan menurunkan tegangan
permukaannya. 3emeriksaan cairan paru pada bayi dengan sindrom
aspirasi mekonium menunjukkan bukti adanya inhibitor surfaktan.
Disfungsi surfaktan dapat berdampak pada peningkatan tegangan
permukaan dengan atelektasis, penurunan pemenuhan paru-paru,
penurunan /olume paru-paru, dan menyebabkan berkurangnya kadar
oksigen.
. Hipertensi Pu"m(na" Persisten
#ipertensi pulmonal persisten, atau 33#N, sering menyertai $%"
dengan shunting kanan ke kiri disebabkan oleh peningkatan resistensi
/askuler paru dimana 33#N terjadi pada )'-5' bayi dengan $%".
16 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
17/46
1anyak bayi dengan $%" memiliki 33#N primer atau sekunder akibat
dari stres kronis dalam rahim dan hipertrofi otot menyebabkan penebalan
pembuluh paru.
33#N pada bayi dengan $%" dapat disebabkan oleh hipertrofi
atau neomuskularisasi sebagai akibat dari hipoksia intrauterin kronis,
/asokonstriksi paru fungsional sebagai akibat dari hipoksia, hiperkarbia
atau asidosis, atau /asokonstriksi paru fungsional sebagai akibat dari
radang paru-paru.
17 | P a g e
%spirasi pasca lahir
=bstruksi 2alan
napas perifer
I
-
8/18/2019 refarat fraymun
18/46
Diagn(sis Sin&r(m Aspirasi ,ek(nium1342*
Diagnosis sindrom aspirasi mekonium harus dipertimbangkan
pada semua bayi cukup bulan atau lebih bulan yang telah diketahui
memiliki cairan ketuban yang bercampur mekonium selama dalam
kandungan dan memiliki gejala adanya disstres pernapasan. 1iasanya
diagnosis mekonium bertumpu pada pengamatan /isual dari perubahan
warna cairan kehijauan. Parna kuning kehijauan juga muncul pada bayi
dengan sindrom aspirasi mekonium, terutama pada kuku, kulit dan tali
pusat. 3emeriksaan dengan pewarnaan #QK dapat membedakan
mekonium dan produk pemecahan darah selama dalam kandungan. 1ayi
dengan sindrom aspirasi mekonium juga mengalami gelaja-gelajagangguan napas seperti adanya takipnea, retraksi interkostal, merintih,
dan bentuk dada barrel-chest serta pada auskultasi juga ditemukan
adanya rhonki.
Diagnosis sindrom aspirasi mekonium harus dikonfirmasi
dengan pemeriksaan rontgen dada. Gambaran klasik sindrom aspirasi
mekonium adalah adanya penyebaran infiltrat pada daerah yang terkena,
tetapi karena beragam mekanisme yang berperan dalam terjadinya
sindrom aspirasi mekonium ini, berbagai temuan radiografi dapat
terlihat. "ering terdapat hiperaerasi yang dapat mengindikasikan adanya
kebocoran udara seperti pada pneumotoraks, pneumomediastinum atau
empisema. Namun pada sebagian besar kasus sindrom aspirasi
mekonium menunjukkan adanya hubungan antara kelainan radiografi
dengan tingkat keparahannya, dengan adanya konsolodasi atau
atelektasis sebagai tingkat yang paling parah.
18 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
19/46
Gambar ). Gambaran rontgen dada pada bayi cukup bulan dengan
"indrom %spirasi $ekonium
"umber> "mith E$
& K(mp"ikasi Sin&r(m Aspirasi ,ek(nium1-
1. Keb((ran U&ara
3neumotoraks atau pneumomediastinum terjadi pada sekitar
&+- pasien dengan sindrom aspirasi mekonium. 0ebocoran
udara lebih sering terjadi pada bayi yang menggunakan /entilasimekanis.
2. PPHN 5 Persistent Pulmonal Hypertension of The Newborn)
1ayi dengan sindrom aspirasi mekonium sebagian besar dapat
mengalami hipertensi pulmonal persisten atau ersistent ulmonal
!ypertension of Ne"born #!N)$ "ekitar sepertiga dari kasus
33#N pada sindrom aspirasi mekonium berkontribusi pada
keseluruhan kematian akibat sindrom aspirasi mekonium ini. 3ada
bayi yang sakit parah dengan $%" dan 33#N, nhalasi Nitrat
=ksida (N= mengurangi kebutuhan K;$=.
%. $e6a"a Sisa Paru
"ekitar + dari bayi dengan sindrom aspirasi mekonium
membutuhkan oksigen tambahan selama kurang lebih & bulan. Dan
sebagian besar dari bayi tersebut mungkin memiliki fungsi paru yang
abnormal, termasuk peningkatan kapasitas residu fungsional,
19 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
20/46
reakti/itas saluran napas, dan insiden yang lebih tinggi untuk terkena
pneumonia.e Penata"aksanaan1-718713
1. Peni"aian a)a"
3ada bayi yang lahir dengan cairan ketuban mengandung
mekonium, dokter harus menentukan apakah bayi bugar,
ditunjukkan oleh denyut jantungH &'' denyut per menit, respirasi
spontan, dan tonus otot yang baik (gerakan spontan atau beberapa
derajat fleksi. 1ayi akan mengalami depresi berkisar sekitar )'
sampai ' dari keseluruhan bayi yang lahir dengan cairan ketuban
mengandung mekonium.
&. "egera setelah kepala bayi lahir, lakukan suction dari mulut dan
hidung bayi sebelum bahu lahir.
). 2ika bayi tampak bugar, perawatan rutin harus diberikan, terlepas
dari konsistensi mekonium.
. 2ika terdapat gangguan pernapasan, intubasi trakea harus
dilakukan dengan laringoskopi langsung dan pengisapan
intratracheal dilakukan.
5. 3ada kasus meragukan, lebih aman untuk dilakukan intubasi dan
suction.
3endekatan awal bagi bayi baru lahir dengan cairan ketuban
mengandung mekonium dapat dilihat pada bagan dibawah>
20 | P a g e
;airan 0etuban $ekonium
1ayi 1ugarR
"uction mulut, hidung, dan faring posterior setelah pelahiran kepala, tetapi sebelum pelahiran bahu
9a
No
9a No
$ekonium Tipis $ekonium 0ental
Eanjutkan dengan perawatan rutin>
1ersihkan mulut dan hidung dari mekonium
0eringkan, rangsang taktil, dan posisikan ulang
1erikan oksigen (jika dibutuhkan
ntubasi kemudian "uction mulutdan trakea
-
8/18/2019 refarat fraymun
21/46
$ambar %. Pen&ekatan P(st Partum Pa&a Ba!i &engan Air
Ketuban ,engan&ung ,ek(nium
2. Teknik Pen!e&(tan
3enyedotan pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut>
&. 1ayi harus segara dilakukan penghisapan segera setelah
kepala lahir dan segera sebelum bahu dilahirkan.
). "etelah bayi dilahirkan keseluruhannya, bayi harus
ditempatkan pada tempat yang hangat dan dibawah lampu dan
diberi aliran oksigen bebas.. 3engeringan dan rangsang taktil ditunda agar tidak terjadi
lebih banyak aspirasi ke dalam saluran napas.
5. Eakukan suction dari mulut dan faring.
+. ntubasi trakea dibawah laringoskopi langsung harus segera
dilakukan sebelum upaya inspirasi dimulai. Tabung endotrakeal
dengan diameter internal ,' mm atau ,+ mm dapat digunakan
pada bayi cukup bulan.
6. #indari /entilasi tekanan positif, jika mungkin, sampai
pengisapan trakea dicapai.
%. ,ana6emen ,AS &an Hipertensi Pu"m(na" Persisten1-71718719
"etelah bayi didiagnosis menderita sindrom aspirasi
mekonium, penatalaksanaan yang dilakukan adalah perawatan
suportif. 3emenuhan oksigenasi yang mencukupi, koreksi tekanan
21 | P a g e
Eanjutkan dengan perawatan rutin>
1ersihkan mulut dan hidung dari mekonium
0eringkan, rangsang taktil, dan posisikan ulang
1erikan oksigen (jika dibutuhkan
ntubasi kemudian "uction mulut
dan trakea
-
8/18/2019 refarat fraymun
22/46
darah sistemik dan koreksi asidosis, hipoglikemia, atau gangguan
metabolik lainnya adalah penanganan yang harus dilakukan. 1ayi
harus dirawat dilingkungan yang hangat dan diawasi dengan ketat.
3emantauan suhu, denyut nadi, respirasi, dan gas darah merupakan
hal-hal yang harus dipantau dari bayi dengan sindrom aspirasi
mekonium.
• Antibiotik
nfeksi bakteri mungkin terjadi akibat aspirasi mekonium
ke dalam saluran pernapasan bayi sehingga penggunaan
antibiotik harus diberikan.
• Menjaga tekanan darah sistemik yang memadai dan jaringan
perfusi
$enjaga tekanan darah sistemik yang memadai dalam
kasus sindrom aspirasi mekonium sedang hingga berat sangat
penting. 2ika keadaan bayi tersebut telah berkembang menjadi
33#N, tekanan darah sistemik harus lebih tinggi ketimbang
tekanan darah paru untuk mengatasi shunt dari kanan ke kiri.
Transfusi red blood cell diindikasikan untuk menjaga hematokrit
lebih besar dari 5'. Iasopressor sering digunakan. nfus
kontinyu dengan dopamin ()-)' mcg
-
8/18/2019 refarat fraymun
23/46
oksigen dan dukungan /entilator harus diberikan dengan sangat
hati-hati sampai tahap akut berakhir dan kondisi bayi stabil.
• Sedasi
1ayi yang menggunakan intubasi dapat menjadi sangat
gelisah dan mungkin tidak mendukung penggunaan bantuan
pernapasan mekanik. 1ayi dengan 33#N sangat sensitif terhadap
rangsangan apapun. %nalgesia dan anestesi dapat diberikan. nfus
kontinyu dengan morfin &''-&+' mcg
-
8/18/2019 refarat fraymun
24/46
/entilator atau sebagai terapi penyelamatan ketika bayi gagal
diatasi menggunakan /entilator kon/ensional.
• Terapi Surfaktan
$ekonium menginakti/asi surfaktan. Defisiensi "urfaktan
bisa berlanjut menyulitkan penanganan bayi dengan sindrom
aspirasi mekonium.. "urfaktan pengganti dengan dosis &+'
mg
-
8/18/2019 refarat fraymun
25/46
adrenal. 3engganti fisiologis menggunakan hidrokortison dapat
membantu.
• Phosphodiesterase "P#$S) nhibitor%Sildenafil& Milrinone
"ildenafil menghambat cG$3 specific 3DK" tipe +,
meningkatkan konsentrasi cG$3 dan dapat mengakibatkan
/asodilatasi paru atau peningkatan akti/itas nitrat oksida. 0arena
3DK-+ terutama disalurkan kedalam dinding otot polos arteri
paru-paru dan penis, sildenafil bertindak selektif di kedua daerah
tanpa terjadi /asodilatasi di daerah lain dari tubuh. "ildenafil
hanya tersedia dalam bentuk enteral di pasar. !e/atio diproduksi
oleh 3fiCer adalah disetujui oleh AD% untuk pengobatan
hipertensi pulmonal pada orang dewasa. Data terbatas tersedia
pada neonatus. 1aSuero et al. dilaporkan lisan sildenafil
ditingkatkan = pada bayi dengan 33#N parah. 5 Dosisnya
adalah ', sampai & mg < kg < dosis melalui tabung orogastric
setiap 6 sampai &) jam. 3otensi efek samping termasuk
memburuknya oksigenasi, hipotensi sistemik dan pendarahan
kecenderungan.
$ilrinone adalah 3DK inhibitor spesifik yang
meningkatkan konsentrasi c%$3 dan menurunkan resistensi
/askuler paru.
• $'tra(oporeal oksigenasi membran "$M!)
3enggunaan terapi tambahan menurun secara drastis
kebutuhan untuk terapi K;$= dalam dekade terakhir, tetapi
beberapa bayi dengan $%" dan 33#N masih dikembangkan
kegagalan pernapasan persisten meskipun perawatan medis yang
optimal. K;$= menyediakan cardiopulmonary dukungan
sementara mengiCinkan paru atau jantung yang mendasari
disfungsi berfungsi untuk menyelesaikan tanpa risiko cedera
lebih lanjut dari barotrama atau hyperoia. #asil pengobatan
K;$= di tingkat kelangsungan hidup 85 di bayi-bayi berisiko
25 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
26/46
tinggi yang memiliki angka kematian prediksi *' tanpa terapi
K;$=.
0riteria seleksi meliputi>
&. 0ehamilan usia minimal 5 minggu.
). 1erat lahir minimal )'''g.
. 0urangnya koagulopati besar atau perdarahan aktif.
5. Tidak ada perdarahan intrakranial utama.
+. Ientilasi mekanis kurang dari &'-&5 hari dan durasi penyakit
paru-paru re/ersibel.
6. 0egagalan manajemen medis yang optimal dan bayi yang
memiliki tinggi tingkat kematian diperkirakan.
ndeks =ksigen (= dan al/eolar-arterial perbedaan
sepuluh oksigen sepuluh (%-%D=). 1iasanya digunakan untuk
memprediksi kemungkinan mortalitas. = dari 5' atau lebih besar
dan
-
8/18/2019 refarat fraymun
27/46
Aaktor resikonya yaitu seksio sesarea, makrosomia, partus lama,
laki-laki, ibu mendapatkan sedasi berlebihan, apgar skor rendah (F 4
dalam & menit, dan skor downe H 5 pada & menit.
$anifestasi klinis TTN yaitu neonatus biasanya hampir cukup
bulan atau cukup bulan dan mengalami takipnea segera setelah kelahiran
(H*' pernapasan
-
8/18/2019 refarat fraymun
28/46
• 3atchy nfiltrat atau gambaran infiltrat yang halus pada
kedua lapang paru secara homogen dan tersebar merata
• Tindak lanjut radiografi dada mungkin diperlukan jika
sejarah klinis menunjukkan sindroma aspirasi mekonium
atau pneumonia neonatal atau jika memburuk "tatus
pernapasan.
Gambar 5. Gambaran rontgen dada pada bayi dengan TTN
"umber
"ebuah foto toraks anteroposterior terlentang 1ayi baru lahir
dengan TTN. 3erhatikan penampilan retikuler atau patchy nfiltrat atau
gambaran infiltrat yang halus pada kedua lapang paru secara homogen dan
tersebar meratadengan cairan interstisial ringan kardiomegali.
3enatalaksanaan TTN yaitu oksigenasi, pembatasan cairan,
pemberian minum setelah takipnea membaik, mengkonfirmasi diagnosis
28 | P a g e
http://childrengrowup.wordpress.com/2012/05/14/penanganan-terkini-transient-tachypnea-of-the-newborn-ttn/showrefcontent(%5C
-
8/18/2019 refarat fraymun
29/46
dengan menyisihkan penyebab takipnea lain, misalnya pneumonia,
penyakit jantung kongenital, !yaline Membrane Disease (#$D dan
hiper/entilasi serebral.
2.-.% Sin&r(m $a)at Napas 5 Hyaline Membrane #isease
• "tress intraurine yang kronis
- 0etuban 3ecah Dini (03D dalam jangka panjang
- #ipertensi ibu
- 3emakaian narkotik
- 3ertumbuhan 2anin Terhambat (32T atau 0ecil untuk $asa
0ehamilan (0$0
29 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
30/46
• 0ortikosteroid prenatal
• %gen tokolitik misalnya betamimetik (M ) agonis, alsium
hannel .loc%er , dan prostaglandin sintase inhibitor (indometasin.
=bat ini bekerja pada reseptor uterus yang akan menghambat
kontraksi uterus sehingga bayi tidak cepat dilahirkan
$anifestasi klinis yang dapat ditemukan yaitu biasa ditemui pada
saat lahir tetapi mungkin muncul pada waktu hingga &) jam setelah
kelahiran, adanya gawat pernapasan yang semakin parah, peningkatan
upaya pernapasan dan frekuensi napas, sianosis pada udara kamar yang
terus bertahan atau melaju selama 5* 2am pertama kehidupan, peningkatan
takipnea (H 6' per menit, dan merintih pada saat ekspirasi dan retraksi
dinding dada.
3emeriksaan laboratorium yang dilakukan yaitu gas darah
mengungkap adanya hipoksia, hiperkapnia dan asidosis, gambaran darah
lengkap menyisihkan kemungkinan infeksi dan kadar glukosa darah
biasanya rendah.
Tes yang dipercaya saat ini untuk menilai kematangan paru janin
adalah yang biasanya dilakukan pada bayi prematur yang mengancam jiwa
untuk mencegah terjadinya Neonatal Respiratory Distress Syndrome
(!D". Tes tersebut diklasifikasikan sebagai tes biokimia dan biofisika.
a. Tes 1iokimia (Eesithin - "fingomyelin rasio
3aru-paru janin berhubungan dengan cairan amnion, maka
jumlah fosfolipid dalam cairan amnion dapat untuk menilai produksi
surfaktan, sebagai tolok ukur kematangan paru, dengan cara
menghitung rasio lesitin dibandingkan sfingomielin dari cairan
amnion.
b. Test 1iofisika
Test ini bardasarkan sifat dari permukaan cairan fosfolipid yang
membuat dan menjaga agar gelembung tetap stabil . Dengan
mengocok cairan amnion yang dicampur ethanol akan terjadi
hambatan pembentukan gelembung oleh unsur yang lain dari cairan
amnion seperti protein, garam empedu dan asam lemak bebas.
30 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
31/46
3engenceran secara serial dari & ml cairan amnion dalam saline dengan
& ml ethanol 8+ dan dikocok dengan keras atau & ml alkohol 8+ U
',+ ml Na;l ',8 U ',+ ml cairan lambung lalu di kocok, dikatakan
positif apabila terdapat gelembung H ) 3engelompokan al/eoli yang kolaps membentuk
gambaran nodul-nodul berdensitas tinggi yang cenderung menyatu.
3ada keadaan yang sangat ekstensif, gambaran air bronchogram
terlihat di bawah diafragma. !adiolusensi paru sangat menurun
sehingga bayangan jantung sulit.
• Grade 5> =pasitas yang komplit pada kedua lapang paru dengan
gambaran air bronchogram yang ekstensif. 1ayangan jantung tidak
dapat dilihat lagi.
•
31 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
32/46
Gambar +. Gambaran radiologi grade #$D.
3enatalaksanaan #$D yaitu secara umum dengan dukungan dasar
yaitu pengaturan suhu dan cairan parenteral serta obat-obatan (antibiotik,
pemberian oksigen, lebih disukai =) 5' yang telah dipanaskan dan
dilembabkan dengan menggunakan head bo. Dukungan pernapasan
diperlukan jika pasien terus melemah dibawah kondisi Ai=) lebih dari 6'
dan
-
8/18/2019 refarat fraymun
33/46
gejala pernapasan yang menonjol, tetapi tidak menderita gangguan napas
(misalnya asidosis metabolik, D0% diabetik ketoasidosis dan sebaliknya
gangguan napas berat dapat juga terjadi pada bayi tanpa gejala distres respirasi
(hipo/entilasi sentral akibat intoksikasi obat atau infeksi. 3enilaian yang hati-
hati berdasarkan anemnesis, pemeriksaan fisik yang lengkap dan pemeriksaan
penunjang dapat menjelaskan tentang diagnosis. 3enilaian secara serial
tentang kesadaran, gejala respirasi, %nalisis Gas Darah dan respons terhadap
terapi dapat merupakan kunci yang berarti untuk menentukan perlunya
inter/ensi selanjutnya.
&. Eangkah awal untuk mencari penyebab>
a. %namnesis yang teliti b. 3emeriksaan fisik yang tepat
c. $enilai tingkat maturitas dengan 1allard atau DubowitC (bila keadaan
bayi masih labil pemeriksaan ini ditunda dulu
). 3emeriksaan penunjang>
a. 3emeriksaan radiologik dada
b. %nalisa gas darah
c. Septic "or% up dan mencari kemungkinan penyebab karena
pneumonia> minimal kultur darah dan jumlah sel.
d. "tatus metabolik> dilakukan pemeriksaan analisa gas darah, skrining
kadar glukosa darah.
2..1 Anamnesis
%namnesis tentang riwayat keluarga, maternal, prenatal dan
intrapartum sangat diperlukan, antara lain tentang hal>
• 3rematuritas, sindrom gangguan napas. sindrom aspirasi mekonium,
infeksi> pneumonia,dysplasia pulmoner, trauma persalinan sungsang,
kongesti nasal, depresi susunan saraf pusat, perdarahan susunan saraf
pusat, paralisi ner/us frenikus, takikardia atau bradikardia pada janin,
depresi neonatal, tali pusat menumbung, bayi lebih bulan, demam atau
suhu yang tidak stabil (pada pneumonia.
• Gangguan ""3> tangis melngking, hipertoni, flasiditas, atonia, trauma,
miastenia.
• 0elainan congenital> arteri umbilikaslis tunggal, anomali congenital
lain> anomali kardiopulmonal, abdomen cekung pada hernia
diafragmatika, paralisis erb (paralisi ner/us frenikus, atresia khoanae,
33 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
34/46
kongesti nasal obstruktif, meningkatnya diameter anterior posterior
paru, hipoplasia paru, trakeoesofageal fistula.
• Diabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada persalinan kurang
bulan, partus lama, kulit ketuban pecah dini, oligohidramnion,
penggunaan obat berlebihan.
2..2 Pemeriksaan +isik
3ada pemeriksaan fisik dapat dijumpai gejala klinik gangguan
napas seperti>
• $erintih atau grunting tetapi warna kulit masih kemerahan, merupakan
gejala menonjol.
• "ianosis
• !etraksi
• Tanda obstruksi saluran napas mulai dari hidung> atresia koana,
ditandai kesulitan memasukkan pipa nasogastrik melalui hidung.
• %ir ketuban bercampur mekonium atau pewarnaan hijau-kekuningan
pada tali pusat.
• %bdomen mengempis (scaphoid abdomen.
2..% Pemeriksaan penun6ang
&. 3emeriksaan laboratorium
a. %nalisis gas darah (%GD>
• Dilakukan untuk untuk menentukan adanya gagal napas akut
yang ditandai dengan> 3a;=) H +' mm#g, 3a=) F 6'mm#g,
atau saturasi oksigen arterial F 8'.
• Dilakukan pada 11E yang memerlukan suplementasi oksigen
lebih dari )' menit. darah arterial lebih dianjurkan.
• Diambil berdasarkan indikasi klinis dengan mengambil sampel
darah dari arteri umbilikalis atau pungsi arteri.
• $enggambarkan gambaran asidosis metabolic atau asidosi
respiratorik dan keadaan hipoksia.
• %sidosis respiratorik terjadi karena atelektasis al/eolar dan
-
8/18/2019 refarat fraymun
35/46
kiri melalui pembuluh darah pulmonal, 3D% dan
-
8/18/2019 refarat fraymun
36/46
Di samping itu pemeriksaan radiologi toraks juga berguna untuk>
• K/aluasi adanya kelainan yang memerlukan tindakan segera
misalnya> malposisi pipa endotrakeal, adanya pneumotoraks.• $engetahui adanya hal-hal yang berhubungan dengan gangguan
atau gagal napas seperti berikut>
- 3enyakit fokal atau difus (misal> pneumonia, acute respiratory
distress syndrome (%!D", hiperinflasi bilateral, pengambangan
paru asimetris. Kfusi pleura, kardiomegali
- 1ila terjadi hipoksemia tetapi pemeriksaan foto toraks normal,
maka harus dipikirkan kemungkinan penyakit jantung bawaaan
tipe sianotik, hipertensi pulmonal atau emboli paru.
Gambaran pemeriksaan radiologik pada toraks bayi baru lahir.
Dera6at Berat paru putih menyeluruh
2.= Penata"aksanaan2=
3enanganan Di !umah "akit ($anajemen Eanjut
-
8/18/2019 refarat fraymun
37/46
• Tentukan pemberian =) dengan kecepatan aliran sedang (antara
rendah dan tinggi, lihat terapi oksigen
• 1ila bayi menunjukkan tanda pemburukan atau terdapat sianosis
sentral, naikkan pemberian =) pada kecepatan aliran tinggi
• 2ika gangguan napas bayi semakin berat dan sianosis sentral menetap
walaupun diberikan =) &'', berikan /entilator mekanik
• 2ika gangguan napas masih menetap setelah ) jam. 3asang pipa
lambung untuk mengosongkan cairan lambung dan udara
• Nilai kondisi bayi 5 kali setiap hari, apakah ada tanda perbaikan
• 2ika bayi mulai menunjukkan tanda perbaikan (frekuensi napas
menurun, tarikan dinding dada berkurang, warna kulit membaik
• 0urangi pemberian =) secara bertahap
• $ulailah pemberian %" peras melalui pipa lambung
• 1ila pemberian =) tak diperlukan lagi, bayi mulai dilatih menyusu.
1ila bayi tak bisa menyusu, berikan %" peras dengan menggunakan
salah satu alternati/e cara pemberian minum
3antau dan catat setiap jam mengenai>
• Arekuensi napas
• %danya tarikan dinding dada atau suara merintih saat ekspirasi
• Kpisode apnea
• 3eriksa kadar glukosa darah sekali sehari setengah kebutuhan minum
dapat dipenuhi secara oral
• %mati bayi selama )5 jam setelah pemberian antibiotika dihentikan.
2ika bayi tampak kemerahan tanpa terapi =) selama hari, minum
baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di !",
bayi dapat dipulangkan.
). Gangguan Napas "edang
• Eanjutkan pemberian =) dengan kecepatan aliran sedang
• 1ayi jangan diberi minum
• 2ika ada tanda berikut, ambil sampel darah untuk kultur dan berikan
antibiotic (ampisillin dan gentamisin untuk terapi kemungkinan besar
sepsis
37 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
38/46
• "uhu aksiler F5o; atau H8o;
• %ir ketuban bercampur mekonium
• !iwayat infeksi intrauterine, demam curiga infeksi berat atau ketuban
pecah dini (H&* jam• 1ila suhu aksiler 5-6,+o; atau 4,+-8o; tangani untuk masalah
suhu abnormal dan nilai ulang setelah ) jam
• 1ila suhu masih belum stabil atau gangguan napas belum ada
perbaikan, ambil sampel darah, dan berikan antibiotika untuk terapi
kemungkinan besar sepsis
• 2ika suhu normal, teruskan amati bayi. %pabila suhu kembali abnormal
ulangi tahapan di atas
• 1ila tidak ada tanda-tanda kearah sepsis, nilai kembali bayi setelah )
jam. %pabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau tanda-tanda
perburukan setelah ) jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis
• 1ila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan (frekuensi napas
menurun, tarikan dinding dada berkurang atau suara merintih
berkurang>
• 0urangi terapi =) secara bertahap
• 3asang pipa lambung, berikan %" peras setiap ) jam
• 1ila pemberian =) tak diperlukan lagi, bayi mulai dilatih menyusu.
1ila bayi tak bisa menyusu, berikan %" peras dengan menggunakan
salah satu alternati/e cara pemberian minum
• %mati bayi selama )5 jam, setelah pemberian antibiotika dihentikan.
2ika bayi kembali tampak kemerahan tanpa pemberian =) selama
hari, minum baik dan tidak ada alasan bayi tetap tinggaldi !", bayi
dapat dipulangkan.
. Gangguan Napas !ingan
1eberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan napas
ringan pada waktu lahir tanpa gejala-gejala lain disebut ?Transient
Tacypnea of the Newborn@ (TTN. Terutama terjadi setelah bedah sesar.
1iasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri tanpa
pengobatan. $eskipun demikian, pada beberapa kasus. Gangguan napas
ringan merupakan tanda awal dari infeksi sistemik.
• 1ila dalam pengamatan gangguan napas memburuk atau timbul gejala
sepsis lainnya, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan tangani
gangguan napas sedang atau berat seperti tersebut diatas
38 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
39/46
• 1erikan %" bila mampu mengisap. 1ila tidak, berikan %" peras
dengan menggunakan salah satu cara alternati/e pemberian minum
• 0urangi pemberian =) secara bertahap, bila ada perbaikan gangguan
napas, hentikan pemberian =). 2ika frekuensi napas antara '-6'
-
8/18/2019 refarat fraymun
40/46
• Eakukan perawatan lekat atau kontak kulit bayi dan ibu bila
memungkinkan. Dengan cara ini serangan apnu bayi berkurang dan ibu
dapat mengamati bayinya secara ketat.
• %mbil sampel darah untuk pemeriksaan kultur dan sensiti/itas dan
berikan antibiotika untuk penanganan 0emungkinan besar sepsis.
• Nilai kondisi bayi 5 kali setiap hari.
• %mati bayi selama )5 jam setelah pemberian antibiotik dihentikan.
2ika tak ada serangan apnu selama 4 hari, bayi minum dengan baik dan
tak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi
dapat dipulangkan.
• 7ntuk bayi sangat kecil (berat lahir F &+'' gram atau umur kehamilan
F ) minggu, serangan apnu bisa menetap meskipun cara-cara
tersebut diatas telah dilakukan dan infeksi berat telah teratasi, berikan
Teofilin dosis awal + mg
-
8/18/2019 refarat fraymun
41/46
sedikit. 0afein lebih aman terhadap denyut jantung, ekskresi natrium urin,
gejala saluran cerna dan tingkah laku.
0ekuatan kafein sebagai stimulan ""3 dibandingkan teofilin tidak
diketahui. Teofilin dapat menyebabkan kejang pada konsentrasi plasma
yang lebih rendah daripada kafein. "ekresi asam lambung dan pepsin
meningkat pada pemberian kafein per oral atau parenteral. Distensi
abdomen yang sementara dijumpai, tetapi tidak dijumpai muntah atau
diare pada konsentrasi terapeutik.
3ada bayi, imaturitas system enCim sitokrom 3-55*
-
8/18/2019 refarat fraymun
42/46
kardio/askular, ""3, dan gangguan gastrointestinal sampai konsentrasi +'
mg
-
8/18/2019 refarat fraymun
43/46
1eberapa Cat yang dapat menimbulkan nteraksi farmakoterapetik
dengan metilantin, akan menurunkan klirens teofilin, adalah antagonis
#) (simetidin dapat meningkatkan konsentrasi teofilin sampai dengan
+' setelah dosis pertama, antagonis V-), antibiotik Suinolone, dan
eritromisin.
BAB III PENUTUP
Kesimpu"an
Gangguan napas adalah suatu keadaan meningkatnya kerja pernapasan
yang ditandai dengan takipnea, retraksi, napas cuping hidung, merintih atau
grunting, sianosis, apnu atau henti nafas yang menetap dalam beberapa jam
setelah lahir.
Diagnosis gangguan napas dapat ditegakkan secara klinis maupun dengan
analisa gas darah (blood gas analysis. 1ila menge/aluasi dengan gangguan napas
harus hati-hati atau waspada karena dapat terjadi bayi dengan gejala pernapasan
yang menonjol, tetapi tidak menderita gangguan napas (misalnya asidosis
metabolik, D0% diabetik ketoasidosis dan sebaliknya gangguan napas berat
dapat juga terjadi pad:a bayi tanpa gejala distres respirasi (hipo/entilasi sentral
akibat intoksikasi obat atau infeksi. 3enilaian yang hati-hati berdasarkan
anemnesis, pemeriksaan fisik yang lengkap dan pemeriksaan penunjang dapat
menjelaskan tentang diagnosis. 3enilaian secara serial tentang kesadaran, gejala
respirasi, %nalisis Gas Darah dan respons terhadap terapi dapat merupakan kunci
yang berarti untuk menentukan perlunya inter/ensi selanjutnya.
3enanganan pada neonatus dengan gangguan napas berupa simptomatik
sesuai dengan gejala klinis yang memperberat gangguan napas tersebut.
3enanganan yang tepat dan cepat dapat memberikan hasil yang baik dan dapat
mengurangi berbagai komplikasi yang mungkin berdampak pada kehidupan bayi
ke depannya.
43 | P a g e
-
8/18/2019 refarat fraymun
44/46
DA+TA' PUSTAKA
&. Da/is $%. Respiratory disorders of the ne"born. Diunduh dari 7!E>
http 3enerbit 1uku 0edokteran KG;: )''8.
h. )5-6.
6. % Nur, Ktika !, Damanik ", ndarso A, #arianto %. 3emberian "urfaktan
3ada 1ayi 3remature dengan Respiratory Distress Syndrome. )'&'. h. &-
&6.
44 | P a g e
http://akbidwh.blogspot.com/2013/03/respiratory-distress-syndrome-rds.htmlhttp://akbidwh.blogspot.com/2013/03/respiratory-distress-syndrome-rds.htmlhttp://akbidwh.blogspot.com/2013/03/respiratory-distress-syndrome-rds.htmlhttp://akbidwh.blogspot.com/2013/03/respiratory-distress-syndrome-rds.html
-
8/18/2019 refarat fraymun
45/46
4. 0attwinkel 2. Gambaran 7mum dan 3rinsip !esusitasi. Dalam> %CiC 0,
;olby ;, Kscobedo $, Aairchild 0, dkk, ahli bahasa ndonesia. "eno %,
penyunting bahasa ndonesia. 1uku 3anduan !esusitasi Neonatus. Kdisi
ke-6. 2akarta> 3enerbit American Academy of edirics dan American
!eart Association: )'&&. h. &5&-5.
*. Nataprawira #$. Garna #erry Kd. 3enyakit $embran #ialin (3$#
#!yalin Membran Disease) Dalam > 3edoman Diagnosis dan Terapi.
1andung > 0%7ni/ersitas 3adjajaran Dr. #asan "adikin, )''+.h.8&-8
8. Departemen 0esehatan ! 700 3erinatologi D% $N#-2#3KG=.
)'&'. .u%u panduan mana/emen masalah bayi baru lahir untu% do%ter0
pera"at0 bidan di rumah sa%it . 0osim $", "urjono
%, "etyowireni D, penyunting.2akarta> Departemen 0esehatan !.
&'. $c;lure 3;. !yaline Membrane Disease maging . Diunduh dari
7!E>http> h. )4-&.
&+. Gilstrap E;. 3enyakit dan cedera pada janin dan neonatus. Dalam>
;unningham AG, Gant NA, Ee/eno 02, Gilstrap E;, #auth 2;,
Penstrom 0D, penyunting. #artono %, "uyono 2, 3endit 17, penyunting
bahasa ndonesia.Pilliam =bstetri. Kdisi ke-)&. Iolume ). 2akarta>
3enerbit 1uku 0edokteran KG;: )''6. h.&&64-8
45 | P a g e
http://emedicine.medscape.com/article/409409-overview#01http://emedicine.medscape.com/article/409409-overview#01
-
8/18/2019 refarat fraymun
46/46
&6. "iriwachirachai T, "angkomkamhang 7", Eumbiganon 3, Eaopiboon $.
%ntibiotics for mconium-stained amnionitic fluid in labour for pre/enting
maternal and neonatal infections (re/iew. The ;ochrane ;ollaboration.
)'&': h. &-.
&4. 0amat $, Pu "9, 9eh TA. $econium aspiration syndrome pathogenesis
and current management. Neonatology Today. )''8: 5(5> h. &-*.
&*. Gelfand "E, Aanaroff 2$, Palsh $;. $aconium stained fluid> approach
to the mother and baby. 3ediatr ;lin N %m. )''6: h. 6++-64.
&8. Eucas GN. $anagement of meconium-stained amnionitic fluid ($"%A
and the meconium aspiration syndrome ($%". "ri Eanka 2ournal of
;hild #ealth. )''+: &> h. &&*-)&.
)'. "upari "A. Gawat Napas 3ada Neonatus. Dalam "upari "A. 3aket3elatihan 3elayanan =bsetetri dan Neonatal Kmergensi 0omprehensif
(3=NK0. )''*. h. ))*-)'.
)&. "uradi !. %sfiksia Neonatorum. Dalam "uradi !, %minullah %, 0osim %,
!ohsiswatmo !. 3encegahan dan 3enatalaksanaan %sfiksia. 2akarta>
Departermen 0esehatan !epublik ndonesia: )''*. h. 6-4.
)). !anjit ". Acute respiratory failure and o+ygen therapy. The ndian 2ped
)''6: 68(: )58-++.
). Greenough %, $ilner %D. ulmonary disease of the ne"born$ Dalam >
!ennie 2$, penyunting. !obertonXs tet book of neonatology. New 9ork>
Klse/ier "aunders, )''+.
)5. $c;lure 3;. !yaline Membrane Disease maging . Diunduh dari 7!E
>http>