Rc14 Hubungan+Antara+Motivasi+Dengan+Prestasi+Belajar+Bidang+Studi+Pendidikan+Agama+Islam
-
Upload
ijoel-mudi -
Category
Documents
-
view
75 -
download
10
description
Transcript of Rc14 Hubungan+Antara+Motivasi+Dengan+Prestasi+Belajar+Bidang+Studi+Pendidikan+Agama+Islam
-
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang)
Oleh AGUSTIN WARDIYATI
NIM : 102011023437
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1425 H/2006 M
id19824171 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
-
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S. Pd. I )
Oleh AGUSTIN WARDIYATI
NIM : 102011023437
Di Bawah Bimbingan
Drs. H. Ghufran Ihsan, M A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1425 H/2006 M
-
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang ) telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 ( S1 ) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 2006
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
NIP NIP
Anggota
-
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan segala
kasih dan kemurahan-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang dihadapi, Namun berkat bantuan dan motivasi yang
tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Sapiuddin Shiddiq, M. Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. H. Ghufran Ihsan, MA, Dosen Pembimbing skripsi yang telah
bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi
id19838171 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
-
v
5. Bapak Hanapi, S. Pd, Kepala SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang, yang telah memberikan izin dan membantu memberikan data-data yang
diperlukan penulis.
6. Bapak Hilmi Karim, S.Ag guru bidang Studi Pendidikan Agama Islam serta
Dewan Guru yang bersedia membantu memberikan data-data dan memberikan
semangat kepada penulis.
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Ayah Bunda tercinta ( Bapak Iwa Kustiwa dan Ibu Ida ) yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan pengorbanan baik material maupun spiritual kepada penulis.
9. Syahrul Martadinata yang telah membantu, menemani dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Irma, Yuni, Vita, Oman, Lina, Ela, Muse, yang telah memberikan motivasi kepada
penulis dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah
memberikan sumbangsih bagi kelancaran penulisan ini.
Semoga amal dan jasa mereka diterima oleh Allah swt sebagai amal sholeh dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal 'alamin.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Jakarta, September 2006
Penulis
-
vi
-
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6
D. Metode Pembahasan....................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Motivasi Belajar ............................................................................. 9
1. Pengertian Motivasi Belajar..................................................... 9
2. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................. 12
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ................................................ 15
4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar........................ 17
B. Prestasi Belajar............................................................................... 19
1. Pengertian Prestasi Belajar....................................................... 19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................ 21
id19854468 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
-
vii
C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ............... 25
1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ........... 25
b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam................. 27
c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ... 30
2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam ......................................................................................... 31
D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam ............................................................... 33
E. Hipotesa ......................................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 35
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 37
D. Teknik Analisis Data...................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang....................................................................................... 44
1. Sejarah berdirinya ................................................................... 44
2. Keadaan Guru dan siswa ......................................................... 44
3. Sarana da Prasarana ................................................................. 47
4. Struktur Organisasi ................................................................. 48
-
viii
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................... 50
C. Interpretasi Data ............................................................................. 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 87
B. Saran............................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89
LAMPIRAN
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT,
yang berbeda dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan
dengan berbagai potensi yang melebihi makhluk lain, seperti yang terdapat dalam
surat Asy syam 19/8 berikut :
Palhamaha fudzuraha wataqwaha
Akal merupakan salah satu potensi yang diberikan Allah kepada manusia
dan merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia
menjadi makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Hal ini sesuai dengan
Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Isra: 70
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al-Isra: 70)
Manusia sebagai makhluk yang paling mulia sebagaimana tersebut tidak
akan menjadi mulia begitu saja, akan tetapi harus ada yang membina, memimpin
id19887687 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
-
2
dan mengarahkannya. Perbuatan itu adalah proses belajar dalam suatu lembaga
pendidikan.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu
situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motif-
motif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar
tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang
mendorong ( motivasi ).
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena
dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap
informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam
kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus dilakukan, agar hasil
belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa
dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam
bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat
dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang
diberikan oleh guru.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap
prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat
belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai
keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi
siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena
kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi
-
3
yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini
bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil
dalam membangkitkan motivasi siswa.
Perhatian siswa terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui
beberapa cara seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga,
memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa,
melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara sebelumnya,
memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan. Dan
ada beberapa motivasi yang digunakan guru terhadap bahan pelajaran agar siswa
tidak merasa bosan, seperti : memberikan hadiah, pujian, gerakan tubuh,
memberikan angka atau penilaian, memberikan tugas dan hukuman.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan
dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat
belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa :
"Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai."1
Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula
1Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C. V. Rajawali, 1990), Cet. Ke-12, h. 75-76
-
4
kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam
proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil
dalam belajarnya.2 Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan
tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan
perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar3 Dengan dasar itulah
penulis memilih SMP Islam Al-Fajar sebagai objek penelitian yang mana di
sekolah tersebut terdapat siswa yang berprestasi tetapi tidak termotivasi untuk
mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam
bentuk skripsi yang berjudul : "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI
DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM ( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang )".
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
a. Media belajar apakah yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?
2Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 82
3Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 89
-
5
b. Metode Pengajaran yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa?
c. Faktor-faktor apa saja yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?
d. Bagaimana prestasi belajar siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang?
e. Apakah terdapat korelasi antara motivasi dengan prestasi belajar siswa
terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang
diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah: Hubungan
antara motivasi dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang )
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang diteliti adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana kondisi motivasi siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang terhadap prestasi belajar bidang studi Pendidikan
Agama Islam?
b. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam?
-
6
c. Bagaimana hubungan antara motivasi siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang dengan prestasi belajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Tujuan Umum : Untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi
dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
b. Tujuan Khusus : Untuk mengethui ada tidaknya hubungan antara motivasi
dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilksanakan
ini adalah :
a. Manfaat teoritis : Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai
besarnya pengaruh motivasi, terutama terhadap prestasi belajar Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam.
b. Manfaat praktis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan pendidik atau guru dalam memberikan bimbingan terhadap
anak didiknya.
D. Metode Pembahasan
-
7
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis dan dilengkapi oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan
(field research). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat
yang dijadikan objek penelitian yakni SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang.
Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
buku pedoma penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dalam lima bab dan dirinci dalam beberapa
sub bab, dengan sistematika penyusunan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metode Pembahasan dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Kajian teori, yang terdiri dari Motivasi Belajar: pengertian
motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar
dan upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar, Prestasi belajar yang terdiri dari
: pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, Prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam: pengertian bidang
studi pendidikan agama Islam, tujuan bidang studi pendidikan agama Islam, ruang
lingkup bidang studi pendidikan agama Islam, tolok ukur prestasi belajar bidang
-
8
studi pendidikan agama Islam, Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar bidang
studi pendidikan agama Islam dan Hipotesa.
Bab III : Metodologi Penelitian, yang mencakup : Variabel Penelitian
dan Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, serta
Teknik Analisis Data.
Bab IV : Hasil Penelitian, yang terdiri dari : Gambaran Umum SMP
Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang: sejarah berdirinya, Keadaan guru
dan siswa, Sarana dan Prasarana dan struktur Organisasi, Deskripsi Data dan
Analisis Data serta Interpretasi Data.
Bab V : Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran
-
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering
dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud
dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian
dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh
Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior
yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan
suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala
daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri
seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990), Cet. Ke-12, h. 73
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.
Ke-5, h. 60
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2, h. 73
id19914703 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
-
10
Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya
adalah :
M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan.
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif,
motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau dihayati.
Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern English, 1991), h. 997
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90
Sardiman A.M, Op.Cit, h. 87
WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), Cet. Ke-3, h. 71
-
11
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului
dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,
yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang
ada pada organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.16
Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71
16Sardiman A.M. Op.Cit., h. 74
-
12
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha
untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh
Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar,
haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi
karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari
bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
-
13
c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek
atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan
jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan,
(motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs),
misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan
sebagai berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis
atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat
baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
Ngalim Purwanto, Ibid, h. 64
Sardiman A.M, Loc. Cit
Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 62
-
14
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.
Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari
dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan
belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh
pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin
belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 136
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 85
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1, h. 75
Muhibbinsyah, Op. Cit. h. 82
-
15
pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang
tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik
yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi
siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan
tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada
yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam
melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka
motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan
memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.
-
16
Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi
siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.17
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
17Sardiman, A.M, Loc.Cit
-
17
4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara
sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain
belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti
itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
-
18
g. Menggunakan bentuk bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.18
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk
dan cara motivasi tersebut diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Memberi ulangan
5. Mengetahui hasil
6. Pujian
7. Hukuman
8. Hasrat untuk belajar
9. Minat
10. Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru
agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan
diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi
kehidupan siswa.
18 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, h. 103
Sardiman A.M, Op.Cit., h. 92-95
-
19
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
"prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami
lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna
dari kedua kata tersebut.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam
bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud
Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa
prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan
siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
siswa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet. Ke-1, h. 20-21
-
20
Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan
hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang
belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi
Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O.
Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2
Muhibbinsyah, Loc. Cit
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99
-
21
mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap
dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu
terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-
kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 787
-
22
yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal
semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa
berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai
pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar
mengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual
inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa,
sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya
terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara
garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi
jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Op. Cit., h. 59
-
23
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani atau rohani siswa
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar
siswa
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang
baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,
minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.
1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)
seseorang
2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.
Muhibbinsyah, Loc. Cit
-
24
4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu.
5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yag akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
b. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di
sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi
karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang
Muhibin Syah, Ibid., h. 139
-
25
mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya
prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor
internaldan eksternal seperti tersebut di atas.
C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah "segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani
kearah kedewasaan".
Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaiman dikutip oleh Abuddin
Nata, bahwa pendidikan adalah "Usaha yang dilakukan dengan penuh
keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan".
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan manusia
baik jasmani maupun rohani melalui pengajaran dan pelatihan.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-1, h. 1
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke- 1, h. 9
-
26
Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang
dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30
BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.
Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah :
"Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang
terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan
maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai
pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat kelak".
Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf
Sabri mengartikan bahwa :
Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003), (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke- 4, h. 38
-
27
"Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalakan agama
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan adalah menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional".
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara
sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat
menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga
dapat mendatangkan keselamatan.
b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan kegiatan.
Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses
tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam
proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak
dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1, h. 74
Hj. Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke- 2, h. 29
-
28
hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk
dalam pribadi manusia yang diinginkan.
Oleh karena itu suatu proses yang diinginkan dalam usaha
pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh
sebagai manusia individual dan social serta hamba Tuhan yang
mengabdikan diri kepada Nya.
Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk
adalah nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian
terwujud dalam tingkah lakunya. Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka
peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan sebagai
berikut:
Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan
pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan bersama dunia dan akhirat.
M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung
), h. 6
-
29
iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengaruhnya dalam masyarakat.
Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan,
pikiran dan perasaan".
Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam
tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka
beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat
Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku(QS. Adz-Dzariyat : 56)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri
kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan
Nya.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-4, h. 15
Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama, 1995), Cet. Ke-2, h. 35
-
30
c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat
luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam
merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang
digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan
untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti.
Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham
mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup
segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu
memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya
akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah
islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif
bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas
kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam
adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam.
M. Arifin, Op. Cit., h. 13
-
31
Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri
meliputi :
a. Keimanan
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Syari'ah
e. Mu'amalah
f. Tarikh.
Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga
pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat kemampuan anak didiknya. Untuk sekolah-sekolah agama,
pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah
umum.
2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi
atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya. Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat
kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar siswa.
Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SMP, 1986, h. 2
-
32
Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi
belajar siswa dalah sebagai berikut : a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah disajikan.
c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai
penyajian sebuah satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.
d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh
umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
f. EBTA dan EBTANAS adalah alat penentu kenaikan status siswa.
Muhibbinsyah, Loc.Cit
-
33
D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan
arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga perbuatan siswa
senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Demikian pula dengan belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.
Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kedaung Pamulang Tangerang, motivasi sangat menetukan prestasi belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.
Oleh karena itu dapat dikemukakan ada pengaruh antara motivasi denga
prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang, sehingga apabila motivasi belajar siswa tinggi, akan dapat diharapkan prestasi belajarnya tinggi, demikian sebaliknya.
Hilmi Kasim, S. Ag, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribad, Tangerang, 13 Juli2006
-
34
E. Hipotesa
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi
belajar bidang studi pendidikan agama Islam.
-
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering
dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud
dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian
dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh
Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior
yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan
suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala
daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri
seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990), Cet. Ke-12, h. 73
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.
Ke-5, h. 60
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2, h. 73
id19960906 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
-
10
Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya
adalah :
M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan.
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif,
motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau dihayati.
Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern English, 1991), h. 997
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90
Sardiman A.M, Op.Cit, h. 87
WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986), Cet. Ke-3, h. 71
-
11
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului
dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,
yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang
ada pada organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.16
Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71
16Sardiman A.M. Op.Cit., h. 74
-
12
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha
untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh
Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar,
haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi
karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari
bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
-
13
c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek
atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan
jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan,
(motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs),
misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan
sebagai berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis
atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat
baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
Ngalim Purwanto, Ibid, h. 64
Sardiman A.M, Loc. Cit
Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 62
-
14
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.
Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari
dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan
belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh
pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin
belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 136
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 85
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1, h. 75
Muhibbinsyah, Op. Cit. h. 82
-
15
pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang
tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik
yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi
siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan
tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada
yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam
melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka
motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan
memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.
-
16
Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi
siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.17
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
17Sardiman, A.M, Loc.Cit
-
17
4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara
sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain
belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti
itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
-
18
g. Menggunakan bentuk bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.18
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk
dan cara motivasi tersebut diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Memberi ulangan
5. Mengetahui hasil
6. Pujian
7. Hukuman
8. Hasrat untuk belajar
9. Minat
10. Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru
agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan
diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi
kehidupan siswa.
18 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, h. 103
Sardiman A.M, Op.Cit., h. 92-95
-
19
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
"prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami
lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna
dari kedua kata tersebut.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam
bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud
Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa
prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan
siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
siswa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet. Ke-1, h. 20-21
-
20
Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan
hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang
belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi
Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O.
Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2
Muhibbinsyah, Loc. Cit
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99
-
21
mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap
dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu
terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-
kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 787
-
22
yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal
semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa
berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai
pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar
mengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual
inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa,
sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya
terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara
garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi
jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Op. Cit., h. 59
-
23
1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani atau rohani siswa
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar
siswa
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang
baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,
minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.
1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)
seseorang
2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.
Muhibbinsyah, Loc. Cit
-
24
4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu.
5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yag akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
b. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-
alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di
sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi
karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang
Muhibin Syah, Ibid., h. 139
-
25
mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya
prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor
internaldan eksternal seperti tersebut di atas.
C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah "segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani
kearah kedewasaan".
Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaiman dikutip oleh Abuddin
Nata, bahwa pendidikan adalah "Usaha yang dilakukan dengan penuh
keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan".
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan manusia
baik jasmani maupun rohani melalui pengajaran dan pelatihan.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-1, h. 1
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke- 1, h. 9
-
26
Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang
dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30
BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.
Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah :
"Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang
terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan
maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai
pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat kelak".
Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf
Sabri mengartikan bahwa :
Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003), (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke- 4, h. 38
-
27
"Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalakan agama
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan adalah menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional".
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara
sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat
menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga
dapat mendatangkan keselamatan.
b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan kegiatan.
Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses
tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam
proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak
dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1, h. 74
Hj. Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke- 2, h. 29
-
28
hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk
dalam pribadi manusia yang diinginkan.
Oleh karena itu suatu proses yang diinginkan dalam usaha
pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh
sebagai manusia individual dan social serta hamba Tuhan yang
mengabdikan diri kepada Nya.
Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk
adalah nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian
terwujud dalam tingkah lakunya. Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka
peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan sebagai
berikut:
Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan
pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan bersama dunia dan akhirat.
M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung
), h. 6
-
29
iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengaruhnya dalam masyarakat.
Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan,
pikiran dan perasaan".
Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam
tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka
beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat
Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku(QS. Adz-Dzariyat : 56)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri
kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan
Nya.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-4, h. 15
Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama, 1995), Cet. Ke-2, h. 35
-
30
c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat
luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam
merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang
digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan
untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti.
Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham
mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup
segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu
memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya
akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah
islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif
bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas
kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam
adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam.
M. Arifin, Op. Cit., h. 13
-
31
Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri
meliputi :
a. Keimanan
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Syari'ah
e. Mu'amalah
f. Tarikh.
Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga
pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat kemampuan anak didiknya. Untuk sekolah-sekolah agama,
pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah
umum.
2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi
atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya. Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat
kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar siswa.
Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SMP, 1986, h. 2
-
32
Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi
belajar siswa dalah sebagai berikut : a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah disajikan.
c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai
penyajian sebuah satuan pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.
d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh
umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
f. EBTA dan EBTANAS adalah alat penentu kenaikan status siswa.
Muhibbinsyah, Loc.Cit
-
33
D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan
arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga perbuatan siswa
senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Demikian pula dengan belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.
Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kedaung Pamulang Tangerang, motivasi sangat menetukan prestasi belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan tercapai.
Oleh karena itu dapat di