Rational Emotive Therapy

30
 RATIONAL EMOTIVE THERAPY A. Konsep Dasar Me nu ru t Alb ert El li s, ma nusia pa da das ar ny a ad al ah uni k ya ng me mi li ki kece nd erungan unt uk berpikir ra sional da n ir as ional. Ke ti ka be rp ik ir da n  bertingk ahlaku rasional manus ia akan efektif, bahag ia, dan komp eten. Ketika berpikir dan ber ting kah laku iras iona l ind ivid u itu men jadi tida k efe ktif. Rea ksi emo sio nal sese oran g seb agi an bes ar dise bab kan oleh eva luasi, inte rpre tas i, dan filosofi yan g disadari ma upun tidak di sa da ri. Ha mbatan ps ikol ogis ata u emos ional ter se bu t merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan irasional. Berpikir irasiona l ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperole h dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan dan piki ran neg atif sert a pen ola kan diri haru s dila wan de ngan cara ber piki r yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional. Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep- konse p kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangu n tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC. 1. Anteced ent eve nt (A) ya itu seg enap per istiwa lu ar yang dialami a tau mem apar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang. 2. Belief (B ) yaitu keyak inan, pandan gan, nilai, at au ve rbalisas i diri in dividu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif. 3. Emotio nal con seque nce (C) merupak an kon sekuensi emos ional s ebaga i akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam  bentuk keyak inan (B ) baik y ang rB maupu n yang iB. Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis haru s mel awa n (dis put e; D) key akin an-k eya kina n iras ion al itu aga r klie nny a bis a menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.

Transcript of Rational Emotive Therapy

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 1/30

RATIONAL EMOTIVE THERAPY

A. Konsep Dasar

Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memilikikecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan

 bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir 

dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Reaksi emosional

seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang

disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut

merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi

yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan

irasional.

Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh

dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermindari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir 

yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan

dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang

rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara

verbalisasi yang rasional.

Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-

konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu,

yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar 

ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.

1. Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar 

individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau

sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi

masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.

2. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu

terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan

yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional

(irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir 

atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu

menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau

system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran

itu tidak produktif.

3. Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat

atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam

hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan

akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam

 bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.

Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis

harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa

menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinanyang rasional.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 2/30

Sebagai contoh, “orang depresi merasa sedih dan kesepian karena dia keliru berpikir 

 bahwa dirinya tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi

sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, Tugas seorang terapis

 bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang dialami orang depresi,

melainkan menyerang keyakinan mereka yang negatif terhadap diri sendiri.

Walaupun tidak terlalu penting bagi seorang terapis mengetahui titik utama keyakinan-

keyakinan irasional tadi, namun dia harus mengerti bahwa keyakinan tersebut adalah

hasil “pengondisian filosofis”, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang muncul secara otomatis,

 persis seperti kebiasaan kita yang langsung mengangkat dan menjawab telepon setelah

mendengarnya berdering.

B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah

Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah,

didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.

Adapun ciri-ciri berpikir irasional adalah :

1. Tidak dapat dibuktikan

2. Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang

sebenarnya tidak perlu

3. Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang

efektif 

Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional disebabkan oleh:

1. Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara

kenyatan dan imajinasi

2. Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain

3. Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang

diajarkan kepada individu melalui berbagai media.

Indikator sebab keyakinan irasional adalah:

1. Manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang

lain dari segala sesuatu yang dikerjakan

2. Banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dankejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum

3. Kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka,

 bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus

dihadapi oleh manusia dalam hidupnya

4. Lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada

 berusaha untuk menghadapi dan menanganinya

5. Penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa

individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan

 penderitaan emosional tersebut

6. Pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan

individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 3/30

7. Untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan

sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural\

8. Nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung

dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain

terhadap individu.

Menurut Albert Ellis juga menambahkan bahwa secara biologis manusia memang

“diprogram” untuk selalu menanggapi “pengondisian-pengondisian” semacam ini.

Keyakinan-keyakinan irasional tadi biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan absolut.

Ada beberapa jenis “pikiran-pikiran yang keliru” yang biasanya diterapkan orang, di

antaranya:

1. Mengabaikan hal-hal yang positif,

2. Terpaku pada yang negatif,

3. Terlalu cepat menggeneralisasi.

Secara ringkas, Ellis mengatakan bahwa ada tiga keyakinan irasional:

1. “Saya harus punya kemampuan sempurna, atau saya akan jadi orang yang

tidak berguna”:

2. “Orang lain harus memahami dan mempertimbangkan saya, atau mereka

akan menderita”.

3. “Kenyataan harus memberi kebahagiaan pada saya, atau saya akan binasa”.

C. Tujuan Konseling

1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta

 pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan

yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan

sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan

afektif yang positif.

2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri

seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasamarah.

Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan

rasional-emotif :

1. Insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri yang

dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan

keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada

saat yang lalu.

2. Insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa

yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasionalterus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 4/30

3. Insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman

ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali

dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.

Klien yang telah memiliki keyakinan rasional terjadi peningkatan dalam hal :

(1) minat kepada diri sendiri,

(2) minat sosial,

(3) pengarahan diri,

(4) toleransi terhadap pihak lain,

(5) fleksibel,

(6) menerima ketidakpastian,

(7) komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya,

(8) penerimaan diri,

(9) berani mengambil risiko,

(10) menerima kenyataan.

Ellis berulang kali menegaskan bahwa betapa pentingnya “kerelaan menerima diri-sendiri”. Dia mengatakan, dalam RET, tidak seorang pun yang akan disalahkan,

dilecehkan, apalagi dihukum atas keyakinan atau tindakan mereka yang keliru. Kita

harus menerima diri sebagaimana adanya, menerima sebagaimana apa yang kita capai

dan hasilkan. Dia mengkritik teori-teori yang terlalu menekankan kemuliaan pribadi

dan ketegaran ego serta konsep-konsep senada lainnya.

Menurut Ellis, memang ada alasan-alasan tertentu kenapa orang mengedepankan diri

atau egonya, yaitu kita ingin menegaskan bahwa kita hidup dan dalam keadaan baik-

 baik saja, kita ingin menikmati hidup, dan lain sebagainya. Akan tetapi, jika hal ini

dilihat lebih jauh lagi, ternyata mengedepankan diri atau ego sendiri malah me-

nyebabkan ketidaktenangan, seperti yang diperlihatkan oleh keyakinan-keyakinanirasional berikut ini:

- Aku ini punya kelebihan atau tak berguna.

- Aku ini harus dicintai atau orang yang selalu diperhatikan.

- Aku harus abadi.

- Aku harus jadi orang baik atau orang jahat.

- Aku harus membuktikan diriku.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 5/30

- Aku harus mendapatkan apa pun yang saya inginkan.

Ellis berpendapat bahwa evaluasi-diri yang keterlaluan akan menyebabkan depresi dan

represi, sehingga orang akan mengingkari perubahan. Yang harus dilakukan manusia

demi kesehatan jiwanya adalah berhenti menilai-nilai diri sendiri. Ellis tampaknya agak 

skeptis akan keberadaan diri yang “sebenarnya” seperti yang diyakini Homey atauRogers . Dia sangat tidak sepakat dengan gagasan tentang adanya konflik antara diri

yang teraktualisasi dengan citra diri yang dituntut masyarakat. Menurutnya, diri me-

nurut seseorang dan diri menurut masyarakat bukannya saling bertentangan, sebaliknya

saling topang.

Dia juga tidak sepakat dengan gagasan yang menyatakan bahwa ada kesatuan

transpersonal daIam diri atau jiwa. Agama Buddha, umpamanya, bisa berjalan baik 

tanpa adanya gagasan ini. Dia juga tidak percaya akan adanya alam bawah sadar mistis

seperti yang diajarkan berbagai tradisi atau psikologi transpersonal yang dikemukakan

ilmu psikologi. Dia menganggap keadaan kejiwaan semacam ini lebih bersifat tidak 

otentik ketimbang transenden. Di lain pihak, dia menganggap pendekatannya lahir dari

tradisi kuno kaum Stoik dan didukung oleh pemikiran filosofis, terutama pemikiran

Spinoza. Dia juga melihat adanya kemiripan tertentu antara pendekatannya dengan

eksistensialisme dan psikologis eksistensial. Artinya, pendekatan apa pun yang

menempatkan tanggung jawab ke pundak diri individual beserta keyakinan yang

dipegangnya lebih mirip dengan pendekatan RET-nya Ellis ini.

D. Deskripsi Proses Konseling

• Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang

 bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubahtingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh

konselor dan klien.

• Tugas konselor menunjukkan bahwa masalahnya disebabkan oleh persepsi yang

terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional serta usaha untuk mengatasi

masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan.

Operasionalisasi tugas konselor :

(a) lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan

cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal mengkonfrontasikanmasalah klien secara langsung;

(b) menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki

cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik 

dirinya sendiri dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide

irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien;

(c) mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya;

(d) menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis menggunakan humor dan

“menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irasional.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 6/30

Karakteristik Proses Konseling Rasional-Emotif :

1. Aktif-direktif, artinya bahwa dalam hubungan konseling konselor lebih aktif 

membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan

masalahnya.

2. Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus padaaspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.

3. Emotif-ekspreriensial, artinta bahwa hubungan konseling yang dikembangkan

 juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber 

gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru

yang mendasari gangguan tersebut.

4. Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan

hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.

E. Teknik Konseling

Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat

kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik 

dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:

Teknik-Teknik Emotif (Afektif)

a. Assertive adaptive

Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk 

secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan.

Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.

 b. Bermain peran

Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-

 perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa

sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran

tertentu.

c. Imitasi

Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentudengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang

negatif.

Teknik-teknik Behavioristik 

a. Reinforcement

Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis

dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).

eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang

irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif. Dengan

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 7/30

memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan

sistem nilai yang diharapkan kepadanya.

 b. Social modeling

Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik inidilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan

cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan

menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah

tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.

Teknik-teknik Kognitif 

a. Home work assigments,

Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih,

membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut

 pola tingkah laku yang diharapkan. Dengan tugas rumah yang diberikan, klien

diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan

yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang

ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan

latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan

Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien

dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor. Teknik ini dimaksudkan untuk 

membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri

sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien danmengurangi ketergantungannya kepada konselor.

 b. Latihan assertive

Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-

tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru

model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif adalah :

(a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang

 berhubungan dengan emosinya;

(b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak 

asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain;

(c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan

diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-

tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.

Referensi:

Akhmad Sudratajat. 2008. Pendekatan Konseling Rasional Emotif. dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional-emotif/

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 8/30

DYP Sugiharto, Dr. , M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)

Lutfi Seli Fauzi. 2008. Rational Emotive Therapy. dalam

http://luthfis.wordpress.com/2008/04/03/rational-emotive-theraphy/

Sayekti Pujosuwarno, Dr, M.Pd. 1993. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. MenaraMas Offset

DeskRipSi tenTang peNgaRuh uRuT-uRuTan keLahIran beRikUt ini didaSarkan paDA teOri aNsbAcher dan AnsbAcher (1964), dReikurS(1953), dan Adler(1958) :1. Anak suLung bIaSa'a meNdpatkan peRhaTian beSar dan sLama bBp saAt dIa meNjd aNak tn9gaL, dia sdkitdmanjakan sbg puSat peRhaTian. Dia cendRung uTk biSa d pRcya n pekerja keras n brusha untk bisa tetap ddEpan.

2. Anak keDuadaRi sat d LahIrkan, perhatian yg dterima sama2 d nkmati dg anak Lain. Biasa'a anak k2 i2 brlaku septi iaslalu brLmba adu cepat n slLu daLam kdaan kkwtan penuh. Anak k2 nIe sLah2 slLu dLam kancAh Lat untk saLbh cpat dR kakak'a. Anak k2 ini mengembngkn siasat untk mencAri kLmhan kakak'a untk slnjt'a maju nmendptkn pujian.3. Anak d tengahsering merasa terSingkirkan. Dia ad kemungknan merasa yakin tntng ktdakadilan h!dup ini n mrasa d curangi.Org ini bisa mengambiL skap kashan pd diri sndiri n bisa menjd pRbLem ch!Ld.4. Anak bungsuslLu menjd bwah hati keL n cndRng untk menjd anak yg pLng d manja. Ia memiLki peranan istmewa, krnasmua swdra-swdra'a tLah mendhuLui'a. Anak bungsu cndrng untk mengmbngkn skap yg membwt'a septi yglain akan membngun h!dup'a septi diri'a. Anak bngsu cndRng untk mengmbL jLan sndRi. Mrka seRngmengmbngkn cAra yg tdak trPkirkan oLeh keL'a..5. Anak tung9aL

memiLki pRbLma'a sndRi. Dia memiliki bBp sfat anak sulung. Dia tdak blajar brbgai rasa atau bkrja sama dg

anak2 Lain ttapi alam

teori Gestalt, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep tentang form, yaitu suatu

elemen yang terstruktur dan tertutup dalam pandangan visual seseorang. Hukum-hukum

 pada teori Gestalt antara lain:

1.  Proksimitas atau kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana

dari suatu organisasi. Menurut teori Gestalt, obyek-obyek yang memiliki jarak 

yang lebih dekat cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual.

2.  Similiaritas, bila elemen-elemen memiliki similiaritas atau kualitas yang sama

dalam hal ukuran, tekstur dan warna, maka elemen-elemen tersebut cenderung

akan diamati sebagai suatu kesatuan.

3.  Ketertutupan, unit visual cenderung membentuk suatu unit yang tertutup.

Persepsi individu sangat tergantung dari fokus pandangannya, sehingga bagianyang terbuka pada suatu elemen akan otomatis dianggap sebagai suatu yang

tertutup.

4.  Kesinambungan , hukum ini menyatakan bahwa seseorang akan cenderung

mengamati suatu elemen yang berkesinambungan sebagai satu kesatuan unit.

5.  Bidang dan simetri , hukum ini menyatakan semakin kecil area tertutup dan

simetris semakin cenderung terlihat sebagai suatu unit.

6.  Bentuk dan latar , bahwa sebuah obyek akan terlihat berbeda ketika sebuah

 bentuk memiliki latar yang kontras.

Esensi dari teori Gestalt adalah bahwa keseluruhan lebih penting daripada

bagian-bagiannya. Teori Gestalt menjelaskan bahwa persepsi tidak berdasarkan padarespon yang terisolasi terhadap stimulus khusus, tetapi lebuh kepada reaksi terhadap

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 9/30

stimulus total. Implikasi lain dari persepsi adalah adanya reaksi aktif terhadap

lingkungan. Manusia secara aktif akan membuat struktur dan mengatur perasaan

terhadap stimulus yang ada. (Deddy Halim, 2005)

Berikutnya adalah teori transaksional, teori ini menjelaskan tentang peranan

 pengalaman persepsi dan menekankan hubungan dinamis antara manusia danlingkungan. Persepsi merupakan transaksi di mana lingkungan dan pengamat saling

 bergantung satu dengan yang lainnya. William Ittelson (1960) mendefenisikannya

sebagai berikut:

“Persepsi adalah bagian dari proses yang hidup, di mana setiap orang, dari sudut 

 pandangnya masing-masing menciptakan dunianya dalam mencapai kepuasan”.

Persepsi adalah transaksi saling bergantung antara lingkungan dan pengamat (Deddy

Halim, 2005). Informasi yang didapat seseorang dari lingkungan memiliki properti-

 properti simbolis yang memberi makna, kualitas ambient  (tidak kasat mata),

memunculkan respon-respon emosional, dan pesan-pesan motivasional yang

menstimulus kebutuhan. Seseorang juga menempatkan nilai dan properti estetik 

terhadap hal tersebut. Karena manusia membutuhkan persepsi untuk memahami

lingkungan sebagai sebuah pola hubungan yang penuh makna, maka pengalaman masa

lalu membentuk dasar-dasar pemahaman terhadap hal yang baru.

Kontribusi penting dari teori transaksional terhadap teori desain arsitektur adalah,

 pengalaman membentuk orang untuk memberi perhatian kepada lingkungan dan kepada

apa yang penting bagi dirinya.

Salah satu aspek penting dari desain interior adalah mengenai jumlah privasi yangdisediakan. Altman (1975) mendefenisikan privasi sebagai kontrol seleksi manusia

untuk mengakses kepentingan diri sendiri dan kelompok. Defenisi ini mempunyai dua

elemen penting; pertama adalah privasi sebagai kemampuan untuk memisahkan diri

dari orang lain, dan kedua adanya ukuran-ukuran fisik dari ruang untuk mendapatkan

 privasi. Altman (1975) mengakui pentingnya aspek privasi ruang personal untuk 

menyajikan informasi mengenai diri seseorang. Karena privasi ini merupakan proses

dinamis, sejauh mana orang itu terbuka atau tertutup dari orang lain. Ruang personal

dan perilaku teritorial adalah mekanisme privasi yang setidaknya bisa diterima

seseorang untuk mencapai tujuannya (Deddy Halim, 2005).

Setiap orang menginginkan adanya komunikasi dari aspek-aspek kepribadian merekadengan orang lain yang mampu merefleksikan keterikatan mereka terhadap ruang. Sifat

 privasi dalam arsitektur cenderung dipersonalisasi dengan dukungan presentasi dan

informasi dari lingkungan fisiknya.

Banyak penelitian tentang jarak proksemik yang telah dilakukan, varian yang didapat

antara lain jarak intim (0-0,45m), jarak pribadi (0,45-1,2m), jarak sosial (1,2-3,6m),

 jarak publik (>3,6m), jika dibagi menjadi subfase pada masing-masing jaraknya, akan

didapat hal sebagai berikut:

Jarak intim

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 10/30

• fase dekat (0-15 cm): perlindungan dan kasih sayang, pandangan tidak tajam,

tidak perlu suara

• fase jauh (15-45 cm): jarak sentuh, tidak layak di muka umum, pandangan

terdistorsi, bau tercium, suara berbisik 

Jarak pribadi

• fase dekat (0,45-0,75 m): mempengaruhi perasaan, pandangan terganggu, fokus

lelah, tekstur jelas.

• fase jauh (0,75-1,2 m): pembicaraan soal pribadi, pandangan baik, suara

 jelas/perlahan.

Jarak sosial

• fase jauh (2,1-3,6 m): melihat diri, formalitas.

• fase dekat (1,2-2,1 m): dominasi dan kerja sama.

Jarak publik 

• fase jauh (>7,5 m): pembicara dengan audiens.

• fase dekat (3,6-7,5 m): belum saling kenal.

Studi menunjukaan bahwa perbedaan individu dan situasi selain menentukan jarak 

 personal juga mempengaruhi orienasi tubuh seseorang terhadap orang lain. Salah

satunya adalah variabel jenis kelamin, misalnya laki-laki lebih menyukai posisi

 berhadapan (muka- muka) dengan orang yang disukainya, sementara perempuan lebih

suka memilih posisi bersebelahan.

Hal ini dibuktikan oleh penelitian Byrne, Baskett, dan Hodges (1971) yang melakukam

eksperimen, dimana subyek lelaki dan perempuan dimasukkan ke dalam ruang yang

memiliki posisi duduk bersebelahan dan berhadapan dan terdiri dari dua kelompok 

orang; yang disukainya dan yang tidak disukainya. Subyek perempuan memilh duduk 

 bersebelahan dengan kelompok yang disukainya, sedangkan lelaki memilih berhadap-

hadapan dengan kelompok yang disukainya.

Altman (1975) mengajukan suatu model yang menghubungkan privasi, ruang personal,

teritorial, dan kesesakan dengan mengenggap “sesak” sebagai akibat dari kegagalan

mencapai tingkat privasi yang diinginkan.

(Psikologi Arsitektur – Dedy Hal

Analisis transaksional (TA) adalah merupakan teori kepribadian dan sistem yang

terorganisir dari terapi interaksional. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa disaat

kita membuat keputusan berdasarkan premis premis masa lalu yang pada suatu waktu

sesuai dengan kebutuhan kelangsungan hidup kita tetapi yang mungkin tidak lagi

 berlaku. TA menekankan aspek kognitif dan perilaku dari proses terapeutik. Dalam TA

ada tiga sekolah diakui klasik, Schiffian (atau reparenting), dan redecisionaland duasekolah tidak resmi diidentifikasi sebagai reparenting diri dan korektif orangtua.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 11/30

Redecisional sekolah yang telah diperoleh dalam menonjol dan merupakan fokus dari

 bab ini.

Tujuan dari analisis transaksional adalah otonomi, yang didefinisikan sebagai

kesadaran, spontanitas, dan kapasitas untuk keintiman. Dalam mencapai otonomi orang

mempunyai kapasitas untuk membuat keputusan baru (redecide), sehinggamemberdayakan diri mereka sendiri dan mengubah arah hidup mereka. Sebagai bagian

dari proses terapi TA, klien belajar bagaimana mengenali tiga status ego Parent,

Dewasa, dan Anak di mana mereka berfungsi. Klien juga belajar bagaimana perilaku

mereka saat ini sedang dipengaruhi oleh aturan-aturan yang mereka terima dan

dimasukkan sebagai anak-anak dan bagaimana mereka dapat mengidentifikasi

“lifescript” yang menentukan tindakan mereka. Pendekatan ini berfokus pada keputusan

awal bahwa setiap orang telah dibuat, dan menekankan kemampuan klien untuk 

membuat keputusan-keputusan baru untuk mengubah aspek kehidupan mereka yang

tidak lagi bekerja.

TA adalah terpisah dari pendekatan terapeutik paling lain dalam kontrak itu dan

 putusan. Kontrak, yang dikembangkan oleh klien, dengan jelas menyatakan tujuan dan

arah dari proses terapeutik. Klien dalam membangun TA dan arah tujuan mereka dan

menjelaskan bagaimana mereka akan berbeda saat mereka menyelesaikan kontrak 

mereka. Kontraktual aspek dari proses terapi cenderung menyamakan kekuatan terapis

dan klien. Ini adalah tanggung jawab klien untuk memutuskan apa yang mereka akan

 berubah. Untuk mengubah keinginan mereka menjadi kenyataan, klien diperlukan

untuk secara aktif mengubah perilaku mereka.

Latar Belakang Sejarah

Analisis transaksional awalnya dikembangkan oleh almarhum Eric Berne (1961), yang

dilatih sebagai psikoanalis Freud dan psikiater. TA berevolusi dari Berne ketidakpuasan

dengan lambatnya psikoanalisis dalam menyembuhkan orang-orang dari masalah

mereka. Berne keberatan utama psikoanalisis adalah bahwa sudah waktunya memakan,

kompleks, dan kurang dikomunikasikan kepada klien. Secara historis, TA

dikembangkan sebagai perpanjangan psikoanalisis dengan konsep dan teknik khusus

dirancang untuk kelompok perlakuan. Berne menemukan bahwa dengan menggunakan

TA kliennya adalah membuat perubahan signifikan dalam kehidupan mereka. Sebagai

teori kepribadian berevolusi, Berne berpisah dengan psikoanalisis untuk mengabdikan

diri penuh waktu untuk teori dan praktek TA (Dusay, 1986).

Bern (1961) merumuskan konsep-konsep sebagian besar dari TA dengan

memperhatikan apa yang dikatakan kliennya. Dia percaya anak-anak muda

mengembangkan sebuah rencana pribadi untuk kehidupan mereka sebagai strategi

untuk bertahan hidup fisik dan psikologis dan bahwa orang-orang yang dibentuk dari

 beberapa tahun pertama mereka dengan sebuah script yang mereka ikuti selama sisa

hidup mereka. Dia mulai melihat keadaan ego muncul yang berkorelasi dengan

 pengalaman masa kecil pasiennya. Dia menyimpulkan bahwa status Ego Anak ini

 berbeda dari “dewasa” ego status. Kemudian ia menduga bahwa ada dua “orang

dewasa” menyatakan: satu ia disebut ego Parent status, yang tampaknya menjadi

sebuah salinan dari orang tua, yang lain yang merupakan bagian rasional orang, ia

menamakan ego Dewasa menyatakan.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 12/30

Empat fase dalam perkembangan TA telah diidentifikasi oleh Dusay dan Dusay (1989).

 Fase pertama (1955-1962) mulai dengan Berne ‘s identifikasi status ego (Orangtua,

Dewasa, dan Anak), yang memberikan perspektif dari yang untuk menjelaskan berpikir,

merasa, dan berperilaku. Dia memutuskan bahwa cara untuk mempelajari kepribadian

adalah untuk mengamati di sini-dan-sekarang fenomena seperti klien suara, gerak 

tubuh, dan kosa kata. Kriteria diamati ini memberikan dasar untuk menyimpulkanseseorang sejarah masa lalu dan untuk memprediksi masalah masa depan. Tahap kedua

(1962 – 1966) berfokus pada transaksi dan “permainan.” Masa ini merupakan masa

dimana TA menjadi populer karena kosa kata lugas dan karena orang-orang bisa

mengenali permainan mereka sendiri.

Pada saat ini TA untuk pertama kalinya dikenal sebagai suatu pendekatan kognitif,

dengan sedikit perhatian yang diberikan terhadap emosi. Tahap ketiga (1966-1970)

memberikan perhatian pada skrip lifescripts dan analisis. Sebuah internal lifescript

adalah rencana yang menentukan arah kehidupan seseorang. Fase keempat (1970

sampai sekarang) dicirikan oleh penggabungan teknik-teknik baru dalam praktek TA

(seperti orang-orang dari kelompok pertemuan gerakan, terapi Gestalt, dan psikodrama). TA bergerak ke arah lebih aktif dan emotif model sebagai cara untuk 

menyeimbangkan awal penekanan pada faktor-faktor kognitif dan wawasan (Dusay &

Dusay, 1989, hal 448).

Bab ini menyoroti perluasan pendekatan Berne oleh Mary dan almarhum Robert

Goulding (1979), pemimpin dari sekolah redecisional TA. The Gouldings berbeda dari

 pendekatan Bernian klasik dalam beberapa cara. Mereka telah digabungkan TA dengan

 prinsip-prinsip dan teknik-teknik terapi Gestalt, terapi keluarga, psikodrama, dan terapi

 perilaku.

Pendekatan yang redecisional pengalaman anggota kelompok membantu kebuntuan

mereka, atau titik di mana mereka merasa terjebak. Mereka menghidupkan kembali

konteks di mana mereka membuat keputusan sebelumnya, beberapa di antaranya tidak 

fungsional, dan mereka membuat keputusan baru yang fungsional. Redecisional terapi

ini bertujuan untuk membantu orang menantang diri mereka untuk menemukan cara-

cara di mana mereka menganggap diri mereka dalam peran dan victimlike untuk 

memimpin hidup mereka dengan memutuskan untuk diri mereka sendiri bagaimana

mereka akan berubah.

2. KONSEP KUNCI

a. Pandangan mengenai Hakekat Manusia

Analisis transaksional berakar pada filsafat antideterministic. Menempatkan iman

dalam kapasitas kita untuk mengatasi kebiasaan pola dan untuk memilih tujuan-tujuan

 baru dan perilaku. Namun, ini tidak berarti bahwa kita bebas dari pengaruh kekuatan

sosial. Ia mengakui bahwa kami dipengaruhi oleh ekspektasi dan tuntutan orang lain

yang signifikan, terutama karena awal kami keputusan dibuat pada suatu waktu dalam

hidup ketika kita sangat tergantung pada orang lain. Kami membuat keputusan-

keputusan tertentu agar dapat bertahan hidup, baik secara fisik dan psikologis, pada titik 

tertentu dalam kehidupan. Tapi keputusan awal ini dapat ditinjau dan menantang, dan

 jika mereka tidak lagi melayani kita, maka keputusan-keputusan baru dapat dibuat.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 13/30

b. Status Ego

Status ego adalah serangkaian terkait pikiran, perasaan, dan perilaku di mana bagian

dari kepribadian seorang individu dimanifestasikan pada waktu tertentu (Stewart &

Joines, 1987). Semua transaksi analis bekerja dengan status-status ego, yang mencakup

aspek penting dari kepribadian dan dianggap penting dan karakter pembeda dari TAterapi (Dusay, 1986). Setiap orang memiliki trio dasar Parent, Dewasa, dan Anak 

(PAC), dan pergeseran terus-menerus individu dari salah satu status yang lain, perilaku

mewujudkan ego kongruen dengan keadaan saat ini. Salah satu definisi dari otonomi

adalah kemampuan untuk bergerak dengan kelincahan dan niat melalui ego status dan

 beroperasi dalam satu yang paling sesuai dengan realitas situasi tertentu.

Status Ego Orang Tua mengandung nilai-nilai, moral, inti keyakinan, dan perilaku

digabungkan dari figur otoritas yang signifikan, terutama orang tua. Dari luar, keadaan

ego ini diungkapkan kepada orang lain dalam memelihara kritis atau perilaku. Kita

masing-masing memiliki “Pemeliharaan Parent” dan “Critical Parent.” Dalam hati, itu

dialami sebagai pesan orang tua tua yang terus mempengaruhi Anak batin. Ketika kita

 berada dalam ego Parent status, kita bereaksi terhadap situasi-situasi seperti yang kita

 bayangkan orang tua kita mungkin akan bereaksi, atau kita dapat bertindak terhadap

orang lain seperti orang tua kita bertindak ke arah kami. Orang Tua berisi semua

“keharusan” dan “oughts” dan aturan lainnya untuk hidup. Ketika kita berada dalam

keadaan yang ego, kita dapat bertindak dengan cara yang sangat mirip dengan yang

dimiliki orang tua kita atau orang penting lainnya dalam kehidupan awal kita. Kami

dapat menggunakan beberapa dari mereka sangat frasa, dan postur tubuh kita, gerak-

gerik, suara, dan perilaku yang dapat mereplikasi kami alami di orangtua kita.

Status Ego Dewasa adalah prosesor data. Ini adalah bagian dari tujuan orang, yangmengumpulkan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Ini bukan emosional atau

menghakimi, tetapi bekerja dengan fakta dan dengan realitas eksternal. The Dewasa ini

tanpa gairah keyakinan, tetapi banyak masalah juga memerlukan empati dan intuisi

untuk diselesaikan.

Status Ego Anak adalah keaslian dari bagian hidup kita dan yang paling alami siapa

kita. Terdiri dari perasaan, impuls, dan tindakan spontan dan termasuk “rekaman”

 pengalaman awal. Ego Anak status dibagi menjadi Anak Alam (NC) dan Diadaptasi

Anak (AC), yang keduanya memiliki aspek positif dan negatif. Aspek-aspek positif dari

Anak Alam adalah spontan, pernah begitu dicintai, mencintai dan menarik bagian-

 bagian dari kita semua. Aspek negatif dari Anak Alam adalah menjadi impulsif untuk tingkat keselamatan kita terganggu. Aspek positif dari Diadaptasi Anak adalah bahwa

kita menanggapi dengan tepat dalam situasi sosial. Aspek negatif dari melibatkan Anak 

overadapting Diadaptasi mana kita menyerahkan kekuasaan dan diskon kami nilai kita,

nilai, dan martabat.

Klien dalam terapi TA pertama diajarkan bagaimana mengenali di mana status ego

mereka berfungsi pada waktu tertentu: Pemeliharaan Parent, Critical Parent, Adult,

Pemeliharaan Anak, atau Diadaptasi Anak. Tujuannya adalah untuk memungkinkan

mereka untuk memutuskan secara sadar apakah status atau status bagian lain yang

 paling sesuai atau berguna.

c. Kebutuhan Strokes

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 14/30

Manusia harus dirangsang secara fisik, sosial, dan intelektual. Ketika kita tumbuh dan

 berkembang, kita perlu diakui untuk siapa kita dan apa yang kita lakukan. Hal ini perlu

untuk rangsangan dan pengakuan ini disebut sebagai “stroke”; stroke adalah setiap

tindakan pengakuan atau sumber rangsangan.

Sebuah premis dasar dari pendekatan TA adalah bahwa manusia harus menerima baik secara fisik dan psikologis “stroke” untuk mengembangkan rasa percaya di dunia dan

dasar untuk mencintai diri mereka sendiri. Ada banyak bukti bahwa kurangnya kontak 

fisik dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi dan, dalam kasus

ekstrim, dapat menyebabkan kematian. Psikologis stroke verbal dan nonverbal tanda-

tanda penerimaan dan pengakuan juga diperlukan untuk orang-orang sebagai

konfirmasi dari nilai mereka.

Strokes dapat diklasifikasikan sebagai verbal atau nonverbal, tanpa syarat (menjadi)

atau bersyarat (melakukan), dan positif atau negatif. Bersyarat stroke berkata “Aku

akan menyukai Anda jika dan ketika Anda cara tertentu”; mereka diterima untuk 

melakukan sesuatu. Stroke tanpa syarat berkata “Saya bersedia menerima Anda karena

siapa Anda dan untuk menjadi siapa diri Anda, dan kami dapat menegosiasikan

 perbedaan-perbedaan kita.” Positif stroke berkata “Aku suka kamu,” dan mereka dapat

dinyatakan dengan hangat sentuhan fisik, kata-kata menerima , penghargaan, senyum,

dan ramah gerakan. Stroke ini diperlukan untuk perkembangan psikologis orang yang

sehat. Stroke negatif berkata “Aku tidak suka kamu,” dan mereka juga dapat dinyatakan

 baik secara verbal dan nonverbal. Menariknya, stroke negatif dianggap lebih baik 

daripada tidak ada stroke pada segala yang ada, untuk diabaikan.

Teori TA memperhatikan bagaimana orang-orang struktur waktu mereka untuk 

mendapatkan stroke. Ini juga terlihat pada rencana hidup individu untuk menentukan jenis stroke mereka berdua mendapatkan dan memberikan. Menurut TA, itu behooves

kita untuk menjadi sadar akan stroke kita bertahan hidup, the strokes bahwa kami

 berdua meminta dan menerima, dan stroke yang kita berikan kepada orang lain.

d. Perintah dan Counterinjunctions

The Gouldings ‘redecision kerja didasarkan pada konsep-konsep TA perintah dan

keputusan-keputusan awal (M. Goulding, 1987). Kalau orangtua senang dengan

 perilaku anak, pesan-pesan yang diberikan sering lebih bersifat menizinkan. Namun,

ketika orangtua merasa terancam oleh perilaku anak, pesan-pesan yang sering

diungkapkan cenderung berbentuk perintah, yang dikeluarkan dari orangtua ‘Anak egostatus. Seperti pesan-ekspresi kekecewaan, frustrasi, kecemasan, dan ketidakbahagiaan-

menetapkan “tidak boleh dilakukan” oleh anak-anak yang belajar untuk hidup. Keluar 

dari penderitaan mereka sendiri, orang tua dapat mengeluarkan pendek ini, tapi daftar 

 besar perintah umum: “Jangan.” “Jangan.” “Jangan dekat.” “Jangan terpisah dari saya.”

“Jangan seks Anda.” “Jangan mau.” “Tidak perlu.” “Jangan berpikir.” “Jangan

merasa.” “Jangan tumbuh dewasa.” “Don ‘ t menjadi seorang anak. “” Jangan berhasil.

“” Jangan kau. “” Jangan waras. “” Jangan baik. “” Jangan milik “(M. Goulding, 1987;

Goulding & Goulding, 1979). Pesan-pesan ini sebagian besar diberikan tanpa kata-kata

dan pada tingkat psikologis antara kelahiran dan 7 tahun.

Kalau orangtua mengamati anak laki-laki atau perempuan mereka tidak berhasil, atautidak nyaman dengan siapa mereka, mereka berusaha untuk “counter” efek dari pesan

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 15/30

sebelumnya dengan counterinjunctions. Pesan ini datang dari orang tua ‘ego Parent

status dan diberikan pada tingkat sosial. Mereka menyampaikan “keharusan,” “oughts,”

dan “dos” harapan orang tua. Contoh counterinjunctions adalah “Jadilah sempurna.”

“Coba keras.” “Cepat.” “Jadilah kuat.” “Tolong aku.” Masalahnya dengan

counterinjunctions ini adalah bahwa tak peduli berapa banyak kita mencoba untuk 

menyenangkan kita merasa seolah-olah kita masih tidak melakukan cukup atau tidak cukup. Hal ini menunjukkan aturan bahwa pesan-pesan yang diberikan pada tingkat

 psikologis jauh lebih kuat dan bertahan lama daripada yang diberikan pada tingkat

sosial.

Perintah ini tidak hanya ditanam di kepala kita sementara kita duduk dengan pasif.

Menurut Maria Goulding (1987), baik anak-anak memutuskan untuk menerima pesan

orang tua atau untuk melawan mereka. Dengan membuat keputusan dalam menanggapi

 perintah nyata atau khayalan, kami menganggap beberapa tanggung jawab untuk 

mengindoktrinasi diri kita sendiri. Klien dalam terapi TA mengeksplorasi “keharusan”

dan “shouldn’ts,” the “dos” dan “tidak boleh dilakukan” oleh yang mereka telah dilatih

untuk hidup, dan bagaimana mereka memungkinkan mereka untuk beroperasi dalamhidup mereka. Langkah pertama dalam membebaskan diri dari perilaku yang sering

didikte oleh irasional dan umumnya tidak kritis menerima pesan dari orang tua adalah

kesadaran akan perintah-perintah spesifik dan counterinjunctions bahwa seseorang telah

diterima sebagai seorang anak. Setelah klien telah mengidentifikasi dan menjadi sadar 

akan diinternalisasikan ini “keharusan,” “oughts,” “dos,” “tidak boleh dilakukan,” dan

“musts,” mereka berada dalam posisi yang lebih baik untuk secara kritis memeriksa

mereka untuk menentukan apakah mereka bersedia terus hidup oleh mereka.

e. Keputusan dan Redecisions

Analisis transaksional menekankan kemampuan kita untuk menyadari keputusan yang

mengatur perilaku kita dan kemampuan untuk membuat keputusan baru yang akan

menguntungkan mengubah arah hidup kita. Bagian ini membahas keputusan yang

dibuat sebagai respons terhadap perintah orang tua dan kontra-perintah dan

menjelaskan proses redecisional.

Daftar berikut, berdasarkan Gouldings karya (1978, 1979), termasuk perintah umum,

dan beberapa kemungkinan keputusan yang dapat dibuat sebagai tanggapan terhadap

mereka.

1. ‘Jangan melakukan kesalahan.’ Anak-anak yang mendengar dan menerima pesan ini sering takut mengambil risiko yang dapat membuat mereka terlihat

 bodoh. Mereka cenderung menyamakan membuat kesalahan dengan menjadi

kegagalan. * Kemungkinan keputusan: ‘Aku takut untuk membuat keputusan

yang salah, jadi aku hanya tidak akan memutuskan.’ ‘Karena aku membuat

 pilihan yang bodoh, aku tidak akan memutuskan sesuatu yang penting lagi!’

‘Sebaiknya aku menjadi sempurna jika aku berharap untuk dapat diterima.’

2. “Jangan.” Pesan mematikan ini sering diberikan tanpa kata-kata dengan cara

orangtua terus (atau tidak ditahan) anak. Pesan dasar “Aku berharap kau tidak 

dilahirkan.” * Kemungkinan keputusan: “Aku akan terus mencoba sampai aku

mendapatkan kau mencintaiku.”

3. “Jangan dekat.” Terkait dengan perintah ini adalah pesan “Jangan percaya” dan“Jangan cinta.” * Kemungkinan keputusan: “Aku membiarkan diriku cinta

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 16/30

sekali, dan itu menjadi bumerang. Jangan pernah lagi! “” Karena hal itu

menakutkan untuk mendapatkan dekat, aku akan tetap sendiri jauh. “

4. “Jangan menjadi penting.” Jika Anda terus-menerus diskon ketika Anda

 berbicara, Anda cenderung percaya bahwa Anda tidak penting. * Kemungkinan

keputusan: “Jika, secara kebetulan, aku pernah lakukan menjadi penting, aku

akan mengecilkan prestasi saya.”5. “Jangan anak.” Pesan ini mengatakan: “Selalu bertindak dewasa!” “Jangan

kekanak-kanakan.” “Tetaplah kontrol diri.” * Kemungkinan keputusan: “Aku

akan mengurus orang lain dan tidak akan meminta banyak diriku sendiri.” “Aku

tidak akan membiarkan diriku bersenang-senang.”

6. “Jangan tumbuh.” Pesan ini diberikan oleh ketakutan orangtua yang enggan

anak dari tumbuh dewasa dalam banyak cara. * Kemungkinan keputusan: “Aku

akan tinggal seorang anak, dan dengan cara itu aku akan mendapatkan orang tua

saya untuk menyetujui saya.” “Aku tidak akan seksual, dan cara itu ayahku

tidak akan mendorong aku pergi.”

7. “Jangan berhasil.” Jika anak-anak secara positif diperkuat untuk gagal, mereka

dapat menerima pesan bukan untuk mencari kesuksesan. * Kemungkinankeputusan: “Aku tidak akan pernah melakukan apa pun yang cukup sempurna,

 jadi kenapa coba?” “Aku akan berhasil, tidak peduli apa yang diperlukan.”

“Kalau aku tidak berhasil, maka saya akan tidak harus tinggal sampai dengan

harapan yang tinggi lainnya telah dari saya.”

8. “Jangan kau.” Ini menyarankan untuk melibatkan anak-anak bahwa mereka

adalah salah seks, bentuk, ukuran, warna, atau memiliki ide atau perasaan yang

tidak dapat diterima kepada sosok orang tua. * Kemungkinan keputusan:

“Mereka akan mencintai saya hanya jika aku seorang anak laki-laki

(perempuan), sehingga tidak mungkin untuk mendapatkan cinta mereka.” “Aku

akan berpura-pura I’ma anak laki-laki (perempuan).”9. “Jangan waras” dan “Jangan terlihat sehat.” Sebagian anak-anak mendapat

 perhatian hanya ketika mereka secara fisik sakit atau bertindak gila. *

Kemungkinan keputusan: “Aku akan sakit, dan kemudian aku akan termasuk.”

“Saya gila.”

10. “Jangan milik.” Perintah ini dapat menunjukkan bahwa keluarga merasa bahwa

anak tidak 

milik di mana saja. * Kemungkinan keputusan: “Aku akan menjadi seorang penyendiri

selamanya.” “Aku tidak akan pernah punya tempat.” Apa pun perintah orang-orang

yang telah menerima, dan apa pun yang dihasilkan keputusan-keputusan hidup, analisis

transaksional berpendapat bahwa orang dapat membuat hidup substantif perubahandengan mengubah keputusan mereka-oleh redeciding pada saat itu. Sebuah asumsi

dasar TA adalah bahwa apa pun yang telah dipelajari dapat relearned.

Sebagai bagian dari proses terapi TA, klien sering didorong untuk kembali ke masa

kanak-kanak adegan di mana mereka tiba pada keputusan yang membatasi diri. Terapis

dapat memfasilitasi proses ini dengan salah satu intervensi berikut: “Ketika Anda

 berbicara, berapa lama yang Anda rasakan?” “Apakah apa yang Anda katakan

mengingatkan Anda tentang sewaktu-waktu ketika Anda masih kecil?” “Apa gambar 

yang datang ke pikiran Anda sekarang? “” Bisakah Anda membesar-besarkan bahwa

kerutan di wajah Anda? Apa perasaan Anda? Adegan apa yang muncul dalam pikiran

saat Anda mengalami kening berkerut Anda? “

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 17/30

Mary Goulding (1987) mengatakan bahwa ada banyak cara untuk membantu klien

untuk kembali ke beberapa titik kritis dalam masa kanak-kanak. “Begitu di sana,” ia

menambahkan, “reexperiences klien adegan, dan kemudian dia menghidupkan kembali

dalam fantasi dalam beberapa cara baru yang memungkinkan dirinya untuk menolak 

keputusan lama” (hal. 288). Setelah klien mengalami berada di redecision dari adegan

tua, desain eksperimen mereka sehingga mereka dapat mempraktekkan perilaku baruuntuk memperkuat redecision mereka baik dalam dan keluar dari kantor terapi.

Dengan masing-masing dari sepuluh perintah-perintah dasar yang telah diuraikan

sebelumnya (dan beberapa kemungkinan keputusan yang mengalir dari mereka), ada

 banyak kemungkinan untuk keputusan-keputusan baru. Dalam setiap kasus terapis

memilih adegan awal yang sesuai dengan perintah klien / pola keputusan, sehingga

adegan akan membantu klien ini membuat redecision tertentu. Misalnya, adegan

Brenda menghidupkan kembali bersama orang tuanya ketika dia membelai positif atas

kegagalan atau sedang negatif membelai untuk berhasil. Itu rupanya pada saat-saat

 bahwa dia menerima perintah “Jangan sukses.” Terapis nya tantangan nya untuk 

memeriksa apakah keputusan, yang mungkin telah fungsional atau bahkan perlu dimasa lalu, saat ini tepat. Dia mungkin redecide bahwa “Aku akan membuat itu, dan aku

 berhasil, meskipun itu bukan apa yang Anda inginkan dari aku.” Contoh lain adalah

Jason, yang akhirnya melihat bahwa ia menanggapi perintah ayahnya “Jangan tumbuh”

dengan memutuskan tetap tak berdaya dan belum dewasa. Dia ingat belajar bahwa

ketika ia independen ayahnya berteriak kepadanya dan, ketika ia tak berdaya, ia diberi

 perhatian ayahnya. Karena ia ingin persetujuan ayahnya, Jason memutuskan, “Aku akan

tetap menjadi seorang anak selama-lamanya.” Selama sesi terapi, Jason kembali ke

masa kanak-kanak adegan di mana ia membelai untuk ketidakberdayaan, dan dia

 berbicara kepada ayahnya sekarang berada dalam cara yang dia tidak pernah melakukan

seperti seorang anak: “Ayah, walaupun aku masih ingin persetujuan Anda, saya tidak  perlu itu ada. Penerimaan Anda tidak sebanding dengan harga aku harus membayar.

Aku mampu memutuskan untuk diri sendiri dan berdiri di kedua kakiku sendiri. Aku

akan menjadi orang yang saya inginkan, bukan anak itu yang kau ingin aku berada.”

Dalam hal ini bekerja redecision Brenda dan Jason masukkan fantasi masa lalu dan

menciptakan adegan-adegan di mana mereka dapat dengan aman menyerah tua dan saat

ini tidak sesuai keputusan awal, karena keduanya dipersenjatai dengan pemahaman di

masa sekarang yang memungkinkan mereka untuk menghidupkan kembali

 pemandangan dengan cara yang baru. Proses redecision adalah awal dan bukan akhir.

The Gouldings (1979) percaya bahwa adalah mungkin untuk memberikan akhir baru ke

adegan di mana keputusan dibuat asli-akhir baru yang sering menghasilkan sebuah awal baru yang memungkinkan klien untuk berpikir, merasa, dan bertindak dalam cara-cara

direvitalisasi. Setelah klien mengalami fantasi redecision melalui kerja, mereka dan

eksperimen desain terapis mereka sehingga mereka dapat mempraktekkan perilaku baru

untuk memperkuat keputusan mereka. The Gouldings mempertahankan bahwa klien

dapat menemukan kemampuan untuk mandiri dan untuk mengalami rasa kebebasan,

semangat, dan energi.

e. Games

Sebuah transaksi, yang dianggap sebagai unit dasar komunikasi, terdiri dari stroke

 pertukaran antara dua atau lebih banyak orang. Sebuah permainan adalah serangkaian berkelanjutan transaksi yang berakhir dengan hasil negatif diminta oleh skrip yang

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 18/30

mengakhiri permainan dan kemajuan suatu cara untuk merasa buruk. Sesuai dengan

sifatnya, permainan yang dirancang untuk mencegah keintiman. Permainan terdiri dari

tiga elemen dasar: serangkaian transaksi yang saling melengkapi di permukaan tampak 

masuk akal; sebuah transaksi yang tersembunyi adalah agenda tersembunyi dan hasil

negatif yang mengakhiri permainan dan merupakan tujuan sesungguhnya dari

 permainan.

Bern (1964) menggambarkan sebuah antologi permainan yang berasal dari tiga posisi:

 penganiaya, penyelamat, dan korban. Misalnya, orang yang telah memutuskan mereka

tidak berdaya mungkin memainkan beberapa versi dari “Poor Me” atau “Kick Me.”

Mahasiswa “kehilangan” atau “lupa” mengerjakan PR untuk kedua kalinya minggu ini

dan membuat pengumuman secara terbuka di kelas. Guru marah, dan mahasiswa yang

mengambil hasil dan mendapatkan perhatian dibayar dalam proses. Orang-orang yang

merasa lebih unggul mungkin baik menganiaya atau penyelamatan. Para penganiaya

memainkan beberapa bentuk “Baik” atau “Treatment” (mencari-cari kesalahan),

sedangkan penyelamat memainkan beberapa bentuk “Saya hanya berusaha membantu

Anda.” Bern menggambarkan berbagai permainan umum, termasuk “Ya, tetapi , “”Kick me, “” lelah, “” Kalau bukan karena Anda, “” Martyr, “” Bukankah itu

mengerikan, “” Aku hanya berusaha membantu Anda, “” keributan, “dan” Lihat apa

yang membuat saya lakukan! “Permainan selalu memiliki beberapa hasil (atau kalau

tidak mereka tidak akan diabadikan), dan satu hadiah umum adalah dukungan untuk 

keputusan yang dijelaskan dalam bagian sebelumnya. Misalnya, orang yang telah

memutuskan bahwa mereka tidak berdaya mungkin memainkan “Ya, tetapi” permainan.

Mereka meminta orang lain untuk bantuan dan kemudian menyambut saran dengan

daftar alasan mengapa saran tidak akan bekerja; demikian, mereka merasa bebas untuk 

 berpegang teguh pada ketidakberdayaan mereka. Pecandu dari “Kick me” permainan

sering orang-orang yang telah memutuskan untuk ditolak; mereka menetapkan diriuntuk dianiaya oleh orang lain sehingga mereka dapat memainkan peran sebagai korban

yang tidak ada yang suka.

Dengan terlibat dalam bermain game, orang-orang menerima stroke dan juga

memelihara dan mempertahankan keputusan awal mereka. Mereka menemukan bukti

untuk mendukung pandangan mereka tentang dunia, dan mereka mengumpulkan

 perasaan buruk. Ini perasaan yang tidak menyenangkan orang mengalami setelah

 permainan yang dikenal sebagai raket. Sebuah raket yang akrab perasaan emosi yang

dipelajari dan didorong di masa kanak-kanak dan berpengalaman dalam berbagai situasi

stres, tetapi sebagai orang dewasa maladaptive sarana pemecahan masalah (Stewart &

Joines, 1987). Raket punya banyak kualitas yang sama seperti perasaan orang-orang itusebagai anak-anak. Raket ini dipelihara dengan benar-benar memilih situasi yang akan

mendukung mereka. Oleh karena itu, orang-orang yang biasanya merasa tertekan,

marah, atau bosan dapat secara aktif mengumpulkan perasaan ini dan memberi makan

mereka ke dalam perasaan lama pola-pola yang sering mengakibatkan stereotip cara

 berperilaku. Mereka juga memilih permainan mereka akan bermain untuk 

mempertahankan raket mereka. Ketika orang-orang “merasa buruk,” mereka sering

mendapat simpati dari orang lain atau mengendalikan orang lain dengan suasana hati

 buruk mereka.

Dalam terapi, klien TA diajarkan untuk membuat hubungan antara permainan mereka

 bermain sebagai anak-anak dan orang-orang yang bermain sekarang-misalnya, bagaimana mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian di masa lalu dan bagaimana

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 19/30

upaya-upaya masa lalu itu berhubungan dengan permainan mereka bermain sekarang

untuk mendapatkan mengelus. Tujuannya di sini adalah untuk menawarkan kesempatan

klien untuk menurunkan permainan tertentu demi menjawab jujur-kesempatan yang

dapat menyebabkan mereka menemukan cara untuk mengubah stroke negatif dan

 belajar bagaimana memberi dan menerima stroke positif.

f. Dasar Psikologis Hidup Posisi dan Lifescripts

Keputusan mengenai diri sendiri, satu dunia, dan hubungan seseorang kepada orang lain

yang mengkristal selama 5 tahun pertama kehidupan. Putusan tersebut adalah dasar 

 bagi perumusan posisi hidup, yang berkembang menjadi peranan dari lifescript.

Umumnya, sekali seseorang telah memutuskan pada posisi hidup, ada kecenderungan

untuk itu tetap tetap kecuali ada intervensi, seperti terapi, untuk mengubah keputusan

yang mendasarinya. Permainan ini sering digunakan untuk mendukung kehidupan dan

mempertahankan posisi dan bermain keluar lifescripts. Orang-orang mencari keamanan

dengan mempertahankan bahwa yang akrab, meskipun akrab mungkin sangat tidak 

menyenangkan. Seperti yang telah kita lihat sebelumnya, permainan seperti “Kick me”

mungkin menyenangkan, tetapi mereka memiliki keutamaan yang memungkinkan

 pemain untuk mempertahankan posisi yang akrab dalam kehidupan, meskipun posisi ini

adalah negatif.

Analisis transaksional mengidentifikasi empat kehidupan dasar posisi, yang semuanya

didasarkan pada keputusan yang dibuat sebagai akibat dari pengalaman masa kanak-

kanak, dan semua yang menentukan bagaimana orang-orang merasa tentang diri mereka

sendiri dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain:

1. Aku kau OK-OK.2. Aku baik-baik-kau tidak OK.

3. Aku tidak OK-kau OK.

4. Aku tidak apa-apa-kau tidak OK.

I I’m OK-OK kau umumnya permainan posisi bebas. Ini adalah keyakinan bahwa orang

mempunyai nilai dasar, nilai, dan martabat sebagai manusia. Bahwa orang-orang OK 

adalah pernyataan dari esensi mereka, belum tentu perilaku mereka. Posisi ini dicirikan

oleh sikap kepercayaan dan keterbukaan, kesediaan untuk memberi dan menerima, dan

 penerimaan orang lain seperti mereka. Orang-orang dekat dengan diri mereka sendiri

dan orang lain. Ada pecundang, hanya pemenang.

Aku baik-baik-kau tidak OK adalah posisi orang yang proyek masalah-masalah mereka

ke orang lain dan menyalahkan mereka, meletakkannya, dan mengkritik mereka.

Permainan yang memperkuat posisi ini melibatkan sok superior (yang “Aku baik-baik”)

yang proyek marah, jijik, dan cemoohan ke rendah yang ditunjuk, atau kambing hitam

(yang “Kau tidak OK”). Posisi ini adalah bahwa orang yang membutuhkan tertindas

untuk mempertahankan atau rasa “OKness.”

Aku tidak OK-OK kau dikenal sebagai posisi dan depresi ditandai oleh perasaan tidak 

 berdaya dibandingkan dengan orang lain. Biasanya orang-orang seperti melayani

kebutuhan orang lain, bukan mereka sendiri dan umumnya merasa menjadi korban.

Games mendukung posisi ini termasuk “Kick saya” dan “Martyr”-permainan yangmendukung kekuatan orang lain dan menyangkal orang itu sendiri.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 20/30

Yang aku tidak OK-OK kuadran kau tidak dikenal sebagai posisi kesia-siaan dan

frustrasi. Operasi dari tempat ini, orang-orang telah kehilangan minat dalam hidup dan

dapat melihat kehidupan sebagai benar-benar tanpa janji. Ini sikap yang merusak diri

adalah karakteristik dari orang-orang yang tidak mampu mengatasi di dunia nyata, dan

hal itu dapat mengakibatkan penarikan ekstrim, kembali ke perilaku kekanak-kanakan,

atau perilaku kekerasan yang mengakibatkan cedera atau kematian diri sendiri atauorang lain.

Pada kenyataannya masing-masing dari kita memiliki posisi favorit kami beroperasi

dari bawah stres. Tantangannya adalah untuk menjadi sadar betapa kita berusaha untuk 

membuat kehidupan nyata melalui kehidupan dasar eksistensial kita posisi dan

menciptakan sebuah alternatif. Terkait dengan konsep dasar posisi psikologis adalah

lifescript, atau rencana untuk kehidupan. Lifescript pribadi adalah rencana kehidupan

 bawah sadar yang dibuat di masa kanak-kanak, diperkuat oleh orang tua, “dibenarkan”

oleh peristiwa berikutnya, dan mencapai puncaknya pada alternatif yang dipilih

(Stewart & Joines, 1987). Script ini, sebagaimana telah kita lihat, yang dikembangkan

 pada awal hidup sebagai hasil dari ajaran orangtua (seperti perintah dancounterinjunctions) dan keputusan awal yang kita buat. Di antara keputusan tersebut

adalah memilih posisi psikologis dasar, atau peran dramatis, bahwa kita bermain di

lifescript kami. Memang, lifescripts dapat dibandingkan dengan produksi panggung

yang dramatis, dengan tokoh karakter, plot, adegan, dialog, dan berbagai latihan. Pada

intinya, lifescript adalah cetak biru yang mengatakan orang-orang di mana mereka akan

 pergi dalam hidup dan apa yang akan mereka lakukan ketika mereka tiba.

Menurut Berne (1972), melalui interaksi awal dengan orang tua dan orang lain kita

menerima pola stroke yang mungkin baik mendukung atau meremehkan. Berdasarkan

 pola membelai ini, kita membuat keputusan eksistensial dasar tentang diri kita sendiriyaitu, kita asumsikan satu dari empat posisi kehidupan yang baru saja dijelaskan.

Keputusan eksistensial ini kemudian diperkuat oleh pesan (baik verbal dan nonverbal)

yang kita terus terima selama hidup kita. Hal ini juga diperkuat dengan hasil permainan

kami, raket, dan interpretasi peristiwa. Selama masa kanak-kanak kami tahun kami juga

membuat keputusan apakah orang-orang yang dapat dipercaya.

Sistem keyakinan dasar kita demikian dibentuk melalui proses ini memutuskan tentang

diri sendiri dan orang lain. Jika kita berharap untuk mengubah kehidupan saja yang kita

 bepergian, itu akan membantu untuk memahami komponen dari naskah ini, yang untuk 

sebagian besar menentukan pola kita berpikir, merasa, dan berperilaku.

Melalui sebuah proses yang dikenal sebagai analisis naskah, klien dapat menjadi sadar 

 betapa mereka peroleh lifescript mereka dan mampu melihat lebih jelas peran hidup

mereka (dasar kehidupan psikologis posisi). Analisis script membantu klien melihat

cara-cara di mana mereka merasa terdorong untuk bermain lifescript mereka dan

menawarkan alternatif pilihan hidup mereka. Tempatkan dengan cara lain, proses

terapeutik klien mengurangi dorongan untuk bermain game yang membenarkan

 perilaku yang diperlukan dalam naskah kehidupan mereka.

Analisis script menunjukkan proses dengan mana orang-orang mendapatkan script dan

strategi yang mereka gunakan untuk membenarkan tindakan mereka berdasarkan hal

itu. Tujuannya adalah untuk membantu klien membuka kemungkinan untuk membuat

 perubahan dalam pemrograman awal. Klien diminta untuk mengingat kisah-kisahfavorit mereka sebagai anak-anak, untuk menentukan bagaimana mereka masuk ke

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 21/30

dalam cerita-cerita atau dongeng, dan untuk melihat bagaimana kisah-kisah ini sesuai

dengan pengalaman hidup mereka saat ini.

Steiner (1967) mengembangkan sebuah lifescript kuesioner yang dapat digunakan

sebagai katalis untuk analisis naskah dalam sesi terapi untuk membantu klien

mengeksplorasi komponen signifikan-lifescript mereka di antara mereka, hidup posisidan permainan. Dalam menyelesaikan daftar periksa script ini, klien menyediakan

informasi dasar seperti arah hidup mereka, model-model dalam hidup mereka, sifat

 perintah mereka, maka hadiah yang mereka cari, dan berakhir tragis mereka harapkan

dari kehidupan.

Analisis lifescript individu didasarkan pada drama-nya keluarga asli. Sebagai hasil

mengeksplorasi apa yang mereka pelajari berdasarkan lifescript mereka, klien belajar 

tentang perintah-perintah mereka diterima secara tidak kritis sebagai anak-anak,

keputusan mereka dibuat sebagai tanggapan terhadap pesan ini, dan permainan dan

raket sekarang mereka terapkan untuk menjaga keputusan awal ini hidup. Dengan

menjadi bagian dari proses penemuan diri, klien meningkatkan kesempatan untuk 

datang ke pemahaman yang lebih dalam belum selesai mereka sendiri bisnis psikologis,

dan di samping itu, mereka memperoleh kemampuan untuk mengambil beberapa

langkah-langkah awal untuk keluar dari pola-pola merugikan diri sendiri.

oleh : Gerald Corey Edisi Kedelapan (2009)

http://ewintri.co.cc/

Client Centered Therapy adalah suatu pendekatan konseling / terapi yang berfokus pada

manusia (orang) yang sedang konseling (Client), bukan pada metode atau penyelesaianmasalahnya. Terapi ini memakai pendekatan Roger. Video ini menjelaskan mengenai

terapi tersebut dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan terapi tersebut

 juga contoh praktik langsung menggunakan terapi tersebut.

Kajian editorial

Durasi

Teori Konseling Client - Centered

Konsep Dasar Tentang Manusia Menurut Teori Client – Centerd

Client Centered Theory sering pula dikenal sebagai teori nondirektif dimana

tokoh utamanya adalah Carl Rogers. Rogers adalah seorang empirisme yang

mendasarkan teori-teorinya pada data mentah, ia percaya pentingnya pengamatan

subyektif, ia percaya bahwa pemikiran yang teliti dan validasi penelitian diperlukan

untuk menolak kecurangan diri ( self-deception). Yang mana Rogerian tidak hanya

 berisi pertanyaan-pertanyaan teori tentang kepribadian dan psikoterapi, tetapi juga suatu

 pendekatan, suatu orientasi atau pandangan tentang kehidupan.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 22/30

Rogers membangun teorinya ini berdasarkan penelitian dan observasi langsung

terhadap peristiwa-peristiwa nyata, dimana pada akhirnya. ia memandang bahwa

manusia pada hakekatnya adalah baik.

Beberapa konsepsi Rogers tentang hakekat manusia (human being ) adalah

sebagai berikut:

a. Manusia tumbuh melalui pengalamannya, baik melalui perasaan, berfikir, kesadaran

ataupun penemuan.

 b. Hidup adalah kehidupan saat ini dan lebih dari pada perilaku-perilaku otornatik yang

ditentukan oleh kejadian-kejadian masa lalu, nilai-nilai kehidupan adalah saat ini dari

 pada masa lalu, atau yang akan datang.

c. Manusia adalah makhluk subyektif, secara, esensial manusia hidup dalam pribadinya

sendiri dalam dunia subjektif 

d. Keakraban hubungan manusia merupakan salah satu cara seseorang paling banyak 

memenuhi kebutuhannya.

e. Pada umumnya. setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk bebas, spontan,

 bersama-sama dan saling berkomunikasi.

f. Manusia memiliki kecenderungan ke arah aktualisasi, yaitu tendensi yang melekat

 pada organisme untuk mengembangkan keseluruhan kemampuannya dalam cara

memberi pemeliharaan dan mempertinggi aktualisasi diri. Dimana, Rogers

mengemukakan beberapa pendapatnya sebagai berikut:

- Kecenderungan aktualisasi diri merupakan motivasi pertahanan utama dari organisme

manusia.

- Merupakan fungsi dari keseluruhan organisme.

- Merupakan konsepsi luas dari motivasi, termasuk pernenuhan kebutuhan dan motif-

motifnya.

- Kehidupan adalah suatu proses aktif dan memiliki kapasitas untuk aktualisasi diri

mereka sendiri.

- Manusia adalah makhluk yang baik, konstruktif atau reliable, dan menjadi bijaksana

karena kemampuan intelektualnya.

Dalam teori kepribadian, Rogers memandang bahwa:

a. Setiap manusia berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah dengan

sendiri sebagai pusatnya.

 b. Reaksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya sebagai hal yang dialami dan

diterima. Lapangan yang dipersepsi ini bagi individu adalah suatu realitas.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 23/30

c. Perilaku organisme pada dasamya diarahkan oleh usaha-usaha organisme untuk 

memperoleh kepuasan terdapat kebutuhannya.

d. Pemahaman perilaku terbaik hanya akan diperoleh melalui atau berdasarkan  Frame

Of Reference individu itu sendiri.

e. Cara terbaik dalam mengadopsi perilaku adalah berdasarkan pada konsistensi

terhadap self concept-nya.

f. Perilaku pertahanan (diri) menunjukkan adanya ketidakkonsistenan antara organisme

dengan self consep.

g. Penyesuaian yang optimal atau pribadi yang berfungsi sepenuhnya hanya akan terjadi

 bila self concept adalah kongruen dengan pengalamannya, dan tindakannya

merupakan tendensi aktualisasi diri yang juga merupakan aktualisasi diri yang juga

merupakan aktualisasi dari self 

Ciri-Ciri Teori Client – Centered

Rogers tidak mengemukakan teori client-centered sebagai suau pendekatan

terapi dan tuntas. la mengharapkan orang lain akan memandang teorinya sebagai

sekumpulan prinsip percobaan yang berkaitan dengan perkembangan proses terapi dan

 bukan sebagai dogma. Rogers (1974, h. 213-214) menguraikan ciri-ciri yang

membedakan pendekatan client-centered dari pendekatan-pendekatan lain. Berikut ini

adaptasi dari uraian Rogers.

Pendekatan client centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien

untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Klien sebagai

sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus

menemukan tingkah laku yang lebih panas bagi dirinya.

Pendekatan client centered menekankan dunia fenomenal klien. Dengan empati yang

cermat dan dengan usaha untuk memahami klien. Dengan simpati yang cermat dan

dengan usaba untuk memahami kerangka acuan internal klien, terapis memberikan

 perhatian terutama pada persepsi diri klien dan persepsinya terhadap dunia.

Prinsip-prinsip psikoterapi yang sama diterapkan pada semua orang yang 99 normal"

yang "neurotik" dan yang "psikotik". Berdasarkan konsep bahwa hasrat untuk bergerak 

menuju kematangan psikologis berakar dalam pada manusia, prinsip-prinsip terapi cliet

centered diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya berada pada taraf yang

relatif normal maupun individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 24/30

Menurut pendekatan client centered, psikoterapi hanyalah salah satu contoh dari

hubungan pribadi yang konstruktif. Klien mengalami pertumbuhan psikoterapeutik di

dalam dan melalui hubungan dengan seseorang yang membantunya melakukan apa

yang tidak bisa dilakukannya sendirian. Itu adalah hubungan dengan konselor yang

selaras (menyeimbangkan tingkah laku dan ekspresi eksternal dengan perasaan-

 perasaan dan pemikiran-pemikiran internal), bersikap menerima dan empatik yang

 bertindak sebagai agen perubahan terapeutik pada klien.

Rogers mengajukan hipotesis bahwa ada sikap-sikap tertentu pada pihak terapis

(ketulusan, kehangatan, dan penerimaan yang nonposesif, dan empati yang akurat) yang

membentuk kondisi-kondisi yang diperlukan dan memadai bagi keefektifan terapeutik 

 pada klien. terapi client centerd memasukan konsep bahwa fungsi terapis adalah tampil

langsung dan bisa dijangkau oleh klien serta memusatkan perhatian pada pengalaman

disini dan sekarang yang tercipa melalui hubungan antar klien.

Barangkali lebih daripada pendekatan psikoterapi tunggal yang lainnya, teori client

centered dikembangkan melalui penelitian tentang tentang proses dan hasil terapi. Teori

client centered bukanlah suatu teori yang tertutup, melainkan suatu teori yang tumbuh

melalui observasi-observasi konseling bertahun-tahun dan yang secara sinambung

 berubah sejalan dengan peningkatan pemahaman terhadap manusia dan terhadap proses

terapeutik yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian baru.

Jadi, terapi client centered bukanlah, sekumpulan teknik, juga bukan satu dogma.

Pendekatan client centered, yang berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan yang

ditunjukan oleh terapis, barangkali paling tepat dicirikan sebagai suatu cara, ada dan

sebagai perjalanan bersama di mana baik terapis maupun klien memperlihatkan

kemanusiaannya dan berpartisipasi dalam pengalaman pertumbuhan.

Tujuan Teori Client – Center

Secara umum tujuan konseling dapat dikelompokkan menjadi dua, ialah

- Tujuan-tujuan personality grow type

Termasuk dalam hal ini misalnya pertumbuhan gaya hidup secara positif 

 pengintegrasian kepribadian, atau pengurangan konflik-konflik intrapsikis.

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 25/30

- Cure type atau tujuan-tujuan yang lebih spesifik, misalnya reduksi simptom-simpton

rasa sakit, menjadi lebih tegas membuat keputusan vokasional yang efektif 

Client Centered Therapy pada dasarnya memiliki tujuan konseling yang termasuk 

 personality growth type karena tujuan utamanya adalah reorganisasi self, sedangkan

 pada tujuan-tujuan tipe problem solving tidak mengandung unsur reorganisasi self,

Dinyatakan pula bahwa tujuan konseling pendekatan ini adalah meningkatkan

keterbukaan pengalaman sehingga akan meningkatkan self konsep dengan pengalaman-

 pengalamannya, sehingga akan tumbuh menjadi Morefullyfunction person. Tujuan

dasar terapi client centered adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha

membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Guna mencapai

tujuan terapeutik tersebut, terapis perlu mengembangkan agar klien bisa memahami hal-

hal yang berada di balik topeng yang dikenakannya. Klien mengembangkan kepura-

 puraan. dan bertopeng sebagai pertahanan terhadap ancaman. Sandiwara yang

dimainkan oleh klien menghambatnya untuk tampil utuh di hadapan orang lain dan

dalam usahanya untuk menipu orang lain, ia menjadi asing terhadap dirinya sendiri.

Apabila dinding itu runtuh selama proses terapeutik, orang macam apa yang muncul di

 balik kepura-puraan itu? Rogers (1961) menguraikan ciri-ciri orang yang bergerak ke

arah menjadi bertambah teraktualkan:

1. Keterbukaan terhadap pengalaman

2. Kepercayaan terhadap organisme sendiri

3. Tempat evaluasi internal

4. Kesediaan untuk menjadi suatu proses

Tujuan-tujuan terapi yang telah diuraikan di atas adalah tujuan-tujuan yang luas, yang

menyajikan suatu kerangka umum untuk memahami arah gerakan terapeutik. Terapis

tidak memilih tujuan-tujuan yang khusus bagi klien, tonggak terapi client centered

adalah anggapannya bahwa klien dalam hubungannya dengan terapis yang menunjang.

Memiliki kesanggupan untuk menentukan dan menjernihkan tujuan-tujuannya sendiri.

Bagaimanapun, banyak konselor yang mengalami kesulitan dalam memperbolehkan

klien untuk menetapkan sendiri tujuan-tujuannya yang khusus dalam terapi. Meskipun

mudah untuk berpura-pura terhadap konsep "klien menernukan jalan sendiri", ia

menuntut terhadap respek terhadap klien dan keberanian pada terapis untuk mendorong

klien agar bersedia mendengarkan dirinya sendiri dan mengikuti arah-arahnya sendiri

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 26/30

terutama pada saat klien membuat pilihan-pilihan yang bukan merupakan pilihan-

 pilihan yang diharpkan oleh terapis.

Fungsi Teori Client – Centered

Peran terapis client centered berakar pada cara-cara. keberadaannya dan sikap-sikapnya,

 bukan pada penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk menjadi klien "berbuat

sesuatu". Penelitian tentang terapi client centered tampaknya menunjukan. bahwa yang

menuntut perubahan kepribadian klien adalah sikap-sikap terapis alih-alih pengetahuan,

teori-teori atau teknik-teknik yang dipergunakannya. Pada dasarnya terapis

menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah. Dengan menghadapi klien

 pada araf pribadi ke pribadi, maka "peran" terapis adalah tanpa peran. Adapun fungsi

terapis adalah membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan klien.

Jadi, client centered membangun hubungan yang membantu dimana klien akan

mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area-area kehidupannya

yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Klien menjadi kurang defensif dan menjadi

lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemingkinan yang ada dalam dirinya maupun

dalam dunia.

Yang pertama dan terutama, terapis harus bersedia menjadi nyata dalarn hubungan

dengan klien terapis menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat dan

membantu klien dengan kategori diagnostik yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian

yang tulus, respek, penerimaan. dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan

 pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang kaku serta bergerak menuju taraf 

fungsi pribadi yang jelas tinggi.

Proses dan Prosedur Konseling Menurut Teori Client – Centered

Pemahaman dari proses dan prosedur konseling ini dapat dilakukan melalui tiga hal,

yaitu:

a. Kondisi-kondisi konseling

Rogers percaya bahwa keterampilan-keterampilan teknis dan latihan-latihan khusustidak menjamin keberhasilan konseling atau therapy, tetapi sikap-sikap tertentu dari

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 27/30

konselor merupakan elemen penting dalam perubahan klien. Sikap tertentu tersebut

merupakan Condition Variable atau Facilitative Conditions, termasuk sebagai berikut:

- Dalam relationship, therapist hendaknya tampil secara. kongruen atau tampil apa

adanya (asli).

- Penghargaan tanpa syarat terhadap pengalaman-pengalaman klien secara positif dan

 penerimaan secara hangat.

- Melakukan emphatik secara akurat.

Dengan kondisi tersebut memungkinkan klien mampu menerima konselor sepenuhnya,

di samping terjadinya iklim Therapeutik. Clint Centered juga sering dideskripsikan

sebagai konseling, konselor tampak passive, karena kerja konselor hanya mengulang

apa yang diucapkan klien sebelumnya, bahkan sering dikatakan sebagai teknik 

wawancara khusus. Hal ini disebabkan karena mereka melihat permukaannya saja.

Ketiga kondisi di atas, tidak terpisah satu dengan yang lain masing-masing saling

 bergantung dan berhubungan, di samping itu, terdapat beberapa konsidi yang

memudahkan komunikasi, seperti sikap badan, ekspresi wajah, nada suara, komentar-

komentar yang akurat.

Menurut pandangan pendekatan client centered, penggunaan teknik-teknik sebagai

muslihat terapis akan mendepersonalisasikan hubungan terapis klien. teknikteknik harus

menjadi suatu pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara

sadar diri sebab,dengan demikian, terapis tidak akan menjadi sejati. Hart (1970)

membagi perkembangan teori Rogers ke dalam tiga periode sebagai berikut:

Periode 1 (1940-1950:  Psikoterapi nondirektif Pendekatan ini menekankan penciptaan

iklim permisif dan noninterventif. Penerimaan dan klarifikasi menjadi teknik-teknik 

yang utama. Melalui terapi nondirektif, klien akan mencapai pernahaman atas dirinya

sendiri dan atas situasi kehidupannya.

Periode 11 (1950-1957):  Psikoterapi reflektif  terapis terutama merefieksikan perasaan-

 perasaan klien dan menghindari ancaman dalam hubungannya dengan kliennya.

Melalui terapi reflektif, klien marnpu mengembangkan keselarasan antara konsep diri

dan konsep diri yang idealnya.

Periode 111 (1957-1970): Psikoterapi eksperiensial . Ingkah laku yang luas dari terapis

yang mengungkapkan sikap-sikap dasarnya menandai pendekatan terapi eksperiensial

ini. Terapi difokuskan pada. apa yang sedang dialami oleh klien dan pada

 pengungkapan apa. yang sedang dialami oleh terapis. Klien tumbuh pada suatu

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 28/30

rangkaian keseluruhan. (Continuum) dengan belajar menggunakan apa yang sedang

langsung dialami. b. Proses konseling

Pada dasamya teori ini tidak ada proses therapy yang khusus, namun beberapa hal

 berikut ini menunjukkan bagaimana proses konseling itu terjadi.

- Awal

Sernula dijelaskan proses konseling dan psikoterapi sebagai cara kerja melalui

kemajuan yang bertahap, tetapi overlaving, Sp Der (1945), menyatakan bahwa

 pertanyaan-pertanyaan emosi yang negatif kemudian diikuti dengan

 pertanyaanpernyataan emosi yang positif, dan keberhasilan konseling adalah dengan

mengarahkan penyataan-penyataan tersebut kepada insight, diskusi perencanaan

aktivitas.

- Perubahan. Self 

Proses konseling berarti pula proses perubahan self konsep dan sikap-sikap kea rah self.

Konseling yang berhasil berarti bergeraknya. perasaan-perasaan yang negatif ke arah

yang positif.

- Teori Formal

Rogers juga mengemukakan teori formal tentang proses konseling (1953), yaitu:

a) Klien secara meningkat menjadi lebih bebas dalam menyatakan perasaan

 perasaannya.

 b) Munculnya perbedaan objek dari ekspresi perasaan persepsinya.

c) Perasaan-perasaan yang diekspresikan secara. bertahap menampakkan adanya

kecenderungan inkongruensi antara pengalaman tertentu dengan self konsepnya.

d) Self konsep secara meningkat menjadi terorganisir, termasuk pengalaman-

 pengalaman. yang sebelumnya ditolak dalam kesadarannya.

e) Klien secara meningkat merasakan adanya penghargaan diri secara. positif.

- Pengalaman-pengalaman Merasakan pengalaman-pengalaman tertentu dengan segera

dalam konseling merupakan kondisi yang tepat dalam konseling. Selanjutnya, Rogers

 juga mengungkapkan adanya tujuan variable yang secara parallel lebih merupakan

kesatuan proses, yaitu makna perasaan pribadi, pola pengalaman, tingkat

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 29/30

ketidakkongruennya, komunikasi self, pola pengalaman yang dikonstruksi, hubungan

dengan masalah-masalahnya, dan pola hubungan dengan yang lainnya.

c. Hasil konseling

Pada prinsipnya sulit untuk membedakan antara proses dengan hasil konseling. Ketika

kita mempelajari hasil secara langsung, maka sebenarnya kita menguji perbedaan-

 perbedaan antara dua perangkat observasi yang dibuat pada awal dan akhir dari

rangkaian wawancara. Walau demikian Rogers mengatakan hasil konseling ialah klien

menjadi lebih kongruen, lebih terbuka terhadap masalah-masalahnya, kurang defensif,

yang sernua ini nampak dalam. dimensi-dimensi pribadi dan perilaku.

Berdasarkan hasil riset, beberapa hasil konseling antara lain:

- Peningkatan dalarn penyesuaian psikologis.

- Kurangnya keteganggan pisik dan pemikiran kapasitas yang lebih besar untuk 

merespon rasa frustasi.

- Menurutnya sikap defensive.

- Tingkat hubungan yang lebih besar antara self picture dengan self ideal.

- Secara, emosional lebih matang.

- Peningkatan dalam keseluruhan penyesuaian dalam latihan-latihan vokasional.

- Lebih kreatif.

Dari uraian di atas, tampak bahwa teori ini kurang memperhatikan kondisi-kondisi

sebelumnya dan pengaruhnya perilaku ekstemal. Sedikit menggunakan teori kognitif,

teori belajar, maupun pengaruh-pengaruh hormonal dalam perilaku. Di samping itu juga

tampak abstrak, global dan kurang mampu menampilkan kekhasan teori ini melalui

teknik yang khas. Untuk penerapannya di sekolah, dengan mengacu pada filsafat yang

melandasi teori client centered memiliki penerapan langsung pada proses belajar 

mengajar. Perhatian Rogers pada sifat proses belajar yang dilibatkan di dalam konseling

 juga telah beralih kepada perhatian terhadap apa yang terjadi dalam pendidikan. Dalam

 buku yang berjudu Freedom to Learn (1969), Rogers mengupas soal-soal yang

mendasar bagi pendidikan humanistik dan mengajukan suatu filsafat bagi kegiatan

 belajar yang terpusat pada siswa. Pada dasamya, filsafat pendidikan yang diajukan oleh

Rogers sama dengan pandangannya tentang konseling dan terapi, yakni ia yakin bahwa

siswa bisa dipercaya untuk menemukan masalah-masalah yang penting, yang berkaitan

dengan dirinya. Para siswa bisa menjadi terlibat dalam kegiaan belajar yang bermakna,

yang bisa timbul dalam bentuknya yang terbaik. Jika guru menciptakan iklim

5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 30/30

kebebasan dan kepercayaan. Fungsi guru sama dengan fungsi terapis client centered.

kesejatian, keterbukaan, ketulusan, penerimaan, pengertian, empati dan kesediaan untuk 

membiarkan para siswa mengeksplorasi material yang bermakna menciptakan atmosfer 

di mana kegiatan belajar yang signifikan bisa bejalan. Rogers menganjurkan

 pembaharuan pendidikan dan menyatakan bahwa jika ada satu saja di antara seratus

orang guru mengajar di ruanganruangan kelas yang terpusat pada siswa di mana para

siswa diizinkan untuk bebas menekuni persoalan-persoalan yang relevan maka

 pendidikan akan mengalami revolusi.

Konseling bisa diintegrasikan ke dalam kurikulum alih-alih dibuat terpisah dari

kegiatan belajar mengajar bisa menempatkan siswa pada suatu tempat yang sentral

alihalih menyingkirkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan diri serta nilai-nilai,

 pengalaman, perasaan-perasaan, perhatian dan minat para siswa yang sesungguhnya.