repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/374/2/jurnal ratini.doc · Web viewDalam hal...
Transcript of repository.umrah.ac.idrepository.umrah.ac.id/374/2/jurnal ratini.doc · Web viewDalam hal...
UPAYA PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DESA AIR ASUK KECAMATAN SIANTAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN
ANAMBAS DALAM MENGELOLA AIR BERSIH
Ratini, Agus Hendrayady, Adji Suradji [email protected]
Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Desa Air Asuk merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Di Desa ini mengalami krisis air bersih. Berikut permasalahan yang di kutip oleh media Batampos terbit 23 Agustus 2016 mengenai air bersih di Desa Air Asuk : Krisis air bersih telah dialami oleh Desa Air Asuk sejak lama. Krisis air terjadi dikarenakan tidak adanya pasokan PDAM, serta sumur yang digunakan warga cenderung tidak dapat digunakan. Di Desa Air Asuk kebutuhan sanitasi menjadi terhambat karena adanya krisis air dan akhirnya menimbulkan wabah penyakit. Dampaknya bisa seperti mudahnya masyarakat terserang penyakit, kesehatan tidak terjamin karena menggunakan air kotor. Selama ini pemerintah daerah juga masih belum mampu memberikan solusi terhadap krisis air tersebut, sehingga sampai saat ini Desa Air Asuk masih kesulitan mendapatkan air bersih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya Pemerintah Dan Masyarakat Desa Air Asuk Dalam Mengelola Air Bersih. Untuk mengetahui Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Upaya Pemerintah Dan Masyarakat Desa Air Asuk Dalam Mengelola Air Bersih. Informan dalam penelitian ini adalah RT dan RW yang ada di Desa Air Asuk, kemudian pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan pihak pemerintah yaitu Dinas Pekerjaan Umum (PU). Teknik analisa data deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa upaya pemerintah dan masyarakat desa Air Asuk dalam mengelola air bersih belum berjalan baik, hal ini dapat dilihat dari masih terjadi krisis air bersih di Desa Air Asuk, pengawasan yang dilakukan pemerintah desa Air Asuk sebenarnya tidak begitu rutin dilakukan karena programnya juga tidak begitu berjalan secara keseluruhan.
Kata Kunci : Upaya Pemerintah Desa, Krisis Air, Air Bersih
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemberian kewenangan otonomi daerah dan kabupaten/kota didasrkan
kepada desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung
jawab. Tujuan otonomi daerah diarahkan untuk memacu pemerataan
pembangunan dan hasil-hasil nya, meningkatnya kesejahteraan rakyat,
menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat secara nyata, dinamis,
dan bertanggung jawab sehingga memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,
mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan di daerah yang akan
memberikan peluang untuk koordinasi tingkat lokal.
Melalui otonom diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan
seluruh kegiatannya. Pemerintah daerah diharapkan mampu memainkan
peranannya dalam membuka peluang memajukan daerah dengan melakukan
identifikasi potensi sumber-sumber pendapatannya dan meningkatkan kinerja
kepada publik. (Widjaja: 2007 : 7)
Peran Pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat sangatlah besar ,
salah satu upaya mensejahterakan masyarakat adalah upaya pemerintah
memelihara sumber air bersih. Air merupakan sumber kehidupan, jadi harus
dipelihara kebersihannya guna menyehatkan lingkungan. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia menjelaskan Penyediaan air minum adalah
kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar
mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Dalam
2
penyelenggaraan pengembangan (SPAM) dan/ atau Prasarana dan Sarana Sanitasi
Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama antardaerah.
“Semakin bertambahnya penduduk pastinya menginginkan semua warganya
untuk hidup sehat. Tetapi hal tersebut makin banyak dianggap masyarakat sebagai
hal yang biasa, paya Pemerintah sangat dibutuhkan dalam penyediaan sumber air
bersih baik dari Pemerintah Pusat, Daerah, dan Desa. Tetapi masih ada saja
masyarakat yang belum tersedia air bersih di rumahnya. Sebenarnya pengelolaan
sumberdaya air ini sudah diatur, sebagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah
lainnya tidak akan pernah lepas dari perkembangan yang terjadi pada tatanan
pemerintahan”. (Saukani : 2014 : 29)
Air merupakan kebutuhan pokok setiap makhluk hidup di bumi. Manusia
tergantung pada air bukan hanya memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga
melainkan juga untuk kebutuhan – kebutuhan seperti kebutuhan produksi,
kebutuhan industri dan kebutuhan lainnya. Seiring berjalannya waktu,
meningkatnya jumlah populasi berbanding lurus pada meningkatnya kebutuhan
akan air, padahal menurut siklus hidrologi, jumlah air adalah tetap. Hal ini tentu
saja akan menimbulkan masalah di kemudian hari, yakni krisis air.
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dilakukan untuk memprediksi
kebutuhan air pada masa yang akan datang. Dalam hal ini jumlah penduduk
dipandang sebagai kumpulan manusia dan perhitungannya disusun menurut
berbagai statistik tertentu. Hal ini biasanya didasarkan pada faktor-faktor vital
dalam kependudukan seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Faktor-faktor
3
tersebut mengakibatkan pertumbuhan, pengurangan atau tetapnya jumlah
penduduk
Agar setiap warga mampu menikmati air besih maka pemerintah harus
Mengelola melalui pengelolaan yang baik. Dimana dalam pengelolaan atau
manajeman, pemerintah mengarah kepada masalah-masalah kebijakan yang nyata
dan diaplikasikan untuk meningkatkan pelayanan publik. Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Terry dan Leslie (2009 : 9-10)
“Untuk Mengelola masalah publik harus dilakukan kegiatan-kegiatan yang
dinamakan fungsi manajeman seperti planning yang menentukan tujuan yang
hendak di capai, kemudian organizing dimana pemerintah harus
mengelompokan dan menetukan berbagai kegiatan penting, staffing yaitu
menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan,
penyaringan, latihan dan pengembangan, kemudian motivating dimana
kegiatan ini mengarahkan perilaku manusia serta yang terakhir adalah
controlling untu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan.
Dari kegiatan manajeman tersebut dapat diterapkan untuk Mengelola
permasalahan air yang ada saat ini. Hampir di setiap daerah memiliki
permasalahan kekurangan hingga krisis air bersih. Pemerintah harusnya
mengelola mulai dari merencenakan langkah apa yang akan diambil kemudian
sampai ke pengawasan. Hal ini kembali dijelaskan oleh (Naway : 2013 : 444) :
“Pengembangan Sistem Penyediaan Air menjadi tanggung jawab Pemerintah
dan Pemerintah Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan
air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi
kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
Tentang Sumber Daya Air ditemukan bahwa Pengelolaan sumber daya air adalah
upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,
dan pengendalian daya rusak air
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
Tentang Sumber Daya Air dijelaskan bahwa undang-undang ini juga memberikan
kewenangan pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah desa. Kewenangan
dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air tersebut termasuk mengatur,
menetapkan, dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan, penggunaan, dan
pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam kerangka
konservasi dan pengendalian daya rusak air
Pemerintah desa juga memiliki kewenangan dalam mengelola air bersih di
wilayahnya seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air bahwa pemerintah desa memiliki
wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa meliputi:
1. memfasilitasi dan memberikan izin peran serta masyarakat di tingkat
kelompok/komunitas di wilayahnya dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM;
2. melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan sumber air untuk
penyediaan air minum di tingkat kelompok/komunitas masyarakat; dan
5
3. menyampaikan laporan hasil pengawasan pemanfaatan sumber air untuk
penyediaan air minum di wilayahnya kepada pemerintah kabupaten/kota.
Desa Air Asuk merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Palmatak
Kabupaten Kepulauan Anambas. Di Desa ini mengalami krisis air bersih Selama
ini masyarakat Desa mengambil air di Desa air Nanggak, mereka harus pergi ke
daerah ini untuk mendapatkan air bersih, jumlah air bersih yang boleh diambil
juga terbatas, tidak bisa mengambil dengan jumlah sebanyak banyaknya tidak
hanya itu mereka harus pergi menyebrang ke Desa Air Nanggak untuk
mendapatkan air tersebut. Berikut permasalahan yang di kutip oleh media
Batampos terbit 23 Agustus 2016 mengenai air bersih di Desa Air Asuk :
1. Krisis air bersih telah dialami oleh Desa Air Asuk sejak lama. Krisis air
terjadi dikarenakan tidak adanya pasokan PDAM, serta sumur yang
digunakan warga cenderung tidak dapat digunakan. Dikarenakan krisis
tersebut, dalam mencukupi kebutuhan air bersihnya warga desa Air Asuk
sebagian besar menggantungkan pada ketersediaan air sumur serta
membeli air bersih. Untuk mendapatkan air bersih setiap harinya
masyarakat harus membeli kurang lebih 180 liter dengan harga Rp.
20.000. Hal ini membuat banyak masyarakat keberatan karena untuk
membeli air bersih saja minimal harus menyediakan uang Rp. 600.000
Perbulan. Di Desa Air Asuk sudah ada pipa PAM yang terpasang dan
sejumlah tabung yang tertata rapi, namun pembangunan saluran tidak
diimbangi dengan perencanaan matang dari pemerintah daerah.
6
2. Di Desa Air Asuk kebutuhan sanitasi menjadi terhambat karena adanya
krisis air dan akhirnya menimbulkan wabah penyakit. Dampaknya bisa
seperti mudahnya masyarakat terserang penyakit, kesehatan tidak terjamin
karena menggunakan air kotor
3. Selama ini pemerintah daerah juga masih belum mampu memberikan
solusi terhadap krisis air tersebut, sehingga sampai saat ini Desa Air Asuk
masih kesulitan mendapatkan air bersih
Padahal desa Air Asuk ini memiliki kelebihan yaitu Desa Air Asuk
Kecamatan Siantan Tengah sedang berkembang sehingga memperlihatkan
beberapa kemajuan pembangunan. Dari tahun ke tahun, walaupun majunya agak
lambat tapi terus berkembang. Di Desa ini, masyarakatnya termasuk masyarakat
yang sedang berkembang sedang menuju kemakmuran, namun desa ini juga
masih banyak mengalami banyak kekurangan seperti dalam masalah air bersih.
Pemaparan di atas dapat diketahui bahwa masih terdapat gejala permasalahan
Sehingga penulis mencoba untuk mengangkat sebuah judul penelitian mengenai
“UPAYA PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DESA AIR ASUK
DALAM MENGELOLA AIR BERSIH”
7
BAHAN DAN METODE
A. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deksirptif
kualitatif
b. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Desa Air Asuk
c. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Wawancara
HASIL
Upaya Pemerintah Dan Masyarakat Desa Air Asuk Kecamatan Siantan
Tengah Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Mengelola Air Bersih
Penelitian ini menulusuri jawaban informan mengenai Upaya Pemerintah Dan
Masyarakat Desa Air Asuk Kecamatan Siantan Tengah Kabupaten Kepulauan
Anambas Dalam Mengelola Air Bersih
Air merupakan kebutuhan pokok setiap makhluk hidup di bumi. Manusia
tergantung pada air bukan hanya memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga
melainkan juga untuk kebutuhan – kebutuhan seperti kebutuhan produksi,
8
kebutuhan industri dan kebutuhan lainnya. Seiring berjalannya waktu,
meningkatnya jumlah populasi berbanding lurus pada meningkatnya kebutuhn
akan air, padahal menurut siklus hidrologi, jumlah air adalah tetap. Hal ini tentu
saja akan menimbulkan masalah di kemudian hari, yakni krisis air.
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dilakukan untuk memprediksi
kebutuhan air pada masa yang akan datang. Dalam hal ini jumlah penduduk
dipandang sebagai kumpulan manusia dan perhitungannya disusun menurut
berbagai statistik tertentu. Hal ini biasanya didasarkan pada faktor-faktor vital
dalam kependudukan seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Faktor-faktor
tersebut mengakibatkan pertumbuhan, pengurangan atau tetapnya jumlah
penduduk. Desa Air Asuk merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Di Desa ini mengalami krisis air
bersih. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
Tentang Sumber Daya Air dijelaskan bahwa undang-undang ini juga memberikan
kewenangan pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah desa. Kewenangan
dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air tersebut termasuk mengatur,
menetapkan, dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan, penggunaan, dan
pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam kerangka
konservasi dan pengendalian daya rusak air
9
1. Perencanaan
Dalam hal sumberdaya air, krisis yang dialami Desa Air Asuk menyangkut
aspek penyediaan dan aspek pengelolaan. Perencanaan dibuat mulai dari
Pemerintah Desa hingga ke masyarakat, yang dapat diuraikan sebaga berikut :
1. Perencanaan pemerintah Desa : Ketersediaan data yang ada sangat
membantu dalam perencanaan sistem distribusi jaringan pipa. Adanya
kerjasama antara pihak yang bertanggung jawab serta penduduk sekitar
unuk menjaga kelestarian sumber air dan fasilitas yang ada untuk menjaga
kontinuitas dan kualitas mata air tersebut. perencanaan yang dilakukan
oleh pemerintah desa Air Asuk yaitu dengan akan menyediakan PDAM.
Selain itu pemerintah desa juga berencana membuat penyulingan tahap
sedang dari air, ada juga rencana pengeboran skala besar, semua hal
tersebut merupakan rencana dari pemerintah desa agar masyarakat desa
dapat terpenuhi secara keseluruhan penggunaan air bersihnya.
2. Sedangkan perencanaan masyarakat yaitu adanya gotong royong yang
dilakukan untuk mencari mata air untuk dijadikan penghidupan baru,
kemudian masyarakat juga berencana untuk mengajukan permohonan ke
pemerintah daerah agar mendapatkan bantuan dalam membuat sumur,
penyulingan maupun lainnya dari pemerintah daerah
2. Pengorganisasian
Pemerintah desa dalam menjalankan tugasnya pasti menginginkan sebuah
pelayanan yang maksimal yang ingin diberikan kepada masyarakat desa Air Asuk,
masyarakat desa juga pastinya menginginkan sebuah pelayanan dari pemerintah
10
desa yang maksimal dan baik atau ramah. Salah satunya yaitu penyediaan air
bersih untuk masyarakat desa hal tersebut dilakukan agar masyarakat desa Air
Asuk tidak lagi menggunakan air yang kurang layak dikonsumsi. Disinilah upaya
dari pemerintah desa dijalankan tahap awal untuk penyediaan tersebut yaitu
perencanaan banyak cara dari pemerintah desa untuk menyediakan air bersih
tersebut
3. Penggerakan
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sudah ada motivasi yang
diberikan kepada masyarakat untuk bersama-sama mengelola air bersih di Desa
Air Asuk. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air merupakan sebuah
perangkat yang melibatkan masyarakat untuk mendayagunakan sumber air yang
mereka miliki, sekaligus juga melestarikannya Partisipasi masyarakat merupakan
bentuk pembangunan yang melibatkan masyarakat tidak hanya sebagai objek
pembangunan, namun juga sebagai subjek dari pembangunan. Bentuk
pembangunan partisipatif ini merupakan manifestasi dari sebuah pembangunan
demokratis yang di Indonesia berkembang sejak proses reformasi bergulir. Dalam
pembangunan yang partisipatif, masyarakat dapat mengambil berbagai bentuk
keterlibatan dalam pembangunan baik dalam peran, maupun dalam intensitas
keterlibatan.
4. Pengawasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat dianalisa bahwa
pengawasan yang dilakukan pemerintah desa Air Asuk sebenarnya tidak begitu
rutin dilakukan karena programnya juga tidak begitu berjalan secara keseluruhan
11
Dari hasil sedangkan menurut Ahmad (2007:133) suatu evaluasi atau pengawasan
lebih ke proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu ( ketentuan, kegiatan,
keputusan, unjuk kerja, proses, oarang, objek ). Dalam menjalankan program
tentu saja membutuhkan pengawasan. Pengawasan dilakukan agar dapat
meminimalisir penyimpangan dalam pelaksanaan program program keluarga
harapan Pengawasan adalah segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin
bahwa tugas/pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah di
tetapkan, kebijaksanaan yang telah di gariskan dan perintah (aturan) yang di
berikan. Dalam hal ini pengawasan juga penting karena dapat menjadi tolak ukur
dalam memberikan penilaian terhadap pekerjaan seseorang dalam sebuah
kebijakan. Pengawasan dalam sebuah kebijakan atau program sangat dibutuhkan
apabila program tersebut akan mencapai tujuannya. Berdasarkan Peraturan Desa
Air Asuk Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM Desa) Desa Air Asuk tahun 2014-2019 menjelaskan
permasalahan yang ada di Desa Air Asuk hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1
Masalah dan Potensi di Desa Air Asuk
No Masalah Potensi1 Pada musim kemarau di Desa
Kekurangan Air BersihLahan sudah ada, batu, pasir, pekerja
2 Pada musim kemarau air bersih diambil dengan transportasi laut
Pompong, masyarakat
3 Pada musim hujan lapangan voley dan takraw tergenang air
Lapangan, pasir, batu, pekerja
4 Pada musim hujan banyak masyarakat terkena flu
Posyandu, puskesmas, bidang pembantu, kebun dan keluarga
5 Pada musim utara masyarakat kesulitan pangan
Kelompok nelayan
Sumber : RPJM Desa Air Asuk 2014-2019
12
Jika dilihat dari permasalahan diatas, permasalahan yng perlu mendapatkan
perhatian dan tindakan secepatnya adalah air bersih. Desa ini sangat kekurangan
air bersih, maka dari itu pemerintah membuat rencana yang tertuang dalam RPJM
Desa bahwa gagasan kegiatan adalah pembuatan sumur bor yan dilaksanakan oleh
pemerintah desa bersama-sama dengan masyarakat.
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian Saukani (2014) Upaya Pemerintah Desa Dalam
Menyediakan Sumber Air Bersih Di Desa Gunung Intan Kecamatan Babulu
Kabupaten Penajam Paser Utara Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa upaya
pemerintah desa dalam penyedian air bersih terdiri dari perancanaan dalam
penyediaan air bersih yang kurang berjalan dengan baik karena adanya kendala,
pelaksanaan cara untuk menyediakan air bersih yang kurang baik karena tidak
meratanya penyediaan air bersih, dan evaluasi / pengawasan penggunaan air
bersih yang kurang berjalan dengan baik karena tidak rutinnya pemerintah desa
dan stafnya untuk memantau penyediaan air bersih di desa gunung intan.
Kemudian Fitri Afrilya, Atik Rahmawati (2014) Program Penyediaan Air Minum
Berbasis Masyarakat di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo
(Water Supply Based On Community Programme at Tiris Village Tiris Sub-
District Probolinggo District) Faktor internal yang menghambat implementasi
program penyediaan air minum berbasis masyarakat di Desa Tiris sendiri berasal
dari kurangnya tenaga dari pihak pemerintah, sehingga banyak peran ganda yang
dimiliki oleh para informan. Chika Chaerunnissa (2014) Partisipasi Masyarakat
Dalam Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
13
(Pamsimas) Di Kabupaten Brebes (Studi Kasus Desa Legok dan Desa
Tambakserang Kecamatan Bantarkawung) Penelitian menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh rekomendasi peran
stakeholder diperlukan untuk mengajak masyarakat Desa Legok menghadiri dan
memberikan usulan setiap pertemuan, pendekatan pembangunan model
pemberdayaan masyarakat Program PAMSIMAS dapat ditiru dan dikembangkan
untuk program pembangunan prasarana di lokasi lain, dukungan Pemerintah
Daerah perlu dalam bentuk dana di Desa Tambakserang dan prasarana air minum
dan sanitasi dari program Pemerintah diharapkan terus berjalan dan berkelanjutan,
sehingga prasarana yang terbangun dapat terpelihara dan berfungsi.
Endar Budi Sasongko, Endang Widyastuti, Rawuh Edy Priyono (2014) Kajian
Kualitas Air Dan Penggunaan Sumur Gali Oleh Masyarakat Di Sekitar Sungai
Kaliyasa Kabupaten Cilacap menjelaskan bahwa Perilaku masyarakat secara
umum tidak baik. Perilaku masyarakat secara signifikan berhubungan dengan
kualitas air sumur gali di sekitar Sungai Kaliyasa. Hal yang dapat disarankan
yaitu: 1) masyarakat membuat IPAL, 2) pemerintah dan masyarakat dapat
merubah perilaku masyarakat. Yuliani. Mardwi Rahdriawan (2015) Kinerja
Pelayanan Air Bersih Berbasis Masyarakat Di Kelurahan Tugurejo Kota
Semarang dijelaskan bahwa sisi penyelenggara meliputi aspek operasional,
keuangan dan administrasi dinilai berpredikat ‘baik’, dan “mampu berkembang”,
artinya mampu menjaga konsistensi dan kualitas air bersih, mampu menghasilkan
keuntungan untuk menjalankan kegiatan operasional, mempertahankan asset,
14
membayar kewajiban pinjaman; serta pengelola mampu mempertahankan
keberlanjutan pelayanan air bersih kepada pelanggan.
Berdasarkan beberpa penelitian terdahulu ditemukan bahwa sebagian daerah
di Indonesia masih kekurangan air bersih hal ini karena pengelolaan yang belum
baik serta kurangnya upaya pemerintah dalam pengelolaan air bersih tersebut,
Penelitian ini berfokus pada kepuasan masyarakat terhadap penyediaan air bersih
oleh pemerintah sedangkan dalam penelitian di lakukan di Desa Air Asuk dengan
melihat upaya pemerintah dalam pengelolaan air bersih dari segi perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan serta pengawasan air bersih di Desa Air Asuk,
karena fenomena saat ini yaitu Desa ini masih kekurangan air bersih selama
bertahun-tahun dan tidak menemukan perbaikan, karena hingga saat ini krisis air
di Desa Air Asuk masih terjadi. Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya Desa
Air Asuk, krisis air sering melanda kawasan ini. Di Desa ini sering ditemukan
kelangkaan air bersih, sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhannya.
Dalam hal sumberdaya air, krisis yang dialami Desa Air Asuk menyangkut aspek
penyediaan dan aspek pengelolaan. Dalam hal penyediaan, masalah yang timbul
mencakup aspek kuantitas dan kualitas
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa upaya
pemerintah dan masyarakat desa Air Asuk dalam mengelola air bersih belum
berjalan baik, hal ini dapat dilihat dari masih terjadi krisis air bersih di Desa Air
Asuk. Hasil penelitiannya dapat dilihat sebagai berikut :
15
1. Perencanaan (Planning) ditemukan bahwa Perencanaan sudah dibuat bahkan
masuk dalam musyawarah rencana pembangunan di Desa Air Asuk.
Perencanaan sudah dilakukan namun banyak faktor yang tidak
mendukungnya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui untuk perencanaan
sudah dilakukan, Pembangunan infrastruktur penunjang upaya pemenuhan
kebutuhan air bersih merupakan investasi yang sangat tidak menguntungkan
bagi sektor privat untuk dapat mengambil bagian. Sedangkan bagi pemerintah,
untuk melakukan investasi pada sektor ini di daerah yang jauh dari pusat
pelayanan seringkali dihadapkan pada keterbatasan anggaran, sehingga daerah
yang demikian ini tidak menjadi prioritas bagi pemerintah.
2. Pengorganisasian (Organizing) ditemukan bahwa tanggungjawab belum
optimal dilakukan karena krisis air masih dirasakan tidak semua masyarakat di
Desa Air Asuk mampu merasakan air bersih tersebut. Harusya pemerintah
desa memiliki startegi khusus.
3. Penggerakan (Actuating) ditemukan bahwa sudah ada motivasi yang diberikan
kepada masyarakat untuk bersama-sama mengelola air bersih di Desa Air
Asuk. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air merupakan sebuah
perangkat yang melibatkan masyarakat untuk mendayagunakan sumber air
yang mereka miliki, sekaligus juga melestarikannya Partisipasi masyarakat
merupakan bentuk pembangunan yang melibatkan masyarakat tidak hanya
sebagai objek pembangunan, namun juga sebagai subjek dari pembangunan
4. Pengawasan (Controling) ditemukan bahwa pengawasan yang dilakukan
pemerintah desa Air Asuk sebenarnya tidak begitu rutin dilakukan karena
16
programnya juga tidak begitu berjalan secara keseluruhan kalau untuk
pengawasan pemerintah desa paling mengawasi pemakaian air kalau yang lain
tidak ada, apalagi pemerintah daerah, karena memang tidak ada yang perlu
diawasi tetapi diperbaiki.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah harus bertanggungjawab dengan menyiapkan rencana yang
matang dan pendanaan.
2. Harus ada strategi khusus untuk membangun air bersih di Desa Air Asuk,
seperti dengan membangun waduk dan lain sebagainya.
3. Perlu adanya motivasi kepada masyarakat penggunaan dan penghematan
air agar krisis air dapat di minimalisir.
4. Harus ada pengawasan yang dilakukan pemerintah daerah ke pemerintah
desa dalam setiap pelaksanaan pembangunan terutama dalam
pembangunan kebutuhan masyarakat seperti air, sehingga cepat di ketahui
solusi dari permasalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Budiyono, Haris. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kadarman, Jusuf Udara.2001. Pengantar Ilmu Manajemen.Jakarta: Prendallindo,
Harahap, Sofyan S. 2004. Management Control System (Sistem Pengawasan Manajemen). Jakarta: Pustaka Quantum
Hasibuan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara
17
Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Mufham, Al-Amin. 2006. Manajemen Pengawasan. Jakarta: penerbit Kalam Narwoko, J Dwi. dan Bagong Suyanto. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana Predana Media Group
Nurcholis. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Saefullah, dan Ernie. 2005. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo
Soerjono, Soekanto. 2002. Teori Peran. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Manajemen Pemerintahan. Bandung. Pustaka Rineka Cipta
Terry, George R. 2006. Prinsip - Prinsip Manajemen, terj. J. Smith D.F.M. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Usaid. 2007. Pengawasan DPRD Terhadap Pelayanan Publik. Jakarta : LGSP
Winardi. 2000. Manajer dan Manajemen. Bandung: Citra Aditya Bakt Jurnal Chaerunnissa, Chika (2014) Partisipasi Masyarakat Dalam Program Penyediaan
Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Di Kabupaten Brebes (Studi Kasus Desa Legok dan Desa Tambakserang Kecamatan Bantarkawung). Jurnal Ilmu Politik. Vol 5 No 2
Endar Budi Sasongko, Endang Widyastuti, Rawuh Edy Priyono (2014). Kajian Kualitas Air Dan Penggunaan Sumur Gali Oleh Masyarakat Di Sekitar Sungai Kaliyasa Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol 12 (2): 72-82, 2014 ISSN : 1829-8907
Fitri Afrilya, Atik Rahmawati (2014) Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo (Water Supply Based On Community Programme at Tiris Village Tiris Sub-District
18
Probolinggo District). Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember. Repository.unej.ac.id
Ridwan Naway. 2013. Pengembangan Sistim Pelayanan Air Bersih. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (444-451) ISSN: 2337-67
Saukani (2014) Upaya Pemerintah Desa Dalam Menyediakan Sumber Air Bersih Di Desa Gunung Intan Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara. eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (3) :2967-2979 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id
Y. Yuliani. Mardwi Rahdriawan (2015). Kinerja Pelayanan Air Bersih Berbasis Masyarakat Di Kelurahan Tugurejo Kota Semarang. Jurnal Pengembangan Kota (2015) Volume 3 No. 1 (11–25)
19