RANGKAIAN LOGIKA
Click here to load reader
description
Transcript of RANGKAIAN LOGIKA
Bagian 10.6 Pengantar Races, Siklus, dan Bahaya 671
10.6.4 Bahaya
Subyek bahaya awalnya dibahas dalam Bab 3 untuk kombinasional logika jaringan. Bahaya statis dan
dinamis juga dapat hadir dalam kombinasi logika sebagian sirkuit sekuensial dan harus dipertimbangkan
berurutan dalam desain sirkuit. Diskusi sebelumnya tetap berlaku di sini juga, dan karena itu lagi
pertimbangan akan diberikan kepada subjek ini. Hal ini penting untuk dicatat, Namun, bahwa unsur-unsur
penundaan inersia sering dapat digunakan untuk menyaring transien yang disebabkan oleh bahaya ini.
Jenis ketiga bahaya khusus untuk mode dasar sirkuit dan akan akan dipertimbangkan. Dalam diskusi
yang berikut, kita akan mengasumsikan bahwa semua elemen logika memiliki beberapa penundaan yang
melekat yang terkait . Sebuah bahaya penting adalah bahaya yang disebabkan oleh keterlambatan yang
tidak sama sepanjang dua atau lebih jalan yang berasal dari garis masukan yang sama. Bahaya tersebut
dapat menyebabkan sirkuit salah untuk merespon perubahan masukan. Untuk menggambarkan situasi
ini, pertimbangkan rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar. 10.72a. Eksitasi dan output meja untuk
rangkaian adalah diberikan pada Gambar. 10.72b.
Asumsikan bahwa circuitis dalam keadaan x = y1 = y2 = 0. Oleh karena itu, Y1 = Y2 = 0. Selain itu,
anggap bahwa gerbang NOT N1 memiliki delay yang terkait yang sangat besar dibandingkan dengan
penundaan dari unsur-unsur lain dalam rangkaian termasuk penundaan umpan balik. Sekarang perhatikan
respon dari rangkaian ke 0 hingga 1 perubahan di x pada waktu t1. Sebuah diagram waktu respon yang
ditunjukkan pada Gambar. 10.72c. Hal ini menggambarkan, sirkuit menjadi stabil dalam keadaan x = 1,
y1 = 1 dan y2 = 0. Ini adalah respon yang salah, seperti yang ditunjukkan dalam tabel eksitasi. Peristiwa
penting terjadi pada waktu t5, t6, tm, dan T13. Rangkaian ini benar pada keadaan 01 saat t5. Namun,
karena N1 belum menanggapi perubahan masukan, A2 menjadi 1, yang memaksa Y1 = 1 pada t6. ini
kemudian menyebabkan A3 menjadi 0. Pada t10, N1 menjadi 0, dan A2 menjadi 0.
672 Bab 10 Sirkuit Sekuensi Asynchronous
Y2 = 0. Pada T13, y2 merespon Y2 = 0, dan sirkuit telah mencapai kondisi stabil. Oleh karena itu,
keterlambatan N1 telah salah mengubah Y1 = 1 pada t6, yang memicu urutan kejadian yang mengarah ke
sebuah keadaan stabil yang salah. Pengaruh penundaan tersebut dapat diatasi dengan menyediakan jumlah
yang cukup dari keterlambatan dalam jalur umpan balik,
Bagian 10.7 Rangkuman 673
10.6.5 Analisis
Prosedur analisis yang diberikan sebelumnya dalam bab ini melibatkan penentuan tabel eksitasi, tabel
output, dan Bagaimana tabel dari diagram rangkaian. mengingat tabel ini, sebuah studi menyeluruh yang
biasanya diperlukan untuk menentukan jika races kritis atau bahaya yang ada di sirkuit.
10.7 Ringkasan
Bab ini pengantar subjek sirkuit sekuensial asynchronous. Pulse-mode dan dasar-mode sirkuit telah
dipikirkan. Perhatian pertama kali diberikan kepada analisis dan desain pulsa-modus sirkuit. Analisis dan
desain prosedur telah disajikan dan diilustrasikan dengan beberapa contoh. Analisis dan desain dasar-
mode sirkuit pada berikutnya. Analisis dan desain prosedur telah diberikan lagi dan ditunjukkan dengan
contoh. Akhirnya, diskusi tentang races dan bahaya telah dilakukan. Prosedur untuk membuat tugas
keadaan bebas races telah disajikan dan diilustrasikan.
MASALAH
10.1 Menganalisis rangkaian pulse-mode yang ditunjukkan pada Gambar. P10.1
(a) Tentukan tabel keadaan.
(b) Buatlah sebuah diagram waktu untuk rangkaian dalam menanggapi berikut urutan input. Sertakan x1, x2, x3, y1,
y2, J1, K1, J2, K2, Y1, Y2, dan z di diagram Anda.
10.2 Menganalisis rangkaian pulsa-modus ditunjukkan pada Gambar. P10.2.
(a) Tentukan tabel negara.
(b) Tentukan respon output untuk urutan masukan x1-x2-x1-x1-x1-x2 x1-x2-jika keadaan awal adalah 00.
(c) bentuk apa (tingkat atau pulse) yang akan keluar dari z = 1 ? Mengapa?
674 Bab 10 Sirkuit Sekuensi Asynchronous
10.3 Tentukan realisasi berikut pulsa-modus tabel keadaan. Menggunakan JK flip flop dengan
gerbang AND, OR, dan NOT .
10.4 Desain sirkuit pulsa-mode yang memenuhi spesifikasi sebagai berikut. Gunakan AND, OR,
dan NOT gerbang dengan SR flip flop untuk mewujudkan sirkuit. Rangkaian akan memiliki dua
input x1 dan x2 dan satu output z. Pulse output akan diproduksi.
Bagian 10.7 Ringkasan 675
bersamaan dengan yang terakhir dari urutan tiga pulsa input jika dan hanya jika urutan terkandung
setidaknya dua pulsa x1.
10.5 pulsa-mode sirkuit sekuensial diperlukan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut. Dua masukan
garis x1 dan x2 akan diberikan bersama dengan satu jalur output z. Transisi keluaran dari 0 ke 1 akan
diproduksi hanya pada terjadinya pulsa x2 terakhir di urutan x1-x2-x1-x2. Output akan ulang dari 0 ke 1
hanya dengan pulsa x1 pertama yang terjadi setelah 0-1 keluaran transisi. Memungkinkan urutan tumpang
tindih. Desain sirkuit menggunakan T flip flop dengan gerbang AND, OR, dan NOT .
10.6 Menganalisis rangkaian dasar-mode ditunjukkan pada Gambar. P10.6.
(a) Tentukan tabel eksitasi dan tabel output.
(b) Buatlah sebuah tabel aliran.
(c) Gunakan tabel aliran untuk menentukan respon output ke urutan masukan x1x2 : 00-01-11-10-00-01-
00-10. Asumsikan awalnya x1 bahwa = x2 = y1 = y2 = Y1 = Y2 = 0.
10.7 Pertimbangkan sirkuit pada Gambar. P10.7a. Analisis rangkaian berikut:
(a) Buatlah sebuah diagram waktu untuk urutan masukan dari Gambar. P10.7b. menganggap
tidak ada penundaan dalam gerbang logika. Juga menganggap bahwa awalnya y1 = Y1 = 1 dan
y2 = Y2 = 0 Sertakan x1, x2, y1, y2, Y1, Y2, dan z dalam diagram waktu.
(b) Ulangi bagian (a) dengan asumsi bahwa setiap gerbang logika memiliki keterlambatan 1/2 Δt.
10.8 Menentukan tabel aliran primitif untuk rangkaian dasar-mode yang memiliki persyaratan
berikut . Satu input x dan satu output z diperlukan. Output harus mengikuti input pada setiap 0-1-
0 transisi lainnya, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. P10.8.